82 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi hasil

advertisement
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai
pendapat dan sikap guru pendidikan kewarganegaraan di SMA Negeri seKabupaten Kulon Progo terhadap implementasi kebijakan kurikulum
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tahun 2013 maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pendapat Guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri SeKabupaten Kulon Progo Menanggapi Implementasi Perubahan
Kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Kurikulum 2013
Secara umum guru PKn di SMA Negeri se-Kabupaten Kulon
Progo berpendapat positif terhadap kebijakan tersebut. Hal ini tentu
berdasarkan pada hasil wawancara narasumber yang secara umum
berpendapat 1) struktur muatan materinya lebih sistematis. 2) tiga
aspek penilaian lebih mudah diaplikasikan pada siswa karena
Kurikulum 2013 lebih menonjolkan aspek afektif. 3) lebih
membangun sikap aktif dan kritis pada siswa dalam pembelajaran di
kelas karena guru berubah menjadi fasilitator bukan sumber. 4) sifat
semi sentralistik pada Kurikulum 2013 dianggap dapat menyatukan
visi setiap guru PPKn SMA Negeri sehingga pengembangannya tidak
bias konsep, namun tetap bebas disesuaikan dengan tiap satuan
82
83
pendidikan. Pendapat tersebut berdasarkan pada perubahan KTSP
menjadi
Kurikulum
2013 dapat
mengakomodasi
kekurangan-
kekurangan dan masalah yang timbul pada KTSP. Selain itu seiring
dengan perkembangan dan tuntutan zaman yang semakin dinamis
menuntut adanya pembaruan terhadap kurikulum khususnya mata
pelajaran PKn. Namun ada sebagian kecil guru yang memberikan
pendapat negatif terhadap perubahan mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
menjadi
Pendidikan
Pancasila
dan
Kewarganegaraan pada Kurikulum 2013. Mereka tidak setuju
terhadap kebijakan Kurikulum 2013 mata pelajaran PPKn. Adapun
tanggapan tersebut diantaranya 1) perubahan PKn menjadi PPKn pada
Kurikulum 2013 merupakan kemunduran. Karena dalam Kurikulum
2013 terlalu dangkal materinya. Kuat pada aspek afektif namun aspek
kognitifnya sangat lemah. 2) muatan civic dan tata negaranya sangat
minim. Sehingga akan disepelekan oleh siswa. 3) muatan pada
Kurikulum 2013 sebenarnya sudah ada dan dipelajari sejak dulu.
Namun pemerintah sendiri tidak konsisten dalam mengeluarkan dan
menjalankan kebijakan. Beliau juga tidak setuju pada muatan empat
pilar kebangsaan yang meletakkan Pancasila sejajar dengan ketiga
pilar lainnya karena menurut beliau Pancasila menjadi fundamen dari
tiga pilar lainnya.
84
2. Sikap Guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri SeKabupaten Kulon Progo dalam Mengimplementasikan Perubahan
Kurikulum
Mata
Pelajaran
Pendidikan
Pancasila
dan
Kewarganegaraan dalam Kurikulum 2013
Penilaian sikap guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMA
Negeri Se-Kabupaten Kulon Progo menanggapi perubahan kurikulum
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam
Kurikulum 2013 dilihat dari penguasaan kompetensi profesionalnya
berada pada kategori baik. Karena guru mapel PPKn SMA Negeri seKabupaten Kulon Progo bisa menempatkan diri sebagai guru
profesional karena bisa memahami dan menjalankan kompenenkomponen dalam Kurikulum 2013mapel PPKn seperti standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, dan standar penilaian.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Karena keterbatasan waktu penelitian yaitu kurang lebih lima bulan untuk
melakukan wawancara dan dokumentasi, data yang diperoleh peneliti
masih belum memadai, maka permasalahan belum dapat diungkap secara
komprehensif.
2. Penelitian ini dilakukan dalam waktu kurang lebih lima bulan karena
peneliti melakukan perpanjangan waktu dalam pencarian data. Untuk itu
peneliti belum sempat melakukan penelitian secara lebih mendalam lagi
tentang pendapat dan sikap guru pendidikan kewarganegaraan di SMA
Negeri se-Kabupaten Kulon Progo terhadap implementasi kebijakan
85
kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tahun 2013,
sehingga masih sangat dimungkinkan bagi peneliti lain untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian mengenai pendapat dan
sikap guru pendidikan kewarganegaraan di SMA Negeri se-Kabupaten Kulon
Progo terhadap implementasi kebijakan kurikulum Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan tahun 2013, maka peneliti dapat mengemukakan beberapa
saran yang sekiranya dapat dijadikan bahan masukan atau pertimbnagan
sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya menyadari untuk berusaha keras dan terus
meningkatkan penguasaan dan pengembangan kompetensinya
secara komprehensif,
karena penguasaan
kompetensi
akan
memudahkan guru dalam pengembangan pembelajaran di kelas
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Serta sebagai tanggung
jawab moral atas sertifikasi pendidik dan rasa profesionalisme
sebagai guru.
b. Guru
hendaknya
lebih
kreatif
dalam
pengelolaan
dan
pengembangan pembelajaran di kelas sebagai motor penggerak
roda pendidikan.
86
2. Bagi Sekolah
a. Sekolah hendaknya mendorong guru agar terus mengembangkan
kompetensi dalam dirinya sehingga terjadi keselarasan antar guru
mata pelajaran.
b. Sekolah
hendaknya
juga
menciptakan suasana yang
mampu
memfasilitasi
guru
dan
kondusif bagi peningkatan kinerja
guru, misalnya dengan mengadakan pelatihan mandiri, workshop,
dan kegiatan-kegiatan yang mendorong pengembangan profesi
guru.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Indriyanto. (2012). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan:
Pengembangan Kurikulum Sebagai Intervensi Kebijakan
Peningkatan Mutu Pendidikan. Jakarta: Balitbang Permendikbud.
Burhan Bungin. (1992). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Cholisin. (2000). Materi Pokok Ilmu Kewarganegaraan-Pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas Terbuka.
_______. (2004). Diktat Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education).
Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial UNY.
Hadari Nawawi. (2000). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:
UGM Press.
Hamid Hasan. (2008). Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hasan Alwi. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Ketiga.
Jakarata: Balai Pustaka.
Herry Widyastono. (2012). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan:
Kemampuan Guru dalam Menyusun Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Balitbang Permendikbud.
IG. A. K. Wardani. (2012). Jurnal Pendidikan: Mengembangkan
Profesionalisme Pendidik Guru Kajian Konseptual dan
Operasional. Jakarta: LPPM Universitas Terbuka.
Iqbal Hasan. (2002). Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Kunandar. (2010). Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru.
Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Lexy J. Moleong. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
87
88
Margaret S. Branson, dkk. (1999). Belajar ”Civic Education” dari
Amerika (terjemahan). Yogyakarta: LKIS dengan dukungan The
Asia Foundation.
Martinis Yamin. (2007). Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia.
Jakarta: Gaung Persada.
Masnur Muslich. (2007). Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme
Pendidik. Jakarta: Bumi Aksara.
______________. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Dasar
Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Muhammad Joko Susilo. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:
Manajemen
Pelaksanaan
dan
Kesiapan
Sekolah
Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyasa. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Samsuri. (2011). Pendidikan Karakter Warga Negara: Kritik
Pembangunan Karakter Bangsa. Yogyakarta: Diandra Pustaka
Indonesia.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kualitatif, Kualita, dan R&D.
Bandung: Alfabet.
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Tatang M. Amirin. (2011). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY
Press.
Ubaedillah dan Abdul Rozak. (2011). Pendidikan Kewargaan (Civic
Education): Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat
Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah bekerja sama
dengan Prenada Media Group.
89
Karya Tulis yang Tidak Diterbitkan
Dina Mariya. (2012). Kinerja Guru Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Jenjang SMA yang Bersertifikasi Di
Kabupaten Kulon Progo. Yogyakarta: UNY.
Ratna Dwi Rahmawati. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA
Negeri Se-Kabupaten Kulon Progo. Yogyakarta: UNY.
Samsuri. (2009). Pembaharuan Pendidikan Kewarganegaraan Dalam
Politik Pendidikan di Indonesia Pasca-1998. Yogyakarta: UNY.
Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA.
Download