BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai pendapat dan sikap guru pendidikan kewarganegaraan di SMA Negeri seKabupaten Kulon Progo terhadap implementasi kebijakan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tahun 2013 maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pendapat Guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri SeKabupaten Kulon Progo Menanggapi Implementasi Perubahan Kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Kurikulum 2013 Secara umum guru PKn di SMA Negeri se-Kabupaten Kulon Progo berpendapat positif terhadap kebijakan tersebut. Hal ini tentu berdasarkan pada hasil wawancara narasumber yang secara umum berpendapat 1) struktur muatan materinya lebih sistematis. 2) tiga aspek penilaian lebih mudah diaplikasikan pada siswa karena Kurikulum 2013 lebih menonjolkan aspek afektif. 3) lebih membangun sikap aktif dan kritis pada siswa dalam pembelajaran di kelas karena guru berubah menjadi fasilitator bukan sumber. 4) sifat semi sentralistik pada Kurikulum 2013 dianggap dapat menyatukan visi setiap guru PPKn SMA Negeri sehingga pengembangannya tidak bias konsep, namun tetap bebas disesuaikan dengan tiap satuan 82 83 pendidikan. Pendapat tersebut berdasarkan pada perubahan KTSP menjadi Kurikulum 2013 dapat mengakomodasi kekurangan- kekurangan dan masalah yang timbul pada KTSP. Selain itu seiring dengan perkembangan dan tuntutan zaman yang semakin dinamis menuntut adanya pembaruan terhadap kurikulum khususnya mata pelajaran PKn. Namun ada sebagian kecil guru yang memberikan pendapat negatif terhadap perubahan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Kurikulum 2013. Mereka tidak setuju terhadap kebijakan Kurikulum 2013 mata pelajaran PPKn. Adapun tanggapan tersebut diantaranya 1) perubahan PKn menjadi PPKn pada Kurikulum 2013 merupakan kemunduran. Karena dalam Kurikulum 2013 terlalu dangkal materinya. Kuat pada aspek afektif namun aspek kognitifnya sangat lemah. 2) muatan civic dan tata negaranya sangat minim. Sehingga akan disepelekan oleh siswa. 3) muatan pada Kurikulum 2013 sebenarnya sudah ada dan dipelajari sejak dulu. Namun pemerintah sendiri tidak konsisten dalam mengeluarkan dan menjalankan kebijakan. Beliau juga tidak setuju pada muatan empat pilar kebangsaan yang meletakkan Pancasila sejajar dengan ketiga pilar lainnya karena menurut beliau Pancasila menjadi fundamen dari tiga pilar lainnya. 84 2. Sikap Guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri SeKabupaten Kulon Progo dalam Mengimplementasikan Perubahan Kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Kurikulum 2013 Penilaian sikap guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri Se-Kabupaten Kulon Progo menanggapi perubahan kurikulum mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Kurikulum 2013 dilihat dari penguasaan kompetensi profesionalnya berada pada kategori baik. Karena guru mapel PPKn SMA Negeri seKabupaten Kulon Progo bisa menempatkan diri sebagai guru profesional karena bisa memahami dan menjalankan kompenenkomponen dalam Kurikulum 2013mapel PPKn seperti standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, dan standar penilaian. B. Keterbatasan Penelitian 1. Karena keterbatasan waktu penelitian yaitu kurang lebih lima bulan untuk melakukan wawancara dan dokumentasi, data yang diperoleh peneliti masih belum memadai, maka permasalahan belum dapat diungkap secara komprehensif. 2. Penelitian ini dilakukan dalam waktu kurang lebih lima bulan karena peneliti melakukan perpanjangan waktu dalam pencarian data. Untuk itu peneliti belum sempat melakukan penelitian secara lebih mendalam lagi tentang pendapat dan sikap guru pendidikan kewarganegaraan di SMA Negeri se-Kabupaten Kulon Progo terhadap implementasi kebijakan 85 kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tahun 2013, sehingga masih sangat dimungkinkan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut. C. Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian mengenai pendapat dan sikap guru pendidikan kewarganegaraan di SMA Negeri se-Kabupaten Kulon Progo terhadap implementasi kebijakan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tahun 2013, maka peneliti dapat mengemukakan beberapa saran yang sekiranya dapat dijadikan bahan masukan atau pertimbnagan sebagai berikut: 1. Bagi Guru a. Guru hendaknya menyadari untuk berusaha keras dan terus meningkatkan penguasaan dan pengembangan kompetensinya secara komprehensif, karena penguasaan kompetensi akan memudahkan guru dalam pengembangan pembelajaran di kelas dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Serta sebagai tanggung jawab moral atas sertifikasi pendidik dan rasa profesionalisme sebagai guru. b. Guru hendaknya lebih kreatif dalam pengelolaan dan pengembangan pembelajaran di kelas sebagai motor penggerak roda pendidikan. 86 2. Bagi Sekolah a. Sekolah hendaknya mendorong guru agar terus mengembangkan kompetensi dalam dirinya sehingga terjadi keselarasan antar guru mata pelajaran. b. Sekolah hendaknya juga menciptakan suasana yang mampu memfasilitasi guru dan kondusif bagi peningkatan kinerja guru, misalnya dengan mengadakan pelatihan mandiri, workshop, dan kegiatan-kegiatan yang mendorong pengembangan profesi guru. DAFTAR PUSTAKA Bambang Indriyanto. (2012). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan: Pengembangan Kurikulum Sebagai Intervensi Kebijakan Peningkatan Mutu Pendidikan. Jakarta: Balitbang Permendikbud. Burhan Bungin. (1992). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Cholisin. (2000). Materi Pokok Ilmu Kewarganegaraan-Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas Terbuka. _______. (2004). Diktat Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial UNY. Hadari Nawawi. (2000). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press. Hamid Hasan. (2008). Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hasan Alwi. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Ketiga. Jakarata: Balai Pustaka. Herry Widyastono. (2012). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan: Kemampuan Guru dalam Menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Balitbang Permendikbud. IG. A. K. Wardani. (2012). Jurnal Pendidikan: Mengembangkan Profesionalisme Pendidik Guru Kajian Konseptual dan Operasional. Jakarta: LPPM Universitas Terbuka. Iqbal Hasan. (2002). Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Kunandar. (2010). Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Lexy J. Moleong. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 87 88 Margaret S. Branson, dkk. (1999). Belajar ”Civic Education” dari Amerika (terjemahan). Yogyakarta: LKIS dengan dukungan The Asia Foundation. Martinis Yamin. (2007). Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Gaung Persada. Masnur Muslich. (2007). Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: Bumi Aksara. ______________. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara. Muhammad Joko Susilo. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulyasa. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik. (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya. Samsuri. (2011). Pendidikan Karakter Warga Negara: Kritik Pembangunan Karakter Bangsa. Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kualitatif, Kualita, dan R&D. Bandung: Alfabet. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Syaiful Bahri Djamarah. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Tatang M. Amirin. (2011). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Ubaedillah dan Abdul Rozak. (2011). Pendidikan Kewargaan (Civic Education): Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah bekerja sama dengan Prenada Media Group. 89 Karya Tulis yang Tidak Diterbitkan Dina Mariya. (2012). Kinerja Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Jenjang SMA yang Bersertifikasi Di Kabupaten Kulon Progo. Yogyakarta: UNY. Ratna Dwi Rahmawati. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri Se-Kabupaten Kulon Progo. Yogyakarta: UNY. Samsuri. (2009). Pembaharuan Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Politik Pendidikan di Indonesia Pasca-1998. Yogyakarta: UNY. Peraturan Perundang-undangan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA.