EFEKTIVITAS TERAPI AIR HANGAT TERHADAP NYERI TULANG BELAKANG PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PISANGAN SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar sarjana S1 Keperawatan (S.Kep) Disusun Oleh: ILZAM NUZULUL HAKIKI NIM: 1111104000043 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436H/2015 FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE PROGRAM STUDY OF NURSING SCIENCE Paper, July 2015 Ilzam Nuzulul Hakiki, NIM: 1111104000043 Effectiveness of Warm Water Therapy to Low Back Pain during Pregnancy in Local Government Clinic’s Area Pisangan xiv+58 pages, 4 tables, 5 figures, 8 appendices ABSTRACT Low back pain during Pregnancy come today’s phenomenon. Low back pain during pregnancy caused by hormonal change, musculoskeletal change and stress during Pregnancy. Low back pain during pregnancy could influence daily activity and quality of life women who indicated this problem..The intervention for low back pain during pregnancy belonged to pharmacologic and non pharmacologic intervention. The one of non-pharmacologic intervention is warm water therapy. Warm water therapy make relaxation effect, vasodilatation of blood vessel, throw away waste from metabolism and reduce muscle spasm. This research identify effectiveness warm water therapy to low back pain during pregnancy in local government clinic’s area Pisangan. This research belonged to quantitative research with quasy-experimental non-equivalent design with one group pre test and post test design. Sample in this research woman who indicated low back pain during pregnancy obtaining 17 respondents with purposive sampling technique. The instrument used Visual Analog Scale. The research was conducted about two month, from April 1, 2015 until May 30, 2015. This study was found that statistical test by paired t test for low back pain before and after intervention p value = 0.000 (<0.05). P value result explain significant effect warm therapy to low back pain. The presence of effectiveness measured by eta squared test that found eta score 0.821(>0.14). Eta squared result explain about strong effectiveness warm water therapy to low back pain during pregnancy. This research could be used as reference to reduce low back pain during pregnancy. The next research we advice to examine another non pharmacologic therapy to low back pain during pregnancy. Keyword : Pregnancy, Low Back Pain, Warm Water Therapy References : 80 (1999-2015) iii FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Skripsi, Juli 2015 Ilzam Nuzulul Hakiki, NIM: 1111104000043 Efektivitas Terapi Air Hangat Terhadap Nyeri Tulang Belakang Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan xiv+58 halaman, 4 tabel, 5 gambar, 8 lampiran ABSTRAK Nyeri tulang belakang pada kehamilan merupakan masalah kehamilan yang menjadi fenomena di dunia saat ini. Nyeri tulang belakang pada kehamilan disebabkan oleh perubahan hormonal, muskuloskeletal, dan stres. Nyeri tulang belakang pada kehamilan jika tidak ditangani akan berdampak kepada kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari pada ibu hamil. Penatalaksanaan nyeri tulang belakang pada kehamilan dapat meliputi farmakologis dan non farmakologis. Penatalaksaan nyeri secara non farmakologis salah satunya terapi air hangat. Terapi air hangat memberikan efek rilaksasi, vasodilatasi pembuluh darah, membuang sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan, dan mengurangi spasme otot. Penelitian ini untuk mengidentifikasi efektivitas terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi ekperimen non-equivalent dengan one group pre test and post test design. Sampel ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang sejumlah 17 orang menggunakan teknik purpossive sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan Visual Analog Scale. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada tanggal 1 April Sampai 30 Mei 2015. Uji statistik menggunakan paired t test terhadap nyeri tulang belakang sebelum dan sesudah intervensi didapatkan p value = 0.000 (<0.05) menunjukkan ada pengaruh yang signifikan terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang. Nilai efektivitas dilihat menggunakan eta squared test dimana nilai eta 0.821 (>0.14) hasil ini menunjukkan efektivitas yang kuat terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang pada kehamilan. Hasil penelitian ini dapat digunakan menjadi acuan untuk mengatasi nyeri tulang belakang pada kehamilan. Diharapkan ada penelitian lanjutan mengenai teknik non farmakologis lainnya terhadap nyeri tulang belakang pada kehamilan. Kata Kunci : Kehamilan, Nyeri Tulang Belakang, Terapi Air Hangat Daftar Bacaan : 80 (1999-2014) iv RIWAYAT HIDUP Nama : Ilzam Nuzulul Hakiki Tempat, Tgl, Lahir : Jember, 10 Maret 1993 Alamat : Dusun Darungan – Karangharjo – Silo Jember - Jawa Timur No. Telp/ HP : 085749422210 e-mail : [email protected] Riwayat Pendidikan : 1. SDN Harjomulyo II, Jember, Jawa Timur 2. SMPN 2 Silo, Jember, Jawa Timur 3. SMAN 1 Pakusari, Jember Jawa Timur 4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Riwayat Organisasi : 1. Staf Ahli Departemen Luar Negeri Badan Eksekutif Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan 2011-2012. 2. Wakil Menteri Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Badan Eksekutif Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan 2012-2014. 3. Ketua Satuan Tugas Pengesahan Rancangan Undang-Undang Keperwatan Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia (ILMIKI) 20132014. 4. Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Masa Khidmad 2014-2015. viii KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Allah Subhanahuwata’ala, kita memuji, meminta pertolongan dan memohon pengampunan kepada-Nya, dan kita berlindung kepada Allah dari keburukan diri dan kejahatan amal perbuatan kita. Aku bersaksi tidak ada Dzat yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasalam. Atas berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal skiripsi yang berjudul “Efektivitas Terapi Air Hangat Terhadap Nyeri Tulang Belakang Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan”. Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. D e d e R o s y a d a M A selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr Arif Sumantri S.KM, M.Kes, sebagai dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Ns. Eni Nuraini Agustini, M.Sc, selaku dosen pembimbing akademik. 5. Ibu Puspita Palupi M.Kep, Sp.Mat dan Ibu Maulina Handayani M.Sc selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini. 6. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Orang tuaku, Ibu Hapsatun dan Bapak Jumat yang telah mendidik, ix mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama proses menyelesaikan proposal skripsi ini. Tak lupa, Tante Ina, Mas Nurhadi, Om Suhadak dan Mbak Eni tercinta. 8. Teman-teman PSIK 2011, BEM PSIK 2011-2014, Iqbal, Gilang, alfian, permata, anjay, Kak Ilham, Ikrima Wardani dan teman-teman kostan yang telah membantu, memberi inspirasi, menghibur, memberi masukan, mengundang tawa dan terkhusus untuk Rizal Khoerul Haq yang telah banyak memberikan referensi dan membantu selama menjadi mahasiswa di UIN Jakarta. 9. Keluarga besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang selalu memberikan banyak inspirasi untuk saya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya. Wallahul Muwaffieq Ilaa Aqwaamieth Tharieq Wassalamu’alaykum. Wr. Wb Ciputat, Juli 2015 Ilzam Nuzulul Hakiki x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..............................................................................................i PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...............................................................ii ABSTRACT............................................................................................................iii ABSTRAK.............................................................................................................iv PERNYATAAN PERSETUJUAN.......................................................................v LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP...........................................................................viii KATA PENGANTAR...........................................................................................ix DAFTAR ISI.........................................................................................................xi DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiv DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xv BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1 A. Latar Belakang................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6 E.Ruang Lingkup Penelitian................................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................8 A. Kehamilan .......................................................................................... 8 B. Perubahan pada Kehamilan................................................................ 8 C. Nyeri Tulang Belakang pada Kehamilan ......................................... 12 D. Terapi Air Hangat............................................................................. 25 E. Kerangka Teori ................................................................................. 30 BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL..................................................................................................31 A. Kerangka Konsep............................................................................. 31 B. Hipotesis .......................................................................................... 31 C. Definisi Operasional ........................................................................ 32 BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................34 A. Desain Penelitian ............................................................................. 34 B. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 34 C. Populasi dan Sample ........................................................................ 34 D. Pengumpulan Data........................................................................... 36 E. Prosedur penelitian ........................................................................... 39 F. Pengolahan Data ............................................................................... 39 xi G. Analisis Data.................................................................................... 41 H. Etika Penelitian................................................................................ 43 BAB V HASIL PENELITIAN....... .................................................................. .44 A. Gambaran umum Puskesmas Pisangan............................................ 44 B. Analisa Univariat ............................................................................. 45 C. Analisa Bivariat................................................................................ 46 BAB VI PEMBAHASAN............... ....................................................................49 A. Interpretasi dan hasil diskusi............................................................ 49 B. Keterbatasan penelitian .................................................................... 54 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN..................................................................56 A. Simpulan .......................................................................................... 56 B. Saran................................................................................................. 57 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman Tabel 3.1 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3 Definisi Operasional ...........................................................................32 Gambaran Terjadinya Nyeri Tulang Belakang ..............................45 Gambaran Skala Nyeri Sebelum dan Setelah Intervensi ...............46 Analisa Data Paired t Test ..................................................................47 xiii DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman Gambar 2.1 Pain Ladder WHO ...........................................................................18 Gambar 2.2 Analgesic Platform ..........................................................................19 Gambar 2.3 Kerangka Teori...............................................................................30 Gambar 3.1 Kerangka Konsep ...........................................................................31 Gambar 4.1 Visual Analog Scale Instrument (VAS)..........................................38 xiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Penjelasan Penelitian Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden Lampiran 3 Kuisioner Karakteristik Responden Lampiran 4 Skala Nyeri Visual Analog Scale (VAS) Lampiran 5 Lembar Observasi Lampiran 6 Permohonan Ijin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lampiran 7 Permohonan Ijin Dinas Kesehatan Tangerang Selatan Lampiran 8 Analisa Data xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu kondisi yang sangat dikenang dalam hidup seorang perempuan yang sejak menit pertama ia sadar akan kehamilannya, ia akan dipenuhi rasa ingin tahu. Ia ingin memastikan kehamilan berjalan lancar, aman serta bayi yang dilahirkan dalam kondisi sehat (Campbell, 2005). Kehamilan juga merupakan tonggak peristiwa penting dalam hubungan sebuah pasangan karena didalamnya terdapat kebutuhan dan harapan antar pasangan tersebut (Choopra, 2009). Kehamilan sebagai suatu kondisi dimana seorang perempuan sedang mengandung dan mengembangkan fetus didalam rahimnya selama sembilan bulan atau selama fetus masih ada di dalam kandungan Ibu (World Health Organisation, 2014). Kehamilan memungkinkan terjadinya perubahan. Perubahan yang terjadi selama kehamilan meliputi perubahan fisiologis maupun psikologis (Saminem, 2009). Perubahan fisiologis yang dijumpai saat kehamilan salah satunya terjadi pada sistem muskuloskeletal (Salmah dkk, 2005). Perubahan pada sistem muskuloskeletal dapat menyebabkan terjadinya nyeri tulang belakang pada kehamilan yang sering terjadi belakangan ini (CaHealth.Canoe, 2014; Mochtar, 2002). International Assosiation for The Study of Pain (IASP) 2012, menjelaskan bahwa nyeri sebagai kondisi subjektif yang tidak menyenangkan 1 2 meliputi pengalaman sensorik maupun emosional, aktual maupun potensial yang menandakan terjadinya kerusakan jaringan. Nyeri tulang belakang pada kehamilan menjadi masalah yang mengganggu kenyamanan ibu saat kehamilan (Stewart, 2011). National Health System (NHS) 2014, menjelaskan bahwa sebagian besar perempuan akan mengalami nyeri tulang belakang saat kehamilan sebagai gejala ketidaknyamanan. Nyeri tulang belakang saat kehamilan disebabkan terjadinya perubahan struktur anatomis, hormonal dan stres (Traccy, 2014). Perubahan anatomis terjadi karena peran tulang belakang semakin berat untuk menyeimbangkan tubuh dengan membesarnya uterus dan janin. Penyebab lainnya disebabkan karena peningkatan hormon relaksin yang menyebabkan ligamen tulang belakang tidak stabil sehingga mudah menjepit pembuluh darah dan serabut syaraf (American Pregnancy Organisation, 2014). Nyeri tulang belakang yang dialami akan memicu terjadinya stres dan perubahan mood pada ibu hamil yang berujung terhadap semakin memburuknya nyeri tulang belakang (Association Chartred Physiotherapist for Woman Health, 2011). Prevalensi terjadinya nyeri tulang belakang pada ibu hamil terjadi lebih dari 50% di Amerika Serikat, Kanada, Iceland, Turki, Korea, dan Israel. Sementara yang terjadi di negara non-Skandinavia seperti Amerika bagian utara, Afrika, Timur Tengah, Norwegia, Hongkong maupun Nigeria lebih tinggi prevalensinya yang berkisar antara 21% hingga 89,9% (Anshari, 2010). Survey online yang dilaksanakan oleh University of Ulster pada tahun 2014, dari 157 orang ibu hamil yang mengisi kuisioner, 70% pernah mengalami nyeri tulang belakang (Sinclair et al, 2014). Penelitian serupa di Women’s 3 Health Clinic - Kuwait tahun 2012, dari 280 pasien yang hamil, 91% (255) mengalami nyeri tulang belakang (Al-Syegh et al 2012). Penelitian lainnya di Raja Mutiah Medical Collage and Hospital dari 172 ibu hamil, 104 (60,5%) mengalami nyeri tulang belakang (Kurup et al, 2012). Fakta lainnyapada tahun 2006 di Turki menjelaskan bahwa dari 1600 kehamilan, 1357 (74,8%) ibu hamil mengalami nyeri tulang belakang (Mazicioglu, 2006). Prevalensi nyeri tulang belakang saat kehamilan di Indonesia baru didapatkan dari penelitian yang dilaksanakan oleh Suharto 2001, menjelaskan bahwa dari 180 ibu hamil yang diteliti, 47% mengalami nyeri tulang belakang. Nyeri tulang belakang saat kehamilan apabila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan kualitas hidup ibu hamil menjadi buruk (Kartonis et al, 2011). Ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang akan kesulitan didalam menjalankan aktivitas seperti berdiri setelah duduk, berpindah dari tempat tidur, duduk terlalu lama, berdiri terlalu lama, membuka baju dan melepaskan baju, maupun mengangkat dan memindahkan benda-benda sekitar (Vermani, Era et al, 2009). Kondisi yang lebih parah terjadi ketika nyeri sampai menyebar ke area pelvis dan lumbar yang menyebabkan kesulitan berjalan sehingga memerlukan kruk ataupun alat bantu jalan lainnya. Masalah lain yang ditimbulkan yaitu ketidakmampuan berpartisipasi didalam sexual intercouse seperti pada penelitian Jensen et al (1999), dimana dari 277 ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang, 20% tidak dapat berpartisipasi didalam sexual intercouse (Hansen et al, 1999). 4 Penatalaksanaan nyeri tulang belakang saat kehamilan bervariatif, seperti penatalaksanaan farmakologis maupun non farmakologis (Sinclair, 2014). Pemberian analgesik seperti paracetamol, NSAID, dan ibuprofen termasuk penatalaksanaan nyeri secara farmakologis, sedangkan penatalaksanaan non-farmakologis meliputi manual terapi seperti pijat dan latihan mobilisasi, akupuntur, Transcutaneous Electrical Nerves Stimulation (TENS), relaksasi danterapi air hangat atau air dingin ( Potter & Perry, 2011; IASP, 2009; Brunner & Suddarth, 2002). Terapi air hangat merupakan bagian dariterapi non farmakologis yang dapat menurunkan nyeri (Petrofsky et.al, 2014; Potter & Perry, 2011; Brunner & Suddarth, 2002). Air hangat dapat menyebabkan sirkulasi darah meningkat dan membawa oksigen ke area nyeri serta membuat otot tendon, maupun ligamen relaksasi (Cyntya, 2013). Terapi hangat salah satunya dapat dilaksanakan menggunakan buli-buli (Marybetss, 2008). Penelitian di Jombang-Jawa Timur 2012 menjelaskan bahwa terapi air hangat dapat meningkatkan kenyamanan dan menurunkan nyeri tulang belakang saat persalinan (Yani, 2012). Penelitian serupa di Maternity Hospital Of Babol Medical University Iran 2009 menunjukkan bahwa terapi air hangat dapat menurunkan nyeri punggung secara signifikan pada ibu hamil yang memasuki kala I persalinan (Bahmanesh et al, 2009). Penelitian mengenai nyeri tulang belakang saat kehamilan telah banyak dilakukan di luar negeri dan menjadi hal yang penting untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian di Indonesia saat ini masih belum banyak dilakukan. Studi pendahuluan yang dilaksanakan di Wilayah Kerja 5 Puskesmas Pisangan pada tanggal 1-15 Desember 2014 terhadap tujuh ibu hamil, empat dari tujuh ibu hamil mengalami nyeri tulang belakang. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan studi tentang efektivitas terapi air hangat terhadap penurunan skala nyeri tulang belakang pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. B. Rumusan Masalah Nyeri tulang belakang pada ibu hamil di berbagai negara menjadi fenomena saat ini (Anshari, 2010). Gambaran nyeri tulang belakang saat kehamilan saat ini di Indonesia masih belum banyak diteliti, sehingga perlu diteliti lebih lanjut . Nyeri tulang belakang saat kehamilan jika tidak segera ditangani akan berdampak terhadap kualitas hidup sehari-hari (Kartonis et al, 2012). Respon ibu dalam mengatasi masalah nyeri pada kehamilan yang saat ini tidak direkomendasikan menggunakan penghilang nyeri karena berdampak terhadap kesehatan ibu dan janin (Sinclair et.al, 2014). Fisioterapis merekomendasikan untuk mencari terapi komplementer untuk mengurangi efek samping penggunaan obat penghilang nyeri. Terapi air hangatmerupakan salah satu penatalaksanaan nyeri secara non farmakologis (Potter & Perry, 2011). Peneliti berkeinginan untuk meneliti efektivitas terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. 6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang ibu hamil di Puskesmas Pisangan. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya gambaran nyeri tulang belakang pada ibu hamil pada tiap trimester kehamilan. b. Diketahinya skala nyeri tulang belakang pada ibu hamil sebelum diberikan intervensi air hangat. c. Diketahuinya skala nyeri tulang belakang pada ibu hamil setelah pemberian intervensi terapi air hangat. d. Diketahuinya pengaruh dan efektivitas terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang pada kehamilan. D. Manfaat Penelitian Penelitian tentang efektivitas terapi air hangat terhadap skala nyeri tulang belakang pada ibu hamil ini dapat bermanfaat untuk : 1. Pelayanan Keperawatan Penelitian ini menjadi referensi atau acuan dalam meningkatkan pelayanan keperawatan terutama terhadap penatalaksanaan nyeri tulang belakang pada kehamilan baik di pelayanan klinik maupun di komunitas. 2. Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat menajadi ilmu dan informasi penguat untuk ilmu keperawatan maternitas tentang penatalaksanaan nyeri tulang 7 belakang saat kehamilan. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam konteks keilmuan dan metodologi penelitian serta memberikan pengalaman yang berharga bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian. 4. Bagi Responden Penelitian ini juga bermanfaat sebagai pedoman untuk responden didalam penatalaksanaan nyeri tulang belakang secara efektif dan mudah untuk dilaksanakan. E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui efektivitas terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang ibu hamil. Jenis penelitian ini adalah Quasi Ekperimen dengan design Non-equivalent Pre Test-Post Test Design. Metode pengambilan data dengan mengisi kuisioner data demografi dan Visual Analog Scale for Pain (VAS). Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan Kehamilan merupakan kondisi dimana seorang wanita sedang mengandung dan mengembangkan embrio dan fetus didalam rahimnya selama sembilan bulan atau selama fetus masih ada di dalam kandungan Ibu (WHO,2014). Kehamilan juga didefinisikan sebagai suatu kondisi yang dapat dipastikan dengan hasil positif dari tes urin, darah, ultrasound, denyut jantung janin, atau sinar X. Kehamilan berlangsung selama sembilan bulan diukur dari periode terakhir menstruasi. Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester, setiap trimester berlangsung selama tiga bulan lamanya (Medicinet, 2014). B. Perubahan pada Kehamilan Perubahan yang terjadi selama kehamilan berlangsung meliputi perubahan fisiologis dan psikologis saat kehamilan berlangsung (Saminem, 2009). Perubahan fisiologis pada kehamilan dapat terjadi pada sistem reproduksi, sirkulasi, pencernaan, pernafasan, muskuloskeletal, integumen dan endokrin (Mochtar, 2002). Perubahan pada sistem reproduksi ukuran uterus membesar akibat hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagen menjadi higroskopik. Endometrium menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan cukup bulan: 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc, berat uterus meningkat, dari 30 gram sebelum kehamilan menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan. Minggu- minggu pertama kehamilan, isthmus rahim mengalami 8 9 hipertrofi dan bertambah panjang, sehingga bila diraba terasa lebih lunak, kejadian ini disebut tanda Hegar (Salmah, 2005). Kehamilan 5 minggu, rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding rahim terasa tipis, karena itu bagian-bagian tubuh janin dapat diraba melalui dinding perut dan dinding rahim (Saminem, 2009). Perubahan pada sistem vaskularisasi pada kehamilan mengalami perubahan, diantaranya arteri uterina dan arteri ovarika bertambah diameter, panjang, dan anak cabangnya. Sedangkan pembuluh darah balik (vena) mengembang dan bertambah, volume darah total dan volume darah plasma naik pesat ketika memasuki akhir trimester pertama (Henderson & Jones, 2006). Volume darah akan bertambah banyak 25% dengan puncak kehamilan 32 minggu, hal ini diikuti dengan peningkatan curah jantung sebanyak ± 30%. Kenaikan plasma darah juga meningkat sampai 40% saat mendekati cukup bulan (Leifer, 2008). Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan relatif volume plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan transpor O2 yang sangat diperlukan selama kehamilan. Konsentrasi Hb terlihat menurun, wlaupun sebenarnya lebih besar dibandingkan Hb orang yang tidak hamil. Anemia fisiologis dapat terjadi disebabkan oleh volume plasma yang meningkat. Leukosit dapat meningkat sampai 10.000/cc, begitu pula dengan produksi trombosit. Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester kedua, kemudian akan meningkat kembali setelahnya. Nadi biasanya naik mencapai rata-rata 84 kali per menit. Pompa jantung mulai naik sampai 30% setelah kehamilan 3 bulan dan menurun lagi pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Elektrokardiogram kadangkala 10 memperlihatkan deviasi eksis kearah kiri (Bobak, 2004). Perubahan sistem pernafasan dapat ditemukan keluhan sesak nafas dan pendek nafas pada ibu hamil, hal ini disebabkan oleh usus dan lambung yang mengalami penekanan oleh uterus hingga menekan area diafragma (Salmah dkk, 2005). Kapasitas vital paru meningkat sedikit selama kehamilan (Mochtar, 2002). Perubahan sistem pencernaan memungkinkan salivasi meningkat pada trimester pertama. Awal kehamilan terkadang ibu hamil mengeluhkan terjadinya mual dan muntah pada pagi hari (Henderson & Jones, 2006). Perubahan lainnya yang terjadi akibat melemahnya tonus otot saluran pencernaan sehingga mortalitas makanan akan lebih lama berada dalam saluran pencernaan dan memungkinkan terjadinya obstipasi (Mochtar, 2002). Perubahan sistem integumen dapat dijumpai pada daerah kulit tertentu selama kehamilan akan mengalami perubahan seperti pada wajah, payudara, perut, maupun vulva (Saminem, 2009). Sistem endokrin mengalami beberapa perubahan seperti pada kelenjar tiroid yang membesar, hipofisi anterior membesar, maupun kelenjar adrenal yang mengalami perubahan namun tidak signifikan (Bobak, 2004). Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan ibu hamil berubah secara mencolok (Saminem, 2009). Peningkatan distensi abdomen membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut, dan meningkatnya berat badan membutuhkan penyesuaian ulang kurvatura spinalis. Pusat gravitasi bergeser kedepan dan kurva lumbosakrum normal harus semakin melengkung dan di 11 daerah servikodorsal harus membentuk kurvatura untuk mempertahankan keseimbangan (Dickason et al, 1998). Struktur ligamentum dan otot tulang belakang dan tengah mendapatkan tekanan yang berat sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan nyeri tulang belakang yang cukup berat bagi ibu yang memiliki sensasi keseimbangan yang buruk selama kehamilan (Bobak, 2009). Perubahan pada sistem muskuloskeletal dapat dijumpai pada otot dinding perut yang semakin meregang dan mengurangi tonus otot (Wong et al, 2006). Selama trimester ketiga, otot rektus abdominis dapat memisah dan menyebabkan isi perut menonjol di garis tengah tubuh. Umbilikus menjadi lebih datar atau menonjol (Bobak, 2004). Perubahan struktur anatomis posisi tulang dan peregangan pada otot dinding perut menyababkan perubahan pada sikap tubuh ibu yang menjadi lordosis (Henderson & Jones, 2006). Perubahan ini juga akan menyulitkan pergerakan serta perubahan gaya berjalan yang bergoyang pada ibu hamil atau disebut langkah angkuh wanita hamil (Bobak, 2004). Perubahan lainnya dapat dijumpai juga pada panggul yang mengalami perlunakan berlebihan jaringan kolagen dan jaringan ikat akibat peningkatan hormon seks steroid yang bersirkulasi (Leifer, 2008). Adaptasi terhadap peningkatan hormon seks ini adalah pembesaran dimensi panggul. Derajat relaksasi bervariasi, namun pemisahan simfisis pubis dan ketidakstabilan sendi sakroiliaka dapat menimbulkan nyeri dan kesulitan berjalan (Bobak, 2004). 12 Perubahan yang terjadi secara fisiologis dalam kehamilan terjadi pada beberapa sistem seperti reproduksi, vaskularisasi, pernafasan, pencernaan, endokrin, maupun muskuloskeletal (Bobak, 2004). Perubahan pada muskuloskeletal akibat semakin memberatnya dan membesarnya ukuran janin dan uterus, perubahan gravitasi, dinding abdomen, postur saat berjalan, ketidakstabilan ligamen tulang belakang menyebabkan terjadinya nyeri tulang belakang saat kehamilan (Henderson & Jones, 2006). C. Nyeri Tulang Belakang pada Kehamilan 1. Pengertian Nyeri didefinisikan sebagai suatu kondisi subjektif yang tidak menyenangkan meliputi pengalaman sensorik maupun emosional, aktual maupun potensial yang menandakan terjadinya kerusakan jaringan (IASP, 2012). Nyeri bukanlah penyakit, akan tetapi merupakan keluhan atau tanda klinis yang harus dicermati dengan baik (Purba, 2010). Nyeri merupakan suatu pengalaman subjektif yang daialami individu, hanya orang yang mengalami nyeri yang dapat merasakannya (Potter & Perry, 2011). Nyeri tulang belakang pada kehamilan menjadi masalah yang mengganggu kenyamanan ibu saat kehamilan. National Health System 2014, menjelaskan bahwa sebagian besar wanita akan mengalami nyeri tulang belakang saat kehamilan yang sering sebagai gejala yang tidak nyaman dirasakan saat kehamilan. 13 2. Etiologi Penyebab terjadinya nyeri tulang belakang pada kehamilan bervariatif dan saling berhubungan diantaranya kenaikan berat badan saat kehamilan, perubahan postur, peregangan otot rektus abdominis, maupun stres emosional (Johnson, 2014) . Berat badan selama kehamilan dapat mencapai 12,5 kilogram (Henderson & Jones, 2006). Tulang belakang harus mampu untuk menopang pertambahan berat tersebut (Rukiyah dkk, 2009). Pertambahan beban inilah yang menambah beban kerja tulang belakang dan perubahan gravitasi sehingga menyebabkan nyeri tulang belakang (Wong et al, 2006). Pertambahan ukuran dan volume janin maupun uterus dapat menekan pembuluh darah dan serabut syaraf disekitar tulang belakang. Penyebab lainnya yaitu perubahan postur saat kehamilan (Leifer, 2008). Kehamilan dapat merubah pusat gravitasi tubuh, akibatnya secara perlahan perubahan postur ini akan merubah gaya dan posisi saat berjalan (Henderson & Jones, 2006). Perubahan gaya gravitasi dan gaya berjalan ini yang akan menyebabkan otot-otot sekitar tulang belakang menjadi tegang dan nyeri (Wong et al, 2006). Perubahan hormonal terjadi saat kehamilan menjadi salah satu penyebab nyeri tulang belakang (Johnson, 2014). Peningkatan hormon relaksin yang diproduksi membuat ligamen dan area panggul rilaksasi dan sendi menjadi semakin meregang sebagai persiapan proses melahirkan (Wong et al, 2006). Kejadian ini yang membuat ligamen yang menyokong tulang belakang semakin regang dan terjadi ketidakstabilan yang 14 menyebabkan nyeri tulang belakang (Rukiyah dkk, 2009). Penyebab nyeri tulang belakang saat kehamilan lainnya yaitu peregangan otot terjadi saat uterus mulai membesar (Leifer, 2008). Dua otot yang berhubungan yaitu rectus abdominis yang menghubungkan antara rongga dada sampai ke area pubis, memungkinkan terjadinya pemisahan. Pemisahan ini akan memperburuk kondisi nyeri tulang belakang (Salmah dkk, 2005). Faktor stres dan emosional menyebabkan tegangan otot yang ada di punggung semakin menegang (ACPWH, 2011). Tegangan ini yang menyebabkan terjadinya nyeri tulang belakang yang semakin parah (Johnson, 2014). 3. Faktor resiko terjadinya nyeri tulang belakang Nyeri tulang belakang saat kehamilan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pernah mengalami cidera panggul maupun nyeri tulang belakang pada kehamilan sebelumnya menjadi faktor resiko terjadinya nyeri tulang belakang, terbukti ditemukan sebanyak 76 orang dari 104 orang yang mengalami nyeri tulang belakang pada kehamilan sebelumnya (Kurup et.al, 2012). Pekerja berat menjadi faktor resiko terjadinya nyeri tulang belakang pada kehamilan. Hipermobilisasi terutama pada wanita karier yang bekerja dilaporkan meningkatkan angka terjadinya nyeri tulang belakang saat kehamilan (Katonis et.al, 2011). Multipara beresiko 2x lebih banyak dari pada primipara. Ibu multipara mengalami insidensi 67,6%, sedangkan primipara 49,3% dari 15 172 sampel yang mengalami nyeri tulang belakang saat kehamilan (Kurup et.al, 2012). Indeks masa tubuh lebih tinggi dari batas normal serta usia kehamilan yang semakin meningkat menyebabkan resiko terjadinya nyeri tulang belakang meningkat. Usia kehamilan yang semakin tua dapat meningkatkan resiko terjadinya nyeri tulang belakang menngingat beban yang ada dan harus ditopang tulang belakang semakin berat (Kurup et al, 2012). 4. Tanda dan gejala terjadinya nyeri tulang belakang saat kehamilan Nyeri pada area panggul, tulang belakang, maupun diantara anus dan vagina dikeluhkan secara subjektif oleh ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang (NHS, 2014). Nyeri tersebut terjadi terutama saat posisi tubuh fleksi kearah depan, hal ini terjadi karena terbatasnya ruang gerak tulang belakang pada area lumbal dan memperburuk terjadinya nyeri tulang belakang (Vermani et.al, 2009). Nyeri dapat dirasakan saat berjalan, menaiki tangga, berdiri menggunakan satu kaki, dan bangun dari tempat tidur. Nyeri tulang belakang dilaporkan tidak hanya terjadi lokal pada area tulang belakang melainkan dapat menyebar ke area panggul, paha, dan simpisis (ACPWH, 2011). Nyeri juga dilaporkan menyebabkan ibu sulit bergerak terutama dalam melangkah dari tempat satu ke tempat lainnya sehingga menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari hari 16 (Leifer, 2008). Nyeri tulang belakang pada kehamilan dapat terjadi sejak awal kehamilan, dan pada setiap trimester intensitas nyeri akan mengalami perubahan. Trimester pertama terjadi peningkatan hormon relaksin yang menyebabkan ligamen tulang belakang meregang sehingga terjadi ketidakstabilan posisi tulang belakang. Perubahan nyeri semakin meningkat pada trimester kedua, hal ini disebabkan karena pembesaran uterus dan pusat gravitasi tubuh sehingga nyeri semakin terasa. Trimester ketiga kehamilan nyeri tulang belakang semakin berat terasa, bahkan nyeri tulang belakang dirasakan sepanjang hari karena uterus yang semakin membesar dan beban kerja tulang belakang untuk menopangnya semakin berat (Innes, 2014). Penelitian yang dilaksanakan di Health Institution Center of Sete Rios Lisbon – Portugal pada tahun 2008-2010 menjelaskan tentang waktu terjadinya nyeri tulang belakang yang diamati. Penelitian longitudinal ini menjelaskan dari 49 responden, nyeri mulai dirasakan oleh 71,4% ibu hamil sejak usia kehamilan mencapai 12 minggu, pada usia kehamilan 20 minggu hanya 16,3% menyatakan mengalami nyeri, memasuki usia kehamilan 32 minggu angka kejadian menjadi 91,7% dan pada usia kehamilan mencapai 37 minggu, 98% menyatakan mengalami nyeri tulang belakang (Quaresma et al, 2010). Penelitian yang dilaksanakan di Raja Mutiah Medical Collage and Hospital India 2014, menjelaskan angka terjadinya nyeri tulang belakang pada kehamilan terjadi 53% pada usia kehamilan dibawah 20 minggu, 17 76% terjadi saat usia kehamilan berkisar antara 25-28 minggu, sedangkan angka kejadian meningkat menjadi 80% nyeri tulang belakang terjadi pada usia kehamilan 31-35 minggu pada 106 ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang (Kurup et.al, 2012). Nyeri tulang belakang yang dirasakan bervariatif tingkatannya dan tidak dapat dipastikan. Penelitian yang dilaksanakan di Inggris 2014 terhadap 157 ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang menunjukkan rata-rata 6,3 sedangkan nyeri menjadi 7,62 skalanya apabila terjadi pada area pelvis. Instrumen pengkajian nyeri Visual Analog Scale (VAS) dimana skala 0 menandakan tidak terasa nyeri dan skala 10 menandakan nyeri tak tertahankan (Sinclair et al, 2014). 5. Penatalaksanaan nyeri tulang belakang Pedoman penatalaksanaan nyeri secara umum dapat menggunakan pain ladder for cancer dari WHO 2014. Penatalaksanaan nyeri pada pain ladder dapat menjadi pedoman yang dapat diadopsi untuk penatalaksanaan nyeri lainnya (Schaffer, 2010). Pain ladder yang digunakan WHO 2014 membagi nyeri menjadi tiga tingkatan beserta intervensinya yaitu nyeri ringan, sedang, dan berat. Nyeri dapat dikatakan ringan apabila memiliki skala nyeri satu sampai tiga. Nyeri dikatakan sedang tingkatannya apabila memiliki sakala nyeri antara empat sampai enam. Nyeri dikatakan berat apabila memiliki skala nyeri tujuh sampai sepuluh dari skala nyeri (Rich, 2008). 18 Penatalaksanaan nyeri tingkat ringan dapat menggunakan terapi pengobatan non-opioid seperti aspirin, parasetamol maupun NSAID. Nyeri tingkat ringan dapat menggunakan terapi adjuvant seperti muscle relaxant, anti-depresant dan anti-konvulsant meskipun dapat meredakan nyeri maupun tidak. Penatalaksanaan nyeri tingkat sedang dapat menggunakan terapi opioid lemah seperti codeine maupun adjuvant, sedangkan nyeri berat dapat menggunakan opioid kuat seperti morphine, metadone maupun fentanyl untuk meredakan nyeri (WHO, 2014). Gambar 2.1 WHO Pain Ladder Sumber: WHO (2015) Penatalaksanaan nyeri menggunakan pain ladder WHO terfokus terhadap penatalaksanaan secara farmakologis, namun belum menyinggung aspek penatalaksaaan non-farmakologis seperti fisioterapi, terapi fisik, hipnosis, maupun terapi rilaksasi (Leung, 2012). Pedoman penatalaksanaan nyeri lainnya dapat menggunakan pedoman Analgesic Platform dari Department of Family Medicine Queen’s University Kanada 2012 dimana nyeri berdasarkan tingkatannya diintervensi dengan 19 farmakologis maupun non-farmakologis (Leung, 2012). Gambar 2.2Analgesic Platform Department of Family Medicine Queen’s University Keterangan : A (Fisioterapi dan Terapi fisik, B (Meditasi, yoga, atau spiritualitas, C (Hipnosis dan teknik relaksasi, D (Akupuntur), E (Chiropratic), F (External Rub/Lotion), G (Terapi Komplementer Lain seperti Tai-Chi), H (Muscle Relaxant), I (Steroid), J (Dukungan interpersonal), K (Anti-Kolvusant), L (Anti-depresan), M (Obat-obatan yang dikombinasikan dengan Opioid lemah seperti nabilone), N (Cognitive Behavior Therapy), O (Pembedahan). Sumber: Leung (2012) Penatalaksanaan nyeri menggunakan analgesic platform tersebut menjelaskan tentang penggunaan terapi farmakologis maupun nonfarmakologis dapat digunakan untuk tingkatan nyeri apapun. Semakin tinggi skala nyeri mengharuskan kolaborasi penggunaan opioid kuat. (Leung, 2012). Penatalaksanaan nyeri tulang belakang pada kehamilan yang telah diterapkan sampai saat ini berupa terapi farmakologis dan nonfarmakologis (Vermani et al, 2009). 20 a. Penatalaksanaan Farmakologis Penatalaksanaan secara farmakologis khususnya untuk nyeri tulang belakang pada kehamilan masih belum ditetapkan secara jelas (Sinclair, 2014). Penggunaan parasetamol dan analgesik aman digunakan untuk mengatasi nyeri tulang belakang dalam kehamilan (Green & Wilkinson, 2004). Penggunaan parasetamol dan analgesik tidak selalu efektif untuk digunakan mengatasi nyeri tulang belakang (Vermani et.al, 2009). Penggunaan Non Steroid Anti Inflamation Drug’s (NSAID), sebagai obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri pada umumnya, namun obat ini tidak boleh digunakan pada usia kandungan bayi dibawah 30 bulan, karena beresiko menyebabkan malformasi pada proses pembentukan janin (Sinclair, 2014). Selain itu, penutupan duktus arteriosus sebelum pada waktunya akan menyebabkan oligohydramnion (Vermani et.al, 2009). Opioid dapat digunakan dengan dosis yang tidak terlalu banyak, terutama dapat digunakan pada malam hari untuk meningkatkan kualitas tidur (Vermani et al, 2009). Penggunaan opiod untuk mengurangi nyeri pada tulang belakang beresiko menyebabkan komplikasi seperti depresi pernafasan pada janin maupun efek ketergantungan opiod pada ibu setelah menggunakannya dalam waktu yang lama (Sinclair et al, 2014). Penggunaan opioid ini terhadap nyeri dapat diindikasikan untuk nyeri sedang hingga berat. Apabila nyeri dengan tingkatan 21 sedang dialami, dapat menggunakan opioid lemah sedangkan dengan nyeri berat dan tak tertahankan direkomendasikan penggunaan opiod kuat (WHO, 2011). b. Penatalaksanaan non farmakologi Pendidikan kesehatan terhadap individu penting untuk dilaksanakan didalam mengatasi masalah nyerti tulang belakang dalam kehamilan (Vermani et.al, 2009). Pendidikan kesehatan mengenai posisi anatomi, ergonomi, posture yang benar, strategi penanganan nyeri terhadap kehamilan, dan teknik relaksasi perlu disosialisasikan kepada ibu yang mengalami nyeri tulang belakang. Pendidikan kesehatan tentang pola hidup yang baik saat kehamilan seperti menghindari kelelahan, tidak mengangkat benda yang terlalu berat, istirahat yang cukup, dan turunnya kedua kaki dalam kondisi fleksi keduanya saat turun dari tenpat tidur perrlu untuk disampaikan kepada ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang (ACPWH, 2011). Terapi fisik dapat digunakan untuk mengurangi nyeri seperti penggunaan bantal yang berbentuk sarang, penggunaan sabuk abdomen, kruk dan alat bantu jalan lainnya yang digunakan untuk mempermudah mobilisasi (Vermani et.al, 2009). Terapi fisik jugaa termasuk pijat dan terapi menggunakan air hangat ataupun air dingin. Pijat dijelaskan dapat menurunkan nyeri tulang belakang pada 26 ibu hamil (Field et al 1999 dalam Vermani et al 2009). Terapi air hangat efektif digunakan untuk menurunkan nyeri 22 tulang belakang dalam kehamilan, terutama pada ibu hamil yang yang mengalami nyeri tulang belakang saat akan melahirkan (Manurung dkk, 2012). Terapi menggunakan TENS meskipun belum diketahui dapat menyebabkan malformasi pembentukan janin dan penurunan curah jantung janin, TENS dapat dilakukan kepada ibu yang mengalami nyeri tulang belakang (Vermani et al, 2009). TENS biasanya digunakan untuk mengatasi nyeri kronik. Penggunaan TENS dapat dicoba diterapkan dan penggunaan TENS lebih efektif dalam pembiayaan, dan resiko lebih minimal dari penggunaan analgesik (Sincalair dkk, 2010). Terapi akupuntur dapat digunakan untuk mengatasai nyeri tulang belakang. Akupuntur sebagai teknik penatalaksanaan nyeri dapat menurunkan skala nyeri sampai 50% pada ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang (Elden et al 2005 dalam Vermani et al 2009). Penggunaan akupuntur harus mengindari area yang vital seperti pada uterus dan area abdomen (Vermaniet al, 2009). Survey di Inggris menunjukkan bahwa 64% dari jumlah ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang saat kehamilan menggunakan analgesik yang didapat dari dokter umum 40% dan membeli obat tanpa diresepkan 39%. Penatalaksanaan non farmakologis diajadikan pilihan oleh 58% ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang (Sinclair et.al, 2014). 23 Penggunaan terapi non-farmakologis seperti terapi fisik, TENS, meditasi, spiritual, hipnosis, relaksasi, dan akupuntur dapat digunakan untuk menghilangkan nyeri. Namun, semakin tinggi tingkatan nyeri terutama tingkatan nyeri berat, terapi nonfarmakologis tidak dapat dilaksanakan secara mandiri, namun harus berkolaborasi dengan penatalaksanaan medis lainnya seperti penggunaan analgesik, adjuvant maupun opioid (Leung, 2012). 6. Komplikasi Nyeri tulang belakang saat kehamilan dapat menjadi buruk kondisinya jika tidak segera ditangani seperti kerusakan jaringan sekitar sebagai respon maladaptif dari nyeri ditambah emosional yang kurang baik dapat terjadi, depresi dan perubahan mood merupakan masalah terbesar yang ditemukan, karena masalah ini dapat mengubah persepsi kesehatan secara umum bagi ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang, frustasi karena tidak dapat melaksanakan tugas sehari-hari sebagai seorang ibu serta komunikasi terhadap pasangan maupun keluarga menjadi kurang harmonis karena sang ibu menganggap tidak mampu merawat diri sendiri mapun keluarga dan sang ibu tidak dapat menjalani kehamilannya dengan nyaman (ACPWH, 2011). Penelitian di Women Health Clinic - Kuwait, dari 255 ibu yang mengalami nyeri tulang belakang saat kehamilan menjelaskan sebanyak 42,9% partisipan mengalami kesakitan yang semakin parah saat berjalan, saat berbaring 16,3%, duduk 15,9% dan pada posisi berdiri 15,5%. Nyeri dilaporkan menyebabkan gangguan tidur 72%, dan 52% mengganggu 24 aktivitas sehari-hari dari jumlah yang ada. Komplikasi yang terjadi pada nyeri tulang belakang menunjukkan bahwa nyeri yang dialami pada umumnya 71,2% pada daerah tulang belakang, 68,7% nyeri dikatakan menyebar hingga lutut, 35% nyeri menyebar ke area panggul. Kualitas nyeri yang dilaporkan yaitu moderate 44% serta33,9% belakang nyeri tulang yangparah karena tidak segera diberikan penanganan (Al- Sayegh et.al, 2012). Nyeri tulang belakang saat kehamilan akan menurunkan kualitas hidup bagi ibu hamil (Kartonis et all, 2011). Penelitian di Maternity and Childcare Hospital in Western Anatolia Turki pada tahun 2009 menjelaskan bahwa kualitas hidup ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang lebih rendah dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami nyeri tulang belakang. Penelitian ini menggunakan kuisioner WHO Quality of Life Questionnaire (WHOQOL-BREF) sebagai instrumen pengkajiannya. Responden yang mengalami nyeri tulang belakang sebanyak 50 orang, sedangkan yang tidak mengalami nyeri tulang belakang sebanyak 50 orang. Perbandingan menggunakan kuisioner tersebut menunjukkan bahwa domain yang ada pada WHOQOL-BREF seperti kenyamanan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial dan interaksi dengan lingkungan lebih rendah daripada ibu hamil yang tidak mengalami nyeri tulang belakang (Coban et al, 2009). Penelitan serupa yang dilaksanakan di pelayanan antenatal di Stockholm Swedia pada tahun 2004 tentang dampak nyeri tulang belakang terhadap aktifitas sehari-hari dikaji menggunakan Disability Rating Index 25 (DRI). Nilai DRI dilihat dari kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari seperti memakai baju, berjalan, menaiki tangga, duduk terlalu lama, berdiri lama, membawa tas, mebereskan tempat tidur, berlari, melakukan pekerjaan ringan, melakukan pekerjaan berat, mengangkat benda berat, maupun keikutsertaan didalam aktivitas olah raga. Penelitian ini menunjukan 69 orang yang mengalami nyeri tulang belakang memiliki nilai DRI dengan signifikansi p<0,05 lebih tinggi daripada 67 orang yang tidak mengalami nyeri tulang belakang (Olson & Wilkmar, 2004). D. Terapi Air Hangat 1. Pengertian terapi air hangat Terapi air hangat merupakan bagian dari penatalaksanaan nyeri secara nonfarmakologis (Potter & Perry, 2011). Pelaksanaan terapi air hangat dapat digunakan dengan cara meletakkan handuk hangat basah, bantalan panas, warm shower, pasta silika, atau buli-buli yang dapat di letakkan di perut bagian bawah, selangkangan, paha, punggung bawah, bahu, atau perinium yang mengalami nyeri (Ancheta, 2005). Keuntungan pelaksanaan terapi ini meliputi dua hal. Pertama, terapi air hangat sebagai konduktor panas, dapat melemaskan otot dan meredakan nyeri. Kedua, yaitu efek hidrokinesis dimana air dapat mengurangi pengaruh gravitasi dan ketidaknyamanan akibat tekanan pada tulang belakang dan struktur lainnya (Garland & Jones 1994 ; Mander, 2004). 26 2. Manfaat terapi air hangat Terapi air hangat merupakan bagian dari terapi non farmakologi untuk mengatasi nyeri (Brunner & Suddart, 2002). Terapi air hangat didalam penatalaksanaan masalah nyeri bereaksi dengan cara menghambat reseptor nyeri dengan vasodilatasi pembuluh darah sekitar yang diterapi (Demir, 2012). Penggunaan terapi air hangat sangat direkomendasikan untuk masalah nyeri tulang belakang karena mudah dan tidak mengeluarkan banyak biaya untuk melaksanakannya (Backcare, 2002). Manfaat lainnya yang dihasilkan dari terapi air hangat yaitu meningkatkan aliran darah ke area tubuh yang diterapi, meningkatkan aliran nutrisi terhadap area yang diterapi, membuang sisa metabolisme yang tidak digunakan, membuat otot menjadi relaksasi, mengurangi spasme otot, maupun mati rasa (Potter & Pery, 2011). Terapi air air hangat didalam kehamilan sejauh ini dimanfaatkan untuk mengurangi nyeri saat persalinan (Mander, 2004). Terapi air hangat yang diberikan selama 20 menit dapat menurunkan skala nyeri bagi ibu hamil yang mengalami nyeri saat akan melahirkan (Lee, Shu-Ling et al, 2010). Terapi air hangat menurunkan skala nyeri sebanyak 2,07 pada setiap responden yang diberikan terapi, sedangkan nyeri akan meningkat 0,71 setiap kenaikan kala persalinan jika tidak diberi terapi air hangat (Manurung dkk, 2013). Pemberian terapi air hangat juga dapat meningkatkan kenyamanan dan percepatan dilatasi servik untuk persiapan melahirkan (Lee, Shu-Ling et al, 2011. Sedangkan terapi air Hangat 27 hangat dapat meningkatkan rasa nyaman selama ibu hamil memasuki kala I persalinan (Yani & Khasanah, 2012). 3. Indikasi penggunaan terapi air hangat Penggunaan terapi air hangat dapat diterapkan untuk mengatasi masalah-masalah seperti spasme otot, kekurangan sirkulasi pada area tertentu, nyeri pada otot seperti nyeri otot persendian, arthritis, dan nyeri pada tulang belakang. Masalah lainnya yang dapat diatasi oleh terapi air hangat seperti cedera otot pada atlet saat berolahraga, migrain maupun masalah persyarafan yang menegang dapat menggunakan terapi air hangat untuk mengatasinya (Sinclair, 2014). Terapi air hangat juga digunakan didalam megatasi masalah reproduksi wanita seperti kram pada saat menstruasi, nyeri pada area tertentu seperti abdomen ataupun tulang belakang ataupun nyeri perinium saat akan memasuki persalinan (Ancheta, 2005). 4. Kontraindikasi terapi air hangat Terapi air hangat akan menyebabkan masalah apabila diterapkan pada kondisi seperti ketidaknyaman dengan panas yang diberikan pada ibu hamil, usia yang terlalu muda atau terlalu tua karena lapisan kulit pada usia yang terlalu muda maupun terlalu tua sangatlah tipis, sehingga beresiko mengalami luka bakar termal. Masalah lainnya akan terjadi apabila diberikan terapi pada luka terbuka, edema atau pembentukan jaringan parut, kehilangan stimuli atau penurunan stimuli seperti diabetes, cedera tulang belakang, ataupun penurunan kesadaran (Ancheta, 2005). 28 5. Prinsip pemberian terapi air hangat Prinsip pelaksanaan terapi air hangat yang perlu diperhatikan sebelum memberikan terapi yaitu, memberikan informasi yang jelas kepada pasien tentang sensasi yang akan dirasakan pasien selama tindakan dilaksanakan, menginstruksikan kepada pasien untuk melaporkan perubahan yang terjadi selama terapi dan ketidaknyamanan yang dirasakan selama terapi, memakai jam tangan untuk mengetahui secara pasti durasi waktu selama terapi, memperhatikan prosedur tindakan dan perubahan suhu selama terapi berlangsung, tidak mengijinkan pasien untuk memindahkan terapi air hangat sendiri dengan menggunakan tangan pasien, serta tidak meninggalkan pasien sendiri selama terapi berlangsung (Ancheta, 2005). 6. Prosedur terapi air hangat menggunakan buli-buli Terapi menggunakan buli-buli yang diisi dengan air hangat merupakan terapi yang mudah dilaksanakan dan disesuaikan dengan lokasi yang diinginkan. Terapi menggunakan air hangat mudah untuk dilaksanakan karena tidak memerlukan terlalu banyak alat yang digunakan. Terapi hangat memerlukan termometer, buli-buli tempat air hangat yang akan diisi, stopwatch dan air hangat yang dibutuhkan. Langkah pertama untuk melaksanakan terapi air hangat yaitu mengkaji tanda-tanda kontraindikasi penggunaan terapi air hangat seperti terjadi perdarahan, luka, ataupun cidera pada area yang akan diintervensi. Selanjutnya inform consent disampaikan kepada klien tentang manfaat dan dampak akan intervensi terapi air hangat. 29 Langkah selanjutnya isilah satu setengah buli-buli sampai dua pertiga buli-buli dengan air hangat lalu ukur suhu menggunakan termometer dengan suhu 430-480 celcius. Selanjutnya tempatkan buli-buli ke area punggung dengan beralaskan pakaian atau handuk tipis selama 15-20 menit. Minta klien untuk menyampaikan buli-buli apabila terlalu panas dirasa maupun rasa yang tidak nyaman. Selama pelaksanaan terapi air hangat ini, kajilah perasaan kulit seperti terbakar pada klien dan hentikan apabila terjadi demikian (Marybetts, 2008). 7. Komplikasi Kerusakan jaringan dapat terjadi ketika tubuh terpapar suhu terlalu panas, kaji secara berkala suhu pada terapi air hangat dan kaji keadaan kulit pasien selama terapi berlangsung (McChan et.al, 2009). 30 E. Kerangka Teori Gambar 2.3 Kerangka Teori - Kenaikan berat - Nyeri kronik badan saat - Depresi dan kehamilan - Nyeri tulang belakang pada kehamilan Perubahan postur tubuh - - Kerusakan jaringan sekitar gravitasi tubuh. sebagai respon Produksi hormon maladaptif nyeri meningkat Peregangan otot Terapi Air Hangat - vasodilatasi pembuluh Stress saat darah sekitar yang kehamilan dapat menyebabkan spasme otot Menggambat nyeri dengan membuat rectus abdominis - ibu akibat dari relaxin yang - perubahan mood diterapi. - Meningkatkan aliran - Kurang harmonis dengan keluarga akibat ketidakmampuan merawat diri sendiri dan keluarga darah dan nutrisi ke area yang diterapi, - Membuang sisa metabolisme yang tidak digunakan - Membuat efek rilaksasi dan mengurangi spasme Dimodifikasi dari (Johnson, 2014 otot ; ACPWH, 2011; Potter & Perry, 2011; Ancheta, 2005) BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Berdasarkan kerangka teori di atas, maka peneliti membuat suatu kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut : Pre Intervensi Skala nyeri tulang belakang pada kehamilan Intervensi Post Intervensi Terapi air hangat Skala nyeri tulang belakang pada kehamilan Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian B. Hipotesis 1. H1=Terapi air hangat efektif menurunkan nyeri tulang belakang pada ibu hamil. 2. H0 = Terapi air hangat tidak efektif menurunkan nyeri tulang belakang pada ibu hamil 31 32 C. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian Independen: Terapi air hangat Definisi Operasional Terapi air hangat merupakan metode relaksasi mengguanakan air sebagai media intervensinya. Terapi air hangat dapat menyababkan efek relaksasi, mengurangi nyeri, dan melancarakan aliran darah pada lokasi yang di Intervensi. Alat Ukur dan Cara Ukur Intervensi terapi air hangat menggunakan air dengan suhu 370400 Celcius Pelaksanaan terapi air hangat dilaksanakan satu kali saat ibu merasakan nyeri tulang belakang dengan tahapan : 1. Mengkaji kontraindikasi terapi air hangat. 2. Informed Consent. 3. Mengisi 1/3 sampai 2/3 air hangat pada buli-buli belakang. 4. Mengukur suhu 430- 480 Celcius karena pasien menggunakan pakaian 5. Informasikan pada klien untuk menyampaikan apabila selama intervensi terlalu panas 6. Lihatlah adanya kelainan pada kulit klien Hasil Ukur Skala 1: Terapi air hangat dikatakan sesuai dan tepat apabila dilaksanakan sesuai prosedur pelaksanaan tindakan. 2: Dikatakan tidak sesuai apabila terapi air hangat tidak sesuai prosedur pelaksanaan terapi air hangat. Nominal 33 7. Taruhlah pada area punggung klien 8. Kajilah yang klien rasa selama diberikannya intervensi (Marrybets, 2008). Dependen: Nyeri tulang belakang pada kehamilan Kondisi ketidaknyamanan sebagai tanda kerusakkan atau gangguan reseptor syaraf perifer akibat perubahan fisiologis dan psikologis saat kehamilan berlangsung Instrumen Visual Analog Scale (VAS) yang menggambarkan skala nyeri terdiri dari 10 tingkatan nyeri. Instrumen ini digunakan sebelum pemberian terapi air hangat, kemudian akan dibandingkan setelah pemberian terapi air hangat untuk melihat adanya pengaruh terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang. Skala terdiri dari Interval 10 angka yang menggambarkan tingkatan nyeri dimana angka 1 menunjukkan tidak terasa nyeri sedangkan angka 10 menggambarkan nyeri tak tertahankan. 1. Pre Intervensi : Skala nyeri tulang belakang sebelum tindakan 2. Post Intervensi: Skala nyeri tulang belakang setelah tindakan BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif Quasi Eksperimen yang bertujuan ingin mengetahui pengaruh terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. Penelitian menggunakan studi Quasi Eksperimen, dimana disain kuasi eksperimen memfasilitasi hubungan sebab-akibat dalam situasi dimana intervensi tidak memungkinkan dilaksanakan seperti trueeksperiment (Wood& Habber, 2006). Desain Quasi Eksperimen bertujuan untuk menguji hubungan sebab-akibat terhadap perlakuan (Haryati, 2009). Penelitian ini menggunakan pendekatan nonequivalent one group only dengan pretest dan post test design. Pendekatan non equivalent one group design hanya satu kelompok intervensi tanpa kelompok kontrol (Wood & Habber, 2006). B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di Puskesmas Pisangan Ciputat. Penelitian dilakukan pada tanggal 1 April – Juni 2015. C. Populasi dan Sample 1. Populasi Populasi sering disebut juga dengan istilah Universe atau Universum, artinya sekelompok individu atau kelompok yang memiliki 34 35 karakteristik yang sama, yang mungkin diamati. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. Populasi penelitian ini termasuk populasi Infinit yang berarti tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya, dan bersifat sangat luas (Imron & Amrul, 2010). Untuk saat ini populasi ibu hamil di Wilayah kerja puskesmas sebanyak 50 orang sampai bulan Oktober 2014. 1. Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang merepresentasikan dari karakteristik populasi (Wood & Habber, 2006). Sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Ciputat. Teknik pengambilan sampel ini menggunakan teknik Purpossive Sampling dimana sampel yang diambil berdasarkan kriteria yang masuk didalam penelitian yang akan dilaksanakan. Kriteria yang memenuhi inklusi dan eksklusi yang telah di tentukan peneliti, yaitu: a. Kriteria Inklusi 1) Ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang dengan skala nyeri 1 sampai 7 menggunakan Visual Analog Scale. 2) Merupakan ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pisangan - Ciputat 3) Bersedia menjadi responden b. Kriteria Eksklusi 1) Ibu hamil yang tidak dalam terapi analgesik. 2) Tidak terdapat luka atau perdarahan di area punggung bawah. 36 2. Besar Sampel Besar sample yang digunakan pada penelitian ini berdasarakan pada jenis penelitian eksperimen yang mengaruskan 10-20 subjek penelitian minimum untuk studi yang simple (Dempsey & Patricia, 2002). Berdasarkan teori tersebut, pada penelitian ini besar sampel yang digunakan sebanyak 17 responden. D. Pengumpulan Data 1. Metode pengumpulan data Peneliti mengajukan perizinan untuk melaksanakan penelitian di Puskesmas Pisangan kepada Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Kepala Puskesmas Pisangan. Peneliti setelah diijinkan untuk melaksanakan penelitiannya, peneliti akan mengumpulkan data tentang ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang yang datang ke Puskesmas Pisangan. Peneliti lalu menawarkan akan dilaksanakan intervensi terapi air hangat untuk mengurangi nyeri tulang belakang saat kehamilan. Peneliti selanjutnya akan mendatangi satu persatu responden yang bersedia untuk bertemu di rumah ataupun saat di Puskesmas langsung, setelah mendapat kriteria responden yang diinginkan dan bersedia untuk menerima intervensi air hangat, klien diminta kesediannya untuk menandatangani lembar persetujuan penelitian . 37 2. Instrumen a. Instrumen data demografi Insrumen yang digunakan meliputi data demografi dan informasi mengenai kehamilan. Data demografi meliputi inisial, usia, pekerjaan dan agama. Status kehamilan meliputi usia kehamilan serta banyaknya kehamilan. Pengkajian nyeri tulang belakang menggunakan instumen universal yang digunakan dalam pengkajian nyeri yaitu Visual Analog Scale (VAS). VAS terdiri dari sepuluh skala yang menunjukkan derajat nyeri dimana angka 1 menunjukkan tidak terasa nyeri sampai skala 10 menunjukkan nyeri sangat buruk dan tak tertahankan (IASP, 2014). Instrumen pengkajian nyeri ini sebelumnya pernah digunakan untuk mengukur efektivitas terapi air hangat terhadap nyeri persalinan dilakukan di Klinik hj. Hamidah Nasution tahun 2010 di Medan, pada kala I fase aktif, diperoleh perbedaan skala nyeri sebelum intervensi 6,27 sesudah intervensi test dependent. Hasil penelitian signifikan setelah Penelitian ini menunjukkan ada perbedaan dilakukan intervensi merekomendasikan 4,77 dengan t dengan perlu penelitian p<0,000. lanjutan dengandesainpre danpost tes dengan kelompok kontrol (Manurung dkk, 2013). 38 Tidak Terasa Nyeri Gambar 4.1 Visual Analog Scale Instrumen Pengkajian menggunakan VAS dilakukan sebelum Nyeri Sangat Buruk dan Tak Tertahankan dan seseudah intervensi terapi air hangat dilaksanakan untuk mengetahui efektivitasterapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang dalam kehamilan. 3. Prosedur tindakan Prosedur terapi air hangat yang dapat dilaksanakan untuk mengurangi nyeri tulang belakang dapat menggunakan langkahlangkah yang dijabarkan berikut ini. a. Kaji kontraindikasi pasien dengan suhu panas di area sekitar. b. Informed Consent tindakan terapi air hangat. c. Isilah satu setengah sampai dua pertiga buli-buli dengan air hangat dan ukurlah pada suhu 430-480 Celcius.. d. Kajilah pakaian klien, jika terlalu tipis gunakan handuk sebagai alas buli-buli agar tidak langsung mengenai kulit. e. Sampaikan kepada klien untuk melaporkan apabila suhu terlalu tinggi saat terepi diberikan. f. Lihatlah kondisi kulit klien sebelum diberikan terapi apakah ada kelainan. g. Taruhlah terapi air hangat di punggung klien. Klien dapat miring kanan, kiri, ataupun pada kondisi duduk. 39 h. Setelah 15-20 menit, hentikan terapi atau klien melaporkan perasaan terlalu panas pada area punggung yang diterapi (Marrybets, 2008). E. Prosedur penelitian Penelitian tentang efektivitas terapi air hangat terdap nyeri tulang belakang pada kehamilan dapat dijelaskan dengan prosedur berikut ini. 1. Menentukan responden berdasarkan kriteria inklusi. 2. Menjelaskan manfaat dan tujuan penelitian. 3. Menentukan waktu yang tepat untuk dilakukannya intervensi terapi air hangat. 4. Mengkaji nyeri dengan menggunakan Visual Analog Scale (VAS) sebelum intervensi terapi air hangat oleh peneliti. 5. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan mengizinkan keluarga responden untuk menemani selama dilaksanakannya intervensi. 6. Melakukan intervensi terapi air hangat selama 15 menit. 7. Mengkaji nyeri dengan menggunakan Visual Analog Scale (VAS) setelah intervensi terapi air hangat oleh peneliti. 8. Menganalisa perubahan tingkat nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapi air hangat. F. Pengolahan Data Penelitian ini menggunakan media elektonik komputer dalam proses pengolahan datanya. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dengan komputer dalam Hidayat (2008) dan Notoatmodjo (2003) adalah sebagai berikut ini. 40 1. Editing Editing adalah kegiatan untuk pengecekan atau perbaikan isian formulir, kuisioner ataupun lembar observasi. Editing (penyuntingan) ini dilakukan terlebih dahulu setelah penyebaran kuesioner untuk melihat apakah jawaban sudah lengkap atau belum. Apabila ada jawaban-jawaban yang belum lengkap, jika memungkinkan dilakukan pengambilan data ulang untuk melengkapi jawaban-jawaban tersebut, tetapi apabila tidak memungkinkan, maka pertanyaan yang jawabannya tidak lengkap tersebut tidak diolah atau dimasukkan dalam pengolahan “data missing”. 2. Coding Coding atau pengkodean adalah kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Misalnya 1 = nyeri sebelum intervensi, 2 = nyeri setelah intervensi. Kegiatan ini dilakukan apabila semua kuesioner sudah diedit atau disunting. 3. Data entry atau Processing Data entry adalah kegiatan memasukkan data (jawabanjawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) ke dalam program atau “software” komputer. Paket program komputer yang digunakan pada penelitian ini adalah program pengolahan data statistik. 41 4. Cleaning atau Pembersihan Data Cleaning adalah kegiatan mengecek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, yang kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Cara yang dilakukan dalam proses ini adalah membuat distribusi frekuensi masing-masing variabel untuk mengetahui adanya data yang hilang (missing) dan mendeteksi apakah data yang dimasukkan benar atau salah. G. Analisis Data 1. Analisis univariat Analisis univariat merupakan analisis tiap variabel yang dinyatakan dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik (Setiadi, 2007). Data univariat yang dianalisis pada penelitian ini adalah data demografi dan frekuensi ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang, dihasilkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase variabelnya. 2. Analisis bivariat Analisis bivariat merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang bersangkutan (variabel independen dan variabel dependen). Analisis bivariat ini digunakan untuk mengetahui efektivitasterapi air hangat (variabel dependen) terhadap penurunan nyeri tulang belakang pada kehamilan (variabel Independen). 42 Teknik yang digunakan untuk analisis bivariat ini adalah uji Paired t test dengan syarat data hasil pengukuran nyeri terdistribusi normal. Uji Paired t Test dilakukan untuk mengetahui apakah ada perubahan status fungsional bermakna antara sebelum tindakan dengan sesudah tindakan. Penelitian ini menggunakan derajat kepercayaan 0,05. Hipotesis membandingkan antara alpha dengan p-value terlebih dahulu untuk melihat pengaruh intervensi. Setelah menilai pengaruh dari intervensi, uji Eta Square Test dilaksanakan untuk melihat nilai efektivitas antara sebelum pemberian intervensi dengan sesuadah intervensi diberikan. Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai eta (Pallant, 2005). Keterangan: t2 N : Hasil Uji T : Jumlah responden penelitian Nilai eta dikatakan memiliki hubungan kuat jika nilai eta ≥ 0.14, dikatakan memiliki hubungan sedang jika nilai eta ≥ 0,06 – 0,13 dan dikatakan memiliki hubungan lemah jika nilai eta ≥ 0,01-0,05 (Pallant, 2005). 43 H. Etika Penelitian Etika penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan sebuah penelitian mengingat penelitian keperawatan akan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penulisan harus diperhatikan karena manusia mempunyaihak asasi dalam penelitian (Hidayat,2003). 1. Lembar Persetujuan (informed consent) Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (informed consent). Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Pemberian lembar ini agar subyek bersedia, mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak mereka. 2. Tanpa nama (Anonimity) Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan cara tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. 3. Kerahasiaan (Confidentiality) Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan cara tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. Menjaga kerahasian identitas responden dan menjaga privasi klien saat melaksanakan tindakan intervensi. BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Puskesmas Pisangan Puskesmas Pisangan merupakan puskesmas yang ada di Kecamatan Ciputat Timur yang terletak di sebelah tenggara Tangerang, dengan luas wilayah 1.685 Ha. Puskesmas Pisangan ini meliputi dua kelurahan yaitu Kelurahan Pisangan dan Kelurahan Cirendeu. Puskesmas Pisangan beralamat di Perumahan Pondok Hijau, Kelurahan Pisangan Ciputat Timur. Puskesmas Pisangan memiliki batas-batas : 1. Barat : Wilayah kerja PKM Ciputat (Kecamatan Ciputat) 2. Timur : DKI Jakarta 3. Utara : Wilayah Kerja PKM Jurangmangu Timur (Pondok Aren) 4. Selatan : Wilayah Kerja PKM Pamulang (Kelurahan Pondok Cabe Hilir). Puskesmas Pisangan memiliki enam program wajib diantaranya promosi kesehatan, penyehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi, pemberantasan dan pencegahan penyakit serta pengobatan. Program kesehatan ibu dan anak menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Program kesehatan ibu dan anak yang dilaksanakan di Puskesmas Pisangan memiliki beberapa program diantaranya pendataan ibu hamil, pelayanan antenatal care, penanganan ibu hamil yang beresiko tinggi, rujukan ibu hamil yang beresiko tinggi, pertolongan persalinan, pelacakan kehamilan serta peningkatan kualitas pelayanan pada ibu hamil. 44 45 Tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas Pisangan meliputi dokter Umum sebanyak satu orang, dokter gigi satu orang, bidan delapan orang, perawat dua orang, perawat gigi satu orang, ahli gizi satu orang, tata usaha satu orang serta tenaga administrasi dua orang. Misi Puskesmas Pisangan diantaranya: 1. Menggerakan serta membudayakan peran serta dan potensi di masyarakat dalam bidang kesehatan. 2. Mengupayakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata, dan terjangkau. 3. Menjalin kemitraan dengan lintas sektoral, dan swasta untuk mendukung pembangunan berwawasan kesehatan. B. Hasil Analisa Univariat Analisa Univariat menggambarkan tentang gambaran usia kehamilan yang mengalami nyeri tulang belakang pada ibu hamil serta skala nyeri tulang belakang sebelum dan sesudah intervensi dilaksanakan. Tabel 5.1 Gambaran Terjadinya Nyeri Tulang Belakang Trimester 1 2 3 Frekuensi 2 6 9 Rata-rata skala nyeri 4.5±0.707 4.33±1.033 5.56±1.130 Nyeri tulang belakang pada kehamilan yang diteliti terhadap 17 responden menjelaskan bahwa nyeri terjadi pada ibu hamil trimester III sebanyak 9 responden (47,4%) dengan rata-rata skala nyeri 5.56±1,130, trimester II 6 responden (31,6%) rata-rata skala nyeri 4.33±1,033, serta terjadi pada klien trimester I sebanyak 2 orang (10,5%) dengan rata-rata 46 skala nyeri 4.5±0,707. Tabel 5.2 Gambaran Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Intervensi Skala Nyeri Pre-Intervensi 6 5 5 5 6 6 6 6 3 5 5 5 3 4 4 5 7 5,06 1,088 3-7 Kode Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Rata-Rata Standar Deviasi Min-Maks Skala Nyeri Post-Intervensi 1 3 0 3 4 3 4 2 0 3 3 0 1 3 2 3 5 2, 35 1,498 0-5 Data pada tabel 5.2 menggambarkan tentang skala nyeri pada responden sebelum dan sesudah tindakan. Sebelum intervensi dilaksanakan, rata-rata skala nyeri pada ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang sebelum intervensi 5,06 dengan standar deviasi 1,088 sedangkan setelah intervensi terapi air hangat diberikan, skala nyeri responden menunjukkan rata-rata 2,35 dengan standar deviasi 1,498. C. Hasil Analisa Bivariat Analisa Bivariat dilkukan untuk menguji hipotesis penelitian mengenai efektivitas terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang saat kehamilan. Pengujian hipotesis dilaksanakan dengan menganalisa 47 perbedaan rerata skala nyeri sebelum dan sesudah intervensi air hangat pada ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang. Pengujian hipotesis untuk menilai efektivitas terapi air hangat pada nyeri tulang belakang pada kehamilan dilaksanakan dengan paired t test terlebih dahulu untuk melihat pengaruh intervensi terhadap skala nyeri sebelum dan sesudah intervensi dengan tingkat kemaknaan 95% (alpha 0.05). Setelah nilai paired t test dilakukan, untuk menilai efektivitas terapi air hangat dilaksanakan analisa menggunakan Eta-Squared Test dimana nilai Eta dikatakan memiliki hubungan kuat jika nilai Eta ≥ 0.14, dikatakan memiliki hubungan sedang jika nilai Eta ≥ 0,06 – 0,13 dan dikatakan memiliki hubungan lemah jika nilai Eta ≥ 0,01-0,05 (Pallant, 2005). 1. Hasil Analisa Uji PairedT Test Tabel 5.2 menjelaskan nilai p value dan nilai paired t test untuk melihat pengaruh intervensi terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas pisangan. Tabel 5.3 Hasil Analisa Data Paired t Test N=17 Skala Nyeri Pre-Test Post-Test Mean 5,06 2,35 Selisih 2,71 SD 1,088 1,498 P Value T 0,000 8,832 Tabel 5.3 dapat menjelaskan adanya pengaruh terapi air hangat terhadap tingkatan nyeri pada ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang. Terapi air hangat disimpulkan berpengaruh dilihat dari nilai P Value dimana terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang pada ibu hamil memiliki nilai P Value <0,05 (0,000). 48 Secara statistik terdapat pengaruh bermakna terapi air hangat terhadap nilai rata-rata nyeri sebelum dengan sesudah intervensi. 2. Hasil Analisa Eta-Square Test Uji Eta Square Test dilaksanakan untuk melihat seberapa efektif pengaruh terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang pada ibu hamil. Uji Eta Square Test dapat dihitung menggunakan rumus (Pallant, 2005). Keterangan: t2 N : Nilai t pada hasil Paired t Test : Jumlah responden penelitian Maka didapatkan nilai Eta : 8,8322 = 0,821 8,8322 + 17 – 1 Nilai Eta yang diperoleh menunjukkan 0,821. Hasil perhitungan tersebut disimpulkan bahwa nilai Eta dari terapi air hangat menunjukan ≥ 0,14 (Eta 0,821). Hasil ini diinterpretasikan bahwa terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang memiliki efektivitas yang sangat kuat. BAB VI PEMBAHASAN A. Interpretasi Dan Hasil Diskusi Interpretasi hasil penelitian ini menjelaskan sesuai dengan tujuan penelitian dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu mengidentifikasi efektivitas terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Ciputat. 1. Gambaran nyeri tulang belakang pada ibu hamil tiap trimester Penelitian ini menjelaskan bahwa nyeri tulang belakang dapat terjadi pada ibu hamil disetiap trimesternya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Oleyese dan Olatemiju di Obafemi Awolowo University Teaching Hospitals Complex Nigeria pada tahun 2011 yang menjelaskan terjadinya nyeri tulang belakang pada kehamilan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Penelitian Oleyese dan Olatemiju menjelaskan pada usia kehamilan 1-2 bulan 3 responden terindikasi, 3-4 bulan 4 responden, 5-6 bulan 12 respoden, 7-9 bulan 26 responden, 9 bulan 12 responden, serta pada usia kehamilan 10 bulan satu orang yang mengalami nyeri tulang belakang saat kehamilan. Hasil analisa univariat dari penelitian menjelaskan bahwa semakin tinggi usia kehamilan, semakin tinggi angka terjadinya nyeri tulang belakang serta rata-rata skala nyeri pada akhir kehamilan lebih tinggi daripada awal kehamilan. 49 50 Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Quaresma di Health Institution Center of St Rios Lisbon Portugal 2010 mengenai terjadinya nyeri tulang belakang pada kehamilanterjadi sejak awal kehamilan dan meningkat pada akhir kehamilan. Hal ini juga diikuti oleh meningkatnya skala nyeri tulang belakang pada trimester III kehamilan daripada trimester sebelumnya. Penelitian serupa yang dilaksanakan di Raja Mutiah Medical Collage and Hospital India 2014 menjelaskan angka terjadinya nyeri tulang belakang pada ibu hamil meningkat dari trimester I hingga trimester III (Kurup et al, 2012). Terjadinya nyeri tulang belakang pada setiap trimestermenjelaskan bahwasejak awal kehamilan, sekresi hormon relaksin terjadi sejak awal kehamilan dapat menyebabkan peregangan pada sendi dan ligamen tulang belakang dapat menyebabkan nyeri tulang belakang pada awal kehamilan (Wong et al, 2006: Johnson, 2014). Tahapan trimester kehamilan selanjutnyamenyebabkansemakin membesarnya uterus, perubahan postural, gravitasi dan muskuloskelatal pada usia kehamilan yang semakin tinggi, sehingga menyebabkan angka terjadinya nyeri tulang belakang dan tingkatan skala kehamilan pada trimester akhir semakin meningkat (Salmah dkk, 2005; Rukiyah dkk, 2009). 1. Gambaran Nyeri Tulang Belakang Sebelum dan Sesudah Terapi Hasil analisa univariat mengenai skala nyeri tulang belakang saat kehamilan menunjukan bahwa rata-rata nyeri tulang belakang 51 sebelum diberikannya intervensi terapi air hangat yaitu 5,06 dengan standar deviasi 1,088 yang menunjukkan bahwa skala nyeri termasuk kedalam tingkatan nyeri sedang. Hasil ini hampir sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh University of Ulster 2014 mengenai gambaran nyeri tulang belakang yang terjadi pada ibu hamil tanpa intervensi yaitu 6,3 dari 157 responden (Sinclair et al, 2014). Rata-rata skala nyeri dengan tingkatan sedang juga digambarkan dari penelitian yang dilaksanakan Chang et al di Taiwan bagian utara pada tahun 2011 terhadap 183 ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang pada kehamilan yang menjelaskan rata-rata nyeri tulang belakang yang dialami oleh ibu hamil 4,0 sebelum diberikannya intervensi. Penelitian serupa diteliti oleh Mazicioglu di Turki pada tahun 2006 dimana pada 1357 ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang, memiliki ratarata skala nyeri sedang yang diukur menggunakan Visual Analog Scale 4,18 dengan standar deviasi 1.85. Skala nyeri setelah diberikannya intervensi air hangat menjadi 2,35 dengan standar deviasi 1,498. Penelitian serupa mengenai pengaruh terapi air hangat menggunakan buli-buli dilaksanakan Yuliastri 2012 di Sragen terhadap 5 pasien dengan nyeri osteoatritis menunjukkan bahwa skala nyeri sebelum diberikannya intervensi 5,8 sedangkan setelah intervensi menjadi 2,6. Terapi air hangat lainnya yang diberikan kepada 30 lansia yang mengalami nyeri karena asam urat di wilayah kerja Puskesmas Bahu Manado pada tahun 2014 menjelaskan bahwa rata-rata skala nyeri sebelum diberikannya 52 intervensi terapi air hangat 6,23 sedangkan setelah diberikan intervensi menjadi 3,30 (Wurangiyan dkk, 2014). Penelitian lainnya mengenai terapi air hangat diaplikasikan kepada remaja putri yang mengalami dismenorea pada 25 responden kelasVIII dan IX di SMP Negeri 21 Pekanbaru pada tahun 2014, menjelaskan bahwa rata-rata nyeri sebelum intervensi air hangat 4.28 dan setelah intervensi air hangat menjadi 2.24 (Oktasari, dkk, 2014). Penelitian mengenai terapi air hangat dapat disimpulkan bahwarata-rata skala nyeri pada osteoatritis, gout, dismengorea maupun pada nyeri tulang belakang saat kehamilan menjadi ringan setelah diberikannya intervensi. Perbedaan skala nyeri tersebut disebabkan karena terapi air hangat membuat vasodilatasi pembuluh darah sekitar, meningkatkan aliran darah ke area yang diterapi, membuat otot sekitar menjadi rilaksasi serta membuang sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi. Hal inilah yang membuat perbedaan skala nyeri setelah diberikannya intervensi (Brunner & Suddarth, 2002; Potter & Perry, 2011; Demir, 2012). 2. Efektivitas Terapi Air Hangat Terhadap Nyeri Tulang Belakang pada Ibu Hamil Hasil analisa data skala nyeri tulang belakang saat kehamilan menunjukkan beda rata-rata antara sebelum dan sesudah intervensi terapi air hangat. Hasil analisa statistik terapi air hangat menunjukan pengaruh yang signifikan terapi air hangat terhadap skala nyeri sebelum dan sesuadah intervensi. Pengaruh yang signifikan ini serupa 53 dengan penelitian mengenai terapi air hangat yang diberikan pada ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang yang memasuki kala I persalinan (Manurung dkk, 2012). Penelitian serupa yang dilaksanakan di Maternity hospital of Babol University of Medical SciencesIran 2006-2007 menunjukanpengaruh yang signifikan terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang pada kehamilan jika dibandingkan dengan responden yang tidak diberikan intervensi terapi air hangat (Fahami et al, 2011). Analisa tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya di Jombang Jawa Timur mengenai terapi buli-buli yang diberi air hangat dapat menurunkan skala nyeri secara efektif pada nyeri tulang belakang saat memasuki kala I persalinan (Yani & Khasanah, 2012). Penelitian lainnya yang dilaksanakan di Maternity Hospital of Babol Medical University Iran pada tahun 2009 menjelaskan bahwa terapi air hangat yang menggunakan buli-buli hangat dapat menurunkan skala nyeri secara signifikan terhadap nyeri tulang belakang pada ibu hamil yang memasuki kala 1 persalinan (Bahmanesh et al, 2009). Hasil analisa mengenai efektivitas terapi air hangat dibuktikan dengan perhitungan menggunakan Eta squared Test (Pallant, 2005). Hasil Eta squared Test menunjukkan nilai Eta yang sangat kuat. Hasil analisa ini menunjukkan bahwa terapi air hangat memiliki efektivitas yang sangat kuat terhadap penurunan skala nyeri. Kesimpulan yang didapatkan bahwa terapi air hangat menggunakan buli-buli hangat dapat menurunkan skala nyeri tulang belakang pada ibu hamil, tidak 54 hanya terbatas pada ibu hamil yang memasuki kala I persalinan, nyeri pada osteoathritis, gout athritis maupun nyeri pada dishmenhorea. Efektivitas terapi air hangat tersebutterjadi karena terapi air hangat yang diberikan menghambat nyeri dengan memvasodilatasi pembuluh darah sekitar yang diterapi, meningkatkan aliran nutrisi serta mempermudah hasil metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan untuk dibuang pada area yang diterapi ( Brunner & Suddart, 2002; Potter & Perry, 2011). Terapi air hangat menggunakan buli-buli hangat memiliki beberapa keuntungan. Pertama, terapi air hangat menggunakan buli-buli hangat berperan sebagai konduktor panas, yang dapat melemaskan otot serta menurunkan nyeri. Kedua, efek hidrokinesis dimana air dapat mengurangi pengaruh gravitasi dan ketidaknyamanan akibat tekanan pada tulang belakang yang semakin berat akibat membesarnya uterus (Mander, 2004). B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini didalam pelaksanaannya memiliki beberapa keterbatasan diantaranya mengenai data nyeri tulang belakang pada kehamilan yang masih belum tersedia baik dalam tatanan puskesmas maupun data dalam skala nasional. Peneliti mengalami kesulitan didalam melihat prevalensi dan angka kejadian nyeri tulang belakang di Puskesmas Pisangan, sehingga responden penelitian yaitu ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang perlu ditanyakan satu persatu baik ibu hamil yang mendatangi Puskesmas maupun yang didatangi pada tiap rumah satu 55 persatu sehingga memperlama proses penentuan responden dan intervensi. Pelaksanaan intervensi yang tidak dilaksanakan di laboratorium keperawatan juga menjadi kendala pada penelitian ini. Intervensi terapi air hangat harus dilaksanakan di Puskesmas dan disetiap rumah Ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang. Kendala ini membuat peneliti harus membawa alat-alat yang digunakan untuk intervensi terapi air hangat setiap hari dengan jarak yang jauh antar responden yang satu dengan yang lainnya. Kurangnya tenaga yang membantu dalam penelitian ini mengingat penentuan responden yang sesuai kriteria inklusi tidak mudah untuk dilaksanakan sehingga membutuhkan melaksanakan intervensi terapi air hangat. waktu yang lama untuk BAB VII SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Penelitian tentang efektivitas terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang pada ibu hamil ini dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas Pisangan Ciputat mendapatkan beberapa kesimpulan. 1. Gambaran terjadinya nyeri tulang pada ibu hamil tiap trimesternya menunjukkan bahwa pada trimester III terjadi sebanyak 9 responden (47,4%), trimester II 6 responden (31,6%), serta terjadi pada klien trimester I sebanyak 2 orang (10,5%). Rata-rata skala nyeri sebelum dilaksanakan intervensi yaitu 5,06 ± 1.088 sedangkan saat diukur setelah diberikannya intervensi air hangat berkurang menjadi 2,35 ± 1.498 . 2. Ada pengaruh terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang pada kehamilan dimana p value sebelum dan sesudah intervensi 0.000 (p value < 0.05) menunjukkan pengaruh yang signifikan terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang saat kehamilan. 3. Intervensi terapi air hangat sangat efektif diberikan pada ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang. Hasil ini disimpulkan dari nilai Eta yang didapatkan yaitu 0,821 (≥ 0,14). 56 57 B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa hal yang dapat disarankan untuk pengembangan dari hasil penelitian ini terhadap penurunan skala nyeri tulang belakang saat kehamilan. 1. Bagi pelayanan keperawatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai intervensi pada asuhan keperawatan pada masalah nyeri tulang belakang ibu hamil. Intervensi terapi air hangat menggunakan buli-buli hangat ini sangat mudah dilaksanakan, minimal efek samping serta efektif digunakan untuk mnegurangi nyeri tulang belakang pada kehamilan. Penelitian ini juga dapat dijadiakan sebagai bahan untuk promosi kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh perawat disetiap level pelayanan keperawatan mengenai penatalaksanaan nyeri tulang belakang pada kehamilan yang efektif dan efisien. 2. Bagi penelitian selanjutnya Hasil penelitian ini perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai mengenai prevalensi nyeri tulang belakang saat kehamilan di wilayah sekitar lebih luas lagi. Penelitian mengenai faktor resiko yang mendukung terhadap terjadinya nyeri tulang belakang saat kehamilan, durasi waktu terjadinya nyeri pada usia kehamilan, dampak maupun pengaruh terhadap kualitas hidup ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang perlu untuk dilaksanakan penelitian lanjutan. 58 Terapi air hangat menggunakan buli-buli hangat hanya dilaksanakan satu kali percobaan untuk melihat pengaruh terhadap nyeri tulang belakang pada penelitian ini. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melihat pengaruh terapi air hangat terhadap kualitas hidup ibu hamil yang dilaksanakan secara time series untuk melihat pengaruh dan efektivitas terapi air hangat terhadap kualitas hidup ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang saat kehamilan. Penelitian selanjutnya juga diasarankan meneliti efektivitas terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang dengan responden yang lebi banyak agar lebih membuktikan terapi air hangat efektif untuk nyeri tulang belakang saat kehamilan. Penelitian non-farmakologis lainnya sudah banyak dilaksanakan di luar negeri sebagai terapi untuk mengurangi nyeri tulang belakang seperti Massage Therapy, Fisioterapi, Akupuntur, TENS, maupun terapi aktivitas perlu dilteliti untuk melihat pengaruhnya terhadap nyeri tulang belakang yang terjadi di Indonesia. 3. Bagi institusi pendidikan Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan didalam penatalaksanaan nyeri tulang belakang saat kehamilan untuk memperkaya keilmuan didalam keperawatan maternitas. Penelitian ini juga dapat diintegrasikan kedalam standar operasional prosedur didalam penatalaksanaan terhadap nyeri tulang belakang pada kehamilan yang dipakai disetiap institusi pendidikan keperawatan. DAFTAR PUSTAKA Al-Sayegh, Nowall A. Et al. Pregnancy-Related Lumbopelvic Pain: Prevalence, Risk Factors, and Profile in Kuwait. Sulaibhkhat-Kuwait: PAIN MEDICINE, 2012. American Cancer Society. Hydhrotherapy. United States, 2011. (http://www.cancer.org/treatment/treatmentsandsideeffects/complementarya ndalternativemedicine/manualhealingandphysicaltouch/hydrotherapy dikutip pada 06 November 2014 Jam 01.20 WIB). American Pregnancy Organisation. Back Pain during Pregnency, 2014. (http://americanpregnancy.org/pregnancy-health/back-pain-duringpregnancy/ dikutip pada 28 Oktober 2014 Jam 6.54). Ancheta, P. S. Buku Saku Persalinan. Jakarta: EGC, 2005. Ansari, Noureddin Nakhostin et al. Low Back Pain During Pregnancy in Iranian Women: Prevalence and Risk Factors. Teheran: Informa Health Care, 2010. Association of Chartered Physiotherapists In Woman Health. Pregnancy Related Pelvic Girdle Pain Formerly Known As Symphysis Pubis Disfunction ACPWH, 2011. Azizah, Noor & Atun Wigati. Pengaruh Kompres Hangat Dan Terapi Musik Terhadap Penurunan Skala Nyeri Haid (Dismenorrhea). Kudus: Stikes Muhammadiyah Kudus, 2014. Bahmanesh et al. The Effect of Heat Therapy on Labor Pain Severity and Delivery Outcome inParturient Women. Iran: Iranian Red Crescent Medical Journal, 2009. Bobak et al. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC, 2004. Budjianto, Didik. Populasi, Sampling Dan Besar Sampel - Jakarta : Pusdatin Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Campbell, Stuart. Kehamilan Hari Demi Hari. Jakarta : Esensi Erlangga Group, 2005. Canadian Health Canoe. Common Pregnancy Problems and Solutions, 2014. (http://chealth.canoe.ca/channel_section_details.asp?text_id=5346&channel _id=2062&relation_id=84105 dikutip pada 27 Oktober Jam 14 10. WIB) Chang, Hao et all. Risk factors of pregnancy-related lumbopelvic pain: a biopsychosocial Approach. Taiwan: Journal of Clinical Nursing, 2011. Chopra, Deepak. Panduan Holistik Kehamilan dan Melahirkan. Bandung: Mizan, 2009. Chyntya, Godsey. When to Use Hot and Cold Therapy. Rochester-U.S: University of Rochester Medical Centre, 2014. Coban, Ayden et al. Impact on quality of life and physical ability of pregnancyrelated back pain in the third trimester of pregnancy. Turkey: J Pak Med Assoc, 2011. Coldron, Yvonne et.al. Pregnency- Related Pelvic Girdle Pain. Locksbrook RoadU.K Association for Chartered Physiotherapists in Women's Health, 2011. Deardroff, William. Pain and Sleeping Problems Need to be Treated Together. US: Spinehalth, 2008. Dempsey, Patricia Ann & Arthur D. Dempsey. Riset Keperawatan : Buku Ajar dan Latihan Edisi 4. Jakarta: EGC, 2002. Dickason, Elizabeth Jean. Maternal Infant Nursing Care. St Louis: Mosby, 1998. Fahami, Fariba et al. Effect Of Heat Therapy On Pain Severity In Primigravida Women.Iran: Iranian Journal Nursing and Midwifery Research. 2011 Green, Carol & Judith M. Wilkinson. Maternal Newborn Nursing Care Plans. St. Louis: Mosby, 2004. Haber Geri LoBiondo-Wood & Judith Nursing Research : Methods and Critical Appraisal for Evidence-Based Practice. Philadhelphia : Mosby Elsevier, 2006. Haryati. Pengaruh Progresif Muscle Relaxation Terhadap Status Fungsional Dalam Konteks Asuhan Keperawatan Pasien Kanker dengan Kemoterapi Di Rs. Wahidin Suduro Husaodo Makassar. Depok : Universitas Indonesia , 2009. Henderson, Christine & Katheleen Jones. Buku Ajar Konsep Kebidanan. EGC: Jakarta, 2010. Hansen A, Jensen DV, Wormslev M, et al. Symptomgiving pelvic girdle relaxation in pregnancy. II: symptoms and clinical signs. Acta Obstet Gynecol Scand, 1999. Herdman, T. Heatger, editor. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Diterjemahkan oleh Made Sumarwari dan Nikhe Budi Subekti Jakarta: EGC, 2012. Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data, cetakan kedua. Jakarta: Salemba Medika, 2008. Innes Wendi. Physical Change During Pregnency for First, Second, and Third Trimester. U.S: Symptomfind, 2014. Johnson, Traci C dan M.Faccog. Back Pain in Pregnancy, 2014. WebMd (http://www.webmd.com/baby/guide/back-pain-in-pregnancy dikutip pada 28 Oktober 2014 Jam 6.51) Khusniyah, Zulfa dan Hajar Dewi Rizqi. Efektifitas Stimulasi Kulit Dengan Teknik Kompres Hangat Dan Dingin Terhadap Penurunan Persepsi Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan Fisiologis. Jombang: Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang, 2011. Kurup, Vijayan Gopalakrishna et.al. Low Back Pain in Pregnancy – Incidence & Risk factors. India: 133 Indian Journal of Physiotherapy & Occupational Therapy, 2012. Lee, Shu-Ling et al. Efficacy of Warm Showers on Labor Pain and Birth Experiences During the First Labor Stage. Taipei: Association of Women’s Health, Obstetric and Neonatal Nurses, 2011. Leifer. Maternity Nursing an Introductory. Missouri : Elsevier Sunder, 2008. Leung, lawrance. From Ladder To Platform: A New Concept For Pain Management. Kanada: Journal Of Primary Health Care, 2012. Pregnency, 2014. (http://www.patient.co.uk/health/common-problems-in-pregnancy dikutip Louth, Marry. Common Problems in pada 23 Januari 2014 Pukul 02.12 WIB) Mander, Rosemery. Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC, 2004. Manurung, Suryani dkk. Pengaruh Tehnik Pemberian Kompres Hangat Terhadap Perubahan Skala Nyeri Persalinan Pada Klien Primigravida. Jakarta: Jurnal Health Quality, 2013. Marybetts, Sinclair. Modern Hydhroytherapy for Massage Therapyst. Baltmore & Philadelphia: Lippincont & Williams Wilkin, 2009. Mazacaiglu, Mumtaz et.al. Low Back Bain Prevalence in Turkish Pregnant Women. Kayseri-Turkey: Journal of Back and Musculoskeletal Rehabilitation, 2006. Mc Chan, Judith A. Schaling et.al. Nursing Procedures. Ambler-U.S : Lippicont’s William & Wilkin. Definition MediciNet. of Pregnency, 2013. (http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=11893 dikutip pada 27 Oktober 2014 diakses Jam 09.50). Medline Plus. Health Problems in Pregnancy. Rockville Picke: National Library , 2014. Mens, Jan. Severity Of Signs And Symptoms In Lumbopelvic Pain During Pregnancy. Rotterdam: Elsevier, 2011. Merskey dan N. Bogduk. Pain Terms. Washington DC: International Assosiation For Study of Pain, 2014. (http://www.iasp- pain.org/Taxonomy?navItemNumber=576 dikutip pada 28Oktober 2014 Jam 6.35). Mochtar Rustam. Sinopsis Obstetri Vol 1. Jakarta : EGC, 2002. Munif Moch. Imron TA dan Amrul. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan Bahan Ajar Untuk Mahasiswa. Jakarta : Sagung Seto, 2010. National Health System. Common health problems in pregnancy, 2013. (http://www.nhs.uk/conditions/pregnancy-and-baby/pages/commonpregnancy-problems.aspx#close dikutip pada 27 Oktober Jam 10.21 WIB) National Health System. Pelvic Pain in Pregnency, 2014. (http://www.nhs.uk/Conditions/pregnancy-and-baby/Pages/pelvic-painpregnant-spd.aspx dikutip pada 27 Oktober 2014 Jam 10.40 WIB). Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Oktasari, gayatri dkk. Perbandingan Efektivitas Kompres Hangat Dan Kompresdingin Terhadap Penurunan Dismenorea Pada Remaja Putri. Riau: Universitas Riau, 2014. Oyelese dan Olatemiju, Effects of Certain Domestic Activities on Low Back Pain During Pregnancy. Nigeria: Indian Journal of Physiotherapy & Occupational Therapy, 2011. Olson, Christina & Nielson Wikmar. Health-related quality of life and physical ability among pregnant women with and without back pain in late pregnancy. Sweden: Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica, 2004. Pallant, Julie. SPSS Survival Manual : A step by step guide to data analysis using SPSS for Windows (Version 12). Sydney: Ligare, 2005. Perry & Potter. Basic Nursing Seventh Edition. St. Louis Missouri: Mosby Elsevier, 2011. Petrofsky, Jerrold et.al. The Influence Of Warm Hydrotherapy On The Cardiovascular System And Muscle Relaxation, 2014. (http://aanos.org/wpcontent/uploads/2014/02/hydro.pdf dikutip pada 21 Desember 2014 Pukul 16.56 WIB). Purba Jan Sudir. Patofosiologi dan Penatalaksanan Nyeri : Suatu Tinjauan Seluler dan Molekuler Biologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010. Quaresma et al. Back Pain During Pregnancy: A Longitudinal Study. Lisbon: Órgão Oficial Da Sociedade Portuguesa De Reumatologia, 2010. Rich, Alice. 0-10 Pain Scale. California: Lucile Packard Children’s Hospital Heart Centre, 2008. Richard D. Blondeel et.al. Pharmacologic Therapy for Acute Pain. New York : American Family Psychian, 2013. Rukiyah, Ai Yeyeh dkk. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media, 2009. Salmah dkk. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC, 2006. Saminem. Kehamilan Normal : Seri Asuhan Kebinanan. Jakarta: EGC, 2009. Schaffer. Grisel Vargas. Is the WHO analgesic ladder still valid? Twenty-four years of experience. Canada: Canadian Health Physician, 2010. Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. , 2007. Sinclair, Constance. Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC, 2010. Sinclair, Marlene et al. How do Women Manage Pregnancy-Related low Back and/or Pelvic Pain? Descriptive Findings from An Online Survey. Newabey: The Royal College of Midwives, 2014. Smeltzer, Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah: Brunner Suddarth Edisi Volume I. Jakarta: EGC, 2002. Stewart, Rebecca Felshental. Pelvic Pain during Pregnency. Meredith Corporation, 2011. (http://www.parents.com/pregnancy/my-body/aches- pains/pelvic-pain-pregnancy/ dikutip pada 27 Oktober 2014 11.00 WIB). Suharto. Exercises untuk Nyeri Pinggang Bawah pada Ibu Hamil. 2001. Jakarta: Cermin Dunia Kedokteran, 2001. Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Vermani, Era et al. Pelvic Girdle Pain and Low Back Pain in Pregnancy: A Review. Warrington. World Institute of Pain, 2009. Wan Ling, Chao. Kenali 26 Masalah Selama Kehamilan. Jakarta: Healthy Today Edisi Juli 2008 P: 48-49, 2008. Wong, Donna L. Maternity Child Nursing Care Third Edition. St. Louis Missouri: Mosby Elsevier, 2006. World Health Organisation. Pregnency, (http://www.who.int/topics/pregnancy/en/ dikutip pada 2014. 27 Oktober 2014 Jam 09.41 WIB). World Health Organisation. WHO's cancer pain ladder for adults. 2014. (http://www.who.int/cancer/palliative/painladder/en/ dikutip pada 26 Maret 2015 Jam 04.18). Wurangiyan, Mellynda. Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Manado. Manado: Program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado,2014 Yani, Dian Puspita dan Uswatun Khasanah. Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat terhadap Rasa Nyaman dalam Proses Persalinan Kala I Fase Aktif. Jombang: FIK Unipdu, 2012. Yuliastri, Aminurul. Pengaruh Kompres Panas Dan Kompres Dingin Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Osteoarthritis Sendi Lutut. Surakarta:Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Lampiran 1 PENJELASAN PENELITIAN Judul Penelitian : Efektivitas Terapi Air Hangat Terhadap Nyeri Tulang Belakang Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan. Peneliti : Ilzam Nuzulul Hakiki NIM : 1111104000043 Saya, mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, bermaksud melakukan penelitian tentang Efektivitas Terapi air hangat Terhadap Nyeri Tulang Belakang Pada Ibu Hamil. Manfaat penelitian ini bagi Ibu yaitu untuk mengetahui perubahan rasa nyeri tulang belakang pada kehamilan. Ibu yang berpartisipasi didalam penelitian ini akan diterapi terapi air hangat pada area tulang belakang. Terapi air hangat pada area tulang belakang akan diberikan sebanyak kali dalam 15-20 menit. Nyeri tulang belakang akan diukur/dinilai perubahannya antara sebelum dan sesudah tindakan terapi l air hangat. Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak berdampak negatif atau merugikan pasien. Bila selama penelitian ini, ibu merasakan ketidaknyamanan, maka ibu berhak untuk berhenti dari penelitian. Peneliti akan berusaha menjaga hak-hak ibu sebagai responden dari kerahasiaan selama penelitian berlangsung, dan peneliti menghargai keinginan responden untuk tidak meneruskan dalam penelitian, kapan saja saat penelitian berlangsung. Peneliti mengharapkan partisipasi Ibu setelah penjelasan ini disampaikan. Atas perhatian dan partisipasi Ibu dalam penelitian ini, peneliti ucapkan terima kasih. Jakarta, April 2015 Peneliti Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN Judul Penelitian : Efektivitas Terapi Air Hangat Terhadap Nyeri Tulang Belakang Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan. Peneliti : Ilzam Nuzulul Hakiki NIM : 1111104000043 Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan oleh peneliti tentang penelitian yang akan dilaksanakan sesuai judul diatas, saya mengetahui bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang pada kehamilan. Saya memahami bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini bermanfaat untuk perubahan nyeri tulang belakang saat kehamilan. Saya memahami bahwa tidak ada resiko yang akan terjadi dan saya berhak untuk menghentikan keikutsertaan saya dalam penelitian ini tanpa mengurangi hak-hak saya mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Pisangan. Saya juga mengerti bahwa catatan mengenai penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya, semua berkas yang mencantumkan identitas subjek penelitian hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian. Dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun, secara sukarela saya menyatakan berpartisipasi dalam penelitian ini. Jakarta, April 2015 Responden Peneliti Lampiran 3 KUISIONER KARAKTERISTIK RESPONDEN Petunjuk Pengisian : Mohon Ibu mengisi pertanyaan yang telah disediakan dan berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan yang dianggap sesuai 1. Nama : 2. Usia : 3. Usia Kehamilan : 4. Kehamilan Ke : 5. Pekerjaan : 6. Pendidikan Terakhir : I. SD ( ) II. SMP ( ) III.SMA ( ) IV. Perguruan Tinggi ( ) 7. Agama : 8. Suku : Lampiran 4 SKALA PENGUKURAN NYERI VISUAL ANALOG SCALE (VAS) Petunjuk Pengukuran Nyeri Mohon Ibu menyampaikan berada pada angka berapa nyeri yang dirasakan ibu saat ini dimana angka 0 tidak ada nyeri sama sekali, sedangkan angka 10 nyeri terasa sangat mengganggu dan tak tertahankan. Nyeri Sangat Buruk dan Tak Tertahankan Tidak Terasa Nyeri Keterangan : 0 = Tidak ada keluhan nyeri 10 = Nyeri sangat buruk dan tak tertahankan Lampiran 5 LEMBAR OBSERVASI Nama : Usia : Tanggal dan Jam Intervensi : No 1 2 3 4 5 6 7 8 Tindakan Mengkaji kontraindikasi terapi botol air hangat Mengkaji skala nyeri sebelum tindakan Mengisi 1/3-2/3 buli-buli dengan air hangat dengan suhu 43- 48 Celcius Mengkaji ketebalan pakaian pasien, apabila terlalu tipis dapat menggunakan handuk pada area yang akan diterapi. Dilakukan Tidak dilakukan Menyampaikan kepada pasien apabila terlalu panas atau perasaan terbakar Taruhlah buli-buli hangat pada area punggung selama 15-20 menit. Kaji kondisi kemerahan atau kulit pasien setiap 5 menit Hentikan terapi buli-bulil air hangat setelah terapi berlangsung atau apabila klien merasakan perasaaan terbakan dan tidak nyaman dengan intervensi. Responden ANALISA DATA Hasil Uji Normalitas Data a Kolmogorov-Smirnov Statistic df Shapiro-Wilk Sig. Statistic df Sig. pretest .243 17 .009 .904 17 .079 posttest .255 17 .004 .904 17 .078 Trimester Cumulative Frequency Rata-rata pretest N Valid Missing Mean Trimester posttest 17 17 2 2 5.06 2.35 Percent 2 10.5 11.8 11.8 2 6 31.6 35.3 47.1 3 9 47.4 52.9 100.0 17 89.5 100.0 2 10.5 19 100.0 System Total T-Test Valid Percent 1 Total Missing Percent Paired Samples T Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Pair 1 pretest - posttest 2.706 Std. Deviation 1.263 Std. Error Mean .306 Lower Upper 2.056 t 3.355 df 8.832 Sig. (2-tailed) 16 .000