ILZAM NUZULUL HAKIKI-FKIK - Institutional Repository UIN

advertisement
EFEKTIVITAS TERAPI AIR HANGAT TERHADAP
NYERI TULANG BELAKANG PADA IBU HAMIL
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PISANGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar sarjana S1 Keperawatan (S.Kep)
Disusun Oleh:
ILZAM NUZULUL HAKIKI
NIM: 1111104000043
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436H/2015
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
PROGRAM STUDY OF NURSING SCIENCE
Paper,
July 2015
Ilzam Nuzulul Hakiki, NIM: 1111104000043
Effectiveness of Warm Water Therapy to Low Back Pain during Pregnancy
in Local Government Clinic’s Area Pisangan
xiv+58 pages, 4 tables, 5 figures, 8 appendices
ABSTRACT
Low back pain during Pregnancy come today’s phenomenon. Low back pain
during pregnancy caused by hormonal change, musculoskeletal change and stress
during Pregnancy. Low back pain during pregnancy could influence daily activity
and quality of life women who indicated this problem..The intervention for low
back pain during pregnancy belonged to pharmacologic and non pharmacologic
intervention. The one of non-pharmacologic intervention is warm water therapy.
Warm water therapy make relaxation effect, vasodilatation of blood vessel, throw
away waste from metabolism and reduce muscle spasm. This research identify
effectiveness warm water therapy to low back pain during pregnancy in local
government clinic’s area Pisangan. This research belonged to quantitative
research with quasy-experimental non-equivalent design with one group pre test
and post test design. Sample in this research woman who indicated low back pain
during pregnancy obtaining 17 respondents with purposive sampling technique.
The instrument used Visual Analog Scale. The research was conducted about two
month, from April 1, 2015 until May 30, 2015. This study was found that
statistical test by paired t test for low back pain before and after intervention p
value = 0.000 (<0.05). P value result explain significant effect warm therapy to
low back pain. The presence of effectiveness measured by eta squared test that
found eta score 0.821(>0.14). Eta squared result explain about strong
effectiveness warm water therapy to low back pain during pregnancy. This
research could be used as reference to reduce low back pain during pregnancy.
The next research we advice to examine another non pharmacologic therapy to
low back pain during pregnancy.
Keyword
: Pregnancy, Low Back Pain, Warm Water Therapy
References
: 80 (1999-2015)
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Skripsi,
Juli 2015
Ilzam Nuzulul Hakiki, NIM: 1111104000043
Efektivitas Terapi Air Hangat Terhadap Nyeri Tulang Belakang Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan
xiv+58 halaman, 4 tabel, 5 gambar, 8 lampiran
ABSTRAK
Nyeri tulang belakang pada kehamilan merupakan masalah kehamilan yang
menjadi fenomena di dunia saat ini. Nyeri tulang belakang pada kehamilan
disebabkan oleh perubahan hormonal, muskuloskeletal, dan stres. Nyeri tulang
belakang pada kehamilan jika tidak ditangani akan berdampak kepada kualitas
hidup dan aktivitas sehari-hari pada ibu hamil. Penatalaksanaan nyeri tulang
belakang pada kehamilan dapat meliputi farmakologis dan non farmakologis.
Penatalaksaan nyeri secara non farmakologis salah satunya terapi air hangat.
Terapi air hangat memberikan efek rilaksasi, vasodilatasi pembuluh darah,
membuang sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan, dan mengurangi
spasme otot. Penelitian ini untuk mengidentifikasi efektivitas terapi air hangat
terhadap nyeri tulang belakang pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi
ekperimen non-equivalent dengan one group pre test and post test design. Sampel
ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang sejumlah 17 orang
menggunakan teknik purpossive sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan
Visual Analog Scale. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada
tanggal 1 April Sampai 30 Mei 2015. Uji statistik menggunakan paired t test
terhadap nyeri tulang belakang sebelum dan sesudah intervensi didapatkan p
value = 0.000 (<0.05) menunjukkan ada pengaruh yang signifikan terapi air
hangat terhadap nyeri tulang belakang. Nilai efektivitas dilihat menggunakan eta
squared test dimana nilai eta 0.821 (>0.14) hasil ini menunjukkan efektivitas
yang kuat terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang pada kehamilan. Hasil
penelitian ini dapat digunakan menjadi acuan untuk mengatasi nyeri tulang
belakang pada kehamilan. Diharapkan ada penelitian lanjutan mengenai teknik
non farmakologis lainnya terhadap nyeri tulang belakang pada kehamilan.
Kata Kunci
: Kehamilan, Nyeri Tulang Belakang, Terapi Air Hangat
Daftar Bacaan
: 80 (1999-2014)
iv
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ilzam Nuzulul Hakiki
Tempat, Tgl, Lahir
: Jember, 10 Maret 1993
Alamat
: Dusun Darungan – Karangharjo – Silo Jember - Jawa Timur
No. Telp/ HP
: 085749422210
e-mail
: [email protected]
Riwayat Pendidikan
:
1. SDN Harjomulyo II, Jember, Jawa Timur
2. SMPN 2 Silo, Jember, Jawa Timur
3. SMAN 1 Pakusari, Jember Jawa Timur
4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Riwayat Organisasi
:
1. Staf Ahli Departemen Luar Negeri Badan Eksekutif Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan 2011-2012.
2. Wakil Menteri Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Badan Eksekutif
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan 2012-2014.
3. Ketua Satuan Tugas Pengesahan Rancangan Undang-Undang Keperwatan
Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia (ILMIKI) 20132014.
4. Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Masa Khidmad 2014-2015.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Subhanahuwata’ala, kita memuji, meminta
pertolongan dan memohon pengampunan kepada-Nya, dan kita berlindung
kepada Allah dari keburukan diri dan kejahatan amal perbuatan kita. Aku
bersaksi tidak ada Dzat yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi
bahwa Muhammad itu Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasalam.
Atas berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan
proposal skiripsi yang berjudul “Efektivitas Terapi Air Hangat Terhadap Nyeri
Tulang Belakang Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan”.
Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan
bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan
tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. D e d e R o s y a d a M A selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr Arif Sumantri S.KM, M.Kes, sebagai dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Ns. Eni Nuraini Agustini, M.Sc, selaku dosen pembimbing akademik.
5. Ibu Puspita Palupi M.Kep, Sp.Mat dan Ibu Maulina Handayani M.Sc selaku
Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang
telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar
kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini.
6. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Orang tuaku, Ibu Hapsatun dan Bapak Jumat yang telah mendidik,
ix
mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan keberhasilan
penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada
penulis selama proses menyelesaikan proposal skripsi ini.
Tak
lupa,
Tante Ina, Mas Nurhadi, Om Suhadak dan Mbak Eni tercinta.
8. Teman-teman PSIK 2011, BEM PSIK 2011-2014, Iqbal, Gilang, alfian,
permata, anjay, Kak Ilham, Ikrima Wardani dan teman-teman kostan yang
telah membantu, memberi inspirasi, menghibur, memberi masukan,
mengundang tawa dan terkhusus untuk Rizal Khoerul Haq yang telah banyak
memberikan referensi dan membantu selama menjadi mahasiswa di UIN
Jakarta.
9. Keluarga besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang selalu memberikan banyak
inspirasi untuk saya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna,
namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang
memerlukannya.
Wallahul Muwaffieq Ilaa Aqwaamieth Tharieq
Wassalamu’alaykum. Wr. Wb
Ciputat, Juli 2015
Ilzam Nuzulul Hakiki
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...............................................................ii
ABSTRACT............................................................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN.......................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...........................................................................viii
KATA PENGANTAR...........................................................................................ix
DAFTAR ISI.........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xv
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
E.Ruang Lingkup Penelitian................................................................... 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................8
A. Kehamilan .......................................................................................... 8
B. Perubahan pada Kehamilan................................................................ 8
C. Nyeri Tulang Belakang pada Kehamilan ......................................... 12
D. Terapi Air Hangat............................................................................. 25
E. Kerangka Teori ................................................................................. 30
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI
OPERASIONAL..................................................................................................31
A. Kerangka Konsep............................................................................. 31
B. Hipotesis .......................................................................................... 31
C. Definisi Operasional ........................................................................ 32
BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................34
A. Desain Penelitian ............................................................................. 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 34
C. Populasi dan Sample ........................................................................ 34
D. Pengumpulan Data........................................................................... 36
E. Prosedur penelitian ........................................................................... 39
F. Pengolahan Data ............................................................................... 39
xi
G. Analisis Data.................................................................................... 41
H. Etika Penelitian................................................................................ 43
BAB V HASIL PENELITIAN....... .................................................................. .44
A. Gambaran umum Puskesmas Pisangan............................................ 44
B. Analisa Univariat ............................................................................. 45
C. Analisa Bivariat................................................................................ 46
BAB VI PEMBAHASAN............... ....................................................................49
A. Interpretasi dan hasil diskusi............................................................ 49
B. Keterbatasan penelitian .................................................................... 54
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN..................................................................56
A. Simpulan .......................................................................................... 56
B. Saran................................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
No.
Tabel
Halaman
Tabel 3.1
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Definisi Operasional ...........................................................................32
Gambaran Terjadinya Nyeri Tulang Belakang ..............................45
Gambaran Skala Nyeri Sebelum dan Setelah Intervensi ...............46
Analisa Data Paired t Test ..................................................................47
xiii
DAFTAR GAMBAR
No.
Gambar
Halaman
Gambar 2.1 Pain Ladder WHO ...........................................................................18
Gambar 2.2 Analgesic Platform ..........................................................................19
Gambar 2.3 Kerangka Teori...............................................................................30
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ...........................................................................31
Gambar 4.1 Visual Analog Scale Instrument (VAS)..........................................38
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Penjelasan Penelitian
Lampiran 2
Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 3
Kuisioner Karakteristik Responden
Lampiran 4
Skala Nyeri Visual Analog Scale (VAS)
Lampiran 5
Lembar Observasi
Lampiran 6
Permohonan Ijin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 7
Permohonan Ijin Dinas Kesehatan Tangerang
Selatan
Lampiran 8
Analisa Data
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu kondisi yang sangat dikenang dalam
hidup seorang perempuan yang sejak menit pertama ia sadar akan
kehamilannya, ia akan dipenuhi rasa ingin tahu. Ia ingin memastikan
kehamilan berjalan lancar, aman serta bayi yang dilahirkan dalam kondisi
sehat (Campbell, 2005). Kehamilan
juga merupakan tonggak peristiwa
penting dalam hubungan sebuah pasangan karena didalamnya terdapat
kebutuhan dan harapan antar pasangan tersebut (Choopra, 2009). Kehamilan
sebagai suatu kondisi dimana seorang perempuan sedang mengandung dan
mengembangkan fetus didalam rahimnya selama sembilan bulan atau selama
fetus masih ada di dalam kandungan Ibu (World Health Organisation, 2014).
Kehamilan memungkinkan terjadinya perubahan. Perubahan yang
terjadi selama kehamilan meliputi perubahan fisiologis maupun psikologis
(Saminem, 2009). Perubahan fisiologis yang dijumpai saat kehamilan salah
satunya terjadi pada sistem muskuloskeletal (Salmah dkk, 2005). Perubahan
pada sistem muskuloskeletal dapat menyebabkan terjadinya nyeri tulang
belakang pada kehamilan yang sering terjadi belakangan ini (CaHealth.Canoe,
2014; Mochtar, 2002).
International Assosiation for The Study of Pain (IASP) 2012,
menjelaskan bahwa nyeri sebagai kondisi subjektif yang tidak menyenangkan
1
2
meliputi pengalaman sensorik maupun emosional, aktual maupun potensial
yang menandakan terjadinya kerusakan jaringan. Nyeri tulang belakang pada
kehamilan menjadi masalah yang mengganggu kenyamanan ibu saat
kehamilan (Stewart, 2011). National Health System (NHS) 2014, menjelaskan
bahwa sebagian besar perempuan akan mengalami nyeri tulang belakang saat
kehamilan sebagai gejala ketidaknyamanan.
Nyeri tulang belakang saat kehamilan disebabkan terjadinya perubahan
struktur anatomis, hormonal dan stres (Traccy, 2014). Perubahan anatomis
terjadi karena peran tulang belakang semakin berat untuk menyeimbangkan
tubuh dengan membesarnya uterus dan janin. Penyebab lainnya disebabkan
karena peningkatan hormon relaksin yang menyebabkan ligamen tulang
belakang tidak stabil sehingga mudah menjepit pembuluh darah dan serabut
syaraf (American Pregnancy Organisation, 2014). Nyeri tulang belakang yang
dialami akan memicu terjadinya stres dan perubahan mood pada ibu hamil
yang berujung terhadap semakin memburuknya nyeri tulang belakang
(Association Chartred Physiotherapist for Woman Health, 2011).
Prevalensi terjadinya nyeri tulang belakang pada ibu hamil terjadi
lebih dari 50% di Amerika Serikat, Kanada, Iceland, Turki, Korea, dan Israel.
Sementara yang terjadi di negara non-Skandinavia seperti Amerika bagian
utara, Afrika, Timur Tengah, Norwegia, Hongkong maupun Nigeria lebih
tinggi prevalensinya yang berkisar antara 21% hingga 89,9% (Anshari, 2010).
Survey online yang dilaksanakan oleh University of Ulster pada tahun 2014,
dari 157 orang ibu hamil yang mengisi kuisioner, 70% pernah mengalami
nyeri tulang belakang (Sinclair et al, 2014). Penelitian serupa di Women’s
3
Health Clinic - Kuwait tahun 2012, dari 280 pasien yang hamil, 91% (255)
mengalami nyeri tulang belakang (Al-Syegh et al 2012). Penelitian lainnya di
Raja Mutiah Medical Collage and Hospital dari 172 ibu hamil, 104 (60,5%)
mengalami nyeri tulang belakang (Kurup et al, 2012). Fakta lainnyapada tahun
2006 di Turki menjelaskan bahwa dari 1600 kehamilan, 1357 (74,8%) ibu
hamil mengalami nyeri tulang belakang (Mazicioglu, 2006). Prevalensi nyeri
tulang belakang saat kehamilan di Indonesia baru didapatkan dari penelitian
yang dilaksanakan oleh Suharto 2001, menjelaskan bahwa dari 180 ibu hamil
yang diteliti, 47% mengalami nyeri tulang belakang.
Nyeri tulang belakang saat kehamilan apabila tidak ditangani dengan
baik dapat menyebabkan kualitas hidup ibu hamil menjadi buruk (Kartonis et
al, 2011). Ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang akan kesulitan
didalam menjalankan aktivitas seperti berdiri setelah duduk, berpindah dari
tempat tidur, duduk terlalu lama, berdiri terlalu lama, membuka baju dan
melepaskan baju, maupun mengangkat dan memindahkan benda-benda sekitar
(Vermani, Era et al, 2009). Kondisi yang lebih parah terjadi ketika nyeri
sampai menyebar ke area pelvis dan lumbar yang menyebabkan kesulitan
berjalan sehingga memerlukan kruk ataupun alat bantu jalan lainnya. Masalah
lain yang ditimbulkan yaitu ketidakmampuan berpartisipasi didalam sexual
intercouse seperti pada penelitian Jensen et al (1999), dimana dari 277 ibu
hamil yang mengalami nyeri tulang belakang, 20% tidak dapat berpartisipasi
didalam sexual intercouse (Hansen et al, 1999).
4
Penatalaksanaan nyeri tulang belakang saat kehamilan bervariatif,
seperti penatalaksanaan farmakologis maupun non farmakologis (Sinclair,
2014). Pemberian analgesik seperti paracetamol, NSAID, dan ibuprofen
termasuk
penatalaksanaan
nyeri
secara
farmakologis,
sedangkan
penatalaksanaan non-farmakologis meliputi manual terapi seperti pijat dan
latihan mobilisasi, akupuntur, Transcutaneous Electrical Nerves Stimulation
(TENS), relaksasi danterapi air hangat atau air dingin ( Potter & Perry, 2011;
IASP, 2009; Brunner & Suddarth, 2002).
Terapi air hangat merupakan bagian dariterapi non farmakologis yang
dapat menurunkan nyeri (Petrofsky et.al, 2014; Potter & Perry, 2011; Brunner
& Suddarth, 2002). Air hangat dapat menyebabkan sirkulasi darah meningkat
dan membawa oksigen ke area nyeri serta membuat otot tendon, maupun
ligamen relaksasi (Cyntya, 2013). Terapi hangat salah satunya dapat
dilaksanakan menggunakan buli-buli
(Marybetss, 2008). Penelitian di
Jombang-Jawa Timur 2012 menjelaskan bahwa terapi air hangat dapat
meningkatkan kenyamanan dan menurunkan nyeri tulang belakang saat
persalinan (Yani, 2012). Penelitian serupa di Maternity Hospital Of Babol
Medical University Iran 2009 menunjukkan bahwa terapi air hangat dapat
menurunkan nyeri punggung secara signifikan pada ibu hamil yang memasuki
kala I persalinan (Bahmanesh et al, 2009).
Penelitian mengenai nyeri tulang belakang saat kehamilan telah
banyak dilakukan di luar negeri dan menjadi hal yang penting untuk
mengatasi masalah tersebut. Penelitian di Indonesia saat ini masih belum
banyak dilakukan. Studi pendahuluan yang dilaksanakan di Wilayah Kerja
5
Puskesmas Pisangan pada tanggal 1-15 Desember 2014 terhadap tujuh ibu
hamil, empat dari tujuh ibu hamil mengalami nyeri tulang belakang. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan studi tentang efektivitas terapi air
hangat terhadap penurunan skala nyeri tulang belakang pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Pisangan.
B. Rumusan Masalah
Nyeri tulang belakang pada ibu hamil di berbagai negara menjadi
fenomena saat ini (Anshari, 2010). Gambaran nyeri tulang belakang saat
kehamilan saat ini di Indonesia masih belum banyak diteliti, sehingga perlu
diteliti lebih lanjut .
Nyeri tulang belakang saat kehamilan jika tidak segera ditangani akan
berdampak terhadap kualitas hidup sehari-hari (Kartonis et al, 2012). Respon
ibu dalam mengatasi masalah nyeri pada kehamilan yang saat ini tidak
direkomendasikan menggunakan penghilang nyeri karena berdampak terhadap
kesehatan ibu dan janin (Sinclair et.al, 2014). Fisioterapis merekomendasikan
untuk mencari terapi komplementer untuk mengurangi efek samping
penggunaan obat penghilang nyeri.
Terapi air hangatmerupakan salah satu penatalaksanaan nyeri secara
non farmakologis (Potter & Perry, 2011). Peneliti berkeinginan untuk meneliti
efektivitas terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Pisangan.
6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi air
hangat terhadap nyeri tulang belakang ibu hamil di Puskesmas Pisangan.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran nyeri tulang belakang pada ibu hamil pada tiap
trimester kehamilan.
b. Diketahinya skala nyeri tulang belakang pada ibu hamil sebelum
diberikan intervensi air hangat.
c. Diketahuinya skala nyeri tulang belakang pada ibu hamil setelah
pemberian intervensi terapi air hangat.
d. Diketahuinya pengaruh dan efektivitas terapi air hangat terhadap nyeri
tulang belakang pada kehamilan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tentang efektivitas terapi air hangat terhadap skala nyeri
tulang belakang pada ibu hamil ini dapat bermanfaat untuk :
1. Pelayanan Keperawatan
Penelitian ini menjadi referensi atau acuan dalam meningkatkan
pelayanan keperawatan terutama terhadap penatalaksanaan nyeri tulang
belakang pada kehamilan baik di pelayanan klinik maupun di komunitas.
2. Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menajadi ilmu dan informasi penguat
untuk ilmu keperawatan maternitas tentang penatalaksanaan nyeri tulang
7
belakang saat kehamilan.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam konteks
keilmuan dan metodologi penelitian serta memberikan pengalaman yang
berharga bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian.
4. Bagi Responden
Penelitian ini juga bermanfaat sebagai pedoman untuk responden
didalam penatalaksanaan nyeri tulang belakang secara efektif dan mudah
untuk dilaksanakan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui efektivitas terapi air
hangat terhadap nyeri tulang belakang ibu hamil. Jenis penelitian ini adalah
Quasi Ekperimen dengan design Non-equivalent Pre Test-Post Test Design.
Metode pengambilan data dengan mengisi kuisioner data demografi dan
Visual Analog Scale for Pain (VAS). Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja
Puskesmas Pisangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
Kehamilan merupakan kondisi dimana seorang wanita sedang
mengandung dan mengembangkan embrio dan fetus didalam rahimnya selama
sembilan bulan atau selama fetus masih ada di dalam kandungan Ibu
(WHO,2014). Kehamilan juga didefinisikan sebagai suatu kondisi yang dapat
dipastikan dengan hasil positif dari tes urin, darah, ultrasound, denyut jantung
janin, atau sinar X. Kehamilan berlangsung selama sembilan bulan diukur dari
periode terakhir menstruasi. Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester, setiap
trimester berlangsung selama tiga bulan lamanya (Medicinet, 2014).
B. Perubahan pada Kehamilan
Perubahan yang terjadi selama kehamilan berlangsung meliputi
perubahan fisiologis dan psikologis saat kehamilan berlangsung (Saminem,
2009). Perubahan fisiologis pada kehamilan dapat terjadi pada sistem
reproduksi, sirkulasi, pencernaan, pernafasan, muskuloskeletal, integumen dan
endokrin (Mochtar, 2002).
Perubahan pada sistem reproduksi ukuran uterus membesar akibat
hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagen menjadi
higroskopik. Endometrium menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan cukup
bulan: 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc, berat uterus
meningkat, dari 30 gram sebelum kehamilan menjadi 1000 gram pada akhir
kehamilan. Minggu- minggu pertama kehamilan, isthmus rahim mengalami
8
9
hipertrofi dan bertambah panjang, sehingga bila diraba terasa lebih lunak,
kejadian ini disebut tanda Hegar (Salmah, 2005). Kehamilan 5 minggu, rahim
teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding rahim terasa tipis, karena itu
bagian-bagian tubuh janin dapat diraba melalui dinding perut dan dinding
rahim (Saminem, 2009).
Perubahan pada sistem vaskularisasi pada kehamilan mengalami
perubahan, diantaranya arteri uterina dan arteri ovarika bertambah diameter,
panjang, dan anak cabangnya. Sedangkan pembuluh darah balik (vena)
mengembang dan bertambah, volume darah total dan volume darah plasma
naik pesat ketika memasuki akhir trimester pertama (Henderson & Jones,
2006). Volume darah akan bertambah banyak 25% dengan puncak kehamilan
32 minggu, hal ini diikuti dengan peningkatan curah jantung sebanyak ± 30%.
Kenaikan plasma darah juga meningkat sampai 40% saat mendekati cukup
bulan (Leifer, 2008). Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan relatif
volume plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi
kebutuhan transpor O2 yang sangat diperlukan selama kehamilan. Konsentrasi
Hb terlihat menurun, wlaupun sebenarnya lebih besar dibandingkan Hb orang
yang tidak hamil. Anemia fisiologis dapat terjadi disebabkan oleh volume
plasma yang meningkat. Leukosit dapat meningkat sampai 10.000/cc, begitu
pula dengan produksi trombosit. Tekanan darah arteri cenderung menurun
terutama selama trimester kedua, kemudian akan meningkat kembali
setelahnya. Nadi biasanya naik mencapai rata-rata 84 kali per menit. Pompa
jantung mulai naik sampai 30% setelah kehamilan 3 bulan dan menurun lagi
pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Elektrokardiogram kadangkala
10
memperlihatkan deviasi eksis kearah kiri (Bobak, 2004).
Perubahan sistem pernafasan dapat ditemukan keluhan sesak nafas dan
pendek nafas pada ibu hamil, hal ini disebabkan oleh usus dan lambung yang
mengalami penekanan oleh uterus hingga menekan area diafragma (Salmah
dkk, 2005). Kapasitas vital paru meningkat sedikit selama kehamilan
(Mochtar, 2002).
Perubahan sistem pencernaan memungkinkan salivasi meningkat pada
trimester pertama. Awal kehamilan terkadang ibu hamil mengeluhkan
terjadinya mual dan muntah pada pagi hari (Henderson & Jones, 2006).
Perubahan lainnya yang terjadi akibat melemahnya tonus otot saluran
pencernaan sehingga mortalitas makanan akan lebih lama berada dalam
saluran pencernaan dan memungkinkan terjadinya obstipasi (Mochtar, 2002).
Perubahan sistem integumen dapat dijumpai pada daerah kulit tertentu
selama kehamilan akan mengalami perubahan seperti pada wajah, payudara,
perut, maupun vulva (Saminem, 2009).
Sistem endokrin mengalami beberapa perubahan seperti pada kelenjar
tiroid yang membesar, hipofisi anterior membesar, maupun kelenjar adrenal
yang mengalami perubahan namun tidak signifikan (Bobak, 2004).
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil
menyebabkan postur dan cara berjalan ibu hamil berubah secara mencolok
(Saminem, 2009). Peningkatan distensi abdomen membuat panggul miring ke
depan, penurunan tonus otot perut, dan meningkatnya berat badan
membutuhkan penyesuaian ulang kurvatura spinalis. Pusat gravitasi bergeser
kedepan dan kurva lumbosakrum normal harus semakin melengkung dan di
11
daerah servikodorsal harus membentuk kurvatura untuk mempertahankan
keseimbangan (Dickason et al, 1998). Struktur ligamentum dan otot tulang
belakang dan tengah mendapatkan tekanan yang berat sehingga menimbulkan
rasa tidak nyaman bahkan nyeri tulang belakang yang cukup berat bagi ibu
yang memiliki sensasi keseimbangan yang buruk selama kehamilan (Bobak,
2009).
Perubahan pada sistem muskuloskeletal dapat dijumpai pada otot
dinding perut yang semakin meregang dan mengurangi tonus otot (Wong et al,
2006). Selama trimester ketiga, otot rektus abdominis dapat memisah dan
menyebabkan isi perut menonjol di garis tengah tubuh. Umbilikus menjadi
lebih datar atau menonjol (Bobak, 2004). Perubahan struktur anatomis posisi
tulang dan peregangan pada otot dinding perut menyababkan perubahan pada
sikap tubuh ibu yang menjadi lordosis (Henderson & Jones, 2006). Perubahan
ini juga akan menyulitkan pergerakan serta perubahan gaya berjalan yang
bergoyang pada ibu hamil atau disebut langkah angkuh wanita hamil (Bobak,
2004).
Perubahan lainnya dapat dijumpai juga pada panggul yang mengalami
perlunakan berlebihan jaringan kolagen dan jaringan ikat akibat peningkatan
hormon seks steroid yang bersirkulasi (Leifer, 2008). Adaptasi terhadap
peningkatan hormon seks ini adalah pembesaran dimensi panggul. Derajat
relaksasi bervariasi, namun pemisahan simfisis pubis dan ketidakstabilan
sendi sakroiliaka dapat menimbulkan nyeri dan kesulitan berjalan (Bobak,
2004).
12
Perubahan yang terjadi secara fisiologis dalam kehamilan terjadi pada
beberapa sistem seperti reproduksi, vaskularisasi, pernafasan, pencernaan,
endokrin,
maupun
muskuloskeletal
(Bobak,
2004).
Perubahan
pada
muskuloskeletal akibat semakin memberatnya dan membesarnya ukuran janin
dan uterus, perubahan gravitasi, dinding abdomen, postur saat berjalan,
ketidakstabilan ligamen tulang belakang menyebabkan terjadinya nyeri tulang
belakang saat kehamilan (Henderson & Jones, 2006).
C. Nyeri Tulang Belakang pada Kehamilan
1. Pengertian
Nyeri didefinisikan sebagai suatu kondisi subjektif
yang tidak
menyenangkan meliputi pengalaman sensorik maupun emosional, aktual
maupun potensial yang menandakan terjadinya kerusakan jaringan (IASP,
2012). Nyeri bukanlah penyakit, akan tetapi merupakan keluhan atau tanda
klinis yang harus dicermati dengan baik (Purba, 2010). Nyeri merupakan
suatu pengalaman subjektif yang daialami individu, hanya orang yang
mengalami nyeri yang dapat merasakannya (Potter & Perry, 2011). Nyeri
tulang belakang
pada kehamilan menjadi masalah yang mengganggu
kenyamanan ibu saat kehamilan. National Health System 2014,
menjelaskan bahwa sebagian besar wanita akan mengalami nyeri tulang
belakang saat kehamilan yang sering sebagai gejala yang tidak nyaman
dirasakan saat kehamilan.
13
2. Etiologi
Penyebab terjadinya nyeri tulang belakang pada kehamilan
bervariatif dan saling berhubungan diantaranya kenaikan berat badan saat
kehamilan, perubahan postur, peregangan otot rektus abdominis, maupun
stres emosional (Johnson, 2014) .
Berat badan selama kehamilan dapat mencapai 12,5 kilogram
(Henderson & Jones, 2006). Tulang belakang harus mampu untuk
menopang pertambahan berat tersebut (Rukiyah dkk, 2009). Pertambahan
beban inilah yang menambah beban kerja tulang belakang dan perubahan
gravitasi sehingga menyebabkan nyeri tulang belakang (Wong et al, 2006).
Pertambahan ukuran dan volume janin maupun uterus dapat menekan
pembuluh darah dan serabut syaraf disekitar tulang belakang.
Penyebab lainnya yaitu perubahan postur saat kehamilan (Leifer,
2008). Kehamilan dapat merubah pusat gravitasi tubuh, akibatnya secara
perlahan perubahan postur ini akan merubah gaya dan posisi saat berjalan
(Henderson & Jones, 2006). Perubahan gaya gravitasi dan gaya berjalan
ini yang akan menyebabkan otot-otot sekitar tulang belakang menjadi
tegang dan nyeri (Wong et al, 2006).
Perubahan hormonal terjadi saat kehamilan menjadi salah satu
penyebab nyeri tulang belakang (Johnson, 2014). Peningkatan hormon
relaksin yang diproduksi membuat ligamen dan area panggul rilaksasi dan
sendi menjadi semakin meregang sebagai persiapan proses melahirkan
(Wong et al, 2006). Kejadian ini yang membuat ligamen yang menyokong
tulang belakang semakin regang dan terjadi ketidakstabilan yang
14
menyebabkan nyeri tulang belakang (Rukiyah dkk, 2009).
Penyebab nyeri tulang belakang saat kehamilan lainnya yaitu
peregangan otot terjadi saat uterus mulai membesar (Leifer, 2008). Dua
otot yang berhubungan yaitu rectus abdominis yang menghubungkan
antara rongga dada sampai ke area pubis, memungkinkan terjadinya
pemisahan. Pemisahan ini akan memperburuk kondisi nyeri tulang
belakang (Salmah dkk, 2005).
Faktor stres dan emosional menyebabkan tegangan otot yang ada
di punggung semakin menegang (ACPWH, 2011). Tegangan ini yang
menyebabkan terjadinya nyeri tulang belakang yang semakin parah
(Johnson, 2014).
3. Faktor resiko terjadinya nyeri tulang belakang
Nyeri tulang belakang saat kehamilan dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal seperti pernah mengalami cidera panggul maupun nyeri
tulang belakang pada kehamilan sebelumnya menjadi faktor resiko
terjadinya nyeri tulang belakang, terbukti ditemukan sebanyak 76 orang
dari 104 orang yang mengalami nyeri tulang belakang pada kehamilan
sebelumnya (Kurup et.al, 2012).
Pekerja berat menjadi faktor resiko terjadinya nyeri tulang
belakang pada kehamilan. Hipermobilisasi terutama pada wanita karier
yang bekerja dilaporkan meningkatkan angka terjadinya nyeri tulang
belakang saat kehamilan (Katonis et.al, 2011).
Multipara beresiko 2x lebih banyak dari pada primipara. Ibu
multipara mengalami insidensi 67,6%, sedangkan primipara 49,3% dari
15
172 sampel yang mengalami nyeri tulang belakang saat kehamilan (Kurup
et.al, 2012).
Indeks masa tubuh lebih tinggi dari batas normal serta usia
kehamilan yang semakin meningkat menyebabkan resiko terjadinya nyeri
tulang belakang meningkat. Usia kehamilan yang semakin tua dapat
meningkatkan resiko terjadinya nyeri tulang belakang menngingat beban
yang ada dan harus ditopang tulang belakang semakin berat (Kurup et al,
2012).
4. Tanda dan gejala terjadinya nyeri tulang belakang saat kehamilan
Nyeri pada area panggul, tulang belakang, maupun diantara anus
dan vagina dikeluhkan secara subjektif oleh ibu hamil yang mengalami
nyeri tulang belakang (NHS, 2014).
Nyeri tersebut terjadi terutama saat posisi tubuh fleksi kearah
depan, hal ini terjadi karena terbatasnya ruang gerak tulang belakang pada
area lumbal dan memperburuk terjadinya nyeri tulang belakang (Vermani
et.al, 2009).
Nyeri dapat dirasakan saat berjalan, menaiki tangga, berdiri
menggunakan satu kaki, dan bangun dari tempat tidur. Nyeri tulang
belakang dilaporkan tidak hanya terjadi lokal pada area tulang belakang
melainkan dapat menyebar ke area panggul, paha, dan simpisis (ACPWH,
2011).
Nyeri juga dilaporkan menyebabkan ibu sulit bergerak terutama
dalam melangkah dari tempat satu ke tempat lainnya sehingga
menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari hari
16
(Leifer, 2008).
Nyeri tulang belakang pada kehamilan dapat terjadi sejak awal
kehamilan, dan pada setiap trimester intensitas nyeri akan mengalami
perubahan. Trimester pertama terjadi peningkatan hormon relaksin yang
menyebabkan ligamen tulang belakang meregang sehingga terjadi
ketidakstabilan posisi tulang belakang. Perubahan nyeri semakin
meningkat pada trimester kedua, hal ini disebabkan karena pembesaran
uterus dan pusat gravitasi tubuh sehingga nyeri semakin terasa. Trimester
ketiga kehamilan nyeri tulang belakang semakin berat terasa, bahkan nyeri
tulang belakang dirasakan sepanjang hari karena uterus yang semakin
membesar dan beban kerja tulang belakang untuk menopangnya semakin
berat (Innes, 2014).
Penelitian yang dilaksanakan di Health Institution Center of Sete
Rios Lisbon – Portugal pada tahun 2008-2010 menjelaskan tentang waktu
terjadinya nyeri tulang belakang yang diamati. Penelitian longitudinal ini
menjelaskan dari 49 responden, nyeri mulai dirasakan oleh 71,4% ibu
hamil sejak usia kehamilan mencapai 12 minggu, pada usia kehamilan 20
minggu hanya 16,3% menyatakan mengalami nyeri, memasuki usia
kehamilan 32 minggu angka kejadian menjadi 91,7% dan pada usia
kehamilan mencapai 37 minggu, 98% menyatakan mengalami nyeri tulang
belakang (Quaresma et al, 2010).
Penelitian yang dilaksanakan di Raja Mutiah Medical Collage and
Hospital India 2014, menjelaskan angka terjadinya nyeri tulang belakang
pada kehamilan terjadi 53% pada usia kehamilan dibawah 20 minggu,
17
76% terjadi saat usia kehamilan berkisar antara 25-28 minggu, sedangkan
angka kejadian meningkat menjadi 80% nyeri tulang belakang terjadi pada
usia kehamilan 31-35 minggu pada 106 ibu hamil yang mengalami nyeri
tulang belakang (Kurup et.al, 2012).
Nyeri tulang belakang yang dirasakan bervariatif tingkatannya dan
tidak dapat dipastikan. Penelitian yang dilaksanakan di Inggris 2014
terhadap 157 ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang
menunjukkan rata-rata 6,3 sedangkan nyeri menjadi 7,62 skalanya apabila
terjadi pada area pelvis. Instrumen pengkajian nyeri Visual Analog Scale
(VAS) dimana skala 0 menandakan tidak terasa nyeri dan skala 10
menandakan nyeri tak tertahankan (Sinclair et al, 2014).
5. Penatalaksanaan nyeri tulang belakang
Pedoman penatalaksanaan nyeri secara umum dapat menggunakan
pain ladder for cancer dari WHO 2014. Penatalaksanaan nyeri pada pain
ladder dapat menjadi pedoman yang dapat diadopsi untuk penatalaksanaan
nyeri lainnya (Schaffer, 2010). Pain ladder yang digunakan WHO 2014
membagi nyeri menjadi tiga tingkatan beserta intervensinya yaitu nyeri
ringan, sedang, dan berat. Nyeri dapat dikatakan ringan apabila memiliki
skala nyeri satu sampai tiga. Nyeri dikatakan sedang tingkatannya apabila
memiliki sakala nyeri antara empat sampai enam. Nyeri dikatakan berat
apabila memiliki skala nyeri tujuh sampai sepuluh dari skala nyeri (Rich,
2008).
18
Penatalaksanaan nyeri tingkat ringan dapat menggunakan terapi
pengobatan non-opioid seperti aspirin, parasetamol maupun NSAID. Nyeri
tingkat ringan dapat menggunakan terapi adjuvant seperti muscle relaxant,
anti-depresant dan anti-konvulsant meskipun dapat meredakan nyeri
maupun tidak. Penatalaksanaan nyeri tingkat sedang dapat menggunakan
terapi opioid lemah seperti codeine maupun adjuvant, sedangkan nyeri
berat dapat menggunakan opioid kuat seperti morphine, metadone maupun
fentanyl untuk meredakan nyeri (WHO, 2014).
Gambar 2.1 WHO Pain Ladder
Sumber: WHO (2015)
Penatalaksanaan nyeri menggunakan pain ladder WHO terfokus
terhadap
penatalaksanaan
secara
farmakologis,
namun
belum
menyinggung aspek penatalaksaaan non-farmakologis seperti fisioterapi,
terapi fisik, hipnosis, maupun terapi rilaksasi (Leung, 2012). Pedoman
penatalaksanaan nyeri lainnya dapat menggunakan pedoman Analgesic
Platform dari Department of Family Medicine Queen’s University Kanada
2012 dimana nyeri berdasarkan tingkatannya diintervensi dengan
19
farmakologis maupun non-farmakologis (Leung, 2012).
Gambar 2.2Analgesic Platform Department of Family Medicine Queen’s University
Keterangan : A (Fisioterapi dan Terapi fisik, B (Meditasi, yoga, atau spiritualitas, C
(Hipnosis dan teknik relaksasi, D (Akupuntur), E (Chiropratic), F (External Rub/Lotion),
G (Terapi Komplementer Lain seperti Tai-Chi), H (Muscle Relaxant), I (Steroid), J
(Dukungan interpersonal), K (Anti-Kolvusant), L (Anti-depresan), M (Obat-obatan yang
dikombinasikan dengan Opioid lemah seperti nabilone), N (Cognitive Behavior Therapy),
O (Pembedahan).
Sumber: Leung (2012)
Penatalaksanaan nyeri menggunakan analgesic platform tersebut
menjelaskan tentang penggunaan terapi farmakologis maupun nonfarmakologis dapat digunakan untuk tingkatan nyeri apapun. Semakin
tinggi skala nyeri mengharuskan kolaborasi penggunaan opioid kuat.
(Leung, 2012).
Penatalaksanaan nyeri tulang belakang pada kehamilan yang telah
diterapkan sampai saat ini berupa terapi farmakologis dan nonfarmakologis (Vermani et al, 2009).
20
a. Penatalaksanaan Farmakologis
Penatalaksanaan secara farmakologis khususnya untuk
nyeri tulang belakang pada kehamilan masih belum ditetapkan
secara jelas (Sinclair, 2014). Penggunaan parasetamol dan
analgesik aman digunakan untuk mengatasi nyeri tulang belakang
dalam kehamilan (Green & Wilkinson, 2004). Penggunaan
parasetamol dan analgesik tidak selalu efektif untuk digunakan
mengatasi nyeri tulang belakang (Vermani et.al, 2009).
Penggunaan Non Steroid Anti Inflamation Drug’s (NSAID),
sebagai obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri pada
umumnya, namun obat ini tidak boleh digunakan pada usia
kandungan bayi dibawah 30 bulan, karena beresiko menyebabkan
malformasi pada proses pembentukan janin (Sinclair, 2014). Selain
itu, penutupan duktus arteriosus sebelum pada waktunya akan
menyebabkan oligohydramnion (Vermani et.al, 2009).
Opioid dapat digunakan dengan dosis yang tidak terlalu
banyak, terutama dapat digunakan pada malam hari untuk
meningkatkan kualitas tidur (Vermani et al, 2009). Penggunaan
opiod untuk mengurangi nyeri pada tulang belakang beresiko
menyebabkan komplikasi seperti depresi pernafasan pada janin
maupun
efek
ketergantungan
opiod
pada
ibu
setelah
menggunakannya dalam waktu yang lama (Sinclair et al, 2014).
Penggunaan opioid ini terhadap nyeri dapat diindikasikan
untuk nyeri sedang hingga berat. Apabila nyeri dengan tingkatan
21
sedang dialami, dapat menggunakan opioid lemah sedangkan
dengan nyeri berat dan tak tertahankan direkomendasikan
penggunaan opiod kuat (WHO, 2011).
b. Penatalaksanaan non farmakologi
Pendidikan kesehatan terhadap individu penting untuk
dilaksanakan didalam mengatasi masalah nyerti tulang belakang
dalam kehamilan (Vermani et.al, 2009). Pendidikan kesehatan
mengenai posisi anatomi, ergonomi, posture yang benar, strategi
penanganan nyeri terhadap kehamilan, dan teknik relaksasi perlu
disosialisasikan kepada ibu yang mengalami nyeri tulang belakang.
Pendidikan kesehatan tentang pola hidup yang baik saat kehamilan
seperti menghindari kelelahan, tidak mengangkat benda yang
terlalu berat, istirahat yang cukup, dan turunnya kedua kaki dalam
kondisi fleksi keduanya saat turun dari tenpat tidur perrlu untuk
disampaikan kepada ibu hamil yang mengalami nyeri tulang
belakang (ACPWH, 2011).
Terapi fisik dapat digunakan untuk mengurangi nyeri
seperti penggunaan bantal yang berbentuk sarang, penggunaan
sabuk abdomen, kruk dan alat bantu jalan lainnya yang digunakan
untuk mempermudah mobilisasi (Vermani et.al, 2009). Terapi fisik
jugaa termasuk pijat dan terapi menggunakan air hangat ataupun
air dingin. Pijat dijelaskan dapat menurunkan nyeri tulang
belakang pada 26 ibu hamil (Field et al 1999 dalam Vermani et al
2009). Terapi air hangat efektif digunakan untuk menurunkan nyeri
22
tulang belakang dalam kehamilan, terutama pada ibu hamil yang
yang mengalami nyeri tulang belakang saat akan melahirkan
(Manurung dkk, 2012).
Terapi menggunakan TENS meskipun belum diketahui
dapat menyebabkan malformasi pembentukan janin dan penurunan
curah jantung janin, TENS dapat dilakukan kepada ibu yang
mengalami nyeri tulang belakang (Vermani et al, 2009). TENS
biasanya digunakan untuk mengatasi nyeri kronik. Penggunaan
TENS dapat dicoba diterapkan dan penggunaan TENS lebih efektif
dalam pembiayaan, dan resiko lebih minimal dari penggunaan
analgesik (Sincalair dkk, 2010).
Terapi akupuntur dapat digunakan untuk mengatasai nyeri
tulang belakang. Akupuntur sebagai teknik penatalaksanaan nyeri
dapat menurunkan skala nyeri sampai 50% pada ibu hamil yang
mengalami nyeri tulang belakang (Elden et al 2005 dalam Vermani
et al 2009). Penggunaan akupuntur harus mengindari area yang
vital seperti pada uterus dan area abdomen (Vermaniet al, 2009).
Survey di Inggris menunjukkan bahwa 64% dari jumlah ibu
hamil yang mengalami nyeri tulang belakang saat kehamilan
menggunakan analgesik yang didapat dari dokter umum 40% dan
membeli obat tanpa diresepkan 39%. Penatalaksanaan non
farmakologis diajadikan pilihan oleh 58% ibu hamil yang
mengalami nyeri tulang belakang (Sinclair et.al, 2014).
23
Penggunaan terapi non-farmakologis seperti terapi fisik,
TENS, meditasi, spiritual, hipnosis, relaksasi, dan akupuntur dapat
digunakan untuk menghilangkan nyeri. Namun, semakin tinggi
tingkatan nyeri terutama tingkatan nyeri berat, terapi nonfarmakologis tidak dapat dilaksanakan secara mandiri, namun
harus berkolaborasi dengan penatalaksanaan medis lainnya seperti
penggunaan analgesik, adjuvant maupun opioid (Leung, 2012).
6. Komplikasi
Nyeri tulang belakang saat kehamilan dapat menjadi buruk
kondisinya jika tidak segera ditangani seperti kerusakan jaringan sekitar
sebagai respon maladaptif dari nyeri ditambah emosional yang kurang
baik dapat terjadi, depresi dan perubahan mood merupakan masalah
terbesar yang ditemukan, karena masalah ini dapat mengubah persepsi
kesehatan secara umum bagi ibu hamil yang mengalami nyeri tulang
belakang, frustasi karena tidak dapat melaksanakan tugas sehari-hari
sebagai seorang ibu serta komunikasi terhadap pasangan maupun keluarga
menjadi kurang harmonis karena sang ibu menganggap tidak mampu
merawat diri sendiri mapun keluarga dan sang ibu tidak dapat menjalani
kehamilannya dengan nyaman (ACPWH, 2011).
Penelitian di Women Health Clinic - Kuwait, dari 255 ibu yang
mengalami nyeri tulang belakang saat kehamilan menjelaskan sebanyak
42,9% partisipan mengalami kesakitan yang semakin parah saat berjalan,
saat berbaring 16,3%, duduk 15,9% dan pada posisi berdiri 15,5%. Nyeri
dilaporkan menyebabkan gangguan tidur 72%, dan 52% mengganggu
24
aktivitas sehari-hari dari jumlah yang ada. Komplikasi yang terjadi pada
nyeri tulang belakang menunjukkan bahwa nyeri yang dialami pada
umumnya 71,2% pada daerah tulang belakang, 68,7% nyeri dikatakan
menyebar hingga lutut, 35% nyeri menyebar ke area panggul. Kualitas
nyeri yang dilaporkan yaitu moderate 44% serta33,9%
belakang
nyeri tulang
yangparah karena tidak segera diberikan penanganan (Al-
Sayegh et.al, 2012).
Nyeri tulang belakang saat kehamilan akan menurunkan kualitas
hidup bagi ibu hamil (Kartonis et all, 2011). Penelitian di Maternity and
Childcare Hospital in Western Anatolia Turki pada tahun 2009
menjelaskan bahwa kualitas hidup ibu hamil yang mengalami nyeri tulang
belakang lebih rendah dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak
mengalami nyeri tulang belakang. Penelitian ini menggunakan kuisioner
WHO
Quality
of
Life Questionnaire (WHOQOL-BREF) sebagai
instrumen pengkajiannya. Responden yang mengalami nyeri tulang
belakang sebanyak 50 orang, sedangkan yang tidak mengalami nyeri
tulang belakang sebanyak 50 orang. Perbandingan menggunakan kuisioner
tersebut menunjukkan bahwa domain yang ada pada WHOQOL-BREF
seperti kenyamanan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial dan
interaksi dengan lingkungan lebih rendah daripada ibu hamil yang tidak
mengalami nyeri tulang belakang (Coban et al, 2009).
Penelitan serupa yang dilaksanakan di pelayanan antenatal di
Stockholm Swedia pada tahun 2004 tentang dampak nyeri tulang belakang
terhadap aktifitas sehari-hari dikaji menggunakan Disability Rating Index
25
(DRI). Nilai DRI dilihat dari kemampuan untuk melaksanakan aktivitas
sehari-hari seperti memakai baju, berjalan, menaiki tangga, duduk terlalu
lama, berdiri lama, membawa tas, mebereskan tempat tidur, berlari,
melakukan pekerjaan ringan, melakukan pekerjaan berat, mengangkat
benda berat, maupun keikutsertaan didalam aktivitas olah raga. Penelitian
ini menunjukan 69 orang yang mengalami nyeri tulang belakang memiliki
nilai DRI dengan signifikansi p<0,05 lebih tinggi daripada 67 orang yang
tidak mengalami nyeri tulang belakang (Olson & Wilkmar, 2004).
D. Terapi Air Hangat
1. Pengertian terapi air hangat
Terapi air hangat merupakan bagian dari penatalaksanaan nyeri
secara nonfarmakologis (Potter & Perry, 2011). Pelaksanaan terapi air
hangat dapat digunakan dengan cara meletakkan handuk hangat basah,
bantalan panas, warm shower, pasta silika, atau buli-buli yang dapat di
letakkan di perut bagian bawah, selangkangan, paha, punggung bawah,
bahu, atau perinium yang mengalami nyeri (Ancheta, 2005). Keuntungan
pelaksanaan terapi ini meliputi dua hal. Pertama, terapi air hangat sebagai
konduktor panas, dapat melemaskan otot dan meredakan nyeri. Kedua,
yaitu efek hidrokinesis dimana air dapat mengurangi pengaruh gravitasi
dan ketidaknyamanan akibat tekanan pada tulang belakang dan struktur
lainnya (Garland & Jones 1994 ; Mander, 2004).
26
2. Manfaat terapi air hangat
Terapi air hangat merupakan bagian dari terapi non farmakologi
untuk mengatasi nyeri (Brunner & Suddart, 2002). Terapi air hangat
didalam
penatalaksanaan
masalah
nyeri
bereaksi
dengan
cara
menghambat reseptor nyeri dengan vasodilatasi pembuluh darah sekitar
yang diterapi (Demir, 2012). Penggunaan terapi air hangat sangat
direkomendasikan untuk masalah nyeri tulang belakang karena mudah
dan tidak mengeluarkan banyak biaya untuk melaksanakannya (Backcare,
2002).
Manfaat lainnya yang dihasilkan dari terapi air hangat yaitu
meningkatkan aliran darah ke area tubuh yang diterapi, meningkatkan
aliran nutrisi terhadap area yang diterapi, membuang sisa metabolisme
yang tidak digunakan, membuat otot menjadi relaksasi, mengurangi
spasme otot, maupun mati rasa (Potter & Pery, 2011).
Terapi air air hangat didalam kehamilan sejauh ini dimanfaatkan
untuk mengurangi nyeri saat persalinan (Mander, 2004). Terapi air hangat
yang diberikan selama 20 menit dapat menurunkan skala nyeri bagi ibu
hamil yang mengalami nyeri saat akan melahirkan (Lee, Shu-Ling et al,
2010). Terapi air hangat menurunkan skala nyeri sebanyak 2,07 pada
setiap responden yang diberikan terapi, sedangkan nyeri akan meningkat
0,71 setiap kenaikan kala persalinan jika tidak diberi terapi air hangat
(Manurung dkk, 2013). Pemberian terapi air hangat juga dapat
meningkatkan kenyamanan dan percepatan dilatasi servik untuk persiapan
melahirkan (Lee, Shu-Ling et al, 2011. Sedangkan terapi air Hangat
27
hangat dapat meningkatkan rasa nyaman selama ibu hamil memasuki kala
I persalinan (Yani & Khasanah, 2012).
3. Indikasi penggunaan terapi air hangat
Penggunaan terapi air hangat dapat diterapkan untuk mengatasi
masalah-masalah seperti spasme otot, kekurangan sirkulasi pada area
tertentu, nyeri pada otot seperti nyeri otot persendian, arthritis, dan nyeri
pada tulang belakang. Masalah lainnya yang dapat diatasi oleh terapi air
hangat seperti cedera otot pada atlet saat berolahraga, migrain maupun
masalah persyarafan yang menegang dapat menggunakan terapi air hangat
untuk mengatasinya (Sinclair, 2014).
Terapi air hangat juga digunakan didalam megatasi masalah
reproduksi wanita seperti kram pada saat menstruasi, nyeri pada area
tertentu seperti abdomen ataupun tulang belakang ataupun nyeri perinium
saat akan memasuki persalinan (Ancheta, 2005).
4. Kontraindikasi terapi air hangat
Terapi air hangat akan menyebabkan masalah apabila diterapkan
pada kondisi seperti ketidaknyaman dengan panas yang diberikan pada
ibu hamil, usia yang terlalu muda atau terlalu tua karena lapisan kulit pada
usia yang terlalu muda maupun terlalu tua sangatlah tipis, sehingga
beresiko mengalami luka bakar termal. Masalah lainnya akan terjadi
apabila diberikan terapi pada luka terbuka, edema atau pembentukan
jaringan parut, kehilangan stimuli atau penurunan stimuli seperti diabetes,
cedera tulang belakang, ataupun penurunan kesadaran (Ancheta, 2005).
28
5. Prinsip pemberian terapi air hangat
Prinsip pelaksanaan terapi air hangat yang perlu diperhatikan
sebelum memberikan terapi yaitu, memberikan informasi yang jelas
kepada pasien tentang sensasi yang akan dirasakan pasien selama tindakan
dilaksanakan,
menginstruksikan
kepada
pasien
untuk
melaporkan
perubahan yang terjadi selama terapi dan ketidaknyamanan yang dirasakan
selama terapi, memakai jam tangan untuk mengetahui secara pasti durasi
waktu selama terapi, memperhatikan prosedur tindakan dan perubahan
suhu selama terapi berlangsung, tidak mengijinkan pasien untuk
memindahkan terapi air hangat sendiri dengan menggunakan tangan
pasien, serta tidak meninggalkan pasien sendiri selama terapi berlangsung
(Ancheta, 2005).
6. Prosedur terapi air hangat menggunakan buli-buli
Terapi menggunakan buli-buli yang diisi dengan air hangat
merupakan terapi yang mudah dilaksanakan dan disesuaikan dengan
lokasi yang diinginkan. Terapi menggunakan air hangat mudah untuk
dilaksanakan karena tidak memerlukan terlalu banyak alat yang
digunakan. Terapi hangat memerlukan termometer, buli-buli tempat air
hangat yang akan diisi, stopwatch dan air hangat yang dibutuhkan.
Langkah pertama untuk melaksanakan terapi air hangat yaitu
mengkaji tanda-tanda kontraindikasi penggunaan terapi air hangat seperti
terjadi perdarahan, luka, ataupun cidera pada area yang akan diintervensi.
Selanjutnya inform consent disampaikan kepada klien tentang manfaat
dan dampak akan intervensi terapi air hangat.
29
Langkah selanjutnya isilah satu setengah buli-buli sampai dua
pertiga buli-buli dengan air hangat lalu ukur suhu menggunakan
termometer dengan suhu 430-480 celcius. Selanjutnya tempatkan buli-buli
ke area punggung dengan beralaskan pakaian atau handuk tipis selama
15-20 menit. Minta klien untuk menyampaikan buli-buli apabila terlalu
panas dirasa maupun rasa yang tidak nyaman. Selama pelaksanaan terapi
air hangat ini, kajilah perasaan kulit seperti terbakar pada klien dan
hentikan apabila terjadi demikian (Marybetts, 2008).
7. Komplikasi
Kerusakan jaringan dapat terjadi ketika tubuh terpapar suhu terlalu
panas, kaji secara berkala suhu pada terapi air hangat dan kaji keadaan
kulit pasien selama terapi berlangsung (McChan et.al, 2009).
30
E. Kerangka Teori
Gambar 2.3 Kerangka Teori
-
Kenaikan berat
-
Nyeri kronik
badan saat
-
Depresi dan
kehamilan
-
Nyeri tulang
belakang pada
kehamilan
Perubahan
postur tubuh
-
-
Kerusakan
jaringan sekitar
gravitasi tubuh.
sebagai respon
Produksi hormon
maladaptif nyeri
meningkat
Peregangan otot
Terapi Air Hangat
-
vasodilatasi pembuluh
Stress saat
darah sekitar yang
kehamilan dapat
menyebabkan
spasme otot
Menggambat nyeri
dengan membuat
rectus abdominis
-
ibu
akibat dari
relaxin yang
-
perubahan mood
diterapi.
-
Meningkatkan aliran
-
Kurang harmonis
dengan keluarga
akibat
ketidakmampuan
merawat diri
sendiri dan
keluarga
darah dan nutrisi ke area
yang diterapi,
-
Membuang sisa
metabolisme yang tidak
digunakan
-
Membuat efek rilaksasi
dan mengurangi spasme
Dimodifikasi dari (Johnson, 2014
otot ; ACPWH, 2011; Potter & Perry, 2011;
Ancheta, 2005)
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori di atas, maka peneliti membuat suatu
kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut :
Pre Intervensi
Skala nyeri tulang
belakang pada
kehamilan
Intervensi
Post Intervensi
Terapi air hangat
Skala nyeri
tulang belakang
pada kehamilan
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
B. Hipotesis
1. H1=Terapi air hangat efektif menurunkan nyeri tulang belakang pada
ibu hamil.
2. H0 = Terapi air hangat tidak efektif menurunkan nyeri tulang belakang
pada ibu hamil
31
32
C. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel
Penelitian
Independen:
Terapi air
hangat
Definisi
Operasional
Terapi air hangat
merupakan metode
relaksasi
mengguanakan air
sebagai media
intervensinya.
Terapi air hangat
dapat
menyababkan efek
relaksasi,
mengurangi nyeri,
dan melancarakan
aliran darah pada
lokasi yang di
Intervensi.
Alat Ukur dan
Cara Ukur
Intervensi terapi
air hangat
menggunakan air
dengan suhu 370400 Celcius
Pelaksanaan terapi
air hangat
dilaksanakan satu
kali saat ibu
merasakan nyeri
tulang belakang
dengan tahapan :
1. Mengkaji
kontraindikasi
terapi air
hangat.
2. Informed
Consent.
3. Mengisi 1/3
sampai 2/3 air
hangat pada
buli-buli
belakang.
4. Mengukur
suhu 430- 480
Celcius karena
pasien
menggunakan
pakaian
5. Informasikan
pada klien
untuk
menyampaikan
apabila selama
intervensi
terlalu panas
6. Lihatlah
adanya
kelainan pada
kulit klien
Hasil Ukur
Skala
1: Terapi air
hangat dikatakan
sesuai dan tepat
apabila
dilaksanakan
sesuai prosedur
pelaksanaan
tindakan.
2: Dikatakan tidak
sesuai apabila
terapi air hangat
tidak sesuai
prosedur
pelaksanaan terapi
air hangat.
Nominal
33
7. Taruhlah pada
area punggung
klien
8. Kajilah yang
klien rasa
selama
diberikannya
intervensi
(Marrybets,
2008).
Dependen:
Nyeri tulang
belakang pada
kehamilan
Kondisi
ketidaknyamanan
sebagai tanda
kerusakkan atau
gangguan reseptor
syaraf perifer
akibat perubahan
fisiologis dan
psikologis saat
kehamilan
berlangsung
Instrumen Visual
Analog Scale
(VAS) yang
menggambarkan
skala nyeri terdiri
dari 10 tingkatan
nyeri. Instrumen
ini digunakan
sebelum
pemberian terapi
air hangat,
kemudian akan
dibandingkan
setelah pemberian
terapi air hangat
untuk melihat
adanya pengaruh
terapi air hangat
terhadap nyeri
tulang belakang.
Skala terdiri dari
Interval
10 angka yang
menggambarkan
tingkatan nyeri
dimana angka 1
menunjukkan
tidak terasa nyeri
sedangkan angka
10
menggambarkan
nyeri tak
tertahankan.
1. Pre Intervensi :
Skala nyeri
tulang
belakang
sebelum
tindakan
2. Post
Intervensi:
Skala nyeri
tulang
belakang
setelah
tindakan
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif Quasi Eksperimen
yang bertujuan ingin mengetahui pengaruh terapi air hangat terhadap nyeri
tulang belakang pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan.
Penelitian menggunakan studi Quasi Eksperimen, dimana disain
kuasi eksperimen memfasilitasi hubungan sebab-akibat dalam situasi
dimana intervensi tidak memungkinkan dilaksanakan seperti trueeksperiment (Wood& Habber, 2006). Desain Quasi Eksperimen bertujuan
untuk menguji hubungan sebab-akibat terhadap perlakuan (Haryati, 2009).
Penelitian ini menggunakan pendekatan nonequivalent one group only
dengan pretest dan post test design. Pendekatan non equivalent one group
design hanya satu kelompok intervensi tanpa kelompok kontrol (Wood &
Habber, 2006).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian berada di Puskesmas Pisangan Ciputat. Penelitian
dilakukan pada tanggal 1 April – Juni 2015.
C. Populasi dan Sample
1. Populasi
Populasi sering disebut juga dengan istilah Universe atau
Universum, artinya sekelompok individu atau kelompok yang memiliki
34
35
karakteristik yang sama, yang mungkin diamati. Populasi pada
penelitian ini adalah semua ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan. Populasi penelitian ini termasuk populasi Infinit yang berarti
tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya, dan bersifat sangat luas
(Imron & Amrul, 2010). Untuk saat ini populasi ibu hamil di Wilayah
kerja puskesmas sebanyak 50 orang sampai bulan Oktober 2014.
1. Sampel
Sampel merupakan bagian
populasi yang merepresentasikan
dari karakteristik populasi (Wood & Habber, 2006). Sampel pada
penelitian ini adalah ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan Ciputat. Teknik pengambilan sampel ini menggunakan teknik
Purpossive Sampling dimana sampel yang diambil berdasarkan kriteria
yang masuk didalam penelitian yang akan dilaksanakan. Kriteria yang
memenuhi inklusi dan eksklusi yang telah di tentukan peneliti, yaitu:
a. Kriteria Inklusi
1) Ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang dengan skala
nyeri 1 sampai 7 menggunakan Visual Analog Scale.
2) Merupakan ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan - Ciputat
3) Bersedia menjadi responden
b. Kriteria Eksklusi
1) Ibu hamil yang tidak dalam terapi analgesik.
2) Tidak terdapat luka atau perdarahan di area punggung bawah.
36
2. Besar Sampel
Besar sample yang digunakan pada penelitian ini berdasarakan
pada jenis penelitian eksperimen yang mengaruskan 10-20 subjek
penelitian minimum untuk studi yang simple (Dempsey & Patricia,
2002). Berdasarkan teori tersebut, pada penelitian ini besar sampel
yang digunakan sebanyak 17 responden.
D. Pengumpulan Data
1. Metode pengumpulan data
Peneliti mengajukan perizinan untuk melaksanakan penelitian
di Puskesmas Pisangan kepada Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Selatan dan Kepala Puskesmas Pisangan. Peneliti setelah diijinkan
untuk melaksanakan penelitiannya, peneliti akan mengumpulkan data
tentang ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang yang datang
ke Puskesmas Pisangan. Peneliti lalu menawarkan akan dilaksanakan
intervensi terapi air hangat untuk mengurangi nyeri tulang belakang
saat kehamilan.
Peneliti selanjutnya akan mendatangi satu persatu responden
yang bersedia untuk bertemu di rumah ataupun saat di Puskesmas
langsung, setelah mendapat kriteria responden yang diinginkan dan
bersedia untuk menerima intervensi air hangat, klien diminta
kesediannya untuk menandatangani lembar persetujuan penelitian
.
37
2. Instrumen
a. Instrumen data demografi
Insrumen yang digunakan meliputi data demografi dan
informasi mengenai kehamilan. Data demografi meliputi inisial,
usia, pekerjaan dan agama. Status kehamilan meliputi usia
kehamilan serta banyaknya kehamilan.
Pengkajian nyeri tulang belakang menggunakan instumen
universal yang digunakan dalam pengkajian nyeri yaitu Visual
Analog Scale (VAS). VAS terdiri dari sepuluh skala yang
menunjukkan derajat nyeri dimana angka 1 menunjukkan tidak
terasa nyeri sampai skala 10 menunjukkan nyeri sangat buruk dan
tak tertahankan (IASP, 2014).
Instrumen
pengkajian
nyeri
ini
sebelumnya
pernah
digunakan untuk mengukur efektivitas terapi air hangat terhadap
nyeri persalinan dilakukan di Klinik hj. Hamidah Nasution tahun
2010 di Medan, pada kala I fase aktif, diperoleh perbedaan skala
nyeri sebelum intervensi 6,27 sesudah intervensi
test dependent. Hasil penelitian
signifikan
setelah
Penelitian ini
menunjukkan ada perbedaan
dilakukan intervensi
merekomendasikan
4,77 dengan t
dengan
perlu penelitian
p<0,000.
lanjutan
dengandesainpre danpost tes dengan kelompok kontrol (Manurung
dkk, 2013).
38
Tidak
Terasa
Nyeri
Gambar 4.1 Visual Analog Scale Instrumen
Pengkajian menggunakan VAS
dilakukan sebelum
Nyeri Sangat
Buruk dan Tak
Tertahankan
dan
seseudah intervensi terapi air hangat dilaksanakan untuk mengetahui
efektivitasterapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang dalam
kehamilan.
3. Prosedur tindakan
Prosedur terapi air hangat yang dapat dilaksanakan untuk
mengurangi nyeri tulang belakang dapat menggunakan langkahlangkah yang dijabarkan berikut ini.
a. Kaji kontraindikasi pasien dengan suhu panas di area sekitar.
b. Informed Consent tindakan terapi air hangat.
c. Isilah satu setengah sampai dua pertiga buli-buli dengan air hangat
dan ukurlah pada suhu 430-480 Celcius..
d. Kajilah pakaian klien, jika terlalu tipis gunakan handuk sebagai alas
buli-buli agar tidak langsung mengenai kulit.
e. Sampaikan kepada klien untuk melaporkan apabila suhu terlalu
tinggi saat terepi diberikan.
f. Lihatlah kondisi kulit klien sebelum diberikan terapi apakah ada
kelainan.
g. Taruhlah terapi air hangat di punggung klien. Klien dapat miring
kanan, kiri, ataupun pada kondisi duduk.
39
h. Setelah 15-20 menit, hentikan terapi atau klien melaporkan perasaan
terlalu panas pada area punggung yang diterapi (Marrybets, 2008).
E. Prosedur penelitian
Penelitian tentang efektivitas terapi air hangat terdap nyeri tulang
belakang pada kehamilan dapat dijelaskan dengan prosedur berikut ini.
1. Menentukan responden berdasarkan kriteria inklusi.
2. Menjelaskan manfaat dan tujuan penelitian.
3. Menentukan waktu yang tepat untuk dilakukannya intervensi terapi air
hangat.
4. Mengkaji nyeri dengan menggunakan Visual Analog Scale (VAS)
sebelum intervensi terapi air hangat oleh peneliti.
5. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan mengizinkan keluarga
responden untuk menemani selama dilaksanakannya intervensi.
6. Melakukan intervensi terapi air hangat selama 15 menit.
7. Mengkaji nyeri dengan menggunakan Visual Analog Scale (VAS)
setelah intervensi terapi air hangat oleh peneliti.
8. Menganalisa perubahan tingkat nyeri sebelum dan sesudah intervensi
terapi air hangat.
F. Pengolahan Data
Penelitian ini menggunakan media elektonik komputer dalam
proses pengolahan datanya. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan
data dengan komputer dalam Hidayat (2008) dan Notoatmodjo (2003)
adalah sebagai berikut ini.
40
1. Editing
Editing adalah kegiatan untuk pengecekan atau perbaikan isian
formulir, kuisioner ataupun lembar observasi. Editing (penyuntingan)
ini dilakukan terlebih dahulu setelah penyebaran kuesioner untuk
melihat apakah jawaban sudah lengkap atau belum. Apabila ada
jawaban-jawaban yang belum lengkap, jika memungkinkan dilakukan
pengambilan data ulang untuk melengkapi jawaban-jawaban tersebut,
tetapi
apabila
tidak
memungkinkan,
maka
pertanyaan
yang
jawabannya tidak lengkap tersebut tidak diolah atau dimasukkan dalam
pengolahan “data missing”.
2. Coding
Coding atau pengkodean adalah kegiatan mengubah data
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
Misalnya 1 = nyeri sebelum intervensi, 2 = nyeri setelah intervensi.
Kegiatan ini dilakukan apabila semua kuesioner sudah diedit atau
disunting.
3. Data entry atau Processing
Data entry adalah kegiatan memasukkan data (jawabanjawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode”
(angka atau huruf) ke dalam program atau “software” komputer.
Paket program komputer yang digunakan pada penelitian ini adalah
program pengolahan data statistik.
41
4. Cleaning atau Pembersihan Data
Cleaning adalah kegiatan mengecek kembali untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan
adanya
kesalahan-kesalahan
kode,
ketidaklengkapan, dan sebagainya, yang kemudian dilakukan
pembetulan atau koreksi. Cara yang dilakukan dalam proses ini
adalah membuat distribusi frekuensi masing-masing variabel untuk
mengetahui adanya data yang hilang (missing) dan mendeteksi
apakah data yang dimasukkan benar atau salah.
G. Analisis Data
1. Analisis univariat
Analisis univariat merupakan analisis tiap variabel yang
dinyatakan dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara
ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik (Setiadi, 2007). Data univariat
yang dianalisis pada penelitian ini adalah data demografi dan frekuensi
ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang, dihasilkan dalam
bentuk distribusi frekuensi dan persentase variabelnya.
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel yang bersangkutan (variabel
independen dan variabel dependen). Analisis bivariat ini digunakan
untuk mengetahui efektivitasterapi air hangat (variabel dependen)
terhadap penurunan nyeri tulang belakang pada kehamilan (variabel
Independen).
42
Teknik yang digunakan untuk analisis bivariat ini adalah uji
Paired t test dengan syarat data hasil pengukuran nyeri terdistribusi
normal. Uji Paired t Test dilakukan untuk mengetahui apakah ada
perubahan status fungsional bermakna antara sebelum tindakan dengan
sesudah tindakan. Penelitian ini menggunakan derajat kepercayaan
0,05. Hipotesis membandingkan antara alpha dengan p-value terlebih
dahulu untuk melihat pengaruh intervensi. Setelah menilai pengaruh
dari intervensi, uji Eta Square Test dilaksanakan untuk melihat nilai
efektivitas antara sebelum pemberian intervensi dengan sesuadah
intervensi diberikan.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai eta (Pallant,
2005).
Keterangan:
t2
N
: Hasil Uji T
: Jumlah responden penelitian
Nilai eta dikatakan memiliki hubungan kuat jika nilai eta ≥
0.14, dikatakan memiliki hubungan sedang jika nilai eta ≥ 0,06 – 0,13
dan dikatakan memiliki hubungan lemah jika nilai eta ≥ 0,01-0,05
(Pallant, 2005).
43
H. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan sebuah penelitian mengingat penelitian keperawatan akan
berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penulisan harus
diperhatikan karena manusia mempunyaihak asasi dalam penelitian
(Hidayat,2003).
1. Lembar Persetujuan (informed consent)
Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (informed consent).
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan
dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Pemberian
lembar
ini
agar
subyek
bersedia,
mereka
harus
menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia
maka peneliti harus menghormati hak mereka.
2. Tanpa nama (Anonimity)
Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan
dengan cara tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan
dengan cara tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. Menjaga
kerahasian identitas responden dan menjaga privasi klien saat
melaksanakan tindakan intervensi.
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Puskesmas Pisangan
Puskesmas
Pisangan
merupakan
puskesmas
yang
ada
di
Kecamatan Ciputat Timur yang terletak di sebelah tenggara Tangerang,
dengan luas wilayah 1.685 Ha. Puskesmas Pisangan ini meliputi dua
kelurahan yaitu Kelurahan Pisangan dan Kelurahan Cirendeu. Puskesmas
Pisangan beralamat di Perumahan Pondok Hijau, Kelurahan Pisangan
Ciputat Timur. Puskesmas Pisangan memiliki batas-batas :
1. Barat
: Wilayah kerja PKM Ciputat (Kecamatan Ciputat)
2. Timur
: DKI Jakarta
3. Utara
: Wilayah Kerja PKM Jurangmangu Timur (Pondok Aren)
4. Selatan
: Wilayah Kerja PKM Pamulang (Kelurahan Pondok Cabe
Hilir).
Puskesmas Pisangan memiliki enam program wajib diantaranya
promosi kesehatan, penyehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak,
perbaikan gizi, pemberantasan dan pencegahan penyakit serta pengobatan.
Program kesehatan ibu dan anak menjadi fokus utama dalam penelitian
ini.
Program kesehatan ibu dan anak yang dilaksanakan di Puskesmas
Pisangan memiliki beberapa program diantaranya pendataan ibu hamil,
pelayanan antenatal care, penanganan ibu hamil yang beresiko tinggi,
rujukan ibu hamil yang beresiko tinggi, pertolongan persalinan, pelacakan
kehamilan serta peningkatan kualitas pelayanan pada ibu hamil.
44
45
Tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas Pisangan meliputi
dokter Umum sebanyak satu orang, dokter gigi satu orang, bidan delapan
orang, perawat dua orang, perawat gigi satu orang, ahli gizi satu orang,
tata usaha satu orang serta tenaga administrasi dua orang.
Misi Puskesmas Pisangan diantaranya:
1. Menggerakan serta membudayakan peran serta dan potensi di
masyarakat dalam bidang kesehatan.
2. Mengupayakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu,
merata, dan terjangkau.
3. Menjalin kemitraan dengan lintas sektoral, dan swasta untuk
mendukung pembangunan berwawasan kesehatan.
B. Hasil Analisa Univariat
Analisa
Univariat
menggambarkan
tentang
gambaran
usia
kehamilan yang mengalami nyeri tulang belakang pada ibu hamil serta
skala nyeri tulang belakang sebelum dan sesudah intervensi dilaksanakan.
Tabel 5.1 Gambaran Terjadinya Nyeri Tulang Belakang
Trimester
1
2
3
Frekuensi
2
6
9
Rata-rata skala nyeri
4.5±0.707
4.33±1.033
5.56±1.130
Nyeri tulang belakang pada kehamilan yang diteliti terhadap 17
responden menjelaskan bahwa nyeri terjadi pada ibu hamil trimester III
sebanyak 9 responden (47,4%) dengan rata-rata skala nyeri 5.56±1,130,
trimester II 6 responden (31,6%) rata-rata skala nyeri 4.33±1,033, serta
terjadi pada klien trimester I sebanyak 2 orang (10,5%) dengan rata-rata
46
skala nyeri 4.5±0,707.
Tabel 5.2 Gambaran Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Intervensi
Skala Nyeri
Pre-Intervensi
6
5
5
5
6
6
6
6
3
5
5
5
3
4
4
5
7
5,06
1,088
3-7
Kode Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Rata-Rata
Standar Deviasi
Min-Maks
Skala Nyeri
Post-Intervensi
1
3
0
3
4
3
4
2
0
3
3
0
1
3
2
3
5
2, 35
1,498
0-5
Data pada tabel 5.2 menggambarkan tentang skala nyeri pada
responden
sebelum
dan
sesudah
tindakan.
Sebelum
intervensi
dilaksanakan, rata-rata skala nyeri pada ibu hamil yang mengalami nyeri
tulang belakang sebelum intervensi 5,06 dengan standar deviasi 1,088
sedangkan setelah intervensi terapi air hangat diberikan, skala nyeri
responden menunjukkan rata-rata 2,35 dengan standar deviasi 1,498.
C. Hasil Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dilkukan untuk menguji hipotesis penelitian
mengenai efektivitas terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang saat
kehamilan. Pengujian
hipotesis dilaksanakan dengan menganalisa
47
perbedaan rerata skala nyeri sebelum dan sesudah intervensi air hangat
pada ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang. Pengujian hipotesis
untuk menilai efektivitas terapi air hangat pada nyeri tulang belakang pada
kehamilan dilaksanakan dengan paired t test terlebih dahulu untuk melihat
pengaruh intervensi terhadap skala nyeri sebelum dan sesudah intervensi
dengan tingkat kemaknaan 95% (alpha 0.05). Setelah nilai paired t test
dilakukan, untuk menilai efektivitas terapi air hangat dilaksanakan analisa
menggunakan Eta-Squared Test dimana nilai Eta dikatakan memiliki
hubungan kuat jika nilai Eta ≥ 0.14, dikatakan memiliki hubungan sedang
jika nilai Eta ≥ 0,06 – 0,13 dan dikatakan memiliki hubungan lemah jika
nilai Eta ≥ 0,01-0,05 (Pallant, 2005).
1. Hasil Analisa Uji PairedT Test
Tabel 5.2 menjelaskan nilai p value dan nilai paired t test
untuk melihat pengaruh intervensi terapi air hangat terhadap
nyeri tulang belakang pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
pisangan.
Tabel 5.3 Hasil Analisa Data Paired t Test N=17
Skala Nyeri
Pre-Test
Post-Test
Mean
5,06
2,35
Selisih
2,71
SD
1,088
1,498
P Value
T
0,000
8,832
Tabel 5.3 dapat menjelaskan adanya pengaruh terapi air
hangat terhadap tingkatan nyeri pada ibu hamil yang mengalami
nyeri tulang belakang. Terapi air hangat disimpulkan berpengaruh
dilihat dari nilai P Value dimana terapi air hangat terhadap nyeri
tulang belakang pada ibu hamil memiliki nilai P Value <0,05 (0,000).
48
Secara statistik terdapat pengaruh bermakna terapi air hangat
terhadap nilai rata-rata nyeri sebelum dengan sesudah intervensi.
2. Hasil Analisa Eta-Square Test
Uji Eta Square Test dilaksanakan untuk melihat seberapa
efektif pengaruh terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang
pada ibu hamil. Uji Eta Square Test dapat dihitung menggunakan
rumus (Pallant, 2005).
Keterangan:
t2
N
: Nilai t pada hasil Paired t Test
: Jumlah responden penelitian
Maka didapatkan nilai Eta :
8,8322
= 0,821
8,8322 + 17 – 1
Nilai Eta yang diperoleh menunjukkan 0,821. Hasil
perhitungan tersebut disimpulkan bahwa nilai Eta dari terapi air
hangat menunjukan ≥ 0,14 (Eta 0,821). Hasil ini diinterpretasikan
bahwa terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang memiliki
efektivitas yang sangat kuat.
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Interpretasi Dan Hasil Diskusi
Interpretasi hasil penelitian ini menjelaskan sesuai dengan tujuan
penelitian dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu
mengidentifikasi efektivitas terapi air hangat terhadap nyeri tulang
belakang pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Ciputat.
1. Gambaran nyeri tulang belakang pada ibu hamil tiap trimester
Penelitian ini menjelaskan bahwa nyeri tulang belakang dapat
terjadi pada ibu hamil disetiap trimesternya. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Oleyese dan Olatemiju di
Obafemi Awolowo University Teaching Hospitals Complex Nigeria
pada tahun 2011 yang menjelaskan terjadinya nyeri tulang belakang
pada kehamilan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Penelitian
Oleyese dan Olatemiju menjelaskan pada usia kehamilan 1-2 bulan 3
responden terindikasi, 3-4 bulan 4 responden, 5-6 bulan 12 respoden,
7-9 bulan 26 responden, 9 bulan 12 responden, serta pada usia
kehamilan 10 bulan satu orang yang mengalami nyeri tulang belakang
saat kehamilan.
Hasil analisa univariat dari penelitian menjelaskan bahwa
semakin tinggi usia kehamilan, semakin tinggi angka terjadinya nyeri
tulang belakang serta rata-rata skala nyeri pada akhir kehamilan lebih
tinggi daripada awal kehamilan.
49
50
Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
diteliti oleh Quaresma di Health Institution Center of St Rios Lisbon
Portugal 2010 mengenai terjadinya nyeri tulang belakang pada
kehamilanterjadi sejak awal kehamilan dan meningkat pada akhir
kehamilan. Hal ini juga diikuti oleh meningkatnya skala nyeri tulang
belakang pada trimester III kehamilan daripada trimester sebelumnya.
Penelitian serupa yang dilaksanakan di Raja Mutiah Medical Collage
and Hospital India 2014 menjelaskan angka terjadinya nyeri tulang
belakang pada ibu hamil meningkat dari trimester I hingga trimester III
(Kurup et al, 2012).
Terjadinya
nyeri
tulang
belakang
pada
setiap
trimestermenjelaskan bahwasejak awal kehamilan, sekresi hormon
relaksin terjadi sejak awal kehamilan dapat menyebabkan peregangan
pada sendi dan ligamen tulang belakang dapat menyebabkan nyeri
tulang belakang pada awal kehamilan (Wong et al, 2006: Johnson,
2014). Tahapan trimester kehamilan selanjutnyamenyebabkansemakin
membesarnya
uterus,
perubahan
postural,
gravitasi
dan
muskuloskelatal pada usia kehamilan yang semakin tinggi, sehingga
menyebabkan angka terjadinya nyeri tulang belakang dan tingkatan
skala kehamilan pada trimester akhir semakin meningkat (Salmah dkk,
2005; Rukiyah dkk, 2009).
1. Gambaran Nyeri Tulang Belakang Sebelum dan Sesudah Terapi
Hasil analisa univariat mengenai skala nyeri tulang belakang
saat kehamilan menunjukan bahwa rata-rata nyeri tulang belakang
51
sebelum diberikannya intervensi terapi air hangat yaitu 5,06 dengan
standar deviasi 1,088 yang menunjukkan bahwa skala nyeri termasuk
kedalam tingkatan nyeri sedang. Hasil ini hampir sejalan dengan
penelitian yang dilaksanakan oleh University of Ulster 2014 mengenai
gambaran nyeri tulang belakang yang terjadi pada ibu hamil tanpa
intervensi yaitu 6,3 dari 157 responden (Sinclair et al, 2014). Rata-rata
skala nyeri dengan tingkatan sedang juga digambarkan dari penelitian
yang dilaksanakan Chang et al di Taiwan bagian utara pada tahun 2011
terhadap 183 ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang pada
kehamilan yang menjelaskan rata-rata nyeri tulang belakang yang
dialami oleh ibu hamil 4,0 sebelum diberikannya intervensi. Penelitian
serupa diteliti oleh Mazicioglu di Turki pada tahun 2006 dimana pada
1357 ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang, memiliki ratarata skala nyeri sedang yang diukur menggunakan Visual Analog Scale
4,18 dengan standar deviasi 1.85.
Skala nyeri setelah diberikannya intervensi air hangat menjadi
2,35 dengan standar deviasi 1,498. Penelitian serupa
mengenai
pengaruh terapi air hangat menggunakan buli-buli dilaksanakan
Yuliastri 2012 di Sragen terhadap 5 pasien dengan nyeri osteoatritis
menunjukkan bahwa skala nyeri sebelum diberikannya intervensi 5,8
sedangkan setelah intervensi menjadi 2,6. Terapi air hangat lainnya
yang diberikan kepada 30 lansia yang mengalami nyeri karena asam
urat di wilayah kerja Puskesmas Bahu Manado pada tahun 2014
menjelaskan bahwa rata-rata skala nyeri sebelum diberikannya
52
intervensi terapi air hangat
6,23 sedangkan setelah diberikan
intervensi menjadi 3,30 (Wurangiyan dkk, 2014). Penelitian lainnya
mengenai terapi air hangat diaplikasikan kepada remaja putri yang
mengalami dismenorea pada 25 responden kelasVIII dan IX di SMP
Negeri 21 Pekanbaru pada tahun 2014, menjelaskan bahwa rata-rata
nyeri sebelum intervensi air hangat 4.28 dan setelah intervensi air
hangat menjadi 2.24 (Oktasari, dkk, 2014). Penelitian mengenai terapi
air hangat dapat disimpulkan bahwarata-rata skala nyeri pada
osteoatritis, gout, dismengorea maupun pada nyeri tulang belakang saat
kehamilan menjadi ringan setelah diberikannya intervensi.
Perbedaan skala nyeri tersebut disebabkan karena terapi air
hangat membuat vasodilatasi pembuluh darah sekitar, meningkatkan
aliran darah ke area yang diterapi, membuat otot sekitar menjadi
rilaksasi serta membuang sisa metabolisme yang sudah tidak
digunakan lagi. Hal inilah yang membuat perbedaan skala nyeri setelah
diberikannya intervensi (Brunner & Suddarth, 2002; Potter & Perry,
2011; Demir, 2012).
2. Efektivitas Terapi Air Hangat Terhadap Nyeri Tulang Belakang
pada Ibu Hamil
Hasil analisa data skala nyeri tulang belakang saat kehamilan
menunjukkan beda rata-rata antara sebelum dan sesudah intervensi
terapi air hangat. Hasil analisa statistik terapi air hangat menunjukan
pengaruh yang signifikan terapi air hangat terhadap skala nyeri
sebelum dan sesuadah intervensi. Pengaruh yang signifikan ini serupa
53
dengan penelitian mengenai terapi air hangat yang diberikan pada ibu
hamil yang mengalami nyeri tulang belakang yang memasuki kala I
persalinan (Manurung dkk, 2012). Penelitian serupa yang dilaksanakan
di Maternity hospital of Babol University of Medical SciencesIran
2006-2007 menunjukanpengaruh yang signifikan terapi air hangat
terhadap nyeri tulang belakang pada kehamilan jika dibandingkan
dengan responden yang tidak diberikan intervensi terapi air hangat
(Fahami et al, 2011).
Analisa tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya di
Jombang Jawa Timur mengenai terapi buli-buli yang diberi air hangat
dapat menurunkan skala nyeri secara efektif pada nyeri tulang
belakang saat memasuki kala I persalinan (Yani & Khasanah, 2012).
Penelitian lainnya yang dilaksanakan di Maternity Hospital of Babol
Medical University Iran pada tahun 2009 menjelaskan bahwa terapi air
hangat yang menggunakan buli-buli hangat dapat menurunkan skala
nyeri secara signifikan terhadap nyeri tulang belakang pada ibu hamil
yang memasuki kala 1 persalinan (Bahmanesh et al, 2009).
Hasil analisa mengenai efektivitas terapi air hangat dibuktikan
dengan perhitungan menggunakan Eta squared Test (Pallant, 2005).
Hasil Eta squared Test menunjukkan nilai Eta yang sangat kuat. Hasil
analisa ini menunjukkan bahwa terapi air hangat memiliki efektivitas
yang sangat kuat terhadap penurunan skala nyeri. Kesimpulan yang
didapatkan bahwa terapi air hangat menggunakan buli-buli hangat
dapat menurunkan skala nyeri tulang belakang pada ibu hamil, tidak
54
hanya terbatas pada ibu hamil yang memasuki kala I persalinan, nyeri
pada osteoathritis, gout athritis maupun nyeri pada dishmenhorea.
Efektivitas terapi air hangat tersebutterjadi karena terapi air
hangat yang diberikan menghambat nyeri dengan memvasodilatasi
pembuluh darah sekitar yang diterapi, meningkatkan aliran nutrisi serta
mempermudah hasil metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan
untuk dibuang pada area yang diterapi ( Brunner & Suddart, 2002;
Potter & Perry, 2011). Terapi air hangat menggunakan buli-buli hangat
memiliki
beberapa
keuntungan.
Pertama,
terapi
air
hangat
menggunakan buli-buli hangat berperan sebagai konduktor panas, yang
dapat melemaskan otot serta menurunkan nyeri. Kedua, efek
hidrokinesis dimana air dapat mengurangi pengaruh gravitasi dan
ketidaknyamanan akibat tekanan pada tulang belakang yang semakin
berat akibat membesarnya uterus (Mander, 2004).
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian
ini
didalam
pelaksanaannya
memiliki
beberapa
keterbatasan diantaranya mengenai data nyeri tulang belakang pada
kehamilan yang masih belum tersedia baik dalam tatanan puskesmas
maupun data dalam skala nasional. Peneliti mengalami kesulitan didalam
melihat prevalensi dan angka kejadian nyeri tulang belakang di Puskesmas
Pisangan, sehingga responden penelitian yaitu ibu hamil yang mengalami
nyeri tulang belakang perlu ditanyakan satu persatu baik ibu hamil yang
mendatangi Puskesmas maupun yang didatangi pada tiap rumah satu
55
persatu sehingga memperlama proses penentuan responden dan intervensi.
Pelaksanaan intervensi yang tidak dilaksanakan di laboratorium
keperawatan juga menjadi kendala pada penelitian ini. Intervensi terapi air
hangat harus dilaksanakan di Puskesmas dan disetiap rumah Ibu hamil
yang mengalami nyeri tulang belakang. Kendala ini membuat peneliti
harus membawa alat-alat yang digunakan untuk intervensi terapi air
hangat setiap hari dengan jarak yang jauh antar responden yang satu
dengan yang lainnya.
Kurangnya tenaga yang membantu dalam penelitian ini mengingat
penentuan responden yang sesuai kriteria inklusi tidak mudah untuk
dilaksanakan
sehingga
membutuhkan
melaksanakan intervensi terapi air hangat.
waktu
yang
lama
untuk
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian tentang efektivitas terapi air hangat terhadap nyeri
tulang belakang pada ibu hamil ini dilaksanakan di wilayah kerja
puskesmas Pisangan Ciputat mendapatkan beberapa kesimpulan.
1. Gambaran terjadinya nyeri tulang pada ibu hamil tiap trimesternya
menunjukkan bahwa pada trimester III terjadi sebanyak 9 responden
(47,4%), trimester II 6 responden (31,6%), serta terjadi pada klien
trimester I sebanyak 2 orang (10,5%). Rata-rata skala nyeri sebelum
dilaksanakan intervensi yaitu 5,06 ± 1.088 sedangkan saat diukur
setelah diberikannya intervensi air hangat berkurang menjadi 2,35 ±
1.498 .
2. Ada pengaruh terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang pada
kehamilan dimana p value sebelum dan sesudah intervensi 0.000 (p
value < 0.05) menunjukkan pengaruh yang signifikan terapi air hangat
terhadap nyeri tulang belakang saat kehamilan.
3. Intervensi terapi air hangat sangat efektif diberikan pada ibu hamil
yang mengalami nyeri tulang belakang. Hasil ini disimpulkan dari nilai
Eta yang didapatkan yaitu 0,821 (≥ 0,14).
56
57
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa hal yang dapat
disarankan untuk pengembangan dari hasil penelitian ini terhadap
penurunan skala nyeri tulang belakang saat kehamilan.
1. Bagi pelayanan keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai intervensi pada
asuhan keperawatan pada masalah nyeri tulang belakang ibu hamil.
Intervensi terapi air hangat menggunakan buli-buli hangat ini sangat
mudah dilaksanakan, minimal efek samping serta efektif digunakan
untuk mnegurangi nyeri tulang belakang pada kehamilan. Penelitian
ini juga dapat dijadiakan sebagai bahan untuk promosi kesehatan
yang dapat dilaksanakan oleh perawat disetiap level pelayanan
keperawatan mengenai penatalaksanaan nyeri tulang belakang pada
kehamilan yang efektif dan efisien.
2. Bagi penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini perlu dilakukan penelitian lanjutan
mengenai mengenai prevalensi nyeri tulang belakang saat
kehamilan di wilayah sekitar lebih luas lagi. Penelitian mengenai
faktor resiko yang mendukung terhadap terjadinya nyeri tulang
belakang saat kehamilan, durasi waktu terjadinya nyeri pada usia
kehamilan, dampak maupun pengaruh terhadap kualitas hidup ibu
hamil yang mengalami nyeri tulang belakang perlu untuk
dilaksanakan penelitian lanjutan.
58
Terapi air hangat menggunakan buli-buli hangat hanya
dilaksanakan satu kali percobaan untuk melihat pengaruh terhadap
nyeri tulang belakang pada penelitian ini. Penelitian selanjutnya
disarankan untuk melihat pengaruh terapi air hangat terhadap
kualitas hidup ibu hamil yang dilaksanakan secara time series
untuk melihat pengaruh dan efektivitas terapi air hangat terhadap
kualitas hidup ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang
saat kehamilan. Penelitian selanjutnya juga diasarankan meneliti
efektivitas terapi air hangat terhadap nyeri tulang belakang dengan
responden yang lebi banyak agar lebih membuktikan terapi air
hangat efektif untuk nyeri tulang belakang saat kehamilan.
Penelitian
non-farmakologis
lainnya
sudah
banyak
dilaksanakan di luar negeri sebagai terapi untuk mengurangi nyeri
tulang belakang seperti Massage Therapy, Fisioterapi, Akupuntur,
TENS, maupun terapi aktivitas perlu dilteliti untuk melihat
pengaruhnya terhadap nyeri tulang belakang yang terjadi di
Indonesia.
3. Bagi institusi pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan didalam
penatalaksanaan nyeri tulang belakang saat kehamilan untuk
memperkaya keilmuan didalam keperawatan maternitas. Penelitian
ini juga dapat diintegrasikan kedalam standar operasional prosedur
didalam penatalaksanaan terhadap nyeri tulang belakang pada
kehamilan yang dipakai disetiap institusi pendidikan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Sayegh, Nowall A. Et al. Pregnancy-Related Lumbopelvic Pain: Prevalence,
Risk Factors, and Profile in Kuwait.
Sulaibhkhat-Kuwait:
PAIN
MEDICINE, 2012.
American
Cancer
Society.
Hydhrotherapy.
United
States,
2011.
(http://www.cancer.org/treatment/treatmentsandsideeffects/complementarya
ndalternativemedicine/manualhealingandphysicaltouch/hydrotherapy
dikutip pada 06 November 2014 Jam 01.20 WIB).
American Pregnancy Organisation. Back Pain during Pregnency, 2014.
(http://americanpregnancy.org/pregnancy-health/back-pain-duringpregnancy/ dikutip pada 28 Oktober 2014 Jam 6.54).
Ancheta, P. S. Buku Saku Persalinan. Jakarta: EGC, 2005.
Ansari, Noureddin Nakhostin et al. Low Back Pain During Pregnancy in Iranian
Women: Prevalence and Risk Factors. Teheran: Informa Health Care, 2010.
Association of Chartered Physiotherapists In Woman Health. Pregnancy Related
Pelvic Girdle Pain Formerly Known As Symphysis Pubis Disfunction
ACPWH, 2011.
Azizah, Noor & Atun Wigati. Pengaruh Kompres Hangat Dan Terapi Musik
Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Haid (Dismenorrhea). Kudus: Stikes
Muhammadiyah Kudus, 2014.
Bahmanesh et al. The Effect of Heat Therapy on Labor Pain Severity and
Delivery Outcome inParturient Women. Iran: Iranian Red Crescent Medical
Journal, 2009.
Bobak et al. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC, 2004.
Budjianto, Didik. Populasi, Sampling Dan Besar Sampel - Jakarta : Pusdatin
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013.
Campbell, Stuart. Kehamilan Hari Demi Hari. Jakarta : Esensi Erlangga Group,
2005.
Canadian Health Canoe. Common Pregnancy Problems and Solutions, 2014.
(http://chealth.canoe.ca/channel_section_details.asp?text_id=5346&channel
_id=2062&relation_id=84105 dikutip pada 27 Oktober Jam 14 10. WIB)
Chang, Hao et all. Risk factors of pregnancy-related lumbopelvic pain: a
biopsychosocial Approach. Taiwan: Journal of Clinical Nursing, 2011.
Chopra, Deepak. Panduan Holistik Kehamilan dan Melahirkan. Bandung: Mizan,
2009.
Chyntya, Godsey. When to Use Hot and Cold Therapy. Rochester-U.S: University
of Rochester Medical Centre, 2014.
Coban, Ayden et al. Impact on quality of life and physical ability of pregnancyrelated back pain in the third trimester of pregnancy. Turkey: J Pak Med
Assoc, 2011.
Coldron, Yvonne et.al. Pregnency- Related Pelvic Girdle Pain. Locksbrook RoadU.K Association for Chartered Physiotherapists in Women's Health, 2011.
Deardroff, William. Pain and Sleeping Problems Need to be Treated Together.
US: Spinehalth, 2008.
Dempsey, Patricia Ann & Arthur D. Dempsey. Riset Keperawatan : Buku Ajar
dan Latihan Edisi 4. Jakarta: EGC, 2002.
Dickason, Elizabeth Jean. Maternal Infant Nursing Care. St Louis: Mosby, 1998.
Fahami, Fariba et al. Effect Of Heat Therapy On Pain Severity In Primigravida
Women.Iran: Iranian Journal Nursing and Midwifery Research. 2011
Green, Carol & Judith M. Wilkinson. Maternal Newborn Nursing Care Plans. St.
Louis: Mosby, 2004.
Haber Geri LoBiondo-Wood & Judith Nursing Research : Methods and Critical
Appraisal for Evidence-Based Practice. Philadhelphia : Mosby Elsevier,
2006.
Haryati. Pengaruh Progresif Muscle Relaxation Terhadap Status Fungsional
Dalam Konteks Asuhan Keperawatan Pasien Kanker dengan Kemoterapi Di
Rs. Wahidin Suduro Husaodo Makassar. Depok : Universitas Indonesia ,
2009.
Henderson, Christine & Katheleen Jones. Buku Ajar Konsep Kebidanan. EGC:
Jakarta, 2010.
Hansen A, Jensen DV, Wormslev M, et al. Symptomgiving pelvic girdle
relaxation in pregnancy. II: symptoms and clinical signs. Acta Obstet Gynecol
Scand, 1999.
Herdman, T. Heatger, editor. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan:
Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Diterjemahkan oleh Made Sumarwari
dan Nikhe Budi Subekti Jakarta: EGC, 2012.
Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Data, cetakan kedua. Jakarta: Salemba Medika, 2008.
Innes Wendi. Physical Change During Pregnency for First, Second, and Third
Trimester. U.S: Symptomfind, 2014.
Johnson, Traci C dan M.Faccog. Back Pain in Pregnancy, 2014. WebMd
(http://www.webmd.com/baby/guide/back-pain-in-pregnancy dikutip pada
28 Oktober 2014 Jam 6.51)
Khusniyah, Zulfa dan Hajar Dewi Rizqi. Efektifitas Stimulasi Kulit Dengan
Teknik Kompres Hangat Dan Dingin Terhadap Penurunan Persepsi Nyeri
Kala I Fase Aktif Persalinan Fisiologis. Jombang: Universitas Pesantren
Tinggi Darul ‘Ulum Jombang, 2011.
Kurup, Vijayan Gopalakrishna et.al. Low Back Pain in Pregnancy – Incidence &
Risk factors. India: 133 Indian Journal of Physiotherapy & Occupational
Therapy, 2012.
Lee, Shu-Ling et al. Efficacy of Warm Showers on Labor Pain and Birth
Experiences During the First Labor Stage. Taipei: Association of Women’s
Health, Obstetric and Neonatal Nurses, 2011.
Leifer. Maternity Nursing an Introductory. Missouri : Elsevier Sunder, 2008.
Leung, lawrance. From Ladder To Platform: A New Concept For Pain
Management. Kanada: Journal Of Primary Health Care, 2012.
Pregnency,
2014.
(http://www.patient.co.uk/health/common-problems-in-pregnancy
dikutip
Louth,
Marry.
Common
Problems
in
pada 23 Januari 2014 Pukul 02.12 WIB)
Mander, Rosemery. Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC, 2004.
Manurung, Suryani dkk. Pengaruh Tehnik Pemberian Kompres Hangat Terhadap
Perubahan Skala Nyeri Persalinan Pada Klien Primigravida. Jakarta: Jurnal
Health Quality, 2013.
Marybetts, Sinclair. Modern Hydhroytherapy for Massage Therapyst. Baltmore &
Philadelphia: Lippincont & Williams Wilkin, 2009.
Mazacaiglu, Mumtaz et.al. Low Back Bain Prevalence in Turkish Pregnant
Women.
Kayseri-Turkey:
Journal
of
Back
and
Musculoskeletal
Rehabilitation, 2006.
Mc Chan, Judith A. Schaling et.al. Nursing Procedures. Ambler-U.S : Lippicont’s
William & Wilkin.
Definition
MediciNet.
of
Pregnency,
2013.
(http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=11893 dikutip
pada 27 Oktober 2014 diakses Jam 09.50).
Medline Plus. Health Problems in Pregnancy. Rockville Picke: National Library ,
2014.
Mens, Jan. Severity Of Signs And Symptoms In Lumbopelvic Pain During
Pregnancy. Rotterdam: Elsevier, 2011.
Merskey dan N. Bogduk. Pain Terms. Washington DC: International Assosiation
For
Study
of
Pain,
2014.
(http://www.iasp-
pain.org/Taxonomy?navItemNumber=576 dikutip pada 28Oktober 2014
Jam 6.35).
Mochtar Rustam. Sinopsis Obstetri Vol 1. Jakarta : EGC, 2002.
Munif Moch. Imron TA dan Amrul. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan
Bahan Ajar Untuk Mahasiswa. Jakarta : Sagung Seto, 2010.
National Health System. Common health problems in pregnancy, 2013.
(http://www.nhs.uk/conditions/pregnancy-and-baby/pages/commonpregnancy-problems.aspx#close dikutip pada 27 Oktober Jam 10.21 WIB)
National
Health
System.
Pelvic
Pain
in
Pregnency,
2014.
(http://www.nhs.uk/Conditions/pregnancy-and-baby/Pages/pelvic-painpregnant-spd.aspx dikutip pada 27 Oktober 2014 Jam 10.40 WIB).
Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta, 2003.
Oktasari, gayatri dkk. Perbandingan Efektivitas Kompres Hangat Dan
Kompresdingin Terhadap Penurunan Dismenorea Pada Remaja Putri.
Riau: Universitas Riau, 2014.
Oyelese dan Olatemiju, Effects of Certain Domestic Activities on Low Back Pain
During Pregnancy.
Nigeria:
Indian
Journal
of
Physiotherapy
&
Occupational Therapy, 2011.
Olson, Christina & Nielson Wikmar. Health-related quality of life and physical
ability among pregnant women with and without back pain in late
pregnancy. Sweden: Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica, 2004.
Pallant, Julie. SPSS Survival Manual : A step by step guide to data analysis using
SPSS for Windows (Version 12). Sydney: Ligare, 2005.
Perry & Potter. Basic Nursing Seventh Edition. St. Louis Missouri: Mosby
Elsevier, 2011.
Petrofsky, Jerrold et.al. The Influence Of Warm Hydrotherapy On The
Cardiovascular System And Muscle Relaxation, 2014. (http://aanos.org/wpcontent/uploads/2014/02/hydro.pdf dikutip pada 21 Desember 2014 Pukul
16.56 WIB).
Purba Jan Sudir. Patofosiologi dan Penatalaksanan Nyeri : Suatu Tinjauan
Seluler dan Molekuler Biologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2010.
Quaresma et al. Back Pain During Pregnancy: A Longitudinal Study. Lisbon:
Órgão Oficial Da Sociedade Portuguesa De Reumatologia, 2010.
Rich, Alice. 0-10 Pain Scale. California: Lucile Packard Children’s Hospital
Heart Centre, 2008.
Richard D. Blondeel et.al. Pharmacologic Therapy for Acute Pain. New York :
American Family Psychian, 2013.
Rukiyah, Ai Yeyeh dkk. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info
Media, 2009.
Salmah dkk. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC, 2006.
Saminem. Kehamilan Normal : Seri Asuhan Kebinanan. Jakarta: EGC, 2009.
Schaffer. Grisel Vargas. Is the WHO analgesic ladder still valid? Twenty-four
years of experience. Canada: Canadian Health Physician, 2010.
Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. ,
2007.
Sinclair, Constance. Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC, 2010.
Sinclair, Marlene et al. How do Women Manage Pregnancy-Related low Back
and/or Pelvic Pain? Descriptive Findings from An Online Survey.
Newabey: The Royal College of Midwives, 2014.
Smeltzer, Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah: Brunner Suddarth
Edisi Volume I. Jakarta: EGC, 2002.
Stewart, Rebecca Felshental. Pelvic Pain during Pregnency. Meredith
Corporation,
2011.
(http://www.parents.com/pregnancy/my-body/aches-
pains/pelvic-pain-pregnancy/ dikutip pada 27 Oktober 2014 11.00 WIB).
Suharto. Exercises untuk Nyeri Pinggang Bawah pada Ibu Hamil. 2001. Jakarta:
Cermin Dunia Kedokteran, 2001.
Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Rajawali Pers, 2011.
Vermani, Era et al. Pelvic Girdle Pain and Low Back Pain in Pregnancy: A
Review. Warrington. World Institute of Pain, 2009.
Wan Ling, Chao. Kenali 26 Masalah Selama Kehamilan. Jakarta: Healthy Today
Edisi Juli 2008 P: 48-49, 2008.
Wong, Donna L. Maternity Child Nursing Care Third Edition. St. Louis Missouri:
Mosby Elsevier, 2006.
World
Health
Organisation.
Pregnency,
(http://www.who.int/topics/pregnancy/en/ dikutip pada
2014.
27 Oktober 2014
Jam 09.41 WIB).
World Health Organisation. WHO's cancer pain ladder for adults. 2014.
(http://www.who.int/cancer/palliative/painladder/en/ dikutip pada 26 Maret
2015 Jam 04.18).
Wurangiyan, Mellynda. Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Skala
Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu
Manado. Manado: Program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado,2014
Yani, Dian Puspita dan Uswatun Khasanah. Pengaruh Pemberian Kompres Air
Hangat terhadap Rasa Nyaman dalam Proses Persalinan Kala I Fase Aktif.
Jombang: FIK Unipdu, 2012.
Yuliastri, Aminurul. Pengaruh Kompres Panas Dan Kompres Dingin Terhadap
Pengurangan Nyeri Pada Osteoarthritis Sendi Lutut. Surakarta:Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2012.
Lampiran 1
PENJELASAN PENELITIAN
Judul Penelitian
: Efektivitas Terapi Air Hangat Terhadap Nyeri Tulang Belakang
Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan.
Peneliti
: Ilzam Nuzulul Hakiki
NIM
: 1111104000043
Saya, mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, bermaksud melakukan
penelitian tentang Efektivitas Terapi air hangat Terhadap Nyeri Tulang Belakang Pada Ibu
Hamil. Manfaat penelitian ini bagi Ibu yaitu untuk mengetahui perubahan rasa nyeri tulang
belakang pada kehamilan. Ibu yang berpartisipasi didalam penelitian ini akan diterapi terapi
air hangat pada area tulang belakang. Terapi air hangat pada area tulang belakang akan
diberikan sebanyak kali dalam 15-20 menit. Nyeri tulang belakang akan diukur/dinilai
perubahannya antara sebelum dan sesudah tindakan terapi l air hangat.
Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak berdampak negatif atau merugikan
pasien. Bila selama penelitian ini, ibu merasakan ketidaknyamanan, maka ibu berhak untuk
berhenti dari penelitian. Peneliti akan berusaha menjaga hak-hak ibu sebagai responden dari
kerahasiaan selama penelitian berlangsung, dan peneliti menghargai keinginan responden
untuk tidak meneruskan dalam penelitian, kapan saja saat penelitian berlangsung.
Peneliti mengharapkan partisipasi Ibu setelah penjelasan ini disampaikan. Atas
perhatian dan partisipasi Ibu dalam penelitian ini, peneliti ucapkan terima kasih.
Jakarta, April 2015
Peneliti
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Penelitian
: Efektivitas Terapi Air Hangat Terhadap Nyeri Tulang Belakang
Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan.
Peneliti
: Ilzam Nuzulul Hakiki
NIM
: 1111104000043
Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan oleh peneliti tentang
penelitian yang akan dilaksanakan sesuai judul diatas, saya mengetahui bahwa
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas terapi air hangat
terhadap nyeri tulang belakang pada kehamilan. Saya memahami bahwa
keikutsertaan saya dalam penelitian ini bermanfaat untuk perubahan nyeri
tulang belakang saat kehamilan.
Saya memahami bahwa tidak ada resiko yang akan terjadi dan saya
berhak untuk menghentikan keikutsertaan saya dalam penelitian ini tanpa
mengurangi hak-hak saya mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Pisangan.
Saya juga mengerti bahwa catatan mengenai penelitian ini akan dijamin
kerahasiaannya, semua berkas yang mencantumkan identitas subjek penelitian
hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian. Dengan penuh kesadaran dan
tanpa paksaan dari siapapun, secara sukarela saya menyatakan berpartisipasi
dalam penelitian ini.
Jakarta, April 2015
Responden
Peneliti
Lampiran 3
KUISIONER KARAKTERISTIK RESPONDEN
Petunjuk Pengisian :
Mohon Ibu mengisi pertanyaan yang telah disediakan dan berilah tanda silang (X) pada
salah satu pilihan yang dianggap sesuai
1. Nama
:
2. Usia
:
3. Usia Kehamilan
:
4. Kehamilan Ke
:
5. Pekerjaan
:
6. Pendidikan Terakhir
:
I. SD
( )
II. SMP
( )
III.SMA
( )
IV. Perguruan Tinggi
( )
7. Agama
:
8. Suku
:
Lampiran 4
SKALA PENGUKURAN NYERI
VISUAL ANALOG SCALE (VAS)
Petunjuk Pengukuran Nyeri
Mohon Ibu menyampaikan berada pada angka berapa nyeri yang dirasakan ibu saat
ini dimana angka 0 tidak ada nyeri sama sekali, sedangkan angka 10 nyeri terasa sangat
mengganggu dan tak tertahankan.
Nyeri Sangat
Buruk dan Tak
Tertahankan
Tidak Terasa
Nyeri
Keterangan :
0
= Tidak ada keluhan nyeri
10
= Nyeri sangat buruk dan tak tertahankan
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI
Nama
:
Usia
:
Tanggal dan Jam Intervensi :
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Tindakan
Mengkaji kontraindikasi terapi
botol air hangat
Mengkaji skala nyeri sebelum
tindakan
Mengisi 1/3-2/3 buli-buli dengan
air hangat dengan suhu 43- 48
Celcius
Mengkaji ketebalan pakaian
pasien, apabila terlalu tipis dapat
menggunakan handuk pada area
yang akan diterapi.
Dilakukan
Tidak dilakukan
Menyampaikan kepada pasien
apabila terlalu panas atau
perasaan terbakar
Taruhlah buli-buli hangat pada
area punggung selama 15-20
menit.
Kaji kondisi kemerahan atau
kulit pasien setiap 5 menit
Hentikan terapi buli-bulil air
hangat setelah terapi berlangsung
atau apabila klien merasakan
perasaaan terbakan dan tidak
nyaman dengan intervensi.
Responden
ANALISA DATA
Hasil Uji Normalitas Data
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
pretest
.243
17
.009
.904
17
.079
posttest
.255
17
.004
.904
17
.078
Trimester
Cumulative
Frequency
Rata-rata
pretest
N
Valid
Missing
Mean
Trimester
posttest
17
17
2
2
5.06
2.35
Percent
2
10.5
11.8
11.8
2
6
31.6
35.3
47.1
3
9
47.4
52.9
100.0
17
89.5
100.0
2
10.5
19
100.0
System
Total
T-Test
Valid Percent
1
Total
Missing
Percent
Paired Samples T Test
Paired Differences
95% Confidence Interval of the
Difference
Mean
Pair 1
pretest - posttest
2.706
Std. Deviation
1.263
Std. Error Mean
.306
Lower
Upper
2.056
t
3.355
df
8.832
Sig. (2-tailed)
16
.000
Download