BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat kondisi ketidakstabilan ekonomi yang dialami Indonesia beberapa tahun terakhir ini menyebabkan naiknya harga bahan pokok. Dengan naiknya harga bahan pokok tersebut menyebabkan ketidakstabilan pendapatan yang diperoleh oleh para wiraswasta dan pegawai swasta. Namun hal tersebut tidak terjadi pada PNS (Pegawai Negeri Sipil), padahal banyak orang berpendapat bahwa pendapatan yang didapat oleh pegawai swasta dan wiraswasta jauh lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang didapat oleh PNS, hal ini memang benar adanya apabila kondisi ekonomi negara dalam keadaan yang stabil. Ketidakstabilan ekonomi ini tidak terlalu berpengaruh terhadap pendapatan yang diberikan pemerintah terhadap PNS karena bagaimanapun kondisi keuangan Negara saat itu, pendapatan PNS tetap dibayarkan. Sehingga krisis ekonomi yang menyebabkan hilangnya pekerjaan untuk sebagian masyarakat, untuk kalangan PNS hal ini tidak menjadi persoalan. Sama hal nya dengan yang terjadi di KPH Perum Perhutani Bandung Selatan, pegawai merupakan sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan dan sumber daya manusia sangat penting artinya di dalam menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Oleh karena itu perlu diperhatikan agar kelancaran jalannya perusahaan tetap terpelihara dan semakin meningkat. Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu bagian yang utama dari suatu perkumpulan faktor-faktor produksi dan memegang peranan penting dibanding faktor-faktor lainnya. Mengingat sedemikian pentingnya faktor tenaga kerja, maka perusahaan atau dalam hal ini KPH Perum Perhutani Bandung Selatan harus merekrut calon pegawai yang bekompeten yaitu mempunyai kemampuan bekerja dan kemampuan berorganisasi yang baik. Disamping itu KPH Perum Perhutani Bandung Selatan juga harus memberikan insentif kepada para pegawainya agar lebih bersemangat dan termotivasi dalam menjalankan tugastugasnya di KPH Perum Perhutani Bandung Selatan. Menurut wawancara yang dilakukan kepada bagian Sumber daya Manusia di KPH Perum Perhutani Bandung Selatan insentif yang diberikan oleh KPH Perum Perhutani Bandung Selatan antara lain berupa bonus akhir tahun, asuransi kecelakaan, profit sharing, dan tunjangan kesehatan. Insentif tersebut di harapkan dapat menambah semangat dan gairah kerja pegawai. Sarwoto (2000:144) “Insentif yaitu salah satu sarana motivasi yang dapat diberi batasan sebagai perangsang ataupun pendorong yang diberikan dengan sengaja kepada karyawan agar dalam diri mereka timbul semangat yang lebih besar untuk berpartisipasi dengan perusahaan” . Hasibuan (2001:34) mengemukakan “Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugastugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Tinggi rendahnya kinerja pekerja berkaitan erat dengan sistem pemberian penghargaan yang diterapkan oleh lembaga/organisasi tempat mereka bekerja. Pemberian penghargaan yang tidak tepat dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja seseorang. Terbukti dewasa ini banyak para PNS yang mangkir pada saat jam kerja salah satu penyebab dari hal tersebut adalah selain pekerjan mereka yang cenderung bersifat monoton, tunjangan yang mereka terima juga tidak sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Berdasarkan uraian diatas, maka penyusun tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Motivasi Karyawan Pada KPH Perum Perhutani Bandung Selatan”. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan permasalahan diatas, maka masalah pokok yang akan diteliti adalah apakah pemberian insentif mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan pada perusahaan. Untuk mempermudah pengambilan penganalisaan masalah pokok tersebut, secara bertahap perlu juga dijawab masalah-masalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan pemberian insentif di KPH Perum Perhutani Bandung Selatan pada karyawannya? 2. Bagaimana motivasi karyawan pada KPH Perum Perhutani Bandung Selatan tersebut? 3. Besarnya pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi karyawan? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pemberian insentif yang diberikan oleh KPH Perum Perhutani Bandung Selatan kepada karyawannya.. 2. Untuk mengetahui mengenai motivasi karyawan di KPH Perum Perhutani Bandung Selatan. 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara pemberian insentif terhadap motivasi karyawan di KPH Perum Perhutani Bandung Selatan. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ilmiah yang akan dilakukan penulis ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan. 1. Manfaat untuk penulis Untuk menambah wawasan dalam masalah sumber daya manusia pada perusahaan, terutama tentang pengaruh insentif terhadap motivasi karyawan. 2. Manfaat untuk perusahaan Penelitian ini berfokus pada manajemen sumber daya manusia sehingga dapat membantu perusahaan untuk maintenance pegawainya dan juga dalam pengambilan keputusan. 3. Manfaat untuk pengembangan ilmu Penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk menjadi gambaran untuk penelitian-penelitian yang selanjutnya. 1.5 Kerangka Pemikiran Menurut Jiwo Wangso dan Kartanto Broto Harsono (2003:101) adalah: “Insentif merupakan elemen atau balas jasa yang diberikan secara tidak tetap atau bersifat variabel tergantung pada kondisi pencapaian prestasi kerja karyawan”. Istilah insentif menurutt Terry (1964) adalah sebagai berikut: “Suatu alat penggerak yang penting bagi manausia untuk berusaha lebih giat ketika balas jasa yang ia terima memberikan kepuasan terhadap yang diharapkan. Adapun indikatornya adalah: Layak, Memberikan rasa adil, Sesuai dengan pekerjaan, dan Ketepatan waktu penerimaan.” Fungsi utama dari insentif adalah untuk memberikan tanggungjawab dan dorongan kepada karyawan. Insentif menjamin bahwa karyawan akan mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan tujuan utama pemberian insentif adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja individu maupun kelompok (Panggabean, 2002 : 93). Berdasarkan pada pendapat tersebut diatas, maka yang dimaksud insentif dalam penelitian ini adalah balas jasa yang diberikn oleh perusahaan kepada karyawannya yang jumlahnya tergantung dengan apa yang telah dikerjakan oleh karyawan. Insentif juga dapat menjadi salah satu alat yang digunakan oleh perusahaan untuk memotivasi karyawan dalam melakukan pekerjaan. Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan. Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik). Gambar 1.1 Hubungan Insentif Dengan Motivasi Sumber: Data teori yang telah diolah Dari pernyataan diatas salat satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi seseorang atau dlam hal ini karyawan adalah imbalan atau insentif. Untuk membuktikan ada tidaknya hubungan antara pemberian insentif terhadap peningkatan motivasi karyawan, penyusun membuat hipotesis sebagai berikut: “Jika pelaksanaan pemberian insentif karyawan diberikan secara tepat maka motivasi karyawan akan meningkat.” 1.6 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode ekplanasi. Menurut Nazir (2003:54) “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliyi status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Sedangkan menurut Mardalis (2004:26) “Metode penelitian deskriptif bertujuan unutk mendeskriptifkan apa-apa yang saat ini berlaku. Didalamnya terdapat upayaupaya mendeskriptifkan, mencatat, menganalisa dan menginterpretasikan kondisikondisi yang sekarang ini terjadi”. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penyusun melakukan pengumpulan data dengan cara: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yaitu penelitian dengan mempelajari berbagai literatur, majalah dan laporan serta sumber-sumber lain yang mempunyai hubungan dengan masalah yang dibahas dalam menyusun skripsi. 2. Penelitian lapangan Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung oleh penyusun ke tempat objek penelitian yaitu Perum Perhutani Unit III Jawa Barat Dan Banten guna memperoleh data-data primer yang dibutuhkan dengan cara: a. Observasi Yaitu pencarian data primer dengan cara peninjauan langsung pada perusahaan yang dijadikan objek penelitian oleh penyusun. b. Kuesioner Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang berhubungan dengan masalah kepada responden dengan tujuan memperoleh data-data akurat yang dibutuhkan. c. Wawancara Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara lisan dengan pihak-pihak yang berwenang dan terkait dengan masalah dalam penyusunan skripsi ini. 1.7 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini dilaksanakan di PERUM Perhutani unit III Jabar-Banten Jl. Cirebon no 4 Bandung.