bab iv kondisi umum lokasi penelitian

advertisement
20
BAB IV
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Profil Singkat Perum Perhutani dan KPH Banyumas Barat
Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbasis
sumberdaya hutan yang diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan
kegiatan pengelolaan hutan (hutan produksi dan hutan lindung) berdasarkan
prinsip perusahaan dalam wilayah kerjanya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku. Adapun sifat usaha dari Perum Perhutani adalah
menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk
keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan dan kelestarian sumber
daya hutan. Berdirinya Perum Perhutani bertujuan untuk turut serta membangun
ekonomi nasional, khususnya dalam rangka pelaksanaan program pembangunan
nasional di bidang kehutanan (Peraturan Pemerintah RI No.72 Tahun 2010).
Wilayah KPH Banyumas Barat sejak tahun 1875 hingga saat ini seringkali
mengalami perubahan yang menyangkut wilayah status dan pelaksanaan
pengelolaan yakni:
1. Tahun 1875-1893 termasuk Distrik Hutan Banyumas, Bagelen dan Kedu
2. Tahun 1894-1899 termasuk Distrik Bagelen Barat dan Banyumas
3. Tahun 1900-1919 termasuk Distrik Hutan Banyumas
4. Tahun 1920-1928 termasuk Distrik Hutan Banyumas dan sekitarnya
5. Tahun 1929-1941 termasuk Distrik Hutan Banyumas
6. Tahun 1942-1961 termasuk Daerah Hutan Banyumas Barat
7. Tahun 1962-1973 menjadi Kesatuan Hutan Banyumas Barat
8. Tahun 1973 sampai dengan sekarang menjadi Perum Perhutani KPH
Banyumas Barat (Perum Perhutani 2012a).
4.2 Letak Geografis dan Luas Wilayah
KPH
Banyumas
Barat
secara
geografis
berada
pada
108°33’33.488”-109°3’16.756” BT dan 7°8’894”-7°43’52.327” LS.
batas-batas areal kerja KPH Banyumas Barat adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan KPH Pekalongan Barat.
koordinat
Adapun
21
b. Sebelah Timur berbatasan dengan KPH Pekalongan Timur dan KPH
Banyumas Timur.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Segara Anakan dan Samudera Indonesia.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan KPH Ciamis (Perum Perhutani 2012a).
Secara administratif, KPH Banyumas Barat terletak di dua kabupaten
yakni Kabupaten Banyumas seluas 7.697,15 hektar (13,86%) dan Kabupaten
Cilacap seluas 47.849,07 hektar (86,14%). Wilayah kerja seluas 55.562,99 hektar
terdiri atas hutan produksi seluas 29.441,81 hektar, hutan produksi terbatas seluas
26.007,09 hektar, dan hutan lindung seluas 114,10 hektar (Perum Perhutani
2012a).
KPH Banyumas Barat ditetapkan mejadi dua kelas perusahaan, yaitu kelas
perusahaan pinus dan kelas perusahaan mangrove. Adapun luas wilayah tiap
BKPH dan RPH disajikan pada Tabel 2. Kelas perusahaan pinus berada pada 6
BKPH yakni BKPH Lumbir, BKPH Majenang, BKPH Sidareja, BKPH Wanareja,
BKPH Kawunganten, dan BKPH Bokol. Adapun kelas perusahaan mangrove
berada di 2 BKPH yakni BKPH Rawa Barat dan BKPH Rawa Timur (Perum
Perhutani 2012a).
Tabel 2 Luas wilayah BKPH dan RPH di KPH Banyumas Barat, Perum Perhutani
Unit I Jawa Tengah
BKPH
Lumbir
Majenang
Wanareja
Kawunganten
Bokol
Sidareja
Rawa Timur
RPH
Karangpucung
Banteran
Lumbir
Samudra
Majenang
Cimanggu
Pesahangan
Surusunda
Wanareja
Dayeuhluhur
Julangmangu
Kalijeruk
Kedungwadas
Kubangkangkung
Besuki
Citepus
Mentasan
Randegan
Cidora
Ciporos
Gandrungmangu
Sidareja
Cikiperan
Luas (ha)
2.173,58
1.253,19
1.267,04
1.728,48
3.873,66
1.812,59
2.634,31
1.812,99
2.568,34
7.157,40
1.364,80
1.045,68
1.665,30
1.087,58
723,90
1.343,74
758,56
928,23
909,99
713,68
1.214,38
1.445,67
1.599,90
22
Lanjutan Tabel 2
BKPH
Rawa Barat
RPH
Cikonde
Cilacap
Tritih
Ujungmanik
Ciawilayan
Cikujang
Cisumur
Rawa Apu
Luas (ha)
3.826,52
3.776,69
1.754,70
618,47
967,59
1.427,00
1.262,50
846,53
55.562,98
Jumlah
Sumber: Perum Perhutani (2012a)
4.3 Tanah dan Geologi
Jenis tanah pada KPH Banyumas Barat antara lain latosol, litosol,
gromosol, regosol, aluvial, mediteran, dan planosol. Adapun jenis batuan yang ada
yaitu batu kapur, batu vulkan, dan naval (Perum Perhutani 2012a).
4.4 Iklim
Wilayah KPH Banyumas Barat terletak pada suatu daerah dengan musim
hujan dan musim kemarau yang jelas. Pada beberapa tempat di sekitar wilayah
hutan, terdapat beberapa stasiun cuaca sehingga dari data stasiun cuaca tersebut
dapat diketahui adanya bulan basah dan bulan kering. Bulan basah tertinggi terjadi
pada bulan November dan bulan basah terendah terjadi pada bulan April. KPH
Banyumas Barat memiliki tipe iklim B dengan curah hujan 3.500 mm/tahun
(Perum Perhutani 2012a).
4.5 Topografi dan Ketinggian Tempat
Komposisi kelerengan di wilayah KPH Banyumas Barat adalah sebagai
berikut:
a. Datar (kelerengan 0-8%)
: 23,78%
b. Landai (kelerengan 8-15%)
: 27,61%
c. Bergelombang (kelerengan 15-25%)
: 43,71%
d. Agak curam (kelerengan 25-40%)
: 4,45%
e. Curam (kelerengan >40%)
: 0,46%
Wilayah KPH Banyumas Barat merupakan deretan pegunungan yang
bersambung. Di antara pegunungan-pegunungan tersebut, terdapat lembah-lembah
23
sehingga terbentuk sungai yang merupakan daerah tangkapan air yang membentuk
Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan ketinggian tempat yang bervariasi mulai dari
ketinggian 24 m dpl sampai 1.000 m dpl dengan jumlah 101 pegunungan yang
tersebar hampir merata (Perum Perhutani 2012a).
4.6 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja merupakan elemen yang sangat penting dalam kegiatan
pengelolaan hutan. KPH Banyumas Barat memiliki 545 orang tenaga kerja.
Tenaga kerja di KPH Banyumas Barat dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Tenaga kerja di KPH Banyumas Barat
No
Bagian/BKPH
PNS/DPB
1
Pegawai
Perhutani
46
6
4
19
51
Pekerja
Pelaksana
23
0
8
33
84
Jumlah
1
2
3
4
5
Kantor KPH
KSKPH Cilacap
Polhutan Mobil
BKPH Wanareja
BKPH Majenang
6
BKPH Lumbir
29
60
89
7
8
9
10
11
BKPH Sidareja
BKPH Rawa Barat
BKPH Kawunganten
BKPH Bokol
BKPH Rawa Timur
Jumlah
23
12
22
16
21
249
27
13
9
18
20
295
50
25
31
34
41
545
1
70
6
12
52
135
Sumber: Perum Perhutani (2012a)
4.7 Keadaan Hutan (Potensi dan Jenis)
KPH Banyumas Barat ditetapkan ke dalam kelas perusahaan pinus karena
lahan di areal tersebut cocok ditanami jenis pinus. Tanaman pinus yang tumbuh
baik adalah jenis Pinus merkusii. Di lokasi lain yang cukup datar dengan
persyaratan iklim yang memungkinkan, ditanam jenis jati dan rimba lain. Selain
jenis tanaman kehutanan, adapula jenis lain seperti palawija, empon-empon, buahbuahan, dan umbi-umbian. Kawasan yang tidak diusahakan oleh masyarakat
sekitar hutan ditumbuhi tumbuhan liar seperti kerinyu (Eupathorium spp),
tembelekan (Lantana camara), alang-alang (Imperata spp), putri malu (Mimosa
pudica), rumput-rumputan, bambu wuluh, tepus, dan pulutan (Perum Perhutani
2012a).
24
Jenis-jenis satwa liar yang ditemukan pada kawasan hutan produksi
meliputi kijang, babi hutan, ayam hutan, kera, trenggiling, dan biawak. Sedangkan
satwa liar yang termasuk kategori langka dan terancam hampir punah juga pernah
ditemukan seperti lutung (Presbytis cristata), kera ekor panjang (Macaca
fasicularis), macan tutul (Panthera pardus), dan macan kumbang (Panthera
pardus) (Perum Perhutani 2012a).
4.8 Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
Areal kerja KPH Banyumas Barat berbatasan langsung dengan desa-desa
di sekitar hutan. Terdapat 106 desa hutan dalam wilayah kelas perusahaan pinus
yang tersebar dalam 11 kecamatan dan 2 kabupaten yakni Kabupaten Banyumas
dan Kabupaten Cilacap. Jumlah penduduk dalam kecamatan yang masuk wilayah
KPH Banyumas Barat yang tersebar di 2 kabupaten yakni Kabupaten Cilacap
sejumlah 1.744.128 orang dan Kabupaten Banyumas sejumlah 1.553.902 orang.
Dari jumlah penduduk tersebut, sebanyak 50,05% atau 1.650.819 orang berjenis
kelamin pria dan sebanyak 49,95% atau 1.647.211 orang berjenis kelamin wanita
(Perum Perhutani 2012a).
Mata pencaharian sebagian besar masyarakat perdesaan di wilayah KPH
Banyumas Barat adalah sebagai petani dan buruh. Masyarakat masih sangat
mengandalkan pertanian sebagai penopang kehidupannya. Selain bertani,
masyarakat juga memiliki ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda, dan
babi. Selain itu, adapula bidang usaha lain yakni bidang perikanan yang dikelola
dengan menggunakan sistem tambak (kolam khusus untuk memelihara ikan) dan
sistem tanaman yakni pemeliharaan ikan di sawah bersamaan dengan tanaman
padi (Perum Perhutani 2012a).
Download