BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu ilmu dasar mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada umumnya. Oleh karena itu matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok di sekolah baik di sekolah dasar, sekolah lanjutan sampai dengan perguruan tinggi. Matematika perlu dipelajari oleh siswa karena matematika merupakan sarana berfikir untuk menumbuh kembangkan pola berfikir logis, sistematis, obyektif, kritis dan rasional. Usaha perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia telah lama dilakukan, termasuk kualitas pendidikan matematika sekolah. Kompetensi mata pelajaran matematika diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Standar Isi). Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajulan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Salah satu dari banyak materi pembelajaran Metematika adalah perkalian. Ada empat unsur utama yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran matematika. Empat unsur tersebut adalah pertambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Keempat unsur tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Selain itu unsur tersebut juga tidak dapat disampaikan secara acak, tetapi harus urut, terorganisir secara sistematik. Untuk siswa kelas IV SD, Perkalian merupakan unsur utama yang harus dikuasai siswa, sebelum melanjutkan pada materi pelajaran matematika berikutnya. Atau dapat diistilahkan bahwa perkalian adalah unsur prasyarat untuk menuju materi-materi selanjutnya 1 Kenyataan di lapangan khususnya di SDN Tunjung 1 menunjukkan adanya kesenjangan sangat besar antara kenyataan dengan hasil yang diharapkan. Rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa mungkin disebabkan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif belum sepenuhnya dilaksanakan. Pembelajaran secara konvensional yang terlaksana sampai saat ini di sekolah, guru terlalu mendominasi pembelajaran sehingga keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran masih sangat kurang. Pemahaman siswa kelas IV A SDN Tunjung 1 Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan tentang perkalian amat rendah. Hal ini ditunjukan dengan data, dari 52 siswa kelas IV A tahun pelajaran 2009/2010, hanya ada 15 orang siswa atau 28, 84 % saja yang mampu. Hal yang sama juga terjadi pada tahun pelajaran 2010/2011. Dari 52 siswa kelas IV A, hanya 17 orang siswa atau 32, 69% saja yang mampu. Siswa kurang antusias pada waktu belajar perkalian, kalau diberi pekerjaan rumah, banyak siswa yang tidak mengerjakannya, jumlah siswa dalam satu kelas yang terlalu banyak atau melebihi batas ideal pelayanan minimal, dan kurangnya sarana sumber belajar. Penyebabnya adalah kurang adanya teknik dan sarana belajar yang tepat, metode pembelajaran yang tidak pas atau kurang menarik, siswa disuruh menghafal perkalian, guru tidak menyiapkan lembar kerja siswa yang menantang dan bervariasi. Hal tersebut harus segara diatasi. Agar proses dan hasil belajar selanjutnya dapat berlanjut dengan baik dan sukses, sesuai dengan yang diharapkan, maka peneliti yang juga guru kelas IVA SDN Tunjung 1 Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan, perlu memperbaiki metode pembelajaran. Metode pembelajaran dipilih untuk segera diperbaiki dengan alasan rendahnya pemahaman siswa dalam belajar perkalian sangat berkaitan dengan metode yang dilakukan guru di kelas. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan permainan teka-teki perkalian terbuka. Teka-teki dipilih karena teka-teki merupakan permainan dalam 2 pembelajaran yang menekankan pada pola berpikir analisis logis atau dengan coba-coba secara cerdas. Agar permaian lebih menarik dan menantang perlu adanya pola permainan terbuka. Hal ini dipilih karena permainan sesuai dengan karakteristik anak-anak, yang mana permainan merupakan salah satu kegemaran anak, juga dalam permainan anak dapat menunjukkan jati dirinya, dan mereka dapat mengatur strateginya masing-masing. Misalnya mencoba memecahkan teka-teki ini dari berbagai sudut, jalan samping, bukan mencari jawaban secara langsung. Dan lebih baik lagi bila permainan itu diikuti dengan bersamasama atau kelompok. Teka-teki perkalian terbuka yang kemudian disingkat tetek kalbu adalah media tekateki yang dipampang pada tempat yang dapat dilihat oleh semua orang. Teka-teki ini bentuknya berfariatif, dan dikerjakan secara terbuka pula. Indikator keberhasilan dari permaian tetek kalbu pada penelitian ini adalah apabila secara klasikal 75% siswa kelas IV A paham tentang perkalian atau tuntas belajar dan secara individu siswa tuntas belajar dengan nilai di atas atau sama dengan KKM 75, atau sedikitnya setiap siswa dapat menyelesaikan 75 % soal yang diberikan dengan benar. Dengan berdasar latar belakang di atas maka ditetapkan judul penelitian “Peningkatan Pemahaman Siswa tentang Perkalian Melalui Permainan Tetek Kalbu pada Siswa Kelas IV A Semester I Tahun Pelajaran 2011-2012 di SDN Tunjung 1 Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan” B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat ditetapkan rumusan masalahnya sebagai berikut: Apakah melalui permainan tetek kalbu dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang perkalian pada siswa kelas IV A SDN Tunjung 1 Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan? 3 C. Tujuan Penelitian Tujuan dari permainan dengan media tetek kalbu adalah: Meningkatkan pemahaman siswa tentang perkalian melalui permainan tetek kalbu pada siswa kelas IV A SDN Tunjung 1 Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa Penerapan permainan tetek kalbu ini dapat mengatasi kelemahan mereka dalam bidang perkalian, meningkatkan rasa kepercayaan diri, menumbuhkan kerja sama yang baik antar sesama siswa, dan menimbulkan rasa saling bertanggungjawab bersama. 2. Bagi guru Manfaat bagi guru dalam penerapan permainan tetek kalbu ini guru dapat menyelesaikan permasalahan pembelajaran di kelas yang diampunya. Selain itu juga dapat meningkatkan kemampuan guru dalam bidang penelitian tindakan kelas. 3. Bagi sekolah Dengan adanya penelitian ini dapat digunakan untuk merancang kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di SDN Tunjung 1 ini. E. Ruang Lingkup Karena ruang lingkup matematika tentang perkalian amatlah luas, dengan segala kekurangan dan keterbatasan maka ruang lingkup dalam penelitian ini di batasi pada perkalian 1 sampai 10 saja. 4 F. Batasan Istilah 1. Tetek kalbu adalah akronim dari teka-teki perkalian terbuka yang merupakan sarana pembelajaran tentang perkalian 1 sampai 10, yang berupa media permainan yang dibuat kotak-kotak, lingkaran-lingkaran, dan bangun datar lainnya, yang mana siswa (pemain) disuruh mengisi kotak-kotak, lingkaran-lingkaran, dan bangun datar lainnya yang kosong, baik secara mendatar, menurun, dan atau menyilang. 2. Permainan tetek kalbu sebagai media yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah sarana yang dibuat untuk memudahkan, mengefektifkan, mengefisienkan, mengeratkan interaksi antara guru dan siswa, antara siswa dengan siswa dalam usaha meningkatkan proses dan hasil belajar matematika yang berbentuk teka-teki perkalian terbuka. 5