PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ATTACHMENT SEBAGAI PREDIKTOR TINGKAT PASSION PADA INDIVIDU DEWASA AWAL YANG MENJALANI PERNIKAHAN JARAK JAUH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh: Clarissa Felita Andriani NIM : 119114181 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN Rencana Tuhan selalu terbaik, Dan lebih baik dari Apa yang sudah kita rencanakan If you cannot do great things, Do small things in a great way -Napoleon Hill- You never know how STRONG You are.. Until being strong is the ONLY choice you have Dengan penuh rasa syukur dan bangga, aku persembahkan skripsi ini untuk Tuhan Yesus Kristus, Keluargaku tercinta, papa, mama, kakak, adik serta seluruh keluarga besarku, Pacar, sahabat, teman dan orang-orang terdekatku.. iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ATTACHMENT SEBAGAI PREDIKTOR TINGKAT PASSION PADA INDIVIDU DEWASA AWAL YANG MENJALANI PERNIKAHAN JARAK JAUH Clarissa Felita Andriani ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh dapat diprediksi oleh secure attachment, preoccupied attachment, dismissing attachment dan avoidant fearfull attachment. Variabel prediktor dalam penelitian ini adalah empat jenis attachment yaitu, secure attachment, preoccupied attachment, dismissing attachment dan avoidant fearfull attachment dan variabel kriteriumnya adalah passion. Subjek dalam penelitian ini adalah individu dengan usia 20-40 tahun dan sedang menjalani pernikahan jarak jauh. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 124 orang. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala attachment dan skala passion yng dibuat sendiri oleh peneliti. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan Software Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 23.0 for Windows. Dari hasil analisis didapatkan nilai R2 sebesar 0,407 atau 40,7 %, yang artinya sebanyak 40,7% variabel gaya attachment berpengaruh terhadap tingkat passion. Selain itu, hasil analisis menunjukkan bahwa secure attachment (t=2,864, p=0,005 ; p<0,05) dan dismissing attachment (t=-2,354, p=0,020 ; p<0,05) mampu memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh, yang berarti hipotesis pertama dan ketiga diterima. Selain itu, hipotesis kedua dan keempat yang menyatakan preoccupied attachment (t=-1,241, p=0,217 ; p>0,05) dan avoidant fearfull attachment (t=-1,608, p=0,111 ; p>0,05) mampu memprediksi tingkat passion pada individu yang menjalani pernikahan jarak jauh, ditolak. Kata kunci : Kata kunci : attachment, passion, dewasa awal, pernikahan jarak jauh. vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ATTACHMENT AS PREDICTOR OF PASSION LEVEL ON EARLY ADULTHOOD INDIVIDUALS WHO HAVE LONG DISTANCE MARRIAGE Clarissa Felita Andriani ABSTRACT This study aims to see whether the level of passion, of an individual early adulthood who have long-distance marriage can be predicted by secure attachment, preoccupied attachment, dismissing attachment and avoidant fearful attachment. The predictor variables in this study were four different types of attachment namely secure attachment, preoccupied attachment, dismissing attachment and avoidant fearful attachment, while the criterion variable was passion. The predictor variables in this study were four different types of attachment namely secure attachment, preoccupied attachment, dismissing attachment and avoidant fearful attachment while the criterion variable was passion. The subject of this study were individuals within 20 to 40 years old who were having long distance marriage. The total subject of the study were 124 participants. The measuring instrument that used in this study was attachment scale and scale of passion, made by the researcher. The Data analysis used in this research was a multiple regression analysis with the software Statistical Package for Social Sciences (SPSS) version 23.0 for Windows. As the results of the analysis obtained 0,407 or 40,7%, which means as many as 40,7% the attachment style influence the level of passion. The analysis showed that secure attachment (t = 2.864, p = 0.005; p <0.05) and dismissing attachment (t = -2.354, p = 0.020; p <0.05) were able to predict the level of passion in early adulthood individuals who were undergoing long distance marriage, which means the first and third hypothesis was accepted. In addition, the second and fourth hypothesis which stated preoccupied attachment (t = -1.241, p = 0.217; p> 0.05) and avoidant attachment fearful (t = -1.608, p = 0.111; p> 0.05) were able to predict the level passion in individuals who undergo long-distance marriage, was rejected. Keywords : attachment, passion, early adulthood, long distance marriage. vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji Syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Attachment Sebagai Prediktor Tingkat Passion Pada Individu Dewasa Awal Yang Menjalani Pernikahan Jarak Jauh” dapat diselesaikan dengan baik. Hal ini juga tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si, selaku Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 3. Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi, Psi. selaku dosen pembimbing akademik yang memberikan arahan dan bimbingan selama masa studi dengan penuh kesabaran. Semoga ilmu yang Ibu berikan dapat saya jadikan bekal untuk masa depan. 4. Ibu Debri Pristinella, S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, bimbingan, kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran. 5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan banyak pengalaman, pelajaran dan pengetahuan ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI selama masa studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 6. Seluruh staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah banyak membantu melancarkan proses pembelajaran selama masa studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 7. Seluruh responden yang bersedia membantu saya dalam pengisian kuisioner. Terima kasih atas bantuan dan kerja samanya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. 8. Kedua Orang tuaku, Yustinus Widodo Soemarsono dan Veronica Rina Hartati. Terimakasih atas kasih sayang, nasehat, kesabaran, serta doa dan dukungan yang telah diberikan.. 9. Kakak-kakakku, Alvita Wina Kartika dan Brian Fernaldi Anggadha serta adikku yang besar, Davin Aditya Wicaksono. Terimakasih atas doa dan dukungan yang diberikan. 10. Teman, sahabat, saudara dan pacar terbaik, Yudhianto Tobias Paramartha yang selalu menemaniku saat suka dan duka. Terima kasih atas dukungan, canda dan tawa yang diberikan dan terima kasih sudah menjadi pendengar yang baik saat aku berkeluh kesah. Semoga hubungan kita selalu diberkati oleh Tuhan. 11. Sahabat-sahabat terbaik, teman-teman Psikologi 2011. Terima kasih untuk suka duka yang kita rasakan bersama, canda dan tawa serta perjuangan bersama kita selama berdinamika di Fakultas Psikologi. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. Sahabat-sahabat terbaikku sejak SMA. Terima kasih untuk semangat yang diberikan terus-menerus untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga persahabatan kita selalu diberkati. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Yogyakarta, 16 Mei 2016 Penulis Clarissa Felita Andriani xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................................ ii LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... v ABSTRAK ............................................................................................................... vi ABSTRACT ...............................................................................................................vii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................................viii KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ................................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 12 C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 12 D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 12 BAB II LANDASAN TEORI xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A. Attachment ............................................................................................................ 14 1. Definisi attachment ........................................................................................ 14 2. Aspek attachment ........................................................................................... 16 3. Proses pembentukkan attachment .................................................................. 17 4. Faktor dan kondisi pembentuk attachment .................................................... 20 5. Jenis-jenis attachment .................................................................................... 21 B. Passion ................................................................................................................. 27 1. Definisi passion ............................................................................................. 27 2. Faktor yang mempengaruhi passion .............................................................. 27 3. Aspek passion ................................................................................................ 30 C. Dewasa awal ......................................................................................................... 34 1. Definisi masa dewasa awal ............................................................................ 34 2. Tugas perkembangan masa dewasa awal ....................................................... 35 3. Perkembangan psikososial masa dewasa awal ............................................... 37 D. Pernikahan ............................................................................................................ 38 1. Definisi pernikahan ........................................................................................ 38 2. Definisi pernikahan jarak jauh ....................................................................... 40 3. Strategi dalam menjaga pernikahan jarak jauh .............................................. 42 4. Pernikahan jarak jauh pada masa dewasa awal .............................................. 45 E. Dinamika prediksi gaya attachment bagi tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh ......................................................... 46 F. Bagan prediksi gaya attachment bagi tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh ......................................................... 54 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI G. Hipotesis ............................................................................................................... 58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian ..................................................................................................... 59 B. Variabel penelitian ................................................................................................ 59 C. Definisi operasional variabel penelitian ............................................................... 59 1. Gaya attachment ............................................................................................... 59 2. Passion ............................................................................................................. 60 D. Metode dan alat pengumpulan data ...................................................................... 61 1. Metode pengumpulan data ............................................................................... 61 2. Instrumen penelitian ......................................................................................... 62 E. Subjek penelitian .................................................................................................. 65 F. Validitas dan reliabilitas alat pengumpulan data ................................................... 66 1. Validitas............................................................................................................. 66 2. Reliabilitas ........................................................................................................ 67 G. Uji coba alat ukur ................................................................................................. 69 1. Subjek ............................................................................................................ 69 2. Pelaksanaan uji coba ...................................................................................... 69 3. Seleksi item ..................................................................................................... 70 H. Teknik analisis data .............................................................................................. 74 1. Uji asumsi ....................................................................................................... 74 a. Uji normalitas ............................................................................................ 74 b. Uji linearitas .............................................................................................. 74 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Uji asumsi regresi ...................................................................................... 75 2. Uji hipotesis ................................................................................................... 76 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Subjek penelitian .................................................................................................. 77 B. Pelaksanaan penelitian .......................................................................................... 77 C. Deskripsi subjek ................................................................................................... 78 D. Deskripsi hasil penelitian ..................................................................................... 83 E. Analisis data .......................................................................................................... 85 1. Uji asumsi ......................................................................................................... 85 a. Uji normalitas ............................................................................................... 85 b. Uji linearitas ................................................................................................. 86 c. Uji multikolinieritas ..................................................................................... 87 d. Uji heteroskedastisitas ................................................................................. 88 e. Uji autokorelasi ............................................................................................ 89 2. Uji hipotesis ...................................................................................................... 89 F. Pembahasan .......................................................................................................... 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................................................... 104 B. Saran ..................................................................................................................... 104 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 106 LAMPIRAN ............................................................................................................. 112 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 1. Skor item-item favorable pada skala gaya attachment ............................... 62 Tabel 2. Skor item-tem unfavorable pada skala gaya attachment ............................ 62 Tabel 3. Blueprint skala gaya attachment sebelum seleksi item ............................... 63 Tabel 4. Skor item-item favorable pada skala passion ............................................. 64 Tabel 5. Skor item-item unfavorable pada skala passion ......................................... 64 Tabel 6. Bluprint skala passion sebelum seleksi item .............................................. 64 Tabel 7. Reliabilitas skala gaya attachment sebelum uji coba .................................. 68 Tabel 8. Reliabilitas skala gaya attachment setelah uji coba .................................... 68 Tabel 9. Reliabilitas skala passion sebelum uji coba ................................................ 69 Tabel 10. Reliabilitas skala passion setelah uji coba ................................................ 69 Tabel 11. Blueprint skala gaya attachment setelah seleksi item ............................... 71 Tabel 12. Distribusi item skala penelitian gaya attachment ..................................... 72 Tabel 13. Blueprint skala passion setelah seleksi item ............................................ 73 Tabel 14. Distribusi item skala penelitian passion .................................................... 73 Tabel 15. Jenis kelamin subjek ................................................................................. 78 Tabel 16. Usia subjek ................................................................................................ 78 Tabel 17. Pendidikan terakhir ................................................................................... 79 Tabel 18. Pekerjaan ................................................................................................... 79 Tabel 19. Usia pernikahan ......................................................................................... 80 Tabel 20. Alasan menjalani pernikahan jarak jauh ................................................... 81 Tabel 21. Intensitas bertemu pasangan ..................................................................... 81 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 22. Subjek tinggal dengan ............................................................................... 82 Tabel 23. Pasangan subjek tinggal dengan ............................................................... 83 Tabel 24. Deskripsi data penelitian ........................................................................... 83 Tabel 25. Kategorisasi passion ................................................................................. 84 Tabel 26. Hasil uji normalitas residu ........................................................................ 85 Tabel 27. Hasil uji linearitas ..................................................................................... 86 Tabel 28. Hasil uji multikolinieritas .......................................................................... 87 Tabel 29. Hasil uji heteroskedastisitas ...................................................................... 88 Tabel 30. Hasil uji autokorelasi ................................................................................ 89 Tabel 31. Koefisien determinasi ............................................................................... 90 Tabel 32. Uji F .......................................................................................................... 90 Tabel 33. Hasil analisis regresi ................................................................................. 91 xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Model attachment ................................................................................... 19 Gambar 2. Prediksi secure attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh .................................................... 52 Gambar 3. Prediksi preoccupied attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh ........................................... 53 Gambar 4. Prediksi dismissing attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh .................................................... 54 Gambar 5. Prediksi avoidant fearfull attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh ........................................... 55 xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN A. Skala penelitian sebelum uji coba ........................................................................ 113 B. Skala penelitian .................................................................................................... 130 C. Reliabilitas skala attachment ................................................................................ 141 1. Reliabilitas skala attachment sebelum uji coba ............................................. 141 2. Hasil sebelum seleksi item skala attachment ................................................. 141 3. Hasil seleksi item skala attachment ............................................................... 143 4. Reliabilitas skala attachment setelah uji coba ................................................ 144 5. Reliabilitas skala attachment per jenis ............................................................ 145 D. Reliabilitas skala passion ..................................................................................... 146 1. Reliabilitas skala passion sebelum uji coba ..................................................... 146 2. Hasil sebelum seleksi item skala passion ......................................................... 146 3. Hasil seleksi item skala passion ....................................................................... 148 4. Reliabilitas skala passion setelah uji coba ....................................................... 150 5. Reliabilitas skala passion per aspek ................................................................. 150 E. Data demografik ................................................................................................... 152 F. Deskripsi hasil penelitian ...................................................................................... 156 G. Uji asumsi regresi .................................................................................................. 156 H. Uji hipotesis ......................................................................................................... 159 xix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tugas perkembangan pada masa dewasa awal adalah menjalin hubungan intim dengan lawan jenis maupun sesama jenis, belajar hidup dengan suami atau istri, mulai membentuk keluarga, mengasuh anak, menjalankan rumah tangga, menemukan kelompok sosial, menerima tanggung jawab warga negara, dan mulai bekerja (Monks, Knoers, & Haditono, 1996 ; Papalia dan Feldman, 2014). Salah satu tugas perkembangan pada masa dewasa awal adalah menjalin hubungan intim dengan lawan jenis dalam ikatan pernikahan. Pernikahan adalah hubungan timbal balik antar pasangan berdasarkan emosi, kekeluargaan dan ketergantungan dalam hal seksual (Lemme, 1995). Pada dasarnya, pernikahan dapat memberikan keintiman, komitmen, persahabatan, afeksi, pemuasan seksual dan kesempatan pertumbuhan emosional serta sebagai sumber identitas dan harga diri (Gardiner, Kosmitzky dan Myers, dalam Papalia, 2009). Undang-undang No. 1 tahun 1974, pasal 1 menyebutkan perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai pasangan suami istri untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa. Pernikahan merupakan ikatan yang dibangun untuk melegitimasi suatu relasi seksual (Ratus dkk, 2008). Dalam suatu perkawinan, masing-masing pasangan akan memperoleh dukungan sosial, rasa nyaman, pemenuhan kebutuhan seksual serta 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 memiliki teman untuk bertukar pikiran (Ginanjar, 2009). Dalam kehidupan nyata, setiap pasangan suami istri memiliki pola kehidupan yang berbeda satu sama lain. Ada beberapa pasangan suami istri yang setelah menikah tetap tinggal bersama dan ada pula pasangan suami istri yang harus tinggal terpisah karena tuntutan pekerjaan atau studi (Dewi dan Basti, 2008). Hal tersebut membuat mereka menjalani pernikahan jarak jauh. Alasan individu menjalani pernikahan jarak jauh adalah studi, mengejar karir, gaji yang lebih besar dan untuk kesetaraan wanita dalam dunia kerja (Ferree dan Hochshild dalam Forsyth dan Gramling, 1998). Selain itu, pernikahan jarak jauh juga membuat jenjang sosial lebih cepat naik, karena individu lebih memilih untuk bekerja di daerah dengan biaya hidup yang lebih tinggi dan keluarga tinggal di daerah dengan biaya hidup yang lebih rendah. Dewasa ini, banyak individu yang menjalani pernikahan jarak jauh yang dikarenakan adanya tuntutan pekerjaan atau mengejar karier. Hal ini sesuai peryataan Maines (dalam Margiani dan Iga, 2013) yang menyatakan bahwa pernikahan jarak jauh merupakan pernikahan terpisah antara suami dan istri yang didasari komitmen karena tuntutan karier dan pekerjaan. Seperti juga pada pernikahan pada umumnya, suami dan istri memiliki kebutuhankebutuhan yang bisa dipenuhi oleh pasangannya masing-masing. Menurut Harley dan Chalmers (Satidarma, 2001) menyebutkan bahwa ada beberapa kebutuhan dalam pernikahan yaitu, kebutuhan akan pujian, kebutuhan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 kasih sayang, kebutuhan berkomunikasi, kebutuhan dukungan keluarga, kebutuhan kebersamaan keluarga, dukungan keuangan, kejujuran dan keterbukaan, penampilan fisik, kebersamaan dan kebutuhan seksual. Pernikahan jarak jauh mengakibatkan tidak terpenuhinya beberapa kebutuhan, salah satunya adalah kebutuhan seksual. Dalam pernikahan jarak jauh, kebutuhan seksual tidak dapat terpenuhi setiap saat karena kondisi terpisah dengan pasangan. Hal ini bertolak belakang dengan salah satu tujuan pernikahan yaitu pemuasan kebutuhan seksual (Papalia, 2009). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu individu yang menjalani pernikahan jarak jauh dengan usia 28 tahun, ia mengatakan bahwa dirinya bertemu dengan pasangannya 6 bulan sekali karena pasangannya menjadi TKI di luar negeri. Intensitas yang cukup lama untuk bertemu membuat kebutuhan seksual tidak dapat terpenuhi. Hal ini bertentangan dengan data rata-rata frekuensi individu untuk melakukan hubungan seksual adalah 9 kali dalam sebulan (Call dkk dalam Sprecher dan McKinney, 1993). Pada wanita atau istri yang menjalani pernikahan jarak jauh, hidup terpisah dengan suami merupakan tantangan yang cukup berat. Kelelahan fisik akibat rutinitas untuk mengurus rumah tangga akan mengakibatkan kelelahan psikologis yang berpengaruh dalam tingkah laku sehari-hari. Hal ini berdampak pada perilaku agresif yang muncul saat mengasuh anak. Namun, kemungkinan terjadinya perilaku agresif tersebut dapat diminimalisir karena adanya dukungan sosial (Margiani dan Ekayati ,2013) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 Pernikahan jarak jauh juga rentan mengalami perselingkuhan. Terdapat kasus mengenai seorang wanita yang harus tinggal terpisah dengan suaminya karena suami harus bekerja sebagai TKI di Malaysia. Suami sudah bekerja selama 1 tahun 3 bulan di Malaysia. Selama ditinggal suami bekerja di Malaysia, wanita tersebut melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang diketahui tetangganya sendiri (www.tribunnews.com). Perselingkuhan terjadi bila dua orang terlibat dalam hubungan seksual dan emosional dan salah satu darinya sudah menikah atau menjalani komitmen (Baswardono,2003). Beberapa ahli membedakan faktor pendorong perselingkuhan antara pria dan wanita. Faktor pendorong pria melakukan perselingkuhan adalah suasana baru, pengalaman seks, percaya mengenai citra kejantanannya, tidak mampu mengendalikan godaan dan jatuh cinta (Eriany, 2004). Sedangkan, faktor pendorong wanita melakukan perselingkuhan adalah jatuh cinta, mencari keintiman hubungan dekat dan menginginkan seks yang menyenangkan (Baswardono,2003 ). Perselingkuhan memberikan dampak seperti, mengalami stress yang mengakibatkan kecemasan dan kegelisahan sehingga menjadi sulit tidur, sering terbangun di tengah malam dan lebih sensitif terhadap suara. Selain itu, individu akan sulit berkonsentrasi dan kehilangan kepercayaan dalam kemampuan berinteraksi sehingga akan menarik diri (Spring dan Spring, 2000). Selain itu, perselingkuhan juga mengakibatkan prestasi kerja yang menurun, sering timbul keributan dan pertengkaran pada pasangan (Eriany, 2004). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 Data statistik menunjukkan bahwa frekuensi perceraian di Indonesia memiliki angka yang cukup tinggi. Pada tahun 2011 kasus perceraian terjadi sebanyak 258.119 kejadian, tahun 2012 sebanyak 372.577 kejadian dan tahun 2013 sebanyak 324.527 kejadian. Adanya perselingkuhan merupakan penyebab kedua terbesar terjadinya perceraian setelah faktor ekonomi. Menurut Prof. Dr. Dadang Hawari sebagai konsultan perkawinan, perceraian disebabkan karena perselingkuhan. Di negara barat, sebanyak 75% suami pernah melakukan selingkuh dan 25% istri juga pernah melakukan perselingkuhan. Di Indonesia belum ada statistik yang pasti, namun dari kasus yang ditangani oleh Prof. Dr. Dadang Hawari 90% kasus retaknya pernikahan disebabkan oleh perselingkuhan suami dan 10% perselingkuhan istri (www.kompasiana.com). Dari data tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan seks merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam hubungan pernikahan. Seks atau seksual merupakan kata yang merujuk pada struktur anatomi organ reproduksi dan kepuasan seksual. Dengan kata lain, seks merupakan hal yang merujuk pada aktivitas fisik yang melibatkan organ seks untuk tujuan reproduksi atau kesenangan, dengan contoh masturbasi, memeluk, mencium dan hubungan intim. Seks juga berhubungan dengan perasaan, pengalaman dan dorongan yang merangsang seperti fantasi dan pikiran seksual, dorongan seksual atau perasaan tertarik secara seksual terhadap orang lain. Menurut (Ratus dkk, 2008), human sexuality merujuk pada cara bagaimana individu mengalami dan mengekspresikan dirinya sebagai makhluk seksual. Seksualitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 merupakan salah satu komponen cinta pada pernikahan yang terdapat pada teori Sternberg. Pernikahan dibangun atas dasar cinta. Menurut teori segitiga cinta (triangular subtheory of love), tiga elemen atau komponen dari cinta adalah intimacy, passion dan commitment. Intimacy adalah perasaan emosi yang mengandung kehangatan, kedekatan, kepercayaan, keterikatan dan keterbukaan diri. Passion adalah daya tarik fisik dan seksual terhadap orang lain. Commitment adalah elemen kognitif mengenai pembuatan keputusan tentang mempertahankan relasi meskipun relasi tersebut menghadapi masalah serta keputusan untuk mencintai dan tinggal dengan orang yang dicintai. Passion atau gairah merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena manusia merupakan makhluk seksual (Santrock, 2011). Menurut Sternberg (1997), kebutuhan-kebutuhan yang ada di dalam pernikahan seperti nurturance, succorance, kebutuhan akan afeksi, kebutuhan untuk dominan, submission dan aktualisasi diri berkontribusi terhadap munculnya pengalaman mengenai passion. Kebutuhan-kebutuhan tersebut berkaitan dengan kebahagiaan dalam pernikahan. Dalam pernikahan, jika kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terpenuhi maka akan memiliki kebahagiaan dalam pernikahan yang cukup tinggi (Blazer, 1963). Passion juga merupakan dorongan yang dikarakteristikkan dengan physiological arousal dan keinginan untuk bersama dengan individu lain (Baumeister & Bratslavsky, 1999). Physiological arousal adalah daya tarik fisik dan seksual, komunikasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 seksual, pemenuhan kebutuhan seksual dan fenomena lain yang berkaitan dalam hubungan cinta atau relasi romantis (Sternberg, 1997). Dalam hubungan cinta, kebutuhan seksual akan mendominasi dan penting (Ratus dkk ,2008). Penelitian yang dilakukan oleh Cuber & Harof (dalam Anindyadjati, Budiarto dan Monica, 2006) mengungkapkan bahwa situasi perkawinan yang sering terjadi adalah pada awal perkawinan passion dan keromantisan tinggi dan lama kelamaan keromantisan tersebut memudar. Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang baru saja menikah akan lebih menunjukkan kemesraan dengan bergandengan tangan atau berangkulan. Dengan kata lain, passion merupakan elemen fisiologis yang menyebabkan seseorang merasa ingin dekat secara fisik, menikmati atau merasakan sentuhan fisik atau melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Passion merupakan salah satu komponen cinta yang didalamnya mengandung unsur emosi. Emosi dibentuk dari pengalaman pengalaman yang terjadi sepanjang hidup, salah satunya dalam proses attachment. Attachment merupakan ikatan emosional yang dibina antara anak dengan ibu sejak masa bayi. Responsivitas, keberadaan, dan aksesbilitas figur attachment akan mengembangkan internal working model atau working model (Feeney dan Noller, 1996 ; Hazan dan Shaver, 1987). Internal working model merupakan representasi mental yang meliputi pengetahuan mengenai relasi dengan figur attachment, seperti penolakan dan penerimaan yang dimiliki melalui hubungan sehari-hari dengan ibunya yang kemudian mempengaruhi cara pandang terhadap diri dan lingkungan. Menurut Schmitt (2004), internal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 working model merupakan hal yang sangat penting karena titik permulaan dari hubungan individu dengan individu lainnya. Apa yang dipelajari individu saat proses attachment akan digeneralisasikan di kemudian hari, salah satunya adalah relasi romantis pada saat ia dewasa. Bartholowmew dan Horowitz (1991) menyebutnya internal working memory sebagai representasi mental diri (model of self) dan representasi mental akan orang lain (model of others). Representasi mental akan diri merupakan pandangan individu terhadap dirinya sendiri yang menghasilkan gambaran penilaian mengenai berharganya diri individu tersebut. Representasi mental akan orang lain merupakan pandangan terhadap orang lain yang menghasilkan gambaran penilaian mengenai seberapa orang lain dapat dipercaya dan dapat memberikan dukungan dan perlindungan yang dibutuhkan. Individu dengan secure attachment memiliki model of self dan model of other positif. Individu dengan secure attachment memiliki harga diri yang tinggi. Individu memiliki gambaran positif terhadap orang lain sehingga ia mudah mencari kedekatan interpersonal dan merasa nyaman dalam hubungan yang mereka jalin (Baron dan Byrne, 2005). Hubungan yang dijalani oleh individu secure attachment cenderung lama, dengan komitmen dan memuaskan. Selain itu, individu dengan secure attachment tidak mudah marah, tidak ingin bermusuhan dengan orang lain dan mengharapkan hasil yang positif dari konflik (Shaver, Brennan, Mikulincer, dalam Baron dan Byrne, 2005). Individu dengan preoccupied attachment memiliki model of self yang negatif dan model of other yang positif. Individu dengan preoccupied PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 attachment merasa nyaman dengan kedekatan namun terkadang individu merasa orang-orang disekitar enggan menjalin hubungan dekat dengan dirinya (Feeney dan Noller, 1996). Memburuknya suatu hubungan mendorong terjadinya depresi karena individu memiliki kebutuhan untuk dicintai (Baron dan Byrne, 2005). Individu dengan dismissing attachment memiliki model of self yang positif dan model of other yang negatif. Individu dengan dismissing attachment merupakan individu yang mandiri. Individu akan memilih untuk tidak bergantung pada orang lain dan tidak membiarkan orang lain untuk bergantung pada dirinya (Feeney dan Noller, 1996). Selain itu, individu juga merasa sangat layak untuk berhubungan dekat dengan orang lain (Baron dan Byrne, 2005). Individu dengan fearful attachment memiliki model of self yang negatif dan model of other yang negatif. Individu dengan fearful attachment sangat menginginkan menjalin hubungan intim dengan orang lain namun mereka sangat sulit percaya terhadap orang lain dan bergantung pada orang lain. Individu juga merasa khawatir jika dirinya akan tersakiti bila menjalin hubungan intim dengan orang lain (Feeney dan Noller, 1996). Selain itu, individu dengan fearful attachment memiliki harga diri yang rendah. Individu tidak mengalami keintiman dan kesenangan dalam interaksi dengan pasangan romantis yang mereka miliki (Tidwell, Reis, dan Shaver dalam Baron dan Byrne 2005). Hazan dan Shaver (1987) mengemukakan bahwa hubungan cinta yang dibentuk oleh orang dewasa sangat berhubungan dengan interaksi yang terjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 antara orang tua dan anak-anak. Pola attachment seorang anak dengan orang tuanya memberikan penjelasan kepada anak mengenai arti sebuah hubungan. Hubungan yang dibina sejak kecil dengan orang tuanya akan memberikan pengaruh saat anak membangun hubungan dengan pasangannya di masa dewasa. Survey yang dilakukan oleh Hazan dan Shaver (1987) mengenai keterkaitan antara cinta dengan pola attachment, mendapatkan hasil pola attachment pada masa kanak-kanak akan berjalan paralel dengan attachment pada orang dewasa (adult attachment) terutama kelekatan pada hubungan cinta. Hazan dan Shaver (1987) juga mengungkapkan bahwa bayi dengan pengasuh utamanya dan pasangan suami istri dalam ikatan pernikahan memiliki beberapa ciri yang sama, diantaranya keduanya akan merasa aman ketika yang lain dekat dan responsif, dapat merasakan keintiman secara fisik dan melakukan kegiatan bersama. Ikatan pernikahan yang dilakukan pada pasangan suami istri akan mengandung tiga komponen cinta menurut Sternberg yaitu intimacy, passion dan commitment. Beberapa peneliti melakukan studi mengenai kaitan attachment dengan komponen cinta Sternberg. Penelitian yang dilakukan oleh Vebrianingsih (2011), mengenai gaya kelekatan sebagai prediktor tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran pada individu dewasa awal dengan subjek sebanyak 64 orang didapatkan hasil bahwa gaya kelekatan aman mampu memprediksi tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran, sedangkan gaya kelekatan terokupasi, gaya kelekatan takut menghindar dan gaya kelekatan menolak tidak mampu memprediksi tingkat keintiman dalam berpacaran. Tidak hanya intimacy, penelitian juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kelekatan tidak aman dengan komitmen. Penelitian yang dilakukan oleh Permatasari (2014) mengenai hubungan antara kelekatan tidak aman dan komitmen pada wanita dewasa awal yang berpacaran di Yogyakarta dengan subjek sebanyak 203 orang mendapatkan hasil bahwa ada hubungan antara kelekatan tidak aman dan komitmen pada wanita dewasa awal yang berpacaran di Yogyakarta. Individu pada masa dewasa mempunyai tugas perkembangan untuk menjalin hubungan romantis melalui tahap berpacaran sebelum masuk ke dalam tahap pernikahan. Penelitian yang dilakukan oleh Marasabessy (2012) mengenai perbedaan cinta berdasarkan teori segitiga cinta Sternberg antara wanita dengan pria masa dewasa awal dengan 60 subjek (30 pria dan 30 wanita) dihasilkan bahwa tidak ada perbedaan intimacy secara signifikan antara pria dan wanita, dan ada perbedaan passion dan commitment secara signifikan antara pria dan wanita pada dewasa awal. Hasil penelitian ditemukan bahwa passion dan commitment pada pria lebih tinggi dibandingkan pada wanita. Peneliti menyarankan untuk menambahkan variabel yang berkaitan dengan cinta seperti pacaran jarak jauh. Penelitian sebelumnya meneliti mengenai tingkat intimacy dan hubungan komitmen dengan kelekatan pada hubungan berpacaran. Setelah individu menjalani proses berpacaran, mereka akan melanjutkan ke jenjang pernikahan. Melihat banyaknya dewasa awal yang sudah menikah dan mengambil keputusan untuk menjalani pernikahan jarak jauh untuk mengejar karier, peneliti ingin meneliti komponen passion dalam kehidupan pernikahan jarak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 jauh karena komponen pasiion tidak dapat dipenuhi setiap saat oleh pasangan. Sejauh ini komponen passion belum banyak diteliti. Padahal terdapat dampak tertentu bila passion sebagai salah satu komponen cinta diabaikan seperti perselingkuhan. Disaat yang bersamaan, perselingkuan juga rentan dialami oleh pasangan yang menjalani pernikahan jarak jauh. Berdasarkan halhal tersebut maka peneliti ingin mengetahui attachment sebagai prediktor tingkat passion pada dewasa awal yang menikah dan manjalani pernikahan jarak jauh. B. Rumusan Masalah Apakah secure attachment, preoccupied attachment, dismissing attachment dan avoidant fearfull attachment dapat menjadi prediktor bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh ? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh berdasarkan secure attachment, preoccupied attachment, dismissing attachment dan avoidant fearfull attachment. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan di bidang Pskologi Sosial dan Psikologi Perkembangan, khususnya mengenai attachment dan passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 2. Manfaat Praktis a. Bagi subyek yang menjalani pernikahan jarak jauh Manfaat praktis dari penelitian ini adalah subyek mengetahui gaya attachment yang dapat mendukung peningkatan passion dalam menjalankan pernikahan jarak jauh. b. Bagi yang akan menjalani pernikahan jarak jauh Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan evaluasi bagi individu yang menjalani pernikahan jarak jauh sehingga mereka dapat memahami gaya attachment yang mereka miliki dan dapat menjaga hubungan pernikahan jarak jauh dengan pasangan, dengan melihat tingkat passion yang mereka miliki. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II DASAR TEORI A. Attachment 1. Definisi attachment Attachment mengacu pada relasi antara dua orang yang memiliki perasaan kuat satu sama lain dan melakukan banyak hal unttuk mempertahankan relasinya. Dalam bahasa psikologi perkembangan, attachment adalah adanya relasi antara figur sosial dengan dengan fenomena yang dianggap mencerminkan karakteristik yang baik. Dalam psikologi perkembangan, figur sosial yang dimaksud adalah bayi dengan seseorang atau pengasuhnya dan fenomenanya adalah ikatan yang terjalin diantara mereka (Bowlby dalam Santrock 1995). Attachment atau kelekatan merupakan ikatan emosional yang kuat antara bayi dengan pengasuhnya. Responsifitas, kepedulian dan keberadaan figur attachment merupakan gagasan yang membentuk internal working model. Internal working model adalah representasi mental yang meliputi pengetahuan mengenai relasi dengan figur attachment, seperti penolakan dan penerimaan yang dimiliki melalui hubungan sehari-hari dengan ibunya yang kemudian mempengaruhi cara pandang terhadap diri (self) dan figur attachment (other) (Feeney dan Noller, 1996). Menurut Papalia dan Feldman (2014), attachment adalah timbal balik, ikatan emosional yang bertahan antara infant dengan pengasuhnya dan pada kualitas hubungan yang dijalin.Attachment terbentuk dari relasi 14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 dengan individu dengan mengutamakan responsifitas dan kepedulian dari figur attachment (Kail dan Cavanaugh, 2010). Bowlby (1991) menjelaskan bahwa attachment merupakan suatu proses yang akan dijalani oleh setiap individu sejak lahir sampai meninggal. Bowlby juga menjelaskan bahwa attachment dapat berkembang selama masa dewasa. Ikatan emosional antara anak dan pengasuhnya memiliki ikatan emosional yang sama pada individu dewasa yang menjalin hubungan romantis (Hazan dan Shaver, 1987). Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Crowell dkk. (2002) bahwa attachment yang dibentuk pada masa anak-anak akan stabil pada individu dewasa yang sudah menikah. Hubungan romantis pada masa dewasa awal merupakan proses attachment atau proses dekat dengan orang lain. Setiap individu memiliki proses yang berbeda-beda karena setiap individu memiliki sejarah pembentukan attachment yang bervariasi. Menurut Hazan dan Shaver (Anindyadjati dkk, 2006) mengungkapkan bahwa anak dan pengasuh memiliki ciri-ciri yang sama dengan pasangan suami istri. Ciri-ciri tersebut antara lain keduanya merasa aman ketika yang lain dekat dan responsif dan merasa tidak aman jika pasangan/pengasuh tidak responsif, keduanya dapat merasakan keintiman secara fisik dan keduanya melakukan kegiatan bersama. Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa attachment pada dewasa awal adalah relasi antara dua orang yang memiliki ikatan emosional atau perasaan kuat satu sama lain dan melakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 banyak hal unttuk mempertahankan dan menjaga kualitas relasinya dalam hubungan romantis merasakan keintiman secara fisik dan keduanya melakukan kegiatan bersama. Relasi yang dijalin akan membentuk skema kognitif yang mempengaruhi cara pandang terhadap diri dan orang lain. 2. Aspek attachment Menurut Armsden dan Greenberg (1987), terdapat 3 aspek dalam membentuk attachment. 3 aspek tersebut adalah : a. Komunikasi Komunikasi yang dijalin antara individu dengan figur attachment akan membentuk ikatan emosional yang kuat antara individu dengan figur attachment (Barrocas, 2012). Individu yang memiliki tingkat komunikasi yang tinggi pada saat bayi dengan figur attachment menganggap bahwa komunikasi komponen yang penting untuk mengkomunikasikan kebutuhan dan tujuannya dalam menjalin hubungan intim (Feeney dan Noller, 1996) b. Kepercayaan Kepercayaan dibangun oleh individu melalui hubungan yang dijalin dengan figur attachment melalui proses belajar bahwa figur attachment secara kosisten selalu ada dan responsif dalam memenuhi kebutuhan mereka (Barrocas, 2012). Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai perasaan yang aman dan keyakinan bahwa orang lain akan memenuhi kebutuhan. Kepercayaan merupakan hasil dari relasi yang sangat kuat dengan pasangan. Relasi yang dimaksud adalah relasi yang dijalin oleh individu dengan pasangannya dan mereka dapat mempercayai satu sama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 lain (Collins dan Repinsky dalam Barrocas 2012). Kualitas dalam suatu hubungan dapat dicirikan dengan adanya keterbukaan dan saling percaya (Noller dalam Barrocas 2012). c. Alienasi Alienasi adalah rasa terasing, penghindaran dan penolakan dari figur attachment. Perasaan ini akan muncul ketika figur attachment tidak ada saat individu membutuhkan (Barrocas, 2012). Pengalaman alienasi membuat individu tidak mampu mengkomunikasikan kebutuhan dan tujuan dalam menjalani hubungan intim. Setiap jenis attachment memiliki tingkat alienasi yang berbeda, pada secure attachment tingkat alienasi tergolong rendah karena figur attachment yang responsif dan tepat dalam memberikan kebutuhan. Pada preoccupied attachment, dismissing attachment dan avoidant fearfull attachment tingkat alienasi cukup tinggi karena sifat figur attachment yang tidak konsisten dan tidak tepat dalam pemenuhan kebutuhan serta tidak responsif dan sifat penolakan dari figur attachment. 3. Proses pembentukan attachment Menurut Papalia dan Feldman (2014), attachment adalah timbal balik, ikatan emosional yang bertahan antara infant dengan pengasuhnya dan mereka saling berkontribusi pada kualitas hubungan yang dijalin. Attachment terbentuk dari relasi dengan individu dengan mengutamakan responsifitas dan kepedulian figur attachment (Kail dan Cavanaugh, 2010). Selain itu, keberadaan figur attachment juga sangat diperlukan dalam pembentukan attachment. Jika orang tua atau figur attachment suportif dan kooperatif dalam interaksi dengan anak, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 anak akan mengembangkan internal working memory dan relasi yang positif serta dapat mengeksplorasi lingkungan dengan percaya diri (Feeney dan Noller, 1996). Responsifitas, kepedulian dan keberadaan figur attachment merupakan gagasan yang membentuk internal working model. Internal working model adalah representasi mental yang meliputi pengetahuan mengenai relasi dengan figur attachment, seperti penolakan dan penerimaan yang dimiliki melalui hubungan sehari-hari dengan ibunya yang kemudian mempengaruhi cara pandang terhadap diri (self) dan figur attachment (other) (Feeney dan Noller, 1996). Bartholowmew dan Horowitz (1991) mengembangkan internal working memory sebagai representasi mental diri (model of self) dan representasi mental akan orang lain (model of others) pada attachment di masa dewasa awal. Representasi mental akan diri merupakan pandangan individu terhadap dirinya sendiri yang menghasilkan gambarn penilaian mengenai berharganya diri individu tersebut. Representasi mental akan orang lain merupakan pandangan terhadap orang lain yang menghasilkan gambaran penilaian mengenai seberapa orang lain dapat dipercaya dan dapat memberikan dukungan dan perlindungan yang dibutuhkan. Bartholomew (dalam Feeney dan Noller, 1996) mengemukakan bahwa model of self dan model of others dapat dikombinasikan untuk memberikan definisi pada empat gaya attachment pada individu dewasa. Oleh sebab itu, empat gaya attachment pada individu dewasa didasari oleh dua dimensi yaitu obyek dari mental models (self dan other) dan perasaan tentang obyek tersebut (positif dan negatif). Representasi mental diri yang positif mengharapkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 individu agar diterima sehingga mampu menjalin relasi, sedangkan representasi mental diri yang negatif mengharapkan bahwa orang lain akan merespon dirinya secara negatif seperti tidak diterima sehingga cukup sulit menjalin relasi. Representasi mental akan orang lain yang positif mengakibatkan harapan yang positif kepada orang lain, misalnya kepercayaan. Representasi mental akan orang lain yang negatif mengakibatkan harapan yang negatif kepada orang lain, misalnya ketidakpercayaan (Bartholomew dan Horowitz, 1991). Individu dengan secure attachment memiliki model of self dan model of other positif. Individu dengan preoccupied attachment memiliki model of self yang negatif dan model of other yang positif. Individu dengan dismissing attachment memiliki model of self yang positif dan model of other yang negatif. Individu dengan fearful attachment memiliki model of self yang negatif dan model of other yang negatif (Bartholomew dan Horowitz, 1991). Berikut merupakan tabel adult attachment : Model of self Positif Positif Negatif Secure attachment Preoccupied attachment Dismissing attachment Avoidant fearfull attachment Model of other Negatif Gambar 1. Model attachment PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 4. Faktor dan kondisi pembentuk attachment Menurut Papalia, dkk (2009) terdapat dua faktor yang mempengaruhi pembentukan attachment. Faktor-faktor tersebut adalah a. Sesitivitas figur Sensivitas figur dapat diartikan sebagai kepekaan figur kelekatan terhadap kebutuhan-kebutuhan individu. Selain itu, sensitivitas figur dapat diartikan pula sebagai sejauh mana figur kelekatan mengetahui kebutuhan-kebutuhan individu. b. Responsivitas figur Responsitivitas figur dapat diartikan sebagai cara figur kelekatan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu. Dalam hal ini, sangat diperlukan responsivitas figur kelekatan. Respon figur kelekatan diharapkan mampu merespon indvidu sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan. Pikunas (dalam Ervika, 2005) menyatakan bahwa gaya kelekatan dapat dibentuk dalam beberapa kondisi. Kondisi yang membentuk kelekatan adalah a. Pengasuh individu Kelekatan akan timbul jika adanya interaksi antara individu dengan orang dewasa sebagai figur lekat. Interaksi yang terjadi antara individu dengan orang dewasa harus bersifat intensif. Dalam penelitian ini, interaksi berlangsung antara individu dengan pasangannya. Menurut Hazan dan Shaver ( dalam Anindyadjati dkk, 2006) mengungkapkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 bahwa anak dan pengasuh memiliki ciri-ciri yang sama dengan pasangan suami istri. Ciri-ciri tersebut antara lain keduanya merasa aman ketika yang lain dekat dan responsif dan merasa tidak aman jika pasangan/pengasuh tidak responsif, keduanya dapat merasakan keintiman secara fisik dan keduanya melakukan kegiatan bersama. b. Komposisi keluarga Individu memiliki kemungkinan untuk memilih anggota keluarga atau orang-orang terdekatnya untuk dijadikan figur kelekatan. Figur kelekatan yang akan dipilih adalah individu yang mampu responsif terhadap kebutuhan-kebutuhannya. Dalam penelitian ini, figur kelekatan yang utama adalah pasangan hidup. Namun tidak menutup kemungkinan pula figur kelekatannya adalah orang lain. Menurut Baldwin dan Holmes (dalam Calhoun dan Acocella, 1995) yang dimaksud orang lain adalah orang tua, teman sebaya, saudara, dan masyarakat. 5. Jenis-jenis attachment Bartholomew (dalam Feeney dan Noller, 1996) mengemukakan bahwa model of self dan model of others dapat dikombinasikan untuk memberikan definisi pada empat gaya attachment pada individu dewasa. Oleh sebab itu, empat gaya attachment pada individu dewasa didasari oleh dua dimensi yaitu obyek dari mental models (self dan other) dan perasaan tentang obyek tersebut (positif dan negatif). Berikut macam-macam gaya attachment yang diuraikan oleh Bartholomew dan Horowitz (1991), yaitu : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 a. Secure attachment (gaya kelekatan aman) Individu dengan secure attachment memiliki model of self dan model of other positif. Individu dengan secure attachment memiliki harga diri yang tinggi. Individu memiliki gambaran positif terhadap orang lain sehingga ia mudah mencari kedekatan interpersonal dan merasa nyaman dalam hubungan yang mereka jalin (Baron dan Byrne, 2005). Hubungan yang dijalani oleh individu secure attachment cenderung lama, dengan komitmen dan memuaskan (Shaver dan Brennan dalam Baron dan Byrne, 2005). Menurut Mikulincer (dalam Baron dan Byrne, 2005), individu dengan secure attachment tidak mudah marah, tidak ingin bermusuhan dengan orang lain dan mengharapkan hasil yang positif dari konflik. Individu dengan secure attachment tidak mudah bergantung dan tidak ingin menghindar. Selain itu, individu juga memiliki sikap kelayakan diri dan harapan bahwa orang lain dapat menerima dan responsif (Bartholomew dan Horowitz, 1991). Dalam hal seksualitas, Hazan et. al (1994) dalam Shaver dan Schachner (2004) menyatakan bahwa individu dengan secure attachment terbuka terhadap pengalaman seksual dan menikmati berbagai aktivitas seksual. Individu juga menikmati kontak fisik dengan pasangannya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bogaert dan Sadava (2002) didapatkan hasil bahwa individu dengan secure attachment memiliki daya tarik fisik yang tinggi. Selain itu, individu dengan secure attachment cenderung melakukan hubungan seksual hanya dengan pasangannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 Dalam menjalin hubungan interpersonal, individu dengan secure attachment akan mudah untuk dekat dengan orang lain. Selain itu, individu juga tidak khawatir jika orang lain dekat dengan mereka dan ketika orang lain meninggalkan mereka (Shaver, Hazan, and Bradshaw dalam Weber dan Harvey, 1994). Oleh karena itu, individu dengan secure attachment akan mudah untuk menjalin komunikasi dengan orang lain, begitu juga dengan pasangannya. Berkaitan dengan komunikasi seksual, individu dengan secure attachment mampu menyampaikan mengenai apa yang disukai, tidak disukai dan keinginan dalam hal seksualitas dengan pasangannya. b. Preoccupied attachment (gaya kelekatan terpreokupasi) Individu dengan preoccupied attachment memiliki model of self yang negatif dan model of other yang positif. Individu memiliki pandangan yang negatif tentang dirinya sendiri namun memiliki harapan yang positif bahwa orang lain akan mencintai dan menerima (Baron dan Byrne, 2005). Individu dengan preoccupied attachment memiliki ketergantungan yang tinggi dengan pasangannya dan mencari kedekatan dalam hubungan. Hal ini dikarenakan individu dengan preoccupied attachment memiliki rasa malu karena merasa “tidak pantas” menerima cinta dari orang lain dan terus berusaha untuk menerima keadaan dirinya (Lopez dkk, dalam Baron dan Byrne, 2005). Individu dengan preoccupied attachment merasa nyaman dengan kedekatan dan sangat cemas akan keberlangsungan hubungannya (Feeney dan Noller, 1996). Memburuknya suatu hubungan mendorong PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 terjadinya depresi karena individu memiliki kebutuhan untuk dicintai (Baron dan Byrne, 2005). Oleh karena itu, individu dengan preoccupied attachment cenderung bergantung dengan orang lain terutama dengan pasangannya. Individu dengan preocuupied attachment memiliki sikap ketidaklayakan diri, namun individu memandang orang lain positif (Bartholomew dan Horowitz, 1991). Saat menjalin hubungan interpersonal, individu dengan preoccupied attachment selalu merasa cemas jika pasangannya tidak benar-benar mencintainya atau individu ingin terus bersama dengan pasangan mereka. Individu sering diliputi rasa cemburu dan emosi yang tidak menentu. Pasangan individu dengan preoccupied attachment sering merasa enggan karena individu menuntut untuk selalu dekat dengan pasangannya (Shaver, Hazan, dan Bradshaw dalam Weber dan Harvey, 1994). Berkaitan dengan seksualitas, individu dengan preoccupied attachment memiliki ketakutan atau kecemasan mengenai daya tarik fisik dan seksual terhadap pasangannya. Selain itu, individu juga melakukan hubungan seksual untuk mempertahankan hubungan (Schachner & Shaver, 2004). Komunikasi seksual antara individu preoccupied attachment dengan pasangannya menjadi kurang baik karena individu sering diliputi emosi yang tidak menetu dan dapat menimbulkan pertengkaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 c. Dismissing attachment (gaya kelekatan menolak) Individu dengan dismissing attachment memiliki model of self yang positif dan model of other yang negatif. Individu dengan dismissing attachment merupakan individu yang mandiri. Individu akan memilih untuk tidak bergantung pada orang lain dan tidak membiarkan orang lain untuk bergantung pada dirinya (Feeney dan Noller, 1996). Oleh sebab itu, individu dengan dismissing attachment akan menghindari hubungan romantis karena mereka sangat menjaga dirinya dari kekecewaan akan hubungan romantis, menjaga kualitas kemandirian dengan selalu mengandalkan dirinya sendiri sehingga tidak mudah disakiti oleh orang lain (Baron dan Byrne, 2005). Individu dengan dismissing attachment akan sering mengalami konflik saat menjalin hubungan dengan orang lain. Hal tersebut dikarenakan individu merasa layak untuk menjalin hubungan akrab namun tidak mempercayai pasangan. Berkaitan dengan seksualitas individu dengan dismissing attachment melakukan hubungan seksual dikarenakan dorongan situasi sosial, seperti norma sosial dan pengaruh dari orang-orang sekitarnya (Schachner dan Shaver, 2004). Kualitas komunikasi seksual individu dengan pasangannya kurang karena individu memiliki sikap tidak percaya terhadap pasangan yang membuat tidak mampu mengkomunikasikan mengenai kebutuhan seksualnya. Oleh karena itu, individu dengan dismissing attachment akan sulit untuk menjalin komunikasi yang mendalam. Individu akan menghindari interaksi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 langsung dan memilih kontak tidak langsung seperti e-mail (McGowan, Daniels dan Byrne dalam Baron dan Byrne, 2005). d. Avoidant-fearful attachment (gaya kelekatan takut-menghindar) Individu dengan avoidant fearful attachment memiliki model of self yang negatif dan model of other yang negatif. Individu dengan avoidant fearful attachment sangat menginginkan menjalin hubungan intim dengan orang lain namun mereka sangat sulit percaya terhadap orang lain dan bergantung pada orang lain. Individu juga merasa khawatir jika dirinya akan tersakiti bila menjalin hubungan intim dengan orang lain (Feeney dan Noller, 1996). Selain itu, individu dengan avoidant fearful attachment memiliki harga diri yang rendah. Individu tidak mengalami keintiman dan kesenangan dalam interaksi dengan pasangan romantis yang mereka miliki (Tidwell, Reis dan Shaver dalam Baron dan Byrne 2005). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa individu dengan avoidant fearful attachment adalah individu yang menginginkan kedekatan dengan orang di sekitarnya namun takut disakiti atau ditolak oleh orang lain. Sikap menghindari akan muncul sebagai bentuk dari penolakan dan ketakutan dari orang-orang disekitarnya, termasuk pasangannya. Individu dengan avoidant fearful attachment merasa tidak nyaman saat menjalin kedekatan dengan orang lain dan sulit mempercayai orang lain sepenuhnya (Shaver, Hazan dan Bradshaw dalam Weber dan Harvey, 1994). Berkaitan dengan seksualitas, individu dengan avoidant PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 fearfull attachment akan melakukan hubungan seksual karena merasa takut ditinggalkan olrh pasangannya. Selain itu, kualitas komunikasi seksual dengan pasangan kurang baik karena rasa tidak percaya terhadap pasangannya. Oleh karena itu, individu akan menghindari hubungan interpersonal dengan pasangannya sehingga komunikasi tidak berjalan dengan baik. B. Passion 1. Definisi passion Passion juga merupakan dorongan yang dicirikan dengan physiological arousal dan keinginan untuk bersama dengan individu lain (Baumeister dan Bratslavsky, 1999). Physiological arousal dimanifestasikan dalam daya tarik fisik dan seksual, komunikasi seksual, pemenuhan kebutuhan seksual dan fenomena lain yang berkaitan dalam hubungan cinta atau relasi romantis (Sternberg, 1997). Selain itu, Ratelle (dalam Carbonneau dan Vallerand, 2013) mendefinisikan romantic passion merupakan kecenderungan yang kuat untuk menginvestasikan waktu dan energi kepada pasangan atau orang yang memiliki hubungan penting dengan individu tersebut. Passion menekankan pada intensnya perasaan yang muncul dari daya tarik fisik dan daya tarik seksual. Individu akan mengalami ketertarikan fisik secara nyata, selalu memikirkan orang yang dicintainya sepanjang waktu, melakukan kontak mata yang intens saat bertemu, mengagumi dan terpesona dengan pasangan, detak jantung meningkat, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 mengalami perasaan sejahtera, ingin selalu bersama yang dicintai, memiliki energi yang besar untuk melakukan sesuatu demi pasangan mereka (Wisnuwardhani dan Mashoedi, 2012). Passion diartikan juga sebagai elemen fisiologis yang menyebabkan individu ingin dekat secara fisik, menikmati atau merasakan sentuhan fisik serta melakukan hubungan seksual dengan pasangan hidupnya. Passion meliputi sentuhan fisik, berpegangan tangan, merangkul, memeluk, mencium atau berhubungan seksual (Dariyo, 2003). Berdasarkan beberapa definisi diatas, passion merupakan suatu emosi, perasaan yang intens dan elemen fisiologis yang dialami individu , yang dikarakteristikan dengan phsychological arousal dan menginvestasikan waktu dan energi untuk bersama dengan individu lain. Phsychological arousal dimanifestasikan dalam daya tarik fisik dan seksual, komunikasi seksual, perilaku seksual dan pemenuhan kebutuhan seksual lainnya. 2. Faktor yang mempengaruhi passion a. Emosi Emosi merupakan perasaan atau afeksi yang dapat melibatkan rangsangan fisiologis, pengalaman sadar dan mengekspresikan perilaku. Menurut pendekatan dua dimensi, emosi diklasifikasikan dalam dua dimensi besar yaitu afek negatif yang merujuk pada emosi negatif dan afek positif yang merujuk pada emosi positif (King, 2010). Beberapa studi menunjukkan bahwa mendengarkan komedi, melakukan fantasi seksual, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 kesenangan erotis atau kesenangan lainnya merupakan emosi positif yang dapat meningkatkan passion. Sedangkan pengalaman yang tidak menyenangkan, kecemasan, ketakutan, kemarahan, malu, cemburu, kesendirian dan kesedihan merupakan emosi negatif yang dapat memperendah tingkat passion (dalam Hatfield dan Rapson, 1987). b. Gender Baumeister dan Bratslavsky (1999) menyatakan bahwa gender mempengaruhi passion pada individu. Laki-laki memiliki emosi yang lebih reaktif dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dibuktikan dengan laki-laki memiliki tingkat passion yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan (Baumeister dan Bratslavsky, 1999; Sumter, Valkenburg & Peter 2013). c. Usia Penelitian yang dilakukan Sumter, Valkenburg dan Peter (2013) mengenai persepsi komponen cinta sepanjang masa hidup diperoleh hasil bahwa individu pada tahap dewasa muda memiliki tingkat passion yang lebih tinggi dan individu pada tahap remaja awal memiliki tingkat passion yang lebih rendah. d. Kualitas komunikasi Kualitas komunikasi berkaitan dengan kualitas waktu yang digunakan dalam menjalin hubungan pernikahan. Kualitas waktu didefinisikan sebagai waktu yang fokus dan tidak terputus dengan pasangan (Lingren dalam Emmers-Sommers, 2004). Kualitas waktu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 memberikan kesempatan untuk melakukan percakapan dan melakukan aktivitas bersama yang bermanfaat. Penelitian yang dilakukan oleh Aronson dan Linder (1965 dalam Baumeister dan Bratslavsky 1999) menunjukkan bahwa passion dihasilkan dari komunikasi untuk mengevaluasi dan mengenal dekat orang lain. Komunikasi yang efektif pada pasangan akan mengurangi kesalah pahaman, menurunkan tingkat frustasi dan meningkatkan kepuasan seksual dan gairah / passion dalam hubungan. Komunikasi dilakukan untuk menyampaikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan pasangan termasuk dalam hal seksualitas(Ratus dkk, 2008). 3. Aspek passion Beberapa tokoh mendefinisikan bahwa passion merupakan suatu emosi yang dicirikan dengan physiological arousal dan keinginan untuk bersama dengan individu lain (Baumeister dan Bratslavsky, 1999). Physiological arousal dimanifestasikan dalam daya tarik fisik dan seksual, komunikasi seksual, pemenuhan kebutuhan seksual dan fenomena lain yang berkaitan dalam hubungan cinta atau relasi romantis (Sternberg, 1997). Selain itu, menurut Baumeister dan Bratslavsky (1999) menjelaskan bahwa perilaku seksual dan ekstraversi merupakan aspek dari passion. Dari beberapa pengertian tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa daya tarik fisik, daya tarik seksual, komunikasi seksual dan ekstraversi merupakan aspek yang mampu mengukur passion. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 a. Daya tarik fisik Daya tarik fisik adalah kombinasi karakteristik wajah dan tubuh yang dilihat sebagai satu kesatuan yang menarik (Baron dan Byrne, 1997). Dalam survei internet BBC di seluruh dunia, laki-laki akan menilai bahwa daya tarik fisik pasangan merupakan hal yang penting sedangkan perempuan lebih menilai bahwa kejujuran, rasa humor, dan kebaikan lebih penting (Lippa dalam Myers, 2012). Beberapa penelitian menemukan bahwa daya tarik fisik merupakan penentu utama dalam daya tarik seksual (Langlois dkk dalam Ratus dkk, 2008). Baumeister dan Bratslavsky (1999) mengatakan bahwa ketertarikan yang kuat pada individu dapat membentuk passion. b. Daya tarik seksual Daya tarik seksual merupakan perpaduan antara wajah dan tubuh yang dapat memunculkan gairah pada individu (Ratus dkk,2008). Berbagai penelitian telah membandingkan faktor yang mempengaruhi daya tarik seksual dengan daya tarik lainnya memiliki kesamaan. Nevid (dalam Sprecher dan McKinney 1993) menjelaskan bahwa ciri-ciri fisik, karakteristik demografis dan kualitas personal kedalam dua tipe relasi yaitu sebagai relasi seksual dan relasi jangka panjang yang bermakna. Laki-laki dan perempuan menyatakan bahwa karakteristik personal lebih penting dibandingkan karakteristik fisik dalam dalam relasi jangka panjang yang bermakna. Disisi lain, laki-laki lebih mementingkan ciri-ciri fisik di dalam relasi seksual dibandingkan dalam relasi jangka panjang yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 bermakna. Baumeister dan Bratslavsky (1999) mengatakan bahwa ketertarikan yang kuat pada individu dapat membentuk passion. c. Komunikasi seksual Komunikasi seksual merupakan komunikasi yang dilakukan dengan pasangan mengenai fantasi seksual dan perilaku seksual (Cupach, Comstock, Ferroni dan Taffe dalam Widman, 2006). Komunikasi seksual juga membahas mengenai beberapa topik seksual, seperti pengalaman seksual, hal yang disukai dan tidak disukai dalam hubungan seksualitas dengan pasangannya (Widman, 2006). Komunikasi merupakan aspek seksual yang penting dalam sebuah hubungan. Menurut Master dan Johnson (dalam Sprecher dan McKinney 1993) menyatakan bahwa pasangan yang melakukan komunikasi seksual akan memiliki hubungan seksual yang memuaskan. d. Perilaku seksual Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 1989) Perilaku seksual ditandai dengan gairah seksual seperti ereksi pada laki-laki (Ratus dkk, 2008). Beberapa macam perilaku seksual yaitu berciuman, berpelukan, foreplay behavior seperti stimulasi payudara dan alat kelamin dan berhubungan intim. Perilaku seksual juga mempengaruhi kepuasan dalam hubungan. Tiga kemungkinan bahwa perilaku seksual dapat mempengaruhi kepuasan dalam hubungan adalah pasangan yang terlibat dalam perilaku seksual tertentu seperti oral atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 genital sex secara seksual akan mengalami kepuasan dibandingkan dengan pasangan yang tidak melakukan perilaku seksual tertentu. Selain itu, pasangan yang puas secara seksual akan terlibat dalam berbagai perilaku seksual dibandingkan dengan individu yang tidak puas secara seksual dan faktor lain seperti karakteristik kepribadian atau kualitas dalam suatu hubungan, akan memberikan pengaruh terhadap perilaku seksual dan kepuasan seksual (Sprecher dan McKinney 1993). Baumeister dan Bratslavsky (1999) mengatakan bahwa perilaku seksual merupakan aspek yang dapat digunakan untuk mengukur passion. e. Ekstraversi Ekstraversi didefinisikan sebagai keterbukaan individu untuk mengetahui orang lain. Ekstraversi di hubungkan dengan aspek passion dari cinta. Perempuan yang ekstravert memiliki gairah seksual yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang introvert (Harris, Yulis dan Lacoste dalam Baumeister dan Bratslavsky, 1999). Hal ini membuktikan bahwa ekstraversi akan membuat individu lebih bergairah. Individu yang ekstraversi memiliki dorongan sex yang lebih besar dibandingkan individu yang introvert (Baumeister dan Bratslavsky, 1999). Penelitian yang dilakukan oleh Schmitt dkk (2008) mengenai perbedaan seks ditinjau dari teori Big Five Personality, didapatkan hasil bahwa perempuan memiliki tingkat ekstraversi yang tinggi dibandingkan laki-laki. C. Dewasa Awal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 1. Definisi Masa Dewasa Awal Sumanto (2014) mendefinisikan masa dewasa awal merupakan tahap perkembangan ketika individu mulai memasuki rentang usia antara 22 sampai 40 tahun. Setiap budaya dapat mempengaruhi definisi dewasa awal. Pada sebagian besar budaya kuno, status dewasa awal diperoleh jika individu sudah selesai pada tahap pubetas. Sementara itu, dalam kebudayaan Indonesia, individu sudah dianggap dewasa jika sudah menikah, meskipun usianya masih dibawah 21 tahun (Mar’at, 2007). Menurut kelompok sosial kontemporer Amerika Serikat, individu menjadi dewasa ditandai dengan kematangan seksual dan kematangan kognitif. Menurut definisi sosiologis, individu yang sudah dewasa merupakan individu yang mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri atau telah memilih pekerjaan, telah menikah atau membentuk hubungan romantis serta memulai berumah tangga (Papalia dan Feldman, 2014). Arnett (dalam Santrock, 2011) mendeskripsikan ciri-ciri individu yang sudah beranjak dewasa, yaitu : a. Eksplorasi identitas, khususnya dalam relasi romantis dan pekerjaan. Individu pada dewasa awal akan mencari pekerjaan atau mengeksplorasi karier yang mereka inginkan dan menjalin relasi romantis untuk identitas diri mereka. Individu dewasa awal diharapkan dapat memainkan peran baru seperti menjadi suami atau istri, orang tua dan pencari nafkah (Hurlock, 1980). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 b. Ketidakstabilan. Pada masa dewasa awal, sering terjadi perubahan tempat tinggal. Ketidakstabilan juga sering terjadi dalam hal relasi romantis, pekerjaan dan pendidikan. Puncak perubahan terjadi pada masa dewasa awal. Ketidakstabilan disebabkan karena individu pada masa dewaasa awal menghadapi penyeseuaian dalam pola hidup yang baru. Penyesuaian dilakukan pada bidang pekerjaan, kehidupan perkawinan dan peran sebagai orang tua (Hurlock, 1980). 2. Tugas Perkembangan Dewasa Awal Sebagian besar individu dewasa awal sudah menyelesaikan pendidikan sampai taraf universitas dan kemudian memasuki jenjang karier dan pekerjaan. Kehidupan psikososial dewasa muda semakin kompleks, selain harus bekerja, individu juga akan memasuki kehidupan pernikahan, membentuk keluarga baru dan memelihara anak-anak (Dariyo, 2003). Havighurst (dalam Dariyo, 2003) mengemukakan tugas perkembangan dewasa muda, yaitu : a. Mencari dan menemukan calon pasangan hidup Individu dewasa muda memiliki kematangan fisiologis atau seksual sehingga individu mampu melakukan tugas reproduksi yaitu, melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya. Hubungan seksual yang dilakukan harus dilakukan dalam ikatan yang sah yaitu pernikahan. Individu akan mencari pasangan yang cocok untuk dijadikan suami atau istri dalam membentuk kehidupan rumah tangga (Dariyo, 2003). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 b. Membina kehidupan rumah tangga Sebagian besar individu dewasa awal sudah menyelesaikan pendidikan sampai taraf universitas dan kemudian memasuki jenjang karier dan pekerjaan. Individu yang sudah memasuki jenjang karier membuktikan mereka sudah mandiri secara ekonomi. Kemandirian ini merupakan langkah positif karena sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga. Individu dewasa awal juga harus dapat membentuk, membina dan mengembangkan kehidupan rumah tangga untuk mencapai kebahagiaan hidup. Indivdu dewasa awal dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan (Dariyo, 2003). c. Meniti karier untuk kehidupan ekonomi rumah tangga Setelah menyelesaikan jenjang pendidikan, individu dewasa awal akan memasuki dunia kerja untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah didapatkan. Individu akan bekerja dan meniti karier untuk jaminan keuangan yang baik. Individu yang mencapai prestasi kerja yang baik akan mampu memberikan kehidupan yang sejahtera bagi keluarganya (Dariyo, 2003). d. Memelihara dan mendidik anak Setiap keluarga menginginkan kehadiran anak sebagai penerus generasi keluarga mereka. Kehadiran anak harus dirawat, dididik dan dipelihara dengan baik. Individu dewasa awal tidak hanya memelihara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 perkembangan fisik pada anak-anak mereka, tetapi juga memelihara perkembangan kognitif, sosial dan emosi (Rochmah, 2005). e. Mengelola kehidupan rumah tangga Kehidupan rumah tangga dapat diibaratkan sebagai sebuah lembaga yang memiliki banyak bagian dan kaitan satu sama lain. Misalnya saja, dalam sebuah keluarga, ayah dan ibu mencari nafkah untuk biaya pendidikan anak. Pengelolaan rumah tangga memerlukan perencanaan yang baik agar dapatmenjadi keluarga yang harmonis (Rochmah, 2005). 3. Perkembangan Psikososial Masa Dewasa Awal Menurut Erikson (dalam Santrock, 2011) menjelaskan bahwa pada masa dewasa awal individu memasuki periode perkembangan keintiman versus isolasi. Pada tahap ini, individu dewasa awal akan mempelajari cara untuk berinteraksi dengan orang secara lebih mendalam. Individu akan mengijinkan orang lain untuk mengenal diri mereka secara intim. Tujuan dari tahap keintiman versus isolasi adalah mencari hubungan dengan sesama yang memiliki banyak kesamaan untuk menjalin hubungan romantis dengan lawan jenis (Sumanto, 2014). Selain itu, keintiman juga membutuhkan komitmen dengan orang lain. Dengan kata lain, tugas perkembangan terpenting bagi individu dewasa awal adalah menjalin hubungan intim dengan orang lain. Lambet dan Hallet (dalam Papalia, Old dan Feldman, 2014) menjelaskan bahwa untuk dalam menjalin hubungan yang intim diperlukan beberapa keterampilan yaitu empati, kemampuan mengkomunikasikan emosi, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 memelihara komitmen dan keputusan seksual bersama. Keterampilan tersebut sangat berpengaruh bagi dewasa awal dalam membuat keputusan untuk menikah dan untuk memiliki anak atau tidak. Selain itu, keterbukaan diri atau self-disclosure dan berbagi mengenai hal-hal personal yang merupakan tanda keintiman (Santrock, 2011). Papalia, Old dan Feldman (2014) hubungan intim pada masa dewasa awal adalah persahabatan dan cinta. Menurut Erikson (dalam Mar’at, 2007), keintiman mengarah pada perkembangan hubungan seksual dengan lawan jenis yang dicintai. Hubungan seksusal dan keintiman pada dewasa awal diperoleh melalui hubungan pernikahan. Brehm (dalam Wisnuwardhani dan Mashoedi, 2012) menyatakan bahwa pernikahan merupakan ekspresi puncak hubungan intim dan janji untuk hidup selamanya. Pernikahan dapat memberikan keintiman, komitmen, persahabatan, afeksi, pemuasan seksual dan kesempatan pertumbuhan emosional serta sebagai sumber identitas dan harga diri (Gardiner, Kosmitzky dan Myers dalam Papalia, 2009). Jadi, dapat disimpulkan bahwa tugas utama pada dewasa awal adalah menjalin hubungan intim dengan lawan jenis. Hubungan intim tersebut dapat dibangun melalui ikatan pernikahan. D. Pernikahan 1. Definisi pernikahan Undang-undang No. 1 tahun 1974, pasal 1 menyebutkan perkawinan atau pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai pasangan suami istri untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa. Dalam suatu perkawinan, masingmasing pasangan akan memperoleh dukungan emosional, rasa nyaman, pemenuhan kebutuhan seksual serta memiliki teman untuk bertukar pikiran (Ginanjar, 2009). Selain itu, pernikahan dapat memberikan keintiman, komitmen, persahabatan, afeksi, pemuasan seksual dan kesempatan pertumbuhan emosional serta sebagai sumber identitas dan harga diri (Gardiner, Kosmitzky dan Myers dalam Papalia, 2009). Pernikahan merupakan suatu ikatan janji setia antara suami dan istri yang keduanya bertanggung jawab atas hubungan tersebut (Kertamuda, 2009). Menurut Duvall & Miller (dalam Wisnuwardhani dan Mashoedi, 2012) menyatakan bahwa pernikahan merupakan hubungan pria dan wanita yang secara sosial diakui dan ditunjukkan untuk melegalkan hubungan seksual, membesarkan anak dan membangun pembagian peran antar suami istri. Pernikahan adalah komitmen yang serius antar pasangan dan adanya pesta pernikahan menandakan bahwa pasangan tersebut sudah diakui secara sosial (Wisnuwardhani dan Mashoedi, 2012). Brehm (dalam Wisnuwardhani dan Mashoedi, 2012) menyatakan bahwa pernikahan merupakan ekspresi puncak hubungan intim dan janji untuk hidup selamanya. Pernikahan merupakan salah satu hubungan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Secara psikologis, pernikahan dapat memberikan kepuasan batin yang tidak dapat didefinisikan dengan kata-kata namun dapat dirasakan yaitu, rasa aman dan sukacita. Perasaan-perasaan positif akan muncul dalam kehidupan pernikahan apabila prosesnya berjalan dengan baik. Secara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 fisiologis, jika ditinjau dari fisiknya, pasangan yang akan menikah adalah pasangan yang sudah matang, sehingga ada kebutuhan biologis yang disalurkan yaitu kebutuhan seks. DeGenova menyebutkan bahwa biasanya dimasyarakat, pasangan menikah karena keinginan seksual (dalam Kertamuda, 2009). Berdasarkan beberapa definisi, dapat disimpulkan bahwa pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan sebagai suamiistri yang secara sosial diakui untuk me legalkan hubungan seksual, membesarkan anak dan membangun pembagian peran antar suami istri dan masing-masing pasangan akan mendapatkan dukungan emosional, rasa nyaman, keintiman, sumber identitas, harga diri dan pemenuhan kebutuhan seksual. 2. Definisi pernikahan jarak jauh Beebe, Beebe dan Redmon (2011) menjelaskan bahwa suatu hubungan dapat dilakukan secara jarak dekat atau jarak jauh. Hubungan jarak jauh merupakan hubungan, yang setiap pasangannya tidak dapat bertemu secara face to face karena terpisah oleh jarak dalam jangka waktu tertentu (Bebee, Bebee dan Redmon, 2011). Ketepatan definisi mengenai hubungan jarak jauh sangat bervariasi. Beberapa penelitian mengenai hubungan jarak jauh mendefenisikan sebagai terpisahnya jarak dalam ukuran mil, dan ukuan tersebut sangat bervariasi. Penelitian yang dilakukan Schwebel (dalam Skinner, 2005) mendefinisikan hubungan jarak jauh jika terpisah sejauh 50 mil atau lebih. Menurut Lydon, Pierce, O’Regan dan Knox (dalam Skinner, 2005) menggunakan jarak 200 mil untuk mendefinisikan hubungan jarak jauh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 Hubungan juga dapat dikatakan jarak jauh jika pasangan terpisah sekitar 40– 2700 mil atau 64.36 – 4.344 km (Gerstel & Gross dalam Anderson & Spruill, 1993). Selain itu pula, Guldner (dalam Skinner, 2005) menggunakan pernyataan “pasangan saya tinggal jauh dari saya dan ini merupakan hal yang sulit” untuk mendefinisikan hubungan jarak jauh. Jadi, tidak ada batasan yang jelas mengenai hubungan jarak jauh dan kriteria dibuat berdasarkan persepsi hubungan jarak jauh (Dellman-Jenkis dalam Skinner, 2005) Hubungan jarak jauh juga dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah. Pernikahan merupakan merupakan ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan sebagai suami-istri yang secara sosial diakui untuk melegalkan hubungan seksual, membesarkan anak dan membangun pembagian peran antar suami istri dan masing-masing pasangan akan mendapatkan dukungan emosional, rasa nyaman, keintiman, sumber identitas, harga diri dan pemenuhan kebutuhan seksual. Alasan individu menjalani pernikahan jarak jauh adalah studi, mengejar karir, gaji yang lebih besar dan untuk kesetaraan wanita dalam dunia kerja (Ferree dan Hochshild dalam Forsyth dan Gramling, 1998). Selain itu, pernikahan jarak jauh juga membuat jenjang sosial lebih cepat naik, karena individu lebih memilih untuk memilih bekerja di daerah dengan biaya hidup yang lebih tinggi dan keluarga tinggal di daerah dengan biaya hidup yang lebih rendah. Jarangnya interaksi tatap muka dapat memberikan sisi positif pada masing-masing pasangan, mereka akan berusaha lebih keras untuk bertingkah laku baik ketika mereka bersama. Tingkah laku yang baik tersebut merupakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 cara pasangan dalam hubungan jarak jauh dalam mengekspresikan kepuasan dan kedekatan. Pasangan jarak jauh individu merasa ada sebuah “komitmen moral”, individu merasa “harus” melanjutkan atau menjaga hubungan yang sedang mereka jalani. Jarak mengakibatkan adanya biaya tambahan untuk menjaga sebuah hubungan termasuk biaya telepon dan pengeluaran untuk bertemu seperti bensin, tiket pesawat dan makanan. Jadi, pernikahan jarak jauh adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai pasangan suami istri namun tinggal terpisah dengan pasangannya yang dengan jarak minimal 40-2700 mil atau 64.36 – 4.344 km yang disebabkan karena berbagai alasan seperti studi, mengejar karir, gaji yang lebih besar dan untuk kesetaraan wanita dalam dunia kerja. Pernikahan merupakan ikatan, dimana masing-masing pasangan akan mendapatkan dukungan emosional, rasa nyaman, keintiman, sumber identitas, harga diri dan pemenuhan kebutuhan seksual. 3. Strategi dalam menjaga pernikahan jarak jauh Beberapa pasangan memiliki strategi yang dilakukan untuk menjaga hubungan jarak jauh (McGrane, Rohfling dan Stafford dalam Wood, 2013). Dalam penelitian ini, yang dimaksud hubungan jarak jauh merupakan pernikahan jarak jauh. Berikut beberapa strategi yang digunakan dalam menjaga pernikahan jarak jauh a. Komunikasi Komunikasi merupakan faktor yang menentukan dalam pemeliharaan dalam suatu hubungan. Dalam menjalani pernikahan jarak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 jauh, komunikasi yang sering dilakukan mengunakan sarana teknologi. Komunikasi tersebut bisa dilakukan dengan videocall, telepon, mengirim pesan singkat, mengirimkan video, suara atau gambar (Wood, 2013). b. Keterbukaan diri Bersikap terbuka sangatlah penting dalam berkomunikasi dengan pasangan (Wood, 2013). Sebuah ikatan pernikahan tidak pernah lepas dari sebuah masalah dan untuk menyelesaikan suatu masalah, diperlukan komunikasi antar pasangan. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, setiap pasangan harus memiliki kesediaan untuk membuka diri. Keterbukaan akan membantu individu untuk mengenal pribadi pasangannya, menyangkut hal-hal yang tidak disukai dan disukai, pikiran dan perasaan (Rini, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Laurenceau dan Barret (dalam Rini, 2009) menemukan bahwa keterbukaan diri dan keterbukaan pasangan merupakan hal yang mempengaruhi kedekatan pasangan suami istri. Respon yang akan diberikan pasangan akan memberikan dampak terhadap kesediaan pasangan untuk lebih terbuka. Penelitian yang dilakukan oleh Lee dan Ok (dalam Rini, 2009) menunjukkan bahwa komunikasi yang terbuka antar pasangan akan berhubungan dengan kepuasan perkawinan. c. Dukungan sosial Penelitian yang dilakukan oleh Margiani dan Ekayati (2013) mengenai stres, dukungan keluarga dan agresivitas pada istri yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 menjalani pernikahan jarak jauh. Dukungan sosial seperti keluarga sangat dibutuhkan pada individu yang menjalani pernikahan jarak jauh. Individu yang menjalani pernikahan jarak jauh memiliki beban yang sangat hampir sama dengan individu yang single parent. Individu dihadapkan dengan urusan rumah tangga yang cukup kompleks seorang diri. Kelelahan fisik dan psikis yag dialami individu cenderung menimbulkan perilaku agresif. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, individu membutuhkan dukungan keluarga, karena di lingkungan keluarga dapat memberikan kenyamanan secara fisik maupun psikologis yang akan meminimalisir agresivitas. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa stres dan dukungan keluarga berkorelasi dengan agresivitas serta dukungan keluarga bekorelasi negatif denfan agresivitas. Namun, tidak hanya dari keluarga, dukungan sosial juga dapat berasal dari sahabat. d. Interaksi tatap muka Hubungan jarak jauh atau pernikahan jarak jauh membuat interaksi tatap muka jauh lebih sedikit dibandingkan dengan hubungan jarak dekat. Meskipun interaksi tatap muka pada individu yang menjalani pernikahan jarak jauh lebih sedikit, mereka akan selalu berusaha untuk menunjukkan perilaku-perilaku positif kepada pasangan (Beebe, Beebe dan Redmon, 2011). Selain itu, individu juga cenderung melakukan kegiatan bermanfaat dengan pasangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 4. Pernikahan jarak jauh pada dewasa awal Individu yang berada pada masa dewasa awal adalah mereka yang memiliki rentang usia 22-40 tahun. Menurut Erikson (dalam Santrock, 2011) menjelaskan bahwa pada masa dewasa awal memasuki periode perkembangan keintiman vs isolasi. Keintiman merupakan suatu proses peleburan diri sendiri dengan orang lain. Selain itu, keintiman juga membutuhkan komitmen dengan orang lain. Dengan kata lain, tugas perkembangan terpenting bagi individu dewasa awal adalah menjalin hubungan intim dengan orang lain. Papalia, Old, dan Feldman (2014) hubungan intim pada masa dewasa awal adalah persahabatan dan cinta. Usaha yang dilakukan individu pada masa dewasa awal dalam mencari pasangan hidup adalah dengan menjalin hubungan pernikahan. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan sebagai suami-istri yang secara sosial diakui untuk melegalkan hubungan seksual, membesarkan anak dan membangun pembagian peran antar suami istri dan masing-masing pasangan akan mendapatkan dukungan emosional, rasa nyaman, keintiman, sumber identitas, harga diri dan pemenuhan kebutuhan seksual. Dewasa ini, banyak individu yang memilih untuk melakukan pernikahan jarak jauh karena berbagai alasan. Pernikahan jarak jauh adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai pasangan suami istri namun tinggal terpisah dengan pasangannya yang disebabkan karena berbagai alasan seperti studi, mengejar karir, gaji yang lebih besar dan untuk kesetaraan wanita dalam dunia kerja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 Jadi, pernikahan jarak jauh pada dewasa awal adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita pada rentan usia 22-40 tahun sebagai pasangan suami istri namun tinggal terpisah dengan pasangannya yang disebabkan karena berbagai alasan seperti studi, mengejar karir, gaji yang lebih besar dan untuk kesetaraan wanita dalam dunia kerja. Pernikahan merupakan ikatan, dimana masing-masing pasangan akan mendapatkan dukungan emosional, rasa nyaman, keintiman, sumber identitas, harga diri dan pemenuhan kebutuhan seksual. E. Dinamika Prediksi Gaya Attachment Bagi Tingkat Passion Dalam Hubungan Pernikahan Jarak Jauh Pada Individu Dewasa Awal. Individu dewasa awal dengan rentang usia 22-40 tahun memasuki periode perkembangan keintiman vs isolasi. Hubungan intim dapat diwujudkan dalam ikatan pernikahan. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan sebagai suami-istri yang secara sosial diakui untuk melegalkan hubungan seksual, membesarkan anak dan membangun pembagian peran antar suami istri dan masing-masing pasangan akan mendapatkan dukungan emosional, rasa nyaman, keintiman, sumber identitas, harga diri dan pemenuhan kebutuhan seksual. Dewasa ini, banyak individu yang memilih untuk melakukan pernikahan jarak jauh karena berbagai alasan. Alasan individu mengambil keputusan untuk melakukan pernikahan jarak jauh adalah studi, mengejar karir, gaji yang lebih besar dan untuk kesetaraan wanita dalam dunia kerja. Pernikahan jarak jauh mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan seksual pasangan karena jarak yang memisahkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 Pernikahan adalah suatu hubungan cinta yang dibangun secara serius dan personal oleh dua orang yang mengandung komponen keintiman, passion dan komitmen. Passion merupakan suatu emosi dan elemen fisiologis yang dikarakteristikan dengan phsychological arousal dan menginvestasikan waktu dan energi untuk bersama dengan individu lain. Phsychological arousal dimanifestasikan dalam daya tarik fisik dan seksual, komunikasi seksual, perilaku seksual dan pemenuhan kebutuhan seksual lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi passion adalah gender, usia, emosi dan kualitas komunikasi. Kualitas komunikasi memberikan kesempatan untuk melakukan percakapan yang bermakna dan melakukan aktivitas yang bermanfaat dengan pasangan. Kualitas komunikasi dibangun pada hubungan antara ibu dan anak. Komunikasi yang terjalin antara ibu dan anak akan membentuk ikatan kasih sayang yang disebut dengan attachment. Attachment merupakan suatu proses yang dialami individu sejak lahir sampai meninggal dan berkembang selama masa dewasa (Bowlby, 1991). Attachment memiliki dua sikap dasar, yaitu representasi mental akan diri (models of self) dan representasi mental akan orang lain (models of other). Represi mental akan diri dan orang lain bersifat positif dan negatif. Saat individu beranjak dewasa, representasi mental diri dan orang lain akan membentuk empat gaya kelekatan. Keempat gaya kelekatan tersebut adalah secure attachment, preoccupied attachment, dissmissing attachment dan avoidant fearful attachment. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 1. Prediksi secure attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh Individu dengan secure attachment memiliki model of self dan model of other positif. Individu dengan secure attachment memiliki harga diri yang tinggi. Individu memiliki gambaran positif terhadap orang lain sehingga ia mudah mencari kedekatan interpersonal dan merasa nyaman dalam hubungan yang mereka jalin (Baron dan Byrne, 2005). Hubungan yang dijalani oleh individu secure attachment cenderung lama, dengan komitmen dan memuaskan (Shaver dan Brennan dalam Baron dan Byrne, 2005). Menurut Mikulincer (dalam Baron dan Byrne, 2005), individu dengan secure attachment tidak mudah marah, tidak ingin bermusuhan dengan orang lain dan mengharapkan hasil yang positif dari konflik. Individu dengan secure attachment tidak mudah bergantung dan tidak ingin menghindar (Bartholomew dan Horowitz, 1991). Dalam hal seksualitas, Hazan et. al (1994) dalam Shaver dan Schachner (2004) menyatakan bahwa individu dengan secure attachment terbuka terhadap pengalaman seksual dan menikmati berbagai aktivitas seksual. Individu juga menikmati kontak fisik dengan pasangannya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bogaert dan Sadava (2002) didapatkan hasil bahwa individu dengan secure attachment memiliki daya tarik fisik yang tinggi. Selain itu, individu dengan secure attachment cenderung melakukan hubungan seksual hanya dengan pasangannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 Dalam menjalin hubungan interpersonal, individu juga tidak khawatir jika pasangan dekat dengan mereka dan ketika pasangan meninggalkan mereka (Shaver, Hazan, and Bradshaw dalam Weber dan Harvey, 1994). Oleh karena itu, individu dengan secure attachment akan mudah untuk menjalin komunikasi dengan orang lain, begitu juga dengan pasangannya. Berkaitan dengan komunikasi seksual, individu dengan secure attachment mampu menyampaikan mengenai apa yang disukai, tidak disukai dan keinginan dalam hal seksualitas dengan pasangannya. Terbentuknya komunikasi dan komunikasi seksual yang berkualitas diantara individe dengan pasangannya meningkatkan tingkat passion. Oleh sebab itu, inidividu dengan secure attachment dimungkinkan untuk memiliki tingat passiom yang tinggi dengan pasangannya. 2. Prediksi preoccupied attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh. Individu dengan preoccupied attachment memiliki model of self yang negatif dan model of other yang positif. Individu memiliki pandangan yang negatif tentang dirinya sendiri namun memiliki harapan yang positif bahwa orang lain akan mencintai dan menerima (Baron dan Byrne, 2005). Individu dengan preoccupied attachment memiliki ketergantungan yang tinggi dengan pasangannya dan mencari kedekatan dalam hubungan. Hal ini dikarenakan individu dengan preoccupied attachment memiliki rasa malu karena merasa “tidak pantas” menerima cinta dari orang lain dan terus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 berusaha untuk menerima keadaan dirinya (Lopez dkk, dalam Baron dan Byrne, 2005). Individu dengan preoccupied attachment merasa nyaman dengan kedekatan dan sangat cemas akan keberlangsungan hubungannya (Feeney dan Noller, 1996). Memburuknya suatu hubungan mendorong terjadinya depresi karena individu memiliki kebutuhan untuk dicintai (Baron dan Byrne, 2005). Oleh karena itu, individu dengan preoccupied attachment cenderung bergantung dengan orang lain terutama dengan pasangannya. Individu dengan preocuupied attachment memiliki sikap ketidaklayakan diri, namun individu memandang orang lain positif (Bartholomew dan Horowitz, 1991). Saat menjalin hubungan interpersonal, individu dengan preoccupied attachment selalu merasa cemas jika pasangannya tidak benar-benar mencintainya atau individu ingin terus bersama dengan pasangan mereka. Individu sering diliputi rasa cemburu dan emosi yang tidak menentu. Pasangan individu dengan preoccupied attachment sering merasa enggan karena individu menuntut untuk selalu dekat dengan pasangannya (Shaver, Hazan, dan Bradshaw dalam Weber dan Harvey, 1994). Berkaitan dengan seksualitas, individu dengan preoccupied attachment memiliki ketakutan atau kecemasan mengenai daya tarik fisik dan seksual terhadap pasangannya. Selain itu, individu juga melakukan hubungan seksual untuk mempertahankan hubungan (Schachner & Shaver, 2004). Komunikasi seksual antara individu preoccupied attachment dengan pasangannya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 menjadi kurang baik karena individu sering diliputi emosi yang tidak menetu dan dapat menimbulkan pertengkaran. 3. Prediksi dissmissing attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh. Individu dengan dismissing attachment memiliki model of self yang positif dan model of other yang negatif. Individu dengan dismissing attachment merupakan individu yang mandiri. Individu akan memilih untuk tidak bergantung pada orang lain dan tidak membiarkan orang lain untuk bergantung pada dirinya (Feeney dan Noller, 1996). Oleh sebab itu, individu dengan dismissing attachment akan menghindari hubungan romantis karena mereka sangat menjaga dirinya dari kekecewaan akan hubungan romantis, menjaga kualitas kemandirian dengan selalu mengandalkan dirinya sendiri sehingga tidak mudah disakiti oleh orang lain (Baron dan Byrne, 2005). Individu dengan dismissing attachment akan sering mengalami konflik saat menjalin hubungan dengan orang lain. Hal tersebut dikarenakan individu merasa layak untuk menjalin hubungan akrab namun tidak mempercayai pasangan. Berkaitan dengan seksualitas individu dengan dismissing attachment melakukan hubungan seksual dikarenakan dorongan situasi sosial, seperti norma sosial dan pengaruh dari orang-orang sekitarnya (Schachner dan Shaver, 2004). Kualitas komunikasi seksual individu dengan pasangannya kurang karena individu memiliki sikap tidak percaya terhadap pasangan yang membuat tidak mampu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 mengkomunikasikan mengenai kebutuhan seksualnya. Oleh karena itu, individu dengan dismissing attachment akan sulit untuk menjalin komunikasi yang mendalam. Individu akan menghindari interaksi langsung dan memilih kontak tidak langsung seperti e-mail (McGowan, Daniels dan Byrne dalam Baron dan Byrne, 2005). 4. Prediksi avoidant fearful attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh Individu dengan avoidant fearful attachment memiliki model of self yang negatif dan model of other yang negatif. Individu dengan avoidant fearful attachment sangat menginginkan menjalin hubungan intim dengan orang lain namun mereka sangat sulit percaya terhadap orang lain dan bergantung pada orang lain. Individu juga merasa khawatir jika dirinya akan tersakiti bila menjalin hubungan intim dengan orang lain (Feeney dan Noller, 1996). Selain itu, individu dengan avoidant fearful attachment memiliki harga diri yang rendah. Individu tidak mengalami keintiman dan kesenangan dalam interaksi dengan pasangan romantis yang mereka miliki (Tidwell, Reis dan Shaver dalam Baron dan Byrne 2005). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa individu dengan avoidant fearful attachment adalah individu yang menginginkan kedekatan dengan orang di sekitarnya namun takut disakiti atau ditolak oleh orang lain. Sikap menghindari akan muncul sebagai bentuk dari penolakan dan ketakutan dari orang-orang disekitarnya, termasuk pasangannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 Individu dengan avoidant fearful attachment merasa tidak nyaman saat menjalin kedekatan dengan orang lain dan sulit mempercayai orang lain sepenuhnya (Shaver, Hazan dan Bradshaw dalam Weber dan Harvey, 1994). Berkaitan dengan seksualitas, individu dengan avoidant fearfull attachment akan melakukan hubungan seksual karena merasa takut ditinggalkan olrh pasangannya. Selain itu, kualitas komunikasi seksual dengan pasangan kurang baik karena rasa tidak percaya terhadap pasangannya. Oleh karena itu, individu akan menghindari hubungan interpersonal dengan pasangannya sehingga komunikasi tidak berjalan dengan baik. Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya attachment dapat menjadi prediktor pada tingkat passion pada dewasa awal yang sedang menjalani pernikahan jarak jauh. Passion dan attachment memiliki peran dalam hubungan pernikahan, termasuk dalam pernikahan jarak jauh. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat apakah secure attachment, preoccupied attachment, dismissing attachment dan avoidant fearfull attachment dapat menjadi prediktor bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 F. Bagan Prediksi Attachment bagi Tingkat Passion Pada Dewasa Awal yang Menjalani Pernikahan Jarak Jauh 1. Bagan prediksi secure attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh Individu dengan secure attahment Representasi mental diri dan orang lain positif Saat memiliki pasangan - Menjalin kedekatan interpersonal - Memiliki kepercayaan penuh - Tidak mudah khawatir - Mudah membangun kedekatan - Memberikan otonomi pada pasangan Saat berkomunikasi dengan pasangan - Mudah membangun komunikasi seksual - Memiliki waktu yang tetap dengan pasangan untuk melakukan aktivitas seksual Memiliki komunikasi seksual yang berkualitas dengan pasangan Tingkat passion dengan pasangan tinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 2. Bagan prediksi preoccupied attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh Individu dengan preoccupied attahment Representasi mental diri negatif dan orang lain positif Saat memiliki pasangan - Merasa tidak pantas menerima cinta tetapi sangat membutuhkan kedekatan - Memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pasangan - Merasa hawatir akan jika akan ditinggalkan - Menuntut pasangan untuk selalu dekat Saat berkomunikasi dengan pasangan - Komunikasi seksual dengan pasangan tidak berjalan dengan baik - Berusaha untuk memasikan bahwa mereka tidak akan ditinggal dengan menanyakan perihal cinta - Sulit untuk melakukan aktivitas bersama yang bermanfaat dengan pasangan Kurang memiliki komunikasi seksual yang berkualitas dengan pasangan Tingkat passion dengan pasangan rendah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 3. Bagan prediksi dismissing attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh Individu dengan dismissing attahment Representasi mental diri positif dan orang lain negatif Saat memiliki pasangan - Menjaga diri agar tidak kecewa dalam hubungan romantis - Merasa layak memiliki hubungan romantis tetapi tidak mempercayai pasangan - Selalu mengandalkan diri sendiri atau mandiri Saat berkomunikasi dengan pasangan - Sulit untuk melakukan aktivitas bersama dan percakapan bermakna - Membatasi komunikasi dengan pasangan - Kurang memiliki komunikasi seksual yang berkualitas dengan pasangan Tingkat passion dengan pasangan rendah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 4. Bagan prediksi avoidant fearful attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh Individu dengan avoidant fearful attachment attahment Representasi mental diri negatif dan orang lain negatif Saat memiliki pasangan - Sering merasa tidak nyaman - Sulit untuk mempercayai pasangan - Sering merasa cemas dan cenderung menghindari pasangan - Terkadang mendekati dan menjauhi pasangan Saat berkomunikasi dengan pasangan - Sulit untuk melakukan percakapan yang bermakna - Sulit untuk membangun komunikasi seksual yang baik - Sulit untuk melakukan aktivitas bersama Kurang memiliki komunikasi seksual yang berkualitas dengan pasangan Tingkat passion dengan pasangan rendah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 G. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Secure attachment memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Semakin tinggi secure attachment diprediksi semakin tinggi tingkat passionnya. 2. Preoccupied attachment mampu memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Semakin tinggi preoccupied attachment diprediksi semakin rendah tingkat passionnya. 3. Dismissing attachment mampu memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Semakin tinggi dismissing attachment diprediksi semakin rendah tingkat passionnya. 4. Avoidant fearfull attachment mampu memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Semakin tinggi avoidant fearfull attachment diprediksi semakin rendah tingkat passionnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan menggunakan regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan lebih dari satu variabel independen (Priyatno, 2012) B. Variabel Penelitian Variabel prediktor : gaya attachment yang terdiri dari empat sub variabel, yaitu secure attachment, preoccupied attachment, dismissing attachment dan avoidant-fearfull attachment. Variabel kriterium : tingkat passion dalam pernikahan jarak jauh. C. Definisi Operasonal Variabel Penelitian 1. Gaya attachment Attachment pada dewasa awal adalah relasi antara dua orang yang memiliki ikatan emosional atau perasaan kuat satu sama lain dan melakukan banyak hal unttuk mempertahankan dan menjaga kualitas relasinya dalam hubungan romantis. Relasi yang dijalin akan membentuk skema kognitif yang mempengaruhi cara pandang terhadap diri dan orang lain. Pembentukan relasi dengan figur attachment ditentukan dalam tiga hal yaitu, kepercayaan, komunikasi dan alienasi. Gaya attachment dapat diungkap melalui skala gaya attachment yang terdiri dari empat jenis gaya attachment yaitu secure attachment, preoccpied attachment, dismissing 59 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 attachment dan avoidant fearfull attachment. Setiap jenis attachment diukur melalui tiga aspek yaitu : a. Komunikasi : komunikasi merupakan komponen yang penting untuk mengkomunikasikan kebutuhan dan tujuannya dalam menjalin hubungan intim b. Kepercayaan : perasaan yang aman dan keyakinan bahwa orang lain akan memenuhi kebutuhan c. Alienasi : rasa terasing, penghindaran dan penolakan dari figur attachment. Perasaan ini akan muncul ketika figur attachment tidak ada saat individu membutuhkan 2. Passion Passion merupakan suatu emosi, perasaan yang intens dan elemen fisiologis yang dialami individu, yang dikarakteristikan dengan phsychological arousal dan menginvestasikan waktu dan energi untuk bersama dengan individu lain. Phsychological arousal dimanifestasikan dalam daya tarik fisik dan seksual, komunikasi seksual, perilaku seksual dan pemenuhan kebutuhan seksual lainnya. Passion dapat diungkap melalui skala passion yang diukur melalui lima aspek yaitu : a. daya tarik fisik : kombinasi karakteristik wajah dan tubuh yang dilihat sebagai satu kesatuan yang menarik b. daya tarik seksual : kombinasi karakteristik wajah dan tubuh yang menyebabkan adanya dorongan seksual PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 c. komunikasi seksual : komunikasi yang dilakukan dengan pasangan mengenai fantasi seksual dan perilaku seksual d. perilaku seksual : tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual dengan lawan jenis e. ekstraversi : keterbukaan individu untuk mengetahui orang lain D. Metode dan Alat Pengumpulan Data 1. Metode pengumpulan data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan skala yang akan diisi oleh subjek. Jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala tertutup. Skala tertutup merupakan skala yang berisi pernyataan-pernyataan dan subjek tidak diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat (Siregar, 2013). Skala yang digunakan dalam penelitian ini disusun untuk mengungkapkan attachment dan tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh. Peneliti menggunakan skala karena metode yang praktis, pelaksanaannya mudah, efektif dan efisien karena dalam waktu singkat dapat memperoleh data yang banyak. Sebelum digunakan dalam penelitian, skala yang telah dibuat oleh peneliti akan diuji cobakan terlebih dahulu. Hasil dari uji coba akan dianalisis secara statistik untuk melihat validitas dan reliabilitas skala atau alat ukur. Setelah di uji validitas dan reliabilitas, maka dapat diasumsikan bahwa alat ukur atau skala tersebut dapat mengukur gaya attachment dan tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 2. Instrumen penelitian a. Skala Gaya Attachment pada Masa Dewasa Awal Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala psikologi yang mengukur gaya attachment tpada dewasa awal. Empat gaya attachment tersebut adalah secure attachment, preoccupied attachment, dissmising attachment dan avoidant-fearfull attachment. Skala ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik gaya attachment yang dimiliki subjek Jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert Item-tem pada skala terdiri dari item favorable dan unfavorable. Skor tinggi menunjukkan bahwa subjek memiliki kecendeungan yang tinggi pada gaya attachment tertentu dan skor rendah menunjukkan bahwa subjek memiliki kecenderungan yang rendah pada gaya attachment terssebut. Pemberian skor pada skala ini adalah sebagai berikut : Tabel 1. Skor item-item favorable pada skala gaya attachment Respon Skor SS 4 S 3 TS 2 STS 1 Tabel 2. Skor item-item unfavorable pada skala gaya attachment Respon Skor SS 1 S 2 TS 3 STS 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 Tabel 3. Blueprint skala gaya attachment sebelum seleksi item Item Gaya Aspek attachment Favorable Unfavorable Secure attachment Preoccupied attachment Dismissing attachment Avoidant fearfull attachment % Kepercayaan 1, 25, 51 52, 2, 26 8.34% Komunikasi 3, 27, 53 54, 4, 28 8.34% Alienasi 29, 5, 31 55, 30, 6 8.34% Kepercayaan 7, 56, 33 32, 34, 8 8.34% Komunikasi 9, 35, 58 57, 36, 10 8.34% Alienasi 11, 37, 59 60, 38, 12 8.34% Kepercayaan 13, 39, 61 40, 62, 14 8.34% Komunikasi 15, 41, 63 42, 64, 16 8.34% Alienasi 17, 43, 65 44, 66, 18 8.34% Kepercayaan 19, 45, 67 46, 68, 20 8.34% Komunikasi 21, 47, 69 48, 70, 22 8.34% Alienasi 23, 49, 71 72, 50, 24 8.34% 36 36 100% Total b. Skala passion pada Masa Dewasa Awal Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala psikologi yang mengukur passion pada dewasa awal. Skala passion disusun berdasarkan lima aspek yaitu daya tarik fisik, daya tarik seksual, perilaku seksual, komunikasi seksual dan ekstraversi. Skala ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat passion yang dimiliki subjek Jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert Itemtem pada skala terdiri dari item favorable dan unfavorable. Skor tinggi menunjukkan bahwa subjek memiliki tingkat passion yang tinggi dan skor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 rendah menunjukkan bahwa subjek memiliki tingkat passion yang rendah. Pemberian skor pada skala ini adalah sebagai berikut : Tabel 4. Skor item-item favorable pada skala passion Respon Skor SS 4 S 3 TS 2 STS 1 Tabel 5. Skor item-item unfavorable pada skala passion Respon Skor SS 1 S 2 TS 3 STS 4 Tabel 6. Blueprint skala passion sebelum seleksi item Aitem Aspek % Favorable Unfavorable Daya tarik fisik 1, 3, 17, 19, 35, 37, 54, 67 2, 4, 18, 20, 36, 38, 68, 80 20% Daya tarik seksual 5, 7, 23, 39, 41, 55, 56, 69 6, 8, 22, 24, 40, 42, 57, 58 20% Perilaku seksual 9, 21, 25, 27, 43, 45, 61, 70 10, 26, 28, 44, 46, 60, 62, 71 20% Komunikasi Seksual 11, 13, 29, 31, 47, 49, 63, 73 12, 14, 30, 32, 48, 50, 64, 72 20% Ekstraversi 15, 33, 51, 53, 65, 74, 76, 78 16, 34, 52, 59, 66, 75, 77, 79 20% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 Total 40 40 100% E. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi adalah seluruh individu yang akan diteliti dan nantinya akan digeneralisasi sesuai dengan hasil penelitian. Data penelitian akan diperoleh dari sampel yang nantinya akan digeneralisasikan ke populasi (Winarsunu, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah pria dan wanita yang menjalani pernikahan jarak jauh. Kriteria populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Pria atau wanita berusia 20-40 tahun b. Menjalani pernikahan jarak jauh c. Jarak dengan pasangan minimal 40 – 2700 mil atau 64.36 – 4.344 km (Gerstel & Gross, dalam Anderson & Spruill, 1993) d. Intensitas bertemu minimal satu minggu sekali e. Masih memiliki pasangan yang hidup karena terkait pengisian skala passion mengenai seksualitas dengan pasangan. 2. Metode sampling Sampel adalah individu yang termasuk dalam populasi (Winarsunu, 2006). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah snowball sampling. Snowball sampling merupakan teknik penentuan sampel yang awalnya berjumlah kecil kemudian menjadi besar. Snowball sampling dilakukan dengan mencari satu atau dua orang yang sesuai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 dengan populasi dan sampel berikutnya ditentukan oleh sampel sebelumnya (Sugiyono, 2011). F. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data 1. Validitas Untuk mengetahui alat ukur atau skala mampu menghasilkan data yang akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka diperlukan pengujian validitas. Validitas mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan sutu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2003). Suatu alat ukur dapat dinyatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan penelitian. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas muka. Validitas muka didasarkan pada penilaian terhadap format suatu alat ukur. Alat ukur yang memiliki validitas muka yang tinggi akan memotivasi subjek dalam mengisi alat ukur (Azwar,2003). Alat ukur dalam penelitian ini memiliki validitas muka yang baik, lembar jawab di desain supaya subjek mudah dalam memberikan jawaban. Selain itu, huruf yang digunakan dalam alat ukur mudah dibaca oleh subjek. Validitas yang juga digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi dalam penelitian ini dilakukan oleh professional judgement. Hal ini berarti alat ukur yang terdiri item-item diperiksa kembali oleh ahli untuk memastikan item-item menggambarkan aspek- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 aspek dalam penelitian. Dalam hal ini professional judgement dilakukan oleh dosen pembimbing (Azwar, 2003). Validitas logik juga dilakukan dalam penelitian ini. Validitas logik merujuk pada sejauhmana isi alat ukur merepresentasikan ciri-ciri yang hendak diukur. Untuk memperoleh validitas logik yang tinggi, suatu alat ukur dirancang sehingga berisi item-item yang relevan sesuai dengan aspek-aspek penelitian (Azwar, 2003). Dalam penelitian ini, validitas logik dilakukan dengan pembuatan blue print. 2. Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauhmana hasil pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2003). Reliabilitas mengacu pada keterpercayaan hasil ukur dan kecermatan pengukuran (Azwar, 2009). Hasil pengukuran dapat dipercaya atau reliabel apabila alat ukur diteskan beberapa kali pada orang yang sama dan menghasil skor yang relatif. Relatif berarti, adanya perbedaanperbedaan kecil diantara beberapa kali pengukuran (Azwar, 2003). Reliabilitas dinyatakan pada koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas pada rentang angka 0 sampai dengan 1. Koefisien reliabilitas yang mendekati 1 berarti memiliki reliabilitas yang tinggi (Azwar, 2009). Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2014) pengukuran reliabilitas dapat dilihat melalui alpha cronbach. Reliabilitas yang kurang dari 0,60 kurang baik, 0.70 dapat diterima dan diatas 0.80 adalah baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 a. Reliabilitas skala gaya attachment Berdasarkan hasil penghitungan alpha cronbach sebelum dilakukan uji coba, skala gaya attachment memiliki koefisien reliabilitas sebesar α 0.910. Setelah dilakukan uji coba, koefisien reliabilitas skala gaya attachment sebesar α 0.938. Sedangkan, didapatkan hasil koefisien reliabilitas skala attachment yang terdiri dari secure attachment sebesar α 0.721, preoccupied attachment sebesar α 0.825, dismissing attachment sebesar α 0.801, dan avoidant fearfull attachment sebesar α 0.855. Tabel 7. Reliabilitas skala gaya attachment sebelum uji coba Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,910 72 Tabel 8. Reliabilitas skala gaya attachment setelah uji coba Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,938 48 b. Skala passion Berdasarkan hasil penghitungan alpha cronbach sebelum dilakukan uji coba, skala passion memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0.907. Setelah dilakukan uji coba, koefisien reliabilitas skala passion sebesar α 0.930. Sedangkan, didapatkan hasil koefisien reliabilitas skala passion yang terdiri dari aspek daya tarik fisik sebesar α 0.741, daya tarik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 seksual sebesar α 0.711, perilaku seksual sebesar α 0.717, komunikasi seksual sebesar α 0.710 , dan ekstraversi sebesar α 0.811. Tabel 9. Reliabilitas skala passion sebelum uji coba Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,907 80 Tabel 10. Reliabilitas skala passion setelah uji coba Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,930 57 G. Uji Coba Alat Ukur 1. Subjek Subjek uji coba dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan kriteria subjek pria atau wanita dengan usia 20-40 tahun dan sedang menjalani pernikahan jarak jauh dengan pasangan. Peneliti menyebarkan skala sebanyak 50 skala namun 6 skala gugur karena adanya item yang tidak terisi. Data yang diperoleh dari uji coba sebanyak 44 responden. 2. Pelaksanaan Uji Coba Peneliti melakukan uji coba terhadap skala gaya attachment dan passion yang dilakukan pada tanggal 3-13 November 2015. Peneliti melakukan pengambilan data untuk uji coba di dua kota yaitu Jakarta dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 Jogjakarta. Uji coba dilakukan untuk melihat validitas dan reliabilitas itemitem pada skala. 3. Seleksi Item Selain penulisan item, hal terpenting yang harus dilakukan adalah analisis dan seleksi item. Hal tersebut penting karena kualitas skala psikologi ditentukan oleh kualitas item-item. Seleksi item yang digunakan didasarkan pada daya diskriminasi item atau daya beda. Daya diskriminasi item dilakukan untuk melihat sejauh mana item mampu memberdakan antar individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut tertentu (Azwar, 2009). Uji seleksi item menggunakan korelasi item total dengan menggunakan SPSS for Windows versi 23.00. Pemilihan item berdasarkan korelasi item total dengan batasan rix ≥ 0.30. Item yang memiliki koefisien korelasi minimal 0.30 dianggap memiliki daya beda yang memuaskan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan batas kriteria menjadi 0.25 untuk mencukupi jumlah item (Azwar, 2009). Skala gaya attachment sebelum seleksi item memiliki total 72 item yang terdiri dari 36 item favorable dan 36 item unfavorable. Item-item tersebut meliputi 18 item secure attachment, 18 item preoccupied attachment, 18 item dismissing attachment, dan 18 item avoidant fearfull attachment. Pada uji coba menghasilkan 48 item. Item-item tersebut meliputi 8 item secure attachment, 12 item preoccupied attachment, 13 item dismissing attachment, dan 15 item avoidant fearfull attachment. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 Tabel 11. Blueprint skala gaya attachment setelah seleksi item Item Jumlah Gaya attachment Aspek Favorable Unfavorable Item Secure attachment Preoccupied attachment Dismissing attachment Kepercayaan 1 2 2 Komunikasi 3 4, 28 3 Alienasi 31 30, 55 3 Kepercayaan 7, 33, 56 32 4 Komunikasi 35 10, 36, 57 4 Alienasi 37 12, 38, 60 4 Kepercayaan 13 14, 40, 62 4 Komunikasi 15, 41, 63 42, 64 5 Alienasi 17, 65 44, 66 4 20, 46, 68 5 48, 70 5 23, 49, 71 24, 50 5 22 26 48 Avoidant fearfull Kepercayaan 19, 45 attachment Komunikasi 21, 47, 69 Alienasi Total Setelah dilakukan uji coba, setiap aspek memiliki jumlah item yang berbeda. Untuk menyama ratakan jumlah item, maka peneliti memilih item dengan korelasi item total tertinggi atau daya diskriminasi tertingi di antara yang lain serta menyamakan jumlah item tiap aspeknya (Azwar, 2009). Berikut tabel distribusi item yang digunakan untuk skala penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 Tabel 12. Distribusi item skala penelitian gaya attachment Item Gaya Jumlah Aspek attachment Favorable Unfavorable Item Secure attachment Preoccupied attachment Dismissing attachment Avoidant fearfull attachment Total Kepercayaan 1 2 2 Komunikasi 3 4, 28 3 Alienasi 31 30, 55 3 Kepercayaan 7 32 2 Komunikasi 35 10, 36 3 Alienasi 37 38, 60 3 Kepercayaan 13 62 2 Komunikasi 15, 63 64 3 Alienasi 17, 65 66 3 Kepercayaan 45 20 2 Komunikasi 21, 47 70 3 Alienasi 49, 71 50 3 16 16 32 Sebelum seleksi item, skala passion memiliki total 80 item. yang terdiri dari 40 item favorable dan 40 item unfavorable. Item-item tersebut meliputi 16 item dari aspek daya tarik fisik, 16 item dari aspek daya tarik seksual, 16 item dari aspek perilaku seksual, 16 item dari aspek komunikasu seksual dan 16 item dari aspek ekstraversi. Pada uji coba menghasilkan 57 item. Item-item tersebut meliputi 6 item dari aspek daya tarik fisik, 10 item dari aspek daya tarik seksual, 13 item dari aspek perilaku seksual, 14 item dari aspek komunikasi seksual dan 14 item dari aspek ekstraversi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 Tabel 13. Blueprint skala passion setelah seleksi item Aitem Aspek Jumlah Item Favorable Unfavorable 3, 17 20, 36, 38, 80 39, 41, 69 6, 8, 22, 24, 42, 57,58 Perilaku seksual 25, 27, 43, 45, 61, 70 26, 28, 44, 46, 60, 62, 71 Komunikasi Seksual 11, 13, 29, 47, 63, 73 12, 14, 30, 32, 48, 50, 64, 72 Ekstraversi 33, 51, 53, 65, 74, 76, 78 16, 34, 52, 59, 66, 77, 79 14 Total 24 33 57 Daya tarik fisik Daya tarik seksual 6 10 13 14 Setelah dilakukan uji coba, setiap aspek memiliki jumlah item yang berbeda. Untuk menyama ratakan jumlah item, maka peneliti memilih item dengan korelasi item total tertinggi atau daya diskriminasi tertingi di antara yang lain serta menyamakan jumlah item tiap aspeknya (Azwar, 2009). Berikut tabel distribusi item yang digunakan untuk skala penelitian Tabel 14. Distribusi item skala penelitian passion Item Aspek Daya tarik fisik Daya tarik seksual Perilaku seksual Komunikasi Seksual Favorable Unfavorable Jumlah Item 3, 17 20, 36, 38, 80 6 39, 41 8, 22, 24, 42 27, 61, 70 44, 46, 60 29, 47, 63, 73 50, 72 6 6 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 Ekstraversi 51, 65, 74, 76 77, 79 Total 15 15 6 30 H. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal (Santoso, 2010). Penelitian ini menggunakan uji regresi, sehingga yang digunakan adalah uji normalitas regresi. Dalam uji normalitas regresi yang diuji normalitasnya adala eror atau residunya. Hal ini dikarenakan semakin besar eror yang dihasilkan berarti semakin buruk prediksi yang dilakukan (Santoso, 2010). Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Z Test pada program SPSS versi 23 for Windows. Data dikatakan normal jika signifikansi lebih besar daripada 0,05 (p>0.05). b. Uji linearitas Uji linearitas pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah gaya attaschment sebagai variabel prediktor memiliki hubungan yang linear dengan passion sebagai variabel kriterium. Uji linearitas akan menyatakan bahwa hubungan antarvariabel yang hendak diukur akan mengikuti garis lurus. Jadi peningkatan atau penurunan kuantitas dalam suatu variabel akan diikuti secara linear oleh variabel lainnya (Santoso, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 2010). Teknik yang digunakan untuk melakukan uji linearitas dalam penelitian ini adalah Test for Linearity pada program SPSS versi 23 for Windows. Hubungan dapat dinyatakan linear apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05), dan sebaliknya hubungan dinyatakan tidak linear apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 (p > 0.05). c. Uji multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan untuk melihat variabel-variabel prediktor tidak berkorelasi satu sama lain (Santoso, 2010). Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Inflation Factor (VIF). Syarat satu variabel tidak berkorelasi satu sama lain jika nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10 (Priyatno, 2012). d. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat ketidaksamaan varian yang dilihat dari nilai residu. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas (Priyatno, 2012). Jika nilai signifikansi antara variabel independent lebih dari 0.05 maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas (Priyatno, 2012). e. Uji autokorelasi Uji autokorelasi merupakan uji untuk melihat apakah terjadi korelasi antara nilai-nilai residual. Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan metode Durbin - Watson. Tidak terjadi autokorelasi jika DU < DW < 4DU (Priyatno, 2012). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 2. Uji hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik regresi. Analisis regresi mampu mendapatkan lebih banyak informasi, yaitu prediksi. Hasil yang didapatkan dalam analisis regresi adalah persamaan linier yang digunakan untuk meramalkan atau memprediksi nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen ( Priyatno, 2012). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah individu dewasa awal dengan usia 20 sampai 40 tahun baik laki-laki atau perempuan dan sedang menjalani pernikahan jarak jauh dengan intensitas bertemu minimal satu minggu sekali. Jarak yang ditentukan dalam penelitian ini adalah minimal 40 – 2700 mil atau 64.36 – 4.344 km. Subjek harus memiliki pasangan yang masih hidup karena berkaitan dengan pengisian skala mengenai seksualitas. Penelitian ini mengambil data di dua kota yaitu Jakarta dan Yogyakarta. B. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data penelitian dilakukan dengan membagikan dua skala yaitu skala gaya attachment dan skala passion kepada subjek penelitian. Skala yang dipersiapkan berjumlah 180 eksemplar, dan skala yang kembali kepada peneliti sebanyak 124 eksemplar. Skala yang kembali tersebut adalah skala yang dikerjakan sesuai dengan perintah pengerjaan dan sesuai dengan sample yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Sebanyak 30 skala tidak kembali, 17 skala tidak memenuhi kriteria sample dan 9 skala tidak terisi dengan penuh. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 12 Desember 2015 sampai dengan 3 Januari 2016. 77 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 C. Deskripsi Subjek Dari hasil pengambilan data, berikut tabel data demografik subjek a. Jenis kelamin Dari tabel 15 didapatkan hasil bahwa total subjek dalam penelitian ini adalah 124 orang yang terdiri dari 60 laki-laki (48,4 %) dan 64 perempuan (51,6%). Berikut ini tabel deskripsi jenis kelamin subjek penelitian : Tabel 15. Jenis kelamin subjek Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total Frekuensi 60 64 124 Presentase 48,4 % 51,6 % 100 % b. Usia Subjek dalam penelitian ini memiliki rentang usia yang berkisar antara 20 tahun hingga 40 tahun. Subjek dengan rentang usia 20-25 tahun sebanyak 14 orang (14%), 26-30 tahun sebanyak 39 orang (31,5%), 31-35 tahun sebanyak 37 orang (29,8%) dan 36-40 tahun sebanyak 34 orang (27,4%). Tabel 16. Usia subjek Usia 20-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun Total Frekuensi 14 39 37 34 124 Presentase 11,3 % 31,5 % 29,8 % 27, 4 % 100 % PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 c. Pendidikan terakhir Subjek dalam penelitian ini memiliki pendidikan terakhir SD sebanyak 25 orang (20,2%), SMP sebanyak 17 orang (13,7%), SMA/STM/SMK sebanyak 30 orang (24,2%), DI/DII/DIII sebanyak 8 orang (6,5%) dan S1/S2/S3 sebanyak 44 orang (35,5%). Berikut tabel pendidikan terakhir subjek Tabel 17. Pendidikan terakhir Pendidikan Terakhir SD SMP SMA/STM/SMK DI/DII/DIII S1/S2/S3 Total Frekuensi Presentase 25 17 30 8 44 124 20,2 % 13,7 % 24,2 % 6,5 % 35,5 % 100 % d. Pekerjaan Pekerjaan subjek dalam penelitian ini adalah petani sebanyak 6 orang (4,8%), buruh sebanyak 7 orang (5,6%), pedagang sebanyak 7 orang (5,6%), wiraswasta sebanyak 28 orang (22,6%), karyawan swasta sebanyak 38 orang (30,6%), PNS sebanyak 17 orang (13,7%), ibu rumah tangga sebanyak 17 orang (13,7%), mahasiswa/mahasiswi sebanyak 1 orang (0,8%) dan dosen sebanyak 3 orang (2,4%). Berikut tabel pekerjaan subjek dalam penelitian ini Tabel 18. Pekerjaan Pekerjaan Petani Buruh Pedagang Frekuensi 6 7 7 Presentase 4,8 % 5,6 % 5,6 % PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 Wiraswasta Karyawan swasta PNS Ibu rumah tangga Mahasiswa/i Dosen Total 28 38 17 17 1 3 124 22,6 % 30,6 % 13,7 % 13,7 % 0,8 % 2,4% 100 % e. Usia pernikahan Dalam penelitian ini, subjek yang memiliki rentang usia pernikahan 1-5 tahun sebanyak 52 orang (41,9%), 6-10 tahun sebanyak 37 orang (29,8%), 11-15 tahun sebanyak 28 orang (22,6%), 15-20 tahun sebayak 5 orang (4%), dan lebih dari 20 tahun sebanyak 2 orang (1,6%). Berikut tabel usia pernikahan subjek dalam penelitian ini Tabel 19. Usia pernikahan Usia pernikahan 1-5 tahun 6-10 tahun 11-15 tahun 15-20 tahun Lebih dari 20 tahun Total Frekuensi 52 37 28 5 2 124 Presentase 41,9 % 29,8 % 22,6 % 4 % 1,6 % 100 % f. Alasan menjalani pernikahan jarak jauh Dalam penelitian ini, sebanyak 109 orang (87,9%) melakukan pernikahan jarak jauh karena pekerjaan, 4 orang karena studi atau kuliah (3,2%), 4 orang dengan alasan keamanan (3,2%), 2 orang dengan alasan etika (1,6%), 3 orang (2,4%) karena gaya hidup dan 2 orang (1,6%) menjawab lain-lain, yaitu karen orang tua melarang dan tidak ada tempat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 tinggal bersama dengan pasangan. Berikut tabel alasan subjek menjalani pernikahan jarak jauh Tabel 20. Alasan menjalani pernikahan jarak jauh Alasan menjalani pernikahan jarak jauh Frekuensi Presentase Pekerjaan Studi atau kuliah Keamanan Etika Gaya hidup Lain-lain (orang tua melarang, tidak ada tempat tinggal bersama pasangan) Total 109 4 4 2 3 2 87,9 % 3,2 % 3,2 % 1,6 % 2,4 % 1,6 % 124 100 % g. Intensitas bertemu pasangan Intensitas bertemu dengan pasangan subjek dalam penelitian ini adalah 36 orang (29%) bertemu satu minggu sekali, 19 orang (15,3%) bertemu dua minggu sekali, 31 orang (25%) bertemu satu bulan sekali, 6 orang (4,8%) bertemu dua bulan sekali dan 22 orang (17,7%) bertemu tiga bulan sekali. Selain itu, 1 orang (0,8%) memilih untuk bertemu dengan pasangannya lima bulan sekali, 2 orang (1,6%) bertemu enam bulan sekali dan 7 orang (5,6%) bertemu lebih dari enam bulan sekali. Berikut tabel intensitas bertemu subjek dengan pasangannya. Tabel 21. Intensitas bertemu pasangan Intensitas bertemu pasangan Satu minggu sekali Dua minggu sekali Satu bulan sekali Dua bulan sekali Tiga bulan sekali Lima bulan sekali Frekuensi Presentase 36 19 31 6 22 1 29 % 15,3 % 25 % 4,8 % 17,7 % 0,8 % PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 Enam bulan sekali Lebih dari enam bulan sekali Total 2 7 1,6 % 5,6 % 124 100 % h. Subjek tinggal dengan Dalam penelitian ini, diketahui bahwa subjek yang tinngal sendiri sebanyak 45 orang (36,3%), tinggal dengan anak-anak sebanyak 15 orang (12,1%), tinggal dengan anak-anak dan pembantu 3 orang (2,4%), 12 orang (9,7%) tinggal dengan orang tua dan 12 orang (9,7%) tinggal dengan saudara lain. Selain itu, 22 orang (17,7%) tinggal dengan anak-anak dan orang tua, 2 orang (1,6%) tinggal dengan anak-anak dan saudara lain dan 12 orang (9,7%) tinggal dengan teman atau atasan mereka. Berikut tabel penjelasan dengan siapa subjek tinggal saat menjalani pernikahan jarak jauh Tabel 22. Subjek tinggal dengan Subjek tinggal dengan Sendiri Anak-anak Anak-anak dan pembantu Orang tua Saudara lain Anak-anak dan orang tua Anak-anak dan saudara lain Orang tua dan saudara lain Lain-lain (Teman, atasan) Total Frekuensi 45 15 3 12 12 22 2 1 12 124 Presentase 36,3 % 12,1 % 2,4 % 9,7 % 9,7 % 17,7 % 1,6 % 8% 9,7 % 100 % i. Pasangan subjek tinggal dengan Dalam penelitian ini, diketahui bahwa pasangan subjek yang tinggal sendiri sebanyak 45 orang (36,3%), tinggal dengan anak-anak sebanyak 11 orang (8,9%), tinggal dengan anak-anak dan pembantu 3 orang (2,4%), 10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 orang (8,1%) tinggal dengan orang tua dan 10 orang (8,1%) tinggal dengan saudara lain. Selain itu, 22 orang (17,7%) tinggal dengan anak-anak dan orang tua, 2 orang (1,6%) tinggal dengan anak-anak dan saudara lain, 1 orang (0,8%) tinggal dengan anak-anak, saudara lain, orangtua, 1 orang (0,8%) tinggal dengan orang tua dan saudara lain dan 19 orang (15,3%) tinggal dengan teman atau atasan mereka. Berikut tabel penjelasan dengan siapa pasangan subjek tinggal saat menjalani pernikahan jarak jauh Tabel 23. Pasangan subjek tinggal dengan Pasangan subjek tinggal dengan Sendiri Anak-anak Anak-anak dan pembantu Orang tua Saudara lain Anak-anak dan orang tua Anak-anak dan saudara lain Anak-anak, saudara lain, orangtua Orang tua dan saudara lain Lain-lain (Teman, atasan) Total Frekuensi 45 11 3 10 10 22 2 1 Presentase 36,3 % 8,9 % 2,4 % 8,1 % 8,1 % 17,7 % 1,6 % 0,8 % 1 19 124 0,8 % 15,3 % 100 % D. Deskripsi Hasil Penelitian Tabel 24. Deskripsi data penelitian Variabel N Data Hipotetik Mean Skor Min Max Secure 124 20 8 20 attachment Preoccupied 124 20 8 20 attachment Dismissing 124 20 8 20 attachment Data Empirik Skor Min Max 18 32 SD Mean SD 4 23.88 4 17.92 10 31 3.743 4 16.02 8 29 4.303 2.600 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 Avoidantfearfull attachment Passion 124 20 8 20 4 16.30 8 30 4.068 124 75 30 120 15 90.78 71 116 8.619 Apabila nilai mean empirik > nilai mean hipotetik maka dapat disimpulkan bahwa tingkat variabel subjek yang diukur tergolong dalam kategori tinggi. Sebaliknya, apabila nilai mean empirik < nilai mean hipotetik, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat variabel subjek yang diukur tergolong dalam kategori rendah (Santoso, 2010). Berdasarkan tabel 24 didapatkan hasil bahwa mean empirik pada secure attachment lebih besar dibandingkan mean hipotetik, maka dapat disimpulkan tingkat secure attachment subjek yang diukur dalam kategori tinggi. Selain itu, preoccupied attachment, dismissing attachment dan avoidant fearfull attachment memiliki mean empirik yang lebih kecil dari mean hipotetik. Hal ini berarti tingkat preoccupied attachment, dismissing attachment, avoidant fearfull attachment yang diukur tergolong dalam kategori rendah. Sedangkan, mean empirik pada passion lebih besar dibandingkan mean hipotetik, maka dapat disimpulkan tingkat passion subjek yang diukur dalam kategori tinggi. Tabel 25. Kategorisasi Passion Kategori Tinggi (x ≥ 90) Sedang (60 ≤ x < 90) Rendah (x < 60) Total Jumlah subjek 66 58 0 124 Presentase 53,2% 46,8% 0% 100 % PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 Dari hasil kategorisasi di atas, dapat diketahui bahwa 53.2% subjek memiliki tingkat passion yang tinggi. Selain itu, 46.8% subjek memiliki tingkat passion yang sedang. E. Analisis Data 1. Uji asumsi Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan uji regresi terhadap variabel predictan dan veriabel predictor maka perlu dilakukan uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Berikut uji asumsi yang dilakukan dalam penelitian ini a. Uji normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian yang menggunakan analisis regresi bertujuan untuk melihat residu atau error. Dalam setiap prediksi yang dilakukan akan mengandung error dalam jumlah tertentu, maka semakin besar error yang dihasilkan semakin buruk prediksi yang dilakukan (Santoso, 2010). Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah menggunakan metode KolmogorovSmirnov Z Test pada program SPSS versi 23 for Windows. Tabel 26. Hasil uji normalitas residu Residu Signifikansi 0.185 Keterangan Normal Data dikatakan normal jika signifikansi lebih besar daripada 0,05 (p>0.05). Sebaliknya jika signifikansi lebih kecil daripada 0,05 data PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 dikatakan tidak normal (p<0.05) (Santoso, 2010). Berdasarkan tabel 25 didapatkan hasil bahwa signifikansi residu sebesar p= 0.185 yang berarti data dalam penelitian berdistribusi normal. b. Uji linearitas Uji linearitas pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah gaya attachment sebagai variabel prediktor memiliki hubungan yang linear dengan passion sebagai variabel kriterium. Uji linearitas akan menyatakan bahwa hubungan antarvariabel yang hendak diukur akan mengikuti garis lurus. Jadi peningkatan atau penurunan kuantitas dalam suatu variabel akan diikuti secara linear oleh variabel lainnya (Santoso, 2010). Teknik yang digunakan untuk melakukan uji linearitas dalam penelitian ini adalah Test for Linearity pada program SPSS versi 23 for Windows. Tabel 27. Hasil uji linearitas Variabel Passion Secure attachment Preoccupied attachment Dismissing Attachment Avoidant Fearfull Attachment Signifikansi 0.00 0.00 0.00 Keterangan Linear Linear Linear 0.00 Linear 0.00 Linear Hubungan dapat dinyatakan linear apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05), dan sebaliknya hubungan dinyatakan tidak linear apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 (p > 0.05). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 Berdasarkan data pada tabel 26, diketahui taraf signifikansi dari seluruh variabel adalah 0,00 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa pola distribusi data antara variabel passion dan attachment linier. c. Uji multikolinearitas Asumsi multikolinearitas harus terpenuhi jika menggunakan analisis regresi lebih dari satu variabel prediktor. Uji multikolinieritas dilakukan untuk melihat variabel-variabel prediktor tidak berkorelasi satu sama lain (Santoso, 2010). Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Inflation Factor (VIF). Syarat satu variabel tidak berkorelasi satu sama lain jika nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10 (Priyatno, 2012). Tabel 28. Hasil uji multikolinieritas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1(Constant) Tolerance VIF Secure_attachment ,870 1,149 Preoccupied_attachment ,513 1,949 Dismissing_attachment ,330 3,030 Avoidant_fearfull_attachment ,367 2,725 a. Dependent Variable: Passion Dari tabel 27 didapatkan hasil bahwa secure attachment memiliki nilai Tolerance 0.870 dan VIF 1,149, preoccupied attachment memiliki nilai Tolerance 0.513 dan VIF 1,949, dismissing attachment memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 nilai Tolerance 0.330 dan VIF 3,030, dan avoidant fearfull attachment memiliki nilai Tolerance 0.367 dan VIF 2,725. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel prediktor dalam penelitian ini memiliki nilai Tolerance lebih dari 0.1 dan nilai VIF kurang dari 10, maka asumsi kolinieritas terpenuhi (Priyatno, 2012). d. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat ketidaksamaan varian yang dilihat dari nilai residu. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas (Priyatno, 2012). Dalam peneltian ini, uji heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser. Jika nilai signifikansi antara variabel independent lebih dari 0.05 maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas (Priyatno, 2012). Tabel 29. Hasil uji heteroskedastisitas Coefficientsa Model 1(Constant) Sig. ,411 Secure_attachment ,371 Preoccupied_attachment ,139 Dismissing_attachment ,178 Avoidant_fearfull_attach ment ,111 Dari tabel 28 didapatkan hasil bahwa secure attachment memiliki signifikansi sebesar 0.371, preoccupied attachment sebesar 0.139, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 dismissing attachment sebesar 0.178 dan avoidant fearfull attachment sebesar 0.111. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi keempat variabel independent lebih dari 0.05, maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. e. Uji autokorelasi Uji autokorelasi merupakan uji untuk melihat apakah terjadi korelasi antara nilai-nilai residual. Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan metode Durbin - Watson. Tidak terjadi autokorelasi jika DU < DW < 4DU (Priyatno, 2012) Tabel 30. Hasil Uji autokorelasi Model Summaryb Mode l 1 R ,638a R Square ,407 Adjusted R Square ,387 Std. Error of the Estimate 6,749 DurbinWatson 2,098 Dari tabel 29 didapatkan hasil bahwa nilai Durbin Watson sebesar 2,098. Dari tabel Durbin Watson didapatkan bahwa nilai DU sebesar 1,77390, maka 1,77390 < 2,098 < 2,2261. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. 2. Uji hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan program Software Statistical Package for Social Science (SPSS) Versi 23 FOR Windows PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 dengan teknik regresi linear. Hasil analisis dengan gaya attachment sebagai prediktor tingkat passion dapat dilihat pada tabel 30, 31 dan 32. Tabel 31. Koefisien determinasi Model 1 R ,638a Model Summaryb Adjusted R R Square Square ,407 ,387 Std. Error of the Estimate 6,749 Dari tabel 30 didapatkan hasil, bahwa nila R2 adalah 0,407 yang berarti sumbangan pengaruh dari variabel independen yaitu 40,7% sedangkan 59.3 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Tabel 32. Uji F ANOVAa Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 3716,619 4 929,155 Residual 5420,502 119 45,550 Total 9137,121 123 F 20,398 Dari tabel 31 didapatkan hasil bahwa nilai F hitung sebesar 20.398 dan F tabel sebesar 2.448. Jika F hitung > F tabel (20.398 > 2.448) maka Ho ditolak. Selain itu, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.05) maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa secure attachment, preoccupied attachment, dismissing attachment dan avoidant fearfull attachment berpengaruh terhadap tingkat passion. Sig. ,000b PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 Tabel 33. Hasil analisis regresi linier Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B 1(Constant) Std. Error 94,416 7,484 ,719 ,251 Preoccupied_attachme nt -,282 Dismissing_attachment Avoidant_fearfull_attach ment Secure_attachment Standardized Coefficients Beta t Sig. 12,616 ,000 ,217 2,864 ,005 ,227 -,122 -1,241 ,217 -,579 ,246 -,289 -2,354 ,020 -,397 ,247 -,187 -1,608 ,111 Dari tabel 32 didapatkan hasil bahwa nilai B pada secure attachment sebesar 0,719 yang berarti setiap kenaikan atau peningkatan 1 poin pada secure attachment maka passion akan meningkat 0,719. Pada preoccupied attachment didapatkan nilai B sebesar -0,282 yang berarti setiap kenaikan atau peningkatan 1 poin pada preoccupied attachment akan mengalami penurunan sebesar 0,282 pada tingkat passion. Sedangkan, pada dismissing attachment memiliki nilai B sebesar -0,579 yang berarti setiap kenaikan atau peningkatan 1 poin pada dismissing attachment akan diikuti dengan penurunan tingkat passion sebesar 0,579. Pada avoidant fearfull attachment memiliki nilai -0,397 yang berati setiap kenaikan atau peningkatan 1 poin pada avoidant fearfull attachment akan diikuti dengan penurunan tingkat passion sebesar 0,397. Hipotesis pertama mengatakan bahwa Secure attachment \memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Semakin tinggi secure attachment yang dimiliki individu dewasa awal maka akan semakin tinggi tingkat passion dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 pernikahan jarak jauh. Pada tabel 32, menunjukkan bahwa analisis regresi antara secure attachment dengan passion memperoleh nilai t = 2,864 (t hitung > t tabel) dengan nilai signifikansi 0,005 (p < 0,05). Berdasarkan hasil signifikansi sebesar 0.005 maka hipotesis pertama diterima, artinya secure attachment mampu memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Hipotesis kedua mengatakan bahwa preoccupied attachment memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Semakin tinggi preoccupied attachment yang dimiliki individu dewasa awal maka akan semakin rendah tingkat passion dalam pernikahan jarak jauh. Berdasarkan hasil analisis regresi linier pada tabel 32 didapatkan hasil bahwa nilai t = -1,241 (t hitung < t tabel) dengan nilai signifikansi p = 0,217 (p > 0,05). Berdasarkan hasil signifikansi sebesar 0,217 maka hipotesis kedua ditolak, artinya preoccupied attachment mampu memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Hipotesis ketiga mengatakan bahwa dismissing attachment memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Semakin tinggi dismissing attachment yang dimiliki individu dewasa awal maka akan semakin rendah tingkat passion dalam pernikahan jarak jauh. Berdasarkan hasil analisis regresi linier pada tabel 32 didapatkan hasil bahwa nilai t = -2,354 (t hitung > t tabel) dengan nilai signifikansi p = 0,020 (p < 0,05). Berdasarkan hasil signifikansi sebesar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 0,020 maka hipotesis ketiga diterima, artinya dismissing attachment tidak mampu memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Hipotesis keempat mengatakan bahwa avoidant fearfull attachment memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Semakin tinggi avoidant fearfull attachment yang dimiliki individu dewasa awal maka akan semakin rendah tingkat passion dalam pernikahan jarak jauh Berdasarkan hasil analisis regresi linier pada tabel 32 didapatkan hasil bahwa nilai t = -1,608 (t hitung < t tabel) dengan nilai signifikansi p = 0,111 (p > 0,05). Berdasarkan hasil signifikansi sebesar 0.111 maka hipotesis keempat ditolak, artinya avoidant fearfull attachment mampu memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. F. Pembahasan Pembahasan mengenai hasil analisis regresi antara variabel predictant yaitu passion dengan variabel prediktor yaitu gaya attachment. 1. Prediksi secure attachment terhadap tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa nilai t = 2,864 (t hitung > t tabel) dan nilai signifikansi p = 0.005 (p < 0.05) yang berarti hipotesis pertama diterima, yaitu secure attachment mampu memprediksi tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh, yang artinya secure attachment berpengaruh terhadap tingkat passion. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 Individu dengan secure attachment memiliki reperesentasi mental diri yang positif dan reprsentasi mental orang lain yang positif pula. Individu memiliki gambaran positif terhadap orang lain sehingga ia mudah mencari kedekatan interpersonal dan merasa nyaman dalam hubungan yang mereka jalin (Baron dan Byrne, 2005). Hubungan yang dijalani oleh individu secure attachment cenderung lama, dengan komitmen dan memuaskan (Shaver dan Brennan dalam Baron dan Byrne, 2005). Menurut Mikulincer (dalam Baron dan Byrne, 2005), individu dengan secure attachment tidak mudah marah, tidak ingin bermusuhan dengan orang lain dan mengharapkan hasil yang positif dari konflik. Dalam menjalin hubungan interpersonal, individu dengan secure attachment akan mudah untuk dekat dengan orang lain. Selain itu, individu juga tidak khawatir jika orang lain dekat dengan mereka dan ketika orang lain meninggalkan mereka (Shaver, Hazan dan Bradshaw dalam Weber dan Harvey, 1994). Oleh karena itu, individu dengan secure attachment akan mudah untuk menjalin komunikasi dengan orang lain, begitu juga dengan pasangannya. Kepercayaan pada pasangan yang dimiliki oleh individu dengan secure attachment mempermudah individu untuk membangun komunikasi yang baik dengan pasangan mereka. Hal ini dikarenakan kepercayaan dapat membantu individu dengan pasangannya melakukan percakapan yang bermakna dengan pasangannya. Terbentuknya komunikasi yang berkualitas diantara individu dengan pasangannya meningkatkan tingkat passion. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 Hasil penelitian ini didukung dengan pernyataan Hazan et. al (1994) dalam Shaver dan Schachner (2004) yang menyatakan bahwa individu dengan secure attachment terbuka terhadap pengalaman seksual dan menikmati berbagai aktivitas seksual. Individu juga menikmati kontak fisik dengan pasangannya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bogaert dan Sadava (2002) didapatkan hasil bahwa individu dengan secure attachment memiliki daya tarik fisik yang tinggi. Selain itu, individu dengan secure attachment cenderung melakukan hubungan seksual hanya dengan pasangannya. Menurut Mikulincer (dalam Baron dam Byrne, 2005), individu dengan secure attachment tidak mudah marah, tidak ingin bermusuhan dengan pasangan dan mengharapkan hasil yang positif dari konflik. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa intensitas bertemu sebagian besar subjek yaitu seminggu sekali (29%). Intensitas bertemu satu minggu sekali bagi individu yang menjalani pernikahan jarak jauh merupakan pertemuan yang cukup intens. Dalam hal ini, individu dengan secure attachment akan berusaha untuk menunjukkan perilaku-perilaku positif dan melakukan kegiatan bermanfaat dengan pasangan (Bebee, Bebee dan Redmon, 2011) saat bertemu dengan pasangannya. Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa secure attachment mampu memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh. 2. Prediksi preoccupied attachment terhadap tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 Individu dengan preoccupied attachment memiliki representasi mental akan diri yang negatif dan representasi mental akan orang lain yang positif. Individu memiliki pandangan yang negatif tentang dirinya sendiri namun memiliki harapan yang positif bahwa orang lain akan mencintai dan menerima (Baron dan Byrne, 2005). Individu dengan preoccupied attachment memiliki ketergantungan yang tinggi dengan pasangannya dan mencari kedekatan dalam hubungan. Hal ini dikarenakan individu dengan preoccupied attachment memiliki rasa malu karena merasa “tidak pantas” menerima cinta dari orang lain dan terus berusaha untuk menerima keadaan dirinya (Lopez dkk dalam Baron dan Byrne, 2005). Individu dengan preoccupied attachment merasa nyaman dengan kedekatan dan sangat cemas akan keberlangsungan hubungannya (Feeney dan Noller, 1996). Memburuknya suatu hubungan mendorong terjadinya depresi karena individu memiliki kebutuhan untuk dicintai (Baron dan Byrne, 2005). Oleh karena itu, individu dengan preoccupied attachment cenderung bergantung dengan orang lain terutama dengan pasangannya. Ketergantungan individu dengan preoccupied attachment pada pasangan dan perasaan cemas akan ditinggalkan pasangan membuat komunikasi yang terjalin kurang baik. Individu akan sering menanyakan cinta pada pasangannya untuk memastikan bahwa pasangannya akan masih mencintainya dan tidak akan meninggalkannya. Hal ini mengakibatkan individu dengan preoccupied attachment sulit untuk melakukan percakapan yang bermakna. Oleh karena itu, pasangan ini akan kurang mampu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 membangun kualitas komunikasi dengan baik sehingga kemungkinan tingkat passion yang dimiliki oleh individu dengan preoccupied attachment dan pasangannya rendah. Dalam penelitian ini, didapatkan hasil bahwa nilai t = -1,241 (t hitung < t tabel) dan nilai signifikansi p = 0.217 (p > 0.05), yang berarti hipotesis kedua ditolak yaitu, preoccupied attachment tidak mampu memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh, dalam arti lain preoccupied attachment tidak berpengaruh terhadap tingkat passion. Data demografik dalam penelitian ini bahwa subjek perempuan sebanyak 51,6 %. Penelitian yang dilakukan oleh Schmitt dkk (2008) mengenai perbedaan seks ditinjau dari teori Big Five Personality, didapatkan hasil bahwa perempuan memiliki tingkat ekstraversi yang tinggi dibandingkan laki-laki. Dari pernyataan tersebut maka terdapat kemungkinan individu dengan preoccupied attachment kemungkinan memiliki ekstraversi yang tinggi karena harapannya terhadap orang lain untuk menerima diri dan mencintai dirinya sehingga individu akan mencari kedekatan terus menerus. Kedekatan dengan individu lain diperoleh melalui keterbukaan dan keinginan untuk mengetahui pasangannya sehingga mampu memenuhi kebutuhan seksualnya, maka dapat disimpulkan preoccupied attachment tidak mampu memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal. 3. Prediksi dismissing attachment terhadap tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 Hasil penelitian menunjukkan dengan nilai t = -2,354 (t hitung > t tabel) dan nilai signifikansi p = 0.020 (p < 0.05) hipotesis ketiga diterima yaitu dismissing attachment mampu memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh, yang artinya dismissing attachment berpengaruh terhadap tingkat passion. Individu dengan dismissing attachment memiliki model of self yang positif dan model of other yang negatif. Individu dengan dismissing attachment merupakan individu yang mandiri. Individu akan memilih untuk tidak bergantung pada orang lain dan tidak membiarkan orang lain untuk bergantung pada dirinya (Feeney dan Noller, 1996). Oleh sebab itu, individu dengan dismissing attachment akan menghindari hubungan romantis karena mereka sangat menjaga dirinya dari kekecewaan akan hubungan romantis, menjaga kualitas kemandirian dengan selalu mengandalkan dirinya sendiri sehingga tidak mudah disakiti oleh orang lain (Baron dan Byrne, 2005). Individu dengan dismissing attachment akan sering mengalami konflik saat menjalin hubungan dengan orang lain. Hal tersebut dikarenakan individu merasa layak untuk menjalin hubungan akrab namun tidak mempercayai pasangan. Oleh karena itu, individu dengan dismissing attachment akan sulit untuk menjalin komunikasi yang mendalam. Individu akan menghindari interaksi langsung dan memilih kontak tidak langsung seperti e-mail (McGowan, Daniels dan Byrne dalam Baron dan Byrne, 2005). Schachner dan Shaver (2004) juga menyatakan bahwa individu dengan dismissing attachment lebih memilih untuk tidak melakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 hubungan yang intens dengan pasangannya. Individu yang menjalani pernikahan jarak jauh, memerlukan waktu untuk bertemu dengan pasangannya. Individu dengan dismissing attachment menganggap bahwa melakukan pernikahan jarak jauh merupakan situasi yang menguntungkan, karena individu tidak melakukan kontak langsung dengan pasangan dan akan menjalin komunikasi melalu alat elektronik (Wood, 2013). Selain itu, individu dengan dismissing attachment melakukan hubungan seksual dikarenakan dorongan situasi sosial, seperti norma sosial dan pengaruh dari orang-orang sekitarnya (Schachner dan Shaver, 2004). Dengan demikian, individu dengan dismissing attachment melakukan sesuatu karena dorongan situasi sosial. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang didapatkan bahwa 87,9% subjek menjalani pernikahan jarak jauh karena alasan pekerjaan. Dalam situasi sosial, mencari pekerjaan atau mengeksplor karier merupakan hal yang harus dilakukan pada individu dewasa awal, yang merupakan sebagai tugas perkembangan (Santrock, 2011). Oleh karena itu, tingkat passion yang dimiliki individu dengan dissmissing attachment rendah. 4. Prediksi avoidant-fearfull attachment terhadap tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh. Individu dengan avoidant fearful attachment memiliki representasi mental akan diri yang negatif dan representasi mental akan orang lain yang negatif. Individu dengan avoidant fearful attachment sangat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 menginginkan menjalin hubungan intim dengan orang lain namun mereka sangat sulit percaya terhadap orang lain dan bergantung pada orang lain. Individu juga merasa khawatir jika dirinya akan tersakiti bila menjalin hubungan intim dengan orang lain (Feeney dan Noller, 1996). Selain itu, individu dengan avoidant fearful attachment memiliki harga diri yang rendah. Individu tidak mengalami keintiman dan kesenangan dalam interaksi dengan pasangan romantis yang mereka miliki (Tidwell, Reis dan Shaver dalam Baron dan Byrne 2005). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa individu dengan avoidant fearful attachment adalah individu yang menginginkan kedekatan dengan orang di sekitarnya namun takut disakiti atau ditolak oleh orang lain. Sikap menghindari akan muncul sebagai bentuk dari penolakan dan ketakutan dari orang-orang disekitarnya, termasuk pasangannya. Individu dengan avoidant fearful attachment merasa tidak nyaman saat menjalin kedekatan dengan orang lain dan sulit mempercayai orang lain sepenuhnya (Shaver, Hazan dan Bradshaw dalam Weber dan Harvey, 1994). Kecenderungan individu untuk menolak pasangan agar terhindar dari perasaan ditolak membuat individu dengan avoidant fearful attachment membatasi komunikasi yang mereka jalin dengan pasangannya. Individu sulit untuk melakukan percakapan yang baik. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai t = -1,608 (t hitung < t tabel) dan nilai signifikansi p = 0.111 (p > 0.05) yang berarti hipotesis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 keempat ditolak yaitu, avoidant fearfull attachment tidak mampu memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh, artinya avoidant fearfull attachment tidak berpengaruh terhadap tingkat passion. Pernikahan jarak jauh merupakan salah satu fase periode stres yang membutuhkan dukungan sosial dari orang-orang sekitar (Cobb, 1976). Berdasarkan data demografik didapatkan hasil bahwa 36,3% individu tinggal sendiri. Individu yang tinggal sendiri kemungkinan kurang mendapatkan dukungan sosial secara langsung dari orang terdekatnya, karena dukungan sosial berkaitan dengan keberadaan (availability) dan ketepatan (adequancy) dukungan kepada seseorang (Kumalasari dan Ahyani, 2012). Ketepatan pemberian dukungan sosial bisa diberikan dan didapatkan melalui media elektronik, namun keberadaan pemberi dukungan sosial mengharuskan seseorang untuk berada di sisi individu penerima dukungan sosial. Individu yang tinggal sendiri tidak mendapatkan keberadaan pemberi dukungan sosial yang menyebabkan dukungan sosial tidak dapat maksimal diberikan dan didapatkan. Dukungan sosial seperti keluarga sangat dibutuhkan pada individu yang menjalani pernikahan jarak jauh. Individu yang menjalani pernikahan jarak jauh memiliki beban yang cukup berat. Individu dihadapkan dengan urusan rumah tangga dan pekerjaan yang cukup kompleks seorang diri. Kelelahan fisik dan psikis yag dialami individu cenderung menimbulkan perilaku agresif. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 individu membutuhkan dukungan keluarga, karena di lingkungan keluarga dapat memberikan kenyamanan secara fisik maupun psikologis (Margiani dan Ekayati, 2013). Dari data demografik, diketahui bahwa sebanyak 41,9% subjek memiliki usia pernikahan 1-5 tahun. Menurut Hurlock (1980), menyatakan bahwa selama tahun pertama dan kedua individu sedang melakukan penyesuaian dengan pasangan atau dengan situasi-situasi baru dalam pernikahan yang bisa menimbulkan ketegangan emosional. Penyesuaian diri yang baik melibatkan respon dan tingkah laku yang dapat mereduksi kebutuhan-kebutuhan, tegangan, frustasi dan konflik (Semiun, 2006). Individu dengan avoidant fearfull attachment penyesuaian diri kurang baik karena individu perilaku yang paling dominan muncul adalah menghindar, maka tingkah laku yang dimunculkan kurang tepat dan tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual serta mengurangi ketegangan dan konflik dalam masa penyesuaian. Berkaitan dengan penyesuaian seksual pada individu, penyesuaian seksual bagi wanita cenderung lebih sulit karena terbiasa untuk menutupi dan menekan gejolak seksual dibandingkan dengan laki-laki (Hurlock, 1980). Hal ini diperkuat dengan data demografik bahwa sebanyak 51,6% subjek dalam penelitian ini adalah perempuan. Sehingga terdapat kemungkinan, perempuan kurang mampu menyampaikan apa yang diinginkan, disukai dan tidak disukai dalam hal seksualitas, maka avoidant fearfull attachment tidak berpengaruh terhadap tingkat passion. Dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 beberapa pernyataan diatas maka dapat disimpulkan avoidant fearfull attachment tidak mampu memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal. Selain itu, peneliti juga melihat bahwa secara keseluruhan passion pada subjek tergolong dalam kategori tinggi. Hal ini dikarenakan intensitas bertemu subjek dengan pasangannya satu minggu sekali sebanyak 29%. Intensitas bertemu dengan pasangan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan seksual. Menurut Sprecher dan Schwartz (1992) frekuensi individu melakukan hubungan seksual sekitar 7 sampai 11 kali dalam sebulan. Pertemuan yang cukup sering dengan pasangan, membantu individu untuk menyalurkan kebutuhan seksual nya, maka tingkat passion pada subjek tergolong tinggi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa secure attachment dan dismissing attachment mampu memprediksi tingkat passion pada individu yang menjalani pernikahan jarak jauh. Hasil analisis regresi menunjukkan nilai signifikansi secure attachment sebesar 0,000 (p < 0,05) serta t = 2,864 (t hitung > t tabel) dan dismissing attachment sebesar 0,020 (p < 0.05) serta t = -2,354 (t hitung > t tabel). Di sisi lain, didapatkan hasil pula bahwa preoccupied attachment dan avoidant fearfull attachment tidak mampu memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal. Hasil analisis regresi menunjukkan nilai signifikansi preoccupied attachment sebesar 0,217 (p > 0.05) serta t = -1,241 (t hitung < t tabel) dan avoidant fearfull attachment sebesar 0,111 (p > 0.05) serta t = -1,608 (t hitung < t tabel) . B. SARAN 1. Bagi subjek atau individu dewasa awal Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa secure attachment dan dismissing attachment mampu memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh. Bagi subjek yang sedang atau akan menjalani pernikahan jarak jauh diharapkan mampu mengembangkan sikap-sikap pada secure attachment. Walaupun dismissing attachment mampu memprediksi 104 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 tingkat passion, namun lebih banyak sikap-sikap positif pada secure attachment yang layak untuk dikembangkan. 2. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian mengenai attachment dan passion, sebaiknya memberikan rapport atau pendekatan yang lebih baik kepada calon subjek karena penelitian ini mengenai seksualitas. Selain itu, peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan mengenai dua jenis dalam pernikahan jarak jauh yaitu adjusting couple (usia pernikahan di bawah lima tahun) dan established couple (usia pernikahan diatas lima tahun). 3. Bagi lingkungan sekitar individu yang menjalani pernikahan jarak jauh Menjalani pernikahan jarak jauh merupakan salah satu situasi stress dalam kehidupan. Bagi lingkungan sekitar individu yang menjalani pernikahan jarak jauh, diharapkan mampu memberikan dukungan kepada individu. Dukungan sosial biasanya diberikan oleh orang-orang terdekat individu seperti orang tua, saudara lain dan teman-teman. Dukungan sosial yang diberikan diharapkan mampu mengurangi stress yang dialami individu. Dukungan sosial yang diberikan orang tua, saudara lain dan teman-teman bisa seperti membantu mengurus anak , membantu mengurus rumah tangga, dan mendengarkan curahan hati individu yang menjalani pernikahan jarak jauh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Anderson, Elaine A & Spruill, Jane W. (1993). The Dua-Career Commuter Family : A Lifestyle on the Move. Marriage and Family Review, 19, 131147. Anindyadjati, Maharsi; Budiarto, Yohanes; Monica. (2006). Pengaruh Pola Kelekatan Terhadap Jenis Cinta Pada Pasangan Suami Istri. Jurnal Psikologi. Armsden, G. C., & Greenberg, M.T. (1987). The Invetory of Parent and Peer Attachment : Individual Differences and Their Relationship to Psychological Well Being in Adolescence. Journal of youth and adolescence, 16, 427-454. Azwar, Saifuddin. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Bartholomew, Kim & Horowitz, Leonard M. (1991). Attachment Style Among Young Adults: A test of a Four-Category Model. Journal of Personality and Social Psychology, 61, 226-244. Baron, Robert A & Byrne, Donn. (1997). Social Psychology. Allyn and Bacon Inc. Baron, Robert A & Byrne, Donn. (2005). Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Barrocas, Andrea L. (2012). Adolescent Attachment to Parents and Peers. The Emory Center for Myth and Ritual in American Life Working Paper No.50. Baumeister, R. F., & Bratslavsky, E. (1999). Passion, Intimacy, and Time: Passionate Love As A Function Of Change In Intimacy. Personality and Social Psychology Review, 49-67. Baswardono, D. (2003). Antara Cinta, Seks Perselingkuhan. Yogyakarta : Galang Press. Dan Dusta. Memahami Beebe, Steven A., Beebe, Susan J., Redmon, Mark V. (2011). Interpersonal Communication Relating To Others. Boston : Pearson Education. 106 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 Blazer, John A. (1963). Complementary Needs and Marital Happiness. Marriage and Family Living, Vol. 25, No. 1. Bogaert, Anthony F; Stan Sadava. (2002). Adult Attachment And Sexual Behavior. Personal Relationship, 191-204. Bowlby, J. (1991). Attachment and Loss: Volume 1, Attachment. Middlesex : Penguin Books. Calhoun, James F., Acocella, Yoan Ross. (1995). Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. IKIP : Semarang Press. Carbonneau, N & Vallerand, Robert J. (2013). On The Role of Harmonious and Obsessive Romantic Passion ad Conflict Behaviour. Cobb, Sidney. (1976). Social Support as a Moderator of Life Stress. Psychosomatic Medicine, Vol. 38, No. 5, 200-314. Crowell, Judith A; Treboux, Dominique; Waters Everret. (2002). Stability of Attachment Representation : The Transitition to Marriage. American Psychology Association : Developmental Psychology,467-479. Dariyo, Agoes. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta : Grasindo. Dewi, Eva Meizara Puspita Dewi; Basti. (2008). Konflik Perkawinan Dan Model Penyelesaian Konflik Pada Pasangan Suami Istri. Jurnal Psikologi. Eriany, P. (2004). Fenomena Psikodimensia. Perilaku Selingkuh Dalam Perkawinan. Ervika, Eka. (2005). Kelekatan (Attachment) pada Anak. Universitas Sumatra Utara. (Thesis). Emmers-Sommers, Tara M. (2004). The Effect of Communication Quality and Quantity Indicators on Intimacy and Realtional Satisfaction. Journal of Social and Personal Relationship, 21, 3, 399-411. Forsyth, C. J., & Gramling, R. (1998). Socio-Economic Factors Affecting The Rise Of Commuter Marriage. International Journal of Sociology of the Family, 93-106. Feeney, Judith & Noller, Patricia, (1996). Adult Attachment. Thousan Oaks : Sage Publications. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 Ginanjar, A. S. (2009). Proses Healing Pada Istri Yang Mengalami Perselingkuhan Suami. Makara Sosial Humaniora. Hazan, C., & Shaver, P. (1987). Romantic Love Conceptualized as an Attachment Process. Journal of Personality and Social Psychology, 511-524. Hatfield, Elaine & Rapson, Richard L. (1987). Passionate Love / Sexual Desire : Can the Same Paradigm Explain Both ?. Archives of Sexual Behaviour. Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. Kail, Robert V & Cavanaugh, John C. (2010). Human Development a Life-Span View. United States : Wadsworth. Kertamuda, Fatchiah. (2009). Konseling Pernikahan untuk Keluarga Indonesia. Jakarta : Salemba Humanika. King, Laura A. (2010). Psikologi Umum. Jakarta : Salemba Humanika. Kumalasari, Fani & Ahyani, Latifah Nur. Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Remaja di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur, 1,1 22-31. Lemme, Barbara Hansen. (1995). De velopment in adulthood. Boston : Allyn and Bacon. Marasabessy, Rismawati. Perbedaan Cinta Berdasarkan Teori Segitiga Cinta Sternberg Antara Wanita Dengan Pria Masa Dewasa Awal. (2012) (Skripsi Tidak Diterbitkan). Jakarta : Universitas Gunadarma. Margiani, Kristin; IGAA Novi Ekayati. (2013). Stres, Dukungan Keluarga Dan Agresivitas Pada Istri Yang Menjalani Pernikahan Jarak Jauh. Jurnal Psikologi Indonesia Persona, 191-198. Mar’at, Samsunuwiyati. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mays, Aleia. (2011). Geographic distance and its influence on romantic relationships: Comparing long distance and geographically close relationships. Xavier University of Louisiana’s Undergraduate Research Journal, 37-46. Monks, F. J., Knoers, A. M. P., & Haditono, S. R. (1996). Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai Bagianya. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 Myers, David G. (2012). Psikologi Sosial Edisi 10 Buku 2. Jakarta : Salemba Humanika. Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Menyelami Perkembangan Manusia Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika. Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Menyelami Perkembangan Manusia Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika. Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2009). Human Development : Perkembangan Manusia . Jakarta: Salemba Humanika. Permatasari, Jane Ginza Ayu. 2014. Hubungan Antara Kelekatan Tidak Aman dan Komitmen Pada Wanita Dewasa Awal yang Berpacaran Di Yogyakarta. (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Priyatno, Duwi. (2014). SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta : Andi. Priyatno, Duwi. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta : Andi. Ratelle, Catherine F. & Vallerand Robert J. 2013. Passion in the Romantic sphere : A look at Relational Outcomes. Motiv Emot, 37, 106-120. Ratus, Spencer A., Jeffrey S. Nevid, Lois Fichner Rathus. (2008). Human Sexuality In A World Of Diversity. Boston: Pearson Education, Inc. Rini, Indah Ria Sulistya. 2009. Hubungan Antara Keterbukaan Diri Dengan Penyesuaian Perkawinan Pada Pasangan Suami Istri yang Tinggal Terpisah. Psycho idea, Tahun 7 No. 2. Rochmah, Elfi Yuliani. (2005). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Teras. Santoso, Agung. 2010. Statistik untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Santrock, J. W. (1995). Life-Span Development - Perkembangan Masa Hidup Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2011). Life-Span Development - Perkembangan Masa Hidup Edisi Ketigabelas. Jakarta: Erlangga. Sarwono, Sarlito Wirawan. (1989). Psikologi Remaja. Jakarta : RajaGrafindo Persada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 Satiadarma, M.P. (2001). Menyikapi Perselingkuhan. Jakarta : Pustaka Populer Obor. Schachner, Dory A., & Shaver, Philip R. (2004). Attachment Dimensions And Sexual Motives. Personal Relationship, 179-195. Schmitt, David P., Realo, Anu., Voracek, Martin., Allik Juri. (2008). Why can’t a Man Be More Like a Women ? Sex Differences in Big Five Personality Traits Across 55 Cultures. Journal of Personality and Social Psychoogy, 94, 1, 168-182. Schmitt, David P., Alcalay Lidia., Allensworth, Melissa., Allik, Juri., Austers, Ivars., Bennett, Kevin L., et. al. (2004). Patterns and Universal of Adult Romantic Attachment Across 62 Cultural Region : Are Models of Self and of Other Pancultural Constructs ?. Journal of Cross Cultural Psychology, 35, 4, 367-402. Semiun, Yustinus . (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta : Kanisius. Siregar, Syofian. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif – Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta : Kencana. Skinner, Breeana. (2005). Perceptions of Collage Students in Long Distance Relationship. Journal of Undergraduate Research , VIII. Sprecher, Susan & McKinney, Kathleen. (1993). Sexuality. Thousan Oaks : Sage Publications. Spring, J.A & Spring, M. (2000). After the affair. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Sternberg, R. J. (1997). Construct Validation Of A Triangular Love Scale. European Journal Of Social Psychology. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta : Bandung. Sumanto. (2014). Psikologi Perkembangan : Fungsi dan Teori. Yogyakarta : Center of Academic Publishing Service. Sumter, Sindy R; Valkenburg, Patti M; Peter Jochen. (2013). Perceptions of Love Across the Lifespan : Differences in Passion, Intimacy and Commitment. International Journal of Behavioral Development, 417-427. Supratiknya, A. Pengukuran Psikologis. 2014. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 Undang-Undang Republik Perkawinan. Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Vebrianingsih, Claresa Wahyu. Gaya Kelekatan Sebagai Prediktor Tingkat Keintiman Dalam Hubungan Berpacaran Pada Individu Di Masa Dewasa Awal. 2011. (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Weber, Ann L & Harvey, John H. (1994). Perspectives On Close Relationships. Toronto : Allyn and Bacon Widman, Laura M. Sexual Communication and Contraceptive Use in Adolescent Dating Couples. Master Theses. University of Tennessee – Knoxville. 2006. Wisnuwardhani, Dian & Mashoedi, Sri F. (2012). Hubungan Interpersonal. Jakarta : Salemba Humanika. Winarsunu, T. (2006). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang: UMM Press. Wood, Julia T. (2013). Komunikasi Interpersonal:Interaksi Keseharian. Jakarta : Salemba Humanika. Yessy. (2003). Hubungan Pola Attachment Dengan Kemampuan Menjalin Relasi Pertemanan Pada Remaja. Jurnal Psikologi. http://www.tribunnews.com/regional/2015/04/15/ditinggal-suami-merantau-kemalaysia-marta-selingkuh-dengan-tetangga (diakses 5 April 2016) http://www.kompasiana.com/pakcah/di-indonesia-40-perceraian-setiapjam_54f357c07455137a2b6c7115 (diakses 18 Januari 2016) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 112 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 A. Skala penelitian sebelum uji coba SKALA PENELITIAN Disusun oleh : Clarissa Felita Andriani 119114181 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 Kepada Yth. Bapak/Ibu yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini Salam sejahtera, Dengan hormat, saya Clarissa Felita Andriani, mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan, yaitu skripsi. Saya memohon kesediaan Anda untuk membantu saya dengan mengisi skala penelitian ini. Sebelum mengisi skala penelitian, Anda diminta untuk mengisikan identitas diri yang terkait dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, Anda diharapkan untuk mengisi skala penelitian sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan, maupun dipikirkan. Anda tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab skala penelitian ini, karena tidak ada jawaban yang benar maupun salah. Selain itu, anda dapat merahasiakan identitas anda sehingga saya maupun orang lain tidak mengetahui identitas asli Anda. Seluruh jawaban anda akan dirahasiakan maka saya sangat menghargai Anda apabila bersedia mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya. Jika Anda ingin mengajukan beberapa pertanyaan, Anda bisa menghubungi saya, Clarissa Felita Andriani melalui sms di no. 0813-1595-6949 atau melalui email ke [email protected] Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala penelitian ini, silahkan memberikan tanda tangan atau paraf Anda pada lembar pernyataan kesediaan pada halaman selanjutnya. Terima kasih atas perhatian dan kesediaan Anda. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia terlibat dalam penelitian ini dengan mengisi skala penelitian tanpa paksaan dari pihak manapun. Seluruh jawaban yang saya berikan, sesuai dengan yang saya alami, rasakan dan pikirkan serta bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan bahwa dengan tidak mencantumkan nama yang sebenernya maka jawaban saya dapat digunakan sebagai data dalam penelitian ini. Yogyakarta, Oktober 2015 ( ___________________ ) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 IDENTITAS DIRI Usia : Jenis kelamin perlu) : Laki-laki / Perempuan (*coret yang tidak Pekerjaan : Usia pernikahan : Intensitas bertemu : Domisili tempat anda melakukan tugas : Domisili pasangan anda : PETUNJUK PENGISIAN SKALA Dalam mengisi skala ini, Anda diminta untuk memberikan jawaban dari pernyataan-pernyataan berikut dengan jujur, sesuai dengan kondisi diri Anda yang sebenarnnya, dan sesuai dengan penilaian, perasaan dan pendapat Anda sendiri. Usahakan semua pernyataan dijawab dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu dari empat alternatif jawaban di bawah ini: Kolom SS, jika Anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut Kolom S, jika Anda Setuju dengan pernyataan tersebut Kolom TS, jika Anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut Kolom STS, jika Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut Contoh : No. 1. Pernyataan Saya takut untuk menceritakan beberapa hal ke pasangan SS S TS STS SS S TS STS Ketika ada kesalahan dan Anda ingin mengganti jawaban, Anda dapat memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban sebelumnya dan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang baru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 Bagian I No. 1. Pernyataan Dahulu, ketika pertama kali bertemu, saya langsung merasa dekat dengan pasangan SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS Saya merasa tertekan dengan hubungan 2. yang saya jalin karena tidak adanya kehadiran pasangan di sisi saya Saya tetap tenang dan berusaha berfikir 3. jernih untuk mengambil keputusan jika sedang bertengkar dengan pasangan 4. 5. 6. 7. Saya sering marah tanpa sebab kepada pasangan Saya memilih untuk diam jika pasangan mulai marah dengan saya Ada perasaan cemas saat harus berjauhan dengan pasangan Saya khawatir jika pasangan tidak mencintai saat saya sudah tua nanti Tidak muncul perasaan khawatir ketika 8. pasangan saya menjalin hubungan dengan orang yang lebih baik daripada saya 9. 10. 11. Saya merasa curiga jika teman lawan jenis akrab dengan pasangan Saya tahu kesibukan pasangan saya dan hal itu tidak mengurangi rasa cintanya pada saya Sebenarnya, saya tidak bisa tinggal terpisah dari pasangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 12. 13. 14. Pasangan saya mengajarkan saya untuk hidup mandiri Saya cenderung untuk tidak mengungkapkan pendapat kepada pasangan Saya tidak bisa melakukan sesuatu tanpa diskusi dengan pasangan saya SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS Saya sering bertengkar dengan pasangan 15. karena saya curiga dengan apa yang dilakukan Saya meminimalkan menggunakan alat 16. komunikasi untuk berinteraksi dengan pasangan demi menghindari kesalahpahaman 17. 18. 19. 20. Saya tidak ingin pasangan terlalu mencintai saya Saya nyaman jika pasangan saya bergantung kepada saya Saya hanya menceritakan hal-hal tertentu dengan pasangan saya Pasangan menerima pengalaman masa lalu saya Saya merasa senang jika pasangan sibuk, 21. sehingga saya tidak melakukan komunikasi dengannya 22. 23. 24. Saya akan terus menghubungi pasangan saya walaupun ia sedang ada kegiatan Saya takut jika berbicara dengan pasangan, dia akan menyakiti hati saya Saya menikmati saat kebersamaan dengan pasangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 25. 26. Saya merasa sangat disayangi oleh pasangan saya Ada hal yang saya tidak ingin pasangan ketahui SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS Saya melakukan komunikasi yang baik 27. untuk mendapatkan jalan keluar dari konflik yang dihadapi 28. 29. Bagi saya, konflik yang terjadi tidak memberikan pembelajaran dalam hidup saya Saya berusaha agar tidak terjadi konflik dalam hubungan Saya tidak mempedulikan kesibukan 30. pasangan untuk membahas pertengkaran yang sedang terjadi Saya mendukung setiap aktivitas atau 31. pekerjaan pasangan walaupun saya harus ditinggal Perbedaan pendapat dalam hubungan 32. merupakan sesuatu yang wajar dan menjadikan hubungan saya jauh lebih baik Saya ingin terus bersama pasangan saya 33. karena khawatir dia akan bertemu dengan orang yang lebih baik daripada saya 34. Saya mengerti kesibukan pasangan, sehingga jarang menghubungi saya Saat tidak bersama dengan pasangan, saya 35. khawatir dia akan tertarik pada teman lawan jenisnya 36. Saya mengenal dengan baik teman lawan jenis dari pasangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 Walaupun sedang sibuk, saya akan terus 37. menghubungi pasangan dan mengatakan SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS bahwa saya ingin terus bersamanya 38. 39. 40. Saya mampu melakukan segala hal tanpa mengandalkan pasangan saya Rasa ingin tahu saya terhadap apa yang dilakukan pasangan sangat tinggi Saya menceritakan segala hal kepada pasangan Dengan menggunakan HP, saya dengan 41. pasangan tidak perlu bertemu untuk membahas sesuatu dan itu lebih aman 42. 43. 44. 45. Saya yakin pasangan akan menerima saya dalam kondisi apapun Saya merasa risih jika pasangan mengandalkan saya Memiliki sahabat adalah hal yang menyenangkan Saya sulit untuk membagikan rahasia pribadi saya bahkan dengan pasangan Pasangan saya akan mendengarkan 46. pengalaman terburuk dalam hidup saya dan dia mampu mengerti 47. 48. 49. Saya merasa tidak nyaman jika melakukan komunikasi yang intens dengan pasangan Sebisa mungkin saya akan menghubungi pasangan saya dalam kondisi apapun Saya takut mengemukakan pendapat karena pasti akan ditolak oleh pasangan saya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 Saya dapat menceritakan apapun kepada 50. pasangan, karena dia mendengarkan dengan SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS baik Saya berani mengutarakan pendapat dan 51. perasaan saya yang sebenarnya kepada pasangan Pekerjaan saya menjadi kacau karena tidak 52. adanya pasangan yang memberi semangat secara langsung Setelah terjadi konflik, ada perubahan yang 53. lebih baik dalam hubungan yang saya jalani dengan pasangan 54. Saya sulit mengendalikan amarah saat menghadapi konflik dengan pasangan Ketika pasangan sedang lelah, saya tetap 55. mengajak pasangan untuk berdiskusi mengenai perbedaan pendapat 56. Saya sangat memperhatikan penampilan agar pasangan saya mencintai saya Saya tahu bahwa pasangan memiliki banyak 57. teman lawan jenis, dan itu adalah hal yang biasa 58. 59. 60. 61. Saya merasa kacau ketika tidak mendapat perhatian dari pasangan saya Saya tidak mampu mengambil keputusan tanpa didampingi pasangan Saya memaklumi setiap kegiatan yang dilakukan oleh pasangan Saya mampu mengandalkan diri saya sendiri dalam melakukan segala sesuatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122 62. Tidak ada hal yang disembunyikan antara saya dengan pasangan SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS Membahas masalah melalui chatting lebih 63. menyenangkan dibandingkan berbicara langsung 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. Mengobrol langsung dengan pasangan adalah aktivitas yang menyenangkan Pasangan saya kurang mampu mengandalkan dirinya sendiri Saya memiliki pasangan yang dapat mengerti segala kondisi saya Saya berpikir beberapa kali sebelum menceritakan beberapa hal dengan pasangan Saya yakin pasangan saya akan menjaga rahasia saya dengan aman Menghubungi pasangan bukan prioritas saya Jika ada waktu, saya melakukan komunikasi dengan pasangan Saya tidak menyampaikan perasaan saya karena pasangan tidak suka Saya akan tetap mencintai pasangan saya, walaupun kemungkinan saya akan ditolak *Mohon periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewatkan. Lanjut ke halaman berikutnya.. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 Bagian II No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pernyataan Pasangan saya memiliki bibir yang sensual Pasangan saya sangat acuh dengan penampilannya Saya mendapatkan pasangan yang menarik dalam hal penampilan Bagi saya, mendapatkan pasangan tidak ditentukan dari wajah yang menawan/cantik Saya merasakan kepuasan seksual karena pasangan saya memiliki tubuh yang ideal Tidak ada bagian tubuh dari pasangan yang membuat saya bergairah Saya senang ketika pasangan mulai merayu saya karena terlihat seksi SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS Ketika pasangan memulai kalimat lelucon 8. sebelum melakukan hubungan intim, gairah saya berkurang 9. Saya senang jika pasangan memegang tangan saya dan saya merasa dilindungi Mencium bibir sambil memainkan lidah 10. adalah rutinitas yang harus saya jalani dengan pasangan Saya memberikan kode jika sedang 11. menginginkan seks dan pasangan saya mengerti 12. Saya melupakan pasangan saat menonton film romantis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124 Ketika saya menonton film romantis, saya 13. membayangkan pasangan SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS Karena sifatnya yang “dingin”, saya merasa 14. canggung untuk menyatakan keinginan saya dalam hal seksualitas dengan pasangan Pasangan saya selalu mempunyai cara agar 15. saya mau menceritakan hal-hal yang tidak ingin saya ceritakan 16. 17. 18. Bagi saya, sharing dengan pasangan hanya membuang-buang waktu saja Saya terpesona dengan senyuman pasangan Pasangan saya bisa makan makanan apa dan kapan saja dia mau Pasangan saya menghindari beberapa 19. pantangan makanan untuk menjaga penampilan tubuh 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. Antara model rambut dengan bentuk wajah yang dimiliki pasangan tidak sesuai Saya menjaga penampilan saya agar pasangan saya merasakan kepuasan seksual Ketika sedang berbicara, pasangan saya terlalu terburu-buru Pasangan saya berbicara dengan tenang sehingga terlihat lebih menarik Gairah saya menurun ketika melihat penampilan pasangan yang kurang menarik Berpelukan dengan pasangan memberikan ketenangan bagi saya Saya merasa risih ketika pasangan meraba bagian tubuh yang sensitif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125 Gairah saya akan muncul ketika pasangan 27. menyentuh bagian-bagian tertentu dari SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS tubuh saya Perasaan gelisah akan muncul setelah saya 28. melakukan hubungan intim dengan pasangan Jika ingin bermesraan, saya mengungkapkan 29. keinginan saya secara terus terang dengan pasangan Saya malu untuk mengungkapkan hal yang 30. saya inginkan berkaitan dengan perilaku seksual karena pasangan tidak pernah membahasnya Saya membayangkan kalau saya akan 31. mendominasi ketika sedang berhubungan seksual 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. Bagi pasangan , menceritakan pengalaman seksual merupakan hal yang tabu Tidak ada rahasia yang disimpan antara pasangan dengan saya Jika tidak ada yang ingin dibicarakan, pasangan saya jarang menghubungi Saya menyukai pasangan karena dia memiliki wajah yang menawan/menarik Antara berat badan dan tinggi badan pasangan tidak sesuai Saya tertarik dengan pasangan karena cara berpakaiannya yang rapi Sering kali pasangan saya mengalami masalah pada wajah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126 39. Hubungan saya dengan pasangan penuh gairah SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS Pasangan yang tidak mengerti dengan apa 40. yang ia inginkan membuat saya tidak tertarik 41. Saya tertarik ketika pasangan saya dapat mendengarkan dan berempati Pasangan saya terlihat kurang percaya diri 42. dengan penampilannya sehingga membuat saya tidak bergairah Perasaan menggebu-gebu akan muncul 43. ketika pasangan mulai mencium bibir dengan mempermainkan lidah 44. 45. 46. Walaupun pasangan sudah memeluk saya, saya tetap merasa cemas Saya merasa sangat dicintai pasangan setelah berhubungan intim dengannya Berciuman dengan pasangan tidak menimbulkan perasaan disayangi Saya nyaman untuk mengatakan bahwa saya 47. tidak menyukai beberapa gaya seksual kepada pasangan dan pasangan saya mengerti Pasangan saya akan tetap diam jika dia tidak 48. mengalami kepuasan saat berhubungan seksual 49. Saya membayangkan hubungan seksual yang romantis dengan pasangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 Pasangan saya akan mengalihkan 50. pembicaraan ketika kami mulai SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS membicarakan seks 51. Banyak sekali topik perbincangan yang dimiliki pasangan saat bersama dengan saya Banyak hal yang pasangan tidak ketahui 52. mengenai pengalaman yang terjadi pada diri saya 53. 54. 55. Pasangan saya akan menyatakan perasaan dan pendapatnya Saya mengagumi perut pasangan yang ramping Bagi saya, pasangan yang humoris akan terlihat lebih seksi Saya melakukan perawatan wajah atau 56. tubuh untuk memuaskan pasangan dalam hubungan seksual Tubuh pasangan yang kurang ideal 57. mengganggu saya dalam melakukan hubungan seksual 58. Bagi saya, pasangan yang terlalu agresif dalam segala hal sangat tidak menarik Pasangan saya tidak terbiasa untuk 59. menceritakan pekerjaan atau permasalahan yang dialaminya 60. 61. Saya merasa risih jika dipeluk pasangan saya Saya merasa bahagia setelah berhubungan intim dengan pasangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128 Setelah melakukan hubungan seksual saya 62. ingin merasa dimiliki dan dicintai, SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS sayangnya jarang saya alami Pasangan saya akan menerima ketika saya 63. mengatakan kepadanya mengenai perilaku seks yang saya suka dan tidak disukai 64. Saya jarang membayangkan berhubungan seksual dengan pasangan Ketika terjadi masalah, pasangan saya akan 65. mengajak berdiskusi dan mencari jalan keluar bersama 66. 67. 68. Ada beberapa rahasia saya yang tidak diketahui oleh pasangan Ada beberapa bagian tubuh dari pasangan yang saya kagumi Banyak orang yang berkomentar mengenai penampilan pasangan saya Saya merasa bergairah ketika pasangan 69. memakai pakaian yang menonjolkan bagian tubuhnya 70. Pasangan mengetahui “titik rangsangan” bagian tubuh saya Saya merasa kesal jika pasangan meraba 71. bagian tertentu dari tubuh saya dengan “kasar” Jika saya melakukan hal yang tidak 72. menyenangkan saat bermesraan, pasangan saya lebih memilih untuk diam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129 Jika saya melakukan sesuatu yang disukai 73. oleh pasangan saat berhubungan seks, SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS pasangan saya tidak segan untuk memujinya Pasangan mengetahui pengalaman terburuk 74. yang saya alami dan dia tetap menerima saya Pasangan saya akan mengambil keputusan 75. sendiri mengenai keberlangsungan hubungan Di sela-sela kesibukannya, pasangan akan 76. meluangkan waktu untuk menghubungi saya 77. Saya sangat sulit untuk membagikan rahasia pribadi saya bahkan dengan pasangan Saya senang ketika pasangan mendengarkan 78. saya bercerita mengenai segala hal yang terjadi pada diri saya 79. 80. Kadang-kadang saya bingung untuk memulai percakapan dengan pasangan saya Saat sedang sibuk, perawatan tubuh bukan menjadi prioritas bagi pasangan *Mohon periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewatkan* - Terima kasih atas partisipasinya - - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130 B. Skala penelitian SKALA PENELITIAN Disusun oleh : Clarissa Felita Andriani 119114181 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131 Kepada Yth. Bapak/Ibu yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini Salam sejahtera, Dengan hormat, saya Clarissa Felita Andriani, mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan, yaitu skripsi. Saya memohon kesediaan Anda untuk membantu saya dengan mengisi skala penelitian ini. Sebelum mengisi skala penelitian, Anda diminta untuk mengisikan identitas diri yang terkait dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, Anda diharapkan untuk mengisi skala penelitian sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan, maupun dipikirkan. Anda tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab skala penelitian ini, karena tidak ada jawaban yang benar maupun salah. Selain itu, anda dapat merahasiakan identitas anda sehingga saya maupun orang lain tidak mengetahui identitas asli Anda. Seluruh jawaban anda akan dirahasiakan maka saya sangat menghargai Anda apabila bersedia mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya. Jika Anda ingin mengajukan beberapa pertanyaan, Anda bisa menghubungi saya, Clarissa Felita Andriani melalui sms di no. 0813-1595-6949 atau melalui email ke [email protected] Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala penelitian ini, silahkan memberikan tanda tangan atau paraf Anda pada lembar pernyataan kesediaan pada halaman selanjutnya. Terima kasih atas perhatian dan kesediaan Anda. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132 PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia terlibat dalam penelitian ini dengan mengisi skala penelitian tanpa paksaan dari pihak manapun. Seluruh jawaban yang saya berikan, sesuai dengan yang saya alami, rasakan dan pikirkan serta bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan bahwa dengan tidak mencantumkan nama yang sebenernya maka jawaban saya dapat digunakan sebagai data dalam penelitian ini. Yogyakarta, Desember 2015 ( ___________________ ) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133 IDENTITAS DIRI Usia : Jenis kelamin perlu) : Laki-laki / Perempuan (*coret yang tidak Pendidikan terakhir : Pekerjaan : Usia pernikahan : Intensitas bertemu dengan pasangan : a. Satu minggu sekali b. Satu bulan sekali c. Tiga bulan sekali d.Lainnya,(sebutkan)___________ Domisili tempat anda melakukan tugas : Domisili pasangan anda : Alasan menjalani pernikahan jarak jauh : a. Pekerjaan b. Studi / Kuliah c.Lainnya,(sebutkan)____________ Anda tinggal dengan* : a. Sendiri b. Anak-anak c. Anak dan pembantu d. Orang tua e. Saudara Lain f.Lainnya,(sebutkan)___________ Pasangan anda tinggal dengan* : a. Sendiri b. Anak-anak c. Anak dan pembantu d. Orang tua e. Saudara Lain f.Lainnya, (sebutkan) ___________ * : Boleh pilih lebih dari satu jawaban PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134 PETUNJUK PENGISIAN SKALA Dalam mengisi skala ini, Anda diminta untuk memberikan jawaban dari pernyataan-pernyataan berikut dengan jujur, sesuai dengan kondisi diri Anda yang sebenarnnya, dan sesuai dengan penilaian, perasaan dan pendapat Anda sendiri. Usahakan semua pernyataan dijawab dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu dari empat alternatif jawaban di bawah ini: Kolom SS, jika Anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut Kolom S, jika Anda Setuju dengan pernyataan tersebut Kolom TS, jika Anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut Kolom STS, jika Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut Contoh : No. Pernyataan Saya takut untuk menceritakan 1. SS S TS STS SS S TS STS beberapa hal ke pasangan Ketika ada kesalahan dan Anda ingin mengganti jawaban, Anda dapat memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban sebelumnya dan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang baru. Contoh : No. 1. Pernyataan Saya takut untuk menceritakan beberapa hal ke pasangan SS S TS STS SS S TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135 Bagian I No. 1. Pernyataan Dahulu, ketika pertama kali bertemu, saya langsung merasa dekat dengan pasangan SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS Saya tetap tenang dan berusaha berfikir 2. jernih untuk mengambil keputusan jika sedang bertengkar dengan pasangan 3. Saya sering marah tanpa sebab kepada pasangan Saya tidak mempedulikan kesibukan 4. pasangan untuk membahas pertengkaran yang sedang terjadi Saat tidak bersama dengan pasangan, saya 5. khawatir dia akan tertarik pada teman lawan jenisnya Walaupun sedang sibuk, saya akan terus 6. menghubungi pasangan dan mengatakan bahwa saya ingin terus bersamanya Saya tahu kesibukan pasangan saya dan hal 7. itu tidak mengurangi rasa cintanya pada saya 8. Saya mampu melakukan segala hal tanpa mengandalkan pasangan saya Membahas masalah melalui chatting lebih 9. menyenangkan dibandingkan berbicara langsung 10. Pasangan saya kurang mampu mengandalkan dirinya sendiri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136 Saya sering bertengkar dengan pasangan 11. karena saya curiga dengan apa yang SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS dilakukan 12. Saya memiliki pasangan yang dapat mengerti segala kondisi saya 13. Saya sulit untuk membagikan rahasia pribadi saya bahkan dengan pasangan Saya merasa senang jika pasangan sibuk, 14. sehingga saya tidak melakukan komunikasi dengannya 15. 16. Pasangan menerima pengalaman masa lalu saya Jika ada waktu, saya melakukan komunikasi dengan pasangan Saya mendukung setiap aktivitas atau 17. pekerjaan pasangan walaupun saya harus ditinggal Saya merasa tertekan dengan hubungan 18. yang saya jalin karena tidak adanya kehadiran pasangan di sisi saya Bagi saya, konflik yang terjadi tidak 19. memberikan pembelajaran dalam hidup saya Ketika pasangan sedang lelah, saya tetap 20. mengajak pasangan untuk berdiskusi mengenai perbedaan pendapat 21. Saya khawatir jika pasangan tidak mencintai saat saya sudah tua nanti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137 Perbedaan pendapat dalam hubungan 22. merupakan sesuatu yang wajar dan SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS menjadikan hubungan saya jauh lebih baik 23. 24. Saya mengenal dengan baik teman lawan jenis dari pasangan Saya memaklumi setiap kegiatan yang dilakukan oleh pasangan Saya cenderung untuk tidak 25. mengungkapkan pendapat kepada pasangan 26. 27. 28. Tidak ada hal yang disembunyikan antara saya dengan pasangan Mengobrol langsung dengan pasangan adalah aktivitas yang menyenangkan Saya merasa tidak nyaman jika melakukan komunikasi yang intens dengan pasangan Saya takut mengemukakan pendapat 29. karena pasti akan ditolak oleh pasangan saya 30. Saya tidak menyampaikan perasaan saya karena pasangan tidak suka Saya dapat menceritakan apapun kepada 31. pasangan, karena dia mendengarkan dengan baik 32. Saya tidak ingin pasangan terlalu mencintai saya *Mohon periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewatkan* PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138 Bagian II No. 1 Pernyataan Saya mendapatkan pasangan yang menarik dalam hal penampilan SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS Antara model rambut dengan bentuk 2 wajah yang dimiliki pasangan tidak sesuai 3 Hubungan saya dengan pasangan penuh gairah Ketika pasangan memulai kalimat 4 lelucon sebelum melakukan hubungan intim, gairah saya berkurang Gairah saya akan muncul ketika 5 pasangan menyentuh bagian-bagian tertentu dari tubuh saya 6 Walaupun pasangan sudah memeluk saya, saya tetap merasa cemas Jika ingin bermesraan, saya 7 mengungkapkan keinginan saya secara terus terang dengan pasangan Pasangan saya akan mengalihkan 8 pembicaraan ketika kami mulai membicarakan seks Banyak sekali topik perbincangan 9 yang dimiliki pasangan saat bersama dengan saya Saya sangat sulit untuk membagikan 10 rahasia pribadi saya bahkan dengan pasangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139 11 12 13 14 15 16 Saya terpesona dengan senyuman pasangan Antara berat badan dan tinggi badan pasangan tidak sesuai Saya tertarik ketika pasangan saya dapat mendengarkan dan berempati Ketika sedang berbicara, pasangan saya terlalu terburu-buru Saya merasa bahagia setelah berhubungan intim dengan pasangan Berciuman dengan pasangan tidak menimbulkan perasaan disayangi SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS Saya nyaman untuk mengatakan 17 bahwa saya tidak menyukai beberapa gaya seksual kepada pasangan dan pasangan saya mengerti Jika saya melakukan hal yang tidak 18 menyenangkan saat bermesraan, pasangan saya lebih memilih untuk diam Ketika terjadi masalah, pasangan 19 saya akan mengajak berdiskusi dan mencari jalan keluar bersama Kadang-kadang saya bingung untuk 20 memulai percakapan dengan pasangan saya 21 22 Pasangan mengetahui “titik rangsangan” bagian tubuh saya Sering kali pasangan saya mengalami masalah pada wajah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140 Pasangan saya akan menerima ketika 23 saya mengatakan kepadanya mengenai perilaku seks yang saya SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS suka dan tidak disukai Gairah saya menurun ketika melihat 24 penampilan pasangan yang kurang menarik Pasangan mengetahui pengalaman 25 terburuk yang saya alami dan dia tetap menerima saya 26 Saya merasa risih jika dipeluk pasangan saya Jika saya melakukan sesuatu yang 27 disukai oleh pasangan saat berhubungan seks, pasangan saya tidak segan untuk memujinya Saat sedang sibuk, perawatan tubuh 28 bukan menjadi prioritas bagi pasangan Di sela-sela kesibukannya, pasangan 29 akan meluangkan waktu untuk menghubungi saya Pasangan saya terlihat kurang 30 percaya diri dengan penampilannya sehingga membuat saya tidak bergairah *Mohon periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewatkan* - Terima kasih atas partisipasinya - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141 C. Reliabilitas skala attachment 1. Reliabiltas skala gaya attachment sebelum uji coba Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total % Reliability Statistics 44 100,0 0 ,0 44 100,0 Cronbach's Alpha N of Items ,910 72 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. 2. Hasil sebelum seleksi item skala gaya attachment Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted Item_1 170,45 404,207 ,330 ,909 Item_2 170,77 404,505 ,317 ,909 Item_3 169,82 407,641 ,277 ,909 Item_4 170,02 407,511 ,329 ,909 Item_5 170,39 420,568 -,114 ,912 Item_6 171,20 409,701 ,166 ,910 Item_7 171,18 398,106 ,476 ,907 Item_8 170,50 412,767 ,106 ,911 Item_9 170,73 409,226 ,215 ,910 Item_10 171,52 396,348 ,595 ,906 Item_11 170,30 415,469 ,035 ,911 Item_12 171,36 406,097 ,330 ,909 Item_13 171,34 404,928 ,481 ,908 Item_14 171,02 403,651 ,344 ,908 Item_15 171,27 402,622 ,481 ,907 Item_16 170,68 407,803 ,202 ,910 Item_17 171,34 399,904 ,497 ,907 Item_18 170,77 410,133 ,187 ,910 Item_19 170,91 406,829 ,280 ,909 Item_20 171,45 399,044 ,633 ,906 Item_21 171,77 404,645 ,469 ,908 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142 Item_22 170,77 413,110 ,148 ,910 Item_23 171,34 404,974 ,452 ,908 Item_24 171,82 405,315 ,363 ,908 Item_25 169,89 419,964 -,111 ,911 Item_26 170,50 413,093 ,111 ,910 Item_27 169,84 419,486 -,102 ,911 Item_28 170,02 407,837 ,277 ,909 Item_29 170,14 418,167 -,041 ,911 Item_30 170,30 406,120 ,312 ,909 Item_31 170,41 403,829 ,349 ,908 Item_32 171,50 395,744 ,668 ,906 Item_33 170,89 407,173 ,280 ,909 Item_34 170,73 416,342 ,024 ,911 Item_35 171,02 396,395 ,638 ,906 Item_36 170,98 410,023 ,362 ,909 Item_37 170,64 408,190 ,272 ,909 Item_38 171,11 405,498 ,417 ,908 Item_39 170,59 410,526 ,203 ,910 Item_40 171,18 410,292 ,207 ,910 Item_41 171,14 400,260 ,480 ,907 Item_42 171,59 400,945 ,668 ,906 Item_43 171,16 411,532 ,204 ,909 Item_44 171,75 406,238 ,436 ,908 Item_45 171,11 403,173 ,437 ,908 Item_46 171,48 397,976 ,692 ,906 Item_47 171,41 404,759 ,505 ,907 Item_48 171,41 405,968 ,383 ,908 Item_49 171,36 399,214 ,547 ,907 Item_50 171,30 395,655 ,704 ,906 Item_51 170,14 419,283 -,087 ,911 Item_52 170,50 412,907 ,122 ,910 Item_53 170,41 411,224 ,189 ,910 Item_54 170,50 417,837 -,029 ,911 Item_55 170,36 407,772 ,356 ,908 Item_56 170,39 408,010 ,337 ,909 Item_57 171,16 402,183 ,555 ,907 Item_58 170,84 409,486 ,221 ,909 Item_59 170,80 410,027 ,183 ,910 Item_60 171,39 396,382 ,781 ,905 Item_61 170,66 420,881 -,140 ,912 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143 Item_62 171,55 391,975 ,676 ,905 Item_63 171,52 400,162 ,589 ,907 Item_64 171,77 398,366 ,642 ,906 Item_65 171,39 398,057 ,680 ,906 Item_66 171,70 398,864 ,707 ,906 Item_67 170,86 413,423 ,134 ,910 Item_68 171,55 399,230 ,644 ,906 Item_69 171,34 403,207 ,429 ,908 Item_70 171,36 400,609 ,452 ,907 Item_71 171,25 407,820 ,399 ,908 Item_72 171,20 410,260 ,194 ,910 3. Hasil seleksi item skala gaya attachment Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted Item_1 103,82 334,292 ,327 ,938 Item_2 104,14 336,167 ,267 ,939 Item_3 103,18 337,780 ,262 ,938 Item_4 103,39 338,382 ,284 ,938 Item_7 104,55 329,463 ,452 ,937 Item_10 104,89 324,196 ,690 ,935 Item_12 104,73 334,529 ,378 ,938 Item_13 104,70 333,283 ,552 ,936 Item_14 104,39 333,219 ,357 ,938 Item_15 104,64 331,121 ,544 ,936 Item_17 104,70 328,725 ,549 ,936 Item_19 104,27 333,552 ,376 ,938 Item_20 104,82 328,710 ,666 ,936 Item_21 105,14 333,469 ,517 ,937 Item_23 104,70 333,329 ,518 ,937 Item_24 105,18 333,362 ,428 ,937 Item_28 103,39 338,150 ,255 ,938 Item_30 103,66 336,044 ,309 ,938 Item_31 103,77 335,156 ,309 ,938 Item_32 104,86 325,702 ,697 ,935 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144 Item_33 104,25 337,634 ,256 ,939 Item_35 104,39 327,452 ,626 ,936 Item_36 104,34 338,649 ,411 ,937 Item_37 104,00 337,070 ,299 ,938 Item_38 104,48 335,744 ,403 ,937 Item_40 104,55 336,672 ,314 ,938 Item_41 104,50 331,140 ,463 ,937 Item_42 104,95 330,044 ,725 ,936 Item_44 105,11 336,382 ,422 ,937 Item_45 104,48 332,162 ,476 ,937 Item_46 104,84 328,276 ,704 ,935 Item_47 104,77 333,715 ,552 ,937 Item_48 104,77 337,436 ,320 ,938 Item_49 104,73 328,389 ,592 ,936 Item_50 104,66 324,835 ,765 ,935 Item_55 103,73 339,180 ,283 ,938 Item_56 103,75 338,890 ,287 ,938 Item_57 104,52 332,395 ,555 ,936 Item_60 104,75 326,703 ,799 ,935 Item_62 104,91 321,573 ,723 ,935 Item_63 104,89 329,871 ,616 ,936 Item_64 105,14 327,795 ,686 ,935 Item_65 104,75 328,424 ,689 ,936 Item_66 105,07 329,042 ,722 ,935 Item_68 104,91 329,852 ,638 ,936 Item_69 104,70 334,073 ,402 ,937 Item_70 104,73 332,296 ,409 ,937 Item_71 104,61 335,638 ,488 ,937 4. Reliabiltas skala gaya attachment setelah uji coba Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Reliability Statistics % 44 100,0 0 ,0 44 100,0 Cronbach's Alpha N of Items ,938 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. 48 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145 5. Reliabilitas skala attachment per jenis secure attachment Case Processing Summary N Cases % Valid 44 100,0 0 ,0 44 100,0 Excludeda Total Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,721 18 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. preoccupied attachment Case Processing Summary N Cases Reliability Statistics % Valid 44 100,0 0 ,0 44 100,0 Cronbach's Alpha Excludeda N of Items ,825 Total 18 dismissing attachment Case Processing Summary N Cases Reliability Statistics % Valid 44 100,0 0 ,0 44 100,0 Excludeda Total Cronbach's Alpha N of Items ,801 18 avoidant fearfull attachment Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total Reliability Statistics % Cronbach's 44 100,0 0 ,0 44 100,0 Alpha N of Items ,801 18 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146 D. Reliabilitas skala passion 1. Reliabilitas skala sebelum uji coba Reliabiltas skala passion sebelum uji coba Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total % Reliability Statistics 44 100,0 0 ,0 44 100,0 Cronbach's Alpha N of Items ,907 80 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. 2. Hasil sebelum seleksi item skala passion Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted Item_1 235,09 352,038 ,149 ,908 Item_2 235,18 351,315 ,197 ,907 Item_3 234,68 349,292 ,295 ,906 Item_4 235,98 351,372 ,121 ,908 Item_5 234,98 351,092 ,237 ,907 Item_6 234,61 347,080 ,411 ,906 Item_7 234,98 352,860 ,119 ,908 Item_8 234,95 344,184 ,558 ,905 Item_9 234,68 352,501 ,110 ,908 Item_10 235,66 362,835 -,217 ,912 Item_11 234,86 345,655 ,388 ,906 Item_12 234,95 347,672 ,340 ,906 Item_13 235,16 348,974 ,329 ,906 Item_14 235,32 347,989 ,256 ,907 Item_15 235,41 348,945 ,239 ,907 Item_16 234,82 349,827 ,182 ,908 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147 Item_17 234,89 348,150 ,391 ,906 Item_18 235,64 356,330 -,024 ,910 Item_19 235,48 358,999 -,126 ,910 Item_20 235,05 346,230 ,342 ,906 Item_21 235,02 355,139 ,019 ,909 Item_22 235,00 341,581 ,565 ,904 Item_23 234,98 351,511 ,238 ,907 Item_24 235,43 344,763 ,479 ,905 Item_25 234,45 346,998 ,440 ,906 Item_26 234,89 345,824 ,370 ,906 Item_27 234,57 343,507 ,477 ,905 Item_28 234,80 346,864 ,383 ,906 Item_29 234,98 339,883 ,519 ,904 Item_30 235,11 345,871 ,351 ,906 Item_31 235,43 352,112 ,114 ,908 Item_32 234,98 347,558 ,334 ,906 Item_33 234,95 345,533 ,352 ,906 Item_34 235,00 349,116 ,279 ,907 Item_35 234,82 353,966 ,099 ,908 Item_36 235,02 348,906 ,297 ,906 Item_37 234,91 347,387 ,288 ,907 Item_38 235,00 341,814 ,503 ,905 Item_39 234,77 346,040 ,439 ,905 Item_40 235,16 351,532 ,179 ,907 Item_41 234,82 346,431 ,385 ,906 Item_42 235,09 344,829 ,495 ,905 Item_43 234,91 346,968 ,373 ,906 Item_44 234,98 344,302 ,573 ,905 Item_45 234,70 345,329 ,480 ,905 Item_46 234,80 341,190 ,594 ,904 Item_47 235,02 347,837 ,368 ,906 Item_48 235,14 349,097 ,287 ,907 Item_49 234,75 348,517 ,270 ,907 Item_50 234,93 345,321 ,487 ,905 Item_51 234,89 346,289 ,485 ,905 Item_52 235,27 348,482 ,268 ,907 Item_53 234,93 348,391 ,345 ,906 Item_54 235,39 355,545 ,012 ,909 Item_55 234,84 348,555 ,303 ,906 Item_56 235,14 348,818 ,252 ,907 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148 Item_57 235,14 348,679 ,385 ,906 Item_58 235,45 350,300 ,190 ,907 Item_59 234,84 347,067 ,390 ,906 Item_60 234,66 345,067 ,560 ,905 Item_61 234,64 345,679 ,448 ,905 Item_62 235,11 346,150 ,326 ,906 Item_63 235,07 348,018 ,300 ,906 Item_64 235,16 347,718 ,303 ,906 Item_65 234,61 342,243 ,639 ,904 Item_66 235,41 344,712 ,375 ,906 Item_67 235,00 347,349 ,376 ,906 Item_68 235,16 356,509 -,027 ,909 Item_69 235,25 345,169 ,362 ,906 Item_70 234,84 345,067 ,516 ,905 Item_71 235,45 342,626 ,398 ,906 Item_72 235,25 345,448 ,406 ,906 Item_73 234,59 347,224 ,434 ,906 Item_74 234,86 341,609 ,611 ,904 Item_75 235,16 352,323 ,122 ,908 Item_76 234,77 345,529 ,369 ,906 Item_77 235,07 342,298 ,525 ,905 Item_78 234,73 347,970 ,320 ,906 Item_79 235,05 340,649 ,548 ,904 Item_80 235,50 346,256 ,349 ,906 3. Hasil seleksi item skala passion Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted Item_3 169,50 287,140 ,313 ,929 Item_6 169,43 284,763 ,449 ,928 Item_8 169,77 284,226 ,486 ,928 Item_11 169,68 286,920 ,272 ,930 Item_12 169,77 285,063 ,385 ,929 Item_13 169,98 288,116 ,282 ,929 Item_14 170,14 282,260 ,408 ,929 Item_16 169,64 284,934 ,289 ,930 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149 Item_17 169,70 288,678 ,269 ,929 Item_20 169,86 285,004 ,330 ,929 Item_22 169,82 279,920 ,591 ,927 Item_24 170,25 282,517 ,522 ,928 Item_25 169,27 286,436 ,385 ,929 Item_26 169,70 284,353 ,369 ,929 Item_27 169,39 280,429 ,556 ,928 Item_28 169,61 284,196 ,436 ,928 Item_29 169,80 279,004 ,518 ,928 Item_30 169,93 283,507 ,386 ,929 Item_32 169,80 285,236 ,365 ,929 Item_33 169,77 282,738 ,403 ,929 Item_34 169,82 287,780 ,258 ,930 Item_36 169,84 286,695 ,319 ,929 Item_38 169,82 281,036 ,490 ,928 Item_39 169,59 284,666 ,433 ,928 Item_41 169,64 285,446 ,360 ,929 Item_42 169,91 281,433 ,597 ,927 Item_43 169,73 286,994 ,298 ,929 Item_44 169,80 282,585 ,595 ,928 Item_45 169,52 285,046 ,423 ,929 Item_46 169,61 278,103 ,688 ,927 Item_47 169,84 285,346 ,410 ,929 Item_48 169,95 286,370 ,332 ,929 Item_50 169,75 282,610 ,554 ,928 Item_51 169,70 284,678 ,491 ,928 Item_52 170,09 285,433 ,322 ,929 Item_53 169,75 287,959 ,280 ,929 Item_57 169,95 285,858 ,450 ,928 Item_58 170,27 284,529 ,341 ,929 Item_59 169,66 284,369 ,446 ,928 Item_60 169,48 283,232 ,586 ,928 Item_61 169,45 284,207 ,449 ,928 Item_62 169,93 285,925 ,277 ,930 Item_63 169,89 285,359 ,342 ,929 Item_64 169,98 284,860 ,353 ,929 Item_65 169,43 280,437 ,675 ,927 Item_66 170,23 282,273 ,415 ,929 Item_69 170,07 286,112 ,271 ,930 Item_70 169,66 283,067 ,548 ,928 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150 Item_71 170,27 281,598 ,392 ,929 Item_72 170,07 282,344 ,479 ,928 Item_73 169,41 286,573 ,382 ,929 Item_74 169,68 280,734 ,601 ,927 Item_76 169,59 282,712 ,425 ,929 Item_77 169,89 278,847 ,626 ,927 Item_78 169,55 284,486 ,402 ,929 Item_79 169,86 277,097 ,653 ,927 Item_80 170,32 286,222 ,288 ,930 4. Reliabilitas skala setelah uji coba Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total Reliability Statistics % 44 100,0 0 ,0 44 100,0 Cronbach's Alpha N of Items ,930 57 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. 5. Reliabilitas daya tarik fisik Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total Reliability Statistics % 44 100,0 0 ,0 44 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Cronbach's Alpha N of Items ,741 16 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151 Reliabilitas daya tarik seksual Case Processing Summary Reliability Statistics N Cases Valid Excludeda Total % 44 100,0 0 ,0 44 100,0 Cronbach's Alpha N of Items ,711 16 Reliabilitas perilaku seksual Reliability Statistics Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total Cronbach's % 44 100,0 0 ,0 44 100,0 Alpha N of Items ,717 16 Reliabilitas komunikasi seksual Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total % Reliability Statistics 44 100,0 0 ,0 44 100,0 Cronbach's Alpha N of Items ,710 16 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliabilitas ekstaversi Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total Reliability Statistics % Cronbach's 44 100,0 0 ,0 44 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Alpha N of Items ,811 16 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152 E. Data Demografik 1. Jenis kelamin Statistics jenis_kelamin N Valid 124 Missing 0 jenis_kelamin Frequency Valid Percent Cumulative Percent Valid Percent laki-laki 60 48,4 48,4 48,4 perempuan 64 51,6 51,6 100,0 124 100,0 100,0 Total 2. Usia Statistics usia N Valid Missing 124 0 Usia Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent 20-25 tahun 14 11,3 11,3 11,3 26-30 tahun 39 31,5 31,5 42,7 31-35 tahun 37 29,8 29,8 72,6 36-40 tahun 34 27,4 27,4 100,0 124 100,0 100,0 Total 3. Pendidikan terakhir Statistics pendidikan_terakhir N Valid Missing 124 0 pendidikan_terakhir Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent SD 25 20,2 20,2 20,2 SMP 17 13,7 13,7 33,9 SMA/STM/AMK 30 24,2 24,2 58,1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153 D I/DII/DIII 8 6,5 6,5 64,5 S1/S2/S3 44 35,5 35,5 100,0 124 100,0 100,0 Total 4. Pekerjaan Statistics pekerjaan N Valid 124 Missing 0 pekerjaan Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent Petani 6 4,8 4,8 4,8 Buruh 7 5,6 5,6 10,5 Pedagang 7 5,6 5,6 16,1 Wiraswasta 28 22,6 22,6 38,7 Karyawan Swasta 38 30,6 30,6 69,4 PNS 17 13,7 13,7 83,1 Ibu Rumah Tangga 17 13,7 13,7 96,8 Mahasiswa/mahasiswi 1 ,8 ,8 97,6 Dosen 3 2,4 2,4 100,0 124 100,0 100,0 Total 5. Usia pernikahan Statistics usia_pernikahan N Valid Missing 124 0 usia_pernikahan Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent 1-5 tahun 52 41,9 41,9 41,9 6-10 tahun 37 29,8 29,8 71,8 11-15 tahun 28 22,6 22,6 94,4 15-20 tahun 5 4,0 4,0 98,4 lebih dari 20 tahun 2 1,6 1,6 100,0 124 100,0 100,0 Total PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154 6. Alasan menjalani pernikahan jarak jauh Statistics alasan_menjalani_pernikahan_jarak_jauh N Valid 124 Missing 0 alasan_menjalani_pernikahan_jarak_jauh Frequency Valid pekerjaan Percent Valid Percent Cumulative Percent 109 87,9 87,9 87,9 studi atau kuliah 4 3,2 3,2 91,1 keamanan 4 3,2 3,2 94,4 etika 2 1,6 1,6 96,0 gaya hidup 3 2,4 2,4 98,4 lain-lain (orang tua melarang, tidak ada tempat tinggal bersama pasangan ) 2 1,6 1,6 100,0 124 100,0 100,0 Total 7. Intensitas bertemu dengan pasangan Statistics Intensitas_bertemu_pasangan N Valid Missing 124 0 Intensitas_bertemu_pasangan Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent satu minggu sekali 36 29,0 29,0 29,0 dua minggu sekali 19 15,3 15,3 44,4 satu bulan sekali 31 25,0 25,0 69,4 dua bulan sekali 6 4,8 4,8 74,2 tiga bulan sekali 22 17,7 17,7 91,9 lima bulan sekali 1 ,8 ,8 92,7 enam bulan sekali 2 1,6 1,6 94,4 lebih dari enam bulan sekali 7 5,6 5,6 100,0 124 100,0 100,0 Total PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155 8. Subjek tinggal dengan Statistics tinggal_bersama_dengan N Valid Missing 124 0 tinggal_bersama_dengan Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent sendiri 45 36,3 36,3 36,3 anak-anak 15 12,1 12,1 48,4 anak dan pembantu 3 2,4 2,4 50,8 orang tua 12 9,7 9,7 60,5 saudara lain 12 9,7 9,7 70,2 anak-anak dan orang tua 22 17,7 17,7 87,9 anak-anak dan saudara lain 2 1,6 1,6 89,5 orang tua dan saudara lain 1 ,8 ,8 90,3 12 9,7 9,7 100,0 124 100,0 100,0 lain lain (teman, atasan) Total 9. Pasangan subjek tinggal dengan Statistics pasangan_tinggal_dengan N Valid Missing 124 0 pasangan_tinggal_dengan Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent Sendiri 45 36,3 36,3 36,3 anak-anak 11 8,9 8,9 45,2 anak-anak dan pembantu 3 2,4 2,4 47,6 orang tua 10 8,1 8,1 55,6 sasudara lain 10 8,1 8,1 63,7 anak-anak dan orang tua 22 17,7 17,7 81,5 anak-anak dan saudara lain 2 1,6 1,6 83,1 anak-anak, oran tua dan saudara lain 1 ,8 ,8 83,9 orang tua dan saudara lain lain lain (teman, atasan) Total 1 ,8 ,8 84,7 19 15,3 15,3 100,0 124 100,0 100,0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156 F. Deskripsi hasil penelitian Descriptive Statistics N Secure_attachment Preoccupied_attachment Dismissing_attachment Avoidant_fearfull_attachmen t Passion Valid N (listwise) Range Minimum Maximum Std. Deviation Mean 124 124 124 14 21 21 18 10 8 32 31 29 23,88 17,92 16,02 2,600 3,743 4,303 124 22 8 30 16,30 4,068 124 45 71 116 90,78 8,619 124 G. Uji asumsi regresi 1. Uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed) 124 ,0000000 6,63845765 ,072 ,035 -,072 ,072 ,185c a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. 2. Uji linearitas Case Processing Summary Cases Included N Passion * Secure_attachment Passion * Preoccupied_attachment Passion * Dismissing_attachment Passion * Avoidant_fearfull_attachment Percent Excluded N Total Percent N Percent 124 100,0% 0 0,0% 124 100,0% 124 100,0% 0 0,0% 124 100,0% 124 100,0% 0 0,0% 124 100,0% 124 100,0% 0 0,0% 124 100,0% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157 a. secure attachment ANOVA Table Sum of Squares Passion Between Groups * Secure_ attachm ent (Combined) 2302,006 Linearity F 164,429 2,622 ,003 1 1251,053 19,95 1 ,000 1,289 ,230 14 1251,053 Deviation from Linearity Mean Square df 1050,953 13 80,843 Within Groups 6835,115 109 62,707 Total 9137,121 123 Sig. b. Preoccupied attachment ANOVA Table Sum of Squares Passion * Between Groups Preoccupie d_attachme nt (Combined) Mean Square df Sig. 19 192,289 3,647 ,000 2018,860 1 38,28 2018,860 9 ,000 1634,627 18 90,813 1,722 ,047 Within Groups 5483,633 104 Total 9137,121 123 Linearity Deviation from Linearity 3653,488 F 52,727 c. Dismissing attachment ANOVA Table Sum of Squares Passio Between Groups n* Dismis sing_at tachme Within Groups nt Total Mean Square df F Sig. (Combined) 5255,362 17 309,139 8,442 ,000 Linearity 2941,511 1 2941,511 80,324 ,000 Deviation from Linearity 2313,851 16 144,616 3,949 ,000 3881,759 106 36,620 9137,121 123 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158 d. avoidant fearfull attachment ANOVA Table Sum of Squares Passion * Between Groups Avoidant_fearfull _attachment Mean Square df (Combined) 4469,483 20 Linearity 2864,473 1 223,474 Deviation from Linearity 1605,010 19 84,474 Within Groups 4667,638 103 45,317 Total 9137,121 123 F Sig. 4,931 ,000 2864,473 63,210 ,000 1,864 ,025 3. Uji multikolinieritas Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) B Std. Error 94,41 6 7,484 ,719 ,251 Preoccupied_attachment -,282 Dismissing_attachment -,579 Avoidant_fearfull_attachment -,397 Secure_attachment Standardize d Coefficients Beta Collinearity Statistics t Sig. Tolerance 12,616 ,000 ,217 2,864 ,005 ,870 1,149 ,227 -,122 -1,241 ,217 ,513 1,949 ,246 -,289 -2,354 ,020 ,330 3,030 ,247 -,187 -1,608 ,111 ,367 2,725 a. Dependent Variable: Passion 4. Uji heteroskedastisitas Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Standardized Coefficients Std. Error B 3,839 4,655 ,140 ,156 Preoccupied_attachment -,295 Dismissing_attachment -,208 ,395 Secure_attachment Avoidant_fearfull_attachment a. Dependent Variable: RES2 VIF Beta t Sig. ,825 ,411 ,084 ,898 ,371 ,141 -,256 -2,089 ,139 ,153 -,207 -1,356 ,178 ,154 ,372 2,575 ,111 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159 5. Uji autokorelasi Model Summaryb Model R ,638a 1 Adjusted R Square R Square ,407 Std. Error of the Estimate ,387 Durbin-Watson 6,749 2,098 H. Uji hipotesis 1. Hasil analisis regresi linier Model Summaryb Model R ,638a 1 Adjusted R Square R Square ,407 Std. Error of the Estimate ,387 6,749 ANOVAa Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 3716,619 4 929,155 Residual 5420,502 119 45,550 Total 9137,121 123 F Sig. ,000b 20,398 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B 1(Constant) Secure_attachment Standardized Coefficients Std. Error 94,416 7,484 Beta t Sig. 12,616 ,000 ,719 ,251 ,217 2,864 ,005 Preoccupied_attachme nt -,282 ,227 -,122 -1,241 ,217 Dismissing_attachment -,579 ,246 -,289 -2,354 ,020 Avoidant_fearfull_attach ment -,397 ,247 -,187 -1,608 ,111 a. Dependent Variable: Passion Residuals Statisticsa Minimum Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual 75,91 -19,121 -2,706 -2,833 a. Dependent Variable: Passion Maximum 104,35 15,576 2,468 2,308 Mean 90,78 ,000 ,000 ,000 Std. Deviation 5,497 6,638 1,000 ,984 N 124 124 124 124