program studi psikologi fakultas psikologi

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ATTACHMENT SEBAGAI PREDIKTOR TINGKAT PASSION PADA
INDIVIDU DEWASA AWAL YANG MENJALANI PERNIKAHAN JARAK
JAUH
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Clarissa Felita Andriani
NIM : 119114181
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Rencana Tuhan selalu terbaik,
Dan lebih baik dari
Apa yang sudah kita rencanakan
If you cannot do great things,
Do small things in a great way
-Napoleon Hill-
You never know how
STRONG
You are..
Until being strong is the
ONLY choice you have
Dengan penuh rasa syukur dan bangga, aku persembahkan skripsi ini untuk
Tuhan Yesus Kristus,
Keluargaku tercinta, papa, mama, kakak, adik serta seluruh keluarga besarku,
Pacar, sahabat, teman dan orang-orang terdekatku..
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ATTACHMENT SEBAGAI PREDIKTOR TINGKAT PASSION PADA
INDIVIDU DEWASA AWAL YANG MENJALANI PERNIKAHAN JARAK
JAUH
Clarissa Felita Andriani
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah tingkat passion pada individu dewasa awal
yang menjalani pernikahan jarak jauh dapat diprediksi oleh secure attachment, preoccupied
attachment, dismissing attachment dan avoidant fearfull attachment. Variabel prediktor dalam
penelitian ini adalah empat jenis attachment yaitu, secure attachment, preoccupied attachment,
dismissing attachment dan avoidant fearfull attachment dan variabel kriteriumnya adalah passion.
Subjek dalam penelitian ini adalah individu dengan usia 20-40 tahun dan sedang menjalani
pernikahan jarak jauh. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 124 orang. Alat ukur yang
digunakan dalam penelitian ini adalah skala attachment dan skala passion yng dibuat sendiri oleh
peneliti. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan
Software Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 23.0 for Windows. Dari hasil analisis
didapatkan nilai R2 sebesar 0,407 atau 40,7 %, yang artinya sebanyak 40,7% variabel gaya
attachment berpengaruh terhadap tingkat passion. Selain itu, hasil analisis menunjukkan bahwa
secure attachment (t=2,864, p=0,005 ; p<0,05) dan dismissing attachment (t=-2,354, p=0,020 ;
p<0,05) mampu memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani
pernikahan jarak jauh, yang berarti hipotesis pertama dan ketiga diterima. Selain itu, hipotesis
kedua dan keempat yang menyatakan preoccupied attachment (t=-1,241, p=0,217 ; p>0,05) dan
avoidant fearfull attachment (t=-1,608, p=0,111 ; p>0,05) mampu memprediksi tingkat passion
pada individu yang menjalani pernikahan jarak jauh, ditolak.
Kata kunci : Kata kunci : attachment, passion, dewasa awal, pernikahan jarak jauh.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ATTACHMENT AS PREDICTOR OF PASSION LEVEL ON EARLY
ADULTHOOD INDIVIDUALS WHO HAVE LONG DISTANCE MARRIAGE
Clarissa Felita Andriani
ABSTRACT
This study aims to see whether the level of passion, of an individual early adulthood who
have long-distance marriage can be predicted by secure attachment, preoccupied attachment,
dismissing attachment and avoidant fearful attachment. The predictor variables in this study were
four different types of attachment namely secure attachment, preoccupied attachment, dismissing
attachment and avoidant fearful attachment, while the criterion variable was passion. The
predictor variables in this study were four different types of attachment namely secure attachment,
preoccupied attachment, dismissing attachment and avoidant fearful attachment while the
criterion variable was passion. The subject of this study were individuals within 20 to 40 years old
who were having long distance marriage. The total subject of the study were 124 participants. The
measuring instrument that used in this study was attachment scale and scale of passion, made by
the researcher. The Data analysis used in this research was a multiple regression analysis with the
software Statistical Package for Social Sciences (SPSS) version 23.0 for Windows. As the results
of the analysis obtained 0,407 or 40,7%, which means as many as 40,7% the attachment style
influence the level of passion. The analysis showed that secure attachment (t = 2.864, p = 0.005; p
<0.05) and dismissing attachment (t = -2.354, p = 0.020; p <0.05) were able to predict the level
of passion in early adulthood individuals who were undergoing long distance marriage, which
means the first and third hypothesis was accepted. In addition, the second and fourth hypothesis
which stated preoccupied attachment (t = -1.241, p = 0.217; p> 0.05) and avoidant attachment
fearful (t = -1.608, p = 0.111; p> 0.05) were able to predict the level passion in individuals who
undergo long-distance marriage, was rejected.
Keywords : attachment, passion, early adulthood, long distance marriage.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi dengan judul “Attachment Sebagai Prediktor Tingkat Passion
Pada Individu Dewasa Awal Yang Menjalani Pernikahan Jarak Jauh” dapat
diselesaikan dengan baik. Hal ini juga tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1.
Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si, selaku Kaprodi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3. Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi, Psi. selaku dosen pembimbing akademik
yang memberikan arahan dan bimbingan selama masa studi dengan penuh
kesabaran. Semoga ilmu yang Ibu berikan dapat saya jadikan bekal untuk
masa depan.
4.
Ibu Debri Pristinella, S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan arahan, bimbingan, kritik dan saran dalam penulisan skripsi
ini dengan penuh kesabaran.
5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
yang telah memberikan banyak pengalaman, pelajaran dan pengetahuan
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
selama masa studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
6.
Seluruh staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
telah banyak membantu melancarkan proses pembelajaran selama masa studi
di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Seluruh responden yang bersedia membantu saya dalam pengisian kuisioner.
Terima kasih atas bantuan dan kerja samanya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
8. Kedua Orang tuaku, Yustinus Widodo Soemarsono dan Veronica Rina
Hartati. Terimakasih atas kasih sayang, nasehat, kesabaran, serta doa dan
dukungan yang telah diberikan..
9. Kakak-kakakku, Alvita Wina Kartika dan Brian Fernaldi Anggadha serta
adikku yang besar, Davin Aditya Wicaksono. Terimakasih atas doa dan
dukungan yang diberikan.
10. Teman, sahabat, saudara dan pacar terbaik, Yudhianto Tobias Paramartha
yang selalu menemaniku saat suka dan duka. Terima kasih atas dukungan,
canda dan tawa yang diberikan dan terima kasih sudah menjadi pendengar
yang baik saat aku berkeluh kesah. Semoga hubungan kita selalu diberkati
oleh Tuhan.
11. Sahabat-sahabat terbaik, teman-teman Psikologi 2011. Terima kasih untuk
suka duka yang kita rasakan bersama,
canda dan tawa serta perjuangan
bersama kita selama berdinamika di Fakultas Psikologi.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12. Sahabat-sahabat terbaikku sejak SMA. Terima kasih untuk semangat yang
diberikan terus-menerus untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga
persahabatan kita selalu diberkati.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 16 Mei 2016
Penulis
Clarissa Felita Andriani
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................... vi
ABSTRACT ...............................................................................................................vii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................................viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 12
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 12
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 12
BAB II
LANDASAN TEORI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Attachment ............................................................................................................ 14
1. Definisi attachment ........................................................................................ 14
2. Aspek attachment ........................................................................................... 16
3. Proses pembentukkan attachment .................................................................. 17
4. Faktor dan kondisi pembentuk attachment .................................................... 20
5. Jenis-jenis attachment .................................................................................... 21
B. Passion ................................................................................................................. 27
1. Definisi passion ............................................................................................. 27
2. Faktor yang mempengaruhi passion .............................................................. 27
3. Aspek passion ................................................................................................ 30
C. Dewasa awal ......................................................................................................... 34
1. Definisi masa dewasa awal ............................................................................ 34
2. Tugas perkembangan masa dewasa awal ....................................................... 35
3. Perkembangan psikososial masa dewasa awal ............................................... 37
D. Pernikahan ............................................................................................................ 38
1. Definisi pernikahan ........................................................................................ 38
2. Definisi pernikahan jarak jauh ....................................................................... 40
3. Strategi dalam menjaga pernikahan jarak jauh .............................................. 42
4. Pernikahan jarak jauh pada masa dewasa awal .............................................. 45
E. Dinamika prediksi gaya attachment bagi tingkat passion pada individu dewasa
awal yang menjalani pernikahan jarak jauh ......................................................... 46
F. Bagan prediksi gaya attachment bagi tingkat passion pada individu dewasa
awal yang menjalani pernikahan jarak jauh ......................................................... 54
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Hipotesis ............................................................................................................... 58
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian ..................................................................................................... 59
B. Variabel penelitian ................................................................................................ 59
C. Definisi operasional variabel penelitian ............................................................... 59
1. Gaya attachment ............................................................................................... 59
2. Passion ............................................................................................................. 60
D. Metode dan alat pengumpulan data ...................................................................... 61
1. Metode pengumpulan data ............................................................................... 61
2. Instrumen penelitian ......................................................................................... 62
E. Subjek penelitian .................................................................................................. 65
F. Validitas dan reliabilitas alat pengumpulan data ................................................... 66
1. Validitas............................................................................................................. 66
2. Reliabilitas ........................................................................................................ 67
G. Uji coba alat ukur ................................................................................................. 69
1. Subjek ............................................................................................................ 69
2. Pelaksanaan uji coba ...................................................................................... 69
3. Seleksi item ..................................................................................................... 70
H. Teknik analisis data .............................................................................................. 74
1. Uji asumsi ....................................................................................................... 74
a. Uji normalitas ............................................................................................ 74
b. Uji linearitas .............................................................................................. 74
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Uji asumsi regresi ...................................................................................... 75
2. Uji hipotesis ................................................................................................... 76
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Subjek penelitian .................................................................................................. 77
B. Pelaksanaan penelitian .......................................................................................... 77
C. Deskripsi subjek ................................................................................................... 78
D. Deskripsi hasil penelitian ..................................................................................... 83
E. Analisis data .......................................................................................................... 85
1. Uji asumsi ......................................................................................................... 85
a. Uji normalitas ............................................................................................... 85
b. Uji linearitas ................................................................................................. 86
c. Uji multikolinieritas ..................................................................................... 87
d. Uji heteroskedastisitas ................................................................................. 88
e. Uji autokorelasi ............................................................................................ 89
2. Uji hipotesis ...................................................................................................... 89
F. Pembahasan .......................................................................................................... 93
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 104
B. Saran ..................................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 106
LAMPIRAN ............................................................................................................. 112
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Skor item-item favorable pada skala gaya attachment ............................... 62
Tabel 2. Skor item-tem unfavorable pada skala gaya attachment ............................ 62
Tabel 3. Blueprint skala gaya attachment sebelum seleksi item ............................... 63
Tabel 4. Skor item-item favorable pada skala passion ............................................. 64
Tabel 5. Skor item-item unfavorable pada skala passion ......................................... 64
Tabel 6. Bluprint skala passion sebelum seleksi item .............................................. 64
Tabel 7. Reliabilitas skala gaya attachment sebelum uji coba .................................. 68
Tabel 8. Reliabilitas skala gaya attachment setelah uji coba .................................... 68
Tabel 9. Reliabilitas skala passion sebelum uji coba ................................................ 69
Tabel 10. Reliabilitas skala passion setelah uji coba ................................................ 69
Tabel 11. Blueprint skala gaya attachment setelah seleksi item ............................... 71
Tabel 12. Distribusi item skala penelitian gaya attachment ..................................... 72
Tabel 13. Blueprint skala passion setelah seleksi item ............................................ 73
Tabel 14. Distribusi item skala penelitian passion .................................................... 73
Tabel 15. Jenis kelamin subjek ................................................................................. 78
Tabel 16. Usia subjek ................................................................................................ 78
Tabel 17. Pendidikan terakhir ................................................................................... 79
Tabel 18. Pekerjaan ................................................................................................... 79
Tabel 19. Usia pernikahan ......................................................................................... 80
Tabel 20. Alasan menjalani pernikahan jarak jauh ................................................... 81
Tabel 21. Intensitas bertemu pasangan ..................................................................... 81
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 22. Subjek tinggal dengan ............................................................................... 82
Tabel 23. Pasangan subjek tinggal dengan ............................................................... 83
Tabel 24. Deskripsi data penelitian ........................................................................... 83
Tabel 25. Kategorisasi passion ................................................................................. 84
Tabel 26. Hasil uji normalitas residu ........................................................................ 85
Tabel 27. Hasil uji linearitas ..................................................................................... 86
Tabel 28. Hasil uji multikolinieritas .......................................................................... 87
Tabel 29. Hasil uji heteroskedastisitas ...................................................................... 88
Tabel 30. Hasil uji autokorelasi ................................................................................ 89
Tabel 31. Koefisien determinasi ............................................................................... 90
Tabel 32. Uji F .......................................................................................................... 90
Tabel 33. Hasil analisis regresi ................................................................................. 91
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Model attachment ................................................................................... 19
Gambar 2. Prediksi secure attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal
yang menjalani pernikahan jarak jauh .................................................... 52
Gambar 3. Prediksi preoccupied attachment bagi tingkat passion pada dewasa
awal yang menjalani pernikahan jarak jauh ........................................... 53
Gambar 4. Prediksi dismissing attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal
yang menjalani pernikahan jarak jauh .................................................... 54
Gambar 5. Prediksi avoidant fearfull attachment bagi tingkat passion pada dewasa
awal yang menjalani pernikahan jarak jauh ........................................... 55
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
A. Skala penelitian sebelum uji coba ........................................................................ 113
B. Skala penelitian .................................................................................................... 130
C. Reliabilitas skala attachment ................................................................................ 141
1. Reliabilitas skala attachment sebelum uji coba ............................................. 141
2. Hasil sebelum seleksi item skala attachment ................................................. 141
3. Hasil seleksi item skala attachment ............................................................... 143
4. Reliabilitas skala attachment setelah uji coba ................................................ 144
5. Reliabilitas skala attachment per jenis ............................................................ 145
D. Reliabilitas skala passion ..................................................................................... 146
1. Reliabilitas skala passion sebelum uji coba ..................................................... 146
2. Hasil sebelum seleksi item skala passion ......................................................... 146
3. Hasil seleksi item skala passion ....................................................................... 148
4. Reliabilitas skala passion setelah uji coba ....................................................... 150
5. Reliabilitas skala passion per aspek ................................................................. 150
E. Data demografik ................................................................................................... 152
F. Deskripsi hasil penelitian ...................................................................................... 156
G. Uji asumsi regresi .................................................................................................. 156
H. Uji hipotesis ......................................................................................................... 159
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas perkembangan pada masa dewasa awal adalah menjalin hubungan
intim dengan lawan jenis maupun sesama jenis, belajar hidup dengan suami
atau istri, mulai membentuk keluarga, mengasuh anak, menjalankan rumah
tangga, menemukan kelompok sosial, menerima tanggung jawab warga negara,
dan mulai bekerja (Monks, Knoers, & Haditono, 1996 ; Papalia dan Feldman,
2014). Salah satu tugas perkembangan pada masa dewasa awal adalah menjalin
hubungan intim dengan lawan jenis dalam ikatan pernikahan.
Pernikahan adalah hubungan timbal balik antar pasangan berdasarkan
emosi, kekeluargaan dan ketergantungan dalam hal seksual (Lemme, 1995).
Pada dasarnya, pernikahan dapat
memberikan keintiman, komitmen,
persahabatan, afeksi, pemuasan seksual dan kesempatan pertumbuhan
emosional serta sebagai sumber identitas dan harga diri (Gardiner, Kosmitzky
dan Myers, dalam Papalia, 2009). Undang-undang No. 1 tahun 1974, pasal 1
menyebutkan perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan
wanita sebagai pasangan suami istri untuk membentuk keluarga yang bahagia
dan kekal berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa. Pernikahan merupakan
ikatan yang dibangun untuk melegitimasi suatu relasi seksual (Ratus dkk,
2008). Dalam suatu perkawinan, masing-masing pasangan akan memperoleh
dukungan sosial, rasa nyaman, pemenuhan kebutuhan seksual serta
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
memiliki teman untuk bertukar pikiran (Ginanjar, 2009). Dalam kehidupan
nyata, setiap pasangan suami istri memiliki pola kehidupan yang berbeda satu
sama lain. Ada beberapa pasangan suami istri yang setelah menikah tetap
tinggal bersama dan ada pula pasangan suami istri yang harus tinggal terpisah
karena tuntutan pekerjaan atau studi (Dewi dan Basti, 2008). Hal tersebut
membuat mereka menjalani pernikahan jarak jauh.
Alasan individu menjalani pernikahan jarak jauh adalah studi, mengejar
karir, gaji yang lebih besar dan untuk kesetaraan wanita dalam dunia kerja
(Ferree dan Hochshild
dalam Forsyth dan Gramling, 1998). Selain itu,
pernikahan jarak jauh juga membuat jenjang sosial lebih cepat naik, karena
individu lebih memilih untuk bekerja di daerah dengan biaya hidup yang lebih
tinggi dan keluarga tinggal di daerah dengan biaya hidup yang lebih rendah.
Dewasa ini, banyak individu yang menjalani pernikahan jarak jauh yang
dikarenakan adanya tuntutan pekerjaan atau mengejar karier. Hal ini sesuai
peryataan Maines (dalam Margiani dan Iga, 2013) yang menyatakan bahwa
pernikahan jarak jauh merupakan pernikahan terpisah antara suami dan istri
yang didasari komitmen karena tuntutan karier dan pekerjaan. Seperti juga
pada pernikahan pada umumnya, suami dan istri memiliki kebutuhankebutuhan yang bisa dipenuhi oleh pasangannya masing-masing.
Menurut Harley dan Chalmers (Satidarma, 2001) menyebutkan bahwa ada
beberapa kebutuhan dalam pernikahan yaitu, kebutuhan akan pujian, kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kasih sayang, kebutuhan berkomunikasi, kebutuhan dukungan keluarga,
kebutuhan kebersamaan keluarga, dukungan keuangan, kejujuran dan
keterbukaan, penampilan fisik, kebersamaan dan kebutuhan seksual.
Pernikahan jarak jauh mengakibatkan tidak terpenuhinya beberapa
kebutuhan, salah satunya adalah kebutuhan seksual. Dalam pernikahan jarak
jauh, kebutuhan seksual tidak dapat terpenuhi setiap saat karena kondisi
terpisah dengan pasangan. Hal ini bertolak belakang dengan salah satu tujuan
pernikahan yaitu pemuasan kebutuhan seksual (Papalia, 2009). Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu individu yang menjalani
pernikahan jarak jauh dengan usia 28 tahun, ia mengatakan bahwa dirinya
bertemu dengan pasangannya 6 bulan sekali karena pasangannya menjadi TKI
di luar negeri. Intensitas yang cukup lama untuk bertemu membuat kebutuhan
seksual tidak dapat terpenuhi. Hal ini bertentangan dengan data rata-rata
frekuensi individu untuk melakukan hubungan seksual adalah 9 kali dalam
sebulan (Call dkk dalam Sprecher dan McKinney, 1993).
Pada wanita atau istri yang menjalani pernikahan jarak jauh, hidup
terpisah dengan suami merupakan tantangan yang cukup berat. Kelelahan fisik
akibat rutinitas untuk mengurus rumah tangga akan mengakibatkan kelelahan
psikologis yang berpengaruh dalam tingkah laku sehari-hari. Hal ini
berdampak pada perilaku agresif yang muncul saat mengasuh anak. Namun,
kemungkinan terjadinya perilaku agresif tersebut dapat diminimalisir karena
adanya dukungan sosial (Margiani dan Ekayati ,2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Pernikahan jarak jauh juga rentan mengalami perselingkuhan. Terdapat
kasus mengenai seorang wanita yang harus tinggal terpisah dengan suaminya
karena suami harus bekerja sebagai TKI di Malaysia. Suami sudah bekerja
selama 1 tahun 3 bulan di Malaysia. Selama ditinggal suami bekerja di
Malaysia, wanita tersebut melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang
diketahui tetangganya sendiri (www.tribunnews.com).
Perselingkuhan terjadi bila dua orang terlibat dalam hubungan seksual dan
emosional dan salah satu darinya sudah menikah atau menjalani komitmen
(Baswardono,2003).
Beberapa
ahli
membedakan
faktor
pendorong
perselingkuhan antara pria dan wanita. Faktor pendorong pria melakukan
perselingkuhan adalah suasana baru, pengalaman seks, percaya mengenai citra
kejantanannya, tidak mampu mengendalikan godaan dan jatuh cinta (Eriany,
2004). Sedangkan, faktor pendorong wanita melakukan perselingkuhan adalah
jatuh cinta, mencari keintiman hubungan dekat dan menginginkan seks yang
menyenangkan (Baswardono,2003 ).
Perselingkuhan memberikan dampak seperti, mengalami stress yang
mengakibatkan kecemasan dan kegelisahan sehingga menjadi sulit tidur, sering
terbangun di tengah malam dan lebih sensitif terhadap suara. Selain itu,
individu akan sulit berkonsentrasi dan kehilangan kepercayaan dalam
kemampuan berinteraksi sehingga akan menarik diri (Spring dan Spring,
2000).
Selain itu, perselingkuhan juga mengakibatkan prestasi kerja yang
menurun, sering timbul keributan dan pertengkaran pada pasangan (Eriany,
2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Data statistik menunjukkan bahwa frekuensi perceraian di Indonesia
memiliki angka yang cukup tinggi. Pada tahun 2011 kasus perceraian terjadi
sebanyak 258.119 kejadian, tahun 2012 sebanyak 372.577 kejadian dan tahun
2013 sebanyak 324.527 kejadian. Adanya perselingkuhan merupakan penyebab
kedua terbesar terjadinya perceraian setelah faktor ekonomi. Menurut Prof. Dr.
Dadang Hawari sebagai konsultan perkawinan, perceraian disebabkan karena
perselingkuhan. Di negara barat, sebanyak 75% suami pernah melakukan
selingkuh dan 25% istri juga pernah melakukan perselingkuhan. Di Indonesia
belum ada statistik yang pasti, namun dari kasus yang ditangani oleh Prof. Dr.
Dadang
Hawari
90%
kasus
retaknya
pernikahan
disebabkan
oleh
perselingkuhan suami dan 10% perselingkuhan istri (www.kompasiana.com).
Dari data tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan seks merupakan kebutuhan
yang sangat penting dalam hubungan pernikahan.
Seks atau seksual merupakan kata yang merujuk pada struktur anatomi
organ reproduksi dan kepuasan seksual. Dengan kata lain, seks merupakan hal
yang merujuk pada aktivitas fisik yang melibatkan organ seks untuk tujuan
reproduksi atau kesenangan, dengan contoh masturbasi, memeluk, mencium
dan hubungan intim. Seks juga berhubungan dengan perasaan, pengalaman dan
dorongan yang merangsang seperti fantasi dan pikiran seksual, dorongan
seksual atau perasaan tertarik secara seksual terhadap orang lain. Menurut
(Ratus dkk, 2008), human sexuality merujuk pada cara bagaimana individu
mengalami dan mengekspresikan dirinya sebagai makhluk seksual. Seksualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
merupakan salah satu komponen cinta pada pernikahan yang terdapat pada
teori Sternberg.
Pernikahan dibangun atas dasar cinta. Menurut teori segitiga cinta
(triangular subtheory of love), tiga elemen atau komponen dari cinta adalah
intimacy, passion dan commitment. Intimacy adalah perasaan emosi yang
mengandung kehangatan, kedekatan, kepercayaan, keterikatan dan keterbukaan
diri. Passion adalah daya tarik fisik dan seksual terhadap orang lain.
Commitment adalah elemen kognitif mengenai pembuatan keputusan tentang
mempertahankan relasi meskipun relasi tersebut menghadapi masalah serta
keputusan untuk mencintai dan tinggal dengan orang yang dicintai. Passion
atau gairah merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena
manusia merupakan makhluk seksual (Santrock, 2011).
Menurut Sternberg (1997), kebutuhan-kebutuhan yang ada di dalam
pernikahan seperti nurturance, succorance, kebutuhan akan afeksi, kebutuhan
untuk dominan, submission dan aktualisasi diri berkontribusi terhadap
munculnya pengalaman mengenai passion. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
berkaitan dengan kebahagiaan dalam pernikahan. Dalam pernikahan, jika
kebutuhan-kebutuhan
tersebut
dapat
terpenuhi
maka
akan
memiliki
kebahagiaan dalam pernikahan yang cukup tinggi (Blazer, 1963). Passion juga
merupakan dorongan yang dikarakteristikkan dengan physiological arousal
dan keinginan untuk bersama dengan individu lain (Baumeister & Bratslavsky,
1999). Physiological arousal adalah daya tarik fisik dan seksual, komunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
seksual, pemenuhan kebutuhan seksual dan fenomena lain yang berkaitan
dalam hubungan cinta atau relasi romantis (Sternberg, 1997).
Dalam hubungan cinta, kebutuhan seksual akan mendominasi dan penting
(Ratus dkk ,2008). Penelitian yang dilakukan oleh Cuber & Harof (dalam
Anindyadjati, Budiarto dan Monica, 2006) mengungkapkan bahwa situasi
perkawinan yang sering terjadi adalah pada awal perkawinan passion dan
keromantisan tinggi dan lama kelamaan keromantisan tersebut memudar.
Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang baru saja menikah akan lebih
menunjukkan kemesraan dengan bergandengan tangan atau berangkulan.
Dengan kata lain, passion merupakan elemen fisiologis yang menyebabkan
seseorang merasa ingin dekat secara fisik, menikmati atau merasakan sentuhan
fisik atau melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Passion
merupakan salah satu komponen cinta yang didalamnya mengandung unsur
emosi. Emosi dibentuk dari pengalaman pengalaman yang terjadi sepanjang
hidup, salah satunya dalam proses attachment.
Attachment merupakan ikatan emosional yang dibina antara anak dengan
ibu sejak masa bayi. Responsivitas, keberadaan, dan aksesbilitas figur
attachment akan mengembangkan internal working model atau working model
(Feeney dan Noller, 1996 ; Hazan dan Shaver, 1987). Internal working model
merupakan representasi mental yang meliputi pengetahuan mengenai relasi
dengan figur attachment, seperti penolakan dan penerimaan yang dimiliki
melalui hubungan sehari-hari dengan ibunya yang kemudian mempengaruhi
cara pandang terhadap diri dan lingkungan. Menurut Schmitt (2004), internal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
working model merupakan hal yang sangat penting karena titik permulaan dari
hubungan individu dengan individu lainnya. Apa yang dipelajari individu saat
proses attachment akan digeneralisasikan di kemudian hari, salah satunya
adalah relasi romantis pada saat ia dewasa.
Bartholowmew dan Horowitz (1991) menyebutnya internal working
memory sebagai representasi mental diri (model of self) dan representasi mental
akan orang lain (model of others). Representasi mental akan diri merupakan
pandangan individu terhadap dirinya sendiri yang menghasilkan gambaran
penilaian mengenai berharganya diri individu tersebut. Representasi mental
akan orang lain merupakan pandangan terhadap orang lain yang menghasilkan
gambaran penilaian mengenai seberapa orang lain dapat dipercaya dan dapat
memberikan dukungan dan perlindungan yang dibutuhkan.
Individu dengan secure attachment memiliki model of self dan model of
other positif. Individu dengan secure attachment memiliki harga diri yang
tinggi. Individu memiliki gambaran positif terhadap orang lain sehingga ia
mudah mencari kedekatan interpersonal dan merasa nyaman dalam hubungan
yang mereka jalin (Baron dan Byrne, 2005). Hubungan yang dijalani oleh
individu secure attachment cenderung lama, dengan komitmen dan
memuaskan. Selain itu, individu dengan secure attachment tidak mudah marah,
tidak ingin bermusuhan dengan orang lain dan mengharapkan hasil yang positif
dari konflik (Shaver, Brennan, Mikulincer, dalam Baron dan Byrne, 2005).
Individu dengan preoccupied attachment memiliki model of self yang
negatif dan model of other yang positif. Individu dengan preoccupied
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
attachment merasa nyaman dengan kedekatan namun terkadang individu
merasa orang-orang disekitar enggan menjalin hubungan dekat dengan dirinya
(Feeney dan Noller, 1996). Memburuknya suatu hubungan mendorong
terjadinya depresi karena individu memiliki kebutuhan untuk dicintai (Baron
dan Byrne, 2005).
Individu dengan dismissing attachment memiliki model of self
yang
positif dan model of other yang negatif. Individu dengan dismissing attachment
merupakan individu yang mandiri. Individu akan memilih untuk tidak
bergantung pada orang lain dan tidak membiarkan orang lain untuk bergantung
pada dirinya (Feeney dan Noller, 1996). Selain itu, individu juga merasa sangat
layak untuk berhubungan dekat dengan orang lain (Baron dan Byrne, 2005).
Individu dengan fearful attachment memiliki model of self yang negatif
dan model of other yang negatif. Individu dengan fearful attachment sangat
menginginkan menjalin hubungan intim dengan orang lain namun mereka
sangat sulit percaya terhadap orang lain dan bergantung pada orang lain.
Individu juga merasa khawatir jika dirinya akan tersakiti bila menjalin
hubungan intim dengan orang lain (Feeney dan Noller, 1996). Selain itu,
individu dengan fearful attachment memiliki harga diri yang rendah. Individu
tidak mengalami keintiman dan kesenangan dalam interaksi dengan pasangan
romantis yang mereka miliki (Tidwell, Reis, dan Shaver dalam Baron dan
Byrne 2005).
Hazan dan Shaver (1987) mengemukakan bahwa hubungan cinta yang
dibentuk oleh orang dewasa sangat berhubungan dengan interaksi yang terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
antara orang tua dan anak-anak. Pola attachment seorang anak dengan orang
tuanya memberikan penjelasan kepada anak mengenai arti sebuah hubungan.
Hubungan yang dibina sejak kecil dengan orang tuanya akan memberikan
pengaruh saat anak membangun hubungan dengan pasangannya di masa
dewasa. Survey yang dilakukan oleh Hazan dan Shaver (1987) mengenai
keterkaitan antara cinta dengan pola attachment, mendapatkan hasil pola
attachment pada masa kanak-kanak akan berjalan paralel dengan attachment
pada orang dewasa (adult attachment) terutama kelekatan pada hubungan cinta.
Hazan dan Shaver (1987) juga mengungkapkan bahwa bayi dengan
pengasuh utamanya dan pasangan suami istri dalam ikatan pernikahan
memiliki beberapa ciri yang sama, diantaranya keduanya akan merasa aman
ketika yang lain dekat dan responsif, dapat merasakan keintiman secara fisik
dan melakukan kegiatan bersama. Ikatan pernikahan yang dilakukan pada
pasangan suami istri akan mengandung tiga komponen cinta menurut Sternberg
yaitu intimacy, passion dan commitment. Beberapa peneliti melakukan studi
mengenai kaitan attachment dengan komponen cinta Sternberg.
Penelitian yang dilakukan oleh Vebrianingsih (2011), mengenai gaya
kelekatan sebagai prediktor tingkat keintiman dalam hubungan berpacaran
pada individu dewasa awal dengan subjek sebanyak 64 orang didapatkan hasil
bahwa gaya kelekatan aman mampu memprediksi tingkat keintiman dalam
hubungan berpacaran, sedangkan gaya kelekatan terokupasi, gaya kelekatan
takut menghindar dan gaya kelekatan menolak tidak mampu memprediksi
tingkat keintiman dalam berpacaran. Tidak hanya intimacy, penelitian juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kelekatan tidak aman dengan
komitmen.
Penelitian yang dilakukan oleh Permatasari (2014) mengenai hubungan
antara kelekatan tidak aman dan komitmen pada wanita dewasa awal yang
berpacaran di Yogyakarta dengan subjek sebanyak 203 orang mendapatkan
hasil bahwa ada hubungan antara kelekatan tidak aman dan komitmen pada
wanita dewasa awal yang berpacaran di Yogyakarta. Individu pada masa
dewasa mempunyai tugas perkembangan untuk menjalin hubungan romantis
melalui tahap berpacaran sebelum masuk ke dalam tahap pernikahan.
Penelitian yang dilakukan oleh Marasabessy (2012) mengenai perbedaan
cinta berdasarkan teori segitiga cinta Sternberg antara wanita dengan pria masa
dewasa awal dengan 60 subjek (30 pria dan 30 wanita) dihasilkan bahwa tidak
ada perbedaan intimacy secara signifikan antara pria dan wanita, dan ada
perbedaan passion dan commitment secara signifikan antara pria dan wanita
pada dewasa awal. Hasil penelitian ditemukan bahwa passion dan commitment
pada pria lebih tinggi dibandingkan pada wanita. Peneliti menyarankan untuk
menambahkan variabel yang berkaitan dengan cinta seperti pacaran jarak jauh.
Penelitian sebelumnya meneliti mengenai tingkat intimacy dan hubungan
komitmen dengan kelekatan pada hubungan berpacaran. Setelah individu
menjalani proses berpacaran, mereka akan melanjutkan ke jenjang pernikahan.
Melihat banyaknya dewasa awal yang sudah menikah dan mengambil
keputusan untuk menjalani pernikahan jarak jauh untuk mengejar karier,
peneliti ingin meneliti komponen passion dalam kehidupan pernikahan jarak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
jauh karena komponen pasiion tidak dapat dipenuhi setiap saat oleh pasangan.
Sejauh ini komponen passion belum banyak diteliti. Padahal terdapat
dampak tertentu bila passion sebagai salah satu komponen cinta diabaikan
seperti perselingkuhan. Disaat yang bersamaan, perselingkuan juga rentan
dialami oleh pasangan yang menjalani pernikahan jarak jauh. Berdasarkan halhal tersebut maka peneliti ingin mengetahui attachment sebagai prediktor
tingkat passion pada dewasa awal yang menikah dan manjalani pernikahan
jarak jauh.
B. Rumusan Masalah
Apakah
secure
attachment,
preoccupied
attachment,
dismissing
attachment dan avoidant fearfull attachment dapat menjadi prediktor bagi
tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat passion pada dewasa awal
yang menjalani pernikahan jarak jauh berdasarkan secure attachment,
preoccupied
attachment,
dismissing
attachment
dan
avoidant
fearfull
attachment.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan di
bidang Pskologi Sosial dan Psikologi Perkembangan, khususnya mengenai
attachment dan passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak
jauh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Manfaat Praktis
a. Bagi subyek yang menjalani pernikahan jarak jauh
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah subyek mengetahui gaya
attachment
yang
dapat
mendukung
peningkatan
passion
dalam
menjalankan pernikahan jarak jauh.
b. Bagi yang akan menjalani pernikahan jarak jauh
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan evaluasi
bagi individu yang menjalani pernikahan jarak jauh sehingga mereka dapat
memahami gaya attachment yang mereka miliki dan dapat menjaga
hubungan pernikahan jarak jauh dengan pasangan, dengan melihat tingkat
passion yang mereka miliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
DASAR TEORI
A. Attachment
1. Definisi attachment
Attachment mengacu pada relasi antara dua orang yang memiliki
perasaan kuat satu sama lain dan melakukan banyak hal unttuk
mempertahankan relasinya. Dalam bahasa psikologi perkembangan,
attachment adalah adanya relasi antara figur sosial dengan dengan fenomena
yang dianggap mencerminkan karakteristik yang baik. Dalam psikologi
perkembangan, figur sosial yang dimaksud adalah bayi dengan seseorang
atau pengasuhnya dan fenomenanya adalah ikatan yang terjalin diantara
mereka (Bowlby dalam Santrock 1995). Attachment atau kelekatan
merupakan ikatan emosional yang kuat antara bayi dengan pengasuhnya.
Responsifitas, kepedulian dan keberadaan figur attachment merupakan
gagasan yang membentuk internal working model. Internal working model
adalah representasi mental yang meliputi pengetahuan mengenai relasi
dengan figur attachment, seperti penolakan dan penerimaan yang dimiliki
melalui hubungan sehari-hari dengan ibunya yang kemudian mempengaruhi
cara pandang terhadap diri (self) dan figur attachment (other) (Feeney dan
Noller, 1996).
Menurut Papalia dan Feldman (2014), attachment adalah timbal
balik, ikatan emosional yang bertahan antara infant dengan pengasuhnya
dan pada kualitas hubungan yang dijalin.Attachment terbentuk dari relasi
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dengan individu dengan mengutamakan responsifitas dan kepedulian dari
figur attachment (Kail dan Cavanaugh, 2010).
Bowlby (1991) menjelaskan bahwa attachment merupakan suatu
proses yang akan dijalani oleh setiap individu sejak lahir sampai meninggal.
Bowlby juga menjelaskan bahwa attachment dapat berkembang selama
masa dewasa. Ikatan emosional antara anak dan pengasuhnya memiliki
ikatan emosional yang sama pada individu dewasa yang menjalin hubungan
romantis (Hazan dan Shaver, 1987). Hal ini diperkuat dengan penelitian
yang dilakukan Crowell dkk. (2002) bahwa attachment yang dibentuk pada
masa anak-anak akan stabil pada individu dewasa yang sudah menikah.
Hubungan romantis pada masa dewasa awal merupakan proses attachment
atau proses dekat dengan orang lain. Setiap individu memiliki proses yang
berbeda-beda karena setiap individu memiliki sejarah pembentukan
attachment yang bervariasi.
Menurut
Hazan
dan
Shaver
(Anindyadjati
dkk,
2006)
mengungkapkan bahwa anak dan pengasuh memiliki ciri-ciri yang sama
dengan pasangan suami istri. Ciri-ciri tersebut antara lain keduanya merasa
aman ketika yang lain dekat dan responsif dan merasa tidak aman jika
pasangan/pengasuh tidak responsif, keduanya dapat merasakan keintiman
secara fisik dan keduanya melakukan kegiatan bersama.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa attachment pada dewasa awal adalah relasi antara dua orang yang
memiliki ikatan emosional atau perasaan kuat satu sama lain dan melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
banyak hal unttuk mempertahankan dan menjaga kualitas relasinya dalam
hubungan romantis merasakan keintiman secara fisik dan keduanya
melakukan kegiatan bersama. Relasi yang dijalin akan membentuk skema
kognitif yang mempengaruhi cara pandang terhadap diri dan orang lain.
2. Aspek attachment
Menurut Armsden dan Greenberg (1987), terdapat 3 aspek dalam
membentuk attachment. 3 aspek tersebut adalah :
a. Komunikasi
Komunikasi yang dijalin antara individu dengan figur attachment
akan membentuk ikatan emosional yang kuat antara individu dengan figur
attachment (Barrocas, 2012). Individu yang memiliki tingkat komunikasi
yang tinggi pada saat bayi dengan figur attachment menganggap bahwa
komunikasi komponen yang penting untuk mengkomunikasikan kebutuhan
dan tujuannya dalam menjalin hubungan intim (Feeney dan Noller, 1996)
b. Kepercayaan
Kepercayaan dibangun oleh individu melalui hubungan yang
dijalin dengan figur attachment melalui proses belajar bahwa figur
attachment secara kosisten selalu ada dan responsif dalam memenuhi
kebutuhan mereka (Barrocas, 2012). Kepercayaan dapat didefinisikan
sebagai perasaan yang aman dan keyakinan bahwa orang lain akan
memenuhi kebutuhan. Kepercayaan merupakan hasil dari relasi yang sangat
kuat dengan pasangan. Relasi yang dimaksud adalah relasi yang dijalin oleh
individu dengan pasangannya dan mereka dapat mempercayai satu sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
lain (Collins dan Repinsky dalam Barrocas 2012). Kualitas dalam suatu
hubungan dapat dicirikan dengan adanya keterbukaan dan saling percaya
(Noller dalam Barrocas 2012).
c. Alienasi
Alienasi adalah rasa terasing, penghindaran dan penolakan dari
figur attachment. Perasaan ini akan muncul ketika figur attachment tidak
ada saat individu membutuhkan (Barrocas, 2012).
Pengalaman alienasi
membuat individu tidak mampu mengkomunikasikan kebutuhan dan tujuan
dalam menjalani hubungan intim. Setiap jenis attachment memiliki tingkat
alienasi yang berbeda, pada secure attachment tingkat alienasi tergolong
rendah karena figur attachment yang responsif dan tepat dalam memberikan
kebutuhan. Pada preoccupied attachment, dismissing attachment dan
avoidant fearfull attachment tingkat alienasi cukup tinggi karena sifat figur
attachment yang tidak konsisten dan tidak tepat dalam pemenuhan
kebutuhan serta tidak responsif dan sifat penolakan dari figur attachment.
3. Proses pembentukan attachment
Menurut Papalia dan Feldman (2014), attachment adalah timbal balik,
ikatan emosional yang bertahan antara infant dengan pengasuhnya dan mereka
saling berkontribusi pada kualitas hubungan yang dijalin. Attachment terbentuk
dari relasi dengan individu dengan mengutamakan responsifitas dan kepedulian
figur attachment (Kail dan Cavanaugh, 2010). Selain itu, keberadaan figur
attachment juga sangat diperlukan dalam pembentukan attachment. Jika orang
tua atau figur attachment suportif dan kooperatif dalam interaksi dengan anak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
anak akan mengembangkan internal working memory dan relasi yang positif
serta dapat mengeksplorasi lingkungan dengan percaya diri (Feeney dan
Noller, 1996). Responsifitas, kepedulian dan keberadaan figur attachment
merupakan gagasan yang membentuk internal working model. Internal
working model adalah representasi mental yang meliputi pengetahuan
mengenai relasi dengan figur attachment, seperti penolakan dan penerimaan
yang dimiliki melalui hubungan sehari-hari dengan ibunya yang kemudian
mempengaruhi cara pandang terhadap diri (self) dan figur attachment (other)
(Feeney
dan
Noller,
1996).
Bartholowmew
dan
Horowitz
(1991)
mengembangkan internal working memory sebagai representasi mental diri
(model of self) dan representasi mental akan orang lain (model of others) pada
attachment di masa dewasa awal. Representasi mental akan diri merupakan
pandangan individu terhadap dirinya sendiri yang menghasilkan gambarn
penilaian mengenai berharganya diri individu tersebut. Representasi mental
akan orang lain merupakan pandangan terhadap orang lain yang menghasilkan
gambaran penilaian mengenai seberapa orang lain dapat dipercaya dan dapat
memberikan dukungan dan perlindungan yang dibutuhkan.
Bartholomew (dalam Feeney dan Noller, 1996) mengemukakan bahwa
model of self dan model of others dapat dikombinasikan untuk memberikan
definisi pada empat gaya attachment pada individu dewasa. Oleh sebab itu,
empat gaya attachment pada individu dewasa didasari oleh dua dimensi yaitu
obyek dari mental models (self dan other) dan perasaan tentang obyek tersebut
(positif dan negatif). Representasi mental diri yang positif mengharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
individu agar diterima sehingga mampu menjalin relasi, sedangkan representasi
mental diri yang negatif mengharapkan bahwa orang lain akan merespon
dirinya secara negatif seperti tidak diterima sehingga cukup sulit menjalin
relasi. Representasi mental akan orang lain yang positif mengakibatkan
harapan yang positif kepada orang lain, misalnya kepercayaan. Representasi
mental akan orang lain yang negatif mengakibatkan harapan yang negatif
kepada orang lain, misalnya ketidakpercayaan (Bartholomew dan Horowitz,
1991).
Individu dengan secure attachment memiliki model of self dan model of
other positif. Individu dengan preoccupied attachment memiliki model of self
yang negatif dan model of other yang positif. Individu dengan dismissing
attachment memiliki model of self
yang positif dan model of other yang
negatif. Individu dengan fearful attachment memiliki model of self
yang
negatif dan model of other yang negatif (Bartholomew dan Horowitz, 1991).
Berikut merupakan tabel adult attachment :
Model of self
Positif
Positif
Negatif
Secure attachment
Preoccupied attachment
Dismissing attachment
Avoidant fearfull attachment
Model of other
Negatif
Gambar 1. Model attachment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
4. Faktor dan kondisi pembentuk attachment
Menurut Papalia, dkk (2009) terdapat dua faktor yang mempengaruhi
pembentukan attachment. Faktor-faktor tersebut adalah
a. Sesitivitas figur
Sensivitas figur dapat diartikan sebagai kepekaan figur kelekatan terhadap
kebutuhan-kebutuhan individu. Selain itu, sensitivitas figur dapat diartikan
pula sebagai sejauh mana figur kelekatan mengetahui kebutuhan-kebutuhan
individu.
b. Responsivitas figur
Responsitivitas figur dapat diartikan sebagai cara figur kelekatan dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu. Dalam hal ini, sangat diperlukan
responsivitas figur kelekatan. Respon figur kelekatan diharapkan mampu
merespon indvidu sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan.
Pikunas (dalam Ervika, 2005) menyatakan bahwa gaya kelekatan
dapat dibentuk dalam beberapa kondisi. Kondisi yang membentuk kelekatan
adalah
a. Pengasuh individu
Kelekatan akan timbul jika adanya interaksi antara individu dengan
orang dewasa sebagai figur lekat. Interaksi yang terjadi antara individu
dengan orang dewasa harus bersifat intensif. Dalam penelitian ini,
interaksi berlangsung antara individu dengan pasangannya. Menurut
Hazan dan Shaver ( dalam Anindyadjati dkk, 2006) mengungkapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
bahwa anak dan pengasuh memiliki ciri-ciri yang sama dengan pasangan
suami istri. Ciri-ciri tersebut antara lain keduanya merasa aman ketika
yang lain dekat dan responsif dan merasa tidak aman jika
pasangan/pengasuh tidak responsif,
keduanya dapat merasakan
keintiman secara fisik dan keduanya melakukan kegiatan bersama.
b. Komposisi keluarga
Individu memiliki kemungkinan untuk memilih anggota keluarga
atau orang-orang terdekatnya untuk dijadikan figur kelekatan. Figur
kelekatan yang akan dipilih adalah individu yang mampu responsif
terhadap kebutuhan-kebutuhannya. Dalam penelitian ini, figur kelekatan
yang utama adalah pasangan hidup. Namun tidak menutup kemungkinan
pula figur kelekatannya adalah orang lain. Menurut Baldwin dan Holmes
(dalam Calhoun dan Acocella, 1995) yang dimaksud orang lain adalah
orang tua, teman sebaya, saudara, dan masyarakat.
5. Jenis-jenis attachment
Bartholomew (dalam Feeney dan Noller, 1996) mengemukakan bahwa
model of self dan model of others dapat dikombinasikan untuk memberikan
definisi pada empat gaya attachment pada individu dewasa. Oleh sebab itu,
empat gaya attachment pada individu dewasa didasari oleh dua dimensi yaitu
obyek dari mental models (self dan other) dan perasaan tentang obyek tersebut
(positif dan negatif). Berikut macam-macam gaya attachment yang diuraikan
oleh Bartholomew dan Horowitz (1991), yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
a. Secure attachment (gaya kelekatan aman)
Individu dengan secure attachment memiliki model of self dan
model of other positif. Individu dengan secure attachment memiliki harga
diri yang tinggi. Individu memiliki gambaran positif terhadap orang lain
sehingga ia mudah mencari kedekatan interpersonal dan merasa nyaman
dalam hubungan yang mereka jalin (Baron dan Byrne, 2005). Hubungan
yang dijalani oleh individu secure attachment cenderung lama, dengan
komitmen dan memuaskan (Shaver dan Brennan dalam Baron dan Byrne,
2005). Menurut Mikulincer (dalam Baron dan Byrne, 2005), individu
dengan secure attachment tidak mudah marah, tidak ingin bermusuhan
dengan orang lain dan mengharapkan hasil yang positif dari konflik.
Individu dengan secure attachment tidak mudah bergantung dan tidak ingin
menghindar. Selain itu, individu juga memiliki sikap kelayakan diri dan
harapan bahwa orang lain dapat menerima dan responsif (Bartholomew dan
Horowitz, 1991).
Dalam hal seksualitas, Hazan et. al (1994)
dalam Shaver dan
Schachner (2004) menyatakan bahwa individu dengan secure attachment
terbuka terhadap pengalaman seksual dan menikmati berbagai aktivitas
seksual. Individu juga menikmati kontak fisik dengan pasangannya. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Bogaert dan Sadava (2002) didapatkan hasil
bahwa individu dengan secure attachment memiliki daya tarik fisik yang
tinggi. Selain itu, individu dengan secure attachment cenderung melakukan
hubungan seksual hanya dengan pasangannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Dalam menjalin hubungan interpersonal, individu dengan secure
attachment akan mudah untuk dekat dengan orang lain. Selain itu, individu
juga tidak khawatir jika orang lain dekat dengan mereka dan ketika orang
lain meninggalkan mereka (Shaver, Hazan, and Bradshaw dalam Weber dan
Harvey, 1994). Oleh karena itu, individu dengan secure attachment akan
mudah untuk menjalin komunikasi dengan orang lain, begitu juga dengan
pasangannya. Berkaitan dengan komunikasi seksual, individu dengan secure
attachment mampu menyampaikan mengenai apa yang disukai, tidak
disukai dan keinginan dalam hal seksualitas dengan pasangannya.
b. Preoccupied attachment (gaya kelekatan terpreokupasi)
Individu dengan preoccupied attachment memiliki model of self
yang negatif dan model of other yang positif. Individu memiliki
pandangan yang negatif tentang dirinya sendiri namun memiliki harapan
yang positif bahwa orang lain akan mencintai dan menerima (Baron dan
Byrne, 2005). Individu dengan preoccupied attachment memiliki
ketergantungan yang tinggi dengan pasangannya dan mencari kedekatan
dalam hubungan. Hal ini dikarenakan individu dengan preoccupied
attachment memiliki rasa malu karena merasa “tidak pantas” menerima
cinta dari orang lain dan terus berusaha untuk menerima keadaan dirinya
(Lopez dkk, dalam Baron dan Byrne, 2005).
Individu dengan preoccupied attachment merasa nyaman dengan
kedekatan dan sangat cemas akan keberlangsungan hubungannya
(Feeney dan Noller, 1996). Memburuknya suatu hubungan mendorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
terjadinya depresi karena individu memiliki kebutuhan untuk dicintai
(Baron dan Byrne, 2005). Oleh karena itu, individu dengan preoccupied
attachment cenderung bergantung dengan orang lain terutama dengan
pasangannya. Individu dengan preocuupied attachment memiliki sikap
ketidaklayakan diri, namun individu memandang orang lain positif
(Bartholomew dan Horowitz, 1991).
Saat
menjalin
hubungan
interpersonal,
individu
dengan
preoccupied attachment selalu merasa cemas jika pasangannya tidak
benar-benar mencintainya atau individu ingin terus bersama dengan
pasangan mereka. Individu sering diliputi rasa cemburu dan emosi yang
tidak menentu. Pasangan individu dengan preoccupied attachment sering
merasa enggan karena individu menuntut untuk selalu dekat dengan
pasangannya (Shaver, Hazan, dan Bradshaw dalam Weber dan Harvey,
1994). Berkaitan dengan seksualitas, individu dengan preoccupied
attachment memiliki ketakutan atau kecemasan mengenai daya tarik fisik
dan seksual terhadap pasangannya. Selain itu, individu juga melakukan
hubungan seksual untuk mempertahankan hubungan (Schachner &
Shaver, 2004). Komunikasi seksual antara individu preoccupied
attachment dengan pasangannya menjadi kurang baik karena individu
sering diliputi emosi yang tidak menetu dan dapat menimbulkan
pertengkaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
c. Dismissing attachment (gaya kelekatan menolak)
Individu dengan dismissing attachment memiliki model of self
yang positif dan model of other yang negatif. Individu dengan dismissing
attachment merupakan individu yang mandiri. Individu akan memilih
untuk tidak bergantung pada orang lain dan tidak membiarkan orang lain
untuk bergantung pada dirinya (Feeney dan Noller, 1996). Oleh sebab
itu, individu dengan dismissing attachment akan menghindari hubungan
romantis karena mereka sangat menjaga dirinya dari kekecewaan akan
hubungan romantis, menjaga kualitas kemandirian dengan selalu
mengandalkan dirinya sendiri sehingga tidak mudah disakiti oleh orang
lain (Baron dan Byrne, 2005). Individu dengan dismissing attachment
akan sering mengalami konflik saat menjalin hubungan dengan orang
lain. Hal tersebut dikarenakan individu merasa layak untuk menjalin
hubungan akrab namun tidak mempercayai pasangan.
Berkaitan
dengan
seksualitas
individu
dengan
dismissing
attachment melakukan hubungan seksual dikarenakan dorongan situasi
sosial, seperti norma sosial dan pengaruh dari orang-orang sekitarnya
(Schachner dan Shaver, 2004). Kualitas komunikasi seksual individu
dengan pasangannya kurang karena individu memiliki sikap tidak
percaya
terhadap
pasangan
yang
membuat
tidak
mampu
mengkomunikasikan mengenai kebutuhan seksualnya. Oleh karena itu,
individu dengan dismissing attachment akan sulit untuk menjalin
komunikasi yang mendalam. Individu akan menghindari interaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
langsung dan memilih kontak tidak langsung seperti e-mail (McGowan,
Daniels dan Byrne dalam Baron dan Byrne, 2005).
d. Avoidant-fearful attachment (gaya kelekatan takut-menghindar)
Individu dengan avoidant fearful attachment memiliki model of
self yang negatif dan model of other yang negatif. Individu dengan
avoidant fearful attachment sangat menginginkan menjalin hubungan
intim dengan orang lain namun mereka sangat sulit percaya terhadap
orang lain dan bergantung pada orang lain. Individu juga merasa
khawatir jika dirinya akan tersakiti bila menjalin hubungan intim dengan
orang lain (Feeney dan Noller, 1996). Selain itu, individu dengan
avoidant fearful attachment memiliki harga diri yang rendah. Individu
tidak mengalami keintiman dan kesenangan dalam interaksi dengan
pasangan romantis yang mereka miliki (Tidwell, Reis dan Shaver dalam
Baron dan Byrne 2005). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
individu dengan avoidant fearful attachment adalah individu yang
menginginkan kedekatan dengan orang di sekitarnya namun takut disakiti
atau ditolak oleh orang lain. Sikap menghindari akan muncul sebagai
bentuk dari penolakan dan ketakutan dari orang-orang disekitarnya,
termasuk pasangannya.
Individu dengan avoidant fearful attachment merasa tidak nyaman
saat menjalin kedekatan dengan orang lain dan sulit mempercayai orang
lain sepenuhnya (Shaver, Hazan dan Bradshaw dalam Weber dan
Harvey, 1994). Berkaitan dengan seksualitas, individu dengan avoidant
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
fearfull attachment akan melakukan hubungan seksual karena merasa
takut ditinggalkan olrh pasangannya. Selain itu, kualitas komunikasi
seksual dengan pasangan kurang baik karena rasa tidak percaya terhadap
pasangannya. Oleh karena itu, individu akan menghindari hubungan
interpersonal dengan pasangannya sehingga komunikasi tidak berjalan
dengan baik.
B. Passion
1. Definisi passion
Passion juga merupakan dorongan yang dicirikan dengan
physiological arousal dan keinginan untuk bersama dengan individu lain
(Baumeister
dan
Bratslavsky,
1999).
Physiological
arousal
dimanifestasikan dalam daya tarik fisik dan seksual, komunikasi seksual,
pemenuhan kebutuhan seksual dan fenomena lain yang berkaitan dalam
hubungan cinta atau relasi romantis (Sternberg, 1997). Selain itu, Ratelle
(dalam Carbonneau dan Vallerand, 2013) mendefinisikan romantic passion
merupakan kecenderungan yang kuat untuk menginvestasikan waktu dan
energi kepada pasangan atau orang yang memiliki hubungan penting dengan
individu tersebut.
Passion menekankan pada intensnya perasaan yang muncul dari
daya tarik fisik dan daya tarik seksual. Individu akan mengalami
ketertarikan fisik secara nyata, selalu memikirkan orang yang dicintainya
sepanjang waktu, melakukan kontak mata yang intens saat bertemu,
mengagumi dan terpesona dengan pasangan, detak jantung meningkat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
mengalami perasaan sejahtera, ingin selalu bersama yang dicintai, memiliki
energi yang besar untuk melakukan sesuatu demi pasangan mereka
(Wisnuwardhani dan Mashoedi, 2012). Passion diartikan juga sebagai
elemen fisiologis yang menyebabkan individu ingin dekat secara fisik,
menikmati atau merasakan sentuhan fisik serta melakukan hubungan
seksual dengan pasangan hidupnya. Passion meliputi sentuhan fisik,
berpegangan tangan, merangkul, memeluk, mencium atau berhubungan
seksual (Dariyo, 2003).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, passion merupakan suatu
emosi, perasaan yang intens dan elemen fisiologis yang dialami individu ,
yang
dikarakteristikan
dengan
phsychological
arousal
dan
menginvestasikan waktu dan energi untuk bersama dengan individu lain.
Phsychological arousal dimanifestasikan dalam daya tarik fisik dan seksual,
komunikasi seksual, perilaku seksual dan pemenuhan kebutuhan seksual
lainnya.
2. Faktor yang mempengaruhi passion
a. Emosi
Emosi merupakan perasaan atau afeksi yang dapat melibatkan
rangsangan fisiologis, pengalaman sadar dan mengekspresikan perilaku.
Menurut pendekatan dua dimensi, emosi diklasifikasikan dalam dua
dimensi besar yaitu afek negatif yang merujuk pada emosi negatif dan afek
positif yang merujuk pada emosi positif (King, 2010). Beberapa studi
menunjukkan bahwa mendengarkan komedi, melakukan fantasi seksual,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kesenangan erotis atau kesenangan lainnya merupakan emosi positif yang
dapat meningkatkan passion. Sedangkan pengalaman yang tidak
menyenangkan, kecemasan, ketakutan, kemarahan, malu, cemburu,
kesendirian dan kesedihan merupakan emosi negatif yang dapat
memperendah tingkat passion (dalam Hatfield dan Rapson, 1987).
b. Gender
Baumeister dan Bratslavsky (1999) menyatakan bahwa gender
mempengaruhi passion pada individu. Laki-laki memiliki emosi yang
lebih reaktif dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dibuktikan dengan
laki-laki memiliki tingkat passion yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perempuan (Baumeister dan Bratslavsky, 1999; Sumter, Valkenburg &
Peter 2013).
c. Usia
Penelitian yang dilakukan Sumter, Valkenburg dan Peter (2013)
mengenai persepsi komponen cinta sepanjang masa hidup diperoleh hasil
bahwa individu pada tahap dewasa muda memiliki tingkat passion yang
lebih tinggi dan individu pada tahap remaja awal memiliki tingkat passion
yang lebih rendah.
d. Kualitas komunikasi
Kualitas komunikasi berkaitan dengan kualitas waktu yang
digunakan dalam menjalin hubungan pernikahan. Kualitas waktu
didefinisikan sebagai waktu yang fokus dan tidak terputus dengan
pasangan (Lingren dalam Emmers-Sommers, 2004). Kualitas waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
memberikan kesempatan untuk melakukan percakapan dan melakukan
aktivitas bersama yang bermanfaat. Penelitian yang dilakukan oleh
Aronson dan Linder (1965 dalam Baumeister dan Bratslavsky 1999)
menunjukkan
bahwa
passion
dihasilkan
dari
komunikasi
untuk
mengevaluasi dan mengenal dekat orang lain.
Komunikasi yang efektif pada pasangan akan mengurangi kesalah
pahaman, menurunkan tingkat frustasi dan meningkatkan kepuasan seksual
dan gairah / passion dalam hubungan. Komunikasi dilakukan untuk
menyampaikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan pasangan termasuk
dalam hal seksualitas(Ratus dkk, 2008).
3. Aspek passion
Beberapa tokoh mendefinisikan bahwa passion merupakan suatu emosi
yang dicirikan dengan physiological arousal dan keinginan untuk bersama
dengan individu lain (Baumeister dan Bratslavsky, 1999). Physiological
arousal dimanifestasikan dalam daya tarik fisik dan seksual, komunikasi
seksual, pemenuhan kebutuhan seksual dan fenomena lain yang berkaitan
dalam hubungan cinta atau relasi romantis (Sternberg, 1997). Selain itu,
menurut Baumeister dan Bratslavsky (1999) menjelaskan bahwa perilaku
seksual dan ekstraversi merupakan aspek dari passion. Dari beberapa
pengertian tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa daya tarik fisik, daya
tarik seksual, komunikasi seksual dan ekstraversi merupakan aspek yang
mampu mengukur passion.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
a. Daya tarik fisik
Daya tarik fisik adalah kombinasi karakteristik wajah dan tubuh
yang dilihat sebagai satu kesatuan yang menarik (Baron dan Byrne, 1997).
Dalam survei internet BBC di seluruh dunia, laki-laki akan menilai bahwa
daya tarik fisik pasangan merupakan hal yang penting sedangkan
perempuan lebih menilai bahwa kejujuran, rasa humor, dan kebaikan lebih
penting (Lippa dalam Myers, 2012). Beberapa penelitian menemukan
bahwa daya tarik fisik merupakan penentu utama dalam daya tarik seksual
(Langlois dkk dalam Ratus dkk, 2008). Baumeister dan Bratslavsky (1999)
mengatakan bahwa ketertarikan yang kuat pada individu dapat membentuk
passion.
b. Daya tarik seksual
Daya tarik seksual merupakan perpaduan antara wajah dan tubuh
yang dapat memunculkan gairah pada individu (Ratus dkk,2008). Berbagai
penelitian telah membandingkan faktor yang mempengaruhi daya tarik
seksual dengan daya tarik lainnya memiliki kesamaan. Nevid (dalam
Sprecher dan McKinney 1993) menjelaskan bahwa ciri-ciri fisik,
karakteristik demografis dan kualitas personal kedalam dua tipe relasi
yaitu sebagai relasi seksual dan relasi jangka panjang yang bermakna.
Laki-laki dan perempuan menyatakan bahwa karakteristik personal lebih
penting dibandingkan karakteristik fisik dalam dalam relasi jangka panjang
yang bermakna. Disisi lain, laki-laki lebih mementingkan ciri-ciri fisik di
dalam relasi seksual dibandingkan dalam relasi jangka panjang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
bermakna. Baumeister dan Bratslavsky (1999) mengatakan bahwa
ketertarikan yang kuat pada individu dapat membentuk passion.
c. Komunikasi seksual
Komunikasi seksual merupakan komunikasi yang dilakukan
dengan pasangan mengenai fantasi seksual dan perilaku seksual (Cupach,
Comstock, Ferroni dan Taffe dalam Widman, 2006). Komunikasi seksual
juga membahas mengenai beberapa topik seksual, seperti pengalaman
seksual, hal yang disukai dan tidak disukai dalam hubungan seksualitas
dengan pasangannya (Widman, 2006). Komunikasi merupakan aspek
seksual yang penting
dalam sebuah hubungan. Menurut Master dan
Johnson (dalam Sprecher dan McKinney 1993) menyatakan bahwa
pasangan yang melakukan komunikasi seksual akan memiliki hubungan
seksual yang memuaskan.
d. Perilaku seksual
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh
hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis
(Sarwono, 1989) Perilaku seksual ditandai dengan gairah seksual seperti
ereksi pada laki-laki (Ratus dkk, 2008). Beberapa macam perilaku seksual
yaitu berciuman, berpelukan, foreplay behavior seperti stimulasi payudara
dan alat kelamin dan berhubungan intim. Perilaku seksual juga
mempengaruhi kepuasan dalam hubungan. Tiga kemungkinan bahwa
perilaku seksual dapat mempengaruhi kepuasan dalam hubungan adalah
pasangan yang terlibat dalam perilaku seksual tertentu seperti oral atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
genital sex secara seksual akan mengalami kepuasan dibandingkan dengan
pasangan yang tidak melakukan perilaku seksual tertentu. Selain itu,
pasangan yang puas secara seksual akan terlibat dalam berbagai perilaku
seksual dibandingkan dengan individu yang tidak puas secara seksual dan
faktor lain seperti karakteristik kepribadian atau kualitas dalam suatu
hubungan, akan memberikan pengaruh terhadap perilaku seksual dan
kepuasan seksual (Sprecher dan McKinney 1993). Baumeister dan
Bratslavsky (1999) mengatakan bahwa perilaku seksual merupakan aspek
yang dapat digunakan untuk mengukur passion.
e. Ekstraversi
Ekstraversi didefinisikan sebagai keterbukaan individu untuk
mengetahui orang lain. Ekstraversi di hubungkan dengan aspek passion
dari cinta. Perempuan yang ekstravert memiliki gairah seksual yang lebih
tinggi dibandingkan dengan yang introvert (Harris, Yulis dan Lacoste
dalam Baumeister dan Bratslavsky, 1999). Hal ini membuktikan bahwa
ekstraversi akan membuat individu lebih bergairah. Individu yang
ekstraversi memiliki dorongan sex yang lebih besar dibandingkan individu
yang introvert (Baumeister dan Bratslavsky, 1999). Penelitian yang
dilakukan oleh Schmitt dkk (2008) mengenai perbedaan seks ditinjau dari
teori Big Five Personality, didapatkan hasil bahwa perempuan memiliki
tingkat ekstraversi yang tinggi dibandingkan laki-laki.
C. Dewasa Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
1. Definisi Masa Dewasa Awal
Sumanto (2014) mendefinisikan masa dewasa awal merupakan
tahap perkembangan ketika individu mulai memasuki rentang usia antara 22
sampai 40 tahun. Setiap budaya dapat mempengaruhi definisi dewasa awal.
Pada sebagian besar budaya kuno, status dewasa awal diperoleh jika
individu sudah selesai pada tahap pubetas. Sementara itu, dalam kebudayaan
Indonesia, individu sudah dianggap dewasa jika sudah menikah, meskipun
usianya masih dibawah 21 tahun (Mar’at, 2007). Menurut kelompok sosial
kontemporer Amerika Serikat, individu menjadi dewasa ditandai dengan
kematangan seksual dan kematangan kognitif. Menurut definisi sosiologis,
individu yang sudah dewasa merupakan individu yang mampu bertanggung
jawab atas dirinya sendiri atau telah memilih pekerjaan, telah menikah atau
membentuk hubungan romantis serta memulai berumah tangga (Papalia dan
Feldman, 2014).
Arnett (dalam Santrock, 2011) mendeskripsikan ciri-ciri individu
yang sudah beranjak dewasa, yaitu :
a.
Eksplorasi identitas, khususnya dalam relasi romantis dan pekerjaan.
Individu
pada
dewasa
awal
akan
mencari
pekerjaan
atau
mengeksplorasi karier yang mereka inginkan dan menjalin relasi
romantis untuk identitas diri mereka. Individu dewasa awal
diharapkan dapat memainkan peran baru seperti menjadi suami atau
istri, orang tua dan pencari nafkah (Hurlock, 1980).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b.
Ketidakstabilan. Pada masa dewasa awal, sering terjadi perubahan
tempat tinggal. Ketidakstabilan juga sering terjadi dalam hal relasi
romantis, pekerjaan dan pendidikan. Puncak perubahan terjadi pada
masa dewasa awal. Ketidakstabilan disebabkan karena individu pada
masa dewaasa awal menghadapi penyeseuaian dalam pola hidup yang
baru. Penyesuaian dilakukan pada bidang pekerjaan, kehidupan
perkawinan dan peran sebagai orang tua (Hurlock, 1980).
2. Tugas Perkembangan Dewasa Awal
Sebagian besar individu dewasa awal sudah menyelesaikan
pendidikan sampai taraf universitas dan kemudian memasuki jenjang karier
dan pekerjaan. Kehidupan psikososial dewasa muda semakin kompleks,
selain harus bekerja, individu juga akan memasuki kehidupan pernikahan,
membentuk keluarga baru dan memelihara anak-anak (Dariyo, 2003).
Havighurst (dalam Dariyo, 2003) mengemukakan tugas perkembangan
dewasa muda, yaitu :
a.
Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
Individu dewasa muda memiliki kematangan fisiologis atau
seksual sehingga individu mampu melakukan tugas reproduksi yaitu,
melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya. Hubungan seksual
yang dilakukan harus dilakukan dalam ikatan yang sah yaitu pernikahan.
Individu akan mencari pasangan yang cocok untuk dijadikan suami atau
istri dalam membentuk kehidupan rumah tangga (Dariyo, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
b. Membina kehidupan rumah tangga
Sebagian besar individu dewasa awal sudah menyelesaikan
pendidikan sampai taraf universitas dan kemudian memasuki jenjang
karier dan pekerjaan. Individu yang sudah memasuki jenjang karier
membuktikan mereka sudah mandiri secara ekonomi. Kemandirian ini
merupakan langkah positif karena sebagai persiapan untuk memasuki
kehidupan rumah tangga. Individu dewasa awal juga harus dapat
membentuk, membina dan mengembangkan kehidupan rumah tangga
untuk mencapai kebahagiaan hidup. Indivdu dewasa awal dituntut untuk
dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan (Dariyo,
2003).
c. Meniti karier untuk kehidupan ekonomi rumah tangga
Setelah menyelesaikan jenjang pendidikan, individu dewasa awal
akan memasuki dunia kerja untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah
didapatkan. Individu akan bekerja dan meniti karier untuk jaminan
keuangan yang baik. Individu yang mencapai prestasi kerja yang baik akan
mampu memberikan kehidupan yang sejahtera bagi keluarganya (Dariyo,
2003).
d. Memelihara dan mendidik anak
Setiap keluarga menginginkan kehadiran anak sebagai penerus
generasi keluarga mereka. Kehadiran anak harus dirawat, dididik dan
dipelihara dengan baik. Individu dewasa awal tidak hanya memelihara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
perkembangan fisik pada anak-anak mereka, tetapi juga memelihara
perkembangan kognitif, sosial dan emosi (Rochmah, 2005).
e. Mengelola kehidupan rumah tangga
Kehidupan rumah tangga dapat diibaratkan sebagai sebuah
lembaga yang memiliki banyak bagian dan kaitan satu sama lain. Misalnya
saja, dalam sebuah keluarga, ayah dan ibu mencari nafkah untuk biaya
pendidikan anak. Pengelolaan rumah tangga memerlukan perencanaan
yang baik agar dapatmenjadi keluarga yang harmonis (Rochmah, 2005).
3. Perkembangan Psikososial Masa Dewasa Awal
Menurut Erikson (dalam Santrock, 2011) menjelaskan bahwa pada masa
dewasa awal individu memasuki periode perkembangan keintiman versus
isolasi. Pada tahap ini, individu dewasa awal akan mempelajari cara untuk
berinteraksi dengan orang secara lebih mendalam. Individu akan mengijinkan
orang lain untuk mengenal diri mereka secara intim. Tujuan dari tahap
keintiman versus isolasi adalah mencari hubungan dengan sesama yang
memiliki banyak kesamaan untuk menjalin hubungan romantis dengan lawan
jenis (Sumanto, 2014). Selain itu, keintiman juga membutuhkan komitmen
dengan orang lain. Dengan kata lain, tugas perkembangan terpenting bagi
individu dewasa awal adalah menjalin hubungan intim dengan orang lain.
Lambet dan Hallet (dalam Papalia, Old dan Feldman, 2014) menjelaskan
bahwa untuk dalam menjalin hubungan yang intim diperlukan beberapa
keterampilan
yaitu
empati,
kemampuan
mengkomunikasikan
emosi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
memelihara komitmen dan keputusan seksual bersama. Keterampilan tersebut
sangat berpengaruh bagi dewasa awal dalam membuat keputusan untuk
menikah dan untuk memiliki anak atau tidak. Selain itu, keterbukaan diri atau
self-disclosure dan berbagi mengenai hal-hal personal yang merupakan tanda
keintiman (Santrock, 2011).
Papalia, Old dan Feldman (2014) hubungan intim pada masa dewasa awal
adalah persahabatan dan cinta. Menurut Erikson (dalam Mar’at, 2007),
keintiman mengarah pada perkembangan hubungan seksual dengan lawan jenis
yang dicintai. Hubungan seksusal dan keintiman pada dewasa awal diperoleh
melalui hubungan pernikahan. Brehm (dalam Wisnuwardhani dan Mashoedi,
2012) menyatakan bahwa pernikahan merupakan ekspresi puncak hubungan
intim dan janji untuk hidup selamanya. Pernikahan dapat memberikan
keintiman, komitmen, persahabatan, afeksi, pemuasan seksual dan kesempatan
pertumbuhan emosional serta sebagai sumber identitas dan harga diri
(Gardiner, Kosmitzky dan Myers dalam Papalia, 2009).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tugas utama pada dewasa awal adalah
menjalin hubungan intim dengan lawan jenis. Hubungan intim tersebut dapat
dibangun melalui ikatan pernikahan.
D. Pernikahan
1. Definisi pernikahan
Undang-undang No. 1 tahun 1974, pasal 1 menyebutkan perkawinan atau
pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai
pasangan suami istri untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa. Dalam suatu perkawinan, masingmasing pasangan akan memperoleh dukungan emosional, rasa nyaman,
pemenuhan kebutuhan seksual serta memiliki teman untuk bertukar pikiran
(Ginanjar, 2009). Selain itu, pernikahan dapat memberikan keintiman,
komitmen,
persahabatan,
afeksi,
pemuasan
seksual
dan
kesempatan
pertumbuhan emosional serta sebagai sumber identitas dan harga diri
(Gardiner, Kosmitzky dan Myers dalam Papalia, 2009).
Pernikahan merupakan suatu ikatan janji setia antara suami dan istri yang
keduanya bertanggung jawab atas hubungan tersebut (Kertamuda, 2009).
Menurut Duvall & Miller (dalam Wisnuwardhani dan Mashoedi, 2012)
menyatakan bahwa pernikahan merupakan hubungan pria dan wanita yang
secara sosial diakui dan ditunjukkan untuk melegalkan hubungan seksual,
membesarkan anak dan membangun pembagian peran antar suami istri.
Pernikahan adalah komitmen yang serius antar pasangan dan adanya pesta
pernikahan menandakan bahwa pasangan tersebut sudah diakui secara sosial
(Wisnuwardhani dan Mashoedi, 2012).
Brehm (dalam Wisnuwardhani dan Mashoedi, 2012) menyatakan bahwa
pernikahan merupakan ekspresi puncak hubungan intim dan janji untuk hidup
selamanya. Pernikahan merupakan salah satu hubungan yang dapat memenuhi
kebutuhan manusia. Secara psikologis, pernikahan dapat memberikan kepuasan
batin yang tidak dapat didefinisikan dengan kata-kata namun dapat dirasakan
yaitu, rasa aman dan sukacita. Perasaan-perasaan positif akan muncul dalam
kehidupan pernikahan apabila prosesnya berjalan dengan baik. Secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
fisiologis, jika ditinjau dari fisiknya, pasangan yang akan menikah adalah
pasangan yang sudah matang, sehingga ada kebutuhan biologis yang disalurkan
yaitu kebutuhan seks. DeGenova menyebutkan bahwa biasanya dimasyarakat,
pasangan menikah karena keinginan seksual (dalam Kertamuda, 2009).
Berdasarkan beberapa definisi, dapat disimpulkan bahwa pernikahan
merupakan ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan sebagai suamiistri yang secara sosial diakui untuk me legalkan hubungan seksual,
membesarkan anak dan membangun pembagian peran antar suami istri dan
masing-masing pasangan akan mendapatkan dukungan emosional, rasa
nyaman, keintiman, sumber identitas, harga diri dan pemenuhan kebutuhan
seksual.
2. Definisi pernikahan jarak jauh
Beebe, Beebe dan Redmon (2011) menjelaskan bahwa suatu hubungan
dapat dilakukan secara jarak dekat atau jarak jauh. Hubungan jarak jauh
merupakan hubungan, yang setiap pasangannya tidak dapat bertemu secara
face to face karena terpisah oleh jarak dalam jangka waktu tertentu (Bebee,
Bebee dan Redmon, 2011). Ketepatan definisi mengenai hubungan jarak jauh
sangat bervariasi. Beberapa penelitian mengenai hubungan jarak jauh
mendefenisikan sebagai terpisahnya jarak dalam ukuran mil, dan ukuan
tersebut sangat bervariasi. Penelitian yang dilakukan Schwebel (dalam Skinner,
2005) mendefinisikan hubungan jarak jauh jika terpisah sejauh 50 mil atau
lebih. Menurut Lydon, Pierce, O’Regan dan Knox (dalam Skinner, 2005)
menggunakan jarak 200 mil untuk mendefinisikan hubungan jarak jauh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Hubungan juga dapat dikatakan jarak jauh jika pasangan terpisah sekitar 40–
2700 mil atau 64.36 – 4.344 km (Gerstel & Gross dalam Anderson & Spruill,
1993). Selain itu pula, Guldner (dalam Skinner, 2005) menggunakan
pernyataan “pasangan saya tinggal jauh dari saya dan ini merupakan hal yang
sulit” untuk mendefinisikan hubungan jarak jauh. Jadi, tidak ada batasan yang
jelas mengenai hubungan jarak jauh dan kriteria dibuat berdasarkan persepsi
hubungan jarak jauh (Dellman-Jenkis dalam Skinner, 2005)
Hubungan jarak jauh juga dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah.
Pernikahan merupakan merupakan ikatan lahir batin antara laki-laki dan
perempuan sebagai suami-istri yang secara sosial diakui untuk melegalkan
hubungan seksual, membesarkan anak dan membangun pembagian peran antar
suami istri dan masing-masing pasangan akan mendapatkan dukungan
emosional, rasa nyaman, keintiman, sumber identitas, harga diri dan
pemenuhan kebutuhan seksual. Alasan individu menjalani pernikahan jarak
jauh adalah studi, mengejar karir, gaji yang lebih besar dan untuk kesetaraan
wanita dalam dunia kerja (Ferree dan Hochshild dalam Forsyth dan Gramling,
1998). Selain itu, pernikahan jarak jauh juga membuat jenjang sosial lebih
cepat naik, karena individu lebih memilih untuk memilih bekerja di daerah
dengan biaya hidup yang lebih tinggi dan keluarga tinggal di daerah dengan
biaya hidup yang lebih rendah.
Jarangnya interaksi tatap muka dapat memberikan sisi positif pada
masing-masing pasangan, mereka akan berusaha lebih keras untuk bertingkah
laku baik ketika mereka bersama. Tingkah laku yang baik tersebut merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
cara pasangan dalam hubungan jarak jauh dalam mengekspresikan kepuasan
dan kedekatan. Pasangan jarak jauh individu merasa ada sebuah “komitmen
moral”, individu merasa “harus” melanjutkan atau menjaga hubungan yang
sedang mereka jalani. Jarak mengakibatkan adanya biaya tambahan untuk
menjaga sebuah hubungan termasuk biaya telepon dan pengeluaran untuk
bertemu seperti bensin, tiket pesawat dan makanan.
Jadi, pernikahan jarak jauh adalah ikatan lahir batin antara seorang pria
dan wanita sebagai pasangan suami istri namun tinggal terpisah dengan
pasangannya yang dengan jarak minimal 40-2700 mil atau 64.36 – 4.344 km
yang disebabkan karena berbagai alasan seperti studi, mengejar karir, gaji
yang lebih besar dan untuk kesetaraan wanita dalam dunia kerja. Pernikahan
merupakan ikatan, dimana masing-masing pasangan akan mendapatkan
dukungan emosional, rasa nyaman, keintiman, sumber identitas, harga diri
dan pemenuhan kebutuhan seksual.
3. Strategi dalam menjaga pernikahan jarak jauh
Beberapa pasangan memiliki strategi yang dilakukan untuk menjaga
hubungan jarak jauh (McGrane, Rohfling dan Stafford dalam Wood, 2013).
Dalam penelitian ini, yang dimaksud hubungan jarak jauh merupakan
pernikahan jarak jauh. Berikut beberapa strategi yang digunakan dalam
menjaga pernikahan jarak jauh
a. Komunikasi
Komunikasi
merupakan
faktor
yang
menentukan
dalam
pemeliharaan dalam suatu hubungan. Dalam menjalani pernikahan jarak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
jauh, komunikasi yang sering dilakukan mengunakan sarana teknologi.
Komunikasi tersebut bisa dilakukan dengan videocall, telepon, mengirim
pesan singkat, mengirimkan video, suara atau gambar (Wood, 2013).
b. Keterbukaan diri
Bersikap terbuka sangatlah penting dalam berkomunikasi
dengan pasangan (Wood, 2013). Sebuah ikatan pernikahan tidak pernah
lepas dari sebuah masalah dan untuk menyelesaikan suatu masalah,
diperlukan komunikasi antar pasangan. Untuk dapat berkomunikasi
dengan baik, setiap pasangan harus memiliki kesediaan untuk membuka
diri. Keterbukaan akan membantu individu untuk mengenal pribadi
pasangannya, menyangkut hal-hal yang tidak disukai dan disukai, pikiran
dan perasaan (Rini, 2009).
Penelitian yang dilakukan oleh Laurenceau dan Barret (dalam
Rini, 2009) menemukan bahwa keterbukaan diri dan keterbukaan
pasangan merupakan hal yang mempengaruhi kedekatan pasangan suami
istri. Respon yang akan diberikan pasangan akan memberikan dampak
terhadap kesediaan pasangan untuk lebih terbuka. Penelitian yang
dilakukan oleh Lee dan Ok (dalam Rini, 2009) menunjukkan bahwa
komunikasi yang terbuka antar pasangan akan berhubungan dengan
kepuasan perkawinan.
c. Dukungan sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Margiani dan Ekayati (2013)
mengenai stres, dukungan keluarga dan agresivitas pada istri yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
menjalani pernikahan jarak jauh. Dukungan sosial seperti keluarga sangat
dibutuhkan pada individu yang menjalani pernikahan jarak jauh. Individu
yang menjalani pernikahan jarak jauh memiliki beban yang sangat hampir
sama dengan individu yang single parent. Individu dihadapkan dengan
urusan rumah tangga yang cukup kompleks seorang diri. Kelelahan fisik
dan psikis yag dialami individu cenderung menimbulkan perilaku agresif.
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, individu membutuhkan
dukungan keluarga, karena di lingkungan keluarga dapat memberikan
kenyamanan secara fisik maupun psikologis yang akan meminimalisir
agresivitas. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa stres dan
dukungan keluarga berkorelasi dengan agresivitas serta dukungan keluarga
bekorelasi negatif denfan agresivitas. Namun, tidak hanya dari keluarga,
dukungan sosial juga dapat berasal dari sahabat.
d. Interaksi tatap muka
Hubungan jarak jauh atau pernikahan jarak jauh membuat interaksi
tatap muka jauh lebih sedikit dibandingkan dengan hubungan jarak dekat.
Meskipun interaksi tatap muka pada individu yang menjalani pernikahan
jarak jauh lebih sedikit, mereka akan selalu berusaha untuk menunjukkan
perilaku-perilaku positif kepada pasangan (Beebe, Beebe dan Redmon,
2011). Selain itu, individu juga cenderung melakukan kegiatan bermanfaat
dengan pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
4. Pernikahan jarak jauh pada dewasa awal
Individu yang berada pada masa dewasa awal adalah mereka yang
memiliki rentang usia 22-40 tahun. Menurut Erikson (dalam Santrock, 2011)
menjelaskan bahwa pada masa dewasa awal memasuki periode perkembangan
keintiman vs isolasi. Keintiman merupakan suatu proses peleburan diri sendiri
dengan orang lain. Selain itu, keintiman juga membutuhkan komitmen dengan
orang lain. Dengan kata lain, tugas perkembangan terpenting bagi individu
dewasa awal adalah menjalin hubungan intim dengan orang lain. Papalia, Old,
dan Feldman (2014) hubungan intim pada masa dewasa awal adalah
persahabatan dan cinta.
Usaha yang dilakukan individu pada masa dewasa awal dalam mencari
pasangan hidup adalah dengan menjalin hubungan pernikahan. Pernikahan
merupakan ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan sebagai suami-istri
yang secara sosial diakui untuk melegalkan hubungan seksual, membesarkan
anak dan membangun pembagian peran antar suami istri dan masing-masing
pasangan akan mendapatkan dukungan emosional, rasa nyaman, keintiman,
sumber identitas, harga diri dan pemenuhan kebutuhan seksual. Dewasa ini,
banyak individu yang memilih untuk melakukan pernikahan jarak jauh karena
berbagai alasan. Pernikahan jarak jauh adalah ikatan lahir batin antara seorang
pria dan wanita sebagai pasangan suami istri namun tinggal terpisah dengan
pasangannya yang disebabkan karena berbagai alasan seperti studi, mengejar
karir, gaji yang lebih besar dan untuk kesetaraan wanita dalam dunia kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Jadi, pernikahan jarak jauh pada dewasa awal adalah ikatan lahir batin
antara seorang pria dan wanita pada rentan usia 22-40 tahun sebagai pasangan
suami istri namun tinggal terpisah dengan pasangannya yang disebabkan karena
berbagai alasan seperti studi, mengejar karir, gaji yang lebih besar dan untuk
kesetaraan wanita dalam dunia kerja. Pernikahan merupakan ikatan, dimana
masing-masing pasangan akan mendapatkan dukungan emosional, rasa nyaman,
keintiman, sumber identitas, harga diri dan pemenuhan kebutuhan seksual.
E. Dinamika Prediksi Gaya Attachment Bagi Tingkat Passion Dalam
Hubungan Pernikahan Jarak Jauh Pada Individu Dewasa Awal.
Individu dewasa awal dengan rentang usia 22-40 tahun memasuki periode
perkembangan keintiman vs isolasi. Hubungan intim dapat diwujudkan dalam
ikatan pernikahan. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara laki-laki
dan perempuan sebagai suami-istri yang secara sosial diakui untuk melegalkan
hubungan seksual, membesarkan anak dan membangun pembagian peran antar
suami istri dan masing-masing pasangan akan mendapatkan dukungan
emosional, rasa nyaman, keintiman, sumber identitas, harga diri dan
pemenuhan kebutuhan seksual. Dewasa ini, banyak individu yang memilih
untuk melakukan pernikahan jarak jauh karena berbagai alasan. Alasan
individu mengambil keputusan untuk melakukan pernikahan jarak jauh adalah
studi, mengejar karir, gaji yang lebih besar dan untuk kesetaraan wanita dalam
dunia kerja. Pernikahan jarak jauh mengakibatkan tidak terpenuhinya
kebutuhan seksual pasangan karena jarak yang memisahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Pernikahan adalah suatu hubungan cinta yang dibangun secara serius dan
personal oleh dua orang yang mengandung komponen keintiman, passion dan
komitmen. Passion merupakan suatu emosi dan elemen fisiologis yang
dikarakteristikan dengan phsychological arousal dan menginvestasikan waktu
dan energi untuk bersama dengan individu lain. Phsychological arousal
dimanifestasikan dalam daya tarik fisik dan seksual, komunikasi seksual,
perilaku seksual dan pemenuhan kebutuhan seksual lainnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi passion adalah gender, usia, emosi dan kualitas komunikasi.
Kualitas komunikasi memberikan kesempatan untuk melakukan percakapan
yang bermakna dan melakukan aktivitas yang bermanfaat dengan pasangan.
Kualitas komunikasi dibangun pada hubungan antara ibu dan anak.
Komunikasi yang terjalin antara ibu dan anak akan membentuk ikatan kasih
sayang yang disebut dengan attachment. Attachment merupakan suatu proses
yang dialami individu sejak lahir sampai meninggal dan berkembang selama
masa dewasa (Bowlby, 1991).
Attachment memiliki dua sikap dasar, yaitu representasi mental akan diri
(models of self) dan representasi mental akan orang lain (models of other).
Represi mental akan diri dan orang lain bersifat positif dan negatif. Saat
individu beranjak dewasa, representasi mental diri dan orang lain akan
membentuk empat gaya kelekatan. Keempat gaya kelekatan tersebut adalah
secure attachment, preoccupied attachment, dissmissing attachment dan
avoidant fearful attachment.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1. Prediksi secure attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal yang
menjalani pernikahan jarak jauh
Individu dengan secure attachment memiliki model of self dan model of
other positif. Individu dengan secure attachment memiliki harga diri yang
tinggi. Individu memiliki gambaran positif terhadap orang lain sehingga ia
mudah mencari kedekatan interpersonal dan merasa nyaman dalam
hubungan yang mereka jalin (Baron dan Byrne, 2005). Hubungan yang
dijalani oleh individu secure attachment cenderung lama, dengan komitmen
dan memuaskan (Shaver dan Brennan dalam Baron dan Byrne, 2005).
Menurut Mikulincer (dalam Baron dan Byrne, 2005), individu dengan
secure attachment tidak mudah marah, tidak ingin bermusuhan dengan
orang lain dan mengharapkan hasil yang positif dari konflik. Individu
dengan secure attachment tidak mudah bergantung dan tidak ingin
menghindar (Bartholomew dan Horowitz, 1991).
Dalam hal seksualitas, Hazan et. al (1994)
dalam Shaver dan
Schachner (2004) menyatakan bahwa individu dengan secure attachment
terbuka terhadap pengalaman seksual dan menikmati berbagai aktivitas
seksual. Individu juga menikmati kontak fisik dengan pasangannya. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Bogaert dan Sadava (2002) didapatkan hasil
bahwa individu dengan secure attachment memiliki daya tarik fisik yang
tinggi. Selain itu, individu dengan secure attachment cenderung melakukan
hubungan seksual hanya dengan pasangannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Dalam menjalin hubungan interpersonal, individu juga tidak
khawatir jika pasangan dekat dengan mereka dan ketika pasangan
meninggalkan mereka (Shaver, Hazan, and Bradshaw dalam Weber dan
Harvey, 1994). Oleh karena itu, individu dengan secure attachment akan
mudah untuk menjalin komunikasi dengan orang lain, begitu juga dengan
pasangannya. Berkaitan dengan komunikasi seksual, individu dengan secure
attachment mampu menyampaikan mengenai apa yang disukai, tidak
disukai dan keinginan dalam hal seksualitas dengan pasangannya.
Terbentuknya komunikasi dan komunikasi seksual yang berkualitas diantara
individe dengan pasangannya meningkatkan tingkat passion. Oleh sebab itu,
inidividu dengan secure attachment dimungkinkan untuk memiliki tingat
passiom yang tinggi dengan pasangannya.
2. Prediksi preoccupied attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal
yang menjalani pernikahan jarak jauh.
Individu dengan preoccupied attachment memiliki model of self
yang negatif dan model of other yang positif. Individu memiliki pandangan
yang negatif tentang dirinya sendiri namun memiliki harapan yang positif
bahwa orang lain akan mencintai dan menerima (Baron dan Byrne, 2005).
Individu dengan preoccupied attachment memiliki ketergantungan yang
tinggi dengan pasangannya dan mencari kedekatan dalam hubungan. Hal ini
dikarenakan individu dengan preoccupied attachment memiliki rasa malu
karena merasa “tidak pantas” menerima cinta dari orang lain dan terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
berusaha untuk menerima keadaan dirinya (Lopez dkk, dalam Baron dan
Byrne, 2005).
Individu dengan preoccupied attachment merasa nyaman dengan
kedekatan dan sangat cemas akan keberlangsungan hubungannya (Feeney
dan Noller, 1996). Memburuknya suatu hubungan mendorong terjadinya
depresi karena individu memiliki kebutuhan untuk dicintai (Baron dan
Byrne, 2005). Oleh karena itu, individu dengan preoccupied attachment
cenderung bergantung dengan orang lain terutama dengan pasangannya.
Individu dengan preocuupied attachment memiliki sikap ketidaklayakan
diri, namun individu memandang orang lain positif (Bartholomew dan
Horowitz, 1991).
Saat menjalin hubungan interpersonal, individu dengan preoccupied
attachment selalu merasa cemas jika
pasangannya tidak benar-benar
mencintainya atau individu ingin terus bersama dengan pasangan mereka.
Individu sering diliputi rasa cemburu dan emosi yang tidak menentu.
Pasangan individu dengan preoccupied attachment sering merasa enggan
karena individu menuntut untuk selalu dekat dengan pasangannya (Shaver,
Hazan, dan Bradshaw dalam Weber dan Harvey, 1994). Berkaitan dengan
seksualitas, individu dengan preoccupied attachment memiliki ketakutan
atau kecemasan mengenai daya tarik fisik dan seksual terhadap
pasangannya. Selain itu, individu juga melakukan hubungan seksual untuk
mempertahankan hubungan (Schachner & Shaver, 2004). Komunikasi
seksual antara individu preoccupied attachment dengan pasangannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
menjadi kurang baik karena individu sering diliputi emosi yang tidak
menetu dan dapat menimbulkan pertengkaran.
3. Prediksi dissmissing attachment bagi tingkat passion pada dewasa awal
yang menjalani pernikahan jarak jauh.
Individu dengan dismissing attachment memiliki model of self
yang positif dan model of other yang negatif. Individu dengan dismissing
attachment merupakan individu yang mandiri. Individu akan memilih
untuk tidak bergantung pada orang lain dan tidak membiarkan orang lain
untuk bergantung pada dirinya (Feeney dan Noller, 1996). Oleh sebab
itu, individu dengan dismissing attachment akan menghindari hubungan
romantis karena mereka sangat menjaga dirinya dari kekecewaan akan
hubungan romantis, menjaga kualitas kemandirian dengan selalu
mengandalkan dirinya sendiri sehingga tidak mudah disakiti oleh orang
lain (Baron dan Byrne, 2005). Individu dengan dismissing attachment
akan sering mengalami konflik saat menjalin hubungan dengan orang
lain. Hal tersebut dikarenakan individu merasa layak untuk menjalin
hubungan akrab namun tidak mempercayai pasangan.
Berkaitan
dengan
seksualitas
individu
dengan
dismissing
attachment melakukan hubungan seksual dikarenakan dorongan situasi
sosial, seperti norma sosial dan pengaruh dari orang-orang sekitarnya
(Schachner dan Shaver, 2004). Kualitas komunikasi seksual individu
dengan pasangannya kurang karena individu memiliki sikap tidak
percaya
terhadap
pasangan
yang
membuat
tidak
mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
mengkomunikasikan mengenai kebutuhan seksualnya. Oleh karena itu,
individu dengan dismissing attachment akan sulit untuk menjalin
komunikasi yang mendalam. Individu akan menghindari interaksi
langsung dan memilih kontak tidak langsung seperti e-mail (McGowan,
Daniels dan Byrne dalam Baron dan Byrne, 2005).
4. Prediksi avoidant fearful attachment bagi tingkat passion pada dewasa
awal yang menjalani pernikahan jarak jauh
Individu dengan avoidant fearful attachment memiliki model of
self yang negatif dan model of other yang negatif. Individu dengan
avoidant fearful attachment sangat menginginkan menjalin hubungan
intim dengan orang lain namun mereka sangat sulit percaya terhadap
orang lain dan bergantung pada orang lain. Individu juga merasa
khawatir jika dirinya akan tersakiti bila menjalin hubungan intim dengan
orang lain (Feeney dan Noller, 1996). Selain itu, individu dengan
avoidant fearful attachment memiliki harga diri yang rendah. Individu
tidak mengalami keintiman dan kesenangan dalam interaksi dengan
pasangan romantis yang mereka miliki (Tidwell, Reis dan Shaver dalam
Baron dan Byrne 2005). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
individu dengan avoidant fearful attachment adalah individu yang
menginginkan kedekatan dengan orang di sekitarnya namun takut disakiti
atau ditolak oleh orang lain. Sikap menghindari akan muncul sebagai
bentuk dari penolakan dan ketakutan dari orang-orang disekitarnya,
termasuk pasangannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Individu dengan avoidant fearful attachment merasa tidak nyaman
saat menjalin kedekatan dengan orang lain dan sulit mempercayai orang
lain sepenuhnya (Shaver, Hazan dan Bradshaw dalam Weber dan
Harvey, 1994). Berkaitan dengan seksualitas, individu dengan avoidant
fearfull attachment akan melakukan hubungan seksual karena merasa
takut ditinggalkan olrh pasangannya. Selain itu, kualitas komunikasi
seksual dengan pasangan kurang baik karena rasa tidak percaya terhadap
pasangannya. Oleh karena itu, individu akan menghindari hubungan
interpersonal dengan pasangannya sehingga komunikasi tidak berjalan
dengan baik.
Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya
attachment dapat menjadi prediktor pada tingkat passion pada dewasa
awal yang sedang menjalani pernikahan jarak jauh. Passion dan
attachment memiliki peran dalam hubungan pernikahan, termasuk dalam
pernikahan jarak jauh. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat apakah
secure attachment, preoccupied attachment, dismissing attachment dan
avoidant fearfull attachment dapat menjadi prediktor bagi tingkat passion
pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
F. Bagan Prediksi Attachment bagi Tingkat Passion Pada Dewasa Awal
yang Menjalani Pernikahan Jarak Jauh
1. Bagan prediksi secure attachment bagi tingkat passion pada dewasa
awal yang menjalani pernikahan jarak jauh
Individu dengan
secure attahment
Representasi mental diri
dan orang lain positif
Saat memiliki pasangan
-
Menjalin kedekatan interpersonal
-
Memiliki kepercayaan penuh
-
Tidak mudah khawatir
-
Mudah membangun kedekatan
-
Memberikan otonomi pada pasangan
Saat berkomunikasi
dengan pasangan
-
Mudah membangun komunikasi seksual
-
Memiliki waktu yang tetap dengan pasangan untuk
melakukan aktivitas seksual
Memiliki komunikasi seksual yang
berkualitas dengan pasangan
Tingkat passion dengan
pasangan tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2.
Bagan prediksi preoccupied attachment bagi tingkat passion pada
dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh
Individu dengan
preoccupied attahment
Representasi mental diri
negatif dan orang lain positif
Saat memiliki pasangan
-
Merasa tidak pantas menerima cinta tetapi
sangat membutuhkan kedekatan
-
Memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap
pasangan
-
Merasa hawatir akan jika akan ditinggalkan
-
Menuntut pasangan untuk selalu dekat
Saat berkomunikasi
dengan pasangan
-
Komunikasi seksual dengan pasangan tidak
berjalan dengan baik
-
Berusaha untuk memasikan bahwa mereka
tidak akan ditinggal dengan menanyakan
perihal cinta
-
Sulit untuk melakukan aktivitas bersama yang
bermanfaat dengan pasangan
Kurang memiliki komunikasi seksual
yang berkualitas dengan pasangan
Tingkat passion dengan
pasangan rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
3. Bagan prediksi dismissing attachment bagi tingkat passion pada
dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh
Individu dengan
dismissing attahment
Representasi mental diri positif
dan orang lain negatif
Saat memiliki pasangan
-
Menjaga diri agar tidak kecewa dalam
hubungan romantis
-
Merasa layak memiliki hubungan romantis
tetapi tidak mempercayai pasangan
-
Selalu mengandalkan diri sendiri atau mandiri
Saat berkomunikasi
dengan pasangan
-
Sulit untuk melakukan aktivitas bersama dan
percakapan bermakna
-
Membatasi komunikasi dengan pasangan
-
Kurang memiliki komunikasi
seksual yang berkualitas dengan
pasangan
Tingkat passion dengan
pasangan rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
4. Bagan prediksi avoidant fearful attachment bagi tingkat passion pada
dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh
Individu dengan avoidant
fearful attachment attahment
Representasi mental diri negatif
dan orang lain negatif
Saat memiliki pasangan
-
Sering merasa tidak nyaman
-
Sulit untuk mempercayai pasangan
-
Sering merasa cemas dan cenderung
menghindari pasangan
-
Terkadang mendekati dan menjauhi pasangan
Saat berkomunikasi
dengan pasangan
-
Sulit untuk melakukan percakapan yang bermakna
-
Sulit untuk membangun komunikasi seksual yang
baik
-
Sulit untuk melakukan aktivitas bersama
Kurang memiliki komunikasi seksual yang
berkualitas dengan pasangan
Tingkat passion dengan
pasangan rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1.
Secure attachment memprediksi tingkat passion dalam hubungan
pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Semakin tinggi secure
attachment diprediksi semakin tinggi tingkat passionnya.
2.
Preoccupied attachment mampu memprediksi tingkat passion dalam
hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Semakin tinggi
preoccupied
attachment
diprediksi
semakin
rendah
tingkat
passionnya.
3.
Dismissing attachment mampu memprediksi tingkat passion dalam
hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Semakin tinggi
dismissing attachment diprediksi semakin rendah tingkat passionnya.
4. Avoidant fearfull attachment mampu memprediksi tingkat passion
dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal. Semakin
tinggi avoidant fearfull attachment diprediksi semakin rendah tingkat
passionnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan menggunakan regresi
linier berganda. Analisis regresi linier berganda adalah analisis yang digunakan
untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen
dengan menggunakan lebih dari satu variabel independen (Priyatno, 2012)
B. Variabel Penelitian
Variabel prediktor : gaya attachment yang terdiri dari empat sub variabel,
yaitu secure attachment, preoccupied attachment, dismissing attachment
dan avoidant-fearfull attachment.
Variabel kriterium : tingkat passion dalam pernikahan jarak jauh.
C. Definisi Operasonal Variabel Penelitian
1. Gaya attachment
Attachment pada dewasa awal adalah relasi antara dua orang yang
memiliki ikatan emosional atau perasaan kuat satu sama lain dan melakukan
banyak hal unttuk mempertahankan dan menjaga kualitas relasinya dalam
hubungan romantis. Relasi yang dijalin akan membentuk skema kognitif
yang mempengaruhi cara pandang terhadap diri dan orang lain.
Pembentukan relasi dengan figur attachment ditentukan dalam tiga hal
yaitu, kepercayaan, komunikasi dan alienasi. Gaya attachment dapat
diungkap melalui skala gaya attachment yang terdiri dari empat jenis gaya
attachment yaitu secure attachment, preoccpied attachment, dismissing
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
attachment dan avoidant fearfull attachment. Setiap jenis attachment
diukur melalui tiga aspek yaitu :
a. Komunikasi : komunikasi merupakan komponen yang penting untuk
mengkomunikasikan kebutuhan dan tujuannya dalam menjalin hubungan
intim
b. Kepercayaan : perasaan yang aman dan keyakinan bahwa orang lain akan
memenuhi kebutuhan
c. Alienasi : rasa terasing, penghindaran dan penolakan dari figur
attachment. Perasaan ini akan muncul ketika figur attachment tidak ada
saat individu membutuhkan
2. Passion
Passion merupakan suatu emosi, perasaan yang intens dan elemen
fisiologis
yang
dialami
individu,
yang
dikarakteristikan
dengan
phsychological arousal dan menginvestasikan waktu dan energi untuk
bersama dengan individu lain. Phsychological arousal dimanifestasikan
dalam daya tarik fisik dan seksual, komunikasi seksual, perilaku seksual dan
pemenuhan kebutuhan seksual lainnya. Passion dapat diungkap melalui
skala passion yang diukur melalui lima aspek yaitu :
a. daya tarik fisik : kombinasi karakteristik wajah dan tubuh yang dilihat
sebagai satu kesatuan yang menarik
b. daya tarik seksual : kombinasi karakteristik wajah dan tubuh yang
menyebabkan adanya dorongan seksual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
c. komunikasi seksual : komunikasi yang dilakukan dengan pasangan
mengenai fantasi seksual dan perilaku seksual
d. perilaku seksual : tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual dengan
lawan jenis
e. ekstraversi : keterbukaan individu untuk mengetahui orang lain
D. Metode dan Alat Pengumpulan Data
1. Metode pengumpulan data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini menggunakan skala yang akan diisi oleh subjek. Jenis skala
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala tertutup. Skala tertutup
merupakan skala yang berisi pernyataan-pernyataan dan subjek tidak diberi
kesempatan untuk menyampaikan pendapat (Siregar, 2013). Skala yang
digunakan dalam penelitian ini disusun untuk mengungkapkan attachment
dan tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak
jauh.
Peneliti
menggunakan
skala
karena
metode
yang
praktis,
pelaksanaannya mudah, efektif dan efisien karena dalam waktu singkat
dapat memperoleh data yang banyak.
Sebelum digunakan dalam penelitian, skala yang telah dibuat oleh
peneliti akan diuji cobakan terlebih dahulu. Hasil dari uji coba akan
dianalisis secara statistik untuk melihat validitas dan reliabilitas skala atau
alat ukur. Setelah di uji validitas dan reliabilitas, maka dapat diasumsikan
bahwa alat ukur atau skala tersebut dapat mengukur gaya attachment dan
tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2. Instrumen penelitian
a. Skala Gaya Attachment pada Masa Dewasa Awal
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala
psikologi yang mengukur gaya attachment tpada dewasa awal. Empat
gaya attachment tersebut adalah secure attachment, preoccupied
attachment, dissmising attachment dan avoidant-fearfull attachment.
Skala ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik gaya attachment
yang dimiliki subjek
Jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert
Item-tem pada skala terdiri dari item favorable dan unfavorable. Skor
tinggi menunjukkan bahwa subjek memiliki kecendeungan yang tinggi
pada gaya attachment tertentu dan skor rendah menunjukkan bahwa
subjek memiliki kecenderungan yang rendah pada gaya attachment
terssebut. Pemberian skor pada skala ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1.
Skor item-item favorable pada skala gaya attachment
Respon
Skor
SS
4
S
3
TS
2
STS
1
Tabel 2.
Skor item-item unfavorable pada skala gaya attachment
Respon
Skor
SS
1
S
2
TS
3
STS
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 3.
Blueprint skala gaya attachment sebelum seleksi item
Item
Gaya
Aspek
attachment
Favorable Unfavorable
Secure
attachment
Preoccupied
attachment
Dismissing
attachment
Avoidant
fearfull
attachment
%
Kepercayaan
1, 25, 51
52, 2, 26
8.34%
Komunikasi
3, 27, 53
54, 4, 28
8.34%
Alienasi
29, 5, 31
55, 30, 6
8.34%
Kepercayaan
7, 56, 33
32, 34, 8
8.34%
Komunikasi
9, 35, 58
57, 36, 10
8.34%
Alienasi
11, 37, 59
60, 38, 12
8.34%
Kepercayaan 13, 39, 61
40, 62, 14
8.34%
Komunikasi
15, 41, 63
42, 64, 16
8.34%
Alienasi
17, 43, 65
44, 66, 18
8.34%
Kepercayaan 19, 45, 67
46, 68, 20
8.34%
Komunikasi
21, 47, 69
48, 70, 22
8.34%
Alienasi
23, 49, 71
72, 50, 24
8.34%
36
36
100%
Total
b. Skala passion pada Masa Dewasa Awal
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala psikologi yang
mengukur passion pada dewasa awal. Skala passion disusun berdasarkan lima
aspek yaitu daya tarik fisik, daya tarik seksual, perilaku seksual, komunikasi
seksual dan ekstraversi. Skala ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat
passion yang dimiliki subjek
Jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert Itemtem pada skala terdiri dari item favorable dan unfavorable. Skor tinggi
menunjukkan bahwa subjek memiliki tingkat passion yang tinggi dan skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
rendah menunjukkan bahwa subjek memiliki tingkat passion yang rendah.
Pemberian skor pada skala ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.
Skor item-item favorable pada skala passion
Respon
Skor
SS
4
S
3
TS
2
STS
1
Tabel 5.
Skor item-item unfavorable pada skala passion
Respon
Skor
SS
1
S
2
TS
3
STS
4
Tabel 6.
Blueprint skala passion sebelum seleksi item
Aitem
Aspek
%
Favorable
Unfavorable
Daya tarik
fisik
1, 3, 17, 19,
35, 37, 54, 67
2, 4, 18, 20,
36, 38, 68, 80
20%
Daya tarik
seksual
5, 7, 23, 39,
41, 55, 56, 69
6, 8, 22, 24,
40, 42, 57, 58
20%
Perilaku
seksual
9, 21, 25, 27,
43, 45, 61, 70
10, 26, 28, 44,
46, 60, 62, 71
20%
Komunikasi
Seksual
11, 13, 29, 31,
47, 49, 63, 73
12, 14, 30, 32,
48, 50, 64, 72
20%
Ekstraversi
15, 33, 51, 53,
65, 74, 76, 78
16, 34, 52, 59,
66, 75, 77, 79
20%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Total
40
40
100%
E. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah seluruh individu yang akan diteliti dan nantinya
akan digeneralisasi sesuai dengan hasil penelitian. Data penelitian akan
diperoleh dari sampel yang nantinya akan digeneralisasikan ke populasi
(Winarsunu, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah pria dan wanita
yang menjalani pernikahan jarak jauh. Kriteria populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
a. Pria atau wanita berusia 20-40 tahun
b. Menjalani pernikahan jarak jauh
c. Jarak dengan pasangan minimal 40 – 2700 mil atau 64.36 – 4.344 km
(Gerstel & Gross, dalam Anderson & Spruill, 1993)
d. Intensitas bertemu minimal satu minggu sekali
e. Masih memiliki pasangan yang hidup karena terkait pengisian skala
passion mengenai seksualitas dengan pasangan.
2. Metode sampling
Sampel
adalah
individu
yang
termasuk
dalam
populasi
(Winarsunu, 2006). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
snowball sampling. Snowball sampling merupakan teknik penentuan
sampel yang awalnya berjumlah kecil kemudian menjadi besar. Snowball
sampling dilakukan dengan mencari satu atau dua orang yang sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dengan populasi dan sampel berikutnya ditentukan oleh sampel
sebelumnya (Sugiyono, 2011).
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data
1. Validitas
Untuk mengetahui alat ukur atau skala mampu menghasilkan data
yang akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka diperlukan
pengujian validitas. Validitas mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan
kecermatan sutu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar,
2003). Suatu alat ukur dapat dinyatakan memiliki validitas yang tinggi
apabila alat ukur tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
tujuan penelitian.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
muka. Validitas muka didasarkan pada penilaian terhadap format suatu alat
ukur. Alat ukur yang memiliki validitas muka yang tinggi akan
memotivasi subjek dalam mengisi alat ukur (Azwar,2003). Alat ukur
dalam penelitian ini memiliki validitas muka yang baik, lembar jawab di
desain supaya subjek mudah dalam memberikan jawaban. Selain itu, huruf
yang digunakan dalam alat ukur mudah dibaca oleh subjek.
Validitas yang juga digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
isi. Validitas isi dalam penelitian ini dilakukan oleh professional
judgement. Hal ini berarti alat ukur yang terdiri item-item diperiksa
kembali oleh ahli untuk memastikan item-item menggambarkan aspek-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
aspek dalam penelitian. Dalam hal ini professional judgement dilakukan
oleh dosen pembimbing (Azwar, 2003).
Validitas logik juga dilakukan dalam penelitian ini. Validitas logik
merujuk pada sejauhmana isi alat ukur merepresentasikan ciri-ciri yang
hendak diukur. Untuk memperoleh validitas logik yang tinggi, suatu alat
ukur dirancang sehingga berisi item-item yang relevan sesuai dengan
aspek-aspek penelitian (Azwar, 2003). Dalam penelitian ini, validitas logik
dilakukan dengan pembuatan blue print.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah sejauhmana hasil pengukuran dapat dipercaya
(Azwar, 2003). Reliabilitas mengacu pada keterpercayaan hasil ukur dan
kecermatan pengukuran (Azwar, 2009). Hasil pengukuran dapat dipercaya
atau reliabel apabila alat ukur diteskan beberapa kali pada orang yang
sama dan menghasil skor yang relatif. Relatif berarti, adanya perbedaanperbedaan kecil diantara beberapa kali pengukuran (Azwar, 2003).
Reliabilitas dinyatakan pada koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas
pada rentang angka 0 sampai dengan 1. Koefisien reliabilitas yang
mendekati 1 berarti memiliki reliabilitas yang tinggi (Azwar, 2009).
Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2014) pengukuran reliabilitas dapat
dilihat melalui alpha cronbach. Reliabilitas yang kurang dari 0,60 kurang
baik, 0.70 dapat diterima dan diatas 0.80 adalah baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
a. Reliabilitas skala gaya attachment
Berdasarkan
hasil
penghitungan
alpha
cronbach
sebelum
dilakukan uji coba, skala gaya attachment memiliki koefisien reliabilitas
sebesar α 0.910. Setelah dilakukan uji coba, koefisien reliabilitas skala
gaya attachment sebesar α 0.938. Sedangkan, didapatkan hasil koefisien
reliabilitas skala attachment yang terdiri dari secure attachment sebesar α
0.721, preoccupied attachment sebesar α 0.825, dismissing attachment
sebesar α 0.801, dan avoidant fearfull attachment sebesar α 0.855.
Tabel 7.
Reliabilitas skala gaya attachment sebelum uji coba
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,910
72
Tabel 8.
Reliabilitas skala gaya attachment setelah uji coba
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,938
48
b. Skala passion
Berdasarkan
hasil
penghitungan
alpha
cronbach
sebelum
dilakukan uji coba, skala passion memiliki koefisien reliabilitas sebesar
0.907. Setelah dilakukan uji coba, koefisien reliabilitas skala passion
sebesar α 0.930. Sedangkan, didapatkan hasil koefisien reliabilitas skala
passion yang terdiri dari aspek daya tarik fisik sebesar α 0.741, daya tarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
seksual sebesar α 0.711, perilaku seksual sebesar α 0.717, komunikasi
seksual sebesar α 0.710 , dan ekstraversi sebesar α 0.811.
Tabel 9.
Reliabilitas skala passion sebelum uji coba
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,907
80
Tabel 10.
Reliabilitas skala passion setelah uji coba
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,930
57
G. Uji Coba Alat Ukur
1. Subjek
Subjek uji coba dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan
kriteria subjek pria atau wanita dengan usia 20-40 tahun dan sedang
menjalani pernikahan jarak jauh dengan pasangan. Peneliti menyebarkan
skala sebanyak 50 skala namun 6 skala gugur karena adanya item yang tidak
terisi. Data yang diperoleh dari uji coba sebanyak 44 responden.
2. Pelaksanaan Uji Coba
Peneliti melakukan uji coba terhadap skala gaya attachment dan
passion yang dilakukan pada tanggal 3-13 November 2015. Peneliti
melakukan pengambilan data untuk uji coba di dua kota yaitu Jakarta dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Jogjakarta. Uji coba dilakukan untuk melihat validitas dan reliabilitas itemitem pada skala.
3. Seleksi Item
Selain penulisan item, hal terpenting yang harus dilakukan adalah
analisis dan seleksi item. Hal tersebut penting karena kualitas skala
psikologi ditentukan oleh kualitas item-item. Seleksi item yang digunakan
didasarkan pada daya diskriminasi item atau daya beda. Daya diskriminasi
item dilakukan untuk melihat sejauh mana item mampu memberdakan
antar individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut tertentu (Azwar,
2009). Uji seleksi item menggunakan korelasi item total dengan
menggunakan SPSS for Windows versi 23.00.
Pemilihan item berdasarkan korelasi item total dengan batasan rix ≥
0.30. Item yang memiliki koefisien korelasi minimal 0.30 dianggap
memiliki daya beda yang memuaskan. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan batas kriteria menjadi 0.25 untuk mencukupi jumlah item
(Azwar, 2009).
Skala gaya attachment sebelum seleksi item memiliki total 72 item
yang terdiri dari 36 item favorable dan 36 item unfavorable. Item-item
tersebut meliputi 18 item secure attachment, 18 item preoccupied
attachment, 18 item dismissing attachment, dan 18 item avoidant fearfull
attachment. Pada uji coba menghasilkan 48 item. Item-item tersebut
meliputi 8 item secure attachment, 12 item preoccupied attachment, 13
item dismissing attachment, dan 15 item avoidant fearfull attachment.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 11.
Blueprint skala gaya attachment setelah seleksi item
Item
Jumlah
Gaya attachment
Aspek
Favorable Unfavorable Item
Secure
attachment
Preoccupied
attachment
Dismissing
attachment
Kepercayaan
1
2
2
Komunikasi
3
4, 28
3
Alienasi
31
30, 55
3
Kepercayaan
7, 33, 56
32
4
Komunikasi
35
10, 36, 57
4
Alienasi
37
12, 38, 60
4
Kepercayaan
13
14, 40, 62
4
Komunikasi
15, 41, 63
42, 64
5
Alienasi
17, 65
44, 66
4
20, 46, 68
5
48, 70
5
23, 49, 71
24, 50
5
22
26
48
Avoidant fearfull
Kepercayaan
19, 45
attachment
Komunikasi 21, 47, 69
Alienasi
Total
Setelah dilakukan uji coba, setiap aspek memiliki jumlah item yang
berbeda. Untuk menyama ratakan jumlah item, maka peneliti memilih item
dengan korelasi item total tertinggi atau daya diskriminasi tertingi di antara
yang lain serta menyamakan jumlah item tiap aspeknya (Azwar, 2009).
Berikut tabel distribusi item yang digunakan untuk skala penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 12.
Distribusi item skala penelitian gaya attachment
Item
Gaya
Jumlah
Aspek
attachment
Favorable Unfavorable Item
Secure
attachment
Preoccupied
attachment
Dismissing
attachment
Avoidant
fearfull
attachment
Total
Kepercayaan
1
2
2
Komunikasi
3
4, 28
3
Alienasi
31
30, 55
3
Kepercayaan
7
32
2
Komunikasi
35
10, 36
3
Alienasi
37
38, 60
3
Kepercayaan
13
62
2
Komunikasi
15, 63
64
3
Alienasi
17, 65
66
3
Kepercayaan
45
20
2
Komunikasi
21, 47
70
3
Alienasi
49, 71
50
3
16
16
32
Sebelum seleksi item, skala passion memiliki total 80 item. yang
terdiri dari 40 item favorable dan 40 item unfavorable. Item-item tersebut
meliputi 16 item dari aspek daya tarik fisik, 16 item dari aspek daya tarik
seksual, 16 item dari aspek perilaku seksual, 16 item dari aspek
komunikasu seksual dan 16 item dari aspek ekstraversi. Pada uji coba
menghasilkan 57 item. Item-item tersebut meliputi 6 item dari aspek daya
tarik fisik, 10 item dari aspek daya tarik seksual, 13 item dari aspek
perilaku seksual, 14 item dari aspek komunikasi seksual dan 14 item dari
aspek ekstraversi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 13.
Blueprint skala passion setelah seleksi item
Aitem
Aspek
Jumlah
Item
Favorable
Unfavorable
3, 17
20, 36, 38, 80
39, 41, 69
6, 8, 22, 24,
42, 57,58
Perilaku
seksual
25, 27, 43, 45,
61, 70
26, 28, 44, 46,
60, 62, 71
Komunikasi
Seksual
11, 13, 29, 47,
63, 73
12, 14, 30, 32,
48, 50, 64, 72
Ekstraversi
33, 51, 53, 65,
74, 76, 78
16, 34, 52, 59,
66, 77, 79
14
Total
24
33
57
Daya tarik
fisik
Daya tarik
seksual
6
10
13
14
Setelah dilakukan uji coba, setiap aspek memiliki jumlah item yang
berbeda. Untuk menyama ratakan jumlah item, maka peneliti memilih item
dengan korelasi item total tertinggi atau daya diskriminasi tertingi di antara
yang lain serta menyamakan jumlah item tiap aspeknya (Azwar, 2009).
Berikut tabel distribusi item yang digunakan untuk skala penelitian
Tabel 14.
Distribusi item skala penelitian passion
Item
Aspek
Daya tarik
fisik
Daya tarik
seksual
Perilaku
seksual
Komunikasi
Seksual
Favorable
Unfavorable
Jumlah
Item
3, 17
20, 36, 38, 80
6
39, 41
8, 22, 24, 42
27, 61, 70
44, 46, 60
29, 47, 63, 73
50, 72
6
6
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Ekstraversi
51, 65, 74, 76
77, 79
Total
15
15
6
30
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah
data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal
(Santoso, 2010). Penelitian ini menggunakan uji regresi, sehingga yang
digunakan adalah uji normalitas regresi. Dalam uji normalitas regresi yang
diuji normalitasnya adala eror atau residunya. Hal ini dikarenakan semakin
besar eror yang dihasilkan berarti semakin buruk prediksi yang dilakukan
(Santoso, 2010). Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan
adalah menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Z Test pada program
SPSS versi 23 for Windows. Data dikatakan normal jika signifikansi lebih
besar daripada 0,05 (p>0.05).
b. Uji linearitas
Uji linearitas pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah gaya attaschment sebagai variabel prediktor memiliki hubungan
yang linear dengan passion sebagai variabel kriterium. Uji linearitas akan
menyatakan bahwa hubungan antarvariabel yang hendak diukur akan
mengikuti garis lurus. Jadi peningkatan atau penurunan kuantitas dalam
suatu variabel akan diikuti secara linear oleh variabel lainnya (Santoso,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2010). Teknik yang digunakan untuk melakukan uji linearitas dalam
penelitian ini adalah Test for Linearity pada program SPSS versi 23 for
Windows. Hubungan dapat dinyatakan linear apabila nilai signifikansi
lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05), dan sebaliknya hubungan dinyatakan
tidak linear apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 (p > 0.05).
c. Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk melihat variabel-variabel
prediktor tidak berkorelasi satu sama lain (Santoso, 2010). Uji
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Inflation Factor
(VIF). Syarat satu variabel tidak berkorelasi satu sama lain jika nilai
Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10 (Priyatno, 2012).
d. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat ketidaksamaan
varian yang dilihat dari nilai residu. Model regresi yang baik adalah
tidak
terjadinya
heteroskedastisitas
(Priyatno,
2012).
Jika
nilai
signifikansi antara variabel independent lebih dari 0.05 maka tidak
terjadi masalah heterokedastisitas (Priyatno, 2012).
e. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan uji untuk melihat apakah terjadi
korelasi antara nilai-nilai residual. Uji autokorelasi dilakukan dengan
menggunakan metode Durbin - Watson. Tidak terjadi autokorelasi jika
DU < DW < 4DU (Priyatno, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
2. Uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik regresi.
Analisis regresi mampu mendapatkan lebih banyak informasi, yaitu
prediksi. Hasil yang didapatkan dalam analisis regresi adalah
persamaan
linier yang digunakan untuk meramalkan atau memprediksi nilai variabel
dependen berdasarkan nilai variabel independen ( Priyatno, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah individu
dewasa awal dengan usia 20 sampai 40 tahun baik laki-laki atau perempuan
dan sedang menjalani pernikahan jarak jauh dengan intensitas bertemu minimal
satu minggu sekali. Jarak yang ditentukan dalam penelitian ini adalah minimal
40 – 2700 mil atau 64.36 – 4.344 km. Subjek harus memiliki pasangan yang
masih hidup karena berkaitan dengan pengisian skala mengenai seksualitas.
Penelitian ini mengambil data di dua kota yaitu Jakarta dan Yogyakarta.
B. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data penelitian dilakukan dengan membagikan dua skala
yaitu skala gaya attachment dan skala passion kepada subjek penelitian. Skala
yang dipersiapkan berjumlah 180 eksemplar, dan skala yang kembali kepada
peneliti sebanyak 124 eksemplar. Skala yang kembali tersebut adalah skala
yang dikerjakan sesuai dengan perintah pengerjaan dan sesuai dengan sample
yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Sebanyak 30 skala tidak kembali, 17
skala tidak memenuhi kriteria sample dan 9 skala tidak terisi dengan penuh.
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 12 Desember 2015 sampai dengan 3
Januari 2016.
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
C. Deskripsi Subjek
Dari hasil pengambilan data, berikut tabel data demografik subjek
a. Jenis kelamin
Dari tabel 15 didapatkan hasil bahwa total subjek dalam penelitian
ini adalah 124 orang yang terdiri dari 60 laki-laki (48,4 %) dan 64
perempuan (51,6%). Berikut ini tabel deskripsi jenis kelamin subjek
penelitian :
Tabel 15.
Jenis kelamin subjek
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Frekuensi
60
64
124
Presentase
48,4 %
51,6 %
100 %
b. Usia
Subjek dalam penelitian ini memiliki rentang usia yang berkisar
antara 20 tahun hingga 40 tahun. Subjek dengan rentang usia 20-25 tahun
sebanyak 14 orang (14%), 26-30 tahun sebanyak 39 orang (31,5%), 31-35
tahun sebanyak 37 orang (29,8%) dan 36-40 tahun sebanyak 34 orang
(27,4%).
Tabel 16.
Usia subjek
Usia
20-25 tahun
26-30 tahun
31-35 tahun
36-40 tahun
Total
Frekuensi
14
39
37
34
124
Presentase
11,3 %
31,5 %
29,8 %
27, 4 %
100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
c. Pendidikan terakhir
Subjek dalam penelitian ini memiliki pendidikan terakhir SD
sebanyak 25 orang (20,2%), SMP sebanyak 17 orang (13,7%),
SMA/STM/SMK
sebanyak 30 orang (24,2%), DI/DII/DIII sebanyak 8
orang (6,5%) dan S1/S2/S3 sebanyak 44 orang (35,5%). Berikut tabel
pendidikan terakhir subjek
Tabel 17.
Pendidikan terakhir
Pendidikan
Terakhir
SD
SMP
SMA/STM/SMK
DI/DII/DIII
S1/S2/S3
Total
Frekuensi
Presentase
25
17
30
8
44
124
20,2 %
13,7 %
24,2 %
6,5 %
35,5 %
100 %
d. Pekerjaan
Pekerjaan subjek dalam penelitian ini adalah petani sebanyak 6
orang (4,8%), buruh sebanyak 7 orang (5,6%), pedagang sebanyak 7
orang (5,6%), wiraswasta sebanyak 28 orang (22,6%), karyawan swasta
sebanyak 38 orang (30,6%), PNS sebanyak 17 orang (13,7%), ibu
rumah tangga sebanyak 17 orang (13,7%), mahasiswa/mahasiswi
sebanyak 1 orang (0,8%) dan dosen sebanyak 3 orang (2,4%). Berikut
tabel pekerjaan subjek dalam penelitian ini
Tabel 18.
Pekerjaan
Pekerjaan
Petani
Buruh
Pedagang
Frekuensi
6
7
7
Presentase
4,8 %
5,6 %
5,6 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Wiraswasta
Karyawan swasta
PNS
Ibu rumah tangga
Mahasiswa/i
Dosen
Total
28
38
17
17
1
3
124
22,6 %
30,6 %
13,7 %
13,7 %
0,8 %
2,4%
100 %
e. Usia pernikahan
Dalam penelitian ini, subjek yang memiliki rentang usia
pernikahan 1-5 tahun sebanyak 52 orang (41,9%), 6-10 tahun sebanyak 37
orang (29,8%), 11-15 tahun sebanyak 28 orang (22,6%), 15-20 tahun
sebayak 5 orang (4%), dan lebih dari 20 tahun sebanyak 2 orang (1,6%).
Berikut tabel usia pernikahan subjek dalam penelitian ini
Tabel 19.
Usia pernikahan
Usia pernikahan
1-5 tahun
6-10 tahun
11-15 tahun
15-20 tahun
Lebih dari 20 tahun
Total
Frekuensi
52
37
28
5
2
124
Presentase
41,9 %
29,8 %
22,6 %
4 %
1,6 %
100 %
f. Alasan menjalani pernikahan jarak jauh
Dalam penelitian ini, sebanyak 109 orang (87,9%) melakukan
pernikahan jarak jauh karena pekerjaan, 4 orang karena studi atau kuliah
(3,2%), 4 orang dengan alasan keamanan (3,2%), 2 orang dengan alasan
etika (1,6%), 3 orang (2,4%) karena gaya hidup dan 2 orang (1,6%)
menjawab lain-lain, yaitu karen orang tua melarang dan tidak ada tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
tinggal bersama dengan pasangan. Berikut tabel alasan subjek menjalani
pernikahan jarak jauh
Tabel 20.
Alasan menjalani pernikahan jarak jauh
Alasan menjalani pernikahan jarak jauh
Frekuensi
Presentase
Pekerjaan
Studi atau kuliah
Keamanan
Etika
Gaya hidup
Lain-lain (orang tua melarang, tidak ada
tempat tinggal bersama pasangan)
Total
109
4
4
2
3
2
87,9 %
3,2 %
3,2 %
1,6 %
2,4 %
1,6 %
124
100 %
g. Intensitas bertemu pasangan
Intensitas bertemu dengan pasangan subjek dalam penelitian ini
adalah 36 orang (29%) bertemu satu minggu sekali, 19 orang (15,3%)
bertemu dua minggu sekali, 31 orang (25%) bertemu satu bulan sekali, 6
orang (4,8%) bertemu dua bulan sekali dan 22 orang (17,7%) bertemu tiga
bulan sekali. Selain itu, 1 orang (0,8%) memilih untuk bertemu dengan
pasangannya lima bulan sekali, 2 orang (1,6%) bertemu enam bulan sekali
dan 7 orang (5,6%) bertemu lebih dari enam bulan sekali. Berikut tabel
intensitas bertemu subjek dengan pasangannya.
Tabel 21.
Intensitas bertemu pasangan
Intensitas bertemu
pasangan
Satu minggu sekali
Dua minggu sekali
Satu bulan sekali
Dua bulan sekali
Tiga bulan sekali
Lima bulan sekali
Frekuensi
Presentase
36
19
31
6
22
1
29 %
15,3 %
25 %
4,8 %
17,7 %
0,8 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Enam bulan sekali
Lebih dari enam
bulan sekali
Total
2
7
1,6 %
5,6 %
124
100 %
h. Subjek tinggal dengan
Dalam penelitian ini, diketahui bahwa subjek yang tinngal sendiri
sebanyak 45 orang (36,3%), tinggal dengan anak-anak sebanyak 15 orang
(12,1%), tinggal dengan anak-anak dan pembantu 3 orang (2,4%), 12 orang
(9,7%) tinggal dengan orang tua dan 12 orang (9,7%) tinggal dengan saudara
lain. Selain itu, 22 orang (17,7%) tinggal dengan anak-anak dan orang tua, 2
orang (1,6%) tinggal dengan anak-anak dan saudara lain dan 12 orang (9,7%)
tinggal dengan teman atau atasan mereka. Berikut tabel penjelasan dengan
siapa subjek tinggal saat menjalani pernikahan jarak jauh
Tabel 22.
Subjek tinggal dengan
Subjek tinggal dengan
Sendiri
Anak-anak
Anak-anak dan pembantu
Orang tua
Saudara lain
Anak-anak dan orang tua
Anak-anak dan saudara lain
Orang tua dan saudara lain
Lain-lain (Teman, atasan)
Total
Frekuensi
45
15
3
12
12
22
2
1
12
124
Presentase
36,3 %
12,1 %
2,4 %
9,7 %
9,7 %
17,7 %
1,6 %
8%
9,7 %
100 %
i. Pasangan subjek tinggal dengan
Dalam penelitian ini, diketahui bahwa pasangan subjek yang tinggal
sendiri sebanyak 45 orang (36,3%), tinggal dengan anak-anak sebanyak 11
orang (8,9%), tinggal dengan anak-anak dan pembantu 3 orang (2,4%), 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
orang (8,1%) tinggal dengan orang tua dan 10 orang (8,1%) tinggal dengan
saudara lain. Selain itu, 22 orang (17,7%) tinggal dengan anak-anak dan orang
tua, 2 orang (1,6%) tinggal dengan anak-anak dan saudara lain, 1 orang (0,8%)
tinggal dengan anak-anak, saudara lain, orangtua, 1 orang (0,8%) tinggal
dengan orang tua dan saudara lain dan 19 orang (15,3%) tinggal dengan teman
atau atasan mereka. Berikut tabel penjelasan dengan siapa pasangan subjek
tinggal saat menjalani pernikahan jarak jauh
Tabel 23.
Pasangan subjek tinggal dengan
Pasangan subjek tinggal dengan
Sendiri
Anak-anak
Anak-anak dan pembantu
Orang tua
Saudara lain
Anak-anak dan orang tua
Anak-anak dan saudara lain
Anak-anak, saudara lain,
orangtua
Orang tua dan saudara lain
Lain-lain (Teman, atasan)
Total
Frekuensi
45
11
3
10
10
22
2
1
Presentase
36,3 %
8,9 %
2,4 %
8,1 %
8,1 %
17,7 %
1,6 %
0,8 %
1
19
124
0,8 %
15,3 %
100 %
D. Deskripsi Hasil Penelitian
Tabel 24.
Deskripsi data penelitian
Variabel
N
Data Hipotetik
Mean
Skor
Min
Max
Secure
124
20
8
20
attachment
Preoccupied 124
20
8
20
attachment
Dismissing
124
20
8
20
attachment
Data Empirik
Skor
Min
Max
18
32
SD
Mean
SD
4
23.88
4
17.92
10
31
3.743
4
16.02
8
29
4.303
2.600
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Avoidantfearfull
attachment
Passion
124
20
8
20
4
16.30
8
30
4.068
124
75
30
120
15
90.78
71
116
8.619
Apabila nilai mean empirik > nilai mean hipotetik maka dapat disimpulkan
bahwa tingkat variabel subjek yang diukur tergolong dalam kategori tinggi.
Sebaliknya, apabila nilai mean empirik < nilai mean hipotetik, maka dapat
disimpulkan bahwa tingkat variabel subjek yang diukur tergolong dalam
kategori rendah (Santoso, 2010). Berdasarkan tabel 24 didapatkan hasil
bahwa mean empirik pada secure attachment lebih besar dibandingkan mean
hipotetik, maka dapat disimpulkan tingkat secure attachment subjek yang
diukur dalam kategori tinggi. Selain itu, preoccupied attachment, dismissing
attachment dan avoidant fearfull attachment memiliki mean empirik yang
lebih kecil dari mean hipotetik. Hal ini berarti tingkat preoccupied
attachment, dismissing attachment, avoidant fearfull attachment yang diukur
tergolong dalam kategori rendah. Sedangkan, mean empirik pada passion
lebih besar dibandingkan mean hipotetik, maka dapat disimpulkan tingkat
passion subjek yang diukur dalam kategori tinggi.
Tabel 25.
Kategorisasi Passion
Kategori
Tinggi (x ≥ 90)
Sedang (60 ≤ x < 90)
Rendah (x < 60)
Total
Jumlah subjek
66
58
0
124
Presentase
53,2%
46,8%
0%
100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Dari hasil kategorisasi di atas, dapat diketahui bahwa 53.2% subjek
memiliki tingkat passion yang tinggi. Selain itu, 46.8% subjek memiliki tingkat
passion yang sedang.
E. Analisis Data
1. Uji asumsi
Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan uji regresi terhadap
variabel predictan dan veriabel predictor maka perlu dilakukan uji
normalitas, uji linearitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan
uji autokorelasi. Berikut uji asumsi yang dilakukan dalam penelitian ini
a. Uji normalitas
Uji
normalitas
yang
digunakan
dalam
penelitian
yang
menggunakan analisis regresi bertujuan untuk melihat residu atau error.
Dalam setiap prediksi yang dilakukan akan mengandung error dalam
jumlah tertentu, maka semakin besar error yang dihasilkan semakin
buruk prediksi yang dilakukan (Santoso, 2010). Dalam penelitian ini uji
normalitas yang digunakan adalah menggunakan metode KolmogorovSmirnov Z Test pada program SPSS versi 23 for Windows.
Tabel 26.
Hasil uji normalitas residu
Residu
Signifikansi
0.185
Keterangan
Normal
Data dikatakan normal jika signifikansi lebih besar daripada 0,05
(p>0.05). Sebaliknya jika signifikansi lebih kecil daripada 0,05 data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
dikatakan tidak normal (p<0.05) (Santoso, 2010). Berdasarkan tabel 25
didapatkan hasil bahwa signifikansi residu sebesar
p= 0.185 yang
berarti data dalam penelitian berdistribusi normal.
b. Uji linearitas
Uji linearitas pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah gaya attachment sebagai variabel prediktor memiliki hubungan
yang linear dengan passion sebagai variabel kriterium. Uji linearitas
akan menyatakan bahwa hubungan antarvariabel yang hendak diukur
akan mengikuti garis lurus. Jadi peningkatan atau penurunan kuantitas
dalam suatu variabel akan diikuti secara linear oleh variabel lainnya
(Santoso, 2010). Teknik yang digunakan untuk melakukan uji linearitas
dalam penelitian ini adalah Test for Linearity pada program SPSS versi
23 for Windows.
Tabel 27.
Hasil uji linearitas
Variabel
Passion
Secure attachment
Preoccupied
attachment
Dismissing
Attachment
Avoidant Fearfull
Attachment
Signifikansi
0.00
0.00
0.00
Keterangan
Linear
Linear
Linear
0.00
Linear
0.00
Linear
Hubungan dapat dinyatakan linear apabila nilai signifikansi lebih
kecil dari 0.05 (p < 0.05), dan sebaliknya hubungan dinyatakan tidak
linear apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 (p > 0.05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Berdasarkan data pada tabel 26, diketahui taraf signifikansi dari seluruh
variabel adalah 0,00 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa pola
distribusi data antara variabel passion dan attachment linier.
c. Uji multikolinearitas
Asumsi multikolinearitas harus terpenuhi jika menggunakan
analisis regresi lebih dari satu variabel prediktor. Uji multikolinieritas
dilakukan untuk melihat variabel-variabel prediktor tidak berkorelasi
satu sama lain (Santoso, 2010). Uji multikolinearitas dapat dilihat dari
nilai Tolerance dan Inflation Factor (VIF). Syarat satu variabel tidak
berkorelasi satu sama lain jika nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai
VIF kurang dari 10 (Priyatno, 2012).
Tabel 28.
Hasil uji multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
1(Constant)
Tolerance
VIF
Secure_attachment
,870
1,149
Preoccupied_attachment
,513
1,949
Dismissing_attachment
,330
3,030
Avoidant_fearfull_attachment
,367
2,725
a. Dependent Variable: Passion
Dari tabel 27 didapatkan hasil bahwa secure attachment memiliki
nilai Tolerance 0.870 dan VIF 1,149, preoccupied attachment memiliki
nilai Tolerance 0.513 dan VIF 1,949, dismissing attachment memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
nilai Tolerance 0.330 dan VIF 3,030, dan avoidant fearfull attachment
memiliki nilai Tolerance 0.367 dan VIF 2,725. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa seluruh variabel prediktor dalam penelitian ini
memiliki nilai Tolerance lebih dari 0.1 dan nilai VIF kurang dari 10,
maka asumsi kolinieritas terpenuhi (Priyatno, 2012).
d. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat ketidaksamaan
varian yang dilihat dari nilai residu. Model regresi yang baik adalah
tidak terjadinya heteroskedastisitas (Priyatno, 2012). Dalam peneltian
ini, uji heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser. Jika nilai
signifikansi antara variabel independent lebih dari 0.05 maka tidak
terjadi masalah heterokedastisitas (Priyatno, 2012).
Tabel 29.
Hasil uji heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
1(Constant)
Sig.
,411
Secure_attachment
,371
Preoccupied_attachment
,139
Dismissing_attachment
,178
Avoidant_fearfull_attach
ment
,111
Dari tabel 28 didapatkan hasil bahwa secure attachment memiliki
signifikansi sebesar 0.371, preoccupied attachment sebesar 0.139,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dismissing attachment sebesar 0.178 dan avoidant fearfull attachment
sebesar 0.111. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai
signifikansi keempat variabel independent lebih dari 0.05, maka tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas.
e. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan uji untuk melihat apakah terjadi
korelasi antara nilai-nilai residual. Uji autokorelasi dilakukan dengan
menggunakan metode Durbin - Watson. Tidak terjadi autokorelasi jika
DU < DW < 4DU (Priyatno, 2012)
Tabel 30.
Hasil Uji autokorelasi
Model Summaryb
Mode
l
1
R
,638a
R
Square
,407
Adjusted R
Square
,387
Std. Error of
the Estimate
6,749
DurbinWatson
2,098
Dari tabel 29 didapatkan hasil bahwa nilai Durbin Watson sebesar
2,098. Dari tabel Durbin Watson didapatkan bahwa nilai DU sebesar
1,77390, maka 1,77390 < 2,098 < 2,2261. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
2. Uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan program Software
Statistical Package for Social Science (SPSS) Versi 23 FOR Windows
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
dengan teknik regresi linear. Hasil analisis dengan gaya attachment
sebagai prediktor tingkat passion dapat dilihat pada tabel 30, 31 dan 32.
Tabel 31.
Koefisien determinasi
Model
1
R
,638a
Model Summaryb
Adjusted R
R Square
Square
,407
,387
Std. Error of the
Estimate
6,749
Dari tabel 30 didapatkan hasil, bahwa nila R2 adalah 0,407 yang
berarti sumbangan pengaruh dari variabel independen yaitu 40,7%
sedangkan 59.3 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Tabel 32.
Uji F
ANOVAa
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
3716,619
4
929,155
Residual
5420,502
119
45,550
Total
9137,121
123
F
20,398
Dari tabel 31 didapatkan hasil bahwa nilai F hitung sebesar 20.398
dan F tabel sebesar 2.448. Jika F hitung > F tabel (20.398 > 2.448) maka
Ho ditolak. Selain itu, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 (p <
0.05) maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa secure attachment,
preoccupied attachment, dismissing attachment dan avoidant fearfull
attachment berpengaruh terhadap tingkat passion.
Sig.
,000b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Tabel 33.
Hasil analisis regresi linier
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model
B
1(Constant)
Std. Error
94,416
7,484
,719
,251
Preoccupied_attachme
nt
-,282
Dismissing_attachment
Avoidant_fearfull_attach
ment
Secure_attachment
Standardized
Coefficients
Beta
t
Sig.
12,616
,000
,217
2,864
,005
,227
-,122
-1,241
,217
-,579
,246
-,289
-2,354
,020
-,397
,247
-,187
-1,608
,111
Dari tabel 32 didapatkan hasil bahwa nilai B pada secure
attachment sebesar 0,719 yang berarti setiap kenaikan atau peningkatan 1
poin pada secure attachment maka passion akan meningkat 0,719. Pada
preoccupied attachment didapatkan nilai B sebesar -0,282 yang berarti
setiap kenaikan atau peningkatan 1 poin pada preoccupied attachment
akan mengalami penurunan sebesar 0,282 pada tingkat passion.
Sedangkan, pada dismissing attachment memiliki nilai B sebesar -0,579
yang berarti setiap kenaikan atau peningkatan 1 poin pada dismissing
attachment akan diikuti dengan penurunan tingkat passion sebesar 0,579.
Pada avoidant fearfull attachment memiliki nilai -0,397 yang berati setiap
kenaikan atau peningkatan 1 poin pada avoidant fearfull attachment akan
diikuti dengan penurunan tingkat passion sebesar 0,397.
Hipotesis
pertama
mengatakan
bahwa
Secure
attachment
\memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak
jauh
pada dewasa awal. Semakin tinggi secure attachment yang dimiliki
individu dewasa awal maka akan semakin tinggi tingkat passion dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
pernikahan
jarak jauh. Pada tabel 32, menunjukkan bahwa analisis
regresi antara secure attachment dengan passion memperoleh nilai t =
2,864 (t hitung > t tabel) dengan nilai signifikansi 0,005 (p < 0,05).
Berdasarkan hasil signifikansi sebesar 0.005 maka hipotesis pertama
diterima, artinya secure attachment mampu memprediksi tingkat passion
dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada dewasa awal.
Hipotesis kedua mengatakan bahwa preoccupied attachment
memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada
dewasa awal. Semakin tinggi preoccupied attachment yang dimiliki
individu dewasa awal maka akan semakin rendah tingkat passion dalam
pernikahan jarak jauh. Berdasarkan hasil analisis regresi linier pada tabel
32 didapatkan hasil bahwa nilai t = -1,241 (t hitung < t tabel) dengan nilai
signifikansi p = 0,217 (p > 0,05). Berdasarkan hasil signifikansi sebesar
0,217 maka hipotesis kedua ditolak, artinya preoccupied attachment
mampu memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak
jauh pada dewasa awal.
Hipotesis ketiga mengatakan bahwa dismissing attachment
memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada
dewasa awal. Semakin tinggi dismissing attachment yang dimiliki individu
dewasa awal maka akan semakin rendah tingkat passion dalam pernikahan
jarak jauh. Berdasarkan hasil analisis regresi linier pada tabel 32
didapatkan hasil bahwa nilai t = -2,354 (t hitung > t tabel) dengan nilai
signifikansi p = 0,020 (p < 0,05). Berdasarkan hasil signifikansi sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
0,020 maka hipotesis ketiga diterima, artinya dismissing attachment
tidak mampu memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan
jarak jauh pada dewasa awal.
Hipotesis keempat mengatakan bahwa avoidant fearfull attachment
memprediksi tingkat passion dalam hubungan pernikahan jarak jauh pada
dewasa awal. Semakin tinggi avoidant fearfull attachment yang dimiliki
individu dewasa awal maka akan semakin rendah tingkat passion dalam
pernikahan jarak jauh Berdasarkan hasil analisis regresi linier pada tabel
32 didapatkan hasil bahwa nilai t = -1,608 (t hitung < t tabel) dengan nilai
signifikansi p = 0,111 (p > 0,05). Berdasarkan hasil signifikansi sebesar
0.111 maka hipotesis keempat ditolak, artinya avoidant fearfull
attachment mampu memprediksi tingkat passion dalam hubungan
pernikahan jarak jauh pada dewasa awal.
F. Pembahasan
Pembahasan mengenai hasil analisis regresi antara variabel predictant
yaitu passion dengan variabel prediktor yaitu gaya attachment.
1. Prediksi secure attachment terhadap tingkat passion pada individu dewasa
awal yang menjalani pernikahan jarak jauh.
Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa nilai t = 2,864 (t
hitung > t tabel) dan nilai signifikansi p = 0.005 (p < 0.05) yang berarti
hipotesis pertama diterima, yaitu secure attachment mampu memprediksi
tingkat passion pada dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh,
yang artinya secure attachment berpengaruh terhadap tingkat passion.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Individu dengan secure attachment memiliki reperesentasi mental diri yang
positif dan reprsentasi mental orang lain yang positif pula. Individu
memiliki gambaran positif terhadap orang lain sehingga ia mudah mencari
kedekatan interpersonal dan merasa nyaman dalam hubungan yang mereka
jalin (Baron dan Byrne, 2005). Hubungan yang dijalani oleh individu secure
attachment cenderung lama, dengan komitmen dan memuaskan (Shaver dan
Brennan dalam Baron dan Byrne, 2005). Menurut Mikulincer (dalam Baron
dan Byrne, 2005), individu dengan secure attachment tidak mudah marah,
tidak ingin bermusuhan dengan orang lain dan mengharapkan hasil yang
positif dari konflik.
Dalam menjalin hubungan interpersonal, individu dengan secure
attachment akan mudah untuk dekat dengan orang lain. Selain itu, individu
juga tidak khawatir jika orang lain dekat dengan mereka dan ketika orang
lain meninggalkan mereka (Shaver, Hazan dan Bradshaw dalam Weber dan
Harvey, 1994). Oleh karena itu, individu dengan secure attachment akan
mudah untuk menjalin komunikasi dengan orang lain, begitu juga dengan
pasangannya.
Kepercayaan pada pasangan yang dimiliki oleh individu dengan
secure attachment mempermudah individu untuk membangun komunikasi
yang baik dengan pasangan mereka. Hal ini dikarenakan kepercayaan dapat
membantu individu dengan pasangannya melakukan percakapan yang
bermakna dengan pasangannya. Terbentuknya komunikasi yang berkualitas
diantara individu dengan pasangannya meningkatkan tingkat passion.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Hasil penelitian ini didukung dengan pernyataan Hazan et. al
(1994)
dalam Shaver dan Schachner (2004) yang menyatakan bahwa
individu dengan secure attachment terbuka terhadap pengalaman seksual
dan menikmati berbagai aktivitas seksual. Individu juga menikmati kontak
fisik dengan pasangannya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bogaert
dan Sadava (2002) didapatkan hasil
bahwa individu dengan secure
attachment memiliki daya tarik fisik yang tinggi. Selain itu, individu dengan
secure attachment cenderung melakukan hubungan seksual hanya dengan
pasangannya.
Menurut Mikulincer (dalam Baron dam Byrne, 2005), individu
dengan secure attachment tidak mudah marah, tidak ingin bermusuhan
dengan pasangan dan mengharapkan hasil yang positif dari konflik. Dari
hasil penelitian didapatkan hasil bahwa intensitas bertemu sebagian besar
subjek yaitu seminggu sekali (29%). Intensitas bertemu satu minggu sekali
bagi individu yang menjalani pernikahan jarak jauh merupakan pertemuan
yang cukup intens. Dalam hal ini, individu dengan secure attachment akan
berusaha untuk menunjukkan perilaku-perilaku positif dan melakukan
kegiatan bermanfaat dengan pasangan (Bebee, Bebee dan Redmon, 2011)
saat bertemu dengan pasangannya. Dari pernyataan-pernyataan tersebut
dapat disimpulkan bahwa secure attachment mampu memprediksi tingkat
passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh.
2. Prediksi preoccupied attachment terhadap tingkat passion pada individu
dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Individu dengan preoccupied attachment memiliki representasi
mental akan diri yang negatif dan representasi mental akan orang lain yang
positif. Individu memiliki pandangan yang negatif tentang dirinya sendiri
namun memiliki harapan yang positif bahwa orang lain akan mencintai dan
menerima (Baron dan Byrne, 2005). Individu dengan preoccupied
attachment memiliki ketergantungan yang tinggi dengan pasangannya dan
mencari kedekatan dalam hubungan. Hal ini dikarenakan individu dengan
preoccupied attachment memiliki rasa malu karena merasa “tidak pantas”
menerima cinta dari orang lain dan terus berusaha untuk menerima keadaan
dirinya (Lopez dkk dalam Baron dan Byrne, 2005).
Individu dengan preoccupied attachment merasa nyaman dengan
kedekatan dan sangat cemas akan keberlangsungan hubungannya (Feeney
dan Noller, 1996). Memburuknya suatu hubungan mendorong terjadinya
depresi karena individu memiliki kebutuhan untuk dicintai (Baron dan
Byrne, 2005). Oleh karena itu, individu dengan preoccupied attachment
cenderung bergantung dengan orang lain terutama dengan pasangannya.
Ketergantungan individu dengan preoccupied attachment pada
pasangan dan perasaan cemas akan ditinggalkan pasangan membuat
komunikasi yang terjalin kurang baik. Individu akan sering menanyakan
cinta pada pasangannya untuk memastikan bahwa pasangannya akan masih
mencintainya dan tidak akan meninggalkannya. Hal ini mengakibatkan
individu dengan preoccupied attachment sulit untuk melakukan percakapan
yang bermakna. Oleh karena itu, pasangan ini akan kurang mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
membangun kualitas komunikasi dengan baik sehingga kemungkinan
tingkat passion yang dimiliki oleh individu dengan preoccupied attachment
dan pasangannya rendah.
Dalam penelitian ini, didapatkan hasil bahwa nilai t = -1,241 (t
hitung < t tabel) dan nilai signifikansi p = 0.217 (p > 0.05), yang berarti
hipotesis kedua ditolak yaitu, preoccupied attachment tidak mampu
memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani
pernikahan jarak jauh, dalam arti lain preoccupied attachment tidak
berpengaruh terhadap tingkat passion. Data demografik dalam penelitian ini
bahwa subjek perempuan sebanyak 51,6 %. Penelitian yang dilakukan oleh
Schmitt dkk (2008) mengenai perbedaan seks ditinjau dari teori Big Five
Personality, didapatkan hasil bahwa perempuan memiliki tingkat ekstraversi
yang tinggi dibandingkan laki-laki. Dari pernyataan tersebut maka terdapat
kemungkinan individu dengan preoccupied attachment kemungkinan
memiliki ekstraversi yang tinggi karena harapannya terhadap orang lain
untuk menerima diri dan mencintai dirinya sehingga individu akan mencari
kedekatan terus menerus. Kedekatan dengan individu lain diperoleh melalui
keterbukaan dan keinginan untuk mengetahui pasangannya sehingga mampu
memenuhi kebutuhan seksualnya, maka dapat disimpulkan preoccupied
attachment tidak mampu memprediksi tingkat passion pada individu dewasa
awal.
3. Prediksi dismissing attachment terhadap tingkat passion pada individu
dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Hasil penelitian menunjukkan dengan nilai t = -2,354 (t hitung > t
tabel) dan nilai signifikansi p = 0.020 (p < 0.05) hipotesis ketiga diterima
yaitu dismissing attachment mampu memprediksi tingkat passion pada
individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh, yang artinya
dismissing attachment berpengaruh terhadap tingkat passion. Individu
dengan dismissing attachment memiliki model of self
yang positif dan
model of other yang negatif. Individu dengan dismissing attachment
merupakan individu yang mandiri. Individu akan memilih untuk tidak
bergantung pada orang lain dan tidak membiarkan orang lain untuk
bergantung pada dirinya (Feeney dan Noller, 1996). Oleh sebab itu, individu
dengan dismissing attachment akan menghindari hubungan romantis karena
mereka sangat menjaga dirinya dari kekecewaan akan hubungan romantis,
menjaga kualitas kemandirian dengan selalu mengandalkan dirinya sendiri
sehingga tidak mudah disakiti oleh orang lain (Baron dan Byrne, 2005).
Individu dengan dismissing attachment akan sering mengalami
konflik saat menjalin hubungan dengan orang lain. Hal tersebut dikarenakan
individu merasa layak untuk menjalin hubungan akrab namun tidak
mempercayai pasangan. Oleh karena itu, individu dengan dismissing
attachment akan sulit untuk menjalin komunikasi yang mendalam. Individu
akan menghindari interaksi langsung dan memilih kontak tidak langsung
seperti e-mail (McGowan, Daniels dan Byrne dalam Baron dan Byrne,
2005). Schachner dan Shaver (2004) juga menyatakan bahwa individu
dengan dismissing attachment lebih memilih untuk tidak melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
hubungan yang intens dengan pasangannya. Individu yang menjalani
pernikahan jarak jauh, memerlukan waktu untuk bertemu dengan
pasangannya. Individu dengan dismissing attachment menganggap bahwa
melakukan pernikahan jarak jauh merupakan situasi yang menguntungkan,
karena individu tidak melakukan kontak langsung dengan pasangan dan
akan menjalin komunikasi melalu alat elektronik (Wood, 2013).
Selain itu, individu dengan dismissing attachment melakukan
hubungan seksual dikarenakan dorongan situasi sosial, seperti norma sosial
dan pengaruh dari orang-orang sekitarnya (Schachner dan Shaver, 2004).
Dengan demikian, individu dengan dismissing attachment melakukan
sesuatu karena dorongan situasi sosial. Hal ini diperkuat dengan hasil
penelitian yang didapatkan bahwa 87,9% subjek menjalani pernikahan jarak
jauh karena alasan pekerjaan. Dalam situasi sosial, mencari pekerjaan atau
mengeksplor karier merupakan hal yang harus dilakukan pada individu
dewasa awal, yang merupakan sebagai tugas perkembangan (Santrock,
2011). Oleh karena itu, tingkat passion yang dimiliki individu dengan
dissmissing attachment rendah.
4. Prediksi avoidant-fearfull attachment terhadap tingkat passion pada individu
dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak jauh.
Individu dengan avoidant fearful attachment memiliki representasi
mental akan diri yang negatif dan representasi mental akan orang lain
yang negatif. Individu dengan avoidant fearful attachment sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
menginginkan menjalin hubungan intim dengan orang lain namun mereka
sangat sulit percaya terhadap orang lain dan bergantung pada orang lain.
Individu juga merasa khawatir jika dirinya akan tersakiti bila menjalin
hubungan intim dengan orang lain (Feeney dan Noller, 1996).
Selain itu, individu dengan avoidant fearful attachment memiliki
harga diri yang rendah. Individu tidak mengalami keintiman dan
kesenangan dalam interaksi dengan pasangan romantis yang mereka miliki
(Tidwell, Reis dan Shaver dalam Baron dan Byrne 2005). Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa individu dengan avoidant fearful attachment
adalah individu yang menginginkan kedekatan dengan orang di sekitarnya
namun takut disakiti atau ditolak oleh orang lain. Sikap menghindari akan
muncul sebagai bentuk dari penolakan dan ketakutan dari orang-orang
disekitarnya, termasuk pasangannya.
Individu dengan avoidant fearful attachment merasa tidak nyaman
saat menjalin kedekatan dengan orang lain dan sulit mempercayai orang
lain sepenuhnya (Shaver, Hazan dan Bradshaw dalam Weber dan Harvey,
1994). Kecenderungan individu untuk menolak pasangan agar terhindar
dari perasaan ditolak membuat individu dengan avoidant fearful
attachment
membatasi
komunikasi
yang
mereka
jalin
dengan
pasangannya. Individu sulit untuk melakukan percakapan yang baik.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai t = -1,608 (t hitung < t
tabel) dan nilai signifikansi p = 0.111 (p > 0.05) yang berarti hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
keempat ditolak yaitu, avoidant fearfull attachment tidak mampu
memprediksi tingkat passion pada individu dewasa awal yang menjalani
pernikahan jarak jauh, artinya avoidant fearfull attachment tidak
berpengaruh terhadap tingkat passion. Pernikahan jarak jauh merupakan
salah satu fase periode stres yang membutuhkan dukungan sosial dari
orang-orang sekitar (Cobb, 1976).
Berdasarkan data demografik
didapatkan hasil bahwa 36,3% individu tinggal sendiri. Individu yang
tinggal sendiri kemungkinan kurang mendapatkan dukungan sosial secara
langsung dari orang terdekatnya, karena dukungan sosial berkaitan dengan
keberadaan (availability) dan ketepatan (adequancy) dukungan kepada
seseorang (Kumalasari dan Ahyani, 2012). Ketepatan pemberian dukungan
sosial bisa diberikan dan didapatkan melalui media elektronik, namun
keberadaan pemberi dukungan sosial mengharuskan seseorang untuk
berada di sisi individu penerima dukungan sosial. Individu yang tinggal
sendiri tidak mendapatkan keberadaan pemberi dukungan sosial yang
menyebabkan dukungan sosial tidak dapat maksimal diberikan dan
didapatkan.
Dukungan sosial seperti keluarga sangat dibutuhkan pada individu
yang menjalani pernikahan jarak jauh. Individu yang menjalani pernikahan
jarak jauh memiliki beban yang cukup berat. Individu dihadapkan dengan
urusan rumah tangga dan pekerjaan yang cukup kompleks seorang diri.
Kelelahan fisik dan psikis yag dialami individu cenderung menimbulkan
perilaku agresif. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
individu membutuhkan dukungan keluarga, karena di lingkungan keluarga
dapat memberikan kenyamanan secara fisik maupun psikologis (Margiani
dan Ekayati, 2013).
Dari data demografik, diketahui bahwa sebanyak 41,9% subjek
memiliki usia pernikahan 1-5 tahun. Menurut Hurlock (1980), menyatakan
bahwa selama tahun pertama dan kedua individu sedang melakukan
penyesuaian dengan pasangan atau dengan situasi-situasi baru dalam
pernikahan yang bisa menimbulkan ketegangan emosional. Penyesuaian
diri yang baik melibatkan respon dan tingkah laku yang dapat mereduksi
kebutuhan-kebutuhan, tegangan, frustasi dan konflik (Semiun, 2006).
Individu dengan avoidant fearfull attachment penyesuaian diri kurang baik
karena individu perilaku yang paling dominan muncul adalah menghindar,
maka tingkah laku yang dimunculkan kurang tepat dan tidak dapat
memenuhi kebutuhan seksual serta mengurangi ketegangan dan konflik
dalam masa penyesuaian.
Berkaitan dengan penyesuaian seksual pada individu, penyesuaian
seksual bagi wanita cenderung lebih sulit karena terbiasa untuk menutupi
dan menekan gejolak seksual dibandingkan dengan laki-laki (Hurlock,
1980). Hal ini diperkuat dengan data demografik bahwa sebanyak 51,6%
subjek dalam penelitian ini adalah perempuan. Sehingga terdapat
kemungkinan, perempuan kurang mampu menyampaikan apa yang
diinginkan, disukai dan tidak disukai dalam hal seksualitas, maka avoidant
fearfull attachment tidak berpengaruh terhadap tingkat passion. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
beberapa pernyataan diatas maka dapat disimpulkan avoidant fearfull
attachment tidak mampu memprediksi tingkat passion pada individu
dewasa awal.
Selain itu, peneliti juga melihat bahwa secara keseluruhan passion
pada subjek tergolong dalam kategori tinggi. Hal ini dikarenakan intensitas
bertemu subjek dengan pasangannya satu minggu sekali sebanyak 29%.
Intensitas bertemu dengan pasangan berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan seksual. Menurut Sprecher dan Schwartz (1992) frekuensi
individu melakukan hubungan seksual sekitar 7 sampai 11 kali dalam
sebulan. Pertemuan yang cukup sering dengan pasangan, membantu
individu untuk menyalurkan kebutuhan seksual nya, maka tingkat passion
pada subjek tergolong tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa
secure attachment dan dismissing attachment mampu memprediksi tingkat
passion pada individu yang menjalani pernikahan jarak jauh. Hasil analisis
regresi menunjukkan nilai signifikansi secure attachment sebesar 0,000 (p
< 0,05) serta t = 2,864 (t hitung > t tabel) dan dismissing attachment
sebesar 0,020 (p < 0.05) serta t = -2,354 (t hitung > t tabel). Di sisi lain,
didapatkan hasil pula bahwa preoccupied attachment dan avoidant fearfull
attachment tidak mampu memprediksi tingkat passion pada individu
dewasa awal. Hasil analisis regresi menunjukkan nilai signifikansi
preoccupied attachment sebesar 0,217 (p > 0.05) serta t = -1,241 (t hitung
< t tabel) dan avoidant fearfull attachment sebesar 0,111 (p > 0.05) serta t
= -1,608 (t hitung < t tabel) .
B. SARAN
1. Bagi subjek atau individu dewasa awal
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa secure
attachment dan dismissing attachment mampu memprediksi tingkat
passion pada individu dewasa awal yang menjalani pernikahan jarak
jauh. Bagi subjek yang sedang atau akan menjalani pernikahan jarak
jauh diharapkan mampu mengembangkan sikap-sikap pada secure
attachment. Walaupun dismissing attachment mampu memprediksi
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
tingkat passion, namun lebih banyak sikap-sikap positif pada secure
attachment yang layak untuk dikembangkan.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian
mengenai attachment dan passion, sebaiknya memberikan rapport atau
pendekatan yang lebih baik kepada calon subjek karena penelitian ini
mengenai
seksualitas.
Selain
itu,
peneliti
selanjutnya
dapat
mempertimbangkan mengenai dua jenis dalam pernikahan jarak jauh
yaitu adjusting couple (usia pernikahan di bawah lima tahun) dan
established couple (usia pernikahan diatas lima tahun).
3. Bagi lingkungan sekitar individu yang menjalani pernikahan
jarak jauh
Menjalani pernikahan jarak jauh merupakan salah satu situasi
stress dalam kehidupan. Bagi lingkungan sekitar individu yang
menjalani pernikahan jarak jauh, diharapkan mampu memberikan
dukungan kepada individu. Dukungan sosial biasanya diberikan oleh
orang-orang terdekat individu seperti orang tua, saudara lain dan
teman-teman. Dukungan sosial yang diberikan diharapkan mampu
mengurangi stress yang dialami individu. Dukungan sosial yang
diberikan orang tua, saudara lain dan teman-teman
bisa seperti
membantu mengurus anak , membantu mengurus rumah tangga, dan
mendengarkan curahan hati individu yang menjalani pernikahan jarak
jauh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Elaine A & Spruill, Jane W. (1993). The Dua-Career Commuter
Family : A Lifestyle on the Move. Marriage and Family Review, 19, 131147.
Anindyadjati, Maharsi; Budiarto, Yohanes; Monica. (2006). Pengaruh Pola
Kelekatan Terhadap Jenis Cinta Pada Pasangan Suami Istri. Jurnal
Psikologi.
Armsden, G. C., & Greenberg, M.T. (1987). The Invetory of Parent and Peer
Attachment : Individual Differences and Their Relationship to
Psychological Well Being in Adolescence. Journal of youth and
adolescence, 16, 427-454.
Azwar, Saifuddin. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Azwar, Saifuddin. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Bartholomew, Kim & Horowitz, Leonard M. (1991). Attachment Style Among
Young Adults: A test of a Four-Category Model. Journal of
Personality and Social Psychology, 61, 226-244.
Baron, Robert A & Byrne, Donn. (1997). Social Psychology. Allyn and Bacon
Inc.
Baron, Robert A & Byrne, Donn. (2005). Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh Jilid 2.
Jakarta : Erlangga.
Barrocas, Andrea L. (2012). Adolescent Attachment to Parents and Peers. The
Emory Center for Myth and Ritual in American Life Working Paper
No.50.
Baumeister, R. F., & Bratslavsky, E. (1999). Passion, Intimacy, and Time:
Passionate Love As A Function Of Change In Intimacy. Personality and
Social Psychology Review, 49-67.
Baswardono, D. (2003). Antara Cinta, Seks
Perselingkuhan. Yogyakarta : Galang Press.
Dan
Dusta.
Memahami
Beebe, Steven A., Beebe, Susan J., Redmon, Mark V. (2011). Interpersonal
Communication Relating To Others. Boston : Pearson Education.
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Blazer, John A. (1963). Complementary Needs and Marital Happiness. Marriage
and Family Living, Vol. 25, No. 1.
Bogaert, Anthony F; Stan Sadava. (2002). Adult Attachment And Sexual
Behavior. Personal Relationship, 191-204.
Bowlby, J. (1991). Attachment and Loss: Volume 1, Attachment. Middlesex :
Penguin Books.
Calhoun, James F., Acocella, Yoan Ross. (1995). Psikologi Tentang Penyesuaian
dan Hubungan Kemanusiaan. IKIP : Semarang Press.
Carbonneau, N & Vallerand, Robert J. (2013). On The Role of Harmonious and
Obsessive Romantic Passion ad Conflict Behaviour.
Cobb, Sidney. (1976). Social Support as a Moderator of Life Stress.
Psychosomatic Medicine, Vol. 38, No. 5, 200-314.
Crowell, Judith A; Treboux, Dominique; Waters Everret. (2002). Stability of
Attachment Representation : The Transitition to Marriage. American
Psychology Association : Developmental Psychology,467-479.
Dariyo, Agoes. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta :
Grasindo.
Dewi, Eva Meizara Puspita Dewi; Basti. (2008). Konflik Perkawinan Dan Model
Penyelesaian Konflik Pada Pasangan Suami Istri. Jurnal Psikologi.
Eriany,
P. (2004). Fenomena
Psikodimensia.
Perilaku
Selingkuh
Dalam
Perkawinan.
Ervika, Eka. (2005). Kelekatan (Attachment) pada Anak. Universitas Sumatra
Utara. (Thesis).
Emmers-Sommers, Tara M. (2004). The Effect of Communication Quality and
Quantity Indicators on Intimacy and Realtional Satisfaction. Journal of
Social and Personal Relationship, 21, 3, 399-411.
Forsyth, C. J., & Gramling, R. (1998). Socio-Economic Factors Affecting The
Rise Of Commuter Marriage. International Journal of Sociology of the
Family, 93-106.
Feeney, Judith & Noller, Patricia, (1996). Adult Attachment. Thousan Oaks : Sage
Publications.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Ginanjar, A. S. (2009). Proses Healing Pada Istri Yang Mengalami
Perselingkuhan Suami. Makara Sosial Humaniora.
Hazan, C., & Shaver, P. (1987). Romantic Love Conceptualized as an Attachment
Process. Journal of Personality and Social Psychology, 511-524.
Hatfield, Elaine & Rapson, Richard L. (1987). Passionate Love / Sexual Desire :
Can the Same Paradigm Explain Both ?. Archives of Sexual Behaviour.
Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Kail, Robert V & Cavanaugh, John C. (2010). Human Development a Life-Span
View. United States : Wadsworth.
Kertamuda, Fatchiah. (2009). Konseling Pernikahan untuk Keluarga Indonesia.
Jakarta : Salemba Humanika.
King, Laura A. (2010). Psikologi Umum. Jakarta : Salemba Humanika.
Kumalasari, Fani & Ahyani, Latifah Nur. Hubungan antara Dukungan Sosial
dengan Penyesuaian Diri Remaja di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi
Pitutur, 1,1 22-31.
Lemme, Barbara Hansen. (1995). De velopment in adulthood. Boston : Allyn and
Bacon.
Marasabessy, Rismawati. Perbedaan Cinta Berdasarkan Teori Segitiga Cinta
Sternberg Antara Wanita Dengan Pria Masa Dewasa Awal. (2012)
(Skripsi Tidak Diterbitkan). Jakarta : Universitas Gunadarma.
Margiani, Kristin; IGAA Novi Ekayati. (2013). Stres, Dukungan Keluarga Dan
Agresivitas Pada Istri Yang Menjalani Pernikahan Jarak Jauh. Jurnal
Psikologi Indonesia Persona, 191-198.
Mar’at, Samsunuwiyati. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Mays, Aleia. (2011). Geographic distance and its influence on romantic
relationships: Comparing long distance and geographically close
relationships. Xavier University of Louisiana’s Undergraduate Research
Journal, 37-46.
Monks, F. J., Knoers, A. M. P., & Haditono, S. R. (1996). Psikologi
Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai Bagianya. Yogyakarta :
Gajah Mada University Press.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Myers, David G. (2012). Psikologi Sosial Edisi 10 Buku 2. Jakarta : Salemba
Humanika.
Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Menyelami Perkembangan Manusia
Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika.
Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Menyelami Perkembangan Manusia
Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.
Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2009). Human Development : Perkembangan
Manusia . Jakarta: Salemba Humanika.
Permatasari, Jane Ginza Ayu. 2014. Hubungan Antara Kelekatan Tidak Aman dan
Komitmen Pada Wanita Dewasa Awal yang Berpacaran Di
Yogyakarta. (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Priyatno, Duwi. (2014). SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta : Andi.
Priyatno, Duwi. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20.
Yogyakarta : Andi.
Ratelle, Catherine F. & Vallerand Robert J. 2013. Passion in the Romantic sphere
: A look at Relational Outcomes. Motiv Emot, 37, 106-120.
Ratus, Spencer A., Jeffrey S. Nevid, Lois Fichner Rathus. (2008). Human
Sexuality In A World Of Diversity. Boston: Pearson Education, Inc.
Rini, Indah Ria Sulistya. 2009. Hubungan Antara Keterbukaan Diri Dengan
Penyesuaian Perkawinan Pada Pasangan Suami Istri yang Tinggal
Terpisah. Psycho idea, Tahun 7 No. 2.
Rochmah, Elfi Yuliani. (2005). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Teras.
Santoso, Agung. 2010. Statistik untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Santrock, J. W. (1995). Life-Span Development - Perkembangan Masa Hidup
Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2011). Life-Span Development - Perkembangan Masa Hidup
Edisi Ketigabelas. Jakarta: Erlangga.
Sarwono, Sarlito Wirawan. (1989). Psikologi Remaja. Jakarta : RajaGrafindo
Persada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Satiadarma, M.P. (2001). Menyikapi Perselingkuhan. Jakarta : Pustaka Populer
Obor.
Schachner, Dory A., & Shaver, Philip R. (2004). Attachment Dimensions And
Sexual Motives. Personal Relationship, 179-195.
Schmitt, David P., Realo, Anu., Voracek, Martin., Allik Juri. (2008). Why can’t a
Man Be More Like a Women ? Sex Differences in Big Five Personality
Traits Across 55 Cultures. Journal of Personality and Social Psychoogy,
94, 1, 168-182.
Schmitt, David P., Alcalay Lidia., Allensworth, Melissa., Allik, Juri., Austers,
Ivars., Bennett, Kevin L., et. al. (2004). Patterns and Universal of Adult
Romantic Attachment Across 62 Cultural Region : Are Models of Self and
of Other Pancultural Constructs ?. Journal of Cross Cultural Psychology,
35, 4, 367-402.
Semiun, Yustinus . (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta : Kanisius.
Siregar, Syofian. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif – Dilengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta : Kencana.
Skinner, Breeana. (2005). Perceptions of Collage Students in Long Distance
Relationship. Journal of Undergraduate Research , VIII.
Sprecher, Susan & McKinney, Kathleen. (1993). Sexuality. Thousan Oaks : Sage
Publications.
Spring, J.A & Spring, M. (2000). After the affair. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Sternberg, R. J. (1997). Construct Validation Of A Triangular Love Scale.
European Journal Of Social Psychology.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta : Bandung.
Sumanto. (2014). Psikologi Perkembangan : Fungsi dan Teori. Yogyakarta :
Center of Academic Publishing Service.
Sumter, Sindy R; Valkenburg, Patti M; Peter Jochen. (2013). Perceptions of Love
Across the Lifespan : Differences in Passion, Intimacy and Commitment.
International Journal of Behavioral Development, 417-427.
Supratiknya, A. Pengukuran Psikologis. 2014. Yogyakarta : Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Undang-Undang Republik
Perkawinan.
Indonesia
Nomor
1
Tahun
1974
Tentang
Vebrianingsih, Claresa Wahyu. Gaya Kelekatan Sebagai Prediktor Tingkat
Keintiman Dalam Hubungan Berpacaran Pada Individu Di Masa
Dewasa Awal. 2011. (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Universitas
Sanata Dharma.
Weber, Ann L & Harvey, John H. (1994). Perspectives On Close Relationships.
Toronto : Allyn and Bacon
Widman, Laura M. Sexual Communication and Contraceptive Use in Adolescent
Dating Couples. Master Theses. University of Tennessee – Knoxville.
2006.
Wisnuwardhani, Dian & Mashoedi, Sri F. (2012). Hubungan Interpersonal.
Jakarta : Salemba Humanika.
Winarsunu, T. (2006). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan.
Malang: UMM Press.
Wood, Julia T. (2013). Komunikasi Interpersonal:Interaksi Keseharian. Jakarta :
Salemba Humanika.
Yessy. (2003). Hubungan Pola Attachment Dengan Kemampuan Menjalin Relasi
Pertemanan Pada Remaja. Jurnal Psikologi.
http://www.tribunnews.com/regional/2015/04/15/ditinggal-suami-merantau-kemalaysia-marta-selingkuh-dengan-tetangga (diakses 5 April 2016)
http://www.kompasiana.com/pakcah/di-indonesia-40-perceraian-setiapjam_54f357c07455137a2b6c7115 (diakses 18 Januari 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
A. Skala penelitian sebelum uji coba
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh :
Clarissa Felita Andriani
119114181
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Kepada Yth.
Bapak/Ibu yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini
Salam sejahtera,
Dengan hormat, saya Clarissa Felita Andriani, mahasiswi tingkat akhir
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Saat ini saya sedang
melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan, yaitu skripsi.
Saya memohon kesediaan Anda untuk membantu saya dengan mengisi skala
penelitian ini.
Sebelum mengisi skala penelitian, Anda diminta untuk mengisikan
identitas diri yang terkait dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, Anda
diharapkan untuk mengisi skala penelitian sesuai dengan apa yang dialami,
dirasakan, maupun dipikirkan. Anda tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab
skala penelitian ini, karena tidak ada jawaban yang benar maupun salah.
Selain itu, anda dapat merahasiakan identitas anda sehingga saya maupun
orang lain tidak mengetahui identitas asli Anda. Seluruh jawaban anda akan
dirahasiakan maka saya sangat menghargai Anda apabila bersedia mengisi skala
ini dengan sejujur-jujurnya.
Jika
Anda
ingin
mengajukan
beberapa
pertanyaan,
Anda
bisa
menghubungi saya, Clarissa Felita Andriani melalui sms di no. 0813-1595-6949
atau melalui email ke [email protected]
Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala penelitian ini, silahkan
memberikan tanda tangan atau paraf Anda pada lembar pernyataan kesediaan
pada halaman selanjutnya. Terima kasih atas perhatian dan kesediaan Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia terlibat dalam
penelitian ini dengan mengisi skala penelitian tanpa paksaan dari pihak manapun.
Seluruh jawaban yang saya berikan, sesuai dengan yang saya alami, rasakan dan
pikirkan serta bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya
juga mengijinkan bahwa dengan tidak mencantumkan nama yang sebenernya
maka jawaban saya dapat digunakan sebagai data dalam penelitian ini.
Yogyakarta, Oktober 2015
( ___________________ )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
IDENTITAS DIRI
Usia
:
Jenis kelamin
perlu)
: Laki-laki / Perempuan (*coret yang tidak
Pekerjaan
:
Usia pernikahan
:
Intensitas bertemu
:
Domisili tempat anda melakukan tugas
:
Domisili pasangan anda
:
PETUNJUK PENGISIAN SKALA
Dalam mengisi skala ini, Anda diminta untuk memberikan jawaban dari
pernyataan-pernyataan berikut dengan jujur, sesuai dengan kondisi diri Anda yang
sebenarnnya, dan sesuai dengan penilaian, perasaan dan pendapat Anda sendiri.
Usahakan semua pernyataan dijawab dengan memberikan tanda silang (X) pada
salah satu dari empat alternatif jawaban di bawah ini:
Kolom SS, jika Anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut
Kolom S, jika Anda Setuju dengan pernyataan tersebut
Kolom TS, jika Anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
Kolom STS, jika Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
Contoh :
No.
1.
Pernyataan
Saya takut untuk menceritakan
beberapa hal ke pasangan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Ketika ada kesalahan dan Anda ingin mengganti jawaban, Anda dapat
memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban sebelumnya dan memberikan
tanda silang (X) pada jawaban yang baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Bagian I
No.
1.
Pernyataan
Dahulu, ketika pertama kali bertemu, saya
langsung merasa dekat dengan pasangan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya merasa tertekan dengan hubungan
2.
yang saya jalin karena tidak adanya
kehadiran pasangan di sisi saya
Saya tetap tenang dan berusaha berfikir
3.
jernih untuk mengambil keputusan jika
sedang bertengkar dengan pasangan
4.
5.
6.
7.
Saya sering marah tanpa sebab kepada
pasangan
Saya memilih untuk diam jika pasangan
mulai marah dengan saya
Ada perasaan cemas saat harus berjauhan
dengan pasangan
Saya khawatir jika pasangan tidak mencintai
saat saya sudah tua nanti
Tidak muncul perasaan khawatir ketika
8.
pasangan saya menjalin hubungan dengan
orang yang lebih baik daripada saya
9.
10.
11.
Saya merasa curiga jika teman lawan jenis
akrab dengan pasangan
Saya tahu kesibukan pasangan saya dan hal
itu tidak mengurangi rasa cintanya pada saya
Sebenarnya, saya tidak bisa tinggal terpisah
dari pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
12.
13.
14.
Pasangan saya mengajarkan saya untuk
hidup mandiri
Saya cenderung untuk tidak mengungkapkan
pendapat kepada pasangan
Saya tidak bisa melakukan sesuatu tanpa
diskusi dengan pasangan saya
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya sering bertengkar dengan pasangan
15.
karena saya curiga dengan apa yang
dilakukan
Saya meminimalkan menggunakan alat
16.
komunikasi untuk berinteraksi dengan
pasangan demi menghindari
kesalahpahaman
17.
18.
19.
20.
Saya tidak ingin pasangan terlalu mencintai
saya
Saya nyaman jika pasangan saya bergantung
kepada saya
Saya hanya menceritakan hal-hal tertentu
dengan pasangan saya
Pasangan menerima pengalaman masa lalu
saya
Saya merasa senang jika pasangan sibuk,
21.
sehingga saya tidak melakukan komunikasi
dengannya
22.
23.
24.
Saya akan terus menghubungi pasangan
saya walaupun ia sedang ada kegiatan
Saya takut jika berbicara dengan pasangan,
dia akan menyakiti hati saya
Saya menikmati saat kebersamaan dengan
pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
25.
26.
Saya merasa sangat disayangi oleh pasangan
saya
Ada hal yang saya tidak ingin pasangan
ketahui
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya melakukan komunikasi yang baik
27.
untuk mendapatkan jalan keluar dari konflik
yang dihadapi
28.
29.
Bagi saya, konflik yang terjadi tidak
memberikan pembelajaran dalam hidup saya
Saya berusaha agar tidak terjadi konflik
dalam hubungan
Saya tidak mempedulikan kesibukan
30.
pasangan untuk membahas pertengkaran
yang sedang terjadi
Saya mendukung setiap aktivitas atau
31.
pekerjaan pasangan walaupun saya harus
ditinggal
Perbedaan pendapat dalam hubungan
32.
merupakan sesuatu yang wajar dan
menjadikan hubungan saya jauh lebih baik
Saya ingin terus bersama pasangan saya
33.
karena khawatir dia akan bertemu dengan
orang yang lebih baik daripada saya
34.
Saya mengerti kesibukan pasangan,
sehingga jarang menghubungi saya
Saat tidak bersama dengan pasangan, saya
35.
khawatir dia akan tertarik pada teman lawan
jenisnya
36.
Saya mengenal dengan baik teman lawan
jenis dari pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Walaupun sedang sibuk, saya akan terus
37.
menghubungi pasangan dan mengatakan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
bahwa saya ingin terus bersamanya
38.
39.
40.
Saya mampu melakukan segala hal tanpa
mengandalkan pasangan saya
Rasa ingin tahu saya terhadap apa yang
dilakukan pasangan sangat tinggi
Saya menceritakan segala hal kepada
pasangan
Dengan menggunakan HP, saya dengan
41.
pasangan tidak perlu bertemu untuk
membahas sesuatu dan itu lebih aman
42.
43.
44.
45.
Saya yakin pasangan akan menerima saya
dalam kondisi apapun
Saya merasa risih jika pasangan
mengandalkan saya
Memiliki sahabat adalah hal yang
menyenangkan
Saya sulit untuk membagikan rahasia
pribadi saya bahkan dengan pasangan
Pasangan saya akan mendengarkan
46.
pengalaman terburuk dalam hidup saya dan
dia mampu mengerti
47.
48.
49.
Saya merasa tidak nyaman jika melakukan
komunikasi yang intens dengan pasangan
Sebisa mungkin saya akan menghubungi
pasangan saya dalam kondisi apapun
Saya takut mengemukakan pendapat karena
pasti akan ditolak oleh pasangan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Saya dapat menceritakan apapun kepada
50.
pasangan, karena dia mendengarkan dengan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
baik
Saya berani mengutarakan pendapat dan
51.
perasaan saya yang sebenarnya kepada
pasangan
Pekerjaan saya menjadi kacau karena tidak
52.
adanya pasangan yang memberi semangat
secara langsung
Setelah terjadi konflik, ada perubahan yang
53.
lebih baik dalam hubungan yang saya jalani
dengan pasangan
54.
Saya sulit mengendalikan amarah saat
menghadapi konflik dengan pasangan
Ketika pasangan sedang lelah, saya tetap
55.
mengajak pasangan untuk berdiskusi
mengenai perbedaan pendapat
56.
Saya sangat memperhatikan penampilan
agar pasangan saya mencintai saya
Saya tahu bahwa pasangan memiliki banyak
57.
teman lawan jenis, dan itu adalah hal yang
biasa
58.
59.
60.
61.
Saya merasa kacau ketika tidak mendapat
perhatian dari pasangan saya
Saya tidak mampu mengambil keputusan
tanpa didampingi pasangan
Saya memaklumi setiap kegiatan yang
dilakukan oleh pasangan
Saya mampu mengandalkan diri saya sendiri
dalam melakukan segala sesuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
62.
Tidak ada hal yang disembunyikan antara
saya dengan pasangan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Membahas masalah melalui chatting lebih
63.
menyenangkan dibandingkan berbicara
langsung
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
Mengobrol langsung dengan pasangan
adalah aktivitas yang menyenangkan
Pasangan saya kurang mampu
mengandalkan dirinya sendiri
Saya memiliki pasangan yang dapat
mengerti segala kondisi saya
Saya berpikir beberapa kali sebelum
menceritakan beberapa hal dengan pasangan
Saya yakin pasangan saya akan menjaga
rahasia saya dengan aman
Menghubungi pasangan bukan prioritas saya
Jika ada waktu, saya melakukan komunikasi
dengan pasangan
Saya tidak menyampaikan perasaan saya
karena pasangan tidak suka
Saya akan tetap mencintai pasangan saya,
walaupun kemungkinan saya akan ditolak
*Mohon periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang
terlewatkan.
Lanjut ke halaman berikutnya..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Bagian II
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pernyataan
Pasangan saya memiliki bibir yang sensual
Pasangan saya sangat acuh dengan
penampilannya
Saya mendapatkan pasangan yang menarik
dalam hal penampilan
Bagi saya, mendapatkan pasangan tidak
ditentukan dari wajah yang menawan/cantik
Saya merasakan kepuasan seksual karena
pasangan saya memiliki tubuh yang ideal
Tidak ada bagian tubuh dari pasangan yang
membuat saya bergairah
Saya senang ketika pasangan mulai merayu
saya karena terlihat seksi
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Ketika pasangan memulai kalimat lelucon
8.
sebelum melakukan hubungan intim, gairah
saya berkurang
9.
Saya senang jika pasangan memegang
tangan saya dan saya merasa dilindungi
Mencium bibir sambil memainkan lidah
10.
adalah rutinitas yang harus saya jalani
dengan pasangan
Saya memberikan kode jika sedang
11.
menginginkan seks dan pasangan saya
mengerti
12.
Saya melupakan pasangan saat menonton
film romantis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Ketika saya menonton film romantis, saya
13.
membayangkan pasangan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Karena sifatnya yang “dingin”, saya merasa
14.
canggung untuk menyatakan keinginan saya
dalam hal seksualitas dengan pasangan
Pasangan saya selalu mempunyai cara agar
15.
saya mau menceritakan hal-hal yang tidak
ingin saya ceritakan
16.
17.
18.
Bagi saya, sharing dengan pasangan hanya
membuang-buang waktu saja
Saya terpesona dengan senyuman pasangan
Pasangan saya bisa makan makanan apa dan
kapan saja dia mau
Pasangan saya menghindari beberapa
19.
pantangan makanan untuk menjaga
penampilan tubuh
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Antara model rambut dengan bentuk wajah
yang dimiliki pasangan tidak sesuai
Saya menjaga penampilan saya agar
pasangan saya merasakan kepuasan seksual
Ketika sedang berbicara, pasangan saya
terlalu terburu-buru
Pasangan saya berbicara dengan tenang
sehingga terlihat lebih menarik
Gairah saya menurun ketika melihat
penampilan pasangan yang kurang menarik
Berpelukan dengan pasangan memberikan
ketenangan bagi saya
Saya merasa risih ketika pasangan meraba
bagian tubuh yang sensitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Gairah saya akan muncul ketika pasangan
27.
menyentuh bagian-bagian tertentu dari
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
tubuh saya
Perasaan gelisah akan muncul setelah saya
28.
melakukan hubungan intim dengan
pasangan
Jika ingin bermesraan, saya mengungkapkan
29.
keinginan saya secara terus terang dengan
pasangan
Saya malu untuk mengungkapkan hal yang
30.
saya inginkan berkaitan dengan perilaku
seksual karena pasangan tidak pernah
membahasnya
Saya membayangkan kalau saya akan
31.
mendominasi ketika sedang berhubungan
seksual
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
Bagi pasangan , menceritakan pengalaman
seksual merupakan hal yang tabu
Tidak ada rahasia yang disimpan antara
pasangan dengan saya
Jika tidak ada yang ingin dibicarakan,
pasangan saya jarang menghubungi
Saya menyukai pasangan karena dia
memiliki wajah yang menawan/menarik
Antara berat badan dan tinggi badan
pasangan tidak sesuai
Saya tertarik dengan pasangan karena cara
berpakaiannya yang rapi
Sering kali pasangan saya mengalami
masalah pada wajah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
39.
Hubungan saya dengan pasangan penuh
gairah
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Pasangan yang tidak mengerti dengan apa
40.
yang ia inginkan membuat saya tidak
tertarik
41.
Saya tertarik ketika pasangan saya dapat
mendengarkan dan berempati
Pasangan saya terlihat kurang percaya diri
42.
dengan penampilannya sehingga membuat
saya tidak bergairah
Perasaan menggebu-gebu akan muncul
43.
ketika pasangan mulai mencium bibir
dengan mempermainkan lidah
44.
45.
46.
Walaupun pasangan sudah memeluk saya,
saya tetap merasa cemas
Saya merasa sangat dicintai pasangan
setelah berhubungan intim dengannya
Berciuman dengan pasangan tidak
menimbulkan perasaan disayangi
Saya nyaman untuk mengatakan bahwa saya
47.
tidak menyukai beberapa gaya seksual
kepada pasangan dan pasangan saya
mengerti
Pasangan saya akan tetap diam jika dia tidak
48.
mengalami kepuasan saat berhubungan
seksual
49.
Saya membayangkan hubungan seksual
yang romantis dengan pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Pasangan saya akan mengalihkan
50.
pembicaraan ketika kami mulai
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
membicarakan seks
51.
Banyak sekali topik perbincangan yang
dimiliki pasangan saat bersama dengan saya
Banyak hal yang pasangan tidak ketahui
52.
mengenai pengalaman yang terjadi pada diri
saya
53.
54.
55.
Pasangan saya akan menyatakan perasaan
dan pendapatnya
Saya mengagumi perut pasangan yang
ramping
Bagi saya, pasangan yang humoris akan
terlihat lebih seksi
Saya melakukan perawatan wajah atau
56.
tubuh untuk memuaskan pasangan dalam
hubungan seksual
Tubuh pasangan yang kurang ideal
57.
mengganggu saya dalam melakukan
hubungan seksual
58.
Bagi saya, pasangan yang terlalu agresif
dalam segala hal sangat tidak menarik
Pasangan saya tidak terbiasa untuk
59.
menceritakan pekerjaan atau permasalahan
yang dialaminya
60.
61.
Saya merasa risih jika dipeluk pasangan
saya
Saya merasa bahagia setelah berhubungan
intim dengan pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Setelah melakukan hubungan seksual saya
62.
ingin merasa dimiliki dan dicintai,
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
sayangnya jarang saya alami
Pasangan saya akan menerima ketika saya
63.
mengatakan kepadanya mengenai perilaku
seks yang saya suka dan tidak disukai
64.
Saya jarang membayangkan berhubungan
seksual dengan pasangan
Ketika terjadi masalah, pasangan saya akan
65.
mengajak berdiskusi dan mencari jalan
keluar bersama
66.
67.
68.
Ada beberapa rahasia saya yang tidak
diketahui oleh pasangan
Ada beberapa bagian tubuh dari pasangan
yang saya kagumi
Banyak orang yang berkomentar mengenai
penampilan pasangan saya
Saya merasa bergairah ketika pasangan
69.
memakai pakaian yang menonjolkan bagian
tubuhnya
70.
Pasangan mengetahui “titik rangsangan”
bagian tubuh saya
Saya merasa kesal jika pasangan meraba
71.
bagian tertentu dari tubuh saya dengan
“kasar”
Jika saya melakukan hal yang tidak
72.
menyenangkan saat bermesraan, pasangan
saya lebih memilih untuk diam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Jika saya melakukan sesuatu yang disukai
73.
oleh pasangan saat berhubungan seks,
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
pasangan saya tidak segan untuk memujinya
Pasangan mengetahui pengalaman terburuk
74.
yang saya alami dan dia tetap menerima
saya
Pasangan saya akan mengambil keputusan
75.
sendiri mengenai keberlangsungan
hubungan
Di sela-sela kesibukannya, pasangan akan
76.
meluangkan waktu untuk menghubungi
saya
77.
Saya sangat sulit untuk membagikan rahasia
pribadi saya bahkan dengan pasangan
Saya senang ketika pasangan mendengarkan
78.
saya bercerita mengenai segala hal yang
terjadi pada diri saya
79.
80.
Kadang-kadang saya bingung untuk
memulai percakapan dengan pasangan saya
Saat sedang sibuk, perawatan tubuh bukan
menjadi prioritas bagi pasangan
*Mohon periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewatkan*
-
Terima kasih atas partisipasinya
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
B. Skala penelitian
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh :
Clarissa Felita Andriani
119114181
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Kepada Yth.
Bapak/Ibu yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini
Salam sejahtera,
Dengan hormat, saya Clarissa Felita Andriani, mahasiswi tingkat akhir
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Saat ini saya sedang
melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan, yaitu skripsi.
Saya memohon kesediaan Anda untuk membantu saya dengan mengisi skala
penelitian ini.
Sebelum mengisi skala penelitian, Anda diminta untuk mengisikan
identitas diri yang terkait dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, Anda
diharapkan untuk mengisi skala penelitian sesuai dengan apa yang dialami,
dirasakan, maupun dipikirkan. Anda tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab
skala penelitian ini, karena tidak ada jawaban yang benar maupun salah.
Selain itu, anda dapat merahasiakan identitas anda sehingga saya maupun
orang lain tidak mengetahui identitas asli Anda. Seluruh jawaban anda akan
dirahasiakan maka saya sangat menghargai Anda apabila bersedia mengisi skala
ini dengan sejujur-jujurnya.
Jika
Anda
ingin
mengajukan
beberapa
pertanyaan,
Anda
bisa
menghubungi saya, Clarissa Felita Andriani melalui sms di no. 0813-1595-6949
atau melalui email ke [email protected]
Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala penelitian ini, silahkan
memberikan tanda tangan atau paraf Anda pada lembar pernyataan kesediaan
pada halaman selanjutnya. Terima kasih atas perhatian dan kesediaan Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia terlibat dalam
penelitian ini dengan mengisi skala penelitian tanpa paksaan dari pihak manapun.
Seluruh jawaban yang saya berikan, sesuai dengan yang saya alami, rasakan dan
pikirkan serta bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya
juga mengijinkan bahwa dengan tidak mencantumkan nama yang sebenernya
maka jawaban saya dapat digunakan sebagai data dalam penelitian ini.
Yogyakarta, Desember 2015
( ___________________ )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
IDENTITAS DIRI
Usia
:
Jenis kelamin
perlu)
: Laki-laki / Perempuan (*coret yang tidak
Pendidikan terakhir
:
Pekerjaan
:
Usia pernikahan
:
Intensitas bertemu dengan pasangan : a. Satu minggu sekali
b. Satu bulan sekali
c. Tiga bulan sekali
d.Lainnya,(sebutkan)___________
Domisili tempat anda melakukan tugas
:
Domisili pasangan anda
:
Alasan menjalani pernikahan jarak jauh
: a. Pekerjaan
b. Studi / Kuliah
c.Lainnya,(sebutkan)____________
Anda tinggal dengan*
: a. Sendiri
b. Anak-anak
c. Anak dan pembantu
d. Orang tua
e. Saudara Lain
f.Lainnya,(sebutkan)___________
Pasangan anda tinggal dengan*
: a. Sendiri
b. Anak-anak
c. Anak dan pembantu
d. Orang tua
e. Saudara Lain
f.Lainnya, (sebutkan) ___________
* : Boleh pilih lebih dari satu jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PETUNJUK PENGISIAN SKALA
Dalam mengisi skala ini, Anda diminta untuk memberikan jawaban dari
pernyataan-pernyataan berikut dengan jujur, sesuai dengan kondisi diri Anda yang
sebenarnnya, dan sesuai dengan penilaian, perasaan dan pendapat Anda sendiri.
Usahakan semua pernyataan dijawab dengan memberikan tanda silang (X) pada
salah satu dari empat alternatif jawaban di bawah ini:
Kolom SS, jika Anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut
Kolom S, jika Anda Setuju dengan pernyataan tersebut
Kolom TS, jika Anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
Kolom STS, jika Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
Contoh :
No.
Pernyataan
Saya takut untuk menceritakan
1.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
beberapa hal ke pasangan
Ketika ada kesalahan dan Anda ingin mengganti jawaban, Anda dapat
memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban sebelumnya dan memberikan
tanda silang (X) pada jawaban yang baru.
Contoh :
No.
1.
Pernyataan
Saya takut untuk menceritakan
beberapa hal ke pasangan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Bagian I
No.
1.
Pernyataan
Dahulu, ketika pertama kali bertemu, saya
langsung merasa dekat dengan pasangan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya tetap tenang dan berusaha berfikir
2.
jernih untuk mengambil keputusan jika
sedang bertengkar dengan pasangan
3.
Saya sering marah tanpa sebab kepada
pasangan
Saya tidak mempedulikan kesibukan
4.
pasangan untuk membahas pertengkaran
yang sedang terjadi
Saat tidak bersama dengan pasangan, saya
5.
khawatir dia akan tertarik pada teman
lawan jenisnya
Walaupun sedang sibuk, saya akan terus
6.
menghubungi pasangan dan mengatakan
bahwa saya ingin terus bersamanya
Saya tahu kesibukan pasangan saya dan hal
7.
itu tidak mengurangi rasa cintanya pada
saya
8.
Saya mampu melakukan segala hal tanpa
mengandalkan pasangan saya
Membahas masalah melalui chatting lebih
9.
menyenangkan dibandingkan berbicara
langsung
10.
Pasangan saya kurang mampu
mengandalkan dirinya sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Saya sering bertengkar dengan pasangan
11.
karena saya curiga dengan apa yang
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
dilakukan
12.
Saya memiliki pasangan yang dapat
mengerti segala kondisi saya
13.
Saya sulit untuk membagikan rahasia
pribadi saya bahkan dengan pasangan
Saya merasa senang jika pasangan sibuk,
14.
sehingga saya tidak melakukan komunikasi
dengannya
15.
16.
Pasangan menerima pengalaman masa lalu
saya
Jika ada waktu, saya melakukan
komunikasi dengan pasangan
Saya mendukung setiap aktivitas atau
17.
pekerjaan pasangan walaupun saya harus
ditinggal
Saya merasa tertekan dengan hubungan
18.
yang saya jalin karena tidak adanya
kehadiran pasangan di sisi saya
Bagi saya, konflik yang terjadi tidak
19.
memberikan pembelajaran dalam hidup
saya
Ketika pasangan sedang lelah, saya tetap
20.
mengajak pasangan untuk berdiskusi
mengenai perbedaan pendapat
21.
Saya khawatir jika pasangan tidak
mencintai saat saya sudah tua nanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Perbedaan pendapat dalam hubungan
22.
merupakan sesuatu yang wajar dan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
menjadikan hubungan saya jauh lebih baik
23.
24.
Saya mengenal dengan baik teman lawan
jenis dari pasangan
Saya memaklumi setiap kegiatan yang
dilakukan oleh pasangan
Saya cenderung untuk tidak
25.
mengungkapkan pendapat kepada
pasangan
26.
27.
28.
Tidak ada hal yang disembunyikan antara
saya dengan pasangan
Mengobrol langsung dengan pasangan
adalah aktivitas yang menyenangkan
Saya merasa tidak nyaman jika melakukan
komunikasi yang intens dengan pasangan
Saya takut mengemukakan pendapat
29.
karena pasti akan ditolak oleh pasangan
saya
30.
Saya tidak menyampaikan perasaan saya
karena pasangan tidak suka
Saya dapat menceritakan apapun kepada
31.
pasangan, karena dia mendengarkan
dengan baik
32.
Saya tidak ingin pasangan terlalu
mencintai saya
*Mohon periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewatkan*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Bagian II
No.
1
Pernyataan
Saya mendapatkan pasangan yang
menarik dalam hal penampilan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Antara model rambut dengan bentuk
2
wajah yang dimiliki pasangan tidak
sesuai
3
Hubungan saya dengan pasangan
penuh gairah
Ketika pasangan memulai kalimat
4
lelucon sebelum melakukan
hubungan intim, gairah saya
berkurang
Gairah saya akan muncul ketika
5
pasangan menyentuh bagian-bagian
tertentu dari tubuh saya
6
Walaupun pasangan sudah memeluk
saya, saya tetap merasa cemas
Jika ingin bermesraan, saya
7
mengungkapkan keinginan saya
secara terus terang dengan pasangan
Pasangan saya akan mengalihkan
8
pembicaraan ketika kami mulai
membicarakan seks
Banyak sekali topik perbincangan
9
yang dimiliki pasangan saat bersama
dengan saya
Saya sangat sulit untuk membagikan
10
rahasia pribadi saya bahkan dengan
pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
11
12
13
14
15
16
Saya terpesona dengan senyuman
pasangan
Antara berat badan dan tinggi badan
pasangan tidak sesuai
Saya tertarik ketika pasangan saya
dapat mendengarkan dan berempati
Ketika sedang berbicara, pasangan
saya terlalu terburu-buru
Saya merasa bahagia setelah
berhubungan intim dengan pasangan
Berciuman dengan pasangan tidak
menimbulkan perasaan disayangi
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya nyaman untuk mengatakan
17
bahwa saya tidak menyukai beberapa
gaya seksual kepada pasangan dan
pasangan saya mengerti
Jika saya melakukan hal yang tidak
18
menyenangkan saat bermesraan,
pasangan saya lebih memilih untuk
diam
Ketika terjadi masalah, pasangan
19
saya akan mengajak berdiskusi dan
mencari jalan keluar bersama
Kadang-kadang saya bingung untuk
20
memulai percakapan dengan
pasangan saya
21
22
Pasangan mengetahui “titik
rangsangan” bagian tubuh saya
Sering kali pasangan saya
mengalami masalah pada wajah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Pasangan saya akan menerima ketika
23
saya mengatakan kepadanya
mengenai perilaku seks yang saya
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
suka dan tidak disukai
Gairah saya menurun ketika melihat
24
penampilan pasangan yang kurang
menarik
Pasangan mengetahui pengalaman
25
terburuk yang saya alami dan dia
tetap menerima saya
26
Saya merasa risih jika dipeluk
pasangan saya
Jika saya melakukan sesuatu yang
27
disukai oleh pasangan saat
berhubungan seks, pasangan saya
tidak segan untuk memujinya
Saat sedang sibuk, perawatan tubuh
28
bukan menjadi prioritas bagi
pasangan
Di sela-sela kesibukannya, pasangan
29
akan meluangkan waktu untuk
menghubungi saya
Pasangan saya terlihat kurang
30
percaya diri dengan penampilannya
sehingga membuat saya tidak
bergairah
*Mohon periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewatkan*
-
Terima kasih atas partisipasinya -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
C. Reliabilitas skala attachment
1. Reliabiltas skala gaya attachment sebelum uji coba
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
%
Reliability Statistics
44
100,0
0
,0
44
100,0
Cronbach's
Alpha
N of Items
,910
72
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
2. Hasil sebelum seleksi item skala gaya attachment
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Deleted
Item_1
170,45
404,207
,330
,909
Item_2
170,77
404,505
,317
,909
Item_3
169,82
407,641
,277
,909
Item_4
170,02
407,511
,329
,909
Item_5
170,39
420,568
-,114
,912
Item_6
171,20
409,701
,166
,910
Item_7
171,18
398,106
,476
,907
Item_8
170,50
412,767
,106
,911
Item_9
170,73
409,226
,215
,910
Item_10
171,52
396,348
,595
,906
Item_11
170,30
415,469
,035
,911
Item_12
171,36
406,097
,330
,909
Item_13
171,34
404,928
,481
,908
Item_14
171,02
403,651
,344
,908
Item_15
171,27
402,622
,481
,907
Item_16
170,68
407,803
,202
,910
Item_17
171,34
399,904
,497
,907
Item_18
170,77
410,133
,187
,910
Item_19
170,91
406,829
,280
,909
Item_20
171,45
399,044
,633
,906
Item_21
171,77
404,645
,469
,908
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Item_22
170,77
413,110
,148
,910
Item_23
171,34
404,974
,452
,908
Item_24
171,82
405,315
,363
,908
Item_25
169,89
419,964
-,111
,911
Item_26
170,50
413,093
,111
,910
Item_27
169,84
419,486
-,102
,911
Item_28
170,02
407,837
,277
,909
Item_29
170,14
418,167
-,041
,911
Item_30
170,30
406,120
,312
,909
Item_31
170,41
403,829
,349
,908
Item_32
171,50
395,744
,668
,906
Item_33
170,89
407,173
,280
,909
Item_34
170,73
416,342
,024
,911
Item_35
171,02
396,395
,638
,906
Item_36
170,98
410,023
,362
,909
Item_37
170,64
408,190
,272
,909
Item_38
171,11
405,498
,417
,908
Item_39
170,59
410,526
,203
,910
Item_40
171,18
410,292
,207
,910
Item_41
171,14
400,260
,480
,907
Item_42
171,59
400,945
,668
,906
Item_43
171,16
411,532
,204
,909
Item_44
171,75
406,238
,436
,908
Item_45
171,11
403,173
,437
,908
Item_46
171,48
397,976
,692
,906
Item_47
171,41
404,759
,505
,907
Item_48
171,41
405,968
,383
,908
Item_49
171,36
399,214
,547
,907
Item_50
171,30
395,655
,704
,906
Item_51
170,14
419,283
-,087
,911
Item_52
170,50
412,907
,122
,910
Item_53
170,41
411,224
,189
,910
Item_54
170,50
417,837
-,029
,911
Item_55
170,36
407,772
,356
,908
Item_56
170,39
408,010
,337
,909
Item_57
171,16
402,183
,555
,907
Item_58
170,84
409,486
,221
,909
Item_59
170,80
410,027
,183
,910
Item_60
171,39
396,382
,781
,905
Item_61
170,66
420,881
-,140
,912
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Item_62
171,55
391,975
,676
,905
Item_63
171,52
400,162
,589
,907
Item_64
171,77
398,366
,642
,906
Item_65
171,39
398,057
,680
,906
Item_66
171,70
398,864
,707
,906
Item_67
170,86
413,423
,134
,910
Item_68
171,55
399,230
,644
,906
Item_69
171,34
403,207
,429
,908
Item_70
171,36
400,609
,452
,907
Item_71
171,25
407,820
,399
,908
Item_72
171,20
410,260
,194
,910
3. Hasil seleksi item skala gaya attachment
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Deleted
Item_1
103,82
334,292
,327
,938
Item_2
104,14
336,167
,267
,939
Item_3
103,18
337,780
,262
,938
Item_4
103,39
338,382
,284
,938
Item_7
104,55
329,463
,452
,937
Item_10
104,89
324,196
,690
,935
Item_12
104,73
334,529
,378
,938
Item_13
104,70
333,283
,552
,936
Item_14
104,39
333,219
,357
,938
Item_15
104,64
331,121
,544
,936
Item_17
104,70
328,725
,549
,936
Item_19
104,27
333,552
,376
,938
Item_20
104,82
328,710
,666
,936
Item_21
105,14
333,469
,517
,937
Item_23
104,70
333,329
,518
,937
Item_24
105,18
333,362
,428
,937
Item_28
103,39
338,150
,255
,938
Item_30
103,66
336,044
,309
,938
Item_31
103,77
335,156
,309
,938
Item_32
104,86
325,702
,697
,935
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Item_33
104,25
337,634
,256
,939
Item_35
104,39
327,452
,626
,936
Item_36
104,34
338,649
,411
,937
Item_37
104,00
337,070
,299
,938
Item_38
104,48
335,744
,403
,937
Item_40
104,55
336,672
,314
,938
Item_41
104,50
331,140
,463
,937
Item_42
104,95
330,044
,725
,936
Item_44
105,11
336,382
,422
,937
Item_45
104,48
332,162
,476
,937
Item_46
104,84
328,276
,704
,935
Item_47
104,77
333,715
,552
,937
Item_48
104,77
337,436
,320
,938
Item_49
104,73
328,389
,592
,936
Item_50
104,66
324,835
,765
,935
Item_55
103,73
339,180
,283
,938
Item_56
103,75
338,890
,287
,938
Item_57
104,52
332,395
,555
,936
Item_60
104,75
326,703
,799
,935
Item_62
104,91
321,573
,723
,935
Item_63
104,89
329,871
,616
,936
Item_64
105,14
327,795
,686
,935
Item_65
104,75
328,424
,689
,936
Item_66
105,07
329,042
,722
,935
Item_68
104,91
329,852
,638
,936
Item_69
104,70
334,073
,402
,937
Item_70
104,73
332,296
,409
,937
Item_71
104,61
335,638
,488
,937
4. Reliabiltas skala gaya attachment setelah uji coba
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Reliability Statistics
%
44
100,0
0
,0
44
100,0
Cronbach's
Alpha
N of Items
,938
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
5. Reliabilitas skala attachment per jenis
secure attachment
Case Processing Summary
N
Cases
%
Valid
44
100,0
0
,0
44
100,0
Excludeda
Total
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,721
18
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
preoccupied attachment
Case Processing Summary
N
Cases
Reliability Statistics
%
Valid
44
100,0
0
,0
44
100,0
Cronbach's
Alpha
Excludeda
N of Items
,825
Total
18
dismissing attachment
Case Processing Summary
N
Cases
Reliability Statistics
%
Valid
44
100,0
0
,0
44
100,0
Excludeda
Total
Cronbach's
Alpha
N of Items
,801
18
avoidant fearfull attachment
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
Reliability Statistics
%
Cronbach's
44
100,0
0
,0
44
100,0
Alpha
N of Items
,801
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
D. Reliabilitas skala passion
1. Reliabilitas skala sebelum uji coba
Reliabiltas skala passion sebelum uji coba
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
%
Reliability Statistics
44
100,0
0
,0
44
100,0
Cronbach's
Alpha
N of Items
,907
80
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
2. Hasil sebelum seleksi item skala passion
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Deleted
Item_1
235,09
352,038
,149
,908
Item_2
235,18
351,315
,197
,907
Item_3
234,68
349,292
,295
,906
Item_4
235,98
351,372
,121
,908
Item_5
234,98
351,092
,237
,907
Item_6
234,61
347,080
,411
,906
Item_7
234,98
352,860
,119
,908
Item_8
234,95
344,184
,558
,905
Item_9
234,68
352,501
,110
,908
Item_10
235,66
362,835
-,217
,912
Item_11
234,86
345,655
,388
,906
Item_12
234,95
347,672
,340
,906
Item_13
235,16
348,974
,329
,906
Item_14
235,32
347,989
,256
,907
Item_15
235,41
348,945
,239
,907
Item_16
234,82
349,827
,182
,908
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Item_17
234,89
348,150
,391
,906
Item_18
235,64
356,330
-,024
,910
Item_19
235,48
358,999
-,126
,910
Item_20
235,05
346,230
,342
,906
Item_21
235,02
355,139
,019
,909
Item_22
235,00
341,581
,565
,904
Item_23
234,98
351,511
,238
,907
Item_24
235,43
344,763
,479
,905
Item_25
234,45
346,998
,440
,906
Item_26
234,89
345,824
,370
,906
Item_27
234,57
343,507
,477
,905
Item_28
234,80
346,864
,383
,906
Item_29
234,98
339,883
,519
,904
Item_30
235,11
345,871
,351
,906
Item_31
235,43
352,112
,114
,908
Item_32
234,98
347,558
,334
,906
Item_33
234,95
345,533
,352
,906
Item_34
235,00
349,116
,279
,907
Item_35
234,82
353,966
,099
,908
Item_36
235,02
348,906
,297
,906
Item_37
234,91
347,387
,288
,907
Item_38
235,00
341,814
,503
,905
Item_39
234,77
346,040
,439
,905
Item_40
235,16
351,532
,179
,907
Item_41
234,82
346,431
,385
,906
Item_42
235,09
344,829
,495
,905
Item_43
234,91
346,968
,373
,906
Item_44
234,98
344,302
,573
,905
Item_45
234,70
345,329
,480
,905
Item_46
234,80
341,190
,594
,904
Item_47
235,02
347,837
,368
,906
Item_48
235,14
349,097
,287
,907
Item_49
234,75
348,517
,270
,907
Item_50
234,93
345,321
,487
,905
Item_51
234,89
346,289
,485
,905
Item_52
235,27
348,482
,268
,907
Item_53
234,93
348,391
,345
,906
Item_54
235,39
355,545
,012
,909
Item_55
234,84
348,555
,303
,906
Item_56
235,14
348,818
,252
,907
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Item_57
235,14
348,679
,385
,906
Item_58
235,45
350,300
,190
,907
Item_59
234,84
347,067
,390
,906
Item_60
234,66
345,067
,560
,905
Item_61
234,64
345,679
,448
,905
Item_62
235,11
346,150
,326
,906
Item_63
235,07
348,018
,300
,906
Item_64
235,16
347,718
,303
,906
Item_65
234,61
342,243
,639
,904
Item_66
235,41
344,712
,375
,906
Item_67
235,00
347,349
,376
,906
Item_68
235,16
356,509
-,027
,909
Item_69
235,25
345,169
,362
,906
Item_70
234,84
345,067
,516
,905
Item_71
235,45
342,626
,398
,906
Item_72
235,25
345,448
,406
,906
Item_73
234,59
347,224
,434
,906
Item_74
234,86
341,609
,611
,904
Item_75
235,16
352,323
,122
,908
Item_76
234,77
345,529
,369
,906
Item_77
235,07
342,298
,525
,905
Item_78
234,73
347,970
,320
,906
Item_79
235,05
340,649
,548
,904
Item_80
235,50
346,256
,349
,906
3. Hasil seleksi item skala passion
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Deleted
Item_3
169,50
287,140
,313
,929
Item_6
169,43
284,763
,449
,928
Item_8
169,77
284,226
,486
,928
Item_11
169,68
286,920
,272
,930
Item_12
169,77
285,063
,385
,929
Item_13
169,98
288,116
,282
,929
Item_14
170,14
282,260
,408
,929
Item_16
169,64
284,934
,289
,930
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Item_17
169,70
288,678
,269
,929
Item_20
169,86
285,004
,330
,929
Item_22
169,82
279,920
,591
,927
Item_24
170,25
282,517
,522
,928
Item_25
169,27
286,436
,385
,929
Item_26
169,70
284,353
,369
,929
Item_27
169,39
280,429
,556
,928
Item_28
169,61
284,196
,436
,928
Item_29
169,80
279,004
,518
,928
Item_30
169,93
283,507
,386
,929
Item_32
169,80
285,236
,365
,929
Item_33
169,77
282,738
,403
,929
Item_34
169,82
287,780
,258
,930
Item_36
169,84
286,695
,319
,929
Item_38
169,82
281,036
,490
,928
Item_39
169,59
284,666
,433
,928
Item_41
169,64
285,446
,360
,929
Item_42
169,91
281,433
,597
,927
Item_43
169,73
286,994
,298
,929
Item_44
169,80
282,585
,595
,928
Item_45
169,52
285,046
,423
,929
Item_46
169,61
278,103
,688
,927
Item_47
169,84
285,346
,410
,929
Item_48
169,95
286,370
,332
,929
Item_50
169,75
282,610
,554
,928
Item_51
169,70
284,678
,491
,928
Item_52
170,09
285,433
,322
,929
Item_53
169,75
287,959
,280
,929
Item_57
169,95
285,858
,450
,928
Item_58
170,27
284,529
,341
,929
Item_59
169,66
284,369
,446
,928
Item_60
169,48
283,232
,586
,928
Item_61
169,45
284,207
,449
,928
Item_62
169,93
285,925
,277
,930
Item_63
169,89
285,359
,342
,929
Item_64
169,98
284,860
,353
,929
Item_65
169,43
280,437
,675
,927
Item_66
170,23
282,273
,415
,929
Item_69
170,07
286,112
,271
,930
Item_70
169,66
283,067
,548
,928
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Item_71
170,27
281,598
,392
,929
Item_72
170,07
282,344
,479
,928
Item_73
169,41
286,573
,382
,929
Item_74
169,68
280,734
,601
,927
Item_76
169,59
282,712
,425
,929
Item_77
169,89
278,847
,626
,927
Item_78
169,55
284,486
,402
,929
Item_79
169,86
277,097
,653
,927
Item_80
170,32
286,222
,288
,930
4. Reliabilitas skala setelah uji coba
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
Reliability Statistics
%
44
100,0
0
,0
44
100,0
Cronbach's
Alpha
N of Items
,930
57
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
5. Reliabilitas daya tarik fisik
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
Reliability Statistics
%
44
100,0
0
,0
44
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Cronbach's
Alpha
N of Items
,741
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Reliabilitas daya tarik seksual
Case Processing Summary
Reliability Statistics
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
%
44
100,0
0
,0
44
100,0
Cronbach's
Alpha
N of Items
,711
16
Reliabilitas perilaku seksual
Reliability Statistics
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
Cronbach's
%
44
100,0
0
,0
44
100,0
Alpha
N of Items
,717
16
Reliabilitas komunikasi seksual
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
%
Reliability Statistics
44
100,0
0
,0
44
100,0
Cronbach's
Alpha
N of Items
,710
16
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliabilitas ekstaversi
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
Reliability Statistics
%
Cronbach's
44
100,0
0
,0
44
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Alpha
N of Items
,811
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
E. Data Demografik
1. Jenis kelamin
Statistics
jenis_kelamin
N
Valid
124
Missing
0
jenis_kelamin
Frequency
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Percent
laki-laki
60
48,4
48,4
48,4
perempuan
64
51,6
51,6
100,0
124
100,0
100,0
Total
2. Usia
Statistics
usia
N
Valid
Missing
124
0
Usia
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
20-25 tahun
14
11,3
11,3
11,3
26-30 tahun
39
31,5
31,5
42,7
31-35 tahun
37
29,8
29,8
72,6
36-40 tahun
34
27,4
27,4
100,0
124
100,0
100,0
Total
3. Pendidikan terakhir
Statistics
pendidikan_terakhir
N
Valid
Missing
124
0
pendidikan_terakhir
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
SD
25
20,2
20,2
20,2
SMP
17
13,7
13,7
33,9
SMA/STM/AMK
30
24,2
24,2
58,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
D I/DII/DIII
8
6,5
6,5
64,5
S1/S2/S3
44
35,5
35,5
100,0
124
100,0
100,0
Total
4. Pekerjaan
Statistics
pekerjaan
N
Valid
124
Missing
0
pekerjaan
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Petani
6
4,8
4,8
4,8
Buruh
7
5,6
5,6
10,5
Pedagang
7
5,6
5,6
16,1
Wiraswasta
28
22,6
22,6
38,7
Karyawan Swasta
38
30,6
30,6
69,4
PNS
17
13,7
13,7
83,1
Ibu Rumah Tangga
17
13,7
13,7
96,8
Mahasiswa/mahasiswi
1
,8
,8
97,6
Dosen
3
2,4
2,4
100,0
124
100,0
100,0
Total
5. Usia pernikahan
Statistics
usia_pernikahan
N
Valid
Missing
124
0
usia_pernikahan
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
1-5 tahun
52
41,9
41,9
41,9
6-10 tahun
37
29,8
29,8
71,8
11-15 tahun
28
22,6
22,6
94,4
15-20 tahun
5
4,0
4,0
98,4
lebih dari 20 tahun
2
1,6
1,6
100,0
124
100,0
100,0
Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
6. Alasan menjalani pernikahan jarak jauh
Statistics
alasan_menjalani_pernikahan_jarak_jauh
N
Valid
124
Missing
0
alasan_menjalani_pernikahan_jarak_jauh
Frequency
Valid
pekerjaan
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
109
87,9
87,9
87,9
studi atau kuliah
4
3,2
3,2
91,1
keamanan
4
3,2
3,2
94,4
etika
2
1,6
1,6
96,0
gaya hidup
3
2,4
2,4
98,4
lain-lain (orang tua
melarang, tidak ada tempat
tinggal bersama pasangan )
2
1,6
1,6
100,0
124
100,0
100,0
Total
7. Intensitas bertemu dengan pasangan
Statistics
Intensitas_bertemu_pasangan
N
Valid
Missing
124
0
Intensitas_bertemu_pasangan
Frequency
Valid
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
satu minggu sekali
36
29,0
29,0
29,0
dua minggu sekali
19
15,3
15,3
44,4
satu bulan sekali
31
25,0
25,0
69,4
dua bulan sekali
6
4,8
4,8
74,2
tiga bulan sekali
22
17,7
17,7
91,9
lima bulan sekali
1
,8
,8
92,7
enam bulan sekali
2
1,6
1,6
94,4
lebih dari enam bulan sekali
7
5,6
5,6
100,0
124
100,0
100,0
Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
8. Subjek tinggal dengan
Statistics
tinggal_bersama_dengan
N
Valid
Missing
124
0
tinggal_bersama_dengan
Frequency
Valid
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
sendiri
45
36,3
36,3
36,3
anak-anak
15
12,1
12,1
48,4
anak dan pembantu
3
2,4
2,4
50,8
orang tua
12
9,7
9,7
60,5
saudara lain
12
9,7
9,7
70,2
anak-anak dan orang tua
22
17,7
17,7
87,9
anak-anak dan saudara lain
2
1,6
1,6
89,5
orang tua dan saudara lain
1
,8
,8
90,3
12
9,7
9,7
100,0
124
100,0
100,0
lain lain (teman, atasan)
Total
9. Pasangan subjek tinggal dengan
Statistics
pasangan_tinggal_dengan
N
Valid
Missing
124
0
pasangan_tinggal_dengan
Frequency
Valid
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Sendiri
45
36,3
36,3
36,3
anak-anak
11
8,9
8,9
45,2
anak-anak dan pembantu
3
2,4
2,4
47,6
orang tua
10
8,1
8,1
55,6
sasudara lain
10
8,1
8,1
63,7
anak-anak dan orang tua
22
17,7
17,7
81,5
anak-anak dan saudara lain
2
1,6
1,6
83,1
anak-anak, oran tua dan
saudara lain
1
,8
,8
83,9
orang tua dan saudara lain
lain lain (teman, atasan)
Total
1
,8
,8
84,7
19
15,3
15,3
100,0
124
100,0
100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
F. Deskripsi hasil penelitian
Descriptive Statistics
N
Secure_attachment
Preoccupied_attachment
Dismissing_attachment
Avoidant_fearfull_attachmen
t
Passion
Valid N (listwise)
Range
Minimum
Maximum
Std.
Deviation
Mean
124
124
124
14
21
21
18
10
8
32
31
29
23,88
17,92
16,02
2,600
3,743
4,303
124
22
8
30
16,30
4,068
124
45
71
116
90,78
8,619
124
G. Uji asumsi regresi
1. Uji normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
124
,0000000
6,63845765
,072
,035
-,072
,072
,185c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
2. Uji linearitas
Case Processing Summary
Cases
Included
N
Passion * Secure_attachment
Passion *
Preoccupied_attachment
Passion * Dismissing_attachment
Passion *
Avoidant_fearfull_attachment
Percent
Excluded
N
Total
Percent
N
Percent
124
100,0%
0
0,0%
124
100,0%
124
100,0%
0
0,0%
124
100,0%
124
100,0%
0
0,0%
124
100,0%
124
100,0%
0
0,0%
124
100,0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
a. secure attachment
ANOVA Table
Sum of
Squares
Passion Between Groups
*
Secure_
attachm
ent
(Combined)
2302,006
Linearity
F
164,429
2,622
,003
1 1251,053
19,95
1
,000
1,289
,230
14
1251,053
Deviation from
Linearity
Mean
Square
df
1050,953
13
80,843
Within Groups
6835,115
109
62,707
Total
9137,121
123
Sig.
b. Preoccupied attachment
ANOVA Table
Sum of
Squares
Passion *
Between Groups
Preoccupie
d_attachme
nt
(Combined)
Mean
Square
df
Sig.
19
192,289 3,647
,000
2018,860
1
38,28
2018,860
9
,000
1634,627
18
90,813 1,722
,047
Within Groups
5483,633
104
Total
9137,121
123
Linearity
Deviation
from
Linearity
3653,488
F
52,727
c. Dismissing attachment
ANOVA Table
Sum of
Squares
Passio Between Groups
n*
Dismis
sing_at
tachme
Within Groups
nt
Total
Mean
Square
df
F
Sig.
(Combined)
5255,362
17
309,139
8,442
,000
Linearity
2941,511
1
2941,511
80,324
,000
Deviation from
Linearity
2313,851
16
144,616
3,949
,000
3881,759
106
36,620
9137,121
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
d. avoidant fearfull attachment
ANOVA Table
Sum of
Squares
Passion *
Between Groups
Avoidant_fearfull
_attachment
Mean
Square
df
(Combined)
4469,483
20
Linearity
2864,473
1
223,474
Deviation from
Linearity
1605,010
19
84,474
Within Groups
4667,638
103
45,317
Total
9137,121
123
F
Sig.
4,931
,000
2864,473 63,210
,000
1,864
,025
3. Uji multikolinieritas
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1 (Constant)
B
Std. Error
94,41
6
7,484
,719
,251
Preoccupied_attachment
-,282
Dismissing_attachment
-,579
Avoidant_fearfull_attachment
-,397
Secure_attachment
Standardize
d
Coefficients
Beta
Collinearity
Statistics
t
Sig.
Tolerance
12,616
,000
,217
2,864
,005
,870
1,149
,227
-,122
-1,241
,217
,513
1,949
,246
-,289
-2,354
,020
,330
3,030
,247
-,187
-1,608
,111
,367
2,725
a. Dependent Variable: Passion
4. Uji heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std.
Error
B
3,839
4,655
,140
,156
Preoccupied_attachment
-,295
Dismissing_attachment
-,208
,395
Secure_attachment
Avoidant_fearfull_attachment
a. Dependent Variable: RES2
VIF
Beta
t
Sig.
,825
,411
,084
,898
,371
,141
-,256
-2,089
,139
,153
-,207
-1,356
,178
,154
,372
2,575
,111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
5. Uji autokorelasi
Model Summaryb
Model
R
,638a
1
Adjusted R
Square
R Square
,407
Std. Error of the
Estimate
,387
Durbin-Watson
6,749
2,098
H. Uji hipotesis
1. Hasil analisis regresi linier
Model Summaryb
Model
R
,638a
1
Adjusted R
Square
R Square
,407
Std. Error of the
Estimate
,387
6,749
ANOVAa
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
3716,619
4
929,155
Residual
5420,502
119
45,550
Total
9137,121
123
F
Sig.
,000b
20,398
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model
B
1(Constant)
Secure_attachment
Standardized
Coefficients
Std. Error
94,416
7,484
Beta
t
Sig.
12,616
,000
,719
,251
,217
2,864
,005
Preoccupied_attachme
nt
-,282
,227
-,122
-1,241
,217
Dismissing_attachment
-,579
,246
-,289
-2,354
,020
Avoidant_fearfull_attach
ment
-,397
,247
-,187
-1,608
,111
a. Dependent Variable: Passion
Residuals Statisticsa
Minimum
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual
75,91
-19,121
-2,706
-2,833
a. Dependent Variable: Passion
Maximum
104,35
15,576
2,468
2,308
Mean
90,78
,000
,000
,000
Std. Deviation
5,497
6,638
1,000
,984
N
124
124
124
124
Download