FAKTOR- FAKTOR YANG MENYEBABKAN RENDAHNYA MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MAN BERINGIN KOTA SAWAHLUNTO SKRIPSI Diajukan kepada Jurusan Tarbiyah untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam dalam Bidang Pendidikan Agama Islam OLEH Rahma Elvita NIM .11. 101.090 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) BATUSANGKAR 2016 My Biodata Nama : Rahma Elvita Tempat/Tgl Lahir : Lunto Barat/ 23 Maret 1992 Nim : 11 101 090 Jenis Kelamin : Perempuan Program Studi : Pendidikan Agama Islam Motto : Sabar dan Ikhlas dalam menjalani hidup. Jurusan Tahun Masuk Nama Orang Tua : Tarbiyah : 2011 : 1. Ayah : Ahmad Tarmizi 2. Ibu : Upik 2. Ibu : Rumah Tangga Pekerjaan Orang Tua : 1. Ayah : Wiraswasta Alamat Lengkap : Desa Lunto Barat, Kecamatan Lembah Segar, Kota Sawahlunto Riwayat Pendidikan : 1998-2003 : SD Negeri 15 Lunto Timur : 2004-2007 : MTS Lunto Timur : 2008-2010 : MAN Beringin Kota Sawahlunto : 2011-2016 : STAIN Batusangkar Batusangkar, 1 Maret 2016 Yang Bersangkutan, Rahma Elvita S. Pd.I HALAMAN PERSEMBAHAN Rasa puji dan syukur yang sedalam-dalamnya aku persembahkan untuk yang selalu menjadi penuntun dan penyejuk dalam jiwaku serta menemaniku dalam setiap hela nafas yaitu Allah SWT dan Rasul-Nya, yang telah membuka hati dan fikiranku, dan selalu memberi kemudahan dan kelancaran untukku. Tiada kata yang dapat diucapkan, tiada balasan yang dapat kuberikan, dan dengan segala kerendahan hati, ku persembahkan hasil karya ini untuk kedua insan yang sangat ku cintai yaitu Amak (Upik) dan Ayah (Ahmad Tarmizi) dan aku bersyukur Ya Allah telah menciptakan mereka untukku. Karena merekalah yang selalu memberikan motivasi dan membimbingku dari kecil serta mau mendengarkan semua keluh kesahku, mereka selalu mencukupi kebutuhan anakanaknya tampa menghiraukan tubuh mereka yang mulai rapuh karena selalu terbakar sinar matahari dari pagi hingga malam bekerja supaya bisa mencukupi kebutuhanku, tak mereka hiraukan betapa sakitnya kaki, tangan dan badan mereka untuk dapat memenuhi segala keinginan ku. Dan mereka selalu berkata ini amak dan ayah lakukan karena ingin anak-anaknya hidup lebih baik daripada mereka. Sungguh mulia harapanmu Amak dan Ayah aku kan selalu berusaha untuk menjadi anak yang bisa engkau banggakan dan mewujudkan semua semua mimpi kita selama ini... Amin,,, Buat kakak ku tercinta Puspita Nora Liza dan Keluarga, Junaidi Abdillah, Indra Soneta dan Keluarga, yang selalu memberi semangat dan motivasi untuk menyelesaikan kuliah ini. Buat teman-teman lokal PAI C, Ana, Nur, Rita, Rika Cewek, Rika Cowok, Suci, Siska, Dona, Ummul, Yuli, Dayu, Novi, Nora, Fadhil, Rabil, Riki, Reno, Rino, Isos, Ilyas, Rian Ndut, Rian Ruih, Syafrizal, Oki, Yogi, Yulia, Yos, Wiya, Winda, Fitri, Zulman, Eka, Rama, Tirta, Rina dan Ayu serta teman-teman lokal PAI A dan PAI B angkatan 2011 yang telah membantu penulis selama perkuliahan. Terima kasih saya ucapkan kepada anak Kost PT, Wajik, Uli, Iyet, Ises, Zola, Am-am, Popop, Caca, Anti, Cika, Yola, Winda, Ani, dan adek-adekku Yen Chaniago, Tika Lisnawati, Respi Stepani, Darna Neti, Sasna Wati, yang selalu memberikan motivasi, dan semangat untuk saya dalam menyelesaikan skripsi saya Terima kasih kepada teman-teman KKN saya, Bang Hendra, Candra, Angga, Lisa, Tika, Ririn, Liza, Ovy, dan Suci yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini. Terima kasih untuk teman PL saya, Nur, Salwa, Aidil, Dita, dan Nefli yang juga telah membantu saya dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi saya. Terima kasih untuk Mak Uwo dan Keluarga, Etek Igun dan Keluarga, Angku Rudi dan Keluarga, Ayah Gaek dan Keluarga, Pak Utiah dan Keluarga, Pak Etek dan Keluarga untuk do’a, semangat, dan motivasi yang diberikan sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi saya. Terima Kasih untuk Pamong selama saya melaksanakan PPL, sekaligus informan dalam pelaksanaan penelitian saya yang telah bersedia meluangkan waktu dan mengorbankan tenaganya untuk memberikan bimbingan dalam penelitian dan penyelesaian skripsi ini. Terima kasih untuk Kepala Sekolah, Majlis Guru, Karyawan/ti, Tata Usaha dan Siswa dan Siswi di MAN Beringin Kota Sawahlunto yang telah membantu saya dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu yang tidak tersebut satu-persatu, yang telah membantu saya dalam kuliah dan penyelesaian skripsi ini. By Rahma Elvita, S.Pd. I KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan petunjuknya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN RENDAHNYA MINAT BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FIQIH DI MAN BERINGIN KOTA SAWAHLUNTO “ sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki. Salawat dan salam penulis doakan kepada Allah SWT semoga disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi teladan bagi umat serta para sahabatnya. Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki, dan atas berkat bantuan serta motivasi dari berbagai pihak yang turut menyukseskan penulisan skripsi ini, untuk itu penulis berharap semoga Allah melimpahkan pahala yang berlipat ganda kepada pihak yang telah berpatisipasi dalam menyukseskan penyelesaian skripsi ini. Ucapan terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada : 1. Ketua STAIN Batusangkar Bapak Dr. H. Kasmuri, M.A, yang telah memberikan kesempatan penyusunan skripsi ini. untuk menyelesaikan perkuliahan dan 2. Ketua Jurusan Tarbiyah Bapak Dr. Sirajul Munir, M.Pd yang telah memberikan pelayanan yang baik kepada penulis dalam menyelesaikan studi di jurusan ini. 3. Ibunda Susi Herawati., S.Ag.M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Batusangkar. 4. Bapak Drs. Adripen, M.Pd dan Ibu Dra.Hj.Eliwatis, M.Ag sebagai pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak/ Ibu Dosen PAI yang telah berjasa dalam membimbing selama melaksanakan perkuliahan di STAIN Batusangkar. 6. Bapak Asmendri, S.Ag.M.Pd selaku penasehat akademik (PA) yang sudah membimbing dalam pelaksanaan akedemik di STAIN Batusangkar. 7. Bapak Kepala Sekolah MAN Beringin Kota Sawahlunto beserta majlis guru, pegawai dan siswa yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. 8. Teristimewa sekali kepada Ayahanda Ahmad Tarmizi dan Ibunda Upik atas segala kasih sayang dan pengorbanan yang tak terhingga baik itu secara moril maupun materil yang tak terhitung nilainya serta semangat hidup dan do’a dengan penuh pengharapan kepada Allah SWT. Semoga dorongan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis akan menjadi amal ibadah dari Allah SWT.Amin. Batusangkar , Maret 2016 Penulis Rahma Elvita NIM: 11 101 090 ABSTRAK RAHMA ELVITA, NIM 11 101 090 judul skripsi “ FAKTORFAKTOR YANG MENYEBABKAN RENDAHNYA MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MAN BERINGIN KOTA SAWAHLUNTO “. Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Batusangkar, Tahun Akademik 2016. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah apakah faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto dilihat dari faktor dalam diri siswa dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto dilihat dari faktor guru. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan Islam (S.Pd.I) pada prodi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah di STAIN Batusangkar, sebagai sumbangan pemikiran bagi penulis kepada Guru mata pelajaran fiqih dalam melaksanakan pembelajaran khususnya di MAN Beringin Kota Sawahlunto, sebagai bahan bacaan dan untuk menambah referensi perpustakaan STAIN Batusangkar. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang mengungkapkan serta menggambarkan kejadian yang terjadi dilapangan sebagai mana adanya dilokasi penelitian yang dilakukan. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan sesuatu fenomena yang terjadi dilapangan, yang mana penguraian atau penggambaran dengan kata-kata tampa menggunakan angka-angka atau statistik. Sedangkan informan dalam penelitian yang akan penulis lakukan untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto adalah siswa dan siswi kelas XI IPS dan guru mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu mengedit data, membaca, menelaah, menghimpun sumber data yang di teliti, mengklasifikasi data, interprestasi data dan penarikan kesimpulan. Sedangkan teknik keabsahan data dengan cara trianggulasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor dari dalam diri siswa yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran fiqih, siswa tidak berkosentrasi saat mengikuti mata pelajaran fiqih, siswa tidak mendengarkan guru menjelaskan pelajaran di kelas, jarang mengerjakan tugas atau latihan yang diberikan oleh guru, suka mengganggu teman sebangku saat proses belajar mengajar berlangsung, dan jarang mengerjakan dan mengulang pelajaran di rumah. Sedangkan faktor dari guru yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto yaitu dalam kegiatan pendahuluan guru kurang memotivasi siswa sehingga siswa kurang fokus dalam belajar, pada kegiatan inti saat menjelaskan masih ada siswa yang meribut saat guru menjelaskan materi pelajaran sehingga mengganggu kosentrasi saat belajar, guru kurang mengontrol dan membimbing siswa dalam berdiskusi sehingga masih ada yang mendiskusikan hal lain di luar topik yang didiskusikan di dalam kelompoknya, guru jarang menggunakan metode, strategi dan media saat proses pembelajaran berlangsung. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ........................................... KATA PENGANTAR ................................................................................. ABSTRAK................................................................................................... DAFTAR ISI ............................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 9 C. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................................... 10 D. Defenisi Operasional ......................................................................... 10 E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 11 F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 11 BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 12 A. Minat ................................................................................................ 12 1. Pengertian Minat Belajar ............................................................. 12 2. Macam-macam Minat Belajar ...................................................... 14 3. Indikator Minat Belajar................................................................ 17 4. Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Minat Belajar ....................... 18 5. Upaya Peningkatan Kemampuan Guru ........................................ 24 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ........................ 26 B. Belajar.............................................................................................. 32 1. Pengertian Belajar ....................................................................... 32 2. Prinsip-prinsip Belajar ................................................................. 32 3. Faktor-faktor dalam Belajar ......................................................... 33 C. Mata Pelajaran Fiqih ......................................................................... 33 1. Pengertian Fiqih .......................................................................... 33 2. Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran Fiqih ...................................... 34 3. Ruang Lingkup Fiqih ................................................................... 34 BAB III METEDOLOGI PENELITIAN ................................................... 35 A. Jenis Penelitian.................................................................................. 35 B. Metode Penelitian............................................................................. 36 C. Informan Penelitian ........................................................................... 36 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 37 E. Teknik Pengolahan Data.................................................................... 38 F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 39 G. Teknik Keabsahan Data ..................................................................... 40 BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 41 A. Temuan Umum ................................................................................. 41 1. Profil Sekolah .............................................................................. 41 2. Visi Sekolah ............................................................................... 41 3. Misi Sekolah .............................................................................. 42 4. Tata Tertib Sekolah ..................................................................... 42 5. Jumlah Peserta didik Tahun 2014/2015........................................ 43 6. Guru di MAN Beringin ............................................................... 43 B. Temuan Khusus................................................................................. 44 1. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa dilihat dari faktor dalam diri siswa ............................................... 45 2. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa dilihat dari faktor dalam diri guru ................................................ 56 3. Trianggulasi ................................................................................ 67 C. Pembahasan ...................................................................................... 74 1. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa dilihat dari faktor dalam diri siswa ............................................... 75 2. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa dilihat dari faktor dalam diri siswa ............................................... 79 BAB V PENUTUP ...................................................................................... 80 A. Kesimpulan ................................................................................. 80 B. Saran ........................................................................................... 82 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk mengembangkan potensi diri ke arah yang lebih baik agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Pendidikan dapat diperoleh melalui lembaga pendidikan di sekolah. Dengan jalan belajar di sekolah siswa dapat mengembangkan dirinya dengan baik. Karena manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna yang memiliki akal fikiran yang bisa digunakannya dalam mengembangkan potensi dirinya. Hal ini diperkuat dengan firman Allah Swt yang terdapat dalam ayat Q.S At –Tiin ayat 4 yang berbunyi : [٩٥:٤] سانَ ِفي أَحْ َس ِن ت َ ْق ِو ٍيم َ اﻹن ِ ْ لَقَ ْد َخلَ ْقنَا Artinya: sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Setiap manusia dilahirkan dengan terlebih dahulu membuat konsesus dengan Sang Khalik di dalam imateri (alam ruh), kesepakatan berupa pengakuan akan keesaan Allah Swt, yakni proses dialog antar ruh dengan Sang Pencipta. Manusia merupakan ciptaan Allah Swt, yang memiliki susunan anatomi yang sempurna, manusia diciptakan Allah Swt, dengan diserahi tugas untuk beribadah kepadanya dan memakmurkan kehidupan di bumi dalam rangka mengabdi pada pencipta. Akan tetapi, manusia pada awalnya lahir di muka bumi ini dengan tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu apapun, kemudian Allah Swt memberi pengetahuan dan berbagai potensi lainnya sebagai kelengkapan anugerah Ilahi agar bisa membudidayakan alam untuk keperluan hidup dan kelestarian kehidupan di lam ini, anugerah tersebut berupa akal, pikiran, pengetahuan, pendengaran, dan indrawi manusia. 1 2 Sarana yang paling efektif guna memperoleh pengetahuan yang baik dan bertahap adalah melalui pendidikan di sekolah. Keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah, dapat diperhatikan melalui kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh siswa di sekolah. Keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain guru, siswa, kurikulum, lingkungan belajar, dan lainnya. Siswa dan guru merupakan dua faktor penting dalam proses pembelajaran. Pentingnya faktor siswa dan guru dapat di lihat melalui pemahaman hakekat pembelajaran, yakni sebagai usaha sadar guru untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dalam hadist dikatakan bahwa: ِيضة على كل ِم ِ مسل ِ فر ِلم طلب الع ٍ ◌ٍ ِمة ومسل Artinya: mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim lakilaki maupun muslim perempuan ( HR. Ibnu Abdil Barr ) Proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan siswi di dalam kelas merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan bagi setiap muslim baik muslim laki-laki maupun muslim perempuan. Dan pembelajaran yang dilakukan kepada siswa, harus sesuai dengan perkembangan siswa menuju ke arah pengenalan kepada Zat Pencipta dengan analisis terhadap ciptaannya. Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an surat ar-Rum ayat 30: ْ ِ◌ ف َ َت ﱠ ِ الﱠتِي ف ۚ ّين َحنِيفًا ط َر َ ط َر ِ فَأَقِ ْم َو ْج َه َك ِلل ِد ِۚق ﱠ ۚ اس َعلَ ْي َها ُ ◌ ٰذَ ِل َك ال ِد ّين ْالقَيِّ ُم َ النﱠ ِ ◌ َﻻ ت َ ْبدِي َل ِلخ َْل [٣٠:٣٠] َاس َﻻ يَ ْعلَ ُمون ِ َو ٰلَ ِك ﱠن أَ ْكثَ َر النﱠ Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia 3 menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Berkaitan dengan pengembangan pendidikan dalam usaha mengembangkan fitrah manusia dengan ajaran Islam, agar terwujud kehidupan manusia yang makmur dan bahagia. Pada saat inilah diperlukan adanya kerjasama antara guru dan siswa. Dalam usaha meningkatkan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran, guru perlu memahami halhal yang mempengaruhi, menghambat maupun yang mendukung proses belajar siswa. Selain itu, guru harus memahami tentang metode atau strategi pembelajaran yang efektif untuk membantu siswa agar dapat belajar secara optimal dan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar yang beroreintasi pada tujuan. Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses pembelajaran dapat mengindikasikan akan ketertarikan siswa terhadap pelajaran atau sebaliknya, siswa merasa tidak tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketertarikan siswa ini merupakan salah satu tanda-tanda adanya minat belajar siswa. Minat belajar adalah suatu kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.1 Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, akan diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan memiliki rasa kepuasan. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, tidak merasa memperoleh kepuasan dari pelajaran itu.2 1 Sudarsono, Joko. Menumbuhkan Minat Belajar Untuk Mencapai Sukses Dalam Studi, ( Majalah Remaja Gen , 2000 ) no 04, 2003., h. 28-29 2 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2010 ), h. 57 4 Menurut Crow and Crow minat yaitu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa adanya yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Crow and Crow mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, dan pengalaman yang diransang oleh kegiatan itu sendiri. Jadi minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dan dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.3 Dengan demikian minat adalah suatu dorongan yang timbul pada diri individu terhadap sesuatu objek atau aktifitas sehingga, seorang individu harus memiliki rasa senang terhadap pelajaran dan lingkungan di sekolahnya. Sebab dengan rasa senang dan rasa memiliki sekolah tersebut maka dengan sendirinya akan timbul semangat dalam dirinya untuk bisa bersungguh-sungguh dalam belajar, karena dia merasa bahwa sekolah juga merupakan bagian dari hidupnya. Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa timbul karena adanya rasa sayang, ketertarikan pada sesuatu hal atau keterampilan sehingga berdampak positif terhadap kegiatan belajar, serta keinginan atau cita-cita untuk menjadi lebih baik. Di samping minat untuk mendapatkan prestasi belajar yang dilakukan dalam proses pembelajaran juga harus ada dukungan perhatian dan motivasi dari orang tua, guru, teman, lingkungan dalam mendukung proses pembelajaran. Apabila seorang siswa telah memiliki minat dalam dirinya itu akan membantu dalam melakukan proses pembelajaran. Karena faktor utama sebelum dia belajar adalah apakah ada keinginan dalam dirinya untuk belajar, dan apabila sudah ada keinginan dalam dirinya untuk belajar maka 3 Djalii, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara , 2008 ) h. 121 5 ditambah dengan faktor-faktor lain baik dari guru, teman, dan keluarga itu akan semakin mendekatkan dirinya untuk mencapai tujuan yang hendak siswa capai, dan begitu pula sebaliknya jika dari awal tidak ada minat dalam diri siswa untuk belajar, tidak ada keinginan dan dorongan dari diri siswa sendiri maka siswa tersebut tidak akan mudah untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Karena minat belajar tidaklah selalu stabil, melainkan selalu berubah-ubah. Oleh karena itu, minat belajar perlu diarahkan dan dikembangkan kepada sesuatu pilihan yang ditentukan melalui faktor-faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari guru. Berdasarkan hasil observasi penulis pada tanggal 13 Agustus 2015 pada mata pelajaran Fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto diketahui bahwa saat proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak merasa senang dan tertarik dalam proses pembelajaran. Sehingga tidak ada perhatian, ketertarikan, dan partisipasi siswa dalam belajar. besar minat belajar siswa dapat di ukur melalui: Seberapa a. Ketertarikan siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan banyak siswa yang melakukan aktifitas lain saat proses pembelajaran, ini karena tidak adanya ketertarikan siswa dalam belajar sehingga mereka lebih senang melakukan kegiatan lain daripada mendengarkan gurunya. Seperti: ada siswa yang bermain hp saat proses pembelajaran berlangsung. b. Perhatian siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan perhatian siswa tidak terfokus pada guru, banyak hal lain yang dilakukan oleh siswa. Seperti: suka mengganggu teman saat proses pembelajaran berlangsung, dan itu akan mengganggu proses pembelajaran yang dilaksanakan. Ada yang mengganggu teman dengan mencolek teman yang belajar, mengajak teman disamping mengobrol, dan membuat lelucon yang membuat proses pembelajaran yang berlangsung menjadi terganggu. c. Kesukaan siswa dalam belajar. 6 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan siswa sering minta permisi untuk meninggalkan kelas, dan kadang tidak kembali lagi ke kelas. Hal ini membuktikan bahwa siswa sebisa mungkin menghindar dari proses pembelajaran dikarenakan siswa malas dan mengikuti pelajaran tersebut. tidak suka d. Keterlibatan siswa dalam belajar. Berdasarkan observasi yang dilakukan siswa sering tidur di dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung, dan setiap ada latihan atau PR yang diberikan oleh guru mereka jarang mengerjakannya. Dan dari hasil wawancara penulis dengan Ibu Erni yakni guru yang mengajar pada mata pelajaran fiqih bahwa guru tersebut mengungkapkan banyaknya siswa yang tidak memperhatikan saat guru menjelaskan pelajaran, siswa merasa bosan dan tidak senang dalam mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan kalau dibandingkan dengan mata pelajaran lain seperti mata pelajaran Bahasa Indonesia disini dapat di lihat dorongan dan keinginan siswa lebih baik daripada mata pelajaran fiqih ini dibuktikan juga dengan hasil belajar siswa yang mana nilai tidak tuntasnya lebih banyak dibandingkan nilai yang tuntas. Ini semua dikarenakan tidak adannya ketertarikan, kesukaaan, perhatian, dan keterlibatan siswa dalam belajar. Dilihat dari masalah di atas dapat disimpulkan bahwa yang merupakan masalah dalam mata pelajaran fiqih adalah tidak adanya ketertarikan siswa dalam belajar, siswa cendrung bosan, tidak senang dan bermalas-malasan sehingga siswa tidak memahami . Jika dilihat dari masalah tersebut yang belum ada pada siswa adalah kurangnya minat siswa dalam belajar. Untuk menumbuhkan minat belajar siswa tersebut diperlukan usaha-usaha yang dapat membuat ketertarikan dan keinginan siswa dalam belajar sehingga, siswa akan memperhatikan dan mendengarkan guru saat proses pembelajaran dengan lebih baik. Adapun akibat dari tidak adanya ketertarikan dan keinginan siswa dalam belajar, itu bisa dilihat dari ketidak pahaman siswa pada mata 7 pelajaran fiqih, seperti apabila materi ditanyakan kembali kepada siswa, mereka tidak bisa menjawabnya, dan tidak mengerti sama sekali dengan apa yang diajarakan gurunya. Selain itu juga dapat dilihat dari masih banyak anak didik yang mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu 75. Hal ini dapat dilihat melalui persentase hasil ulangan harian pada tabel I. Tabel 1 Data Hasil Belajar Fiqih XI IPS No Nama KKM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Adela Suryani Ahmad Al- Qadri Anggara Prasanta Dewi Fauziah Engla. M Fakhri Kurniawan Fauzul Azmi Febri Yohana Fitra Ramadhani Indah Sundari Irvan Rinaldi Istigfara Mutia Jeki Febri Irawan Maya Yunita Mela Sari Putri Rafi Amali Reni Syahputri Reza Yulia Rinova Oktarani Rahmat Illahi Sara Shania Sari Nova Lisa Selly Oktavia Sivia Okta Firma Sovia Arjuni Tomy Bima Putra Syafni Megawita Tungki Febriharianto Ulil Amri Welli Alhadi Putri Yoki Afrianto 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 Nilai Fiqih 64 36 56 56 64 60 76 68 60 64 80 80 40 28 72 80 84 88 76 84 64 60 48 76 72 28 68 76 64 68 64 KETERANGAN Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas 8 32 Yosef Gunawan 75 72 Tidak tuntas 33 Yusmanita 75 72 Tidak tuntas 34 Zurniwati 75 72 Tidak tuntas Dan dari persentase, keikutsertaan belajar siswa dapat dilihat juga pada tabel II No Kelas Jumlah Siswa ( Orang ) 1. XI IS 34 Tabel II Jumlah Siswa ( Orang ) Tuntas Tidak 10 Tuntas 24 Persentase Ketuntasan (%) Tuntas Tidak 29,4 % 70,6 % Tuntas ( Sumber : Panitia Pelaksana Ujian Tengah Semester MAN Sawahlinto ) Berdasarkan tabel I dapat diperhatikan bahwa siswa kelas XI IS dari 34 jumlah siswa yang ada 10 orang siswa nilainya tuntas dan 24 orang siswa nilainya tidak tuntas. Dan dari tabel II dapat diperhatikan bahwa persentase ketuntasan belajar fiqih siswa sangat rendah, karena rata-rata hasil Ujian Tengah Semester belum mencapai Kriteri Ketuntasan Minimal ( KKM ) yakni 75. Rendahnya pencapaian ketuntasan Ujian Tengah Semester ini menjadi alasan kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih. Dengan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran seperti : siswa yang tidak tertarik, merasa bosan dan tidak senang pada mata pelajaran fiqih. Karena minat sesorang berhubungan erat dengan prestasinya sehingga untuk mencapainya perlu dorongan dari dalam diri siswa, kemudian untuk melanjutkan prestasi belajar yang baik harus ada dukungan, perhatian dan motivasi dari orang tua, guru, teman, lingkungan dalam mendukung proses belajar. Untuk itu seorang guru harus bekerja sangat extra supaya perhatian siswa dalam belajar tidak terganggu. 9 Oleh sebab itu, dalam menyikapi masalah di atas perlu adanya solusi agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien sehingga, munculnya minat dan semangat belajar siswa. Yang pada akhirnya akan memudahkan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Berdasarkan permasalahan di atas penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, masalah-masalah yang muncul antara lain : 1. Dalam proses pembelajaran hanya guru yang berperan aktif 2. Metode yang sering digunakan guru adalah metode ceramah , sehingga siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran. 3. Tidak adanya keinginan dan ketertarikan siswa dalam belajar saat proses pembelajaran berlangsung 4. Tidak adanya perhatian siswa terhadap mata pelajaran fiqih 5. Siswa sering melakukan aktifitas lain diluar proses pembelajaran C. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan masalah a. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqih dilihat dari faktor dalam diri siswa b. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqih dilihat faktor guru 2. Rumusan masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini adalah Apakah faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar 10 siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto dilihat dari faktor dalam diri siswa dan faktor dari guru ? D. Definisi Operasional Sebelum menguraikan pembahasan ini lebih lanjut ada baiknya penulis jelaskan tentang istilah judul diatas sebagai berikut : 1. Faktor-faktor Faktor-faktor adalah segala sesuatu yang turut serta menyebabkan atau yang mempengaruhi sehingga sesuatu terjadi ( kerajinan, ketabahan yang merupakan penentu keberhasilan studi ).4 Jadi faktorfaktor adalah segala sesuatu yang memberi pengaruh baik itu negatif atau positif bagi sesuatu hal. Faktor dalam diri siswa diantaranya, kemampuan belajar, kondisi fisik dan psikis, perhatian, sikap dan motivasi dalam belajar. Sedangkan faktor di luar diri siswa yakni dari guru diantaranya cara mengajar, karakter, sikap, metode, strategi dan media pembelajaran. 2. Minat Belajar Minat adalah kecenderungan siswa yang agak menetap, siswa merasa tertarik pada suatu bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.5 Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap akibat latihan dan pengalaman.6 Jadi minat belajar adalah kecenderungan siswa untuk memperoleh perubahan tingkah laku akibat latihan dan pengalaman yang didasari dengan adanya rasa ketertarikan dalam bidang itu. 3. Mata Pelajaran Fiqih Badudu, Zain. Kamus Umum Bahasa Indonesia. ( Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1994), h. 403 5 Abdul Hadis, Psikologi dalam Pendidikan. (Bandung : Alfabeta, 2008), h. 44 6 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.90 4 11 Mata pelajaran fiqih adalah adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di MAN Beringin Kota Sawahlunto. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan batasan dan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa dalam pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto dilihat dari faktor dalam diri siswa. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa dalam pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto dilihat dari faktor guru. F. Manfaat Penelitian Suatu penelitian akan bernilai jika dapat memberikan manfaat bagi sebagian pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program sarjana Prodi Pendidikan Agama Islam ( PAI ) di STAIN Batusangkar. 2. Untuk menambah pemahaman dalam bimbingan dan penelitian. 3. Acuan bagi guru untuk melakukan inofasi dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Fiqih di sekolah. 4. Dapat membantu siswa dalam meningkatkan pengetahuannya dalam mata pelajaran Fiqih BAB II LANDASAN TEORI A. Minat Belajar 1. Pengertian Minat Belajar Dalam pengertian terminologis, pada kalimat minat belajar terdapat dua istilah masing-masing mempunyai pengertian sendiri-sendiri, yaitu istilah minat belajar dan istilah belajar. Pengertian tentang kedua kata tersebut perlu dijelaskan terlebih dahulu sebelum kemudian mendefinisikan istilah minat belajar yang harus kita mulai dari kata minat. Minat dalam bahasa Inggrisnya interest, dan dalam bahasa Arabnya ihtimaam. Dapat diartikan sebagai suatu kecendrungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas, atau situasi yang menjadi obyek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. 7 Sejak lahir setiap manusia sudah memiliki bakat, dengan demikian tergantung manusianyalah yang dapat mengembangkannya sesuai dengan hal yang dapat membuat dirinya merasa senang untuk melakukannya, maka dapat dikatakan manusia itu memiliki minat pada objek tersebut. Untuk lebih jauh memahami tentang definisi minat, maka penulis mengangkat beberapa pendapat tentang minat diantaranya : a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat adalah kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, dan keinginan.8 b. Menurut Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab yang mendefinisikan minat sebagai “suatu kecendrungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktifitas atau 7 Abdul Rahman Shaleh, Muhbib Abdul Wahab. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta : Prenada Media, 2004), h. 263. 8 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonseia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2008) h. 326 12 13 situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang”. 9 c. Menurut Holland dalam Djaali mengatakan bahwa minat adalah kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. 10 d. Menurut Slameto minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterterikan pada suatu hal atau aktivitas, tampa adanya pengaruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesutau diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.11 Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal yang lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cendrung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu, mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya Abdul Rahman Shaleh, Muhbib Abdul Wahab. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,... h. 264 10 Djalii, Psikologi Pendidikan,... h. 122 11 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h. 180-181 9 14 akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya dan begitupun sebaliknya. 2. Macam- Macam Minat Belajar Minat diharapkan dapat dicapai dengan baik. Untuk mencapainya harus ada keinginan dan dorongan dalam diri individu untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Menurut Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, minat dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu : a. Berdasarkan Timbulnya Berdasarkan timbulnya minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, minsalnya kewajiban akan makanan, perasaan enak atau nyaman, dan kebebasan beraktifitas. Sedangkan minat cultural atau minat sosial adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri. Minsalnya minat untuk memiliki mobil, kekayaan dengan memiliki hal tersebut secara tidak langsung akan menganggap kedudukan atau harga diri bagi orang yang agak istimewa pada orang-orang yang mempunyai mobil, kaya dan orang yang berpakaian mewah. b. Berdasarkan Arahnya Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1) Minat Instrinsik Minat instrinsik adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri ini merupakan yang lebih mendasar atau minat asli. Minsalnya seorang belajar karena memang ingin membaca, bukan karena ingin mendapatkan pujian atau penghargaan. 15 2) Minat Ekstrinsik Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang. Minsalnya seseorang yang belajar dengan tujuan agar menjadi juara kelas, dan setelah menjadi juara kelas minat belajarnya menjadi turun. c. Berdasarkan Cara Mengungkapkan Minat Berdasarkan cara mengungkapkan minat dapat dibedakan menjadi empat yaitu : 1) Expressed Interest Adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan baik yang berupa tugas maupun bukan tugas yang disenangi dan paling tidak disenangi. Dan dari jawabannya dapatlah diketahui minatnya. 2) Manifest Interest Adalah minat yang diungkapkan dengan cara observasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktifitasaktifitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui hobinya. 3) Tested Interest Adalah minat yang diungkapkan dengan cara menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang diberikan, nilai-nilai yang tinggi pada suatu objek atau masalah biasanya menunjukkan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut. 4) Inventoried Interest Adalah minat yang diungkapkan dengan menggunakan alat-alat yang sudah distandarkan, dimana biasanya berisi pertanyaanpertanyaan yang ditujukan kepada subyek apakah ia senang 16 atau tidak senang terhadap sejumlah aktifitas atau sesuatu obyek yang dinyatakan. 12 Sedangkan menurut Djali menyatakan bahwa minat adalah kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat tidak timbul sendirian, ada unsur kebutuhan, minsalnya minat belajar dan lain-lain. Jadi minat memiliki unsur afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pengerahan perasaan, seleksi, dan kecendrungan hati. Disini dapat dirangkum pemilihan kelompok minat, berdasarkan orang dan pilihan kerjanya, minat dibagi menjadi enam jenis yaitu : a. Realistis Orang realistis umumnya mapan, kasar, praktis, berfisik kuat, atletis, dan memiliki koordinasi otot yang baik dan terampil. b. Investigatif Orang investigatif termasuk orang yang berorientasi keilmuan. Mereka umumnya beroreintasi pada tugas, sosial, lebih menyukai memikirkan sesuatu daripada melaksanakannya, memiliki dorongan kuat untuk memahami alam, dan menyukai tugas-tugas yang tidak pasti. c. Artistik Orang artistik menyukai hal-hal yang tidak terstruktur, bebas, memiliki, kesempatan bereaksi, sangat membutuhkan suasana yang dapat mengekspresikan sesuatu secara individual, sangat kreatif dalam bidang seni dan musik. d. Sosial Tipe ini dapat bergaul bertanggung jawab, berkemanusiaan, alim, suka bekerja dalam kelompok, memiliki kemampuan verbal, terampil bergaul, menghindari pemecahan masalah secara intelektual, dan suka memecahkan masalah yang ada kaitannya dengan perasaan. Abdul Rahma Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Pengantar dalam Persektif Islam,...h. 262 12 17 e. Enterprising Tipe ini cenderung menguasai atau memimpin orang lain, memiliki keterampilan verbal untuk berdagang, memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi, agresif, percaya diri, dan umumnya sangat aktif. f. Konvensional Orang konvensional menyukai lingkungan yang sangat tertib, menyenangi komunikasi verbal, senang kegiatan yang berhubungan dengan angka, sangat efektif menyelesaikan tugas yang berstruktur tetapi menghindari situasi yang tidak menentu, dan menyatakan diri orang setia.13 3. Indikator Minat Belajar Ada beberapa indikator-indikator minat belajar siswa diantaranya : a. Pengalaman belajar Pengalaman yang dimiliki oleh siswa dalam mata pelajaran tersebut. Seperti prestasi belajar. b. Mempunyai sikap emosional yang tinggi Seorang anak yang berminat dalam belajar mempunyai sikap emosional yang tinggi minsalnya siswa tersebut aktif mengikuti pelajaran, selalu mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik. c. Pokok pembicaraan Apa yang dibicarakan (didiskusikan) anak dengan orang dewasa atau teman sebaya, dapat memberi petunjuk mengenai minat mereka dan seberapa kuatnya minat tersebut. Jadi dalam berdiskusi anak tersebut akan antusias semangat dan berprestasi. d. Buku bacaan (buku yang dibaca) Biasanya siswa atau anak jika diberi kebebasan untuk memilih buku bacaan yang sesuai dengan bakat dan minatnya yang ada pada dirinya. 13 Djalii, Psikologi Pendidikan,... h. 123 18 e. Pertanyaan Bila pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa selalu aktif dalam bertanya dan pertanyaan tersebut sesuai dengan materi yang diajarkan itu bertanda bahwa siswa tersebut memiliki minat yang besar terhadap pelajaran tersebut. Dengan adanya indikator- indikator diatas, seorang guru bisa mengetahui, apakah siswa itu berminat untuk mempelajari suatu pelajaran dalam artian belajar atau tidak berminat untuk belajar, jika siswa tidak berminat maka gurunya hendaknya memberi motivasi atau membangkitkan minat siswa tersebut, dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi dalam proses belajar mengajar dan gaya mengajar.14 4. Faktor-faktor penyebab rendahnya minat belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari : siswa bisa a. Faktor guru 1) Cara mengajar guru yaitu peran yang harus dimiliki dalam hal mengajar yaitu guru sebagai demonstrator dan guru sebagai evaluator. Dengan cara menarik perhatian siswa, dan membuat tujuan yang jelas. Mengakhiri pelajaran dengan berkesan dengan menyediakan waktu untuk menutup pelajaran, menekankan pada siswa untuk diam selama beberapa detik guna mendengarkan informasi yang baru saja diterima, meminta siswa menuliskan semua yang sudah mereka pelajari, menugaskan siswa membuat ringkasan, dan mengaitkan kegiatan penutup dengan kegiatan pembuka. 2) Karakter guru, yaitu karakter guru yang dapat membangkitkan minat belajar siswa yaitu 3 S (senyum, sapa, dan santun), menghargai kekurangan siswa, adil, baik, disiplin, tidak menakuti atau mengancam siswa, dan memiliki semangat. 14 Zanikhan, Minat Belajar,. http;// Zanikan.multiply.com/journal/item 19 3) Faktor suasana kelas yang nyaman dan tenang, yaitu lingkungan kelas yang tenang dan nyaman sangat merangsang siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang proses belajar mengajar, mengatur tempat duduk sesuai dengan strategi yang digunakan, mengorganisasi siawa agar siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, mengatur dan memanfaatkan fasilitas belajar, responsif dengan situasi belajar (bersifat tanggap), memberikan teguran pada saat yang tepat, waktu yang tepat dan tepat sasaran, dan mengembalikan kondisi belajar ke kondisi optimal dengan memusatkan, perhatian saat proses pembelajaran 4) Metode dan strategi pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara menyajikan yang berkaitan dengan cara menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan materi pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Dan strategi adalah komponen-komponen umum dari satu set bahan intruksional dan prosedur-prosedur yang harus digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. 5) Sikap dan perilaku guru Sikap dan perilaku guru di dalam kelas saat mengajar akan mempengaruhi keaktifan dan ketertarikan siswa dalam belajar. Penerimaan dari siswa akan sangat berbeda antara guru yang suka marah-marah dan jarang senyum di dalam kelas dengan guru yang lembut dan penuh perhatian. Siswa akan cendrung senang dan tetap memperhatikan guru yang penuh kehangatan di dalam kelas. 6) Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan baik. 20 7) Lingkungan belajar Lingkungan sekolah akan mempengaruhi proses pembelajaran. Minsalnya: apabila lokasi sekolah dekat dengan pasar itu akan mempengaruhi saat proses pembelajaran terjadi, karena bisa mengganggu kosentrasi siswa dalam belajar. 8) Suara guru Dalam proses pembelajaran seorang guru harus memberikan penguatan suara, apabila materi yang disampaikan adalah pointpoint yang penting maka diberi penguatan suara pada materi tersebut. b. Faktor siswa Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh : 1) Kemampuan pembawaan Kita ketahui bahwa tidak ada dua orang yang berpembawaan sama. Juga di dalam kemampuan tiap orang mempunyai potensi kemampuan sendiri-sendiri. Kemampuan pembawaan ini akan mempengaruhi belajarnya anak. Anak yang mempunyai kemampuan pembawaan yang lebih akan lebih mudah dan lebih cepat belajar dari pada anak yang mempunyai kemampuan yang kurang. Tetapi dalam hal ini kita tidak mengatakan bahwa kemampuan pembawaan ini adalah faktor yang paling penting atau faktor yang paling dominan dalam belajar. Kekurangan di dalam kemampuan pembawaan ini masih dapat diatasi dengan banyak cara. Minsalnya dengan membuat latihan-latihan yang banyak. Jadi faktor pembawaan ini hanyalah salah satu faktor dari belajar. 2) Kondisi fisik orang yang belajar Orang yang belajar tidak terlepas dari kondisi fisiknya, karena kondisi fisik mempengaruhi prestasi belajar anak. Maka ada anak yang sering sakit prestasinya menurun. Anak yang cacat minsalnya pendengaran, kurang penglihatan prestasinya juga 21 kurang apabila dibandingkan, dengan anak yang normal. Maka perlulah diperhatikan kondisi fisik anak yang belajar. 3) Kondisi psikis anak Selain kondisi fisik kondisi psikis harus pula diperhatikan. Keadaan psikis yang kurang baik banyak sebabnya, mungkin ditimbulkan oleh keadaan fisik yang tidak baik, sakit, cacat, mungkin disebabkan oleh gangguan atau keadaan lingkungan, situasi rumah, keadaan keluarga, ekonomi dan lain-lainnya atau pemusatan rumah terhadap soal-soal lain. Ini semua menjadi gangguan belajar. Maka perlu dijaga supaya kondisi psikis orang yang belajar dipersiapkan membantu belajarnya. sebaik-baiknya, supaya dapat 4) Kemauan belajar Kemauan ini memegang peranan yang penting di dalam belajar. Adanya kemauan dapat mendorong belajar dan sebaliknya tidak adanya kemauan dapat memperlemah belajar. Di dalam individu yang belajar harus ada dorongan dalam dirinya, yang dapat mendorongnya ke suatu tujuan yang berarti kemauan belajar ini sangat erat hubungannya dengan keinginan dan tujuan individu. Ini berbeda-beda dalam masing-masing individu, maka untuk memberi dorongan pada masing-masing orang berbeda-beda pula caranya. Untuk dapat memberi dorongan seseorang harus ditemukan: perhatiannya, latar belakangnya, kemampuannya dengan cara membuat hubungan pribadi. Apabila pendidikan sudah mendapatkan itu semua, maka dapatlah ia membuat pelajaran yang diberikan itu sedemikian rupa sehingga orang yang belajar merasa bahwa pelajaran itu sangat berarti baginya dan ia merasa bahwa ia dapat mencapainya, maka terbentuklah keinginan belajar. 22 5) Sikap terhadap guru Bagaimana sikap murid terhadap guru juga mempengaruhi belajarnya. Murid yang benci terhadap gurunya tak akan lancar belajarnya. Sebaliknya apabila murid suka pada gurunya tentu akan membantu belajarnya. Disini perlu diperhatikan sikap guru terhadap murid. Sikap yang baik, ramah mengenal murid, ini akan menjadi dorongan bagi murid untuk menyukai gurunya. Pula terlepas dari penampilan guru, guru yang selalu muram yang tak baik, cara berpakaian akan mempengaruhi sikap murid. Sikap murid terhadap mata pelajaran inipun faktor yang penting bagi belajar. Mata pelajaran yang disukai akan lebih lancar dipelajari daripada pelajaran yang kurang disenangi. Mata pelajaran dapat disenangi dan dibenci tergantung dari banyak faktor. Mungkin guru yang menyajikan pertama kali kurang baik, mungkin disebabkan adanya kegagalan-kegagalan yang dihadapi murid dalam menghadapi pelajaran itu dan lain-lain. Adanya pengertian kemajuan mereka sendiri. Adanya pengertian, adanya kemajuan atau kemunduran belajar dan juga waktunya.15 6) Perhatian Perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas diartikan sebagai pemusatan tenaga jiwa peserta didik yang tertuju kepada sajian materi yang dijelaskan oleh guru pada saat proses pembelajaran di kelas sedang berlangsung. Seorang siswa dianggap memiliki perhatian belajar terhadap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di kelas, jika siswa tersebut memusatkan perhatiannya dengan cara memfokuskan pandangannya ke depan untuk memperhatikan materi yang disajikan oleh guru dengan memusatkan kesadaran dan daya 63-65 15 Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan . (Jakarta : rineka Cipta , 2010). h. 23 jiwanya untuk mengetahui dan memahami materi pelajaran yang disajikan oleh guru di kelas. 7) Motivasi belajar Faktor motivasi secara umum dan motivasi belajar secara khusus merupakan gejala aktivitas jiwa manusia yang sangat diperlukan oleh manusia dan peserta didik khususnya dalam mengarungi kehidupan yang sarat dengan persaingan. Manusia secara umum dan peserta didik secara khusus yang memiliki kinerja, produktivitas, kreativitas, dan inovasi yang rendah. Akibatnya mereka akan tertinggal jauh dari teman atau manusia lainnya yang memiliki motivasi yang tinggi dalam menjalani hidupnya. 8) Ingatan Ingatan biasanya didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan. Agar supaya materi pelajaran yang telah dipelajari oleh peserta didik dapat tersimpan dengan baik dalam memori, maka peserta didik harus melakukan cara-cara berikut : mengulangi secara terus menerus mempelajari materi pelajaran dan cepat tidur setelah belajar mengurangi bercampurnya pesan baru ke dalam materi pelajaran yang telah tersimpan dalam memori di otak. 9) Minat belajar Minat secara umum dapat diartikan sebagai rasa tertarik yang ditujukan oleh individu kepada suatu objek, baik objek berupa benda hidup maupun benda yang tidak hidup. Sedangkan minat belajar dapat diartikan sebagai rasa tertarik yang ditunjukkan oleh peserta didik dalam melakukan aktifitas belajar, baik dirumah, disekolah, dan di masyarakat. 24 10) Bakat Bakat didefinisikan sebagai potensi bawaan yang dibawa seseorang sejak ia dilahirkan dan perkembangannya dipengaruhi oleh lingkungan. Bakat yang dibawa seseorang sejak ia dilahirkan masih belum berkembang, sehingga perlu diaktualisasikan melalui bantuan proses pendidikan di sekolah. Para guru di sekolah perlu mengetahui secara dini tentang bakat yang dimiliki oleh masing-masing anak didiknya sebagai acuan untuk memberikan proses perkembangan bakat anak. 5. Upaya meningkatkan 16 keaktifan pendidikan proses yang menunjang pembelajaran dengan meningkatkan profesional guru dilihat dari empat kompetensi guru. Secara umum kompetensi seorang guru merujuk pada empat faktor : a. Kompetensi pedagogik Kompetensi pedagogik atau akademik ini merujuk kepada kemampuan guru untuk mengelola proses belajar mengajar, termasuk di dalamnya perencanaan dan pelaksanaan, evaluasi hasil belajar mengajar dan pengembangan siswa sebagai individuindividu. Kompetensi pedagogik meliputi : 1) Menguasai karakteristik siswa dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3) Mengembangkan kurikulum pengembangan yang diampu yang terkait dengan bidang 4) Menyelenggarkan kegiatan pengembangan yang mendidik 5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik 16 Abdul Hadis, Psikologi dalam Pendidikan, ( Bandung : Alfabeta, 2008 ). h. 40- 46 25 6) Memfasilitasi pengembangan mengaktualisasikan berbagai Berkomunikasi secara efektif, siswa potensi potensi empatik, siswa yang untuk dimiliki. dan santun dengan 7) Menyelenggarakan penilaian, evaluasi proses, dan hasil belajar 8) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran 9) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. b. Kompetensi kepribadian Kompetensi ini mengkaji dedikasi dan loyalitas guru. Mereka harus tegas, dewasa, bijak, tegas, dapat menjadi contoh bagi para siswa dan memiliki kepribadian mulia. Kompetensi pribadi meliputi : 1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. 2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi siswa dan masyarakat. 3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. 4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, 5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. c. Kompetensi profesional Kompetensi ini merujuk pada kemampuan guru untuk menguasai materi pembelajaran. Kompetensi ini meliputi : 1) Menguasai materi, struktur, konsep, daan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diajarkan. 2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diajarkan. 26 3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diajarkan secara kreatif. 4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. d. Kompetensi sosial Kompetensi ini merujuk kepada kemampuan guru untuk menjadi bagian dari masyarakat, berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan para siswa, para guru lain, staf pendidikan lainnya, orang tua dan wali siswa serta masyarakat. Kompetensi ini meliputi : 1) Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. 2) Berkomunikasi secara efektif, empati, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga pendidikan, orang tua dan masyarakat. 3) Beradaptasi ditempat bertugas diseluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. 4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi dn profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.17 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar a. Faktor Internal Secara umum kondisi fisiologis anak seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, seperti kakinya atau tangannya dan sebagainya, akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Psikologis sebagai mana yang kita ketahui mengenai dasar-dasar psikologi belajar, dimana setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi 243-244 17 Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran. ( Bandung : CV Wacana Prima, 2008 ). h. 27 psikologis yang berbeda-beda (terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis), maka sudah tentu perbedaan-perbedaan itu sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Seperti minat yang rendah, tentu hasilnya akan lain jika dibandingkan dengan anak yang belajar dengan minat yang tinggi. b. Faktor eksternal seperti : Keadaan keluarga juga sangat mempengaruhi minat belajar anak, seperti dorongan dan perhatian orang tua terhadap belajar, perceraiaan (ayah dan ibu), ekonomi orang tua, banyak saudara, kekerasan dalam rumah tangga, lingkungan, letak sekolah, tempat keramaian dan pergaulan dengan teman. Khusus bagi remaja, pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan itulah mereka memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersama-sama untuk mengurangi ketegangan dan kegoncangan yang mereka alami. Dari uraian di atas penulis dapat diketahui bahwa faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu dengan adanya faktor ini, maka apapun kesulitan yang dialami oleh individu tersebut pasti dia berusaha keras untuk melakukannya, karena adanya dorongan dari dalam individunya. Selain itu faktor yang berasal dari luar juga akan menumbuhkan minat, minsalnya keluarga, sekolah, dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Djali yang menyatakan bahwa faktor yang berasal dari luar adalah: 1) Keluarga Situasi keluarga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam keluarga. Pendidikan orang tua, status ekonomi, rumah kediaman, presentase hubungan keluarga, dan bimbingan orang tua mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. 28 2) Sekolah Tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat instrument pendidikan, lingkungan sekolah dan rasio guru dan murid perkelas sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa. 3) Masyarakat Apabila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri atas orang-orang yang berpendidikan, terutama anak- anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar 4) Lingkungan Sekitar Bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan iklim dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar, sebaliknya tempat-tempat dengan iklim yang sejuk, dapat menunjang proses belajar. 18 Untuk mengetahui berapa besar minat belajar siswa, kita dapat mengukurnya melalui: 1) Kesukaan, pada umumnya individu yang suka pada sesuatu disebabkan karena adanya minat. Biasanya apa yang paling disukai mudah sekali untuk diingat. Sama halnya dengan siswa yang berminat pada suatu mata pelajaran tertentu akan menyukai pelajaran itu. 2) Ketertarikan, seringkali dijumpai beberapa siswa yang merespon dan memberikan reaksi terhadap apa yang disampaikan guru pada saat proses belajar mengajar di kelas. Tanggapan yang diberikan menunjukkan apa yang disampaikan guru tersebut menarik perhatiannya, sehingga timbul rasa ingin tahu yang besar. 18 Djalii, Psikologi Pendidikan,...h. 122 29 3) Perhatian, semua siswa yang mempunyai minat terhadap pelajaran tertentu akan cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap pelajaran itu. Melalui perhatiannya yang besar ini, seorang siswa akan mudah memahami inti dari pelajaran tersebut. 4) Keterlibatan yakni keterlibatan, keuletan, dan kerja keras yang tampak melalui diri siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut ada keterlibatannya dalam belajar dimana siswa selalu belajar lebih giat, berusaha menemukan hal-hal yang baru yang berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Dengan demikian, siswa akan memiliki keinginan untuk memperluas pengetahuan, mengembangkan diri, memperoleh kepercayaan diri, dan memiliki rasa ingin tahu.19 Sedangkan menurut Crow faktor yang menjadi timbulnya minat adalah: 1) Dorongan dari dalam diri individu Dorongan dari dalam diri individu minsalnya dorongan untuk makan itu akan memmbangkitkan minat untuk bekerja. 2) Motif sosial Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan sesuatu aktifitas tertentu. Minsalnya minat terhadap pakaian timbul karena ingin mendapat persetujuan atau penerimaan dan perhatian orang lain. Atau minat belajar timbul karena ingin mendapat penghargaan dari masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat. 19 Qym, Minat Belajar, tersedia ; http:// Qym 7882.blogspot.com. Minat Belajar, html. 30 3) Faktor emosional Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktifitas akaan menimbulkan perasaan senang dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktifitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan minat terhadap hal tersebut.20 Dari uraian diatas penulis dapat diketahui bahwa ada tiga faktor yang dapat menimbulkan minat pada diri individu yaitu: dorongan dari individu, motif sosial dan faktor emosional. Dengan demikian maka dorongan yang berasal dari individu sangat mempengaruhi munculnya minat seseorang, baik minat dalam belajar, membaca, memahami pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Rendahnya minat belajar siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau hasil belajar dari siswa tersebut. Ini dapat dibuktikan dengan banyak munculnya kelainan perilaku siswa dalam proses pembelajaran. Dan dilihat secara umum, faktorfaktor yang mempengaruhi rendahnya minat belajar siswa terdiri atas dua faktor: a. Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri. Faktor intern meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa yakni: 1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta) antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual / intelegensi siswa 2) Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain sperti labilnya emosi dan sikap 3) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata dan telinga) Dewa Ketut Sukardi, .Analisis Inventori Minat dan Kepribadian, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 1993 ), h. 117 20 31 b. Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa. Faktor ekstern meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi: 1) Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga. 2) Lingkungan perkampungan/ masyarakat, contohnya wilayah perkampungan kumuh dan teman sepermainan yang nakal. 3) Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alatalat belajar yang berkualitas rendah.21 Selain faktor-faktor yang bersifat umum di atas ada juga faktor lain yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa. Faktor ini disebut dengan faktor khusus, contohnya sindrom psikologis berupa learning sisability (ketidakmampuan belajar) yang mana gejala muncul dan menyebabkan rendahnya minat belajar siswa yaitu ketidakmampuan belajar membaca dan menulis. Berdasarkan pembelajaran di atas dapat diketahui bahwa minat belajar siswa timbul karena adanya rasa senang dan ketertarikan pada suatu hal atau keterampilan sehingga berdampak positif terhadap kegiatan belajar, serta keinginan atau cita-cita untuk menjadi lebih baik. Perasaan tidak senang akan menghambat dalam belajar karena tidak melakukan sikap yang positif dan tidak menunjang minat belajar sehingga motivasi juga sukar berkembang. Kenyataannya tidak semua siswa memulai bidang studi baru karena faktor minatnya sendiri, dan ada juga yang mengembangkan pelajaran karena pengaruh dari guru, teman, atau orang tuanya. 21 Muhibbin Syah. Psikologi Belajar, ... h. 181-184 32 Walaupun demikian dalam jangka waktu tertentu siswa yang demikian akan akan mampu mengembangkan minatnya dengan segala upayanya untuk menguasai mata pelajaran tersebut sehingga siswa tersebut mampu memperoleh presetasi yang baik. Dalam kontek inilah yang dapat memicu turunnya minat belajar siswa serta diyakini bahwa minat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik. Tidak banyak yang dapat diharapkan untuk menghasilkan hasil belajar yang baik dari seorang anak yang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu. B. Pengertian Belajar 1. Pengertian Belajar Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Jadi perubahan perilaku adalah hasil belajar. Artinya, seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya. Suatu proses belajar harus bersifat praktis dan langsung, artinya jika seseorang ingin mempelajari sesuatu, maka dia sendirilah yang harus melakukannya, tampa melalui “ perantara“ orang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses terpadu yang berlangsung di dalam diri seseorang dalam upaya memperoleh pemahaman dan struktur kognitif baru, atau untuk mengubah pemahaman dan struktur kognitif lama. 2. Prinsip-prinsip Belajar a. Prinsip Umum Belajar Belajar menurut Wingo didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Hasil belajar sepatutnya menjangkau banyak segi 2) Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman 3) Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan 33 b. Prinsip Belajar pada Aktivitas Siswa 1) Prinsip belajar yang menekankan pada aktivitas siswa, yaitu : a) Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami b) Belajar merupakan transaksi aktif 2) Belajar secara aktif memerlukan kegiatan yang bersifat vital, sehingga dapat berupaya mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan pribadinya 3) Belajar terjadi melalui proses mengatasi hambatan (masalah) sehingga mencapai pemecahan atau tujuan c. Faktor-faktor dalam Belajar 1) Motivasi untuk belajar 2) Tujuan yang hendak dicapai 3) Situasi yang mempengaruhi proses belajar22 3. Mata Pelajaran Fiqh di MAN a. Pengertian Fiqh Dalam bahasa Arab perkataan fiqh artinya adalah paham, pengertian. Jika dihubungkan dengan perkataan ilmu yaitu ilmu yang bertugas menetukan dan menguraikan norma-norma hokum dasar yang terdapat didalam Al-Quran dan ketentuan-ketentuan umum yang terdapat dalam sunnah Nabi yang ditulis dalam hadist-hadist Nabi.23 Para ulama ushul fiqh mendefinisikan fiqh sebagai pemahaman mengenai hokum-hukm islam (hokum Syara’) yang bersifat amali (amalan) melalui dalil-dali yang terperinci. Sedangkan para ulama fiqh mendefinisikan fiqh sebagai sekumpilan hokum amaliyah (yang sifatnya akan diamalkan yang disyariatkan oleh agama islam). Abdullah Siddik menjelaskan bahwa hokum-hukum islam yang dikenal dengan sitilah Syariat disebut dengan ilmu fiqh. Orang yang 38- 44 22 Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, ( Bandung : CV Wacana Prima , 2008 ), h. 23 Muhammad Daud Ali, Hukum Islam, ( Jakarta : Raja Grafindo persada,2006) h . 84 34 mengerti dengan ilmu fiqh disebut dengan faqih. Ilmu fiqh adalah kumpulan ilmu yang yang sangat luas pembahasannya yang membahas berbagai macam jenis hokum dan aturan hidup untuk keperluan seseorang. b. Tujuan dan fungsi mata pelajaran fiqh di MAN Pembelajaran fiqh diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hokum islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehiduan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secar kaffah (sempurana). Pembelajaran fiqih di madrasah aliyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fiqh ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalamfiqh muamalah. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial. c. Ruang Lingkup Fiqh di MAN Fiqh di Madrasah Aliyah meliputi ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, dan keseimbangan anatara hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fiqh Di Madrasah Aliyah meliputi: Aspek fiqh ibadah meliputi: pernikahan , dan wasiat, aspek fiqh muamalah meliputi: ketentuan dan hukum warisan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field research) dengan metode kualitatif untuk menggambarkan atau mendeskripsikan kenyataan tentang faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto. Maka penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu pendekatan atau suatu prosedur yang menghasilkan data-data yang bersifat deskriptif dalam bentuk kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Prasetya Irawan mengatakan dalam bukunya Logika dan Prosedur Penelitian bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menyajikan data yang berbentuk non angka, seperti kalimat-kalimat, foto, atau rekaman suara dan gambar.24 Adapun metode kualitatif dalam penelitian bergantung pada ketajaman analisis, objektifitas, bukan kepada statistik dengan menghitung berapa besar kebenaran dalam interprestasinya. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di lapangan adalah agar penulis dapat terjun langsung untuk mendapatkan data-data dan informasi yang valid tentang faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto. B. Metode Penelitian Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode kualitatif adalah penelitian yang mengungkapkan serta menggambarkan kejadian yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya di lokasi penelitian yang dilakukan yang bertujuan untuk menggambarkan sesuatu fenomena Prasetya Irawan , Logika dan Prosedur Penelitian, ( Jakarta : PT Repro Internasional, 1998 ) . h. 86 24 35 36 yang terjadi di lapangan, yang mana penguraian atau penggambarannya dengan kata-kata tampa menggunakan angka-angka atau statistik. Untuk mengungkapkan dan menguraikan kenyataan tentang faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto. Maka pendekatan deskriptif kualitatif ini dianggap sangat cocok, karena pendekatan kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data-data yang bersifat deskriptif dalam bentuk kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.25 C. Informan Penelitian Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Informan dalam penelitian yang akan penulis lakukan untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto adalah siswa dan siswi kelas XI IPS dan guru mata pelajaran di MAN Beringin Kota Sawahlunto. Dalam memilih dan menentukan informan atau responden digunakan teknik snowball sampling. Yang dimaksud dengan snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudan membesar. Dalam menentukan sampel, petama-tama dipilih satu atau dua untuk menjadi informan penelitian. Apabila belum lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang yang sebelumnya. Lexi Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : Remaja Rosda Karaya, 2006 ), h. 132 25 37 D. Teknik pengumpulan data 1. Wawancara Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah wawancara (interview) yaitu alat pengumpulan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Wawancara diajukan kepada siswa dan siswi kelas XI IPS di MAN Beringin Kota Sawahlunto. Wawancara yang penulis lakukan adalah wawancara semi terstruktur yang dimana dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukan oleh informan.26 ada Lincoln dan Guba dalam Sanafiah Faisal mengemukakan tujuh langkah dalam penggunaan wawancara mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif adalah: untuk a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu dilakukan b. Menyiapkan pokok-pokok permasalahan yang akan menjadi bahan pembicaraan c. Mengawali atau membuka alur wawancara d. Melangsungkan arus atau alur wawancara e. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara kedalam catatan lapangan f. Menulis hasil wawancara kedalam catatan lapangan g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang diperoleh27 26 Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 233 27 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 222 38 2. Observasi Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis. Observasi dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di kelas, sehingga data observasi diperoleh secara langsung dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan siswa. 3. Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, gambar, transkip, buku surat kabar, majalah, prasasti, rapat, langgar, agenda dan sebagainya. Dalam penelitian ini penulis mengambil dokumentasi dari catatan saat wawancara.28 E. Teknik Pengolahan Data Data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara diolah dengan memaparkan seluruh data yang kemudian melakukan interprestasi data yang berhubungan dengan penelitian. Kemudian melakukan analisa terhadap data tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengedit data, menyusun data sesuai dengan tujuan yang diinginkan 2. Membaca, menelaah dan mencatat data yang telah dikumpulkan 3. Menghimpun sumber data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti 4. Mengklasifikasikan data sesuai dengan batasan masalah yang diteliti 5. Interprestasi data dan analisis, yaitu setelah data dihimpun diklasifikasikan maka penulis menginterprestasikan menganalisa data-data dengan kata-kata. 28 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, ... h . 222 dengan 39 6. Menarik kesimpulan29 F. Teknik Analisis Data Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Langkah-langkah teknik analisis data model Miles and Huberman: 1. Reduksi data Reduksi data merangkum, memilih pokok, menfokuskan pada hal- hal yang penting, dicari tema dan polanya serta menbuang yang tidak perlu. Data yang dapat harus segera direduksi agar tidak bertumpuk- tumpuk serta memudahkan dalam pencarian data yang memudahkan dalam penarikan kesimpulan. 2. Penyajian data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data/penyajian data. Dengan penyajian data maka akan memudahkan memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Penyajian data merupakan proses pemberian sekumpulan informasi yang sudah disusun, dimana memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan pengambilan tindakan. 3. Penarikan kesimpulan Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang Laxy Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,1999), h. 103 29 40 dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel. Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.30 G. Teknik Keabsahan Data Untuk memperoleh keabsahan data, agar hasil penelitian valid, dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi adalah usaha memahami data melalui berbagai sumber, subjek penelitian, cara ( teori, metode, teknik ) dan waktu . Teknik trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan penegecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. 30 Sugiono, Metodologi Penelitian…..h. 345 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Temuan Umum 1. Profil Sekolah a. Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Negeri ( MAN ) b. NSM : 131113730001 d. Akreditasi Madrasah :B Desa : Santur c. e. f. g. h. i. j. k. l. Beringin No. Ijin Operasional : KMA No. 515. A / 1995 Alamat Lengkap Madrasah : Jalan Khatib Sulaiman Kecamatan : Barangin Tlp. / HP : 0754-27424 NPWP Madrasah : 00.605.362 3 203 000 Kabupaten / Kota : Sawahlunto E-mail : [email protected] Nama Kepala : ERDINAL, S. Ag m. Pendidikan Terakhir : SI n. Nomor Tlp./HP Kepala : HP (081363399419) p. Luas Tanah : 5.000 M2 o. q. r. s. Status Tanah : Pemerintah Status Bangunan : Milik Sendiri Tingkat Bangunan : 1 (satu) lantai Luas Bangunan : 828 M2 2. Visi “Terwujudnya Madrasah yang Berprestasi dan Berkarakter Islami“. 41 42 3. Misi a. Meningkatkan kualitas civitas akademika. b. Mengoptimalkan kelengkapan sarana dan prasarana c. Melaksanakan pelayanan prima d. Mengoptimalkan kegiatan ekstrakurikuler e. Komitmen dalam melaksanakan tata tertib f. Melaksanakan kegiatan pembinaan keagamaan g. Membudayakan hidup bersih dan sehat h. Menerapkan nilai-nilai Islami 4. Tata tertib Sekolah Seperti sekolah-sekolah lainnya MAN Beringin Kota Sawahlunto selalu berusaha untuk meningkatkan kedisplinannya. Ini merupakan salah satu usaha sekolah untuk meningkatkan mutu sekolahnya. Setiap siswa harus datang ke sekolah sebelum jam pelajaran dimulai. Apabila ada siswa yang terlambat maka siswa itu akan diproses terlebih dahulu sebelum diizinkan masuk kelas untuk mengikuti pelajaran. Jika ada siswa yang tidak hadir maka siswa itu harus ada surat izinnya. Peraturan ini juga berlaku bagi setiap guru dan pegawai yang bekerja di sekolah tersebut. Setiap guru yang hadir di sekolah harus mengisi buku absen. Jika ia tidak mengisi buku absennya maka guru tersebut dianggap tidak hadir. Jika ada guru ataupun pegawai yang berhalangan untuk hadir maka ia harus melapor terlebih dahulu atau harus minta izin. 43 5. Data Peserta Didik Tahun Pelajaran Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah 2012 / 2013 44 2 25 2 16 2 2014 / 2015 46 2 52 2 40 2 Sisa 2013 / 2014 52 Rombel sisa 2 Rombel sisa 41 2 23 6. Guru MAN Beringin Kota Sawahlunto NO 1 2 NAMA Erdinal, S.Ag JABATAN Robel 2 STATUS Kepsek PNS Oky Loly Weny, M.Pd.I Waka Kurikulum / Guru PNS 3 Asrin, S.Ag Waka Kesiswaan / Guru PNS 4 Husein Al Hafezz, S.Ag Waka Humas / Guru Fiqih 5 Erawati, SS Al-Qur’an Hadist Bahasa Arab Waka Sapras Bahasa Inggris / PNS Guru PNS 6 Dra.Erniwati 7 M. Radhi, M.Pd KA. Labor Biologi / Guru PNS 8 Femita Maya Dona, SH Guru PKN PNS 10 Fatmayusni, S.Sos Guru Sosiologi PNS Guru Ekonomi PNS 9 11 12 13 Rita Elmiza, S.Pd Titin Yeni,S.Pd Yusniwati, S.Pd Alfi Rahmi, S.Pd KA. Perpustakaan / Guru PNS Fiqih Biologi Guru Bahasa Indonesia Guru Geografi Guru Matematika PNS PNS PNS 44 14 Hairul, ST 16 Rina Waty,M.Pd 15 17 18 19 20 21 Guru Kimia PNS Elna Dewita, S. Pd Guru Akidah Akhlak PNS Zulfitriadi, S.Pd.I Guru SKI PNS Zulkhaira Kamar, S.E Guru Ekonomi PNS Musri Yeni, S.Pd Guru Kesenian PNS Srimirza Elvita, S.Pd Darmailis Andesta, S.Pd Guru Bahasa Inggris Guru Kimia Guru Olahraga PNS PNS PNS B. Temuan Khusus Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di MAN Beringin Kota Sawahlunto melalui wawancara dengan siswa dan siswi kelas XI IPS dan guru yang mengajar mata pelajaran fiqih, yaitu tentang faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto. Dalam penelitian ini penulis mendapatkan informasi dari 6 orang informan yaitu siswa dan siswi kelas XI IPS dan sebagai trianggulasi atau penguatan dari ke 6 informan tersebut adalah guru mata pelajaran fiqih. Minat belajar adalah minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterterikan pada suatu hal atau aktivitas, tampa adanya pengaruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesutau diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat yang dimiliki.31 Untuk mengetahui siswa memiliki minat belajar pada mata pelajaran fiqih maka bisa dilihat dari ketertarikan siswa dalam belajar, perhatian siswa dalam belajar, kesukaan siswa dalam belajar, dan keterlibatan siswa dalam belajar. Penelitian yang penulis lakukan ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 180 31 45 minat belajar siswa pada pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto. 1. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih dilihat dari faktor dalam diri siswa Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, berkenaan dengan pertanyaan apa saja yang menjadi hambatan anda dalam melakukan proses pembelajaran? Informan I mengatakan jika dilihat dari persiapan dan hambatan siswa dalam melakukan proses pembelajaran, siswa mengatakan bahwa persiapan yang siswa lakukan sebelum melakukan pembelajaran, malam hari sebelum berangkat ke sekolah siswa menyiapkan terlebih dahulu pelajaran yang berkaitan dengan pelajarannya besok, kemudian mengulang pembelajaran yang dipelajari minggu lalu, jika dilihat dari segi fisik siswa tersebut mengatakan fisiknya sehat sehingga kondisi fisik tidak mempengaruhi proses pembelajarannya. Selanjutnya hambatan siswa dalam belajar, pertama kemauan belajar dari siswa dalam belajar siswa tersebut mengatakan bahwa kemauan siswa dalam belajar sangat kurang ini dibuktikan siswa dengan jarangnya siswa mendengarkan pelajaran yang diberikan oleh guru di kelas, siswa malas mengerjakan tugas, latihan atau PR yang diberikan oleh guru, dan disaat proses pembelajaran berlangsung siswa lebih senang mengobrol dengan temannya di kelas. Sedangkan sikap siswa terhadap guru saat proses pembelajaran berlangsung siswa mengatakan perilaku mereka kurang baik pada guru, mereka tidak mendengarkan guru saat guru menjelaskan pelajaran di depan kelas, siswa lebih senang bermain-main saat proses pembelajaran berlangsung, banyak peserta didik yang tidak aktif saat proses pembelajaran, peserta yang terlihat aktif hanya tertentu saja. 46 Permasalahan juga sering terjadi dari segi perhatian siswa, siswa mengatakan bahwa perhatian siswa dalam belajar sangat kurang ini dibuktikan dengan siswa tidak mendengarkan penjelasan dari guru, siswa sering melamun, atau sibuk dengan kegiatannya sendiri. Suasana kelas pun terasa pasif karena siswa hanya duduk dan mendengarkan materi yang sedang disampaikan namun siswa ada yang asyik ngobrol dengan teman sebangkunya atau dengan teman yang lain, dan juga ada siswa yang malah asyik main hp nya sendiri dan itu kadang tidak disadari oleh guru yang juga sedang menjelaskan materi. Pelajaran fiqih pada kelas XI IPS di laksanakan pada jam terakhir, akibatnya proses pembelajaran yang kurang mengesankan, memicu menurunnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih. Dari motivasi belajar siswa, siswa mengatakan tidak tertarik dengan materi pelajaran yang diberikan oleh guru mata pelajaran fiqih, dan merasa bahwa mata pelajaran tidak begitu penting dan tidak akan mempengaruhi cita-citanya di masa depan kalau siswa tidak mengerti dengan mata pelajaran fiqih tersebut. Sedangkan dari segi ingatan siswa dalam belajar siswa mengatakan bahwa siswa kurang menguasai pelajaran yang diberikan, karena siswa kurang kemampuannya dalam mengingat pelajaran, apalagi pelajaran fiqih materi pelajarannya banyak didalamnya ayat-ayat Al-qur’an dan siswa sangat sulit dalam mengafal ayat Alqur’an tersebut. Sehingga siswa semakin malas untuk mengikuti mata pelajaran fiqih di kelas. Dari minat belajar, siswa mengatakan bahwa keinginan dan dorongan siswa untuk belajar mata pelajaran fiqih sangat kurang, ini bisa dilihat dari aktifitas yang dilakukan siswa di dalam kelas. siswa lebih sibuk mengobrol dengan temannya dibandingkan mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru di depan kelas. Bakat dari siswa pada mata pelajaran fiqih tidak ada, siswa mengatakan bahwa bakatnya adalah olahraga yakni volly ball dan 47 bulutangkis sehingga bagi siswa yang paling terpenting untuk dipelajari adalah hanya mata pelajaran olahraga saja.32 Menurut informan II persiapan yang siswa lakukan sebelum melakukan proses pembelajaran adalah siswa mengatakan siswa malas untuk mengulang kembali pelajaran dirumah. Sedangkan segi fisik dan psikis dari siswa tidak mempengaruhi proses pembelajarannya karena siswa tidak memiliki masalah dengan penglihatan, pendengaran, kondisi fisik sehat dan normal tidak ada kecacatan atau kekurangan dari segi apapun. Sedangkan hambatan belajar siswa pertama dari kemauan belajar siswa, siswa mengatakan bahwa tidak ada keinginan dan kemauannya dalam belajar, karena bagi siswa mata pelajaran fiqih hanya mata pelajaran yang biasa dan tidak terlalu penting sehingga tidak perlu memperhatikan guru menjelaskan pelajaran di kelas. Kemudian tingkah laku dan sikap siswa saat terhadap guru saat proses pembelajaran siswa tersebut mengatakan bahwa siswa kurang menghargai guru yang mengajar di kelas, karena siswa biasanya saat proses pembelajaran malas mendengarkan guru, guru sudah menerangkan mata pelajaran fiqih di kelas sedangkan siswa masih sibuk dengan kegiatanya sendiri di belakang. Dari segi perhatian siswa mengatakan siswa malas memperhatikan guru saat guru menerangkan pelajaran di kelas, siswa lebih senang melakukan kegiatan lain daripada mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru di depan kelas. Kemudian dari segi motivasi belajar, siswa mangatakan kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran fiqih sehingga siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Sedangkan dari ingatan siswa dalam belajar siswa mengatakan bahwa ingatan siswa dalam belajar mata pelajaran fiqih kurang itu Qodri, ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto : 27 Januari 2016) 32 48 dibuktikan oleh siswa bahwa saat ada hafalan ayat saat proses pembelajaran siswa malas untuk mengahafal tugas hafalan yang diberikan oleh guru. Dari segi minat siswa dalam belajar bahwa siswa mengatakan tidak ada keinginan dan dorongan dari siswa untuk mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan di kelas, ini terbukti dengan siswa lebih asyik dengan kegiatan yang lain diluar dari proses pembelajaran yang dilakukan di kelas dan malas mengikuti proses pembelajaran. Kemudian dari bakat siswa dalam belajar, siswa mengatakan bahwa bakatnya tidak ada pada mata pelajaran fiqih. Siswa mengatakan bakatnya adalah pada mata pelajaran kesenian sehingga itu membuat siswa kurang dorongan dan keinginannya dalam mengikuti proses pembelajaran.33 Menurut informan III bahwa dari segi persiapan siswa sebelum melakukan proses pembelajaran, siswa mengatakan bahwa tidak melakukan persiapan apa-apa sebelum melakukan proses pembelajaran besok pagi di sekolah. Kalau dari segi kondisi fisik dan psikis dari siswa tersebut tidak ada kecatatan baik itu dari segi penglihatan dan juga pendengaran dari siswa tersebut yang dapat mengganggu proses pembelajarannya di kelas. Sedangkan dari segi hambatan yang dirasakan yang pertama dari kemauan siswa dalam belajar, siswa tersebut mengatakan bahwa tidak ada kemauan dalam dirinya untuk mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas, siswa lebih suka melakukan aktivitas lain saat proses pembelajaran berlangsung dan malas mendengarkan penjelasan dari guru saat proses pembelajaran berlangsung. Dari segi sikap siswa terhadap guru dalam belajar, siswa mengatakan bahwa tingkah laku dan sikapnya kepada guru kurang baik, Dewi, ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto : 27 Januari 2016) 33 49 ini dibuktikan oleh siswa dengan kurangnya siswa mendengarkan dan aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Selanjutnya dari segi perhatian siswa dalam belajar, siswa mengatakan bahwa malas mendengarkan dan memperhatikan saat guru menerangkan pelajaran di depan kelas. Dari segi motivasi siswa dalam belajar, siswa mengatakan kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran dikelas, alasannya siswa tidak menyukai mata pelajaran fiqih karena siswa menganggap bahwa mata pelajaran fiqih bukanlah mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa, karena bagi siswa pelajaran yang penting hanyalah pelajaran yang di ujiankan dalam UN. Sehingga tidak ada semangat dan antusias siswa untuk belajar. Sedangkan dari segi minat belajar dari siswa bahwa siswa mengatakan bahwa siswa tidak berminat dalam mengikuti mata pelajaran fiqih alasannya siswa merasa memahami pelajaran fiqih tidak begitu penting. Dan terakhir dari bakat siswa, siswa mengatakan bahwa bakatnya adalah di bidang seni, sehingga pada saat belajar mata pelajaran kesinianlah siswa yang harus belajar dengan baik, mendengarkan guru dan memperhatikan guru saat proses pembelajaran sedangkan mata pelajaran lain siswa kurang antusias dan bersemangat dalam mengikutinya.34 Menurut informan IV bahwa dari segi persiapan yang dilakukan siswa sebelum mengikuti proses pembelajaran besoknya disekolah, siswa mengatkan bahwa tidak melakukan persiapan apa-apa sebelum belajar besok di sekolah. Siswa mengatakan malas mengulang kembali pelajaran yang disampaikan oleh guru minggu lalu. Siswa mengatakan hanya mengandalkan dari penjelasan yang diberikan oleh guru saat proses pembelajaran di dalam kelas. Tomy, ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto : 27 Januari 2016) 34 34 50 Menurut informan IV dilihat dari segi hambatan siswa saat belajar, yaitu dari segi kemauan siswa dalam belajar siswa mengatakan bahwa tidak ada kemauan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, alasannya karena siswa kurang menyukai mata pelajaran fiqih sehingga siswa saat proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas lebih suka melakukan kegiatan lain dan malas mendengarkan pelajaran yang disampaikan oleh guru mata pelajaran fiqih di kelas. Selanjutnya dari segi sikap dan tingkah laku siswa di dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas siswa mengatakan bahwa kurang sopan daan patuh pada perintah guru di kelas, alasannya karena siswa malas untuk mendengarkan pembelajaran yang diberikan oleh guru sehingga tingkah laku siswa di saat proses pembelajaran berlangsung tidak sesuai dengan pelajaran yang disampaikan oleh guru, siswa mangatakan jarang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan lebih suka mengobrol dengan teman sebangkunya. Kemudian dari segi perhatian siswa, siswa mengatakan bahwa perhatiannya saat guru menerangkan pelajaran di dalam kelas sangat kurang, perhatian siswa lebih banyak pada kegiatan lain diluar proses pembelajaran. Sehingga siswa tersebut tidak fokus pandangannya pada pelajaran yang diberikan oleh guru di dalam kelas. Dari segi motivasi siswa dalam belajar, siswa mengatakan bahwa tidak memiliki motivasi dalam belajar mata pelajaran fiqih sehingga siswa mengatakan tidak semangat dan antusiasnya dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Kemudian dari segi ingatan siswa dalam belajar, siswa mengatakan bahwa ingatannya dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru sangat kurang ini dibuktikan oleh siswa yang saat guru memberikan tugas hafalan kepada siswanya dan memberikan batasan waktu kepada siswa, siswa tidak dapat menghafal tugas yang diberikan oleh guru dan cendrung malas untuk mengafal tugas yang diberikan oleh guru di kelas. 51 Selanjutnya dari segi minat siswa dalam belajar, siswa mangatakan minat belajarnya pada mata pelajaran fiqih sangat kurang, ini dikarenakan siswa merasa kesulitan dalam memahami pelajaran fiqih dan kurang menyukai mata pelajaran fiqih tersebut. Terakhir dari segi bakat yang dimiliki oleh siswa, siswa mengatakan tidak memiliki bakat pada mata pelajaran fiqih sehingga saat proses pembelajaran pada mata pelajaran fiqih siswa cendrung tidak mendengarkan guru saat proses pembelajaran berlangsung.35 Menurut informan V bahwa dari segi persiapan siswa sebelum proses pembelajaran dilakukan besok harinya disekolah, siswa mengatakan tidak melakukan persiapan apapun yang penting pergi ke sekolah. Sedangkan dari segi fisik dan psikis siswa, siswa tidak memiliki kekurangan baik dari segi penglihatan ataupun dari segi pendengaran. Menurut informan V dari segi hambatan yang dirasakan siswa dalam proses pembelajaran siswa mengatakan bahwa pertama dari kemauan siswa dalam belajar, siswa mengatakan bahwa kemauan siswa dalam mengikuti mata pelajaran fiqih sangat kurang, alasannya siswa kurang menyukai mata pelajaran fiqih sehingga saat proses pembelajaran siswa lebih senang melakukan aktivitas lain diluar mata pelajaran fiqih. Selanjutnya dari segi sikap dan tingkah laku siswa dalam belajar, siswa mengatakan bahwa sikap siswa dalam belajar tidak begitu baik, siswa jarang mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru di kelas, dan siswa sering tidak patuh pada perintah dan tugas yang diberikan oleh guru dan lebih suka meribut saat proses pembelajaran berlangsung. Kemudian dari segi perhatian siswa dalam belajar, siswa mengatakan bahwa kurang perhatian siswa dalam mengikuti proses Maya, ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto : 27 Januari 2016) 35 52 pembelajaran di kelas, perhatian dan pandangan siswa terfokus pada kegiatan diluar pelajaran yang diajarkan guru di dalam kelas. karena siswa beranggapan bahwa tidak perlu memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru. Selanjutnya motivasi belajar siswa, siswa mengatakan bahwa kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas, siswa merasa mata pelajaran fiqih tidak perlu pemahaman lebih sehingga siswa jarang mendengarkan dan memperhatikan saat guru menjelaskan pelajaran di kelas. Dari segi ingatan dalam belajar, siswa mengatakan lemah dalam hafalan sedangkan mata pelajaran fiqih siswa banyak disuruh hafalan tentang ayat yang terkait dengan mata pelajaran fiqih, sehingga siswa kurang bersemangat dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Kemudian dari segi minat belajar, siswa mengatakan tidak ada minat dan keinginan dalam diri siswa dalam belajar mata pelajaran fiqih siswa lebih suka mengobrol dengan teman sebelah atau sering minta izin meninggalkan kelas pada guru saat proses pembelajaran berlangsung. Terakhir adalah dari segi bakat siswa mengatakan bahwa siswa tidak memiliki bakat di bidang mata pelajaran fiqih, karena bagi siswa mata pelajaran fiqih merupakan mata pelajaran yang biasa oleh karena itu siswa kurang menyukai mata pelajaran fiqih tersebut. 36 Menurut informan VI bahwa dari segi persiapan siswa sebelum melakukan proses pembelajaran, siswa mengatakan bahwa tidak melakukan persiapan apa-apa sebelum melakukan proses pembelajaran besok pagi di sekolah, siswa mengatakan bahwa siswa malas mengulang kembali pelajaran yang diberikan oleh guru di rumah. Kalau dari segi kondisi fisik dan psikis dari siswa tersebut tidak ada kecatatan Jeki , ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto : 27 Januari 2016) 36 53 baik itu dari segi penglihatan dan juga pendengaran dari siswa tersebut yang dapat mengganggu proses pembelajarannya di kelas. Sedangkan dari segi hambatan yang dirasakan yang pertama dari kemauan siswa dalam belajar, siswa tersebut mengatakan bahwa tidak ada kemauan dalam dirinya untuk mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas, siswa lebih suka melakukan aktivitas lain saat proses pembelajaran berlangsung. Dari segi sikap siswa terhadap guru dalam belajar, siswa mengatakan bahwa tingkah laku dan sikapnya kepada guru kurang baik, ini dibuktikan oleh siswa dengan kurangnya siswa mendengarkan dan aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Selanjutnya dari segi perhatian siswa dalam belajar, siswa mengatakan bahwa siswa malas mendengarkan dan memperhatikan saat guru menerangkan pelajaran di depan kelas. Dari segi motivasi siswa dalam belajar, siswa mengatakan kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, alasannya siswa tidak menyukai mata pelajaran fiqih karena siswa menganggap bahwa mata pelajaran fiqih bukanlah mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa karena bagi siswa mata pelajaran fiqih tidak begitu penting, sehingga siswa malas mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru. Sedangkan dari segi minat belajar dari siswa bahwa siswa mengatakan bahwa siswa tidak berminat dalam mengikuti mata pelajaran fiqih alasannya siswa merasa memahami pelajaran fiqih tidak begitu penting. Dan terakhir dari bakat siswa, siswa mengatakan bahwa bakatnya adalah di bidang seni, sehingga pada saat belajar mata pelajaran kesinianlah siswa yang harus belajar dengan baik, mendengarkan guru dan memperhatikan guru saat proses pembelajaran sedangkan mata 54 pelajaran fiqih siswa kurang antusias dan bersemangat dalam mengikutinya.37 Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada siswa dan siswi di kelas XI IPS di MAN Beringin Kota Sawahlunto maka ditemukan beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih yaitu: a. Tidak adanya kemauan siswa dalam belajar. Kemauan memegang peranan yang penting di dalam belajar, dengan adanya kemauan dalam belajar akan dapat membantu siswa saat proses pembelajaran dan sebaliknya tidak adanya kemauan dalam diri siswa untuk belajar maka itu dapat memperlemah proses pembelajaran dari siswa. Di dalam diri siswa harus dorongan dalam dirinya untuk belajar untuk dapat mendorong siswa dan membuat siswa ada keinginan dalam dirinya untuk belajar. Untuk mendorong kemauan siswa dalam belajar maka harus ditemukan perhatiannya, latar belakangnya, dan kemampuannya dalam belajar. Apabila sudah menemukan itu semua maka siswa akan merasa bahwa pelajaran itu sangat berarti baginya dan siswa akan merasa dapat mencapainya, maka barulah ada keinginan siswa untuk belajar. b. Sikap dan tingkah laku siswa yang kurang baik terhadap guru yang mengajar mata pelajaran fiqih Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecendrungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebaginya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif, terutama kepada guru dan mata pelajaran disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses pembelajaran. Sebaliknya, sikap negatif siswa Selly , ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto : 27 Januari 2016) 37 55 terhadap guru dan mata pelajaran dapat menimbulkan rendahnya minat belajar dari siswa. Untuk mengantisipasi sikap negatif dari siswa maka guru dituntut untuk lebih dahulu menunjukkan sikap positifnya terhadap dirinya sendiri dan terhadap mata pelajaran yang di ajarkannya sehingga penerimaan dari siswa juga positif. c. Perhatian siswa tidak ada pada mata pelajaran fiqih Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap mata pelajaran yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dari siswa. d. Kurangnya motivasi dalam diri siswa untuk belajar. Keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh motivasi yang dimilikinya. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cendrung prestasinya pun akan tinggi pula. Sebaliknya siswa yang motivasinya rendah, akan rendah pula prestasi belajarnya. Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga siswa tidak berusaha untuk mengarahkan segala kemampuannya. Oleh karena itu guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa, agar siswa dapat berupaya mengerahkan segala kemampuannya dalam proses belajar . e. Minat belajar siswa yang rendah. Minat adalah kecederungan yang tetap memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. untuk Proses pembelajaran yang diminati siswa akan diperhatikan terus-menerus oleh siswa dan disertai rasa senang. 56 Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa akna malas belajar. Jika ada siswa yang tidak berminat belajar, maka untuk meningkatkan minatnya tersebut dilakukan dengan cara menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan citacitanya kemudian dikaitkan dengan bahan pelajaran yang dipelajari. f. Ingatan belajar yang kurang Dalam belajar ingatan sangat diperlukan. Pada umumnya tujuan utama pendidikan disekolah adalah apabila murid menguasai pelajaran yang telah diberikan, hal ini dihubungkan denagn kemampuan anak untuk mengingat kembali atau mempergunakan apa yang telah dipelajari. Pada umumnya siswa sulit dalam hal mengafal pelajaran yang diberikan oleh guru. Untuk itu diperlukan usaha supaya ingatan siswa dalam belajar tetap baik. Dengan sering mengadakan tes, latihan sehingga siswa terbantu dalam mengingat pelajarannya. 2. Faktor eksternal Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih dilihat dari faktor guru. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, berkenaan dengan pertanyaan bagaimanakah cara dan sikap guru dalam mempersiapkan mata pelajaran fiqih di dalam kelas? Informan I mengatakan bahwa guru selalu membuka pelajaran dengan baik, dengan memulai pelajaran dengan membaca salam dan baru memulai belajar di dalam kelas. Selanjutnya dilihat dari karakter guru dalam mengajar, siswa mengatakan bahwa guru kurang adil saat proses pembelajaran, biasanya kepada siswa yang kurang pandai maka guru jarang menerima pendapat yang diberikan oleh siswa tersebut, dan kadang mematahkan pendapat yang diberikan oleh siswa tersebut, sehingga siswa tersebut semakin malas untuk mengikuti proses pembelajaran 57 karena siswa merasa guru kurang berlaku adil pada siswa di dalam kelas. Kemudian di lihat dari faktor suasana kelas, siswa mengatakan bahwa suasana di dalam kelas kurang nyaman dan tenang sehingga siswa merasa tidak betah di dalam kelas dan cendrung selalu minta izin meninggalkan kelas saat proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya di lihat dari segi metode dan strategi pembelajaran yang diberikan oleh siswa di dalam kelas, siswa mengatakan bahwa guru jarang menggunakan metode dan strategi yang bervariasi dalam memberikan pelajaran di dalam kelas. sehingga siswa merasa bosan dan malas untuk mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Di lihat dari segi sikap dan perilaku guru informan I mengatakan bahwa sikap dan perilaku guru dalam memberikan pelajaran di kelas cukup baik namun siswa masih tidak ada keninginan dan ketertarikannya dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Kemudian dari segi media pembelajaran yang diberikan oleh guru, siswa mengatakan bahwa guru jarang menggunakan media dalam proses pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan dengan cara mengajar yang diberikan oleh guru hanya dengan metode ceramah saja di kelas sehingga membuat siswa merasa bosan dengan metode yang tidak berubah dalam setiap pembelajaran. Selanjutnya di lihat dari segi lingkungan belajar, siswa mengatakan lokasi belajar siswa saat proses pembelajaran tidak terlalu berpengaruh pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, karena kalau dari segi lingkungan dari sekolah tempatnya jauh dari keramaian. Terakhir dilihat dari segi suara guru dalam menerangkan pelajaran di kelas, siswa mengatakan bahwa suara guru saat pembelajaran sangat lantang namun dari siswalah yang masih tidak ada keinginannya untuk belajar sehingga bagaimanapun guru menjelaskan di depan kelas siswa 58 tersebut mengatakan bahwa tetap tidak mendengarkan guru tersebut saat proses pembelajaran berlangsung.38 Menurut informan II mengatakan bahwa dari segi dalam membuka pelajaran dikelas, guru selalu membuka pelajaran dengan baik, siswa mengatakan bahwa guru selalu memotivasi siswa untuk selalu bersemangat dalam mengikuti pelajaran namun dari siswalah yang masih tidak ada keinginan dan dorongannya untuk belajar, sehingga dari awal pembelajaran dilakukan siswa sudah mulai malas mengikuti pelajaran dengan alasan tidak begitu menyukai mata pelajaran fiqih sehingga mereka lebih suka melakukan kegiatan lain dibandingkan mendengarkan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran di dalam kelas. Kemudian di lihat dari karakter guru dalam mengajar, siswa mengatakan bahwa karakter guru saat proses pembelajaran kurang disukai oleh siswa dengan alasan saat proses pembelajaran gurunya jarang tersenyum dan hanya terfokus pada materi yang disampaikannya saja sehingga siswa cenderung malas mendengarkan memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru di depan kelas. dan Selanjutnya dari faktor suasana kelas, siswa mengatakan bahwa bosan berada dikelas karena siswa merasa jenuh dengan situasi belajar yang penuh di dalam lokal, siswa mengatakan bahwa terkadang ingin merasakan suasana yang baru sehingga bisa berkosentrasi dan semangat dalam proses pembelajaran. Menurut informan II bahwa dari metode dan strategi pembelajaran yang diberikan oleh guru sudah bervariasi namun yang menjadi masalahnya penerimaan dari siswa yang masih belum bisa mengikuti pelajaran dengan baik, siswa mengatakan bahwa dengan strategi dan metode pembelajaran yang diberikan oleh guru di dalam kelas tidak membuat mereka malah semakin aktif dalam mengiktui proses Qodri , ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto : 27 Januari 2016) 38 59 pembelajaran melainkan siswa semakin asyik meribut dengan temannya saat proses pembelajaran. Kemudian dari sikap dan perilaku guru dalam mengajar di dalam kelas, siswa mengatakan bahwa guru jarang tersenyum dalam proses pembelajaran sehingga siswa malas untuk belajar pada mata pelajaran fiqih, alasannya siswa lebih suka dengan guru yang memiliki rasa humor tinggi dan menjalin komunikasi yang baik dengan mereka tampa ada batas antara guru dengan murid. Siswa mengatakan lebih suka guru yang banyak humorisnya sehingga siswa merasa tidak tegang saat proses pembelajaran dan rileks dalam mengikuti pembelajaran. Selanjutnya dari segi media pembelajaran, siswa mengatakan guru jarang menggunakan media pembelajaran, guru hanya terfokus dalam menyampaikan materi tentang materi mata pelajaran fiqih di dalam kelas, bagi siswa kalau ada variasinya dalam belajar tentu sikap dan cara siswa dalam belajar akan lebih baik daripada yang sebelumnya. Sedangkan dari lingkungan belajar, siswa mengatakan bahwa lingkungan belajar jauh dari keramaian namun memang dari siswanya yang tetap tidak fokus dan tidak bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran yang diberikan oleh guru saat proses pembelajaran berlangsung. Dan terakhir di lihat dari penekanan suara guru dalam mengajar di kelas, siswa mengatakan bahwa suara guru kurang lantang dan kurang terdengar oleh siswa, sehingga saat proses pembelajaran dari pada mendengarkan pelajaran yang diberikan guru di dalam kelas siswa lebih senang meribut atau malah tidur saat proses pembelajaran.39 Informan III mengatakan bahwa guru selalu membuka pelajaran dengan baik, dengan memulai pelajaran dengan membaca salam dan baru memulai belajar di dalam kelas. Siswa mengatakan dari siswalah yang tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran di dalam kelas. Dewi, ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto : 27 Januari 2016) 39 60 Selanjutnya di lihat dari karakter guru dalam mengajar, siswa mengatakan bahwa guru kurang adil dalam belajar, biasanya siswa yang kurang pandai maka guru jarang menerima pendapat yang diberikan oleh siswa, dan kadang mematahkan pendapat yang diberikan oleh siswa tersebut. Kemudian di lihat dari faktor suasana kelas, siswa mengatakan bahwa suasana di dalam kelas kurang nyaman dan tenang sehingga siswa merasa tidak betah berlama-lama di dalam kelas dan cenderung selalu minta izin meninggalkan kelas saat proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya di lihat dari segi metode dan strategi pembelajaran yang diberikan oleh siswa di dalam kelas, siswa mengatakan bahwa guru jarang menggunakan metode dan strategi yang bervariasi dalam memberikan pelajaran di dalam kelas, sehingga siswa merasa bosan dan malas untuk mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Dilihat dari segi sikap dan perilaku guru informan III mengatakan bahwa sikap dan perilaku guru dalam memberikan pelajaran di kelas cukup baik namun siswa masih tidak ada keinginan dan ketertarikannya dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Kemudian dari segi media pembelajaran yang diberikan oleh guru, siswa mengatakan bahwa guru jarang menggunakan media dalam proses pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan dengan cara mengajar yang diberikan oleh guru hanya dengan metode ceramah saja di kelas sehingga membuat siswa merasa bosan dengan metode yang tidak berubah dalam setiap pembelajaran. Selanjutnya dilihat dari segi lingkungan belajar, siswa mengatakan lokasi belajar siswa saat proses pembelajaran tidak berpengaruh pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, karena kalau dari segi lingkungan dari sekolah tempatnya jauh dari keramaian namun dari 61 siswalah yang mengatakan bahwa keinginan belajar dari mereka kurang. Terakhir dilihat dari segi suara guru dalam menerangkan pelajaran dikelas, siswa mengatakan bahwa suara guru saat pembelajaran sangat lantang namun dari siswalah yang masih tidak ada keinginannya untuk belajar sehingga bagaimanapun guru menjelaskan di depan kelas siswa tersebut mengatakan bahwa tetap tidak mendengarkan guru tersebut saat proses pembelajaran berlangsung.40 Informan IV mengatakan bahwa di lihat dari segi guru dalam membuka pelajaran di dalam kelas, guru selalu menyuruh siswa membaca doa terlebih dahulu kemudian mengabsen kehadiran dari siswa, baru setelah itu memulai proses pembelajaran dikelas. Kemudian di lihat dari karakter guru dalam mengajar, siswa mengatakan bahwa karakter guru saat proses pembelajaran kurang disukai oleh siswa dengan alasan guru kurang adil dalam proses pembelajaran antara siswa yang pintar dan siswa yang kurang pintar, menurut siswa guru yang mengajar materi pada mata pelajaran fiqih dikelas, saat proses pembelajaran gurunya jarang tersenyum dan hanya terfokus pada materi yang disampaikannya saja sehingga menurut siswa guru tersebut kurang disukai oleh siswa tersebut. Selanjutnya dari faktor suasana kelas, siswa mengatakan bahwa bosan berada dikelas karena siswa merasa jenuh dengan situasi belajar yang penuh di dalam lokal, siswa mengatakan bahwa terkadang ingin merasakan suasana yang baru sehingga bisa berkosentrasi dan semangat dalam proses pembelajaran. Selanjutnya di lihat dari segi metode dan strategi pembelajaran yang diberikan oleh siswa di dalam kelas, siswa mengatakan bahwa guru jarang menggunakan metode dan strategi yang bervariasi dalam memberikan pelajaran di dalam kelas. sehingga siswa merasa bosan Tomy, ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto : 27 Januari 2016) 40 62 dan malas untuk mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Di lihat dari segi sikap dan perilaku guru informan IV mengatakan bahwa sikap dan perilaku guru dalam memberikan pelajaran di kelas cukup baik namun siswa masih tidak ada keinginan dan ketertarikannya dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Kemudian dari segi media pembelajaran yang diberikan oleh guru, siswa mengatakan bahwa guru jarang menggunakan media dalam proses pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan dengan cara mengajar yang diberikan guru yang hanya menggunakan metode ceramah di kelas sehingga membuat siswa merasa bosan dengan metode yang tidak berubah dalam setiap pembelajaran. Selanjutnya di lihat dari segi lingkungan belajar, siswa mengatakan lokasi belajar siswa saat proses pembelajaran tidak terlalu berpengaruh pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, karena kalau dari segi lingkungan dari sekolah tempatnya jauh dari keramaian namun dari siswalah yang mengatakan bahwa keinginan belajar dari mereka yang kurang. Terakhir dilihat dari segi suara guru dalam menerangkan pelajaran dikelas, siswa mengatakan bahwa suara guru saat pembelajaran sangat lantang namun dari siswalah yang masih tidak ada keinginannya untuk belajar sehingga bagaimanapun guru menjelaskan di depan kelas siswa tersebut mengatakan bahwa tetap tidak mendengarkan guru tersebut saat proses pembelajaran berlangsung.41 Informan V mengatakan bahwa dari segi dalam membuka pelajaran di kelas, guru selalu membuka pelajaran dengan baik, siswa mengatakan bahwa guru selalu memotivasi siswa untuk selalu bersemangat dalam mengikuti pelajaran namun dari siswalah yang masih tidak ada keinginan dan dorongannya untuk belajar, sehingga Maya, ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto : 27 Januari 2016) 41 63 dari awal pembelajaran dilakukan siswa sudah mulai malas mengikuti pelajaran dengan alasan tidak begitu menyukai mata pelajaran fiqih sehingga mereka lebih suka melakukan kegiatan lain dibandingkan mendengarkan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran di dalam kelas. Kemudian di lihat dari karakter guru dalam mengajar, siswa mengatakan bahwa karakter guru saat proses pembelajaran kurang disukai oleh siswa dengan alasan guru suka tidak adil dalam proses pembelajaran antara siswa yang pintar dan siswa yang kurang pintar, menurut siswa guru yang mengajar materi pada mata pelajaran fiqih di kelas, saat proses pembelajaran gurunya jarang tersenyum dan hanya terfokus pada materi yang disampaikannya saja sehingga menurut siswa guru tersebut kurang disukai oleh siswa tersebut. Selanjutnya dari faktor suasana kelas, siswa mengatakan bahwa bosan berada dikelas karena siswa merasa jenuh dengan situasi belajar yang penuh di dalam lokal, siswa mengatakan bahwa terkadang ingin merasakan suasana yang baru sehingga bisa berkosentrasi dan semangat dalam proses pembelajaran. Menurut informan V bahwa dari metode dan strategi pembelajaran yang diberikan oleh guru sudah bervariasi namun yang menjadi masalahnya penerimaan dari siswa yang masih belum bisa mengikuti pelajaran dengan baik, siswa mengatakan bahwa dengan strategi dan metode pembelajaran yang diberikan oleh guru di dalam kelas tidak membuat mereka malah semakin aktif dalam mengiktui proses pembelajaran melainkan siswa semakin asyik meribut dengan temannya saat proses pembelajaran. Kemudian dari sikap dan perilaku guru dalam mengajar di dalam kelas, siswa mengatakan bahwa guru jarang tersenyum saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga siswa malas untuk belajar pada mata pelajaran fiqih, alasannya siswa lebih suka dengan guru yang memiliki rasa humor tinggi dan menjalin komunikasi yang baik dengan 64 mereka tampa ada batas antara guru dengan murid. Siswa mengatakan lebih suka guru yang banyak humorisnya sehingga siswa merasa tidak tegang saat proses pembelajaran dan rileks dalam mengikuti pembelajaran. Selanjutnya dari segi media pembelajaran, siswa mengatakan guru jarang menggunakan media pembelajaran, guru hanya terfokus dalam menyampaikan materi tentang materi mata pelajaran fiqih di dalam kelas, bagi siswa kalau ada variasinya dalam belajar tentu sikap dan cara siswa dalam belajar akan lebih baik darpada yang sebelumnya. Sedangkan dari lingkungan belajar, siswa mengatakan bahwa lingkungan belajar jauh dari keramaian namun memang dari siswanya yang tetap tidak fokus dan tidak bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran yang di berikan oleh guru saat proses pembelajaran berlangsung. Dan terakhir dilihat dari penekanan suara guru dalam mengajar di kelas, siswa mengatakan bahwa suara kurang terdengar oleh siswa, sehingga saat proses pembelajaran siswa tidak mendengarkan pelajaran yang diberikan guru di dalam kelas siswa dan lebih senang meribut atau malah tidur saat proses pembelajaran berlangsung.42 Menurut informan VI mengatakan bahwa sebelum memulai pelajaran siswa melihat bahwa guru selalu membuka pelajaran dengan membaca doa terlebih dahulu baru setelah itu mengambil absen siswa, kemudian menjelaskan tujuan dari pembelajaran, baru memulai pembelajaran. Saat proses pembelajaran berlangsung guru selalu berusaha membangkitkan minat siswa dalam belajar tapi dari siswa yang malas mendengarkan dan memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Jika guru menyuruh siswa untuk mencatat dan membuat tugas latihan siswa mengatakan jarang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Jeki, ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto : 27 Januari 2016) 42 65 Selanjutnya dari segi karakter dari guru saat proses pembelajaran, siswa mengatakan bahwa guru dalam menjelaskan materi selalu serius dan jarang tersenyum, sehingga kalau siswa mengikuti proses pembelajaran siswa cenderung malas karena siswa merasa kurang tertarik dengan cara guru dalam memberikan penjelasan tentang materi yang disampaikan oleh guru saat proses pembelajaran berlangsung. Dari faktor suasana di dalam kelas, siswa mengatakan lingkungan kelasnya tidak nyaman dan tenang, sehingga siswa tidak betah belajar di dalam kelas, siswa lebih suka mengobrol dengan teman yang lain atau tidur daripada mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru saat proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya dilihat dari segi metode dan strategi pembelajaran yang diberikan oleh siswa di dalam kelas, siswa mengatakan bahwa guru jarang menggunakan metode dan strategi yang bervariasi dalam memberikan pelajaran di dalam kelas, sehingga siswa merasa bosan dan malas untuk mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Dilihat dari segi sikap dan perilaku guru informan VI mengatakan bahwa sikap dan perilaku guru dalam memberikan pelajaran di kelas cukup baik namun siswa masih tidak ada keninginan dan ketertarikannya dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Kemudian dari segi media pembelajaran yang diberikan oleh guru, siswa mengatakan bahwa guru jarang menggunakan media dalam proses pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan dengan cara mengajar yang diberikan oleh guru hanya dengan metode ceramah saja di kelas sehingga membuat siswa merasa bosan dengan metode yang tidak berubah dalam setiap pembelajaran. Sedangkan dari lingkungan belajar, siswa mengatakan bahwa lingkungan belajar jauh dari keramaian namun memang dari siswanya yang tetap tidak fokus dan tidak bersemangat dalam mengikuti proses 66 pembelajaran yang di berikan oleh guru saat proses pembelajaran berlangsung. Dan terakhir di lihat dari penekanan suara guru dalam mengajar di kelas, siswa mengatakan bahwa suara guru sangat lantang dan terdengar oleh siswa, namun saat proses pembelajaran siswa masih tidak mendengarkan pelajaran yang diberikan guru di dalam kelas siswa dan lebih senang meribut atau malah tidur saat proses pembelajaran.43 Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada siswa dan siswi di kelas XI IPS di MAN Beringin Kota Sawahlunto maka ditemukan beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih sekolah yaitu: dilihat dari faktor dari guru dan lingkungan a. Karakter guru saat proses pembelajaran Karakter guru yang dapat membangkitkan minat belajar siswa dengan sabar, senyum, sapa, dan santun dan menghargai kekurangan siswa, adil, baik dan disiplin dapat membantu proses pembelajaran yang baik bagi siswa, sehingga saat proses pembelajaran siswa akan bersemangat dan antusias dalam belajar. b. Faktor dari suasana kelas yang kurang nyaman Faktor suasana kelas yang nyaman dan tenang yaitu lingkungan kelas yang nyaman dan tenang akan dapat merangsang kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang proses belajar mengajar. Karena itu guru harus mengelola kelas dengan baik. c. Guru jarang menggunakan metode dan strategi yang bervariasi saat proses pembelajaran Metode mengajar adalah suatu jalan atau cara yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Guru yang Selly, ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto : 27 Januari 2016) 43 67 biasa mengajar dengan metode ceramah saja, siswa cendrung menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan kegiatan belajar mengajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien, dan seefektif mungkin. d. Sikap dan perilaku guru kepada siswa. Sikap dan perilaku guru di dalam kelas saat mengajar akan mempengaruhi keaktifan dan ketertarikan siswa dalam belajar. Penerimaan dari siswa akan sangat berbeda antara guru yang suka marah-marah dan jarang senyum di dalam kelas dengan guru yang lembut dan penuh perhatian. Siswa akan cendrung senang dan tetap memperhatikan guru yang penuh kehangatan di dalam kelas. e. Guru jarang menggunakan media pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran didalam kelas Faktor guru dan cara mengajarnya, tidak dapat dilepaskan dari ada tidaknya dan cukup tidaknya media dan alat-alat pelajaran yang digunakan di kelas. Apabila guru dalam mengajar sering menggunakan media atau alat-alat perlengkapan saat proses pembelajaran maka ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan media atau alat- alat perlengkapan yang sesuai saat proses pembelajaran akan mempermudah dan mempercepat belajar siswa tersebut. 3. Trianggulasi a. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih dilihat dari faktor dari siswa. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru yang mengajar mata pelajaran fiqih di kelas XI IPS di MAN Beringin 68 Kota Sawahlunto, tentang pertanyaan apa saja persiapan yang dilakukan siswa sebelum melakukan proses pembelajaran? Ibuk Erni yang mengajar di kelas XI IPS mengatakan bahwa dari segi persiapan yang dilakukan oleh siswa sebelum melakukan proses pembelajaran paginya di sekolah memang benar tidak ada, Ibuk Erni mengatakan bahwa siswa memang jarang dan malas mengulang kembali pelajaran di rumah. Selanjutnya dari kemauan belajar dari siswa, Ibuk Erni mengatakan bahwa kemauan belajar dari siswa sangat rendah, banyak pengaruh yang didapat oleh siswa baik dari teman yang sama belajar dan dari lingkungan pergaaulan dari siswa. Ibuk Erni mengatakan susah membuat siswa fokus dan berkosentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Tapi guru selalu berusaha untuk membuat siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru tetap fokus Kemudian dari segi fisik dan psikis siswa, Ibuk Erni mengatakan bahwa tidak ada kecatatan baik dari segi fisik, penglihatan dan pendengaran dari siswa, siswa dan siswi di kelas XI IPS dalam kondisi yang normal tampa ada catat dan kurang satu apaun, namun dari siswa inilah yang tidak dorongannya untuk belajar. Selanjutnya sikap siswa terhadap ada keinginan dan guru, Ibuk Erni mengatakan bahwa tingkah laku dan kesopanan siswa di dalam kelas memang kurang, biasanya siswa jarang mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru, dan kurang menghargai guru yang mengajar di depan kelas, Ibuk Erni mengatakan kalau siswa disuruh untuk membuat latihan maka ada saja alasan yang diberikan oleh siswa, ada yang membuat alasan sakit jadi tidak bisa mengerjakan latihan, bukulah yang tidak ada, pena hilang. Biasanya guru akan membiarkan siswa terlebih dahulu sampai siswa tersebut sadar dengan tugas dan kewajibannya sendiri. 69 Perhatian siswa terhadap guru saat guru menjelaskan proses pembelajaran di dalam kelas, Ibuk Erni mengatakan siswa tidak ada perhatiannya sama sekali saat proses pembelajaran, siswa lebih senang bermain hp padahal hp sudah dilarang digunakan dalam proses pembelajaran, siswa selalu beralasan bahwa hp di bawa ke dalam kelas untuk mencari pelajaran yang diberikan oleh guru, Ibuk Erni juga mengatakan bahwa siswa suka ketiduran saat proses pembelajaran dengan alasan kemaren malam belajar sampai larut malam sehingga saat belajar di kelas siswa jadi mengantuk. Ada saja alasan yang diberikan oleh siswa untuk menghindar dalam belajar dan guru selalu berusaha untuk mengajak siswa untuk tetap fokus pandangannya pada pelajaran yang diajarkan. Dari segi motivasi belajar siswa, Ibuk Erni mengatakan bahwa guru telah memberikan dorongan kepada siswa supaya semangat dan antusias dalam belajar, namun dari siswa belum ada keinginan dan dorongan untuknya belajar. Sedangkan pelajaran terus berlanjut dan siswa yang kurang motivasi dan keinginannya dalam belajar akan tertinggal jauh dari teman yang memiliki motivasi yang tinggi. Selanjutnya dari segi ingatan siswa, Ibuk Erni mengatakan bahwa murid sangat kesulitan dalam mengafal baik itu ayat Al- qur’an atau materi tentang mata pelajaran fiqih. Jika siswa disuruh mengafal materi saat proses pembelajaran siswa lama prosesnya untuk mengafal kadang untuk satu kali pertemuan siswa baru bisa mengafal materi yang diajarkan sehingga kalau ditanya kembali minggu besok siswa lupa kembali dengan hafalan yang dihafalnya. Untuk itu guru membiasakan kepada siswa untuk bisa menghafal pelajaran yang diberikan oleh guru. 70 Kemudian minat siswa dalam belajar, Ibuk Erni mengatakan bahwa dorongan dan keinginan siswa dalam belajar sangat rendah, itu bisa di lihat dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, siswa tidak memperhatikan saat guru menjelaskan pelajaran di dalam kelas, dan tidak mendengarkan guru saat guru menjelaskan pelajaran di kelas. Siswa lebih suka mengobrol dengan teman sebelahnya dan melakukan kegiatan atau aktivitas lain saat proses pembelajaran. Terakhir dari bakat siswa, Ibuk Erni mengatakan bahwa siswa memang tidak keinginannya dalam belajar, siswa mengatakan bahwa bakatnya bukan dibidang mata pelajaran fiqih tapi mata pelajaran lain, menurut Ibuk Erni siswa biasanya tidak ada keinginannya dalam belajar karena dipengaruhi oleh potensi pembawaan sejak lahir dan perkembangannya dipengaruhi oleh lingkungannya. Ibuk Erni mengatakan bahwa guru selalu memberikan arahan kepada siswa untuk mengembangkan bakatnya tampa harus mengorbankan mata pelajaran yang lain saat proses b. pembelajaran. 44 Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih dilihat dari faktor dari guru. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, berkenaan dengan pertanyaan bagaimanakah cara dan sikap guru dalam mempersiapkan mata pelajaran fiqih di dalam kelas? Dari segi persiapan yang dilakukan oleh guru, Ibuk Erni mengungkapkan selalu mempersiapkan dengan baik bahan ajar sebelum memberikan pembelajaran di dalam kelas, baik itu dengan cara menarik perhatian kepada siswa, membuat tujuan yang jelas, kemudian saat proses pembelajaran guru selalu berusaha menggiring siswa dalam belajar sehingga fokus siswa hanya tertuju pada Ibuk Erni, ( Guru Mata Pelajaran fiqih ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto : 2 Februari 2016) 44 71 pelajaran yang diajarkan oleh guru. Selanjutnya dalam mengakhiri pelajaran guru berusaha menutup pelajaran dengan berkesan, dengan menekankan pada siswa untuk diam sejenak sehingga siswa dituntut untuk dapat memahami penjelasan yang diberikan oleh guru, guru juga meminta siswa untuk selalu mencatat point-point penting setiap pembelajaran, dan guru selalu berusaha memberikan latihan kepada siswa supaya dapat memahami pelajaran yang diberikan guru. Dari karakter dari guru saat proses pembelajaran, Ibuk Erni mengatakan tidak pernah membeda-bedakan siswa saat proses pembelajaran karena bagi guru setiap siswa diberikan perhatian yang sama sehingga mereka merasa betah saat belajar, namun terkadang siswalah yang membuat perbedaan antara mereka sendiri, dan saat proses pembelajaran Ibuk Erni memang jarang tersenyum dengan siswa karena Ibuk Erni ingin mengajak siswa supaya serius dalam mengikuti pelajaran, sedangkan sudah serius guru menjelaskan materi pelajaran namun siswa tetap saja tidak serius apalagi kalau saat proses pembelajaran dilakukan dengan cara lain, maka siswa akan semakin tidak serius saat proses pembelajaran berlangsung. Kemudian dari segi suasana kelas, Ibuk Erni mengungkapkan bahwa siswa dan siswi dikelas XI IPS cukup banyak sehingga untuk mengatur tempat dan suasana yang nyaman di dalam kelas sulit, jadi gurulah yang harus berusaha supaya siswa secara keseluruhan dapat mendengarkan dan memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Sesekali Ibuk Erni mengubah tempat dan suasana di lokal namun yang terjadi siswa semakin ribut dan proses pembelajaran jadi terbengkalai lagi. Solusi yang di berikan adalah dengan Ibuk Erni mencoba selalu memberikan penjelasan dengan jelas dan selalu menanyakan kembali setiap pelajaran yang diberikan kepada siswa. 72 Selanjutnya dari segi metode dan strategi pelajaran, Ibuk Erni mengatakan memakai metode dan strategi disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan apabila perlu menggunakan metode dan strategi maka guru akan menggunakannya untuk memudahkan saat proses pembelajaran sehingga siswa akan aktif dalam belajar, namun apabila materi yang diajarkan harus guru yang menerangkannya di dalam kelas maka gurulah yang akan menjelaskannya dengan menggunakan metode ceramah di kelas, supaya siswa bisa paham dengan penjelesan yang diberikan oleh guru. Kemudian dari sikap dan perilaku siswa, Ibuk Erni mengatakan bahwa memang harus dengan lantang untuk mengajarkan pelajaran kepada siswa, kalau kita tidak begitu siswa akan fokus pada pelajaran yang dijelaskan guru, oleh karena itu Ibuk Erni membiasakan kepada siswa untuk disiplin dan jika siswa tidak melakukan apa yang di suruh oleh guru maka siswa akan mandapatkan hukuman, Ibuk Erni mengatakan hal ini dilakukan supaya siswa jera melakukan tindakan kegiatan dan aktifitas lain saat proses pembelajaran dan hanya fokus pada mata pelajaran yang diajarkan oleh guru. Dari media pembelajaran, Ibuk Erni mengatakan bahwa apabila materi yang diajarkan tentang cara berwudhu, cara tayamum atau cara shalat maka perlu di gunakan media pelajaran supaya antara penjelsan dan ditambah dengan video yang ditampilkan di depan kelas sejalan sehingga siswa akan dapat sekaligus mendengarkan dan mempraktekkan secara langsung pelajaran yang diberikan oleh guru, namun kalau materinya tidak perlu memakai media maka guru hanya akan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa dan siswinya. 73 Dari lingkungan belajar, Ibuk Erni mengatakan bahwa lingkungan sekolah tempat siswa dan siswi belajar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pihak sekolah, yang mana sekolah tidak dekat dengan pasar, karena apabila sekolah dekat dengan pasar itu akan mempengaruhi proses pembelajaran dari siswa di kelas karena itu bisa mengganggu kosentrasi siswa dalam belajar. Dari lingkungan tempat belajar tidak ada masalah yang menjadi masalah adalah dari siswanya sendiri yang tidak ada keinginan dan ketertarikannya untuk belajar. Terkhir dari segi suara guru saat proses pembelajaran, Ibuk Erni mengatakan bahwa guru telah memberikan suara yang jelas dan lantang ketika mengajar dikelas, supaya siswa bisa mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru saat proses pembelajaran namun hasilnya tetap sama ada yang mau mendengarkan, ada yang malas untuk mendengarkan dan lebih memilih mengobrol dengan teman sebangku atau malah tidur saat proses pembelajaran berlangsung.45 C. Pembahasan Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk mengembangkan potensi diri kearah yang lebih baik agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Pendidikan dapat diperoleh melalui lembaga pendidikan di sekolah. Dengan jalan belajar di sekolah siswa dapat mengembangkan dirinya dengan baik. Karena manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna yang memiliki akal fikiran yang bisa digunakannya dalam mengembangkan potensi dirinya. Keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah, dapat diperhatikan melalui kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh siswa di sekolah. Keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain guru, siswa, kurikulum, lingkungan belajar, dan lainnya. Siswa Ibuk Erni, ( Guru Mata Pelajaran fiqih ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto : 2 Februari 2016) 45 74 dan guru merupakan dua faktor penting dalam proses pembelajaran. Pentingnya faktor siswa dan guru dapat dilihat melalui pemahaman hakekat pembelajaran, yakni sebagai usaha sadar guru untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa dapat dilihat dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa yakni dari guru. 1. Faktor siswa seperti: kemampuan pembawaan, kondisi phisik orang yang belajar, kondisi psikis anak, kemauan belajar, sikap terhadap guru, mata pelajaran dan pengertian mereka mengenai kemajuan mereka sendiri, perhatian dan motivasi dalam belajar. 2. Faktor guru seperti: cara mengajar guru, karakter guru, suasana kelas, metode dan strategi pembelajaran, sikap dan perilaku guru, media pembelajaran, lingkungan belajar, dan suara guru. Berdasarkan hasil wawancara penulis di MAN Beringin Kota Sawahlunto dengan guru pelajaran fiqih dan beberapa siswa kelas XI IPS, bahwa sebagian anak di MAN Beringin Kota Sawahlunto bahwa faktorfaktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada pelajaran fiqih, dapat dilihat dari penelitian dan dari hasil ulangan harian siswa banyak yang tidak mencapai standar nilai KKM bahwa siswa ini dikarenakan tidak adanya keinginan, ketertarikan siswa dalam belajar sehingga jarang siswa yang memperhatikan saat guru menjelaskan pelajaran dan cenderung merasa bosan dan tidak senang dalam mengikuti pelajaran di dalam kelas.46 Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ternyata faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada pelajaran fiqih di Man Beringin Kota Sawahlunto adalah dilihat dari dua faktor yaitu: 46 Erni, Guru Mata Pelajarn Fqih , Wawancara Pribadi, ( Sawahlunto , 28 Januari 2016) 75 1. Faktor dari dalam diri siswa a. Kemampuan pembawaan dari siswa Anak yang memiliki pembawaan yang baik maka akan lebih mudah dan lebih cepat belajar dari pada anak yang mempunyai kemampuan yang kurang. Disini dapat dilihat bahwa faktor kemampuan pembawaan dari siswa kurang inilah yang menyebabkan kurangnya minat dari siswa dalam belajar. b. Kondisi fisik orang yang belajar. Orang yang belajar tidak terlepas dari kondisi fisiknya, karena kondisi fisik sanagt mempengaruhi prestasi belajar anak. Maka anak yang sering sakit disini makan akan menurun prestasi belajarnya. Dilihal dari hasil penelitian bahwa anak jarang sakit dalam proses pembelajaran, namun masalahnya adalah dari anak yang malas belajar dan itulah yang menyebabkan rendahnya minat belajar anak. c. Kondisi psikis Kondisi psikis disini bisa disebabkan oleh gangguan dari lingkungan, situasi rumah, atau keadaan keluarga. Namun jiga dilihat disini yang banyak mempengaruhi rendahnya minat belajar siswa adalah pengaruh lingkungan sekitar yang menyebabkan rendahnya minat belajar dari siswa tersebut. d. Kemauan belajar Kemauan belajar ini memegang peranan yang penting di dalam belajar. Adanya kemauan dapat mendorong belajar dan sebaliknya tidak adanya kemamuan dapat memperlemah belajar. Di lihat dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa kemauan belajar dari siswa yang kurang. Oleh karena itu untuk mendorong kemauan belajarnya pertama harus ditemukan dulu perhatiannya, latar belakangnya, kemampuannya dan membuat hubungan yang baik dengan pribadinya. 76 e. Sikap terhadap guru Bagaimana sikap murid terhadap guru juga mempengaruhi belajarnya. Untuk membangun sikap yang baik siswa pada guru maka guru harus menyajikan dan memberikan kesan terbaik pada saat pertama memulai pembelajaran. Biasanya siswa akan menentukan sikapnya saat melihat proses pertama yang dilakukan oleh guru di kelas. f. Perhatian Perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas diartikan sebagai pemusatan tenaga dan jiwa peserta didik yang tertuju kepada materi yang diberikan. Di lihat dari hasil penelitian bahwa perhatian anak pada materi yang diajarkan sangat kurang untuk membangun perhatiannya tersebut maka dibutuhkan usaha dari guru untuk membangkitkan perhatian siswa pada pelajaran yang diajarkan oleh guru di dalam kelas. g. Motivasi belajar Motivasi belajar dapat membangkitkan semangat belajar siswa. Di lihat dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa siswa tidak memiliki motivasi dalam belajar. Untuk itu guru harus bisa memotivasi siswa untuk belajar sehingga siswa memiliki tujuan mengapa dia harus belajar pelajaran fiqih. h. Minat belajar Minat belajar adalah dorongan yang berasal dalam diri siswa untuk belajar. Untuk menumbuhkan minat inilah diperlukan kemauan belajar, perhatian dan motivasi untuk belajar. Sehingga apabila semuanya telah dilakukan dengan baik oleh siswa maka keinginannya dan dorongannya untuk belajarpun akan muncul dengan sendirinya. 2. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto dilihat dari faktor guru. 77 a. Cara mengajar guru. Peran yang harus dimiliki oleh guru dalam mengajar adalah sebagai demonstrator dan evaluator. Dengan cara menarik perhatian siswa sehingga siswa bersemangat dalam belajar. Namun dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa guru hanya menyampaikan materi yang dijarkannya dan kurang mmeperhatikan siswanya. Sehingga siswa merasa tidak terlibat dalam pembelajaran. Seharusnya sebelum memulai mengajar guru terlebih dahulu mengajak siswa untuk terlibat dalam belajar. b. Karakter guru Karakter guru dapat membangkitkan minat belajar siswa. Dengan cara menghargai kekurangan siswa, adil, baik dan displin. Dilihat dari hasil penelitian disini guru masih membedakan antara murid yang pintar dan kurang pintar sehingga murid yang kurang pintar akan semakin malas dalam belajar karena merasa tersisihkan dengan teman yang lainnya. Untuk itu guru harus memberikan perhatian dan cara mengajar yang sama kepada siswa dan siswinya sehingga siswa tidak merasa terabaikan saat proses pembelajaran. c. Suasana kelas Dengan kondisi kelas yang padat itu akan menambah malas siswa dalam belajar. Untuk itu guru disini harus bisa menggunakan peralatan yang ada untuk memberi semangat kepada siswa. Mengatur tempat duduk dengan baik, dan guru harus menciptakan suasana kelas yang menyenangkan sehingga dengan kondisi kelas yang padat murid merasa tidak terganggu dan tetap fokus dalam belajar. d. Metode dan strategi pembelajaran Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa guru disini jarang menggunakan metode dan strategi dalam belajar sehingga siswa hanya mendengarkan dan mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Sebaiknya disini diberikan variasi metode 78 dan strategi yang digunakan guru dalam mengajar yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan sehingga siswa tidak merasa bosan dalam belajar. e. Sikap dan perilaku guru Sikap dan perilaku guru didalam kelas saat mengajar akan mempengaruhi keaktifan dan keterarikan siswa dalam belajar. Sesuai dengan hasil penelitian yang penulis lakukan bahwa setiap anak melakukan suatu kesalahan maka guru akan langsung marahmarah. Sebaiknya dalam kondisi apapun guru harus bisa mengintrol emosinya lebih baik menegurnya secara baik dari pada harus memarahinya karena biasanya anak semakin dimarahi maka kan semakin membangkang dan malah akan semakin malas untuk belajar. f. Media pembelajaran Dari hasil penelitian disini guru jarang menggunakan media dalam mengajar. Media pembelajaran ini sangat membantu dalam proses pembelajaran karena siswa tidak akan merasa bosan karena hanya selalu mendengarkan penjelasan dari gurunya saja. Sebaiknya guru membiarkan anak belajar sendiri dari hasil apa yang diamatinya. Sehingga dia bisa belajar dari apa yang ia sampaikan. g. Suara guru Dalam proses pembelajaran seorang guru harus memberikan penguatan suara saat proses pembelajaran. Sehingga siswa mengetahui point-point penting dalam proses pembelajaran yang diberikan oleh guru. Jadi disini dapat disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa adalah dari faktor siswa dan juga dari faktor gurunya. Cara untuk menarik perhatian siswa dalam belajar dalam melakukan proses pembelajaran supaya siswa fokus dan bersemangat dalam belajar yaitu : 79 a. Pelajaran diusahakan selalu merangsang minat besar anak didik untuk mengetahui hakikat pengertian dari pengajaran untuk itu seorang guru harus mengetahui akan pusat minat-minat anak didiknya. b. Hubungkanlah pelajaran itu dengan kejadian-kejadian dan peritiwa yang disekitarnya. Sehingga pengajaran menjadi aktual ( nyata ). Hal ini sangat membantu pemahaman anak didik, dan anak akan merasa senang karena pelajaran benar-benar dapat menyentuh dan dirasakan manfaatnya. c. Alat peraga atau media pengajaran dapat menarik perhatian anak didik, karena media itu dapat memperjelas pengertian dan sangat menyenangkan bagi anak didik. Terutama pada anak-anak tingkat dasar, sedangkan pada tingkat yang lebih tinggi, permainan alat peraga dapat dikurangi dan menekankan pada abtraksi daya nalar. d. Pelajaran selalu disesuaikan dengan taraf kemampuan perkembangan anak didik. e. Guru hendaknya mempersiapkan bahan pelajaran itu secara baik, menggunakan berbagai macam metode yang bervariasi dan cocok. f. Dapat juga ditimbulkan perhatian melalui penampilan guru dalam proses pembelajaran, minsalnya cara berdiri, cara berbicara, selalu ada intonasi (kadang-kadang tinggi kadang-kadang juga rendah) termasuk dalam cara berpakaianpun juga sangat diperhatikan dan berpengaruh terhadap perhatian anak. g. Pada umumnya situasi kelas seperti : kebersihan, penataan ruangan kelas, termasuk kebisingan baik yang timbul dari dalam kelas itu sendiri, seperti keributan anak didik didalam kelasnya maupun dari luar kelas. Karena itu situasi kelas hendaklah diciptakan sedemikian rupa agar menarik minat dan perhatian anak didik dalam proses belajar mengajar BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang faktor- faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Faktor dari dalam diri siswa Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada pelajaran fiqih yaitu dilihat dari faktor siswa yakni kemampuan pembawaan siswa, kondisi fisik, psikis, kemauan belajar, sikap terhadap guru, perhatian, dan motivasi belajar. Inilah yang menyebabkan tidak adanya semangat dan antusias siswa dalam mengikuti mata pelajaran fiqih di dalam kelas, mereka kurang berkosentrasi dalam belajar, dan jarang mendengarkan dan patuh pada perintah guru kalau diberikan tugas oleh guru saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu siswa lebih suka mengganggu teman sebangkunya dari pada belajar karena mereka merasa mata pelajaran fiqih tidak begitu penting jadi tidak perlu untuk belajar. Oleh sebab itu kurangnya ketertarikan dan keinginan siswa dalam belajar. 2. Faktor dari guru Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih dilihat dari guru seperti dari cara mengajar guru, karakter guru, suasana kelas, metode dan strategi pembelajaran, sikap dan perilaku guru, media pembelajaran dan suara guru. Cara mengajar guru yang hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran, akan berbeda dengan cara guru yang menganggap menagajar adalah suatu pemberian bantuan kepada peserta didik. 80 81 Masing-masing perbedaan tersebut dapat memberikan pengaruh baik dalam penyusunan strategi dan implementasi dalam proses pembelajaran. Karena dalam proses pembelajaran guru bukanlah hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, akan tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran. Dengan demikian efektifitas proses pembelajaran terletak dipundak guru. Oleh karenanya keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto. Maka berikut ini dikemukakan beberapa saran yang dirasa perlu diperhatikan oleh beberapa pihak yang terkait diantaranya : 1. Bagi sekolah: a. Diharapkan kepada Kepala Sekolah di MAN Beringin Kota Sawahlunto untuk dapat meningkatkan sarana dan prasarana terutama buku-buku yang berkenaan dengan mata pelajaran fiqih. b. Bagi sekolah sebaiknya dapat mengadakan penambahan media dan alat pembelajaran seperti LCD, white board. c. Pihak sekolah juga harus dapat menjalin komunikasi dengan orang tua peserta didik untuk meningkatkan minat belajarnya. 2. Bagi guru: a. Pelaksanaan proses pembelajaran sebaiknya menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi/melakukan kombinasi metode pembelajaran agar peserta didik tidak jenuh dengan menggunakan metode ceramah dan dapat membangktkan semangat peserta didik delam mengikuti pembelajaran. 82 b. Hendaknya memanfaatkan media-media konvensional atau dengan membuat media pembelajaran sendiri tampa harus mengandalkan dari sekolah, selain itu guru harus mampu membangkitkan semangat membaca peserta didik dengan cara pemberian tugas. 3. Bagi siswa: Diharapkan kepada siswa agar senantiasa mentaati nasehat dari guru, patuh pada orang tua, rajin belajar, dan berakhlaklah sesuai dengan ajaran agama kita yaitu Agama Islam. 83 84