faktor- faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa

advertisement
FAKTOR- FAKTOR YANG MENYEBABKAN RENDAHNYA MINAT
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MAN
BERINGIN KOTA SAWAHLUNTO
SKRIPSI
Diajukan kepada Jurusan Tarbiyah untuk Memenuhi Syarat
Guna Mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
dalam Bidang Pendidikan Agama Islam
OLEH
Rahma Elvita
NIM .11. 101.090
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BATUSANGKAR
2016
My Biodata
Nama
: Rahma Elvita
Tempat/Tgl Lahir
: Lunto Barat/ 23 Maret 1992
Nim
: 11 101 090
Jenis Kelamin
: Perempuan
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Motto
: Sabar dan Ikhlas dalam menjalani hidup.
Jurusan
Tahun Masuk
Nama Orang Tua
: Tarbiyah
: 2011
: 1. Ayah : Ahmad Tarmizi
2. Ibu
: Upik
2. Ibu
: Rumah Tangga
Pekerjaan Orang Tua : 1. Ayah : Wiraswasta
Alamat Lengkap
: Desa Lunto Barat, Kecamatan Lembah Segar, Kota
Sawahlunto
Riwayat Pendidikan : 1998-2003 : SD Negeri 15 Lunto Timur
: 2004-2007 : MTS Lunto Timur
: 2008-2010 : MAN Beringin Kota Sawahlunto
: 2011-2016 : STAIN Batusangkar
Batusangkar, 1 Maret 2016
Yang Bersangkutan,
Rahma Elvita S. Pd.I
HALAMAN PERSEMBAHAN
Rasa puji dan syukur yang sedalam-dalamnya aku persembahkan untuk
yang selalu menjadi penuntun dan penyejuk dalam jiwaku serta menemaniku
dalam setiap hela nafas yaitu Allah SWT dan Rasul-Nya, yang telah membuka
hati dan fikiranku, dan selalu memberi kemudahan dan kelancaran untukku.
Tiada kata yang dapat diucapkan, tiada balasan yang dapat kuberikan, dan
dengan segala kerendahan hati, ku persembahkan hasil karya ini untuk kedua
insan yang sangat ku cintai yaitu Amak (Upik) dan Ayah (Ahmad Tarmizi) dan
aku bersyukur Ya Allah telah menciptakan mereka untukku. Karena merekalah
yang selalu memberikan motivasi dan membimbingku dari kecil serta mau
mendengarkan semua keluh kesahku, mereka selalu mencukupi kebutuhan anakanaknya tampa menghiraukan tubuh mereka yang mulai rapuh karena selalu
terbakar sinar matahari dari pagi hingga malam bekerja supaya bisa mencukupi
kebutuhanku, tak mereka hiraukan betapa sakitnya kaki, tangan dan badan mereka
untuk dapat memenuhi segala keinginan ku. Dan mereka selalu berkata ini amak
dan ayah lakukan karena ingin anak-anaknya hidup lebih baik daripada mereka.
Sungguh mulia harapanmu Amak dan Ayah aku kan selalu berusaha untuk
menjadi anak yang bisa engkau banggakan dan mewujudkan semua semua mimpi
kita selama ini... Amin,,,
Buat kakak ku tercinta Puspita Nora Liza dan Keluarga, Junaidi Abdillah,
Indra Soneta dan Keluarga, yang selalu memberi semangat dan motivasi untuk
menyelesaikan kuliah ini.
Buat teman-teman lokal PAI C, Ana, Nur, Rita, Rika Cewek, Rika Cowok,
Suci, Siska, Dona, Ummul, Yuli, Dayu, Novi, Nora, Fadhil, Rabil, Riki, Reno,
Rino, Isos, Ilyas, Rian Ndut, Rian Ruih, Syafrizal, Oki, Yogi, Yulia, Yos, Wiya,
Winda, Fitri, Zulman, Eka, Rama, Tirta, Rina dan Ayu serta teman-teman lokal
PAI A dan PAI B angkatan 2011 yang telah membantu penulis selama
perkuliahan.
Terima kasih saya ucapkan kepada anak Kost PT, Wajik, Uli, Iyet, Ises,
Zola, Am-am, Popop, Caca, Anti, Cika, Yola, Winda, Ani, dan adek-adekku Yen
Chaniago, Tika Lisnawati, Respi Stepani, Darna Neti, Sasna Wati, yang selalu
memberikan motivasi, dan semangat untuk saya dalam menyelesaikan skripsi saya
Terima kasih kepada teman-teman KKN saya, Bang Hendra, Candra,
Angga, Lisa, Tika, Ririn, Liza, Ovy, dan Suci yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.
Terima kasih untuk teman PL saya, Nur, Salwa, Aidil, Dita, dan Nefli
yang juga telah membantu saya dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi saya.
Terima kasih untuk Mak Uwo dan Keluarga, Etek Igun dan Keluarga,
Angku Rudi dan Keluarga, Ayah Gaek dan Keluarga, Pak Utiah dan Keluarga,
Pak Etek dan Keluarga untuk do’a, semangat, dan motivasi yang diberikan
sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi saya.
Terima Kasih untuk Pamong selama saya melaksanakan PPL, sekaligus
informan dalam pelaksanaan penelitian saya yang telah bersedia meluangkan
waktu dan mengorbankan tenaganya untuk memberikan bimbingan dalam
penelitian dan penyelesaian skripsi ini.
Terima kasih untuk Kepala Sekolah, Majlis Guru, Karyawan/ti, Tata
Usaha dan Siswa dan Siswi di MAN Beringin Kota Sawahlunto yang telah
membantu saya dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih untuk semua pihak
yang telah membantu yang tidak tersebut satu-persatu, yang telah membantu saya
dalam kuliah dan penyelesaian skripsi ini.
By Rahma Elvita, S.Pd. I
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan petunjuknya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan
skripsi
yang
berjudul
“FAKTOR-FAKTOR
YANG
MENYEBABKAN RENDAHNYA MINAT BELAJAR SISWA PADA
PELAJARAN FIQIH DI MAN BERINGIN KOTA SAWAHLUNTO “ sesuai
dengan kemampuan yang penulis miliki. Salawat dan salam penulis doakan
kepada Allah SWT semoga disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang
menjadi teladan bagi umat serta para sahabatnya.
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki, dan atas berkat bantuan serta
motivasi dari berbagai pihak yang turut menyukseskan penulisan skripsi ini, untuk
itu penulis berharap semoga Allah melimpahkan pahala yang berlipat ganda
kepada pihak yang telah berpatisipasi dalam menyukseskan penyelesaian skripsi
ini. Ucapan terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada :
1. Ketua STAIN Batusangkar Bapak Dr. H. Kasmuri, M.A, yang telah
memberikan
kesempatan
penyusunan skripsi ini.
untuk
menyelesaikan
perkuliahan
dan
2. Ketua Jurusan Tarbiyah Bapak Dr. Sirajul Munir, M.Pd yang telah
memberikan pelayanan yang baik kepada penulis dalam menyelesaikan
studi di jurusan ini.
3. Ibunda Susi Herawati., S.Ag.M.Pd selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Agama Islam STAIN Batusangkar.
4. Bapak Drs. Adripen, M.Pd
dan Ibu Dra.Hj.Eliwatis, M.Ag sebagai
pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5.
Bapak/ Ibu Dosen PAI yang telah berjasa dalam membimbing selama
melaksanakan perkuliahan di STAIN Batusangkar.
6. Bapak Asmendri, S.Ag.M.Pd selaku penasehat akademik (PA) yang sudah
membimbing dalam pelaksanaan akedemik di STAIN Batusangkar.
7. Bapak Kepala Sekolah MAN Beringin Kota Sawahlunto beserta majlis
guru, pegawai dan siswa yang telah memberikan kesempatan untuk
melakukan penelitian di sekolah tersebut.
8. Teristimewa sekali kepada Ayahanda Ahmad Tarmizi dan Ibunda Upik
atas segala kasih sayang dan pengorbanan yang tak terhingga baik itu
secara moril maupun materil yang tak terhitung nilainya serta semangat
hidup dan do’a dengan penuh pengharapan kepada Allah SWT.
Semoga dorongan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis akan
menjadi amal ibadah dari Allah SWT.Amin.
Batusangkar , Maret 2016
Penulis
Rahma Elvita
NIM: 11 101 090
ABSTRAK
RAHMA ELVITA, NIM 11 101 090 judul skripsi “ FAKTORFAKTOR YANG MENYEBABKAN RENDAHNYA MINAT BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MAN BERINGIN KOTA
SAWAHLUNTO “. Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Batusangkar, Tahun Akademik
2016.
Masalah pokok dalam penelitian ini adalah apakah faktor-faktor yang
menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN
Beringin Kota Sawahlunto. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata
pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto dilihat dari faktor dalam diri
siswa dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat
belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto dilihat
dari faktor guru. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan Islam (S.Pd.I) pada prodi
Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah di STAIN Batusangkar, sebagai
sumbangan pemikiran bagi penulis kepada Guru mata pelajaran fiqih dalam
melaksanakan pembelajaran khususnya di MAN Beringin Kota Sawahlunto,
sebagai bahan bacaan dan untuk menambah referensi perpustakaan STAIN
Batusangkar.
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif yaitu
suatu penelitian yang mengungkapkan serta menggambarkan kejadian yang terjadi
dilapangan sebagai mana adanya dilokasi penelitian yang dilakukan. Metode
penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan sesuatu fenomena yang terjadi dilapangan, yang
mana penguraian atau penggambaran dengan kata-kata tampa menggunakan
angka-angka atau statistik. Sedangkan informan dalam penelitian yang akan
penulis lakukan untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang
menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN
Beringin Kota Sawahlunto adalah siswa dan siswi kelas XI IPS dan guru mata
pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto. Adapun teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik
pengolahan data yang digunakan yaitu mengedit data, membaca, menelaah,
menghimpun sumber data yang di teliti, mengklasifikasi data, interprestasi data
dan penarikan kesimpulan. Sedangkan teknik keabsahan data dengan cara
trianggulasi.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor dari dalam
diri siswa yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran
fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto. Kurangnya kemampuan siswa dalam
memahami mata pelajaran fiqih, siswa tidak berkosentrasi saat mengikuti mata
pelajaran fiqih, siswa tidak mendengarkan guru menjelaskan pelajaran di kelas,
jarang mengerjakan tugas atau latihan yang diberikan oleh guru, suka
mengganggu teman sebangku saat proses belajar mengajar berlangsung, dan
jarang mengerjakan dan mengulang pelajaran di rumah. Sedangkan faktor dari
guru yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih
di MAN Beringin Kota Sawahlunto yaitu dalam kegiatan pendahuluan guru
kurang memotivasi siswa sehingga siswa kurang fokus dalam belajar, pada
kegiatan inti saat menjelaskan masih ada siswa yang meribut saat guru
menjelaskan materi pelajaran sehingga mengganggu kosentrasi saat belajar, guru
kurang mengontrol dan membimbing siswa dalam berdiskusi sehingga masih ada
yang mendiskusikan hal lain di luar topik yang didiskusikan di dalam
kelompoknya, guru jarang menggunakan metode, strategi dan media saat proses
pembelajaran berlangsung.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ...........................................
KATA PENGANTAR .................................................................................
ABSTRAK...................................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 9
C. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................................... 10
D. Defenisi Operasional ......................................................................... 10
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 11
F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 11
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 12
A. Minat ................................................................................................ 12
1. Pengertian Minat Belajar ............................................................. 12
2. Macam-macam Minat Belajar ...................................................... 14
3. Indikator Minat Belajar................................................................ 17
4. Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Minat Belajar ....................... 18
5. Upaya Peningkatan Kemampuan Guru ........................................ 24
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ........................ 26
B. Belajar.............................................................................................. 32
1. Pengertian Belajar ....................................................................... 32
2. Prinsip-prinsip Belajar ................................................................. 32
3. Faktor-faktor dalam Belajar ......................................................... 33
C. Mata Pelajaran Fiqih ......................................................................... 33
1. Pengertian Fiqih .......................................................................... 33
2. Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran Fiqih ...................................... 34
3. Ruang Lingkup Fiqih ................................................................... 34
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN ................................................... 35
A. Jenis Penelitian.................................................................................. 35
B. Metode Penelitian............................................................................. 36
C. Informan Penelitian ........................................................................... 36
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 37
E. Teknik Pengolahan Data.................................................................... 38
F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 39
G. Teknik Keabsahan Data ..................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 41
A. Temuan Umum ................................................................................. 41
1. Profil Sekolah .............................................................................. 41
2. Visi Sekolah ............................................................................... 41
3.
Misi Sekolah .............................................................................. 42
4. Tata Tertib Sekolah ..................................................................... 42
5. Jumlah Peserta didik Tahun 2014/2015........................................ 43
6. Guru di MAN Beringin ............................................................... 43
B. Temuan Khusus................................................................................. 44
1. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa
dilihat dari faktor dalam diri siswa ............................................... 45
2. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa
dilihat dari faktor dalam diri guru ................................................ 56
3. Trianggulasi ................................................................................ 67
C. Pembahasan ...................................................................................... 74
1. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa
dilihat dari faktor dalam diri siswa ............................................... 75
2. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa
dilihat dari faktor dalam diri siswa ............................................... 79
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 80
A. Kesimpulan ................................................................................. 80
B. Saran ........................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia untuk mengembangkan potensi diri ke arah yang lebih
baik agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Pendidikan dapat
diperoleh melalui lembaga pendidikan di sekolah. Dengan jalan belajar di
sekolah siswa dapat mengembangkan dirinya dengan baik. Karena
manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna yang
memiliki akal fikiran yang bisa digunakannya dalam mengembangkan
potensi dirinya. Hal ini diperkuat dengan firman Allah Swt yang terdapat
dalam ayat Q.S At –Tiin ayat 4 yang berbunyi :
[٩٥:٤] ‫سانَ ِفي أَحْ َس ِن ت َ ْق ِو ٍيم‬
َ ‫اﻹن‬
ِ ْ ‫لَقَ ْد َخلَ ْقنَا‬
Artinya: sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya.
Setiap manusia dilahirkan dengan terlebih dahulu membuat
konsesus dengan Sang Khalik di dalam imateri (alam ruh), kesepakatan
berupa pengakuan akan keesaan Allah Swt, yakni proses dialog antar ruh
dengan Sang Pencipta. Manusia merupakan ciptaan Allah Swt, yang
memiliki susunan anatomi yang sempurna, manusia diciptakan Allah Swt,
dengan diserahi tugas untuk beribadah kepadanya dan memakmurkan
kehidupan di bumi dalam rangka mengabdi pada pencipta.
Akan tetapi, manusia pada awalnya lahir di muka bumi ini dengan
tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu apapun, kemudian Allah Swt
memberi pengetahuan dan berbagai potensi lainnya sebagai kelengkapan
anugerah Ilahi agar bisa membudidayakan alam untuk keperluan hidup dan
kelestarian kehidupan di lam ini, anugerah tersebut berupa akal, pikiran,
pengetahuan, pendengaran, dan indrawi manusia.
1
2
Sarana yang paling efektif guna memperoleh pengetahuan yang
baik dan bertahap adalah melalui pendidikan di sekolah. Keberhasilan
proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah, dapat diperhatikan melalui
kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh siswa di sekolah.
Keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain guru,
siswa, kurikulum, lingkungan belajar, dan lainnya. Siswa dan guru
merupakan dua faktor penting dalam proses pembelajaran. Pentingnya
faktor siswa dan guru dapat di lihat melalui pemahaman hakekat
pembelajaran, yakni sebagai usaha sadar guru untuk membantu siswa agar
dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dalam hadist
dikatakan bahwa:
‫ِيضة على كل‬
‫ِم‬
‫ِ مسل‬
‫ِ فر‬
‫ِلم‬
‫طلب الع‬
ٍ
◌ٍ ‫ِمة‬
‫ومسل‬
Artinya: mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim lakilaki maupun muslim perempuan ( HR. Ibnu Abdil Barr )
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan siswi di dalam
kelas merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan bagi setiap
muslim baik muslim laki-laki maupun muslim perempuan. Dan
pembelajaran yang dilakukan kepada siswa, harus sesuai dengan
perkembangan siswa menuju ke arah pengenalan kepada Zat Pencipta
dengan analisis terhadap ciptaannya. Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an
surat ar-Rum ayat 30:
ْ ِ‫◌ ف‬
َ َ‫ت ﱠ ِ الﱠتِي ف‬
ۚ ‫ّين َحنِيفًا‬
‫ط َر‬
َ ‫ط َر‬
ِ ‫فَأَقِ ْم َو ْج َه َك ِلل ِد‬
ِۚ‫ق ﱠ‬
ۚ ‫اس َعلَ ْي َها‬
ُ ‫◌ ٰذَ ِل َك ال ِد‬
‫ّين ْالقَيِّ ُم‬
َ ‫النﱠ‬
ِ ‫◌ َﻻ ت َ ْبدِي َل ِلخ َْل‬
[٣٠:٣٠] َ‫اس َﻻ يَ ْعلَ ُمون‬
ِ ‫َو ٰلَ ِك ﱠن أَ ْكثَ َر النﱠ‬
Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
3
menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama
yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Berkaitan
dengan
pengembangan
pendidikan
dalam
usaha
mengembangkan fitrah manusia dengan ajaran Islam, agar terwujud
kehidupan manusia yang makmur dan bahagia. Pada saat inilah diperlukan
adanya kerjasama antara guru dan siswa. Dalam usaha meningkatkan
kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran, guru perlu memahami halhal yang mempengaruhi, menghambat maupun yang mendukung proses
belajar siswa. Selain itu, guru harus memahami tentang metode atau
strategi pembelajaran yang efektif untuk membantu siswa agar dapat
belajar secara optimal dan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses belajar yang beroreintasi pada tujuan.
Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses pembelajaran dapat
mengindikasikan akan ketertarikan siswa terhadap pelajaran atau
sebaliknya, siswa merasa tidak tertarik dalam mengikuti proses
pembelajaran. Ketertarikan siswa ini merupakan salah satu tanda-tanda
adanya minat belajar siswa. Minat belajar adalah suatu kerangka mental
yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari perasaan,
prasangka, cemas dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa
mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.1
Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, akan
diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan memiliki rasa
kepuasan. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila
bahan pelajaran yang tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan
belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia
segan-segan untuk belajar, tidak merasa memperoleh kepuasan dari
pelajaran itu.2
1
Sudarsono, Joko. Menumbuhkan Minat Belajar Untuk Mencapai Sukses Dalam Studi,
( Majalah Remaja Gen , 2000 ) no 04, 2003., h. 28-29
2
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, ( Jakarta : Rineka Cipta,
2010 ), h. 57
4
Menurut Crow and Crow minat yaitu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa adanya yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, semakin besar minatnya.
Crow and Crow mengatakan bahwa minat berhubungan dengan
gaya yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan
orang, benda, kegiatan, dan pengalaman yang diransang oleh kegiatan itu
sendiri. Jadi minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya,
dan dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.3
Dengan demikian minat adalah suatu dorongan yang timbul pada
diri individu terhadap sesuatu objek atau aktifitas sehingga,
seorang
individu harus memiliki rasa senang terhadap pelajaran dan lingkungan di
sekolahnya. Sebab dengan rasa senang dan rasa memiliki sekolah tersebut
maka dengan sendirinya akan timbul semangat dalam dirinya untuk bisa
bersungguh-sungguh dalam belajar, karena dia merasa bahwa sekolah juga
merupakan bagian dari hidupnya.
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa minat
belajar siswa timbul karena adanya rasa sayang, ketertarikan pada sesuatu
hal atau keterampilan sehingga berdampak positif terhadap kegiatan
belajar, serta keinginan atau cita-cita untuk menjadi lebih baik. Di samping
minat untuk mendapatkan prestasi belajar yang dilakukan dalam proses
pembelajaran juga harus ada dukungan perhatian dan motivasi dari orang
tua, guru, teman, lingkungan dalam mendukung proses pembelajaran.
Apabila seorang siswa telah memiliki minat dalam dirinya itu akan
membantu dalam melakukan proses pembelajaran. Karena faktor utama
sebelum dia belajar adalah apakah ada keinginan dalam dirinya untuk
belajar, dan apabila sudah ada keinginan dalam dirinya untuk belajar maka
3
Djalii, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara , 2008 ) h. 121
5
ditambah dengan faktor-faktor lain baik dari guru, teman, dan keluarga itu
akan semakin mendekatkan dirinya untuk mencapai tujuan yang hendak
siswa capai, dan begitu pula sebaliknya jika dari awal tidak ada minat
dalam diri siswa untuk belajar, tidak ada keinginan dan dorongan dari diri
siswa sendiri maka siswa tersebut tidak akan mudah untuk mencapai
tujuan yang hendak dicapai. Karena minat belajar tidaklah selalu stabil,
melainkan selalu berubah-ubah. Oleh karena itu, minat belajar perlu
diarahkan dan dikembangkan kepada sesuatu pilihan yang ditentukan
melalui faktor-faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari guru.
Berdasarkan hasil observasi penulis pada tanggal 13 Agustus 2015
pada mata pelajaran Fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto diketahui
bahwa saat proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak
merasa senang dan tertarik dalam proses pembelajaran. Sehingga tidak ada
perhatian, ketertarikan, dan partisipasi siswa dalam belajar.
besar minat belajar siswa dapat di ukur melalui:
Seberapa
a. Ketertarikan siswa dalam belajar.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan banyak siswa yang
melakukan aktifitas lain saat proses pembelajaran, ini karena tidak
adanya ketertarikan siswa dalam belajar sehingga mereka lebih senang
melakukan kegiatan lain daripada mendengarkan gurunya. Seperti: ada
siswa yang bermain hp saat proses pembelajaran berlangsung.
b. Perhatian siswa dalam belajar.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan perhatian siswa tidak
terfokus pada guru, banyak hal lain yang dilakukan oleh siswa. Seperti:
suka mengganggu teman saat proses pembelajaran berlangsung, dan
itu akan mengganggu proses pembelajaran yang dilaksanakan. Ada
yang mengganggu teman dengan mencolek teman yang
belajar,
mengajak teman disamping mengobrol, dan membuat lelucon yang
membuat proses pembelajaran yang berlangsung menjadi terganggu.
c. Kesukaan siswa dalam belajar.
6
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan siswa sering minta permisi
untuk meninggalkan kelas, dan kadang tidak kembali lagi ke kelas.
Hal ini membuktikan bahwa siswa sebisa mungkin menghindar dari
proses pembelajaran dikarenakan siswa malas dan
mengikuti pelajaran tersebut.
tidak suka
d. Keterlibatan siswa dalam belajar.
Berdasarkan observasi yang dilakukan siswa sering tidur di dalam
kelas saat proses pembelajaran berlangsung, dan setiap ada latihan
atau PR yang diberikan oleh guru mereka jarang mengerjakannya.
Dan dari hasil wawancara penulis dengan Ibu Erni yakni guru yang
mengajar
pada
mata
pelajaran
fiqih
bahwa
guru
tersebut
mengungkapkan banyaknya siswa yang tidak memperhatikan saat guru
menjelaskan pelajaran, siswa merasa bosan dan tidak senang dalam
mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan kalau dibandingkan dengan
mata pelajaran
lain seperti mata pelajaran Bahasa Indonesia disini
dapat di lihat dorongan dan keinginan siswa lebih baik daripada mata
pelajaran fiqih ini dibuktikan juga dengan hasil belajar siswa yang
mana nilai tidak tuntasnya lebih banyak
dibandingkan
nilai yang
tuntas. Ini semua dikarenakan tidak adannya ketertarikan, kesukaaan,
perhatian, dan keterlibatan siswa dalam belajar.
Dilihat dari masalah di atas dapat disimpulkan bahwa yang
merupakan masalah dalam mata pelajaran fiqih adalah tidak adanya
ketertarikan siswa dalam belajar, siswa cendrung bosan, tidak senang
dan bermalas-malasan sehingga siswa tidak memahami . Jika dilihat
dari masalah tersebut yang belum ada pada siswa adalah kurangnya
minat siswa dalam belajar. Untuk menumbuhkan minat belajar siswa
tersebut diperlukan usaha-usaha yang dapat membuat ketertarikan dan
keinginan siswa dalam belajar sehingga, siswa akan memperhatikan dan
mendengarkan guru saat proses pembelajaran dengan lebih baik.
Adapun akibat dari tidak adanya ketertarikan dan keinginan siswa
dalam belajar, itu bisa dilihat dari ketidak pahaman siswa pada mata
7
pelajaran fiqih, seperti apabila materi ditanyakan kembali kepada siswa,
mereka tidak bisa menjawabnya, dan tidak mengerti sama sekali dengan
apa yang diajarakan gurunya. Selain itu juga dapat dilihat dari masih
banyak anak didik yang mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu 75.
Hal ini dapat dilihat melalui persentase hasil ulangan harian pada tabel
I.
Tabel 1
Data Hasil Belajar Fiqih XI IPS
No
Nama
KKM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Adela Suryani
Ahmad Al- Qadri
Anggara Prasanta
Dewi Fauziah
Engla. M
Fakhri Kurniawan
Fauzul Azmi
Febri Yohana
Fitra Ramadhani
Indah Sundari
Irvan Rinaldi
Istigfara Mutia
Jeki Febri Irawan
Maya Yunita
Mela Sari Putri
Rafi Amali
Reni Syahputri
Reza Yulia
Rinova Oktarani
Rahmat Illahi
Sara Shania
Sari Nova Lisa
Selly Oktavia
Sivia Okta Firma
Sovia Arjuni
Tomy Bima Putra
Syafni Megawita
Tungki Febriharianto
Ulil Amri
Welli Alhadi Putri
Yoki Afrianto
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
Nilai
Fiqih
64
36
56
56
64
60
76
68
60
64
80
80
40
28
72
80
84
88
76
84
64
60
48
76
72
28
68
76
64
68
64
KETERANGAN
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
8
32 Yosef Gunawan
75
72
Tidak tuntas
33 Yusmanita
75
72
Tidak tuntas
34 Zurniwati
75
72
Tidak tuntas
Dan dari persentase, keikutsertaan belajar siswa dapat dilihat juga pada
tabel II
No Kelas Jumlah
Siswa
( Orang )
1.
XI IS
34
Tabel II
Jumlah Siswa
( Orang )
Tuntas Tidak
10
Tuntas
24
Persentase
Ketuntasan
(%)
Tuntas
Tidak
29,4 %
70,6 %
Tuntas
( Sumber : Panitia Pelaksana Ujian Tengah Semester MAN
Sawahlinto )
Berdasarkan tabel I dapat diperhatikan bahwa siswa kelas XI IS
dari 34 jumlah siswa yang ada 10 orang siswa nilainya tuntas dan 24
orang siswa nilainya tidak tuntas. Dan dari tabel II dapat diperhatikan
bahwa persentase ketuntasan belajar fiqih siswa sangat rendah, karena
rata-rata hasil Ujian Tengah Semester belum mencapai Kriteri
Ketuntasan Minimal ( KKM ) yakni 75.
Rendahnya pencapaian ketuntasan Ujian Tengah Semester ini
menjadi alasan kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran
fiqih. Dengan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran
seperti : siswa yang tidak tertarik, merasa bosan dan tidak senang pada
mata pelajaran fiqih. Karena minat sesorang berhubungan erat dengan
prestasinya sehingga untuk mencapainya perlu dorongan dari dalam
diri siswa, kemudian untuk melanjutkan prestasi belajar yang baik
harus ada dukungan, perhatian dan motivasi dari orang tua, guru,
teman, lingkungan dalam mendukung proses belajar.
Untuk itu
seorang guru harus bekerja sangat extra supaya perhatian siswa dalam
belajar tidak terganggu.
9
Oleh sebab itu, dalam menyikapi masalah di atas perlu adanya
solusi agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien
sehingga, munculnya minat dan semangat belajar siswa. Yang pada
akhirnya akan memudahkan dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan dari pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan di atas penulis ingin mengadakan
penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya
minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota
Sawahlunto”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, masalah-masalah
yang muncul antara lain :
1. Dalam proses pembelajaran hanya guru yang berperan aktif
2. Metode yang sering digunakan guru adalah metode ceramah , sehingga
siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran.
3. Tidak adanya keinginan dan ketertarikan siswa dalam belajar saat
proses pembelajaran berlangsung
4. Tidak adanya perhatian siswa terhadap mata pelajaran fiqih
5. Siswa sering melakukan aktifitas lain diluar proses pembelajaran
C.
Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan masalah
a. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa
dalam mata pelajaran Fiqih dilihat dari faktor dalam diri siswa
b. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa
dalam mata pelajaran Fiqih dilihat faktor guru
2. Rumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini adalah
Apakah faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar
10
siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto
dilihat dari faktor dalam diri siswa dan faktor dari guru ?
D. Definisi Operasional
Sebelum menguraikan pembahasan ini lebih lanjut ada baiknya penulis
jelaskan tentang istilah judul diatas sebagai berikut :
1. Faktor-faktor
Faktor-faktor adalah segala sesuatu yang turut serta menyebabkan
atau yang mempengaruhi sehingga sesuatu terjadi ( kerajinan,
ketabahan yang merupakan penentu keberhasilan studi ).4 Jadi faktorfaktor adalah segala sesuatu yang memberi pengaruh baik itu negatif
atau positif bagi sesuatu hal. Faktor dalam diri siswa diantaranya,
kemampuan belajar, kondisi fisik dan psikis, perhatian, sikap dan
motivasi dalam belajar. Sedangkan faktor di luar diri siswa yakni dari
guru diantaranya cara mengajar, karakter, sikap, metode, strategi dan
media pembelajaran.
2. Minat Belajar
Minat adalah kecenderungan siswa yang agak menetap, siswa
merasa tertarik pada suatu bidang atau hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam bidang itu.5
Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap akibat latihan dan pengalaman.6
Jadi minat belajar adalah kecenderungan siswa untuk memperoleh
perubahan tingkah laku akibat latihan dan pengalaman yang didasari
dengan adanya rasa ketertarikan dalam bidang itu.
3. Mata Pelajaran Fiqih
Badudu, Zain. Kamus Umum Bahasa Indonesia. ( Jakarta : Pustaka Sinar Harapan,
1994), h. 403
5
Abdul Hadis, Psikologi dalam Pendidikan. (Bandung : Alfabeta, 2008), h. 44
6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2005), h.90
4
11
Mata pelajaran fiqih adalah adalah salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di MAN Beringin Kota Sawahlunto.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan dan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat
belajar siswa dalam pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto
dilihat dari faktor dalam diri siswa.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat
belajar siswa dalam pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto
dilihat dari faktor guru.
F. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian akan bernilai jika dapat memberikan manfaat bagi
sebagian pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program sarjana Prodi
Pendidikan Agama Islam ( PAI ) di STAIN Batusangkar.
2. Untuk menambah pemahaman dalam bimbingan dan penelitian.
3. Acuan bagi guru untuk melakukan inofasi dalam proses pembelajaran
pada mata pelajaran Fiqih di sekolah.
4. Dapat membantu siswa dalam meningkatkan pengetahuannya dalam
mata pelajaran Fiqih
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
Dalam pengertian terminologis, pada kalimat minat belajar terdapat
dua istilah
masing-masing mempunyai pengertian sendiri-sendiri,
yaitu istilah minat belajar dan istilah belajar. Pengertian tentang kedua
kata tersebut perlu dijelaskan terlebih dahulu sebelum kemudian
mendefinisikan istilah minat belajar yang harus kita mulai dari kata
minat. Minat dalam bahasa Inggrisnya interest, dan dalam bahasa
Arabnya ihtimaam. Dapat diartikan sebagai suatu kecendrungan untuk
memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas, atau
situasi yang menjadi obyek dari minat tersebut dengan disertai
perasaan senang. 7
Sejak lahir setiap manusia sudah memiliki bakat, dengan demikian
tergantung manusianyalah yang dapat mengembangkannya sesuai
dengan hal yang dapat membuat dirinya merasa senang untuk
melakukannya,
maka dapat dikatakan manusia itu memiliki minat
pada objek tersebut. Untuk lebih jauh memahami tentang definisi
minat, maka penulis mengangkat beberapa pendapat tentang minat
diantaranya :
a. Menurut
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia,
minat
adalah
kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, dan
keinginan.8
b. Menurut Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab yang
mendefinisikan
minat
sebagai
“suatu
kecendrungan
untuk
memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktifitas atau
7
Abdul Rahman Shaleh, Muhbib Abdul Wahab. Psikologi Suatu Pengantar dalam
Perspektif Islam, (Jakarta : Prenada Media, 2004), h. 263.
8
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonseia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2008) h. 326
12
13
situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai
perasaan senang”. 9
c. Menurut Holland dalam Djaali mengatakan bahwa minat adalah
kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. 10
d. Menurut Slameto minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
keterterikan pada suatu hal atau aktivitas, tampa adanya pengaruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesutau diluar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.11
Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal yang
lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu
aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cendrung
untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat
terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta
mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap
sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah
membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang
diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.
Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau
kecakapan tertentu, mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya,
dan memuaskan kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar
merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya
penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya
Abdul Rahman Shaleh, Muhbib Abdul Wahab. Psikologi Suatu Pengantar dalam
Perspektif Islam,... h. 264
10
Djalii, Psikologi Pendidikan,... h. 122
11
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2010), h. 180-181
9
14
akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan
berminat untuk mempelajarinya dan begitupun sebaliknya.
2. Macam- Macam Minat Belajar
Minat diharapkan dapat dicapai dengan baik. Untuk mencapainya
harus ada keinginan dan dorongan dalam diri individu untuk mencapai
tujuan yang hendak dicapai. Menurut Abdul Rahman Shaleh dan
Muhbib Abdul Wahab, minat dapat digolongkan menjadi tiga bagian
yaitu :
a. Berdasarkan Timbulnya
Berdasarkan timbulnya minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu
minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis
atau jaringan-jaringan tubuh, minsalnya kewajiban akan makanan,
perasaan enak atau nyaman, dan kebebasan beraktifitas. Sedangkan
minat cultural atau minat sosial adalah minat yang timbulnya
karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan
dengan diri. Minsalnya minat untuk memiliki mobil, kekayaan
dengan memiliki hal tersebut secara tidak langsung akan
menganggap kedudukan atau harga diri bagi orang yang agak
istimewa pada orang-orang yang mempunyai mobil, kaya dan
orang yang berpakaian mewah.
b. Berdasarkan Arahnya
Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Minat Instrinsik
Minat instrinsik adalah minat yang langsung berhubungan
dengan aktivitas itu sendiri ini merupakan yang lebih mendasar
atau minat asli. Minsalnya seorang belajar karena memang ingin
membaca, bukan karena ingin mendapatkan pujian atau
penghargaan.
15
2) Minat Ekstrinsik
Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan
akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai
ada kemungkinan minat tersebut hilang.
Minsalnya seseorang yang belajar dengan tujuan agar menjadi
juara kelas, dan setelah menjadi juara kelas minat belajarnya
menjadi turun.
c. Berdasarkan Cara Mengungkapkan Minat
Berdasarkan cara mengungkapkan minat dapat dibedakan menjadi
empat yaitu :
1) Expressed Interest
Adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada
subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan
baik yang berupa tugas maupun bukan tugas yang disenangi
dan paling tidak disenangi. Dan dari jawabannya dapatlah
diketahui minatnya.
2) Manifest Interest
Adalah minat yang diungkapkan dengan cara observasi atau
melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktifitasaktifitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui
hobinya.
3) Tested Interest
Adalah minat yang diungkapkan dengan cara menyimpulkan
dari hasil jawaban tes objektif yang diberikan, nilai-nilai yang
tinggi pada suatu objek atau masalah biasanya menunjukkan
minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut.
4) Inventoried Interest
Adalah minat yang diungkapkan dengan menggunakan alat-alat
yang sudah distandarkan, dimana biasanya berisi pertanyaanpertanyaan yang ditujukan kepada subyek apakah ia senang
16
atau tidak senang terhadap sejumlah aktifitas atau sesuatu
obyek yang dinyatakan. 12
Sedangkan menurut Djali menyatakan bahwa minat adalah
kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat tidak timbul
sendirian, ada unsur kebutuhan, minsalnya minat belajar dan lain-lain.
Jadi minat memiliki unsur afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai,
pengerahan perasaan, seleksi, dan kecendrungan hati. Disini dapat
dirangkum pemilihan kelompok minat, berdasarkan orang dan pilihan
kerjanya, minat dibagi menjadi enam jenis yaitu :
a. Realistis
Orang realistis umumnya mapan, kasar, praktis, berfisik kuat,
atletis, dan memiliki koordinasi otot yang baik dan terampil.
b. Investigatif
Orang investigatif termasuk orang yang berorientasi keilmuan.
Mereka umumnya beroreintasi pada tugas, sosial, lebih menyukai
memikirkan
sesuatu
daripada
melaksanakannya,
memiliki
dorongan kuat untuk memahami alam, dan menyukai tugas-tugas
yang tidak pasti.
c. Artistik
Orang artistik menyukai hal-hal yang tidak terstruktur, bebas,
memiliki, kesempatan bereaksi, sangat membutuhkan suasana yang
dapat mengekspresikan sesuatu secara individual, sangat kreatif
dalam bidang seni dan musik.
d. Sosial
Tipe ini dapat bergaul bertanggung jawab, berkemanusiaan, alim,
suka bekerja dalam kelompok, memiliki kemampuan verbal,
terampil
bergaul,
menghindari
pemecahan
masalah
secara
intelektual, dan suka memecahkan masalah yang ada kaitannya
dengan perasaan.
Abdul Rahma Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Pengantar dalam
Persektif Islam,...h. 262
12
17
e. Enterprising
Tipe ini cenderung menguasai atau memimpin orang lain,
memiliki
keterampilan
verbal
untuk
berdagang,
memiliki
kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi, agresif, percaya
diri, dan umumnya sangat aktif.
f. Konvensional
Orang konvensional menyukai lingkungan yang sangat tertib,
menyenangi komunikasi verbal, senang kegiatan yang berhubungan
dengan angka, sangat efektif menyelesaikan tugas yang berstruktur
tetapi menghindari situasi yang tidak menentu, dan menyatakan diri
orang setia.13
3. Indikator Minat Belajar
Ada beberapa indikator-indikator minat belajar siswa diantaranya :
a. Pengalaman belajar
Pengalaman yang dimiliki oleh siswa dalam mata pelajaran
tersebut. Seperti prestasi belajar.
b. Mempunyai sikap emosional yang tinggi
Seorang anak yang berminat dalam belajar mempunyai sikap
emosional yang tinggi minsalnya siswa tersebut aktif mengikuti
pelajaran, selalu mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik.
c. Pokok pembicaraan
Apa yang dibicarakan (didiskusikan) anak dengan orang dewasa
atau teman sebaya, dapat memberi petunjuk mengenai minat
mereka dan seberapa kuatnya minat tersebut. Jadi dalam berdiskusi
anak tersebut akan antusias semangat dan berprestasi.
d. Buku bacaan (buku yang dibaca)
Biasanya siswa atau anak jika diberi kebebasan untuk memilih
buku bacaan yang sesuai dengan bakat dan minatnya yang ada
pada dirinya.
13
Djalii, Psikologi Pendidikan,... h. 123
18
e. Pertanyaan
Bila pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa selalu aktif
dalam bertanya dan pertanyaan tersebut sesuai dengan materi yang
diajarkan itu bertanda bahwa siswa tersebut memiliki minat yang
besar terhadap pelajaran tersebut.
Dengan adanya indikator- indikator diatas, seorang guru
bisa mengetahui, apakah siswa itu berminat untuk mempelajari
suatu pelajaran dalam artian belajar atau tidak berminat untuk
belajar, jika siswa tidak berminat maka gurunya hendaknya
memberi motivasi atau membangkitkan minat siswa tersebut,
dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi dalam proses
belajar mengajar dan gaya mengajar.14
4. Faktor-faktor
penyebab
rendahnya
minat
belajar
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari :
siswa
bisa
a. Faktor guru
1) Cara mengajar guru yaitu peran yang harus dimiliki dalam hal
mengajar yaitu guru sebagai demonstrator dan guru sebagai
evaluator. Dengan cara menarik perhatian siswa, dan membuat
tujuan yang jelas. Mengakhiri pelajaran dengan berkesan dengan
menyediakan waktu untuk menutup pelajaran, menekankan pada
siswa untuk diam selama beberapa detik guna mendengarkan
informasi yang baru saja diterima, meminta siswa menuliskan
semua yang sudah mereka pelajari, menugaskan siswa membuat
ringkasan, dan mengaitkan kegiatan penutup dengan kegiatan
pembuka.
2) Karakter guru, yaitu karakter guru yang dapat membangkitkan
minat belajar siswa yaitu 3 S (senyum, sapa, dan santun),
menghargai kekurangan siswa, adil, baik, disiplin, tidak
menakuti atau mengancam siswa, dan memiliki semangat.
14
Zanikhan, Minat Belajar,. http;// Zanikan.multiply.com/journal/item
19
3) Faktor suasana kelas yang nyaman dan tenang, yaitu lingkungan
kelas yang tenang dan nyaman sangat merangsang siswa untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang proses
belajar mengajar, mengatur tempat duduk sesuai dengan strategi
yang digunakan, mengorganisasi siawa agar siswa terlibat secara
aktif
dalam
kegiatan
belajar
mengajar,
mengatur
dan
memanfaatkan fasilitas belajar, responsif dengan situasi belajar
(bersifat tanggap), memberikan teguran pada saat yang tepat,
waktu yang tepat dan tepat sasaran, dan mengembalikan kondisi
belajar ke kondisi optimal dengan memusatkan, perhatian saat
proses pembelajaran
4) Metode dan strategi pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara menyajikan yang berkaitan
dengan cara menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan
materi pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Dan strategi adalah komponen-komponen umum dari satu set
bahan intruksional dan prosedur-prosedur yang harus digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu.
5) Sikap dan perilaku guru
Sikap dan perilaku guru di dalam kelas saat mengajar akan
mempengaruhi keaktifan dan ketertarikan siswa dalam belajar.
Penerimaan dari siswa akan sangat berbeda antara guru yang
suka marah-marah dan jarang senyum di dalam kelas dengan
guru yang lembut dan penuh perhatian. Siswa akan cendrung
senang dan tetap memperhatikan guru yang penuh kehangatan di
dalam kelas.
6) Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
pembelajaran berlangsung dengan baik.
20
7) Lingkungan belajar
Lingkungan sekolah akan mempengaruhi proses pembelajaran.
Minsalnya: apabila lokasi sekolah dekat dengan pasar itu akan
mempengaruhi saat proses pembelajaran terjadi, karena bisa
mengganggu kosentrasi siswa dalam belajar.
8) Suara guru
Dalam proses pembelajaran seorang guru harus memberikan
penguatan suara, apabila materi yang disampaikan adalah pointpoint yang penting maka diberi penguatan suara pada materi
tersebut.
b. Faktor siswa
Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh :
1) Kemampuan pembawaan
Kita ketahui bahwa tidak ada dua orang yang berpembawaan
sama. Juga di dalam kemampuan tiap orang mempunyai potensi
kemampuan sendiri-sendiri. Kemampuan pembawaan ini akan
mempengaruhi
belajarnya
anak.
Anak
yang
mempunyai
kemampuan pembawaan yang lebih akan lebih mudah dan lebih
cepat belajar dari pada anak yang mempunyai kemampuan yang
kurang. Tetapi dalam hal ini kita tidak mengatakan bahwa
kemampuan pembawaan ini adalah faktor yang paling penting
atau faktor yang paling dominan dalam belajar. Kekurangan di
dalam kemampuan pembawaan ini masih dapat diatasi dengan
banyak cara. Minsalnya dengan membuat latihan-latihan yang
banyak. Jadi faktor pembawaan ini hanyalah salah satu faktor
dari belajar.
2) Kondisi fisik orang yang belajar
Orang yang belajar tidak terlepas dari kondisi fisiknya, karena
kondisi fisik mempengaruhi prestasi belajar anak. Maka ada anak
yang sering sakit prestasinya menurun. Anak yang cacat
minsalnya pendengaran, kurang penglihatan prestasinya juga
21
kurang apabila dibandingkan, dengan anak yang normal. Maka
perlulah diperhatikan kondisi fisik anak yang belajar.
3) Kondisi psikis anak
Selain kondisi fisik kondisi psikis harus pula diperhatikan.
Keadaan psikis yang kurang baik banyak sebabnya, mungkin
ditimbulkan oleh keadaan fisik yang tidak baik, sakit, cacat,
mungkin disebabkan oleh gangguan atau keadaan lingkungan,
situasi rumah, keadaan keluarga, ekonomi dan lain-lainnya atau
pemusatan rumah terhadap soal-soal lain. Ini semua menjadi
gangguan belajar. Maka perlu dijaga supaya kondisi psikis orang
yang
belajar
dipersiapkan
membantu belajarnya.
sebaik-baiknya,
supaya
dapat
4) Kemauan belajar
Kemauan ini memegang peranan yang penting di dalam
belajar. Adanya kemauan dapat mendorong belajar dan
sebaliknya tidak adanya kemauan dapat memperlemah belajar.
Di dalam individu yang belajar harus ada dorongan dalam
dirinya, yang dapat mendorongnya ke suatu tujuan yang berarti
kemauan belajar ini sangat erat hubungannya dengan keinginan
dan tujuan individu. Ini berbeda-beda dalam masing-masing
individu, maka untuk memberi dorongan pada masing-masing
orang berbeda-beda pula caranya.
Untuk
dapat
memberi
dorongan
seseorang
harus
ditemukan: perhatiannya, latar belakangnya, kemampuannya
dengan cara membuat hubungan pribadi. Apabila pendidikan
sudah mendapatkan
itu semua, maka dapatlah ia membuat
pelajaran yang diberikan itu sedemikian rupa sehingga orang
yang belajar merasa bahwa pelajaran itu sangat berarti baginya
dan ia merasa bahwa ia dapat mencapainya, maka terbentuklah
keinginan belajar.
22
5) Sikap terhadap guru
Bagaimana sikap murid terhadap guru juga mempengaruhi
belajarnya. Murid yang benci terhadap gurunya tak akan lancar
belajarnya. Sebaliknya apabila murid suka pada gurunya tentu
akan membantu belajarnya. Disini perlu diperhatikan sikap guru
terhadap murid. Sikap yang baik, ramah mengenal murid, ini
akan menjadi dorongan bagi murid untuk menyukai gurunya.
Pula terlepas dari penampilan guru, guru yang selalu muram
yang tak baik, cara berpakaian akan mempengaruhi sikap murid.
Sikap murid terhadap mata pelajaran inipun faktor yang
penting bagi belajar. Mata pelajaran yang disukai akan lebih
lancar dipelajari daripada pelajaran yang kurang disenangi. Mata
pelajaran dapat disenangi dan dibenci tergantung dari banyak
faktor. Mungkin guru yang menyajikan pertama kali kurang baik,
mungkin disebabkan adanya kegagalan-kegagalan yang dihadapi
murid dalam menghadapi pelajaran itu dan lain-lain. Adanya
pengertian kemajuan mereka sendiri. Adanya pengertian, adanya
kemajuan atau kemunduran belajar dan juga waktunya.15
6) Perhatian
Perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas
diartikan sebagai pemusatan tenaga jiwa peserta didik yang
tertuju kepada sajian materi yang dijelaskan oleh guru pada saat
proses pembelajaran di kelas sedang berlangsung. Seorang siswa
dianggap memiliki perhatian belajar terhadap materi pelajaran
yang diajarkan oleh guru di kelas, jika siswa tersebut
memusatkan
perhatiannya
dengan
cara
memfokuskan
pandangannya ke depan untuk memperhatikan materi yang
disajikan oleh guru dengan memusatkan kesadaran dan daya
63-65
15
Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan . (Jakarta : rineka Cipta , 2010). h.
23
jiwanya untuk mengetahui dan memahami materi pelajaran yang
disajikan oleh guru di kelas.
7) Motivasi belajar
Faktor motivasi secara umum dan motivasi belajar secara
khusus merupakan gejala aktivitas jiwa manusia yang sangat
diperlukan oleh manusia dan peserta didik khususnya dalam
mengarungi kehidupan yang sarat dengan persaingan. Manusia
secara umum dan peserta didik secara khusus yang memiliki
kinerja, produktivitas, kreativitas, dan inovasi yang rendah.
Akibatnya mereka akan tertinggal jauh dari teman atau manusia
lainnya yang memiliki motivasi yang tinggi dalam menjalani
hidupnya.
8) Ingatan
Ingatan biasanya didefinisikan sebagai kecakapan untuk
menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan. Agar
supaya materi pelajaran yang telah dipelajari oleh peserta didik
dapat tersimpan dengan baik dalam memori, maka peserta didik
harus melakukan cara-cara berikut : mengulangi secara terus
menerus mempelajari materi pelajaran dan cepat tidur setelah
belajar mengurangi bercampurnya pesan baru ke dalam materi
pelajaran yang telah tersimpan dalam memori di otak.
9) Minat belajar
Minat secara umum dapat diartikan sebagai rasa tertarik
yang ditujukan oleh individu kepada suatu objek, baik objek
berupa benda hidup maupun benda yang tidak hidup. Sedangkan
minat belajar dapat diartikan sebagai rasa tertarik yang
ditunjukkan oleh peserta didik dalam melakukan aktifitas belajar,
baik dirumah, disekolah, dan di masyarakat.
24
10) Bakat
Bakat didefinisikan sebagai potensi bawaan yang dibawa
seseorang sejak ia dilahirkan dan perkembangannya dipengaruhi
oleh lingkungan. Bakat yang dibawa seseorang sejak ia
dilahirkan
masih
belum
berkembang,
sehingga
perlu
diaktualisasikan melalui bantuan proses pendidikan di sekolah.
Para guru di sekolah perlu mengetahui secara dini tentang bakat
yang dimiliki oleh masing-masing anak didiknya sebagai acuan
untuk
memberikan
proses
perkembangan bakat anak.
5. Upaya
meningkatkan
16
keaktifan
pendidikan
proses
yang
menunjang
pembelajaran
dengan
meningkatkan profesional guru dilihat dari empat kompetensi guru.
Secara umum kompetensi seorang guru merujuk pada empat faktor :
a. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik atau akademik ini merujuk kepada
kemampuan guru untuk mengelola proses belajar mengajar,
termasuk di dalamnya perencanaan dan pelaksanaan, evaluasi hasil
belajar mengajar dan pengembangan siswa sebagai individuindividu. Kompetensi pedagogik meliputi :
1) Menguasai karakteristik siswa dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual.
2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
3) Mengembangkan
kurikulum
pengembangan yang diampu
yang terkait
dengan
bidang
4) Menyelenggarkan kegiatan pengembangan yang mendidik
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang
mendidik
16
Abdul Hadis, Psikologi dalam Pendidikan, ( Bandung : Alfabeta, 2008 ). h. 40- 46
25
6) Memfasilitasi
pengembangan
mengaktualisasikan
berbagai
Berkomunikasi secara efektif,
siswa
potensi
potensi
empatik,
siswa
yang
untuk
dimiliki.
dan santun dengan
7) Menyelenggarakan penilaian, evaluasi proses, dan hasil belajar
8) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran
9) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
b. Kompetensi kepribadian
Kompetensi ini mengkaji dedikasi dan loyalitas guru. Mereka
harus tegas, dewasa, bijak, tegas, dapat menjadi contoh bagi para
siswa dan memiliki kepribadian mulia.
Kompetensi pribadi meliputi :
1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional Indonesia.
2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia,
dan teladan bagi siswa dan masyarakat.
3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa.
4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa
bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri,
5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
c. Kompetensi profesional
Kompetensi ini merujuk pada kemampuan guru untuk menguasai
materi pembelajaran.
Kompetensi ini meliputi :
1) Menguasai materi, struktur, konsep, daan pola pikir keilmuan
yang mendukung mata pelajaran yang diajarkan.
2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran yang diajarkan.
26
3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diajarkan secara
kreatif.
4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.
d. Kompetensi sosial
Kompetensi ini merujuk kepada kemampuan guru untuk menjadi
bagian dari masyarakat, berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dengan para siswa, para guru lain, staf pendidikan lainnya,
orang tua dan wali siswa serta masyarakat.
Kompetensi ini meliputi :
1) Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif
karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik,
latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
2) Berkomunikasi secara efektif, empati, dan santun dengan
sesama pendidik, tenaga pendidikan, orang tua dan masyarakat.
3) Beradaptasi ditempat bertugas diseluruh wilayah Republik
Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi dn profesi lain secara
lisan dan tulisan atau bentuk lain.17
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
a. Faktor Internal
Secara umum kondisi fisiologis anak seperti kesehatan
yang prima, tidak dalam keadaan capek, tidak dalam keadaan cacat
jasmani, seperti kakinya atau tangannya dan sebagainya, akan
membantu dalam proses dan hasil belajar. Psikologis sebagai mana
yang kita ketahui mengenai dasar-dasar psikologi belajar, dimana
setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi
243-244
17
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran. ( Bandung : CV Wacana Prima, 2008 ). h.
27
psikologis yang berbeda-beda (terutama dalam hal kadar bukan
dalam hal jenis), maka sudah tentu perbedaan-perbedaan itu sangat
mempengaruhi proses dan hasil belajar. Seperti minat yang rendah,
tentu hasilnya akan lain jika dibandingkan dengan anak yang belajar
dengan minat yang tinggi.
b. Faktor eksternal seperti :
Keadaan keluarga juga sangat mempengaruhi minat belajar
anak, seperti dorongan dan perhatian orang tua terhadap belajar,
perceraiaan (ayah dan ibu), ekonomi orang tua, banyak saudara,
kekerasan dalam rumah tangga, lingkungan, letak sekolah, tempat
keramaian dan pergaulan dengan teman. Khusus bagi remaja,
pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan itulah
mereka memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersama-sama
untuk mengurangi ketegangan dan kegoncangan yang mereka
alami.
Dari uraian di atas penulis dapat diketahui bahwa faktor
internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu dengan
adanya faktor ini, maka apapun kesulitan yang dialami oleh
individu tersebut pasti dia berusaha keras untuk melakukannya,
karena adanya dorongan dari dalam individunya. Selain itu faktor
yang berasal dari luar juga akan menumbuhkan minat, minsalnya
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Hal ini sesuai dengan pendapat Djali yang menyatakan
bahwa faktor yang berasal dari luar adalah:
1) Keluarga
Situasi keluarga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
anak dalam keluarga. Pendidikan orang tua, status ekonomi,
rumah
kediaman,
presentase
hubungan
keluarga,
dan
bimbingan orang tua mempengaruhi pencapaian hasil belajar
anak.
28
2) Sekolah
Tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat instrument
pendidikan, lingkungan sekolah dan rasio guru dan murid
perkelas sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa.
3) Masyarakat
Apabila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri
atas orang-orang yang berpendidikan, terutama anak- anaknya
rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan
mendorong anak lebih giat belajar
4) Lingkungan Sekitar
Bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan iklim
dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar, sebaliknya
tempat-tempat dengan iklim yang sejuk, dapat menunjang
proses belajar. 18
Untuk mengetahui berapa besar minat belajar siswa, kita dapat
mengukurnya melalui:
1) Kesukaan, pada umumnya individu yang suka pada sesuatu
disebabkan karena adanya minat. Biasanya apa yang paling disukai
mudah sekali untuk diingat. Sama halnya dengan siswa yang
berminat pada suatu mata pelajaran tertentu akan menyukai
pelajaran itu.
2) Ketertarikan, seringkali dijumpai beberapa siswa yang merespon
dan memberikan reaksi terhadap apa yang disampaikan guru pada
saat proses belajar mengajar di kelas. Tanggapan yang diberikan
menunjukkan apa yang disampaikan guru tersebut menarik
perhatiannya, sehingga timbul rasa ingin tahu yang besar.
18
Djalii, Psikologi Pendidikan,...h. 122
29
3) Perhatian, semua siswa yang mempunyai minat terhadap pelajaran
tertentu akan cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap
pelajaran itu. Melalui perhatiannya yang besar ini, seorang siswa
akan mudah memahami inti dari pelajaran tersebut.
4) Keterlibatan yakni keterlibatan, keuletan, dan kerja keras yang
tampak melalui diri siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut ada
keterlibatannya dalam belajar dimana siswa selalu belajar lebih
giat, berusaha menemukan hal-hal yang baru yang berkaitan
dengan pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Dengan
demikian, siswa akan memiliki keinginan untuk memperluas
pengetahuan, mengembangkan diri, memperoleh kepercayaan diri,
dan memiliki rasa ingin tahu.19
Sedangkan menurut Crow faktor yang menjadi timbulnya minat
adalah:
1) Dorongan dari dalam diri individu
Dorongan dari dalam diri individu minsalnya dorongan untuk
makan itu akan memmbangkitkan minat untuk bekerja.
2) Motif sosial
Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat
untuk melakukan sesuatu aktifitas tertentu. Minsalnya minat
terhadap pakaian timbul karena ingin mendapat persetujuan atau
penerimaan dan perhatian orang lain. Atau minat belajar timbul
karena ingin mendapat penghargaan dari masyarakat, karena
biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas mendapat
kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat.
19
Qym, Minat Belajar, tersedia ; http:// Qym 7882.blogspot.com. Minat Belajar, html.
30
3) Faktor emosional
Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila
seseorang
mendapatkan
kesuksesan
pada
aktifitas
akaan
menimbulkan perasaan senang dan hal tersebut akan memperkuat
minat terhadap aktifitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan
menghilangkan minat terhadap hal tersebut.20
Dari uraian diatas penulis dapat diketahui bahwa ada tiga
faktor yang dapat menimbulkan minat pada diri individu yaitu:
dorongan dari individu, motif sosial dan faktor emosional. Dengan
demikian maka dorongan yang berasal dari individu sangat
mempengaruhi munculnya minat seseorang, baik minat dalam
belajar, membaca, memahami pelajaran yang diberikan oleh
gurunya.
Rendahnya minat belajar siswa biasanya tampak jelas dari
menurunnya kinerja akademik atau hasil belajar dari siswa tersebut.
Ini dapat dibuktikan dengan banyak munculnya kelainan perilaku
siswa dalam proses pembelajaran. Dan dilihat secara umum, faktorfaktor yang mempengaruhi rendahnya minat belajar siswa terdiri
atas dua faktor:
a. Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang
muncul dari dalam diri siswa sendiri. Faktor intern meliputi
gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa yakni:
1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta) antara lain seperti
rendahnya kapasitas intelektual / intelegensi siswa
2) Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain sperti labilnya
emosi dan sikap
3) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti
terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata
dan telinga)
Dewa Ketut Sukardi, .Analisis Inventori Minat dan Kepribadian, ( Jakarta : PT Rineka
Cipta, 1993 ), h. 117
20
31
b. Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang
datang dari luar diri siswa. Faktor ekstern meliputi semua situasi
dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktifitas
belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi:
1) Lingkungan
keluarga,
contohnya:
ketidakharmonisan
hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan
ekonomi keluarga.
2) Lingkungan perkampungan/ masyarakat, contohnya wilayah
perkampungan kumuh dan teman sepermainan yang nakal.
3) Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung
sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alatalat belajar yang berkualitas rendah.21
Selain faktor-faktor yang bersifat umum di atas ada juga faktor lain
yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa. Faktor ini disebut
dengan faktor khusus, contohnya sindrom psikologis berupa learning
sisability (ketidakmampuan belajar) yang mana gejala muncul dan
menyebabkan rendahnya minat belajar siswa yaitu ketidakmampuan
belajar membaca dan menulis.
Berdasarkan pembelajaran di atas dapat diketahui bahwa minat
belajar siswa timbul karena adanya rasa senang dan ketertarikan pada
suatu hal atau keterampilan sehingga berdampak positif terhadap
kegiatan belajar, serta keinginan atau cita-cita untuk menjadi lebih
baik. Perasaan tidak senang akan menghambat dalam belajar karena
tidak melakukan sikap yang positif dan tidak menunjang minat belajar
sehingga motivasi juga sukar berkembang. Kenyataannya tidak semua
siswa memulai bidang studi baru karena faktor minatnya sendiri, dan
ada juga yang mengembangkan pelajaran karena pengaruh dari guru,
teman, atau orang tuanya.
21
Muhibbin Syah. Psikologi Belajar, ... h. 181-184
32
Walaupun
demikian dalam jangka waktu tertentu siswa yang
demikian akan akan mampu mengembangkan minatnya dengan segala
upayanya untuk menguasai mata pelajaran tersebut sehingga siswa
tersebut mampu memperoleh presetasi yang baik. Dalam kontek inilah
yang dapat memicu turunnya minat belajar siswa serta diyakini bahwa
minat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik. Tidak banyak
yang dapat diharapkan untuk menghasilkan hasil belajar yang baik
dari seorang anak yang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu.
B. Pengertian Belajar
1. Pengertian Belajar
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan
perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Jadi perubahan
perilaku adalah hasil belajar. Artinya, seseorang dikatakan telah belajar,
jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan
sebelumnya. Suatu proses belajar harus bersifat praktis dan langsung,
artinya jika seseorang ingin mempelajari sesuatu, maka dia sendirilah
yang harus melakukannya, tampa melalui “ perantara“ orang lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses terpadu
yang berlangsung di dalam diri seseorang dalam upaya memperoleh
pemahaman dan struktur kognitif baru, atau untuk mengubah
pemahaman dan struktur kognitif lama.
2. Prinsip-prinsip Belajar
a. Prinsip Umum Belajar
Belajar menurut Wingo didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1) Hasil belajar sepatutnya menjangkau banyak segi
2) Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman
3) Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan
33
b. Prinsip Belajar pada Aktivitas Siswa
1) Prinsip belajar yang menekankan pada aktivitas siswa, yaitu :
a) Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami
b) Belajar merupakan transaksi aktif
2) Belajar secara aktif memerlukan kegiatan yang bersifat vital,
sehingga dapat berupaya mencapai tujuan dan memenuhi
kebutuhan pribadinya
3) Belajar terjadi melalui proses mengatasi hambatan (masalah)
sehingga mencapai pemecahan atau tujuan
c. Faktor-faktor dalam Belajar
1) Motivasi untuk belajar
2) Tujuan yang hendak dicapai
3) Situasi yang mempengaruhi proses belajar22
3. Mata Pelajaran Fiqh di MAN
a. Pengertian Fiqh
Dalam bahasa Arab perkataan fiqh artinya adalah paham,
pengertian. Jika dihubungkan dengan perkataan ilmu yaitu ilmu yang
bertugas menetukan dan menguraikan norma-norma hokum dasar
yang terdapat didalam Al-Quran dan ketentuan-ketentuan umum
yang terdapat dalam sunnah Nabi yang ditulis dalam hadist-hadist
Nabi.23
Para ulama ushul fiqh mendefinisikan fiqh sebagai pemahaman
mengenai hokum-hukm islam (hokum Syara’) yang bersifat amali
(amalan) melalui dalil-dali yang terperinci. Sedangkan para ulama
fiqh mendefinisikan fiqh sebagai sekumpilan hokum amaliyah (yang
sifatnya akan diamalkan yang disyariatkan oleh agama islam).
Abdullah Siddik menjelaskan bahwa hokum-hukum islam yang
dikenal dengan sitilah Syariat disebut dengan ilmu fiqh. Orang yang
38- 44
22
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, ( Bandung : CV Wacana Prima , 2008 ), h.
23
Muhammad Daud Ali, Hukum Islam, ( Jakarta : Raja Grafindo persada,2006) h . 84
34
mengerti dengan ilmu fiqh disebut dengan faqih. Ilmu fiqh adalah
kumpulan ilmu yang yang sangat luas pembahasannya yang
membahas berbagai macam jenis hokum dan aturan hidup untuk
keperluan seseorang.
b. Tujuan dan fungsi mata pelajaran fiqh di MAN
Pembelajaran fiqh diarahkan untuk mengantarkan peserta
didik dapat memahami pokok-pokok hokum islam dan tata cara
pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehiduan sehingga
menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secar
kaffah (sempurana). Pembelajaran fiqih di madrasah aliyah bertujuan
untuk membekali peserta didik agar dapat: Mengetahui dan
memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan
dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang
diatur dalam fiqh ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang
diatur dalamfiqh muamalah.
Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam
dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah
sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan
menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang
tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
c. Ruang Lingkup Fiqh di MAN
Fiqh di Madrasah Aliyah meliputi ketentuan pengaturan
hukum Islam dalam menjaga keserasian, dan keseimbangan anatara
hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia.
Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fiqh Di Madrasah Aliyah
meliputi: Aspek fiqh ibadah meliputi: pernikahan , dan wasiat, aspek
fiqh muamalah meliputi: ketentuan dan hukum warisan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan
(field research) dengan metode kualitatif untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan kenyataan tentang faktor-faktor yang menyebabkan
rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN
Beringin Kota Sawahlunto. Maka penulis menggunakan metode
deskriptif kualitatif yaitu pendekatan atau suatu prosedur yang
menghasilkan data-data yang bersifat deskriptif dalam bentuk kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Prasetya Irawan mengatakan dalam bukunya Logika dan Prosedur
Penelitian bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menyajikan data yang berbentuk non angka, seperti kalimat-kalimat,
foto, atau rekaman suara dan gambar.24
Adapun metode kualitatif dalam penelitian bergantung pada
ketajaman analisis, objektifitas, bukan kepada statistik dengan
menghitung berapa besar kebenaran dalam interprestasinya. Adapun
alasan peneliti melakukan penelitian di lapangan adalah agar penulis
dapat terjun langsung untuk mendapatkan data-data dan informasi
yang valid tentang faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat
belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota
Sawahlunto.
B. Metode Penelitian
Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode kualitatif adalah
penelitian yang mengungkapkan serta menggambarkan kejadian yang
terjadi di lapangan sebagaimana adanya di lokasi penelitian yang
dilakukan yang bertujuan untuk menggambarkan sesuatu fenomena
Prasetya Irawan , Logika dan Prosedur Penelitian, ( Jakarta : PT Repro Internasional,
1998 ) . h. 86
24
35
36
yang
terjadi
di
lapangan,
yang
mana
penguraian
atau
penggambarannya dengan kata-kata tampa menggunakan angka-angka
atau statistik.
Untuk mengungkapkan dan menguraikan kenyataan tentang
faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada
mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto. Maka
pendekatan deskriptif kualitatif ini dianggap sangat cocok, karena
pendekatan kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang
menghasilkan data-data yang bersifat deskriptif dalam bentuk kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.25
C. Informan Penelitian
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Informan dalam
penelitian yang akan penulis lakukan untuk mendapatkan informasi
tentang faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar
siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto
adalah siswa dan siswi kelas XI IPS dan guru mata pelajaran di MAN
Beringin Kota Sawahlunto.
Dalam memilih dan menentukan informan atau responden
digunakan teknik snowball sampling. Yang dimaksud dengan
snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudan membesar. Dalam menentukan sampel,
petama-tama dipilih satu atau dua untuk menjadi informan penelitian.
Apabila belum lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti
mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi
data yang diberikan oleh dua orang yang sebelumnya.
Lexi Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : Remaja Rosda Karaya,
2006 ), h. 132
25
37
D. Teknik pengumpulan data
1. Wawancara
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan
adalah wawancara (interview) yaitu alat pengumpulan informasi
dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab
secara lisan pula. Wawancara diajukan kepada siswa dan siswi
kelas XI IPS di MAN Beringin Kota Sawahlunto. Wawancara yang
penulis lakukan adalah wawancara semi terstruktur yang dimana
dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan
wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam
melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti
dan mencatat apa yang dikemukan oleh informan.26
ada
Lincoln dan Guba dalam Sanafiah Faisal mengemukakan
tujuh
langkah
dalam
penggunaan
wawancara
mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif adalah:
untuk
a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu dilakukan
b. Menyiapkan pokok-pokok permasalahan yang akan menjadi
bahan pembicaraan
c. Mengawali atau membuka alur wawancara
d. Melangsungkan arus atau alur wawancara
e. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara kedalam catatan
lapangan
f. Menulis hasil wawancara kedalam catatan lapangan
g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang diperoleh27
26
Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 233
27
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta,
2012), h. 222
38
2. Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis. Observasi
dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung
kegiatan belajar siswa di kelas, sehingga data observasi diperoleh
secara langsung dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan
siswa.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variable yang berupa catatan, gambar, transkip, buku surat kabar,
majalah, prasasti, rapat, langgar, agenda dan sebagainya. Dalam
penelitian ini penulis mengambil dokumentasi dari catatan saat
wawancara.28
E. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara diolah
dengan memaparkan seluruh data yang kemudian melakukan
interprestasi data yang berhubungan dengan penelitian. Kemudian
melakukan analisa terhadap data tersebut dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Mengedit data, menyusun data sesuai dengan tujuan yang
diinginkan
2. Membaca, menelaah dan mencatat data yang telah dikumpulkan
3. Menghimpun sumber data yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti
4. Mengklasifikasikan data sesuai dengan batasan masalah yang
diteliti
5. Interprestasi data dan analisis, yaitu setelah data dihimpun
diklasifikasikan
maka
penulis
menginterprestasikan
menganalisa data-data dengan kata-kata.
28
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, ... h . 222
dengan
39
6. Menarik kesimpulan29
F. Teknik Analisis Data
Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,
sebelum terjun kelapangan dan berlangsung terus sampai penulisan
hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian
selanjutnya. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih
difokuskan selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan
data.
Langkah-langkah teknik analisis data model Miles and Huberman:
1. Reduksi data
Reduksi data merangkum, memilih pokok, menfokuskan pada hal-
hal yang penting, dicari tema dan polanya serta menbuang yang tidak
perlu. Data yang dapat harus segera direduksi agar tidak bertumpuk-
tumpuk serta memudahkan dalam pencarian data yang memudahkan
dalam penarikan kesimpulan.
2. Penyajian data
Setelah
data
direduksi,
maka
langkah
selanjutnya
adalah
mendisplaykan data/penyajian data. Dengan penyajian data maka
akan memudahkan memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Penyajian
data merupakan proses pemberian sekumpulan informasi yang sudah
disusun, dimana memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan
pengambilan tindakan.
3. Penarikan kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
Laxy Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda
Karya,1999), h. 103
29
40
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti bukti yang valid
dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
kredibel.
Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal,
tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.30
G. Teknik Keabsahan Data
Untuk memperoleh keabsahan data, agar hasil penelitian valid,
dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik trianggulasi.
Trianggulasi adalah usaha memahami data melalui berbagai sumber,
subjek penelitian, cara ( teori, metode, teknik ) dan waktu . Teknik
trianggulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
penegecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
30
Sugiono, Metodologi Penelitian…..h. 345
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Temuan Umum
1. Profil Sekolah
a.
Nama Madrasah
: Madrasah Aliyah Negeri ( MAN )
b.
NSM
: 131113730001
d.
Akreditasi Madrasah
:B
Desa
: Santur
c.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Beringin
No. Ijin Operasional
: KMA No. 515. A / 1995
Alamat Lengkap Madrasah
: Jalan Khatib Sulaiman
Kecamatan
: Barangin
Tlp. / HP
: 0754-27424
NPWP Madrasah
: 00.605.362 3 203 000
Kabupaten / Kota
: Sawahlunto
E-mail
: [email protected]
Nama Kepala
: ERDINAL, S. Ag
m. Pendidikan Terakhir
: SI
n.
Nomor Tlp./HP Kepala
: HP (081363399419)
p.
Luas Tanah
: 5.000 M2
o.
q.
r.
s.
Status Tanah
: Pemerintah
Status Bangunan
: Milik Sendiri
Tingkat Bangunan
: 1 (satu) lantai
Luas Bangunan
: 828 M2
2. Visi
“Terwujudnya Madrasah yang Berprestasi dan Berkarakter Islami“.
41
42
3. Misi
a. Meningkatkan kualitas civitas akademika.
b. Mengoptimalkan kelengkapan sarana dan prasarana
c. Melaksanakan pelayanan prima
d. Mengoptimalkan kegiatan ekstrakurikuler
e. Komitmen dalam melaksanakan tata tertib
f. Melaksanakan kegiatan pembinaan keagamaan
g. Membudayakan hidup bersih dan sehat
h. Menerapkan nilai-nilai Islami
4. Tata tertib Sekolah
Seperti sekolah-sekolah lainnya MAN Beringin Kota Sawahlunto
selalu berusaha untuk meningkatkan kedisplinannya. Ini merupakan
salah satu usaha sekolah untuk meningkatkan mutu sekolahnya. Setiap
siswa harus datang ke sekolah sebelum jam pelajaran dimulai. Apabila
ada siswa yang terlambat maka siswa itu akan diproses terlebih dahulu
sebelum diizinkan masuk kelas untuk mengikuti pelajaran. Jika ada
siswa yang tidak hadir maka siswa itu harus ada surat izinnya.
Peraturan ini juga berlaku bagi setiap guru dan pegawai yang
bekerja di sekolah tersebut. Setiap guru yang hadir di sekolah harus
mengisi buku absen. Jika ia tidak mengisi buku absennya maka guru
tersebut dianggap tidak hadir. Jika ada guru ataupun pegawai yang
berhalangan untuk hadir maka ia harus melapor terlebih dahulu atau
harus minta izin.
43
5.
Data Peserta Didik
Tahun
Pelajaran
Kelas X
Kelas XI
Kelas XII
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
2012 / 2013
44
2
25
2
16
2
2014 / 2015
46
2
52
2
40
2
Sisa
2013 / 2014
52
Rombel sisa
2
Rombel sisa
41
2
23
6. Guru MAN Beringin Kota Sawahlunto
NO
1
2
NAMA
Erdinal, S.Ag
JABATAN
Robel
2
STATUS
Kepsek
PNS
Oky Loly Weny, M.Pd.I
Waka Kurikulum / Guru PNS
3
Asrin, S.Ag
Waka Kesiswaan / Guru PNS
4
Husein Al Hafezz, S.Ag
Waka Humas / Guru Fiqih
5
Erawati, SS
Al-Qur’an Hadist
Bahasa Arab
Waka
Sapras
Bahasa Inggris
/
PNS
Guru PNS
6
Dra.Erniwati
7
M. Radhi, M.Pd
KA. Labor Biologi / Guru PNS
8
Femita Maya Dona, SH
Guru PKN
PNS
10
Fatmayusni, S.Sos
Guru Sosiologi
PNS
Guru Ekonomi
PNS
9
11
12
13
Rita Elmiza, S.Pd
Titin Yeni,S.Pd
Yusniwati, S.Pd
Alfi Rahmi, S.Pd
KA. Perpustakaan / Guru PNS
Fiqih
Biologi
Guru Bahasa Indonesia
Guru Geografi
Guru Matematika
PNS
PNS
PNS
44
14
Hairul, ST
16
Rina Waty,M.Pd
15
17
18
19
20
21
Guru Kimia
PNS
Elna Dewita, S. Pd
Guru Akidah Akhlak
PNS
Zulfitriadi, S.Pd.I
Guru SKI
PNS
Zulkhaira Kamar, S.E
Guru Ekonomi
PNS
Musri Yeni, S.Pd
Guru Kesenian
PNS
Srimirza Elvita, S.Pd
Darmailis Andesta, S.Pd
Guru Bahasa Inggris
Guru Kimia
Guru Olahraga
PNS
PNS
PNS
B. Temuan Khusus
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di MAN
Beringin Kota Sawahlunto melalui wawancara dengan siswa dan siswi
kelas XI IPS dan guru yang mengajar mata pelajaran fiqih, yaitu tentang
faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada mata
pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto. Dalam penelitian ini
penulis mendapatkan informasi dari 6 orang informan yaitu siswa dan
siswi kelas XI IPS dan sebagai trianggulasi atau penguatan dari ke 6
informan tersebut adalah guru mata pelajaran fiqih.
Minat belajar adalah minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
keterterikan pada suatu hal atau aktivitas, tampa adanya pengaruh. Minat
pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesutau diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minat yang dimiliki.31
Untuk mengetahui siswa memiliki
minat belajar
pada mata
pelajaran fiqih maka bisa dilihat dari ketertarikan siswa dalam belajar,
perhatian siswa dalam belajar, kesukaan siswa dalam belajar, dan
keterlibatan siswa dalam belajar. Penelitian yang penulis lakukan ini
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 180
31
45
minat belajar siswa pada pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota
Sawahlunto.
1. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada
mata pelajaran fiqih dilihat dari faktor dalam diri siswa
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, berkenaan
dengan pertanyaan apa saja yang menjadi hambatan anda dalam
melakukan proses pembelajaran?
Informan I mengatakan jika dilihat dari persiapan dan hambatan
siswa dalam melakukan proses pembelajaran, siswa mengatakan bahwa
persiapan yang siswa lakukan sebelum melakukan pembelajaran,
malam hari sebelum berangkat ke sekolah siswa menyiapkan terlebih
dahulu pelajaran yang berkaitan dengan pelajarannya besok, kemudian
mengulang pembelajaran yang dipelajari minggu lalu, jika dilihat dari
segi fisik siswa tersebut mengatakan fisiknya sehat sehingga kondisi
fisik tidak mempengaruhi proses pembelajarannya.
Selanjutnya hambatan siswa dalam belajar, pertama kemauan
belajar dari siswa dalam belajar siswa tersebut mengatakan bahwa
kemauan siswa dalam belajar sangat kurang ini dibuktikan siswa
dengan jarangnya siswa mendengarkan pelajaran yang diberikan oleh
guru di kelas, siswa malas mengerjakan tugas, latihan atau PR yang
diberikan oleh guru, dan disaat proses pembelajaran berlangsung siswa
lebih senang mengobrol dengan temannya di kelas.
Sedangkan sikap siswa terhadap guru saat proses pembelajaran
berlangsung siswa mengatakan perilaku mereka kurang baik pada guru,
mereka tidak mendengarkan guru saat guru menjelaskan pelajaran di
depan kelas, siswa lebih senang bermain-main saat proses pembelajaran
berlangsung, banyak peserta didik yang tidak aktif saat proses
pembelajaran, peserta yang terlihat aktif hanya tertentu saja.
46
Permasalahan juga sering terjadi dari segi perhatian siswa, siswa
mengatakan bahwa perhatian siswa dalam belajar sangat kurang ini
dibuktikan dengan siswa tidak mendengarkan penjelasan dari guru,
siswa sering melamun, atau sibuk dengan kegiatannya sendiri. Suasana
kelas pun terasa pasif karena siswa hanya duduk dan mendengarkan
materi yang sedang disampaikan namun siswa ada yang asyik ngobrol
dengan teman sebangkunya atau dengan teman yang lain, dan juga ada
siswa yang malah asyik main hp nya sendiri dan itu kadang tidak
disadari oleh guru yang juga sedang menjelaskan materi. Pelajaran fiqih
pada kelas XI IPS di laksanakan pada jam terakhir, akibatnya proses
pembelajaran yang kurang mengesankan, memicu menurunnya minat
belajar siswa pada mata pelajaran fiqih.
Dari motivasi belajar siswa, siswa mengatakan tidak tertarik
dengan materi pelajaran yang diberikan oleh guru mata pelajaran fiqih,
dan merasa bahwa mata pelajaran tidak begitu penting dan tidak akan
mempengaruhi cita-citanya di masa depan kalau siswa tidak mengerti
dengan mata pelajaran fiqih tersebut.
Sedangkan dari segi ingatan siswa dalam belajar siswa mengatakan
bahwa siswa kurang menguasai pelajaran yang diberikan, karena siswa
kurang kemampuannya dalam mengingat pelajaran, apalagi pelajaran
fiqih materi pelajarannya banyak didalamnya ayat-ayat Al-qur’an dan
siswa sangat sulit dalam mengafal ayat Alqur’an tersebut. Sehingga
siswa semakin malas untuk mengikuti mata pelajaran fiqih di kelas.
Dari minat belajar, siswa mengatakan bahwa keinginan dan
dorongan siswa untuk belajar mata pelajaran fiqih sangat kurang, ini
bisa dilihat dari aktifitas yang dilakukan siswa di dalam kelas. siswa
lebih sibuk mengobrol dengan temannya dibandingkan mendengarkan
penjelasan yang diberikan oleh guru di depan kelas.
Bakat dari siswa pada mata pelajaran fiqih tidak ada, siswa
mengatakan bahwa bakatnya adalah olahraga yakni volly ball dan
47
bulutangkis sehingga bagi siswa yang paling terpenting untuk dipelajari
adalah hanya mata pelajaran olahraga saja.32
Menurut informan II persiapan yang siswa lakukan sebelum
melakukan proses pembelajaran adalah siswa mengatakan siswa malas
untuk mengulang kembali pelajaran dirumah. Sedangkan segi fisik dan
psikis dari siswa tidak mempengaruhi proses pembelajarannya karena
siswa tidak memiliki masalah dengan penglihatan, pendengaran,
kondisi fisik sehat dan normal tidak ada kecacatan atau kekurangan dari
segi apapun.
Sedangkan hambatan belajar siswa pertama dari kemauan belajar
siswa, siswa mengatakan bahwa tidak ada keinginan dan kemauannya
dalam belajar, karena bagi siswa mata pelajaran fiqih hanya mata
pelajaran yang biasa dan tidak terlalu penting sehingga tidak perlu
memperhatikan guru menjelaskan pelajaran di kelas.
Kemudian tingkah laku dan sikap siswa saat terhadap guru saat
proses pembelajaran siswa tersebut mengatakan bahwa siswa kurang
menghargai guru yang mengajar di kelas, karena siswa biasanya saat
proses
pembelajaran
malas
mendengarkan
guru,
guru
sudah
menerangkan mata pelajaran fiqih di kelas sedangkan siswa masih
sibuk dengan kegiatanya sendiri di belakang.
Dari segi perhatian siswa mengatakan siswa malas memperhatikan
guru saat guru menerangkan pelajaran di kelas, siswa lebih senang
melakukan kegiatan lain daripada mendengarkan penjelasan yang
diberikan oleh guru di depan kelas.
Kemudian dari segi motivasi belajar, siswa mangatakan kurang
tertarik dalam mengikuti pelajaran fiqih sehingga siswa kurang
termotivasi dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru.
Sedangkan dari ingatan siswa dalam belajar siswa mengatakan
bahwa ingatan siswa dalam belajar mata pelajaran fiqih kurang itu
Qodri, ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto :
27 Januari 2016)
32
48
dibuktikan oleh siswa bahwa saat ada hafalan ayat saat proses
pembelajaran siswa malas untuk mengahafal tugas hafalan yang
diberikan oleh guru.
Dari segi minat siswa dalam belajar bahwa siswa mengatakan tidak
ada keinginan dan dorongan dari siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran yang dilakukan di kelas, ini terbukti dengan siswa lebih
asyik dengan kegiatan yang lain diluar dari proses pembelajaran yang
dilakukan di kelas dan malas mengikuti proses pembelajaran.
Kemudian dari bakat siswa dalam belajar, siswa mengatakan
bahwa bakatnya tidak ada pada mata pelajaran fiqih. Siswa mengatakan
bakatnya adalah pada mata pelajaran kesenian sehingga itu membuat
siswa kurang dorongan dan keinginannya dalam mengikuti proses
pembelajaran.33
Menurut informan III bahwa dari segi persiapan siswa sebelum
melakukan proses pembelajaran, siswa mengatakan bahwa tidak
melakukan persiapan apa-apa sebelum melakukan proses pembelajaran
besok pagi di sekolah. Kalau dari segi kondisi fisik dan psikis dari
siswa tersebut tidak ada kecatatan baik itu dari segi penglihatan dan
juga pendengaran dari siswa tersebut yang dapat mengganggu proses
pembelajarannya di kelas.
Sedangkan dari segi hambatan yang dirasakan yang pertama dari
kemauan siswa dalam belajar, siswa tersebut mengatakan bahwa tidak
ada kemauan dalam dirinya untuk mengikuti proses pembelajaran di
dalam kelas, siswa lebih suka melakukan aktivitas lain saat proses
pembelajaran berlangsung dan malas mendengarkan penjelasan dari
guru saat proses pembelajaran berlangsung.
Dari segi sikap siswa terhadap guru dalam belajar, siswa
mengatakan bahwa tingkah laku dan sikapnya kepada guru kurang baik,
Dewi, ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto :
27 Januari 2016)
33
49
ini dibuktikan oleh siswa dengan kurangnya siswa mendengarkan dan
aktif dalam proses pembelajaran di kelas.
Selanjutnya dari segi perhatian siswa dalam belajar, siswa
mengatakan bahwa malas mendengarkan dan memperhatikan saat guru
menerangkan pelajaran di depan kelas.
Dari segi motivasi siswa dalam belajar, siswa mengatakan kurang
termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran dikelas, alasannya
siswa tidak menyukai mata pelajaran fiqih karena siswa menganggap
bahwa mata pelajaran fiqih bukanlah mata pelajaran yang harus
dipelajari oleh siswa, karena bagi siswa pelajaran yang penting
hanyalah pelajaran yang di ujiankan dalam UN. Sehingga tidak ada
semangat dan antusias siswa untuk belajar.
Sedangkan dari segi minat belajar dari siswa bahwa siswa
mengatakan bahwa siswa tidak berminat dalam mengikuti mata
pelajaran fiqih alasannya siswa merasa memahami pelajaran fiqih tidak
begitu penting.
Dan terakhir dari bakat siswa, siswa mengatakan bahwa bakatnya
adalah di bidang seni, sehingga pada saat belajar mata pelajaran
kesinianlah siswa yang harus belajar dengan baik, mendengarkan guru
dan memperhatikan guru saat proses pembelajaran sedangkan mata
pelajaran lain siswa kurang antusias dan bersemangat dalam
mengikutinya.34
Menurut informan IV bahwa dari segi persiapan yang dilakukan
siswa sebelum mengikuti proses pembelajaran besoknya disekolah,
siswa mengatkan bahwa tidak melakukan persiapan apa-apa sebelum
belajar besok di sekolah. Siswa mengatakan malas mengulang kembali
pelajaran yang disampaikan oleh guru minggu lalu. Siswa mengatakan
hanya mengandalkan dari penjelasan yang diberikan oleh guru saat
proses pembelajaran di dalam kelas.
Tomy, ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto :
27 Januari 2016)
34
34
50
Menurut informan IV dilihat dari segi hambatan siswa saat belajar,
yaitu dari segi kemauan siswa dalam belajar siswa mengatakan bahwa
tidak ada kemauan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di
kelas, alasannya karena siswa kurang menyukai mata pelajaran fiqih
sehingga siswa saat proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas
lebih suka melakukan kegiatan lain dan malas mendengarkan pelajaran
yang disampaikan oleh guru mata pelajaran fiqih di kelas.
Selanjutnya dari segi sikap dan tingkah laku siswa di dalam
mengikuti proses pembelajaran di kelas siswa mengatakan bahwa
kurang sopan daan patuh pada perintah guru di kelas, alasannya karena
siswa malas untuk mendengarkan pembelajaran yang diberikan oleh
guru sehingga tingkah laku siswa di saat proses pembelajaran
berlangsung tidak sesuai dengan pelajaran yang disampaikan oleh guru,
siswa mangatakan jarang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
dan lebih suka mengobrol dengan teman sebangkunya.
Kemudian dari segi perhatian siswa, siswa mengatakan bahwa
perhatiannya saat guru menerangkan pelajaran di dalam kelas sangat
kurang, perhatian siswa lebih banyak pada kegiatan lain diluar proses
pembelajaran. Sehingga siswa tersebut tidak fokus pandangannya pada
pelajaran yang diberikan oleh guru di dalam kelas.
Dari segi motivasi siswa dalam belajar, siswa mengatakan bahwa
tidak memiliki motivasi dalam belajar mata pelajaran fiqih sehingga
siswa mengatakan tidak semangat dan antusiasnya dalam mengikuti
proses pembelajaran di dalam kelas.
Kemudian dari segi ingatan siswa dalam belajar, siswa mengatakan
bahwa ingatannya dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru
sangat kurang ini dibuktikan oleh siswa yang saat guru memberikan
tugas hafalan kepada siswanya dan memberikan batasan waktu kepada
siswa, siswa tidak dapat menghafal tugas yang diberikan oleh guru dan
cendrung malas untuk mengafal tugas yang diberikan oleh guru di
kelas.
51
Selanjutnya dari segi minat siswa dalam belajar, siswa mangatakan
minat belajarnya pada mata pelajaran fiqih sangat kurang, ini
dikarenakan siswa merasa kesulitan dalam memahami pelajaran fiqih
dan kurang menyukai mata pelajaran fiqih tersebut.
Terakhir dari segi bakat yang dimiliki oleh siswa, siswa
mengatakan tidak memiliki bakat pada mata pelajaran fiqih sehingga
saat proses pembelajaran pada mata pelajaran fiqih siswa cendrung
tidak mendengarkan guru saat proses pembelajaran berlangsung.35
Menurut informan V bahwa dari segi persiapan siswa sebelum
proses pembelajaran dilakukan besok harinya disekolah, siswa
mengatakan tidak melakukan persiapan apapun yang penting pergi ke
sekolah. Sedangkan dari segi fisik dan psikis siswa, siswa tidak
memiliki kekurangan baik dari segi penglihatan ataupun dari segi
pendengaran.
Menurut informan V dari segi hambatan yang dirasakan siswa
dalam proses pembelajaran siswa mengatakan bahwa pertama dari
kemauan siswa dalam belajar, siswa mengatakan bahwa kemauan siswa
dalam mengikuti mata pelajaran fiqih sangat kurang, alasannya siswa
kurang
menyukai
mata
pelajaran fiqih
sehingga
saat
proses
pembelajaran siswa lebih senang melakukan aktivitas lain diluar mata
pelajaran fiqih.
Selanjutnya dari segi sikap dan tingkah laku siswa dalam belajar,
siswa mengatakan bahwa sikap siswa dalam belajar tidak begitu baik,
siswa jarang mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru di
kelas, dan siswa sering tidak patuh pada perintah dan tugas yang
diberikan oleh guru dan lebih suka meribut saat proses pembelajaran
berlangsung.
Kemudian dari segi perhatian siswa dalam belajar, siswa
mengatakan bahwa kurang perhatian siswa dalam mengikuti proses
Maya, ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto :
27 Januari 2016)
35
52
pembelajaran di kelas, perhatian dan pandangan siswa terfokus pada
kegiatan diluar pelajaran yang diajarkan guru di dalam kelas. karena
siswa beranggapan bahwa tidak perlu memperhatikan pelajaran yang
diberikan oleh guru.
Selanjutnya motivasi belajar siswa, siswa mengatakan bahwa
kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam
kelas, siswa merasa mata pelajaran fiqih tidak perlu pemahaman lebih
sehingga siswa jarang mendengarkan dan memperhatikan saat guru
menjelaskan pelajaran di kelas.
Dari segi ingatan dalam belajar, siswa mengatakan lemah dalam
hafalan sedangkan mata pelajaran fiqih siswa banyak disuruh hafalan
tentang ayat yang terkait dengan mata pelajaran fiqih, sehingga siswa
kurang bersemangat dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran
di dalam kelas.
Kemudian dari segi minat belajar, siswa mengatakan tidak ada
minat dan keinginan dalam diri siswa dalam belajar mata pelajaran fiqih
siswa lebih suka mengobrol dengan teman sebelah atau sering minta
izin meninggalkan kelas pada guru saat proses pembelajaran
berlangsung.
Terakhir adalah dari segi bakat siswa mengatakan bahwa siswa
tidak memiliki bakat di bidang mata pelajaran fiqih, karena bagi siswa
mata pelajaran fiqih merupakan mata pelajaran yang biasa oleh karena
itu siswa kurang menyukai mata pelajaran fiqih tersebut. 36
Menurut informan VI bahwa dari segi persiapan siswa sebelum
melakukan proses pembelajaran, siswa mengatakan bahwa tidak
melakukan persiapan apa-apa sebelum melakukan proses pembelajaran
besok pagi di sekolah, siswa mengatakan bahwa siswa malas
mengulang kembali pelajaran yang diberikan oleh guru di rumah. Kalau
dari segi kondisi fisik dan psikis dari siswa tersebut tidak ada kecatatan
Jeki , ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto :
27 Januari 2016)
36
53
baik itu dari segi penglihatan dan juga pendengaran dari siswa tersebut
yang dapat mengganggu proses pembelajarannya di kelas.
Sedangkan dari segi hambatan yang dirasakan yang pertama dari
kemauan siswa dalam belajar, siswa tersebut mengatakan bahwa tidak
ada kemauan dalam dirinya untuk mengikuti proses pembelajaran di
dalam kelas, siswa lebih suka melakukan aktivitas lain saat proses
pembelajaran berlangsung.
Dari segi sikap siswa terhadap guru dalam belajar, siswa
mengatakan bahwa tingkah laku dan sikapnya kepada guru kurang baik,
ini dibuktikan oleh siswa dengan kurangnya siswa mendengarkan dan
aktif dalam proses pembelajaran di kelas.
Selanjutnya dari segi perhatian siswa dalam belajar, siswa
mengatakan bahwa siswa malas mendengarkan dan memperhatikan saat
guru menerangkan pelajaran di depan kelas.
Dari segi motivasi siswa dalam belajar, siswa mengatakan kurang
termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, alasannya
siswa tidak menyukai mata pelajaran fiqih karena siswa menganggap
bahwa mata pelajaran fiqih bukanlah mata pelajaran yang harus
dipelajari oleh siswa karena bagi siswa mata pelajaran fiqih tidak begitu
penting, sehingga siswa malas mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan dari guru.
Sedangkan dari segi minat belajar dari siswa bahwa siswa
mengatakan bahwa siswa tidak berminat dalam mengikuti mata
pelajaran fiqih alasannya siswa merasa memahami pelajaran fiqih tidak
begitu penting.
Dan terakhir dari bakat siswa, siswa mengatakan bahwa bakatnya
adalah di bidang seni, sehingga pada saat belajar mata pelajaran
kesinianlah siswa yang harus belajar dengan baik, mendengarkan guru
dan memperhatikan guru saat proses pembelajaran sedangkan mata
54
pelajaran fiqih siswa kurang antusias dan bersemangat dalam
mengikutinya.37
Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada siswa dan siswi di
kelas XI IPS di MAN Beringin Kota Sawahlunto maka ditemukan
beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada
mata pelajaran fiqih yaitu:
a. Tidak adanya kemauan siswa dalam belajar.
Kemauan memegang peranan yang penting di dalam
belajar, dengan adanya kemauan dalam belajar akan dapat
membantu siswa saat proses pembelajaran dan sebaliknya tidak
adanya kemauan dalam diri siswa untuk belajar maka itu dapat
memperlemah proses pembelajaran dari siswa.
Di dalam diri siswa harus dorongan dalam dirinya untuk
belajar untuk dapat mendorong siswa dan membuat siswa ada
keinginan dalam dirinya untuk belajar. Untuk mendorong kemauan
siswa dalam belajar maka harus ditemukan perhatiannya, latar
belakangnya, dan kemampuannya dalam belajar. Apabila sudah
menemukan itu semua maka siswa akan merasa bahwa pelajaran itu
sangat berarti baginya dan siswa akan merasa dapat mencapainya,
maka barulah ada keinginan siswa untuk belajar.
b. Sikap dan tingkah laku siswa yang kurang baik terhadap guru yang
mengajar mata pelajaran fiqih
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecendrungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang
relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebaginya, baik
secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif, terutama
kepada guru dan mata pelajaran disajikan merupakan pertanda awal
yang baik bagi proses pembelajaran. Sebaliknya, sikap negatif siswa
Selly , ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto :
27 Januari 2016)
37
55
terhadap guru dan mata pelajaran dapat menimbulkan rendahnya
minat belajar dari siswa.
Untuk mengantisipasi sikap negatif dari siswa maka guru
dituntut untuk lebih dahulu menunjukkan sikap positifnya terhadap
dirinya sendiri dan terhadap mata pelajaran yang di ajarkannya
sehingga penerimaan dari siswa juga positif.
c. Perhatian siswa tidak ada pada mata pelajaran fiqih
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa
harus mempunyai perhatian terhadap mata pelajaran yang
dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa,
maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar
siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu
menarik perhatian dari siswa.
d. Kurangnya motivasi dalam diri siswa untuk belajar.
Keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh motivasi
yang dimilikinya. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi
cendrung prestasinya pun akan tinggi pula. Sebaliknya siswa yang
motivasinya rendah, akan rendah pula prestasi belajarnya.
Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu
aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang
kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang
kurang,
akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk
belajar sehingga siswa tidak berusaha untuk mengarahkan segala
kemampuannya.
Oleh
karena
itu
guru
harus
mampu
membangkitkan motivasi belajar siswa, agar siswa dapat berupaya
mengerahkan segala kemampuannya dalam proses belajar .
e. Minat belajar siswa yang rendah.
Minat
adalah
kecederungan
yang
tetap
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
untuk
Proses
pembelajaran yang diminati siswa akan diperhatikan terus-menerus
oleh siswa dan disertai rasa senang.
56
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,
siswa akna malas belajar. Jika ada siswa yang tidak berminat
belajar, maka untuk meningkatkan minatnya tersebut dilakukan
dengan cara menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan citacitanya kemudian dikaitkan dengan bahan pelajaran yang dipelajari.
f. Ingatan belajar yang kurang
Dalam belajar ingatan sangat diperlukan. Pada umumnya
tujuan utama pendidikan disekolah adalah apabila murid menguasai
pelajaran yang telah diberikan, hal ini dihubungkan denagn
kemampuan anak untuk mengingat kembali atau mempergunakan
apa yang telah dipelajari.
Pada umumnya siswa sulit dalam hal mengafal pelajaran
yang diberikan oleh guru. Untuk itu diperlukan usaha supaya
ingatan siswa dalam belajar tetap baik. Dengan sering mengadakan
tes, latihan sehingga siswa terbantu dalam mengingat pelajarannya.
2. Faktor eksternal
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa
pada mata pelajaran fiqih dilihat dari faktor guru. Berdasarkan hasil
wawancara yang penulis lakukan, berkenaan dengan pertanyaan
bagaimanakah cara dan sikap guru dalam mempersiapkan mata
pelajaran fiqih di dalam kelas?
Informan I mengatakan bahwa guru selalu membuka pelajaran
dengan baik, dengan memulai pelajaran dengan membaca salam dan
baru memulai belajar di dalam kelas.
Selanjutnya dilihat dari karakter guru dalam mengajar, siswa
mengatakan bahwa guru kurang adil saat proses pembelajaran,
biasanya kepada siswa yang kurang pandai maka guru jarang
menerima pendapat yang diberikan oleh siswa tersebut, dan kadang
mematahkan pendapat yang diberikan oleh siswa tersebut, sehingga
siswa tersebut semakin malas untuk mengikuti proses pembelajaran
57
karena siswa merasa guru kurang berlaku adil pada siswa di dalam
kelas.
Kemudian di lihat dari faktor suasana kelas, siswa mengatakan
bahwa suasana di dalam kelas kurang nyaman dan tenang sehingga
siswa merasa tidak betah di dalam kelas dan cendrung selalu minta izin
meninggalkan kelas saat proses pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya di lihat dari segi metode dan strategi pembelajaran
yang diberikan oleh siswa di dalam kelas, siswa mengatakan bahwa
guru jarang menggunakan metode dan strategi yang bervariasi dalam
memberikan pelajaran di dalam kelas. sehingga siswa merasa bosan
dan malas untuk mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan di
dalam kelas.
Di lihat dari segi sikap dan perilaku guru informan I mengatakan
bahwa sikap dan perilaku guru dalam memberikan pelajaran di kelas
cukup baik namun siswa masih tidak ada keninginan dan
ketertarikannya dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas.
Kemudian dari segi media pembelajaran yang diberikan oleh guru,
siswa mengatakan bahwa guru jarang menggunakan media dalam
proses pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan dengan cara
mengajar yang diberikan oleh guru hanya dengan metode ceramah saja
di kelas sehingga membuat siswa merasa bosan dengan metode yang
tidak berubah dalam setiap pembelajaran.
Selanjutnya di lihat dari segi lingkungan belajar, siswa mengatakan
lokasi belajar siswa saat proses pembelajaran tidak terlalu berpengaruh
pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, karena kalau dari
segi lingkungan dari sekolah tempatnya jauh dari keramaian.
Terakhir dilihat dari segi suara guru dalam menerangkan pelajaran
di kelas, siswa mengatakan bahwa suara guru saat pembelajaran sangat
lantang namun dari siswalah yang masih tidak ada keinginannya untuk
belajar sehingga bagaimanapun guru menjelaskan di depan kelas siswa
58
tersebut mengatakan bahwa tetap tidak mendengarkan guru tersebut
saat proses pembelajaran berlangsung.38
Menurut informan II mengatakan bahwa dari segi dalam membuka
pelajaran dikelas, guru selalu membuka pelajaran dengan baik, siswa
mengatakan bahwa guru selalu memotivasi siswa untuk selalu
bersemangat dalam mengikuti pelajaran
namun dari siswalah yang
masih tidak ada keinginan dan dorongannya untuk belajar, sehingga
dari awal pembelajaran dilakukan siswa sudah mulai malas mengikuti
pelajaran dengan alasan tidak begitu menyukai mata pelajaran fiqih
sehingga mereka lebih suka melakukan kegiatan lain dibandingkan
mendengarkan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran di dalam
kelas.
Kemudian di lihat dari karakter guru dalam mengajar, siswa
mengatakan bahwa karakter guru saat proses pembelajaran kurang
disukai oleh siswa dengan alasan saat proses pembelajaran gurunya
jarang tersenyum dan hanya terfokus pada materi yang disampaikannya
saja
sehingga
siswa
cenderung
malas
mendengarkan
memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru di depan kelas.
dan
Selanjutnya dari faktor suasana kelas, siswa mengatakan bahwa
bosan berada dikelas karena siswa merasa jenuh dengan situasi belajar
yang penuh di dalam lokal, siswa mengatakan bahwa terkadang ingin
merasakan suasana yang baru sehingga bisa berkosentrasi dan semangat
dalam proses pembelajaran.
Menurut informan II bahwa dari metode dan strategi pembelajaran
yang diberikan oleh guru sudah bervariasi namun yang menjadi
masalahnya penerimaan dari siswa yang masih belum bisa mengikuti
pelajaran dengan baik, siswa mengatakan bahwa dengan strategi dan
metode pembelajaran yang diberikan oleh guru di dalam kelas tidak
membuat mereka malah semakin aktif dalam mengiktui proses
Qodri , ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto :
27 Januari 2016)
38
59
pembelajaran melainkan siswa semakin asyik meribut dengan temannya
saat proses pembelajaran.
Kemudian dari sikap dan perilaku guru dalam mengajar di dalam
kelas, siswa mengatakan bahwa guru jarang tersenyum dalam proses
pembelajaran sehingga siswa malas untuk belajar pada mata pelajaran
fiqih, alasannya siswa lebih suka dengan guru yang memiliki rasa
humor tinggi dan menjalin komunikasi yang baik dengan mereka tampa
ada batas antara guru dengan murid. Siswa mengatakan lebih suka guru
yang banyak humorisnya sehingga siswa merasa tidak tegang saat
proses pembelajaran dan rileks dalam mengikuti pembelajaran.
Selanjutnya dari segi media pembelajaran, siswa mengatakan guru
jarang menggunakan media pembelajaran, guru hanya terfokus dalam
menyampaikan materi tentang materi mata pelajaran fiqih di dalam
kelas, bagi siswa kalau ada variasinya dalam belajar tentu sikap dan
cara siswa dalam belajar akan lebih baik daripada yang sebelumnya.
Sedangkan dari lingkungan belajar, siswa mengatakan bahwa
lingkungan belajar jauh dari keramaian namun memang dari siswanya
yang tetap tidak fokus dan tidak bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran yang diberikan oleh guru saat proses pembelajaran
berlangsung.
Dan terakhir di lihat dari penekanan suara guru dalam mengajar di
kelas, siswa mengatakan bahwa suara guru kurang lantang dan kurang
terdengar oleh siswa, sehingga saat proses pembelajaran dari pada
mendengarkan pelajaran yang diberikan guru di dalam kelas siswa lebih
senang meribut atau malah tidur saat proses pembelajaran.39
Informan III mengatakan bahwa guru selalu membuka pelajaran
dengan baik, dengan memulai pelajaran dengan membaca salam dan
baru memulai belajar di dalam kelas. Siswa mengatakan dari siswalah
yang tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran di dalam kelas.
Dewi, ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto :
27 Januari 2016)
39
60
Selanjutnya di lihat dari karakter guru dalam mengajar, siswa
mengatakan bahwa guru kurang adil dalam belajar, biasanya siswa
yang kurang pandai maka guru jarang menerima pendapat yang
diberikan oleh siswa, dan kadang mematahkan pendapat yang
diberikan oleh siswa tersebut.
Kemudian di lihat dari faktor suasana kelas, siswa mengatakan
bahwa suasana di dalam kelas kurang nyaman dan tenang sehingga
siswa merasa tidak betah berlama-lama di dalam kelas dan cenderung
selalu minta izin meninggalkan kelas saat proses pembelajaran
berlangsung.
Selanjutnya di lihat dari segi metode dan strategi pembelajaran
yang diberikan oleh siswa di dalam kelas, siswa mengatakan bahwa
guru jarang menggunakan metode dan strategi yang bervariasi dalam
memberikan pelajaran di dalam kelas, sehingga siswa merasa bosan
dan malas untuk mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan di
dalam kelas.
Dilihat dari segi sikap dan perilaku guru informan III mengatakan
bahwa sikap dan perilaku guru dalam memberikan pelajaran di kelas
cukup
baik
namun
siswa
masih
tidak
ada
keinginan
dan
ketertarikannya dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas.
Kemudian dari segi media pembelajaran yang diberikan oleh guru,
siswa mengatakan bahwa guru jarang menggunakan media dalam
proses pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan dengan cara
mengajar yang diberikan oleh guru hanya dengan metode ceramah saja
di kelas sehingga membuat siswa merasa bosan dengan metode yang
tidak berubah dalam setiap pembelajaran.
Selanjutnya dilihat dari segi lingkungan belajar, siswa mengatakan
lokasi belajar siswa saat proses pembelajaran tidak berpengaruh pada
proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, karena kalau dari segi
lingkungan dari sekolah tempatnya jauh dari keramaian namun dari
61
siswalah yang mengatakan bahwa keinginan belajar dari mereka
kurang.
Terakhir dilihat dari segi suara guru dalam menerangkan pelajaran
dikelas, siswa mengatakan bahwa suara guru saat pembelajaran sangat
lantang namun dari siswalah yang masih tidak ada keinginannya untuk
belajar sehingga bagaimanapun guru menjelaskan di depan kelas siswa
tersebut mengatakan bahwa tetap tidak mendengarkan guru tersebut
saat proses pembelajaran berlangsung.40
Informan IV mengatakan bahwa di lihat dari segi guru dalam
membuka pelajaran di dalam kelas, guru selalu menyuruh siswa
membaca doa terlebih dahulu kemudian mengabsen kehadiran dari
siswa, baru setelah itu memulai proses pembelajaran dikelas.
Kemudian di lihat dari karakter guru dalam mengajar, siswa
mengatakan bahwa karakter guru saat proses pembelajaran kurang
disukai oleh siswa dengan alasan guru kurang
adil dalam proses
pembelajaran antara siswa yang pintar dan siswa yang kurang pintar,
menurut siswa guru yang mengajar materi pada mata pelajaran fiqih
dikelas, saat proses pembelajaran gurunya jarang tersenyum dan hanya
terfokus pada materi yang disampaikannya saja sehingga menurut siswa
guru tersebut kurang disukai oleh siswa tersebut.
Selanjutnya dari faktor suasana kelas, siswa mengatakan bahwa
bosan berada dikelas karena siswa merasa jenuh dengan situasi belajar
yang penuh di dalam lokal, siswa mengatakan bahwa terkadang ingin
merasakan suasana yang baru sehingga bisa berkosentrasi dan semangat
dalam proses pembelajaran.
Selanjutnya di lihat dari segi metode dan strategi pembelajaran
yang diberikan oleh siswa di dalam kelas, siswa mengatakan bahwa
guru jarang menggunakan metode dan strategi yang bervariasi dalam
memberikan pelajaran di dalam kelas. sehingga siswa merasa bosan
Tomy, ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto :
27 Januari 2016)
40
62
dan malas untuk mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan di
dalam kelas.
Di lihat dari segi sikap dan perilaku guru informan IV mengatakan
bahwa sikap dan perilaku guru dalam memberikan pelajaran di kelas
cukup
baik
namun
siswa
masih
tidak
ada
keinginan
dan
ketertarikannya dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas.
Kemudian dari segi media pembelajaran yang diberikan oleh guru,
siswa mengatakan bahwa guru jarang menggunakan media dalam
proses pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan dengan cara
mengajar yang diberikan guru
yang hanya menggunakan metode
ceramah di kelas sehingga membuat siswa merasa bosan dengan
metode yang tidak berubah dalam setiap pembelajaran.
Selanjutnya di lihat dari segi lingkungan belajar, siswa mengatakan
lokasi belajar siswa saat proses pembelajaran tidak terlalu berpengaruh
pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, karena kalau dari
segi lingkungan dari sekolah tempatnya jauh dari keramaian namun
dari siswalah yang mengatakan bahwa keinginan belajar dari mereka
yang kurang.
Terakhir dilihat dari segi suara guru dalam menerangkan pelajaran
dikelas, siswa mengatakan bahwa suara guru saat pembelajaran sangat
lantang namun dari siswalah yang masih tidak ada keinginannya untuk
belajar sehingga bagaimanapun guru menjelaskan di depan kelas siswa
tersebut mengatakan bahwa tetap tidak mendengarkan guru tersebut
saat proses pembelajaran berlangsung.41
Informan V mengatakan bahwa dari segi dalam membuka
pelajaran di kelas, guru selalu membuka pelajaran dengan baik, siswa
mengatakan bahwa guru selalu memotivasi siswa untuk selalu
bersemangat dalam mengikuti pelajaran
namun dari siswalah yang
masih tidak ada keinginan dan dorongannya untuk belajar, sehingga
Maya, ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto :
27 Januari 2016)
41
63
dari awal pembelajaran dilakukan siswa sudah mulai malas mengikuti
pelajaran dengan alasan tidak begitu menyukai mata pelajaran fiqih
sehingga mereka lebih suka melakukan kegiatan lain dibandingkan
mendengarkan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran di dalam
kelas.
Kemudian di lihat dari karakter guru dalam mengajar, siswa
mengatakan bahwa karakter guru saat proses pembelajaran kurang
disukai oleh siswa dengan alasan guru suka tidak adil dalam proses
pembelajaran antara siswa yang pintar dan siswa yang kurang pintar,
menurut siswa guru yang mengajar materi pada mata pelajaran fiqih di
kelas, saat proses pembelajaran gurunya jarang tersenyum dan hanya
terfokus pada materi yang disampaikannya saja sehingga menurut siswa
guru tersebut kurang disukai oleh siswa tersebut.
Selanjutnya dari faktor suasana kelas, siswa mengatakan bahwa
bosan berada dikelas karena siswa merasa jenuh dengan situasi belajar
yang penuh di dalam lokal, siswa mengatakan bahwa terkadang ingin
merasakan suasana yang baru sehingga bisa berkosentrasi dan semangat
dalam proses pembelajaran.
Menurut informan V bahwa dari metode dan strategi pembelajaran
yang diberikan oleh guru sudah bervariasi namun yang menjadi
masalahnya penerimaan dari siswa yang masih belum bisa mengikuti
pelajaran dengan baik, siswa mengatakan bahwa dengan strategi dan
metode pembelajaran yang diberikan oleh guru di dalam kelas tidak
membuat mereka malah semakin aktif dalam mengiktui proses
pembelajaran melainkan siswa semakin asyik meribut dengan temannya
saat proses pembelajaran.
Kemudian dari sikap dan perilaku guru dalam mengajar di dalam
kelas, siswa mengatakan bahwa guru jarang tersenyum saat proses
pembelajaran berlangsung, sehingga siswa malas untuk belajar pada
mata pelajaran fiqih, alasannya siswa lebih suka dengan guru yang
memiliki rasa humor tinggi dan menjalin komunikasi yang baik dengan
64
mereka tampa ada batas antara guru dengan murid. Siswa mengatakan
lebih suka guru yang banyak humorisnya sehingga siswa merasa tidak
tegang saat proses pembelajaran dan rileks dalam mengikuti
pembelajaran.
Selanjutnya dari segi media pembelajaran, siswa mengatakan guru
jarang menggunakan media pembelajaran, guru hanya terfokus dalam
menyampaikan materi tentang materi mata pelajaran fiqih di dalam
kelas, bagi siswa kalau ada variasinya dalam belajar tentu sikap dan
cara siswa dalam belajar akan lebih baik darpada yang sebelumnya.
Sedangkan dari lingkungan belajar, siswa mengatakan bahwa
lingkungan belajar jauh dari keramaian namun memang dari siswanya
yang tetap tidak fokus dan tidak bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran yang di berikan oleh guru saat proses pembelajaran
berlangsung.
Dan terakhir dilihat dari penekanan suara guru dalam mengajar di
kelas, siswa mengatakan bahwa suara kurang terdengar oleh siswa,
sehingga saat proses pembelajaran siswa tidak mendengarkan pelajaran
yang diberikan guru di dalam kelas siswa dan lebih senang meribut atau
malah tidur saat proses pembelajaran berlangsung.42
Menurut informan VI mengatakan bahwa sebelum memulai
pelajaran siswa melihat bahwa guru selalu membuka pelajaran dengan
membaca doa terlebih dahulu baru setelah itu mengambil absen siswa,
kemudian menjelaskan tujuan dari pembelajaran, baru memulai
pembelajaran. Saat proses pembelajaran berlangsung guru selalu
berusaha membangkitkan minat siswa dalam belajar tapi dari siswa
yang malas mendengarkan dan memperhatikan penjelasan yang
diberikan oleh guru. Jika guru menyuruh siswa untuk mencatat dan
membuat tugas latihan siswa mengatakan jarang mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru.
Jeki, ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto : 27
Januari 2016)
42
65
Selanjutnya dari segi karakter dari guru saat proses pembelajaran,
siswa mengatakan bahwa guru dalam menjelaskan materi selalu serius
dan jarang tersenyum, sehingga kalau siswa mengikuti proses
pembelajaran siswa cenderung malas karena siswa merasa kurang
tertarik dengan cara guru dalam memberikan penjelasan tentang materi
yang disampaikan oleh guru saat proses pembelajaran berlangsung.
Dari faktor suasana di dalam kelas, siswa mengatakan lingkungan
kelasnya tidak nyaman dan tenang, sehingga siswa tidak betah belajar
di dalam kelas, siswa lebih suka mengobrol dengan teman yang lain
atau tidur daripada mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru
saat proses pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya dilihat dari segi metode dan strategi pembelajaran
yang diberikan oleh siswa di dalam kelas, siswa mengatakan bahwa
guru jarang menggunakan metode dan strategi yang bervariasi dalam
memberikan pelajaran di dalam kelas, sehingga siswa merasa bosan
dan malas untuk mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan di
dalam kelas.
Dilihat dari segi sikap dan perilaku guru informan VI mengatakan
bahwa sikap dan perilaku guru dalam memberikan pelajaran di kelas
cukup baik namun siswa masih tidak ada keninginan dan
ketertarikannya dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas.
Kemudian dari segi media pembelajaran yang diberikan oleh guru,
siswa mengatakan bahwa guru jarang menggunakan media dalam
proses pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan dengan cara
mengajar yang diberikan oleh guru hanya dengan metode ceramah saja
di kelas sehingga membuat siswa merasa bosan dengan metode yang
tidak berubah dalam setiap pembelajaran.
Sedangkan dari lingkungan belajar, siswa mengatakan bahwa
lingkungan belajar jauh dari keramaian namun memang dari siswanya
yang tetap tidak fokus dan tidak bersemangat dalam mengikuti proses
66
pembelajaran yang di berikan oleh guru saat proses pembelajaran
berlangsung.
Dan terakhir di lihat dari penekanan suara guru dalam mengajar di
kelas, siswa mengatakan bahwa suara guru sangat lantang dan terdengar
oleh siswa, namun saat proses pembelajaran siswa masih tidak
mendengarkan pelajaran yang diberikan guru di dalam kelas siswa dan
lebih senang meribut atau malah tidur saat proses pembelajaran.43
Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada siswa dan siswi di
kelas XI IPS di MAN Beringin Kota Sawahlunto maka ditemukan
beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada
mata pelajaran fiqih
sekolah yaitu:
dilihat dari faktor dari guru dan lingkungan
a. Karakter guru saat proses pembelajaran
Karakter guru yang dapat membangkitkan minat belajar
siswa dengan sabar, senyum, sapa, dan santun dan menghargai
kekurangan siswa, adil, baik dan disiplin dapat membantu proses
pembelajaran yang baik bagi siswa, sehingga saat proses
pembelajaran siswa akan bersemangat dan antusias dalam belajar.
b. Faktor dari suasana kelas yang kurang nyaman
Faktor suasana kelas yang nyaman dan tenang yaitu
lingkungan kelas yang nyaman dan tenang akan dapat merangsang
kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang proses belajar mengajar.
Karena itu guru harus mengelola kelas dengan baik.
c. Guru jarang menggunakan metode dan strategi yang bervariasi saat
proses pembelajaran
Metode mengajar adalah suatu jalan atau cara yang harus
dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik
akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Guru yang
Selly, ( siswa kelas XI IS ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota Sawahlunto :
27 Januari 2016)
43
67
biasa mengajar dengan metode ceramah saja, siswa cendrung
menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja.
Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang
baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar
mengajar, dan meningkatkan kegiatan belajar mengajar. Agar siswa
dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan
yang setepat, efisien, dan seefektif mungkin.
d. Sikap dan perilaku guru kepada siswa.
Sikap dan perilaku guru di dalam kelas saat mengajar akan
mempengaruhi keaktifan dan ketertarikan siswa dalam belajar.
Penerimaan dari siswa akan sangat berbeda antara guru yang suka
marah-marah dan jarang senyum di dalam kelas dengan guru yang
lembut dan penuh perhatian. Siswa akan cendrung senang dan tetap
memperhatikan guru yang penuh kehangatan di dalam kelas.
e. Guru jarang menggunakan media pembelajaran untuk menunjang
proses pembelajaran didalam kelas
Faktor guru dan cara mengajarnya, tidak dapat dilepaskan
dari ada tidaknya dan cukup tidaknya media dan alat-alat pelajaran
yang digunakan di kelas. Apabila guru dalam mengajar sering
menggunakan media atau alat-alat perlengkapan saat proses
pembelajaran maka ditambah dengan cara mengajar yang baik dari
guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan media atau alat-
alat perlengkapan yang sesuai saat proses pembelajaran akan
mempermudah dan mempercepat belajar siswa tersebut.
3. Trianggulasi
a. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa
pada mata pelajaran fiqih dilihat dari faktor dari siswa.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru yang
mengajar mata pelajaran fiqih di kelas XI IPS di MAN Beringin
68
Kota Sawahlunto, tentang pertanyaan apa
saja persiapan yang
dilakukan siswa sebelum melakukan proses pembelajaran?
Ibuk Erni yang mengajar di kelas XI IPS mengatakan
bahwa dari segi persiapan yang dilakukan oleh siswa sebelum
melakukan proses pembelajaran paginya di sekolah memang benar
tidak ada, Ibuk Erni mengatakan bahwa siswa memang jarang dan
malas mengulang kembali pelajaran di rumah.
Selanjutnya dari kemauan belajar dari siswa, Ibuk Erni
mengatakan bahwa kemauan belajar dari siswa sangat rendah,
banyak pengaruh yang didapat oleh siswa baik dari teman yang sama
belajar dan dari lingkungan pergaaulan dari siswa. Ibuk Erni
mengatakan susah membuat siswa fokus dan berkosentrasi dalam
mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Tapi
guru
selalu
berusaha
untuk
membuat
siswa
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru
tetap
fokus
Kemudian dari segi fisik dan psikis siswa, Ibuk Erni
mengatakan bahwa tidak ada kecatatan baik dari segi fisik,
penglihatan dan pendengaran dari siswa, siswa dan siswi di kelas XI
IPS dalam kondisi yang normal tampa ada catat dan kurang satu
apaun, namun dari siswa inilah yang tidak
dorongannya untuk belajar.
Selanjutnya sikap siswa terhadap
ada keinginan dan
guru, Ibuk Erni
mengatakan bahwa tingkah laku dan kesopanan siswa di dalam kelas
memang kurang, biasanya siswa jarang mendengarkan penjelasan
yang diberikan oleh guru, dan kurang menghargai guru yang
mengajar di depan kelas, Ibuk Erni mengatakan kalau siswa disuruh
untuk membuat latihan maka ada saja alasan yang diberikan oleh
siswa, ada yang membuat alasan sakit jadi tidak bisa mengerjakan
latihan, bukulah yang tidak ada, pena hilang. Biasanya guru akan
membiarkan siswa terlebih dahulu sampai siswa tersebut sadar
dengan tugas dan kewajibannya sendiri.
69
Perhatian siswa terhadap guru saat guru menjelaskan proses
pembelajaran di dalam kelas, Ibuk Erni mengatakan siswa tidak ada
perhatiannya sama sekali saat proses pembelajaran, siswa lebih
senang bermain hp padahal hp sudah dilarang digunakan dalam
proses pembelajaran, siswa selalu beralasan bahwa hp di bawa ke
dalam kelas untuk mencari pelajaran yang diberikan oleh guru, Ibuk
Erni juga mengatakan bahwa siswa suka ketiduran saat proses
pembelajaran dengan alasan kemaren malam belajar sampai larut
malam sehingga saat belajar di kelas siswa jadi mengantuk. Ada saja
alasan yang diberikan oleh siswa untuk menghindar dalam belajar
dan guru selalu berusaha untuk mengajak siswa untuk tetap fokus
pandangannya pada pelajaran yang diajarkan.
Dari segi motivasi belajar siswa, Ibuk Erni mengatakan
bahwa guru telah memberikan dorongan kepada siswa supaya
semangat dan antusias dalam belajar, namun dari siswa belum ada
keinginan dan dorongan untuknya belajar. Sedangkan pelajaran terus
berlanjut dan siswa yang kurang motivasi dan keinginannya dalam
belajar akan tertinggal jauh dari teman yang memiliki motivasi yang
tinggi.
Selanjutnya dari segi ingatan siswa, Ibuk Erni mengatakan
bahwa murid sangat kesulitan dalam mengafal baik itu ayat Al-
qur’an atau materi tentang mata pelajaran fiqih. Jika siswa disuruh
mengafal materi saat proses pembelajaran siswa lama prosesnya
untuk mengafal kadang untuk satu kali pertemuan siswa baru bisa
mengafal materi yang diajarkan sehingga kalau ditanya kembali
minggu besok siswa lupa kembali dengan hafalan yang dihafalnya.
Untuk itu guru membiasakan kepada siswa untuk bisa menghafal
pelajaran yang diberikan oleh guru.
70
Kemudian
minat
siswa
dalam
belajar,
Ibuk
Erni
mengatakan bahwa dorongan dan keinginan siswa dalam belajar
sangat rendah, itu bisa di lihat dari proses pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa, siswa tidak memperhatikan saat guru
menjelaskan pelajaran di dalam kelas, dan tidak mendengarkan guru
saat guru menjelaskan pelajaran di kelas. Siswa lebih suka
mengobrol dengan teman sebelahnya dan melakukan kegiatan atau
aktivitas lain saat proses pembelajaran.
Terakhir dari bakat siswa, Ibuk Erni mengatakan bahwa
siswa memang tidak keinginannya dalam belajar, siswa mengatakan
bahwa bakatnya bukan dibidang mata pelajaran fiqih tapi mata
pelajaran lain, menurut Ibuk Erni siswa biasanya tidak ada
keinginannya dalam belajar karena dipengaruhi oleh potensi
pembawaan sejak lahir dan perkembangannya dipengaruhi oleh
lingkungannya.
Ibuk
Erni
mengatakan
bahwa
guru
selalu
memberikan arahan kepada siswa untuk mengembangkan bakatnya
tampa harus mengorbankan mata pelajaran yang lain saat proses
b.
pembelajaran. 44
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa
pada mata pelajaran fiqih dilihat dari faktor dari guru.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan,
berkenaan dengan pertanyaan bagaimanakah cara dan sikap guru
dalam mempersiapkan mata pelajaran fiqih di dalam kelas?
Dari segi persiapan yang dilakukan oleh guru, Ibuk Erni
mengungkapkan selalu mempersiapkan dengan baik bahan ajar
sebelum memberikan pembelajaran di dalam kelas, baik itu dengan
cara menarik perhatian kepada siswa, membuat tujuan yang jelas,
kemudian saat proses pembelajaran guru selalu berusaha menggiring
siswa dalam belajar sehingga fokus siswa hanya tertuju pada
Ibuk Erni, ( Guru Mata Pelajaran fiqih ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota
Sawahlunto : 2 Februari 2016)
44
71
pelajaran yang diajarkan oleh guru. Selanjutnya dalam mengakhiri
pelajaran guru berusaha menutup pelajaran dengan berkesan, dengan
menekankan pada siswa untuk diam sejenak sehingga siswa dituntut
untuk dapat memahami penjelasan yang diberikan oleh guru, guru
juga meminta siswa untuk selalu mencatat point-point penting setiap
pembelajaran, dan guru selalu berusaha memberikan latihan kepada
siswa supaya dapat memahami pelajaran yang diberikan guru.
Dari karakter dari guru saat proses pembelajaran, Ibuk Erni
mengatakan tidak pernah membeda-bedakan siswa saat proses
pembelajaran karena bagi guru setiap siswa diberikan perhatian yang
sama sehingga mereka merasa betah saat belajar, namun terkadang
siswalah yang membuat perbedaan antara mereka sendiri, dan saat
proses pembelajaran Ibuk Erni memang jarang tersenyum dengan
siswa karena Ibuk Erni ingin mengajak siswa supaya serius dalam
mengikuti pelajaran, sedangkan sudah serius guru menjelaskan
materi pelajaran namun siswa tetap saja tidak serius apalagi kalau
saat proses pembelajaran dilakukan dengan cara lain, maka siswa
akan semakin tidak serius saat proses pembelajaran berlangsung.
Kemudian
dari
segi
suasana
kelas,
Ibuk
Erni
mengungkapkan bahwa siswa dan siswi dikelas XI IPS cukup
banyak sehingga untuk mengatur tempat dan suasana yang nyaman
di dalam kelas sulit, jadi gurulah yang harus berusaha supaya siswa
secara keseluruhan dapat mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan yang diberikan oleh guru. Sesekali Ibuk Erni mengubah
tempat dan suasana di lokal namun yang terjadi siswa semakin ribut
dan proses pembelajaran jadi terbengkalai lagi. Solusi yang di
berikan adalah dengan Ibuk Erni mencoba selalu memberikan
penjelasan dengan jelas dan selalu menanyakan kembali setiap
pelajaran yang diberikan kepada siswa.
72
Selanjutnya dari segi metode dan strategi pelajaran, Ibuk
Erni mengatakan memakai metode dan strategi disesuaikan dengan
materi yang akan disampaikan apabila perlu menggunakan metode
dan strategi maka guru akan menggunakannya untuk memudahkan
saat proses pembelajaran sehingga siswa akan aktif dalam belajar,
namun
apabila
materi
yang
diajarkan
harus
guru
yang
menerangkannya di dalam kelas maka gurulah yang akan
menjelaskannya dengan menggunakan metode ceramah di kelas,
supaya siswa bisa paham dengan penjelesan yang diberikan oleh
guru.
Kemudian dari sikap dan perilaku siswa, Ibuk Erni
mengatakan
bahwa
memang
harus
dengan
lantang
untuk
mengajarkan pelajaran kepada siswa, kalau kita tidak begitu siswa
akan fokus pada pelajaran yang dijelaskan guru, oleh karena itu Ibuk
Erni membiasakan kepada siswa untuk disiplin dan jika siswa tidak
melakukan apa yang di suruh oleh guru maka siswa akan
mandapatkan hukuman, Ibuk Erni mengatakan hal ini dilakukan
supaya siswa jera melakukan tindakan kegiatan dan aktifitas lain saat
proses pembelajaran dan hanya fokus pada mata pelajaran yang
diajarkan oleh guru.
Dari media pembelajaran, Ibuk Erni mengatakan bahwa
apabila materi yang diajarkan tentang cara berwudhu, cara tayamum
atau cara shalat maka perlu di gunakan media pelajaran supaya
antara penjelsan dan ditambah dengan video yang ditampilkan di
depan
kelas
sejalan sehingga
siswa
akan dapat sekaligus
mendengarkan dan mempraktekkan secara langsung pelajaran yang
diberikan oleh guru, namun kalau materinya tidak perlu memakai
media maka guru hanya akan menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab kepada siswa dan siswinya.
73
Dari lingkungan belajar, Ibuk Erni mengatakan bahwa
lingkungan sekolah tempat siswa dan siswi belajar sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh pihak sekolah, yang mana sekolah tidak
dekat dengan pasar, karena apabila sekolah dekat dengan pasar itu
akan mempengaruhi proses pembelajaran dari siswa di kelas karena
itu bisa mengganggu kosentrasi siswa dalam belajar. Dari
lingkungan tempat belajar tidak ada masalah yang menjadi masalah
adalah dari siswanya sendiri yang tidak ada keinginan dan
ketertarikannya untuk belajar.
Terkhir dari segi suara guru saat proses pembelajaran, Ibuk
Erni mengatakan bahwa guru telah memberikan suara yang jelas dan
lantang ketika mengajar dikelas, supaya siswa bisa mendengarkan
penjelasan yang diberikan oleh guru saat proses pembelajaran namun
hasilnya tetap sama ada yang mau mendengarkan, ada yang malas
untuk mendengarkan dan lebih memilih mengobrol dengan teman
sebangku atau malah tidur saat proses pembelajaran berlangsung.45
C. Pembahasan
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia untuk mengembangkan potensi diri kearah yang lebih
baik agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Pendidikan dapat
diperoleh melalui lembaga pendidikan di sekolah. Dengan jalan belajar di
sekolah siswa dapat mengembangkan dirinya dengan baik. Karena
manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna yang
memiliki akal fikiran yang bisa digunakannya dalam mengembangkan
potensi dirinya.
Keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah,
dapat diperhatikan melalui kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh
siswa di sekolah. Keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor,
antara lain guru, siswa, kurikulum, lingkungan belajar, dan lainnya. Siswa
Ibuk Erni, ( Guru Mata Pelajaran fiqih ), Wawancara Pribadi, ( MAN Beringin Kota
Sawahlunto : 2 Februari 2016)
45
74
dan guru merupakan dua faktor penting dalam proses pembelajaran.
Pentingnya faktor siswa dan guru dapat dilihat melalui pemahaman
hakekat pembelajaran, yakni sebagai usaha sadar guru untuk membantu
siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa
dapat dilihat dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa yakni dari guru.
1. Faktor siswa seperti: kemampuan pembawaan, kondisi phisik orang
yang belajar, kondisi psikis anak, kemauan belajar, sikap terhadap guru,
mata pelajaran dan pengertian mereka mengenai kemajuan mereka
sendiri, perhatian dan motivasi dalam belajar.
2. Faktor guru seperti: cara mengajar guru, karakter guru, suasana kelas,
metode dan strategi pembelajaran, sikap dan perilaku guru, media
pembelajaran, lingkungan belajar, dan suara guru.
Berdasarkan hasil wawancara penulis di MAN Beringin Kota
Sawahlunto dengan guru pelajaran fiqih dan beberapa siswa kelas XI IPS,
bahwa sebagian anak di MAN Beringin Kota Sawahlunto bahwa faktorfaktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada pelajaran
fiqih, dapat dilihat dari penelitian dan dari hasil ulangan harian siswa
banyak yang tidak mencapai standar nilai KKM bahwa siswa ini
dikarenakan tidak adanya keinginan, ketertarikan siswa dalam belajar
sehingga jarang siswa yang memperhatikan saat guru menjelaskan
pelajaran dan cenderung merasa bosan dan tidak senang dalam mengikuti
pelajaran di dalam kelas.46
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ternyata
faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada
pelajaran fiqih di Man Beringin Kota Sawahlunto adalah dilihat dari dua
faktor yaitu:
46
Erni, Guru Mata Pelajarn Fqih , Wawancara Pribadi, ( Sawahlunto , 28 Januari 2016)
75
1. Faktor dari dalam diri siswa
a. Kemampuan pembawaan dari siswa
Anak yang memiliki pembawaan yang baik maka akan
lebih mudah dan lebih cepat belajar dari pada anak yang
mempunyai kemampuan yang kurang. Disini dapat dilihat bahwa
faktor kemampuan pembawaan dari siswa kurang inilah yang
menyebabkan kurangnya minat dari siswa dalam belajar.
b. Kondisi fisik orang yang belajar.
Orang yang belajar tidak terlepas dari kondisi fisiknya,
karena kondisi fisik sanagt mempengaruhi prestasi belajar anak.
Maka anak yang sering sakit disini makan akan menurun prestasi
belajarnya. Dilihal dari hasil penelitian bahwa anak jarang sakit
dalam proses pembelajaran, namun masalahnya adalah dari anak
yang malas belajar dan itulah yang menyebabkan rendahnya minat
belajar anak.
c. Kondisi psikis
Kondisi psikis disini bisa disebabkan oleh gangguan dari
lingkungan, situasi rumah, atau keadaan keluarga. Namun jiga
dilihat disini yang banyak mempengaruhi rendahnya minat belajar
siswa adalah pengaruh lingkungan sekitar yang menyebabkan
rendahnya minat belajar dari siswa tersebut.
d. Kemauan belajar
Kemauan belajar ini memegang peranan yang penting di
dalam belajar. Adanya kemauan dapat mendorong belajar dan
sebaliknya tidak adanya kemamuan dapat memperlemah belajar. Di
lihat dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa kemauan belajar
dari siswa yang kurang. Oleh karena itu untuk mendorong kemauan
belajarnya pertama harus ditemukan dulu perhatiannya, latar
belakangnya, kemampuannya dan membuat hubungan yang baik
dengan pribadinya.
76
e. Sikap terhadap guru
Bagaimana sikap murid terhadap guru juga mempengaruhi
belajarnya. Untuk membangun sikap yang baik siswa pada guru
maka guru harus menyajikan dan memberikan kesan terbaik pada
saat pertama memulai pembelajaran. Biasanya siswa akan
menentukan sikapnya saat melihat proses pertama yang dilakukan
oleh guru di kelas.
f. Perhatian
Perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas
diartikan sebagai pemusatan tenaga dan jiwa peserta didik yang
tertuju kepada materi yang diberikan. Di lihat dari hasil penelitian
bahwa perhatian anak pada materi yang diajarkan sangat kurang
untuk membangun perhatiannya tersebut maka dibutuhkan usaha
dari guru untuk membangkitkan perhatian siswa pada pelajaran
yang diajarkan oleh guru di dalam kelas.
g. Motivasi belajar
Motivasi belajar dapat membangkitkan semangat belajar
siswa. Di lihat dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa siswa
tidak memiliki motivasi dalam belajar. Untuk itu guru harus bisa
memotivasi siswa untuk belajar sehingga siswa memiliki tujuan
mengapa dia harus belajar pelajaran fiqih.
h. Minat belajar
Minat belajar adalah dorongan yang berasal dalam diri
siswa untuk belajar. Untuk menumbuhkan minat inilah diperlukan
kemauan belajar, perhatian dan motivasi untuk belajar. Sehingga
apabila semuanya telah dilakukan dengan baik oleh siswa maka
keinginannya dan dorongannya untuk belajarpun akan muncul
dengan sendirinya.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada
pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto dilihat dari faktor
guru.
77
a. Cara mengajar guru.
Peran yang harus dimiliki oleh guru dalam mengajar adalah
sebagai demonstrator dan evaluator. Dengan cara menarik perhatian
siswa sehingga siswa bersemangat dalam belajar. Namun dilihat
dari
hasil
penelitian
yang
dilakukan
bahwa
guru
hanya
menyampaikan materi yang dijarkannya dan kurang mmeperhatikan
siswanya. Sehingga siswa merasa tidak terlibat dalam pembelajaran.
Seharusnya sebelum memulai mengajar guru terlebih dahulu
mengajak siswa untuk terlibat dalam belajar.
b. Karakter guru
Karakter guru dapat membangkitkan minat belajar siswa.
Dengan cara menghargai kekurangan siswa, adil, baik dan displin.
Dilihat dari hasil penelitian disini guru masih membedakan antara
murid yang pintar dan kurang pintar sehingga murid yang kurang
pintar akan semakin malas dalam belajar karena merasa tersisihkan
dengan teman yang lainnya. Untuk itu guru harus memberikan
perhatian dan cara mengajar yang sama kepada siswa dan siswinya
sehingga siswa tidak merasa terabaikan saat proses pembelajaran.
c. Suasana kelas
Dengan kondisi kelas yang padat itu akan menambah malas
siswa dalam belajar. Untuk itu guru disini harus bisa menggunakan
peralatan yang ada untuk memberi semangat kepada siswa.
Mengatur tempat duduk dengan baik, dan guru harus menciptakan
suasana kelas yang menyenangkan sehingga dengan kondisi kelas
yang padat murid merasa tidak terganggu dan tetap fokus dalam
belajar.
d. Metode dan strategi pembelajaran
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa guru disini
jarang menggunakan metode dan strategi dalam belajar sehingga
siswa hanya mendengarkan dan mendengarkan materi yang
disampaikan oleh guru. Sebaiknya disini diberikan variasi metode
78
dan strategi yang digunakan guru dalam mengajar yang disesuaikan
dengan materi yang diajarkan sehingga siswa tidak merasa bosan
dalam belajar.
e. Sikap dan perilaku guru
Sikap dan perilaku guru didalam kelas saat mengajar akan
mempengaruhi keaktifan dan keterarikan siswa dalam belajar.
Sesuai dengan hasil penelitian yang penulis lakukan bahwa setiap
anak melakukan suatu kesalahan maka guru akan langsung marahmarah. Sebaiknya dalam kondisi apapun guru harus bisa mengintrol
emosinya lebih baik menegurnya secara baik dari pada harus
memarahinya karena biasanya anak semakin dimarahi maka kan
semakin membangkang dan malah akan semakin malas untuk
belajar.
f. Media pembelajaran
Dari hasil penelitian disini guru jarang menggunakan media
dalam mengajar. Media pembelajaran ini sangat membantu dalam
proses pembelajaran karena siswa tidak akan merasa bosan karena
hanya selalu mendengarkan penjelasan dari gurunya saja. Sebaiknya
guru membiarkan anak belajar sendiri dari hasil apa yang
diamatinya. Sehingga dia bisa belajar dari apa yang ia sampaikan.
g. Suara guru
Dalam
proses
pembelajaran
seorang
guru
harus
memberikan penguatan suara saat proses pembelajaran. Sehingga
siswa mengetahui point-point penting dalam proses pembelajaran
yang diberikan oleh guru. Jadi disini dapat disimpulkan bahwa
faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa adalah dari
faktor siswa dan juga dari faktor gurunya.
Cara untuk menarik perhatian siswa dalam belajar dalam melakukan
proses pembelajaran supaya siswa fokus dan bersemangat dalam belajar
yaitu :
79
a. Pelajaran diusahakan selalu merangsang minat besar anak didik
untuk mengetahui hakikat pengertian dari pengajaran untuk itu
seorang guru harus mengetahui akan pusat minat-minat anak
didiknya.
b. Hubungkanlah pelajaran itu dengan kejadian-kejadian dan peritiwa
yang disekitarnya. Sehingga pengajaran menjadi aktual ( nyata ).
Hal ini sangat membantu pemahaman anak didik, dan anak akan
merasa senang karena pelajaran benar-benar dapat menyentuh dan
dirasakan manfaatnya.
c. Alat peraga atau media pengajaran dapat menarik perhatian anak
didik, karena media itu dapat memperjelas pengertian dan sangat
menyenangkan bagi anak didik. Terutama pada anak-anak tingkat
dasar, sedangkan pada tingkat yang lebih tinggi, permainan alat
peraga dapat dikurangi dan menekankan pada abtraksi daya nalar.
d. Pelajaran selalu disesuaikan dengan taraf kemampuan perkembangan
anak didik.
e. Guru hendaknya mempersiapkan bahan pelajaran itu secara baik,
menggunakan berbagai macam metode yang bervariasi dan cocok.
f. Dapat juga ditimbulkan perhatian melalui penampilan guru dalam
proses pembelajaran, minsalnya cara berdiri, cara berbicara, selalu
ada intonasi (kadang-kadang tinggi kadang-kadang juga rendah)
termasuk dalam cara berpakaianpun juga sangat diperhatikan dan
berpengaruh terhadap perhatian anak.
g. Pada umumnya situasi kelas seperti : kebersihan, penataan ruangan
kelas, termasuk kebisingan baik yang timbul dari dalam kelas itu
sendiri, seperti keributan anak didik didalam kelasnya maupun dari
luar kelas. Karena itu situasi kelas hendaklah diciptakan sedemikian
rupa agar menarik minat dan perhatian anak didik dalam proses
belajar mengajar
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang faktor-
faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada
mata
pelajaran fiqih di MAN Beringin Kota Sawahlunto maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Faktor dari dalam diri siswa
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa
pada pelajaran fiqih yaitu dilihat dari faktor siswa yakni kemampuan
pembawaan siswa, kondisi fisik, psikis, kemauan belajar, sikap
terhadap guru, perhatian,
dan motivasi belajar.
Inilah
yang
menyebabkan tidak adanya semangat dan antusias siswa dalam
mengikuti mata pelajaran fiqih di dalam kelas, mereka kurang
berkosentrasi dalam belajar, dan jarang mendengarkan dan patuh pada
perintah guru kalau diberikan tugas oleh guru saat proses pembelajaran
berlangsung.
Selain itu siswa lebih suka mengganggu teman sebangkunya dari
pada belajar karena mereka merasa mata pelajaran fiqih tidak begitu
penting jadi tidak perlu untuk belajar. Oleh sebab itu kurangnya
ketertarikan dan keinginan siswa dalam belajar.
2. Faktor dari guru
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada
mata pelajaran fiqih dilihat dari guru seperti dari cara mengajar guru,
karakter guru, suasana kelas, metode dan strategi pembelajaran, sikap
dan perilaku guru, media pembelajaran dan suara guru. Cara mengajar
guru yang hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran, akan
berbeda dengan cara guru yang menganggap menagajar adalah suatu
pemberian bantuan kepada peserta didik.
80
81
Masing-masing perbedaan tersebut dapat memberikan pengaruh
baik dalam penyusunan strategi dan implementasi dalam proses
pembelajaran. Karena dalam proses pembelajaran guru bukanlah hanya
berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, akan
tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran. Dengan demikian
efektifitas proses pembelajaran terletak dipundak guru. Oleh karenanya
keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas
atau kemampuan guru.
B. Saran
Berdasarkan
hasil
penelitian
tentang
faktor-faktor
yang
menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada pelajaran fiqih di MAN
Beringin Kota Sawahlunto. Maka berikut ini dikemukakan beberapa saran
yang dirasa perlu diperhatikan oleh beberapa pihak yang terkait
diantaranya :
1. Bagi sekolah:
a. Diharapkan kepada Kepala Sekolah di MAN Beringin Kota
Sawahlunto untuk dapat meningkatkan sarana dan prasarana
terutama buku-buku yang berkenaan dengan mata pelajaran fiqih.
b. Bagi sekolah sebaiknya dapat mengadakan penambahan media dan
alat pembelajaran seperti LCD, white board.
c. Pihak sekolah juga harus dapat menjalin komunikasi dengan orang
tua peserta didik untuk meningkatkan minat belajarnya.
2. Bagi guru:
a. Pelaksanaan proses pembelajaran sebaiknya menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi/melakukan
kombinasi
metode
pembelajaran agar peserta didik tidak jenuh dengan menggunakan
metode ceramah dan dapat membangktkan semangat peserta didik
delam mengikuti pembelajaran.
82
b. Hendaknya memanfaatkan media-media konvensional atau dengan
membuat media pembelajaran sendiri tampa harus mengandalkan
dari sekolah, selain itu guru harus mampu membangkitkan
semangat membaca peserta didik dengan cara pemberian tugas.
3. Bagi siswa:
Diharapkan kepada siswa agar senantiasa mentaati nasehat dari guru,
patuh pada orang tua, rajin belajar, dan berakhlaklah sesuai dengan
ajaran agama kita yaitu Agama Islam.
83
84
Download