HANDOUT 2 USHUL FIQIH LANJUTAN PEMBAHASAN HUKUM DALAM USHUL FIQIH Dalam membahas hukum dalam ushul fiqih, kita akan berjumpa dengan beberapa istilah, khususnya bagi mahasiswa program studi non-agama. Oleh karena itu pembahasan-nyapun dibatasi, sesuai dengan kebutuhan bagi program pembelajarannya. Pembahasan hukum dalam ushul fiqih meliputi : 1. HAKIM, yaitu orang menetapkan hukum atau menetapkan baik-buruknya satu perbuatan. -------> (Allah). 2. HUKUM, yaitu sesuatu yang berasal dari Hakim atau firman pembuat Syara’ (syar’i) yang berhubungan dengan perbuatan orang dewasa (mukallaf), yang mengandung tuntutan. 3. MAHKUM FIIHI, yaitu perbuatan mukallaf yang berhu-bungan dengan hukum. Misalnya Wajib, Mandub (sunat), Haram, Makruh, dan Mubah. 4. MAHKUM ALAIHI, yaitu orang mukallaf, dimana per-buatannya menjadi tempat berlakunya hukum Allah dan firman-Nya (subyek hukum). Misalnya wajibnya shalat hanya untuk orang yang telah mukallaf bukan diperuntukkan bagi anak-anak atau orang gila, dsb. 5. AZIMAH DAN RUKHSOH, Azimah, ialah peraturan agama yang pokok dan berlaku umum sejak dari semula. Sedangkan Rukhsoh, ialah peraturan tambahan yang dijalankan berhubungan dengan adanya hal-hal yang memberatkan, sebagai pengecualian dari peraturan-peraturan pokok. PEMBAGIAN HUKUM 1. Hukum Taklifi meliputi : a. Al-Iijaab, yaitu firman yang menuntut sesuatu perbuatan dengan tuntutan yang pasti. b. Al-Nadab (anjuran/sunat), yaitu firman yang menuntut sesuatu perbuatan dengan tuntutan yang tidak pasti. c. Al-Tahrim (larangan), yaitu firman yang menuntut meninggalkan sesuatu perbuatan dengan tuntutan yang pasti. d. Al-Karahah, yaitu firman yang menuntut meninggalkan sesuatu perbuatan dengan tuntutan yang tidak pasti e. Al-Ibahah (kebolehan), yaitu firman yang membolehkan sesuatu untuk diperbuat atau ditinggalkan. Hukum Taklifi di atas dalam istilah Ushul Fiqih biasa disebut dengan Al-Ahkamul Khomsah (Hukum yang lima). Dalam istilah Fiqih, hukum yang lima di atas biasa diistilahkan dengan : a. Wajib, yaitu perbuatan yang bila dikerjakan memper-oleh pahala, namun bila ditinggalkan mendapat dosa. b. Sunnat, yaitu perbuatan yang bila dikerjakan memper-oleh pahala, dan bila ditinggalkan tidak berdosa. c. Haram, yaitu perbuatan bila ditinggalkan berpahala, namun bila dikerjakan mendapat dosa. d. Makruh, yaitu perbuatan yang bila dikerjakan tidak berdosa, namun bila ditinggalkan memperoleh pahala. e. Mubah, yaitu perbuatan bila ditinggalkan maupun dikerjakan tidak berdosa dan tidak berpahala. 2. Hukum Wadh’i, meliputi : a. Sebab b. Syarat c. Mani’ (penghalang) DALIL-DALIL HUKUM DALAM HUKUM ISLAM Terdapat beberapa dalil hukum atau sebagai sumber hukum pada hukum Islam. Dalildalil hukum atau sumber-sumber hukum terdiri dari 12 macam. Empat diantaranya telah disepakati oleh para ulama khususnya di Indonesia menjadi dasar hukum, yaitu : a. Al-Kitab atau Al-Qur’an Sudah disepakati oleh kaum Muslimin bahwa tiap-tiap peristiwa tentu ada ketentuanketentuan hukumnya, baik berdasarkan nas yang tegas ataupun nas yang tidak tegas, maupun tidak berdasarkan nas (dasar selain Qur’an). Al-Qur’an merupakan salah satu kitab Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad saw. Sebagai kitab suci agama Islam. Susunan Al-Qur’an yang sekarang tifdak mencerminkan urut-urutan waktu turunnya, sebab ayat-ayat yang diturunkan pertama kali terdapat dalam surat Al-Alaq yang terletak di akhir-akhir juz ketiga puluh, sedang ayat terakhir yang diturunkan ayat 3 dari surat Al-Maidah yang terletak dalam juz yang ketujuh. Al-Qur’an terdiri dari 114 surat dengan jumlah ayat + 6660 (masih berbeda pendapat diantara para ulama tentang jumlah ayatnya). keseluruhan waktu turunnya adalah 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari, dan terbagi dalam dua fase. Yaitu fase selama Rasul berada di Mekkah, kurang lebih 12 tahun, 2 bulan, dan 22 hari, dan fase selama beliau berada di Madinah, kurang lebih 10 tahun. Kandungan Al-Qur’an selain meliputi : percaya kepada yang ghaib, beriman kepada adanya Malaikat, percaya kepada wahyu yang diturunkan Allh SWT, percaya kepada adanya akhirat, beriman kepada Nabi-nabi, beriman kepada qadar, rukun Islam, mengucapkan dua kaliman syahadat, shalat, shaum atau puasa, zakat, dan haji. Juga memilikimkandungan ilmu-ilmu pengetahuan, seperti : ilmu bahasa Arab, ilmu nahwu dan sharaf, balaghah, ilmu bahasa, hadits dan mustholah hadist, fiqih dan usuhul fiqih, ilmu kalam, sejarah, al-hikmah dan filsafat, dan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya baik sosial, maupun eksak atau sains. b. As-Sunnah atau Al-Hadits Nabi saw. Hadits adalah apa yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad saw., baik berupa katakata atau perbuatan, hadits ini banyak macam ragamnya, mulai dari yang mutawathir, shahih, sampai dengan hadits yang matruk. Sebagai dalil hukum tentang hadits-hadits ini, para ulama bersepakat hanya haditshadits yang shohih saja yang dapat dijadikan sebagai sumber hukum Islam setelah AlQur’an. Sedangkan hadits-hadits yang tidak shohih apalagi yang dhoif dan terus ke bawahnya tidak dapat dijadikan sebagai dalil hukum c. Al-Ijma, yaitu kesepakatan para ulama tentang suatu hukum dengan bersandar pada AlQur’an dan As-Sunnah. d. Al-Qiyas, adalah bentuk penyerupaan sesuatu keadaan yang belum ada ketentuan pasti, kepada yang lain yang telah memiliki ketentuannya, dengan syarat ada korinah atau alasan kesamaan antara yang diqiyaskan dan yang dijadikan dasar tersebut. Delapan macam lainnya masih diperselisihkan di kalangan ulama sebagai dasar hukum, yaitu : a. Al-Istishhab b. Al-Istihsan c. Al-Mashalih Al-Mursalah d. Al-Urf e. Mazhabus Sahabi f. Syari’at orang sebelum kita g. Sadduddzara’i h. Dalalah Iqtiran