Kritis dan Cerdas dalam Menonton TV Dikirim oleh humas3 pada 26 Maret 2012 | Komentar : 0 | Dilihat : 4718 Diskusi Pembentukan Khalayak Kritis Peduli Penyiaran Senin (26/3) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) menyelenggarakan seminar yang bertema "Diskusi Pembentukan Khalayak Kritis Peduli Penyiaran", acara tersebut termasuk serangkaian acara untuk memperingati dies-natalis FISIP UB pada April mendatang. Acara yang bertempat di Hall Lantai 7 Gedung FISIP ini berlangsung atas kerjasama FISIP UB dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat. Acara dibuka oleh sambutan dari Pembantu Dekan I Prof. Dr. Ir. Sanggar Kanto, MS. Prof. Sanggar menyampaikan, secara kuantitas jaringan televisi telah berkembang sangat luas namun hal tersebut tidak diimbangi dengan kualitas pertelevisian saat ini. "Tidak hanya hiburan tapi untuk mencerdaskan bangsa, jadi kalau motifnya hanya untuk komersil maka perlu diperbaiki sistemnya" ujarnya. Prof. Sanggar juga berharap dengan adanya seminar ini diharapkan masyarakat dapat mengerti dampak yang diterima dari pertelevisian baik itu dampak positif maupun negatif. Hadir sebagai pemateri pada acara tersebut Anggota DPR-RI Komisi I Dr. Nurhayati Ali Assegaf M.Si., MP, Dosen FISIP Bambang Semedhi, serta Komisioner KPI Pusat Azimah Subagijo dan Idy Muzayyad. Acara tersebut dihadiri oleh 100 peserta yang terdiri dari LSM Media, mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi seperti Universitas Brawijaya (UB), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Islam Malang (Unisma), serta Organisasi-organisasi massa, perempuan, dan kepemudaan. Dr. Nurhayati menyampaikan, masyarakat harus ikut berpartisipasi aktif mengawasi penyiaran yang ada sehingga bisa terwujud penyiaran yang sehat dan bermanfaat. "Dibutuhkan komitmen bersama untuk membenahi penyiaran tidak hanya pemerintah tetapi perlu peran aktif masyarakat," paparnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Azimah Azimah Subagijo, menurutnya, peran serta masyarakat sangat penting dalam menciptakan penyiaran yang sehat khususnya penyiaran dengan media Televisi. "Masyarakat juga harus kritis dan cerdas saat menonton TV," paparnya. Azimah menambahkan Televisi selain bermanfaat sebagai sumber informasi, edukasi, perekat sosial, sarana hiburan dan sosial juga memiliki dampak yang tidak selalu baik untuk masyarakat, sehingga perlu adanya pengawasan dan pelaoran apabila ada penyiaran yang dapat membahayakan masyarakat. Azimah mencontohkan acara Smack Down di TV menyebabkan banyak anak kecil meniru dan bahkan sampai ada yang meninggal. Selain itu TV juga sebagai pencuri waktu khususnya untuk anak-anak. Menurut data ABG Nielsen pada tahun 2001 anak-anak menghabiskan waktu menonton TV selam 35 jam/pekan. "Kondisi seperti ini perlu pengawasan dari masyarakat dengan ikut mengawasi dan mengadukan kepada KPI apabila ada tanyangan yang dinilai tidak pantas," ungkapnya. Azimah menyarankan kepada masyarakat untuk mengadukan kepada KPI Pusat maupun daerah, membuat surat pembaca ataupun melakukan gugatan secara langsung. Pengaduan juga bisa melalui email pada [email protected] [cin/arr] Artikel terkait Studium Generale FISIP 2017, Demokrasi dan Otonomi Daerah perlu diefektifkan di Indonesia Reelozind, Screening Festival Film Indonesia-Australia Sosiologi UNS Belajar Penelitian Big Data dari Laboratorium Terpadu FISIP Penjajakan Kerjasama FISIP UB dan Deakin University Jurusan HI Peringati Keberagaman dalam Konferensi ASEAN