ekstraksi ciri pada isyarat suara jantung menggunakan

advertisement
Media Informatika, Vol. 6, No. 1, Juni 2008, 71-84
ISSN: 0854-4743
EKSTRAKSI CIRI PADA ISYARAT SUARA JANTUNG
MENGGUNAKAN POWER SPECTRAL DENSITY BERBASIS
METODE WELCH
Yul Antonisfia1, Romi Wiryadinata2
Pengajar, Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang, Sumatera Barat
2Mahasiswa Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta
Website: http://wiryadinata.web.id; e-Mail: [email protected]
1Staf
ABSTRAK
Telah dilakukan ekstraksi ciri data EKG untuk jantung murmur dan normal dengan
mengklasifikasikan 24 isyarat murmur dan beberapa jantung normal. Perekaman
menggunakan stetoskop dengan penguat berlebar bidang 1 kHz direkam suara jantung
normal dari beberapa orang sampel dan untuk melengkapi data murmur patalogis maka didownload suara murmur jantung dari situs internet. Isyarat suara jantung kemudian
dianalisis spektral dayanya untuk diekstraksi ciri dan dicari beberapa resolusi spectral-nya.
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa dengan ekstraksi ciri menggunakan metode
spektral dapat membedakan suara jantung normal dan murmur. Keberhasilan isyarat yang
bercampur derau dengan SNR 10 dB dapat mencapai 90% dengan resolusi 125 cacah
cuplikan frekuensi. Makin besar derau yang mempengaruhi isyarat suara jantung (SNR
makin kecil) maka keberhasilan pengujian semakin mengecil.
Kata kunci: Ekstraksi Ciri, EKG, PSD Metode Welch
1.
PENDAHULUAN
Serangan jantung masih menempati urutan pertama penyebab kematian
dibanyak tempat di dunia. Gejala abnormalitas jantung (murmur) seringkali datang
secara tiba-tiba, oleh karena itu pengenalan secara dini terhadap penyakit jantung
dapat membantu untuk terhindar dari serangan jantung. Sampai saat ini dokter
masih menggunakan isyarat suara jantung untuk memantau kinerja jantung
dengan menggunakan stetoskop yang penggunaannya menghasilkan suara yang
lemah, oleh sebab itu untuk mendiagnosis diperlukan kepekaan dan pengalaman,
selain itu keterbatasan fisik juga sangat mempengaruhi hasil interpretasi hingga
hasil diagnosis sangat dipengaruhi oleh subyektivitas dokter (Anonim, 2004).
Suara jantung yang didengar oleh dokter dengan menggunakan stetoskop
sebenarnya terjadi pada saat penutupan katup. Kejadian ini dapat menimbulkan
anggapan yang keliru bahwa suara tersebut disebabkan oleh penutupan daun
katup tersebut, tetapi sebenarnya disebabkan oleh efek arus pusar (eddy) dalam
darah akibat penutupan katup tersebut (Carr, 2001). Suara jantung normal
mempunyai rentang frekuensi antara 20 Hz hingga 200 Hz, sedangkan suara
jantung abnormal mempunyai rentang frekuensi hingga 1000 Hz. Salah satu jenis
Media Informatika, Vol. 6, No. 1, Juni 2008, 71-84
71
regurgitasi menyebabkan murmur dalam rentang 100 hingga 600 Hz dan bahkan
untuk jenis murmur tertentu hingga 1000 Hz (Cromwell, 1980).
Pada penelitian ini ekstraksi ciri dilakukan dengan mencari rapat spektral
daya (Power Spectral Density, PSD) dari isyarat suara jantung kemudian hasil
berupa himpunan PSD nantinya dapat dilanjutkan pada penelitian berikutnya
menggunakan beberapa metode dan algoritma kecerdasan buatan untuk
pengenalan, klasifikasi, maupun proses lainnya, sehingga penelitian ini membatasi
permasalahan untuk bagaimana mengklasifikasikan isyarat suara jantung dengan
menggunakan metode PSD untuk ekstraksi ciri dengan menggunakan parameterparameter yang diantaranya adalah frekuensi, cacah cuplikan dan SNR.
Beberapa penelitian tentang isyarat suara jantung yang pernah dilakukan
sebelumnya diantaranya adalah seperti yang dilakukan Widodo dan Soesanti pada
tahun 2004 yang melakukan penelitian untuk merealisasikan sistem akuisisi,
pengolahan, dan analisis isyarat suara jantung dengan metode spektral dan alihragam gelombang singkat. kemudian Widodo (2005) mengaplikasikan ANN
(Articial Neural Network) untuk klasifikasi murmur jantung. Penelitian juga
dilakukan oleh Jumnahdi pada tahun 2006 untuk mengklasifikasikan isyarat
murmur jantung berbasis ANN metode LVQ (Learning Vector Quantization) dengan
ekstraksi ciri menggunakan FFT (Fast Fourier Transform). Pada penelitian ini
mencoba untuk mengekstraksi ciri isyarat murmur jantung dengan mencari rapat
spektral daya.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat membantu untuk
mendeteksi dan mengklasifikasikan kelainan jantung setelah melalu proses
ekstraksi ciri. Hasil dari penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khusunya pada bidang
instrumentasi medis dengan memanfaatkan kolaborasi penelitian antara bidang
kedokteran dengan bidang instrumentasi elektronis. Menurut batasan dari America
College of Cardiologi, murmur adalah rangkaian panjang vibrasi suara yang
bervariasi dalam intensitas, frekuensi, kualitas, konfigurasi dan lamanya.
Joewono (2003) menyatakan murmur disebabkan oleh adanya turbulensi
Eddie’s current dan pembentukan gelembung dalam sistem sistem sirkulasi.
Widodo pada tahun 2005 pada penelitiannya mengatakan bahwa Articial Neural
Network dapat membedakan dengan baik suara jantung normal dan beberapa
murmur. Makin tinggi resolusi spektral isyarat maka keberhasilan klasifikasi
semakin meningkat, sedangkan Efendi (2000) menganalisa isyarat EKG
(Elektrokardiogram), mendeteksi dan membuat instrument monitoring abnormalitas
isyarat EKG yang akan menghasilkan banyak atau macam-macam pola. Tahun
2002 Hasani telah menganalisis isyarat EKG yang digunakan untuk mendeteksi
kondisi jantung pasien. Pada penelitiannya berbagai kondisi jantung yang
merupakan isyarat elektronis disimpan dalam bentuk data sehingga
pengelompokan dilakukan berdasarkan klasifikasi tersebut dan Jumnahdi (2006)
mengklasifikasi isyarat murmur jantung yang pada penelitiannya menggunakan
jaringan syaraf tiruan dengan LVQ (Learning Vector Quantization) dan ekstraksi ciri
menggunakan FFT sebagai metode pengenalan untuk membedakan isyarat
jantung normal, abnormal dan murmur.
72
Antonisfia & Wiryadinata – Ekstraksi Ciri Isyarat Suara Jantung dengan PSD Metode Welch
2. DASAR TEORI
2.1
Jantung Sebagai Sumber Isyarat Bioelektris
Jantung adalah organ muscular berlubang yang berfungsi sebagai pompa
ganda sistem kardiovaskular. Sisi kanan jantung memompa darah ke paru
sedangkan sisi kiri jantung memompa darah keseluruh tubuh. Berat jantung
normal sekitar 1 pon (0,45 kg) atau sebesar tinju orang dewasa dan terletak
didalam rongga dada diantara ruang dada (sternum kolumna vertebralis) (Atwood,
1996).
Jantung manusia terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian kiri dan bagian
kanan. Kedua bagian jantung ini dipisahkan oleh septum. Masing-masing bagian
dibagi lagi menjadi dua ruangan yaitu serambi jantung (atria) yang terletak
disebelah atas dan bilik jantung (ventricle) yang terletak disebelah bawah. Seperti
yang terdapat pada (Gambar 1) dibawah ini, jantung mempunyai empat katup
utama yang terbuat dari jaringan endokardium. Katup merupakan bangunan yang
mirip penutup yang membuka dan menutup sebagai respon terhadap pemompaan
jantung dengan membuka dan menutup katup memungkinkan darah bergerak
keseluruh jantung, paru dan mencegah aliran darah kembali.
Gambar 1. Katup-katup Jantung
2.2
Isyarat Suara Jantung
Detak jantung menghasilkan 2 suara yang berbeda yang dapat didengarkan
pada stetoskop yang sering dinyatakan dengan lub-dub. Suara lub disebabkan oleh
penutupan katup tricuspid dan mitral (atrioventrikular) yang memungkinkan aliran
darah dari serambi jantung (atria) ke bilik jantung (ventricle) dan mencegah aliran
balik. Umumnya hal ini disebut suara jantung pertama (S1), yang terjadi hampir
bersamaan dengan timbulnya QRS dari elektrokardiogram dan terjadi sebelum
periode jantung berkontraksi (systole). Suara dub disebut suara jantung ke-dua (S2)
dan disebabkan oleh penutupan katup semilunar (aortic dan pulmonary) yang
membebaskan darah ke sistem sirkulasi paru-paru dan sistemik.
Katup ini tertutup pada akhir systole dan sebelum katup atrioventikular
membuka kembali. Suara S2 ini terjadi hampir bersamaan dengan akhir
gelombang T dari EKG, suara jantung ke-tiga (S3) sesuai dengan berhentinya
pengisian atrioventikular, sedangkan suara jantung ke-empat (S4) memiliki korelasi
Media Informatika, Vol. 6, No. 1, Juni 2008, 71-84
73
dengan kontraksi atria. Suara S4 ini memiliki amplitudo dan komponen frekuensi
rendah seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Contoh grafik EKG (A: normal, B sampai F: Abnormal/murmur)
Jantung abnormal menghasilkan suara tambahan yang disebut murmur yang
disebabkan oleh pembukaan katup yang tidak sempurna atau memaksa darah
melewati bukaan sempit (stetonic) atau oleh regurgitasi yang disebabkan oleh
penutupan katup yang tidak sempurna dan mengakibatkan aliran balik darah,
dalam masing-masing kasus suara yang timbul adalah akibat aliran darah dengan
kecepatan tinggi yang melewati bukaan sempit. Penyebab lain terjadinya murmur
adalah adanya kebocoran septum yang memisahkan jantung bagian kiri dan kanan
sehingga darah mengalir dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan sehingga
menyimpangkan sirkulasi sistemik (Anonim, 2004).
Gambar 2 bagian B sampai F menunjukan rekaman suara jantung abnormal
dan beberapa contoh jenis murmur. Suara jantung normal mempunyai rentang
frekuensi antar 20-200 Hz, sedangkan suara jantung abnormal mempunyai rentang
frekuensi hingga 1000 Hz. Suara jantung S1 terdiri atas energi dalam rentang
frekuensi 30-45 Hz, yang sebagian besar berada dibawah ambang dengar. Suara
jantung S2 biasanya memiliki nada lebih tinggi dengan energi maksimum berada
dalam rentang 50-70 Hz. Suara jantung S3 merupakan vibrasi yang sangat lemah
dengan hampir semua energinya dibawah 30 Hz. Sedangkan murmur sering
menghasilkan suara dengan nada yang lebih tinggi.
Tabel 1. Jenis-jenis jantung abnormal/murmur
No
1
Nama suara jantung
Acute rheumatic fever
2
Aortic insufficiency loud
systolic ejection murmur, third sound
3
Aortic stenosis opening snap
of aortic early systolic ejection sound
74
Penjelasan
Demam rematik akut, penyakit peradangan akut yang
dapat menyertai faringitis yang disebabkan oleh
streptococcus beta-hemolyticus grup A, cendrung
berulang, dan sebagai penyebab terpenting penyakit
jantung didapat pada anak dan dewasa muda
Katup aorta tidak dapat menutup dengan sempurna
dengan bising yang keras waktu fase ejeksi
sistolik bunyi jantung ketiga
Pembukaan katup aorta tidak sempurna dengan bunyi
pembukaan katup aorta pada pada fase ejeksis sistolik
dini
Antonisfia & Wiryadinata – Ekstraksi Ciri Isyarat Suara Jantung dengan PSD Metode Welch
Tabel 1. lanjutan...
No
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Nama suara jantung
Atrial septal defect abnormal splitting of
Coarctation of aorta systolic murmur
Complet heart block slow heart rate,
varying first sound
Mitral regurgiation holosystolic
murmur
Mitral regurgiation late systolic
murmur crecendo type
Mitral regurgiation mid systolic click
and late systolic murmur
Mitral regurgiation systolic murmur,
crescendo type
Mitral regurgiationand mitral stenosis
all sound features of mitral stenosis and
mitral regurgitation
Mitral regurgiattion systolic
murmur, hight piched and
blowing type
MItral regurgitation systolic
Murmur
MItral regurguition third heart sound
Mitral stenosis accentuated first
Mitral stenosis opening snap
Mitral stenosis presystolic
Murmur
Mitral stenosis short middiastolic
Patent ductus arteriosus
continuous machinery murmur
Pulmonary stenosis harsh systolic
ejection murmur
Right bundle branch block of first
sound
Systemic hypertension
accentuated second sound
Tricuspid regurgitation
holosystolic murmur
Ventricular sepatal defect
continuous murmur
Penjelasan
Bunyi jantung terbelah yang abnormal
Coartasio aorta dengan bising pada fase sistolik
Blok jantung total dengan frekuensi jantung rendah,
bunyi jantung pertama bermacam-macam.
Mitral regurgitasi dengan bising holosistolik
Mitral regurgitasi dengan bising diakhir sistolik tipe
crescendo
Mitral regurgitasi dengan bunyi klik ditengah sistolik dan
bising diakhir sistolik
Mitral regurgitasi dengan bising sistolik tipe crescendo
Mitral regurgitasi dan mitral stenosis dengan
menonjolkan semua bunyi semua bunyi mitral stenosis
dan mitral regurgitasi
Mitral regurgitasi dengan bising sistolik
tipe hight piched dan blowing
Mitral regurgitasi dengan bising sistolik
Mitral stenosis dengan bunyi jantung Ketiga
Mitral stenosis dengan menonjolkan bunyi jantung
pertama
Mitral stenosis dengan opening snap
Mitral stenosis dengan bising pansistolik
Mitral stenosis dengan tengah diastolic
yang singkat
bising khas seperti sebuah
kereta api memasuki terowongan
Pulmonary dengan bising ejeksi sistolik
yang keras
Right bundle branch blok dengan bunyi
jantung pertama
Hipertensi sistemik dengan menonjolkan
bunyi jantung kedua
Triscupidal regurgitasi dengan bising holosistolik
Ventrikel septal defek dengan bising yang
bersifat kontinyu
2.3
spektrum Daya
Salah satu komponen yang dapat diambil dari isyarat adalah spektrum
frekuensinya dengan cara mentransformasikan suatu isyarat dari kawasan waktu
ke kawasan frekuensi sehingga akan diperoleh sekumpulan informasi tentang
frekuensi yang terkandung dalam isyarat tersebut, transformasi yang digunakan
adalah transformasi Fourier.
Mendapatkan spektrum frekuensi dari isyarat suara jantung dapat
dilakukan dengan menggunakan transformasi Fourier tetapi menghitung secara
langsung menggunakan FFT tidak efisien karena disebabkan waktu komputasi
yang akan menjadi sangat besar. Oleh karena itu digunakan metode untuk
mendapatkan spektrum frekuensi isyarat yaitu perhitungan estimasi spektrum
daya.
Media Informatika, Vol. 6, No. 1, Juni 2008, 71-84
75
Rapat spektral memiliki sifat yang acak yang berarti tidak periodis maka
spektrum isyarat dilandasi analisis Fourier (untuk isyarat periodis) yang disebut
proses acak karena periodis dengan periode dari -8 hingga 8. Maka bila komponen
frekuensi semula adalah n = n2pf0 = n2p/ T dengan T adalah 8 dan f0 adalah 0. Nilai
koefisien yang sebelumnya dapat ditulis,
2.4
Periodogram Metode Welch
Metode ini pertama sekali dikemukakan oleh Welch (1967). Isyarat masukan
dibagi menjadi segmen–segmen yang pendek dan perhitungan periodogram
dilakukan berdasarkan perhitungan FFT, dengan demikian untuk mencari estimasi
spektrum daya dapat dilakukan dengan perhitungan yang lebih efisien. Setiap
segmen data dimodifikasi dengan mengalikan pada suatu fungsi jendela (window),
sebelum dilakukan perhitungan periodogram. Selanjutnya periodogram yang
telah dimodifikasi ini dirata-ratakan dan akan menghasilkan estimasi spektrum
yang lebih baik.
Untuk data x(n), 0≤ i ≤ K, dibagi menjadi K segmen dengan panjang masingmasing adalah M, sehingga N = KM, maka diperoleh x(i)(n)=x(n+iM-M), untuk 0 ≤
n ≤M-1 dan 1 ≤ i ≤ K, jadi perhitungan untuk K sampel periodogram adalah:
sedangkan estimasi spektrum daya dinyatakan dengan
Estimasi akan mendekati nilai sebenarnya jika K sangat besar, ini berarti
jumlah periodogram dibuat sebanyak mungkin namun resolusi frekuensi yang
dihasikan menjadi turun. Pada persamaan (4) segmen data saling bebas dan untuk
mendapatkan nilai yang lebih baik maka bingkai (frame) data diatur saling
bertumpukan (overlap). Untuk N sampel data deretan masukan x(n) dipecah ke
dalam segmen–segmen dengan panjang M data dimulai dengan D bagian data,
dengan kata lain segmen–segman data tersebut akan saling bertumpukan
sepanjang D data. Jika segmen pertama adalah, dengan n = 0, 1, … , M-1 maka
secara umum segmen berikutnya adalah:
, untuk i = 0, 1, …, K-1 dan N = 0, 1, …, M-1
(5)
Pada persamaan (11) terlihat bahwa akan terdapat K segmen dari seluruh panjang
data N, sehingga panjang total data N adalah:
(6)
76
Antonisfia & Wiryadinata – Ekstraksi Ciri Isyarat Suara Jantung dengan PSD Metode Welch
Agar dapat diproses secara langsung dengan FFT maka besar M dipilih
angka kelipatan dua (2n), dan untuk menekan variansi pada hasil estimasi
dilakukan saling cakup (overlap) data sebesar r = 50%, sedangkan perhitungan
modifikasi periodogram untuk masing-masing segmen untuk i = 1, 2, …, K dan k
= 0, 1, … , M-1 pada persamaan (7 dan 8) adalah:
Sehingga periodogram atas K-segmen yang telah dimodifikasi adalah
dan estimasi spektrum diperoleh dari rata-rata periodogram diatas, yaitu
Sedangkan nilai harapan (expected value) atas periodogram yang dimodifikasi
adalah
Sehingga nilai harapan atas estimasi adalah kerapatan PSD yang dikonvolusikan
dengan kuadrat dari magnitude fungsi window.
Sampling atau pencuplikan adalah proses pengukuran besaran nilai dengan
interval waktu yang sama. Isyarat sampling berisi informasi yang lengkap dan jelas
selama frekuensi sampling tidak kurang dari dua kali frekuensi tertinggi dari
sumber isyarat, hal ini dapat ditunjukan secara matematis jika sumber isyarat
mempunyai spektrum isyarat yang dicuplik berisi semua informasi tentang
sumber isyarat karena spektrum isyarat serupa dengan sumber isyarat dalam
bidang fs + B subspektra dari isyarat tercuplik akan overlap atau saling tindih satu
sama lain, dan hal ini akan mengakibatkan kehilangan informasi tentang sumber
isyarat asli, kejadian ini disebut distorsi aliasing.
Kuantisasi adalah suatu proses dimana pencuplikan analog diklasifikasikan
kedalam sejumlah interval kuantisasi. Tiap-tiap interval diwakili dengan suatu
nilai tertentu yang disebut nilai kuantisasi, dimana nilai ini sama dengan sampling
yang dibentuk pada penerjemahan. Interval kuantisasi adalah suatu interval atau
jangkauan nilai yang membagi jangkauan kerja. Jangkauan kerja adalah jangkauan
nilai isyarat analog yang memenuhi syarat kemudian dibagi kedalam intervalinterval kuantisasi.
3.
LANGKAH PERCOBAAN
Estimasi spektrum daya dengan metode Welch adalah dengan menghitung
DFT atas runtun x(n) dan kemudian mengambil magnitude kuadrat dari hasil DFT
Media Informatika, Vol. 6, No. 1, Juni 2008, 71-84
77
tersebut. Algoritma untuk pengolahan isyarat suara jantung menggunkan metode
Welch yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Isyarat suara jantung dibagi menjadi segmen-segmen (x(n), K-segmen)
2. Setiap segmen data dimodifikasi dengan mengalikan pada suatu fungsi
window
3.
k = 0, 1, 2, … , n-1 dan n = jumlah elemen tiap window
Selanjutnya dengan FFT diperoleh nilai power spektrum
4.
PSD diperoleh dengan
Pada awal penelitian suara jantung diperoleh dengan menggunakan
stetoskop dan penguat berlebar bidang 1 kHz yang direkam dari suara jantung
normal beberapa orang. Untuk melengkapi data murmur patologis data juga
diperoleh dengan men-download suara jantung dari situs internet pada alamat
http://www.sci.sdsu.edu/multimedia/heartsounds.
Analisis isyarat dengan PSD berfungsi untuk mendapatkan ekstraksi ciri
dari isyarat suara jantung. PSD kemudian dilakukan analisis menggunakan
metode Welch diantaranya yaitu dengan membagi isyarat menjadi segmensegmen, mengalikan pada suatu fungsi window, mentransformasikannya dan
kemudian dikuadrat dan dirata-ratakan untuk memperoleh pola dalam daerah
frekuensi yang dilakukan normalisasi terlebih dahulu terhadap isyarat PSD.
4.
PERCOBAAN DAN DISKUSI
Penelitian yang telah dilakukan meliputi proses ekstraksi ciri terhadap data
dengan mencari PSD isyarat suara jantung. Isyarat PSD dinormalisasi agar
menghasilkan amplitudo 0 sampai 1 dan pola yang dihasilkan lebih tampak.
Frekuensi di-diskritkan dengan mencuplik PSD dalam beberapa cuplikan (20, 40,
50, 80, 100,125 dan 200 cuplikan) dengan interval pencuplikan 50, 25, 20, 12.5, 10, 8,
dan 5 Hz sehingga daerah frekuensi yang digunakan adalah dari 0 hingga 1000 Hz
(20 x 50 Hz). Berikut di bawah ini (Gambar 3) sampai (Gambar 6) adalah contoh
bentuk gelombang dan hasil pengolahan isyarat suara jantung normal.
Pada (Gambar 5) magnitude yang dihasilkan sudah bernilai antara 0 dan 1.
Pada dasarnya proses normalisasi dilakukan agar nilai amplitudo maksimum
sama dengan satu. Selain itu proses ekstraksi ciri juga merupakan pra-proses yang
salah satunya bertujuan untuk mengurangi beban komputasi, maka pencuplikan
(diskretisasi frekuensi) dari isyarat ternormalisai dilakukan dalam 20 cuplikan
dengan interval pencuplikan 50Hz (Gambar 6).
78
Antonisfia & Wiryadinata – Ekstraksi Ciri Isyarat Suara Jantung dengan PSD Metode Welch
Gambar 3. Isyarat jantung normal dalam kawasan waktu
Gambar 4. Isyarat jantung normal dengan PSD metode Welch
Gambar 5 Normalisasi isyarat PSD jantung normal
Media Informatika, Vol. 6, No. 1, Juni 2008, 71-84
79
Gambar 6. Isyarat tercuplik jantung normal
Berikut di bawah ini (Gambar 7) sampai (Gambar 4.12) adalah hasil ekstraksi
ciri dari isyarat jantung murmur dengan mengambil contoh isyarat jantung
murmur jenis 2 atau Aortic insufficiency loud systolic ejection murmur third sound
murmur seperti yang terdapat pada (Tabel 1) di atas.
Gambar 7. Isyarat jantung murmur dalam kawasan waktu.
Gambar 8. Isyarat jantung murmur dengan PSD metode Welch
Pada (Gambar 9) dan (Gambar 10) sama dengan proses pada (Gambar 5)
dan (Gambar 6) hanya menggunakan data isyarat jantung murmur jenis 2.
80
Antonisfia & Wiryadinata – Ekstraksi Ciri Isyarat Suara Jantung dengan PSD Metode Welch
Gambar 9. Normalisasi isyarat PSD jantung murmur
Gambar 10. Isyarat tercuplik jantung murmur
(Gambar 11) sampai (Gambar 14) berikut ini sama dengan langkah dan
proses sebelumnya yaitu (Gambar 7) sampai (Gambar 10) tetapi dengan
ditambahkan derau.
Gambar 11. Isyarat jantung murmur 2 ditambah derau.
Media Informatika, Vol. 6, No. 1, Juni 2008, 71-84
81
Gambar 12. Isyarat jantung murmur dengan PSD metode Welch ditambah derau
Gambar 13. Normalisasi isyarat PSD jantung murmur ditambah derau
Gambar 14. Isyarat tercuplik jantung murmur ditambah derau
Untuk memperoleh hasil ekstraksi ciri, isyarat suara jantung diolah dengan
PSD yang mentransformasi isyarat dalam kawasan waktu kedalam kawasan
frekuensi, rapat spektral daya (PSD) diolah menggunakan metode Welch (pwelch),
dan isyarat PSD yang berupa isyarat dalam kawasan frekuensi yang ternormalisasi
82
Antonisfia & Wiryadinata – Ekstraksi Ciri Isyarat Suara Jantung dengan PSD Metode Welch
dan nilai amplitudo yang bervatiasi dengan dereten matriks 4097 titik. Elemen
vektor yang dihasilkan adalah:
0.0009 0.0283 0.7236 0.0016 0.0043 0.0015 0.0017 0.0003 0.0001 0.0001 0.0000
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Dari data diatas dapat diamati bahwa nilai yang paling besar ada pada
interval ketiga, ini berarti bahwa informasi untuk isyarat ini ada disekitar
frekuensi 150 Hz. Vektor ini merupakan komponen matriks yang akan menjadi
masukan bagi proses berikutnya.
5.
SIMPULAN
Telah dilakukan ekstraksi isyarat jantung normal dan murmur dengan
menggunakan rapat spektral daya atau PSD(Power Spectral Density) dengan
keberhasilan mencapai 90 % pada pengujian menggunakan isyarat suara jantung
yang telah ditambahkan derau yang mempunyai SNR 10 dB pada 50 data yang
sama.
Semakin besar cacah cuplikan (resolusi spektral makin tinggi) maka
keberhasilan semakin meningkat sampai pada batas 125 cuplikan dimana kenaikan
cacah cuplikan tidak lagi meningkatkan keberhasilan.
Makin besar derau yang mempengaruhi isyarat suara jantung (SNR makin
kecil) maka keberhasilan pengujian semakin mengecil.
PUSTAKA
Anonim. (2004). Heart Sounds, diperoleh pada bulan september 2007 pada alamat:
http://www.sci.sdsu.edu/multimedia/heartsounds.
Atwood, S., Stanton C., dan Storey J. (1996). Pengenalan Dasar Distrima Jantung,
terjemahan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Carr J.J., and J.M. Brown. (2001). Introduction to Biomedical Equipment Technology,
Prentice Hall, New Jersey.
Jumnahdi, M. (2006). Klasifikasi Isyarat Murmur Jantung Berbasis Jaringan Syaraf
Tiruan, Tesis, Program Studi Teknik Elektro, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Widodo, T.S. (2006). Akuisisi Pengolahan dan Analisis Isyarat Suara Jantung, Jurusan
Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
DAFTAR ISTILAH
Aorta: pembuluh darah besar yang langsung berhubungan dengan ventrikel
jantung untuk mengalirkan darah keseluruh tubuh.
Aorta stenosis: pembukaan katup aorta tidak sempurna.
Aorta insufisiensi: katup aorta tidak menutup dengan sempurna sehingga terjadi
aliran balik dari aorta pada fase diastolic.
Mitral stenosis: pembukaan katup mitral tidak sempurna.
Mitral regurgitasi: katup mitral tidak menutup sempurna waktu sistolik.
Media Informatika, Vol. 6, No. 1, Juni 2008, 71-84
83
Atrium septal defek: kelainan anatomi jantung akibat terjadi kesalahan pada jumlah
absorbsi dan proliferasi jaringan pada tahap perkembangan pemisahan rongga
atrium menjadi atrium kanan dan kiri.
Ventrikel septal defek: kelainan jantung bawaan akibat septum tidak menutup
sempurna atau ada lobang yang disebut foramen ovale tidak menutup
sempurna (terdapat perbedaan tekanan pada saat sistolik).
Septum: pembatas antara ruang ventrikel kiri dan kanan.
Sistolik (suara jantung 1): dihasilkan saat pengeluaran darah dari ventrikel jantung
waktu jantung berkontraksi untuk diedarkan keseluruh tubuh.
Early sistolik: diawal fase.
Mid sistolik: ditengah fase.
Late sistolik: diakhir fase.
Holosistolik/pansistolik: disepanjang fase.
Diastolik (suara jantung ke-2): dihasilkan waktu relaksasi ventrikel dan menutupnya
katup aorta dan pulmonalis.
Hight pitch: bising jantung yang timbul akibat darah mengalir dari ruangan
bertekanan tinggi ke rendah dan melewati lobang kecil
Opening snap: sumber bunyi yang berasal dari pembukaan katup mitral atau
triskupidal yang abnormal.
Blowing: bising yang terdengar bersifat meniup.
Crescendo: intensitas menaik.
Decrescendo: intensitas menurun.
84
Antonisfia & Wiryadinata – Ekstraksi Ciri Isyarat Suara Jantung dengan PSD Metode Welch
Download