KOMUNIKASI KELOMPOK PADA KOMUNITAS

advertisement
KOMUNIKASI KELOMPOK PADA KOMUNITAS MUSIK
INDIE
(Fungsi Komunikasi Kelompok pada Komunitas Musik Indie Kirana di
Jalan Darussalam kota Medan)
Reza Fiezry Lubis
080904132
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Komunikasi Kelompok pada Komunitas Musik Indie (Fungsi
Komunikasi Kelompok pada Komunitas Musik Indie Kirana di Jalan Darussalam kota
Medan). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti fungsi Komunikasi Kelompok didalam
komunitas serta penerapannya didalam aktivitas para anggota komunitas. Fungsi fungsi yang
digambarkan berupa, Fungsi Hubungan Sosial, Fungsi Pendidikan atau Pembagian Informasi,
Fungsi Persuasi, Fungsi Pemecahan Masalah dan Pembuatan Keputusan, serta Fungsi Terapi.
Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan
memakai wawancara mendalam dan observasi sebagai alat pengumpulan data. Subjek
penelitian merujuk pada masalah yang diteliti yaitu para anggota komunitas musik indie
Kirana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para anggota didalam komunitas secara
langsung maupun tidak langsung menggunakan fungsi fungsi komunikasi kelompok yang
terdapat didalam komunitas, seperti menjadikan komunitas sebagai tempat untuk membentuk
hubungan sosial yang baru kepada anggota yang lainnya, saling berbagi informasi yang
penting kepada sesama anggota didalam komunitas, menjadikan komunitas sebagai sarana
dalam pencarian solusi dan membuat keputusan, merubah pola pikir anggotanya, serta
memperbaiki sifat dan perilaku dari anggota nya dengan dorongan dari komunitas.
Kata kunci :
Komunitas musik indie, Fungsi komunikasi kelompok.
1. Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai sifat dasar untuk saling berinteraksi satu
sama lain. Hal inilah yang mendorong manusia untuk terlibat dalam sebuah proses
komunikasi, terutama komunikasi kelompok. Burgoon dan Ruffner dalam bukunya, A
Revisian of Approaching Speech/Communication, memberi batasan komunikasi kelompok
sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau
tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan
masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya
dengan akurat (Sendjaja, 2005: 3.3).
1
Berdasar kepada sifat manusia yang menyukai hidup berkelompok, berbagai macam
kelompok pun terbentuk dan mempunyai karakteristik serta tujuannya masing masing, seperti
para anggota komunitas musik indie KIRANA yang mempunyai kegemaran yang sama yaitu
bermusik, dalam kegiatan sehari hari mereka juga saling berbagi informasi mengenai musik
yang mereka suka, saling berbagi ilmu dalam keahlian bermusik, pinjam meminjam alat
musik sesama anggota yang membutuhkan, membantu menyelesaikan permasalahan anggota
yang lain dan juga membantu mendistribusikan album album teman mereka sesama anggota
di komunitas tersebut. Melihat manfaat manfaat itu, maka para anggota juga tetap menjaga
kesolidan komunitas mereka sampai sekarang ini. Tentunya dalam kelompok itu, pasti ada
proses komunikasi yang berlangsung. Proses komunikasi kelompok akan memunculkan
fungsi fungsi komunikasi kelompok. Fungsi ini akan berpengaruh penting dalam kelancaran
proses komunikasi yang ada dalam kelompok itu. Fungsi komunikasi kelompok itu adalah
fungsi pendidikan dalam kelompok, dapat menambah pengetahuan anggota kelompok
lainnya. Fungsi hubungan sosial dapat membentuk hubungan antara individu yang tadinya
kurang akrab menjadi lebih akrab dalam kelompok tersebut. Fungsi pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan dapat membantu anggota dalam kelompok itu dalam menentukan
suatu pilihan yang akan dia pilih dan menyelasaikan masalah yang di hadapinya. Fungsi
Terapi dapat membantu individu didalam kelompok untuk mencapai perubahan yang positif
bagi dirinya.
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap komunitas musik indie Kirana
dengan alasan, bahwa dinamika dari komunikasi kelompok yang terbentuk didalam
komunitas tersebut, memunculkan fungsi fungsi komunikasi kelompok yang terdiri dari
fungsi hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan, serta fungsi terapi, Berdasarkan uraian di atas, dalam melaksanakan penelitian,
penulis memilih objek penelitian adalah sebuah komunitas musik indie “KIRANA” di kota
Medan, dan subjek penelitian yang penulis pilih adalah peran dari fungsi fungsi komunikasi
kelompok yang terjalin kepada anggota di dalam komunitas tersebut.
2. Kajian Pustaka
Penelitian ini menggunakan paradigma kontruktivis. Menurut paradigma
konstruktivis, realitas sosial yang di amati oleh seseorang tidak dapat di generalisasikan pada
semua orang seperti yang di lakukan oleh kaum positivis.
2.1 Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari dua atau tiga orang
bahkan lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif di antara mereka satu sama
lainnya, terutama kelompok primer, intensitas hubungan di antara mereka merupakan
persyaratan utama yang dilakukan oleh orang orang dalam kelompok tersebut.
2.2 Komunitas
Istilah kata Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berasal dari kata
dasar communis yang artinya masyarakat, public atau banyak orang. Bagi kebanyakan
orang, kata komunitas akan memasukkan sebentuk perasaan memiliki atau perasaan
diterima dan dihargai dalam lingkup kelompok tersebut.
2
2.3 Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang
dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi dan sebagainya
(Anwar Arifin, 1984). Komunikasi kelompok merupakan hubungan antara manusia dengan
masyarakat secara dialektis dan eksternalisasi, obyektifitas, dan internalisasi. Eksternalisasi
adalah pencurahan kehadiran manusia, baik dalam aktifitas maupun mentalitas. Melalui
eksternalisasi, manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Obyektifitas
adalah disandangnya produk – produk aktifitas suatu realitas yang berhadapan dengan para
produsennya sendiri. Internalisasi adalah peresapan kembali realitas oleh manusia dan
mentransformasikannya sekali lagi struktur struktur dunia obyektif ke dalam struktur struktur
kesadaran obyektif (Peter L. Berger, 1991).
2.4 Fungsi fungsi Komunikasi Kelompok
Menurut Sendjaja (2005: 3.8), keberadaan suatu kelompok dalam suatu masyarakat
dicerminkan oleh adanya fungsi-fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi-fungsi tersebut
antara lain adalah, fungsi hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah dan
pembuat keputusan, serta terapi. Semua fungsi ini di manfaatkan untuk kepentingan
masyarakat, kelompok dan para anggota kelompok itu sendiri.
1. Fungsi pertama adalah menjalin hubungan sosial dalam artian bagaimana kelompok
tersebut dapat membentuk dan memelihara hubungan antara para anggotanya dengan
memberikan kesempatan melakukan berbagai aktivitas rutin yang informal, santai,
dan menghibur.
2. Fungsi kedua adalah pendidikan yang mana mempunyai makna bagaimana sebuah
kelompok baik secara formal maupun informal berinteraksi untuk saling bertukar
pengetahuan. Fungsi pendidikan ini sendiri sangat bergantung pada 3 faktor, yang
pertama adalah jumlah informasi yang di kontribusikan oleh setiap anggota, yang
kedua adalah jumlah partisipan yang ikut di dalam kelompok tersebut, dan yang
terakhir adalah berapa banyak interaksi yang terjadi di dalam kelompok tersebut.
Fungsi ini juga akan efektif jika setiap anggota juga dapat memberikan informasi dan
pengetahuan yang berguna bagi anggotanya.
3. Fungsi ketiga adalah persuasi, dalam fungsi ini, seorang anggota berusaha
mempersuasikan anggota kelompok lainnya untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu sesuai dengan apa yang di inginkannya. Seseorang yang terlibat dalam usaha
usaha persuasif didalam kelompoknya memiliki resiko untuk tidak diterima oleh
anggota kelompok nya yang lain, apabila hal yang di usulkannya tersebut
bertentangan dengan norma norma kelompoknya, maka justru dia dapat menyebabkan
konflik di dalam kelompok dan dapat membahayakan posisinya di dalam kelompok
tersebut.
4. Fungsi keempat adalah pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, disini
kelompok berguna untuk mencari solusi dari permasalahan permasalahan yang tidak
dapat di selesaikan oleh anggotanya, serta mencari alternatif untuk menyelasaikan,
3
sedangkan pembuatan keputusan bertujuan untuk memilih salah satu dari banyak nya
alternatif solusi yang keluar dari proses pemecahan masalah tersebut.
5. Fungsi kelima adalah terapi. Kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok
lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi
adalah membantu setiap individu mencapai perubahan persoalannya. Tentunya,
individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna
mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalah membantu dirinya sendiri,
bukan membantu kelompok mencapai konsensus.
John Dewey (Littlejohn, 2011: 344) menjelaskan bahwa fungsi komunikasi kelompok itu
terbagi menjadi 6, antara lain :
1. Mengungkapkan kesulitan.
2. Menjelaskan permasalahan.
3. Menganalisis masalah.
4. Menyarankan solusi.
5. Membandingkan alternatif dan menguji mereka dengan tujuan dan kritertia
berlawanan.
6. Mengamalkan solusi yang terbaik.
Sedangkan Randy Y. Hirokawa dalam Morissan (2009: 142), mengatakan bahwa
kelompok harus mampu melaksanakan empat fungsi untuk dapat menghasilkan keputusan
yang efektif yang terdiri atas :
1. Analisis Masalah
Kelompok biasanya memulai proses pengambilan keputusan dengan mengidentifikasi
dan menilai suatu masalah (identifying and assessing a problem).
2. Penentuan Tujuan
Kelompok harus mengumpulkan dan mengevaluasi informasi (gathers and evaluates
information) terkait dengan masalah yang tengah dihadapi.
3. Identifikasi Alternatif
Pada tahap ini, kelompok membuat berbagai usulan alternative (alternative proposal)
untuk mengatasi masalah.
4. Evaluasi Konsekuensi
Berbagai solusi alternatif yang tersedia kemudian di evaluasi dengan tujuan akhirnya
adalah untuk mengambil keputusan.
3.
Metode Penelitian
4
Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian ini. Riset
kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam dalamnya. Kemudian peneliti akan
menggunakan penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam (depth interview)
dan observasi untuk memperoleh hasil penelitian.
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini berfokus kepada peran dari 5 fungsi komunikasi kelompok
menurut sendjaja yang terjadi di antara anggota dari komunitas musik indie KIRANA di kota
Medan.
3.2 Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti telah memilih 5 orang anggota komunitas musik indie
KIRANA di kota Medan sebagai informan. Dikarenakan mereka merupakan anggota tetap di
komunitas tersebut dan ketika memilih informan itu peneliti sebelumnya telah menyesuaikan
telebih dahulu kriteria-kriteria yang dibutuhkan untuk memillih informan yang sesuai.
Kriterianya antara lain adalah :
1. Bersedia untuk terlibat dalam kegiatan penelitian yang mungkin membutuhkan waktu
y ang lama.
2. Bersedia untuk diwawancara dan direkam aktivitasnya selama wawancara atau
selama penelitian berlangsung
3. Memberikan persetujuan untuk mempublikasikan hasil penelitian.
4. Anggota yang sudah bergabung lebih dari 3 tahun.
5. Anggota komunitas musik KIRANA.
3.3 Kerangka Analisis
KOMUNITAS MUSIK INDIE
KIRANA
KELOMPOK
KOMUNIKASI KELOMPOK
FUNGSI FUNGSI
KOMUNIKASI KELOMPOK
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Adapun teknik pengumpulan data yang akan penulis pakai adalah :
5
1. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
informan atau yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif
lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam
kehidupan informan.
2. Observasi
Pengamatan terlibat (participant observation) adalah studi yang disengaja dan
dilakukan secara sistematis, terencana, terarah pada suatu tujuan di mana pengamat atau
peneliti terlibat langsung dalam kehidupan sehari-hari dari subjek atau kelompok yang
diteliti. Dengan keterlibatan langsung dalam kehidupan sehari-hari tersebut menyebabkan
terjadinya hubungan sosial dan emosional antara peneliti dengan subjek yang diteliti,
dampaknya si peneliti mampu menghayati perasaan, sikap, pola pikir yang mendasari
perilaku subjek yang diteliti terhadap masalah yang dihadapi.
3.4.2 Data Sekunder
Studi literatur yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan mengumpulkan
berbagai macam data kepustakaan dan data kasus, yakni data yang hanya menjelaskan kasuskasus tertentu, dalam arti bahwa data kasus berlaku untuk kasus tersebut serta tidak bertujuan
untuk digeneralisasikan dengan kasus lain dengan radius yang lebih luas. Data kasus lebih
luas dalam mengekspresikan sebuah obyek penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memusatkan penelitian ini pada penelitian
kualitatif dengan perangkat metode analisis domain. Menurut Bungin (2001), teknik analisis
domain digunakan untuk menganalisis gambaran gambaran objek riset secara umum atau
menganalisis di tingkat permukaan, namun relatif utuh tentang objek riset tersebut. Artinya,
teknik ini bertujuan mendapatkan gambaran seutuhnya dari objek yang di riseti, tanpa harus
membuat rincian secara detail unsur unsur yang ada dalam keutuhan objek riset tersebut
(Krisyantono, 2010: 200).
4. Hasil
Berdasarkan hasil wawancara peneliti mengambil kesimpulan bahwa dengan
bergabung di komunitas, para informan merasa diri mereka sudah banyak melakukan
perubahan perubahan positif atas dasar pengaruh dari komunitas nya tersebut. Sebelum
bergabung dengan komunitas ini, informan 1 (Jojo) dan 2 (Aul) termasuk pribadi yang urak
urakan dan kurang mengenal aturan, itu di sebabkan para informan tidak mempunyai satu
panutan untuk mengontrol tingkah laku mereka, bergabung di dalam komunitas, membuat
keduanya menjadi lebih bisa mengontrol diri dan membentuk tata krama di dalam diri
mereka sendiri, serta membangun pola pikir yang lebih bagus dan dewasa dibanding teman
teman seumuran mereka, hal itu di sebabkan oleh kohesi kelompok yang terbentuk oleh
6
situasi di dalam kelompok, informan 1 dan 2 yang berusia jauh lebih muda dari para senior di
dalam komunitas merasa bahwa para senior tidak menelantarkan mereka di dalam komunitas,
para senior terlihat peduli dengan segala perbuatan mereka, para senior juga menekankan
bahwa nama baik komunitas tergantung dari bagaimana para anggotanya membentuk opini
publik dari perilaku para anggotanya di luar komunitas, sehingga perasaan terlindungi dan
proses komunikasi yang bebas membuat informan 1 dan 2 berusaha untuk mendorong diri
mereka agar bisa merubah perilaku serta pola pikir mereka ke arah yang jauh lebih positif
sehingga kelompok sebagai tempat untuk membantu individunya mencapai perubahan betul
betul memberikan perubahan kepada individunya sebagaiman fungsi terapi di dalam
komunikasi kelompok.
Informan 4 (Agek) yang dulunya mengaku merupakan pribadi yang egois, merasa
karena bergabung di komunitas ini dia bisa berusaha untuk merubah perilaku nya, informan 3
(Risad) juga merasa kelompok banyak memberikan perubahan perubahan signifikan kepada
dirinya, seperti dia jadi lebih bertanggung jawab dalam melakukan sesuatu. Dan tentunya
semua informan tidak ada yang merasa rugi dengan semua perubahan yang di berikan
kelompok kepada diri mereka sendiri.
5.1 Simpulan
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah, bahwa didalam terbentuknya
proses komunikasi kelompok didalam komunitas atau kelompok, dapat terlihat bahwa fungsi
fungsi komunikasi kelompok mempunyai peranan penting didalam pembentukan komunikasi
kelompok tersebut. Seperti didalam pembentukan hubungan antara para anggota, komunitas
atau kelompok mempunyai fungsi hubungan sosial yang dimana dapat memfasilitasi interaksi
interaksi dari para anggotanya untuk membentuk hubungan dengan anggota yang lainnya
didalam komunitas yang dibarengi dengan beberapa faktor yaitu : ingin masuk menjadi
bagian kelompok (inclusion), dan juga ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota
kelompok yang lain, yang mana dua faktor ini sangat berhubungan untuk mendukung fungsi
hubungan sosial didalam kelompok. Kemudian fungsi kedua yaitu pendidikan atau
pembagian informasi yang mana komunitas dapat memberikan informasi informasi yang
berguna bagi para anggotanya, yang tentu saja itu semua bisa didapat dengan dukungan dari
faktor faktor seperti : jumlah informasi yang dikontribusikan, jumlah partisipan yang ada
didalam kelompok, dan yang terakhir jumlah interaksi didalam kelompok tersebut.
Fungsi yang ketiga adalah fungsi persuasi, dimana kelompok mendorong anggotanya
untuk mempersuasikan anggota yang lainnya dalam proses penarikan keputusan atau
pengubahan pola pikir sehingga dapat mengikuti sesuai dengan apa yang diinginkannya,
sesuai dengan salah satu dari 3 pengaruh kelompok kepada perilaku komunikasi kelompok,
yaitu konformitas, dimana perubahan perilaku atau kepercayaan menuju ( norma ) kelompok
sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau dibayangkan, sehingga jika semakin banyak
orang didalam kelompok membentuk perilaku dan perkataan yang sama, maka akan muncul
kecenderungan anggotanya akan melakukan dan mengatakan hal hal yang sama.
Fungsi keempat yaitu pemecahan masalah dan pemberian solusi, yang mana
kelompok sebagai tempat bagi para anggota nya untuk berbagi masalah serta mencari solusi
dari setiap permasalahan yang mereka punya, yang mana peranan para anggota anggota
didalam kelompok dapat terkategorikan di antaranya : peranan pemeliharaan kelompok dan
7
juga peranan tugas kelompok. Dan yang terakhir adalah fungsi kelima yaitu fungsi terapi
dimana fungsi ini dapat mendorong anggota atau individu yang ada didalam komunitas untuk
merubah sikap dan sifatnya karena dorongan dari komunitas itu sendiri, seperti yang
disampaikan Beal, Bohlen, dan Audanbaugh (dalam Rakhmat, 2004: 171) tentang
pengkategorian peranan anggota kelompok yaitu peranan individual, berkenaan dengan usaha
anggota kelompok untuk memuaskan kebutuhan individual yang tidak relevan dengan tugas
kelompok, serta ke kohesifitasan kelompok yang didukung oleh 3 faktor yaitu : ketertarikan
anggota secara interpersonal pada satu sama lain, ketertarikan anggota pada kegiatan dan
fungsi kelompok, sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk
memuaskan kebutuhan personal
5.2 Saran
5.2.1 Saran akademis
1. Pada penelitian kualitatif, peneliti harus menyesuaikan metode pengumpulan data
yang akan digunakan dengan lamanya waktu penelitian. Pemilihan metode
pengumpulan data yang tepat akan memudahkan peneliti dalam mendapatkan
informasi.
2. Pemilihan Topik penelitian hendaknya melihat banyaknya referensi yang akan
digunakan terdahulu, referensi yang sedikit akan menyulitkan peneliti dalam
pengolahan data dan penulisan laporan.
3. Dalam pemilihan informan, peneliti harus memilih sesuai dengan karakteristik
pemilihan subjek dan sesuai kebutuhan penelitian. Pemilihan informan yang tepat
akan akan memudahkan peneliti memperoleh data yang diinginkan sesuai dengan
tujuan penelitian.
4. Penentuan waktu penelitian juga sangat penting untuk menjaga keakuratan dari
jawaban yang ingin peneliti dapatkan.
5.2.2 Saran praktis
1. Sebuah komunitas hendaknya dapat memberikan manfaat yang positif bagi setiap
individu yang ada didalamnya, tidak hanya dari sisi apa yang menjadi spesialisasi
komunitas itu saja, tetapi juga dari sisi sosial dan umum, bahkan dari sisi
keagamaan untuk menjaga moral para anggota komunitas itu.
2. Para senior senior didalam komunitas hendaknya selalu dapat menjadi role model
atau panutan bagi para junior nya dalam berperilaku, maka dari itu, para senior
yang ada didalam komunitas hendaknya memeberikan contoh yang baik bagi
juniornya, karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, komunitas sendiri
terkadang sudah mempunyai tempat tersendiri didalam pikiran anggotanya,
komunitas juga sudah termasuk kategori kelompok primer bagi anggotanya,
layaknya sebuah keluarga, seorang adik pasti selalu melihat tingkah laku kakak
ataupun abangnya didalam keluarga dan sedikit banyak juga terpengaruh oleh
tingkah laku kakak atau abangnya, begitu juga dengan para junior didalam
8
komunitas yang sudah menganggap senior senior nya sebagai kakak atau abang
mereka sendiri didalam komunitas itu
DAFTAR REFERENSI
Arifin, Anwar. (1984). Strategi Komunikasi : Suatu Pengantar Ringkas. Bandung:
Armico November 16, 2012, http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/pengertiankomunikasi-kelompok.html
Bungin, Burhan. (2007). Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus
Tekonologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana
Bungin, Burhan. (2010). Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana
Kertajaya, Hermawan (2008). Peran Komunitas Online. Web.bisnis.com
Krisyantono, Rachmat (2010), Teknis Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana
Littlejohn, Stephen. (2011). Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika
Morissan. (2009). Teori Komunikasi Organisasi. Bogor: Ghalia Indonesia
Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
November
16,
2012,
http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/pengertian-komunikasi-kelompok.html
Rakhmat, Jalaluddin. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Sendjaja (2005). Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka
Soekanto, soerjono. Pengantar sosiologi. (2010). Jakarta: rajawali pers
Teori komunikasi, Perspektif ragam & aplikasi, H.Syaiful Rohim, M.Si.
Wiryanto. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia
November
16,
2012,
http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/pengertian-komunikasi-kelompok.html
http://digilib.uin-suka.ac.id/2542/1/BAB%20I,V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
di akses pada Januari 26, 2013
http://psikologikelompok.wordpress.com/2010/10/10/komunikasi-kelompok-danfungsinya/ di akses pada November 26, 2013
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/26846 di akses pada November 29,
2013
9
Download