RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PASCA PENERAPAN KONVERGENSI IFRS (Studi Empris pada Perusahaan Industri Keuangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2013) Isya Lathifa1, Herawati1 , Dandes Rifa2 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Email: [email protected] Abstract This Study aimed to find out the impact Earning Per Share (EPS) and Book Value Per Share (BVPS) to the Value Relevance of Accounting Information adoption of IFRS convergence. This Study uses Clean Surplus Accounting theory. This Study uses the 55 financial industry companies that listed in Indonesia Stock Exchange as an object of studies with as much 110 observations from 2012-2013. Sampling using Purposive Sampling Method with certain criteria. Analysis of the data using Classic Assumption Test whereas Doubled Linear Regression be used to test hypothesis. Regression analysis was done using SPSS 16.0. The analysis showed that the Earning Per Share (EPS) and Book Value Per Share (BVPS) have significant positive impact to Value Relevance of Accounting Information post adoption of IFRS convergence. Keywords : Earning Per Share, Book Value Per Share, and Value Relevance of Accounting Information. Pendahuluan Standards Latar Belakang Masalah menyediakan informasi keuangan yang Internasional berkualitas Accounting Internasional Accounting Standards Committe (IASC) yang sebagai Internasional sehingga untuk Internasional Accounting Standards suatu standar pelaporan keuangan berbasis Internasional Internasional yang berkualitas tinggi, dapat Financial Reporting Standards (IFRS) dan sebelumnya rangka Committe (IASC) dibentuk untuk menyusun prinsiples based standards disebut dalam Accounting Standards Board (IASB) dan Standards Board (IASB) dan Internasional menerbitkan (IAS) dipahami, dilaksanakan, dan diterima secara Accounting Internasional (Anas, Wahyuli Dwi, 2014). 1 Isu atau fenomena dalam penelitian Internasional Financial Reporting ini adalah bahwa Internasional Financial Standards (IFRS ) telah diadopsi penuh di Reporting Standards (IFRS) menghasilkan Indonesia mulai tanggal 1 Januari 2012. informasi akuntansi yang meningkat dalam Namun Internasional Financial Reporting hal Standards (IFRS) diadopsi secara bertahap penggunaan merefleksikan fair value kondisi yang ekonomik mulai tanggal 1 Januari 2010 perusahaan (Cahyonowati dan Ratmono, yangpenerapannya dengan menerapkan 19 2012) PSAK dan 7 ISAK baru (Cahyonowati dan Masalah dalam penerapan konvergensi IFRS yang secara Ratmono, 2012). penuh di Indonesia diperkirakan akan Konvergensi IFRS di Indonesia memberikan dampak dalam hal peningkatan merupakan salah satu dari kesepakatan terhadap pemerintah relevansi nilai informasi Indonesia sebagai anggota akuntansi pada berbagai perusahaan, dalam dalam forum G-20 dalam hal menganut berbagai kaidah pelaporan keuangan yang IFRS mana laporan keuangan harus dilaporkan keuangannya yang merupakan pengganti sebaik mungkin agar tidak menyesatkan dari para pengguna laporan keuangan (Syagata, Principle (GAAP). Di negara-negara lain Guspitasari.,dan Daljono, 2014). sering sekali menjadi perdebatan dan sebagai standar General Accepted pelaporan Accounting Konvergensi IFRS di Indonesia pertanyaan penting apakah penerapan IFRS mulai dilakukan pada tahun 2008 dengan di Indonesia dapat meningkatkan suatu efektifnya 3 PSAK berbasis IAS pada tahun kualitas informasi akuntansi (Kusumo dan 2008. Selanjutnya disusul dengan 1 PSAK Subekti, 2013). berbasis IAS yang berlaku efektif pada Didalam melihat suatu tahun 2009. Pada tahun 2010 terdapat 3 kerelevansian nilai informasi akuntansi PSAK dan 1 ISAK berbasis IAS/IFRS dan dapat mengacu juga pada Kerangka Dasar terdapat 5 pencabutan PSAK yang efektif (Conceptual berlaku. Selanjutnya pada tahun 2011 merumuskan konsep terdapat 15 PSAK dan 6 ISAK berbasis penyusunan dan IFRS yang berlaku efektif. Pada tahun 2012 keuangan bagi para pemakai eksternal. sebagai Tujuan Kerangka dasar diantaranya adalah tahun terakhir tahap pertama Framework) acuan bagi yang penyajian komite yang mendasari laporan konvergensi IFRS, terdapat 15 PSAK dan 4 sebagai penyusun ISAK berbasis IFRS yang efektif ( Siti standar akuntansi laporan keuangan, dalam Suprihatin dan Elok Tresnaningsih, 2013). pelaksanaan tugasnya, penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah 2 akuntansi yang belum diatur dalam standar investasi sebagaimana tercermin pada harga akuntansi (PSAK, 2012; Paragraf 01). saham tidak meningkat secara signifikan Pengujian value relevance bertujuan untuk mengetahui periode setelah adopsi IFRS informasi (Cahyonowati dan Ratmono, 2012 dan akuntansi sebagaimana tercermin dalam adhani, dkk). Peneliti ini juga menunjukkan nilai ekuitas. Pengujian value relevance bahwa price model lebih kuat menjelaskan juga dinyatakan sebagai operasionalisasi relevansi empiris akuntansi dibandingkan return model dan penerapan memiliki relevansi nilai hanya jika angka- IFRS tidak berpengaruh terhadap relevansi angka yang dilaporkan akuntansi tersebut nilai informasi akuntansi oleh (Anas, 2014). karena relevansi pada informasi merefleksikan informasi yang relevan bagi investor dalam Peneliti informasi ini akuntansi memodifikasi dari nilai penelitian yang dilakukan oleh Liu.et al, perusahaan. Dan angka-angka akuntansi (2011) yang menguji dampak IFRS pada tersebut handal kualitas akuntansi di pasar yang diatur di sehingga dapat direfleksikan pada harga Cina yang melihat pengaruhnya terhadap saham (Puspa, 2008;52-53). manjemen laba dan relevansi nilai, maka dapat menentukan nilai diukur dengan Penelitian- peneliti sebelummnya menemukan bukti yang peneliti termotivasi untuk lebih fokus pada bertentangan nilai relevansi infomasi akuntansi. tentang relevansi nilai informasi akuntansi Penelitian ini berbeda dengan penelitian masih terdapat hasil yang beragam. Bahwa sebelumnya yang mana penelitian ini hanya secara umum kualitas informasi akuntansi memfokuskan pada model price saja karena ditingkatkan dengan penurunan manajemen asosiasi nilai pasar saham dengan angka laba nilai akuntansi, biasanya diukur dengan besarnya akuntansi dengan langkah-langkah di Cina koefisien determinasi atau R- squared sejak 2007 (Liu.et al, 2011), sedangakan (Holthausen & Watts, 2001). Oleh karena laba dan nilai buku masing-masing dapat itu nilai dengan dilakukan secara bertahap maka penelitian menggunakan model harga peneliti oleh ini akan melakukan pengujian relevansi (Shamki,et al, 2012). Peneliti lain di nilai pada setiap tahapan konvergensi IFRS Indonesia berbeda hasilnya menunjukkan di Indonesia. dan peningkatan yang lebih relevansi relevan bahwa aplikasi standar berbasis IFRS di Indonesia kualitas belum informasi dapat IFRS di Indonesia Berdasarkan latar belakang di atas, meningkatkan akuntasi konvergensi maka rumusan masalah pada penelitian ini dimana yaitu apakah terdapat pengaruh relevansi laba akuntansi dengan keputusan penerapan 3 konvergensi IFRS Pasca terhadap Relevansi Nilai Informasi Akuntansi di terdapat hubungan antara angka akuntansi Indonesia? dengan nilai pasar dapat dijabarkan (Puspa, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pengaruh konvergensi IFRS 2008;50-51). Pasca Relevansi Nilai Informasi Akuntansi terhadap Syagata dan Daljono (2014) Relevansi Nilai Informasi Akuntansi di menyatakan bahwa relevansi nilai berkaitan Indonesia. dengan Landasan Hipotesis Teori dan nilai-nilai pasar ekuitas yang merupakan suatu pelaporan angka-angka Pengembangan akuntansi yang memiliki suatu prediksi Teori Clean Surplus Accounting Salah satu yang berguna nantinya bagi investor dalam teori-teori menentukan nilai perusahaan. yang Ohlson (1995) menyatakan bahwa didasarkan pada value relevance ini yang dikemukakan Ohlson (1995) adalah penelitian yang empiris mengenai relevansi menggunakan asumsi clean surplus nilai informasi akuntansi ditemukan oleh rumus beberapa penelitian yang tujuannya adalah ini untuk mempertinggi seorang analis dalam memungkinkannya untuk menghubungkan menganalisa laporan keuangan yang dapat angka-angka akuntansi dan nilai pasar membantu (Puspa, 2008:50). perusahaan. accounting model dalam menurunkan penelitiannya. Asumsi dalam menaksirkan nilai Clean surplus accounting menyatakan Relevansi Nilai berdasarkan Price Model bahwa penghasilan selama satu periode Model harga mengukur kemampuan sama dengan deviden bersih ditambah perubahan pada nilai buku informasi akuntansi laba dan nilai buku ekuitas. aktiva dan hutang untuk menjelaskan nilai Beberapa pandangan lain menyebutkan pasar ekuitas. Model ini dikembangkan oleh bahwa konsep pendapatan tidak dapat dipandang berdiri sendiri, Ohlson (1995) sebelum Ohlson (1995) karena memodifikasi pendapatan ini merupakan suatu kejadian ekuitas, sekaligus penelitian selama umur perusahaan. Pada asumsi Surplus Accounting harga dengan memasukkan laba akuntansi dan nilai buku dari serangkaian pendapatan yang diperoleh Clean model akuntansi berbasis pasar menggunakan model harga disinilah yang hanya memasukkan laba akuntansi penelitian pada value relevance berdasarkan (Puspa, 2008; 29) model harga yang dipopulerkan Ohlson Secara umum model Ohlson (1995) (1995), karena model Ohlson tersebut terlihat adalah sebagai berikut: 4 𝐌𝐕𝐣ᵼ = β0+ β1EPS𝐣ᵼ+ β2BVE𝐣ᵼ+ e𝐣ᵼ lembar saham merupakan tingkat keuntungan bersih untuk setiap lembar Keterangan: MVjᵼ : Market Value (Nilai Pasar saham yang dapat diraih oleh suatu Perlembar saham) perusahaan perusahaan pada saat perusahaan tersebut j pada akhir tahun t. menjalankan operasinya. Laba per lembar EPSjᵼ : Earnings Per Share (laba saham atau EPS diperoleh dari laba yang sebelum pajak/jumlah bunga saham dan tersedia bagi pemegang saham biasa dengan yang jumlah rata-rata saham biasa yang beredar. Beberapa beredar) perusahaan j pada hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, yaitu tahun t. seperti : Shamki, et.al (2012) dalam BVEjᵼ : Book Value (Total ekuitas/ Jumlah saham yang beredar) penelitiannya perusahaan j pada tahun t. Relevance of yang Harga Saham atau Harga Pasar Saham yang berjudul “Value Earning and Book Value”, menyatakan bahwa Earning Nilai Pasar Saham atau Harga Pasar individually are more value relevant in adalah Harga di mana seseorang dapat price model. Kusumo (2013) penelitiannya membeli atau menjual satu lembar saham. yang berjudul “Relevansi Nilai Informasi Nilai pasar bervariasi sesuai dengan laba Akuntansi, sebelum bersih perusahaan, posisi keuangan, dan Setelah IFRS pada perusahaan yang tercatat prospek masa depan, serta kondisi ekonomi dalam Bursa Efek Indonesia”mendapatkan umum hampir semua kasus, pemegang hasil bahwa relevansi nilai laba perusahaan saham lebih peduli pada nilai pasar saham lebih tinggi ketimbang nilai saham lainnya (Harrison Jr. daripada et al, 2011;28). Suprihatin dan Tresnaningsih (2013) dalam Adopsi IFRS dan ketika mengadopsi sebelum mengadopsi IFRS IFRS. penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Menurut Samsul, 2006 menyatakan bahwa pergerakan harga saham setiap detik Konvergensi selalu dipelajari oleh banyak Standards day trader International terhadap Reporting Relevansi Nilai yang berdagang dengan cara beli pagi hari Informasi Akuntansi: Studi Empiris Pada dan jual sore hari, atau jual pagi hari dan Perusahaan beli sore hari. menyatakan secara rata-rata, relevansi nilai Laba Per Lembar Saham dari laba terhadap harga saham lebih kuat Menurut Kusumo pada (2013) tahap yang awal Terdaftar di penerapan BEI” IFRS dibandingkan sebelum penerapan IFRS dan menyatakan bahwa EPS atau laba per relevansi nilai dari laba terhadap harga 5 lanjut Relevansi Nilai dan Asimetri Informasi”, penerapan IFRS dibandingkan pada tahap menyatakan bahwa Relevansi Nilai dari awal penerapan IFRS serta kemampuan laporan keuangan perusahaan mengalami variasi nilai laba dalam menjelaskan variasi peningkatan setelah penerapan SAK adopsi harga saham lebih besar pada tahap awal IFRS. saham lebih kuat pada tahap dibandingkan sebelum penerapan IFRS dan Dari hasil penelitian-penelitian lebih besar pada tahap lanjut penerapan sebelumnya dapat diartikan bahwa Laba Per IFRS Saham dibandingkan pada tahap awal merupakan penerapan IFRS. Syagata (2014) dalam didalam penelitiannya yang salah menghitung satu proksi Relevansi nilai berjudul “Analisis informasi suatu perusahaan, dengan adanya Komparasi Relevansi Nilai Informasi IFRS yang lebih dapat meningkatnya Akuntansi sebelum dan sesudah informasi terhadap akuntansi membuat laba Konvergensi IFRS di Indonesia (Studi per saham menjadi meningkat. Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Maka berdasarkan analisis kajian terdaftar di BEI periode 2011-2012)”, diatas dapat di rumuskan suatu hipotesis mendapatkan penelitiannya adalah sebagai berikut: hasil bahwa peningkatanrelevansi nilai terdapat informasi H1 : Terdapat pengaruh Laba Per akuntansi yang diproksikan pada nilai laba Lembar Saham terhadap Relevansi terhadap harga saham pada perusahaan Nilai Informasi akuntansi Pasca manufaktur yang listing di BEI sesudah Penerapan Konvergensi IFRS. Konvergensi IFRS. Cahyonowati dan Nilai Buku Ekuitas Per Saham Ratmono (2012) dalam penelitiannya yang Nilai buku per lembar saham yang berjudul “Adopsi IFRS dan Relevansi Nilai menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki Informasi Akuntansi, menyatakan bahwa oleh pemegang saham dengan memiliki Tidak terdapat perbedaan relevansi nilai satu lembar saham. Apabila jumlah yang akuntansi sebelum dan sesudah adopsi disajikan IFRS. Adhani, dkk dalam penelitiannya keseluruhan maka modal pemegang saham yang berjudul “Relevansi Nilai Informasi dapat Akuntansi”, menyatakan bahwa informasi ekuitas per lembar saham (Hervani, 2009 book dalam Luciana, 2004) value memiliki relevansi nilai. Rohmah dan Yuni N.S (2013) dalam penelitiannya yang Penerapan Standar (SAK) Pasca berjudul IFRS dalam dinyatakan Beberapa “Dampak dilakukan Akuntansi Keuangan Adopsi di sebelumnya, terhadap neraca sebagai hasil oleh yaitu modal penelitian secara atau yang peneliti-peneliti Suprihatin dan Tresnaningsih (2013) dalam penelitiannya 6 yang berjudul “Pengaruh Konvergensi dan Relevansi Nilai Informasi Akuntansi International Reporting Standards terhadap menyatakan Relevansi Nilai Informasi Akuntansi: Studi perbedaan relevansi nilai akuntansi sebelum Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di dan sesudah adopsi IFRS. BEI” menyatakan secara rata-rata, relevansi Dari bahwa hasil Tidak terdapat penelitian-penelitian nilai dari Nilai buku ekuitas terhadap harga sebelumnya dapat diartikan bahwa Nilai saham Buku Ekuitas merupakan salah satu proksi lebih kuat pada tahap awal penerapan IFRS dibandingkan sebelum didalam penerapan IFRS dan relevansi nilai dari informasi suatu perusahaan, dengan adanya Nilai buku ekuitas terhadap harga saham IFRS yang lebih dapat meningkatnya lebih kuat pada tahap lanjut penerapan informasi terhadap akuntansi membuat IFRS Nilai Buku Ekuitas menjadi meningkat. dibandingkan pada tahap awal menghitung Relevansi nilai penerapan IFRS serta kemampuan variasi Maka berdasarkan analisis kajian nilai Nilai buku ekuitas dalam menjelaskan diatas dapat di rumuskan suatu hipotesis variasi harga saham lebih besar pada tahap penelitiannya adalah sebagai berikut: awal dibandingkan sebelum penerapan H2 : IFRS dan lebih besar pada tahap lanjut Ekuitas penerapan IFRS dibandingkan pada tahap Informasi akuntansi Pasca Penerapan awal penerapan IFRS. Konvergensi IFRS. Shamki, terhadap Relevansi Nilai (2012) dalam berjudul “Value Populasi dalam penelitian ini adalah Earning and Book Value”, seluruh perusahaan industri keuangan yang yang menyatakan bahwa Book Value Listing di Bursa Efek Indonesia periode individually are more value relevant in 2012-2013. Teknik Pengambilan sampel price model. Kusumo (2013) penelitiannya yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang berjudul “Relevansi Nilai Informasi metode Purposive sampling berarti sampel Akuntansi, sebelum diambil penelitiannya Relevance of et.al Terdapat pengaruh Nilai Buku yang Metodologi Adopsi IFRS dan berdasarkan kriteria dan Setelah IFRS pada perusahaan yang tercatat pertimbangan tertentu sebagai berikut (i) dalam Bursa Efek Indonesia”mendapatkan Perusahaan hasil Buku terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama perusahaan lebih tinggi ketika mengadopsi tahun 2012-2013, (ii) Perusahaan Keuangan IFRS daripada sebelum mengadopsi IFRS. yang menyediakan Laporan Keuangan yang Cahyonowati dan Ratmono (2012) dalam berakhir pada 31 Desember selama tahun penelitiannya yang berjudul “Adopsi IFRS 2012-2013, (iii) Perusahaan Keuangan yang bahwa relevansi nilai 7 Keuangan yang sahamnya menyajikan laporan keuangan dalam bentuk tanggal 31 maret setiap periode atau tahun rupiah, (iv) Perusahaan Keuangan yang berikutnya. listing tidak memiliki Laba dan ekuitas 2. Variabel Independen negatif. Variabel independen yang dipakai Jenis data dalam penelitian ini berupa dalam penelitian ini Laba Per Lembar data kuantitatif, berdasarkan sumbernya Saham dan Nilai Buku Ekuitas Per lembar data yang digunakannya yaitu sekunder Saham. Laba per lembar saham atau EPS yang diambil dari Ringkasan Kinerja dapat diperoleh dari laba yang tersedia bagi tahunan perusahaan dari tahun 2012- 2013 pemegang saham biasa dengan jumlah rata- berupa data yang telah dikumpulkan, di rata saham biasa yang beredar (Kusumo, olah, dan di publikasikan. Data tersebut 2013). Laba (EPS) dapat diukur dengan diperoleh dari BEI dan www.idx.co.id dan laba bersih per saham yang diperoleh dari ICMD. Metode pengumpulan data dalam laporan kinerja akhirtahun pada perusahaan penelitian per 31 Desember. ini menggunakan tekhnik dokumenter, tekhnik ini dilakukan dengan Perhitungan EPS dapat diperoleh menelusuri Ringkasan Kinerja Keuangan dari: dari perusahaan yang menjadi sampel. (EPS)= Laba Bersih- Deviden Saham preferen Rata-rata Jumlah saham biasa yang Variabel yang digunakan dalam beredar penelitian ini terbagi atas dua yaitu variabel dependen dan variabel independen. Nilai Buku Ekuitas adalah Nilai yang menunjukkan aktiva bersih pemegang 1. Variabel Dependen saham per lembar saham yang dimiliki Nilai Pasar Saham atau Harga Pasar (Hervani, 2009 dalam Luciana, 2004). adalah Harga di mana seseorang dapat Perhitungan BVPS dapat diperoleh membeli atau menjual satu lembar saham. dari: Nilai pasar bervariasi sesuai dengan laba BVPS= Total Ekuitas pemegang saham Jumlah Saham biasayang beredar bersih perusahaan, posisi keuangan, dan Metode Analisis Data. Analisis data prospek masa depan, serta kondisi ekonomi umum. Dalam hampir semua adalah kasus, cara data yang yang digunakan telah dalam pemegang saham lebih peduli pada nilai mengolah diperoleh pasar saham ketimbang nilai saham lainnya sehingga dihasilkan suatu hasil yaitu hasil (Harrison Jr. et al, 2011;28). Harga saham analisis. dilihat pada harga penutupan pada tanggal Penelitian ini menggunakan statistik pengumuman laporan keuangan yaitu setiap deskriptif untuk memberikan gambaran atau 8 deskripsi suatu data. Penelitian ini tentang pengaruh Pasca penerapan menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji Konvergensi IFRS terhadap Relevansi Nilai normalitas, uji Informasi Akuntansi di Indonesia pada uji Perusahaan industi keuangan yang listing di multikolinearitas. Metode analisis data yang Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara umum dipakai dalam penelitian ini adalah regresi proses pengumpulan perusahaan sampel linier berganda. Pada metode analisis terlihat pada table dibawah ini: uji autokorelasi, heteroskedastisitas, dan berganda ini bertujuan untuk melihat Tabel 1 Proses Pengambilan Sampel pengaruh variabel independen terhadap No variabel dependen Persamaan model regresi Keterangan Jumlah Percent 1 Total perusahaan Industri Keuangan yang Listing di BEI tahun 2012-2013 77 100 2 Perusahaan Keuangan yang listing memiliki Laba dan ekuitas negatif. (22) 28,57 Total Sampel 55 71,43 berganda pada penelitian ini yaitu: 𝐌𝐕𝐣ᵼ = β0+ β1EPS𝐣ᵼ+ β2BVPS𝐣ᵼ+ e𝐣ᵼ Dimana : VR= MVjᵼ : Market Value (Nilai Pasar Pada table 1 terlihat bahwa perusahaan Perlembar saham) perusahaan j pada industry keuangan yang terdaftar di Bursa akhir tahun t. Efek Indonesia tahun 2012-2013 berjumlah EPS= EPSjᵼ : Earnings Per Share (laba sebelum bunga dan 77 perusahaan. Perusahaan Keuangan yang pajak/jumlah tidak menyediakan Laporan Keuangan yang saham yang beredar) perusahaan j pada berakhir pada 31 Desember selama tahun tahun t. 2012-2013 tidak ada. Perusahaan Keuangan BPVS= BVEjᵼ : Book Value (Total tidak yang menyajikan laporan keuangan ekuitas/ Jumlah saham yang beredar) dalam bentuk rupiah juga tidak ada. perusahaan j pada tahun t. Perusahaan Keuangan yang listing memiliki e = error (variabel bebas lain di luar Laba dan ekuitas negatif sebanyak 22 model regresi) perusahaan. Sehingga setelah dikurangi Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan perusahaan yang tidak memiliki dalam pengujian ini adalah uji signifikan, kriteria diperoleh sampel sebanyak 55 Analisis Koefisien Determinasi 2 (R ), perusahaan atau mencapai 71,43 % dari simultan (uji statistik F), dan uji signifikan total populasi. pengaruh parsial (uji t). 1. Statistik Deskriptif Hasil dan Pembahasan Hasil analisis statistik deskriptif pada penelitian ini dapat dilihat pada table 2. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti secara empiris 9 ada atau tidaknya gejala autokorelasi Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Ket N Min Maks Std. dengan Kriteria jika DW terletak antara dU Deviasi dan 4-dU berarti tidak terdapat autokorelasi. Tabel 3.b Hasil Uji Autokorelasi (sebelum diLag Residual) Mean VR 110 3,9 9,19 6,39 1,37 EPS 110 -1,6 7,44 3,90 1,82 BVPS 110 4,0 9,36 6,21 1,15 Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS16.0 2. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Dalam penelitian ini menggunakan Uji One-Sampel Kolmogorov-Smirnov (KS) Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS16.0 merupakan uji yang digunakan untuk Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada menguji normalitas data. Masing-masing table diatas diketahui bahwa nilai DW variabel dikatakan normal apabila nilai 2,570 berada diluar batas Du (1,7262) dan Asymp. Sig (2-tailed) besar dari nilai alpha 4-Du yaitu 0,05 (Ghozali, 2013). tersebut Asymp. Sig Untuk maka Cochorane-Orcut Tabel 2.a Hasil Uji Normalitas Ket (2,2738). mengatasi digunakan (CO). hal Metode Metode ini menggunakan nilai estimasi residual untuk Alpha Kesimpulan menghitung ρ. Adapun persamaan nya (2-tailed) VR 0,300 0,05 Normal adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013;123). EPS 0,531 0,05 Normal Keterangan : BVPS 0,056 0,05 Normal ut = error (residual) yang diperoleh dari Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS16.0 Pada Tabel 3.a ut = ρ . ut-1 + εt persamaan regresi terlihat bahwa masing-masing variabel penelitian setelah ut-1 = lag pertama dari residual tersebut di transformasikan dengan menggunakan ρ = estimasi koefisien dari persamaan LN (Logaritma Natural) memiliki nilai regresi Nilai ρ didapatkan dengan cara Asymp. Sig (2-tailed) di atas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel mentransformasikan telah berdistribusi normal. residual lag_unstandardized b. Hasil Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi (res_1) Setelah pada itu unstandardized sehingga residual masukkan muncul (lag_res1). unstandardized penelitian ini menggunakan Uji Durbin residual (Res_1) ke kolom dependen dan Walson (DW) dimana menurut Ghozali lag_unstandardized (2013) cara ini digunakan untuk mendeteksi kedalam kolom independen. Nilai ρ yang 10 residual (Lag_res1) didapat sebesar -0,243. Nilai p ini dapat Berdasarkan dari tabel diatas dilihat pada tabel berikut : dapat diketahui bahwa nilai Dw sebesar 2,064 berarti nilai Dw berada antara Du (1,7262) Tabel 4.b Hasil Regresi Residual dengan Lag Residual dan 4-Du (2,2738) sehingga tidak terjadi autokorelasi. Dengan kata lain masalah autokorelasi sudah dapat diselesaikan dan model regresi yang didapat sudah terbebas dari masalah autokorelasi. Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS16.0 c. Hasil Uji Multikolinearitas Setelah mendapatkan nilai ρ maka nilai Masing-masing variabel pada ρ tersebut dikalikan dengan nilai lag penelitian ini dikatakan tidak mengalami pertama multikolinearitas apabila nilai tolerance < atas variabel independen. Perhitungan ini dilakukan dengan cara 0,10 dan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2013) iterasi sampai diperoleh nilai ρ yang tidak mengandung autokorelasi. Hasil Tabel 7.c Hasil Uji Multikolinearitas uji autokorelasi setelah model di iterasikan Ket. Tolerance VIF Kesimpulan EPS 0,277 3,61 Tidak 2 multikolinearitas 3,612 Tidak untuk pertama kalinya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013). BVPS 0,277 terjadi terjadi multikolinearitas Yt – ρ.Yt-1 = β1(1 - ρ) + β2 (Xt - ρ.Xt-1) Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS16.0 Dilihat dari tabel 7.c bahwa masing- Tabel 5.b Hasil Uji Autokorelasi Setelah Iterasi masing variabel independen memiliki nilai Pertama tolerance dibawah 0,10 dan nilai VIF diatas 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen tidak terjadi multikolinearitas. Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS16.0 d. Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas pada N Tabel 6.b Hasil Akhir Tahap Pengujian Autokorelasi penelitian ini menggunakan uji Glejser, DW- yang Du 4-du dimana nilai signifikan > nilai alpha 0,05 Kesimpulan 2,064 tidak heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). hit 110 memperlihatkan 1,7262 2,2738 Tidak terjadi Autokorelasi 11 terjadi variabel Laba Per Lembar Saham dan Nilai Tabel 8.d Hasil Uji Heteroskedastisitas Buku per lembar Saham sebesar 75,6 %, Ket Sig Alpha Kesimpulan EPS 0,642 0,05 Tidak terjadi sedangkan sisanya sebesar 24,4 % (100%- heteroskedastisitas 75,6%) disebabkan oleh variabel-variabel Tidak terjadi lain diluar model ini. diperoleh nilai BVPS 0,875 0,05 heteroskedastisitas pengujian model of fit yang dilakukan Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS16.0 dengan menggunakan F-stat dihasilkan nilai Pada tabel 8.d dapat dilihat bahwa masing-masing variabel signifikan sebesar 0,000. Pada tahapan independen pengolahan menghasilkan nilai signifikan > alpha 0,05, maka dapat disimpulkan semua variabel independen pada penelitian ini tidak Berganda. Berdasarkan data telah sama bahwa nilai berpengaruh secara bersama signifikan terhadap Penerapan Konvergensi IFRS di Indonesia pada Perusahaan Industri keuangan yang Koefisie Alpha Kes. Regresi Kes. listing di Bursa Efek Indonesia. Secara Hipotesis umum persamaan regresi berganda yang dapat dibuat berdasarkan koefisien regresi constanta 1,309 0,034 0,05 - - EPS 0,213 0,002 0,05 Sig H1 Diterima BVPS 0,732 0,000 0,05 Sig H2 Diterima yang dihasilkan adalah: VR=0,1309+0,213EPS+0,732BVPS+ e Adjusted R Square = 0,756 F = 170,200 yang Relevansi Nilai (Value Relevance) Pasca Tabel 3 Hasil Uji Hipotesis (*) menunjukan (Book Value Per Share) dilakukan Tabel 3 dibawah ini: Sig-t diperoleh Hasil Share) dan Nilai Buku Per Lembar Saham hasil diperoleh ringkasan hasil terlihat pada n 0,05. Laba per lembar saham (Earning Per hipotesis dilakukan dengan Uji Regresi Variabel sebesar diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Menurut Ghozali (2013), Pengujian yang kesalahan tingkat keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha Hasil Pengujian Hipotesis pengujian digunakan signifikan sebesar 0,000 < alpha 0,05 maka mengalami heteroskedastisitas. Linear data a. Pengaruh Laba per Lembar Saham Sig = 0,000* Signifikan pada α 5% Terhadap Relevansi Nilai Informasi Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS16 Akuntansi Dalam penelitian ini diperoleh nilai Adjusted R Square atau Pada koefisien Variabilitas harga terlihat koefisien regresi yang dimiliki oleh Relevansi Nilai determinasi sebesar 0,756. Maka dapat disimpulkan, persamaan (Value Relevance) Informasi Akuntansi saham bertanda positif sebesar 0,213 dengan nilai dapat diterangkan dengan menggunakan signifikan hasil pengujian t-statistik sebesar 12 0,002, pada tahapan pengolahan data Pada persamaan terlihat koefisien digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. regresi yang dimiliki oleh Relevansi Nilai Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan (Value Relevance) Informasi Akuntansi bahwa nilai signifikan sebesar 0,002 < bertanda positif sebesar 0,732 dengan nilai alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho signifikan hasil pengujian t-statistik sebesar ditolak dan H1 diterima sehingga dapat 0,000, pada tahapan pengolahan data disimpulkan bahwa Laba Per Lembar digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Saham (Earning Per Share) berpengaruh Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan signifikan terhadap Relevansi Nilai (Value bahwa nilai signifikan sebesar 0,000 < Relevance) pada alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho perusahaan Industri Keuangan yang Listing ditolak dan H1 diterima sehingga dapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2013. disimpulkan bahwa Nilai Buku Per Lembar Hasil Menunjukkan bahwa semakin besar Saham tingkat keuntungan bersih pada setiap berpengaruh signifikan terhadap Relevansi lembar saham yang dapat diraih suatu Nilai perusahaan Akuntansi Informasi Akuntansi dalam menjalankan (Book Value (Value Per Relevance) pada Share) Informasi perusahaan Industri perusahaannya maka semakin lebih bagus Keuangan yang Listing di Bursa Efek dalam melihat kerelevansiannya nilai suatu Indonesia informasi akuntansi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktiva bersih yang sejalan dengan penelitian yang dilakukan dimiliki pemegang saham dengan memiliki Suprihatin dan Tresnaningsih (2013) yang satu lembar saham, apabila jumlah yang menyimpulkan penerapan IFRS pada tahap disajikan dalam neraca secara keseluruhan awal terbukti meningkatkan relevansi laba maka terhadap harga saham dibandingkan pada dinyatakan sebagai modal atau ekuitas per tahap sebelum penerpan IFRS. Hasil Ini lembar saham sehingga semakin lebih disesuaikan dengan teori Clean Surplus bagus dalam melihat kerelevansiannya niali Accounting yang dikemukakan oleh Ohlson suatu informasi akuntansi. Hasil penelitian (1995) dan menemukan asumsi untuk ini menghubungkan dilakukan Suprihatin dan Tresnaningsih angka-angka akuntansi tahun modal sejalan 2012-2013. pemegang dengan saham penelitian dan nilai pasar oleh Puspa (2008). (2013) yang menyimpulkan b. Pengaruh Nilai Buku Per Lembar IFRS pada Saham terhadap Relevansi tahap lanjut Hasil dapat yang penerapan terbukti meningkatkan relevansi nilai buku terhadap Nilai harga saham dibandingkan pada tahap awal Informasi Akuntansi. penerpan IFRS. Namun berbeda juga 13 dengan arah hubungan yang berlawanan. Ini mendatang dapat disimpulkan bahwa Nilai Buku per memperpanjang periode observasi data lembar saham (Book Value Per Share) yang akan digunakan, semakin panjang berpengaruh observasi tentu akan memperlihatkan siklus secara positif terhadap disarankan untuk Relevansi Nilai Informasi Akuntansi. perubahan situasi ekonomi yang lebih luas Kesimpulan dan Saran dan tentunya akan memberikan kontribusi Kesimpulan hasil penelitian yang lebih tepat dan akurat Penelitian ini untuk dimasa mendatang. (2) Peneliti dimasa mengetahui Pengaruh Laba Per Lembar mendatang disarankan untuk menggunakan Saham dan Nilai Buku Per Lembar Saham objek penelitian yang berbeda seperti terhadap perusahaan non Keuangan. Relevansi Akuntansi. Dalam menggunakan sampel bertujuan Nilai Informasi penelitian 110 ini Daftar Pustaka Anas, Wahyuli Dwi, (2014). Analisis Pengaruh Penerapan IFRS terhadap Relevansi Nilai Informasi Akuntansi(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2009-2012). http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfe b/article/view/1063-2310-1-SM. Diakses 12 September 2014. perusahaan Keuangan yang Listed di Bursa Efek Indonesia. Hasil merupakan pemecahan penelitian masalah yang dari sejumlah pertanyaan yang diajukan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis 1 ditemukan bahwa Laba Per Cahyonowati, Nur., dan Ratmono, Dwi (2012). Adopsi IFRS dan Relevansi Nilai Informasi Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14, No. 2; 105-115. lembar Saham (Earning Per Share) berpengaruh positif signifikan terhadap Relevansi Nilai (Value Relevance) Informasi Akuntansi Pasca Penerapan Ghozali, Imam, (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 7 (Edisi Ketujuh). Semarang: Universitas Diponegoro. Konvergensi IFRS. 2. Hipotesis 2 ditemukan bahwa Nilai Buku Per lembar Saham (Book Value Per Share) berpengaruh Harrison Jr, Walter T et al, (2011). Akuntansi Keuangan INTERNASIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS-IFRS, Edisi IFRS Kedelapan, Jilid 2. Jakarta. positif signifikan terhadap Relevansi Nilai (Value Relevance) Informasi Akuntansi Pasca Penerapan Konvergensi IFRS. Saran Holthausen, Robert W, and Watts, Ross L. (2001).The Relevance of The Value Relevance Literature For Financial Accounting Standard Setting. Journal Berdasarkan hasil analisis pengujian hipotesis, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut: (1) Peneliti dimasa 14 of Accounting and Economics, 31, pp. 3-75 Adopsi Ifrs terhadap Relevansi Nilai dan Asimetri Informasi. Simposium Nasional Akuntansi XVI Manado. Ikatan Akuntansi Indonesia, (2012). Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, Jakarta. Shamki, et.al, (2012).Value Relevance of Earning and Book Value: EvidancwFrom Jordan. International Journal of Business and Management, Vol. 7, No. 3; February. , (2012). Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Penyajian Laporan Keuangan PSAK 1, Jakarta. Syagata, Gupitasari Syahbi.,dan Daljono (2014). Analisis Komparasi Relevansi Nilai Informasi Akuntansi Sebelum dan sesudah Konvergensi IFRS di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2011-2012). Di Ponegoro Journal Of Accounting, Vol. 3, No. 3; Hal.1: 2337-3806. . Kusumo, Yuro Bimo., dan Subekti, Imam(2014). “Relevansi Nilai Informasi Akuntansi, Sebelum Adopsi Ifrs dan Setelah Adopsi IFRS pada Perusahaan yang Tercatat dalam Bursa Efek Indonesia”. http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfe b/article/view/938. Diakses tanggal 12 September 2014. Suprihatin, dkk, (2013). Pengaruh Konvergensi Internasional Financial Reporting Standards terhadap Relevansi Nilai Informasi Akuntansi: Studi Empiris Pada Perusahaan yang terdaftar di BEI. Simposium Nasional Akuntansi XVI Manado Liu, Chunhui, et al, (2011).The Impact of OFRS on Accounting Quality in a Regulated Market: An Empirical Study of China,Journal of Accounting, Auditing & Finance, 26(4) 659-676. Sekaran, Uma, (2011). Research Method for Business, 4th Edition, John Wiley & Sons. Jakarta: Salemba Empat. Samsul, Mohamad, (2006). Pasar Modal & Manajemen PortoFolio, Surabaya. Nuraini, Hafida Istiqomah, (2014). Kualitas Informasi Akuntansi Sebelum dan Sesudah Konvergensi IFRS di Indonesia(Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan di BEI 2005-2012). Tesis. Yogyakarta: Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. Ohlson, J, (1995). Earning, Book Values, and Devidends in Equity Valuation. Contemporary Accounting Research, 11; 661-687. www.google.com Puspa, Dwi Fitri, (2008). Penelitian Value Relevance dalam Akuntansi Keuangan, Padang: Bung Hatta University Press. www.idx.co.id www.sahamok.com www.yahoofinance.co.id Rohmah, dkk, (2013). Dampak Penerapan Standar Akuntansi (SAK) Pasca 15