1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber ekonomi menjadi barang dan jasa agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat dengan tujuan untuk memproleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat. Di era globalisasi, perkembangan teknologi dan arus informasi yang pesat menuntut perusahaan untuk dapat menyajikan informasi yang berguna bagi pengguna informasi, seperti shareholder dan stakeholder. Hal itu menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat dan kompetitif. Tujuan perusahaan bukan hanya untuk memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat melainkan juga mampu bersaing dengan perusahaan lain agar keberlangsungan perusahaan tetap berjalan dan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna. Persaingan perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif harus diikuti dengan penyajian informasi yang berupa laporan keuangan yang baik dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Standar akuntansi yang berlaku di Indonesia lebih dikenal dengan nama Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). PSAK disusun dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia adalah organisasi profesi akuntan yang ada di Indonesia. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional maupun internasional, Ikatan Akuntan Indonesia telah mencanangkan dilaksanakannya program konvergensi Internasional Financial Reporting Standards (IFRS) yang 1 2 dikeluarkan oleh Internasional Accounting Standards Board (IASB) dan telah diberlakuan secara penuh di Indonesia pada tanggal 1 Januari 2012. Penerapan standar akuntansi yang sama diseluruh dunia juga akan mengurangi masalahmasalah terkait daya banding dalam pelaporan keuangan. Adanya kebijakan ini pihak yang paling beruntung adalah investor dan kreditor trans-nasional serta badan-badan internasional. Dengan adopsi IFRS ini banyak perusahaan yang mengalami kemajuan yang signifikan saat memasuki pasar modal. Adapun manfaat yang diperoleh dari suatu standar global, yaitu : 1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standart pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal. 2. Investor dapat membuat keputusan yang lebih baik. 3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi. 4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengmbangkan standar global yang berkualitas tinggi (Immanuela, 2009). 5. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi. Transparansi sendiri merupakan suatu bagian dari implementasi good corporate governance (Wardhani, 2008). Dengan adanya pengungkapan dan transparansi dalam pelaporan keuangan menjadi isu penting di Indonesia, Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI, 2006) mempublikasikan sebuah 3 survei yang dilakukan oleh Pricewaterhouse Coopers pada investor internasional di Asia, yang menunjukkan bahwa peringkat Indonesia berada pada salah satu yang terburuk dalam standar audit dan kepatuhan, akuntanbilitas kepada pemegang saham, standar pengungkapan dan transparansi (Utami et al., 2012). Dengan adanya kasus pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur di pasar modal menjadi bukti bahwa transparansi dan kepatuhan wajib masih kurang penerapannya, terutama pada laporan laba rugi, misalnya pada kasus mark-up laporan keuangan PT. Kimia Farma, Tbk yangoverstated, yaitu laba pada laporan keuangan yang seharusnya sebesar Rp 99 miliar dicatat sebesar Rp 132 miliar sehingga terjadi penggelembungan laba bersih tahunan sebesar Rp 33 miliar (Syahrul, 2002). Manipulasi laporan keuangan PT. Kimia Farma, Tbk terjadi karena lemahnya penerapan corporate governance. Corporate Governance mensyaratkan adanya struktur dan mekanisme perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan yang mengarah pada peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan. Dari kejadian tersebut, maka peneliti ingin meneliti kembali atas apa yang dilakukan Utami pada tahun 2012 dengan memberikan tambahan variabel serta menggunakan periode tahun yang berbeda. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ini mengambil judul “ Pengaruh Struktur dan Mekanisme Corporate Governance pada Tingkat Kepatuhan Mandatory Disclosure Konvergensi IFRS”. 4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh struktur corporate governance (latar belakang pendidikan komisaris utama dan proporsi dewan komisaris wanita) pada tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS)? 2. Bagaimana pengaruh mekanisme corporate governence (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, jumlah komite audit, jumlah rapat komite audit, proporsi komisaris independen, dan jumlah rapat dewan komisaris) pada tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS)? 1.3 Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah yang ada, maka tujuan yang di dapat dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS) pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011 hingga 2013. 2. Untuk mengetahui pengaruh struktur corporate governance yang diukur dengan latar belakang pendidikan komisaris utama dan proporsi dewan 5 komisaris wanita pada tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS). 3. Untuk mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance yang diukur dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, jumlah komite audit, jumlah rapat komite audit, proporsi komisaris independen, dan jumlah rapat dewan komisaris pada tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS). 1.4 Manfaat Penelitian Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi, yaitu : 1. Bagi Perusahaan, dengan adanya penelitian ini, diharapkan agar perusahaan mampu meningkatkan kepatuhan pengungkapan wajib dan transparansi dalam laporan keuangan. 2. Bagi Peneliti, peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung akan menerima manfaat untuk membandingkan secara nyata antara teori dengan keadaan nyata yang terjadi dalam suatu perusahaan. Serta dapat menambah pengetahuan, khususnya informasi apa saja mengenai pengaruh struktur dan mekanisme corporate governance pada tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS). 3. Bagi Investor atau Bagi Para Pengambil Keputusan, memperoleh informasi yang lebih baik untuk menilai potensi suatu perusahaan, yang dijadikan 6 pertimbangan dalam membuat keputusan investasi setelah mengetahui perilaku manajemen dalam perusahaan tersebut. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memfokuskan pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode penelitian periode tahun 2011 hingga 2013. Penelitian ini akan dibatasi pada pembahasan pengaruh variabel independen yang terdiri dari struktur corporate governance (latar belakang pendidikan komisaris utama dan proporsi dewan komisari wanita) dan mekanisme corporate governance (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusionl, jumlah komite audit, jumlah rapat komite audit, proporsi komisari independen, dan jumlah rapat dewan komisaris), serta tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi Internatonal Finacial Reporting Standard (IFRS) sebagai variabel dependen dan menyertakan likuiditas, profitabilitas dan leverage sebagai variable kontrol.