MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

advertisement
MANAJEMEN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(Studi Komparasi SDIT Assalamah dengan SDI
Istiqomah Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang
Tahun Pelajaran 2013/ 2014)
oleh
MOCHAMAD ARIFIN
NIM. M.1.11.013
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2014
i
MANAJEMEN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(Studi Komparasi SDIT Assalamah dengan SDI
Istiqomah Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang
Tahun Pelajaran 2013/ 2014)
oleh
MOCHAMAD ARIFIN
NIM. M.1.11.013
Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga
sebagai pelengkap persyaratan untuk
gelar Magister Pendidikan Islam
Salatiga, 01 April 2014
Dr. Imam Sutomo, M.Ag
PEMBIMBING
ii
iii
PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
Nama
: Mochamad Arifin
NIM
: M.1.11.013
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Konsentrasi
: PAI
Tanggal Ujian
: 11 April 2014
Judul Tesis
Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ( Studi
Komparasi
SDIT
Assalamah
dengan
SDI
Istiqomah
Kec.Ungaran Barat Kab.Semarang.
Panitia Munaqosah Tesis
1. Ketua Penguji : Dr. H. Sa’adi, M.Ag
_________________
2. Sekretaris
: AsfaWidiyanto, MA, Ph.D
_________________
3. Penguji I
: Dr.H.M. Zulfa M, M.Ag
_________________
4. Penguji II
: Dr. Imam Sutomo, M.Ag
_________________
5. Penguji III
: Dr. Budiyono Saputro, M.Pd
_________________
iv
NOTA PEMBIMBING
Dr. Imam Sutomo, M.Ag
Dosen Pembimbing Magister Pendidikan Islam
Pascasarjana STAIN Salatiga
Nota Dinas
Hal : Tesis Saudara Mochamad Arifin,S.Ag
Kepada
Direktur Pascasarjana
STAIN Salatiga
Assalaamu’alaikum w.w
Setelah membaca, meneliti, mengoreksi, dan mengadakan perbaikan seperlunya
terhadap tesis saudara :
Nama
: Mochamad Arifin
NIM
: M.1.11.013
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi
Komparasi SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah Kec.
Ungaran Barat Kab. Semarang)
Dengan ini kami menilai tesis tersebut dapat disetujui untuk melanjutkan dalam
siding uji tesis pada Program Pasca Sarjana STAIN Salatiga
Wassalaamu’alaikum w.w
Salatiga, 28 Maret 2014
Pembimbing
Dr. Imam Sutomo, M.Ag
NIP. 19580827198303 1002
v
NOTA PEMBIMBING
Dr. Budiyono Saputro, M.Pd
Dosen Pembimbing Magister Pendidikan Islam
Pascasarjana STAIN Salatiga
Nota Dinas
Hal : Tesis Saudara Mochamad Arifin,S.Ag
Kepada
Direktur Pascasarjana
STAIN Salatiga
Assalaamu’alaikum w.w
Setelah membaca, meneliti, mengoreksi, dan mengadakan perbaikan seperlunya
terhadap tesis saudara :
Nama
: Mochamad Arifin
NIM
: M.1.11.013
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
:
Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(Studi
Komparasi
SDIT
Assalamah dengan
SDI
Istiqomah Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang)
Dengan ini kami menilai tesis tersebut dapat disetujui untuk melanjutkan dalam
siding uji tesis pada Program Pasca Sarjana STAIN Salatiga
Wassalaamu’alaikum w.w
Salatiga, 28 Maret 2014
Pembimbing
Dr. Budiyono Saputro, M.Pd
NIP. 19740630 200912 1001
vi
PERNYATAAN KEASLIAN
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karya
sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan
tanpa pengakuan bahan-bahan yang sudah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis
oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah
pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya”.
Salatiga, 11 April 2014
Yang Membuat Pernyataan
Mochamad Arifin
vii
ABSTRAK
Mochamad Arifin, M.11.1.013. Manajemen Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam ( Studi Komparasi SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah
di Kec Ungaran Barat Kab Semarang. Tesis. Magister Pendidikan Islam.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga 2011, Pembimbing (1) Dr.
Imam Sutomo, M.Ag (2) Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendiskripsikan manajemen
pembelajaran di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah yang terdiridari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (2) Mengetahui perbedaan
manajemen pembelajaran PAI antara SDIT Assalamah dengan SDI
Istiqomah Kec.Ungaran Barat Kab.Semarang. Adapun fokus penelitian
ini adalah manajemen pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dengan
SDI Istiqomah sehingga sobyek penelitiannya melibatkan kepala sekolah,
guru PAI, Waka Kurikulum dan siswa. Metode penelitian yang
digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Dan analisis
datanya adalah teknik analisis diskripsi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajamen
pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah memiliki
perbedaan dalam perencanaan program yang sudah dijelaskan dalam
struktur kurikulum, perencanaan program tersebut isinya tentang jumlah
jam pertemuan dalam satu minggu di SDIT Assalamah 35 menit atau 1
jam pertemuan dan pembelajaran PAI hanya dilaksanakan mulai kelas 56, adapun kurikulum lokal yang dijadikan cirikhas meliputi pelajaran
kitabah, tahsin, tahfid dan tilawah, sedangkan pembelajaran PAI di SDI
Istiqomah 105 menit atau 3 jam pertemuan dalam satu minggu dimulai
kelas 1-6, adapun kurikulum lokal yang dijadikan cirikhas keunggulan
meliputi tartil, tahfid dan khot.
Dalam pelaksanaan pembelajaran PAI di SDIT Assalamah guru
PAI akan mendapatkan penghargaan dari yayasan apabila mereka
mampu memenuhi raport guru yang sudah ditetapkan oleh yayasan
secara holistik, sedangkan penghargaan yang diberikan oleh yayasan
kepada guru PAI di SDI Istiqomah sifatnya insidentil. Dalam pembagian
alokasi waktu belajar SDIT Assalamah menggunakan proses
pembelajaran dengan program Full Day School sedangkan sistem
pembelajaran di SDI Istiqomah menggunakan proses pembelajaran
dengan program standard yang telah ditentukan oleh Yayasan Istiqomah.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa guru sebagai kunci
keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan, hendaknya antara
kepala, waka kurikulum dan guru PAI bersinergi di dalam melakukan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Kata Kunci: Manajemen Pembelajaran, SDIT Assalamah, SDI Istiqomah.
ABSTRACT
viii
Mochamad Arifin. M.11.1.013. management of moeslem education learning
(Comparative study SDIT Assalamah with SDI Istiqomah in Ungaran Barat,
Semarang) Thesis. Magister managemen Pendidikan Islam Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga 2011, Advisors (1) Dr Imam Sutomo, M.Ag (2) Dr
Budiyono Saputro, M.Pd.
This research aims to (1) describe the education management in SDIT
Assalamah and SDI Istiqomah. Which are consirt of planning, execution, and
evaluation (2) know the difference between SDIT Assalamah and SDI Istiqomah
in case of education management. Thefacus of this research is the management of
Islamic education in SDIT Assalamah and SDI Istiqomah which involves
headmaster, teacher, curriculum, and students. The methods of this research are
observation, interview, and documentation this research uses descriptive
expiorative analysis to analyse the data
The research shows that there is a different program planning in SDIT
Assalamah and SDI Istiqomah, such as curriculum structure. That program
planning consist of the summary of meeting hours in SDIT Assalamah, They have
35 minutes for each meeting in a week. He is only available for students in grade
5-6. The curriculum including kitabah, tahsin, tahfidz and tilawah. However in
SDI Istiqomah they have 105 minutes or three times meeting in a week for Islamic
studies the study available for students in grade 1-6, and the curriculum including
tartil, tahfid and khot.
In learning process of SDIT Assalamah, religion teachers will get reward
from the foundation if they can fulfill teachers report which given by the
foundation hollysti call however, in SDI Istiqomah teachers will get incidental
reward from the foundation for time allocation, SDIT Assalamah use full day
school program which have been fixed by the foundation.
The result of this research conclude that teacher is a key of success in
learning management of Islamic studies, thay should make plans, execute and
evaluate the education optimally, to increase the quality of education in SDIT
Assalamah and SDI Istiqomah moreaver, between headmaster, teachers and
curriculum sector, they have to relate each other in making plans, execution and
evaluation based on program.
Key words: Learning management, SDIT Assalamah, SDI Istiqomah
ix
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia
yang telah diberikan kepada penulis, dan Sholawat serta salam semoga
tetap tercurah kehadiran Nabi Muhammad SAW, Alhamdulillah
penulisan tesis dengan judul Manajemen Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (Studi Komparasi SDIT Assalamah dengan SDI Islam
Istiqomah Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang) selesai sesuai rencana.
Penulisan tesis ini untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam.
Penulisan ini bisa selesai atas bantuan banyak pihak, karena itu
pada kesempatan ini penulis ucapkan banyak terima kasih dan
penghargaan setinggi–tinginya kepada yang terhormat:
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Ketua STAIN Salatiga, yang
telah memberikan berbagai sarana dan fasilitas dalam menyelesaikan
studi di STAIN Salatiga.
2. Dr. H. Sa’adi, M.Ag selaku Direktur Program Pascasarjana STAIN
Salatiga, yang telah mendidik penulis selama kuliah, sehingga penulis
cukup memiliki bekal pengetahuan dan wawasan ilmu yang
menunjang penulisan tesis.
3. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku pembimbing I yang telah
mencurahkan perhatian dan saran-saran dalam penulisan tesis ini.
4. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd selaku pembimbing II yang telah
mendampingi dan memberikan motivasi untuk menyelesaikan
penulisan tesis ini.
5. Seluruh dosen Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Agama
Islam, yang dengan sabar dan ikhlas yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, dan wawasan keilmuan kepada penulis.
x
6. Kepala Sekolah SDIT Assalamah Ungaran Barat yang telah
memberikan ijin penulis untuk mengadakan penelitian di unit
kerjanya.
7. Kepala Sekolah SDI Istiqomah Ungaran Barat yang telah memberikan
ijin penulis untuk mengadakan penelitian di unit kerjanya.
8. Seluruh guru dan karyawan SDIT Assalamah Kec. Ungaran Barat Kab.
Semarang yang telah membantu penulis dalam tahap pengumpulan
data sehingga proses penulisan tesis berjalan lancar.
9. Seluruh guru dan karyawan SDI Istiqomah Kec. Ungaran Barat Kab.
Semarang yang telah membantu penulis dalam tahap pengumpulan
data sehingga proses penulisan tesis berjalan lancar.
10. Rekan-rekan Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Agama
Islam Salatiga yang selalu menjaga kebersamaan di dalam
merumuskan dan mendiskusikan bahan-bahan kuliah serta dengan
motivasi yang tulus untuk segara menyelesaikan studi.
11. Bapak Sabar (Alm), Ibu Maemonah (Alm) dan Bapak Imam Buwaity
(Alm), Ibu Siti Syarifatun (mertua) yang selalu memberikan kasih
sayang do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan
lancar.
12. Dra Nur Hasanah, M.Pd (istri) dan anak-anakku Fiki Ulayatunnisa’,
Muhammad Zidni Al-Farih atas motivasi dan pengertiannya selama
mengikuti pendidikan.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam menyelesaikan tesis ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan taufik dan hidayahNya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tesis ini
Salatiga,10 April 2014
Mochamad Arifin, S.Ag
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................
ii
NOTA PEMBIMBING..............................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN...................................................................
v
ABSTRAK.................................................................................................
vi
PRAKATA.................................................................................................
vii
DAFTAR ISI..............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL......................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................
xii
DAFTAR LAMBANG...............................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN...........................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................
xv
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................
1
B. Rumusan dan Batasan Masalah......................................................
13
C. Signifikansi Penelitian....................................................................
14
D. Kajian Pustaka................................................................................
15
E. Metode Penelitian...........................................................................
19
F. Sistematika Penulisan.....................................................................
20
BAB II. LANDASAN TEORI.................................................................
22
A. Pengertian Manajemen Pembelajaran ............................................
22
B. Fungsi Manajemen Pembelajaran PAI...........................................
33
C. Pendidikan Agama Islam................................................................
39
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam.........................................
39
2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam..............................
45
3. Fungsi Pendidkan Agama Islam.................................................
48
4. Kurikulum Pendidikan Agama Islam.........................................
50
D. Sekolah Dasar Islam Terpadu.........................................................
63
1. Pengertian Sekolah Dasar Islam Terpadu..................................
63
xii
2. Karakteristik Sekolah Dasar Islam Terpadu............................
66
3. Kurikulum Sekolah Dasar Islam Terpadu...............................
67
4. Implementasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar
68
Islam Terpadu..........................................................................
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.............................................
72
A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian..................................................
72
B. Lokasi Penelitian..........................................................................
73
C. Subyek Penelitian................................................................... .....
74
D. Teknik Pengumpulan Data...........................................................
75
1. Metode Observasi..................................................................
76
2. Metode Dokumentasi..............................................................
77
3. Metode Interview/wawancara................................................
77
E. Teknik Analisis Data...................................................................
78
F. Pengecekan Keabsahan Data.......................................................
81
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................
84
A. Profil SDIT Assalamah Kec.Ungaran Barat................................
84
1. Lokasi SDIT Assalamah Kec.Ungaran Barat.........................
84
2. Visi, Misi Dan Tujuan..............................................................
84
3. Struktur Organisasi..................................................................
85
4. Tenaga Pengajar dan Peserta Didik.........................................
86
5. Mutu Lulusan...........................................................................
88
6. Prestasi Peserta Didik..................................................... ........
88
7. Struktur Kurikulum.................................................................
90
B. Profil SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat......................................
90
1. Lokasi SDIT Assalamah Kec.Ungaran Barat..........................
91
2. Visi, Misi Dan Tujuan.............................................................
92
3. Struktur Organisasi..................................................................
93
4. Tenaga Pengajar dan Peserta Didik.........................................
94
5. Mutu Lulusan...........................................................................
96
6. Prestasi Peserta Didik .............................................................
96
7. Struktur Kurikulum..................................................................
97
xiii
C. Hasil Penelitian.................................................................................
98
1. Manajemen Pembelajaran PAI SDIT Assalamah...................
98
2. Manajemen Pembelajaran PAI SDI Istiqomah.......................
104
3. Hasil wawancara SDIT Assalamah dengan SDI
114
Istiqomah.................................................................................
D. Pembahasan....................................................................................
123
1. Manajemen Pembelajaran PAI...............................................
123
2. Perbedaan Manajemen Pembelajaran PAI SDIT Assalamah
126
dengan SDI Istiqomah............................................................
BAB V. PENUTUP..................................................................................
129
A. Simpulan.........................................................................................
129
B. Saran...............................................................................................
133
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
136
LAMPIRAN...............................................................................................
140
BIOGRAFI PENULIS...............................................................................
202
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kualifikasi Pendidikan guru dan karyawan............................................ 87
Tabel 2. Data perkembangan peserta didik............................................................87
Tabel 3. Daftar nilai rata-rata UASBN..................................................................88
Tabel 4. Prestasi peserta didik................................................................................88
Tabel 5. Struktur Kurikulum SDIT Assalamah......................................................90
Tabel 6. Data kualifikasi pendidikan guru dan karyawan......................................95
Tabel 7. Data perkembangan peserta didik............................................................95
Tabel 8. Daftar nilai rata-rata UASBN..................................................................96
Tabel 9. Prestasi peserta didik................................................................................96
Tabel 10. Struktur Kurikulum SDIT Istiqomah.....................................................97
Tabel 11. Data penelitian penulis.........................................................................117
Tabel 12. Lembar jawab responden.....................................................................149
Tabel 13. Silabus pembelajaran.......... ................................................................202
Tabel 14. Contoh Progta Pembelajaran PAI........................................................237
Tabel 15. Contoh Prgmes Pembelajaran PAI.......................................................239
Tabel 16. Contoh RPP Pembelajaran PAI...........................................................240
xv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
1. Kedudukan manajemen dalam pembelajaran...........................................33
2. Model analisis diskriptif eksploratif.........................................................75
3. Struktur organisasi sekolah.......................................................................88
4. Foto gedung SDIT Assalamah.................................................................202
5. Foto Gedung SDI Istiqomah...................................................................203
6. Foto kegiatan pembiasaan siswa SDIT Assalamah.................................204
7. Foto kegiatan pembiasaan siswa SDI Istiqomah....................................205
8. Foto Ruang perpustakaan SDIT Assalamah............................................206
9. Foto ruang perpustakaan SDI Istiqomah.................................................207
10. Foto kegiatan ekstrakurikuler SDIT Assalamah.....................................208
11. Foto kegiatan ekstrakurikuler SDI istiqomah.........................................209
12. Foto kejuaraan lomba Mapsi SDIT Assalamah.....................................210
13. Foto kejuaraan lomba Mapsi SDI Istiqomah..........................................211
14. Foto wawancara peneliti dengan kepala SDIT Assalamah.....................212
15. Foto wawancara peniliti dengan Guru PAI SDIT Assalamah.................213
16. Foto wawancara peniliti dengan Waka kurikulum SDIT Assalamah.....214
17. Foto wawncara peneliti dengan siswa SDIT Assalamah........................214
18. Foto wawancara peneliti dengan kepala SDI Istiqomah........................215
19. Foto wawancara peniliti dengan Guru PAI SDI Istiqomah...................215
20. Foto wawancara peniliti dengan Waka kurikulum SDI Istiqomah.........215
21. Foto wawncara peneliti dengan siswa SDI Istiqomah............................216
xvi
xvii
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Islam merupakan bagian Pendidikan Nasional yang
mempunyai tujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang isinya sebagai berikut
Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berahlaq
mulia, sehat, ilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Pendidikan memiliki nilai yang sangat strategis dan urgen dalam
pembentukan suatu bangsa. Pendidikan itu juga berupaya untuk menjamin
kelangsungan hidup bangsa. Sebab lewat pendidikan tidak hanya
berfungsi untuk how to know dan how to do, tetapi yang amat penting
adalah how to be, supaya how to be berwujud, maka diperlukan transfer
budaya dan kultur.
Pendidikan pada dasarnya merupakan sarana strategis untuk
meningkatkan potensi bangsa agar mampu berkiprah dalam tataran yang
1
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Rineka cipta, 2002, 14.
1
lebih global. Menurut Hanson dan Brembeck dalam Hadiyanto
menyebutkan bahwa pendidikan itu sebagai investment in people , untuk
mengembangkan individu dan masyarakat, dan sisi lain pendidikan
merupakan sumber untuk pertumbuhan ekonomi. 2
Sehingga demikian pentingnya masalah yang berkenaan dengan
pendidikan maka perlu diatur suatu aturan yang baku mengenai
pendidikan tersebut, yang dipayungi dalam Sistem Pendidikan Nasional.
Sedangkan Sistem Pendidikan Nasional dilaksanakan secara semesta,
menyeluruh dan terpadu, semesta dalam arti terbuka bagi seluruh rakyat
dan berlaku di seluruh wilayah negara, menyeluruh dalam arti mencakup
semua jalur, jenjang, jenis pendidikan dan terpadu dalam arti adanya
saling keterkaitan
antara Pendidikan Nasional dengan seluruh
pembangunan nasional.
Pendidikan
Nasional
mempunyai
visi
terwujudnya
sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi
manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab
perubahan zaman. 3
Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip
penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan
reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan
2
Hadiyanto, Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan di Indonesia, Jakarta:
Rineka Cipta, 2004, 29.
3
Haidara Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, Jakarta: Asdi
Mahasatya, 2009, 47.
2
diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut
diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan,
serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari
prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari
paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncana, dilaksanakan,
dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.
Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan
karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan
yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus
fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada
setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas,
dan
kemandirian
sesuai
dengan
bakat,
minat
dan
perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, salah satu standar yang harus
dikembangkan adalah standar proses adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada suatu pendidikan
untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kreteria
3
minimal proses pembelajaran pada suatu pendidikan dasar dan menengah
di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Repeblik Indonesia. Standar
proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien.4
Dengan lahirnya suatu budaya baru, budaya the n-generation,
maka tentunya proses pembelajaran dan proses belajar menampakkan
wajah yang baru. Yang dimaksud proses pembelajaran ialah sarana dan
cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana
sarana belajar itu secara efektif digunakan. Proses belajar adalah cara
bagaimana para pelajar itu memiliki dan mengakses isi pelajaran itu
sendiri.
Dewasa ini kita mengenal suatu proses pembelajaran yang
tradisional, baik yang berbentuk klasikal maupun dalam bentuk belajar
sendiri. Dominasi guru sangat kental begitu pula dengan sumber-sumber
pembelajaran yang tradisional seperti perpustakaan, dan mungkin juga
sudah digunakan alat-alat bantu lainnya. Di dalam n-generation tentunya
akan terjadi interaksi bukan hanya antara peserta didik dan pendidik tetapi
juga peserta didik yang menghadapi dunia informasi yang terbentang
tanpa batas. Pada usia yang sangat muda sudah tentu diperlukan
bimbingan pendidik dalam arti yang tradisional, namun demikian
4
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Bandung:
Rajawali Pers, 2011, 3.
4
bimbingan tersebut semakin lama semakin menghilang dan berubah
menjadi seorang fasilitator yang membuka jalan bagi peserta didik untuk
mengembara (roaming) secara mandiri dalam dunia informasi yang tanpa
tepi.5
Adapun kemajuan suatu bangsa diukur dari seberapa maju
pendidikan yang telah dicapai. Konteks tersebut sama halnya dengan
mesin pendidikan yang digelar di sekolah, apakah telah melakukan
pencerahan terhadap anak-anak didik ataukah tidak. Yang jelas,
sepanjang sejarah pendidikan dilakukan belum ada kemajuan luar biasa
yang dapat disumbangkan di negeri kita. Sehingga sangat wajar apabila
belum mampu menjadi tulang punggung bagi perubahan pemikiran anakanak didik. Apa yang salah dalam persoalan tersebut? Jawabannya
berujung pada ketidakseriusan pembelajaran yang digelar dalam kelas.
Aktivitas belajar mengajar yang masih mengandalkan pendekatan tekstual
merupakan persoalan mendesak praktisi pendidikan untuk melakukan
penanganan serius.
Kegiatan belajar mengajar yang masih kaku dan belum mampu
membangun kondisi belajar yang kondusif merupakan masalah yang
menghambat keberhasilan dalam pendidikan kita. Proses belajar mengajar
yang berpusat pada guru membawa kondisi pendidikan yang stagnan.
Dengan kondisi demikian,mengharapkan proses pembelajaran yang
mendidik dan mampu membuka nalar berpikir anak-anak didik hanya
5
Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, 2001, 128-129 .
5
menjadi isapan jempol belaka, bahkan, masih rendahnya kemampuan
pendidik dalam mengelola kelas merupakan persoalan yang lain yang
menambah kemacetan dalam pembelajaran yang dinamis dan dialogis.6
Sedangkan sistem pendidikan yang dianut bukan lagi suatu upaya
pencerdasan kehidupan bangsa agar mampu mengenal realitas diri dan
dunianya, melainkan suatu upaya pembuatan kesadaran yang disengaja
dan terencana yang menutup proses perubahan dan perkembangan. Teori
stimulus-respon yang sudah bertahun-tahun dianut dan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran, tampak sekali mendukung sistem pendidikan di
atas. Teori ini mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang
pasif. Perilaku tertentu dapat dibentuk karena dikondisi dengan cara
tertentu dengan menggunakan metode indoktrinasi, munculnya perilaku
akan semakin kuat bila diberikan reinforcement, dan akan menghilang
bila dikenai hukuman. Hubungan stimulus-respon, individu pasif,
perilaku yang tampak, pembentukan perilaku dengan penataan kondisi
yang ketat, reinforcement dan hukuman, dianggap sebagai unsur-unsur
penting dalam pembelajaran.
Karena peserta didik adalah manusia yang identitas insaninya
sebagai subyek berkesadaran perlu dibela dan ditegakkan lewat sistem
dan model pendidikan yang bersifat “bebas dan egaliter”. Hal ini hanya
dapat dicapai lewat proses pendidikan bebas dan metode pembelajaran
aksi dialogal. Kerena itu peserta didik harus diperlakukan dengan amat
6
Moh Yamin, Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan, Yogyakarta: Diva Press, 2010, 5-6.
6
hati-hati, keaktifan siswa menjadi unsur amat penting dalam menentukan
kesuksesan belajar.7
Dalam hal ini sebagaimana Pendidikan Islam di Indonesia sering
kali berhadapan dengan berbagai problematika yang tidak ringan.
Diketahui bahwa sebagai sebuah sistem pendidikan Islam mengandung
berbagai komponen yang antara satu dengan lainnya saling berkaitan.
Komponen pendidikan tersebut meliputi landasan, tujuan, kompetensi dan
profesionalisme
pembelajaran,
guru,
sarana
pola
hubungan
prasarana,
guru
evaluasi
murid,
pembiayaan
metodologi
dan
lain
sebagainya. Berbagai komponen yang terdapat dalam pendidikan ini
sering berjalan apa adanya, alami dan tradisional, karena dilakukan tanpa
perencanaan konsep yang matang, akibat dari keadaan demikian, maka
mutu pendidikan Islam sering menunjukkan keadaan yang kurang
menggembirakan.8
Menurut Barmawi Munthe bahwa kualitas pembelajaran seorang
dosen atau guru sangat strategis, karena ia berfungsi sebagai ujung
tombak terjadinya perubahan (the agent of change) dari belum bisa
menjadi bisa dari belum menguasai menjadi menguasai dari belum
mengerti menjadi mengerti, melalui proses pembelajaran, oleh karena itu,
keberhasilan perubahan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan
kualitas proses pembelajaran.9
7
Asri Budinigsih, Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Rineka Cipta, 2004, 4-5
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam (Konsep, Strategi dan Aplikasi), Yogyakarta:
Sukses Ofset, 2009, 4.
9
Barmawi Munthe,Desain Pembelajaran,Yogyakarta:Pustaka Insan Madani, 2009.1.
8
7
Sehingga untuk mencapai tujuan pendidikan dibutuhkan seorang
pendidik yang mampu dan berkualitas serta diharapkan dapat
mengarahkan anak didik menjadi generasi yang kita harapkan sesuai
dengan tujuan dan cita-cita bangsa.10
Otonomi dalam mengelola pembelajaran merupakan potensi bagi
sekolah untuk meningkatkan kinerja guru. Oleh karena itu, guru juga
berperan sebagai seorang manajer yang mengelola pembelajaran dengan
baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses manajemen
(pengelolaan), guru Pendidikan Agama Islam terlibat fungsi-fungsi
pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer, yaitu perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating),
kepemimpinan
(leading),
dan
evaluasi
(controling)
dalam
pembelajaran.11
Hal ini sebagaimana definisi manajemen yang dikemukan oleh
Terry sebagai berikut: management is distinct process consisting of
planning (manajemen adalah proses yang berbeda yang terdiri dari
perencanaan), dan kebiasaan yang dilakukan secara sadar, terus menerus
dalam bentuk organisasi. Adapaun semua organisasi mempunyai orang
yang bertanggung jawab untuk mencapai sasaran atau tujuan.12
Sedangkan menurut Nanang Fatah dalam bukunya yang berjudul
landasan manajemen pendidikan sebagai berikut: manajemen diartikan
sebagai
proses
merencana,
10
mengorganisasi,
memimpin
dan
.Muhaimin dkk,Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung :Tri Ganda Karya,1993.
Suharsimi Arikunto,Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi,BPPE, Yogyakarta:1980.23
12
James A.F Stoner dkk, Manajemen., PT Buana Ilmu Populer, 1996, 7.
11
8
mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspek agar tujuan
organisasi tercapai secara efektif dan efisien
Fungsi perencanaan antara lain menentukan tujuan atau kerangka
tindakan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Ini dilakukan
dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi, menentukan
kesempatan dan ancaman, menentkan strategi, kebijakan, taktik dan
program. Semua itu dilakukan berdasarkan proses pengambilan
keputusan secara ilmiah.
Fungsi pengorganisasian meliputi penetuan fungsi, hubungan dan
stuktur. Fungsi berupa tugas-tugas yang dibagi ke dalam fungsi garis, staf
dan fungsional. Hubungan terdiri atas tanggung jawab dan wewenang
sedang strukturnya dapat horizontal dan vertikal. Semuanya itu
memperlancar alokasi sumber daya dengan kombinasi yang tepat untuk
mengimplementasikan rencana.
Fungsi
pemimpin
menggambarkan
bagaimana
manajer
mengarahkan dan mempengaruhi para bawahan, bagaimana orang lain
melaksanakan tugas yang esensial dengan menciptakan suasana yang
menyenangkan untuk bekerja sama.
Fungsi pengawasan meliputi penentuan standar, supervise, dan
mengukur penampilan/pelaksanaan terhadap standar dan memberikan
keyakinan bahwa tujuan organisasi tercapai. Pengawasan sangat erat
9
kaitannya dengan perencanaan, karena melalui pengawasan efektivitas
manajemen dapat diukur.13
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20
Tahun 2003 pasal 12 Bab V menerangkan bahwa setiap peserta didik
pada satuan pndidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai
dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang
seagama. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuannya dan menyelesaikan program pendidikan
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang
dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan 14
Sedangkan dalam operasionalnya Pendidikan Agama di sekolah
umum diatur oleh Menteri Agama dengan menteri Pendidikan
Kebudayaan (sekarang
bernama Menteri Kebudayaan Nasional)
Di
sekolah-sekolah negeri bahkan swasta sejak dari pendidikan dasar sampai
pendidikan menengah, pendidikan Agama dilaksanakan dua jam
pelajaran setiap minggunya. 15
Adapun kurikulum yang digunakan
di Sekolah Dasar Islam
Terpadu Assalamah dengan Sekolah dasar Islam Istiqomah adalah
pembelajaran terpadu, Ada beberapa pengertian dari pembelajaran
terpadu dikemukakan oleh beberapa orang pakar diantaranya :
13
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Rosdakarya Offset,1996, 2.
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003, 7.
15
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional Indonesia,
Jakarta: Prenada Media, 2004,38.
14
10
1.
Menurut Oemar Hamalik bahwa, pembelajaran terpadu adalah sistem
pengajaran yang bersifat menyeluruh, yang memadukan berbagai
disiplin pembelajaran yang berpusat pada suatu masalah atau topik atau
proyek, baik teoritis maupun praktis, dan memadukan kelembagaan
sekolah dan luar sekolah yang mengembangkan program yang terpadu
berdasarkan kebutuhan siswa, kebutuhan masyarakat dam memadukan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengembangan
kepribadian siswa yang terintegrasi.
2.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang
mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Salah satu diantaranya
adalah memadukan pokok bahasan atau sub pokok bahasan atau bidang
studi, keterangan seperti
ini
disebut juga dengan kurikulum
(DEPDIKBUD, 1990: 3)
3.
Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses
pembelajaran dengan melibatkan/mengkaitkan berbagai bidang studi.
Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukan untuk menghilangkan
kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep
pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.16
4.
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) adalah sebuah lembaga
pendidikan swasta yang bercirikan Islam setingkat sekolah dasar umum
biasa yang memadukan kurikulum standar sekolah negeri dengan
kurikulum lokal sekolah bernuansa Islam. Pada umumnya
16
Sekolah
Khoiru Ahmadi dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Jakarta: Prestasi Pustakaraya,
2011, 44.
11
Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan Sekolah Dasar Islam ini menggunakan
acuan dua kurikulum yaitu Kementerian Agama (Madrasah Ibtidaiyah)
dan Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, sehingga untuk
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diperlukan dalam sekolah
ini lebih jauh dan lebih banyak dibandingkan dengan sekolah-sekolah
dasar pada umumnya.17
Realita secara umum kondisi fisik SDIT Assalamah dengan SDI
Istiqomah sangat membanggakan baik dari bangunan maupun dari
jumlah siswa. Adapun kedua SDIT tersebut merupakan sekolah swasta
yang didirikan oleh yayasan di bawah naungan Kementerian Pendidikan
Nasional yang mempuyai visi dan misi tidak jauh berbeda yaitu
mengantarkan generasi islam yang beriman bertaqwa berahlaqul
karimah. Namun di dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam antara
SDIT Assalamah dan SDI Istiqomah ada perbedaan. Hal ini dapat dilihat
dalam
struktur kurikulum di antara kedua SDIT tersebut yang
mempunyai karakteristik sendiri-sendiri, tergantung pada kondisi
masing-masing sekolah tersebut.
Ketertarikan peneliti terhadap SDIT Assalamah dan SDI
Istiqomah
Ungaran Kabupaten Semarang untuk dijadikan obyek
penelitian karena sekolah tersebut merupakan salah satu Sekolah Dasar
Islam di Kecamatan Ungaran Barat yang telah mengkolaborasikan antara
kurikulum diknas dengan kurikulum kementerian Agama, misalnya
17
Ahmad Mahzum, Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences SDIT
Assalamah, Surakarta : 10-11.
12
Pendidkan Agama Islam sebagai mata pelajaran yang harus diajarkan
kepada siswa walaupun masih ada kurikulum lokal yang menjadi
unggulan atau keunikan dari SDIT Assalamah maupun SDI Istiqomah.
Manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT
Assalamah dan SDI Istiqomah yang dilaksanakan akan mempengaruhi
kepribadian, perilaku, dan pengetahuan peserta didik setelah mengikuti
proses pembelajaran. Artinya, berhasil tidaknya proses pembelajaran
akan sangat ditentukan oleh manajemen pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti
tertarik
untuk
mengetahui
bagaimana
manajemen
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2013/2014
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka fokus penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam
sebagai ciri khas sekolah agama di SDIT Assalamah?
2. Bagaimanakah manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam
sebagai ciri khas sekolah agama di SDI Istiqomah?
3. Bagaimanakah perbedaan manajemen pembelajaran Pendidikan Agama
Islam antara di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah ?
13
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka perlu adanya
pembatasan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
2. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
3. Evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam
C. Signifikansi Penelitian
Temuan-temuan
dalam
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan manfaat kepada berbagai pihak sebagai berikut :
1. Secara Teoretik
a. Memberikan sumbangan berupa manajemen pembelajaran Pendidikan
Agama Islam pada SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah.
b. Memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu pendidikan,
terutama yang berkaitan dengan manajemen pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SDIT Assalamah dan SDI Istiqomah.
2. Secara Praktis
a. Sebagai masukan bagi lembaga untuk meningkatkan mutu pendidikan
di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah.
b. Sebagai alternatif manajemen pembelajaran yang unggul bagi lembaga
pendidikan Islam
c.
Sebagai
masukan
bagi
guru
untuk
pembenahan
pembelajaran di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah.
14
manajemen
d. Sebagai masukan bagi para guru di SDIT Assalamah dan SDI
Istiqomah bahwa keberhasilan dalam mengajar ditentukan oleh
manajemen pembelajaran yang berkualitas.
e. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan terkait
dengan manajemen pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dan SDI
Istiqomah.
f. Sebagai bahan alternatif bahwa manajemen pembelajaran PAI yang
diunggulkan oleh lembaga pendidikan islam
D. Kajian Pustaka
1.
Endang Listyani (2012) melakukan penelitian terhadap manajemen
pembelajaran pendidikan Agama Islam di SMP Nasima Semarang.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) Kegiatan perencanaan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Nasima pada dasarnya
sudah dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada administrasi
pembelajaran yang dibuat oleh guru Pendidikan Agama Islam,(2)
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Nasima
menyeimbangkan teori dan praktik. Dapat dilihat dengan adanya
pembiasaan dan rutinitas keagamaan yang dilakukan setiap hari, dan (3)
Penilaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada dasarnya sudah
dilaksanakan secara kesinambungan. Terbukti dalam pelaksanaan
15
penilaian dilakukan secara bertahap, mulai dari
ulangan harian
terprogram, mid semester, dan ulangan akhir semester.18
2.
Fahmi Ahmad Lestusen (2010) melakukan penelitian terhadap aplikasi
manajemen pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Batu. Dalam penelitian ini
guru merupakan faktor yang dominan dan paling penting dalam
pendidikan formal, apalagi guru agama sangat besar perannya dalam
meningkatkan spiritual dan mental keagamaan yang ada pada diri siswa.
Seorang guru agama memiliki tanggung jawab yang besar, karena
seorang guru tidak semata-mata mentrasfer ilmu saja, akan tetapi
sebagai pendidik dan pembimbing. Dalam aplikasi manajemen
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, guru merupakan faktor yang paling dominan dan paling
bertanggung jawab dalam hal ini. Guru memiliki posisi yang sangat
penting dan strategi dalam pengembangan potensi yang dimiliki peserta
didik, sehingga pada diri gurulah kejayaan dan keselamatan masa depan
bangsa dengan penanaman nilai-nilai dasar yang luhur sebagai cita-cita
pendidikan nasional dengan membentuk kepribadian sejahtera lahir dan
batin, yang ditempuh melalui pendidikan Agama dan pendidikan
umum. Maka dari itu pendidik harus mampu mendidik diberbagai hal,
18
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduman/article/view/63 Senin pukul 14.00 tanggal
01 Juli 2013.
16
agar ia menjadi pendidik yang profesional, sehingga mampu mendidik
peserta didik dalam kreativitas dan kehidupan sehari-harinya.19
3. Umi Farida, (2009) melakukan penelitian terhadap manajemen
pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sebagai upaya guru dalam
menciptakan
siswa,Aktif,Di,SD
Alam,Insan,Mulia,.Adapun
tujuan
peneliti memilih judul tersebut karena ingin mengetahui sejauhmana
manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam diterapkan di sekolah
dan langkah-langkah yang digunakan dalam menciptakan siswa aktif.
Masalah yang diteliti yaitu: Bagaimana manajemen pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SD Alam Insan Mulia Surabaya, apa saja
upaya guru yang di lakukan dalam menciptakan siswa aktif di SD Alam
Insan Mulia Surabaya. Dan bagaimana manajemen pembelajaran
Pendidikan Agama Islam sebagai upaya guru dalam menciptakan siswa
aktif . Dalam menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan
penelitian kualitatif secara deskriptif, dalam mencari data peneliti
menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi tentang manajemen
pembelajaran Pendidikan Agama Islam
sebagai upaya guru dalam
menciptakan siswa aktif di SD Alam Insan Mulia Surabaya.
Manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Alam Insan
Mulia Surabaya adalah pembelajaran yang menggunakan pola tematik
yang diselaraskan dengan pola perkembangan pemikiran anak. SD Alam
Insan Mulia Surabaya juga menggupayakan untuk mengintegrasikan
19
http://umi farida.blogspot.com/2010/03/manajemen-pembelajaran-pendidikan-agama.html.
Selasa pukul 10.00 tanggal 15 April 2014.
17
mata pelajaran, misalnya: materi pendidikan agama yaitu aqidah akhlaq.
Dalam prakteknya, materi tersebut tidak langsung disampaikan secara
sendiri tetapi disampaikan secara terpadu bersama materi lain. Langkahlangkah guru dalam menciptakan siswa aktif yaitu menggunakan
beberapa strategi diantaranya active learning, CTL, problem based
learning, moving class. Sedangkan konsep pendidikannya menggunakan
tiga konsep dasar yaitu integrated learning, joyfull learning, dan
cooperatif learning.
4.
Abdul Falah, (2012) melakukan penelitian terhadap pengaruh
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pembinaan
Kepribadian Siswa (PKS ) terhadap Karakter Siswa ini dilatar belakangi
oleh
kenyataan
bahwa
SMP
Negeri
16
Tasikmalaya
dalam
kurikulumnya memuat Pendidikan Agama Islam , dan juga program
pembinaan kepribadian siswa, yang keduanya mendidik siswa agar
mempunyai karakter baik. Seharusnya dengan kedua program tersebut,
terbentuk siswa yang mempunyai karakter baik. Namun masih terdapat
siswa yang kurang memiliki karakter. Tesis ini menjelaskan besarnya
pengaruh pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dan
pembinaan kepribadian siswa terhadap karakter siswa.
Metode yang digunakan adalah metode ex-postfacto korelasi
dengan pendekatan kuantitatif, dengan melakukan analisis terhadap
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, pembinaan
kepribadian siswa dan karakter siswa. Analisis dilakukan pada data yang
18
diperoleh melalui kuisioner yang terlebih dahulu disusun secara
terstruktur dan melalui uji coba serta diuji validitas dan reabilitasnya.
Populasi siswa di SMP Negeri 16 Tasikmalaya kelas VIII berjumlah 178
siswa. Penarikan sampel dilakukan secara acak sebanyak 64 siswa
diambil untuk dijadikan objek penelitian.20
Berdasarkan pada kajian pustaka di atas maka perbedaan dengan
peneliti yang terdahulu adalah lokasi penelitian, waktu pelaksanaan
penelitian, jenis penelitian serta teknik analisis. Sehingga penulis optimis
untuk melakukan penelitian dengan judul adalah Manajemen Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam ( Studi Komparasi SDIT Assalamah dengan
SDI Istiqomah di Kec Ungaran Barat Kab Semarang Tahun pelajaran
2013/2014).
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Karena data yang dikumpulkan berbentuk kata atau
gambaran dari naskah wawancara, catatan lapangan dan dokumen
pribadi, deskriptif yang penuh nuansa, yang lebih berharga dari pada
sekedar pernyataan jumlah atau frekuensi dalam bentuk angka.
2.
Kegiatan Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SDIT Assalamah dan SDI
Istiqomah di Kec Ungaran Barat selama enam bulan. Dengan tahapan
20
http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=08710025. Diakses pukul 10.00 tanggal 15 April
2013
19
penelitian antara lain: melakukan observasi, menentukan key person,
informan dengan teknik snowbolling.
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan tesis sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan meliputi : Latar belakang masalah,rumusan dan
batasan
masalah,signifikansi
penelitian,
Kajian
Pustaka,
Metode
Peneltian, Sistematika Penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka yang meliputi : Teori manajemen, Fungsi
manajemen Pembelajaran PAI, Prinsip-Prinsip manajemen pembelajaran,
komponen-komponen manajemen pembelajaran,faktor-faktor manajemen
pembelajaran dan unsur-unsur manajemen pembelajaran, pengertian
pembelajaran
Pendidikan
Agama
Islam,
dampak-dampak
yang
mempengaruhi manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran Pendidikan Agama
Islam.Pengertian Sekolah Dasar Islam Tepadu.
Bab III Metodologi penelitian meliputi : Jenis dan pendekatan penelitian,
kegiatan penelitian, sobyek penelitian dan objek penelitian , teknik
pengumpulan data, analisis data.
Bab IV Analisis data dan hasil penelitian meliputi:Teknik analisis data
dalam penelitian ini diskriptif-eksploratif, analisis yaitu mendiskripsikan
pendapat kepala sekolah, waka kurikulum , guru, dan siswa kemudian
dianalisis tentang manajemen pembelajaran PAI. Adapun alur yang
digunakan interprestasi data, dalam penelitian ini adalah teori yang
20
dikemukan oleh Miles dan Huberman , yaitu reduksi data, sajian data,
dan verivikasi.21
Bab V Kesimpulan dan saran
21
Mils dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: UI Press,1984,19.
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen Pembelajaran
Kata manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata
manus yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata
itu digabung menjadi kata kerja manager yang artinya menangani.
Managere diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata
kerja to manage,dengan kata benda management, dan manager untuk
orang yang melakukan kegiatan manajemen. Menurut Ngalim Purwanto
manajemen adalah suatu proses tertentu yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan
menggunakan manusia/orang-orang atau sumber daya lainnya.22
Menurut Parker manajemen ialah seni melaksanakan pekerjaan
melalui orang-orang (the art of getting things done through people).
Meskipun banyak definisi manajemen yang telah diungkapkan para ahli
sesuai pendangan dan pendekatannya masing-masing sebagaimana
berikut:
1. Dalam bukunya Made Pidarta manajemen adalah pusat administrasi,
administrasi berawal dan berakhir pada manajemen. Manajemen
adalah inti administrasi, karena manajmen merupakan bagian utama
22
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remadja Karya, 1988, 8.
22
administrasi,
dengan
tugas-tugasnya
yang paling menentukan
administrasi. Inilah yang merupakan hakikat manajemen, suatu
aktivitas yang menjadi pusat administrasi, pusat atau inti kerjasama
antar anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.23
2. Pendapat Terry (1997 : 4) yang mengemukakan “ Management is a
district process consisting of planning, organizing, actuating, and
controlling, performed to determine and accomplish stated objectives
by the use of human beings and other resources “ Manajemen adalah
suatu proses tertentu yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan
manusia/orang-orang dan sumber daya lainnya. 24
3. Sulistyorini
dalam
bukunya
Manajemen
Pendidikan
Islam
mengemukakan arti manajemen sebagai berikut kegiatan seseorang
dalam mengatur organisasi, lembaga atau sekolah yang bersifat
manusia maupun non manusia, sehingga tujuan organisasi, lembaga
atau sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien.25
4. Sukamto Reksohadiprodjo dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen
mengartikan manajemen sebagai berikut: manajmen bisa berarti
fungsi, peranan maupun keterampilan manajmen sebagai fungsi
meliputi
usaha
perencanaan,
23
pengorganisasian,
pengarahan,
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Melton Putra, 1988, 17.
Ibid, hlm 19.
25
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2009, 11.
24
23
pengkoordinasian dan pengawasan . Manajemen sebagai peranan
adalah antar pribadi pemberi informasi dan pengambil keputusan.
Manajemen dapat pula berarti pengembangan keterampilan, yaitu
teknis, manusiawi dan konseptual26
Dari beberapa pendapat
para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa manajemen adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
untuk mencapai suatu tujuan secara efesien dan efektif.
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian
belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi
bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan
mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan proses belajar
mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta
didik dan sumber belajar pada suatau lingkungan belajar. Proses
pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar
terlaksana secara efektif dan efisien.27
Sedangkan Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku ,
perubahan itu mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik yang terjadi
melalui latihan atau pengalaman. Perubahan tingkah laku karena belajar
menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik psikis maupun pisik.28
Sehingga dalam Satuan pendidikan di sekolah secara umum
memiliki fungsi sebagai wadah untuk melaksanakan proses edukasi ,
26
Sukanto Reksohadiprodjo, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta : BPFE, 1996. 13.
Rusman, Model-Model Pembelajaran, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011, 4.
28
Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam Kegiatan Pembelajaran, Jakarta: Delia
Pres, 2004, 49.
27
24
sosialisasi dalam transformasi bagi siswa/peserta didik. Bermutu
tidaknya penyelenggaraan sekolah dapat diukur berdasarkan pelaksanaan
fungsi-fungsi tersebut.
Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan
atau perancangan (dasain) sebagai upaya untuk membelajarkan murid.
Itulah sebabnya dalam belajar murid tidak hanya berinteraksi dengan
guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinterkasi
dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan, oleh karena itu pembelajaran memusatkan
perhatian pada Bagaimana membelajarkan murid dan bukan pada apa
yang dipelajari murid, adapun perhatian terhadap apa yang dipelajari
merupakan bidang kajian dari kurikulum, yakni mengenai apa isi
pembelajaran yang harus dipelajari murid agar dapat tercapai secara
optimal. Adapun pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut :
1. Duffy dan Roehler pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja
melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki
guru untuk mencapai tujuan kurikulum.29
2. Menurut Gagne, Briggs, dan Wager dalam bukunya Rusmono
mengartikan
pembelajaran
adalah
serangkaian
kegiatan
yang
dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Sedangkan Miarso mengemukan bahwa pembelajaran adalah suatu
29
Muhammad Saroni, Manajemen Sekolah, Jogjakarta: Arr-Ruzz, 2006, 140.
25
usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar
atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain30
3. Menurut Hamalik pembelajaran sebagai suatu sistem artinya suatu
keseluruhan
dari
komponen-komponen
yang
berinteraksi
dan
berinterelasi antara satu sama lain dan keseluruhan itu terdiri untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Beberapa komponen dimaksud terdiri atas: (1) siswa, (2) Guru, (3)
Tujuan (4) Materi (5) Metode (6) Sarana/alat (7) Evaluasi, dan (8)
Lingkungan/konteks.31
Pengertian manajemen pembelajaran demikian dapat diartikan
secara luas, dalam arti mencakup keseluruhan kegiatan bagaimana
membelajarkan siswa mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada
penilaian pembelajaran. Pendapat lain menyatakan bahwa manajemen
pembelajaran merupakan bagian dari strategi pengelolaan pembelajaran.
Manajemen pembelajaran dapat juga diartikan sebagai usaha ke
arah pencapaian tujuan-tujuan melalui aktivitas-aktivitas orang lain atau
membuat sesuatu dikerjakan oleh orang-orang lain, berupa peningkatan
minat, perhatian, kesenangan, dan latar belakang siswa (orang yang
belajar), dengan memperluas cakupan aktivitas (tidak terlalu dibatasi),
serta mengarah kepada pengembangan gaya hidup di masa mendatang.
30
Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning ,Bogor: Ghalia Indonesia,
2012, 6.
31
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bandung: Bumi
Aksara, 2009, 45.
26
Dengan berpijak dari pernyataan-pernyataan terkait definisi
manajemen pembelajaran tersebut, maka dapat dibedakan antara
pengertian manajemen pembelajaran dalam arti luas dan manajemen
pembelajaran dalam arti sempit.
Dalam arti luas, manajemen pembelajaran adalah serangkaian
proses kegiatan mengelola bagaimana membelajarkan peserta didik
dengan diawali
dengan kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan atau pengendalian, dan penilaian. Sedangkan manajemen
pembelajaran dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan yang perlu
dikelola pendidik selama terjadinya interaksi dengan peserta didik dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Beberapa pakar pendidikan dan manajemen memiliki definisi
masing-masing tentang manajemen pembelajaran, sesuai dengan pola
pikir dan latar belakang profesionalisme mereka. Namun demikian,
secara global definisi mereka nyaris memiliki kesamaan bahwa,
manajemen pembelajaran merupakan proses mengelola, yang meliputi
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian (pengarahan), dan
pengevaluasian kegiatan yang berkaitan dengan proses membelajarkan
peserta didik dengan mengikutsertakan berbagai faktor didalamnya, guna
mencapai tujuan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa manajemen
pembelajaran merupakan kegiatan mengelola proses pembelajaran,
sehingga manajemen pembelajaran merupakan salah satu bagian dari
serangkaian kegiatan dalam manajemen pendidikan.
27
Dalam manajemen pembelajaran, yang bertindak sebagai manajer
adalah guru atau pendidik. Sehingga dengan demikian, pendidik
memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan beberapa
langkah kegiatan manajemen yang meliputi merencanakan pembelajaran,
mengorganisasikan pembelajaran, mengendalikan (mengarahkan) serta
mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan.
Dalam proses Pembelajaran perencanaan dimulai dari penetapan
tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang
lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut. Pembelajaran merupakan suatu proses
yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu belajar tertuju kepada apa
yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang
harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini
berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi
interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa di
saat pembelajaran sedang berlangsung. Perencanaan pembelajaran
dimaksudkan untuk agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran hendaknya dibuat secara tertulis. Hal
ini dilakukan agar guru dapat menilai diri sendiri selama melaksanakan
pembelajaran. Atas dasar penilaian itu guru dapat mengadakan koreksi
28
atas hasil kerjanya, dengan tujuan agar dapat melaksanakan tugas sebagai
guru dan pendidik makin lama makin meningkat.32
Bahwa perlunya perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar
dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini
dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan
perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain
pembelajaran.
2. Untuk merancang sesuatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan
sistem.
3. Perencanaan desain pembelajaran mengacu pada bagaimana seseorang
belajar.
4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran mengacu pada siswa
secara perorangan.
5. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan
pembelajaran, dalam hal ini aka nada tujuan langsung pembelajaran, dan
tujuan pengring dari pembelajaran.
6. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya
siswa untuk belajar.
7. Perencanaan
pembelajaran
harus
melibatkan
semua
variabel
pembelajaran.
32
Ratna Willis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Gelotra Aksara Pratama,
2006, 72.
29
8. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode
pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan pembelajaran dibuat bukan hanya sebagai pelengkap
administrasi, namun disusun sebagai bagian integral dari proses
pekerjaan profesional, sehingga berfungsi sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, penyusunan perencanaan
pembelajaran merupakan suatu keharusan karena didorong oleh
kebutuhan agar pelaksanaan pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan
dan sasaran yang akan dicapai.
Pada kegiatan merencanakan pembelajaran, pendidik menentukan
tujuan pembelajaran, yakni tujuan yang ingin dicapai setelah terjadinya
proses-kegiatan pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses
yang terdiri dari aspek, yaitu apa yang dilakukan peserta didik dan apa
yang dilakukan pendidik. Oleh karena itulah, untuk mendapatkan proses
pembelajaran yang berkualitas dan maksimal, maka dibutuhkan adanya
perencanaan.
Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan
berdasarkan hasil berpikir secara rasional, tentang sasaran dan tujuan
pembelajaran tertentu, perubahan tingkah laku peserta didik setelah
melalui pembelajaran serta upaya yang harus dilakukan dalam mencapai
tujuan tersebut. Konkretnya, dalam perencanaan pembelajaran ini
pendidik membuat perangkat pembelajaran.
30
Pada
kegiatan
mengorganisasikan
pembelajaran,
pendidik
mengumpulkan dan menyatukan berbagai macam sumber daya dalam
proses pembelajaran, baik pendidik, peserta didik, ilmu pengetahuan
serta media belajar. Dan dalam waktu yang sama, mensinergikan antara
berbagai sumberdaya yang ada dengan tujuan yang akan dicapai.
Pada kegiatan mengevaluasi pembelajaran, pendidik melakukan
penilaian (evaluasi) terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
Dalam kegiatan menilai itulah pendidik dapat menemukan bagaimana
proses
berlangsungnya
pembelajaran
serta
sejauh
mana
tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Sehingga kemudian dapat menemukan
berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berikutnya.
Melalui kegiatan mengevaluasi pembelajaran ini kemudian dapat
dilakukan upaya perbaikan pembelajaran. Manajemen pembelajaran
merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran dan pendidikan.
Sehingga dalam manajemen pembelajaran pun memiliki beberapa
kegiatan dan hal-hal penting untuk diperhatikan. Beberapa bagian
terpenting dalam manajemen pembelajaran tersebut antara lain:
penciptaan lingkungan belajar, mengajar dan melatihkan harapan kepada
peserta didik, meningkatkan aktivitas belajar, dan meningkatkan
kedisiplinan peserta didik. Disamping itu, dalam penyusunan materi
diperlukan juga rancangan tugas ajar dalam ranah psikomotorik,
rancangan tugas ajar dalam ranah afektif, rancangan tugas ajar dalam
ranah kognitif .
31
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pembelajaran tersebut
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang
direncanakan untuk
tujuan
membantu siswa dalam rangka untuk mencapai
yang dinginkan. Adapun upaya
perbaikan pembelajaran ini
dilakukan sebagai berikut:
a. Untuk memperbaiki mutu pembelajaran perlu diawali dengan
perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain
pembelajaran.
b. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan
sistem.
c. Perencanaan
desain
pembelajaran
diacuhkan
pada
bagaimana
seseorang belajar.
d. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacuhkan pada
murid secara perorangan.
e. Pembelajaran yang dilakukan bermuara pada ketercapaian tujuan
pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran,
dan tujuan pengiring dari pembelajaran.
f. Sasaran akhir dari
desain pembelajaran adalah mudahnya murid
untuk belajar.
g. Perencanaan pembelajaran harus melibatkatkan semua variable
pembelajaran.
32
h. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode
pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.33
B. Fungsi Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Berbicara tentang fungsi manajemen pembelajaran pendidikan
Agama Islam perencanaan menempati fungsi pertama dan utama di
antara fungsi-fungsi lainnya, Sukamto Reksohadiprodjo mengatakan
bahwa
fungsi
dasar
manajemen
suatu
usaha
merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinir serta mengawasi kegiatan
dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan
efektif.34
Untuk mempermudah pembahasan mengenai fungsi manajemen
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka kami kelompokan menjadi
fungsi manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan
perencanaan, pengarahan, pengawasan yang saling berhubungan tak
dapat dipisahkan.
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak
melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka
kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal.
Demikian pula halnya dalam pendidikan Agama Islam perencanaan harus
dijadikan langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh para
manajer dan para pengelola pendidikan Agama Islam. Sebab perencanaan
33
Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, Education Management Analisis Teori dan Praktik, Jakarta:
Raja wali Pers,2008,107-108.
34
Ibid, hlm 13.
33
merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam
menentukan perencanaan Pendidikan Agama Islam akan berakibat sangat
fatal bagi keberlangsungan PendidikanAgama Islam.
Sedangkan dalam proses belajar mengajar, perencanaan program
pembelajaran
memegang
menentukan
langkah
peranan
pelaksanaan
pembelajaran sebagai suatu sistem
yang
dan
sangat
penting,
evaluasi.
sebab
Keterpaduan
bukan hanya antara komponen-
komponen proses belajar mengajar, tetapi juga antara langkah yang satu
dengan langkah berikutnya dan guru dalam melaksanakan program
pembelajaran
benar-benar
harus
sesuai
dengan
yang
telah
direncanakan.35
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
Manajemen Pendidikan Agama Islam perencanaan me rupakan kunci
utama untuk menentukan aktivitas berikutnya. Tanpa perencanaan yang
matang aktivitas lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik bahkan
mungkin akan gagal. Oleh karena itu buatlah perencanaan sematang
mungkin agar menemui kesuksesan yang memuaskan.
2. Pengorganisasian (organizing)
Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk
melakukan segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi
suatu kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan mudah
bisa diluluhlantakan oleh kebathilan yang tersusun rapi.
35
R. Ibrahim, Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, 8.
34
Pengorganisasian adalah suatu mekanisme atau suatu struktur,
yang dengan struktur itu semua subyek , perangkat lunak dan perangkat
keras yang semuanya dapat bekerja secara efektif, dan dapat
dimanfaatkan menurut fungsi dan porposinya masing-masing.36
Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah,
melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan
dilakukan secara rapi. Organisasi lebih menekankan pada pengaturan
mekanisme kerja. Dalam sebuah organisasi tentu ada pemimpin dan
bawahan.
Sebuah organisasi dalam manajemen pendidikan Islam akan dapat
berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan jika konsisten dengan
prinsip-prinsip yang mendesain perjalanan organisasi yaitu Kebebasan,
keadilan, dan musyawarah. Jika kesemua prinsip ini dapat diaplikasikan
secara konsisten dalam proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam
dan akan sangat membantu bagi para manajer pendidikan Islam.
Karena dalam satuan pendidikan di sekolah secara umum
memiliki fungsi sebagai wadah untuk melaksanakan proses edukasi,
sosialisasi dalam transformasi bagi siswa/peserta didik. Bermutu
tidaknya penyelenggaraan sekolah dapat diukur berdasarkan pelaksanaan
fungsi-fungsi tersebut. Untuk dapat memahami kedudukan manajemen
dalam pembelajaran dapat dilihat kerangka di bawah ini.
36
Ibid, hlm. 9.
35
Sarana belajar
Manajemen
Pembelajaran
Fisik penampilan
Sekolah
berkualitas
Hasil yg
diharapkan
Partisipasi
Masyarakat
sekolah
Gambar 01 : Kedudukan manajemen dalam pembelajaran
Gambar di atas menunjukkan bahwa manajemen memiliki
kedudukan strategis dalam memberikan dukungan penyelenggaraan
pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Untuk efektif dan efisien, maka
di perlukan manajemen. Artinya bahwa tanpa adanya manajemen yang
baik dipastikan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara maksimal.
Karena di dalam manajemen tercakup aspek planning, organizing,
leading dan controlling yang semua mengarah kepada pencapaian tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien.37
Dari uraian di atas dapat difahami bahwa pengorganisasian
merupakan fase kedua setelah perencanaan
yang telah dibuat
sebelumnya. Pengorganisasian terjadi karena pekerjaan yang perlu
dilaksanakan itu terlalu berat untuk ditangani oleh satu orang saja.
Dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga bantuan dan terbentuklah
suatu kelompok kerja yang efektif. Banyak pikiran, tangan, dan
keterampilan dihimpun menjadi satu yang harus dikoordinasi bukan saja
37
Agus Maimun dan Agus Zaenul Fitri,Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan Alternatis Di
Era Kompetitif, Malang, UIN Maliki Press, 2010,122.
36
untuk diselesaikan tugas-tugas yang bersangkutan, tetapi juga untuk
menciptakan kegunaan bagi masing-masing anggota kelompok tersebut
terhadap keinginan keterampilan dan pengetahuan.
3. Pengarahan (directing).
Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada rekan
kerja sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan
bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Di
dalam fungsi pengarahan terdapat empat komponen, yaitu pengarah,
yang diberi pengarahan, isi pengarahan, dan metode pengarahan.
Pengarah adalah orang yang memberikan pengarahan berupa perintah,
larangan, dan bimbingan. Yang diberipengarahan adalah orang yang
diinginkan dapat merealisasikan pengarahan. Isi pengarahan adalah
sesuatu yang disampaikan pengarah baik berupa perintah, larangan,
maupun bimbingan. Sedangkan metode pengarahan adalah sistem
komunikasi antara pengarah dan yang diberi pengarahan.
Dalam manajemen Pendidikan Agama Islam, agar isi pengarahan
yang diberikan kepada orang yang diberi pengarahan dapat dilaksanakan
dengan baik maka seorang pengarah setidaknya harus memperhatikan
beberapa prinsip berikut, yaitu : Keteladanan, konsistensi, keterbukaan,
kelembutan, dan kebijakan. Isi pengarahan baik yang berupa perintah,
larangan, maupun bimbingan hendaknya tidak memberatkan dan di luar
kemampuan sipenerima arahan, sebab jika hal itu terjadi maka jangan
37
berharap isi pengarahan itu dapat dilaksanakan dengan baik oleh
sipenerima pengarahan.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa fungsi pengarahan
dalam manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah proses
bimbingan yang didasari prinsip-prinsip religius kepada rekan kerja,
sehingga orang tersebut mau melaksanakan tugasnya dengan sungguhsungguh dan bersemangat disertai keikhlasan yang sangat mendalam.
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan
kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. bahwa dalam
pandangan Islam pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak
lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak.
Dalam Pendidikan Agama Islam pengawasan didefinisikan
sebagai proses pemantauan yang terus menerus untuk menjamin
terlaksananya perencanaan secara konsekuen baik yang bersifat materiil
maupun spirituil yang disusun dengan pelaksanaan atau hasil yang benarbenar dicapai. Untuk mengetahui hasil yang dicapai benar-benar sesuai
dengan rencana yang telah disusun diperlukan informasi
komunikasi dengan bawahan.38
38
Ibid, hlm 9.
38
melalui
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Bangsa Indonesia yang penduduknya mayoritas beragama Islam
telah bersepakat dan bertekad untuk membentuk satu Negara kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, bukan
berdasarkan Islam. Namun Pancasila dan UUD 1945 menjamin
kemerdekaan bagi umat Islam untuk melaksanakan dan mengembangkan
pendidikan Agama Islam.
Dalam Pasal 31 ayat (2) UUD 1945 disebutkan bahwa Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional
yang diatur dengan Undang-Undang. Menurut para penyusun, yang
dimaksud dengan satu sistem pengajaran nasional adalah suatu sistem
pendidikan dan pengajaran yang memelihara pendidikan kecerdasan akal
budi secara merata kepada seluruh rakyat Indonesia,yang bersendi agama
dan kebudayaan bangsa,untuk mewujudkan keselamatan dan kebahagian
masyarakat bangsa Indonesia seluruhnya. Dikuatkan dengan UndangUndang No. 2 Tahun 1989 Bab II Pasal menyebutkan bahwa tujuan
Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaiitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
39
jasmani. dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaaan.39
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang sistem
Pendidikan Nasional, merupakan Undang-Undang yang mengatur
penyelenggaraan
satu
sistem
pendidikan
nasional
sebagaimana
dikehendaki UUD 1945,melalui proses yang melelahkan,sejak Indonesia
merdeka hingga tahun 1989 dengan kelahiran UU Nomor 2 Tahun 1989,
dan kemudian disempurnakan menjadi UU Nomor 20 Tahun 2003,
merupakan puncak dari usaha mengintegrasikan pendidikan Islam ke
dalam sistem pendidikan nasional.Dengan demikian berarti UU Nomor
20 Tahun 2003 merupakan wadah formal terintegrasikan pendidikan
Islam dalam sistem Pendidikan Nasional, dan dengan adanya wadah
tersebut, pendidikan Islam mendapatkan peluang serta kesempatan untuk
terus dikembangkan. Karena pendidikan Islam secara terintegrasi dalam
sistem Pendidikan Nasional tersebut dapat dilihat pada pasal-pasal UU
Nomor 2003 , seperti berikut ini. Di dalam Pasal 1 ayat (2), disebutkan
bahwa Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan
zaman, tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan Islam, baik sebagai
sistem maupun institusinya, merupakan warisan budaya bangsa yang
berarti berakar pada masyarakat bangsa Indonesia, dengan demikian jelas
39
Kartino Kartono, Tinjauan Politik Mengenai Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Pradnya
Paramita, 1997, 83.
40
bahwa pendidikan Islam akan merupakan bagian intergral dari sistem
Pendidikan Nasional.
Secara terminologis Pendidikan Agama Islam berorientasi tidak
hanya sekedar memberikan ilmu pengetahuan agama yang sifatnya
Islamologi, melainkan lebih menekankan aspek mendidik dengan arah
pembentukan pribadi Muslim yang ta’at, berilmu dan beramal shalih.
Pendidikan Agama Islam yaitu usaha yang lebih khusus
ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan dan sumber daya
insani lainnya agar lebih mampu memahami,
menghayati dan
mengamalkan ajaran islam. Pendidikan Agama Islam merupakan
komponen yang tak terpisahkan dari pendidikan Islam yanga jangkauan
dan sasarannya lebih luas, namun berfungsi sangat strategi untuk
mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam fungsi disiplin ilmu yang
dipelajari oleh subyek didik.
Kekhususan Pendidikan Agama Islam ini dapat ditinjau baik dari
tujuan maupun meteri yang diajarkan hal ini tampak dalam penjelasan
pasal 39.Undang-Undang RI No 2 Tahun 1989 tentang pendidikan
agama. Pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai yang dianut oleh
peserta didik yang bersangkutan. Hal ini berarti tujuan dan materi yang
diajarkan disesuaikan dengan ajaran Islam, sehubungan
41
dengan itu
tujuan pendidikan agama Islam berintikan tiga aspek yaitu iman, ilmu
dan amal.40
Adapun Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi yang
berbeda dari subyek pelajaran yang lain. Ia dapat memilki fungsi yang
bermacam-macam, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh masingmasing lembaga pendidikan
Fungsi yang diemban olehnya akan
menentukan berbagai aspek pengajaran yang dipilih oleh pendidik agar
tujuan tercapai. Secara umum. Pendidikan Agama Islam dapat diarahkan
untuk mengemban salah satu atau gabungan dari beberapa fungsi, yaitu
konfesional, neo konfesional, konfesional tersembunyi, implisit, dan non
kenfensional.
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal,memahami,menghayati,hingga
mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukununnya antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa.
Menurut Zakiyah Darajat bahwa Pendidikan Agama Islam adalah
suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa
dapat memahami ajaran agama Islam secara menyeluruh. Lalu
menghayati tujuan, yang pada ahirnya dapat mengamalkan serta
menjadikan
40
Islam sebagai pandangan hidup. Dan Tayar Yusuf
Ahmadi, Islam Sebagai Paradigma IlmuPendidikan, Semarang: Aditya Media, 103.
42
mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua
untuk
mengalihkan
pengalaman,
pengetahuan,
kecakapan
dan
ketrampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa
kepada Allah SWT. Sedangkan menurut A.Tafsir pendidikan Agama
Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar
ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Serta Azizy
mengemukakan bahwa esensi pendidikan yaitu adanya proses transfer
nilai, pengetahuan, dan keterampilan dari generasi tua kepada generasi
muda agar generasi muda mampu hidup. Oleh karena itu ketika kita
menyambut pendidikan Islam , maka akan mencakup dua hal (a)
mendidik siswa untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak
Islam (b) mendidik siswa-siswi untuk mempelajari materi ajaran Islam
subyek berupa pengetahuan tentang ajaran Islam.41
Munculnya anggapan-anggapan yang kurang menyenangkan
tentang pendidikan agama seperti Islam diajarkan lebih pada hafalan (
padahal Islam penuh dengan nilai-nilai ) yang harus dipraktekkan.
Pendidikan agama lebih ditekankan pada hubungan formalitas antara
hamba dengan TuhanNya penghayatan nilai-nilai agama kurang
mendapat penekanan dan masih terdapat sederet respon kritis terhadap
pendidikan agama . Hal ini disebabkan penilaian kelulusan siswa dalam
pelajaran agama diukur dengn berapa banyak hafalan dan mengerjakan
ujian tertulis di kelas yang terdapat didemonstrasikan oleh siswa.
41
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: 2004. 130.
43
Memang pola pembelajaran tersebut khas pola pendidikan
agama. Pendidikan agama secara umum pun diakui oleh para ahli dan
pelaku pendidikan Negara yang juga mengidap maslah yang sama
.Masplah besar dalam pendidikan selama ini adalah kuatnya dominisi
pusat dalam penyelenggaraan pendidikan sehingga yang muncul uniform
sentralistik kurikulum, model hafal dan monolog, materi ajar yang
banyak, serta kurang menekankan pada pembentukan karakter bangsa.
Mata
pelajaran
pendidikan
agama
Islam
itu
secara
keseluruhannya dalam lingkup Al-Qur’an dan Al-hadis, keimanan, ahlak,
fiqh/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup
pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan
dan keseimbangan haubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri,
sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya ( Hablum
minallah wa hablum minannas ).
Jadi Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang
dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk
meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan 42
Memperhatikan ke empat definisi mengenai Pendidikan Agama
Islam di atas, jelaslah bahwa proses pendidikan agama Islam sekalipun
konteksnya sebagai suatu bidang studi. Tidak sekedar menyangkut
42
Ibid, hlm 40.
44
pemberian ilmu pengetahuan agama kepada siswa, melainkan yang lebih
utama menyangkut pembinaan, pembentukan
dan pengembangan
kepribadian muslim yang ta’at beribadah dan menjalankan kewajibannya.
2.
Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam merupakan bidang studi yang dipelajari
di sekolah, mulai dari tingkat Taman kanak-kanak sampai ke perguruan
tinggi. Hal ini menunjukan betapa pentingnya pendidikan Agama Islam
dalam rangka pembentukan suatu kepribadian yang sesuai dengan tujuan
dan tuntunan serta falsafah bangsa dan agama yang dianutnya. Oleh
karena itu, dalam pelaksanaannya Pendidikan Agama Islam di sekolah
mempunyai dasar-dasar yang cukup kuat. Sebagaimana yang tercantum
dalam ketetapan MPR RI Nomor II/MPR/1993 tentang Garis-Garis Besar
Haluan Negara yang berbunyi. Kurikulum perlu terus dikembangkan
secara dinamis dengan memperhatikan kepentingan dan kekhasan daerah
serta pekembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, Pancasila,
pendidikan agama dan pendidikan Kewarganegaraan, terus ditingkatkan
dan dikembangkan disemua jalur, jenis dan jenjang pendidikan nasional,
ilmu dasar, ilmu pengetahuan alam dan eksakta, ilmu pengetahuan sosial
dan humaniora perlu dikembangkan secara serasi dan seimbang.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 2, dinyatakan bahwa
ini kurikulum tiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
45
pendidikan
Pancasila,
pendidikan
Agama
dan
pendidikan
kewarganegaraan.
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai
dasar yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini dkk dapat ditinjau dari
berbagai segi,yaitu :
1. Dasar Yuridis/Hukum
Dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam berasal dari
perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan
dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar
yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam yaitu :
a. Dasar ideal,yaitu dasar falsafah Negara pencasila,sila pertama :
Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Dasar setruktural/konstitusional, yaitu UUD’45 dalam Bab XI pasal 29
ayat 1 dan 2 yang berbunyi : 1) Negara berdasrkan atas Ketuhanan Yang
Maha Esa; 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agama masing-masing dan beribadat menurut agama dan
kepercayaannya itu.
c. Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No IV /MPR/1973
yang kemudian dikokohkan dalam Tap MPR No.IV/MPR 1978 jo.
Ketetapan
MPR
Np.II/MPR/1983,
diperkuat
oleh
Tap.
MPR
No.II/MPR/1988 dan Tap.MPR No.II/MPR 1993 tentang Garis-Garis
Besar Haluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa
pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimaksudkan dalam
46
kurikulum sekolah-sekolah formal, mulai dari Sekolah Dasar hingga
perguruan tinggi.
2. Segi Religius
Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang
bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama
adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya.
Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut,
antara lain :
1. Q.S.An-Nahl 25: Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik.
2. Q.S. Al-Imran 104: Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf,
dan mencegah dari yang mungkar.
3. Al-hadis Sampaikan ajaran kepada orang lain walaupun hanya
sedikit.
3. Aspek Psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan
kehidupan masyarakat.Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya,
manusia baik dalam individu maupun sebagai anggota masyarakat
dihadapan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak
tenteram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. Semua manusia
di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut
agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan
47
yang mengakui adanya Zat yangmaha Kuasa,tempat mereka berlindung
dan tempat mereka memohon pertolongan-Nya . Hal semacam ini terjadi
pada masyarakat yang masih primitive maupun masyarakat yang sudah
modern. Mereka merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapat
mendekat dan mengabdi kepada zat Yang Maha Kuasa.43
Adapun Pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan-tujuan yang
berintikan tiga aspek, yaitu aspek iman, ilmu dan amal. Ketiga aspek
tersebut
berisi untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan
melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga manjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam
keimanan, ketaqwaaan, berbangsa dan bernegara.44
4. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Bahwa Pendidikan sebagai usaha membentuk pibadi manusia
harus melalui proses yang panjang, dengan resultat (hasil) yang tidak
dapat diketahui dengan segera, berbeda dengan membentuk benda mati
yang dapat dilakukan sesuai dengan keinginan pembuatnya. Dalam
proses pembentukan tersebut diperlukan suatu perhitungan yang matang
dan hati-hati berdasarkan pandangan dan pikiran-pikiran atau teori yang
tepat,
sehingga
kegagalan
atau
kesalahan-kesalahan
langkah
pembentuknya terhadap anak didik dapat dihindarkan. Oleh karena itu,
lapangan tugas dan sasaran pendidikan adalah makhluk yang sedang
43
44
Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Depag, 1986, 239.
Derektorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Islam, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: 1983, 84
48
tumbuh dan berkembang yang mengandung berbagai kemungkinan. Bila
kita salah membentuk, maka kita akan sulit memperbaikinya.
Pendidikan Islam pada khususnya yang bersumberkan nilai-nilai
agama Islam disamping menanamkan atau membentuk sikap hidup yang
dijiwai
nilai-nilai
tersebut,
juga
mengembangkan
kemampuan
berilmu pengetahuan sejalan dengan nilai-nilai Islam yang melandasinya
adalah merupakan proses ikhtiariah yang secara paedagogis mampu
mengembangkan hidup anak didik kepada arah kedewasaan/kematangan
yang menguntungkan dirinya. Oleh karena itu, usaha ikhtiariah tersebut
tidak dapat dilakukan hanya berdasarkan atas trial and error (coba-coba)
atau atas dasar keinginan dan kemauan pendidik tanpa dilandasi dengan
teori-teori kependidikan yang dapat dipertanggungjawabkan secara
paedagogis.
Selain itu juga, pendidikan agama Islam memberikan bahanbahan informasi tentang pelakasanaan Pendidikan agama Islam tersebut.
Ia memberikan bahan masukan yang berupa (Input) kepada ilmu ini,
mekanisme proses kependidikan Islam dari segi operasional dapat
dipersamakan dengan proses mekanisme yang berasal dari penerimaan in
put (bahan masukan), lalu di proses dalam kegiatan pendidikan (dalam
bentuk kelembagaan atau non kelembagaan yang disebut truput.
Kemudian berakhir pada output (hasil yang yang diharapkan). Dari hasil
yang diharapkan itu timbul umpan balik (feed back) yang mengoreksi
bahan masukan (input). Mekanisme proses semacam ini berlangsung
49
terus selama proses kependidikan terjadi. Semakin banyak diperoleh
bahan masukan (input) dari pengalaman operasional itu, maka semakin
berkembang pula pendidikan agama Islam. 45
5.
Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Pemberlakuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menuntut pelaksanaan otonomi
daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pengelolaan yang semula bersifat sentralistik berubah menjadi
desentralistik. Penerapan desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah
dengan diberikannya wewenang kepada sekolah untuk menyusun
kurikulum. Hal itu juga mengacu pada Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yaitu Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional serta Pasal
35 tentang standar nasional pendidikan. Selain itu, juga adanya tuntutan
globalisasi dalam bidang pendidikan yang memacu keberhasilan
pendidikan nasional agar dapat bersaing dengan hasil pendidikan
negara-negara maju.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan.
Bukti nyata dari desentralisasi pengelolaan pendidikan ini adalah
diberikannya kewenangan kepada sekolah untuk mengambil keputusan
berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, seperti dalam pengelolaan
45
Ahmadi, Abu&Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 2001.
50
kurikulum, baik dalam penyusunannya maupun pelaksanaannya di
sekolah.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran
untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu meliputi tujuan
pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan
potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Oleh sebab itu,
kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang
ada di daerah.
Suatu hal yang perlu diperhatikan ialah beban kurikulum sekolah
kita
terkenal sangat sarat dengan berbagai macam mata pelajaran
sehingga sangat mendera peserta didik. Dalam era informasi hal ini
menjadi berlebihan (redundant), ploliferasi ilmu bukan berarti
penambahan beban kurikulum, yang perlu adalah bagaimana cara kita
dapat menguasai informasi sebanyak dan setepat mungkin.46
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional
pendidikan terdiri atas standar isi, proses, standar kompetensi lulusan,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan
46
Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional,Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001,176
51
penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan
tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan
kurikulum.
Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk (a) belajar untuk beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) belajar untuk memahami
dan menghayati; (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat
secara efektif; (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang
lain; dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui
proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Kewenangan
sekolah
dalam
menyusun
kurikulum
memungkinkan sekolah menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan
siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dengan demikian, daerah
dan/atau sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan
menentukan hal-hal yang diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar,
cara mengajar, dan menilai keberhasilan belajar mengajar.
Sedangkan
Kurikulum
Pendidikan
Agama
Islam
untuk
sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut:
1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta
didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menannamkan
keimanan dan ketakwaaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam
52
keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih
lanjut dalam diri anak melalui bimbingan , pengajaran dan pelatihan
agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara
optimal sesuai dengan tingkatan perkembangan .
2. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagian
hidup di dunia dan di akhirat.
3. Penyesuaian
mental
yaitu
untuk
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungannya baik langkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
4. Perbaikan yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,kekurangankekurangan dan kelemahan-kelamahan peserta didik dalam keyakinan
, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pencegahan yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan
menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
6. Pengajaran tentang ilmu pengatahuan keagamaan secara umum (alam
nyata dan nir nyata), sistem dan fungsionalnya.
7. Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khususnya di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendiri dan bagi orang lain.47
47
Ibid,hlm 40.
53
6. Tujuan Pengembangan Kurikulum
Sebelum diuraikan tentang tujuan pengembangan kurikulum,
terlebih dahulu akan dipaparkan tentang kerangka dasar kurikulum.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Pasal 6 Ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum
untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
1. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
2.
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. kelompok mata pelajaran estetika.
5. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan
54
Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No.
Kelompok Mata
1 AgamaPelajaran
dan Akhlak
.
Mulia
Cakupan
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia
dimaksudkan
peserta
didik
untuk
menjadi
membentuk
manusia
yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak
2. Kewarganegaraan dan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
Kepribadian
dan
kepribadian
dimaksudkan
untuk
mulia mencakup
etika,
pekerti,
atau
peningkatan
kesadaran
danbudi
wawasan
peserta
moral akan
sebagai
perwujudan
dari pendidikan
didik
status,
hak, dan kewajiban
dalam
agama.
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa, dan
bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya
sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan
termasuk
No.
Kelompok Mata
Pelajaran
wawasan kebangsaan, jiwa, dan
patriotisme bela negara, penghargaan terhadap
Cakupan
hak-hak asasi manusia, kemajemukan
krasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada
bangsa, pelestarian lingkungan hidup,
hukum, ketaatan membayar pajak, dan
kesetaraan gender, demosikap serta perilaku anti- korupsi, kolusi
dan nepotisme.
55
3
Ilmu Pengetahuan dan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
.
Teknologi
dan teknologi pada jenjang SD/MI/SDLB
dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi,
dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan
4
Estetika
teknologi,
Kelompok serta
matamenanamkan
pelajaran kebiasaan
estetika
berpikir
dan berperilaku
yang kritis,
dimaksudkan
untuk ilmiah
meningkatkan
.
kreatif,
dan mandiri.
sensitivitas,
kemampuan mengekspresikan,
dan kemampuan mengapresiasi keindahan
dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi
dan
mengekspresikan ke- indahan serta
harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi,
5
Jasmani, olahraga, dan
Kelompok
pelajaranindividual
jasmani, olahraga,
baik dalammata
kehidupan
sehingga
.
Kesehatan
dan
kesehatan
jenjang
SD/MI/SDLB
mampu
menik- pada
mati dan
mensyukuri
hidup
dimaksudkan
untuk
meningkat-makan syarakat
potensi
maupun dalam
kehidupan
fisik
sertamampu
menanamkan
sportivitas
dan kesehingga
menciptakan
kebersamaan
sadaran
hidup sehat.
yang harmonis.
Berdasarkan cakupan kelompok mata pelajaran tersebut, dapat
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran,
dipaparkan tujuan pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut:
sikap, dan pe- rilaku hidup sehat yang
1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
bersifat individual ataupun yang bersifat
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan
2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak,
dan perilaku seksual bebas, kecanduan
dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah,
bernegara, serta meningkatkan kualitas dirinya sebagai manusia.
muntaber, dan penyakit lain yang poten- sial
untuk mewabah.
56
3. Mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi
serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis,
kreatif, dan mandiri.
4.Meningkatkan
sensitivitas,
kemampuan
mengekspresikan,
dan
kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
5. Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran
hidup sehat.
Adapun muatan kurikulum pendidikan agama Islam bertujuan
untuk menumbuhkembangkan akidah melalui pembelian, pemupukan,
dan
pengembangan
pengetahuan,
penghayatan,
pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Mewujudkan manusia Indonesia
yang taat beragama dan berakhlaq mulia yaitu manusia yang
berpengetahuan, rajin beribadah,cerdas, produktif, jujur, adil, etis,
berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam
komunitas sekolah.48
b. Prinsip Pengembangan Kurikulum
KTSP dikembangkan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), berpedoman pada panduan
penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan
48
Dokumen KTSP SD Istiqomah Tahun Pelajaran 2013/2014
57
pertimbangan komite sekolah/madrasah. Berdasarkan ketentuan tersebut,
kurikulum SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat
dikembangkan dengan prinsip sebagai berikut.
1. Berpusat
pada
potensi,
perkembangan,
kebutuhan
dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta
didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri. Selain
itu, juga menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk
mendukung
pencapaian
tujuan
tersebut,
pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik, serta tuntutan lingkungan.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang. Kurikulum
juga dikembangkan berdasarkan jenis pendidikan tanpa membedakan
agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial, ekonomi, dan
gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu.
Kurikulum tersebut disusun secara berkaitan dan berkesinambungan
yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
58
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh
karena itu, semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni tersebut.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan
kurikulum
dilakukan
dengan
melibatkan
pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi di
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan. Termasuk di dalamnya
adalah kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan
berpikir,
keterampilan
keterampilan
sosial,
pribadi, keterampilan
keterampilan
akademik,
dan
keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,
bidang kajian, keilmuan, dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berke- sinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum
diarahkan
kepada
proses
pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik
pengembangan,
yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsurunsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memerhatikan
59
kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seluruhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan
kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan
dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.Dalam pelaksanaannya, kurikulum dilaksanakan
dengan prinsip sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan, dan
kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi
dirinya. Dalam hal ini, peserta didik harus mendapatkan pelayanan
pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu:
(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(b) belajar untuk memahami dan menghayati,
(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
(d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain,
dan belajar untuk membangun dan menemukan jati diri,
melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan.
60
3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan
yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan
potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap
memerhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang
berdimensi ketuhanan, ke- individuan, kesosialan, dan moral.
4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan
pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan
hangat, dengan prinsip ing ngarsa sung tulada, ing madia mangun
karsa, tut wuri handayani (di depan memberikan contoh dan teladan, di
tengah membangun semangat dan prakarsa, di belakang memberikan
daya dan kekuatan).
5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi
dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dengan prinsip
alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar, dan berkembang
di masyarakat, lingkungan sekitar, serta lingkungan alam semesta
dijadikan sumber belajar, contoh, dan teladan).
6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial,
dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan
dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
7. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata
pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri diselenggarakan dalam
keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan
61
memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
Selain itu, pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
perlu sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan
(SKL-SP). Adapun Standar Kompetensi Lulusan
Satuan Pendidikan
(SKL-SP) selengkapnya adalah:
Menjalankan
ajaran
agama
yang
dianut
sesuai
dengan
tahap
perkembangan anak.
1. Mengenal kekurangan dan kelebihan.
2. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
3. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan
sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya.
4. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis,
dan kreatif
5. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan
bimbingan guru/pendidik.
6. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya
7. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam
kehidupan sehari-hari.
8. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di
lingkungan sekitar.
9. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
10. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan
tanah air Indonesia.
62
11. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya
lokal.
12. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan
memanfaatkan waktu luang.
13. Berkomunikasi secara jelas dan santun.
14. Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri
sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.
15. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.
16. Menunjukkan
keterampilan
menyimak,
berbicara,
membaca,
menulis, dan berhitung.
Sebagaimana
disebutkan
pada
Tujuan
Pengembangan
Kurikulum, Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP)
terdiri atas kelompok- kelompok mata pelajaran seperti berikut:
1. Agama dan Akhlak Mulia.
2. Kewarganegaraan dan Kepribadian.
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
4. Estetika.
5. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.49
C. Sekolah Dasar Islam Terpadu
1. Pengertian Sekolah Dasar Islam Terpadu
Sekolah
Dasar
Islam
Terpadu
adalah
sekolah
yang
diselenggarakan berada dalam satu kelompok dan di kelola secara
49
Dokumen , Kurikulum Satuan Pendidikan SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah, 2013, 5
63
terpadu baik dari aspek kurikulum, pembelajaran, guru, sarana dan
prasarana, manajemen, dan evaluasi, sehingga menjadi sekolah yang
efektif dan berkualitas. Kualitas yang dimaksud adalah sekolah tersebut
minimal Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada setiap aspeknya,
memenuhi lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana
prasarana,
pembiayaan,
menyelenggarakan
serta
pengelolaan,
penilaian
menghasilkan
lulusan
dan
telah
dengan
cirri
keinternasionalan. Sekolah terpadu mengedapankan prinsip seamless
educationl yaitu pendidikan yang saling berkesinambungan dan terpadu.
Building image menjadi satu, sehingga SD, SMP, dan SMU merupakan
satu bagian yang utuh, seperti guru, staf, lab, ruang kelas, gedung atau
sumber daya sekolah lainnya merupakan milik bersama (resources
sharing).50
Sedangkan Sekolah Dasar Islam Terpadu pada hakekatnya adalah
sekolah
yang
mengimplementasikan
konsep
pendidikan
Islam
berlandaskan Al-Quran dan As sunnah. Dalam aplikasinya Sekolah Dasar
Islam Terpadu diartikan sebagai sekolah yang menerapkan pendekatan
penyelenggaraannya
dengan
memadukan
pendidikan
umum
dan
pendidikan agama menjadi suatu jalinan kurikulum. Sekolah Dasar Islam
Terpadu juga menekankan keterpaduan dalam metode pembelajaran
sehingga dapat mengoptimalkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Sekolah Dasar Islam Terpadu juga memadukan pendidikan aqliyah,
50
Ibid, hlm 5.
64
ruhiyah
dan
jasadiyah.
Dalam
penyelenggaraannya
memadukan
keterlibatan dan partisipasi aktif lingkungan belajar yaitu sekolah, rumah
dan masyarakat.
Dengan sejumlah pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa
Sekolah
Islam
Terpadu
adalah
sekolah
islam
yang
diselenggarakan dengan memadukan secara integrative nilai dan ajaran
Islam dalam bangunan kurikulum dengan pendekatan pembelajaran yang
efektif dan pelibatan yang optimal dan koperatif antara guru dan orang
tua , serta masyarakat untuk membina karakter dan kompetensi murid.
Sekolah Dasar Islam Terpadu yang muncul sebagai alternatif
solusi dari keresahan sebagai masyarakat muslim yang menginginkan
adanya
sebuah
institusi
pendidikan
Islam
yang
berkomitmen
mengamalkan nilai - nilai Islam dalam sistemnya, dan bertujuan agar
siswanya mempunyai kompetensi seimbang antara ilmu kauniyah dengan
ilmu qauliyah, antara fikriyah, ruhiyyah dan jasadiyyah, sehingga mampu
melahirkan generasi muda muslim yang berilmu, berwawasan luas dan
bermanfaat bagi ummat. Dengan tujuan menciptakan siswa yang
memiliki kecerdasan Intelektual (Intelegen Quotient), Kecerdasan
Emosional (Emotional
Quotient) dan
Kecerdasan
Spiritual (Spritual
Quotient) yang tinggi serta kemampuan beramal (kerja) yang ihsan. Visi
sekolah Dasar Islam Terpadu
Menjadi model Sekolah Dasar Islam
Terpadu yang berkualitas yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah
sesuai dengan pemahaman salafus sholih yang menggabungkan iptek dan
65
imtak, berakhlak mulia, cerdas, terampil dan estetis, terdepan dalam
prestasi dan inovasi. Misi Menjadikan seluruh warga sekolah bertauhid,
taat beribadah, berakhlak mulia, kreatif, cerdas, sehat, disiplin dan
berwawasan Islam yang bersih dari syirik, bid’ah dan pemikiran sesat.
Mengoptimalkan pembelajaran Al-Qur’an dan Pendidikan Agama Islam.
Meningkatkan
kualitas
sumber
bidangnya. Mengembangkan
daya
sekolah
manusia
sebagai
sesuai
Pusat
dengan
Dakwah
Islamiyah. Berusaha mengikuti perkembangan kemajuan teknologi.
Menumbuhkembangkan cinta bangsa dan tanah air serta estetika
.Menghasilkan output/outcome yang berkualitas. 51
2. Karakteristik Sekolah Dasar Islam Terpadu
Dengan pengertian sebagaimana diuraikan diatas, maka sekolah
Dasar Islam Terpadu memiliki karakteristik utama yang memberikan
penegasan akan keberadaanya. Karakteristik yang dimaksud adalah :
a. Menjadikan Islam sebagai landasam filosofis.
b. Mengintegrasikan nilai Islam ke dalam bangunan kurikulum.
c. Menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran
untuk
mengoptimalisasi proses belajar mengajar.
d. Mengedepankan qudwah hasanah dalam membentuk karakter peserta
didik.
e. Menumbuhkan biah solihah dalam iklim dan lingkungan sekolah
menumbuhkan kemaslahatan
dan meniadakan kemaksiatan
dan
kemungkaran.
51
http://20200.siap-sekolah.com/sekolah-profil/sekolah-visi/diakses Selasa, 12 Maret 2014. 20.00
66
f. Melibatkan peran serta orang tua dan masyarakat dalam mendukung
tercapainya tujuan pendidikan.
g. Mengutamakan nilai ukhuwah dalam semua interaksi antar warga
sekolah.
h. Membangun budaya rawat, resik, runut, rapi, sehat dan asri.
i.
Menjamin
seluruh
proses
kegiatan
sekolah
untuk
selalu
berorientasi pada mutu.
j. Menumbuhkan budaya profesionalisme yang tinggi dikalangan tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan.
Kesepuluh ciri atau karakteristik tersebut menjadi acuan bagi
Sekolah Dasar Islam Terpadu untuk mengembangkan dirinya menjadi
sekolah yang diinginkan oleh masyarakat.52
3. Kurikulum Sekolah Dasar Islam Terpadu
Kurikulum tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar Islam
Terpadu dikembangkan sebagai perwujudan dari kurikulum Pendidikan
Dasar dan Menengah dengan memadukan muatan kurikulum Diknas,
kurikulum Kemenag dan yayasan dengan menekankan empat ciri khas,
yaitu :
a. Penerapan nilai-nilai Islam (religius)
b. Kemandirian (personality)
c. Ketrampilan (skill)
d. Kepemimpinan (leadership)
52
http://ismanita.wordpress.com/2009/10/25/sekolah-islam-terpadu-sebagai-penerapandari/diakses Rabu,pukul 4.00 Maret 2014 .
67
4. Implementasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Islam
terpadu
a. Perencanaan pembelajaran
Kalender pendidikan Sekolah Dasar
Islam Terpadu disusun
berpedoman kepada Kalender Pendidikan Nasional dan kalender
Kementerian Agama yang disesuaikan dengan program yang ada di
sekolah. Setelah menentukan kalender sekolah para guru Pendidikan
Agama Islam menetukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
yang merujuk pada standard isi dan selibus untuk dibuat Program
tahunan (Prota) dan program semesteran (Promes). Dalam prota dan
promes dijelaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan
ditempuh selama satu tahun atau setiap semester. Seperti menghafal surat
pendek dalam Al-Qurān, mengenal rukun iman, membiasakan perilaku
terpuji, mengenal tata cara bersuci, mengenal rukun Islam dan lain-lain.
Silabus dibuat setiap materi pelajaran. Dalam silabus terdapat kompetensi
dasar yang akan diajarkan, materi pokok/pembahasan, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian (teknik, bentuk instrumen, contoh
instrumen), alokasi waktu dan sumber belajar. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
dibuat setiap sekali pertemuan. Pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
bertujuan untuk memandu seorang guru
dalam proses pembelajaran, agar pembahasan tidak salah arah dan
memboroskan waktu. Dalam RPP terdapat standar kompetensi dan
kompetensi dasar dalam pembelajaran serta indikator yang akan
ditempuh. Selain itu, dalam RPP juga dijelaskan alokasi waktu yang
68
dibutuhkan dalam satu kali pertemuan, tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, metode yang akan dipakai dalam pelaksanaan, langkahlangkah pembelajaran yang diurutkan secara rinci dalam kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, alat/sumber belajar
sertapenilaian/evaluasi. Guru Pendidikan Agama Islam menetukan KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) yang merupakan nilai minimal yang harus
dicapai oleh semua siswa di Sekolah dasar Islam Terpadu. Adapun nilai
ketuntasan minimal pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang
harus ditempuh peserta didik dalam satu semester dalam setiap kelas
bervariasi kerena KKM tersebut tergantung pada kompleksitas materi,
daya dukung, intake siswa.
b. Pelaksanaan pembelajaran
Gambaran umum pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Dasar
Islam Terpadu
Setiap hari masuk pada pukul 06.30 seluruh siswa
berbaris di halaman sekolah untuk mendengarkan tausiyaħ dari guru
sekitar 5 menit dan dilanjutkan dengan şalāħ dhuhā. Selanjutnya siswa
masuk kelas mengumpulkan buku catatan penghubung antara guru dan
orang tua, berdo’a dan dilanjutkan dengan hafalan Al-Qurān surat pendek
selama 15 menit dengan harapan target kelas VI siswa hafal 2 juz.
Selanjutnya siswa belajar baik muatan Kurikulum dari pendidikan
Nasional maupun Kementerian Agama . Istirahat ke-1 dilakukan pada
pukul 09.45-10.15, kemudian siswa belajar kembali. Pada pukul 11.4513.15 seluruh siswa, guru dan staf melaksanakan wudu, şalāħ zuhur
69
berjamaah, makan siang bersama dan istirahat ke-2 (siswa ada yang
menonton TV, main kerambol, catur, main congklak, baca buku di
perpustakaan,Pada pukul 13.15-14.45 siswa masuk kelas kembali untuk
belajar materi yang dianggap ringan seperti Baca Tulis Al-Qurān, KTK,
komputer dan ekstrakurikuler. Pada pukul 14.45-15.30 siswa, guru, dan
staf melaksanakan wudu dan salat asar berjamaah. Selanjutnya pada
pukul 15.30 seluruh siswa pulang. Pelaksanaan pembelajaran di kelas
dalam proses pembelajaran di kelas, tidak terlepas dari tiga hal pokok,
yaitu pembukaan, kegiatan inti, dan penutup. Dalam pembukaan
mencakup pengkondisian siswa, menanyakan kehadiran siswa serta
appersepsi. Dalam kegiatan inti mencakup penjelasan tentang materi
yang akan dipelajari, penyampaian materi dan sub-submateri serta
menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Sedangkan pada kegiatan
penutup mencakup evaluasi, motivasi serta pemberian tugas.
c. Evaluasi
Dalam proses penutupan pembelajaran, satu hal yang tidak
terlewatkan yaitu evaluasi atau proses penilaian akhir. Hal ini diperlukan
untuk mengetahui proses perkembangan siswa dalam pembelajaran.
Dalam memperoleh penilaian akhir, guru memberikan tugas berupa
Pekerjaan Rumah (PR) ataupun Pilihan Ganda (PG) dan essay yang ada
di buku paket. Selain evaluasi sehari-hari, guru Pendidikan Agama Islam
juga melakukan evaluasi di tengah dan akhir semester yang berupa ujian
tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS). Evaluasi
70
Pembelajaran Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menentukan
taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan, dengan tujuan untuk
mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran.
Evaluasi di SDIT dilakukan pada pertengahan dan akhir semester yaitu
berupa evaluasi sumatif. Namun, selain di tengah dan akhir semester.
Evaluasi juga dilakukan setelah selesai pembelajaran,yaitu setiap setelah
selesai satu pokok bahasan yang dipelajari (evaluasi formatif).Baik yang
harus langsung dikerjakan berupa pilihan ganda (PG) dan essay, ataupun
pekerjaan yang dilakukan di rumah (PR). Proses evaluasi yang ada di
Sekolah Dasar Islam Terpadu berjumlah tiga macam yaitu tes tertulis
(written test), tes lisan (oral test), tes perbuatan (performance test). Aspek
kognitif biasanya menggunakan tes tertulis maupun lisan, sedangkan
aspek psikomotorik menggunakan tes perbuatan.53
53
Ganjar Eka Subakti ,Implementasi PAI di SD Islam Terpadu ,28 Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 1 Maret 2012, diakses
pukul 21.00 ,13 Maret 2014.
71
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif,
karena datanya akan dipaparkan akan menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang perilaku yang dapat diamati.
Dalam penelitian kualitatif memerlukan ketajaman Analisis, objektifitas,
sistematis sehingga diperoleh ketepatan dalam interprestasi. Ada dua
model pokok proses analisis yaitu model analisis mengalir dimana tiga
komponen analisis (reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan atau
verivikasi) dilakukan saling menjalin dengan proses pengumpulan data
dan mengalir bersama dan model analisis interaksi dimana kompunen
reduksi data dan sajian data dialkukan bersamaan dengan proses
pengumpulan data , setelah data terkumpul tiga kompunen analisis
(reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan)berinterakasi. Dan dari
dua model tersebut peneliti lebih tertarik dengan menggunakan model
analisis mengalir.54
Untuk mendukung proses analisis tersebut, maka data yang
diperoleh harus lengkap dan menyeluruh dalam latar lingkungan. Oleh
karena itu, apabila kesimpulan dirasakan kurang mantap atas dasar
54
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, 92.
72
pengamatan pertama (terdahulu), peneliti kembali mengumpulkan data
untuk menyempurnakan hasil berdasar temuan yang lebih mantap lagi.
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan
deskriptif
kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan
penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu untuk menjelaskan
aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati, menjelaskan
karakteristik fenomena atau masalah yang ada. Pada umumnya,
penelitian deskriptif tidak menggunakan hipotesis (non hipotesis)
sehingga dalam penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.55
Dalam hal ini pelaksanaan penelitian dan kajiannya di dasarkan
pada proses pencarian data secara lengkap. Untuk selanjutnya data
tersebut disajikan secara deskriptif alam bentuk kata-kata.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Assalamah yang
beralamat Jl Gatot Subroto 104 B Ungaran Kab Semarang dan dekat
dengan Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang juga menjadi
akses kendaraan dari arah Solo -Semarang. Sedangkan lokasi penelitian
ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Islam (SDI) Istiqomah yang beralamat
di Jl Diponegoro No 36 Telp 024 76912668 Ungaran Barat yang letaknya
sangat strategis, karena sekolah tersebut terletak diantara masjid Agung
Istiqomah dan dekat dengan Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten
Semarang yang menjadi akses kendaraan dari arah Solo – Semarang.
55
Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam,Jakarta: Radar Jaya Offset, 1998, 305.
73
C. Subyek Penelitian
Data merupakan hal yang sangat penting untuk menguak suatu
permasalahan dan data diperlukan untuk menjawab masalah penelitian
atau mengisi hipotesis yang sudah dirumuskan. Data adalah hasil
pencatatan penelitian baik berupa fakta ataupun angka. Data adalah
segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun
informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data untuk suatu
keperluan.
Sedangkan sumber data adalah subyek dari mana data
diperoleh.Adapun jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang
bersumber dari informan secara langsung berkenaan dengan masalah
yang diteliti. Seperti dikatakan Moelong, bahwa kata-kata atau ucapan
lisan dan perilaku manusia merupakan data utama dan data primer dalam
suatu penelitian.50
Adapun data primer dalam penelitian ini adalah Guru Pendidikan
Agama Islam yang berjumlah 4 orang. Sedangkan subyek penelitiannya
antara lain:
a. Kepala Sekolah.
b. Waka kurikulum.
c. Guru Pendidikan Agama Islam
d. Siswa
74
Data kedua adalah data skunder, yaitu data yang dimaksudkan
untuk melengkapi data primer dari kegiatan penelitian. Data skunder
berasal dari dokumen-dokumen berupa catatan-catatan. Moelong
menjelaskan tentang sumber data penting lainnya adalah berbagai sumber
tertulis seperti buku disertasi Buku riwayat hidup, jurnal, dokumendokumen, arsip-arsip, evaluasi, buku harian dan lain-lain. Selain itu foto
dan data statistik juga termasuk sebagai sumber data tambaha.
56
Sedangkan yang termasuk data skunder dalam penelitian ini adalah,
dokumenter, berupa informasi dari arsip-arsip seperti profil SDI
Istiqomah dengan SDIT Assalamh Kec Ungaran Barat, Laporan hasil
belajar siswa, dan dokumen-dokumen lain yang terkait dengan penelitian
ini dan kepustakaan, yang berupa buku-buku ataupun artikel-rtikel yang
ada kaitannya dengan penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang valid pada suatu penelitian, maka
teknik pengumpulan data sangat membantu dan menentukan kualitas dari
penelitian
dengan
kecermatan
memilih
dan
menyusun.
Tehnik
pengumpulan data ini akan memungkinkan dicapainya pemecahan
masalah yang valid. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodemetode sebagai berikut:
56
Ibid, hlm 67.
75
1. Metode Observasi
Observasi adalah pengamat yang meliputi kegiatan pemusatan
perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.
Dengan demikian pengamatan atau observasi dapat dilaksanakan secara
langsung dan sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian untuk memperoleh data tentang permasalahan dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan. Dengan
kata lain, peneliti terjun langsung ke lapangan yang akan diteliti,
tujuannya agar terdapat gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.
berdasarkan jenisnya observasi dibagi 2 yaitu sebagai berikut :
a. Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan di mana observer
berada bersama objek yang diselidiki.
b. Observasi tidak langsung, yaitu observasi atau pengamatan yang
dilakukan tidak ada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan
diteliti,misalnya melalui film,rangkaian slide, atau rangkaian foto.57
Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati secara
langsung dilapangan, terutama tentang:
a. Kondisi fisik dan non fisik SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah
b. Manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
c. Fasilitas dan sarana pendidikan yang ada.
57
Lexy J moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, 184.
76
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah Cara mengumpulkan data melalui
peningggalan tertulis, seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori,
pendapat, dalil, atau hukum, dan lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian. 58
Dari rujukan diatas, teknik pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah dengan menganalisa data-data tertulis seperti:
arsip-arsip, catatan-catatan administrasi yang berhubungan dengan
penelitian. Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data
tentang profil di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah Kec.Ungaran
Barat Kab. Semarang, Lokasi Sekolah, tata tertib, Jumlah guru dan
karyawan, Jumlah seluruh siswa, sarana dan prasarana, hasil prestasi
siswa, struktur Kurikulum.
3. Metode Interview
Metode interview adalah metode pengumpulan data dengan
Tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan cara sistematis dan
berlandaskan pada tujuan penyelidikan. Lexy J. Moleong, menjelaskan
wawancara (interview) merupakan percakapan-percakapan dengan
maksud tertentu, percakapan ini dilaksanakan oleh dua pihak yaitu
pewawancara
58
(interviewer)
yang
Ibid,hlm 67.
77
mengajukan
pertanyaan
dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
itu.59
Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data tentang
masalah-masalah yang berkaitan dengan manajemen pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah.
Adapun sumber informasi (informan) adalah kepala sekolah, waka
kurikulum, siswa dan guru Pendidikan Agama Islam yang berjumlah 4
orang.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini diskriptif-eksploratif
analisis, yaitu mendiskripsikan pendapat kepala,Waka kurikulum,guru
dan siswa kemudian dianalisis tentang manajemen pembelajaran guru
PAI. Adapaun alur yang digunakan yang digunakan interprestasi data
dalam penelitian ini adalah teori yang dikemukakan oleh Miles dan
Huberman, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan:
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, perumusan, perhatian pada
penyederhanaan atau menyangkut data dalam bentuk uraian (laporan)
yang terperinci dan sistematis, meninjilkan pada pokok-pokok yang
penting agar lebih mudah dikendalikan. Reduksi data merupakan satu
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, membuang yang
tidak perlu, yang akan memberikan gambaran yang lebih terarah tentang
59
Ibid, hlm 71.
78
hasil pengamatan, dan juga mempermudah peneliti untuk mencari
kembali data itu apabila diperlukan.
Display data merupakan upaya penyajian data untuk melihat
gambaran keseluruhan data atau bagian-bagian tertentu dari penelitian.
Data yang dikumpulkan tidak semuanya valid dan reliable, karenanya
perlu dilakukan reduksi agar data yang akan dianalisis benar-benar
memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi.
2. Sajian Data
Sajian data
adalah
rangkaian organisasi
informasi
yang
memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Sajian data diperlukan
peneliti untuk lebih mudah memahami berbagai hal yang terjadi dan
memungkinkan mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain
berdasarkan pemahaman. Sajian data dapat berupa berbagai jenis matrik,
gambar skema, jaringan kerja yang berkaitan dengan kegiatan dan juga
table.
3. Penarikan kesimpulan
Sejak awal kegiatan pengumpulan data seorang peneliti sudah
harus memahami arti berbagai hal yang dimulai dengan mulai melakukan
pencatatan-pencatan
peraturan-peraturan,
pola-pola,
pernyataan-
pernyataan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat
dan berbagai proposisi. Kesimpulan atau verifikasi adalah upaya untuk
mencari makna terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari pola,
tema, hubungan, persamaan, hal-hal lain yang sering timbul dan
79
sebagainya. Pengambilan kesimpulan atau verifikasi dilakukan secara
bertahap. Pertama-tama dirumuskan kesimpulan sementara, akan tetapi
dengan bertambahnya data perlu dilakukan dengan cara mempelajari
kembali data-data yang terkumpul, baik yang telah direduksi maupun
yang telah Disajikan. Demikian juga verifikasi ini dilakukan dengan cara
meminta pertimbangan dari pihak-pihak yang berkompeten, misalnya
kepala, Waka Kurikulum, guru dan siswa . Teknik pengambilan
kesimpulan dan penelitian ini adalah teknik analisis induksi berdasarkan
bagian-bagian
yang
telah
dikumpulkan,
kemudian
dikelompok-
kelompokkan yang saling berhubungan. Reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi sebagai sesuatu yang jalin
menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data
dalam bentuk yang sejajar.Tiga jenis kegiatan analisis (Reduksi data,
sajian data, verifikasi atau penarikan kesimpulan) dan kegiatan
pengumpulan data merupakan siklus dan interaktif. Pencatatan data
mempersyaratkan reduksi data selanjunya, setelah matriks terisi,
kesimpulan awal dapat ditarik, dan menggiring pada pengambilan
keputusan, misalnya untuk menambah kolom lagi pada matriks itu untuk
dapat menguji kesimpulan tersebut, untuk lebih jelasnya tiga komponen
dalam kegiatan penelitian ini dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.
80
Pengumpulan Data
Sajian Data
Reduksi Data
Penarikan
Kesimpulan/Verifikasi
Gambar 2, Model Analisis Interaktif ( Miles dan Huberman 1992:20)
F. Pengecekan Keabsahan Data
Selain menganalisis data, peneliti juga harus menguji keabsahan
data agar memperoleh data yang valid. Untuk menetapkan keabsahan
data tersebut diperlukan tehnik pemeriksaan. Adapun tehnik yang
digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data adalah sebagai berikut:
1. Perpanjangan Kehadiran Peneliti
Perpanjangan
kehadiran
peneliti
akan
memungkinkan
peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Selain itu,
menuntut peneliti untuk terjun kedalam lokasi penelitian dalam waktu
yang cukup panjang guna mendeteksi dan memperhitungkan distorsi
yang mungkin mengotori data. Dipihak lain perpanjangan kehadiran
peneliti juga dimaksudkan untuk membangun kepercayaan pada subyek
terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri. Jadi, bukan
hanya menerapkan tehnik yang menjamin untuk mengatasinya. Tetapi
81
kepercayaan
subyek
dan
kepercayaan
diri
merupakan
proses
pengembangan yang berlangsung setiap hari dan merupakan alat untuk
mencegah usaha coba-coba dari pihak subyek.
2. Observasi Yang Diperdalam
Dalam penelitian ini, memperdalam observasi dimaksudkan untuk
menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan
dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan
diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
Hal
ini
berarti
bahwa
peneliti
hendaknya
mengadakan
pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap
faktor-faktor yang menonjol. Kemudian menelaah kembali secara rinci
sampai pada suatu titik sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak
salah satu atau seluruh faktor yang ditelaah sudah di pahami dengan cara
yang biasa. Untuk keperluan itu tehnik ini menuntut agar peneliti mampu
menguraikan secara rinci bagaimana proses penemuan secara tentatif dan
penelaahan secara rinci tersebut dapat dilakukan.
3. Trianggulasi
Yang
dimaksud
trianggulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu, tekniknya
dengan pemeriksaan sumber data lainnya.60
Adapun Tahap-tahapan dalam Penelitian yaitu :
60
Nurul Zuhriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 2007.
82
a. Tahap pra lapangan
1. Memilih lapangan, dengan pertimbangan bahwa SDIT Assalamah
dengan SDI Istiqomah adalah salah satu Sekolah Dasar Islam
termuda dan menjadi sekolah unggulan di Kab Semarang.
2. Mengurus perizinan, secara formal (ke pihak sekolah).
3. Melakukan penjajakan lapangan, dalam rangka penyesuaian dengan
SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah sebagai
sekolah yang
menjadi obyek penelitian.
b. Tahap pekerjaan lapangan
1. Mengadakan observasi langsung ke SDIT Assalamah dengan SDI
Istiqomah, terhadap manajemen pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, dengan melibatkan beberapa informan untuk memperoleh
data.
2. Memasuki lapangan, dengan mengamati berbagai fenomena proses
pembelajaran dan wawancara dengan beberapa pihak yang
bersangkutan.
3. Berperan serta sambil mengumpulkan data.
83
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil SDIT Assalamah Kec.Ungaran Barat Kab.Semarang
1. Lokasi SDIT Assalamah Kec. Ungaran Barat Kab.Semarang
SDIT Assalamah Kec.Ungaran Barat berlokasi cukup strategis di
tengah kota yaitu beralamat di jalan Gatot Subroto 104 B Kelurahan
Bandarjo Kec.Ungaran Barat Kab. Semarang telp 0246926373 website :
sdit-assalamah@gmail-com atau email : sdit [email protected]
2. Visi,Misi dan Tujuan
SDIT Assalamah mempunyai visi, Misi dan tujuan yang sangat
luhur. Visi SDIT Assalamah Ungaran Barat adalah “mewujudkan peserta
didik yang unggul dalam aqidah,akhlaq dan prestasi akademik.
Sedangkan misi SDIT Assalamah adalah melaksanakan pembelajaran
bagi peserta didik yang berorientasi pada penanaman Aqidah yang kuat,
Akhlaq Karimah dan kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai Islam
serat sikap andiri dengan membekali ilmu pengetahuan, sikap dan
keterampilan dasar yang cukup untuk melanjutkan kejenjang pendidikan
yang lebih tinggidan sebagai bekal hidup bersam ditengah keluarga dan
masyarakat,
melaksanakan
pengembangan
kurikulum,
proses
pembelajaran dan penilaian, melaksankan peningkatan kompetensi guru
dan karyawan.
84
Adapun secara umum tujuan yang ingin dicapai oleh SDIT
Assalamah Kec.Ungaran Barat adalah anak mampu membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar, anak mampu menghafal juz amma dan
memahami beberapa kutipan Al-Qur’an yang relevan dengan kurikulum,
ank mampu menghafal 20-30 hadist dan doa serta dapat membiasakan
dalam kehidupan sehari-hari, mengerti dan memahami nilai-nilai dasar
matematika, Bahasa Indonesia , Sain, Pengetahuan Sosial, Bahasa Arab
dan Bahasa Inggris serta dapat memanfaatkan untuk kepentingan umat.
Dengan memperhatikan visi, misi dan tujuan tersebut SDIT
Assalamah Kec. Ungaran Barat ingin mewujudkan sekolahnya menjadi
sekolah yang unggul dalam proses, output dan outcome serta
berkualitas baik dari sisi aqidah, akhlaq, prestasi akademik atau nono
akademik serta berkarakter yang Islami. Memberi pelayanan terbaik
kepada walidan peserta didik dengan menggaransikan ketercapaian
tujuan sekolah menjadi sebuah jaminan mutu lulusan.
3. Struktur Organisasi
Agar roda organisasi sekolah berjalan sesuai dengan semestinya,
maka disusunlah struktur organisasi sekolah yang menggambarkan
garis instruksi dan koordinasi sesuai tugas, tanggung jawab dan
kewenangan masing-masing.
85
Gambar 03 : Struktur Organisasi SDIT Assalamah
Yayasan Assalamah
Ungaran
DIKNAS /
DEPAG
Bendahar
a
Kepala Sekolah
Komite
Eva Agustyaningsih,
S.Pd.
Sekolah
Tata
UsahaPe
ndiri
Waka. Kurikulum
Fery Kun H,
S.Si.Yayasan
Kabag.
KBMHj
Waka. Rumah
Tangga
Waka. Kesiswaan
Sukardi,
S.Pd.I.Assalamah
Kabag.
PubkominfoR
Pramuka
Slamet Santoso,
S.Ag.Ungaran
Kabag. Sosial
Emosional
uqayyah
Kabag.
Kepegawaian
Kabag.
Spiritual
Kabag. PSB
Kabag. Mental
Intelektual
Kabag. Fisik
4. Tenaga pengajar dan peserta didik
Dalam melaksanakan program-program sekolah pada tahun
pelajaran 2013/2014, kepala sekolah dibantu 3(tiga) wakil kepala sekolah
(bidang kurikulum,bidang kesiswaan dan bidang rumah tangga) bekerja
keras bersama-sama dengan 46 (empat puluh enam) guru dibantu 5(lima)
tenaga administrasi sesuai denga tugas, tanggung jawab dan wewenang
masing-masing. Adapun kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan
86
di SDIT Assalamah sebagai berikut :
Tabel 1 : Kualifikasi Pendidikan guru dan karyawan
Jumlah
NO
Status
D2
1
Kepala Sekolah
2
Guru Tetap
3
Guru Bantu/WB
4
Karyawan
D3
S1
Jumlah
S2
1
2
2
38
2
1
1
43
1
1
3
5
Total
50
Dari aspek pencitraan, SDIT Assalamah Ungaran Barat menjadi
salah satu icon dan barometer pendidikan tingkat dasar di kabupaten
Semarang, baik dari aspek pengelolaan maupun pengembangan program,
hal ini terbukti dengan mutu lulusan, prestasi akademik maupun non
akademik di setiap jenjang kompetisi
juga dapat dilihat dari angka
kenaikan pendaftaran peserta didik baru (PPDB) yang signifikan bahkan
menolak pendaftar karena tempat sudah penuh, meskipun biaya
pendidikan tergolong menengah ke atas, berikut perkembangan peserta
didik dalam lima tahun terakhir
Table 2: Data perkembangan peserta didik baru
No
Tahun
Pelajaran
Jml Rombongan
belajar
Jumlah Siswa
L
P
JML
1
2010/2011
20
325
399
724
2
2011/2012
20
355
400
755
87
3
2012/2013
20
388
360
748
4
2013/2014
21
406
364
770
5. Mutu Lulusan
Tingkat lulusan setiap tahun selalu 100% dengan perolehan nilai
rata-rata UN di atas 7.00 yaitu untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia,Matematika, IPA, dan PAI.
Tabel 3: Daftar nilai rata-rata UASBN
No
Tahun Pelajaran
B.IND
Rata-rata Mapel
MAT
IPA
PAI
1
2010/2011
8,33
7,21
7,47
8,50
2
2011/2012
7,53
7,63
7,17
8.00
3
2012/2013
8,62
8,03
6,90
8,67
4
2013/2014
-
-
-
-
6. Prestasi Peserta Didik SDIT Assalamah
Sebagai salah satu sekolah pilihan di Kab. Semarang banyak
prestasi kejuaraan akademik maupun non akademik telah diraih melalui
dari tingkat Gugus sampai tingkat Nasional berikut data prestasi peserta
didik tahun pelajaran 2013/2014.
Tabel 4: Prestasi peserta didik
NO
Jemis Lomba
1 Tilawah Pa
2
Kaligrafi Pa
3 Cipta Khitobah
4 BTQ Pi
5 Tilawah
Tingkat
Kec.Ungaran Barat
Kec.Ungaran Barat
Kec.Ungaran Barat
Kec.Ungaran Barat
Kec.Ungaran Barat
88
Hasil
Juara 2
Juara 1
Juara 2
Juara 2
Juara 2
Ket
Mapsi
Mapsi
Mapsi
Mapsi
Mapsi
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Rebana
Gebsa Pi
Gebsa Pa
Dokcil
OSN IPA
OSM Mtk
OSN IPA
OSN IPA
3M
3M
Bahasa Jawa
Bahasa Jawa
LCC Umum
Kec.Ungaran Barat
Kec.Ungaran Barat
Kec.Ungaran Barat
Kec.Ungaran Barat
Kec.Ungaran Barat
Kec.Ungaran Barat
Kab.Semarang
Prop Jateng
Gugus Sudirman
Kec.Ungaran Barat
Gugus Sudirman
Kec.Ungaran Barat
Kec.Ungaran Barat
Juara 2
Juara 1
Juara 1
Juara 1
Juara 1
Juara 2
Juara 2
Juara 40
Juara 1
Juara 1
Juara 1
Juara 3
Juara 2
Mapsi
Mapsi
Mapsi
Mapsi
Mapsi
Mapsi
Pan Smg
Masuk Thp 2
Pan.Gugus
Pan.Kec
Pan.Kec
Pan.Kec
Pan.Kec
Sumber: arsip SDIT Assalamah Ungaran 2013
SDIT
Assalamah
Ungaran
Barat
dalam
rangka
terus
meningkatkan mutu pendidikan selalu berupaya memberikan pelayanan
yang terbaik kepada wali peserta didik dengan cara:
1. Melakukan standarisasi mutu guru dengan memberikan pelatihanpelatihan dan workshop yang terjadwal secara rutin.
2. Melakukan standarisasi mutu lulusan dengan memberikan supervise
dan control terhadap perkembangan proses pembelajaran peserta
didik.
3. Melakukan pemenuhan sarana prasarana pembelajaran secara bertahap
dan pasti guna mendukung keberhasilan pembelajaran.
4. Melakukan kerjasama yang sinergi dengan komite sekolah dengan
melakukan koordinasi dan komunikasi dalam pengembangan program
sekolah
89
5. Melakukan lompatan paradigma pembelajaran guru dengan cara
konsultasi pembelajaran kepada pakar maupun perguruan tinggi yang
kompeten.
6. Kepala dan waka kurikulum Melakukan planning,organizing,directing
dan controlling terhadap guru yang mengajar PAI.
7. Struktur Kurikulum SDIT Assalamah
Kurikulum di SDIT Asslamah adalah merupakan kurikulum yang
di kolaborasi
antara kurikulum diknas, kurikulum Kemenag dan
kurikulum lokal yang
Assalamah.
Adapun
menjadi cirikhas dan keunggulan dari SDIT
Penyusunan
perangkat
mata
pelajaran
ini
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan
dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan
kerja.
Tabel 5: Struktur Kurikulum SDIT Assalamah
ALOKASI WAKTU
NO
KOMPONEN
KELAS
I
II
III
IV
V
VI
1
PPKN
2
2
2
2
2
2
2
B.Indonesia
4
4
4
4
4
4
3
Matematika
4
4
4
4
5
5
4
IPA
2
2
2
2
4
4
5
IPS
2
2
2
2
2
2
6
Seni Budaya dan ketrampilan
2
2
2
2
2
1
90
7
Penjaskes
2
2
2
2
2
2
8
Mulok
a. B.Inggris
2
2
2
2
2
2
b. B.Jawa
2
2
2
2
2
2
c. Komputer
2
2
2
2
2
2
d. Pendalaman materi
8
9
Pengembangan diri
2
2
2
2
2
2
10
Kemendarian
1
1
1
1
1
1
11
Pramuka
2
2
12
Pendidikan Agama
a. Al-Qur’an Hadis
1
1
1
1
1
1
b. Fikih
2
2
2
2
2
2
c. Akidah Akhlaq
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
d. Bahasa Arab
e. SKI
f.
Kitabah
g. Tahsin Al-Qur’an
2
2
2
2
1
6
6
5
5
5
4
1
1
1
48
48
48
h. PAI
Jumlah
41
41
41
B. Profil SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat Kab.Semarang
1. Lokasi SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat Kab.Semarang
SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat berlokasi cukup strategis di
tengah kota dan satu lokasi dengan masjid besar Istiqomah yaitu
91
beralamat di jalan Diponegoro No.36 kode pos 50511 Kec.Ungaran Barat
Kab. Semarang telp 02476912668 email : [email protected]
2. Visi,Misi dan Tujuan
SDI Istiqomah mempunyai visi, Misi dan tujuan yang sangat
luhur. Visi SDI Istiqomah Ungaran Barat adalah “mewujudkan
keseimbangan
dan
kesempurnaan
dalam
kecerdasan
intelektual,
kecerdasan, emosional, dan kecerdasan spritual”. Sedangkan misi SDI
Istiqomah adalah mengacu pada visi di atas, maka misi yang akan
dilaksanakan adalah Mengantarkan generasi muad Islam, khususnya para
peserta didik agar memiliki kemantapan aqidah, kedalaman spiritual,
keluhuran akhlaq dan keluasan ilmu pengetahuan, memberikan
pelayanan kepada warga lembaga masyarakat umum dalam menggali
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, mengembangkan school based
management dengan melibatkan para stakeholder, termasuk di dalamnya
anggota masyarakat, mewujudkan rujukan keteladanan dalam nilai-nilai
dan budaya bangsa.
Sebagaimana peraturan pemerintah No.19 Tahun 2005 SDI
Istiqomah bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut, maka tujuan yang ingin dicapai
oleh SDI Istiqomah yaitu: setiap sekolah terpasang LCD, dinding kelas
diciptakan dengan warna
yang indah
dan
mengandung
unsur
pembelajaran, semua masyarakat sekolah menciptakan suasana yang
92
ramah dan kondusif, selutuh kelas menerapkan pembelajaran PAKEM, di
setiap kelas tersedia sound system yang memadai, disetiap kelas tersedia
white
board,
disetiap
kelas
tersedia
fasilitas
yang
memadai,
melaksanakan pengemabngan diri siswa maksimal melalui kegiatan
ekstrakurikuler sesuai karakteristik daerah industri dan wisata, juara
dibidang extra, catur, kaligrafi, menciptakan suasana yang harmonis antar
guru, orang tua dan masyrakat pada khususnya dan sekolah-sekolah lain
pada umumnya.
Dengan memperhatikan visi, misi dan tujuan tersebut SDI
Istiqomah Kec. Ungaran Barat ingin mewujudkan sekolahnya menjadi
sekolah yang unggul dalam proses, output dan outcome serta
berkualitas baik dari sisi aqidah, akhlaq, prestasi akademik atau non
akademik serta berkarakter yang Islami. Memberi pelayanan terbaik
kepada wali dan peserta didik dengan menggaransikan ketercapaian
tujuan sekolah menjadi sebuah jaminan mutu lulusan.
3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi
adalah
menggambarkan
dengan
jelas
pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lainnya.
Dalam struktur organisasi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan
di kerjakan. maka disusunlah struktur organisasi sekolah yang
menggambarkan garis instruksi dan koordinasi sesuai tugas, tanggung
jawab dan kewenangan masing-masing sekolah.
Gambar 3 : Struktur organisasi SDI Istiqomah
93
Yayasan Istiqomah
Majelis Istiqomah
Kepala SDI Istiqomah
Waka Kurikulum
TU
Wali Kesiswaan
Wali Kelas
Dewan Guru
Siswa
4. Tenaga pengajar dan peserta didik
Dalam melaksanakan program-program sekolah pada tahun
pelajaran 2013/2014, kepala sekolah dibantu 2(dua) wakil kepala sekolah
(bidang kurikulum,bidang kesiswaan) bekerja keras bersama-sama
dengan 21 (dua puluh empat) guru dibantu 2(dua) tenaga administrasi
sesuai denga tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing.
Adapun kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan di SDI Istiqomah
sebagai berikut :
94
Tabel 6: Kualifikasi Pendidikan guru dan karyawan
Jumlah
NO
Status
SMU
1
Kepala Sekolah
2
Guru Tetap
3
Guru Bantu/WB
4
Karyawan
D2
D3
1
3
S1
S2
Jumlah
1
1
18
19
1
4
Total
24
SDI Istiqomah Ungaran Barat menjadi salah satu sekolah yang
diidamkan oleh masyarakat di kabupaten Semarang, baik dari aspek
pengelolaan maupun pengembangan program, hal ini terbukti dengan
mutu lulusan, prestasi akademik maupun non akademik di setiap jenjang
kompetisi juga dapat dilihat dari angka kenaikan pendaftaran peserta
didik baru (PPDB) yang signifikan bahkan menolak pendaftar karena
tempat sudah penuh, meskipun biaya pendidikan tergolong menengah ke
atas, berikut perkembangan peserta didik dalam lima tahun terakhir.
Table 7: Data perkembangan peserta didik baru
No
Tahun
Pelajaran
Jml Rombongan
belajar
L
P
JML
1
2011/2012
12
276
280
559
2
2012/2013
12
278
277
555
3
2013/2014
12
287
278
565
95
Jumlah Siswa
5. Mutu Lulusan
Tingkat lulusan setiap tahun selalu 100% dengan perolehan nilai
rata-rata UN di atas 7.00 yaitu untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia,Matematika, IPA dan PAI.
Tabel 8: Daftar nilai rata-rata UN
No
Tahun Pelajaran
B.IND
Rata-rata Mapel
MAT
IPA
PAI
1
2010/2011
8,33
7,21
7,47
8,50
2
2011/2012
7,53
7,63
7,17
8.00
3
2012/2013
8,62
8,03
6,90
8,67
4
2013/2014
-
-
-
-
6. Prestasi Peserta Didik SDI Istiqomah
Sebagai salah satu sekolah pilihan di Kab. Semarang banyak
prestasi kejuaraan akademik maupun non akademik telah diraih melalui
dari tingkat Gugus sampai tingkat Nasional berikut data prestasi peserta
didik tahun pelajaran 2013/2014.
Tabel 9: Prestasi peserta didik
NO
Jenis Lomba
1 MTQ
2
Karate
3 Catur
4 Catur
5 Juara
6 Catur
7 Pawai
8 Kemah
Tingkat
Kab
Kab
Kab
Propinsi
Kab
Kab
Kab
Kab
Hasil
II
I
I
I
I
I
I
Juara
Umum
Sumber: arsip SDI Istiqomah Ungaran Barat 2013
96
Ket
Mapsi Kab
Pan Kab
Pan Kab
Pan Prop
Pan Kab
Pan kab
Pan kab
Pan Kab
7. Struktur Kurikulum SDI Istiqomah
Kurikulum di SDI Istiqomah adalah merupakan kurikulum yang
di kolaborasi
antara kurikulum diknas, kurikulum Kemenag dan
kurikulum lokal yang
menjadi cirikhas dan keunggulan dari SDI
Istiqomah. Adapun Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan
dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Tabel 10: Struktur Kurikulum SDI Istiqomah
ALOKASI WAKTU
KOMPONEN
KELAS
I
II
III
IV
V
VI
3
3
3
3
3
3
PAI
2
PKN
2
2
2
3
Bahasa Indonesia
8
8
8
4
Matematika
4
5
5
5
IPA
4
4
4
6
IPS
4
4
4
7
Seni Budaya dan ketrampilan
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
TEMATIK
1
TEMATIK
NO
Penjaskes
9
B.Inggris
10
B.Jawa
11
B.Arab/Tahfidz
2
2
12
BTA/Al-Qur’an
2
2
TEMATIK
8
97
2
13
Fiqih.A.Akhlaq
14
Komputer
2
2
15
Pengembangan diri
2
35
Jumlah
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
35
39
45
45
45
C. Hasil Penelitian
1. Manajemen Pembelajaran PAI di SDIT Assalamah
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI di
SDIT
Assalamah yang berinisial SL pada hari Rabu, 05 Pebruari 2014
diperoleh data bahwa secara umum manajemen pembelajaran PAI di
SDIT Assalamah sudah baik karena alur yang dilakukan sudah melalui
langkah-langkah yang telah ditentukan dari pihak sekolah mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Untuk program perencanaan guru PAI di SDIT Assalamah
mengadakan raker saat libur sekolah selama 3 hari, perencanaan tersebut
dibuat
sesuai mata pelajaran yang diampunya misalnya Program
Tahunan (Progta), Program Semester (Porgmes) sehingga diawal tahun
pelajaran semua program perencanaan sudah siap diberikan siswa,
sehinga tidak menggangu siswa saat proses pembelajaran berlangsung,
adapun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pelajaran serta
media pembelajaran juga sudah disiapkan sebelum pembelajaran PAI
disampaikan siswa.
98
Pelaksanaan pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dalam satu
minggu hanya 1 jam dengan alokasi waktu 35 menit, dalam pembelajaran
Guru PAI tidak membedakan peserta didik jika ada anak yang tidak
mampu maka ada jam tambahan, jam tambahan tersebut diluar jam
pelajaran sehingga pihak guru memberikan informasi kepada orang tua
wali melalui surat yang isiya bahwa siswa tersebut belum mampu untuk
mengikuti mata pelajaran PAI sehingga ada jam tambahan, kendalakendala yang dihadapi saat proses pembelajaran adalah masih ada anakanak yang belum siap menerima pelajaran, sehingga mereka masih asik
bermain terutama untuk kelas bawah, bagi yang tidak mengerjakan PR
maka anak disuruh menyusulkan di lain hari, upaya-upaya yang lakukan
saat
proses
pembelajaran
disesuaikan
dengan
materi
dengan
menggunakan 3 ranah (kognitif, afektif, psikomotorik)
Ketika
pembelajaran PAI sudah selesai Guru PAI di SDIT
Assalamah mengadakan evaluasi pembelajaran dengan melalui tes
tertulis dan tes lisan, sehingga siswa diharapkan bisa mengikuti
pembelajaran dengan baik dan tuntas sesuai dengan KKM yang telah
ditetapkan oleh guru, apabila ada anak yang belum terpenuhi atau belum
tuntas di dalam mengikuti pembelajaran PAI maka guru PAI
mengadakan remedial saat jam istirahat, bagi anak yang sudah tuntas
Guru PAI tetap mengadakan pengayaan berupa pendalaman materi.
Untuk membuktikan data di atas, maka peneliti juga megadakan
wawancara dengan kepala sekolah SDIT Assalamah yang berinisial EV
99
pada Hari Rabu tanggal 05 Pebruari 2014 sebagai berikut : Bahwa Guru
PAI di SDIT Assalamah dalam pembelajaran PAI sudah mempersiapkan
pembelajaran dengan baik yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Sebagaimana jawaban responden ketika ditanya oleh peneliti
sebagai berikut : Pak guru PAI dalam mengawal pembelajaran PAI
SDIT Assalamah labih mendalam kok dan lebih dipersiapkan di awal
tahun, misalnya membuat program tahunan (progta), program semester
(progmes) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disiapkan
sebelum pembelajaran PAI diberikan siswa
Bapak guru PAI di dalam pelaksanaan pembelajaran memang
menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervariasi dengan
model
PAIKEM
(Pembelajaran
Aktif
Inovatif
Kreatif
dan
Menyenangkan) sehingga dengan model tersebut pembelajaran PAI akan
berhasil dan siswa akan tambah semangat untuk belajar.
Selaian bukti dari kepala, peneliti juga mencari bukti dari waka
kurikulum yang berinisial VR pada hari Rabu, 05 Pebruari 2014
sebagaimana berikut bahwa Bapak/ibu guru PAI dalam melaksanakan
tugasnya
sudah
mempersiapkan
instrumen-instrumen
yang
akan
dibutuhkan dalam pembelajaran misalnya silabus, program tahunan
(progta),progam
semester
(Progmes),
dan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Untuk meyakinkan bukti dari kepala dan waka kurikulum,
peneliti juga mencari bukti dari salah satu siswa yang berinisial FN
100
(murid kelas V) pada hari Rabu, 05 Pebruari 2014 sebagaimana berikut
bahwa Bapak/Ibu guru PAI di SDIT Assalamah dalam
memberikan
pelajaran PAI sudah sesuai dengan jadwal. Bapak/Ibu guru PAI di dalam
memberikan pelajaran sudah sesuai dengan
bidangnya, karena yang
mengajar di SDIT Assalamah semuanya sudah SI dan sudah
bersertifikasi dalam arti beliau sudah profesional, sebagaimana jawaban
responden ketika ditanya oleh peneliti sebagai berikut :Bagaimana jadwal
pelajaran PAI di sekolah adik, bahwa jadwal PAI di sekolah saya sudah
ditentukan oleh Bapak/Ibu guru dan setiap malam saya tinggal melihat
jadwal tersebut sesuai dengan hari dan jam pelajaran yang ada. Hal ini
sebagaiman wawancara peneliti dengan responden sebagai berikut :
P
: “ Adik namanya siapa ?
FN : Nama saya FN
P
: Dan adik kelas berapa
FN : Saya kelas V
P
:
Bagaimana penjadwalan pembelajaran PAI di sekolah anda?
FN :
Jadwal PAI disekolah sudah ditentukan dari sekolah
P
Berapa jam pertemuan dik? Dalam satu minggu
:
FN :
P
Dalam satu minggu 1 jam pertemuan selama 35 menit
: Bagaimana permulaan dan akhir pelajaran PAI disampaikan guru
FN :
Diawali dengan salam dan dilanjutkan berdoa setelah itu Bapak/Ibu
guru menyampaikan isi materi yang akan diterangkan dan diakhiri
dengan pertanyaan lisan dan ditutup dengan doa, salam
101
P
:
Apakah Bapak/Ibu guru PAI menguasai materi
FN :
Ya sangat menguasai
P
Apakah Bapak/Ibu juga menggunakann metode sesuai dengan
:
materi?
FN :
Ya menggunakan metode misalnya Tanya jawab,bercerita
P
Apakah diakhir pembelajaran bapak/Ibu guru mengadakan evaluasi
:
/tes?
FN :
Ya mengadakan evaluasi misalnya diberi sosl tertulis atau lisan
Dari
hasil
wawancara
tadi
dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran PAI di SDIT Assalamah memang untuk materi agama lebih
dalam, adapun pembelajaran PAI dipecah menjadi 2 yaitu dengan
menggunakan kurikulum kemenag untuk level bawah kelas 1,2,3,4 dan
level atas menggunakan kurikulum diknas dan kemenag untuk kelas 5
dan 6, adapun pembelajaran PAI setiap seminggu 1 jam pertemuan
dengan alokasi waktu 35 menit, dan upaya untuk optimalkan
pembelajaran PAI diantara dengan supervisi administrasi dan observasi
kelas berupa monitoring dan shering dengan dewan guru.
Guru di SDIT Assalamah mayoritas sudah SI dan sudah
mengikuti program sertifikasi dengan program sertifikasi berarti guruguru PAI sudah profesional dengan harapan Peningkatan mutu sekolah
melalui peningkatan mutu guru merupakan salah satu upaya tepat.
Karena guru sebagai pelaksana pendidikan merupakan ujung tombak
102
tercapainya
tujuan
pendidikan.
Guru
yang
berkualitas
akan
memungkinkan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien.
Sebaliknya rendahnya kualitas guru akan menghambat tercapainya tujuan
pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuan
pendidikan diperlukan guru yang berkualitas
Kepala mempunyai wewenang untuk memberikan kritikan atau
masukan terhadap guru yang memberikan pembelajaran PAI yang kurang
memenuhi sasaran, Di dalam monitoring kepala sudah menyiapkan
jadwal untuk disosialisasikan kepada guru dan Guru PAI sebelum
pembelajaran menyiapkan program pembelajaran, adapun waktu untuk
menyusun program pembelajaran ditentu di awal tahun dengan cara
merivisi kerena progta,progmes sudah ada sebelumnya sehingga guru
cukup untuk mengedit.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh guru PAI di SDIT
Assalamah diantaranya adalah kurangnya waktu di dalam persiapan
pembuatan administrasi sehingga guru PAI masih menyempurnakan saat
proses pembelajaran berlangsung dan diharapkan guru tetap menambah
kreatifitas dan inovatif sehingga pembelajaran PAI bisa menarik dan
menyenangkan, untuk menyiapkan instrumen pembelajaran yang lebih
efektif guru PAI bisa merivew kembali administrasi sebelumnya dengan
cara mengedit instrument yang ada misalnya Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran , silabus, program tahunan, program semester dan jurnal
kelas, sehingga guru PAI tidak mengalami kesulitan di dalam
103
menyampaikan pembelajaran karena tidak membuat administrasi
pembelajaran dari awal.
Selanjutnya untuk guru di SDIT Assalamah mayoritas sudah
berkualifikasi SI, baik yang mengajar mata pelajaran PAI maupun yang
mengajar mata pelajaran umum. Dan guru yang mengajar PAI rata-rata
sudah sertifikasi sehingga akan membawa
dampak positif pada SD
tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat dasar.
Adapun kedisiplinan di SDIT Assalamah sangat dijunjung tinggi, baik
kedisiplinan jam belajar maupun kedisiplinan dalam hal administrasi,
adapun
metode
pembelajaran
PAI
di
SDI
Assalamah
sangat
menyenangkan karena metode pembelajaran PAI yang digunakan oleh
guru dengan metode yang bervariasi sehingga akan menambah semangat
dan siswa akan termotivasi untuk belajar.
2. Manajemen Pembelajaran PAI di SDI Istiqomah
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI di SDI Istiqomah
yang berinisial BS pada hari Selasa,05 Pebruari 2014 diperoleh data
bahwa secara umum manajemen pembelajaran PAI di SDI Istiqomah
sudah sesuai melalui langkah-langkah yang telah dibuat oleh sekolah
yaitu mulai dari perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi.
Untuk program perencanaan guru PAI di SDI Istiqomah
mengadakan raker saat libur sekolah selama 3 hari dengan sebutan
parenting, di kegiatan raker tersebut guru untuk bersama-sama membuat
Program Tahunan (Progta), Program Semester (Porgmes) sesuai dengan
104
mata pelajaran yang diampunya sehingga diawal tahun pelajaran semua
program perencanaan sudah redy , sehingga tidak menggangu siswa saat
proses pembelajaran berlangsung, adapun
Pembelajaran (RPP), materi
Rencana Pelaksanaan
serta media pembelajaran yang akan
digunakan untuk pembelajaran sudah disiapkan sebelum pembelajaran
PAI disampaikan siswa.
Pelaksanaan pembelajaran PAI di SDI Istiqomah dalam satu
minggu 3 jam pelajaran dalam waktu 105 menit, dalam pembelajaran
Guru PAI membedakan kemampuan peserta didik, karena ada beberapa
faktor yang mempengaruhinya, diantaranya kurang ketat saat menseleksi
penerimaan siswa baru, kurangnya perhatian orang tua saat dirumah dan
kurang mampunya orang tua dalam bidang agama sehingga sebagai guru
PAI perlu membekali siswa dengan berbagai cara sehingga siswa yang
belum mampu akan mendapatkan bimbingan dari guru PAI, bimbingan
tersebut akan diberikan siswa saat diluar jam pelajaran melalui guru yang
ditunjuk untuk menjadi asisten dan yang sesuai dengan keahliannya,
kendala-kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran diantaranya
intek siswa yang bervariasi ada siswa yang cepat faham dan ada juga
siswa sulit diarahkan, bagi yang tidak mengerjakan PR maka guru PAI
memberikan sanksi untuk mengerjakan diluar kelas dan diberi nasihat
agar tidak mengulangi lagi.
Ketika
pembelajaran PAI sudah selesai Guru PAI di SDI
Istiqomah mengadakan evaluasi pembelajaran dengan melalui tes tertulis
105
dan tes lisan, sehingga siswa diharapkan bisa mengikuti pembelajaran
dengan baik dan tuntas sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan oleh
guru, apabila ada anak yang belum terpenuhi atau belum tuntas di dalam
mengikuti pembelajaran PAI maka guru PAI mengadakan remedial saat
jam istirahat dan bagi anak yang sudah tuntas Guru PAI tetap
mengadakan pengayaan dengan mengerjakan soal-soal latihan.
Guru PAI juga mengadakan pemantauan peserta didik dan guru
PAI mengadakan program tindak lanjut dengan mengadakan kegiatan
ekstrakurikuler.
Untuk membuktikan data di atas, maka peneliti juga megadakan
wawancara dengan kepala sekolah SDI Istiqomah yang berinisial MS
pada Hari selasa tanggal 05 Pebruari 2014 sebagai berikut : Bahwa Guru
PAI di SDI Istiqomah dalam pembelajaran PAI sudah mempersiapkan
pembelajaran dengan baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Sebagaimana jawaban responden ketika ditanya oleh peneliti
sebagai berikut : Pak guru PAI dalam mengawal pembelajaran PAI SDI
Istiqomah lebih dipersiapkan di awal tahun, misalnya membuat program
tahunan (progta), program semester (progmes) dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) disiapkan sebelum pembelajaran PAI diberikan
siswa.
Bapak guru PAI di dalam pelaksanaan pembelajaran memang
menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervariasi sehingga
siswa akan
tertarik untuk semangat belajar. Selain bukti dari kepala,
106
peneliti juga mencari bukti dari waka kurikulum yang berinisial AL pada
hari Selasa,05 Pebruari 2014 sebagaimana berikut :
Bapak/ibu
guru
PAI
dalam
melaksanakan
tugasnya
sudah
mempersiapkan instrumen-instrumen yang akan dibutuhkan dalam
pembelajaran misalnya silabus, program tahunan (progta), progam
semester (Progmes), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Untuk meyakinkan bukti dari kepala dan waka kurikulum,
peneliti juga mencari bukti dari salah satu siswa yang berinisial FN
(murid kelas V) pada hari Rabu, 05 Pebruari 2014 sebagaimana berikut :
Bapak/Ibu guru PAI di SDIT Istiqomah dalam memberikan pelajaran
PAI sudah sesuai dengan jadwal dan Bapak/Ibu guru PAI di dalam
memberikan pelajaran sudah sesuai dengan
bidangnya, karena yang
mengajar di SDIT Istiqomah semuanya sudah SI dan sudah bersertifikasi
dalam arti beliau sudah profesional, sebagaimana jawaban responden
ketika ditanya oleh peneliti sebagai berikut :Bagaimana jadwal pelajaran
PAI di sekolah adik, bahwa jadwal PAI di sekolah saya sudah ditentukan
oleh Bapak/Ibu guru dan setiap malam saya tinggal melihat jadwal
tersebut sesuai dengan hari dan jam pelajaran yang ada. Hal ini
sebagaiman wawancara peneliti dengan responden sebagai berikut :
P
: “ Adik namanya siapa ?
SL
: Nama saya SL
P
: Dan adik kelas berapa
SL
: Saya kelas 6
107
P
:
Bagaimana penjadwalan pembelajaran PAI di sekolah anda?
SL
:
Jadwal PAI disekolah sudah ditentukan dari Bapak/Ibu guru
P
:
Berapa jam pertemuan dik? Dalam satu minggu
SL
:
Dalam satu minggu 3 jam pertemuan .
P
: Bagaimana permulaan dan akhir pelajaran PAI disampaikan guru.
SL
:
Diawali dengan salam dan dilanjutkan berdoa setelah itu Bapak/Ibu
guru menyampaikan isi materi yang akan diterangkan dan diakhiri
dengan pertanyaan lisan dan ditutup dengan doa, salam.
P
:
Apakah Bapak/Ibu guru PAI menguasai materi
SL
:
Ya sangat menguasai.
P
:
Apakah Bapak/Ibu juga menggunakann metode sesuai dengan
materi?
SL
:
Ya menggunakan metode misalnya Tanya jawab,diskusi dll.
P
:
Apakah diakhir pembelajaran bapak/Ibu guru mengadakan evaluasi
/tes?
SL
:
Ya mengadakan evaluasi misalnya diberi soal latihan.
Dari
hasil
wawancara
tadi
dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran PAI di SDI Istiqomah menggunakan kurikulum diknas dan
kemenag, Untuk pembelajaran PAI setiap seminggu 3 jam pertemuan
dengan alokasi waktu 35 menit, dan upaya untuk optimalkan
pembelajaran PAI diantara dengan supervisi administrasi dan observasi
kelas melalui rmonitoring dan shering dengan memberikan masukan
terhadap guru yang memberikan pembelajaran PAI, Di dalam monitoring
108
kepala sudah menyiapkan jadwal
2 hari sebelumnya melalui papan
pengumuman untuk disosialisasikan kepada semua guru termasuk guru
PAI.Adapun waktu untuk menyusun ditentu di awal tahun dengan cara
merivisi kerena progta,progmes sudah ada sebelumnya sehingga guru
cukup mengedit dari instrumen yang ada.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh guru PAI dalam
merencanakan atau membuat administrasi rata-rata belum maksimal,
untuk mengantisipasi hal tersebut guru diberi kelonggaran untuk
mengedit instrumen tahun sebelumnya sehingga guru tidak terforsir di
dalam pembuatan administrasi dan siswa tidak menjadi korban di dalam
pembelajaran.
Untuk guru di SDI Istiqomah sudah menyandang gelar sarjana
(SI), baik yang mengajar mata pelajaran PAI maupun yang mengajar
mata pelajaran umum. Dan guru yang mengajar PAI rata-rata sudah
sertifikasi sehingga akan membawa dampak positif pada SD tersebut
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat dasar. Adapun yang
berkaitan dengan kedisiplinan di SDI Istiqomah sangat ditanamkan, baik
kedisiplinan jam belajar maupun kedisiplinan dalam hal administrasi,
metode pembelajaran PAI di SDI Istiqomah sangat menyenangkan
karena metode pembelajaran PAI yang dipakai oleh guru dengan metode
yang bervariasi sehingga akan menambah semangat dan senang pada
peserta didik.
109
Dalam perencanaan manajemen Pembelajaran PAI di SD
Istiqomah baik, karena peran kepala di SDI Istiqomah dalam mengawal
perencanaan
pembelajaran
PAI
dengan
mengadakan
supervisi
administrasi dan supervisi pembelajaran secara berkala dan terprogram,
Secara teori guru-guru di SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat PAI
dalam merencanakan program pembelajaran PAI telah disiapkan diawal
tahun pelajaran, dengan teknik kepala sekolah mengumpulkan semua
guru untuk mengikuti rapat kerja (raker) yang inti dari raker tersebut guru
PAI harus sudah mempersiapkan seperangkat pembelajaran diantaranya
silabus, kalander Akademik (kaldik), program tahunan (Progta), program
semester (progmes), Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan RPP (
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), sehingga saat di tahun pelajaran
baru guru tidak disibukkan lagi tentang instrument pembelajaran
sehingga guru PAI bisa konsentrasi saat pembelajaran berlangsusng dan
selanjutnya guru tinggal mempersiapkan metode dan alat peraga yang
sudah rencanakan, dengan harapan pembelajaran PAI di SDI Istiqomah
bisa memperoleh hasil yang maksimal. Adapun kurikulum yang dipakai
di SDI Istiqomah untuk mata pelajaran PAI masih menggunakan
kurikulum KTSP (Kurikulum Satuan Pendidikan) dengan memunculkan
karakteristik peserta didik dan disetiap mata pelajaran mempunyai
karakteristik yang khas. Adapun karakteristik masing-masing mata
pelajaran dapat dilihat pada Standar Isi (Permen Diknas Nomor 22 Tahun
2006) yang isinya diantaranya
110
bahwa peserta didik adalah manusia
dengan segala fitrahnya. Mereka mempunyai perasaan dan pikiran serta
keinginan atau aspirasi. Mereka mempunyai kebutuhan dasar yang perlu
dipenuhi (pangan, sandang, papan), kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, dan kebutuhan untuk
mengaktualisasi dirinya (menjadi dirinya sendiri sesuai dengan
potensinya). Dalam tahap perkembangannya, siswa berada pada tahap
periode perkembangan yang sangat pesat, dari segala aspek. Berikut ini
disajikan
perkembangan
yang
sangat
erat
kaitannya
dengan
pembelajaran, yaitu perkembangan aspek kognitif, psikomotor, dan
afektif.
Bahan ajar yag digunakan guru PAI dalam pembelajaran dibuat
dan disusun mengacu kurikulum atau silabus yang berlaku, seperti
rumusan Standard Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) yang
kemudian dijabarkan dalam indikator, kemudian untuk materi PAI dapat
dikembangkan sendiri oleh guru PAI dalam kegiatan pembelajaran.
Selanjutnya
upaya
guru
untuk
mempermudah
dalam
menyampaikan materi sehingga siswa mudah menerimanya. Maka guru
saat melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang
tepat. Begitu juga guru PAI dalam upaya untuk menarik perhatian peserta
didik agar terfokus dalam materi pembelajaran, guru PAI saat mengajar
menggunakan media pembelajaran yang menarik seperti gambar, foto
dan sejenis media tiruan yang sifatnya sederhana dan guru PAI juga
menggunakan media pembelajaran yang berbasis teknologi seperti
111
laptop, LCD, internet yang semuanya
itu sudah difasilitasi oleh
sekolahan.
Untuk mendukung situasi pembelajaran dapat berjalan lancar dan
nyaman Guru-guru PAI di Istiqomah dalam mengelola kelas dengan
memperhatikan perbedaan individu seperti membantu peserta didik yang
belum tuntas dari KKM dengan mengadakan jam tambahan belajar dan
mengadakan remedial sehingga peserta didik merasa senang dan
tertolong dan bagi peserta didik yang sudah tuntas dari KKM guru PAI
mengadakan pengayaan dengan cara memberikan soal-soal latihan atau
mengaji dengan guru yang ditunjuk untuk menjadi asisten ,sehingga
siswa yang belum tuntas maupun yang sudah tuntas dari KKM akan
sama-sama diperhatikan dan bertambah ilmunya.
Tugas guru PAI sebagai pendidik dan pengajar dilaksanakan
dengan sungguh-sungguh, agar materi bisa diterima oleh siswa dan siswa
fokus terhadap pembelajaran, maka guru PAI memberi motivasi kepada
siswa berupa hadiah (reward) dan hukuman(punismen), hadiah diberikan
kepada siswa yang pandai dengan memberikan pesan positif berupa
pujian misalnya pandainya anakku, cerdasnya anakku dan hebatnya
anakku, dan guru PAI juga memberikan punismen bagi anak-anak yang
melanggar peraturan atau kurang disiplin, adapun sanksi(punismen) yang
diberikan bagi anak yang melanggar peraturan diantaranya berdiri
didepan kelas, diskors dan dinasehati yang semuanya itu sifatnya
mendidik.
112
Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar maka guru
melaksanakan penilaian, penilaian ini biasanya dilaksanakan diakhir
pembelajaran dilaksanakan melalui 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik adapun penilaian yang melalui aspek kognitif dengan
ulangan tertulis, penilaian yang melalui aspek afektif dengan penanaman
sikap dan penilaian yang melalui aspek psikomotorik dengan praktek dan
ada juga penilian yang rutin setiap 3 bulan sekali yang disebut penilaian
tengah semester dan 6 bulan sekali disebut penilain semesteran.
Sedangkan untuk komponen penelitian yang ada kaitannya
dengan Manajemen Pembelajaran PAI di SDI Istiqomah Kec Ungaran
Barat belum pernah dilakukan, karena terbatasnya dana dan lemahnya
motifasi untuk mengembangkan keilmuan yang dimiliki. Untuk
membuktikan pendapat di tersebut maka peneliti melakukan wawancara
dengan kepala SDI Istiqomah yang berinisial MS pada tanggal 05
Pebruari 2014 dan kepala SDIT Assalamah yang berinisial EV pada
tanggal 11 Pebruari 2014 beliu menyatakan bahwa kualifikasi pendidikan
guru PAI SDI Istiqomah dengan SDIT Assalamah mayoritas sudah SI
dan sudah mengikuti program sertifikasi dengan program sertifikasi
berarti guru-guru PAI sudah profesional dengan harapan Peningkatan
mutu sekolah melalui peningkatan mutu guru merupakan salah satu
upaya yang tepat. Karena guru sebagai pelaksana pendidikan merupakan
ujung tombak tercapainya tujuan pendidikan. Guru yang berkualitas akan
memungkinkan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien.
113
Sebaliknya rendahnya kualitas guru akan menghambat tercapainya tujuan
pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuan
pendidikan diperlukan guru yang berkualitas.
3. Hasil wawancara SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah
Hasil wawancara kepala sekolah SDIT Assalamah dengan kepala
sekolah SDI Istiqomah Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang pada tanggal
05 Maret 2014 bahwa kepala SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah
telah melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kepada guru PAI
sebagai berikut:
NO
Aspek Perencanaan
Realita di SDIT
Realita di SDI Istiqomah
Penngembanagan
Assalamah
1
Apakah Bapak/Ibu
guru dalam
melaksanakan
program pembelajaran
sesuai rencana kerja
Sekolah?
Ya sesuai rencana
kerja sekolah
Ya sesuai rencana kerja
seklah
Perencanaan
disesuaikan dengan
program kerja
sekolah
2
Apakah
Bapak/Ibu
guru
di
dalam
mengajar PAI sudah
sesuai
dengan
keahliannya ?
Ya sesuai dengan
keahliannya
Ya sesuai dengan
keahliannya
Guru diberi
kesempatan untuk
mengembangkan
keilmuannya
3
Apakah setiap kegiatan
pembelajaran guru
PAI melakukan
penyusunan program
perencanaan? Mohon
penjelasan program
perencanaan yang
dilaksanakan oleh guru
PAI?
Ya sesuai dengan
program
perencanaan
misalnya
progta,progmes,
RPP
Ya sesuai dengan program
perencanaan misalnya
progta,progmes,RPP
Di dalam pembuatan
progta.progmes dan
RPP Guru PAI
dibimbing dan
diarahkan
4
Kendala-kendala apa
saja yang Bapak/Ibu
hadapi di dalam
penyusunan program
perencanaan
pembelajaran PAI bagi
guru di sekolah?
Sebetulnya tidak
ada kendala,karena
guru PAI rata-rata
sudah mampu
Biasanya kepala SD/MI
sering ada informasi rapat
dinas yang mendadak
Guru PAI dilatih
untuk belajar dengan
teman sejawat atau
belajar mandiri
114
5
NO
Apakah perencanaan
pembelajaran yang
Bapak/Ibu guru buat
lebih efektif dalam
pembelajaran PAI ?
Ya lebih efektif
karena dengan
perencanaan
otomatis guru sudah
siap mengajar
Ya efektif Karena guru
tinggal mengedit instrument
sehingga tidak mengganggu
dalam pembelajaran
Realita di SDIT
Realita di SDI Istiqomah
Aspek Pelaksanaan
Guru harus kreatif
dan inovatif
Penngembanagan
Assalamah
1
Bagaimanakah peran
Saya mengawal
Saya mengawal pelaksanaan
Agar guru yang
Bapak/Ibu sebagai
pelaksanaan PAI
PAI tidak rutin, karena
dimonev tidak punya
kepala sekolah dalam
kadang-
keterbatasan waktu dan
rasa takut,maka
mengawal pelaksanaan
kadang,karena
pikiran
sebagai kepala
PAI ketika proses
banyaknya guru
menyiapkan kata-
belajar mengajar ?
yang harus dilayani
kata yang sifatnya
sehingga kurang
positif
waktu
2
Langkah-langkah apa
Bersama waka
Menyiapkan instrument
Supervisi guru
saja yang harus
kurikulum saya
penilaian ,member
diusahakan
dilakukan Bapak / Ibu
mengumpulkan guru
informasi apabila guru
terprogram dan
sebagai kepala sekolah
untuk diberi
tersebut akan disupervisi
kontinyu
untuk mengawal
informasi kalau mau
pelaksanaan guru PAI
di
ketika proses
supervise,menyiapa
pembelajaran?
kan instrument
penilaian
3
Bagaimanakah cara
guru akan diberikan
Guru akan diberi
Penghargaan
Bapak/Ibu sebagai
penghargaan oleh
penghargaan dari yayasan
terhadap guru itu
kepala sekolah untuk
yaysan apabila nilai
apabila penyampaian dalam
penting,maka di
memberikan
rapotnya baik , nilai
pembelajaran,pengharggann
dalam RAB sekolah
penghargaan kepada
rapot itu meliputi
ya berupa ucapan terima
dimunculkan dengan
guru PAI yang
nilai kedisplinan,
kasih
harapan guru akan
melakukan proses
nilai
pembelajaran dengan
pembelajaran,nilai
baik?
admistraisi,adapun
termotivasi
penghargaannya
berupa ucapan
terima kasih dan
uang pembinaan
4
Bagaimanakah cara
Punismen yang
Punismen yang diberikan
Dilakukan
Bapak/Ibu sebagai
diberikan guru
guru sifatnya pembinaan
pembinaan bersama
kepala sekolah untuk
sifatnya pembinaan
baik dari kepala maupun
dan dimotifasi
memberikan punismen
baik dari kepala
dari yayasan
kepada guru PAI yang
maupun yayasan
tidak melakukan
proses pembelajaran
dengan baik?
115
5
Apakah Bapak/Ibu
Saya
Ya saya menyampaikan
Dilakukan evaluasi
menyampaikan
menyampaikannya
kepada wali murid saat
program secara
informasi kepada wali
kepada komite dan
penerimaaan Raport
menyeluruh
murid atau masyarakat
komite/yayasan
terhadap guru yang
menyampaiakn saat
berhasil dalam
PPDB
melakukan proses
pembelajaran?
NO
Aspek Evaluasi
Realita di SDIT
Realita di SDI Istiqomah
Penngembanagan
Assalamah
1
Apakah Bapak/Ibu
Dalam evaluasi
Dalam evaluasi kepala dan
terlibat langsung di
kepala terlibat
waka
dalam pelaksanaan
langsung
langsung
kurikulum
terlibat
Dilakukan rapat
bersama dan
program tindak
evaluasi pembelajaran
guru PAI di sekolah
lanjut terhadap guru
yang Bapak/Ibu pimpin
PAI
?
2
Bagaimanakah
Sebagai kepala
Saya sering member
Dilakukan supervise
Bapak/Ibu
tetunya berisfat adil
motifasi bagi yang sudah
terprogram dan guru
memberikan motifasi
dalam member
berhasil dalam pembelajaran
selalu dimotifasi
kepada guru di dalam
motifasi terhadap
dan memberikan nasihat
agar semangat
pelaksanaan evaluasi
guru, saya sering
bagi yang belum berhasil
pembelajaran?
membri masukan
dalam pembelajaran
dan ucapan terima
kasih kepada guru
yang berhasil dalam
pembelajaran
3
Apakah Kurikulum
Ya dikembangkan
Ya dikembangkan misalnya
Dilakukan workshop
PAI yang ada di SD
misalnya ada jam
(Tahsin, kitabah,
untuk guru
Bapak/Ibu
pendalaman agama
Tilawah,Qiroati, Sholat
PAI/pelatihan secara
dikembangkan
(Iqro’,Praktek
Berjamaah, B Arab, Al-
menyeluruh.
sehinggga menjadi
sholat,Sholat
Qur’an Hadis, Fiqih,Aqidah
salah satu mata
berjamaah) dan ada
Akhlaq,SKI,)
pelajaran unggulan ?
Mapel agama yang
memmakai
kurikulum Kemenag
4
Apakah mata pelajaran
Pasti membawa
Ya membawa dampak
Dilakukan tes
PAI membawa
dampak positif
positif terhadap kepercayaan
seleksi masuk dan
dampak positif
terhadap
wali murid
penambaham sarana
terhadap kemajuan
kepercayaan
sekolah Bapak/Ibu
masyrakat terhadap
pimpin ?
SDIT Assalamah
prasarana
116
5
Prestasi-prestasi
apa
Diantaranya takfid ,
Juara yang didapatkan
Dilakukan
telah
Tilawah, LLC PAI,
MTQ, LCC PAI, Pawai
pembibitan bakat
didapatkan pada mata
Kaligarafi, Rebana ,
Ta’aruf,
sedini mungkin
pelajaran PAI ?
Cipta Khitobah
Bagaimana
Di dimasa liburan
Program tindak lanjut yang
Dilakukan Refleksi
tindaklanjut evaluasi
guru diajak
dilakukan diantaranya raker,
bersama kepala,
Bapak/Ibu sebagai
raker,study banding,
studi banding
yayasan, guru .
kepala sekolah
mendatangkan
terhadap proses
motifator
saja
6
yang
pembelajaran PAI di
sekolah ?
Sumber: Data Penelitian Penulis (Februari 2014)
Hasil wawancara Guru PAI SDIT Assalamah dengan SDI
Istiqomah Kec.Ungaran Barat Kab. Semarang. Pada hari Selasa tanggal
05 Pebruari 2014. bahwa Guru PAI SDIT Assalamah dengan SDI
Istiqomah telah melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
sebagai berikut:
No
1
Aspek Perencanaan
Bagaimanakah
langkah-
Realita di SDIT
Realita di SDI
Assalamah
Istiqomah
Pengembanagan
Langkah-langkah yang
Langkah-langkah
Dilakukan
langkah yang Bapak/Ibu guru
saya lakukan
yang saya lakukan
rutin
lakukan
diantaranya
yaitu membuat
mempersiapakn
RPP, menyiapkan
silabus,standard
metode, membuat
isi,menghitung hari
media
efktif,progta,progmes,
pembelajaran
dalam
program
membuat
perencanaan
Pembelajaran PAI ?
secara
membuat RPP dan
materi yang akan
diajarkan ,membuat alat
peraga
2
Bagaimanakah langkah-
Diawali dengan
langkah Bapak/Ibu lakukan
menyiapkan materi yang
untuk mempersiapkan media
diajarkan , membuat
pembelajaranPAI ?
media
Menyiapkan materi
,membuat RPP,
membuat media
pembelajaran,(power
point, gambar,
demontrasi,
117
pembelajaran,
format penilaian
Dilakukkan secara
terprogram
3
Bagaimanakah
langkah-
langkah
Bapak/Ibu
lakukan
untuk
guru
penilaian
pembelajaran PAI
Saya membuat soal
sebelum pembelajaran
Langkah-langkah
yang saya lakukan
diahiri misalnya siswa di
tes secara tertulis atau
lisan
Dilakukan
Remidial
bagi
siswa yang belum
mempersiapkan
butir soal sebelum
pembelajaran
tuntas
dan
pengayaan
bagi
siswa yang sudah
tuntas KKM
berahir dan siswa
mengerjakannya
4
Kendala-kendala apa sajakah
Sering menemukan anak
Inteks siswa yang
Dilakukan
yang dihadapi Bapak/Ibu di
yang kurang siap
bervariasi
konsultasi dengan
dalam mempersiapkan
menerima pelajaran
orang tua dan
pembelajaran PAI ?
5
seleksi sisiwa baru
Bagaimanakah upaya yang
Ya saya siapkan jauh-
Saya berusaha
Bapak/Ibu lakukan agar
jauh hari baik mulai
dengan
perencanaan pembelajaran PAI
perencanaan,pelaksanaan
menyiapkan
dapat optimal?
dan evaluasi
Dilakukan
persiapan yang
matang
metode bervariasi
dan media
pembelajaran yang
interaktif
No
1
Aspek Pelaksanaan
Realiata di SDIT
Relita di SDI
Assalamah
Istiqomah
Pengembanagan
Bagaimanakah pelaksanaan
Bahwa Mapel PAI dalam
Mapel PAI dalam
Guru harus pandai
program pembelajaran PAI
satu minggu 1 JP dan
satu minggu 3 JP
memanfaatkan
yang Bapak/Ibu lakukan ?
dimulai dari kelas 4-6
dimulai dari kelas
waktu belajar
1-6
2
Apakah Bapak/Ibu
Ya, meggunakan metode
Ya meggunakan
Dilakukan inovasi
menggunakan metode
pembelajaran yang
metode
metode dalam
pembelajaran sesuai materi
sesuai
pembelajaran yang
pembelajaran
yang diajarkan ?
3
sesuai
Apakah Bapak/Ibu guru
Ya, meggunakan media
Ya meggunakan
menggunakan media
pembelajaran yang
media
pembelajaran sesuai dengan
sesuai
pembelajaran yang
materi yang diajarkan ?
4
diusahakan LCD
proyektor
sesuai
Apakah Bapak/Ibu di dalam
Ya, memperhatikan
Ya, memperhatikan
Dilakukan
proses
perbedaan peserta didik
perbedaan peserta
pembinaan secara
didik
ritun bagi yang
pembelajaran
memperhatikan
PAI
perbedaan
peserta didik ?
5
Setap kelas
kurang mampu
Kendala-kendala apa saja yang
dihadapi
melakukan
Bapak/Ibu
penilaian
Waktu yang sempit
dalam
saat
Kemampuan yang
Dilakukan Evaluasi
berbeda
kaitannya dengan
jam pertemuan,
118
proses pembelajaran PAI ?
dibuatkan buku
penghubung
6
Bagaimanakah upaya
Bapak/Ibu
lakukan
yang
untuk
melakukan penilaian proses
Mengadakan jam
Menyiapkan materi
tambahan diluar jam
dan alat evaluasi
Dilakukan pos tes
pelajaran
pembelajaran PAI ?
No
1
Aspek evaluasi
Apakah
Bapak/Ibu
guru
melakukan evaluasi di akhir
Realita di SDIT
Realita di SDI
Assalamah
Istiqomah
Ya diahir pembelajaran
Ya diahir
mengadakan evaluasi
pembelajaran
pembelajaran PAI ? mohon
penjelasan
Pengembanagan
Menyiapakan alat
evaluasi yang tepat
mengadakan
pelaksanaan
evaluasi
evaluasinya !
2
Bagaimanakah cara yang harus
Setiap ulangan guru PAI
Remidial dan
menyiapkan soal
pengayaan
melakukan remedial di akhir
remedial dan pengayaan
dilaksanakan saat
pembelajaran PAI jika nilai
dan caranya setelah
jam istirahat
dilakukan
Bapak/Ibu
untuk
peserta didik belum tuntas ?
3
Bagaimanakah cara yang
Bapak/Ibu guru lakukan dalam
pengayaan di akhir
pembelajaran PAI jika nilai
peserta didik sudah tuntas ?
Dilakukan SK dan
KD
ulangan berahir
Caranya bersama-sama
Saat jam istirahat
Bagi yang
antara siswa yang di
siswa mengikuti
pengayaan solanya
remedi diberi soal yang
pengayaan diberi
diperdalam
lebih mudah dan yg
spal yang agak
pengayaan soalnya
sulit dan yang
dinaikkan greetnya
remidi solnya lebih
mudah
4
5
Apakah Bapak/Ibu disetiap
Ya, melakukan
Ya, melakukan
Dilakukan
diakhir pembelajaran PAI
pemantauan kerana
pemantauan kerana
pembinaan secara
melakukan pemantauan
siswa di SDIT
siswa di SDI
rutin
kemampuan peserta didik?
Assalamah
Istiqomah
kemampuannya
kemampuannya
bervariasi
bervariasi
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu
Melalui nilai raport dan
Melalui nilai raport
Dilakukan secara
dalam melakukan pemantauan
hasil ulangan
dan hasil ulangan
rutin
Siswa dikutkan
Adanya
yang Bapak/Ibu lakukan untuk
pembinaan lewat
komunikasi antara
mengembangkan potensi siswa
kegiatan ekstra
pihak sekolah
potensi /kemampuan peserta
didik ?
6
Bagaimanakah tindaklanjut
Diberi jam tambahan
dalam pembelajaran PAI ?
dengan wali murid
Sumber: Data Penelitian Penulis (Februari 2014)
119
Hasil wawancara peneliti dengan Waka Kurikulum SDIT
Assalamah dengan SDI Istiqomah Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang.
Pada hari Selasa tanggal 05 Pebruari 2014, bahwa Waka kurikulum SDIT
Assalamah dengan SDI Istiqomah telah melakukan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi sebagai berikut:
No
Aspek Perencanaan
Realita di SDIT
Assalamah
1
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu
Pengembanagan
Istiqomah
Bahwa menyusun
program kerja di
saat anak libur
sekolah
Bahwa menyusun
program kerja di
masa libur anak
Dilakukan
bersama
kepala,yayasan
dan guru
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu
Bahwa untuk
Silabus PAI dari
menyusun silabus Pendidikan
silabus PAI di SDIT
diknas adan guru
Agama Islam ?
dikombinasi dng
PAI dilibat
Dilakukan
inovasi dan
metode
pembelajaran
menyusun program kerja/program
kegiatan sekolah ?
2
Realita di SDI
kemenag dan diknas
dan guru PAI dilibat
3
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu
Dimusyawarahkan
Disesuaikan
Dibuatkan SK
dalam menyusun pembagian tugas
bersam guru PAI
kondisi guru waka
pembagian tugas
kurikulum Cuma
mengajar
mengajar guru ?
konsep
4
5
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu
Format diserahkan
Waka kurikulum
menyusun format pembelajaran
penuh oleh guru
sebatas konsep
Pendidikan Agama Islam?
PAI
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu di
Pembagian jam
Dimusyawarakan
dalam menyusun jam mengajar
mengajar serahkan
bersama
guru ?
penuh waka
Format di desain
sama
Dilakukan cross
cek sebelum jadi
SK
kurikulum
No
1
Aspek Pelaksanaan
Realita di SDIT
Realita di SDI
Assalamah
Istiqomah
Pengembanagan
Apakah Bapak/Ibu guru dalam
Ya, sesuai rencana
Ya, Sesuai rencana
Dilakukan
melaksanakan program
kerja
kerja
evaluasi
Ya, Sudah sesuai
Ya, sudah sesuai
Peningkatan
pembelajaran sesuai rencana kerja
Sekolah?
2
Apakah Bapak/Ibu guru di dalam
mengajar PAI sudah sesuai dengan
profisional guru
keahliannya ?
3
Apakah Bapak/Ibu guru di dalam
Ya, sesuai jadwal
120
Ya, sesuai jadwal
Ditingkatkan
melaksanakan
program
yang telah
yang telah
pembelajaran sesuai jadwal yang
ditetapkan
ditetapkan
kedisiplinan
Apakah Bapak/Ibu monitoring guru
Waka kurikulum
Waka kurikulum
Hasil monitoring
dalam kegiatan proses pembelajaran
sebatas memberikan
juga monitoring
ditindak lanjuti
Pendidikan Agama Islam ?
masukan
guru PAI
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu
Cara mengatasi
Untuk guru PAI
Dilakukan tugas
Mengatasi hambatan terhadap
hambatan PBM
tidak ada hambatan
portofolio
keberlangsungan proses belajar
dengan pemadatan
dalam mengajar,
mengajar ?
materi dan banyak
apabila ada
berlatih
kesulitan waka
sudah ditetapkan ?
4
5
kurikulum
membantu
No
1
2
3
4
Aspek Evaluasi
Bagaimanakah
Bapak/Ibu
Realita di SDI
Assalamah
Istiqomah
Pengembanagan
Karena materi
Tanya siswa ke
Dilakukan
mengevaluasi kegiatan pembelajaran
banyak jam PAI
ranah afektif dan
program evaluasi
Pendidikan Agama Islam ?
ditambah
psikomotorik
Apakah
cara
Realita di SDIT
Yayasan yang
Dari yayasan yang
penghargaan terhadap guru yang
Bapak/Ibu
member
memberi
berprestasi ?
penghargaan
penghargaan
Apakah Bapak/Ibu memberi sanksi
Tidak sanksi namun
Tidak sanksi namun
Dilakukan
terhadap guru yang tidak disiplin ?
sifatnya pembinaan
sifatnya pembinaan
controlling
Berapa
Bapak/Ibu
Setiap minggu
Setiap minggu
Dilakukan
mengevalusi kegiatan pembelajaran
lewat program
sekali
evaluasi
PAI?
supervise
Lewat program
Berapa hari Bapak/Ibu mengadakan
Setiap seminggu
Seminggu sekali
Disiapkan
program
sekali guru disuruh
dengan
instrument
merangkum materi
menganalisis materi
bulan
memberi
Diprogramkan
supervise
5
tindak
lanjut
kegiatan pembelajaran PAI ?
dalam
Sumber: Data penelitian Penulis (Februari 2014)
Hasil wawancara peneliti dengan siswa SDIT Assalamah dengan
SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat Kab. Semarang. Pada hari Selasa
tanggal 05 Pebruari 2014.Bahwa siswa SDIT Assalamah dengan SDI
121
Istiqomah telah melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
sebagai berikut:
No
1
2
Aspek Perencanaan
Realita di SDIT
Realita di SDI
Assalamah
Istiqomah
Pengembanagan
Bagaimanakah penjadwalan
Penjadwalan
Penjadwalan sudah
Dilakukan
Pembelajaran PAI di sekolah anda
sudah ditentukan
ditentukan dari
baik
?
dari sekolah
sekolah
Apakah
Bapak/Ibu
memberikan
Guru
yang
pembelajaran
PAI
Ya, sudah sesuai
Ya, sudah sesuai
dengan
Ditingkatkan
kompetensinya
sesuai dengan bidangnya?
3
4
Apakah yang anda lakukan sebelum
Mempersiapkan
Mempersiapkan
Dilakukan inovasi
pelajaran PAI dimulai ?
materi yang
materi yang
pembelajaran
diajarkan
diajarkan
Permulaan diawal
dengan doa , dan
sebelum berakhir
dipersilahkan
untuk bertanya
diberi pertanyaan
baik lisan atau
tulis dan ditutup
dengan hamdallah
Permulaan diawal
Dilakukan
dengan doa , dan
dan postes
Ya
Ya
Bagaimanakah permulaan dan akhir
pelajaran PAI yang disampaikan
oleh guru anda ?
5
Apakah anda setiap pagi
pretes
sebelum berakhir
diberi pertanyaan
baik lisan atau tulis
dan ditutup dengan
hamdallah
Dillakukan
mempersiapkan jadwal pelajaran
sesuai jadwal yang telah ditentukan
sekolah ?
No
Aspek Pelaksanaan
Realita di SDIT
Realita di SDI
Assalamah
1
Pengembanagan
Istiqomah
Bagaimanakah Bapak/Ibu guru
Ya,menguasi
Ya, Menguasi
Dilakukan
dalam menyampaikan pembelajaran
materi
materi
monitoring dan
Pendidikan Agama Islam
Supervisi
menguasai materi ?
2
Apakah Bapak/Ibu Guru
Ya
Ya
menggunakan metode pembelajaran
Metode disesuaikan
dengan materi
yang sesuai dengan materi yang
disampaikan ?
3
Apakah Bapak/Ibu guru
Ya, menggunakan
Ya, menggunakan
Dilakkan inovasi
menggunakan media pembelajaran
media
media pembelajaran
pembelajaran
yang sesuai dengan materi yang
pembelajaran
disampaikan ?
122
4
Kendala-kendala apa saja yang anda
Materinya
hadapi saat pembelajaran
banyaka, ada kata
ramai, agak susah
Pendidikan Agama Islam?
yang sulit,
jika ada tulisan arab
kadang-kadang
dan disuruh
ada materi yang
membaca atau
tidak sama buku
5
Ada anak yang
Dilakuakan
evaluasi dan analisis
menghafalkannya
Bagaimana usaha anda saat
Jika ada kesulitan
Jika ada kesulitan
Dilakukan metode
menghadapi kesulitan didalam
Tanya sama
Tanya sama
PAIKEM
pembelajaran Pendidikan Agama
Bapak/Ibu guru
Bapak/Ibu guru
Islam ?
NO
1
2
Aspek Evaluasi
Realita SDIT
Realita SDI
Assalamah
Istiqomah
Apakah di setiap ahir pembelajaran
Ya, mengadakan
Ya, mengadakan
Bapak/ibu
evaluasi dengan
evaluasi kadang
evaluasi ?
soal latihan
tertulis kadang lisan
Apakah bapak/ibu guru mengadakan
Ya, mengadakan
Ya, mengadakan
remedial bagi siswa yang belum
remedial
remidial
Apakah Bapak/Ibu guru
Ya,mengadakan
Ya,mengadakan
mengadakan pengayaan bagi siswa
pengayaan
pengayaan
guru
mengadakan
Pengembangan
Dilakukan analisis
Dilakukan analisis
tuntas ?
3
Dilakuakan analisis
yang sudah runtas ?
4
5
Apakah
Ya, memberikan
Ya, memberikan
memberikan pujian/hadiah kepada
Bapak/Ibu
guru
pujian berupa
pujian berupa
Dilakukan motivasi
siswa yang pandai ?
ucapan terima
ucapan terima
kasih,hebat
kasih,hebat
Apakah Bapak/Ibu guru memberikan
Ya,memberikan
Ya, memberikan
Dilakuakan
sangsi/hukuman bagi anak yang
sanksi misalnya
sanksi misalnya
motivasi
tidak memperhatikan pelajaran atau
disuruh keluar
disuruh berdiri
tidak mengerjakan tugas ?
ruang jika
membuat gaduh
Sumber: Data penelitian Penulis (Februari 2014)
D. Pembahasan
1. Manajemen Pembelajaran PAI
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas dapat diketahui
bahwa manajemen pembelajaran PAI sudah direncanakan, dilaksanakan,
123
dan dievaluasi dengan baik, meskipun masih ada 4 indikator pertanyaan
yang belum dijawab dengan tuntas misalnya dalam hal mengawal
pembelajaran PAI, alokasi waktu dalam pembelajaran PAI, penguasaan
media pembelajaran, melakukan evaluasi diahir pembelajaran PAI dan
supervisi pembelajaran PAI, sebagaimana yang telah dikemukan oleh
Abin Syamsuddin Makmun bahwa perencanaan dalam pendidikan itu
menempati posisi strategis dalam seluruh proses pendidikan, karena
dengan perencanaan pendidikan itu akan memberikan arah dalam usaha
proses penyelenggara pendidikan. Perencanaan merupakan proses
penyusunan
materi
pelajaran,
penggunaan
media
pembelajaran,
penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran dalam rangka untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Kurikulum merupakan batasan yang harus diberikan peserta
didik dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan guru di kelasnya.
Kurikulum inilah yang memberikan batasan-batasan materi pelajaran
untuk setiap tingkatan kelas. Kurikulum ini harus diikuti agar tujuan
pembelajaran yang sudah termaktub di dalamnya dapat dicapai sesuai
program. Setiap tahun kebutuhan materi pembelajaran menuntut guru
untuk mempelajari kurikulum yang ada. Seorang
guru
agar dapat
menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif diharapkan mampu
menterjemahkan kurikulum dan menyesuaikan dengan tingkat kebutuhan
yang
berhubungan
dengan
kemampuan
yang
dimiliki
siswa.
Sebagaimana Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar
124
pendidikan Nasional pasal 17 ayat 1 berbunyi KTSP SD/MI/SDLB,
SMP/MTS/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain
yang sederajat dikembangkangkan sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah/karakteristik daerah, social budaya masyarakat setempat,
dan peserta didik.
Dalam hal evaluasi proses pembelajaran dapat dilakukan pada
setiap ketuntasan dari aspek kompetensi yang diajarkan pada siswa.
Ketuntasan aspek kompetensi ini meliputi pokok bahasan, subpokok
bahasan, atau simpulan
dari materi pembelajaran. Setiap selesai
pembahasan, proses evaluasi dilakukan.
Berkaitan dengan evaluasi inilah guru
memosisikan sebagai
evaluator. Gurulah yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam
penguasaan kompetensi yang diharapkan pada setiap bahasan dalam
proses pembelajaran. Dengan metode-metode yang sudah menjadi alat
pengukuran penguasaan materi, guru menerapkan penilaian kompetensi
siswa.
Agar proses evaluasi ini dapat mendukung penciptaan kondisi
pembelajaran yang kondusif, maka obyektifitas pada sata penilaian harus
diutamakan oleh seorang guru. Obyektifitas ini merupakan kondisi nyata
dari penguasaan kompetensi yang berhasil dicapai oleh sisiwa. Hal ini
berkaitan erat dengan kualitas pendidikan.61
61
Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan suatu pendekatan Komprehensif,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, 42.
125
Dalam hal Supervisi itu sangat penting bagi dunia pendidikan
untuk
memastikan
efektivitas
dan
produktivitas
program
yang
dicanangkan, kerana dengan supervisi akan membawa manfaat bagi guru
dan pagawai sebagai berikut:
1. Membangkitkan dan mendorong semangat guru dan pegawai
administrasi sekolah agar menjalankan tugas sebaik-baiknya.
2. Agar
guru
dan
pegawai
administrasi
berusaha
melengkapi
kekurangan-kekurangan mereka dalam penyelenggaraan pendidikan.
3. Bersama-sama mengembangkan, mencari, menggunakan metodemetode baru demi kemajuan proses pembelajaran yang baik.
4. Membina kerja sama yang harmonis antara guru, murid, dan pegawai
sekolah misalnya dengan mengadakan seminar, workshop, training.62
2. Perbedaan Manajemen Pembelajaran PAI SDIT Assalamah dengan
SD Istiqomah
Berdasarkan
hasil
Penelitian
dan
wawancara
manajemen
pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah pada
tanggal 05 Pebruari 2014 sebagaimana peneliti paparkan di atas maka
dapat diketahui perbedaan manajemen pembelajaran PAI sebagai berikut
:
Dalam perencanaan pembelajaran PAI di SDIT Assalamah
dengan SDI Istiqomah ada perbedaan, hal ini dapat dilihat dari indikator
4 yang berkaitan dengan penyusunan program perencanaan yang di
62
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Supervisi Pendidikan Sekolah, jogjakarta: Diva Press, 2012, 30.
126
dalamnya menjelaskan tentang jumlah jam pertemuan dalam satu minggu
di SDIT Assalamah
35 menit atau 1 jam pertemuan dan pembelajaran
PAI hanya dilaksanakan mulai kelas 5 sampai dengan kelas 6 sedangkan
untuk kelas 1 sampai dengan kelas 4 pembelajaran PAI menggunakan
struktur kurikulum kemenag yaitu Bahasa Arab 2 JP, Al-Qur’an Hadis 2
JP, Fiqih 2 JP, Aqidah Akhlaq 2JP, SKI 2JP dan masih ditambah
kurikulum lokal yang dijadikan sebuah keunggulan di SD tersebut
misalnya pelajaran kitabah, tahsin, tahfid dan tilawah, sedangkan
pembelajaran PAI di SDI Istiqomah berdasarkan struktur kurikulum yang
telah ditetapkan oleh yayasan Istiqomah, bahwa jumlah jam pertemuan
untuk pembelajaran PAI dalam satu minggu 105 menit atau 3 jam
pertemuan dimulai kelas 1 sampai dengan kelas 6, ditambah dengan
materi Al-qur’an Hadis 2 JP, Bahasa Arab 2 JP,Fiqih 2 JP, Aqidah
Ahlak 2 JP dan masih ada kurikulum lokal yang dijadikan sebuah
keunggulan terhadap SD tersebut misalnya tartil, tahfid dan khot.
Dalam pelaksanaan pembelajaran PAI di SDIT Assalamah guru
PAI akan mendapatkan penghargaan dari yayasan apabila mereka
mampu memenuhi raport guru yang sudah ditetapkan oleh yayasan
secara holistik, meliputi kedisiplinan dalam kehadiran, kedisiplinan
dalam membuat administrasi pembelajaran dan mampu menyampaikan
materi pembelajaran dengan baik sehingga penilaian kinerja guru yang
dilakukan oleh SDIT Assalamah sifatnya menyeluruh, sedangkan
penghargaan yang diberikan oleh yayasan
127
kepada guru PAI di SDI
Istiqomah
sifatnya
insidentil
sehingga
guru
termotifasi
dalam
meningkatkan kinerjanya.
Dalam hal prestasi atau keunggulan antara SDIT Assalamah
dengan SDI Istiqomah secara umum tidak jauh berbeda, karena
berdasarkan data yang kami peroleh saat mengadakan penelitian dari
kedua SDIT tersebut di dalam ajang kompetisi baik ditingkat gugus,
Kecamatan, Kabupaten bahkan ditingkat Propinsi sering mendapatkan
kejuaraan, namun di dalam bidang mata pelajaran PAI prestasi siswa
sering diraih oleh SDIT Assalamah.
Dalam hal waktu belajar SDIT Assalamah menggunakan proses
pembelajaran dengan program Full Day School dengan jadwal sebagai
berikut untuk kelas 1-3 masuk jam 07.00 dan pulang jam 15.30 hari
Senin s/d Kamis dan untuk hari Jum’at jam 07.00-11.00, sedangkan
untuk hari Sabtu jam 07.00-09.15. Adapun sistem pembelajaran di SDI
Istiqomah menggunakan proses pembelajaran dengan program standard
yang telah ditentukan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan yaitu
hari Senin s/d Kamis jam 6.30-14.00 dan untuk hari Jum’at , Sabtu jam
6.30-11.00.
128
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang manajemen
pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah
Kec.Ungaran Barat maka persamaan dari dua SDI tersebut dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Dalam perencanaan manajemen Pembelajaran PAI yang telah dilakukan
oleh guru PAI baik di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah cukup
baik karena dari 20 pertanyaan 95% bisa terjawab dengan tuntas dan 1
pertanyaan 5%
perencanaan
belum terjawab dengan tuntas. Kaitannya denga
guru PAI belum
membuat program pembelajaran PAI
secara tuntas, karena berdasarkan wawancara bahwa guru PAI disaat
melaksanakan pembelajaran belum sesuai alur dalam
pembuatan
administrasi pembelajaran. Adapun Langkah-langkah guru PAI dalam
membuat administrasi pembelajaran pertama menentukan Standar
Kompetensi dan kompetensi dasar, setelah itu menganalisis hari efektif
yang sudah ada di dalam kalender
pendidikan dan dari kalender
pendidikan guru PAI membuat progta, progmes yang didistribusikan ke
dalam pengembangan silabus ke dalam RPP yang lebih operasional dan
rinci, serta siap dijadikan pedoman atau scenario dalam pembelajaran.
Dalam pengembangan RPP, guru diberikan kebebasan untuk mengubah,
memodifikasi, dan menyesuaikan silabus dengan kondisi sekolah dan
129
daerah, serta dengan karakteristik peserta didik sehingga RPP yang
dibuatnya lebih efektif, dan berhasil guna.
2. Dalam pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI yang telah dilakukan
oleh guru PAI baik, karena dari 21 pertanyaan 90% bisa terjawab dengan
tuntas dan 2 pertanyaan 9,6% belum terjawab dengan tuntas yaitu guru
PAI dalam hal mengoperasionalkan/menggunakan media pembelajaran
yang berbasis teknologi secara maksimal, dan dalam pelaksanaan
pembelajaran PAI guru perlu adanya pendahuluan untuk menciptakan
suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebagai contoh ketika
memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada bersemangat
dan gembira (mengucapkan salam), mengecek kehadiran para siswa dan
menanyakan ketidakhadiran siswa apabila ada yang tidak hadir. Melalui
kegiatan ini, siswa akan termotivasi untuk aktif berbicara dan
mengeluarkan pendapatnya sehingga pada akhirnya akan muncul rasa
ingin tahu dari setiap anak. Dengan demikian, melalui kegiatan
pendahuluan siswa akan tergiring pada kegiatan inti baik yang berkaitan
dengan tugas belajar yang harus dilakukannya maupun berkaitan dengan
materi ajar yang harus dipahaminya.
3. Dalam evaluasi manajemen pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dan
SDI Istiqomah sudah baik, dari 22 pertanyaan 95,5 % terjawab dengan
tuntas dan 1 pertanyaan 4,5 % belum terjawab dengan tuntas misalnya
dalam langkah-langkah evaluasi yaitu merumuskan tujuan dilakukannya
130
asesmen atau evaluasi, menetapkan aspek-aspek yang akan dinilai,
apakah aspek kognitif, afektif, atau psikomotor, memilih dan menentukan
teknik yang akan digunakan. menggunakan teknik tes ataukah non tes.
menyusun instrumen yang akan dipergunakan untuk menilai proses dan
hasil belajar para peserta, menentukan metode penskoran jawaban siswa,
menentukan frekuensi dan durasi kegiatan asesmen atau evaluasi (kapan,
berapa kali, dan berapa lama). Dan juga belum membuat alur penilaian
secara tuntas yaitu analisis KKM, program penilaian, analisis butir soal,
analisis ulangan harian, program perbaikan dan pengayaan, pelaksanaan
perbaikan dan pengayaan, tugas mandiri terstruktur, tugas mandiri tidak
tersetruktur.
Berdasarkan
hasil
Penelitian
dan
wawancara
manajemen
pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah pada
tanggal 05 Pebruari 2014 sebagaimana peneliti paparkan di atas maka
dapat diketahui perbedaan manajemen pembelajaran PAI sebagaimana
berikut :
1. Dalam perencanaan pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dengan SDI
Istiqomah ada perbedaan, hal ini dapat dilihat dari indikator 4 yang
berkaitan dengan penyusunan program perencanaan yang di dalamnya
menjelaskan tentang jumlah jam pertemuan dalam satu minggu di SDIT
Assalamah 35 menit atau 1 jam pertemuan dan pembelajaran PAI hanya
dilaksanakan mulai kelas 5 sampai dengan kelas 6 sedangkan untuk kelas
1 sampai dengan kelas 4 pembelajaran PAI menggunakan struktur
131
kurikulum kemenag yaitu Bahasa Arab 2 JP, Al-Qur’an Hadis 2 JP,
Fiqih 2 JP, Aqidah Akhlaq 2JP, SKI 2JP dan masih ditambah kurikulum
lokal yang dijadikan sebuah keunggulan di SD tersebut misalnya
pelajaran kitabah, tahsin, tahfid dan tilawah, sedangkan pembelajaran
PAI di SDI Istiqomah berdasarkan struktur kurikulum yang telah
ditetapkan oleh yayasan Istiqomah, bahwa jumlah jam pertemuan untuk
pembelajaran PAI dalam satu minggu 105 menit atau 3 jam pertemuan
dimulai kelas 1 sampai dengan kelas 6, ditambah dengan materi Alqur’an Hadis 2 JP, Bahasa Arab 2 JP,Fiqih 2 JP, Aqidah Ahlak 2 JP dan
masih ada kurikulum lokal yang dijadikan sebuah keunggulan terhadap
SD tersebut misalnya tartil, tahfid dan khot.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran PAI di SDIT Assalamah guru PAI
akan mendapatkan penghargaan dari yayasan apabila mereka mampu
memenuhi raport guru yang sudah ditetapkan oleh yayasan secara
holistik, meliputi kedisiplinan dalam kehadiran, kedisiplinan dalam
membuat administrasi pembelajaran dan mampu menyampaikan materi
pembelajaran dengan baik sehingga penilaian kinerja guru yang
dilakukan oleh SDIT Assalamah sifatnya menyeluruh, sedangkan
penghargaan yang diberikan oleh yayasan
kepada guru PAI di SDI
Istiqomah
guru
sifatnya
insidentil
sehingga
termotifasi
dalam
meningkatkan kinerjanya.
3. Dalam hal prestasi atau keunggulan antara SDIT Assalamah dengan SDI
Istiqomah secara umum tidak jauh berbeda, karena berdasarkan data
132
yang kami peroleh saat mengadakan penelitian dari kedua SDIT tersebut
di dalam ajang kompetisi baik ditingkat gugus, Kecamatan, Kabupaten
bahkan ditingkat Propinsi sering mendapatkan kejuaraan, namun di
dalam bidang mata pelajaran PAI prestasi siswa sering diraih oleh SDIT
Assalamah. Dalam hal waktu belajar SDIT Assalamah menggunakan
proses pembelajaran dengan program Full Day School dengan jadwal
sebagai berikut untuk kelas 1-3 masuk jam 07.00 dan pulang jam 15.30
hari Senin s/d Kamis dan untuk hari Jum’at jam 07.00-11.00, sedangkan
untuk hari Sabtu jam 07.00-09.15. Adapun sistem pembelajaran di SDI
Istiqomah menggunakan proses pembelajaran dengan program standard
yang telah ditentukan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan yaitu
hari Senin s/d Kamis jam 6.30-14.00 dan untuk hari Jum’at , Sabtu jam
6.30-11.00.
B. Saran
Berdasarkan data realita tentang manajemen pembelajaran PAI di
SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat, maka ada
beberapa saran kepada pihak yang terkait :
1. Kepala dan waka kurikulum SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah
Kec.Ungaran Barat
a. Manajemen pembelajaran PAI merupakan serangkaian kegiatan
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi dalam proses
menolong murid untuk
mencapai pengetahuan, keterampilan,
kemampuan, dan pemahaman terhadap dunia di sekitarnya secara
133
efisien dan efektif, maka peran kepala dan waka kurikulum sangat
diharapkan
untuk
menyusun
program
pembelajaran
secara
professional.
b. Hendaklah kepala dan waka kurikulum dapat meningkatkan dan
mengembangkan kompetensi yang dimiliki melalui kualifikasi
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan ikut serta
dalam
kegiatan-kegiatan ilmiah seperti : seminar, workshop, lokakarya,
serta melakukan penelitian.
2. Guru
a. Semua guru PAI terus berupaya meningkatkan komitmen dan
integritas, karena guru yang ingin berhasil dituntut membuat
perencanaan yang baik, terampil melakukan komunikasi efektif
(pesan yang disampaikan dapat dipahami peserta didik dengan
benar), dan mengusahakan dengan kesungguhan dan pengharapan
tinggi agar peserta didik memiliki prestasi yang tinggi.
b. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan
pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi siswa akan
membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target
belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan
siswa melalui proses belajar. Pembelajaran yang baik, ditunjang
fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan
membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.
134
c. Agar tercipta pembelajaran atau pengajaran yang efektif, perlu
digunakan pendekatan, model atau metode pembelajaran yang
tepat.
Pemilihan
pendekatan,
model,
metode
pembelajaran
hendaknya didasarkan atas beberapa pertimbangan.
d. Penilaiannya hasil pembelajaran yang dilakukan guru PAI
hendaklah selalu ditingkatkan, sehingga hasil yang dihasilkan oleh
siswa
benar-benar
bisa
dipertanggungjawabkan.
135
maksimal
dan
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Islam Sebagai Paradigma IlmuPendidikan, Semarang: Aditya Media.
2004.
Ahmadi, Khoiru dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Jakarta: Prestasi
Pustakaraya, 2011.
Ahmad
Widodo fungsi dan tujuan-pendidikan agama Islam, html /diakses pukul
17.00 tanggal 01 januari 2014.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakyek, Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Budinigsih, Asri, Belajar dan pembelajaran, Yogyakarta: Rineka Cipta, 2004.
Derektorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Islam, Ilmu Pendidikan Islam,
Jakarta: 1983.
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003.
Fattah,
Nanang, Landasan Manajemen Pemndidikan, Bandung: Rodakarya
Offset,
Ganjar Eka Subakti , Implementasi PAI di SD Islam Terpadu ,28 Jurnal tarbawi,
...............diakses Kamis, 13 Maret 2014, jam 21.00.
Hadiyanto, Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan Di Indonesia,
Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Ismanita,Sekolah-Islam-Terpadu-Sebagai-Penerapan-dari/diakses
pukul
4.00
tanggal 12 Maret 2014.
Langgulung, Hasan, Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta: Radar Jaya Offset,
1998.
Kartono, Kartini, Tinjauan Politik Mengenai Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta:
Pradnya Paramita, 1997.
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
136
Majid, Abdul, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004.
Mahzum Ahmad, Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences
SDIT Assalamah, Surakarta: 10-11.
Ma’mur
Jamal Asmani, Manajemen Pengelolaan
Profesional, Jogjakarta: Diva Press, 2009.
Dan
Kepemimpinan
Ma’mur Jamal Asmani, Tips Supervisi Pendidikan Sekolah, jogjakarta: Diva
Press, 2012.
Maimun, Agus dkk, Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan Alternatif Di Era
Kompetitif, Malang: UIN Maliki Press, 2010.
Mils dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: UI Press, 1984
Muthe, Barmawi , Desain Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
2009.
Muhaimin dkk, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung : Tri Ganda karya,1993.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002.
Moh Nasir, Metode Penelitian,Yogyakarta: Galalia Indonesia, 1999.
Moh
yamin, Manajemen
Press,2010.
Mutu
Kurikulum
Pendidikan,Jogjakarta:
Diva
Moleong J Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004.
Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam Kegiatan Pembelajaran,
Jakarta: Delia Pres, 2004, 49.
Umi Farida.blogspot.com, Manajemen Pembelajaran Pendidika Agama.html.
Selasa pukul 10.00 tanggal 15 April 2014.
Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Melton Putra, 1988.
R. Ibrahim, Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta,
1995.
137
Saroni, Muhammad, Manajemen Sekolah, Jogjakarta: Arr-Ruzz, 2006.
Syamsuddin Abin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan
Komprehensif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, 42.
Thoha, Chabib dkk, Metodologi Pengajaran Agama,Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2004.
Putra Haidar Daulay, Dinamika Pendidikan Islam Di Asia Tenggara,Jakarta, Asdi
Mahasatya, 2009.
Purwanto, Ngalim , Administrasi dan Supervise Pendidikan, Bandung, Ramajda
Karya, 1988.
James A.F Stoner dkk, Manajemen., PT Buana Ilmu Populer, 1996, 7.
Reksohadiprodjo, Sukamto, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta : BPFE, 1996.
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme guru,
Bandung: Rajawali Pers, 2011.
Rusman, Model-Model Pembelajaran, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011.
Rusmono, Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning ,Bogor:
Ghalia Indonesia, 2012.
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam
aplikasi),Yogyakarta: Sukses Offset, 2009.
(konsep,
strategi
dan
Terry,G.R, Principles Of Management,United State Of Amerika: 1977.
Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional,Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.
Usman, Husaini, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara, 2006.
Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, Education Management Analisis Teori dan
Praktik,Jakarta: Raja wali Pers,2008.
Willis Ratna Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Gelora
Aksara Pratama, 2006.
Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Depag, 1986.
138
Zuhriyah Nurul, Metodologi Penelitian sosial dan pendidikan, Malang: Bumi
Aksara, 2007.
LAMPIRAN
Lampiran 1:
INSTRUMEN PENELITIAN
139
KEPALA SEKOLAH DI SDIT ASSALAMAH
Biodata Kepala Sekolah
 Nama
:
PETUNJUK
1.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan sejujur-jujurnya
sehingga peneliti akan mendapatkan data yang akurat dan valid!
2.
Jawaban anda tidak mempengaruhi tentang penilaian kenerja Kepala
Sekolah!
A. Perencanaan
1. Bagaimanakah peran Bapak/Ibu sebagai kepala sekolah dalam mengawal
perencanaan pembelajaran PAI yang dilakukan oleh guru-guru disekolah
yang Bapak/Ibu pimpin ?
2. Apakah
upaya-upaya
bapak/Ibu
sebagai
kepala
sekolah
dalam
mengoptimalkan perencanaan pembelajaran PAI ?
3. Apakah setiap kegiatan pembelajaran guru PAI melakukan penyusunan
program perencanaan? Mohon penjelasan program perencanaan yang
dilaksanakan oleh guru PAI
4. Kendala-kendala apa saja yang Bapak/Ibu hadapi di dalam penyusunan
program perencanaan pembelajaran PAI bagi guru di sekolah?
5. Apakah perencanaan pembelajaran yang Bapak/Ibu guru buat lebih efektif
dalam pembelajaran PAI ?
B. Pelaksanaan
140
1. Bagaimanakah peran Bapak/Ibu sebagai kepala sekolah dalam mengawal
pelaksanaan PAI ketika proses belajar mengajar ?
2. Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan Bapak / Ibu sebagai
kepala sekolah untuk mengawal pelaksanaan guru PAI
ketika proses
pembelajaran?
3. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu sebagai kepala sekolah untuk memberikan
penghargaan kepada guru PAI yang melakukan
proses pembelajaran
dengan baik?
4. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu sebagai kepala sekolah untuk memberikan
punismen kepada guru PAI yang tidak melakukan proses pembelajaran
dengan baik?
5. Apakah Bapak/Ibu menyampaikan informasi kepada kepada wali murid
atau masyarakat terhadap guru yang berhasil dalam melakukan proses
pembelajaran?
C. Evaluasi
1. Apakah Bapak/Ibu terlibat langsung di dalam pelaksanaan evaluasi
pembelajaran guru PAI di sekolah yang Bapak/Ibu pimpin ?
2. Bagaimanakah Bapak/Ibu memberikan motifasi kepada guru di dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran?
3. Apakah Kurikulum PAI yang ada di SD Bapak/Ibu dikembangkan
sehinggga menjadi salah satu mata pelajaran unggulan ?
4. Apakah mata pelajaran PAI membawa dampak positif terhadap kemajuan
sekolah Bapak/Ibu pimpin ?
141
5. Prestasi-prestasi apa saja yang telah didapatkan pada mata pelajaran PAI ?
6. Bagaimana tindaklanjut evaluasi Bapak/Ibu sebagai kepala sekolah
terhadap proses pembelajaran PAI di sekolah ?
Lampiran 2:
INSTRUMEN PENELITIAN
GURU SDIT ASSALAMAH
Biodata guru
142
 Nama
:
PETUNJUK
1.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan sejujur-jujurnya
sehingga peneliti akan mendapatkan data yang akurat dan valid!
2.
Jawaban anda tidak mempengaruhi tentang penilaian kenerja guru!
A. Perencanaan
1. Bagaimanakah langkah-langkah yang Bapak/Ibu guru lakukan dalam
membuat program perencanaan Pembelajaran PAI ?
2. Bagaimanakah
langkah-langkah
Bapak/Ibu
guru
lakukan
untuk
mempersiapkan media pembelajaranPAI ?
3. Bagaimanakah langkah-langkah Bapak/Ibu guru lakukan untuk penilaian
pembelajaran PAI
4. Kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi Bapak/Ibu di dalam
mempersiapkan pembelajaran PAI ?
5. Bagaimanakah upaya yang Bapak/Ibu lakukan agar perencanaan
pembelajaran PAI dapat optimal?
B. Pelaksanaan
1. Bagaimanakah pelaksanaan program pembelajaran PAI yang Bapak/Ibu
lakukan ?
2. Apakah Bapak/Ibu menggunakan metode pembelajaran sesuai materi
yang diajarkan ?
3. Apakah Bapak/Ibu guru menggunakan media pembelajaran sesuai dengan
materi yang diajarkan ?
143
4. Apakah Bapak/Ibu di dalam proses pembelajaran PAI memperhatikan
perbedaan peserta didik ?
5. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi Bapak/Ibu dalam melakukan
penilaian saat proses pembelajaran PAI ?
6. Bagaimanakah upaya
yang Bapak/Ibu lakukan untuk melakukan
penilaian proses pembelajaran PAI ?
C. Evaluasi
1. Apakah Bapak/Ibu guru melakukan evaluasi di akhir pembelajaran PAI ?
mohon penjelasan pelaksanaan evaluasinya !
2. Bagaimanakah cara yang harus dilakukan Bapak/Ibu untuk melakukan
remedial di akhir pembelajaran PAI jika nilai peserta didik belum tuntas ?
3. Bagaimanakah cara yang Bapak/Ibu guru lakukan dalam pengayaan di
akhir pembelajaran PAI jika nilai peserta didik sudah tuntas ?
4. Apakah Bapak/Ibu disetiap diakhir pembelajaran PAI melakukan
pemantauan kemampuan peserta didik?
5. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu dalam melakukan pemantauan potensi
/kemampuan peserta didik ?
6. Bagaimanakah
tindaklanjut
yang
Bapak/Ibu
lakukan
mengembangkan potensi siswa dalam pembelajaran PAI ?
Lampiran 3:
INSTRUMEN PENELITIAN
SISWA SDIT ASSALAMAH
Biodata Siswa
144
untuk
 Nama
1.
:
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan sejujur-jujurnya
sehingga peneliti akan mendapatkan data yang akurat dan valid!
A. Perencanaan
1. Bagaimanakah penjadwalan Pembelajaran PAI di sekolah anda ?
2. Apakah Bapak/Ibu Guru yang memberikan pembelajaran PAI sesuai
dengan bidangnya
3. Apakah yang anda lakukan sebelum pelajaran PAI dimulai ?
4. Bagaimanakah permulaan dan akhir pelajaran PAI yang disampaikan oleh
guru anda ?
5. Apakah anda setiap pagi mempersiapkan jadwal pelajaran sesuai jadwal
yang telah ditentukan sekolah ?
B. Pelaksanaan
1. Bagaimanakah
Bapak/Ibu guru dalam menyampaikan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam menguasai materi ?
2. Apakah Bapak/Ibu Guru menggunakan metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang disampaikan ?
3. Apakah Bapak/Ibu guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang disampaikan ?
4. Kendala-kendala apa saja yang anda hadapi saat pembelajaran Pendidikan
Agama Islam?
5. Bagaimana usaha anda saat menghadapi kesulitan didalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam ?
145
C. Evaluasi
1. Apakah di setiap ahir pembelajaran Bapak/ibu guru mengadakan evaluasi
?
2. Apakah bapak/ibu guru mengadakan remedial bagi siswa yang belum
tuntas ?
3. Apakah Bapak/Ibu guru mengadakan pengayaan bagi siswa yang sudah
runtas ?
4. Apakah Bapak/Ibu guru memberikan pujian/hadiah kepada siswa yang
pandai ?
5. Apakah Bapak/Ibu guru memberikan sangsi/hukuman bagi anak yang
tidak memperhatikan pelajaran atau tidak mengerjakan tugas ?
Lampiran 4:
INSTRUMEN PENELITIAN
WAKA KURIKULUM SDI ASSALAMAH
Biodata Waka Kurikulum
146
 Nama
:
PETUNJUK
1.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan sejujur-jujurnya
sehingga peneliti akan mendapatkan data yang akurat dan valid!
2.
Jawaban anda tidak mempengaruhi tentang penilaian kenerja guru!
A. Perencanaan
1. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu menyusun program kerja/program
kegiatan sekolah ?
2. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu menyusun silabus Pendikan Agama Islam ?
3. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu dalam menyusun pembagian tugas
mengajar guru ?
4. Bagaimanakah
cara
Bapak/Ibu
menyusun
format
pembelajaran
Pendidikan Agama Islam?
5. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu di dalam menyusun jam mengajar guru ?
B. Pelaksanaan
1. Apakah Bapak/Ibu guru dalam melaksanakan
program pembelajaran
sesuai rencana kerja Sekolah?
2. Apakah Bapak/Ibu guru di dalam mengajar PAI sudah sesuai dengan
keahliannya ?
3. Apakah Bapak/Ibu guru di dalam melaksanakan program pembelajaran
sesuai jadwal yang sudah ditetapkan ?
4. Apakah Bapak/Ibu monitoring guru dalam kegiatan proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam ?
147
5. Bagaimanakh cara Bapak/Ibu Mengatasi hambatan terhadap
keberlangsungan proses belajar mengajar ?
C. Evaluasi
1. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu mengevaluasi kegiatan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam ?
2. Apakah Bapak/Ibu memberi penghargaan terhadap guru yang berprestasi ?
3. Apakah Bapak/Ibu memberi sanksi terhadap guru yang tidak disiplin ?
4. Berapa bulan Bapak/Ibu mengevalusi kegiatan pembelajaran PAI?
5. Berapa hari Bapak/Ibu mengadakan program tindak lanjut dalam kegiatan
pembelajaran PAI ?
Lampiran 5: Hasil dari wawancara dengan Kepala di SDIT Assalamah.
LEMBAR JAWABAN RESPONDES
Nama
: Bu Eva
Jabatan
: Kepala SD Assalamah
Hari/Tanggal
: Selasa,04 Maret 2014
148
No
Pertanyaan
Waktu
Jawaban
Waktu
mulai
1
Perencanaan
10.00
berahir
Teknik mengawal pembelajaran PAI 10.10
SDIT Assalamah memang untuk materi
agama
lebih
diperdalam,
adapun
pembelajaran PAI dipisah menjadi 2
yaitu
pembelajaran
PAI
dengan
kurikulum diknas dan pembelajaran PAI
dengan kurikulum kementerian agama,
sedangkan untuk level bawah atau kelas
I,II,III,IV
bawah
menggunakan
kurikulum Kemenag kelas I,II,III,IV
dan
level
atas
mmenggunakan
kurikulum diknas dan kemenag, kelas 5
dan 6, adapun pembelajaran PAI setiap
seminggu 1 jam pertemuan dengan
alokasi waktu 35 menit, dan upaya
untuk optimalkan pembelajaran PAI
diantara dengan supervise administrasi
dan observasi kelas monitoring dan
shering
dengan
memberikan
kritikan/masukan kepada guru yang
belum
149
melaksanakan
program
pembelajaran PAI, Di dalam monitoring
kepala sudah menyiapkan jadwal untuk
disosialisasikan kepada guru dan Guru
PAI sebelum pembelajaran menyiapkan
program pembelajaran,adapun waktu
untuk menyusun ditentu di awal tahun
dengan
cara
merivisi
kerena
progta,progmes sudah ada sebelumnya
sehingga guru cukup untuk mengedit
Adapun kendala-kendala yang dihadapi
adalah secara administrasi guru masih
belum sempurna secara 100 %
guru tetap
dan
guru
dan
membuat sambil berjalan
perlu
menambah
kreatif,inovatif sehingga pembelajaran
PAI
bisa
menarik,
Adapun
pembelajaran efektif bisa dilakukan
dengan cara mengedit instrument yang
ada sehingga guru tidak membuat dari
awal dan guru cukup menggunakan
jurnal
2
Pelaksanaan
10.10
Kepala selalu mengawal tapi jauh dari 10.20
sempurna namun tetap berusaha dan
150
tetap
ada
supervisi,
mengupgrade
pengetahuan
bertambah
banding
ilmunya
yang
selalu
sehingga
dimiliki
selalu
dengan
study
work
Shop,
misalnya
,
guru
mengikuti
Seminar dll, kepala untuk mensupervisi
guru lebih ke arah individu Adapun
untuk supervise yang sifatnya insidentil
belum dilakukan karena banyaknya
kegiatan yang dilakukan kepala
Langkah-langkah
yang
dilakukan
kepala dalam mensupervisi guru yaitu
dengan bersama - sama waka kurikulum
untuk
mengontrol
tentang
perkembangan guru dan kepala cara
memberikan penghargaan terhadap guru
secara holistic melalui raport guru yaitu
tentang
kehadiran,pembelajaran,admisitrasi,ada
pun yang berhak menilai guru adalah
kepala sekolah diteruskan kebidang
kurikulum ,dan bagi guru yang tidak
disiplin ada punismen yang sifatnya
151
moral hanya untuk keterlambatan ada
tahapannya
dan
informasi
tentang
prestasi sekolah lewat komite dan saat
penerimaan siswa baru menyampaikan
profil sekolah
3
Evaluasi
10.20
Dalam evaluasi kepala terlibat langsung 10.40
karena kepala sebagai sumber data jadi
kepala banyak terlibat di dalam evaluasi
guru yang berhadapan langsung dengan
guru, kepala selalu memberi masukan
kepada
guru
dan
mendatangkan
motivator untuk memotivasi guru agar
tetap semangat dan lebih bermakna,
kurikulum
PAI
di
Assalamah
dikembangkan dalam tahsin dan tahfid
/BTQ dengan mencari guru yang sesuai
dengan ahlinya. Dan
tersebut
include
mata pelajaran
dalam
struktur
kurikulum,adapunpenghargaan terhadap
prestasi guru PAI belum sesuai dengan
harapan
baru
pembinaan,
cuma
dan
diberi
program
uang
tindak
lanjutnya adalah dari hasil dievaluasi
152
dan terus belajar untuk mengembangkan
ke profesionalisme guru dan guru diajak
study banding
Lampiran 6: Hasil Wawancara dengan guru PAI di SDIT Assalamah
LEMBAR JAWABAN RESPONDES
Nama
: Slamet Santoso,S.Ag
Jabatan
: Guru SD Assalamah
Hari/Tanggal
: Selasa,04 Maret 2014
153
No
Pertanyaan
mulai
Jawaban
Waktu
menjawab
1
Perencanaan
10.20
berahir
Langakah-langkah atau teknik 10.35
dalam
membuat
pembelajaran
membuat
program
PAI
RPP,
yaitu
menyiapkan
metode/alat peraga yang akan
diberikan
siswa,
pembelajaran
dan
yang
alat
sesuai,
adapun langkah-langkah dalam
membuat media pembelajaran
adalah menyiapkan meteri dan
menyiapkan
media
pembelajaran misalnya dengan
power point
atau
gambar,
untuk pembelajaran pembiasaan
misalnya sholat 5 waktu teknik
yang dilakukan
memantaunya
guru
untuk
diantaranya
dibuatkan kartu kendali sebagai
alat kontrol yang dibantu oleh
guru-guru yang berbasic agama,
langkah-langkah penilaian yang
154
dilakukan guru PAI diantaranya
setiap habis pembelajaran siswa
sudah disiapkan soal dan diahir
pembelajaran
guru
PAI
mengadakan
penguatan
baik
secara
lisan
dan
tertulis,
kendala-kendala yang dihadapi
guru
PAI
kadang-kadang
menemukan anak yang kurang
siap karena tidak belajar, upaya
guru PAI menyiapkan jauh hari
baik
mulai
pelaksanaan
perencanakan
dan
evaluasi
sehingga anak akan menerima
pembelajaran
senang,
PAI
dan
dengan
sekaligus
ditanamkan
kerakter
siswa/akhlaq siswa.
2
Pelaksanaan
10.35
Pelaksanaaan
program
PAI 10.50
dalam satu minggu 1 jam
pelajaran
35
materi PAI
dimateri
155
menit
karena
sudah dirinci
Al-Qur’an
Hadis,
Fiqih, Aqidah Akhlaq, teknik
untuk mengatasi materi yang
padat dengan cara membentuk
kelompok belajar dan setiap
masing-masing kelompok untuk
presentasi, guru PAI sabagai
nara
sumber
sekaligus
menyimpulkan materi tersebut,
Ya menggunakan metode dan
media pembelajaran, Guru PAI
tidak membedakan peserta didik
jika ada anak yang tidak mampu
maka ada jam tambahan untuk
siswa
diluar
jam
pelajaran
melalui surat yang disampaikan
oleh sekolah, kendala-kendala
yang
dihadapi
saat
proses
pembelajaran adalah masih ada
anak-anak
bermain,bagi
yang
yang
asik
tidak
mengerjakan PR maka anak
disuruh menyusulkan di lain
hari,upaya-upaya yang lakukan
156
saat
proses
disesuaiakan
pembelajaran
dengan
materi
dengan menggunakan 3 ranah
3
Evaluasi
Ya mengadakan evaluasi bisa 11.00
lisan dan tertulis, dan yang lisan
tidak masuk didaftar penilain,
saat ada anak yang belum tuntas
tetap diadakan remidial saat jam
istirahat dan bagi anak yang
tuntas
diadakan
melalui
pengayaan
pendalaman
materi,
namun sabagian kecil guru tetap
mengadakan
misalnya
pemantauan
sholat
guru
membuatkan kartu kendali yang
ditandatangi oleh orang tua dan
tidak masuk dipenilaian karena
sifatnya bimbingancara untuk
mengembangkan
potensi
peserta didik sebagai program
tindak
lanjutnya
diantaranya
anak diberi tugas dengan materi
selanjutnya
157
dan
bagi
yang
belum tuntas ada jam tambahan
dan ada juga yang di leskan di
rumah
Lampiran 7: Hasil Wawancara dengan Waka Kurikulum SDIT Assalamah
LEMBAR JAWABAN RESPONDES
Nama
: Very Kunhariyati,S.Si
Jabatan
: Waka kurikulum
Hari/Tanggal
: Selasa,05 Maret 2014
158
No
Pertanyaan
Waktu
Jawaban
Waktu
mulai
berahir
menjawab
1
Perencanaan
11.05
Cara
menyusun
program
kerja di SDIT Assalamah
pertama menyiapkan struktur
kurikulum
setelah
itu
dimasukkan
daftar
guru
sesuai dengan keahliannya
kemudian
dibagi
per
kelas.Untuk mapel PAI di
SDIT
Assalamah
dokombinasi
dengan
kurikulum kemenag misalnya
ada Al-qur’an Hadis,Fiqih,
SKI, B Arab, Akidah Ahlaq ,
tahsin, tahfid. Dan
untuk
mata pelajaran PAI di SDIT
Assalamah
minggu
dalam
hanya
1
satu
jam
pertemuan dalam waktu 35
menit khusus untuk kelas 5
159
dan 6. Cara menyusun silabus
PAI guru dilibatkan dengan
jumlah guru PAI
di SDIT
Assalamah ada 3 orang. Cara
menyusun pembagian tugas
mengajar
waka
kurikulum
ikut mengawal bahkan yang
merekap dari awal sampai
akhir.
Karena
memutuskan
Yayasan
bahwa
guru
yang mengajar minimal 24
JP. Adapun cara menyusun
format
pembelajaran
PAI
diserahkan penuh oleh guru
PAI dan Waka Kurikulum
Cuma memantau bagaimana
perkembangannya
selanjutnya. Pembagian jam
mengajar diserahkan waka
kurikulum.
2
Pelaksanaan
11.20
Waka kurikulum mengikuti 11.30
program dari kepala sekolah.
Guru-guru
160
di
SDIT
Assalamah
sudah
sesuai
dengan keahliannya.
Guru PAI dalam mengajar
sudah sesuai jam mengajar
Waka
Kurikulum
memonitoring
adapun
Guru
teknik
juga
PAI,
yang
dilakukannya yaitu pertama
monitoring administrasi, dan
yang kedua observasi kelas
setelah itu hasil monitoring
disampaikan
setiap
1
semester sekali dalam forum
rapat.
Hambatan yang dihadapinya
diantaranya jam pertemuan
yang kurang stadar. Karena
jumlah materi yang banyak
dan
jumlah
banyak.
anak
Untuk
yang
mengejar
materi PAI dengan cara anak
banyak
berlatih
pemadatan di kelas 6
161
dan
3
Evaluasi
11.30
Dengan jam yang sedikit 11.40
maka
waka
kurikulum
memberikan masukan agar
jam
pertemuan
pelajaran PAI
untuk
kedepanya
ditambah. Ada penghargaan
Guru PAI dari Yayasan .
Waka
Kurikulum
hanya
memberikan data. Adapun
bentuk penghargaan diantara
piagam dan uang pembinaan.
Jika ada guru yang lemah
maka ada sangsi dengan cara
ditegur dan dibina. Adapun
program tindak lanjut guru
disuruh merangkum soal dan
kadang-kadang
di
adakan
pemadatan.
Lampiran 8: Hasil Wawancara dengan siswa kelas 5 SDIT Assalamah
LEMBAR JAWABAN RESPONDES
Nama
: Fina
Kelas
: Lima (5)
Hari/Tanggal
: Selasa,04 Maret 2014
162
No
Pertanyaan
Waktu
Jawaban
Waktu
mulai
berahir
menjawab
1
Perencanaan
11.55
Penjadwalan pelajaran PAI 12.05
di SDIT Assalamah satu
minggu
1
kali
setiap
pertemuan 35 menit. Guru
yang mengajar PAI sudah
sesuai
bidangnya
sudah sarjana.
karena
Sebelum
pembalajaran PAI dimulai
siswa menyiapkan buku PAI
setelah guru datang berdoa
setelah itu baru pelajaran
dimulai.
Saat
permulaan
guru mengajak anak berdoa
dan
setelah
itu
guru
menerangkan materinya, dan
apabila ada materi yang
belum paham siswa disuruh
bertanya. Disetiap pagi siswa
menyiapkan jadwal pelajaran
karena
163
siswa
mempunyai
jadwal sesuai mata pelajaran
yang diajarkan.
2
Pelaksanaan
12.05
Guru PAI menguasai materi 12.20
dengan
beberapa
pembelajaran
metode
misalnya
metode
diskusi
siswa
membuat
kelompok
dan
didiskusikan materi tersebut
dan
guru
yang
menyimpulkannya. Kendalakendala yang dihadapi saat
pembelajaran PAI kadang
materi tidak sama dengan
buku dan ada kata-kata yang
sulit kaitan dengan tulisan
arab.
Cara
kesulitan
mengatasi
tersebut
tanya
dengan guru.
3
Evaluasi
11.20
Guru
juga
mengadakan 12.30
evalusi dengan pertanyaan
lisan, kadang-kadang dengan
tes tertulis. Cara meremedi
164
bagi anak yang belum tuntas
dengan cara diberi soal lagi
dan yang sudah tuntas diberi
soal pengayaan. Guru PAI
memberikan pujian kepada
siswa
yang
berprestasi
dengan berupa ucapan dan
penghargaan berupa hadiah.
Bagi
anak
menaaati
yang
siswa
tidak
tersebut
berdiri di depan kelas.
Lampiran 9: Hasil wawncara dengan siswa kelas 6 SDIT Assalamah
LEMBAR JAWABAN RESPONDES
Nama
: Romzi Zainudin Zaidan
Kelas
: Enam (6)
Hari/Tanggal
: Selasa,04 Maret 2014
165
No
Pertanyaan
Waktu
Jawaban
Waktu
mulai
berahir
menjawab
1
Perencanaan
12.30
Pembelajaran PAI terjadwal 12.40
satu minggu 1 jam pelajaran.
Guru
PAI
sudah
sesuai
keahliannya.Sebelum
pembelajaran PAI dimulai
berdoa.diawal
meteri
kemarin diingatkan kembali
dan diahiri dengan doa.
Jadwal
pelajaran
PAI
disiapkan setiap malam .
Guru PAI menguasi materi
dengan metode pembelajaran
sesuai dengan meteri.
Guru
PAI
menggunakan
media pembelajaran yang ada
misalnya
dengan
power
point, film sejarah Islam.
Kendala-kendala
yang
dihadapi adalah jika ada yang
kurang paham
166
tanya sama
guru. Dengan waktu yang
sedikit maka meteri tersebut
diringkaskan dan PR.
Kesulitan
yang
dihadapi
kadang-kadang ada materi
yang sulit dipahami.
2
Pelaksanaan
12.40
Ya sangat menguasai dengan 12.50
mengguna
metode
pembelajaran
yang
menyenangkan
misalnya
dengan diskusi, dengan tanya
jawab .materi yang diajarkan
oleh
guru
PAI
mudah
dipahami dan ada pula yang
sulit dipahami, dikarenakan
jumlah
terlalu
anak-anak
banyak,
yang
sehingga
mempengaruhi
tentang
proses belajar.Jika ada anak
yang belum tuntas dalam
pembelajaran
PAI
maka
diadakan remedial atau jika
sudah
167
tuntas
dalam
pembelajaran PAI diadakan
pengayaan
atau
jam
tambahan
Adapun
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran
dimulai
dengan
doa
bersama,dilanjutkan pak guru
menyampaikan
materi,
penutup untuk kegiatan awal
biasanya guru menanyakan
keadaan siswa dan kesiapan
anak atau dengan aperepsi
Kegiatan
inti
tergantung
materi yang diajarkan
3
Evaluasi
12.50
Siswa mengadakan evaluasi 13.00
dengan soal latihan.
Teknik pengayaan dengan
memperdalam materi yang
diajarkan. Penghargaan yang
berprestasi dengan pujian dan
Untuk hadiah dikelas 6 tidak
ada hadiah diberikan untuk
168
kelas bawah.
Sangsi
siswa
yang
tidak
menaati
tata
tertib
anak
disuruh keluar dan jika ada
anak yang membuat gaduh
cukup dinesehati.
Lampiran 10: Instrumen SDI Istiqomah Kec.Ungaran Barat
INSTRUMEN PENELITIAN
KEPALA SEKOLAH DI SDI ISTIQOMAH
Biodata Kepala Sekolah
 Nama
:
169
PETUNJUK
1.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan sejujur-jujurnya
sehingga peneliti akan mendapatkan data yang akurat dan valid!
2.
Jawaban anda tidak mempengaruhi tentang penilaian kenerja Kepala
Sekolah!
A. Perencanaan
1. Bagaimanakah peran Bapak/Ibu sebagai kepala sekolah dalam mengawal
perencanaan pembelajaran PAI yang dilakukan oleh guru-guru disekolah
yang Bapak/Ibu pimpin ?
2. Apakah
upaya-upaya
bapak/Ibu
sebagai
kepala
sekolah
dalam
mengoptimalkan perencanaan pembelajaran PAI ?
3. Apakah setiap kegiatan pembelajaran guru PAI melakukan penyusunan
program perencanaan? Mohon penjelasan program perencanaan yang
dilaksanakan oleh guru PAI
4. Kendala-kendala apa saja yang Bapak/Ibu hadapi di dalam penyusunan
program perencanaan pembelajaran PAI bagi guru di sekolah?
5. Apakah perencanaan pembelajaran yang Bapak/Ibu guru buat lebih
efektif dalam pembelajaran PAI ?
B. Pelaksanaan
1.
Bagaimanakah peran Bapak/Ibu sebagai kepala sekolah dalam
mengawal pelaksanaan PAI ketika proses belajar mengajar ?
170
2.
Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan Bapak / Ibu sebagai
kepala sekolah untuk mengawal pelaksanaan guru PAI ketika proses
pembelajaran?
3.
Bagaimanakah
cara
Bapak/Ibu
sebagai
kepala
sekolah
untuk
memberikan penghargaan kepada guru PAI yang melakukan proses
pembelajaran dengan baik?
4.
Bagaimanakah
cara
Bapak/Ibu
sebagai
kepala
sekolah
untuk
memberikan punismen kepada guru PAI yang tidak melakukan proses
pembelajaran dengan baik?
5.
Apakah Bapak/Ibu menyampaikan informasi kepada kepada wali murid
atau masyarakat terhadap guru yang berhasil dalam melakukan proses
pembelajaran?
C. Evaluasi
1.
Apakah Bapak/Ibu terlibat langsung di dalam pelaksanaan evaluasi
pembelajaran guru PAI di sekolah yang Bapak/Ibu pimpin ?
2.
Bagaimanakah Bapak/Ibu memberikan motifasi kepada guru di dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran?
3.
Apakah Kurikulum PAI yang ada di SD Bapak/Ibu dikembangkan
sehinggga menjadi salah satu mata pelajaran unggulan ?
7. Apakah mata pelajaran PAI membawa dampak positif terhadap
kemajuan sekolah Bapak/Ibu pimpin ?
8. Prestasi-prestasi apa saja yang telah didapatkan pada mata pelajaran PAI
?
171
9. Bagaimana tindaklanjut evaluasi Bapak/Ibu sebagai kepala sekolah
terhadap proses pembelajaran PAI di sekolah ?
Lampiran 11:
INSTRUMEN PENELITIAN
GURU SDI ISTIQOMAH
Biodata guru
 Nama
:
172
PETUNJUK
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan sejujurjujurnya sehingga peneliti akan mendapatkan data yang akurat dan
valid!
2. Jawaban anda tidak mempengaruhi tentang penilaian kenerja guru!
A. Perencanaan
1. Bagaimanakah langkah-langkah yang Bapak/Ibu guru lakukan dalam
membuat program perencanaan Pembelajaran PAI ?
2. Bagaimanakah
langkah-langkah
Bapak/Ibu
guru
lakukan
untuk
mempersiapkan media pembelajaranPAI ?
3. Bagaimanakah langkah-langkah Bapak/Ibu guru lakukan untuk penilaian
pembelajaran PAI
4. Kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi Bapak/Ibu di dalam
mempersiapkan pembelajaran PAI ?
5. Bagaimanakah upaya yang Bapak/Ibu lakukan agar perencanaan
pembelajaran PAI dapat optimal?
B. Pelaksanaan
1. Bagaimanakah pelaksanaan program pembelajaran PAI yang Bapak/Ibu
lakukan ?
2. Apakah Bapak/Ibu menggunakan metode pembelajaran sesuai materi
yang diajarkan ?
3. Apakah Bapak/Ibu guru menggunakan media pembelajaran sesuai
dengan materi yang diajarkan ?
173
4. Apakah Bapak/Ibu di dalam proses pembelajaran PAI memperhatikan
perbedaan peserta didik ?
5. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi Bapak/Ibu dalam melakukan
penilaian saat proses pembelajaran PAI ?
6. Bagaimanakah upaya
yang Bapak/Ibu lakukan untuk melakukan
penilaian proses pembelajaran PAI ?
C. Evaluasi
1. Apakah Bapak/Ibu guru melakukan evaluasi di akhir pembelajaran PAI ?
mohon penjelasan pelaksanaan evaluasinya !
2. Bagaimanakah cara yang harus dilakukan Bapak/Ibu untuk melakukan
remedial di akhir pembelajaran PAI jika nilai peserta didik belum tuntas
?
3. Bagaimanakah cara yang Bapak/Ibu guru lakukan dalam pengayaan di
akhir pembelajaran PAI jika nilai peserta didik sudah tuntas ?
4. Apakah Bapak/Ibu disetiap diakhir pembelajaran PAI melakukan
pemantauan kemampuan peserta didik?
5. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu dalam melakukan pemantauan potensi
/kemampuan peserta didik ?
6. Bagaimanakah
tindaklanjut
yang
Bapak/Ibu
lakukan
mengembangkan potensi siswa dalam pembelajaran PAI ?
174
untuk
Lampiran 12:
INSTRUMEN PENELITIAN
SISWA SDI ISTIQOMAH
Biodata Siswa
 Nama
:
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan sejujur-jujurnya
sehingga peneliti akan mendapatkan data yang akurat dan valid!
175
A. Perencanaan
1. Bagaimanakah penjadwalan Pembelajaran PAI di sekolah anda ?
2. Apakah Bapak/Ibu Guru yang memberikan pembelajaran PAI sesuai
dengan bidangnya
3. Apakah yang anda lakukan sebelum pelajaran PAI dimulai ?
4. Bagaimanakah permulaan dan akhir pelajaran PAI yang disampaikan
oleh guru anda ?
5. Apakah anda setiap pagi mempersiapkan jadwal pelajaran sesuai jadwal
yang telah ditentukan sekolah ?
B. Pelaksanaan
1. Bagaimanakah
Bapak/Ibu guru dalam menyampaikan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam menguasai materi ?
2. Apakah Bapak/Ibu Guru menggunakan metode
pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang disampaikan ?
3. Apakah Bapak/Ibu guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang disampaikan ?
4. Kendala-kendala apa saja yang anda hadapi saat pembelajaran
Pendidikan Agama Islam?
5. Bagaimana usaha anda saat menghadapi kesulitan didalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam ?
C. Evaluasi
1.
Apakah di setiap ahir pebelajaran Bapak/ibu guru mengadakan evluasi ?
176
2.
Apakah bapak/ibu guru mengadakan remedial bagi siswa yang belum
tuntas ?
3.
Apakah Bapak/Ibu guru mengadakan pengayaan bagi siswa yang sudah
runtas ?
4.
Apakah Bapak/Ibu guru memberikan pujian/hadiah kepada siswa yang
pandai ?
5.
Apakah Bapak/Ibu guru memberikan sangsi/hukuman bagi anak yang
tidak memperhatikan pelajaran atau tidak mengerjakan tugas ?
Lampiran 13:
INSTRUMEN PENELITIAN
WAKA KURIKULUM SDI ISTIQOMAH
Biodata Waka Kurikulum
 Nama
:
177
PETUNJUK
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan sejujur-jujurnya
sehingga peneliti akan mendapatkan data yang akurat dan valid!
2. Jawaban anda tidak mempengaruhi tentang penilaian kenerja guru!
A. Perencanaan
1.
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu menyusun program kerja/program
kegiatan sekolah ?
2.
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu menyusun silabus Pendidikan Agama
Islam ?
3.
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu dalam menyusun pembagian tugas
mengajar guru ?
4.
Bagaimanakah
cara
Bapak/Ibu menyusun
format pembelajaran
Pendidikan Agama Islam?
5.
Bagaimanakah cara Bapak/Ibu di dalam menyusun jam mengajar guru ?
B. Pelaksanaan
1. Apakah Bapak/Ibu guru dalam melaksanakan
program pembelajaran
sesuai rencana kerja Sekolah?
2. Apakah Bapak/Ibu guru di dalam mengajar PAI sudah sesuai dengan
keahliannya ?
3. Apakah Bapak/Ibu guru di dalam melaksanakan program pembelajaran
sesuai jadwal yang sudah ditetapkan ?
4. Apakah Bapak/Ibu monitoring guru dalam kegiatan proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam ?
178
5. Bagaimanakh cara Bapak/Ibu Mengatasi hambatan terhadap
keberlangsungan proses belajar mengajar ?
C. Evaluasi
1. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu mengevaluasi kegiatan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam ?
2. Apakah Bapak/Ibu memberi penghargaan terhadap guru yang berprestasi
?
3. Apakah Bapak/Ibu memberi sanksi terhadap guru yang tidak disiplin ?
4. Berapa bulan Bapak/Ibu mengevalusi kegiatan pembelajaran PAI?
5. Berapa hari Bapak/Ibu mengadakan program tindak lanjut dalam
kegiatan pembelajaran PAI ?
Lampiran 14:
LEMBAR JAWABAN RESPONDES
Nama
: Masykur,S.Ag
Jabatan
: Kepala SD Istiqomah
Hari/Tanggal
: Rabu, 05 Maret 2014
179
No
Pertanyaan
Waktu
Jawaban
Waktu
mulai
berahir
menjawab
1
Perencanaan
9.20
Secara legalitas Kurikulum
PAI
di
SD
Istiqomah
menggunakan
kurikulum
Diknas. Dan
pada mata
pelajaran PAI jumlah jam
pertemuan selama seminggu
3 jam pertemuan namun
untuk untuk menunjukkan
ciri khas Islam kurikulum di
SD
Istiqomah
mengkombinasi kurikulum
Kemenag yaitu ada Mata
pelajaran Al-Qur’an Hadis,
Fiqih, Aqidah Akhlaq, dan
Bahasa
Arab.
mengawal
Dalam
perencanaan
pembelajaran
Kepala
mengadakan monitoring dan
supervisi terhadap guru PAI.
Adapun
180
kendala-kendala
9.45
yang
dihadapi
diantaranya
kepala
penyesuain
waktu untuk monitoring dan
supervisi yang agak sulit di
karenakan kegiatan kepala
yang sering mengikuti rapat
dinas. Dalam perencanaan
pembelajaran
efektif
PAI
karena
lebih
program
perencanaan dibuat dimasa
liburan
sehingga
mengganggu
tidak
proses
pembelajaran .
2
Pelaksanaan
9.45
Peran
kepala
mengawal
di
dalam
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam
diantaranya
melalui
pembinaan secara rutin dan
juga pertemuan para guru
yang
disebut
dengan
Parenting, di dalam forum
tersebut guru diberi ilmu/
dibina
181
agar
di
dalam
10.00
pelaksanaan
pembelajaran
lebih efektif, kreatif dan
inovatif
yang
endingnya
bisa
diharapkan
pembelajaran secara tuntas
bisa mencapai KKM yang
telah ditentukan guru.
3
Evaluasi
10.00
Di dalam evaluasi kepala
terlibat langsung di dalam
pembelajaran PAI.
Ya
untuk
sebagai
memotifasi
kepala
tentunya
bersifat adil artinya bagi
yang
pembelajaran
PAI
sudah bagus diberi reword
misalnya
ucapan
terima
kasih dan bagi yang belum
berhasil di beri nasehat atau
dibina.
Ya untuk kurikulum PAI
dikembangkan
bentuk
dalam
pembiasaaan
misalnya anak diajak ke
182
10.15
masjid untuk
melakukan
praktek wudhu dan sholat
berjamaah,selain itu di SDI
istiqomah
juga
memodifikasi
kurikulum
dengan
Kementerian
Agama
yang
dijadikan
sebagai
mata
pelajaran
unggulan.
Lampiran 15:
LEMBAR JAWABAN RESPONDES
Nama
: Basuki,Spd.I
Jabatan
: Guru SD Istiqomah
Hari/Tanggal
: Rabu,05 Pebruari 2014
183
No
Pertanyaan
Waktu
Jawaban
Waktu
mulai
berahir
menjawab
1
Perencanaan
10.20
Langkah-langkah
dilakukan
yang
guru
PAI
(1).
Mempersiapkan silabus (2).
Merencanakan
pembelajaran(3) dan menuju
kegiatan
pembelajaran.
Persiapan pembelajaran PAI
diawali
dengan
doa
dan
dilanjutkan pada materi yang
akan disampaikan, setelah itu
mempersiapkan multi media
dengan
power
point
dan
kebetulan di SD Istiqomah
memiliki
fasilitas
internet
sehingga akan membantu di
dalam pembelajaran PAI agar
ebih efektif dan menarik.
Penilaian yang saya lakukan
yaitu
penilaian
184
penilaian
tertulis,
proses/lesan,
10.35
peilaian praktek
Adapun kendala-kendala yang
saya hadapi
adalah intek
siswa yang bervariasi ada
yang cepat paham dan ada
yang sulit diarahkan.
2
Pelaksanaan
10.35
Ya sudah sesuai materi dan
menggunakan
media
pembelajaran.
Ya
saya
memperhatikan
perbedaan siswa, bagi anak
yag kemampuannya kurang
ada jam tambahan dan bagi
anak
yang
sudah
mampu
belajar mengaji dengan guru
yang ditunjuk menjadi asisten
sekitar jam 6.30-7.00.
Saat penilaian proses
mengadakan
guru
pembelajaran
dengan kerja kelompok untuk
mencoba
sampai
dimana
siswa mampu mengerjakan
sampai ke hasil.
185
10.50
3
Evaluasi
10.50
Sekitar 15 menit disetiap ahir
Pembelajaran PAI guru PAI
mengadakan evaluasi dengan
tes lisan maupun dengan tes
tertulis.
Ya mengadakan remedial bagi
siswa yang belum tuntas dan
bagi yang sudah tuntas diberi
tugas dengan soal tambahan.
Guru
PAI
mengadakan
Pemantauan peserta didik dan
dari materi yang diberikan ada
beberapa persen yang belum
diserap.
Dalam
rangka
mengembangkan
untuk
potensi
siswa Guru PAI mengadakan
Program tindak lanjut dengan
teknik
ekstrakurikuler
186
kegiatan
11.00
Lampiran 16:
LEMBAR JAWABAN RESPONDES
Nama
: Aisyah Munawaroh
Kelas
: Lima (5)
Hari/Tanggal
: Selasa,05 Pebruari 2014
No
Pertanyaan
Waktu
Jawaban
187
Waktu
mulai
berahir
menjawab
1
Perencanaan
11.50
Untuk jadwal sudah sesuai
dengan rencana dan alokasi
waktu mengajar PAI sudah
tepat, dapaun pembelajaran
PAI dalam satu minggu 4
jam pelajaran yaitu pada
hari Selasa.
Guru yang mengajar sudah
sesuai keahliannya, sudah
sarjana
dan
sudah
sertifikasi.
Adapun
sebelum
pembelajaran PAI dimulai
membaca dulu materi yang
akan diajarkan permulaaan
pembelajaran PAI diawal
dan akhir ditutup dengan
membaca
diberi
basmallah
pertanyaan
santai,
pembelajaran
188
dan
secara
Adapun
diahir
11.55
diarahkan pada pertanyaan
lisan.
Sesuai dengan jadwal dan
mempersiapkan jadwal pada
malam hari.
2
Pelaksanaan
11.55
Ya
sangat
menguasai
dengan mengguna metode
pembelajaran
yang
menyenangkan
misalnya
dengan power point.
Materi yang diajarkan oleh
guru PAI mudah dipahami
dan ada pula yang sulit
dipahami,
jumlah
terlalu
dikarenakan
anak-anak
banyak,
mempengaruhi
yang
sehingga
tentang
proses belajar
Jika ada anak yang belum
tuntas dalam pembelajaran
PAI
maka
diadakan
remedial atau jika sudah
tuntas dalam pembelajaran
189
12.00
PAI diadakan pengayaan
atau jam tambahan .
Adapun
pelaksanaan
kegiatan
ada
penutup
untuk
awal
diawal,inti,
kegiatan
biasanya
guru
menanyakan keadaan siswa
dan kesiapan anak atau
dengan aperepsi
Kegiatan
inti
tergantung
materi yang diajarkan
3
Evaluasi
11.30
Adapun
waka
cara mengevalusi
kurikulum
cukup
dengan tanya siswa pada
ranah
afektf
dan
psikomotorik.
Ada
penghargaan
yayasan
terima
sebatas
kasih
dari
ucapan
dan
ada
rencana bagi guru yang
berprestasi
diumrohkan
190
akan
11.40
Adapun Pembelajaran PAI
akan
dievaluasi
minggu
setiap
dengan
cara
supervisi dan saat supervisi
waka
kurikulum
menanyakan
Cuma
ada
perkembangan apa tentang
pembelajaran PAI dan ada
keluhan
apa
.
Adapun
evaluasi secara komplit ada
saat 1 semester .
Adapun
program
tindak
lanjut ada dengan cara guru
yang
belum
memiliki
kualifikasi S.I disarankan
untuk kuliah dan bagi guru
yang kurang baik dalam
pembelajaranya diharapkan
tahun depan diusahan lebih
baik dan bagi guru yang
belum
disarankan
pelatihan
191
ikut
pelatihan
mengikuti
Lampiran 17:
LEMBAR JAWABAN RESPONDES
Nama
: Silvi
Kelas
: Enam
Hari/Tanggal
: Selasa,05 Maret 2014
No
Pertanyaan
Waktu
Jawaban
192
Waktu
mulai
berahir
menjawab
1
Perencanaan
11.55
Untuk jadwal sudah sesuai
dengan rencana dan alokasi
waktu mengajar PAI sudah
tepat, dapaun pembelajaran
PAI dalam satu minggu 3
jam pelajaran yaitu pada
hari Rabu
Guru yang mengajar sudah
sesuai keahliannya, sudah
sarjana dan sudah sertifikasi
Adapun
sebelum
pembelajaran PAI dimulai
membaca dulu materi yang
akan diajarkan permulaaan
pembelajaran PAI diawal
dengan salam dan akhir pak
guru
mengecek
ditutup
dengan membaca hamdallah
dan diberi pertanyaan lisan.
Sesuai dengan jadwal dan
mempersiapkan jadwal pada
193
12.05
malam hari .
2
Pelaksanaan
12.05
Ya,sangat
menguasai
dengan mengguna metode
pembelajaran
yang
menyenangkan
misalnya
pada materi ceritera dengan
film dan praktek sholat
dengan menggunakan LCD.
kendala-kedala
yang
dihadapi kadang-kadang ada
anak yang ramai ada juga
yang tidak mengerjakan PR
.
kesulitan
terhadap
pembelajaran
menanyakan
PAI
kepada
Pak
guru tentang Materi yang
diajarkan oleh guru PAI, Ya
mengadakan evaluasi dalam
bentuk lisan dan kadang
tertulis . Jika ada anak yang
belum
tuntas
pembelajaran
PAI
dalam
maka
diadakan remedial atau jika
194
12.20
sudah
tuntas
dalam
pembelajaran PAI diadakan
pengayaan
dengan
membaca
materi
yang
diajarkan ,untuk KKM PAI
75. Guru PAI memberikan
reword tapi kadang-kadang
saat selesai pembelajaran
dengan ucapan terima kasih,
Kalau yang sifatnya materi
diberikan kepada anak-anak
yang prestasi saat kenaikan
kelas
3
Evaluasi
11.20
Ya.. mengadakan evaluasi
dalam bentuk lisan dan
kadang tertulis . Jika ada
anak yang belum tuntas di
bawah
KKM
pembelajaran
PAI
dalam
maka
diadakan remedial atau jika
sudah
tuntas
dalam
pembelajaran PAI diadakan
195
12.30
pengayaan
dengan
membaca
materi
yang
diajarkan ,untuk KKM PAI
75. Guru PAI memberikan
reword
saat
selesai
pembelajaran
kadang-
kadang
Cuma
memberi
reword
dengan
ucapan
terima
kasih
dan
memberikan sangsi terhadap
anak
–anak
yang
tidak
mengerjakan tugas dengan
cara
dikeluarkan
dari
ruangan
Lampiran 18:
LEMBAR JAWABAN RESPONDES
Nama
: Ali Spd
Jabatan
: Waka kurikulum
Hari/Tanggal
: Selasa,05 Pebruari 2014
No
Pertanyaan
Waktu
Jawaban
196
Waktu
mulai
berahir
menjawab
1
Perencanaan
11.05
Menyusun program kerja 11.25
dan membuat rencana kerja
diahir tahun pelajaran
adapun
waktu
,
yang
rencanakan yaitu pada masa
liburan siswa dan untuk
tahun
2013
dilaksanakan
tanggal 23-26 Juni 2013. Di
dalam
raker
tersebut
disampaikan untuk jumlah
jam
pertemuan
ditambah
jam pembiasaan serta mapel
agama
sesuai
dengan
kurikulum depag
Adapaun
silabus
yang
dipakai untuk PAI adalah
silabus PAI dari diknas dan
dikembangkan
sesuai
dengan kondisi sekolah
Pembagaian tugas mengajar
di sesuaikan dengan kondisi
197
guru terutama wali kelas
dan
waka
Sebagai
kurikulum
waka
.
kurikulum
menformat pembagian tugas
mengajar
sebatas
konsep
dan keputusan pada saat
rapat /pertemuan guru yang
sifatnya fleksibel.
2
Pelaksanaan
11.20
Ya sebisa mungkin apa 11.30
yang diberikan oleh kepala
sekolah saya laksanakan .
Secara
prinsip
kurikulum
program
waka
melaksanakan
sesuai
rencana
kerja kepala. Dan guru yang
mengajar PAI sesuai dengan
keahliannya, adapaun guru
PAI yang mengajar di SD
Istiqomah
1orang
sudah
sertifikasi, Ya sesuai dengan
jadwal .Untuk pembagian
tugas
198
mengajar
maupun
jadwal
waka
sebatas
kurikulum
konsep
semuanya
setelah
memberikan
tanda paraf maka kepala
yang melegalkan
Waka
kurikulum
sebatas
memberikan masukan dan
yang berhak memonitoring
adalah kepala sekolahdan
waka
kurikulum
mengumpulkan
Waka
kurikulum
Cuma
admin
tidak
pemegang kebijakan yang
mengfinalkan adalah kepala
Secara umum tidak ada
hambatan
karena
guru
sudah melaksanakan tugas
dengan baik dan tidak ada
kusulitan
apabila terjadi
kesulitan waka kurikulum
membantu bersama kepala
3
Evaluasi
11.30
Adapun
waka
199
cara mengevalusi 11.40
kurikulum
cukup
dengan Tanya siswa pada
ranah
afektf
dan
psikomotorik.
Ada
penghargaan
yayasan
terima
sebatas
kasih
dari
ucapan
dan
ada
rencana bagi guru yang
berprestasi
akan
diumrohkan
Adapun Pembelajaran PAI
akan
minggu
dievaluasi
setiap
dengan
cara
supervisi dan saat supervisi
waka
kurikulum
menanyakan
Cuma
ada
perkembangan apa tentang
pembelajaran PAI dan ada
keluhan
apa
.
Adapun
evaluasi secara komplit ada
saat 1 semester.
Adapun
program
tindak
lanjut ada dengan cara guru
yang
200
belum
memiliki
kualifikasi S.I disarankan
untuk kuliah dan bagi guru
yang kurang baik dalam
pembelajaranya diharapkan
tahun depan diusahan lebih
baik dan bagi guru yang
belum
disarankan
pelatihan .
201
ikut
pelatihan
mengikuti
Lampiran 4: Foto Gedung SDIT Assalamah
202
Lampiran 5: Foto Gedung SDI Istiqomah
203
Lampiran 6 :Foto Kegiatan Pembiasaan SDIT Assalamah
204
Lampiran 7: Foto Kegiatan Pembiasaan SDI Istiqomah
205
Lampiran 8: Ruang Perpustakaan SDIT Assalamah
206
Lampiran 9: Foto Ruang Perpustakaan SDI Istiqomah
207
Lampiran10: Kegiatan Ekstrakurikuler SDIT Assalamah
208
Lampiran 11: Kegiatan Ekstrakurikuler SDI Istiqomah
209
Lampiran 12: Foto Kejuaraan Mapsi SDIT Assalamah
210
Lampiran 13: Foto Kejuaraan MAPSI SDI Istiqomah
211
Lampiran 13: Wawancara Peneliti dengan Kepala di SDIT Assalamah
212
Lampiran 13: Wawancara peneliti dengan Waka kurikulum SDIT
Assalamah
213
Lampiran 15: Wawancara peneliti dengan siswa kelas 5 SDIT Assalamah
Lampiran 16: Wawancara peneliti dengan siswa kelas 6 SDIT Assalamah
214
Lampiran 17: Wawancara peneliti dengan Kepala di SDI Istiqomah
Lampiran 18: Wawancarapeneliti dengan Waka Kurikulum SDI Istiqomah
215
Lampiran 19: Wawancara peneliti dengan siswa kelas 5 SDI Istiqomah
216
BIOGRAFI PENULIS
Nama
: Mochamad Arifin
NIM
: M111013
Jenis kelamin
: Laki-laki
Tempat Tgl Lahir
: Kab Semarang,26 Desember 1969
Alamat
: Genuk RT 04 RW 03 Ungaran Barat e-mail: arifin
[email protected]
Program Studi
: PAI
Biografi Pendidikan
:
NO
NAMA SEKOLAH
TAHUN LULUS
KECAMATAN
1
SD Sidomulyo 01
1984
Ungaran
2
SMP Negeri 01
1987
Ungaran
3
MAN
1990
Suruh
4
Diploma 2
1992
Salatiga
5
STAIN
1999
Salatiga
217
218
Download