BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Manajemen Produksi
2.1.1
Pengertian manajemen
Untuk mengelola suatu perusahaan (organisasi) selalu dibutuhkan suatu
sistem manajemen, agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik. Berikut
adalah pengertian – pengertian manajemen dari beberapa ahli.
Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter dalam bukunya yang
berjudul “ Management”
Manajemen adalah :
“ Management is the process of coordinating, work activities so that they
are completed efficiently and effectively with and through other
people.”(2003:6).
Artinya : “Manajemen adalah proses pengkoordinasian aktivitas-aktivitas
kerja sehingga dapat diselesaikan secara efisien dan efektif baik bersama maupun
orang lain.”
Menurut Angelo Kinicki dan Brian K. Williams pengertian manajemen
adalah sebagai berikut:
“Management is defined as the persuit of organizational goals efficienly
and effectiviley by integrating the work of people through planning,
organizing,
leading
and
controlling
the
organization’s
recources.”(2003:5).
Artinya : “Manajemen adalah sebagai pencapaian tujuan-tujuan organisasi
secara efektif dan efisien dengan mengintegrasikan pekerjaan orang-orang
melalui
perencanaan,
pengorganisasian,
kempemimpinan
dan
pengendalian sumber daya yang dimiliki organisasi.” Efektif berarti
berusaha mencapai
tujuan-tujuan organisasi, sementara efesien berarti
1
2
mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan menggunakan sumber daya
yang minimum yang artinya membuat penggunaan uang, waktu, material
dan orang-orang dengan cara yang terbaik.
Menurut Pamela’s Lewis, Stephen H.Goodman, dan Patricia M. Pandt
dalam bukunya yang berjudul “ Management- Challenges For Tomorrow,
Leader” mendefinisikan bahwa :
“Management is defined a the process of administering and
coordinating recources effectively, efficiently,and in effort to achieve
the goals of the organization.”(2003:3).
Artinya
:
“Manajemen
pengadministrasian
didefinisikan
sebagai
proses
dari
dan pengkoordinasian sumber daya-sumber daya
secara efektif, efisien untuk mencapai tujuan organisasi.”
Adapun pengertian manajemen menurut H.B. Siswanto mengemukakan
bahwa :
“Manajemen
adalah
seni
dan
ilmu
dalam
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian terhadap orang dan
mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.”(2005:2).
2.1.2
Pengertian Manajemen Produksi / Operasi
Dalam melakukan kegiatan operasi membutuhkan usaha atau cara untuk
merencanakan, mengatur dan mengelola faktor-faktor produksi yaitu meliputi
modal, mesin, material dan manusia dengan keahlian manajerialnya sehingga
dapat menghasilkan barang dan jasa untuk mencapai tujuan perusahaan. Kegiatan
perencanaan, pengaturan dan pengolahannnya disebut manajemen produksi.
Pengertian tentang manajemen produksi banyak ahli yang telah
mendefinisikannya, diantaranya adalah menurut Sofjan Assauri dalam bukunya
“Manajemen Produksi dan Operasi.”(2004:11) adalah sebagai beikut :
3
“Manajemen Produksi adalah kegiatan untuk mengatur dan
mengkoordinasikan penggunaan sumber daya, yang berupa sumber
daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana bahan
secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah
kegunaan
(utility) suatu barang atau jasa.”
Sedangkan menurut Pangestu Subagyo, dalam bukunya “Manajemen
Operasi”(2000:2) mengemukakan bahwa :
“Manajemen operasi adalah penerapan ilmu manajemen untuk
mengatur kegiatan produksi atau operasi agar dapat dilakukan
secara efisien.”
Adapun menurut Suyadi Prawirosentono, dalam bukunya “Manajemen
Operasi, Analisis dan Studi Kasus” (2001:1) mengatakan bahwa :
“Manajemen produksi (operasi) adalah perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan dari urutan berbagai kegiatan (set of activities) untuk
membuat barang (produk) yang berasal dari bahan baku dan bahan
penolong lain.”
Menurut Richard L. Draft (2006:216) mengemukakan bahwa :
“Manajemen
oprasional
adalah
bidang
manajemen
yang
mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan
alat-
alat dan teknik-teknik khusus untuk memecahkan masalahmasalah produksi.”
Menurut Manahan P. Tampubolon, dalam bukunya “Manajemen
Operasional “ (2004:13) mengatakan bahwa :
“Manajemen operasional didefinisikan sebagai manajemen proses
konversi, dengan bantuan fasilitas seperti : tanah, tenaga kerja,
modal, dan manajemen masukan (input) yang diubah menjadi
4
keluaran yang diinginkan, berupa barang atau jasa atau
layanan.”
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat ditarik simpulan bahwa
manajemen produksi merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk menciptakan dan
menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa, melalui perencanaan,
pelaksanaan, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi atau fasilitas-fasilitas
produksi yaitu : tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen, agar dapat
dilakukuan secara efektif dan efisien.
2.1.3
Pengertian dan jenis-jenis Mesin
Mesin merupakan suatu fasilitas yang mutlak diperlukan perusahaan
manufaktur dalam berproduksi. Dengan menggunakan mesin perusahaan dapat
menekan tingkat kegagalan produk dan dapat meningkatkan standar kualitas serta
dapat mencapai ketepatan waktu dalam menyelesaikan produknya sesuai dengan
permintaan pelanggan dan penggunaan sumber bahan baku akan lebih efesien
karena dapat lebih terkontrol penggunaannya.
Pengertian Mesin menurut Sofyan Assauri dalam bukunya “Manajemen
Produksi dan operasi” (2004:78) mengatakan bahwa :
“Mesin adalah suatu peralatan yang digerakkan oleh suatu kekuatan
atau tenaga
yang dipergunakan untuk membantu manusia dalam
mengerjakan produk atau bagian-bagian produk tertentu.”
Mesin dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Mesin yang bersifat serbaguna (general purpose machines)
Mesin yang serbaguna merupakan mesin yang dibuat untuk mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis produk. Contoh pabrik
kayu memiliki mesin potong yang dapat menggergaji berbagai kayu.
Ciri-ciri dari general purpose machines adalah :
a) Mesin ini diproduksi dalam bentuk standard dan atas dasar pasar
(ready stock).
5
b) Mesin ini memproduksi dalam volume yang besar, maka harganya
relatif murah sehingga investasi dalam mesin lebih murah.
c) Penggunaan mesin sangat fleksibel dan variasinya banyak.
d) Dipergunakan kegiatan pengawasan atau inspeksi atas apa yang
dikerjakan mesin tersebut.
e) Biaya operasi lebih mahal.
f) Biaya pemeliharaan lebih murah, karena bentuknya standar.
g) Mesin ini tidak mudah ketinggalan jaman.
2. Mesin yang bersifat khusus (special purpose machines)
Mesin yang bersifat khusus adalah mesin-mesin yang dibuat untuk
mengerjakan satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama. Misalnya mesin
pembuat semen.
Ciri-ciri special purpose machines adalah :
a) Mesin ini dibuat atas dasar pesanan dan dalam jumlah kecil. Oleh
karena itu harganya lebih mahal, sehingga investasi menjadi lebih
mahal.
b) Mesin ini biasanya semi otomatis, sehingga pekerjaan lebih cepat.
c) Biaya pemeliharaan dari mesin lebih mahal karena dibutuhkan
tenaga ahli khusus.
d) Biaya produksi per unit relatif lebih rendah.
e) Mesin ini mudah ketinggalan jaman.
2.2.1
Pengertian Maintenance
Pemeliharaan (maintenance) merupakan semua kegiatan yang dibutuhkan
untuk mempertahankan suatu mesin atau peralatan agar tetap dalam kondisi siap
untuk beroperasi dan jika terjadi kerusakan maka diusahakan agar mesin atau
peralatan tersebut dapat dikembalikan pada kondisi yang baik. Tetapi dalam
konteks yang lebih luas setiap sistem perawatan menyangkut semua kegiatan
untuk mempertahankan mesin, manusia, material, cara/ metode dan uang dalam
rangka mencapai kinerja, mesin yang selalu siap beroperasi dalam rangka
menghasilkan produk yang optimal.
Adapun beberapa pengertian pemeliharaan (maintenance) menurut para
ahli : Menurut Lindley R. keith Mobley, (Maintenance Enginering Hadbook,
Sixth Edition, McGraw-Hill, 2002) mengemukakan bahwa :
6
“ Pemeliharaan (maintenance) merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan agar peralatan selalu
memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya. Maintenance
atau pemeliharaan juga dilakukan untuk menjaga agar peralatan
tetap berada
dalam
kondisi
yang
dapat
diterima
oleh
penggunanya.”
Menurut Sofyan Assauri dalam bukunya “Manajemen Produksi”
(2004:94) sebagai berikut :
“ Maintenance adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga
fasilitas atau peralatan produksi dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu
keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang
direncanakan.”
Sedangkan menurut Manahan P. Tampubolon, dalam bukunya
“Manajemen Operasional” (2004:247) mengatakan bahwa :
“ Pemeliharaan (maintenance) merupakan semua aktivitas, termasuk
menjaga sistem peralatan dan mesin selalu dapat melaksanakan
pesanan pekerjaan.”
Dari keterangan di atas kita ketahui bahwa maintenance dapat diartikan
sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas produksi dan
mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar
proses produksi berjalan sesuai rencana.
2.2.2
Peranan Maintenance Dalam Manajemen Produksi
Dalam pola kegiatan industri, maintenance termasuk dalam perencanaan
dan pengendalian produksi, dimana salah satu kegiatan perencanaan dan
pengendalian produksi adalah menetapkan untuk kerja mesin-mesin tertentu agar
sesuai dengan jalur operasi yang telah ditentukan.
7
Maintenance tidak hanya untuk menjaga agar sistem tetap bekerja, tetapi
mengurangi kemacetan-kemacetan sekecil mungkin, sehingga sistem dapat
bekerja secara efisien. Sehingga peranan maintenance dalam manajemen produksi
sangat menentukan, yakni menyangkut kelancaran produksi, kelambatan, kualitas,
volume produksi serta efisiensi berproduksi.
2.2.3
Fungsi Maintenance
Secara umum, masalah maintenance sering terabaikan sehingga kegiatan
maintenance tidak teratur, yang pada akhirnya apabila mesin dan peralatan
mengalami kerusakan sehingga dapat mempengaruhi kapasitas produksi. Dengan
demikian, kegiatan maintenance harus dilakukan secara tetap dan konsisten.
Menurut
pendapat
Agus
Ahyari
(2002)
fungsi
pemeliharaan
(maintenance) sebagai berikut :
“Fungsi
pemeliharaan
memperpanjang
(maintenance)
adalah
agar
dapat
umur ekonomis dari mesin dan peralatan
produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan
produksi tersebur selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai
untuk pelaksanaan proses produksi.”
Keuntungan-keuntungan
yang
akan
diperoleh
dengan
adanya
pemeliharaan yang baik terhadap mesin, adalah sebagai berikut :
a) Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang
bersangkutan akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang.
b) Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan
berjalan dengan lancar.
c) Dapat menghindari diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya
kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan
d)
produksi selama proses produksi berjalan.
Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka
proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik
pula.
8
e) Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan
f)
produksi yang digunakan.
Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka
penyerapan bahan baku dapat berjalan normal.
g) Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi
dalam perusahaan, maka pembebanan mesin dan peralatan produksi yang
ada semakin baik.
2.3
Jenis-jenis Maintenance
Menurut Sofyan Assauri dalam bukunya “Manajemen Produksi dan
Operasi” (2004:95) mengklasifikasikan jenis-jenis maintenance yang dilakukan
perusahaan manufaktur ke dalam dua jenis, yaitu : Preventive maintenance dan
corrective maintenance breakdown maintenance.
1. Preventive maintenance
Menurut Jay Heizer dan Barry Render, (2001) dalam bukunya
“Operations Management” mengemukakan bahwa :
“Preventive maintenance is a plan that involves routine inspections,
servicing, and keeping facilities in good repair to prevent failure.”
Artinya : “Preventive Maintenance adalah sebuah perencanaan yang
memerlukan inspeksi rutin, pemeliharaan dan menjaga agar fasilitas dalam
keadaan baik sehingga tidak terjadi kerusakan di masa yang akan datang.
Ruang lingkup pekerjaan preventive termasuk : inspeksi, perbaikan kecil,
pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama
beroperasi terhindar dari kerusakan.”
Menurut Patrick (2001,p401), mengemukakan bahwa :
“ Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakankerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau
keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produk mengalami
kerusakan pada waktu proses produksi. Jadi, semua fasilitas
produksi yang mendapatkan perawatan (preventive maintenance)
9
akan terjaga kontuinitas kerjanya dan selalu diusahakan dalam
kondisi atau keadaan yang siap dipergunakan untuk setiap operasi
atau produksi pada setiap saat.
Menurut Assauri (1999, p102), mengatakan bahwa ;
“
Preventive maintenance
adalah
kegiatan perawatan
yang
dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan dan menemukan
kondisi yang dapat menyebabkan fasilitas atau mesin produksi
mengalami kerusakan pada waktu mlakukan produksi.”
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa preventive maintenance dilakukan
untuk mencegah kerusakan mesin-mesin.
Sofyan Assauri (2008: p135), dalam prakteknya, proses maintenance
yang dilakukan dalam perusahaan dapat dibedakan menjadi dua macam
berdasarkan aktivitas atau kegiatannya yaitu :
a) Routine maintenance
Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebgai contoh dari kegiatan
routine maintenance adalah pembersihan fasilitas atau peralatan,
pelumasan (lubrication) atau pengecekan oli, serta pengecekan bahan
bakaar dan mungkin termasuk pemanasan (warming up) dari mesin-mesin
selama beberapa menit sebelum dipakai untuk produksi.
b) Periodic maintenance
Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara periodic atau jangka waktu tertentu, misalnya stiap satu
minggu sekali. Periodic maintenance dapat juga dilakukan dengan
memakai lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksi sebagai jadwal
kegiatan, misalnya setiap seratus jam pemakaian mesin sekali.
Tujuan Preventive maintenance dikutip dari buku “ Manajemen Operasi “
(2001:305) oleh Suyadi prawirosentono, agar terjamin hal-hal sebagai berikut :
1) Keamanan mesin dan operator atau tenaga maintenance
10
Untuk setiap mesin yang terdapat di dalam pabrik sudah ada ketentuan
mengenai karakteristik mesin tersebut. Misalnya temperatur, air, angin,
dan oli tidak boleh melebihi standar yang sudah ditentukan. Sedangkan
untuk operator harus memperhatikan alat-alat pengamanan yang terdapat
di dalam mesin.
2) Kelancaran Mesin
Pemberian minyak pelumas secara teratur dan pemeriksaan mesin serta
peralatannya secara berkala bertujuan agar dapat menjaga kelancaran
mesin, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar.
3) Mutu Produk
Menjaga mutu produk bertujuan untuk selalu dapat memahami standar
mutu utama dengan menekan tingkat kerusakan produk serendah mungkin.
Hal ini dilakukan dengan cara mempertahankan tingkatproduktivitas kerja
dan memenuhi spesifikasi kerja yang telah ditentukan serta ketelitian dan
kecermatan yang didukung oleh tekad dan kemauan kerja yang tinggi.
Untuk mencapai mutu produksi tersebut, maka bagian maintenance akan
menjaga agar pabrik/ perusahaan tetap dapat beroperasi secara efesien
dengan menghindari (mengurangi) hambatan sekecil mungkin. Sehingga
produk dapat diserahkan kepada langganan tepat pada waktunya.
4) Kebersihan mesin dan lingkungan sekitarnya
Lantai sekitar mesin harus bersih dari lumuran minyak yang berlbihan
pada waktu melaksanakan pelumasan serta bebas dari sampah yang
berserakan. Hal ini untuk menghindari terjadinya kecelakaan bagi pekerja
(operator), serta menciptakan kenyaman bekerja. Sedangkan kebersihan
mesin dijaga dengan cara membersihkan mesin tersebut seta diadakan
pengecatan kembali.
Menurut Dhillon B.S,
(2006)
dalam
bukunya
“maintainability,
maintenance, and reliability for enginers” ada tujuh elemen dari pemeliharaan
pencegahan (preventive maintenance) yaitu :
a) Inspeksi
Inspeksi adalah memeriksa secara berkala (periodic) bagian-bagian
tertentu untuk dapat dipakai dengan membandingkan fisiknya, mesin,
listrik, dan karakteristik lain untuk standar yang pasti.
b) Kalibrasi
11
Kalibrasi adalah mendeteksi dan menyesuaikan setiap perbedaan dalam
akurasi untuk material atau parameter perbandingan untuk standar yang
pasti.
c) Pengujian
Pengujian yang dimaksud adalah Pengujian secara berkala (periodic)
untuk dapat menentukan pemakaian dan mendeteksi kerusakan mesin dan
listrik.
d) Penyesuaian
Penyesuaian merupakan membuat peyesuaian secara periodic untuk unsur
variabel tertentu untuk mencapai kinerja yang optimal.
e) Servicing
Servicing merupakan pelumasan secara periodic, pengisian, pembersihan,
dan seterusnya, bahan atau barang untuk mencegah terjadinya dari
f)
kegagalan baru jadi.
Instalasi
Instalasi adalah mengganti secara bekala batas pemakaian barang atau
siklus waktu pemakaian atau memakai untuk mempertahankan tingkat
toleransi yang ditentukan.
g) Alignment
Alignment adalah membuat perubahan salah satu barang yang ditentukan
elemen variabel untuk mencapai kinerja yang optimal.
2. Breakdown Maintenance
Manahan P. Tampubolon, dalam bukunya berjudul “ Maintenance
Operasional” (2004:251) mengemukakan pendapat mengenai breakdown
maintenance sebagai berikut :
“ Pemeliharaan korelatif (Breakdown maintenance) merupakan
kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan
atau terjadi kelainan pada fasilitas dan peralatan sehingga tidak
dapat berfungsi dengan baik.”
Menurut Jay Heizer dan Barry Reder, (2001) mengemukakan bahwa :
“ Corrective maintenance is remedial maintenance that occurs when
equipment fails and must be repaired on an emergency or priority
basis.”
12
Artinya : “Corrective maintenance adalah pemeliharaan ulang yang terjadi
akibat peralatan yang rusak dan harus segera diperbaiki karena keadaan
darurat atau karena merupakan sebuah prioriats utama.”
Sedangkan menurut Dhillon B.S, (2006) mengemukakan bahwa :
“Corrective maintenance adalah pemeliharaan yang tidak
direncanakan, tindakan yang memerlukan prhatian lebih yang
harus ditambahkan, terintegrasi, atau menggatikan pekerjaan telah
dijadwalkan sebelumnya.”
Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa breakdown
maintenance dilakukan setelah fasilitas atau peralatan yang digunakan mengalami
kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.
Perbaikan yang dilakukan disebabkan karena adanya kerusakan yang
terjadi akibat tidak dilakukannya preventive maintenance, ataupun dilakukan
preventive maintenance tetapi tetap smapai pada saat waktu tertentu fasilitas atau
peralatan tersebut tetap rusak.
Jadi dalam breakdown maintenance sifatnya hanya menunggu sampai
kerusakan terjadi dulu, baru kemudian diadakan perbaikan. Maksud dari tindakan
ini agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat digunakan dalam kondisi seperti
baru kembali.
Dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan tidak terlepas dengan langkahlangkah untuk melakukan kegiatan tersebut. Adapun tugas dan kegiatan daripada
maintenance menurut Sofyan Assauri dalam bukunya “Manajemen Produksi
dan Operasi”(2004:98) dapat digolongkan menjadi :
a) Inspeksi ( Inspection)
Kegiatan pemeriksaan secara rutin pada peralatan atau fasilitas pabrik
kemudian dibuat laporan dari hasil pemeriksaan tersebut. Maksud dari
kegiatan itu adalah demi tercapainya kelancaran proses produksi. Laporan
hasil inspeksi oleh bagian maintenance ini sangatlah penting bagi
pemimpin perusahaan untuk mengambil keputusan peralatan tersebut perlu
diganti atau diperbaiki.
b) Kegiatan Teknik ( Engineering)
Kegiatan percobaan atas peralatan pabrik yang baru dibeli, pengembangan
peralatan yang perlu diganti dan penelitian terhadap kemungkinan
pengembangan tersebut. Dalam melakukan kegiatan tekni ini termasuk
13
menyelidiki sebab-sebab terjadinya kerusakan pada peralatan tertentu dan
usaha untuk mengataasinya. Oleh karena itu kegiatan teknik sangat
diperlukan, terutama apabila dalam perbaikan mesin-mesin yang rusak
tidak diperbolehkan/ didapatkan komponen yang sama dengan yang
dibutuhkan.
c) Kegiatan Produksi ( Production)
Kegiatan maintenance yang sebenarnya yaitu memperbaiki kerusakan
pada peralatan. Kegiatan ini dimaksudkan agar kegiatan peralatan dapat
berjalan sesuai dengan rencana dan untuk diperlukan usaha perbaikan
segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.
d) Pekerjaan Adminisrasi ( Clerical Work)
Kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan biaya-biaya yang terjadi
dalam
melakukan
pekerjaan
maintenance
dan
biaya-biaya
yang
berhubungan dngan maintenance, komponen yang dibutuhkan tentang apa
yang telah dikerjakan, waktu dilakukannya inspeksi, dan perbaikan serta
lamanaya
perbaikan
tersebut.
Kegiatan
pencatatan
penyusunan rencana dari jadwal untuk pemeliharaan
ini
termasuk
peralatan atau
kejadian-kejadian yang penting dari bagian maintenance.
e)Pemeliharaan Bangunan (House Keeping)
Kegiatan untuk menjaga agar gedung ttap terpelihara dan pemeliharaan
peralatan lain yang tidak termasuk kegiatan teknik dan produksi dari
bagian maintenance.
2.4.1 Pengertian Produksi/Operasi
Produksi merupakan faktor terpenting dalam suatu perusahaan dan
merupakan salah satu dari kegiatan pokok untuk mempertahankan kelangsungan
hidup suatu perusahaan. Produksi ini sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan
dalam menciptakan atau menambah kegunaan pada suatu barang atau jasa.
Pengertian operasi diantaranya dikemukakan oleh Sofjan Assauri yang
mengemukakan bahwa :
“Pengertian produksi dan operasi dalam arti yang luas sebagai suatu
kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil
keluaran (output) tercakup semua kegiatan yang menghasilkan
barang dan jasa serta kegiatan lain yang mendukung atau menun-
14
jang usaha untuk menghasilkan produk tersebut.”(2004:10)
Menurut Agus Ahyari(2006:6), bahwa :
“Produksi diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan
tambahan manfaat atau menciptakan faedah baru.”
Sedangkan menurut Jay Heizer dan Barry Render menjelaskan sebagai
berikut :
“Production is the creation of goods and services.”(2006:4)
Artinya : Penciptaan barang dan jasa disini adalah membuat barang yang
nyata wujudnya oleh perusahaan manufaktur dan penciptaan produk jasa
yaitu
tidak memproduksi barang secara nyata dan fungsi produksinya
mungkin tidak terlalu terlihat.
Sedangkan menurut Sugiarto (2002 : 202) mengemukakan bahwa :
“Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi
output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa di nyatakan dalam
fungsi produk, Fungsi produk menunjukkan jumlah maksimum
output yang
dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input
dengan menggunakan teknogi tertentu.”
Menurut Ari Sudarman (2004 :103) menjelaskan bahwa :
“Produksi sering didefenisikan sebagai penciptaan guna, dimana
guna berarti kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan
manusia.”
Menurut Vincent Gaspersz (2004:3) :
“Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang
mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai
tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi
industry itu.”
Dari definisi yang dikemukan oleh Vincent Gaspersz di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa suatu tugas atau aktivitas dikatakan memiliki nilai tambah
apabila penambahan beberapa input pada tugas itu akan memberikan nilai
tambah produk (barang dan/atau jasa). Proses transformasi nilai tambah dari
input menjadi output dalam sistem produksi modem selalu melibatkan komponen
structural dan fungsional.
15
Menurut Vincent Gaspersz (2004:6), sistem produksi memiliki beberapa
karakteristik berikut :
1. Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling
berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini
berkaitan dengan komponen struktural yang membangun sistem produksi
itu.
2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaanya, yaitu menghasilkan
produk (barang dan/atau jasa) yang berkualitas yang dapat dijual dengan
3.
harga kompetitif di pasar.
Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input
menjadi output secara efektif dan efisien.
4. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya, berupa
optimalisasi pengalokasian sumber-sumber daya.
5. Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa produksi adalah proses
menciptakan barang dan jasa atau proses merubah input menjadi output
dengan penambahan kegunaan dan manfaat dari suatu barang dan jasa
melalui suatu proses perubahan bentuk. Untuk dapat melaksanakan proses
produksi tersebut secara efisien perlu adanya sutu manajemen yang biasa
disebut manajemen produksi.
2.4.2 Pengertian Hasil produksi
Menurut Sri Adiningsih (1999) hasil produksi (output) adalah:
“Barang atau jasa yang di hasilkan dari suatu proses produksi.”
Sedangkan menurut Haryanto (2002:15), hasil produksi atau output
adalah :
“Total barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit usaha atau
perusahaan.”
16
Hasil produksi merupakan keluaran (output) yang diperoleh dari
pengelolaan input produksi (sarana produksi atau biasa disebut masukan) dari
suatu usaha (Daniel, 2002:121).
Menurut Tarmuji (1991:36-37), hasil produksi dapat dibedakan menjadi
dua jenis yaitu :
1. Barang Konsumsi
Barang Konsumsi adalah barang –barang yang dibeli untuk
dikonsumsikan. Pembelinya di dasarkan atas kebiasaan membeli dari konsumen.
Jadi pembeli barang konsumsi ini adalah pembeli atau konsumen akhir. Karena
barang-barang tersebutbanyak dipakai sendiri (termasuk diberikan orang lain).
Barang konsumsi dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Barang konsumen, yaitu barang yang mudah dipakai, dapat dibeli
disembarang tempat dan waktu.
b. Barang shopping, yaittu barang yanag membelinya dengan mencari
dulu dan harus dipetimbangkan masak-masak.
c. Barang spesial, yaitu barang yang mempunyai cirri khas dapat
dibeli ditempat tertentu saja dan membelinya harus memerlukan
perngorbanan.
2. Barang Industri
Barang industri adalah barang-barang yang dibei untuk diproses lagi
untuk kepentingan industri. Barang industri dibedakan menjadi lima golongan
yaitu :
a. Bahan baku
b. Komponen dan barang setenah jadi, yang diperlukan untuk mlengkapi
produk akhir.
c. Perlengkapan operasi adalah barang yang dapat digunakan untuk
membantu lancarnya proses produksi maupun kegiatan-kegiatan lain.
d. Instalasi adalah produk utama dalam perusahaan yang dapat dipakai untuk
jangka waktu lama.
e. Peralatan ekstra adalah alat yang siap dipakai untuk membantu instalasi.
17
Berdasarkan uraian di atas maka hasil produksi pada PT. Grand Textile
Industry termasuk dalam kategori barang industri karena kain denim yang
dihasilkan disini merupakan bahan baku yang akan dibeli untuk diproses kembali
untuk kepentingan dalam industry konveksi.
2.4.3
Perluasan Produksi
Dalam
berproduksi
biasanya
pengusaha
selalu
berusaha
untuk
meningkatkan hasil produksinya dengan berbagai cara diantaranya dengan usaha
perluasan
produksi.
Menurut
Ahman
(2004:121),
perluasan
produksi
mengandung arti memperluas dan meningkatkan produksi dengan maksud
meingkatkan produk, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Adapun menurut Rasjidin (1996:38) perluasan produksi dapat dilakukan
dengan cara :
1. Intensifikasi merupakan usaha untuk meningkatkan hasil produksi
dengan cara memperbaiki atau mengganti alat produksi yang digunakan
baik dengan meningkatkan produktivitas produksi maupun memperbaiki
metode kerja.
2. Ekstensifikasi merupakan usaha untuk meningkatkan hasil produksi
dengan cara memperluas atau menambah faktor produksi.
3. Diversifikasi merupakan cara untuk meningkatkan produksi memperluas
usaha dengan menambah jenis produksi atau hasil misalnya mula-mula
memproduksi benang, kain, kemudian pakaian jadi.
4. Rasionalisasi merupakan usaha untuk meningkatkan produksi dengan
meningkatkan manajemen keilmuwan melalui jalur pendidikan dan
teknologi, serta mempertinggi efisiensi kerja dan modal.
Download