9 BAB 2 LANDAS AN TEORI 2.1 Teori- teori Dasar/Umum Dalam melakukan penilitian, yang terkait dengan hubungan pencapaian obyektifitas dan tujuan suatu organisasi, diperlukan teori – ataupun kerangka konsepsual yang relevan sehingga dapat membantu serta turut berperan dalam memberikan pedoman bagi penulis dalam pelaksanaan penulisan penelitian agar lebih fokus dan terarah. Dalam pembahasan Bab 2 ini tentang kerangka konsepsual atau dikenal juga sebagai kerangka teoritis, akan dibagi menjadi dua bagian utama yaitu teori dasar (umum) yang terdiri atas fungsi hubungan kemasyarakatan (Humas) atau Public Relations (PR) yang terdapat dalam struktur dan menjalani fungsi manajemen secara khusus dan humas/PR yang merupakan bagian umum dari teori dasar komunikasi. 2.1.1Komunikasi “Komunikasi adalah proses sosial dimana individu- individu menggunakan simbol- simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka” (West, 2008:4). Suprapto mendefinisikan komunikasi sebagai berikut: “Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila berkomunikasi sebenarnya kita sedang berusaha untuk menumbuhkan suatu kebersamaan (commonness) dengan seseorang yaitu berusaha berbagi informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang 10 berkomunikasi dengan pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu menurut Wilbur Schrarmm” (Suprapto, 2006: 4). Dari dua pengertian di atas, dapat diartikan bahwa komunikasi adalah suatu kegiatan yang memberikan suatu informasi berupa pesan pada satu orang dengan yang lain untuk membangun kesamaan ide atau pikiran agar terciptanya persamaan pengertian informasi yang disampaikan agar tidak terjadi kesalahpahaman. 2.1.1.1 Tipe Komunikasi Komunikasi memiliki bermacam- macam tipe, yaitu (Cangara, 2003: 30): 1. Komunikasi dengan diri sendiri (Intrapersonal Communications) Proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu atau dengan kata lain berkomunikasi dengan diri sendiri. 2. Komunikasi antar pribadi publik (Interpersonal Communications) Proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka. 3. Komunikasi dengan publik (Public communications) Proses komunikasi dimana pesan- pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar jumlahnya. 4. Komunikasi M assa (Mass Communications) 11 Proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat- alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film.unikasi dapat dibedakan karunsur Tipe komunikasi dapat dibedakan karena adanya unsur waktu, tempat, jumlah orangnya dan media yang dipergunakan untuk melakukan komunikasi. Keempat jenis komunikasi di atas membedakan cara penyampaian yang bertujuan sama dalam menyampaikan pesan (informasi). Seperti komunikasi interpersonal dimana seseorang berkomunikasi dengan dirinya sendiri, komunikasi interpersonal yaitu komunikasi dengan satu orang atau lebih secara bertatap muka, komunikasi publik yang melibatkan banyak orang, komunikasi massa yang menggunkan media sebagai perantara seperti radio, televisi, dan media cetak untuk menjangkau khalayak yang jumlahnya lebih besar. 2.1.1.2 Fungsi Komunikasi Dalam buku Ilmu Komunikasi terdapat beberapa fungsi komunikasi, yaitu (Effendy, 2004: 8): 1. To Inform (M enyampaikan pesan) 2. To educate (mendidik) 3. To entertain (M enghibur) 4. To Influence (M empengaruhi) Komunikasi digunakan untuk sarana dalam mencapai fungsi- fungsi seperti menyampaikan pesan, mendidik, menghibur dan mempengaruhi. Dalam hal ini komunikasi menunjukan jalan untuk terciptanya suatu pengertian bersama agar tidak timbul kekeliruan dan kesalahpahaman dalam menyampaikan pesan. 12 2.1.1.3 Model Komunikasi “Yang dimaksud dengan model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen yang lain” (M ulyana, 2001: 24). “Salah satu model komunikasi yang masih tetap digunakan hingga sekarang adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Laswell (Forsdale 1981), seorang ahli ilmu politik dari Yale University” (M ulyana, 2001: 24- 25). Lima pertanyaan yang digunakan Laswell dalam melihat proses komunikasi adalah (M ulyana, 2001: 24- 25): 1. Who (Siapa) Yang dimaksud ialah menunjuk kepada siapa orang yang mengambil inisiatif untuk memulai suatu komunikasi. Yang memulai komunikasi ini dapat berupa seseorang dan juga sekelompok orang seperti organisasi atau persatuan. 2. Says What (Apa yang dikatakan) Berhubungan dengan isi komunikasi atau apa pesan yang akan disampaikan dalam komunikasi tersebut. Isi komunikasi kadang sederhana dan kadangkadang sulit dan kompleks. 3. To Whom (Kepada siapa) Yang dimaksud adalah siapa yang menjadi audiance atau penerima komunikasi. Dengan kata lain kepada siapa komunikator berbicara. 13 4. Through What (M edia yang digunakan) Adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. 5. What are the effects (Efek yang ditimbulkan) Efek yang ditimbulkan setelah melakukan komunikasi tersebut. 2.1.1.4 Sifat- sifat Komunikasi M enurut Suranto, dilihat dari sifatnya, proses komunikasi dapat dibedakan menjadi (Suranto, 2005: 25): 1. Komunikasi tatap muka (Face to face communications) 2. Komunikasi bermedia (Mediated Communications) 3. Komunikasi verbal (Verbal Communications) 4. Komunikasi non- verbal (Non verbal Communications) Dalam menjalankan komunikasi yang biasa dilakukan, dengan keempat proses di atas, M ER-C berkomunikasi secara keseluruhan dalam tatap muka dengan para donatur maupun audience dalam mengajak publik untuk ikut serta, melalui media yang sangat luas untuk menyampaikan pesan, serta pentingnya komunikasi verbal yang bertujuan dengan bagaimana pesan bisa sampai kepada publik dengan dimengerti kata-kata dan maksud dari isi pesan tersebut, tentu saja komunikasi non verbal terlibat dalam proses komunikasi karena bermaksud penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal, oleh sebab itu komunikasi ini berjalan satu sama lain dan penyampaian pesan yang bertujuan untuk publik mengenal dan mengerti maksud pesan yang disampaikan 14 2.1.1.5 Tujuan Komunikasi M enurut Arnold and Bowers,ada empat tujuan atau motif komunikasi berlangsung, hal ini dapat disadari mau pun tidak, sengaja atau tidak disengaja. Empat hal itu adalah (Devito, 1997: 32):M enurut Suranto, dilihat dari sifatkasi dapat dibeakandi 1. M enemukan Dengan berkomunikasi kita dapat memahami diri kita sendiri dan orang lain yang kita ajak bicara. 2. Untuk Berhubungan Dengan bekomunikasi akan secara otomatis membuat suatu jalinan komunikasi yang nantinya akan menimbulkan suatu hubungan dikemudian hari, seperti: awalnya berbincang biasa dan lama- kelamaan menjadi hubungan persahabatan. 3. Untuk M eyakinkan Komunikasi digunakan sebagai sarana untuk membuat seseorang atau obyek komunikasi menjadi lebih yakin pada sesuatu. 4. Untuk Bermain Kita menggunakan komunikasi sebagai alat untuk bermain atau menghibur diri. Para pelawak menggunakan media komunikasi dengan berbicara dan bercanda untuk menghibur orang lain. Dari keempat tujuan komunikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah sebagai sebuah sarana yang dapat membantu seseorang memahami sesuatu lewat kata- kata dan penjabaran , menjalin sebuah hubungan antar orang lain dengan cara 15 berbicara, bertindak meyakinkan seseorang terhadap sesuatu yang diyakini, dan bertujuan sebagai alat penghibur diri dengan bercanda, berbicara dengan orang lain. 2.1.2 Public Relations (Humas) Dalam bukunya yang berjudul Effetive Public Relations, dijelaskan bahwa Public Relations adalah: “Suatu fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut” (Cultip,Center,Broom, 2006: 6). “Public Relations adalah suatu pendekatan yang sangat strategis yang menggunakan konsep- konsep komunikasi. Dengan menggunakan teknik- teknik komunikasi yang sesuai, praktisi Public Relations akan menjadi tenaga yang sangat penting bagi dunia usaha” (Kasali, 2008: 1). M enurut Frank Jefknis dalam bukunya Public Relations, bahwa Public Relations adalah “Semua bentuk komunikasi yang terencana , baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam ragka mencapai tujuan- tujuan yang spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian (Jefkins, 2003: 10). Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Public Relations adalah tombak dari suatu organisasi maupun suatu perusahaan yang bertugas sebagai jembatan perhubungan untuk menyampaikan pesan kepada publik atau masyarakat dan sebaliknya, membangun citra organisasi atau perusahaan agar tercipta suatu gambaran yang baik dengan membuat program- program yang menarik dengan menjalin hubungan 16 yang harmonis, sehingga membangun kepercayaan dan kesetiaan pada kedua belah pihak. 2.1.2.1 Praktik Public Relations Praktik Public Relations sebagai komunikator suatu organisasi lembaga atau perusahaan tetap bersikap etis, antara lain (Soemirat dan Ardianto, 2003: 175). 1. M enjadi komunikator untuk publik internal dan eksternal 2. Tidak terlepas dari faktor kejujuran sebagai landasan utama 3. M embuat publik atau masyarakat merasa diakui dan dibutuhkan keberadaannya 4. Etika sehari- hari dalam berkomunikasi dan berinteraksi harus tetap dijaga 5. M enyampaikan informasi- informasi penting kepada publik atau masyarakat 6. M enghormati nilai- nilai kemanusiaan 7. M ampu memberikan keputusan yang arif dan bijaksana 8. M engenal bastas- batas yang berdasar pada moralitas dalam menjalankan profesinya 9. Penuh pengabdian dalam berprofesi 10. M entaati kode etik profesi yang berlaku M enjadi komunikator yang baik dalam menjalankan praktik Public Relations, harus mampu menganalisa situasi. M enganalisa situasi adalah unsur tersulit. Tidak pernah ada dua situasi yang persis sama, namun, perbedaannya terletak pada pendekatan yang digunakan sebagai pemecahan masalah bakunya. Jadi sedekat (mirip) apapun suatu 17 situasi, namun penyebabnya akan menuntut pendekatan yang unik. Satu saja dapat menjadi unit untuk suatu pemecahan yang telah terprogram (Ardianto 2004: 22). 2.1.2.2 Fungsi Public Relations M enurut pakar Humas International Cultip & Centre and Canfield, bahwa fungsi Public Relations dapat dirumuskan sebagai berikut (Ruslan, 2007: 19): 1. M enunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga atau organisasi). 2. M embina hubungan yang harmonis antara badan atau organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. 3. M engidentifikasi segala sesuatu yang berhubungan dengan opini, persepsi dan tanggapan terhadap badan atau organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya. 4. M elayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi kepentingan bersama. 5. M enciptakan komunikasi dua arah timbal- balik, dan mengatur arus informasi, publikasi atau saran dari badan atau organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. Dari rumusan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi Public Relations adalah sebagai tali hubungan antara organisasi dan masyarakat yang terkait satu sama lain, Public Relations juga membantu dalam mengkomunikasikan kedua belah pihak sehingga meningkatkan pemahaman antara organisasi dan masyarakat serta menimbulkan rasa kepercayaan dan saling melengkapi sehingga kedua belah pihak merasa nyaman dan memberikan kontribusi yang saling baik untuk satu sama lainnya. 18 2.1.2.3 Lingkup Public Relations Ada dua lingkup pekerjaan Public Relations dalam suatu perusahaan yaitu (Soemirat, 2007: 89): 1. Public Relations Internal a. M embina sikap mental karyawan agar dalam diri mereka tumbuh ketaatan, kepatuhan dan dedikasi terhadap lembaga atau perusahaan dimana mereka bekerja. b. M enumbuhkan semangat korporasi atau kelompok yang sehat dan dinamis. c. M endorong timbulnya kesadaran lembaga atau perusahaan. 2. Public Relations Eksternal M engusahakan tumbuhnya sikap dan citra (image) publik yang positif terhadap segala kebijakan dan langkah- langkah sehingga perusahaan mendapatkan citra yang baik di luar. 2.2 Teori- teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik Yang Dibahas 2.2.1 Organisasi Nonprofit Organisasi yang terdiri dari individu- individu atau kelompok- kelompok usaha terpisah yang mempunyai ketertarikan atau minat yang sama dalam bidang tertentu seperti keuangan, profesioanal, sosial, kebudayaan, atau intelektualitas dan tidak berorientasi pada pencarian keuntungan atau profit, disebut sebagai organisasi nonprofit. 19 Ada lima karakteristik yang dapat mendefinisikan sektor nonprofit atau organisasi nonprofit dan dapat diterapkan dibanyak negara menurut (Cultip, Center, Broom, 2006: 502-503): 1. Terorganisasi Dengan maksud, organisasi ini memiliki entitas terinstitusi, yang berarti organisasi ini mempunyai anggaran dasar, pertemuan reguler, pejabat, aturan, atau indikator lain tentang kepermanenannya. 2. Privat (Swasta) Organisasi nonprofit secara institusional terpisah dari pemerintah, yang berarti bahwa mereka bukan agen pemerintah atau bukan lembaga yang dikontrol pemerintah, bahkan jika mereka menerima dana dari pemerintah. 3. Distribusi nonprofit Organisasi nonprofit tidak berusaha mencari laba untuk pemilik atau direktur. Ini bukan berarti bahwa organisasi nonprofit tidak bisa mendatangkan laba. Tetapi ini berarti bahwa mendistribusikan profitnya pada mereka yang mengelola atau mengatur usaha adalah dilarang, dan karenanya diberi istilah non-for-profit. 4. M engatur diri sendiri Organisasi nonprofit mengatur diri sendiri dan mengontrol aktivitasnya sendiri, yang berarti bahwa mereka menentukan prosedur sendiri dan independen dari kontrol eksternal. M ereka punya dewan direksi sendiri dan 20 memberi kesempatan kepada keterlibatan warga tanpa kontrol atau perintah pemerintah. 5. Sukarela Paling tidak, harus ada partisapasi sukarela dalam manajemen organisasi atau dalam pelaksanaan programnya, yang berarti bahwa ada beberapa dari kontribusi amal. Bentuk agen organisasi nonprofit pun beragam, mulai dari organisasi kesehatan, pelayanan sosial, pendidikan, kebudayaan sampai keagamaan. Semua agen organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kondisi kemanusiaan. Secara umum organisasi nonprofit yang merupakan agen sosial dipandang sebagai “orang- orang baik” (good guys) dalam masyarakat.berpikiran maju, organisasi penuh kasih yang anggotanya bekerja untuk membantu orang lain memperoleh kehidupan yang lebih baik. M edical Emergency Rescue- Committee (M ER-C) sendiri merupakan organisasi nonprofit yang terdiri dari individu- individu yang memiliki keahlian dibidangnya dan ketertarikan serta minat yang sama, yaitu para dokter- dokter ahli dan bidang lainnya yang ber empati dalam membantu dengan pertolongan pertama kepada semua saudara di dunia pada umumnya yang terkena musibah dan membutuhkan pertolongan medis maupun non medis. 2.2.2 Definisi Lembaga S wadaya Masyarakat (LS M) M enurut definisi yang dikemukakan oleh PBB, LSM adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang tidak mencari keuntungan materi, didirikan sukarela oleh masyarakat, dengan skala lokal maupun internasional, dan bertujuan untuk mengangkat 21 kesejahteraan masyarakat. LSM didirikan dengan tujuan-tujuan tertentu oleh sekelompok orang yang memiliki kesamaan pandangan. LSM melakukan berbagai pelayanan dan fungsi kemanusiaan, menyampaikan keinginan warga negara kepada pemerintah, memonitor implementasi kebijakan dan program, dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan negara. LSM juga menyediakan analisis dan konsultasi, serta bertindak sebagai pemberi peringatan dini kepada pemerintah dan membantu memonitor pengimplementasian perjanjian internasional dalam sebuah negara. (Mengutip dari portal resmi PBB tentang NGO dari http://www.ngo.org/ngoinfo/define.html - sebagaimana juga diatur dalam Resolusi PBB mengenai NGO atau Non Governmental Organization / LS M). Definisi lain dari LSM menurut perundang – undangan yang berlaku di Indonesia sangatlah tergantung dan disesuaikan dengan di bidang apakah LSM itu bergerak sebagai contoh,di bidang lingkungan: Lembaga swadaya masyarakat yang dimaksud adalah organisasi yang tumbuh secara swadaya, atas kehendak dan keinginan sendiri, ditengah masyarakat, dan berminat serta bergerak dalam bidang lingkungan hidup. (UU No. 4 Tahun 1982 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup – Pasal 1 Angka 12 dan Diubah/Diperbaharui UU No 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup). Di sisi lain, LSM di bidang kesehatan juga memiliki sifat dan tumbuh secara swadaya sebagaimana dijelaskan dalam definisi diatas, namun operasional dan fokus dari pergerakannya terdapat dalam bidang kesehatan sebagaimana diatur dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 22 2.2.3 Relawan (Volunteer) Relawan adalah orang yang tanpa dibayar menyediakan waktunya untuk mencapai tujuan organisasi, dengan tanggung jawab yang besar atau terbatas, tanpa atau dengan sedikit latihan khusus, tetapi dapat pula dengan latihan yang sangat intensif dalam bidang tertentu, untuk bekerja sukarela membatu tenaga profesioanal. Lima dimemsi kesukarelawanan: 1) Relawan bukan pekerja karir 2) Relawan bekerja tanpa gaji, upah atau honoranium 3) Relawan memiliki tanggung jawab yang berbeda dengan pekerja yang digaji (Tanggung jawab relawan terbatas pada tugas tertentu, sedang tenaga terlatih yang profesional mempunyai tanggung jawab menyeluruh dan memimpin pelaksanaan tugas) 4) Relawan mempunyai persiapan yang berbeda untuk kerja-suka-relanya dari tenaga karir, yang akhir ini harus memenuhi persyaratan yang spesifik dalam pendidikan dan pengalaman untuk bisa diterima sebagai perkerja, sedangkan relawan biasanya tidak ada syarat semacam itu. 5) Relawan punya identifikasi yang berbeda dengan pekerja karir dan masyarakat dibandingkan dengan perkerja karir yang bisa dipromosikan untuk posisi-posisi di organisasi lain dalam rangka pengembangan karirnya. Studi yang dilakukan oleh Waters & Bortree (2007), menemukan bahwa seorang relawan mengevaluasi hubungannya dengan organisasi non-profit termasuk sejenis LSM secara positif. Banyak riset dilakukan di Amerika Utara dan Eropa Barat, bahwa publik 23 dan masyarakat luas banyak melibatkan diri mereka ke LSM tertentu dengan berbagai alasan, hal tersebut menjadi suatu kebutuhsan dan sangatlah penting untuk dilakukan (Richard D. Waters,. & Denise Bortree, 2007: 58). Dalam artikel atau journal ini, serta dalam riset yang telah dilaksanakan oleh Waters & Bortree, (2007: 58 – 59) terdapat 4 hal penting yang melandasi hubungan antara seorang relawan dengan organisasinya, yaitu: trust, komitmen, keseimbangan dari kekuatan serta kepuasan. M enurut teori M aslow, memang, terdapat level tertentu dari kebutuhan manusia, termasuk kepuasan sosial dan kepuasan secara batin, dimana banyak orang yang mendapatkan hal itu dengan menjadi relawan di organisasi LSM yang visi dan misinya sesuai dengan prinsip hidup mereka. Kepercayaan seperti telah dibahas sebelumnya, telah menjadi elemen terpenting yang mendasari komitmen dari seorang relawan terhadap organisasi atau LSM yang ia bergabung didalamnya. Waters & Bortree (2007: 59) menjelaskan bahwa, relawan menjadikan kepercayaan dan reliabilitias dari LSM yang dia bergabung di dalamnya sebagai variabel penting untuk dapat meningkatkan komitmen dirinya atas LSM yang bela/bergabung di dalamnya. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai unit responsif dalam penanggulangan bencana, M ER-C sebagai organisasi harus dapat melakukan rekrutmen atas relawan secara cepat, efektif dan efisien. Dalam hal itulah, menurut Brennan (2007:71) menjelaskan bahwa relawan didaerah lokal dan di komunitas tempat terjadinya bencana adalah calon relawan yang paling tepat untuk bisa direkrut dan bergabung dengan LSM yang bertugas dan memiliki program untuk menanggulangi bencana secara cepat dan efektif. 24 Oleh karena itulah, dalam hal menjalankan komunikasi efektif dengan komunitas serta masyarakat sekitar demi terkumpulnya dan dapat direkrutnya relawan secara maksimal, maka diperlukanlah peranan hubungan kemasyarakatan. Hal ini pun diakui dalam riset yang dilakukan oleh Brennan (2007: 73) bahwa komunikasi akhirnya menjadi senjata utama dalam hal melaksanakan rekrutmen serta mengumpulkan relawan dalam waktu yang secepat mungkin. Dalam journalnya, Brennan (2007 : 74) menyatakan bahwa terdapat tiga tugas utama dari seorang relawan: • Koordinasi, untuk menjalankan operasi cepat tanggap dan melakukan evakuasi dan transportasi kesehatan, relawan harus mampu saling berkordinasi agar tidak terjadi tumpang tindih dan kegagalan operasi. • Menyediakan, relawan harus mampu menyediakan infrastruktur dan fasilitas darurat untuk penyelamatan korban sementara. • Membantu, relawan harus mampu memastikan terdapatnya distribusi obat dan minuman bersih untuk membantu kesehatan dari korban untuk sementara waktu. 2.2.4 Public Affairs Public affairs adalah bagian khusus dari public relations yang membangun dan mempertahankan hubungan pemerintah dan komunitas lokal dalam rangka memengaruhi kebijakan pemerintah (Cultip, Center, Broom, 2006:20). Definisi di atas menerapkan bahwa public affairs adalah kegiatan public relations (Humas) yang menangani kebijakan publik dan publik yang memengaruhi kebijakan terserbut, dalam buku Effective Public Relations Cultip, Center, dan Broom menyebutkan bahwa public affairs membangun dan mengelola hubungan dengan 25 pemerintah dan komunitas lokal karena di tingkat pemerintah peraturan-peraturan yang dapat mempengaruhi aktivitas organisasi dibuat dan sering berubah-ubah. Oleh karena itu dibutuhkan dari public relations untuk berhubungan dengan petugas-petugas di komunitas sekitar dan kelompok-kelompok legislatif. Ada 8 aktivitas dalam bidang public affairs,(Black, S am 2005:31) yaitu: 1. M anajemen isu (issues managment) 2. Hubungan dengan Pemerintah (govemment relations) 3. Hubungan dengan komunitas sekitar (community relations, termasuk di dalamnya social responsibility dan pemberian dana bantuan) 4. Hubungan dengaan investor (investor relations) 5. Hubungan dengan media (media relations) 6. Publikasi (publications) 7. Komunikasi karyawan (employee communication) 8. Periklanan perusahaan (coorporate advertising atau advocavy advertising) Dari kedelapan aktivitas di atas, M edical Emergency Rescue Comminttee (M ER-C) M enjalankan diantaranya yaitu hubungan dengan pemerintah (govemment relations) untuk membangun hubungan baik dan akses terhadap izin-izin yang diperlukan untuk keperluan operasional, hubungan dengan komunitas sekitar (community relations) dalam hubungan ini khusus dijalankan oleh humas organisasi untuk menjalin hubungan positif dengan komunitas sekitar, tujuannya untuk 26 membangun kerjasama dalam pelayanan masyarakat yang ada. Pentingnya hubungan dengan media (media relations) sebagai perantara untuk menyampaikan pesan, visi,misi, atau program yang dimiliki oleh (M ER-C) kepada masyarakat luas, dengan publikasi sangat membantu agar nama (M ER-C) mendapat kepercayaan oleh publik. 2.2.5 Fungsi dan Peran Public Relations (Humas) dalam Organisasi Nonprofit “Di masa depan aktivitas humas akan meningkat menjadi aktivitas sosial, dalam arti membantu organisasi menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya, dan mengelola hubungan antara kelompok-kelompok untuk membantu pembangunan sosial dan ekonomi, serta menjalankan tugas-tugas sosial” (White, M azur 1999:266). Organisasi nonprofit dipandang sebagai salah satu pendukung yang penting dalam setiap komunitas, seperti pelayanan kesehatan, organisasi kesejahteraan sosial, institusi keagamaan, institusi pendidikan dan kesejahteraan yang sesuai dengan komunitas yang ada. Organisasi nonprofit membutuhkan atau tergantung pada dukungan publik untuk menjalankan misi dan program-programnya melalui komunikasi yang terbuka dan aktif. “Selain itu organisasi nonprofit juga memerlukan partisipasi sukarelawan untuk menjalankan usahanya. Bahkan tanggung jawab untuk melatih para sukarelawan umumnya terletak pada humas, dan humas harus mengetahui bahwa minat ketertarikan sukarelawan terhadap organisasi dapat distimulasi dan dipertahankan hanya oleh program yang secara rasional dapat dilaksanakan” (Doug, Turk, Kruckeberg, 2000: 13). Berbeda dengan perusahaan, organisasi nonprofit pada umumnya tidak memiliki dana yang banyak untuk melaksanakan aktivitas kuncinya. Satu fakta tidak pernah berubah yang dihadapi oleh semua organisasi nonprofit, yaitu tidak ada pernah uang 27 yang cukup. Untuk itulah dibutuhkan public relations (Humas) yang menurut Seitel harus menjadi masters of many functions (ahli dalam berbagai fungsi), terutama dalam beberapa fungsi kunci berikut ini. (Seitel, Fraser P 2004: 305-306): 2.2.6 Fungsi Public Relations • Memposisikan Organisasi Dengan begitu banyaknya organisasi nonprofit yang ingin mendapatkan bantuan uang, oleh karena itu sebuah organisasi nonprofit yang ingin sebuah organisasi nonprofit harus mampu menunjukan perbedaanya dari kompetitor lain. Organisasi nonprofit yang terbaik adalah yang bisa memposisikan dirinya atau mendukung suatu hal. • Mengembangkan Sebuah Rencana Pemasaran/Promosional Tugas ini berupa memasarkan organisasi untuk meningkatkan profil,kehormatan, dan tingkat dukungan. Untuk itu dibutuhkan perencanaan khalayak, pesan, dan “kendaraan” untuk menyampaikan pesan-pesan tersebut kepada khalayaknya. Dalam membentuk pesan-pesan tersebut, hal yang paling penting adalah mengetahui proporsi “cause- related”, yaitu apa yang didukung oleh organisasi tersebut. Dengan berpegang pada hal itulah kampanye pemasaran dibuat. • Perencanaan Strategis Kampanye humas nonprofit harus mengahasilkan pesan yang jelas dan logis, yaitu dengan menunjukan strategi yang terformulasi dengan baik. Implikasinya, humas nonprofit harus (1) merencanakan, (2) menentukan isu-isu, (3) membangun strategi, (4) membentuk isu-isu tersebut, (5) mengembangkan pokok-pokok pembicaraan, (6) 28 memilih juru bicara yang sesuai, (7) mengembangkan materi-materi komunikasi dan (8) menargetkan pesan. • Media Relations Karena kebanyakan organisasi nonprofit kekurangan sumber daya yang mencukupi untuk periklanan atau pemasaran formal, penggunaan media “ gratis” merupakan fungsi humas yang penting. Organisasi-organisasi nonprofit sangat membutuhkan bantuan media yang akan mendukung motif dan misi mereka. • Mendukung Penggalangan Dana Organisasi nonprofit tergantung pada bantuan donor. Oleh karena itu, penggalangan atau pencarian dana merupakan tantangan bagi organisasi nonprofit yang memerlukan perhatian para petinggi organisasi. Humas harus terlibat secara penuh dalam komunikasi penggalangan dana dan permohonannya, sehingga pesan dapat ditunjukan tepat pada sasaran dan konsisten dengan posisi umum organisasi. Dengan begitu banyaknya hal yang harus dilakukan, bagaimana organisasi dapat membiayai kegiatan promosi dengan dana yang terbatas sekali? Jawabannya terletak pada perspektif bahwa komunikasi dan public relations (humas) sangat penting untuk menjalankan misi sebuah organisasi nonprofit dan sebuah alat yang sangat ampuh dalam fund-raising (pencarian dana) (Caywood, Clarke L, 2002:484). 29 2.2.7 Peran Public Relations Sedangkan peran humas dalam kebanyakan organisasi nonprofit ditujukan untuk (Cultip, Center, Broom 2006: 507): 1. M endefinisikan atau memberi “brand” organisasi, mendapat penerimaan misinya dan melindungi reputasinya. 2. M engembangkan saluran komunikasi dengan pihak-pihak yang dilayani organisasi. 3. M enciptakan dan memelihara iklim yang baik untuk mengumpulkan dana. 4. M endukung pengembangan dana pemeliharaan kebijakan publik yang cocok untuk misi organisasi 5. M emberi informasi dan motivasi konstituen organisasional utama (seperti karyawan, sukarelawan dan komisaris) untuk mengabdikan diri mereka dan bekerja secara produktif dalam mendukung misi, tujuan, dan sasaran organisasi. 30 2.3 Kerangka pikir Gambar 2.1 Kerangka Pikir Komunikasi Public Relations (HUM AS LSM ) Fungsi Peran - M emposisikan organisasi - M emberi brand organisasi - M engembangkan promosional - - Perencanaan strategis M enjalin / menggembangkan komunikasi - Media Relations - M emelihara iklim yang baik - M endukung penggalangan dana - M emelihara kebijakan publik - M otivasi untuk mengabdikan diri dalam misi organisasi Dilaksanakan Dengan Baik Tidak Dilaksanakan Dengan Baik Sumber: Pemikiran Penulis dan Berdasarkan Teori Cutip & Teori Seitel, Fraser P Cultip, Broom Center (2006: 507) & Seitel, Fraser P (2002: 305-306). Penjelasan dari gambar di atas merupakan gabungan pemikiran penulis dan teoriteori berbagai sumber yang penulis kutip dari (Cultip, Center, Broom 2006: 507) dan (Seitel, Fraser P 2002: 305-306). Berdasarkan pemikiran penulis menjelaskan bagaimana Feedback 31 peran dan fungsi public relations dalam menyampaikan informasi kepada publik yang dapat diterima sesuai dengan tujuannya, khususnya dalam sebuah Lembaga Swadaya M asyarakat (LSM ) M edical Emergency Rescue – Committee (M ER-C) sebuah organisasi non profit.