Strategi Meraih Kemenangan Kekal

advertisement
Strategi Meraih Kemenangan Kekal
Pengantar
T
iba saatnya demam bola kembali mewabah! Wajar jika Anda
menyangka suatu epidemi yang mempengaruhi perilaku
manusia tengah melanda seluruh dunia. Di berbagai tempat,
seluruh negeri terpaku dalam ketegangan, sementara para
penggila bola sampai lupa tidur dan lupa kerja demi mendukung
tim favorit mereka meraih gelar juara dunia.
Selamat datang di kejuaraan Piala Dunia! Selama satu
bulan, 32 negara akan berjuang untuk meraih puncak kejayaan
sepakbola, sambil memamerkan bakat-bakat sepakbola terbaik
kepada dunia. Perencanaan yang rinci, pelatihan yang disiplin,
dan kompetisi yang ketat selama bertahun-tahun akhirnya
berpuncak pada satu acara ini, di mana akan dinobatkan sang
juara dunia untuk empat tahun ke depan. Seperempat jumlah
penduduk dunia akan menyaksikan segala aksi mereka sambil
ikut menahan napas dalam ketegangan.
Kebanyakan tim yang sanggup mencapai tahap final ini
punya kekuatan yang hampir berimbang. Untuk bisa unggul, para
pelatih berupaya merancang taktik permainan yang jitu dengan
menggunakan pemain dan strategi yang tepat. Kemenangan atau
kekalahan sering kali bukan ditentukan di atas lapangan, tetapi
di luar lapangan.
Ajang Piala Dunia digemari banyak orang karena kejuaraan itu
mencerminkan pergumulan mereka untuk meraih penghargaan
dan kesuksesan. Bak jendela jiwa, pertandingan heroik di atas
lapangan itu juga mengingatkan kita akan perjuangan sehari-hari
melawan dosa, pencobaan, keegoisan, dan kematian. Sudahkah
Anda menghadapi segala tantangan hidup itu dengan taktik yang
jitu? Artikel-artikel berikut ini akan mengarahkan Anda untuk
berhasil meraih kemenangan yang kekal.
© 2013 RBC Ministries. Hak cipta dilindungi Undang-Undang.
Kutipan ayat-ayat Alkitab dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru,
Lembaga Alkitab Indonesia © LAI 2003.
Indonesian “The Perfect Game Plan”
Mengalahkan Godaan
Taktik Jitu4Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus,
Tuhan kita. —Roma 7:25
K
ecanduan pada obat-obatan terlarang, alkohol, seks, atau
judi telah merusak kehidupan banyak olahragawan.
Terkadang kita merasa heran mengapa para pesepakbola yang
berbakat itu dapat begitu mudah terjerat hingga membahayakan
karier dan keluarga mereka sendiri. Para ahli percaya bahwa
kuatnya ciri kepribadian obsesif-kompulsif yang sebenarnya telah
mendukung mereka untuk meraih prestasi justru membuat para
pesepakbola itu cenderung lebih mudah kecanduan daripada
kebanyakan orang lain. Segala kemewahan dan perhatian yang
mereka terima karena status mereka, serta usia yang relatif
masih muda, juga ikut memperburuk masalah ini. Apalagi ketika
mereka berlimpah dengan uang dan waktu senggang, maka
terciptalah suatu keadaan yang membuat mereka terlena.
Apakah Anda juga terjerat dalam kecanduan yang
melumpuhkan hidup? Jika ya, Anda tidak sendiri. Setiap orang
berjuang melawan godaan, termasuk Rasul Paulus yang menulis
sebagian dari kitab dalam Alkitab Perjanjian Baru. Ia menulis,
“Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa
yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci,
itulah yang aku perbuat” (Rm. 7:15). Menurut Rasul Paulus,
masalah yang sesungguhnya terdapat dalam diri manusia, bukan
dari luar: “Tetapi dosa yang ada di dalam aku” (ay.17). Kita harus
berhenti menyalahkan faktor-faktor eksternal dan berusaha
mengatasi sifat kedagingan yang membuat kita rentan terhadap
godaan. Namun “siapakah yang akan melepaskan aku dari
tubuh maut ini?” (ay.24). Jawabannya, “Yesus Kristus, Tuhan
kita” (ay.25). Yesus datang untuk memberi kita kemenangan
atas dosa. Sudahkah Anda mengalaminya? <
Ketika kita menyalahkan orang lain, kita membuang
harapan terjadinya perubahan yang sejati.
Mengandalkan Kebetulan
Taktik Jitu4[Keselamatan] bukan hasil
pekerjaanmu. —Efesus 2:9
P
ada tahun 1994, untuk pertama kalinya final Piala Dunia
ditentukan lewat adu tendangan penalti.
Kapten tim Italia, Baresi, memulai dengan buruk karena
tendangannya melampaui mistar gawang, disusul tendangan
Santos dari Brasil yang lemah sehingga gawang berhasil
diselamatkan. Setelah itu, Albertini membawa Italia memimpin,
tetapi Romario berhasil menyamakan kedudukan untuk Brasil.
Evani kemudian berhasil, lalu Branco kembali menyamakan skor
dengan mengecoh penjaga gawang lawan. Lalu majulah Massaro,
tetapi tendangannya berhasil ditepis. Giliran berikutnya, Dunga
sang kapten Brasil dengan penuh percaya diri menempatkan bola
di luar jangkauan penjaga gawang Italia. Harapan kini terletak
di pundak Baggio yang mendapat giliran terakhir dari tim Italia.
Ia menendang dengan kencang, tetapi sayang tendangannya
melambung tinggi. Brasil kembali memboyong piala emas untuk
keempat kalinya dalam sejarah Piala Dunia.
Sebagian orang tidak menyukai adu tendangan penalti, karena
menganggapnya seperti judi. Adu penalti tidak melibatkan kerja
sama tim, dan hasilnya lebih ditentukan oleh kebetulan daripada
keterampilan.
Sayangnya, banyak orang mengandalkan kebetulan dalam
menghadapi penghakiman Tuhan kelak, sambil berharap pada
perbuatan baik yang telah mereka kumpulkan sepanjang
hidup. Namun Alkitab mengingatkan bahwa kita tidak dapat
mengandalkan upaya kita sendiri. “Sebab karena kasih karunia
kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi
pemberian Allah,” kata Alkitab. “Itu bukan hasil pekerjaanmu”
(Ef. 2:8-9).
Meskipun demikian, apa yang tidak dapat kita lakukan itu
sudah Allah lakukan untuk kita. Dia menjamin bahwa siapa saja
yang datang kepada Yesus Kristus akan diampuni dan memperoleh
hidup kekal bersama Dia selamanya.
Adakah yang mau mengambil tendangan penalti? Dalam hal
kekekalan, Anda tidak perlu mengandalkan kebetulan karena iman
kepada Kristus akan memberikan kemenangan yang pasti. <
Kepastian membuat kita tidak perlu lagi
mengandalkan kebetulan.
Download