Komentar Berita Mengenai Pelanggaran Kode Etik Oleh Media Online Narasi Ini Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Komputer dan Masyarakat Dosen Pembina: A. Sidiq Purnomo Ditulis Oleh: Dedy Irawan 14111094 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informatika Universitas Mercu Buana Yogyakarta Mei 2016 Judul Berita Pelanggaran Kode Etik oleh Media Online Komentar: Jika wartawan (media) online terus-menerus mengabaikan prinsip dasar jurnalis tik seperti verifikasi, cek dan ricek, konfirmasi, klarifikasi alias tabayun dan berimbang, maka pelan atau cepat, kredibilitas media online yang melanggar prinsip dan kode etik jurnalistik itu akan rendah, tidak dipercaya lalu ditinggalkan pembacanya. Kita lihat pelanggaran media online yang pertama adalah tidak akurat. Ini pelanggara n berat karena verifikasi (klarifikasi, konfirmasi, cek-ricek) merupakan roh jurnalis tik. Pengabaian terhadap prinsip utama jurnalistik ini akan menyebabkan kredibilitas media online rendah. Disiplin verifikasi adalah pembeda utama antara jurnalistik dengan model komunika s i lain seperti propaganda, fiksi, dan hiburan. Jadi, jika verifikasi terus diabaikan, yang berakibat tersebarnya berita yang tidak akurat, maka media online pun akan tidak kredibel, tidak punya integritas, tak bisa dipecaya, dan akhirnya mati karena ditinggalkan pembaca. Tugas wartawan/media adalah menginformasikan atau mengungkap kebenaran. Kebenaran dalam dunia jurnalistik adalah fakta yang disajikan secara akurat. Untuk mencapai akurasi dan kebenaran itulah dibutuhkan verifikasi. Verifikasi bukan saja menjadi pembeda antara jurnalistik dengan propaganda, fiksi, dan gosip, tapi juga adalah pembeda antara jurnalis profesional dengan wartawan amatir. Mengapa insan media online sering mengabaikan atau melanggar disiplin verifikas i? mereka lebih memilih kecepatan ketimbang akurasi. Lebih mengedepankan menjadi yang pertama ketimbang yang terakurat. Media online pun berlomba untuk menjadi yang tercepat. Tidak salah tapi mengabaikan verifikasi sebagai jalan terbaik untuk akurasi dan kebenaran berita adalah dosa besar dalam perspektif fiqih jurnalistik. Wartawan media online bahkan sering menulis berita berdasarkan wawancara via telepon, SMS, BBM, status Facebook, dan kicauan Twitter, bukan langsung terjun ke TKP untuk observasi dan verifikasi fakta. Insan media online tampaknya mengabaikan verifika s i karena bisa dengan mudah, kapan dan di mana saja, mengedit, update, atau bahkan men-delete berita yang dibuatnya. Selain itu, berita online juga dengan mudah dikoreksi dan dikomentar i oleh pembaca. Daftar Pustaka Fenita, L. (2015, Juni 24). Pelanggaran Kode Etik oleh Media Online. Diperoleh dari kompasiana.com: http://www.kompasiana.com/liefenita/pelanggaran-kode-etik-olehmedia-online_54f7b421a33311bd208b47c4