ZOONOTIK BAKTERI PATOGEN Escherichia coli O157:H7 PENYEBAB FOOD BORNE DISEASE Lucia Muslimin Program studi Kedokteran Hewan. Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar ABSTRAK Zoonosis sebagai penyakit infeksi yang dapat ditularkan dari hewan vertebrata ke manusia, Salah satu agen penyebab zoonosis dan patogen adalah Escherichia coli O 157H7. Tujuan penelitian ini, mendukung percepatan pengendalian zoonosis melalui, langkah-langkah komprehensif dari semua pemangku kepentingan dan peran aktif masyarakat. Metode: sampel daging, swab dan air diambil dari 5 kabupaten di Sulawesi Selatan : Makassar, Palopo, Maros, Sinjai dan Bone. Sampel dimasukkan dalam media penumbuh drngan ice box dan dibawa ke laboratorium untuk diinokulasi pada Nutrient Agar, Eosin Methylen Blue Agar dan Sorbitol Mac Conkey Agar (SMAC) , Uji IMVIC, uji biokimia, dan uji patogenitas dengan blood agar, dari hasil yang diduga Escherichia coli O157H7 dilanjutkan dengan uji PCR (dengan kontrol positif E.coli ATCC 35150.) untuk mengetahui genotype bakteri tersebut , kemudian dilakukan Uji sensitifitas dengan antibiotik: Imipenem, Tetracycline, Erytromycin, Levofloxacine, Amoxycilin, Chloramphinicol dan Ciprofloxacine. Hasil penelitian 117 sampel dan yang positif PCR E.coli O157H7 terdapat 12 sampel positif (sekitar 9.75 %) dan uji patogenitas dengan blood agar memperlihatkan Y hemolisis. Uji sensitifitas terhadap antibiotik, yang paling sensitif terhadap E.coli O157H7 berturutturut (mm): Immipenem 40.8 (S), Cyprofloxacine 39.9 (S), Levofloxacine 37.8 (S) , Choramphinocol 27,2 (S). Tertacycline 25.2 (I), Amoxycillin20.8 (I) . Amphycillin 18.8 (I) dan Erytromicine 16 (I). Kesimpulan, Bakteri E.coli O157:H7 yang bersifat pathogen masih banyak terdapat dalam produk hasil ternak daging dan lingkungan. (9.75%) dan antibiotik imipenem yang paling sensitif dengan mekanisme daya kerja menghambat sintesa dinding sel, sedangkan Cyproflofoxacine dan levofloxagine bekerja dengan menghambat sintesa asam nukleat bakteri.. Kata kunci: Escherichia coli O157H7, patogen, zoonotik, antimikroba sensitifitas Seminar Nasional Ke-4, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang 25 Oktober 2016 ISBN 978-602-6906-21-2 31 PENDAHULUAN Latar Belakang Zoonosis merupakan penyakit infeksi yang dapat ditularkan dari hewan vertebrata ke manusia. Beberapa tahun belakangan ini, dunia mengalami sejumlah kejadian munculnya „emerging zoonoses‟ yang mengkhawatirkan, seperti Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI), Hantavirus Pulmonary Syndrome, West Nile Fever (di Amerika Serikat), Lyme disease, Haemolytic Uraemic Syndrome (Escherichia coli serotipe O157:H7), dan Hendra virus dan marak dimedia massa baik cetak maupun elektronik tentang issue pencemaran makanan oleh bakteri patogen, yang mengundang reaksi pihak luar negeri tentang pencemaran tersebut . Daging merupakan sumber penularan E.coli O157:H7 pada manusia seperti disampaikan bahwa “Cattle are the primary reservoir of the human patogen” Whithworth 2013 Departemen Kesehatan di Tennessee Ameriksa Serikat mengumumkan bahwa strain Escherichia coli O157H7 yang menyebabkan 8 anak terserang ternyata bakterinya sama dengan yang disolasi dari kotoran ternak petrnakan Mc Bee yang memproduksi susu dengan uji DNA ternyata bakteri patogen yang menyerang anak-anak tersebut sama, dan dilaporkan bahwa 3 dari sembilan anak tersebut menderita Hemolytic uremic Syndrome (HUS) yang disebabkan toksin shiga yang diproduksi oleh bakteri E.coli ( Linda Larsen 2013). Bakteri ini menghasilkan toksin yang dikenal dengan Shiga toxin. Toksin ini dapat menimbulkan diare berdarah, colitis haemorrhagi dan hemolytic uremic syndrome (HUS) pada manusia ( I Wayan Suardana dkk 2007). Kasus-kasus infeksi ini terjadi akibat mengkonsumsi makanan yang tercemar E. coli O157:H7, makanan yang tidak matang, bahkan disajikan tanpa dimasak (Alam, 2004) Susu segar dan yang dipasteurisasi (73.7%) yang berasal dari Peternakan Sapi Perah (PSP) dan pedagang/industri skala rumah tangga telah terkontaminasi oleh E.coliO157: H7, demikian juga dengan sebagian besar sampel air (60%) dan tenaga penjamah (41.7%) telah terkontaminasioleh micro organism inI Ratu Ayu Dewi Sartika,dkk 2005. Hasil penelitian I Wayan Suardana dkk (2016) menunjukkan semua sampel feses sapi positif Coliform (100%), dan 29 sampel positif E.coli (50%). Sampel yang positif E. coli tersebut, diketahui sebanyak tujuh sampel positif E. coli O157 (12,07%) dan lima sampel positif E. coli O157:H7(8,62%). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa isolat lokal E. coli O157:H7 hasil isolasi dari feses ayam diketahui memiliki patogenitas yang tinggi terkait dengan dihasilkannya Seminar Nasional Ke-4, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang 25 Oktober 2016 ISBN 978-602-6906-21-2 32 enterohemolisin yang merupakan marka/penanda kemampuan dari isolat untuk menghasilkan faktor virulensi Shiga like toxin (I.Wayan Suardana dkk 2014). Hasil penelitian terhadap sampel P. pelagicus (rajungan) dan P. merguensis (udang putih) yang dibeli di pasar kota Padang dari September 2007 sampai Februari 2008 ternyata terkontaminasi E.coli O`57 H7 (Marlina dkk.2009). Menurut laporan FSIS yang memonitor kasus E,coli O157 H7& kejadian pada oktober 2013 dan diperkuat laporan FDA pada Nopember 2013 bahwa pada pasien yang telah mengkonsumsi salad dengan ayam panggang ternyata makanan tersebut terkontaminasi E.coli O157 H7. Banyak air minum dan mata air yang berada disekitar tempat rekreasi sekarang ini dilaporkan telah tercemar oleh turunan E.coli yang dikenal sebagai E.coli 0157:H7. 20% sampel air minum isi ulang terkontaminasi bakteri Escherichia coli serotype O157:H7. (Mursalim , Novi Utami Dewi, 2013) Cinnaminson, NJ – WEBWIRE –, 2013. “Semakin berkembang dan kompleksnya penyakit–penyakit zoonosis terutama emerging dan reemerging diseases serta penyakit eksotik lainnya yang berkembang saat ini. sudah menjadi perhatian dunia, yang dalam penanganannya dikenal dengan semboyan “One Health”. Bakteri E.coli O157 H7 sesungguhnya sangat mudah dibunuh dengan pemanasan setara pasteurisasi (65 derajat celsius selama 30 menit) sehingga pada makanan olahan seharusnya bakteri patogen ini dapat dihindari.( Ratih Dewanti, Hariyadi,2011) Tujuan Penelitian : 1. Menganalisa cemaran bakteri patogen E.coli O157:H7 pada produk hasil ternak dan lingkungan 2. Mengetahui food safety produk daging yang dipasarkan dengan mengisolasi bakteri patogen E.coli O157H7 dari daging 3. Menganalisa resistensi Escherichia coli O157H7 untuk mendapatkan antimikrobial yang cocok untuk Escherichia coli O157H7 4. Mengidentifikasi genotype bakteri Escherichia Coli O157H7 yang diketahui merupakan penyebab zoonotik pada manusia Metode Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap: 1. Tahap pertama : Pengujian sampel dengan metode kultur 2. Tahap kedua: Pengujian secara Polymerase Chain Reaction (PCR) 3. Pengujian antimikrobial Seminar Nasional Ke-4, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang 25 Oktober 2016 ISBN 978-602-6906-21-2 33 Tahap pertama, Isolasi dan Identifikasi Sampel daging dibuat pengenceran dan dituang pada media Nutrient Agar (NA dan Eosin Methylen Blue Agar (EMBA).pewarnna Gram, uji biokimia , IMVIC , SMAC (March SB, Ratnam S. 1986Khamid Yusuf Baehaqi dkk. 2015)dan Blood agar Tahap kedua ,ukuran fragmen PCR ditentukan dibandingkan dengan posisi ukuran penanda DNA (Marker) dan ukuran fragmen E.coli O157 H7 dengan adanya band pada ukuran., 239 bp. Tahap ketiga: Pengujian antimikroba Pada pengujian ini inokulan positif Escherichia coli O157H7 diisolasi pada media Muller Hinton dan antimikrobial sensitifity disk :khusus Gram negatif HASIL PENELITIAN Sampel pada penelitian ini adalah: daging , air dan swab tempat proses pemotongan daging Jumlah sampel sebanyak : 117 sampel . Konfirmasi uji E.coli O157 H7 dengan ATCC 35150, kultur dilakukan pada media Blood Agar, SMAC dan EMBA, hasil terlihat seperti gambar dibawah ini. Gambar 1 : Koloni metalik pada EMBA Hasil isolasi dari EMBA koloni berwarna metalik (Gambar 1) dan pewarnaan Gram bersifat Gram negatif dengan bentuk coccoid dilanjutkan dengan inokulasi pada media Sorbitol Mc Conkey Agar (SMAC), hasil memperlihatkan koloni putih jernih ( colorless)seperti terlihat pada (gambar 2 ) yang merupakan ciri ciri dari bakteri E.coli O157H7 Seminar Nasional Ke-4, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang 25 Oktober 2016 ISBN 978-602-6906-21-2 34 B A B C Gambar 2 : koloni putih colorless pada SMAC (A dan B) dan Gram negatif, coccoid (C) Untuk pengujian patogenitas bakteri E.coli O157H7 dilakukan pada media Blood Agar Pada media Blood Agar , koloni terlihat hemolisa (buram) atau bersifar hemolisa Y (gamma) Gambar 3. Media Blood Agar hemolisa Y Dari uji biokimia dan IMVIC terlihat pada Uji Methyl Red positif (+) Voges Proskauer (VP) negatif (-), Urea negatif(-), Citrat negatif (-). Triple Sugar Iron Agar (TSIA) menghasilka asam asam (a/a) dan sorbitol negatif (-). Ciri yang menandakan diagnose E.coli O157H7 (Gambar 4) E.coli O157:H7 EMBA SMAC Metali k Colorle ss TSIA /H2S a/a Mot/ indl + + Ur ea - Cit rat - V P - Seminar Nasional Ke-4, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang 25 Oktober 2016 ISBN 978-602-6906-21-2 M B R A + ᵧ Gl u + La k + Su k + M alt + So r - 35 Gambar 4. MR(+) VP(-),Urea(-),citrate (-).TSIA a/a,sorbitol (-) Hasil PCR A Gambar 5: B C Hasil PCR positif ada 7 (A) , 2 (B) dan 3 (C) Dari hasil PCR terlihat 7 sampel positif E.coli O157H7 (A) dari hasik B terdapat 2 sampel positif dan hasil C terdapat 3 sampel positif E.coli O157:H7 Uji sensitifity E.Coli O157 H7 ATCC 35150 Gambaran hambatan Antibiotik terhadap bakteri E.coli O157 H7 Seminar Nasional Ke-4, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang 25 Oktober 2016 ISBN 978-602-6906-21-2 36 No. Antibiotik Mekanisme 1 2. 3 4. 5. Amphyicillin Imipenem Erythromycin Tetracycline Chloramphenicol Menghambat sintesa dinding sel Menghambat sintesa dinding sel Menghambat sintesa protein bakteri Menghambat sintesa protein bakteri Menghambat sintesa protein bakteri 18.8 (I) 7 40.8 (S) 1 16 (I) 8 25.2 (I) 5 27.2 (I) 4 6. 7. 8 Ciprofloxacin Levofloxacine Amoxycilin Menghambat sintesa asam nukleat Menghambat sintesa asam nukleat Menghambat sintesa dinding sel 39.9 (S) 2 37.8 (S) 3 20.8 (I) 6 Zona hambat (mm) I = Intermediate; R = Resistant; S = Sensitive Antibiotik yang paling sensitive untuk E.coli O157H7 adalah Imipenem lalu Ciprofloxacine dan Levofloxacine, sedangkan Amphycillin, Chloramphicicol, Tetracycline,Amoxycillin dan erythromycin termasuk yang intermediate dalam kesensitifan terhadap E.coli O157H7. KESIMPULAN Dari hasil penelitian Antimikrobial Inhibition Terhadap Zoonotik Bakteri Patogen Escherichia Coli O157:H7 Penyebab Food Borne Disease, 117 sampel yang berasal dari daging, air dan swab terdapat 12 sampel positif PCR (sekitar 9.75 % positif adanya bakteri pathogen E.coli O157 H7) dan antibiotik yang paling sensitif terhadap E.coli O157H7 berturut-turut sebagai berikut : Immipenem (40.8), Cyprofloxacine (39.9) ,Levofloxacine (37.8),. Choramphinocol (27.2 ) . Tertacycline (25.2 ) , Amoxycillin (20.8) . Amphycillin (18.8 ) dan Erytromicine (16 ). DAFTAR PUSTAKA Alam, M. J. And L, Zurek. 2004. Association of Eschericia coli O157:H7 with houseflies on a cattle farm. Applied and Environmental Microbiololgy, 70 (12), 7578-7580. Cinnaminson, NJ – 2013. Salads and Sandwich Wraps Recalled due to E. coli O157:H7 Concerns. WEBWIRE – Friday, December 13, 2013 I. Wayan Suardana, Bambang Sumiarto, Denny Widaya Lukman. 2007. isolasi dan identifikasi escherichia coli o157:h7 pada daging sapi di kabupaten Badung Provinsi Bali. Jurnal Veteriner. 2007;8(1) I Wayan Suardana, Iwan Harjono Utama, Michael Haryadi Wibowo.2014. Identifikasi Ascherichia coli o157:h7 dari feses ayam dan uji profil hemolisisnya pada media agar darah..Jurnal Kedokteran Hewan Universitas Syah Kuala volume 8 no 1(2014) Seminar Nasional Ke-4, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang 25 Oktober 2016 ISBN 978-602-6906-21-2 37 I Wayan Suardana1, Putu Juniari Ratna Apsari Putri2, I Nengah Kerta Besung( 2016). Isolasi dan Identifikasi Escherichia coli O157:H7 pada Feses Sapi di Kecamatan Petang, Kabupaten Badung-Bali. Buletin Veteriner Udayana Volume 8 No. 1: 30-35 Khamid Yusuf Baehaqi,Putu Ayu Sisyawati Putriningsih, I Wayan Suardana. 2015. Isolasi dan Identifikasi Escherichia Coli O157:H7 dada Sapi Bali Di Abiansemal, Badung, Bali. Indonesia Medicus Veterinus Juni 2015 4(3) : 267-278 Linda Larsen, 2013. McBee Dairy Farm in TN Linked to E. coli O157:H7 Outbreak.Food Poisoning Bulletin. Desember 7. 2013 Marlina , Elidahanum Husni ,Fitri Amalinda , Son Radu dan Mitsuaki Nishibuchi 2009. Isolasi bakteri patogen Escherichia coliO157:H7 pada sampel seafood dan deteksi gena flich7 secara PCR. Majalah Farmasi Indonesia, 20(2), 73 – 76, 2009 Mursalim , Novi Utami Dewi.2013. Analisi Kualtatif Escherichia coli. Serotype O157 H7 Pada Air Minum Isi Ulang yang beredar di Sungguminasa Kabupaten Gowa dengan Teknik PCR. Media Analis: Vol IV No. 2 Sept 2013 Muslimin,Lucia. 2012. Pencemaran Bakteri Escherichia coli pada produk hasi lternak , air PDAM dan sayuran segar. Penelitian Mandiri Ratih Dewanti-Hariyadi,2011. Bakteri Penyebab Diare Mematikan. http://health.kompas.com/read/2011/06/14/06382998/Bakteri.Pen yebab.Diare.Mematikan Ratu Ayu Dewi Sartika, Yvonne M. Indrawani, Trini Sudiarti MAKARA, KESEHATAN, VOL. 9, NO. 1, JUNI 2005: 23-28 23 Whithwort. J., 2013.Illness from VTEC in Canada. Food Quality news.com http://www.foodqualitynews.com/Public-Concerns/Illness-fromVTEC-E.coli-costs-400m-per-year-in Seminar Nasional Ke-4, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang 25 Oktober 2016 ISBN 978-602-6906-21-2 38