Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1
2.1.1
Landasan Teori
Kualitas
Banyak pendapat yang berbeda tentang definisi kualitas, karena kualitas
memiliki ukuran relatif atas suatu barang atau jasa yang dinilai dari atribut,
desain, dan kesesuaian bagi para pembelinya. Menurut Goets dan Davis yang
dikutip oleh Tjiptono (2005 :51) mengatakan bahwa kualitas merupakan suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Kotler (2002 : 49)
mendifinisikan kualitas sebagai keseluruhan ciri serta sifat dari produk atau
pelayanan yang terpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan
yang dinyatakan atau yang tersirat.
Jadi simpulan yang dapat ditarik dari pendapat di atas adalah kualitas
memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen dan kaitannya untuk
memahami harapan konsumen serta kebutuhan mereka. Kualitas memberikan
suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat
dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan
perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan konsumen serta kebutuhan
mereka.
10
2.1.2
Kualitas jasa
1) Pengertian kualitas jasa
Definisi kualitas jasa menurut Tjiptono (2005 : 59) berpusat pada upaya
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya
untuk mengimbangi harapan konsumen. Menurut Wyekof yang dikutip oleh
Tjiptono (2005 : 59), kualitas jasa adalah tingkat keunggulan tersebut untuk
memenuhi keinginan konsumen.
Menurut Gronroos yang dikutip oleh Tjiptono (2005 : 60), kualitas total
suatu jasa terdiri atas tiga komponen utama yaitu :
(1) Technical Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas output
(keluaran) jasa yang diterima konsumen. Menurut Parasuraman et al. (dalam
Faozan, 2001), technical quality dapat diperinci lagi menjadi :
a)
Search quality, yaitu kualitas yang dapat dievaluasi konsumen sebelum
membeli, misalnya harga.
b)
Experience quality, yaitu kualitas yang hanya bisa dievaluasi konsumen
setelah membeli atau mengkonsumsi jasa. Contohnya : ketepatan waktu,
kecepatan pelayanan, dan kerapian hasil.
c)
Credence quality, yaitu kualitas yang sukar dievaluasi konsumen
meskipun telah mengkonsumsi suatu jasa.
(2) Functional Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas cara
penyampaian suatu jasa.
(3) Corporate Image, yaitu profil, reputasi, citra umum, dan daya tarik khusus
suatu perusahaan.
11
Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta
kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan
harapan dan keinginan konsumen. Suatu cara perusahaan untuk tetap dapat unggul
bersaing adalah memberikan jasa dengan kualitas tertinggi dari pesaingnya secara
konsisten (Suprapto, 2001:228).
2) Dimensi kualitas jasa/pelayanan
Dalam bisnis jasa, sikap dan pelayanan dari contact personal merupakan
aspek yang sangat penting dan menentukan kualitas jasa yang dihasilkan.
Sehubungan dengan peranan contact personal yang sangat penting dalam
menentukan kualitas jasa, setiap perusahaan memerlukan excellent service. Yang
dimaksud dengan excellent service atau pelayanan yang unggul, yakni suatu sikap
atau cara karyawan dalam melayani konsumen yang memuaskan. Secara garis
besar ada unsur pokok dalam konsep ini yaitu (Tjiptono 2005 : 58) :
1) Kecepatan
2) Ketepatan
3) Keramahan
4) Kenyamanan
Keempat komponen tersebut merupakan suatu kesatuan pelayanan yang
terintegrasi, maksudnya pelayanan atau jasa tidak akan excellent apabila ada
komponen yang kurang. Parasuraman (dalam Tjiptono, 2005:69) menyebutkan
sepuluh dimensi utama yang menentukan kualitas pelayanan yaitu :
1) Reliability, mencakup konsistensi kerja (performance) dan kemampuan
untuk dipercaya (dependability).
12
2) Responsivencess, yaitu kemauan atau kesiapan para karyawan untuk
memberikan jasa yang dibutuhkan konsumen.
3) Competence, artinya setiap orang dalam suatu perusahaan memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat memberikan
jasa tertentu.
4) Access, meliputi kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Hal ini berarti
lokasi fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu menunggu yang tidak
terlalu lama, saluran komunikasi, perusahaan mudah dihubungi, dan lainlain.
5) Courtesy, meliputi sikap sopan santun, perhatian dan keramahan yang
dimiliki para contact personnel (seperti recepcionist, operator telepon, dan
lain-lain).
6) Communication, artinya memberikan informasi kepada konsumen dalam
bahasa yang dapat mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan
keluhan konsumen.
7) Credibility, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas mencakup
nama perusahaan, reputasi perusahaan, karakteristik pribadi contact
personnel, dan interaksi dengan konsumen.
8) Security, yaitu aman dari bahaya, resiko, atau keragu-raguan. Aspek ini
meliputi keamanan secara fisik, keamanan finansial, dan kerahasiaan.
9) Understanding/Knowing the Customer, yaitu usaha untuk memahami
kebutuhan konsumen.
13
10) Tangibles, yaitu bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik, peralatan
yang dipergunakan, representasi fisik dari jasa.
Dalam perkembangan, sepuluh dimensi yang ada dirangkum menjadi
hanya lima dimensi pokok Parasuraman yang dikutip oleh Tjiptono, 2002;70)
yaitu:
1) Bukti fisik (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan
sarana komunikasi. Tangibles yang diberikan akan digunakan oleh
konsumen-konsumen baru untuk mengevaluasi kualitas. Tangibles sering
digunakan oleh perusahaan untuk mempertinggi citra mereka di mata
konsumen.
2) Keandalan
(reliability),
kemampuan
memberikan
pelayanan
yang
dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Hal ini berarti bahwa
penyedia jasa harus dapat memenuhi janji mereka, karena jika penyedia
jasa menginginkan agar konsumen tetap loyal terhadap jasa yang
diberikannya, maka penyedia jasa harus memperhatikan dan memenuhi
janjinya tersebut.
3) Daya tanggap (responsiveness), keinginan para staf untuk membantu para
konsumen dan memberikan pelayanan dengan tanggap. Dimensi ini
menekankan
kepada
perhatian
dan
kecepatan
dalam
menangani
pertanyaan, keluhan dan masalah konsumen. Selain itu, pada dimensi ini
perilaku karyawan sangat berpengaruh dalam membentuk persepsi
konsumen terhadap service quality.
14
4) Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan,
dan sifat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau
keragu-raguan.
Dimensi
ini
dapat
menjadi
sangat
penting
dan
mempengaruhi persepsi konsumen terhadap service quality apabila jasa
yang diberikan beresiko tinggi. Oleh karena itu, dimensi ini sangat
tergantung pada kemampuan karyawan dalam mengkomunikasikan
kredibilitas mereka dan perusahaan, sehingga konsumen akan percaya dan
yakin terhadap perusahaan.
5) Empati (empathy), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan
komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan
konsumen. Memperlakukan dan melayani konsumen secara pribadi dan
memandang konsumen sebagai individu yang unik dan istimewa adalah
hal yang paling utama. Dengan demikian, konsumen akan merasa
diperhatikan oleh perusahaan atau penyedia jasa.
3) Strategi meningkatkan kualitas jasa
Meningkatkan kualitas jasa tidak mudah, banyak faktor yang perlu
dipertimbangkan. Menurut Tjiptono (2005 : 88) mengatakan bahwa faktor yang
perlu mendapatkan perhatian adalah :
(1) Mengidentifikasikan Determinan Utama Kualitas Jasa
Memberikan kualitas yang baik kepada konsumen, dibutuhkan identifikasi
determinan utama kualitas jasa dari sudut pandang konsumen yaitu dengan
cara melakukan riset. Dengan demikian dapat diketahui posisi relatif
perusahaan dimana konsumen dibandingkan pesaing, sehingga perusahaan
15
dapat memfokuskan upaya peningkatan kualitasnya pada determinandeterminan tersebut.
(2) Mengelola Harapan Konsumen
Tidak jarang suatu perusahaan berusaha melebih-lebihkan pesan
komunikasinya kepada konsumen dengan maksud mereka terpikat yang
dapat menjadi “bumerang” bagi perusahaan itu sendiri. Untuk itu ada satu
hal yang dapat dijadikan pedoman, yaitu : “Jangan janjikan apa yang
tidak bisa diberikan, tetapi beri lebih dari yang dijanjikan.”.
(3) Mengelola Bukti (evidence) Kualitas Jasa
Pengelolaan bukti kualitas jasa bertujuan untuk memperkuat persepsi
konsumen selama dan sesudah jasa diberikan. Bukti-bukti kualitas jasa
bisa berupa fasilitas fisik jasa, penampilan pemberi jasa, perlengkapan dan
peralatan yang digunakan untuk memberikan jasa, laporan keuangan dan
dapat pula menciptakan persepsi tertentu terhadap perusahaan jasa.
(4) Membidik Konsumen Tentang Jasa
Memberikan bantuan kepada konsumen dalam memahami suatu jasa
merupakan upaya yang sangat positif dalam rangka menyampaikan
kualitas jasa. Konsumen yang lebih “terdidik” akan dapat mengambil
keputusan secara lebih baik.
(5) Mengembangkan Budaya Kualitas
Budaya kualitas terdiri dari filosofi, keyakinan, sikap, norma, nilai tradisi,
prosedur dan harapan yang meningkatkan kualitas. Agar tercipta budaya
16
kualitas yang baik, dibutuhkan komitmen menyeluruh pada seluruh
anggota organisasi.
(6) Menciptakan Automating Quality
Adanya otomatisasi dapat mengatasi variabilitas kualitas jasa yang
disebabkan kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki. Perlu dihindari
adanya otomatisasi yang mencakup keseluruhan jasa.
(7) Menindaklanjuti Jasa
Menindaklanjuti jasa dapat membantu memisahkan aspek-aspek jasa yang
perlu
ditingkatkan.
Perusahaan
perlu
mengambil
inisiatif
untuk
menghubungi sebagian atau semua konsumen untuk mengetahui tingkat
kepuasan dan persepsi mereka terhadap jasa yang diberikan. Perusahaan
dapat pula memberikan kemudahan bagi para konsumen untuk
berkomunikasi, baik menyangkut kebutuhan maupun keluhan mereka.
(8) Mengembangkan Sistem Informasi Kualitas Jasa
Sistem informasi kualitas jasa merupakan suatu sistem yang menggunakan
berbagai macam pendekatan riset secara sistematis untuk mengumpulkan
dan menyebarluaskan informasi jasa guna mendukung pengambilan
keputusan. Melalui riset akan diperoleh informasi tentang kekuatan dan
kelemahan jasa perusahaan dari sudut pandang konsumen yang
memanfaatkan atau menggunakan jasa.
4) Manajemen jasa terpadu
Manajemen
jasa
terpadu
adalah
perencanaan
dan
pelaksanaan
terkoordinasi kegiatan-kegiatan pemasaran, operasi, dan sumber daya manusia
17
yang penting bagi keberhasilan perusahaan jasa (Lovelock dan Wright, 2007: 18).
Konsep ini muncul didasari oleh sifat jasa yang melibatkan berbagai aspek
keterlibatan
pelanggan
dalam
produksi
dan
pentingnya
faktor
waktu,
membutuhkan unsur strategis lainnya juga. Manajemen jasa terpadu mengusulkan
model yang menyoroti delapan variabel keputusan bagi manajer perusahaan jasa.
Rincian dari model tersebut adalah sebagai berikut.
(1)
Elemen produk
Manajer harus memilih fitur-fitur produk inti (baik barang maupun
jasa) dan beberapa elemen jasa pelengkap yang mengelilinginya, dengan
merujuk manfaat yang diinginkan pelanggan dan seberapa tinggi daya
saing produk tersebut.
(2)
Tempat dan waktu
Pengiriman elemen produk ke pelanggan melibatkan keputusan
tentang tempat dan waktu pengiriman dan mungkin melibatkan saluran
distribusi fisik atau elektronik (atau keduanya), bergantung pada sifat
jasa yang diberikan. Perusahaan dapat mengirimkan jasa kepada
pelanggan secara langsung atau melalui organisasi perantara, seperti
toko ritel yang dimiliki perusahaan lain, yang mendapat komisi berupa
persentase harga jual untuk melakukan hal yang terkait dengan
penjualan, pelayanan, atau berhubungan dengan pelanggan.
(3)
Proses
Untuk menciptakan dan menyampaikan elemen produk kepada
pelanggan diperlukan desain dan implementasi dari proses yang efektif.
18
Sebuah proses menjelaskan metode dan urutan kerja dari sistem yang
beroperasi. Proses yang desainnya buruk akan mengganggu pelanggan
karena kelambatan, birokrasi, dan penyampaian jasa yang tidak efektif.
Sama halnya, proses yang buruk menyulitkan para staf di garis depan
untuk melakukan tugasnya dengan baik, yang berakibat rendahnya
produktivitas, dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan.
(4)
Produktivitas dan kualitas
Produktivitas dan kualitas, yang sering juga dipisahkan satu sama
lain, harus dilihat sebagai dua sisi mata uang yang sama. Tidak ada
perusahaan jasa yang sanggup menangani kedua elemen ini secara
sendiri-sendiri. Meningkatkan produktivitas sangat penting untuk
menjaga agar biaya tetap terkendali, tetapi manajer harus berhati-hati
untuk tidak mengurangi tingkat layanan yang tidak disukai pelanggan
(bahkan juga karyawan). Kualitas jasa, yang didefinisikan pelanggan,
berperan penting bagi diferensiasi produk dan bagi pembentukan
loyalitas pelanggan. Tetapi, investasi untuk peningkatan pendapatan
akan membahayakan keuntungan perusahaan.
(5)
Orang
Banyak jasa bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara
pelanggan dan karyawan perusahaan (seperti ketika memotong rambut
dan makan di restoran). Sifat dari interaksi ini sangat mempengaruhi
persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa. 19 Pelanggan sering menilai
kualitas jasa yang mereka teriman berdasarkan penilaian terhadap orang-
19
orang yang menyediakan jasa tersebut. Perusahaan jasa yang berhasil
menyediakan upaya yang cukup besar untuk merekrut, melatih, dan
memotivasi karyawannya, khususnya ---tetapi bukan semata-mata--orang yang berhubungan langsung dengan pelanggan.
(6)
Promosi dan edukasi
Tidak satu pun program pemasaran dapat berhasil tanpa adanya
program komunikasi efektif yang memberikan promosi dan pendidikan.
Komponen ini memainkan tiga peran penting: menyediakan informasi
dan saran yang dibutuhkan, membujuk pelanggan sasaran tentang
kelebihan suatu produk, dan mendorong pelanggan untuk mengambil
tindakan pada suatu waktu. Dalam pemasaran jasa, banyak komunikasi
bersifat mendidik, khususnya untuk pelanggan baru. Perusahaan dapat
mengajarkan mereka tentang manfaat jasa, di mana dan kapan
mendapatkannya, dan bagaimana terlibat dalam proses. Komunikasi
dapat disampaikan oleh orang-orang seperti tenaga penjual dan pelatih
atau melalui media seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, reklame,
brosur dan situs Web.
(7)
Bukti fisik
Gedung, tanah, kendaraan, perabotan interior, perlengkapan,
anggota staf, tanda-tanda, barang cetakan, dan petunjuk yang terlihat
lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Perusahaan jasa perlu
mengelola bukti fisik secara berhati-hati karena dapat mempengaruhi
kesan pelanggan. Dalam jasa yang hanya memiliki sedikit elemen
20
berwujud, seperti asuransi, iklan sering digunakan untuk menciptakan
lambang-lambang bermakna tertentu. Misalnya, payung mungkin
melambangkan perlindungan dan benteng melambangkan keamanan.
(8)
Harga dan biaya jasa lainnya
Harga dan komponen biaya jasa lainnya memperlihatkan kepada
manajemen berbagai biaya yang ditimbulkan pelanggan dalam
memperoleh manfaat suatu produk jasa. Tanggung jawabnya tidak hanya
terbatas pada tugas penentuan harga tradisional dalam menetapkan harga
jual kepada pelanggan, menetapkan marjin penjualan, dan menetapkan
ketentuan-ketentuan kredit. Manajer jasa harus juga mengenali dan, bila
memungkinkan, mencari cara untuk meminimalkan biaya yang harus
ditanggung pelanggan dalam membeli dan menggunakan jasa tersebut,
termasuk waktu, usaha fisik dan mental, dan pengalaman buruk.
2.1.3
Kepuasan konsumen
1) Pengertian kepuasan konsumen
Menurut Kotler yang dikutip oleh Tjiptono (2005 : 146) menyatakan
bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat
perasaan
seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya.
Apabila dirasakan bahwa kinerja berada dibawah harapan, maka konsumen akan
merasa kurang atau tidak puas. Apabila kinerja yang dirasakan sudah sesuai
dengan harapan maka konsumen akan merasa puas.
Banyak pakar memberikan definisi mengenai kepuasan konsumen.
Suprapto (2001) menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan konsumen
21
adalah respon konsumen terhadap evaluasi ketidaksesuaian/diskonfirmasi yang
dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja
actual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Kepuasan konsumen
merupakan evaluasi pembeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya
memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan konsumen (Kotler.
2002: 36).
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari
perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan
harapan-harapannya (Kotler, 2002 : 36)
Ada kesamaan diantara beberapa definisi di atas, yaitu menyangkut
komponen kepuasan konsumen (harapan dan kinerja/hasil yang dirasakan).
Umumnya harapan konsumen merupakan perkiraan atau keyakinan konsumen
tentang apa yang akan diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu
produk (barang atau jasa). Sedangkan kinerja yang dirasakan adalah persepsi
konsumen terhadap apa yang di terima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli.
2) Pentingnya kepuasan konsumen
Setiap perusahaan yang memperhatikan kepuasan konsumen akan
memperoleh beberapa manfaat pokok, yaitu:
(1) Reputasi perusahaan semakin positif di mata masyarakat pada umumnya
dan konsumen pada khususnya.
(2) Dapat mendorong terciptanya loyalitas konsumen.
22
(3) Memungkinkan terciptanya rekomendasi dari mulut ke mulut (wod-ofmouth) yang menguntungkan bagi perusahaan sehingga semakin banyak
orang yang akan membeli dan menggunakan produk perusahaan.
(4) Meningkatkan volume penjualan dan keuntungan
(5) Hubungan antara perusahaan dan para konsumennya menjadi harmonis.
(6) Mendorong setiap anggota organisasi untuk bekerja dengan tujuan serta
kebanggaan yang lebih baik.
(7) Menekan biaya melayani konsumen sebagai dampak faktor familiaritas
dan relasi khusus dengan konsumen.
(8) Terbukanya peluang melakukan penjualan silang (cross selling) produk
(Tjiptono, 2002 : 7).
3) Cara mengukur kepuasan konsumen
Untuk mengindentifikasikan, mengukur, atau memantau kepuasan
konsumen suatu perusahaan, dilakukan dengan cara :
(1)
Sistem keluhan dan saran
Misalnya menyediakan kotak saran dan keluhan, kartu komentar,
customer
hot
lines,
mempekerjakan
petugas
pengumpul
pendapat/keluhan konsumen, dan lain-lain.
(2)
Survei kepuasan konsumen
Survei bisa dilakukan dengan kuesioner (dikirim lewat pos atau
dibagikan pada saat konsumen berbelanja), lewat telepon, e-mail, faks,
atau dengan wawancara langsung.
23
(3)
Lost customer analysis.
Perusahaan menghubungi para konsumen yang telah berhenti membeli
dari perusahaan atau mereka yang telah beralih pemasok.
(4)
Ghost shopping (mistery shopping)
Perusahaan menggunakan ghost shoppers untuk mengamati kekuatan
dan kelemahan produk serta pelayanan perusahaan dan pesaing.
(5)
Sales-related methods
Kepuasan konsumen diukur dengan kriteria pertumbuhan penjualan,
pangsa pasar dan rasio pembelian ulang. Metode ini dapat digunakan
dalam menyimpulkan kepuasan konsumen, terutama dalam situasi
struktur pasar monopoli, kelebihan permintaan dan pada kasus
pelanggan yang enggan atau sulit pindah pemasok, meskipun tidak puas.
(6)
Customer panels.
Perusahaan membentuk panel konsumen yang nantinya dijadikan sampel
secara berkala untuk mengetahui apa yang mereka rasakan dari
perusahaan dan semua pelayanan perusahaan. Dalam hal ini, anggota
panel dapat diambil dari sukarelawan yang dibayar untuk itu (Tjiptono,
2002 : 148-150)
Tehnik pengumpulan kepuasan konsumen masih terus mengalami
perkembangan. Sampai saat ini belum ada kesepakatan mengenai bagaimana
mengukur kepuasan konsumen, oleh karena itu terdapat cukup banyak variasi
tehnik pengukuran tingkat kepuasan, mulai dari yang sangat sederhana hingga
yang sangat komplek.
24
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan internet
Penelitian dengan obyek kepuasan pelanggan internet dari suatu provider
masih jarang dilakukan. Khan (2009) dalam tulisannya menjabarkan tentang
sejarah penelitian kepuasan pelanggan internet. Penelitian pertama kali dilakukan
oleh Johnston pada tahun 1995. Johston mengembangkan tiga faktor yaitu
perhatian, daya tanggap dan keramahan sebagai variabel yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan internet. Hasil penelitian Johnston menunjukkan bahwa
integritas, keandalan, ketersediaan dan fungsionalitas adalah faktor-faktor yang
menyebabkan ketidakpuasan pelanggan internet. Liu dan Arnett (2000)
mengidentifikasi lima dimensi kualitas layanan online dalam hubungan terhadap
kepuasan pelanggan yaitu relevan, akurat, tepat waktu, disesuaikan dengan
kebutuhan pelanggan dan kelengkapan informasi. Yang (2004) menyebutkan
bahwa dimensi kualitas layanan online adalah daya tanggap, keandalan,
kompetensi, akses, keamanan dan hubungan provider dengan pelanggannya. Khan
mengembangkan faktor-faktor tersebut menjadi tujuh faktor yaitu kehandalan,
kemampuan akses, keramahan terhadap pengguna, privasi/keamanan, efisiensi,
daya tanggap dan pemenuhan kebutuhan. Regina (2009) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan internet adalah efisiensi,
kehandalan sistem, pemenuhan kebutuhan, privasi atau keamanan dan daya
tanggap.
2.1.5 Hubungan antara dimensi kualitas layanan dengan kepuasan
pelanggan internet
Mengacu pada hasil penelitian terbaru tentang pengaruh dari dimensidimensi kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan internet yang dilakukan
25
Khan dan Mahapatra (2009) maka dimensi kualitas pelayanan yang dimaksud
adalah
kehandalan,
kemampuan
akses,
keramahan
terhadap
pengguna,
privasi/keamanan, efisiensi, daya tanggap dan pemenuhan kebutuhan. Berikut ini
akan dipaparkan hubungan di antara masing-masing dimensi kualitas layanan
dengan kepuasan pelanggan internet.
1) Kehandalan
Kehandalan yang diberikan oleh provider kepada konsumennya adalah sangat
penting. Karena kehandalan mencakup empat hal yaitu sebagai berikut.
1.4.1.1
Keakuratan sasaran komunikasi dan jenis data yang diinginkan oleh
konsumen.
1.4.1.2
Perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) pendukung
produk layanan dapat berfungsi sesuai dengan klasifikasi yang sesuai
dengan harapan konsumen.
1.4.1.3
Penggunaan sebuah produk barang jasa tentunya memerlukan sebuah
panduan agar konsumen dapat menggunakannya secara tepat. Karena itu
sebuah panduan harus dapat dengan mudah dimengerti oleh
konsumennya.
1.4.1.4
Jasa telekomunikasi dan informasi sangat erat kaitannya dengan
jaringan (link) yang mencakup jaringan sesama provider maupun
jaringan
yang
mencakup
jangkauan
wilayah.
Mobilisasi
dan
peningkatan tuntutan hidup manusia yang makin tinggi telah
menimbulkan tuntutan agar sarana komunikasi dan informasi dapat
diakses dimanapun dan kapanpun.
26
Jadi semakin baik kehandalan dari provider maka semakin tinggi pula
kepuasan pelanggan internet.
2) Kemampuan akses
Pelanggan internet umumnya adalah individu yang menginginkan informasi
dan komunikasi tanpa batas jumlah, jenis, ruang dan waktu. Provider yang
mampu memenuhi tuntutan ini tentunya akan memenangkan persaingan
dengan provider lainnya. Karena itu provider selalu meningkatkan
kemampuan aksesnya dengan kecepatan dan kapasitas yang disesuaikan
dengan keinginan pasar. Kemampuan akses juga terkait dengan kemampuan
akses dari pelanggan untuk dapat memperoleh informasi bila dalam
penggunaan jasa internet mendapatkan kendala. Jadi bila kemampuan akses
ini selalu dapat menyesuaikan dengan keinginan pelanggannya maka kepuasan
pelanggan internet akan meningkat.
3) Keramahan terhadap pengguna
Keramahan terhadap pengguna secara umum dapat didefinisikan sebagai
keserasian hubungan antara pengguna jasa dengan penyedia jasa. Keramahan
dalam bisnis jasa internet erat kaitannya dengan petunjuk layanan penggunaan
jasa yang dapat dipelajari secara mandiri oleh penggunanya. Selain itu juga
kualitas layanan dari karyawan perusahaan yang bertugas melayani berbagai
keluhan pelanggan. Semakin mudah petunjuk layanan dipahami oleh
pelanggan maka semakin tinggi kepuasan pelanggan. Demikian juga bila
semakin baik kemampuan karyawan menanggapi dan menindaklanjuti keluhan
pelanggan maka semakin tinggi juga kepuasan pelanggannya.
27
4) Privasi/keamanan
Layanan internet selain memiliki banyak keunggulan, juga memiliki
kekurangan. Layanan ini oleh beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab
sangat mudah untuk disusupi (hack) dan dirusak (crack). Berbagai bentuk data
pribadi pelanggan dapat dengan mudah digunakan untuk berbagai kepentingan
yang menguntungkan para penyusup (hacker) dan perusak (cracker).
Demikian juga dengan informasi yang diinginkan oleh pelanggan, dapat
dengan mudah diubah sesuai keinginan para penyusup (hacker) dan perusak
(cracker).
Kondisi
ini
akan
menyebabkan
gangguan
terhadap
privasi/keamanan pelanggan. Karena itu semakin rendah kemampuan
pelanggan mengatasi gangguan privasi/keamanan yang diterima pelanggan
maka semakin rendah kepuasan pelanggannya.
5) Efisiensi
Mobilitas dan tuntutan kebutuhan hidup yang semakin hari semakin tinggi
telah membuat tuntutan efisiensi di segala bidang menjadi prioritas utama
manusia dalam membuat keputusan. Seorang konsumen membuat keputusan
menggunakan jasa layanan internet dari sebuah provider tentunya didasarkan
pada pertimbangan efisiensi. Efisiensi dalam jasa layanan internet terkait
dengan
kesederhanaan
pengoperasian
jasa
layanan
dan
kecepatan
masuk/keluar dari suatu account tertentu. Jadi jelas bahwa tuntutan efisiensi
berjalan seiring dengan kepuasan pelanggan. Artinya semakin tinggi tingkat
efisiensi jasa layanan internet maka semakin tinggi pula kepuasan pelanggan.
28
6) Daya tanggap
Setiap produk barang maupun jasa mempunyai faktor resiko kegagalan pada
saat penggunaannya. Saat hal tersebut terjadi maka diperlukan pelayanan yang
baik dari perusahaan melalui karyawannya dengan menanggapi dan
melakukan tindakan yang dinilai perlu untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Kedua hal ini hanya bisa dilakukan dengan baik bila karyawan memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang produk atau jasa dari
perusahaannya. Daya tanggap yang baik dari karyawan akan mencerminkan
keinginan atau komitmen yang baik dari perusahaan untuk memberikan
layanan yang terbaik bagi pelanggannya. Karena itu semakin baik daya
tanggap maka semakin tinggi kepuasan pelanggan.
7) Pemenuhan kebutuhan
Salah satu pertimbangan utama dari konsumen untuk menggunakan suatu
produk atau layanan jasa adalah kemampuan dari produk dan jasa memenuhi
kebutuhan konsumennya. Pemenuhan kebutuhan pada konteks jasa layanan
internet dapat diartikan sebagai kemampuan provider dalam memenuhi
kebutuhan pelayanan teknologi informasi dari para pelanggannya secara lebih
cepat dan terbaru. Bila provider gagal memenuhi kebutuhan pelanggannya
maka target untuk mencapai kepuasan pelanggan juga akan gagal dicapai.
2.1.6
Internet
1) Sejarah internet
Salim (2009: 2) menyatakan bahwa sejarah internet dimulai pada tahun
1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika (U.S. Defense Advanced Research
29
Projects Agency – DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang
bagaimana cara menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk
jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan ARPANET. Pada tahun 1970,
sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga
mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan.
Roy Tomlinson pada tahun 1972 berhasil menyempurnakan program email yang ia ciptakan untuk ARPANET. Program –e-mail ini begitu mudah
sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, ikon @ juga
diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan “at”. Tahun 1973,
jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat.
Komputer Universitas College di London merupakan komputer pertama yang ada
di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan ARPANET. Pada tahun yang
sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn
mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal
pemikiran tentang internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di
Universitas Sussex.
Komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, karena
itu dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada
tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet
Protocol atau IP. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan
yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negaranegara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa
e-mail dan newsgroup USENET.
30
Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada
tahun 1984 diperkenalkan nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau
Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada
sudah lebih dari 1.000 komputer. Pada 1987, jumah komputer yang tersambung ke
jaringan melonjak 10 kali lipat menjadi 10.000 komputer lebih.
Jarko Oikarinen dari Finlandia apada tahun 1988 menemukan sekaligus
memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudia, jumlah
komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun.
Tidak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun
1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan
program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan
komputer lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut
www atau World Wide Web.
2) Koneksi internet
Ada banyak koneksi yang bisa dilakukan untuk mengakses internet.
Koneksi internet itu didasari kecepatan. Jadi kecepatan transport data merupakan
tolak ukur dari koneksi tersebut. Berikut ini disajikan tentang berbagai jenis
koneksi internet.
(1) Analog Dial up
Koneksi internet dengan sistem analog dial up ini pada prinsipnya adalah
menghubungkan komputer ke internet melalui sambungan jaringan
telepon. Untuk bisa melakukan hal tersebut dibutuhkan sebuah alat yang
bernama modem dial-up. Ketika kita melakukan sambungan internet
31
dengan sistem ini, maka pada saat yang sama telepon tidak dapat
digunakan. Biaya yang menjadi tanggungjawab kita adalah biaya pulsa
telepon dan juga biaya sambungan internet dari provider yang kita
gunakan.
(2) Broadband
Sistem sambungan ini menghubungkan komputer ke internet melalui
jaringan tv kabel, dengan menggunakan modem broadband. Saat online
kita dapat sekaligus menonton televisi tanpa ada pengaruh apapun.
Sambungan ini membutuhkan biaya yang lebih hemat karena kita cukup
membayar abonemen tv kabel dan biaya internet provider. Kecepatan
aksesnya mulai dari 384kb hingga 3Mb. Kelemahan dari sistem ini adalah
hanya daerah-daerah di sekitar provider tv kabel saja yang bisa menikmati
sambungan ini.
(3) ADSL
Sistem ini menghubungkan komputer ke internet melalui sambungan
jaringan line telepon juga. Namun ADSL, menggunakan teknologi yang
lebih modern. Saat online ke internet, jalur telepon tidak terganggu atau
dapat digunakan bersamaan. Biaya yang dibutuhkan cukup membayar
provider internet, karena pulsa dianggap tidak berjalan, hanya meminjam
kabel teleponnya saja. Sistem perhitungan berdasarkan besarnya kilobyte
yang digunakan.
32
(4) Wave atau gelombang radio
Sistem sambungan internet ini sempat berjalan namun memang tidak
banyak yang menggunakannya, koneksi jenis ini adalah menggunakan
sebuah modem khusus yang diarahkan ke sebuah BTS terdekat.
Sambungan ini menggunakan gelombang sehingga faktor cuaca sangat
berpengaruh, jika cuaca kurang baik maka koneksi internet juga besar
kemungkinan terganggu. Biaya sambungan ini hanya berupa biaya tetap
kepada provider internet. Kecepatannya bisa mencapai 512kb namun
hanya lokasi tertentu saja yang bisa menggunkan sambungan ini.
(5) T-1 dan T-3 line
T-1 merupakan pilihan yang populer untuk disewakan bagi kepentingan
bisnis untuk tersambung ke internet dan untuk ISP tersambung ke
backphone internet. T-1 Lines merupakan koneksi telepon terdedikasi
yang mendukung besaran data hingga 1.544 Mbps. T-3 merupakan
jaringan telepon yang didedikasikan untuk mendukung transfet data
hingga 43 Mbps. Biaya yang dibutuhkan tentunya lebih tinggi karena ini
digunakan untuk kepentingan bisnis dan biasanya fix rate bulanan
berdasarkan kecepatan untuk akses tanpa batas.
(6) Satelite VSAT
Koneksi menggunakan satelit merupakan koneksi yang cukup cepat
namun sangat mahal. Konsumen harus menggunakan sebuah antena
parabola khusus untuk menangkap signal satelit. Kecepatan mulai dari
64kb hingga 24Mb, namun di luar negeri bisa lebih dari 2Mb.
33
(7) Fiber Optik
Koneksi jenis ini menggunakan sambungan kabel fiber optic, yaitu sebuah
kabel yang dapat menghantarkan data dengan kecepatan setara kecepatan
cahaya. Fiber optic ini tersambung antara provider dengan perusahaan.
Konsumen yang menggunakan koneksi ini biasanya adalah perusahaan
besar seperti bank, securitas dan perusahaan lainnya yang mengutamakan
kecepatan tranfer data. Kecepatan koneksi ini dapat mencapai 1 Gb.
(8) WIFI / Hotspot
Jenis koneksi ini mulai banyak digunakan akhir-akhir ini. Beberapa kafe
dan mall berlomba memberikan fasilitas ini secara gratis untuk para
pengunjungnya.
Namun
di
beberapa
tempat
umum
ada
yang
mengharuskan membayar dengan sistem voucher. WIFI ini bisa terkoneksi
apabila kita memiliki modem WIFI.
(9) Handphone
Sistem ini menghubungkan komputer ke internet melalui sambungan
jaringan handphone. Dapat dihubungkan melalui Bluetooth maupun kabel
data. Saat online, jalur telepon juga tidak terganggu. Bisa menggunkan
jaringan GSM maupun CDMA. GSM dapat lebih cepat dengan teknologi
3G atau bahkan teknologi terbaru high speed 3,5G. Sedangkan CDMA
menggunakan teknologi CDMA 2000 1x yang hampir setara dengan 3G.
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian sejenis sebelumnya yang menjadi pedoman dalam penulisan
laporan ini adalah sebagai berikut.
34
1) Penelitian yang dilakukan Regina Connoly dan Sarah Ingle (2009) yang
berjudul “E-S-Qual and Website Service Quality in Ireland an Empirical
Study”. Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang persepsi 24
vendor atau pengguna jasa e-service di Irlandia terhadap kualitas
pelayanan internet. Metode analisis menggunakan SERVQUAL. Metode
ini digunakan untuk mengetahui adanya kesenjangan (gap) antara
kepentingan dan kinerja dari e-service yang diberikan oleh provider di
Irlandia. Variabel yang diteliti adalah efisiensi (efficiency), kehandalan
sistem (system availability), pemenuhan kebutuhan (fulfilment), privasi
atau keamanan (privacy) dan daya tanggap (responsiveness). Hasil
penelitian dengan analisis rata-rata tertimbang menunjukkan bahwa
terdapat kesenjangan kualitas pelayanan internet (e-service quality) pada
semua variabel penelitian.
Persamaan dengan penelitian ini adalah pada obyek penelitian yang samasama menggunakan kualitas pelayanan internet. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah pada metode analisis, penentuan jumlah sampel dan
lokasi penelitian.
2) Penelitian yang dilakukan Mohammed Sadique Khan and Siba Sankar
Mahapatra (2009) yang berjudul “Service Quality Evaluation in Internet
Banking: an Empirical Study in India”. Penelitian ini mengangkat
permasalahan tentang pengaruh kualitas pelayanan internet yang diberikan
oleh provider kepada nasabah bank di India. Jumlah responden yang
berhasil didapatkan adalah sebanyak 223 orang. Metode analisis yang
35
digunakan adalah analisis faktor dan regresi linear berganda. Variabel
terikat yang digunakan adalah kepuasan pelanggan. Variabel bebas yang
digunakan
adalah
(accessbility),
kehandalan
keramahan
(reliability),
terhadap
pengguna
kemampuan
akses
(user-friendliness),
privasi/keamanan (privacy/security), efisiensi (efficiency), daya tanggap
(responsiveness) dan pemenuhan kebutuhan (fulfilment). Persamaan
regresi yang diperoleh adalah:
Y = 1,93 + 0,970X1 – 0,133X2 – 0,105X3 + 0,0446X4 – 0,0910X5 +
0,806X6 + 0,0095X7
Hasil uji menunjukkan bahwa variabel privasi/keamanan dan pemenuhan
tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan i-banking di
India.
Persamaan dengan penelitian ini adalah pada obyek penelitian yang samasama menggunakan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan internet.
Persamaan lainnya adalah pada metode analisis yang sama-sama
menggunakan model analisis faktor dan analisis regresi linear berganda.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada jenis layanan yang lebih
terfokus pada layanan jasa bank (i-banking). Perbedaan lainnya adalah
pada metode penentuan sampel dan lokasi penelitian.
2.3 Rumusan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan pembahasan hasil penelitian sebelumnya
maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
36
1) Kualitas layanan (kehandalan, kemampuan akses, keramahan terhadap
pelanggan, privasi atau kemanan, efisiensi, daya tanggap dan pemenuhan
kebutuhan) internet Telkomsel Flash Unlimited berpengaruh signifikan
secara simultan terhadap kepuasan pelanggan di Kota Denpasar.
2) Kualitas layanan (kehandalan, kemampuan akses, keramahan terhadap
pelanggan, privasi atau kemanan, efisiensi, daya tanggap dan pemenuhan
kebutuhan) internet Telkomsel Flash Unlimited berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap kepuasan pelanggan di Kota Denpasar.
37
Download