Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang

advertisement
Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang
berlingkup sangat luas , karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses
yang mencakup banyak faktor. Faktor tersebut untuk sebagian terdapat pada individu
sendiri dan untuk sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya yang semuanya
berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karier
seseorang. Pilihan jabatan merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor pada individu
sendiri seperti kebutuhan , sifat-sifat kepribadian , serta kemampuan intelektual , dan
banyak faktor di luar individu , seperti taraf kehidupan sosial-ekonomi keluarga , variasi
tuntutan lingkungan kebudayaan , dan kesempatan/kelonggaran yang muncul. Titik berat
dari hal-hal tersebut diatas terletak pada faktor-faktor pada individu sendiri.
Unsur yang mendasar dalam pandangan Donald Super adalah konsep diri atau
gambaran diri sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan jabatan yang akan
dipegang (vocational self-concept) yang merupakan sebagian dari keseluruhan gambaran
tentang diri sendiri. Data hasil penelitian memberikan indikasi yang kuat bahwa gambaran
diri yang vokasional berkembang selama pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif ;
perkembangan ini berlangsung melalui observasi terhadap orang-orang yang memegang
jabatan tertentu , melalui identifikasi dengan orang-orang dewasa yang sudah bekerja ,
melalui penghayatan pengalaman hidup , dan melalui pengaruh yang diterima dari
lingkungan hidup. Penyadaran kesamaan dan perbedaan di antara diri sendiri dan semua
orang lain , akhirnya terbentuk suatu gambaran diri yang vokasional. Gambaran diri ini
menumbuhkan dorongan internal yang mengarahkan seseorang ke suatu bidang jabatan
yang memungkinkan untuk mencapai sukses dan merasa puas (vocational satisfication).
Hal ini menyebabkan seseorang mampu mewujudkan gambaran diri dalam suatu bidang
jabatan yang paling memungkinkan untuk mengekspresikan diri sendiri , misalnya :
seorang muda yang memandang dirinya sebagai orang yang berkemampuan tinggi ,
berjiwa mengabdi , dan rela mcngorbankan dirinya , serta dibesarkan dalam keluarga yang
telah mencetak beberapa dokter dan memperoleh kesan serba positif tentang
perkembangan seorang dokter , akhirnya membentuk gambaran diri yang membayangkan
dirinya sendiri sebagai seorang dokter yang ulung dan tulen.
Proses perkembangan karier dibagi atas lima tahap, yaitu :
1. Tahap Pengembangan (Growth) mulai dari saat lahir sampai umur lebih kurang
15 tahun  anak mengembangkan berbagai potensi , pandangan khas , sikap ,
minat , dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri
(self-concept structure)
2. Tahap Eksplorasi (Exploration) dari umur l5 sampai 24 tahun  orang muda
memikirkan berbagai alternatif jabatan , tetapi belum mengambil keputusan yang
mengikat.
3. Tahap Pemantapan (Establishment) dari umur 25 sampai 44 tahun  bercirikan
usaha tekun memantapkan diri melalui seluk-beluk pengalaman selama menjalani
karier tertentu.
4. Tahap Pembinaan (Maintenance) dari umur 45 tahun sampai 64 tahun  orang
yang sudah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan jabatannya.
5. Tahap Kemunduran (Decline) orang memasuki masa pensiun dan harus
menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya.
Kelima tahap ini dipandang sebagai acuan bagi munculnya sikap-sikap dan perilaku
yang menyangkut keterlibatan dalam suatu jabatan , yang tampak dalam tugas-tugas
perkembangan karier (vocational developmental tasks).
Pada masa-masa tertentu dalam hidupnya individu dihadapkan pada tugas-tugas
perkembangan karier tertentu , yaitu :
a. Perencanaan garis besar masa depan (Crystalization) antara 14-18 tahun yang
terutama bersifat kognitif dengan meninjau diri sendiri dan situasi hidupnya.
b. Penentuan (Specification) antara umur 18-24 tahun yang bercirikan mengarahkan
diri ke bidang jabatan tertentu dan mulai memegang jabatan itu.
c. Pemantapan (Establishment) antara 24-35 tahun yang bercirikan membuktikan
diri mampu memangku jabatan yang terpilih.
d. Pengakaran (Consolidation) sesudah umur 35 tahun sampai masa pensiun yang
bercirikan mencapai status tertentu dan memperoleh senioritas.
Berkaitan dengan tugas-tugas perkembangan karier , Super mengembangkan konsep
kematangan vokasional (career maturity ; vocational maturity) yang menunjuk pada
keberhasilan seseorang menyelasaikan semua tugas perkemlbangan vokasional yang khas
bagi tahap perkembangan tertentu. Indikasi relevan bagi kematangan vokasional adalah
misalnya kemampuan untuk membuat rencana , kerelaan untuk memikul tanggung jawab ,
serta kesadaran akan segala faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan
dalam membuat pilihan jabatan atau memantapkan diri dalam suatu jabatan. Beraneka
indikasi ini dapat dijabarkan lebih lanjut pada rnasing-masing tahap perkembangan
vokasional , lebih-lebih selama masa remaja dan masa dewasa muda. Berkenaan dalam
rangka meneliti dan menilai kematangan vokasional telah dikembangkan alat tes yang
dikenal dengan nama Career Development Inventory , Career Maturity Test , dan
Vocational Maturity Test.
Pandangan Super oleh banyak pakar Psikologi Vokasional dinilai sebagai teori yang
paling komprehensif dan mendapat banyak dukungan dari hasil penelitian. Pandangan
Super mengandung beberapa implikasi bagi pendidikan karier dan konseling karier yang
sangat relevan. Konsepsi Super tentang gambaran diri dan kematangan vokasional menjadi
pegangan bagi seorang tenaga kependidikan bila merancang program pendidikan karier
dan bimbingan karier , yang membawa orang muda ke pemahaman diri dan pengolahan
informasi tentang dunia kerja , selaras dengan tahap perkembangan karier tertentu.
Pendekatan Multidisipliner Terhadap Pengembangan Karir
Pendekatan multidisipliner pada pengembangan karir yang dipergunakan oleh Super
tercermin dalam minatnya terhadap psikologi diferensial atau teori trait dan faktor sebagai
media pengembangan instrument testing dan norma-norma asesmen yang menyertainya.
Dia berpendapat bahwa psikologi diferensial sangat penting dalam upaya untuk
memperkaya data tentang perbedaan okupasional yang terkait dengan kepribadian,
aptitude, dan minat..Teori self-concept merupakan bagian yang sangat penting dari
pendekatan Super terhadap perilaku vokasional. Penelitian menunjukkan bahwa
vocational self-concept berkembang melalui pertumbuhan fisik dan mental, observasi
kehidupan bekerja, mengidentifikasi orang dewasa yang bekerja, lingkungan umum, dan
pengalaman pada umumnya. Pada akhirnya, perbedaan dan persamaan antara diri sendiri
dan orang lain akan terasimilasi. Bila pengalaman yang terkait dengan dunia kerja sudah
menjadi lebih luas, maka konsep diri vokasional yang lebih baik pun akan terbentuk.
Meskipun vocational self-concept hanya merupakan bagian dari konsep diri secara
keseluruhan, namun konsep tersebut merupakan tenaga penggerak yang membentuk pola
karir yang akan diikuti oleh individu sepanjang hidupnya. Jadi, individu
mengimplementasikan konsep dirinya ke dalam karir yang akan menjadi alat ekspresi
dirinya yang paling efisien.
Tahapan Dan Tugas Perkembangan Vokasional
1. Growth (sejak lahir hingga 14 atau 15 tahun), ditandai dengan perkembangan
kapasitas, sikap, minat, dan kebutuhan yang terkait dengan konsep diri;
2. Exploratory (usia 15-24), ditandai dengan fase tentative di mana kisaran pilihan
dipersempit tetapi belum final;
3. Establishment (usia 25-44), ditandai dengan trial dan stabilisasi melalui
pengalaman kerja;
4. Maintenance (usia 45—64), ditandai dengan proses penyesuaian berkelanjutan
untuk memperbaiki posisi dan situasi kerja; dan
5. Decline (usia 65+), ditandai dengan pertimbangan-pertimbangan pra-pensiun,
output kerja, dan akhirnya pensiun.
Tugas-tugas Perkembangan Vokasional dari Super
Tugas
Perkembangan
Vokasional
Usia
Kristalisasi
14-18
Spesifikasi
18-21
Implementasi
21-24
Stabilisasi
24-35
Konsolidasi
35+
Karakteristik Umum
Periode proses kognitif untuk memformulasikan sebuah tujuan
vokasional umum melalui kesadaran akan sumber-sumber
yang tersedia, berbagai kemungkinan, minat, nilai, dan
perencanaan untuk okupasi yang lebih disukai.
Periode peralihan dari preferensi vokasional tentatif menuju
preferensi vokasional yang spesifik.
Periode menamatkan pendidikan/pelatihan untuk pekerjaan
yang disukai dan memasuki dunia kerja.
Periode mengkonfirmasi karir yang disukai dengan
pengalaman kerja yang sesungguhnya dan penggunaan bakat
untuk menunjukkan bahwa pilihan karir sudah tepat.
Periode pembinaan kemapanan karir dengan meraih kemajuan,
status dan senioritas.
Super juga mengklasifikasikan pola karir untuk perempuan menjadi tujuh kategori
Pola Karir untuk Laki-laki (dari Super)
Klasifikasi Pola Klasifikasi Karir Karakteristik
Profesional,
Pola
karir
Masuk ke dalam karir secara dini dengan sedikit atau
managerial,
stabil
tanpa masa percobaan.
pekerja terampil
Managerial,
Pola karir
pekerja
Masa kerja percobaan diikuti dengan masuk ke dalam
konvensional terampil, pekerja pola yang stabil.
administrasi
Pekerja
semiBeberapa pekerjaan dengan masa percobaan yang
terampil,
Pola karir tak
dapat mengarah pada pekerjaan yang stabil temporer,
pekerja
stabil
diikuti dengan pekerjaan dengan masa percobaan
administrasi dan
lainnya.
pekerja domestik
Pekerja domestik
Pola
karir
Karir tidak tetap yang ditandai dengan pekerjaan yang
dan pekerja semijamak
selalu berubah-ubah.
terampil
Pola Karir untuk Perempuan (dari Super)
Klasifikasi Pola Karir
Karakteristik Umum
Pola karir ibu rumah
Menikah sebelum mendapatkan pengalaman kerja yang signifikan
tangga yang stabil
Memasuki dunia kerja setelah pelatihan di SMA atau perguruan
Pola karir konvensional tinggi, sekedar untuk mengisi waktu luang sebelum menikah;
Selanjutnya menjadi ibu rumah tangga penuh waktu.
Memasuki dunia kerja sesudah mengikuti pelatihan dan
Pola karir kerja stabil
memandang pekerjaannya sebagai karir seumur hidup.
Pola karir “double- Memasuki karir sesudah pelatihan, lalu menikah dan memulai
track”
karir kedua dalam bidang kerumahtanggaan.
Memasuki dunia kerja lalu menikah dan melepaskan karir untuk
Pola karir terinterupsi menjadi ibu rumah tangga penuh waktu, dan mungkin kembali ke
dalam karir tergantung pada situasi di rumah.
Khas terjadi pada masyarakat sosioekonomi lemah, di mana
Pola karir tak stabil
polanya adalah: bekerja, PHK, menjadi ibu rumah tangga; dan
kemudian siklus ini berulang lagi.
Pola karir “multiple- Tidak pernah mapan dalam satu karir, selalu berubah-ubah
trial”
pekerjaan.
Super berpendapat bahwa penyelesaian tugas-tugas yang sesuai pada masing-masing
tahapan merupakan indikasi kematangan vokasional (vocational maturity). Kematangan
vokasional itu tampaknya lebih terkait dengan inteligensi daripada usia. Hasil penelitian
longitudinal (Super, 1951) yang mengikuti perkembangan sejumlah siswa kelas 9
menunjukkan bahwa berbagai ciri kematangan vokasional (seperti merencanakan,
menerima tanggung jawab, dan kesadaran akan berbagai aspek pekerjaan yang disukai)
tidak beraturan dan tidak stabil selama periode SMA. Akan tetapi, individu yang dipandang
memiliki kematangan vokasional di kelas 9 (berdasarkan pengetahuannya tentang okupasi,
perencanaan, dan minat) secara signifikan lebih berhasil ketika mereka mencapai awal
masa dewasa. Hal ini mengisyaratkan bahwa terdapat hubungan antara kematangan karir
dengan pencapaian anak remaja dalam self-awareness, pengetahuannya tentang okupasi,
dan kemampuannya dalam perencanaan. Jadi, perilaku vokasional di kelas 9 memiliki
validitas prediktif untuk masa depannya. Dengan kata lain, individu yang berhasil
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada setiap tahapan cenderung mencapai
tingkat kematangan yang lebih besar pada masa kehidupan selanjutnya.
Konsep kematangan karir yang dikembangkan oleh Super itu mempunyai implikasi
yang besar bagi program pendidikan karir dan konseling karir. Fase-fase perkembangan
kematangan karir merupakan titik di mana kita dapat mengidentifikasi dan mengases sikap
dan kompetensi yang terkait dengan pertumbuhan karir yang efektif. Lebih jauh, gambaran
tentang sikap dan kompetensi yang diharapkan dicapai dalam setiap tahap itu
memungkinkan kita menentukan tujuan instruksional dan konseling yang dirancang untuk
membantu perkembangan kematangan karir
Aspek-aspek perkembangan dari teori Super memberikan penjelasan tentang
berbagai faktor yang mempengaruhi proses pemilihan karir. Dua prinsip dasar berikut ini
dipergunakan dalam teori perkembangan pada umumnya:
(1)
(2)
Perkembangan karir merupakan proses seumur hidup yang terjadi pada
periode-periode perkembangan tertentu.
Konsep diri terbentuk pada saat masing-masing fase kehidupan
mendesakkan pengaruhnya pada perilaku manusia.
Super (1984) mengklarifikasi pandanganya tentang teori konsep diri bahwa pada
esensinya konsep diri merupakan kecocokan antara pandangan individu terhadap
atributnya sendiri dengan atribut yang dibutuhkan oleh sebuah okupasi. Super membagi
teori konsep diri ke dalam dua komponen:
(1) personal atau psikologis, yang berfokus pada cara individu memilih dan
beradaptasi pada pilihannya; dan
(2) sosial, yang berfokus pada asesmen pribadi yang dilakukan oleh individu
terhadap situasi sosioekonominya dan struktur sosial di mana dia bekerja dan tinggal saat
ini.Hubungan antara konsep diri dengan perkembangan karir merupakan salah satu
kontribusi utama teori Super.
http://yiebawej.blogspot.com/2010/04/teori-donald-super.html
Download