13. PENDIDIKAN VOKASI SEBAGAI INVESTASI

advertisement
MENJADIKAN
PENDIDIKAN
VOKASIONAL SEBAGAI
INVESTASI
Oleh : Kokom Komariah
Email: [email protected]

Investasi adalah suatu istilah dengan
beberapa pengertian yang berhubungan
dengan keuangan dan ekonomi. Istilah
tersebut berkaitan dengan akumulasi
suatu bentuk aktiva dengan suatu
harapan mendapatkan keuntungan
dimasa depan. Terkadang, investasi
disebut juga sebagai penanaman
modal.
INVESTASI


Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti
pembelian (dan berarti juga produksi) dari
kapital/modal barang-barang yang tidak
dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi
yang akan datang (barang produksi).
Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi
pada investasi non-residential (seperti
pabrik, mesin, dll) dan investasi residential
(rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi
pendapatan dan tingkat bunga, dilihat
dengan kaitannya
PENGERTIAN INVESTASI
Barang
 Uang/modal
 Surat berharga
 jasa

APA SAJA BENTUK INVESTASI ITU
?





Finansial
Resiko
Bunga
Keuntungan sosial
Peningkatan penghasilan seseorang
KEUNTUNGAN APA YANG
DIPEROLEH DARI INVESTASI





Anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN
dan APBD
Bagaimanakah mendayagunakan anggaran
pendidikan tersebut, apakah untuk konsumsi
belaka ataukah untuk investasi.
Pendidikan diposisikan sebagai sumber daya
manusia, jadi sebagai investasi.
Bagaimanakah menjadikan pendidikan
sebagai investasi, buka sekedar konsumsi ?
Pendidikan yang bagaimanakah yang menjadi
investasi.
Amanat Konstitusi



Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan
dasar manusia.
Untuk memenuhinya diperlukan lembaga
pendidikan yang memberikan (menjual)
barang yang berupa jasa layanan (service) ,
tak ubahnya seperti layanan jasa
transportasi.
Sebagai barang jasa layanan, dari tinjauan
ekonomi pendidikan, pendidikan juga dapat
dianalisis dengan menggunakan teori barang.
Pendidikan Sebagai Komoditas
Jasa





Barang konsumsi vs barang investasi
Barang public vs barang privat
Barang pasokan (input) vs barang luaran
(out put)
Barang suplemen vs barang substitusi
(pengganti)
Barang regular, barang inferior, dan
barang superior.
Teori barang



Pendidikan sebagai barang dan jasa dapat
bersifat sebagai barang konsumsi atau
barang investasi
Menjadi barang konsumsi apabila
memberikan kenikmatan manfaat dalam
jangka pendek.
Menjadi barang investasi apabila memberikan
kenikmatan dalam jangka panjang
sehingga manfaat (return/nilai balik) yang
diperoleh melebihi dari biaya yang
dikeluarkan.
Konsep dasar
KONSUMSI
 CAMPURAN
 INVESTASI

KONSEP DASAR INVESTASI






Bank
Pendidikan,
U$
Emas,
Saham,
Property
PILIHAN INVESTASI
Pendapatan
Per Capita
FISIK
SDM
< $ 1,000
15,1
< 19,9
> $ 1,000
10,5
> 8,3
RATE OF RETURNS INVESTASI
SDM VS FISIK
studi
SLTA
SM
S1
1981
PAYAMAN
14
18
21
1977
PSACHAROPOULUS
16/16
1978
CLARK
32
1986
IEEP
49
1987
NURHADI
33/35
6
13/12
10/13
RATE OF RETURN INVESTASI
PENDIDIKAN DI INDONESIA


Laborers has became capital not from a
diffusion of the ownership of corporation
stocks, as folkhave economiore would have
it, but from the acquisition of knowledge and
skill that have economic value.
(Schhulttz, Theodore W. Invesment in Human
Capital”In karabel J. and halsey.AH (Editor).
Power and Ideology in Education. New
York.Oxford Universiity press, 1977.pp.313324)
Teori Human Capital
Penguasaan pengetahuan dan
keterampilan yang mempunyai nilai
ekonomi (tidak semua pengetahuan dan
keterampilan mempunyai nilai ekonomis)
 Berarti ada demand (kebutuhan pasar)
 Kebutuhan pasar ada dua macam yang
education-labour coefficient tinggi dan ada
yang rendah.
 Sasaran pendidiakn vokasional adalah yang
pertama
 Didukung oleh mobilitas, kesehatan dan
sinkronisasi dengan potensi yang lain.
Pertama
: Mempunyai
 Mobilitas akses,
sarana, dan nilai
kemampuan
komunikasi.
ekonomis




A man educated at the expense of much labour
and time to any of those employments which
require extraordinary dexterity and skills, may be
compare to one of those expensive machines
(Smith, Adam. The Wealth of Nation, 1776, bk
1,ch, 10,pt 1)
Keterampilan seperti ini untuk jenis pekerjaan
yang dilakukan dengan keetrampilan anggota
badan.
Peranan pengetahuan relatif kecil, tetapi peran
pelatihan dengan langsung berlatih dengan
mengerjakan lebih besar.
Keterampilan seperti apa?
Pendidikan vocasional harus jelas jenis
spesifikasi keterampilannya.
 Jenis keterampilan yang dipunyai sesuai
dengan kebutuhan pasar.
 Nilai ekonomisnya dibanding dengan
mesin.
 Pendidikan saja tidak cukup, harus
didukung kemauan dan kemampuan
mobilitas, dan kesehatan.

Implikasi bagi pendidikan
vocasional
Investasi SDM tidak hanya sekolah
formal, tetapi juga on the job training
(Gary S. Becker, 1964).
 Many employees increase their
productivity by earning new skills and
perfecting old ones while on the job
9p.17)

Kedua: On Job Training
On Job Training:
General training (mis dasar pengelasan)
Spesific training (mis pengelasan untuk
kapal)
 Dampak produktivitas training lebih
besar bagi pekerja muda dari pada
pekerja tua.
 Didukung pengetahuan lain:akses
informasi (Becker, 1964).

Ketiga: genaral and specific
training





Magang atau internship yang terprogram harus
menjadi bagian dari sistem pendidikan vokasional,
karena banyak keterampilan dengan teknis, sikap,
kebiasaan, dan emosional hanya dapat diperoleh
melalui on job training.
Dalam on job training keterampilan yang dipelajari
termasuk yang bersifat general maupun spesiific.
Karena general training mempunyai nilai ekonomis
yang lebih lama dan menjadi fondasi, maka perlu
kuat.
Spesific training harus selalu di up to date sesuai
dengan kebutuhan pasar.
Training untuk memiliki keterampilan cara
memperoleh dan menggali informasi menjadi penting
untuk up dating.
Implikasi bagi pendidikan
vokasional





Sekolah < pendidikan (Mincer, 19740
Pengaruh sekolah langsung dan tak
langsung.
Pengaruh sekolah tak langsung:
On Job training
On the Job experience
Konsep periode overtaking
SMA vs SMK
Keempat: Kombinasi pengetahuan
yang mapan dan pengalaman




Pekerjaan selalu berubah, penelitian tahun
1975 menyebutkan bahwa setiap tahun ada
55 jenis pekerjaan baru muncul, tetapi juga
ada 5% jenis pekerjaan lama tidak
diperlukan lagi.
Perlu keterampilan adaptif agar dapat
menyesuaikan dengan pekerjaan baru.
Ini sangat diperlukan pada pekerjaan tingkat
menengah dan atas, yang mobilitasnya
tinggi.
Life long employability (as opposed to lifelong
employment through lifelong learning)
Keelima: Life Long
Employability






Penguasaan keterampilan generik
Keterampilan pengembangan diri
Keterampilan komunikasi
Keterampilan mengelola orang dan
pekerjaan
Keetrampilan memobilisasi pembaharuan
dan perubahan
Didukung oleh Bahasa dan ICT
Kemampuan adaptif dan
pengembangan
Keterampilan untuk belajar
 Mengelola waktu untuk mengorganisasi
diri
 Mengembangkan kekuatan kepribadian
 Kemampuan menganalisis dan
memecahkan masalah

Keterampilan Pengelolaan Diri
Keterampilan komunikasi interpersonal
 Kemampuan mendengarkan dengan baik
 Berkomunikasi dengan lisan dan tertulis

Keterampilan Berkomunikasi
Ketrampilan untuk mengkoordinasikan
 Keterampilan mengambil keputusan
 Keterampilan untuk memimpin
 Keetrampilan merencanakan dan
berorganisasi

Ketrampilan untuk Mengelola
Orang dan Pekerjaan





Kemampuan
Kemampuan
Kemampuan
Kemampuan
Kemampuan
depan
untuk mengkonsepkan ide
berkreasi
melakukan perubahan
mengambil resiko
mengembangkan visi ke
Ketrampilan untuk memobilisasi
Inovasi dan Perubahan
Pendidikan vokasional doperlukan
dukungan keterampilan adaptif
 Perlu diidentifikasi jenis keterampilan
adaptif yang lebih dekat melekat pada
keterampilan vokasional yang diperlukan.
 Penyiapan keterampilan adaptif yang
mendorong life long learning perlu
diberikan.
 Pemberian keterampilan aadaptif tidak
selalu dalam bentuk mata pelajaran.

Implikasi bagi pendidikan
Vokasional?
Lulusan SMK
(Pengetahuan
teknik Mesin)
Pengetahuan
Teknik Mesin
Pengalaman
Magang di
Dok kapal
(sertifikat 3:3
bl)
Pengalaman
Kursus
Bahasa (
sertifikat 4 :
12 bl) Adaptif
Skills
Keterampilan
Teknik Mesin
Dasar
(Sertifikasi 1:
3 bulan)
General Skills
Ketrampilan
Dasar
pengelasan
(Sertifikat2 :
3 bl) Spesific
Skills
Certificate of
Welder IV
Contoh Keterampilan Las kapal
Visible
Hidden
Skill
Surface
Most
Knowledgeeasity
develope
d
Self Concept,
attitude, value
Trait Motive
Core personality :
Most difficult to
developed
Keseimbangan Iceberg Model
PT
MGR
SM/SMK
Skilled
SD + SMP
Unskilled
Pandangan Umum
Pendidikan --> Dunia Kerja
PT
MGR
SM/SMK
Skilled
SD + SMP
Unskilled
Pallacy
Pendidikan --> Dunia Kerja
PT
SM/SMK
SD + SMP
Mengapa ???
MGR
Pasa
r
Skilled
Unskilled






Pendidikan hanya salah satu dari sumberdaya
manusia yang mempunyai nilai ekonomis.
Ada faktor sumberdaya manusia lainnya yang juga
penting yaitu faktor askriptif dan luck
Faktor askriptif mencakup : LB SES keluarga, IQ,
faktor fisik, psikologis lainnya.
Faktor luck memberikan kontribusi cukup tinggi, yaitu
60% (Cristoper jenk), tetapi juga diartikan persistent,
atau adanya peluang.
Pendidikan menentukan keberhasilan pekerjaan
pertama, tetapi faktor askriptif lebih menentukan
mobilitas pekerjaan selanjutnya.
SDM hanya salah satu input dari faktor produksi.
Apa yang perlu diperhatikan

X = f (L,K,A)
X = Output
L= labour inputs
K= capital inputs
A= Land inputs
Teori Fungsi produksi
Visible
Hidden
Skill
Surface
Most
Knowledgeeasity
develope
d
Self Concept,
attitude, value
Trait Motive
Core personality :
Most difficult to
developed
Keseimbangan Iceberg Model














Intent
Outcome
Job performance
Action
Personal
Charateristik
Behaviorr
Trait
Motive
Self Conept
Values
knowledge
Skills
Achievement
Motivation
Goal setting,
Personal
Responsibility,
Use to feedback
Continuous
Improvement:
Quality,
Productivity
Calculating Risk
taking
Competency Causal Flow
Model
Inovation: new
product




Setiap jenis pekerjaan memerlukan ciri
personal charateristik tertentu yang belum
tentu dapat dihasilkan dari pendidikan.
Personal charateristik perlu diperhitungkan
dalam rekruitmen calon peserta didik.
Personal charateristik sering lebih berperan
dalam mobilitas pekerjaan.
Kalau ada personal charateristik yang dapat
diubah dan dibiasakan dalam pendidikan,
perlu diintegrasikan ke dalam sistem
kurikulum pendidikan vokasional (contoh
SCTC)
Implikasi Bagi Pendidikan
Vokasional
Pendidikan vokasional ada ma pekanya
Pendidikan vokasional yang sukses
memperhitungkan usia peserta didik, oleh
karena itu dalam rekruitmen pegawai ada
batas usianya.
 Pendidikan vokasional yang diberikan
sekaj awal usia mempunyai probabilitas
nilai ekonomis yang lebih tinggi karena
tingkat kemanfaatannya lebih lama.


Implikasi bagi Pendidikan
Vokasional ?
Terima Kasih
Download