PERAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM PEMULIHAN ASET TINDAK PIDANA KORUPSI Rapat Koordinasi Tata Laksana Benda Sitaan dan Barang Rampasan dalam Rangka Pemulihan Aset Perkara Tindak Pidana Korupsi Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Republik Indonesia Jakarta, 21 November 2016 Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan Daftar Isi Paparan Dasar Hukum Kementerian Keuangan sebagai Pengelola Barang Pengelolaan Barang Rampasan Negara Pengelolaan Barang Sitaan Tujuan Pemulihan Aset Tindak Pidana Harapan terhadap Pemulihan Aset Tindak Pidana Dasar Hukum • • • • • • • • • Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 3/PMK.06/2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal dari Barang Rampasan Negara dan Barang Gratifikasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 166/PMK.06/2015 tentang Penilaian Barang Milik Negara Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.06/2016 tentang Penilaian Barang Sitaan dalam Rangka Penjualan secara Lelang Kementerian Keuangan sebagai Pengelola Barang Kementerian Keuangan sebagai Pengelola Barang PRESIDEN MENTERI KEUANGAN Chief Financial Officer Memiliki kewenangan dan tanggung jawab atas pengelolaan aset dan kewajiban negara secara nasional Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah Kementerian Keuangan sebagai Pengelola Barang BARANG MILIK NEGARA Barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah, antara lain: barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis; barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak; barang yang diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; atau barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah Kementerian Keuangan sebagai Pengelola Barang BARANG RAMPASAN NEGARA Barang Milik Negara yang berasal dari barang bukti yang ditetapkan dirampas untuk negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 03/PMK.06/2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal dari Barang Rampasan Negara dan Barang Gratifikasi Pengelolaan Barang Rampasan Negara Pengelolaan Barang Rampasan Negara Bentuk-bentuk pengelolaan yang dimungkinkan antara lain: Penjualan secara lelang; Penetapan status penggunaan; Pemanfaatan; Pemindahtanganan dalam bentuk Hibah; Pemusnahan; dan Penghapusan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 03/PMK.06/2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal dari Barang Rampasan Negara dan Barang Gratifikasi Pengelolaan Barang Rampasan Negara Menteri Keuangan c.q. Dirjen Kekayaan Negara memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam memberikan keputusan atas usulan penetapan status Penggunaan, Pemanfaatan, Pemindahtanganan, dan Penghapusan Barang Rampasan Negara yang diusulkan Kejaksaan/KPK. Kementerian Keuangan melalui DJKN juga memberikan layanan dalam bentuk pelaksanaan penilaian dan lelang eksekusi Barang Rampasan Negara. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 03/PMK.06/2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal dari Barang Rampasan Negara dan Barang Gratifikasi Pengelolaan Barang Rampasan Negara Barang Sitaan: Untuk kepentingan penyidikan/penuntutan /pemeriksaan perkara Ketentuan KUHAP – wewenang Jaksa Barang Rampasan: Inkracht dirampas untuk Negara usul pengelolaannya Ketentuan KUHAP – wewenang Jaksa Barang Milik Negara: Persetujuan Pengelolaan Barang Rampasan Ketentuan BMN – wewenang Menkeu Pengelolaan Barang Rampasan Negara PERLAKUAN AKUNTANSI Pengakuan saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal, saat diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah. Pencatatan Dicatat dalam akun Persediaan Penyajian Disajikan sebesar nilai wajarnya Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah Nomor 5 Pengelolaan Barang Sitaan Pengelolaan Barang Sitaan BARANG SITAAN Semua barang yang disita oleh penyidik, penuntut umum atau pejabat yang berwenang untuk menyita barang guna keperluan barang bukti dalam proses penyidikan, penuntutan, dan peradilan, atau sebagai jaminan untuk melunasi utang pajak, sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.06/2016 tentang Penilaian Barang Sitaan dalam Rangka Penjualan secara Lelang Pengelolaan Barang Sitaan Berdasarkan Pasal 45 KUHAP, terhadap Barang Sitaan dengan karakteristik khusus dapat dijual secara lelang. Berdasarkan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tipikor, apabila terpidana tidak membayar uang pengganti dalam waktu 1 bulan setelah putusan inkracht, maka harta bendanya dapat disita oleh jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut. Kementerian Keuangan merupakan supporting unit yang memberikan layanan dalam bentuk bantuan penilaian dan pelaksanaan lelang eksekusi Barang Sitaan. Tujuan Pemulihan Aset Tindak Pidana Tujuan Pemulihan Aset Tindak Pidana HUKUM • melaksanakan putusan pengadilan • memupus motivasi untuk melakukan tindak pidana PEMULIHAN ASET KEUANGAN • mengembalikan kerugian negara • mendorong optimalisasi pengelolaan aset dan PNBP Harapan terhadap Pemulihan Aset Tindak Pidana Harapan terhadap Pemulihan Aset Tindak Pidana Proses pengusulan pengelolaan Barang Rampasan Negara maupun Barang Sitaan dapat dipercepat oleh aparat penegak hukum. Aparat penegak hukum dapat secara maksimal memanfaatkan unit vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang terdistribusi di seluruh Indonesia terkait pengelolaan Barang Rampasan Negara maupun Barang Sitaan. Barang Rampasan Negara dicatat dan ditatausahakan sesuai Standar Akuntansi Pemerintah yang berlaku agar terwujud Laporan Keuangan Pemerintah Pusat yang kredibel. Lampiran Khusus Internal Kemenkeu 15 Proses Penilaian Barang Sitaan dan Barang Rampasan Permohonan Analisis data Pengumpulan data awal Penentuan pendekatan penilaian Survei lapangan Penentuan simpulan nilai Penyusunan laporan penilaian 1. Nilai wajar 2. Nilai likuidasi Jumlah Laporan Penilaian oleh Penilai Internal DJKN dengan Pemohon KPK Tahun 2014 – 2016 46 39 39 25 5 1 2014 2015 Tanah dan/atau Bangunan 2016 Selain Tanah dan/atau Bangunan s.d. Juli 2016 Nilai Barang Hasil Penilaian Penilai Internal DJKN dengan Pemohon KPK Tahun 2014 – 2016 319.431 142.373 53.490 10 11.123 19.135 2014 2015 2016 Tanah dan/atau Bangunan Selain Tanah dan/atau Bangunan - dalam juta rupiah - s.d. Juli 2016 Proses Lelang Barang Sitaan dan Barang Rampasan Permohonan Penyetoran uang jaminan lelang Penentuan jadwal Aanwijzing** Pengumuman lelang pertama Pengumuman lelang kedua* Pelaksanaan lelang Pelunasan Hasil Bersih Lelang: 1. Pembuktian (Barang Sitaan) 2. Kas Negara (Barang Rampasan Negara) * untuk lelang barang tidak bergerak ** opsional Frekuensi Lelang Barang Rampasan Negara dan Barang Sitaan di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Tahun 2014 – 2016 4,726 4,368 2,203 297 331 147 4 BARANG SITAAN PASAL 45 KUHP 2014 2015 2016 11 6 BARANG RAMPASAN SITAAN PS.18 AYAT (2) UU NO.31 TH '99 Hasil Bersih Lelang Barang Rampasan Negara dan Barang Sitaan di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Tahun 2014 – 2016 80,433 73,832 35,255 29,712 25,443 10,294 670 BARANG SITAAN PASAL 45 KUHP BARANG RAMPASAN 2014 2015 3,325 5,639 SITAAN PS.18 AYAT (2) UU NO.31 TH '99 2016 dalam juta rupiah Pengelolaan Selain Lelang Proses Pengelolaan Barang Rampasan Selain Lelang Penetapan Status Penggunaan Hibah Pemusnahan Diperlukan untuk kepentingan Negara Diperlukan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi Pemerintah Daerah • • • • • Membahayakan lingkungan dan tata niaga Pertimbangan ekonomis Dilarang untuk beredar Pertimbangan Kejaksaan/KPK Kondisi busuk/lapuk* Diusulkan oleh Kejaksaan/ KPK kepada Menteri Keuangan * Dapat langsung dilakukan pemusnahan Nilai Pengelolaan Barang Rampasan Selain Lelang PSP HIBAH 10,302 4,808 4,071 771 2014 0 0 2015 2016 dalam juta rupiah TERIMA KASIH