E-procurment : Jujur dan Bersih

advertisement
E-procurment :
Jujur dan Bersih
Melihat realitas lelang barang jasa
setelah era electronic system
Definisi
• Versi PP 54/2010
– E-Procurement : pengadaan barang/jasa dengan menggunakan
teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai UU
– E-tendering : tata cara pemilihan penyedia barang/jasa secara
terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia terdaftar, dengan
sistem pengadaan elektronik dan 1 (satu) kali penawaran dalam
waktu yang telah ditentukan
• Bappenas, 2008 : pengadaan barang/jasa pemerintah secara
elektronik berbasis web/internet yang diselenggarakan
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE
• Mustafa (2011) : pengadaan barang/jasa pemerintah
menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi
dalam setiap proses dan langkahnya.
Tujuan
• Versi PP 54/2010 : menghindari dan mencegah
– Pertentangan kepentingan pihak terkait,
– Pemborosan dan kebocoran keuangan negara
– Penyalahgunaan wewenang dan atau kolusi untuk
keuntungan pribadi,yang merugikan negara
• Versi Efendi :
– Mendorong pasar yang terintegrasi nasional, yang
efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas
– Mempercepat proses lelang
Dasar Hukum e procurment
• UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE,
• Perpres No. 54 Tahun 2010 dan
• Peraturan Kepala LKPP No. 1 Tahun 2011
tentang Tata Cara e-Tendering.
Konsep dasar pengadaan
Perbedaan
Tahapan
Konvensional
Elektronik
Pelaksana
PPK
PPK dan LPSE sbg penghubung
Persiapan
Berkas
Dokumen e-file
Pengumuman
Standar
Sama, lebih rinci
Pendaftaran
Tatap muka
Online
Aanwijing
Tatap muka dalam 1 forum
Menghadirkan saksi untuk pengesahan
Forum online, tanpa absesni
Pengesahan oleh panitia saja
Pemasukan
Dokumen
Hard file (sistem sampul dan beberapa tahap)
Soft file (pdf dan jpeg)
Hard file hanya dokumen jaminan
Pembukaan
dokumen
Tatap muka dalam 1 forum
Menghadirkan saksi untuk pengesahan
Menggunakan aplikasi LSN
Pengesahan oleh panitia saja
Evaluasi
Pemeriksaan berkas
Pemeriksaan file
Penetapan
Surat pemenangan dan 2 cadangan
Daftar pemenang berurut dg nilai
Pengumuman
Papan pengumuman
Website dan e-mail
Sanggah
Sanggah awal dan sanggah banding
Sanggah awal saja
Suap Pengadaan Barang Jasa
Susan Rose-Ackerman (2006),
• Tujuan suap
– Agar dapat diikutsertakan dalam daftar prakualifikasi dan
membatasi peserta tender.
– Untuk mendapatkan informasi mengenai proyek dari orang
dalam.
– Untuk mengatur spesifikasi tender sehingga menjadi satusatunya yang lolos prakualifikasi.
– Untuk memenangi kontrak.
• Dampak suap : penggelembungan harga dan
penurunan kualitas barang dan jasa yang dihasilkan.
Indikasi penyimpangan lelang dari
Temuan BPK (Analisis LHP)
• Bentuk-bentuk temuan
–
–
–
–
Penambahan nilai proyek pada saat proses pengadaan berjalan
Perubahan spesifikasi barang/jasa yang dihasilkan
Barang/jasa mangkrak dan tidak terpakai
Penambahan waktu pengerjaan dan ketiadaan denda sesuai
dengan ketentuan
• Tindakan sanksi (yang direkomendasikan BPK)
– Mengembalikan nilai proyek berlebih, pembayaran denda atau
pengembalian barang/jasa yang mangkrak
– Sanksi pidana nyaris tidak ada sehingga hanya sebatas teguran
kepada pemilik lelang (SKPD) atau penyedia jasa (perusahaan)
– Temuan BKP masih memungkinkan LHP BPK dalam ketgori
penilaian WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) sepanjang hasil
temuan ditindaklanjuti
Potensi Penyimpangan
• Kasus-kasus penyimpangan pengadaan barang jasa
– Pada sistem lelang tender : penggunaan “bendera” ganda atau
“fiktif” pada saat lelang untuk memuluskan menang tender
– Pada sistem penunjukan : penggunaan bendera “pinjaman” atau
anak perusahaan agar masuk spesifikasi penyedia
– Sistem pengerjaan sub kontrak yang berdampak penurunan
kualitas spesifikasi tender atau waktu pengerjaan overlimit
• Problem krusial
– E procurement tidak didesain untuk menghadapi kasus
– Ketentuan tidak pidana korupsi tidak akan berlaku sebelum ada
dugaan kerugian negara
– Temuan “berdampak kerugian negara” oleh BPK hanya
mendapatkan sanksi “mengembalikan kepada kas keuangan
negara”
Penyimpangan vs e procurement
• Penyimpangan bersifat sistemik dan laten karena bediri
diatas asas saling menguntungkan
• E procurement tidak dapat mengatasi penyimpangan,
karena
– Bagi penyedia :
• Temuan kasus tidak bersifat menghentikan (black list) penyedia
yang bersangkutan. Hanya tidak boleh ikut dalam 2-3 lelang
berikutnya
• Jika terhenti, penyedia bisa menggunakan penyedia lain (pinjam
nama)
– Bagi pengelola anggaran
• Tidak ada sanksi tegas dengan adanya temuan atau keterlibatan
penyimpangan
Metode Pembenahan
• Pembenahan sistem hukum pengadaan barang jasa
– Pelanggaran pengadaan harus dapat “mengendus” model bendera ganda atau
fiktif
• Menciptakan sistem e procurement berbasis integritas penyelenggara
negara dan reformasi sistem tender
– Keberanian PPK dan ULP untuk memblack list penyedia barang/jasa nakal dan
mengumumkan kepada publik
– Kejujuran PPK dan ULP dalam menyelenggarakan lelang
• Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan pengadaan barang jasa
– Pengumuman tidak dibatasi hanya pada saat pengumuman pelelangan dan
hasil lelang
– Tetapi juga pengumunan terbuka siapa saja penydia yang mengikuti lelang
beserta profilnya
– Masyarakat mendapatkan informasi detail pada saat pengerjaan barang/jasa
(tidak sebatas nilai proyek dan penyedia barang/jasa saja)
Download