Dr. W. Riawan Tjandra, S.H., M.Hum. Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta •Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana •Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 •Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara •Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara •Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah •Peraturan Menteri Keuangan Nomor 3/PMK.06/2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal dari Barang Rampasan Negara dan Barang Gratifikasi •Peraturan Menteri Keuangan Nomor 166/PMK.06/2015 tentang Penilaian Barang Milik Negara •Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang •Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.06/2016 tentang Penilaian Barang Sitaan dalam Rangka Penjualan secara Lelang Dasar Hukum ➢ Barang Rampasan Negara dan Barang Gratifikasi merupakan Barang Milik Negara yang berasal dari perolehan lainnya yang sah yang pengelolaannya perlu dilakukan secara tertib administrasi, akuntabel, dan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat serta tetap menjunjung tinggi good governance ➢ Barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ➢ Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah, antara lain: barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis; barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak; barang yang diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; atau barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap (Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah) Barang Milik Negara yang berasal dari barang bukti yang ditetapkan dirampas untuk negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 03/PMK.06/2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal dari Barang Rampasan Negara dan Barang Gratifikasi) ➢ Bentuk-bentuk pengelolaan yang dimungkinkan antara lain: Penjualan secara lelang; Penetapan status penggunaan; Pemanfaatan; Pemindahtanganan dalam bentuk Hibah; Pemusnahan; dan Penghapusan (Peraturan Menteri Keuangan Nomor 03/PMK.06/2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal dari Barang Rampasan Negara dan Barang Gratifikasi) ❖ Menteri Keuangan c.q. Dirjen Kekayaan Negara memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam memberikan keputusan atas usulan penetapan status Penggunaan, Pemanfaatan, Pemindahtanganan, dan Penghapusan Barang Rampasan Negara yang diusulkan Kejaksaan/KPK. ❖ Kementerian Keuangan melalui DJKN juga diatribusikan kewenangan untuk melaksanakan penilaian dan lelang eksekusi Barang Rampasan Negara. (Peraturan Menteri Keuangan Nomor 03/PMK.06/2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal dari Barang Rampasan Negara dan Barang Gratifikasi) ➢ Pengakuan saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal, saat diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah. ➢ Pencatatan Dicatat dalam akun Persediaan ➢ Penyajian Disajikan sebesar nilai wajarnya (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah Nomor 5) Semua barang yang disita oleh penyidik, penuntut umum atau pejabat yang berwenang untuk menyita barang guna keperluan barang bukti dalam proses penyidikan, penuntutan, dan peradilan, atau sebagai jaminan untuk melunasi utang pajak, sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan (Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.06/2016 tentang Penilaian Barang Sitaan dalam Rangka Penjualan secara Lelang) Berdasarkan Pasal 45 KUHAP, terhadap Barang Sitaan dengan karakteristik khusus dapat dijual secara lelang. Berdasarkan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentangPemberantasanTipikor, apabila terpidana tidak membayar uang pengganti dalam waktu 1 bulan setelah putusan inkracht, maka harta bendanya dapat disita oleh jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut. Kementerian Keuangan merupakan supporting unityang memberikan layanan dalam bentuk bantuan penilaian dan pelaksanaan lelang eksekusi Barang Sitaan. Proses pengusulan pengelolaan Barang Rampasan Negara maupun Barang Sitaan dapat dipercepat oleh aparat penegak hukum. Aparat penegak hukum dapatsecaramaksimalmemanfaatkan unit vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang terdistribusi di seluruh Indonesia terkaitpengelolaan Barang Rampasan Negara maupun Barang Sitaan. Barang Rampasan Negara dicatat dan ditatausahakan sesuai Standar Akuntansi Pemerintah yang berlaku agar terwujud Laporan Keuangan Pemerintah Pusat yang kredibel.