i ABSTRAK Karen Horney, seorang psikolog terkenal, mengistilahkan anak sebagai manusia yang tidak berdaya. Anak adalah manusia polos yang perkembangannya sangat ditentukan oleh lingkungan sekitarnya. Anak jalanan menjadi contoh bagaimana lingkungan membentuk manusia-manusia baru. Anak jalanan yang sebagian besar menghabiskan waktunya di jalan, memiliki perkembangan yang berbeda dengan anak pada umumnya. Mereka juga diserang dengan berbagai resiko hidup di jalanan, seperti kekerasan dan penyalahgunaan narkoba. Mereka sungguh tidak berdaya. Narkoba yang sering dikonsumsi anak jalanan berjenis inhalansia/zat hirup berupa lem, lem aica aibon. Lem dipilih karena murah dan mudah didapat. Seperti jenis narkoba yang lain, lem membuat kecanduan. Sudah barang tentu, lem yang menjadi candu anak-anak jalanan ini memberikan banyak dampak negatif bagi para penggunanya, baik dampak fisik maupun mental. Anak-anak jalanan di Ciroyom telah lama kecanduan lem, jauh dari itu, ngelem sudah menjadi budaya di kalangan anak jalanan Ciroyom. Dalam ngelem, anak jalanan berhalusinasi, anak jalanan lebih banyak berdialog dengan dirinya sendiri. Dalam ngelem, anak jalanan sulit menerima simbol-simbol, sulit berkomunikasi dengan orang lain. Sebagai dasar dari komunikasi yang lain, dialog diri atau komunikasi intrapersonal menjadi penting untuk ditelaah pada diri anak jalanan ngelem, karena ini akan berdampak pada interaksi mereka dengan orang lain. Bagaimana proses komunikasi intrapersonal dalam ngelem pada anak jalanan, seperti sensasi, perhatian, persepsi, akan menjadi objek penelitian ini. Anak jalanan adalah salah satu kelompok sosial yang ada di masyarakat. Mereka memiliki budaya yang berbeda dengan kelompok pada umumnya. Maka dari itu, pendekatan etnografi komunikasi dipakai dalam penelitian ini. Sebagai panduan, penulis memilih model dari Dell Hymes untuk meneliti dialog diri dalam ngelem pada anak jalanan. Unit analisisnya berupa situasi komunikatif, peristiwa komunikatif, dan tindak komunikatif. Dalam waktu penelitian selama delapan bulan, penulis mendapatkan hasil jika dialog diri dalam ngelem pada anak jalanan berlangsung tidak sempurna. Anak jalanan tidak mampu melakukan proses sensasi, perhatian, dan persepsi secara baik. Hal ini karena pengaruh lem yang sudah menyerang mental mereka. Peristiwa-peristiwa komunikatif berlangsung berdasarkan pengaruh lem (halusinasi), sehingga fokus setting, participants, ends, act sequence, key, instrumentalities, norms, dan genre dalam komunikasi intrapersonalnya berlangsung tidak sempurna. Sementara tindak komunikatif nya lebih banyak pada komunikasi non-verbal, menuruti perintah, dan menunggu untuk melakukan komunikasi. Kata kunci: anak jalanan, ngelem, komunikasi intrapersonal, dialog diri. i