MODUL 1

advertisement
Modul 1
Sistem Bilangan Kompleks
Drs. Hidayat Sardi, M.Si.
PEN D A HU L UA N
M
odul ini akan membahas bilangan kompleks, sistemnya dan arti
geometri dari bilangan kompleks. Untuk itu Anda dianggap telah
paham betul tentang sistem bilangan real serta sifat-sifat yang terkandung di
dalamnya.
Apabila kita ingin mencari x yang memenuhi persamaan
x2  1  0 ;
x2  4 x  5  0
maka tidak ada bilangan real x yang memenuhi masing-masing persamaan
tersebut. Untuk dapat menyelesaikan atau memperoleh jawaban perlu
diperkenalkan bilangan kompleks.
Dalam bentuk formal, bilangan kompleks didefinisikan sebagai
pasangan terurut dua bilangan real. Namun demikian ada beberapa
penulisan lain yang mempunyai maksud atau arti yang sama dengan
pendefinisian tersebut.
Arti geometri dari bilangan kompleks dalam beberapa hal dapat
dipahami sebagai vektor di bidang. Meskipun demikian hal tersebut hanya
untuk memudahkan Anda memahami bilangan kompleks pada tahap awal
saja.
Setelah mempelajari modul ini secara umum Anda diharapkan dapat:
1. memahami operasi aljabar pada sistem bilangan kompleks,
2. memahami sifat dan arti geometri dari bilangan kompleks.
1.
Dan secara lebih khusus lagi Anda diharapkan dapat:
menjumlahkan, mengalikan, mengurangkan dan mencari invers suatu
bilangan kompleks,
1.2
2.
3.
4.
5.
Fungsi Kompleks 
menyajikan bilangan kompleks dalam sistem koordinat Cartesius, polar
dan bentuk eksponen,
menyatakan persamaan dan pertaksamaan dari daerah lingkaran atau
daerah lainnya dalam bentuk bilangan kompleks,
menyelesaikan pertaksamaan dalam nilai mutlak (modulus) bilangan
kompleks,
mencari akar dan memangkatkan suatu bilangan kompleks.
1.3
 MATA4322/MODUL 1
Kegiatan Belajar 1
Aljabar Bilangan Kompleks
Definisi 1:
Bilangan kompleks adalah pasangan terurut dari dua bilangan
real x dan y, yang dinyatakan oleh (x,y).
Pernyataan di atas merupakan definisi formal dari bilangan kompleks.
Selanjutnya, perhatikan beberapa lambang dan ketentuan berikut. Bilangan
kompleks dilambangkan oleh huruf z = (x,y). Bilangan real x disebut bagian
real dari z, ditulis Re ( z ) . Bilangan real y disebut bagian imaginer dari z,
ditulis Im (z). Beberapa pasangan terurut diidentifikasikan secara khusus,
yaitu
(x,0) = x, merupakan bilangan real x
(0,1) = i, dinamakan satuan imaginer
Kesamaan dua bilangan kompleks didefinisikan sebagai berikut.
Definisi 2:
z1  ( x1 , y1 ) dan z2  ( x2 , y2 )
dikatakan sama, ditulis z1  z2 , jika x1  x2 dan y1  y2 .
Khususnya z  ( x, y)  (0,0) jika dan hanya jika, x  0 dan
y 0 .
Dua bilangan kompleks
Operasi penjumlahan dan perkalian dua bilangan kompleks didefinisikan
sebagai berikut.
1.4
Fungsi Kompleks 
Definisi 3:
Jika z1  ( x1 , y1 ) dan z2  ( x2 , y2 ) adalah bilangan kompleks,
maka jumlah dan hasil kali z1 dan z2 , masing-masing
adalah bilangan kompleks z1  z2 dan z1 z2 yang diberikan
oleh aturan berikut,
z1  z2  ( x1 , y1 )  ( x2 , y2 )  ( x1  x2 , y1  y2 )
z1 z2  ( x1 , y1 )( x2 , y2 )  ( x1x2  y1 y2 , x1 y2  x2 y1 )
Himpunan semua bilangan kompleks C, bersama operasi penjumlahan
dan perkalian membentuk suatu lapangan (field).
Teorema 1:
Himpunan bilangan kompleks C memenuhi sifat-sifat lapangan, yaitu:
1. z1  z2 C dan z1 z2 C, z1 , z2 C
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
z1  z2  z2  z1 dan z1 z2  z2 z1 , z1 , z2 C
( z1  z2 )  z3  z1  ( z2  z3 )
dan ( z1 z2 ) z3  z1 ( z2 z3 ), z1 , z2 , z3 C
z1 ( z2  z3 )  z1 z2  z1 z3 , z1 , z2 , z3  C
Ada 0  (0,0)C , sehingga z  0  0  z  z; z  C
Ada 1  (1,0)  0, 1C , sehingga z.11.z  z ; z C
Untuk setiap z  ( x, y)C ada  z  ( x,  y)C
sehingga z  ( z)  ( z)  z  0
 x
y
Untuk setiap z  ( x, y)C , z  0 ada z 1   2
, 2
2
x

y
x
 y2

sehingga zz 1  z 1 z 1 .

  C

Bukti dari Teorema 1 dapat Anda lakukan dengan berpegang pada Definisi 2
dan 3.
Pada bagian berikut Anda akan diperkenalkan pada suatu penulisan lain dari
bilangan kompleks z  ( x, y) . Dengan identifikasi x  ( x,0) dan i  (0,1) ,
gunakan Definisi 3, maka diperoleh:
1.5
 MATA4322/MODUL 1
(0, y)  (0,1).( y,0)  iy , disebut bilangan imajiner sejati,
z  ( x, y )  ( x, 0)  (0, y)
 x  iy
 x  yi
Demikian pula i 2  i.i  (0,1).(0,1)  (1,0)   1
Karena itu setiap bilangan kompleks z  ( x, y) dapat ditulis dalam bentuk
z  x  yi
dengan,
x dan y bilangan real, i 2   1
x disebut bagian real dari z, ditulis x  Re( z )
y disebut bagian imajiner dari z, ditulis y  Im( z ) .
Dengan menggunakan penulisan
z  x  yi , Anda akan lebih mudah
melakukan operasi pada bilangan kompleks, karena operasinya dapat
dilakukan seperti operasi pada bilangan real dengan memandang i 2   1 .
Hal tersebut akan terlihat pada definisi beserta contoh-contohnya sebagai
berikut.
Definisi 4:
Jika z1  x1  y1i dan z2  x2  y2i adalah bilangan kompleks, maka:
z1  z2  ( x1  y1i)  ( x2  y2i )  ( x1  x2 )  ( y1  y2 ) i
z1.z2  ( x1  y1i) ( x2  y2i)  ( x1 x2  y1 y2 )  ( x1 y2  x2 y1 ) i
Pada definisi penjumlahan terlihat jelas seperti operasi pada bilangan real dan
demikian pula untuk perkalian.
z1 z2   x1  y1i  x2  y2i   x1x2  x1 y2i  x2 y1i  y1 y2i 2 ,
dengan mengganti i 2 oleh 1 didapat:
z1 z2   x1 x2  y1 y2    x1 y2  x2 y1  i
1.6
Fungsi Kompleks 
Contoh 1:
Jika z  ( x, y) dan 1 (1,0) , maka
z.1 ( x, y)(1,0)  ( x  yi)(1 0i)  x  yi  z
(Bukti Teorema 1 Nomor 6).
 x
y 
Jika z  ( x, y ) dan z 1   2
, maka
 x  y 2 , x 2  y 2 


 x

y
zz 1  ( x  yi )  2
 2
i
2
2 
x y 
x y

x2  y 2
x y
2
2
 yx  xy 
  2
2 
 i  1  0.i  1
x y 
(Bukti Teorema 1 nomor 8).
Contoh 2:
Jika z  ( x, y) dan a  (a,0) maka,
az  (a,0)( x, y)  (a  0i)( x  yi)  ax  ayi
Khususnya jika a   1 (1,0) , maka
1.z   x  yi   ( x  yi)   z .
Contoh 3:
Jika z1  x1  y1i dan z2  x2  y2i , maka
z1  z2  ( x1  y1i )  ( x2  y2i )  ( x1  y1i )  ( x2  y2i )
 ( x1  x2 )  ( y1  y2 ) i
Selanjutnya jika z2  0 , maka
z1
x yi
x yi x y i
 1 1  1 1 . 2 2
z2
x2  y2i x2  y2i x2  y2i

x1 x2  x1 y2i  x2 y1i  y1 y2 i 2
x22  y22i 2
1.7
 MATA4322/MODUL 1

x1 x2  y1 y2
x2  y2
2
2

x2 y1  x1 y2
x22  y22
i
Khususnya jika z   x, y   0 dan 1  1,0  , maka
 1  x  yi 
1
1




z x  yi  x  yi  x  yi 

x
x y
2
2

y
x  y2
2
i  z 1 .
Cara-cara pengerjaan pada Contoh 3 ini dapat menolong Anda apabila tidak
z
1
dapat mengingat langsung z1  z2 , 1 dan .
z2
z
Dengan menggunakan kedua hal terakhir di atas dapat diperlihatkan
 1
 1  1 
z1
1
 z1   , z2  0 dan
    , z1  0 , z2  0
z2
z1 z2  z1  z2 
 z2 
Contoh 4:
Diberikan
z1  2  3i dan z2   5  i . Tentukan atau tuliskan bilangan
kompleks z1  z2 , z1  z2 , z1 z2 dan
z1
z2
dalam bentuk a  bi ;
real.
Jawab:
z1  z2  (2  3i)  (5  i)  (2  5)  (3 1)i   3  2i
z1  z2  (2  3i)  (5  i)  (2  5)  (3 1)i  7  4i
z1 z2  (2  3i) (5  i)   10  2i 15i  3i 2   7 17i
z1 2  3i  2  3i   5  i  10  2i  15i  3i 2


 .

z2 5  i  5  i   5  i 
25  i 2

13 13i
1 1
  i .
26
2 2
a dan b
1.8
Fungsi Kompleks 
Definisi 5:
Jika z = (x,y) = x + yi, maka bilangan kompleks sekawan dari z;
ditulis z dan
didefinisikan sebagai z  ( x,  y)  x  yi
Sebagai contoh untuk Definisi 5 di atas adalah:
z1  3  4i , kompleks sekawannya adalah z1  3  4i
z2   2  5i , kompleks sekawannya adalah z2  2  5 i
Operasi aljabar bilangan kompleks sekawan di dalam himpunan bilangan
kompleks memenuhi sifat-sifat berikut:
Teorema 2:
A. Jika z bilangan kompleks, maka
1. z  z
2. z  z  2Re( z )
3. z  z  2i Im( z )
4. z z   Re( z )    Im( z ) 
2
2
B. Jika z1 , z2 bilangan kompleks, maka
1. z1  z2  z1  z2
2. z1  z2  z1  z2
3. z1 z2  z1 . z2
z
4.  1
 z2
 z1
, z2  0

 z2
Contoh 5:
Bukti Teorema 2,
A. Misalkan z  x  yi , maka z  x  yi
z  x  yi  x  yi  z
1.9
 MATA4322/MODUL 1
z  z  ( x  yi)  ( x  yi)  2 x  2Re( z)
z  z  ( x  yi)  ( x  yi)  2 yi  2i Im( z)
z z  ( x  yi) ( x  yi)  x2  y 2 
 Re( z) 2   Im( z) 2
B. Misalkan z1  x1  y1i , z2  x2  y2i
z1  z2   x1  y1i    x2  y2i 
  x1  x2    y1  y2  i
  x1  x2    y1  y2  i
  x1  y1i    x2  y2i 
 z1  z2
 z1   x1  y1i   x1 x2  y1 y2
x y x y i
 2 12 1 22 
 
   2
2
x2  y2 
 z2   x2  y2i   x2  y2
x x y y
x y x y
 1 22 1 2 2  2 21 1 2 2 i; z2  0
x2  y2
x2  y2
z1
x yi
x  y i  x  y i  x  y i 
 1 1  1 1   1 1  2 2 
z2 x2  y2i x2  y2i  x2  y2i  x2  y2i 
x x y y
x y x y
 1 22 1 2 2  2 21 1 2 2 i
x2  y2
x2  y2
z  z
Dari dua hal di atas diperoleh  1   1 .
 z2  z2
Bagian lain dari Teorema 2 yang belum dibuktikan, Anda coba sendiri
sebagai latihan.
Contoh 6:
Jika z   1 i , buktikan z 2  2 z  2  0 .
Bukti
z 2  2 z  2  (1 i)2  2(1 i)  2
1.10
Fungsi Kompleks 
 1  2i  i 2  2  2i  2
 1  2i 1  2  2i  2  0
Contoh 7:
Buktikan z1 z2  z1 z2  2Re  z1 z2   2Re  z1 z2  .
Bukti
Misalkan z1  x1  y1i ; z2  x2  y2i , maka diperoleh
z1  x1  y1i ; z2  x2  y2i .
z1 z2  z1 z2   x1  y1i  x2  y2i    x1  y1i  x2  y2i 
 x1 x2  y1 y2  x1 y2i  x2 y1i  x1x2  y1 y2  x1 y2i  x2 y1i
 2  x1 x2  y1 y2   2Re  z1 z2   2Re  z1 z2  .
LAT IH A N
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Ubahlah bilangan kompleks berikut menjadi bentuk x  yi .
6i
6  5i
a. (5  2i)  (2  3i)
d.
b. (2  i)  (6  3i)
e. i 2 , i3 , i 4 , i5 , ... , i10
c. (2  3i) (2  3i)
f.
g.
1 i
1 i
2) Cari bilangan kompleks z  x  yi yang memenuhi
a. z 1  z
b. z   z
i 1 i

1 i
i
1.11
 MATA4322/MODUL 1
Petunjuk Jawaban Latihan
1) a.
b.
7+i
4 + 2i
e.
f.
c.
5  12i
g.
d.

2) a.
1,  i, 1, i, …,1
i
3 1
  i
2 2
30 36
 i
61 61
z=1
b. z = yi
R A NG KU M AN
Lambang bilangan kompleks :
z  (x, y)  x  yi; x, y real; i 2  1 .
( x,0)  x ; (0, y)  yi ; (0,1) i .
Operasi:
z1  z2  ( x1  y1i )  ( x2  y2i )  ( x1  x2 )  ( y1  y2 ) i
z1  z2  ( x1  y1i )  ( x2  y2i )  ( x1  x2 )  ( y1  y2 ) i
z1 z2   x1  y1i   x2  y2i    x1 x2  y1 y2  
 x1 y2  x2 y1  i
z1
x yi
x x y y
x y x y
 1 1  1 22 1 2 2  2 21 1 2 2 i
z2
x2  y2i
x2  y2
x2  y2
Himpunan bilangan kompleks C bersama operasi penjumlahan dan
perkalian membentuk suatu lapangan (Coba ingat kembali sifat-sifat
lapangan).
Invers bilangan kompleks z  x  yi terhadap
a. operasi penjumlahan adalah  z   x  yi
b. operasi perkalian adalah
z 1 
1
x
y
 2
 2
i
2
z
x y
x  y2
1.12
Fungsi Kompleks 
 1 
z1
 z1   ,
z2  0
z2
 z2 
1 1 
1
     ; z1  0 ,
z1 z2
 z1   z2 
z2  0
Kompleks sekawan:
Bilangan kompleks sekawan dari z  x  yi adalah z  x  yi
Sifat:
1. z  z
2.
3.
1
z  z  2 Re( z ) atau Re( z )  ( z  z )
2
1
z  z = 2i Im( z ) atau Im( z ) = ( z  z )
2i
4.
z z   Re( z )    Im( z ) 
5.
z1  z2  z1  z2
6.
z1  z2  z1  z2
7.
z1 z2  z1 z2
8.
 z1  z1
, z2  0
  
 z2  z2
2
2
TES F OR M AT IF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Jika z1  3  2i dan z2  2  i , maka z1 z2 sama dengan ....
A. 8  2i
B. 4  i
C. 8  i
D. 4  2i
1.13
 MATA4322/MODUL 1
2) Jika z1  2  3i dan z2  4  i , maka
z1
sama dengan ....
z2
11 10
 i
17 17
5 10
B.
 i
17 17
A.
11 3
 i
17 17
5 3
D.
 i
17 17
C.
z
3) Jika z  x  yi , maka Re   sama dengan ....
z
A.
B.
C.
D.
x2  y 2
x2  y 2
x2  y 2
x2  y 2
x 2  2 xy  y 2
x2  y 2
x 2  2 xy  y 2
x2  y 2
1 3i
4) Bilangan kompleks z  
sama dengan ....
i 1 i
3 5
A.  i
2 2
5 3
 i
B.
2 2
5 3
 i
C.
2 2
3 5
 i
D.
2 2
1.14
Fungsi Kompleks 
5) Jika
A.
B.
C.
D.
z  2  i , maka z 2 sama dengan ....
3  2i
3  2i
3  4i
3  4i
6) Jika z 1 i , maka z 3 sama dengan ....
A. 2  2i
B. 2  2i
C. 1i
D. 4  4i
7) Pernyataan berikut yang benar adalah ....
A. i z   iz
B.
C.
D.
Re(iz)   Im( z)
Im(iz)   Re( z)
z  z
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Tingkat penguasaan =
Jumlah Jawaban yang Benar
 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.15
 MATA4322/MODUL 1
Kegiatan Belajar 2
Arti Geometri dari Bilangan
Kompleks
M
enurut definisi formal, bilangan kompleks merupakan pasangan terurut
dua bilangan real. Suatu bilangan kompleks z  ( x, y)  x  yi , secara
geometri dinyatakan sebagai titik ( x, y) pada bidang Cartesian. Dengan
demikian semua bilangan kompleks dapat terwakili oleh semua titik pada
bidang Cartesian.
Dalam keadaan ini ada penamaan baru untuk sumbu x sebagai sumbu
real dengan sistem satuan 1 dan sumbu y dinamakan sumbu imajiner dengan
sistem satuan i. Titik asal O menyatakan bilangan kompleks z  0 dan titik
yang koordinatnya
 x1 , y1 
menyatakan bilangan kompleks
z   x1 , y1 
 x1  y1 i . Bidang Cartesian dinamakan bidang kompleks atau bidang z.
Penyajian bilangan kompleks dalam bidang ini disebut diagram Argand.
Gambar 1.1.
Bidang Kompleks
1.16
Fungsi Kompleks 
Anda telah mengetahui bahwa setiap vektor di bidang Cartesian dapat
dinyatakan sebagai vektor yang berpangkal di titik O = (0,0) dan ujungnya
di suatu titik (x,y). Kemudian pasangan terurut (x,y) tersebut menyatakan
vektor yang dimaksud. Dalam pengertian yang terbatas bilangan kompleks
z  ( x, y)  x  yi dapat dipandang sebagai vektor ( x, y) dan operasi
penjumlahan dan pengurangan dua bilangan kompleks secara geometri
serupa dengan operasi tersebut pada vektor.
Gambar berikut memperlihatkan arti geometri dari bilangan kompleks
z1 , z2 , z1  z2 , z1  z2 .
Gambar 1.2
Contoh 8:
Diketahui bilangan kompleks z1 1 3i , z2  3  2i .
Gambarkan bilangan kompleks z1 , z2 dan z1  z2 , z1  z2
seperti penjumlahan dan pengurangan vektor.
Jawab:
Diletakkan pada satu bidang kompleks.
dengan cara
1.17
 MATA4322/MODUL 1
Apabila dihitung, hasil gambar
tersebut harus cocok dengan
z1  z2  (1  3i)  (3  2i)  4  i
z1  z2  (1  3i)  (3  2i)   2  5i
Gambar 1.3
Contoh 9:
Gambarkan kompleks sekawan dari z1  3  2i dan z2   2  3i
z1  3  2i
z2  2  3i
Gambar 1.4
Setelah ditentukan
z1 dan z2 , ternyata secara geometri, kompleks
sekawan dari z merupakan pencerminan z terhadap sumbu real. Arti
geometri dari perkalian kompleks dijelaskan pada Kegiatan Belajar 3.
1.18
Fungsi Kompleks 
Modulus (Nilai Mutlak) dari Bilangan Kompleks
Definisi 6:
Jika z  x  yi bilangan kompleks, maka modulus dari z, ditulis z
dan didefinisikan sebagai z  x  yi 
x2  y 2
Definisi ini menunjukkan bahwa z merupakan bilangan real positif atau
nol. Arti geometri z , menyatakan panjang vektor ( x, y) yaitu jarak dari titik
asal O = (0,0) terhadap titik z  ( x, y) .
Akibat dari definisi tersebut, jika z1   x1 , y1  dan z2   x2 , y2  , maka
z1  z2 
 x1  x2 2   y1  y2 2 ,
menyatakan jarak antara titik z1 dan titik z2 pada bidang z.
Gambar 1.5
Selanjutnya apabila z1  x1  y1i dan r bilangan real positif, maka z  z1  r
menyatakan lingkaran berpusat di titik z1   x1 , y1  berjari-jari r, sedangkan
z  z1  r
menyatakan daerah di dalam lingkaran yang berpusat di
z1   x1 , y1  berjari-jari r.
Penting sekali diingat bahwa tidak ada urutan antara dua bilangan kompleks
z1 dan z2 . Tetapi untuk modulusnya dikenal urutan karena modulus suatu
bilangan kompleks merupakan bilangan real.
1.19
 MATA4322/MODUL 1
Contoh 10:
Gambarkan z 1 2i  3 dan z  i  2 pada bidang z.
Jawab:
z 1 2i  3 dapat ditulis z  (1 2i)  3 merupakan lingkaran berpusat
di z1 1 2i  (1,  2) berjari-jari 3 (Lihat Gambar 1.6.a).
z  i  2 atau z  (i)  2
menyatakan daerah lingkaran yang berpusat di
z1   i  (0, 1) berjari-jari 2 (lihat Gambar 1.6.b).
Gambar 1.6
Apabila Definisi 6 digunakan langsung, persamaan dan pertaksamaan di
atas dapat diturunkan sebagai berikut:
Misalkan z  x  yi . Dari z 1 2i  3 diperoleh
x  yi 1 2i  3 atau
( x  1)  ( y  2)i  3
atau,
( x  1)2  ( y  2)2  3
atau
( x 1)2  ( y  2)2  9
merupakan persamaan lingkaran yang berpusat di titik (1,2) berjari-jari 3.
Dengan cara yang sama z  i  2 , berarti
x  yi  i  2 atau
x  ( y 1)i  2
1.20
Fungsi Kompleks 
atau,
x 2  ( y 1)2  2 atau x2  ( y 1)2  4 ,
menyatakan daerah di dalam lingkaran yang berpusat di titik (0,1) berjarijari 2.
Berikut ini kita perhatikan satu teorema yang menjelaskan sifat-sifat dari
modulus atau nilai mutlak dari bilangan kompleks.
Teorema 3:
A. Jika z bilangan kompleks, maka
1.
z   Re( z )    Im( z ) 
2.
z  z
3.
z  zz
4.
z  Re( z)  Re( z)
5.
z  Im( z)  Im( z)
B.
2
2
2
2
Jika z1 , z2 bilangan kompleks, maka
1.
z1 z2  z1 z2
2.
z
z1
 1 , z2  0
z2 z2
3.
z1  z2  z1  z2
4.
z1  z2  z1  z2
5.
z1  z2  z1  z2
Bukti:
A. Misalkan z  x  yi , maka:
1.
2
z 


x 2  y 2  x 2  y 2   Re( z )    Im( z ) 
2
2
1.21
 MATA4322/MODUL 1
2.
z  x  yi , sehingga z  x 2  ( y)2  x 2  y 2  z
3.
z  x2  y 2  ( x  yi)( x  yi)  z z
4.
z  x 2  y 2  x 2  x  Re( z )  Re( z )
5.
z  x2  y 2  y 2  y  Im( z )  Im( z )
2
B. Misalkan z1 , z2 bilangan kompleks, maka
1.
z1 z2
2


  z1 z2  z1 z2  z1 z2 z1 z2   z1 z1  z1 z2   z1
2
z2
2
Jadi, z1 z2  z1 z2
2.
z1
1
 z1.
z2
z2
3.
z1  z2
2
Lanjutkan seperti bukti B.1


  z1  z2  z1  z2   z1  z2  z1  z2 
 z1 z1  z2 z2  z1 z2  z2 z1
 z1  z2   z1 z2  z2 z1 
2
2
Tetapi
z1 z2  z2 z1  z1 z2  z1 z2  2Re  z1 z2   2 z1 z2  2 z1 z2  2 z1 z2
Akibatnya
z1  z2  z1  z2  2 z1 z2   z1  z2
2
2
2
Jadi
z1  z2  z1  z2
4.
Tulis z1   z1  z2   z2 , dengan menggunakan B.3,
z1   z1  z2   z2  z1  z2  z2 .
Dari kedua ruas paling luar didapat
z1  z2  z1  z2 .

2
.
1.22
Fungsi Kompleks 
5. Tulis z2   z2  z1   z1 dengan cara seperti di B.4, didapat
 z1  z2  z1  z2 .
Gabungkan dengan hasil di B.4, maka diperoleh
 z1  z2  z1  z2 
z1  z2
z1  z2 . Ini berarti
 z1  z2 .
Rumus B.3 dapat diperluas menjadi
z1  z2  ...  zn  z1  z2  ...  zn .
Rumus B.3, B.4 dan B.5 dikenal dengan nama ketaksamaan segitiga.
Coba Anda gambarkan dua segitiga masing-masing dengan sisi :
a. z1 , z2 , z1  z2
dan b. z1 , z2 , z1  z2 .
Bentuk Polar (Kutub) dan Eksponen
Dalam koordinat polar bilangan kompleks z  ( x, y) dinyatakan dalam r dan
 yaitu z  (r , ) . Dari Gambar 1.7 di bawah ini didapat hubungan sebagai
berikut:
x  r cos  ; y  r sin 
r  x2  y 2  z
 sudut antara sumbu
x positif dengan Oz .
Gambar 1.7
1.23
 MATA4322/MODUL 1
y
dan jika z  0 maka r  0
x
dan  dapat
dipilih
sembarang.
Dengan
demikian
bilangan
kompleks z  ( x, y)  x  yi dapat dinyatakan dalam bentuk polar, yaitu
Untuk z  0 , sudut  dihitung dari tan  
z  r (cos  i sin ) .
Definisi 7:
Pada bilangan kompleks z  r (cos  i sin ) , sudut  disebut
argument dari z, ditulis  arg z . Sudut  dengan 0  2
atau   disebut argument utama dari z, ditulis  A rg z .
Pembahasan untuk  tersebut dipilih salah satu saja.
Definisi 8:
Dua
bilangan
kompleks
z2  r2  cosθ2  i sin θ2 
z1  r1  cos 1  i sin 1 
dikatakan sama, yaitu
z1  z2 ,
dan
jika
r1  r2 dan 1 2
Dengan menggunakan rumus Euler,
ei  cos   i sin 
bentuk polar bilangan kompleks z dapat diubah menjadi
z  r (cos   i sin )  rei .
Penulisan z  rei merupakan bentuk eksponen dari bilangan kompleks z.
Selanjutnya kompleks sekawan dari z adalah:
z  r (cos   i sin )
 r (cos()  i sin())
 rei
1.24
Fungsi Kompleks 
Catatan: Rumus Euler dapat Anda buktikan dengan menggunakan deret
Maclaurin untuk cos ,sin  dan ei .
Contoh 11:
Nyatakan bilangan kompleks z  3  i dalam bentuk polar dan bentuk
eksponen
Jawab:
Dari masalah di atas kita mempunyai
tan  
1
3
z  3 i ,
r  3 1  2 dan
. Karena z di kuadran pertama, maka dipilih  

, sehingga
6



didapat bentuk polar z  2  cos  i sin  dan bentuk eksponen z  2ei 6 .
6
6

Contoh 12:
Nyatakan bilangan kompleks
eksponen:
a) 2 3  2i
z berikut dalam bentuk polar dan bentuk
b) 2  6 i
c) 3  3i
d) 5i
Jawab:
a)
kuadran
pertama,
maka


 4e i / 6 .
z  4 cos 6  i sin 6
b)
1
3 . Karena z di
2 3 3

diambil
Diperoleh
 .
6
z  2 3  2i , r  12  4  4 dan tan  
z  2  6 i , r  2  6  2 2 dan tan  
kuadran empat, diambil  

z  2 2 cos 53  i sin 53
atau

2

 6
2
  3 . Karena z di
5

atau    , sehingga diperoleh
3
3
 2 2 e5i / 3
1.25
 MATA4322/MODUL 1
  
 
z  2 2 cos  3  i sin  3


 2 2 cos 3  i sin 3  2 2 e i / 3
c)
z   3  3i , r  9  9  3 2 dan tan  
dua, maka dipilih z 
3
4
3
  1 . Karena z di kuadran
3
, sehingga diperoleh

z  3 2 cos 34  i sin 34

 3 2 e3i / 4
d) Coba sendiri.
Sebaliknya, dari contoh di atas mudah dilakukan, misalnya
z  3 2 cos 34  i sin 34 merupakan bentuk polar. Jika dihitung


langsung, maka kita peroleh
 1

1

z  3 2
2   i
2    3  3i
 2

2

LAT IH A N
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Hitung jarak antara z1  2  i dan z2  3  i .
2) Dalam bidang kompleks z, gambarkan dan sebutkan nama lengkungan
yang memenuhi persamaan berikut.
a) z  5  6
b) Re( z  2) 1
c) z  i  z  i
3) Dalam bidang kompleks z, gambarkan dan arsirlah daerah yang
memenuhi
a) Im( z )  0 b) 2  Re( z)  0
c) 1 z  3
d) z  i  2
4) Tentukan bentuk polar dan bentuk eksponen bilangan kompleks.
a) 2  2i
b) 1
c) 3 i
d) 3 3  3i
1.26
Fungsi Kompleks 
Petunjuk Jawaban Latihan
1)
5
2) a.
z  x  yi  z  5  ( x  5)  yi
z 5 6 
 x  5 2  y 2
6
Jadi  x  5  y 2  36 , lingkaran berpusat di (5,0), jari-jari 6.
2
b.
c.
Garis lurus x   1
z i  z i
x 2   y  1
2

x 2   y  1
2
x2  y 2  2 y  1  x2  y 2  2 y  1
4 y  0  y  0, garis lurus (sumbu x)
1.27
 MATA4322/MODUL 1
3) a. y  0
c. 1 x2  y 2  9
b. 2  x  0
d. x2  ( y 1)2  4
y





7
7 

4) a. 2 2  cos   i sin    2 2 e7 i / 4
4
4 

b. cos  i sin   ei



3  cos  i sin   3 ei / 2
2
2

7
7 

d. 6  cos   i sin    6 e7 i / 6
4
6 

c.
1
0
-1
-2
-3
x
1.28
Fungsi Kompleks 
R A NG KU M AN
Jika z  x  yi maka modulus dari z adalah z  x 2  y 2 merupakan
bilangan real yang lebih besar atau sama dengan nol dan arti
geometrinya adalah jarak dari z ke titik pangkal O pada bidang
kompleks z.
Bilangan kompleks z  x  yi , dalam bentuk polar dan eksponen
dinyatakan oleh
z  r (cos  i sin )  rei
dengan r  z dan  sudut antara sumbu x positif dengan garis Oz .
tan  
y
.
x
 disebut argument dari z, ditulis   arg z .
Argument utama dari z ditulis  = Arg z dengan 0    2 atau
     .
Sifat-sifat modulus bilangan kompleks z.
A. 1.
z   Re( z )    Im( z) 
2
2
2.
zz
3.
z  zz
4.
z  Re( z )  Re( z)
5.
z  Im( z )  Im( z )
B. 1.
2
z1 z2  z1 z2
2.
z
z1
 1 ,
z2
z2
3.
z1  z2  z1  z2
4.
z1  z2  z1  z2
5.
z1  z2  z1  z2
z2  0
2
 MATA4322/MODUL 1
1.29
TES F OR M AT IF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Jika z1  4  3i dan z2  2 11i, maka z1  z2 sama dengan ....
A. 5  5 5
B. 10
C. 14
D. 14
2) Bentuk polar dari bilangan kompleks z   6  2 i adalah ....
5
5 

2 2  cos   i sin  
3
3 


 1 
 1 
B. 2 2  cos      i sin     
 6 
 6 

A.
5
5 

C. 2 2  cos   i sin  
6
6 


 1 
 1 
D. 2 2  cos      i sin     
 3 
 3 

3) Himpunan bilangan kompleks pada daerah yang diarsir berikut
memenuhi hubungan ....
A. 2  Im( z)  0
B.
1 Re( z  1) 1
C.
0  Im( z 1)  2
D.
0 z  2
4) Himpunan bilangan kompleks yang terletak pada daerah yang diarsir
berikut memenuhi pertaksamaan ....
A. z  2i 1
B.
z  2i 1
C.
z2  1
D.
z  2 1
1.30
Fungsi Kompleks 
5) Daerah bilangan kompleks yang memenuhi z  2  z adalah daerah
yang diarsir, yaitu ....
6) Bentuk eksponen dari bilangan kompleks z   2 3  2i adalah ....
5
i
A.
4e 6
B.
5
 i
4e 6
C.
4e
D.
4e 6
7
 i
6
7
i
1.31
 MATA4322/MODUL 1
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Tingkat penguasaan =
Jumlah Jawaban yang Benar
 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.32
Fungsi Kompleks 
Kegiatan Belajar 3
Perkalian dan Perpangkatan
P
ada Kegiatan Belajar 1 telah didefinisikan tentang perkalian dua
bilangan kompleks. Apabila hal tersebut dilakukan dalam bentuk polar,
perkalian antara z1  r1  cos 1  i sin 1  dan z2  r2  cos 2  i sin 2 
adalah
z1 z2  r1r2 cos 1 cos 2  sin 1 sin 2  i  sin 1 cos 2  cos 1 sin 2  
 r1r2 cos  1  2   i sin  1  2  
Bentuk terakhir ini merupakan rumus perkalian dua bilangan kompleks
di dalam bentuk polar. Segera terlihat bahwa
arg  z1 z2   1  2  arg z1  arg z2
Perkalian dua bilangan kompleks z1 dan z2 dapat pula ditentukan secara
geometris pada bidang kompleks, dengan alasan sebagai berikut.
Pada Kegiatan Belajar 2 telah didapat z1 z2  z1 z2 , dan selanjutnya dapat
dituliskan sebagai
z1 z2
z2

z2
1
, z2  0 .
Secara geometris, hal ini menyatakan adanya kesebangunan dua segitiga
seperti terlihat pada Gambar 1.8.
Gambar 1.8
1.33
 MATA4322/MODUL 1
Rumus De Moivre
Apabila z1  r1  cos 1  i sin 1 
z2  r2  cos 2  i sin 2 

zn  rn  cos n  i sin n  ; n bilangan asli,
maka dari rumus perkalian dua bilangan kompleks dapat dilanjutkan secara
induktif dan didapat
z1 z2  zn  r1r2 rn cos  1  2  n   i sin  1  2  n 
Akibatnya,
jika z  r (cos  i sin ) , maka z n  r n (cos n i sin n)
Khususnya, jika r =1 didapat Rumus De Moivre:
(cos   i sin )n  cos n  i sin n, n bilangan asli
Pembagian
bilangan
kompleks
z1  r1  cos 1  i sin 1 
oleh
z2  r2 (cos 2  i sin 2 )  0 , adalah,
r  cos 1  i sin 1 
r  cos 1  i sin 1   cos 2  i sin 2 
z1
 1
 1
.
z2 r2  cos 2  i sin 2  r2  cos 2  i sin 2   cos 2  i sin 2 
z1
r  cos 1 cos 2  sin 1 sin 2  i  sin 1 cos 2  cos 1 sin 2  
 1

z2 r2 
cos2 2  sin 2 2


r1
cos  1  2   i sin  1  2 
r2 
z 
Dari rumus pembagian ini diperoleh arg  1   1  2  arg z1  arg z2
 z2 
Akibat lainnya, jika z  r (cos  i sin ) , maka
1.34
Fungsi Kompleks 
1 1
  cos ()  i sin () 
z r
1
  cos   i sin 
r
Apabila z n menyatakan
1
zn
,
n bilangan asli, dapat ditunjukkan pula
bahwa
z n 
n
1
1
    n cos (n)  i sin (n) 
zn  z 
r
1
Jadi, rumus De Moivre berlaku untuk n bilangan bulat.
Contoh 13:
Hitung (1  i)7 .
Jawab:
Misalkan z   1 i , maka :
r z 
 12 12
 2 dan tan  
1
 1 .
1
3
Karena z di kuadran dua, dipilih    sehingga diperoleh
4
3
3 

1  i  2  cos   i sin  
4
4 

dan
7
21
21 
(1  i)7  2  cos   i sin  
4
4 

7
5
5 
 2  cos   i sin  
4
4 

7 1
1

 2 
2 i 2
2
2


  8  8i .
 
 
 
Contoh 14:
Hitung

3 i

6
1.35
 MATA4322/MODUL 1
Jawab:
Misalkan z  3  i , maka r  z  3 1  2 dan tan  
1
3
. Karena z

sehingga diperoleh
6
  
  
3  i  2 cos     i sin    
6

 6 
 
di kuadran empat, dipilih   
dan untuk

3 i

6
 26 cos   i sin   
1
.
64
Akar dari Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks z adalah akar ke-n dari bilangan kompleks w apabila
1
z n  w dan ditulis z  w n . Jika z (cos  i sin ) akar ke-n dari bilangan
kompleks w  r (cos  i sin ) yang diketahui, maka
z n  w atau
n (cos n i sin n)  r (cos  i sin )
Dari persamaan terakhir diperoleh n  r dan n 2k  ,
k bilangan
bulat
1
  2k 
.
n
akar ke-n dari
Akibatnya diperoleh   r n dan  
Dengan demikian didapat
w  r (cos  i sin ) adalah
bilangan
kompleks
1
    2k  
   2k   
z  r n cos 
  i sin 
  ; k bilangan bulat dan n
n


 n 

bilangan asli.
Dalam hal ini ada n buah akar berbeda yang memenuhi
memudahkan
z n  w . Untuk
dipilih
bilangan
  2k 
k  0,1, 2,... , (n  1) ; 0 
 2 , sehingga didapat
n
sebagai akar ke-n dari w.
bulat
z1 , z2 ,..., zn
1.36
Fungsi Kompleks 
Contoh 15:
Tentukan (16)1/ 4 .
Jawab:
Misalkan
z  (16)1/ 4 ,
berarti harus dicari penyelesaian persamaan
z   16 .
Tulis z   (cos  i sin  ) dan 16 16(cos π i sin π) , sehingga
4
4 (cos 4 i sin 4)  16(cos  i sin ) .
Dari persamaan ini diperoleh
4 16 atau  2
  2k 
, k bilangan bulat .
4
    2k  
   2k   
Jadi z  2 cos 
  i sin 

4

 4 
 
4  2k  atau  
Keempat akar tersebut adalah:



Untuk k  0; z1  2  cos  i sin   2  2 i
4
4

3
3 

k 1; z2  2  cos
 i sin
   2 2i
4
4 

k  2;
k  3;
5
5 

z3  2  cos
 i sin
   2 2i
4
4 

7
7 

z4  2  cos
 i sin
  2 2i .
4
4 

LAT IH A N
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Hitung (2  2i)15 .
2) Hitung (1 3 i)10 .
1.37
 MATA4322/MODUL 1
3) Tentukan jawab persamaan z 3  2  2 3 i  0 .
4) Tentukan semua nilai z yang memenuhi
a. z  (1)1/ 3
b.
z  (81)1/ 4
Petunjuk Jawaban Latihan
1)
87 (2  2 i)
2)
211 (1 3i)
3)



z1  3 4  cos  i sin 
9
9

7

7 

z2  3 4  cos  i sin 
9
9 

13
13 

z3  3 4  cos
 i sin

9
9 

4)
1 1
1 1
 i 3 , z2   1 dan z3   i 3
2 2
2 2
3
3
3
3
3
3
2  i 2 , z2  
2  i 2 , z3  
2  i 2 dan
b. z1 
2
2
2
2
2
2
3
3
z4 
2 i 2
2
2
z1 
a.
R A NG KU M AN
Apabila
z1  r1  cos 1  i sin 1 
dan
maka :
z1 z2  r1r2 cos  1  2   i  sin 1  2 
z2  r2  cos 2  i sin 2  ,
1.38
Fungsi Kompleks 
z1 r1
 cos  1  2   i sin  1  2 
z2 r2 
arg z1 z2  arg z1  arg z2
z1
 arg z1  arg z2
z2
Rumus:
arg
n
r  cos  i sin   r  cos n i sin n  ; berlaku untuk n bilangan
bulat.
Rumus De Moivre :
(cos   i sin )n  cos n  i sin n ; n bilangan bulat.
n
Apabila z n  w , w  r  cos   i sin  ; n bilangan asli, maka akar
ke-n dari w adalah,
1
z  wn
1
    2k  
   2k   
 r n cos 
  i sin 
  ; n bilangan asli dan k bilangan
 n 
  n 
bulat.
Dalam hal ini ada n akar, yaitu z1 , z2 ,..., zn yang diperoleh dengan
cara mengambil k  0,1, 2,...,(n 1) .
TES F OR M AT IF 3
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1)
(1  i)6 = ….
A. 8  8i
B. 8i
C. 8i
D. 8  8i
 MATA4322/MODUL 1
1.39
15
2)
 1 1 
= ….
  i
 4 4 
A. 87 (1  i)
B. 815 (1 i)
C. 87 (1  i)
D. 815 (1  i)
3) Jika z 3   1 i , maka ....
A.
1
z  26
   2k  
  2k   
cos  12  3   i sin  12  3   ; k  0,1, 2



 
1
   2k  
  2k   
B. z  2 6 cos  
  i sin  
 ; k  0,1, 2
3 
3  
4
 4
1
 



C. z  2 6 cos   2k    i sin   2k    ; k  0,1, 2
4
4





1
D.
  3 2k  
 3 2k   
z  2 6 cos  
  i sin  
 ; k  0,1, 2
4
3
3  

 4
 
4) Jika z 8 1 , maka z = ....
k
k
 i sin
8
8
k
k
B. cos  i sin
2
2
C. cos 2k  i sin 2k 
A. cos
k
k
 i sin
4
4
masing-masing untuk k = 0,1,2, ..., 7
D. cos
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.
1.40
Fungsi Kompleks 
Tingkat penguasaan =
Jumlah Jawaban yang Benar
 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.41
 MATA4322/MODUL 1
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif 1
1) C
2) A
3) B
4) D
5) C
6) B
7) B
Tes Formatif 2
1) B
2) C
3) B
4) A
5) C
6) D
Tes Formatif 3
1) C
2) A
3) B
4) D
1.42
Fungsi Kompleks 
Daftar Pustaka
Churchill, Ruel V. (1960). Complex Variables and Applications. New York:
McGraw-Hill Publishing Company, Inc.
Kreyszig, Erwin. (1979). Advanced Engineering Mathematics. New York:
John Wiley and Son.
Paliouras, John D. (1975). Complex Variables for Scientists and Engineers.
New York: Macmillan Publishing Company, Inc.
Spiegel, Murray R. (1981). Complex Variables. Singapore: McGraw-Hill
International Book Company.
Download