1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan aktivitas sosial dan ekonomi dengan konstelasi masyarakat
dunia telah memasuki suatu masyarakat yang berorientasi kepada informasi.
Sistem informasi dan teknologi telah digunakan pada banyak sektor kehidupan,
mulai dari perdagangan/bisnis (electronic commerce atau e-commerce),
pendidikan (electronic aducation) kesehatan (tele-medicine), telekarya,
transportasi, industri, pariwisata, lingkungan sampai ke sektor hiburan.1
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang berorientasi kepada infomasi,
komunikasi massa menjadi berkembang dengan pesatnya. Peluang bisnis
media pun juga ikut berkembang dikarenakan semakin banyak peluang usaha
yang diciptakan.
Salah satu media massa yang mengalami perkembangan cukup pesat
saat ini yaitu radio. Radio merupakan media audio yang bisa didengarkan
kapan saja dan di mana saja berada. Masyarakat yang buta huruf serta buta
mata juga bisa menikmati siaran radio tanpa kendala. Selain itu juga dengan
adanya radio masyarakat dimanapun dapat mendengarkan berita nasional,
pembangunan nasional, hiburan, dapat berkomunikasi dengan para idola.
Seiring dengan perkembangan jaman dan arus informasi yang tidak dapat
dibendung lagi, maka pemerintah membuat peraturan agar dapat mendukung
1
Danrivanto Budhijanto, 2013, Hukum Telekomunikasi, Penyiaran Dan Teknologi Informasi
Regulasi Dan Konvergensi, PT. Refika Aditama, Bandung, hlm. 1.
1
2
perkembangan radio, yang tujuannya adalah untuk menggerakkan roda
perekonomian. Peraturan tersebut adalah Undang-Undang Nomor 32 tahun
2002 tentang Penyiaran, yang menyebutkan dalam Pasal 1 angka 7
menjelaskan bahwa: “Penyiaran radio adalah Media komunikasi massa dengar,
yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum
dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.” Radio
siaran merupakan komponen media yang mempunyai peran penting dalam
sejarah bangsa Indonesia. Dalam perkembangannya sampai saat ini radio siaran
tidak harus memenuhi dan menciptakan selera publik tetapi juga mempunyai
peran di dalam membentuk opini sosial, seperti yang tercantum dalam UndangUndang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran Pasal 4 ayat (1) yang
berbunyi: “Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi
sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat
sosial.”
Berdasarkan fungsi radio tersebut, maka sudah seharusnya banyak radio
bersaing dengan media massa lain untuk memperoleh posisi yang kuat di
dalam kehidupan masyarakat. Terlepas dari fungsi, dewasa ini radio banyak
dimanfaatkan oleh para produsen memasarkan produk iklannya melalui
penyiaran iklan. Penyiaran iklan pada radio merupakan upaya untuk
memberikan informasi mengenai barang dan/atau jasa untuk lebih dikenal oleh
masyarakat luas, sehingga pada akhirnya diharapkan penjualan barang dan/atau
jasa akan meningkat. Seiring dengan meningkatnya pemasaran barang dan/atau
jasa, maka persaingan dalam penyiaran iklan pada radio meningkat pula.
3
Kondisi seperti ini merupakan gejala yang menarik terhadap perkembangan
hukum perdata, karena memasang iklan harus ada perjanjian antara pemasang
iklan dengan pihak radio.
Praktek perjanjian penyiaran iklan di radio merupakan penyiaran iklan
yang bersifat komersial layanan barang, jasa, dan gagasan yang dapat
dimanfaatkan oleh khalayak dengan pemancar radio. Penyiaran iklan di radio
mempunyai nilai ekonomi yang besar bagi produsen maupun bagi pihak radio.
Para pihak berusaha agar perbuatan yang dilakukan dalam pelaksanaannya
tidak mengurangi atau menghilangkan nilai ekonomi tersebut. Oleh sebab itu,
sebagai tindakan pengamanan, dibuatlah suatu perjanjian yang mengatur
mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan penyiaran iklan. Perjanjian
tersebut diantaranya mengatur mengenai tarif penyiaran iklan, waktu-waktu
yang disepakati penyiaran iklan, jangka waktu penyiaran iklan, kesediaan
pihak pemasang iklan membayar biaya penyiaran iklan pada waktu yang telah
ditentukan, cara pembayaran biaya pengiklanan yang telah disepakati oleh para
pihak dan sebagainya.
Perjanjian penyiaran iklan di radio termasuk dalam perjanjian pada
umumnya, para pihak bebas untuk menentukan isinya termasuk hak dan
kewajiban para pihak. Hal tersebut sesuai dengan asas kebebasan berkontrak
berdasarkan Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata yang menerangkan bahwa
“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya.” Namun demikian, kebebasan para pihak dalam
menentukan isi perjanjian tersebut harus tidak boleh melanggar ketertiban
4
umum atau kesusilaan. Perjanjian penyiaran iklan di radio dibuat berdasarkan
kesepakatan dan mengikat kedua belah pihak. Perjanjian tersebut berlaku
sebagai undang-undang bagi para pihak sesuai dengan asas pacta sunt
servanda. Pelaksanaan perjanjian penyiaran iklan di radio harus dilaksanakan
oleh para pihak dengan itikad baik sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 ayat
(3) KUHPerdata.
Tujuan utama orang melakukan perjanjian adalah untuk mendapatkan
prestasi dari pihak lawannya.2 Namun seringkali tujuan tersebut tidak
dilaksanakan para pihak, sehingga menimbulkan kerugian bagi salah satu
pihak. Pihak yang tidak melakukan kewajibannya tersebut dikatakan telah
melakukan wanprestasi. Wanprestasi merupakan tidak terpenuhinya prestasi
karena kesalahan debitur secara disengaja maupun tidak sengaja. 3 Wanprestasi
dapat berupa tidak memenuhi prestasi sama sekali, memenuhi prestasi tetapi
tidak sebagaimana mestinya, terlambat memenuhi prestasi dan memenuhi
prestasi tetapi melakukan apa yang dilarang dalam perjanjian.
Perjanjian penyiaran iklan di radio merupakan perjanjian timbal balik,
artinya terdapat hak dan kewajiban yang harus ditaati dan dijalankan oleh
kedua belah pihak yaitu antara pemasang iklan dengan radio. Penyiaran iklan
di radio sangat menguntungkan dipandang dari segi bisnis. Namun demikian,
dalam pelaksanaan perjanjian penyiaran iklan di radio tidak selalu sempurna
2
3
Abdulkadir Muhammad, 1978, Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, hlm. 94.
Ahmadi Miru, 2007, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
hlm. 74.
5
seperti yang diharapkan.4 Seringkali para pihak tidak melaksanakan
kewajibannya masing-masing sebagaimana yang sudah diperjanjikan atau telah
melakukan
wanprestasi.
Penyebab
terjadinya
wanprestasi
dikarenakan
beberapa hal, diantarannya adalah pembayaran iklan yang tidak sesuai dengan
perjanjian, pemutaran iklan yang tidak sesuai dengan perjanjian dan
sebagainya. Keadaan tersebut dapat merugikan kedua belah pihak, yaitu pihak
radio maupun pemasang iklan.5
Kerugian-kerugian yang dimungkinkan timbul karena telah melakukan
wanprestasi tersebut sebagaimana diterangkan dalam Pasal 1246 KUHPerdata,
maka ganti kerugian tersebut terdiri dari 3 unsur yaitu :
1. Biaya, yaitu biaya-biaya pengeluaran atau ongkos-ongkos yang nyata atau
tegas telah dikeluarkan oleh pihak;
2. Rugi, yaitu kerugian karena kerusakan atau kehilangan barang dan/atau
harta kepunyaan dalah satu pihak yang diakibatkan oleh kelalaian pihak
lainnya;
3. Bunga, yaitu keuntungan yang seharusnya diperoleh atau diharapkan oleh
salah satu pihak apabila pihak yang lain tidak lalai dalam melaksanakannya.
Seiring dengan perkembangan teknologi, setelah tahun 2000 mulai
sering dijumpai terjadinya wanprestasi dalam perjanjian penyiaran iklan di
4
5
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hlm. 95.
Wawancara yang dilakukan dengan Bapak Wahyu Sudarmawan selaku Kepala Bagian Keuangan
Radio Retjo Buntung Yogyakarta, pada tanggal 26 April 2016.
6
radio. Hal tersebut disebabkan oleh banyak bermunculannya televisi swasta.6
Masyarakat lebih tertarik dan memilih media televisi sebagai media hiburan
dan informasi dibandingkan radio. Secara umum sekarang memang televisi
lebih unggul dibandingkan radio karena televisi merupakan media yang
mempunyai dampak besar dalam mempengaruhi pikiran, sikap dan tingkah
laku khalayak. Mayoritas perusahaan-perusahaan besar merubah kebijakan
untuk membagi porsi menyiarkan iklan produknya ke televisi lebih besar
dibandingkan ke radio. Hal tersebut mengakibatkan perubahan peta persaingan
iklan yang berdampak semakin ketatnya persaingan iklan di radio dengan
media massa yang lain.
Pada tahun 2010, perkembangan teknologi digital atau internet semakin
mewabah di hampir seluruh aspek kehidupan. Perusahaan-perusahaan besar
sudah tidak dominan lagi menggunakan media televisi, melainkan media
internet sebagai media untuk mengiklankan produknya. Sejalan dengan
berkembang pesatnya teknologi, dengan banyaknya bermunculan sosial media
seperti twitter, instagram, path, sampai android, mengakibatkan perubahan
yang luar biasa bagi industri periklanan.7 Hal tersebut menimbulkan dampak
penurunan secara drastis perusahaan-perusahaan besar yang mengiklankan
produknya di radio. Persaingan diantara biro-biro iklan radio dan dengan media
massa yang lain semakin ketat karena semakin sedikitnya porsi perusahaanperusahaan besar yang memasang iklan di radio. Fenomena tersebut juga
6
Wawancara yang dilakukan dengan Bapak Muh. Hamidi, selaku Kepala Bagian Iklan Radio
Retjo Buntung Yogyakarta, pada tanggal 18 Maret 2016.
7
Ibid.
7
mengakibatnya biro-biro iklan radio
banyak
yang kehilangan
mata
pencahariannya bahkan mengalami kebangkrutan. Pengeluaran yang semakin
banyak tanpa adanya pemasukan, mengakibatkan biro-biro iklan tidak dapat
melaksanakan
kewajibannya.
Terutama
pelaksanaan
kewajiban
dalam
perjanjian penyiaran iklan dengan radio, sehingga biro-biro iklan tersebut telah
melakukan wanprestasi.
Wanprestasi tersebut juga dapat terjadi pada perjanjian penyiaran iklan
di radio Retjo Buntung Yogyakarta. Penulis memilih lokasi di Radio Retjo
Buntung Yogyakarta karena merupakan radio swasta pertama dan satu-satunya
radio keluarga di Yogyakarta yang sudah hampir memasuki setengah abad
lamanya mengudara. Program yang disajikan khas untuk memenuhi kebutuhan
akan hiburan dan informasi keluarga di Yogyakarta dan kota atau kabupaten
sekitarnya. Radio Retjo Buntung didirikan pada tanggal 9 Maret 1967 yang
digerakkan oleh SDM kreatif, dinamis, dan berwawasan luas serta didukung
teknologi canggih saat ini. Program acaranya non stop 24 (dua puluh empat)
jam untuk memenuhi kebutuhan pendengar.8
Alasan lain penulis memilih di Radio Retjo Buntung Yogyakarta yaitu
terdapat banyak jenis iklan yang ditawarkan. Mulai dari iklan spot/adlibs,
insert quiz/sponsorship program, live report, talkshow dan lain sebagainya.
Dibandingkan dengan radio lainnya, radio Retjo Buntung Yogyakarta lebih
ramai dan laris dalam order pemasangan iklannya. Sebagai daya tarik dan
8
Radio Retjo Buntung, Company Profile, http://www.retjobuntungfm.co.id/index.php?mod=profil,
diunduh pada tanggal 14 Februari 2016 pukul 19.00 WIB.
8
alasannya yaitu karena Radio Retjo Buntung merupakan radio dengan jumlah
pendengar paling banyak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal
tersebut sangat berpotensi terjadinya wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian
penyiaran iklan yang dilakukan oleh para pihak. Oleh karena itu penulis
tertarik untuk meneliti bentuk-bentuk wanprestasi yang terjadi dan upaya
penyelesaiannya dalam perjanjian penyiaran iklan di Radio Retjo Buntung
Yogyakarta. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
judul yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah “Wanprestasi dalam
Perjanjian Penyiaran Iklan Di Radio Retjo Buntung Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bentuk-bentuk wanprestasi dalam perjanjian penyiaran iklan
di Radio Retjo Buntung Yogyakarta?
2. Bagaimanakah upaya penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian penyiaran
iklan di Radio Retjo Buntung Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai penulis dari penelitian yang akan dilakukan ini,
yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui dan menganalisis bentuk-bentuk wanprestasi dalam perjanjian
penyiaran iklan di Radio Retjo Buntung Yogyakarta;
9
2. Mengetahui dan menganalisis upaya penyelesaian wanprestasi dalam
perjanjian penyiaran iklan di Radio Retjo Buntung Yogyakarta.
D. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang dilakukan penulis di
perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, tidak ditemukan
karya penulisan hukum yang berjudul “Wanprestasi Dalam Perjanjian
Penyiaran Iklan Di Radio Retjo Buntung Yogyakarta”. Penulis saat melakukan
penelusuran kepustakaan menjumpai beberapa penelitian yang berhubungan
dengan masalah penyiaran iklan, yaitu diantaranya:
1.
Penulisan hukum Prima Ernawati (1994) dalam skripsinya yang berjudul
“Tinjauan Keperdataan Terhadap Perjanjian Penyiaran Iklan Antara Radio
Siaran Swasta Nasional Dengan Pemasang Iklan Di Kotamadya Dati II
Yogyakarta”.9 Pada penelitian hukum tersebut membahas mengenai
wanprestasi dan overmacht dalam perjanjian penyiaran iklan antara Radio
Siaran Swasta Nasional dengan pemasang iklan di Kotamadya Dati II
Yogyakarta dan upaya penyelesaiannya. Sedangkan penelitian yang
dilakukan penulis membahas mengenai bentuk-bentuk wanprestasi yang
terjadi pada pelaksanaan perjanjian penyiaran iklan di Radio Retjo
Buntung dan upaya penyelesaiannya. Perbedaan berikutnya adalah subjek
hukum dan lokasi penelitian dari penelitian hukum tersebut dengan
9
Prima Ernawati, “Tinjauan Keperdataan Terhadap Perjanjian Penyiaran Iklan Antara Radio
Siaran Swasta Nasional Dengan Pemasang Iklan Di Kotamadya Dati II Yogyakarta". Penulisan
Hukum, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 1994.
10
penelitian hukum yang dilakukan oleh penulis. Subjek hukum dan lokasi
dalam penelitian penulis yaitu antara Radio Retjo Buntung dengan Biro
Iklan atau dengan pelaku bisnis lokal yang melakukan perjanjian
penyiaran iklan di Radio Retjo Buntung. Apabila dalam penelitian tersebut
subjek hukum dan lokasi penelitiannya yaitu antara Radio Siaran Swasta
Nasional dengan pemasang iklan di Kotamadya Dati II Yogyakarta.
2.
Penulisan Hukum Nanda Satriya Ageng (2009) dalam skripsinya yang
berjudul “Tanggung Jawab Media Radio Terhadap Penyiaran Iklan
Ditinjau dari Aspek Perlindungan Konsumen”.10 Penelitian yang dilakukan
penulis berbeda dengan penulisan hukum tersebut, penulis menitikberatkan
pada bentuk-bentuk wanprestasi yang terjadi pada pelaksanaan perjanjian
penyiaran iklan di Radio Retjo Buntung dan upaya penyelesaiannya.
Penulisan hukum tersebut menitikberatkan pada tanggung jawab media
radio terhadap konsumen pengguna jasa periklanan dan tanggung jawab
media radio terhadap konsumen pengguna produk yang diiklankan kepada
masyarakat pendengar.
3.
Penulisan Hukum Zulfa Asria Nafiati (2011) dalam skripsinya yang
berjudul “Perjanjian Penayangan Iklan di Situs Internet Ditinjau dari
Perspektif Hukum Perdata”.11 Penulisan hukum tersebut permasalahannya
menitikberatkan pada keabsahan dan akibat hukum dari perjanjian
10
Nanda Satriya Ageng, “Tanggung Jawab Media Radio Terhadap Penyiaran Iklan Ditinjau dari
Aspek Perlindungan Konsumen”, Penulisan Hukum, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, 2009.
11
Zulfa Asria Nafiati, “Perjanjian Penayangan Iklan di Situs Internet Ditinjau dari Perspektif
Hukum Perdata”, Penulisan Hukum, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
2011.
11
penayangan iklan di situs internet ditinjau dari perspektif hukum perdata.
Media penayangan iklan yang digunakan adalah media internet.
Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis sangat berbeda dengan
penulisan hukum tersebut. Penulis
melakukan penelitian dengan
menitikberatkan pada bentuk-bentuk wanprestasi yang terjadi pada
pelaksanaan perjanjian penyiaran iklan di Radio Retjo Buntung dan upaya
penyelesaiannya. Subjek hukum penelitian yang digunakan oleh penulis
jelas berbeda dengan penulisan hukum tersebut. Perbedaan berikutnya
yaitu pada media penyiaran iklan yang digunakan penulis adalah radio.
Objek dan/atau subjek serta waktu penelitian yang dilakukan penulis
dalam penyusunan penulisan hukum ini berbeda dari yang telah ada sehingga
penelitian ini dianggap asli dan layak untuk diteliti. Namun apabila terdapat
penelitian yang serupa diluar sepengetahuan penulis, maka diharapkan
penelitian ini dapat digunakan untuk saling melengkapi dan memperkuat
penelitian terdahulu.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan
praktis. Adapun manfaatnya yaitu sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu hukum,
terutama yang berkaitan dengan bentuk-bentuk dan upaya penyelesaian
12
wanprestasi dalam perjanjian, khususnya pada perjanjian penyiaran iklan
di Radio;
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitianpenelitian yang sejenis berikutnya dan bahan bacaan lebih lanjut bagi
mahasiswa.
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan pada umumnya dan ilmu pengetahuan hukum perdata pada
khususnya yaitu terkait mengenai bentuk-bentuk dan upaya penyelesaian
wanprestasi dalam perjanjian penyiaran iklan di radio.
b. Bagi Masyarakat/Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan
kepada masyarakat/perusahaan terkait upaya-upaya penyelesaian yang
dapat dilakukan dalam hal wanprestasi pada perjanjian penyiaran iklan
di radio.
c. Bagi Instansi/Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan
yang berguna kepada negara terutama pemerintah untuk penyempurnaan
atau membuat kebijakan dan ketentuan/peraturan yang berkaitan dengan
penyiaran iklan di radio sehingga menjamin kepastian hukum dalam
pelaksanaanya dan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
sehingga dapat meningkatkan taraf hidup orang banyak.
Download