BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Visual 2.1.1 Komunikasi

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Komunikasi Visual
2.1.1 Komunikasi
Menurut Carl.I.Hovland “Komunikasi adalah proses dimana seseorang
memindahkan rangsangan yang berupa lambang – lambang atau kata – kata untuk
mengubah tingkah laku orang lain”1
D
Lawrence
Kincaid
mendefinisikan
komunikasi
sebagai
berikut
“Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan
tiba pada saling pengertian yang mendalam”2
Sedangkan menurut Shannon dan Weaver “Komunikasi adalah bentuk
interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja
atau tidak sengaja.Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa
verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi”.3
Dari beberapa kutipan para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
komunikasi adalah sebuah cara yang digunakan sehari-hari oleh manusia dalam
1
Carl I. Hovland. Dikutip Onong, Dimensi Komunikasi, Bandung :Penerbit Alumni, 1986 hal.5
2
D Lawrence Kincaid. Dikutip Hafied Cangara, Pengantar ilmu komunikasi,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 hal 20
3
Shannon dan weaver(1949) Dikutip Hafied Cangara, Pengantar ilmu komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007 hal 20
1
menyampaikan pesan (stimulus) yang dapat berupa verbal maupun
nonverbal yang terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau
lebih. Dimana satu sama lain memiliki peran dalam membuat pesan, mengubah isi
dan makna, merespon pesan/rangsangan tersebut. Dengan tujuan penerima pesan
(komunikan) dapat menerima sinyal-sinyal atau pesan yang dikirimkan oleh
pengirim pesan (komunikator).
Pengertian komunikasi telah dipakai demikian luasnya dalam kehidupan
kita sehari-hari, dan juga telah menjadi objek studi para ahli dalam kurun waktu
yang cukup lama. Tentang definisi atau rumusan pengertian komunikasi
sebetulnya cukup banyak yang dikemukakan oleh para pakar. Akan tetapi, mereka
kebanyakan sepakat dengan asumsi bahwa komunikasi adalah suatu proses yang
dinamis, yakni suatu transaksi yang akan mempengaruhi pengirim dan penerima,
serta merupakan suatu proses personal dan simbolik yang membutuhkan kode
abstraksi bersama.
2.1.2 Komunikasi Visual
Dalam Komunikasi visual proses komunikasi terjadi dengan menggunakan
mata sebagai alat penglihatan.Komunikasi visual adalah komunikasi mengunakan
bahasa visual, di mana unsur dasar bahasa visual adalah segala sesuatu yang dapat
dilihat dan dapat dipakai untuk menampaikan arti, makna, atau pesan.
Metodologi dalam desain komunikasi visual merupakan sebuah proses
kreatif. Berikut istilah-istilah yang berhubungan dengan visual :
1.
Visual Language, yakni ilmu yang mempelajari bahasa visual. Visualisasi,
yakni kegiatan menerjemahkan atau mewujudkan informasi dalam bentuk visual.
2
2.
Visualiser, yaitu orang yang pekrjaannya menangani masalah visual atau
mevujudkan suatu ide ke dalam bentuk visual dalam suatu proyek desain.
3.
Visual Effect membuat efek-efek tipuan seolah-olah terjadi suatu keadaan
atau kejadian yang sulit dilakukan manusia.
4.
Visual information adalah informasi melalui penglihatan, misalnya
lambaian tangan, senyuman, baju baru, mobil baru, dll.
5.
Visual Litteracy, yaitu kumpulan atau daftar karya visual4.
2.1.3 Prinsip Desain Komunikasi Visual
Elemen-elemen dasar desain tidak dapat berdiri sendiri sebagian tujuan dari
fungsi maupun estetika, karena semuanya merupakan pertalian yang saling
berhubungan agar dapat memberikan kenyamanan dan juga mempunyai jiwa
sebagai wujud kedalaman estetika suatu desain.
Prinsip-Prinsip Desain terdiri dari proporsi, keseimbangan kontras, irama
dan kesatuan.
1.
Proporsi
Proposi adalah perbandigan antara unsur-unsur suatu materi yang satu dengan
yang lainnya yang saling berhubungan dengan ukuran dan bentuk suatu bidang
yang akan ditata. Sebuah proporsi dapat berhubungan dengan sebuah
bidang.Pembuatan proporsi yang baik adalah suatu bentuk upaya untuk mencari
perbandingan.
2.
Keseimbangan
Adi Kusrianto, “Pengantar Desain Komunikasi Visual”, ANDI Yogyakarta, hal 10.
4
3
Keseimbangan atau biasa disebut balance adalah suatu kesan yang serasi dan
mantap dari unsur-unsur yang di desain secara tepat.
3.
Kontras
Kontras adalah penentu suatu desain yang menonjolkan prioritasnya.Kontras
dapat dilakukan dengan mengubah ukuran, bentuk arah, warna dan nada.Untuk
menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada, dapat menonjolkan kekontrasan dari
perbedaan-perbedaan tersebut.
4.
Irama
Irama adalah pengulangan dari suatu unsur-unsur yang ditampilkan agar desain
mempunyai nilai yang hakiki dari suatu peraturan unsure tapi harus mempunyai
irama yang baik.
5.
Kesatuan
Kesatuan merupakan pengelompokan antara unsur-unsur desain dalam suatu
ruang dengan membentuk suatu kesatuan5.
2.2 Komponen Desain Grafis
Desain yang menekankan fungsi tanpa keindahan / estetika, akan tidak
menarik sehingga tidak komunikatif. ‟Menarik‟ atau ‟indah‟ bisa dinilai dengan
menggunakan mata (lahir) atau dengan hati (batin).Desain bisa menarik karena
indah dipandang atau konsepnya yang kreatif.Keindahan yang dibahas lebih
ditekankan pada kemampuan mata sebagai penilai.
5
Hendi Hendratman St, Tips n Trix Computer Graphics Design. Informatika Bandung, hal 29.
4
Agar menarik mata (eye catching) diperlukan pengetahuan tentang unsur /
komponen dalam desain grafis, antara lain6:
2.2.1 Garis ( Line)
Garis
didefinisikan
sebagai
sekumpulan
titik
yang
dideretkan
memanjang.Garis di software grafis computer sering disebut Outline (Coreldraw),
Contour atau Stroke (Adobe Photoshop).Setiap garis memiliki karakter dan
suasana yang berbeda.
Setiap garis menimbulkan kesan psikologis / persepsi tersendiri.Misal garis
yang membentuk huruf „S‟, sering dirasakan sesuatu yang lembut, halus dan
gemulai.Bandingkan dengan garis yang membentuk huruf „Z‟, terkesan tegas dan
kaku.
2.2.2 Bentuk (Shape)
Bentuk dihasilkan dari garis-garis yang tersusun sedemikian rupa.Bentuk
adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar.Bentuk ada yang
berbentuk 2 dimensi (dwimatra) dan 3 dimensi (trimatra).Bentuk dasar yang
dikenal orang adalah kotak (rectangle), lingkaran (circle), dan segitiga
(triangle).Setiap bentuk mempunyai arti tersendiri, tergantung budaya, geografis
dll. Contoh: segitiga bias melambangkan symbol trinitas (ayah, ibu, anak), tapi di
mesir segitiga melambangkan symbol feminimitas (kewanitaan).
2.2.3 Warna
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya
sempurna (berwarna putih). Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti
6
ibid, hal 19.
5
interpretasi otak terhadap campuran tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru
yang digabungkan dalam komposisi tertentu.
Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai
kondisi sosial pengamatnya.Warna adalah factor yang sangat penting dalam
komunikasi visual.Warna dapat memberikan dampak psikologis, sugesti, suasana
bagi yang melihatnya.
Menurut Leatrice Eismen dalam buku “Pantone Guide to Communication
with Color” warna merupakan metode yang paling tepat dalam usaha
penyampaian pesan dan tujuan.Warna adalah bagian proses pelengkapan
identitas.Warna juga mendorong dan bekerja secara bersamaan dengan seluruh
arti, simbol dan konsep pemikiran yang abstrak.Warna mengekspresikan fantasi,
mengingatkan kembali waktu, tempat dan memproduksi suatu keindahan/ reaksi
secara emosional7.
2.2.4 Ilustrasi / Gambar
Menurut Michael Bernie Secara umum ilustrasi membantu sebuah iklan
karena mempunyai daya angkat dan sebuah dimensi tambahan. Ilustrasi
digunakan dengan alasan untuk mempertunjukan produk, memberi suasana,
membuat orang berminat kepada suatu iklan dan membuat mereka membacanya
serta membagi teks.
2.2.5 Huruf / Tipografi
Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan
pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan
7
Leatrice Eismen, “Pantone Guide to Communication with Color”, Ohiografix Press, 2000
6
kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan
kenyamanan membaca semaksimal mungkin.Dikenal pula seni tipografi, yaitu
karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen
utama.Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa
diabaikan.
Oleh karena itu, pemilihan huruf juga merupakan hal yang sangat penting
dalam pembuatan media visual berupa buku, poster, dan iklan media cetak, karena
banyak penggunaan huruf di dalamnya.Seperti halnya warna, huruf juga dapat
membangun mood dan nuansa yang diinginkan. Oleh karena itu, pemilihan huruf
juga harus disesuaikan dengan mood yang sama agar konsisten dengan berbagai
elemen visual lainnya.
Saat ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan
tangan
hingga
mengalami
terkomputerisasi.Fase
komputerisasi
membuat
penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yanglebih cepat
dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.
2.2.6 Ruang (Space)
Dengan ruang, kita dapat merasakan jauh - dekat, tinggi - rendah, panjang pendek, kosong – padat, besar – kecil dll.ukuran tersebut sifatnya relatif. Ukuranukuran tersebut muncul karena ada pembanding.Ruang merupakan jarak antara
suatu bentuk dengan bentuk lainnya yang pada praktek desain dapat dijadikan
unsure
untuk
memberi
efek
estetika
desain.Dalam
bentuk
fisiknya
pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan
latar belakang (background).
2.2.7 Layout
7
Pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tataletak elemen-elemen
desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau
pesan yang dibawanya.
Me-layout adalah adalah salah satu proses tahapan kerja dalam desain.
Dapat dikatakan desain merupakan arsiteknya, sedangkan layout pekerjanya.
Namun definisi layout dalam perkembanganya sudah sangat luas dan melebur
dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan bahwa melayout itu sama dengan mendesain.
2.3 Kemasan
2.3.1 Pengertian Kemasan
Kemasan adalah salah satu bidang dalam Komunikasi Visual yang
mempunyai banyak tuntutan khusus karena fungsinya yang langsung berhadapan
dengan konsumen, antara lain tuntutan teknis, kreatif, komunikatif dan pemasaran
yang harus diwujudkan ke dalam bahasa visual. Sebagai seorang desainer
komunikasi visual, hal ini merupakan suatu tantangan karena selain dituntut untuk
dapat menyajikan sebuah (desain) kemasan yang estetis, kita juga dituntut untuk
memaksimalkan daya tarik kemasan untuk dapat menang dalam pertarungan
untuk menghadapi produk-produk pesaing. Tantangan yang lain adalah klien tidak
hanya mengharapkan peningkatan penjualan tetapi juga agar konsumennya tetap
setia menggunakan produknya.8
Djaslim saladin menyatakan bahwa “Kemasan adalah kegiatan merancang
8
Alan Swann ,The New Graphic Design School, New Burlington Books, London 1997,hal 156
8
dan memproduksi wadah atau bungkus suatu produk”.9Menurut Philip Kotler
yang diterjemahkan oleh Gary Amstrong mendefinisikan : “Kemasan adalah
wadah kemasan atau pembungkus dari suatu produk”.10
Kemasan merupakan kesan singkat dari citra produk yang ingin
disampaikan oleh pabrik, dan kemasan tersebut haruslah terpadu dengan fungsi
produk.
Desain kemasan memerlukan banyak pemikiran dan tentu saja bukan suatu
hal yang mudah. Yang paling penting, kemasan tersebut harus menunjukkan
identitas sebuah
produk. Dalam banyak hal kemasan menggambarkan merek di mata
konsumen, dan bila orang mengingat merek tersebut mereka menghayalkan
kemasan tersebut; dalam hal seperti ini kemasanlah yang menghasilkan
penjualan.11
2.3.2 Fungsi Kemasan
Menurut William. J Stanton fungsi kemasan adalah12 :
1.
Melindungi Produk dalam perjalanan menuju konsumen
2.
Mewujudkan perlindungan setelah produk dibeli
Menurut Djaslim Saladin peranan kemasan sebagai alat pemasaran adalah13:
1.
9
Memberikan pelayanan sendiri
Djaslim Saladin, Intisari Pemasaran dan Unsur Unsur Pemasaran,2003 hal 87
10
Philip Kotler dikutip Gary Amstrong, Dasar dasar pemasaran, 1992, hal 397
11
Bambang Bhakti (2001) Merek dan Kemasan, Cakram Komunikasi, Jakarta.
12
William. J Stanton, Prinsip Prinsip Pemasaran, 1996, hal 56
13
Djaslim Saladin, Intisari Manajemen Pemasaran, 1991, hal 144
9
Semakin banyak jumlah produk yang dijual, dimana tempat pembeli
mengambil sendiri barang kebutuhannya kemasan berfungsi lebih menarik,
menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan
menyeluruh yang menguntungkan.
2.
Kemakmuran Konsumen
Meningkatkan penghasilan dan kemakmuran konsumen berarti konsumen
bersedia membayar lebih mahal bagi penampilan, kemudahan, ketergantungan
dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
3.
Ciri Perusahaan dan Merek
Banyak perusahaan mengakui adanya kekuatan terkandung dari kemasan
yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenal
perusahaan dan mereknya.
Hermawan Kartajaya, seorang pakar di bidang pemasaran mengatakan
bahwateknologi telah membuat packaging berubah fungsi, dulu orang bilang
“Packaging protects what it sells (Kemasan melindungi apa yang dijual).”
Sekarang, “Packaging sells what it protects (Kemasan menjual apa yang
dilindungi).” Dengan kata lain, kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau wadah
tetapi harus dapat menjual produk yang dikemasnya.14
Perkembangan fungsional kemasan tidak hanya berhenti sampai di situ saja.
Sekarang ini kemasan sudah berfungsi sebagai media komunikasi. Misalnya
pada kemasan susu atau makanan bayi seringkali dibubuhi nomor telepon toll-free
atau bebas pulsa. Nomor ini bisa dihubungi oleh konsumen tidak hanya untuk
14
Hermawan Kartajaya (1996), Marketing Plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan Global, PT.
GramediaPustaka Utama. h.263
10
complain,tetapi juga sebagai pusat informasi untuk bertanya tentang segala hal
yang berhubungan dengan produk tersebut.
2.3.3
Daya Tarik Kemasan
Daya tarik kemasan sangat penting guna tertangkapnya stimulus oleh
konsumen yang di sampaikan ke produsen sehingga diharapkan konsumen tertarik
pada produk tersebut.Agar berhasil, maka penampilan sebuah kemasan harus
mempunyai daya tarik.Menurut Wirya daya tarik visual kemasan dapat
digolongkan menjadi dua yaitu15:
2.3.3.1 Daya Tarik Visual
Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau lebel suatu
produk mencakup warna, bentuk, merk, ilustrasi, teks, tata letak
1.Warna
Warna adalah suatu mutu cahaya yang dapat dipantulkan darisuatu objek ke
mata manusia. Warna terbagi dalam kategori terang(mudah), sedang, gelap
(tua).Fungsi dari pemilihan warnaadalah :
a.
Untuk identifikasi produk sehingga berbeda dengan produk pesaing.
b.
Untuk menarik perhatian, warna terang atau cerah akanmemantulkan
cahaya lebih jauh dibandingkan dengan warna gelap.
c.
Untuk menimbulkan pengaruh, misalnya untuk meningkatkanselera
konsumen terhadap produk makanan.
d.
Untuk mengembangkan asosiasi tertentu terhadap produknya.
e.
Untuk menciptakan suatu citra dalam mengembangkanproduknya
15
Iwan Wirya, Kemasan yang Menjual, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1999 hal 28 - 30
11
f.
Untuk menghiasi produk.
g.
Untuk memastikan keterbacaan yang maksimum dalampenggunaan warna
kontras.
h.
Untuk mendorong tindakan.
i.
Untuk proteksi terhadap cahaya yang membahayakan.
j.
Untuk mengendalikan temperatur barang didalamnya.
k.
Untuk membangkitkan minat dalam mode.
1.
Bentuk
Bentuk kemasan disesuaikan dengan produknya, pertimbanganyang
digunakan adalah pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, perkembangan
penjualan, pemajangan dan cara-cara penggunaan kemasan tersebut.
a.
Bentuk yang sederhana lebih disukai daripada yang rumit.
b.
Bentuk yang teratur memiliki daya tarik lebih.
c.
Bentuk harus seimbang agar menyenangkan.
d.
Bentuk bujur sangkar lebih disukai dari pada persegi panjang.
e.
Bentuk cembung lebih disukai daripada bentuk cekung.
f.
Bentuk bulat lebih disukai wanita, sedang pria lebih menyukaibentuk siku.
g.
Bentuk harus mudah terlihat bila dipandang dari jauh.
2.
Merk/logo
Tanda-tanda identifikasi seperti merek dengan logo perusahaan adalah
meningkatkan daya tarik konsumen.Merk atau logo ini dipandang dapat
menaikkan gengsi atau status seorang pembeli. Syarat-syarat logo yang baik
adalah :
12
a.
Mengandung keaslian
b.
Mudah dibaca atau diucapkan.
c.
Mudah diingat.
d.
Sederhana dan ringkas.
e.
Tidak mengandung konotasi yang negatif.
f.
Tidak sulit digambarkan.
3.
Ilustrasi
Merupakan alat komunikasi sebuah kemasan bahasa universal yang dapat
menembus rintangan perbedaaan bahasa.Ilustrasi ini termasuk fotografi dan
gambar-gambar untuk menarik konsumen.
4.
Tipografi
Tipografi adalah teks pada kemasan yang berupa pesan-pesan kita untuk
menjelaskan produk yang di tawarkan sekaligusmenyerahkan konsumen untuk
bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan produsen.
5.
Tata letak
Tata letak adalah paduan semua unsur garfis meliputi warna,bentuk, merek
ilustrasi, topografi, menjadi suatu kesatuan baruyang disusun dan di tempatkan
pada halaman kemasan. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pengaturan tata
letak adalah :
a.
Keseimbangan
b.
Titik pandang dengan menjadikan satu unsur yang palingmenarik.
c.
Perbandingan ukuran yang serasi.
d.
Tata urutan alur keterbatasan yang sesuai.
13
2.3.3.2 Daya tarik praktis (fungsional)
Daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efisiensi suatu kemasan yang
ditujukan kepada konsumen maupun distributor.Misalnya, untuk kemudahan
penyimpanan atau pemajangan produk. Beberapa daya tarik praktis lainnya yang
perlu dipertimbangkan antara lain :
- Dapat melindungi produk
- Mudah dibuka atau ditutup kembali untuk disimpan
- Porsi yang sesuai untuk produk makanan/minuman
- Dapat digunakan kembali (reusable)
- Mudah dibawa, dijinjing atau dipegang
- Memudahkan pemakai untuk menghabiskan isinya dan mengisi kembali
denganjenis produk yang dapat diisi ulang (refill)
2.3.4
Jenis Jenis Kemasan
Menurut Djaslim Saladin kemasan terdiri dari tiga tingkatan yaitu :16
1.
Kemasan primer : Merupakan wadah kemas langsung menyentuh produk
bersangkutan.
2.
Kemasan Sekunder
: Merupakan bahan yang melindungi kemasan
primer dan akan dibuang kalau produk tersebut digunakan.
16
H . Djaslim Saladin, 1996, Unsur-unsur Inti Pemasaran hal 51
14
3.
Kemasan Pengiriman : Kemasan yang diperlukan untuk penyampaian,
identifikasi atau transportasi.
2.3.5
Syarat syarat Kemasan
Menurut Winardi Pertanyaan yang perlu dipertimbangkan dalam
hubungan dengan pengemasan antaranya adalah17 :
a. Dari sejumlah besar bahan kemasan yang tersedia bahan manakah yang paling
baik digunakan untuk menonjolkan wadah produk yang dihasilkan.
b. Warna, desain, bentuk serta ukuran-ukuran kemasan yang harus digunakan.
c. Rancangan sebuah kemasan yang dapat mempermudah penggunaan produkoleh
konsumen.
d. Apakah dapat dirancang sebuah kemasan dilihat dari fungsi sehingga kemasan
itu dapat dipakai untuk tujuan lain setelah barang yang ada dalam kemasan itu
habis dikonsumsi.
e. Pertimbangan perancangan kemasan untuk momen tertentu misalnya untuk
hadiah ulang tahun dan momen tertentu lainnya.
Menurut Syarief dan Irawati18 membagi kemasan menjadi beberapa
golongan sebagai berikut:
17
Winardi, Asas asas marketing, Mandar maju, 1993, hal 204
18
file:///D:/Pengertian-Kemasan.htm
15
a.
Gelas mudah pecah, transparan (sehingga tidak cocok untuk produk yangt
idak tahan pada sinar ultraviolet).
b.
Metal biasanya dibuat dari alumunium. Kemasan dari logam
mempunyaikekuatan yang tinggi sehingga cocok untuk mengemas produkprodukyang membutuhkan kemasan yang kuat, misalnya: untuk mengemasproduk
yangmembutuhkan tekanan udara yang cukup ini untukpendorong keluarnya produk
tersebut dari kaleng kemasannya.
c.
Kertas kemasan dari kertas ini tidak tahan terhadap kelembaban dan air
jadimudah rusak, jadi kemasan kertas tidak cocok untuk mengemasproduk-produk
yang memiliki kadar air tinggi atau dalam keadaancair.
d.
Plastik kemasan ini dapat berbentuk film, kantung, wadah dan bentuk
lainnya seperti botol kaleng, toples dan kotak. Penggunaan plastik sebagai
kemasan semakin luas karena ongkos produksinya relatifmurah, mudah dibentuk
dan dimodifikasi.
2.3.6
Etika Kemasan
Dalam menentukan kebijakan dalam pengemasan suatu produkprodusen
hendaknya memperhatikan etika pemasaran McCharty19 yaitu dengan membuat
kemasan yang dapat di pertanggung jawabkan secara sosial misalnya dengan
membuat kemasan yang dapat didaur ulang atau kemasan yang dapat dipakai
kembali sehingga tidak merusak lingkungan. Disamping itu produsen dalam
kemasannya harusmencantumkan tanggal kadaluwarsa produk tersebut agar
konsumen tidak di rugikan oleh barang-barang yang tidak ia perlukan dan
berbahaya bagi merek dan perlu juga di cantumkan tentang informasi harga
barang tersebut pada konsumen produk tersebut.
19
McCarthy, Basic marketing, penerbit Illinois, 1993, hal 199
16
2.4 Semiotika
2.4.1 Pengertian Semiotika
Secara etimologis, semiotik berasal dari kata Yunani “Semion” yang
berarti “Tanda”20. Tanda itu sendiri diartikan sebagai sesuatu yang dapat mewakili
sesuatu yang lain. Secara Terminologis, semiotik dapat diartikan sebagai ilmu
yang memepelajari sederetan peristiwa yang terjadi di seluruh dunia sebagai
tanda. Adapun nama lain dari semiotika adalah semiologi. Jadi sesunguhnya
kedua istilah ini mengandung pengertian yang persis sama, walaupun penggunaan
salah satu dari kedua istilah tersebut biasanya menunjukkan pemikiran
pemakainya; mereka yang bergabung dengan Peirce menggunakan kata
semiotika,dan mereka yang bergabung dengan Saussure menggunakan kata
semiologi.
Peirce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang
terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object, dan interpretant. Tanda
adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera
manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di
luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang
muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan
Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat).Sedangkan acuan tanda
ini disebut objek.Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi
referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. Interpretant atau pengguna
tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan
menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak
seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.Hal yang terpenting dalam
proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda
20
DRS. Alex Sobur, M.Si, Semiotika Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya,bandung, 2009 hal 16
17
itu digunakan orang saat berkomunikasi21.
Teori Semiotik menurut Ferdinand De Saussure22.Dalam teori ini semiotik
dibagi menjadi dua bagian (dikotomi) yaitu penanda (signifier) dan pertanda
(signified).Penanda dilihat sebagai bentuk/wujud fisik dapat dikenal melalui
wujud karya arsitektur, sedang pertanda dilihat sebagai makna yang terungkap
melalui konsep, fungsi dan/atau nilai-nlai yang terkandung didalam karya
arsitektur.Eksistensi semiotika Saussure adalah relasi antara penanda dan petanda
berdasarkan konvensi, biasa disebut dengan signifikasi.Semiotika signifikasi
adalah sistem tanda yang mempelajari relasi elemen tanda dalam sebuah sistem
berdasarkan aturan atau konvensi tertentu.Kesepakatan sosial diperlukan untuk
dapat memaknai tanda tersebut. Dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan
tanda
untuk
mengirim
makna
tentang
objek
dan
orang
lain
akan
menginterpretasikan tanda tersebut. Objek bagi Saussure disebut “referent”.
Hampir serupa dengan Peirce yang mengistilahkan interpretant untuk signified
dan object untuk signifier, bedanya Saussure memaknai “objek” sebagai referent
dan menyebutkannya sebagai unsur tambahan dalam proses penandaan. Contoh:
ketika orang menyebut kata “anjing” (signifier) dengan nada mengumpat maka
hal tersebut merupakan tanda kesialan (signified). Begitulah, menurut Saussure,
“Signifier dan signified merupakan kesatuan, tak dapat dipisahkan, seperti dua sisi
dari sehelai kertas”.
21
Ibid, hal 41
22
Ibid, hal 46
18
2.4.2 Macam- macam Semiotika
1. Semiotik Analitik
Semiotik analitik adalah semiotik yang menganalisis sistem tanda.
2. Semiotik Deskriptif
Semiotik deskriptif adalah semiotk yang memperhatikan sistem tanda yang
dapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti
yang disaksikan sekarang.
3. Semiotik Faunal (Zoo semiotic)
Semiotik Faunal adalah semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda
yang dihasilkan oleh hewan.misalnya aungan srigala menandakan adanya serigala
di tempat aungan terdengar.
4. Semiotik Kultural
Semiotik kultural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda
yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu.
5. Semiotik Naratif
Semiotik Naratif adalah semiotik yang menelaah sistem tanda dalam narasi
yang berwujud mitos dan cerita lisan (Folkkore)
6. Semiotik Natural
Semiotik natural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang
dihasilkan oleh alam. Misalnya cuaca yang mendung menandakan akan terjadinya
hujan.
19
7. Semiotik Normatif
Semiotik normatif adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda
yang di buat oleh manusia yang berwujud norma-norma, misalnya rambu-rambu
lalu lintas.
8. Semiotik Sosial
Semiotik sosial adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang
dihasilkan oleh manusia yang berupa lambang.
9. Semiotik Struktural
Semiotik struktural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda
yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa.
2.4.3 Tipe-tipe Tanda
 Ikon
Sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang serupa dengan
bentuk objeknya.Didalam ikon hubungan antara penanda dan petandanya
memiliki kesamaan dalam beberapa kualitas.Suatu peta atau lukisan bisa
dikatakan sebagai ikon karena memiliki kemiripan rupa dengan objeknya. Contoh
lain adalah rambu-rambu lalu lintas seperti “awas, banyak anak-anak!” ,”rambu2
lampu lalu-lintas” semua itu memiliki kemiripan visual atau bisa juga disebut
”meniru” dengan objeknya.
 Indeks
Merupakan tanda yang memiliki keterikatan eksistensi terhadap petandanya
atau objeknya atausesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang
20
mengisyaratkan penandanya.Di dalam indeks, hubungan antara penanda dengan
petandanya bersifat nyata dan aktual. Misalnya bau kentut pertanda ada orang
yang baru saja kentut di tempat itu, tanda panah menunjukkan kanan dibawahnya
bertuliskan “SOLO 20 KM” adalah indeks bahwa ke kanan 20 kilometer lagi
adalah kota Solo, begitu juga dengan tombol-tombol atau link dalam situs web
merupakan indeks untuk menuju halaman web yang dimaksud.
 Simbol
Merupakan tanda yang bersifat konvensional.Tanda-tanda linguistik
umumnya merupakan simbol. Jadi simbol adalah suatu tanda yang sudah ada
aturan atau kesepakatan yang dipatuhi bersama, simbol ini tidak bersifat global,
karena setiap daerah memiliki simbol-simbol tersendiri seperti adat istiadat daerah
yang satu belum tentu sama dengan adat-istiadat daerah yang lainnya. Simbol
palang putih dengan latar belakang merah sudah disepakati secara internasional
bahwa tanda itu berarti “stop” atau larangan masuk.
2.4.4 Sistem Semiotika
Sistem semiotika dibedakan dalam tiga komponen sistem.
 Semiotik Pragmatik (semiotic pragmatic)
Semiotik Pragmatik menguraikan tentang asal usul tanda, kegunaan tanda
oleh yang menerapkannya, dan efek tanda bagi yang menginterpretasikan, dalam
batas perilaku subyek.Dalam arsitektur, semiotik prakmatik merupakan tinjauan
tentang pengaruh arsitektur (sebagai sistem tanda) terhadap manusia dalam
menggunakan bangunan.Semiotik Prakmatik Arsitektur berpengaruh terhadap
indera manusia dan perasaan pribadi (kesinambungan, posisi tubuh, otot dan
persendian). Hasil karya arsitektur akan dimaknai sebagai suatu hasil persepsi
21
oleh pengamatnya, hasil persepsi tersebut kemudian dapat mempengaruhi
pengamat sebagai pemakai dalam menggunakan hasil karya arsitektur. Dengan
kata lain, hasil karya arsitektur merupakan wujud yang dapat mempengaruhi
pemakainya.
 Semiotik Sintaktik (semiotic syntactic)
Semiotik
Sintaktik
menguraikan
tentang
kombinasi
tanda
tanpa
memperhatikan „makna‟nya ataupun hubungannya terhadap perilaku subyek.
Semiotik Sintaktik ini mengabaikan pengaruh akibat bagi subyek yang
menginterpretasikan.Dalam arsitektur, semiotik sintaktik merupakan tinjauan
tentang perwujudan arsitektur sebagai paduan dan kombinasi dari berbagai sistem
tanda. Hasil karya arsitektur akan dapat diuraikan secara komposisional dan ke
dalam bagian-bagiannya, hubungan antar bagian dalam keseluruhan akan dapat
diuraikan secara jelas.
 Semiotik Semantik (semiotic semantic)
Semiotik Sematik menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai
dengan „arti‟ yang disampaikan.Dalam arsitektur semiotik semantik merupakan
tinjauan
tentang
sistem
tanda
yang
dapat
sesuai
dengan
arti
yang
disampaikan.Hasil karya arsitektur merupakan perwujudan makna yang ingin
disampaikan oleh perancangnya yang disampaikan melalui ekspresi wujudnya.
Wujud tersebut akan dimaknai kembali sebagai suatu hasil persepsi oleh
pengamatnya. Perwujudan makna suatu rancangan dapat dikatakan berhasil jika
makna atau „arti‟ yang ingin disampaikan oleh perancang melalui rancangannya
dapat dipahami dan diterima secara tepat oleh pengamatnya, jika ekspresi yang
ingin disampaikan perancangnya sama dengan persepsi pengamatnya.
22
2.5 Produk
2.5.1 Pengertian Produk
Produk menurut Kotler dan Amstrong adalah : “A product as anything that
can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that
might satisfy a want or need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang
dapat
memuaskan
keinginan
atau
kebutuhan konsumen.
Menurut Stanton, “A product is asset of tangible and intangible attributes,
including packaging, color, price quality and brand plus the services and
reputation of the seller”. Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atributatribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna,
harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.
Menurut Tjiptono secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari
produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai
tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai
dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.
2.5.2 Tingkatan Produk
Menurut Kotler ada lima tingkatan produk, yaitu:
a) Core benefit yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada
konsumen.
b) Basic product yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh
panca indra.
c) Expected product yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisikondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
d) Augmented product yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang
ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
23
e) Potential product yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang
dialami oleh suatu produk dimasa datang.
2.5.3 Klasifikasi Produk
Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran,
diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (produk
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
2.5.3.1 Klasifikasi Wujud
Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kelompok utama, yaitu :
a) Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat,
diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan
perlakuan fisik lainnya.
b) Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk
dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon
kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler juga mendefinisikan jasa sebagai
berikut : “ Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan
oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan
tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun.
c) Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
24
2.5.3.2 Klasifikasi Daya Tahan
Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu :
a)
Barang tidak tahan lama
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi
dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya
dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta
gigi, minuman kaleng dan sebagainya.
b)
Barang tahan lama
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama
dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah
satu tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
2.5.3.3 Klasifikasi Tujuan Konsumsi
Didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu
dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a)
Barang konsumsi
Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi
tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk
tersebut.
b)
Barang industri
Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan
pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya
hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali.
2.6
Komunikasi Merk
Pada dasarnya komunikasi merk adalah upaya yang dilakukan perusahaan
untuk mengkomunikasikan keunikan yang dimiliki sebuah merk ke pasar
25
menggunakan berbagai strategi. Tujuan hal tersebut sederhana, yaitu agar
pelanggan memutuskan untuk mengonsumsi, puas kemudian loyal terhadap merk.
Namun untuk mencapai kondisi tersebut tentu saja tidak sesederhana
menulisnya. Sebab realitas pasar begitu kompleks, beragam produk dari berbagi
merk dapat ditemui setiap saat, preferensi pelanggan berbeda-beda, dan semakin
beragamnya segmen pasar.
“Successful brand communications bring to life the unique stories and
ideas behind products and services. They engage people emotionally and
ultimately persuade consummers in their chices”.
-Simply I.D-
2.6.1. Proses Komunikasi Efektif
Pada zaman modern, beberapa pakar seperti Claude E. Shannon dan
Werren Beaver ikut mengembangkan konsep-konsep komunikasi. Keduanya
memukakan bahwa proses komunikasi akan efektif jika memiliki lima unsur, yaitu
sender, transmitter, signal, receive dan goals. Pandangan lainya dari David.
K.Berto (1960) membuat komunikasi lebih sederhana, yaitu pengirim (source),
pesan (message), saluran (channel), dan penerima (receive) atau sering disingkat
“SCMR”.
Formula tersebut lalu dilengkapi lagi oleh pakar lainya seperti Gerald
Mille dan Melvin L. D. Fleur dengan menambahkan unsur Effect dan Feedback.
Adapun unsur lingkungan dimasukan oleh pakar seperti Josept de Vito, K. Sereno
26
dan Erika Vora .
Kotler menyebut faktor lingkungan ini sebagai bunyi (noise) yang merujuk
pada berbagi gangguan yang dapat timbul dalam proses komunikasi.
Jika dijabarkan, proses komunikasi dari berbagi pandangan pakar tersebut
dapat dilihat pada tampilan berikut ini:
1.
Pesan. Isi pesan harus disampaikan berkaitan dengan konten. Beberapa
perusahaan mengkomunikasikan merk mereka dengan pendekatan rasional dan
emosional, atau kombinasi keduanya. Bentuknya bisa bersifat ilmu pengetahuan,
informasi, nasihat hingga “propaganda”.
2.
Media. Saat ini internet telah merevolusi media komunikasi massa. Tidak
salah jika Philip Kotler menggambarkan bahwa pemasaran “…Moving from
market place to market space”. Media sebagai alat dalam memindahkan pesan
harus dipilih secara selektif dalam mengkomunikasikan merk, karena tidak semua
media dapat memberi manfaat optimal.
3.
Penerima. Dalam hal ini penerima adalah pelanggan yang menjadi sasaran
pesan yang dikirim. Bagi sumber pesan (perusahaan), memahami karakteristik
penerima (pelanggan) adalah kata kunci untuk mendapatkan respons positif
mereka terhadap komunikasi merk.
27
4.
Dampak. Dampak berhubungan dengan efek atau tingkat pengaruh yang
dirasakan oleh penerima setelah mereka menerima pesan.
5.
Umpan balik. Muncul sebagai respons terhadap berbagai pesan yang
diterima pelanggan perlu disadari bahwa saat ini pelanggan memiliki informasi
yang cukup beragam sehingga mereka cenderung membandingkan keunggulan
antara sebuah merk dengan merk pesaingnya.
6.
Lingkungan. Lingkungan berhubungan dengan faktor-faktor eksternal
yang dapat menggangu jalanya proses komunikasi antara sumber dan penerima.
2.6.2. Identifikasi Tujuan Komunikasi
Agar proses berjalan baik, identifikasi yang jelas terhadap tujuan
komunikasi menjadi sangat penting, terutama dalam menentukan respons yang
diharapkan dari stimulus komunikasi yang disampaikan.
Oleh karena itu, sangat penting memahami bagaimana target pelanggan
bergerak dalam tahap-tahap menuju kesiapan pembeli. Ada beberapa teori yang
dapat menjelaskanya, seperti Model Hierarki Efek (Hierarchy of Effects Model)
yang terdiri atas tahap-tahap yang dapat digunakan oleh pemasar dalam
merencanakan target komunikasi secara lebih baik. Tahapan-tahapan tersebut
adalah :
28
1.
Awareness
Dilakukan jika sebagian besar target pasar (pelanggan) belum sadar akan merk
yang ditawarkan. Tugas komunikator adalah membangun kesadaran pelanggan
akan keberadaan nerk tersebut dari berbagai media.
2.
Knowledge
Sebagian pelanggan mungkin telah sadar akan keberadaan merk, tetapi mereka
hanya sadar dan belum memilih pengetahuan yang cukup mengenai merk. Jika
kondisi seperti ini yang dihadapi, maka pemasar dapat menentukan tujuan dengan
focus pada pengetahuan mengenai merk kepada target pelanggan.
3.
Liking
Setelah pelanggan menyadari segala sesuatu tentang merk, pemasar harus
menemukan jawabanya sebelum akhirnya menentukan strategi komunikasi
selanjutnya yang dapat mendorong kesukaan pada merk.
4.
Preference
Preferensi berarti pelanggan lebih menyukai suatu merk dibandingkan merk
lainya. Jika faktanya merk produk tidak lebih unggul dibanding pesaing, maka
komunikasi merk dengan menonjolkan keunggulan produk yang dimiliki.
29
5.
Conviction
Pada tahap ini, merk lebih dari sekedar disukai, tetapi pelanggan belum memiliki
cukup keyakinan untuk mengonsumsinya. Tugas selanjutnya komunikator adalah
membangun keyakinan agar pelanggan segera bertindak, meyakinkan mereka
bahwa mengonsumsi produk yang ditawarkan merupakan tindakan yang tepat.
6.
Purchase
Meskipun telah memiliki keyakinan yang kuat, pelanggan belum tentu sampai
pada tindakan membeli. Komunikasi harus terus dilanjutkan untuk mendorong
pelanggan untuk membeli dengan menerapkan strategi komunikasi yang sesuai
agar keputusan membeli bener-benar terjadi.
2.6.3. Menentukan Pesan yang Disampaikan
Dalam menyampaikan pesan komunikasi, setidaknya pemasar
harus memperhatikan empat hal, yaitu :
1.
Isi Pesan
Penerapan isi pesan sangat bergantung pada kebutuhan dan terdiri atas tiga bentuk
yang berbeda, yaitu :
a.
Pesan Rasional. Pesan ini berisi tentang manfaat serta keunggulan merk
bagi pelanggan, seperti kualitas yang unggul, hemat, dan berkinerja tinggi.
30
b.
Pesan
Emosional.
Bentuk
pesan
yang
disampaikan
berusaha
membangkitkan emosi pelanggan sehingga akan berpengaruh dalam proses
pengambilan keputusan.
c.
Pesan Moral, pesan ini berisi arahan kepada pelanggan mengenai hal yang
benar dan yang salah atau patut dan tidak patut.
2.
Struktur Pesan
Untuk memperbesar kemungkinan pesan bisa diterima secara efektif, struktur
pesan juga harus diperhatikan. Menurut Carl Iver Hovland, seorang pakar
psikologi kognitif dari Yale University, secara garis besar struktur pesan terdiri
atas tiga bentuk yaitu :
a.
Menarik Kesimpulan. Kesimpulan pesan yang disampaikan memiliki dua
perspektif, yaitu kesimpulan yang diberikan secara langsung oleh pemasar sebagai
komunikator atau justru membiarkan pelanggan sendiri yang membuat
kesimpulan.
b.
Argumen Satu Sisi Atau Dua Sisi. Disini, argument berhubungan dengan
keputusan komunikator mengenai apakah komunikasi yang dilakukan hanya
menyampaikan keunggulan-keunggulan merk (one sided) atau juga menyebutkan
beberapa keterbatasan yang dimiliki (two sided).
c.
31
d.
Urutan Penyajian.
Dalam menyajikan urutan pesan, faktor kondisi pelanggan tentu saja
sangat penting untuk diperhatikan. Bagi pelanggan yang memiliki waktu yang
cukup banyak, mungkin argument mengenai merk paling kuat disajikan di akhir
pesan (antiklimaks), sebaliknya bagi pelanggan yang memiliki waktu terbatas,
penyajian keunggulan justru harus ditempatkan di awal pesan. Beberapa pesan
komunikasi yang dilakukan justru merupakan kombinasi keduanya, bahkan tidak
jarang pengulangan dilakukan untuk mendapatkan kesadaran tinggi dari
pelanggan.
3.
Bentuk Pesan
Bentuk pesan yang akan disajikan harus dirancang dengan baik. Kalimat
dan ilustrasi yang menarik akan sangat membantu. Harus dipahami bahwa
masing-masing media memiliki karakteristik berbeda sehingga “kemasan” pesan
menjadi sangat penting.
4.
Sumber Pesan
Sumber pesan harus berasal dari sumber kredibilitas agar mampu meraih
perhatian, argument inilah yang menjadi dasar alasan banyak merk menggunakan
endorser dari kalangan public figure. Melalui sosoknya, pemasar dapat
memanfaatkan kredibilitas mereka melalui keahlian, kepercayaan, dan disukai,
32
dengan demikian, pesan-pesan mereka diharapkan dapat diterima secara luas.
2.7.
Teori Prilaku Konsumen
2.7.1. Pengertian Prilaku Konsumen
Prilaku konsumen (Consumen Behaviour) dapat didefinisikan sebagai
kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang-barang/jasa termasuk didalamnya proses pengambilan
keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada dua
elemen penting dari prilaku konsumen itu : proses pengambilan keputusan, dan
kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan,
dan mempergunakan barang/jasa secara ekonomis.
2.7.2. Teori - Teori Prilaku Konsumen
Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi mengapa seseorang
membeli suatu produk tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginanya,
antara kebutuhan dan keinginan terdapat suatu perbedaan. Kebutuhan bersifat
naluriah, sedangkan keinginan merupakan buatan yang dibentuk oleh lingkungan
hidup seperti keluarga, tempat kerja, kelompok sosial, tetangga dan sebagainya.
Untuk mengetahui dan memahami serta dapat mengarahkan prilaku konsumen
dalam melakukan kegiatan, perlu dipelajari teori-teori prilaku konsumen antara
lain: teori mikro, teori psikologis, teori sosiologis, dan teori antropologis .
33
1.
Teori Mikro
Menurut teori ini keputusan untuk membeli merupakan hasil perhitungan
ekonomis, rasional yang sadar. Pembeli individu berusaha menggunakan barangbarang yang memberikan keguanaan (kepuasan) paling banyak, sesuai dengan
selera dan harga yang relatif.
2.
Teori Psikologis
Teori psikologis ini berdasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu
yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan.
3.
Teori Sosiologis
Teori sosiologis atau disebut juga teori psikologis sosial, lebih menitik
beratkan pada hubungan dan pengaruh antara individu-individu yang dikaitkan
dengan prilaku mereka.
4.
Teori Antropologis
Teori antropologis menekankan prilaku pembelian dari suatu kelompok
masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas seperti kebudayaan, sub budaya
dan kelas sosial23.
23
Danang
Sunyoto, Konsep Dasar Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen. (Yogyakarta:
Penerbit CAPS. 2012), Hlm. 251-257.
34
2.8.
Keputusan Pembeli
2.8.1. Struktur Keputusan Pembelian
Penjual perlu menyusun keputusan membeli secara keseluruhan untuk
membantu konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembelianya. Setiap
keputusan membeli mempunyai suatu struktur. Struktur-struktur tersebut adalah :
1.
Keputusan tentang jenis produk. Konsumen dapat mengambil keputusan
untuk membeli suatu produk.
2.
Keputusan tentang bentuk produk. Keputusan ini menyangkut ukuran,
mutu, corak dan sebagainya.
3.
Keputusan tentang merk. Konsumen harus mengambil keputusan tentang
merk mana yang akan dibeli.
4.
Keputusan tentang penjualnya. Konsumen harus mengambil keputusan
dimana produk tersebut akan dibeli.
5.
Keputusan tentang jumlah produk. Konsumen harus mengambil keputusan
tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat.
6.
Keputusan tentang waktu pembelian. Konsumen dapat mengambil
keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian.
35
7.
Keputusan tentang cara pembayaran. Konsumen harus mengambil
keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang akan dibeli24.
2.9 Profil Perusahaan
Ciwitt risoles adalah sebuah merek dari UKM yang bergerak di bidang
kuliner khususnya risoles. Ciwitt risoles terbentuk pada april 2011 oleh beberapa
pengusaha muda yang mempunyai minat yang sama di bidang usaha yaitu kuliner
khususnya adalah risoles. Ciwitt risoles memiliki beberapa variasi produk
diantaranya adalah risoles mayounaise, risoles bolognaise, risoles keju, dsb.
Ciwitt risoles sudah berjalan 2 tahun dan mempunyai pelanggan sendiri di Jakarta.
Pendistribusian ciwitt risoles ini sendiri adalah dengan cara menitip di kantin
sekolah, kantin kantor, kampus, dan juga mempunyai boot untuk. Alamat rumah
produksi Jalan Raden Saleh, Ruko Studio alam TVRI Rt 7 Rw 4 No 4, Depok,
Jawa Barat.Telepon : (021) 44455043
24
Danang Sunyoto. Ibid, hlm. 278-279.
36
2.9.1 Identitas Produk
37
Download