BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Visual 2.1.1 Komunikasi Menurut Carl.I.Hovland “Komunikasi adalah proses dimana seseorang memindahkan rangsangan yang berupa lambang – lambang atau kata – kata untuk mengubah tingkah laku orang lain”1 D Lawrence Kincaid mendefinisikan komunikasi sebagai berikut “Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”2 Sedangkan menurut Shannon dan Weaver “Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja.Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi”.3 Dari beberapa kutipan para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah sebuah cara yang digunakan sehari-hari oleh manusia dalam 1 Carl I. Hovland. Dikutip Onong, Dimensi Komunikasi, Bandung :Penerbit Alumni, 1986 hal.5 2 D Lawrence Kincaid. Dikutip Hafied Cangara, Pengantar ilmu komunikasi,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 hal 20 3 Shannon dan weaver(1949) Dikutip Hafied Cangara, Pengantar ilmu komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 hal 20 1 menyampaikan pesan (stimulus) yang dapat berupa verbal maupun nonverbal yang terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih. Dimana satu sama lain memiliki peran dalam membuat pesan, mengubah isi dan makna, merespon pesan/rangsangan tersebut. Dengan tujuan penerima pesan (komunikan) dapat menerima sinyal-sinyal atau pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan (komunikator). Pengertian komunikasi telah dipakai demikian luasnya dalam kehidupan kita sehari-hari, dan juga telah menjadi objek studi para ahli dalam kurun waktu yang cukup lama. Tentang definisi atau rumusan pengertian komunikasi sebetulnya cukup banyak yang dikemukakan oleh para pakar. Akan tetapi, mereka kebanyakan sepakat dengan asumsi bahwa komunikasi adalah suatu proses yang dinamis, yakni suatu transaksi yang akan mempengaruhi pengirim dan penerima, serta merupakan suatu proses personal dan simbolik yang membutuhkan kode abstraksi bersama. 2.1.2 Komunikasi Visual Dalam Komunikasi visual proses komunikasi terjadi dengan menggunakan mata sebagai alat penglihatan.Komunikasi visual adalah komunikasi mengunakan bahasa visual, di mana unsur dasar bahasa visual adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk menampaikan arti, makna, atau pesan. Metodologi dalam desain komunikasi visual merupakan sebuah proses kreatif. Berikut istilah-istilah yang berhubungan dengan visual : 1. Visual Language, yakni ilmu yang mempelajari bahasa visual. Visualisasi, yakni kegiatan menerjemahkan atau mewujudkan informasi dalam bentuk visual. 2 2. Visualiser, yaitu orang yang pekrjaannya menangani masalah visual atau mevujudkan suatu ide ke dalam bentuk visual dalam suatu proyek desain. 3. Visual Effect membuat efek-efek tipuan seolah-olah terjadi suatu keadaan atau kejadian yang sulit dilakukan manusia. 4. Visual information adalah informasi melalui penglihatan, misalnya lambaian tangan, senyuman, baju baru, mobil baru, dll. 5. Visual Litteracy, yaitu kumpulan atau daftar karya visual4. 2.1.3 Prinsip Desain Komunikasi Visual Elemen-elemen dasar desain tidak dapat berdiri sendiri sebagian tujuan dari fungsi maupun estetika, karena semuanya merupakan pertalian yang saling berhubungan agar dapat memberikan kenyamanan dan juga mempunyai jiwa sebagai wujud kedalaman estetika suatu desain. Prinsip-Prinsip Desain terdiri dari proporsi, keseimbangan kontras, irama dan kesatuan. 1. Proporsi Proposi adalah perbandigan antara unsur-unsur suatu materi yang satu dengan yang lainnya yang saling berhubungan dengan ukuran dan bentuk suatu bidang yang akan ditata. Sebuah proporsi dapat berhubungan dengan sebuah bidang.Pembuatan proporsi yang baik adalah suatu bentuk upaya untuk mencari perbandingan. 2. Keseimbangan Adi Kusrianto, “Pengantar Desain Komunikasi Visual”, ANDI Yogyakarta, hal 10. 4 3 Keseimbangan atau biasa disebut balance adalah suatu kesan yang serasi dan mantap dari unsur-unsur yang di desain secara tepat. 3. Kontras Kontras adalah penentu suatu desain yang menonjolkan prioritasnya.Kontras dapat dilakukan dengan mengubah ukuran, bentuk arah, warna dan nada.Untuk menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada, dapat menonjolkan kekontrasan dari perbedaan-perbedaan tersebut. 4. Irama Irama adalah pengulangan dari suatu unsur-unsur yang ditampilkan agar desain mempunyai nilai yang hakiki dari suatu peraturan unsure tapi harus mempunyai irama yang baik. 5. Kesatuan Kesatuan merupakan pengelompokan antara unsur-unsur desain dalam suatu ruang dengan membentuk suatu kesatuan5. 2.2 Komponen Desain Grafis Desain yang menekankan fungsi tanpa keindahan / estetika, akan tidak menarik sehingga tidak komunikatif. ‟Menarik‟ atau ‟indah‟ bisa dinilai dengan menggunakan mata (lahir) atau dengan hati (batin).Desain bisa menarik karena indah dipandang atau konsepnya yang kreatif.Keindahan yang dibahas lebih ditekankan pada kemampuan mata sebagai penilai. 5 Hendi Hendratman St, Tips n Trix Computer Graphics Design. Informatika Bandung, hal 29. 4 Agar menarik mata (eye catching) diperlukan pengetahuan tentang unsur / komponen dalam desain grafis, antara lain6: 2.2.1 Garis ( Line) Garis didefinisikan sebagai sekumpulan titik yang dideretkan memanjang.Garis di software grafis computer sering disebut Outline (Coreldraw), Contour atau Stroke (Adobe Photoshop).Setiap garis memiliki karakter dan suasana yang berbeda. Setiap garis menimbulkan kesan psikologis / persepsi tersendiri.Misal garis yang membentuk huruf „S‟, sering dirasakan sesuatu yang lembut, halus dan gemulai.Bandingkan dengan garis yang membentuk huruf „Z‟, terkesan tegas dan kaku. 2.2.2 Bentuk (Shape) Bentuk dihasilkan dari garis-garis yang tersusun sedemikian rupa.Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar.Bentuk ada yang berbentuk 2 dimensi (dwimatra) dan 3 dimensi (trimatra).Bentuk dasar yang dikenal orang adalah kotak (rectangle), lingkaran (circle), dan segitiga (triangle).Setiap bentuk mempunyai arti tersendiri, tergantung budaya, geografis dll. Contoh: segitiga bias melambangkan symbol trinitas (ayah, ibu, anak), tapi di mesir segitiga melambangkan symbol feminimitas (kewanitaan). 2.2.3 Warna Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti 6 ibid, hal 19. 5 interpretasi otak terhadap campuran tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru yang digabungkan dalam komposisi tertentu. Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya.Warna adalah factor yang sangat penting dalam komunikasi visual.Warna dapat memberikan dampak psikologis, sugesti, suasana bagi yang melihatnya. Menurut Leatrice Eismen dalam buku “Pantone Guide to Communication with Color” warna merupakan metode yang paling tepat dalam usaha penyampaian pesan dan tujuan.Warna adalah bagian proses pelengkapan identitas.Warna juga mendorong dan bekerja secara bersamaan dengan seluruh arti, simbol dan konsep pemikiran yang abstrak.Warna mengekspresikan fantasi, mengingatkan kembali waktu, tempat dan memproduksi suatu keindahan/ reaksi secara emosional7. 2.2.4 Ilustrasi / Gambar Menurut Michael Bernie Secara umum ilustrasi membantu sebuah iklan karena mempunyai daya angkat dan sebuah dimensi tambahan. Ilustrasi digunakan dengan alasan untuk mempertunjukan produk, memberi suasana, membuat orang berminat kepada suatu iklan dan membuat mereka membacanya serta membagi teks. 2.2.5 Huruf / Tipografi Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan 7 Leatrice Eismen, “Pantone Guide to Communication with Color”, Ohiografix Press, 2000 6 kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.Dikenal pula seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama.Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan. Oleh karena itu, pemilihan huruf juga merupakan hal yang sangat penting dalam pembuatan media visual berupa buku, poster, dan iklan media cetak, karena banyak penggunaan huruf di dalamnya.Seperti halnya warna, huruf juga dapat membangun mood dan nuansa yang diinginkan. Oleh karena itu, pemilihan huruf juga harus disesuaikan dengan mood yang sama agar konsisten dengan berbagai elemen visual lainnya. Saat ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga mengalami terkomputerisasi.Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yanglebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya. 2.2.6 Ruang (Space) Dengan ruang, kita dapat merasakan jauh - dekat, tinggi - rendah, panjang pendek, kosong – padat, besar – kecil dll.ukuran tersebut sifatnya relatif. Ukuranukuran tersebut muncul karena ada pembanding.Ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk lainnya yang pada praktek desain dapat dijadikan unsure untuk memberi efek estetika desain.Dalam bentuk fisiknya pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latar belakang (background). 2.2.7 Layout 7 Pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tataletak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawanya. Me-layout adalah adalah salah satu proses tahapan kerja dalam desain. Dapat dikatakan desain merupakan arsiteknya, sedangkan layout pekerjanya. Namun definisi layout dalam perkembanganya sudah sangat luas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan bahwa melayout itu sama dengan mendesain. 2.3 Kemasan 2.3.1 Pengertian Kemasan Kemasan adalah salah satu bidang dalam Komunikasi Visual yang mempunyai banyak tuntutan khusus karena fungsinya yang langsung berhadapan dengan konsumen, antara lain tuntutan teknis, kreatif, komunikatif dan pemasaran yang harus diwujudkan ke dalam bahasa visual. Sebagai seorang desainer komunikasi visual, hal ini merupakan suatu tantangan karena selain dituntut untuk dapat menyajikan sebuah (desain) kemasan yang estetis, kita juga dituntut untuk memaksimalkan daya tarik kemasan untuk dapat menang dalam pertarungan untuk menghadapi produk-produk pesaing. Tantangan yang lain adalah klien tidak hanya mengharapkan peningkatan penjualan tetapi juga agar konsumennya tetap setia menggunakan produknya.8 Djaslim saladin menyatakan bahwa “Kemasan adalah kegiatan merancang 8 Alan Swann ,The New Graphic Design School, New Burlington Books, London 1997,hal 156 8 dan memproduksi wadah atau bungkus suatu produk”.9Menurut Philip Kotler yang diterjemahkan oleh Gary Amstrong mendefinisikan : “Kemasan adalah wadah kemasan atau pembungkus dari suatu produk”.10 Kemasan merupakan kesan singkat dari citra produk yang ingin disampaikan oleh pabrik, dan kemasan tersebut haruslah terpadu dengan fungsi produk. Desain kemasan memerlukan banyak pemikiran dan tentu saja bukan suatu hal yang mudah. Yang paling penting, kemasan tersebut harus menunjukkan identitas sebuah produk. Dalam banyak hal kemasan menggambarkan merek di mata konsumen, dan bila orang mengingat merek tersebut mereka menghayalkan kemasan tersebut; dalam hal seperti ini kemasanlah yang menghasilkan penjualan.11 2.3.2 Fungsi Kemasan Menurut William. J Stanton fungsi kemasan adalah12 : 1. Melindungi Produk dalam perjalanan menuju konsumen 2. Mewujudkan perlindungan setelah produk dibeli Menurut Djaslim Saladin peranan kemasan sebagai alat pemasaran adalah13: 1. 9 Memberikan pelayanan sendiri Djaslim Saladin, Intisari Pemasaran dan Unsur Unsur Pemasaran,2003 hal 87 10 Philip Kotler dikutip Gary Amstrong, Dasar dasar pemasaran, 1992, hal 397 11 Bambang Bhakti (2001) Merek dan Kemasan, Cakram Komunikasi, Jakarta. 12 William. J Stanton, Prinsip Prinsip Pemasaran, 1996, hal 56 13 Djaslim Saladin, Intisari Manajemen Pemasaran, 1991, hal 144 9 Semakin banyak jumlah produk yang dijual, dimana tempat pembeli mengambil sendiri barang kebutuhannya kemasan berfungsi lebih menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang menguntungkan. 2. Kemakmuran Konsumen Meningkatkan penghasilan dan kemakmuran konsumen berarti konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi penampilan, kemudahan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik. 3. Ciri Perusahaan dan Merek Banyak perusahaan mengakui adanya kekuatan terkandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenal perusahaan dan mereknya. Hermawan Kartajaya, seorang pakar di bidang pemasaran mengatakan bahwateknologi telah membuat packaging berubah fungsi, dulu orang bilang “Packaging protects what it sells (Kemasan melindungi apa yang dijual).” Sekarang, “Packaging sells what it protects (Kemasan menjual apa yang dilindungi).” Dengan kata lain, kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau wadah tetapi harus dapat menjual produk yang dikemasnya.14 Perkembangan fungsional kemasan tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Sekarang ini kemasan sudah berfungsi sebagai media komunikasi. Misalnya pada kemasan susu atau makanan bayi seringkali dibubuhi nomor telepon toll-free atau bebas pulsa. Nomor ini bisa dihubungi oleh konsumen tidak hanya untuk 14 Hermawan Kartajaya (1996), Marketing Plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan Global, PT. GramediaPustaka Utama. h.263 10 complain,tetapi juga sebagai pusat informasi untuk bertanya tentang segala hal yang berhubungan dengan produk tersebut. 2.3.3 Daya Tarik Kemasan Daya tarik kemasan sangat penting guna tertangkapnya stimulus oleh konsumen yang di sampaikan ke produsen sehingga diharapkan konsumen tertarik pada produk tersebut.Agar berhasil, maka penampilan sebuah kemasan harus mempunyai daya tarik.Menurut Wirya daya tarik visual kemasan dapat digolongkan menjadi dua yaitu15: 2.3.3.1 Daya Tarik Visual Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau lebel suatu produk mencakup warna, bentuk, merk, ilustrasi, teks, tata letak 1.Warna Warna adalah suatu mutu cahaya yang dapat dipantulkan darisuatu objek ke mata manusia. Warna terbagi dalam kategori terang(mudah), sedang, gelap (tua).Fungsi dari pemilihan warnaadalah : a. Untuk identifikasi produk sehingga berbeda dengan produk pesaing. b. Untuk menarik perhatian, warna terang atau cerah akanmemantulkan cahaya lebih jauh dibandingkan dengan warna gelap. c. Untuk menimbulkan pengaruh, misalnya untuk meningkatkanselera konsumen terhadap produk makanan. d. Untuk mengembangkan asosiasi tertentu terhadap produknya. e. Untuk menciptakan suatu citra dalam mengembangkanproduknya 15 Iwan Wirya, Kemasan yang Menjual, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1999 hal 28 - 30 11 f. Untuk menghiasi produk. g. Untuk memastikan keterbacaan yang maksimum dalampenggunaan warna kontras. h. Untuk mendorong tindakan. i. Untuk proteksi terhadap cahaya yang membahayakan. j. Untuk mengendalikan temperatur barang didalamnya. k. Untuk membangkitkan minat dalam mode. 1. Bentuk Bentuk kemasan disesuaikan dengan produknya, pertimbanganyang digunakan adalah pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, perkembangan penjualan, pemajangan dan cara-cara penggunaan kemasan tersebut. a. Bentuk yang sederhana lebih disukai daripada yang rumit. b. Bentuk yang teratur memiliki daya tarik lebih. c. Bentuk harus seimbang agar menyenangkan. d. Bentuk bujur sangkar lebih disukai dari pada persegi panjang. e. Bentuk cembung lebih disukai daripada bentuk cekung. f. Bentuk bulat lebih disukai wanita, sedang pria lebih menyukaibentuk siku. g. Bentuk harus mudah terlihat bila dipandang dari jauh. 2. Merk/logo Tanda-tanda identifikasi seperti merek dengan logo perusahaan adalah meningkatkan daya tarik konsumen.Merk atau logo ini dipandang dapat menaikkan gengsi atau status seorang pembeli. Syarat-syarat logo yang baik adalah : 12 a. Mengandung keaslian b. Mudah dibaca atau diucapkan. c. Mudah diingat. d. Sederhana dan ringkas. e. Tidak mengandung konotasi yang negatif. f. Tidak sulit digambarkan. 3. Ilustrasi Merupakan alat komunikasi sebuah kemasan bahasa universal yang dapat menembus rintangan perbedaaan bahasa.Ilustrasi ini termasuk fotografi dan gambar-gambar untuk menarik konsumen. 4. Tipografi Tipografi adalah teks pada kemasan yang berupa pesan-pesan kita untuk menjelaskan produk yang di tawarkan sekaligusmenyerahkan konsumen untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan produsen. 5. Tata letak Tata letak adalah paduan semua unsur garfis meliputi warna,bentuk, merek ilustrasi, topografi, menjadi suatu kesatuan baruyang disusun dan di tempatkan pada halaman kemasan. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pengaturan tata letak adalah : a. Keseimbangan b. Titik pandang dengan menjadikan satu unsur yang palingmenarik. c. Perbandingan ukuran yang serasi. d. Tata urutan alur keterbatasan yang sesuai. 13 2.3.3.2 Daya tarik praktis (fungsional) Daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efisiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor.Misalnya, untuk kemudahan penyimpanan atau pemajangan produk. Beberapa daya tarik praktis lainnya yang perlu dipertimbangkan antara lain : - Dapat melindungi produk - Mudah dibuka atau ditutup kembali untuk disimpan - Porsi yang sesuai untuk produk makanan/minuman - Dapat digunakan kembali (reusable) - Mudah dibawa, dijinjing atau dipegang - Memudahkan pemakai untuk menghabiskan isinya dan mengisi kembali denganjenis produk yang dapat diisi ulang (refill) 2.3.4 Jenis Jenis Kemasan Menurut Djaslim Saladin kemasan terdiri dari tiga tingkatan yaitu :16 1. Kemasan primer : Merupakan wadah kemas langsung menyentuh produk bersangkutan. 2. Kemasan Sekunder : Merupakan bahan yang melindungi kemasan primer dan akan dibuang kalau produk tersebut digunakan. 16 H . Djaslim Saladin, 1996, Unsur-unsur Inti Pemasaran hal 51 14 3. Kemasan Pengiriman : Kemasan yang diperlukan untuk penyampaian, identifikasi atau transportasi. 2.3.5 Syarat syarat Kemasan Menurut Winardi Pertanyaan yang perlu dipertimbangkan dalam hubungan dengan pengemasan antaranya adalah17 : a. Dari sejumlah besar bahan kemasan yang tersedia bahan manakah yang paling baik digunakan untuk menonjolkan wadah produk yang dihasilkan. b. Warna, desain, bentuk serta ukuran-ukuran kemasan yang harus digunakan. c. Rancangan sebuah kemasan yang dapat mempermudah penggunaan produkoleh konsumen. d. Apakah dapat dirancang sebuah kemasan dilihat dari fungsi sehingga kemasan itu dapat dipakai untuk tujuan lain setelah barang yang ada dalam kemasan itu habis dikonsumsi. e. Pertimbangan perancangan kemasan untuk momen tertentu misalnya untuk hadiah ulang tahun dan momen tertentu lainnya. Menurut Syarief dan Irawati18 membagi kemasan menjadi beberapa golongan sebagai berikut: 17 Winardi, Asas asas marketing, Mandar maju, 1993, hal 204 18 file:///D:/Pengertian-Kemasan.htm 15 a. Gelas mudah pecah, transparan (sehingga tidak cocok untuk produk yangt idak tahan pada sinar ultraviolet). b. Metal biasanya dibuat dari alumunium. Kemasan dari logam mempunyaikekuatan yang tinggi sehingga cocok untuk mengemas produkprodukyang membutuhkan kemasan yang kuat, misalnya: untuk mengemasproduk yangmembutuhkan tekanan udara yang cukup ini untukpendorong keluarnya produk tersebut dari kaleng kemasannya. c. Kertas kemasan dari kertas ini tidak tahan terhadap kelembaban dan air jadimudah rusak, jadi kemasan kertas tidak cocok untuk mengemasproduk-produk yang memiliki kadar air tinggi atau dalam keadaancair. d. Plastik kemasan ini dapat berbentuk film, kantung, wadah dan bentuk lainnya seperti botol kaleng, toples dan kotak. Penggunaan plastik sebagai kemasan semakin luas karena ongkos produksinya relatifmurah, mudah dibentuk dan dimodifikasi. 2.3.6 Etika Kemasan Dalam menentukan kebijakan dalam pengemasan suatu produkprodusen hendaknya memperhatikan etika pemasaran McCharty19 yaitu dengan membuat kemasan yang dapat di pertanggung jawabkan secara sosial misalnya dengan membuat kemasan yang dapat didaur ulang atau kemasan yang dapat dipakai kembali sehingga tidak merusak lingkungan. Disamping itu produsen dalam kemasannya harusmencantumkan tanggal kadaluwarsa produk tersebut agar konsumen tidak di rugikan oleh barang-barang yang tidak ia perlukan dan berbahaya bagi merek dan perlu juga di cantumkan tentang informasi harga barang tersebut pada konsumen produk tersebut. 19 McCarthy, Basic marketing, penerbit Illinois, 1993, hal 199 16 2.4 Semiotika 2.4.1 Pengertian Semiotika Secara etimologis, semiotik berasal dari kata Yunani “Semion” yang berarti “Tanda”20. Tanda itu sendiri diartikan sebagai sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain. Secara Terminologis, semiotik dapat diartikan sebagai ilmu yang memepelajari sederetan peristiwa yang terjadi di seluruh dunia sebagai tanda. Adapun nama lain dari semiotika adalah semiologi. Jadi sesunguhnya kedua istilah ini mengandung pengertian yang persis sama, walaupun penggunaan salah satu dari kedua istilah tersebut biasanya menunjukkan pemikiran pemakainya; mereka yang bergabung dengan Peirce menggunakan kata semiotika,dan mereka yang bergabung dengan Saussure menggunakan kata semiologi. Peirce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object, dan interpretant. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat).Sedangkan acuan tanda ini disebut objek.Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda 20 DRS. Alex Sobur, M.Si, Semiotika Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya,bandung, 2009 hal 16 17 itu digunakan orang saat berkomunikasi21. Teori Semiotik menurut Ferdinand De Saussure22.Dalam teori ini semiotik dibagi menjadi dua bagian (dikotomi) yaitu penanda (signifier) dan pertanda (signified).Penanda dilihat sebagai bentuk/wujud fisik dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur, sedang pertanda dilihat sebagai makna yang terungkap melalui konsep, fungsi dan/atau nilai-nlai yang terkandung didalam karya arsitektur.Eksistensi semiotika Saussure adalah relasi antara penanda dan petanda berdasarkan konvensi, biasa disebut dengan signifikasi.Semiotika signifikasi adalah sistem tanda yang mempelajari relasi elemen tanda dalam sebuah sistem berdasarkan aturan atau konvensi tertentu.Kesepakatan sosial diperlukan untuk dapat memaknai tanda tersebut. Dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda untuk mengirim makna tentang objek dan orang lain akan menginterpretasikan tanda tersebut. Objek bagi Saussure disebut “referent”. Hampir serupa dengan Peirce yang mengistilahkan interpretant untuk signified dan object untuk signifier, bedanya Saussure memaknai “objek” sebagai referent dan menyebutkannya sebagai unsur tambahan dalam proses penandaan. Contoh: ketika orang menyebut kata “anjing” (signifier) dengan nada mengumpat maka hal tersebut merupakan tanda kesialan (signified). Begitulah, menurut Saussure, “Signifier dan signified merupakan kesatuan, tak dapat dipisahkan, seperti dua sisi dari sehelai kertas”. 21 Ibid, hal 41 22 Ibid, hal 46 18 2.4.2 Macam- macam Semiotika 1. Semiotik Analitik Semiotik analitik adalah semiotik yang menganalisis sistem tanda. 2. Semiotik Deskriptif Semiotik deskriptif adalah semiotk yang memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang. 3. Semiotik Faunal (Zoo semiotic) Semiotik Faunal adalah semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan.misalnya aungan srigala menandakan adanya serigala di tempat aungan terdengar. 4. Semiotik Kultural Semiotik kultural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu. 5. Semiotik Naratif Semiotik Naratif adalah semiotik yang menelaah sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan (Folkkore) 6. Semiotik Natural Semiotik natural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam. Misalnya cuaca yang mendung menandakan akan terjadinya hujan. 19 7. Semiotik Normatif Semiotik normatif adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang di buat oleh manusia yang berwujud norma-norma, misalnya rambu-rambu lalu lintas. 8. Semiotik Sosial Semiotik sosial adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berupa lambang. 9. Semiotik Struktural Semiotik struktural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa. 2.4.3 Tipe-tipe Tanda Ikon Sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang serupa dengan bentuk objeknya.Didalam ikon hubungan antara penanda dan petandanya memiliki kesamaan dalam beberapa kualitas.Suatu peta atau lukisan bisa dikatakan sebagai ikon karena memiliki kemiripan rupa dengan objeknya. Contoh lain adalah rambu-rambu lalu lintas seperti “awas, banyak anak-anak!” ,”rambu2 lampu lalu-lintas” semua itu memiliki kemiripan visual atau bisa juga disebut ”meniru” dengan objeknya. Indeks Merupakan tanda yang memiliki keterikatan eksistensi terhadap petandanya atau objeknya atausesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang 20 mengisyaratkan penandanya.Di dalam indeks, hubungan antara penanda dengan petandanya bersifat nyata dan aktual. Misalnya bau kentut pertanda ada orang yang baru saja kentut di tempat itu, tanda panah menunjukkan kanan dibawahnya bertuliskan “SOLO 20 KM” adalah indeks bahwa ke kanan 20 kilometer lagi adalah kota Solo, begitu juga dengan tombol-tombol atau link dalam situs web merupakan indeks untuk menuju halaman web yang dimaksud. Simbol Merupakan tanda yang bersifat konvensional.Tanda-tanda linguistik umumnya merupakan simbol. Jadi simbol adalah suatu tanda yang sudah ada aturan atau kesepakatan yang dipatuhi bersama, simbol ini tidak bersifat global, karena setiap daerah memiliki simbol-simbol tersendiri seperti adat istiadat daerah yang satu belum tentu sama dengan adat-istiadat daerah yang lainnya. Simbol palang putih dengan latar belakang merah sudah disepakati secara internasional bahwa tanda itu berarti “stop” atau larangan masuk. 2.4.4 Sistem Semiotika Sistem semiotika dibedakan dalam tiga komponen sistem. Semiotik Pragmatik (semiotic pragmatic) Semiotik Pragmatik menguraikan tentang asal usul tanda, kegunaan tanda oleh yang menerapkannya, dan efek tanda bagi yang menginterpretasikan, dalam batas perilaku subyek.Dalam arsitektur, semiotik prakmatik merupakan tinjauan tentang pengaruh arsitektur (sebagai sistem tanda) terhadap manusia dalam menggunakan bangunan.Semiotik Prakmatik Arsitektur berpengaruh terhadap indera manusia dan perasaan pribadi (kesinambungan, posisi tubuh, otot dan persendian). Hasil karya arsitektur akan dimaknai sebagai suatu hasil persepsi 21 oleh pengamatnya, hasil persepsi tersebut kemudian dapat mempengaruhi pengamat sebagai pemakai dalam menggunakan hasil karya arsitektur. Dengan kata lain, hasil karya arsitektur merupakan wujud yang dapat mempengaruhi pemakainya. Semiotik Sintaktik (semiotic syntactic) Semiotik Sintaktik menguraikan tentang kombinasi tanda tanpa memperhatikan „makna‟nya ataupun hubungannya terhadap perilaku subyek. Semiotik Sintaktik ini mengabaikan pengaruh akibat bagi subyek yang menginterpretasikan.Dalam arsitektur, semiotik sintaktik merupakan tinjauan tentang perwujudan arsitektur sebagai paduan dan kombinasi dari berbagai sistem tanda. Hasil karya arsitektur akan dapat diuraikan secara komposisional dan ke dalam bagian-bagiannya, hubungan antar bagian dalam keseluruhan akan dapat diuraikan secara jelas. Semiotik Semantik (semiotic semantic) Semiotik Sematik menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai dengan „arti‟ yang disampaikan.Dalam arsitektur semiotik semantik merupakan tinjauan tentang sistem tanda yang dapat sesuai dengan arti yang disampaikan.Hasil karya arsitektur merupakan perwujudan makna yang ingin disampaikan oleh perancangnya yang disampaikan melalui ekspresi wujudnya. Wujud tersebut akan dimaknai kembali sebagai suatu hasil persepsi oleh pengamatnya. Perwujudan makna suatu rancangan dapat dikatakan berhasil jika makna atau „arti‟ yang ingin disampaikan oleh perancang melalui rancangannya dapat dipahami dan diterima secara tepat oleh pengamatnya, jika ekspresi yang ingin disampaikan perancangnya sama dengan persepsi pengamatnya. 22 2.5 Produk 2.5.1 Pengertian Produk Produk menurut Kotler dan Amstrong adalah : “A product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Menurut Stanton, “A product is asset of tangible and intangible attributes, including packaging, color, price quality and brand plus the services and reputation of the seller”. Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atributatribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya. Menurut Tjiptono secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli. 2.5.2 Tingkatan Produk Menurut Kotler ada lima tingkatan produk, yaitu: a) Core benefit yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen. b) Basic product yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra. c) Expected product yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisikondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk. d) Augmented product yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing. 23 e) Potential product yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang. 2.5.3 Klasifikasi Produk Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu: 2.5.3.1 Klasifikasi Wujud Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu : a) Barang Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. b) Jasa Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. c) Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik. 24 2.5.3.2 Klasifikasi Daya Tahan Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : a) Barang tidak tahan lama Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya. b) Barang tahan lama Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain. 2.5.3.3 Klasifikasi Tujuan Konsumsi Didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: a) Barang konsumsi Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut. b) Barang industri Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali. 2.6 Komunikasi Merk Pada dasarnya komunikasi merk adalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan keunikan yang dimiliki sebuah merk ke pasar 25 menggunakan berbagai strategi. Tujuan hal tersebut sederhana, yaitu agar pelanggan memutuskan untuk mengonsumsi, puas kemudian loyal terhadap merk. Namun untuk mencapai kondisi tersebut tentu saja tidak sesederhana menulisnya. Sebab realitas pasar begitu kompleks, beragam produk dari berbagi merk dapat ditemui setiap saat, preferensi pelanggan berbeda-beda, dan semakin beragamnya segmen pasar. “Successful brand communications bring to life the unique stories and ideas behind products and services. They engage people emotionally and ultimately persuade consummers in their chices”. -Simply I.D- 2.6.1. Proses Komunikasi Efektif Pada zaman modern, beberapa pakar seperti Claude E. Shannon dan Werren Beaver ikut mengembangkan konsep-konsep komunikasi. Keduanya memukakan bahwa proses komunikasi akan efektif jika memiliki lima unsur, yaitu sender, transmitter, signal, receive dan goals. Pandangan lainya dari David. K.Berto (1960) membuat komunikasi lebih sederhana, yaitu pengirim (source), pesan (message), saluran (channel), dan penerima (receive) atau sering disingkat “SCMR”. Formula tersebut lalu dilengkapi lagi oleh pakar lainya seperti Gerald Mille dan Melvin L. D. Fleur dengan menambahkan unsur Effect dan Feedback. Adapun unsur lingkungan dimasukan oleh pakar seperti Josept de Vito, K. Sereno 26 dan Erika Vora . Kotler menyebut faktor lingkungan ini sebagai bunyi (noise) yang merujuk pada berbagi gangguan yang dapat timbul dalam proses komunikasi. Jika dijabarkan, proses komunikasi dari berbagi pandangan pakar tersebut dapat dilihat pada tampilan berikut ini: 1. Pesan. Isi pesan harus disampaikan berkaitan dengan konten. Beberapa perusahaan mengkomunikasikan merk mereka dengan pendekatan rasional dan emosional, atau kombinasi keduanya. Bentuknya bisa bersifat ilmu pengetahuan, informasi, nasihat hingga “propaganda”. 2. Media. Saat ini internet telah merevolusi media komunikasi massa. Tidak salah jika Philip Kotler menggambarkan bahwa pemasaran “…Moving from market place to market space”. Media sebagai alat dalam memindahkan pesan harus dipilih secara selektif dalam mengkomunikasikan merk, karena tidak semua media dapat memberi manfaat optimal. 3. Penerima. Dalam hal ini penerima adalah pelanggan yang menjadi sasaran pesan yang dikirim. Bagi sumber pesan (perusahaan), memahami karakteristik penerima (pelanggan) adalah kata kunci untuk mendapatkan respons positif mereka terhadap komunikasi merk. 27 4. Dampak. Dampak berhubungan dengan efek atau tingkat pengaruh yang dirasakan oleh penerima setelah mereka menerima pesan. 5. Umpan balik. Muncul sebagai respons terhadap berbagai pesan yang diterima pelanggan perlu disadari bahwa saat ini pelanggan memiliki informasi yang cukup beragam sehingga mereka cenderung membandingkan keunggulan antara sebuah merk dengan merk pesaingnya. 6. Lingkungan. Lingkungan berhubungan dengan faktor-faktor eksternal yang dapat menggangu jalanya proses komunikasi antara sumber dan penerima. 2.6.2. Identifikasi Tujuan Komunikasi Agar proses berjalan baik, identifikasi yang jelas terhadap tujuan komunikasi menjadi sangat penting, terutama dalam menentukan respons yang diharapkan dari stimulus komunikasi yang disampaikan. Oleh karena itu, sangat penting memahami bagaimana target pelanggan bergerak dalam tahap-tahap menuju kesiapan pembeli. Ada beberapa teori yang dapat menjelaskanya, seperti Model Hierarki Efek (Hierarchy of Effects Model) yang terdiri atas tahap-tahap yang dapat digunakan oleh pemasar dalam merencanakan target komunikasi secara lebih baik. Tahapan-tahapan tersebut adalah : 28 1. Awareness Dilakukan jika sebagian besar target pasar (pelanggan) belum sadar akan merk yang ditawarkan. Tugas komunikator adalah membangun kesadaran pelanggan akan keberadaan nerk tersebut dari berbagai media. 2. Knowledge Sebagian pelanggan mungkin telah sadar akan keberadaan merk, tetapi mereka hanya sadar dan belum memilih pengetahuan yang cukup mengenai merk. Jika kondisi seperti ini yang dihadapi, maka pemasar dapat menentukan tujuan dengan focus pada pengetahuan mengenai merk kepada target pelanggan. 3. Liking Setelah pelanggan menyadari segala sesuatu tentang merk, pemasar harus menemukan jawabanya sebelum akhirnya menentukan strategi komunikasi selanjutnya yang dapat mendorong kesukaan pada merk. 4. Preference Preferensi berarti pelanggan lebih menyukai suatu merk dibandingkan merk lainya. Jika faktanya merk produk tidak lebih unggul dibanding pesaing, maka komunikasi merk dengan menonjolkan keunggulan produk yang dimiliki. 29 5. Conviction Pada tahap ini, merk lebih dari sekedar disukai, tetapi pelanggan belum memiliki cukup keyakinan untuk mengonsumsinya. Tugas selanjutnya komunikator adalah membangun keyakinan agar pelanggan segera bertindak, meyakinkan mereka bahwa mengonsumsi produk yang ditawarkan merupakan tindakan yang tepat. 6. Purchase Meskipun telah memiliki keyakinan yang kuat, pelanggan belum tentu sampai pada tindakan membeli. Komunikasi harus terus dilanjutkan untuk mendorong pelanggan untuk membeli dengan menerapkan strategi komunikasi yang sesuai agar keputusan membeli bener-benar terjadi. 2.6.3. Menentukan Pesan yang Disampaikan Dalam menyampaikan pesan komunikasi, setidaknya pemasar harus memperhatikan empat hal, yaitu : 1. Isi Pesan Penerapan isi pesan sangat bergantung pada kebutuhan dan terdiri atas tiga bentuk yang berbeda, yaitu : a. Pesan Rasional. Pesan ini berisi tentang manfaat serta keunggulan merk bagi pelanggan, seperti kualitas yang unggul, hemat, dan berkinerja tinggi. 30 b. Pesan Emosional. Bentuk pesan yang disampaikan berusaha membangkitkan emosi pelanggan sehingga akan berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan. c. Pesan Moral, pesan ini berisi arahan kepada pelanggan mengenai hal yang benar dan yang salah atau patut dan tidak patut. 2. Struktur Pesan Untuk memperbesar kemungkinan pesan bisa diterima secara efektif, struktur pesan juga harus diperhatikan. Menurut Carl Iver Hovland, seorang pakar psikologi kognitif dari Yale University, secara garis besar struktur pesan terdiri atas tiga bentuk yaitu : a. Menarik Kesimpulan. Kesimpulan pesan yang disampaikan memiliki dua perspektif, yaitu kesimpulan yang diberikan secara langsung oleh pemasar sebagai komunikator atau justru membiarkan pelanggan sendiri yang membuat kesimpulan. b. Argumen Satu Sisi Atau Dua Sisi. Disini, argument berhubungan dengan keputusan komunikator mengenai apakah komunikasi yang dilakukan hanya menyampaikan keunggulan-keunggulan merk (one sided) atau juga menyebutkan beberapa keterbatasan yang dimiliki (two sided). c. 31 d. Urutan Penyajian. Dalam menyajikan urutan pesan, faktor kondisi pelanggan tentu saja sangat penting untuk diperhatikan. Bagi pelanggan yang memiliki waktu yang cukup banyak, mungkin argument mengenai merk paling kuat disajikan di akhir pesan (antiklimaks), sebaliknya bagi pelanggan yang memiliki waktu terbatas, penyajian keunggulan justru harus ditempatkan di awal pesan. Beberapa pesan komunikasi yang dilakukan justru merupakan kombinasi keduanya, bahkan tidak jarang pengulangan dilakukan untuk mendapatkan kesadaran tinggi dari pelanggan. 3. Bentuk Pesan Bentuk pesan yang akan disajikan harus dirancang dengan baik. Kalimat dan ilustrasi yang menarik akan sangat membantu. Harus dipahami bahwa masing-masing media memiliki karakteristik berbeda sehingga “kemasan” pesan menjadi sangat penting. 4. Sumber Pesan Sumber pesan harus berasal dari sumber kredibilitas agar mampu meraih perhatian, argument inilah yang menjadi dasar alasan banyak merk menggunakan endorser dari kalangan public figure. Melalui sosoknya, pemasar dapat memanfaatkan kredibilitas mereka melalui keahlian, kepercayaan, dan disukai, 32 dengan demikian, pesan-pesan mereka diharapkan dapat diterima secara luas. 2.7. Teori Prilaku Konsumen 2.7.1. Pengertian Prilaku Konsumen Prilaku konsumen (Consumen Behaviour) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang/jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada dua elemen penting dari prilaku konsumen itu : proses pengambilan keputusan, dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang/jasa secara ekonomis. 2.7.2. Teori - Teori Prilaku Konsumen Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi mengapa seseorang membeli suatu produk tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginanya, antara kebutuhan dan keinginan terdapat suatu perbedaan. Kebutuhan bersifat naluriah, sedangkan keinginan merupakan buatan yang dibentuk oleh lingkungan hidup seperti keluarga, tempat kerja, kelompok sosial, tetangga dan sebagainya. Untuk mengetahui dan memahami serta dapat mengarahkan prilaku konsumen dalam melakukan kegiatan, perlu dipelajari teori-teori prilaku konsumen antara lain: teori mikro, teori psikologis, teori sosiologis, dan teori antropologis . 33 1. Teori Mikro Menurut teori ini keputusan untuk membeli merupakan hasil perhitungan ekonomis, rasional yang sadar. Pembeli individu berusaha menggunakan barangbarang yang memberikan keguanaan (kepuasan) paling banyak, sesuai dengan selera dan harga yang relatif. 2. Teori Psikologis Teori psikologis ini berdasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. 3. Teori Sosiologis Teori sosiologis atau disebut juga teori psikologis sosial, lebih menitik beratkan pada hubungan dan pengaruh antara individu-individu yang dikaitkan dengan prilaku mereka. 4. Teori Antropologis Teori antropologis menekankan prilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas seperti kebudayaan, sub budaya dan kelas sosial23. 23 Danang Sunyoto, Konsep Dasar Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen. (Yogyakarta: Penerbit CAPS. 2012), Hlm. 251-257. 34 2.8. Keputusan Pembeli 2.8.1. Struktur Keputusan Pembelian Penjual perlu menyusun keputusan membeli secara keseluruhan untuk membantu konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembelianya. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur. Struktur-struktur tersebut adalah : 1. Keputusan tentang jenis produk. Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli suatu produk. 2. Keputusan tentang bentuk produk. Keputusan ini menyangkut ukuran, mutu, corak dan sebagainya. 3. Keputusan tentang merk. Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang akan dibeli. 4. Keputusan tentang penjualnya. Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli. 5. Keputusan tentang jumlah produk. Konsumen harus mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. 6. Keputusan tentang waktu pembelian. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. 35 7. Keputusan tentang cara pembayaran. Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang akan dibeli24. 2.9 Profil Perusahaan Ciwitt risoles adalah sebuah merek dari UKM yang bergerak di bidang kuliner khususnya risoles. Ciwitt risoles terbentuk pada april 2011 oleh beberapa pengusaha muda yang mempunyai minat yang sama di bidang usaha yaitu kuliner khususnya adalah risoles. Ciwitt risoles memiliki beberapa variasi produk diantaranya adalah risoles mayounaise, risoles bolognaise, risoles keju, dsb. Ciwitt risoles sudah berjalan 2 tahun dan mempunyai pelanggan sendiri di Jakarta. Pendistribusian ciwitt risoles ini sendiri adalah dengan cara menitip di kantin sekolah, kantin kantor, kampus, dan juga mempunyai boot untuk. Alamat rumah produksi Jalan Raden Saleh, Ruko Studio alam TVRI Rt 7 Rw 4 No 4, Depok, Jawa Barat.Telepon : (021) 44455043 24 Danang Sunyoto. Ibid, hlm. 278-279. 36 2.9.1 Identitas Produk 37