PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi Oleh : Megasari Delfia NIM : 118114178 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi Oleh : Megasari Delfia NIM : 118114178 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuni-Nya. Tak lupa shalawat serta salam penulis panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagai tauladan, panutan bagi umat manusia, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Evaluasi Pengadaan Obat Dengan Metode ABC di Puskesmas Sleman Yogyakarta”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) pada Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis hingga akhir penulisan laporan skripsi. Oleh karena itupenulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan sarana dan prasarana kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dukungan, pengarahan, dan semangat selama penyusunan skripsi. 3. Para dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyelesaian naskah skripsi ini. 4. Bappeda Kabupaten Sleman, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Kepala UPT POAK Kabupaten Sleman, Apoteker Pengelola Ruang Obat dan Dokter Puskesmas Sleman Yogyakarta dan Puskesmas Tempel I Yogyakarta yang berkenan memberikan ijin penelitian dan membantu dalam pengambilan data. vii proses PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Keluarga Tercinta, Mamah, Papah, Iyo, Teh Ulan, Teh Fanny, dan Giri Graha Fikri terimakasih atas doa dan dukungannya yang selalu diberikan, yang selalu memotivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 6. Sahabat terkasih, Titi, Panic, Ari, Vrizka Maulida, Fitri, Resa Aditama, Ikka, Windy, Ayu, Agi, Edita, Hanny, Echa, Sahnaz yang tidak putus untuk memberikan dukungan, motivasi, semangat untuk menyelesaikan skripsi ini, terimakasih. 7. Bernadetha, Rany Willem, Maria Johana, Devi , dan I Gusti Ngurah Teguh serta kerabat yang selama ini membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis mengakui terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini sehingga penulis terbuka dalam menerima kritik dan saran untuk menyempurnakan karya ini. Penulis berharap karya ini dapat menjadi acuan bagi peneliti-peneliti khususnya dalam bidang kefarmasian. Yogyakarta, 24 November 2016 Penulis viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………. iii HALAMAN PENGESAHAN.………………………………………………… iv LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS…………………………................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………. vi PRAKATA………………………………………………………………......... vii DAFTAR ISI………………………………………………………………….. ix DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xii DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. xiii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xiv INTISARI…………………………………………………………………….. xv ABSTRACT …………………………………………………………………….. xvi BAB I PENGANTAR………………………………………………………… 1 A. Latar Belakang………………………………………………………… 1 …………………………………………………. 3 2. Keaslian penelitian………………………………………………… 3 3. Manfaat penelitian…………………………………………………. 6 1. Permasalahan B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum……………………………………………………… ix 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Tujuan khusus……………………………………………………… BAB II PENELAAHAN PUSTAKA…………………………………………. 7 8 A. Obat.…………………….. …………………………………………..… 8 B. Pengelolaan Obat.……….……………………………………………… 9 C. Pengadaan Obat………………………………………………………… 10 D. Puskesmas.……………………………………………..……………….. 15 E. Analisis ABC.……………………………………………………...…… 18 F. Analisis VEN.…………………………………………………...……… 21 G. Keterangan empiris………………………………………………..……. 24 BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………..… 25 A. Jenis dan rancangan penelitian………………………………………..… 25 B. Variabel penelitian……………………………………………………… 25 C. Definisi operasional……..………………………………………………. 26 D. Subyek penelitian………………………….............................................. 27 E. Bahan atau Materi Penelitian…………………….……………………… 27 F. Instrument penelitian……………………………………………………. 28 G. Tempat Penelitian………………..……………………………………… 28 H. Tata cara penelitian……………………………………………………… 29 I. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………. 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………. 33 A. Analisis ABC………………..…………………………………………... 33 B. Analisis VEN………………………….………………………………… 36 C. Analisis Ketersediaan Obat………………………………………… …... 38 1. Ketersediaan Obat Sesuai Dengan Pola Penyakit…………….... ….. 40 2. Obat Yang Dikembalikan……………………………………………. 41 D. Hasil Wawancara………………………………………………………… 41 x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………. 44 A. Kesimpulan…………………………………………………………… 44 B. Saran………………………………………………………………….. 45 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 46 LAMPIRAN………………………………………………………………….. 48 BIOGRAFI PENULIS………………………………………………………. 76 xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel I. Pengelompokkan Pemakaian Obat Berdasarkan Analisis ABC Pada Tahun 2013 dan 2014 di Puskesmas Sleman………………………………………. xii 34 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Tahapan Pengelolaan Obat di Puskesmas…………………………… xiii 17 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2013…. 49 Lampiran 2. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2014…. 53 Lampiran 3. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2013…… 58 Lampiran 4. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2014…… 61 Lampiran 5. Analisis VEN Tahun 2013 dan 2014 Oleh Dokter Umum Puskesmas Sleman Yogyakarta…………………………………………….……………….. 65 Lampiran 6. Analisis VEN Tahun 2013 Oleh Kepala UPT POAK Sleman…….. 66 Lampiran 7. Analisis VEN Tahun 2014 Oleh Kepala UPT POAK Sleman……. 67 Lampiran 8. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang diterima dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK Sleman tahun 2013 dan 2014... 68 Lampiran 9. Analisis VEN Tahun 2013 Oleh Dokter Umum Puskesmas Tempel I 69 Lampiran 10. Analisis VEN Tahun 2014 Oleh Dokter Umum Puskesmas Tempel I………………………………………………………………………………….. 70 Lampiran 11. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang diterima dari Puskesmas Tempel I ke UPT POAK Sleman tahun 2013 dan 2014... 71 Lampiran 12. Daftar 10 Penyakit Terbesar Tahun 2013 dan 2014 di Puskesmas Sleman……………………………………………………………………………. 73 Lampiran 13. Contoh Form LPLPO Puskesmas Tempel 1..……………………... 74 Lampiran 14. Panduan Pertanyaan Wawancara………………………………….. 75 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI INTISARI Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat yang efektif dan efisien untuk menghindari perhitungan kebutuhan obat yang tidak sesuai.Penelitian ini dilakukan untuk evaluasi terkait pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta menggunakan metode ABC kombinasi VEN dari data LPPO yang diperoleh dari UPT POAKdi Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan analisis deskriptif. Pengumpulan data menggunakan rancangan penelitian retrospektif dari data pemakaian obat tahun 2013 dan 2014 didukung dengan wawancara terhadap dokter di Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I serta kepala UPT POAK Kabupaten Sleman. Analisis ABC dilakukan dengan pengambilan data pemakaian serta harga obat yang dikumulatifkan, dipersentasekan, dan diurutkan dari persen pemakaian terbesar sampai terkecil tiap tahunnya serta kategori Vital, Esensial, dan Non Esensial (VEN) dilakukan dengan wawancara. Evaluasi pengadaan 144 item obat berdasarkan metode ABC tahun 2013 diketahui sebanyak 24 item obat termasuk dalam kelompok A, 39 item obat kelompok B, dan 81 item obat kelompok C. Sedangkan tahun 2014 sebanyak 177 item obat dengan pengelompokkan dalam kategori A sebanyak 20 item obat, 45 item obat kategori B, dan 112 item obat kategori C. Dari hasil wawancara, dari kategori A tahun 2013 dan 2014 dengan narasumber berbeda yang termasuk obat vital sebanyak 1 item obat yaitu Serum ATS Inj. 1500 IU/amp. Kata kunci : Evaluasi pengadaan obat, ABC, VEN xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT Drug inventory at Puskesmas aims to ensure the efficiency and the effectiveness of drug management and inventory system to estimate the accurate amount of drug needed and thus, to avoid wasting drugs that aren’t actually needed. The main goal of the research is to evaluate the drug provisioning process at Puskesmas Sleman Yogyakarta, combining the ABC and VEN method from the LPPO data collected from UPT POAK Sleman District. It’s a non-experimental with descriptive analysis research. The data collection is done retrospectively by taking the data from 2013 and 2014 drug consumption at Puskesmas Tempel 1 and Puskesmas Sleman, and by interviewing medical doctors of the Puskesmas and chief of UPT POAK Sleman. The ABC analysis method is conducted by taking the data of drug use and each of its prices, cumulating them, converting those data into percentage form, and sorting them; while the VEN method is done through the interviews. The ABC-based evaluation conducted in 2013 from 144 items of drug resulted in 24 items belong to the group A, 39 items belong to the group B and 81 items belong to the group C. In 2014, 177 drug items are divided into 3 groups, with group A hosts for 20 items, group B hosts for 45 items, and group C hosts for 112 items. From the interview, it is known that the group A hosts for 1 vital drug, 19 and 16 essential drug, while the interviewees perception on those non essential drugs are diverging. Keyword: Evaluation drug provision, ABC, VEN xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan. Puskesmas merupakan salah satu organisasi pelayanan kesehatan yang juga merupakan organisasi jasa pelayanan umum. Pelayanan kesehatan berkaitan dengan pelayanan obat dan pelayanan obat tergantung dari ketersediaan obat di Puskesmas (Dirjen POM, 1995). Permasalahan yang sering terjadi di Puskesmas adalah ketersediaan obat yang kurang atau berlebih dan adanya obat yang telah kadaluwarsa atau rusak yang masih ditemukan di tempat penyimpanan obat. Masalah ini dipengaruhi oleh pengelolaan obat yang kurang baik. Pengelolaan yang kurang baik bisa disebabkan karena pihak Puskesmas kurang mengetahui cara pengelolaan obat yang baik dan benar (Anshari, 2009). Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat yang efektif dan efisien untuk menghindari perhitungan kebutuhan obat yang tidak sesuai, sehingga mudah diperoleh pada tempat dan waktu yang tepat. Oleh karena itu, pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Kabupaten/Kota memegang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 peranan yang sangat penting dalam menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat untuk pelayanan kesehatan untuk menghindari terjadinya kekosongan obat yang dapat menghambat proses pelayanan obat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014, proses pengelolaan obat terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, permintaan, penerimaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Banyak cara dalam melakukan pengelolaan obat yang efektif dan efisien yaitu salah satunya adalah dengan metode ABC. Metode ABC dapat membantu dalam pengendalian persediaan sehingga dapat memberikan informasi dalam rangka memprioritaskan pengadaan. Dengan analisis ABC maka dapat membantu menentukan pengendalian yang tepat untuk masing-masing kelompok obat dan menentukan obat mana yang harus diprioritaskan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Selanjutnya kelompok A yang harus diprioritaskan akan dihitung jumlah yang harus dipesan, waktu pemesanan, dan keefisienan pemesanannya (Reddy, 2008). Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta karena Puskemas ini memiliki jumlah permintaan obat paling banyak kepada UPT POAK dibanding dengan Puskemas lainnya di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Berdasarkan data yang diperoleh dari UPT POAK bahwa Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta pada tahun 2013 memiliki permintaan obat sebanyak 144 item obat dan pada tahun 2014 memiliki permintaan obat sebanyak 177. Puskesmas ini juga memberikan pelayanan kesehatan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 cakupan yang cukup luas yaitu dengan beberapa fasilitas pendukung dalam pelayanan kesehatan antara lain : pengobatan umum, pelayanan kesehatan ibu dan anak/KB, pengobatan gigi, perbaikan gizi, psikologi, pelayanan poliklinik kesehatan reproduksi remaja, poli kesehatan dan lingkungan, poliklinik infeksi menular seksual (IMS) yang biasa berkembang menjadi HIV/AIDS, fisioterapi, pelayanan ambulan dan pelayanan penunjang laboratorium. Dengan profil Puskesmas yang memiliki banyak instalasi kesehatan maka diharapkan memiliki pengelolaan obat yang baik. Oleh karena itu dilakukan evaluasi terkait pengadaan obat dengan metode ABC yang diharapkan dapat membantu memperbaiki proses pengendalian persediaan dan pengadaan obat di Puskesmas Sleman sehingga lebih efisien dan efektif. 1. Permasalahan Beberapa permasalahan yang muncul pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Seperti apakah pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta? b. Seperti apakah hasil evaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta? 2. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penelitian mengenai evaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta belum pernah dilakukan. Akan tetapi penelitian serupa pernah dilakukan oleh : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 a. Mikha, (2011) yang berjudul Evaluasi Pengelolaan Obat Dengan Metode ABC di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta Tahun 2008-2010. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengelolaan obat dengan metode ABC di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun 2008-2010 agar pengelolaan obat dapat efektif dan efisien. Pengambilan datanya dilakukan secara retrospektif yaitu data yang digunakan diambil dengan melakukan penelusuran dari LPLPO 2008-2010. Dapat disimpulkan pengelolaan obat di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta dilihat dari profil nilai pakai berdasarkan analisis ABC, ketersediaan obat sesuai dengan pola penyakit, ketersediaan obat sesuai dengan Daftar Obat Esensial National (DOEN), serta persentase sediaan obat yang dikembalikan ditiap tahunnya dapat dikatakan bahwa pengelolaan obatnya cukup baik. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat dan periode penelitian berbeda, subyek penelitian lebih dari satu, tidak melakukan perhitungan persentase obat kadaluwarsa, tidak digunakan, serta rusak yang dikembalikan oleh Puskesmas Induk Tegalrejo ke UPT POAK Kota, dan tidak hanya menggunakan metode ABC melainkan VEN. b. Nabila, (2012) yang berjudul Evaluasi Perencanaan Obat Berdasarkan Metode ABC di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M. Dunda, Limboto, Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui nilai pemakaian dari obat yang ada dalam perencanaan berdasarkan metode ABC di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M. Dunda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 Kabupaten Gorontalo Tahun 2011. Perencanaan obat dianalisis menggunakan metode ABC dari tiga jalur yaitu Reguler, Jamkesmas, dan Askes. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari ketiga jalur tersebut menyerap biaya hingga 90% dari pemakaian keseluruhan, sehingga perlu mendapat perhatian khusus pada pengendalian persediaan agar selalu terkontrol. Ini artinya perencanaan di IFRS Dr. M. M. Dunda masih kurang baik karena sering terjadi kekosongan dan kelebihan obat. Dengan menggunakan analisis ABC merencanakan pemakaian dapatmembantu obat dengan rumah sakit mempertimbangkan dalam nilai pemakaian dari beberapa item obat, pengadaan dan pengawasan obat dengan prioritas sesuai hasil analisis ABC yang bertujuan efisiensi penggunaan dana dan efektivitas efek terapi obat terhadap pasien. Perbedaan dari penelitian ini adalah tempat penelitian, subjek penelitian, dan metode yang digunakan bukan hanya metode ABC melainkan VEN. c. Lestari, (2010) yang berjudul Evaluasi Pengelolaan Obat di Puskesmas Depok II Sleman Periode Tahun 2007-2009 Dengan Metode ABC Indeks Kritis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengelolaan obat di Puskesmas berdasarkan analisis ABC Indeks Kritis sehingga pengadaan obat menjadi efektif dan efisien. Pengumpulan data menggunakan daftar seluruh obat selama tiga tahun (2007, 2008, 2009) untuk menentukan Vital, Esensial dan Non esensial. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengelolaan obat di Puskesmas dikatakan cukup baik, hal ini dilihat dari nilai indeks kritis yaitu kelompok A dan B jumlahnya lebih banyak dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 kelompok C. Selain itu obat-obatan yang masuk dalam kelompok C direkomendasikan perencanaan obatnya agar dioptimalkan pengadaannya. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat dan periode penelitian, tidak melakukan perhitungan nilai indeks kritis dan analisis z score. 3. Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang evaluasi pengelolaan obat agar pengadaan obat dapat efisien dan pemakaian yang efektif di Puskesmas Sleman Yogyakartamenggunakan metode ABC. b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak Puskesmas Sleman Yogyakarta berkaitan dengan pengelolaan obat terkait pengadaan obat agar lebih efisien dan efektif sehingga ketersediaan obat untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas Sleman Yogyakarta lebih terjamin. B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengelolaan sediaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta berdasarkan metode ABC. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 a. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini diantaranya adalah untuk : 1. Mengetahui profil kelompok A selama tahun 2013-2014, termasuk dengan nilai VEN dalam kelompok tersebut. 2. Mengetahui pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta selama tahun 2013-2014. 3. Mengevaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta selama tahun 2013-2014. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Obat Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014,obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. Menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Secara umum, pengertian obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit. Sedangkan, menurut undang-undang, pengertian obat adalah suatu bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia (Dirjen POM, 1995). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 189/MENKES/SK/III/2006, obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 upaya kesehatan, mulai dariupaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan danpemulihan harus diusahakan agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Obat juga dapat merugikan kesehatan bila tidak memenuhi persyaratan atau bila digunakan secara tidak tepat atau disalahgunakan. B. Pengelolaan Obat Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas, pengelolaan obat merupakan alah satu kegiatan pelayanan kefarmasian yang mencangkup aspek perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pengadaan, pendistribusian, dan pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan perbekalan farmasi meningkatkan kompetensi atau yang efisien, efektif, dan rasional, kemampuan tenaga kefarmasian, dan melaksanakan pengendalian mutu pelayanan. Kegiatan pengelolaan obat meliputi perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai. Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi obat untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas. Tujuan perencanaan obat untuk mendapatkan : a. Perkiraan jenis dan jumlah obat yang mendekati kebutuhan b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 Proses seleksi obat merupakan salah satu proses perencanaan yang dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi obat periode sebelumnya, data mutasi obat, dan rencana pengembangan. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas seperti dokter, bidan, dan perawat, serta pengelola Puskesmas yang berkaitan dengan pengobatan. Proses perencanaan kebutuhan obat per tahun dilakukan secara berjenjang (bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Selanjutnya Instansi Farmasi Kabupaten/Kota akan melakukan analisa terhadap kebutuhan obat di Puskesmas menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan obat, buffer stock, serta menghindari stok berlebih. Pencatatan dan pelaporan dilakukan dalam rangka penatalaksanaan secara tertib, baik obat dan bahan medis habis pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan, dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya. C. Pengadaan Obat Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui melalui pembelian, baik secara langsung atau tender dari distributor, produksi/pembuatan sediaan farmasi baik steril maupun non steril, maupun yang berasal dari sumbangan (Pratiwi et al., 2011). Pengadaan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah ditetapkan di dalam fungsi perencanaan. Proses PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 pelaksanaan rencana pengadaan dari fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan, serta rencana pembiayaan dari fungsi penganggaran (Seto et al., 2012). Tujuan pengadaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di setiap unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit di wilayah kerja Puskesmas (Depkes, 2003). Pengadaan obat di Puskesmas dilakukan untuk memperoleh jenis dan jumlah obat, obat dengan mutu yang tinggi, menjamin tersedianya obat dengan cepat dan tepat waktu. Oleh karena itu, pengadaan obat harus memperhatikan dan mempertimbangkan bahwa obat yang diminta atau diadakan sesuai dengan jenis dan jumlah obat yang telah direncanakan (Depkes RI, 2003). Pengadaan obat memiliki tiga syarat penting yangharus dipenuhi, antara lain: sesuai rencana, sesuai kemampuan, sistem atau cara pengadaan sesuai ketentuan (Seto et al., 2012). Proses pengadaan yang efektif adalah berusaha untuk memastikan ketersediaan obat yang tepat dalam jumlah yang tepat, pada harga yang tepat, dan kualitas sesuai dengan standar yang diakui. Obat-obatan dapat diperoleh melalui pembelian, sumbangan, atau produksi sendiri (Quick et al., 2012). Siklus pengadaan obat meliputi langkah-langkah sebagai berikut : 1. Meninjau atau memeriksa kembali tentang pemilihan obat (seleksi obat) 2. Menyesuaikan atau mencocokan kebutuhan dan dana 3. Memilih metode pengadaan 4. Mengalokasikan dan memilih calon penyedia obat (supplier) 5. Menentukan syarat-syarat atau isi kontrak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 6. Memantau status pesanan 7. Menerima dan mengecek obat 8. Melakukan pembayaran 9. Mendistribusikan obat 10. Mengumpulkan informasi mengenai pemakaian Sebuah proses pengadaan yang efektif harus : 1. Mengelola hubungan antara pembeli dan penjual secara transparan dan etis 2. Pengadaan obat yang tepat dalam jumlah yang tepat 3. Mendapatkan harga pembelian terendah dari harga total 4. Memastikan bahwa semua obat-obatan yang dibeli memenuhi standar yang berkualitas 5. Mengatur pengiriman tepat waktu untuk menghindari kekurangan dan kehabisan stok obat Mengatur jadwal pembelian, jumlah pesanan, dan tingkat safety stock untuk mencapai total biaya terendah dalam pembelian (Quick et al., 2012). Permintaan/pengadaan dimaksudkan agar obat tersedia dengan jenis dan jumlah yang tepat. Pengadaan meliputi kegiatan pengusulan kepada Kota/Kabupaten melalui mekanisme Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Permintaan/pengadaan obat di Puskesmas merupakan bagian dari tugas distribusi obat oleh Gudang Farmasi Kabupaten/Kota (GFK), sehingga ketersediaan obat di Puskesmas sangat tergantung dari kemampuan GFK dalam melakukan distribusi berdasarkan laporan pemakaian dan permintaan obat di semua Puskesmas (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 Kegiatan utama dalam permintaan dalam pengadaan obat baik di Rumah sakit maupun Puskesmas antara lain berupa : a. Menyusun daftar permintaan obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan. b. Mengajukan permintaan kebutuhan obat kepada Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten dan GFK dengan menggunakan LPLPO. c. Penerimaan dan pengecekan jenis dan jumlah obat. Langkah-langkah pengadaan obat meliputi: a. Memilih metode pengadaan melalui pelelangan umum, terbatas, penunjukkan langsung, perundingan kompetisi dan pengadaan langsung. b. Memilih pemasok dan dokumen kontrak c. Pemantauan status pesanan, dengan maksud untuk pengiriman, pesanan terlambat segera ditangani d. Penerimaan dan pemeriksaan obat melalui penyusunan rencana pemasukan obat, pemeriksaan penerimaan obat, berita acara dan pemeriksaan obat, obatobat yang tidak memenuhi syarat dikembalikan serta pencatatan harian penerimaan obat (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995). Ada berbagai cara yang dapat ditempuh dalam fungsi pengadaan logistik yaitu : a. Pembelian yaitu dengan cara membeli baik dengan cara pengadaan langsung, pemilihan (banding) langsung atau dengan pelelangan b. Produksi sendiri, beberapa jenis bahan farmasi dan obat sederhana dapat dibuat oleh unit produksi dari Instalasi Farmasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 c. Sumbangan atau hibah. Biasanya sumbangan ini berasal dari Badan Sosisal dan atau lembaga dari luar negeri yang tidak mengikat d. Meminjam yaitu meminjam dari Puskesmas lain atau lembaga lain, biasanya untuk mengatasi kedaruratan atau keadaan diluar perhitungan e. Menukar, biasanya dilakukan terhadap barang-barang yang jarang terpakai sehingga menumpuk dalam persediaan Masalah yang sering dihadapi dalam pengadaan obat yakni anggaran yang terbatas sehingga kebutuhan tidak mencukupi, pemasok yang yang kurang baik, kualitas obat rendah dan jadwal penerimaan barang yang tidak sesuai. Metode pengadaan pada setiap tingkat sistem kesehatan umumnya jatuh ke dalam kategori dasar, yaitu : tender terbuka, tender terbatas, negosiasi bersaing, dan pengadaan langsung, yang mana kesemuanya akan berpengaruh terhadap harga dan waktu pengiriman. Pengadaan obat dapat berjalan dengan model berbeda misalnya model pembelian tahunan, pembelian tetap atau pembelian terus menerus (Quick, et al., 2012) Pengadaan obat merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui. Menurut Quick J., et al., ada empat metode proses pengadaan : 1. Tender terbuka, berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pada penentuan harga lebih menguntungkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 2. Tender terbatas sering disebut dengan lelang tertutup. Hanya dilakukan pada rekanan tertentu yang sudah terdaftar dan punya riwayat yang baik. Harga masih bisa dikendalikan. 3. Pembelian dengan tawar menawar dilakukan bila jenis barang tidak urgen dan tidak banyak, biasanya dilakukan pendekatan langsung untuk jenis tertentu. 4. Pengadaan langsung, pembelian jumlah kecil, perlu segera tersedia. Harga tertentu relatif agak mahal. D. Puskesmas 1. Definisi Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat yang disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. 2. Pengelolaan obat di Puskesmas Berdasarkan pedoman teknis pengelolaan obat untuk unit pelayanan kesehatan Kabupaten/Kota menyatakan bahwa pengadaan obat dilakukan setelah perhitungan biaya kebutuhan obat dalam rupiah yang disesuaikan dengan dana yang tersedia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 Dalam pengadaan obat, kesesuaian jumlah dan jenis obat antara yang direncanakan dengan yang diadakan merupakan salah satu hal yang penting untuk mencegah terjadinya kelebihan atau kekurangan obat. Penyimpanan obat harus sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam distribusi obat. Pendistribusian obat dari UPT POAK dilakukan secara bijaksana agar obat yang tersedia di Kabupaten/Kota dapat tersebar secara merata memenuhi kebutuhan Puskesmas. Pencatatan atau pelaporan obat merupakan fungsi pengendalian dan evaluasi administratif obat mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, sampai pendistribusian obat (Ditjen POM, 2000). Pengelolaan obat di Puskesmas juga melakukan manajemenlogistik yang ditandai dengan adanya pemesanan, penyimpanan, pengeluaran, dan pengawasan atau pemeliharaan dalam jangka waktu tertentu. Pemesanan yang dilakukan oleh Puskesmas disesuaikan dengan kebutuhan pada Puskesmas tersebut dengan memperhatikan pemakaian bulan yang lalu dan sisa stok yang ada. Setelah obat diperoleh maka Puskesmas selanjutnya melakukan tahap penyimpanan. Permasalahan yang sering dihadapi pada tahap penyimpanan adalah pada buku pencatatan terutama kartu stok kadang tidak tercatat, adanya resep yang tidak tercatat, label pada kaleng obat sering lepas, hilang atau tercecer, dan kadang tidak memadainya tempat untuk penyimpanan (Arsad, 2008). Tahapan pengelolaan obat di Puskesmas dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 Pemesanan Pengawasan dan Pemeliharaan Tahapan Pengelolaan Obat Penyimpanan di Puskesmas Distribusi Gambar 1. Tahapan Pengelolaan Obat di Puskesmas (Arsad, 2008) 3. Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta Puskesmas Sleman merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, Puskesmas Sleman memiliki visi yaitu “Terwujudnya Puskesmas yang berkualitas dan professional menuju Sleman sehat”. Puskesmas ini juga memiliki misi yaitu : 1. Memberikan pelayanan yang berkualitas 2. Menyediakan Sumber Daya Manusia yang professional 3. Meningkatkan peran serta masyarakat 4. Mengelola lingkungan dengan baik 5. Pengelolaan manajemen Puskesmas secara efisien dan efektif 6. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 Adapun pelayanan kesehatan yang dilakukan di Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta meliputi pengobatan umum, pelayanan kesehatan ibu dan anak/KB, pengobatan gigi, perbaikan gizi, psikologi, pelayanan poliklinik kesehatan reproduksi remaja, poli kesehatan dan lingkungan, poliklinik infeksi menular seksual (IMS) yang biasa berkembang menjadi HIV/AIDS, fisioterapi, pelayanan ambulan dan pelayanan penunjang laboratorium. E. Analisis ABC Analisis ABC merupakan metode yang sangat berguna dalam melakukan pemilihan, penyediaan, manajemen distribusi, dan promosi penggunaan obat yang rasional. Analisis ABC juga dapat membantu untuk mengidentifikaasi biaya yang dihabiskan untuk setiap item obat yang tidak terdapat dalam daftar obat esensial atau untuk obat yang jarang digunakan. Metode ini dalam proses pengadaan sesuai dengan prioritas masyarakat dan menaksir frekuensi pemesanan yang mempengaruhi keseluruhan persediaan (Quick et al., 2012). Terkait dengan pendapat dari penyediaan obat, analisis ABC digunakan untuk : 1. Menentukan frekuensi permintaan item obat Memesan item obat pada kelompok A lebih sering dan dalam jumlah yang lebih kecil akan mengurangi biaya inventoris 2. Mencari sumber item kelompok A dengan harga yang lebih murah Dilakukan dengan mencari item kelompok A dalam bentuk sediaan yang paling murah atau supplier yang paling murah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 3. Memonitor status permintaan item Hal ini untuk mencegah terjadinya kekurangan item yang mendadak dan keharusan untuk melakukan pembayaran darurat yang biasanya mahal 4. Memonitor prioritas penyediaan Pola penyediaan disesuaikan dengan prioritas sistem kesehatanyang menunjukkan jumlah obat jenis apa saja yang sering digunakan 5. Membandingkan biaya aktual dan terencana 6. Membandingkan biaya aktual dan terencana dengan sistem penyediaan obat di sektor publik Negara yang bersangkutan (Quick et al., 1997). Analisis ABC juga sering disebut dengan hukum Pareto. Pareto ABC digunakan untuk mengetahui prioritas item yang digunakan di apotek yaitu melihat persentase kumulatif dari jumlah pemakaian (nilai pakai), persentase kumulatif dari jumlah investasi (nilai investasi), dan skor total nilai pakai dan nilai investasi (nilai indeks kritis). Dalam metode ini, item obat dikelompokkan menjadi kelompok berdasarkan persentase kumulatif dari nilai pakai dan nilai investasi, yaitu 80% untuk kelompok A, 15% untuk kelompok B, dan 5% untuk kelompok C. Item prioritas merupakan item kelompok A yang menghabiskan biaya sebesar 80% dari total biaya persediaan (Ancelmatini, 2013). Analisis ABC didasarkan pada sebuah konsep yang dikenal dengan nama Hukum Pareto (Ley de Pareto), dari nama ekonom dan sosiolog Italia, Vilfredo Pareto (1848-1923). Hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%). Pada tahun 1940-an, Ford Dickie dari General Electric mengembangkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 konsep Pareto ini untuk menciptakan konsep ABC dalam klasifikasi barang persediaan (Kusnadi, 2009). Dalam hal ini, pengelompokan kelas, yaitu: A, B, dan C, di mana besaran masing-masing kelas ditentukan sebagai berikut : 1. Kelas A, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 15-20% dari total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 75-80% dari total nilai uang. 2. Kelas B, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 20-25% dari total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 10-15% dari total nilai uang. 3. Kelas C, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 60-65% dari total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 5-10% dari total nilai uang (Sutarman, 2003). Metode ABC ini dalam proses pengadaan digunakan untuk memastikan bahwa pengadaan sesuai dengan prioritas kesehatan masyarakat dan menaksir frekuensi pemesanan yang mempengaruhi keseluruhan persediaan (Quick et al., 2012). Kriteria nilai kritis obat adalah : a. Kelompok A adalah kelompok obat yang tidak boleh diganti dan harus selalu tersedia dalam rangka proses perawatan pasien, untuk mengatasi penyakit penyebab kematian, kekosongan obat tidak dapat ditoleransi mengingat efek terapinya terhadap pasien. b. Kelompok B adalah obat-obatan yang dapat diganti dengan obat lain yang tersedia, banyak digunakan dalam pengobatan pencegahan penyakit. Kekosongan kurang dari 48 jam masih dapat ditoleransi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 c. Kelompok C adalah obat-obatan yang digunakan untuk penyakit yang dapat sembuh sendiri. Kekosongan lebih dari 48 jam dapat ditoleransi (Modeong, 2014). Analisis ABC dapat diterapkan pada suatu periode tahunan atau periode lebih singkat. Langkah-langkah analisis ABC yaitu : 1. Menghitung total pemakaian obat selama satu periode dan memasukkannya dalam unit biaya 2. Data pemakaian obat dikelompokkan berdasarkan jumlah pemakaian dari pemakaian terbesar sampai terkecil 3. Menghitung persentase nilai total setiap item 4. Menyusun kembali daftar berurutan dari nilai total yang paling tinggi sampai terkecil 5. Menghitung persentase kumulatif nilai total untuk setiap item 6. Kelompok obat A dengan pemakaian 80% dari keseluruhan pemakaian obat, kelompok obat B dengan pemakaian 15% dari keseluruhan pemakaian obat dan kelompok obat C dengan pemakaian 5% dari keseluruhan pemakaian obat (Quick et al., 2012). F. Analisis VEN Analisis VEN merupakan analisa yang digunakan untuk menetapkan prioritas seleksi pembelian obat serta menentukan tingkat stok yang aman dan harga penjualan obat yang tepat, sering digunakan untuk memprioritaskan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 pengadaan obat bila tidak cukup dana untuk membeli semua item yang diminta. Analisis VEN juga membantu menentukan item mana yang harus dibeli bila diperlukan (Quick et al., 2012). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 1121/MENKES/SK/XII/2008, analisa VEN merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat yang terbatas adalah dengan mengelompokkan obat didasarkan kepada dampak tiap jenis obat pada kesehatan. Semua jenis obat yang tercantum dalam daftar obat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok berikut : a. V (Vital) Merupakan obat-obat yang harus ada, yang diperlukan untuk menyelamatkan kehidupan (life saving drugs), obat untuk mengatasi penyakitpenyakit penyebab kematian terbesar ataupun untuk pelayanan pokok kesehatan di Puskesmas salah satunya adalah Vaksin, Vitamin A, Salbutamol sulfat tablet. Pada obat kelompok ini tidak boleh terjadi kekosongan. Contoh obat yang termasuk jenis obat vital adalah adrenalin, antitoksin, insulin, obat jantung. b. E (Essensial) Merupakan obat-obat yang efektif untuk mengurangi rasa kesakitan, namun sangat signifikan untuk bermacam-macam penyakit. Kriteria nilai kritis obat ini adalah obat yang bekerja kausal yaitu obat yang bekerja pada sumber penyebab penyakit dan banyak digunakan dalam pengobatan pencegahan penyakit terbanyak. Kekosongan obat kelompok ini dapat ditolelir kurang dari 48 jam. Contoh obat yang termasuk jenis obat Essensial adalah antibiotik, obat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 gastrointestinal, NSAID dan lain lain. Contoh obat yang termasuk jenis obat Esensial di Puskesmas adalah Aminofilin tablet, Klorpromazin HCl, Vitamin B kompleks. c. N (Non Essensial) Merupakan obat-obat yang digunakan untuk penyakit yang dapat sembuh sendiri dan obat yang diragukan manfaatnya dibanding obat lain yang sejenis. Kriteria nilai krisis obat ini adalah obat penunjang agar tindakan atau pengobatan menjadi lebih baik, untuk kenyamanan atau untuk mengatasi keluhan. Kekosongan obat kelompok ini dapat ditolerir lebih dari 48 jam. Contoh obat yang termasuk jenis obat Non-esensial adalah vitamin, suplemen dan lain-lain. Contoh obat yang termasuk jenis obat Non Esensial di Puskesmas adalah Aspirin tablet, Propranolol HCl, Nystatin tablet (Quick.,2012). Analisis VEN merupakan analisa yang digunakan untuk menetapkan prioritas pembelian obat serta menentukan tingkat stok yang aman dan harga penjualan obat (Syifa, 2011). Langkah-langkah menentukan VEN antara lain menyusun kriteria VEN, menyediakan data pola penyakit, dan merujuk pada pedoman pengobatan. Pemantauan status pesanan dilakukan berdasarkan sistem VEN dengan memperhatikan nama obat, satuan kemasan, jumlah obat yang diadakan, obat yang sudah dan belum diterima (Syifa, 2011). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 G. Keterangan Empiris Pengelolaan obat di Puskesmas merupakan suatu aspek manajemen yang penting karena mempengaruhi efisiensi pelayanan di Puskesmas. Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh data berupaprofil nilai VEN berdasarkan metode ABC di Puskesmas Sleman Yogyakarta sebagai Puskesmas dengan jumlah permintaan obat terbanyak dari UPT POAK di Kabupaten Sleman Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu berdasarkan data sebenarnya (tanpa adanya manipulasi data). Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan secara retrospektif yaitu pengambilan data diambil berdasarkan data yang telah ada yaitu dari daftar seluruh obat yang ada di Puskesmas Sleman tahun 2013-2014 (Pratiknya, 2001). B. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah obat yang diterima Puskesmas dari UPT POAK dannilai pareto serta VEN dari jumlah obat yang diterima Puskesmas dari UPT POAK. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 C. Definisi Operasional 1. Analisis ABC merupakan metode yang digunakan untuk mengelompokkan obat berdasarkan jumlah pemakaian yang dikategorikan menjadi kelompok A, B, dan C dilakukan dengan pengambilan data pemakaian serta harga obat dari LPLPO yang dikumulatifkan, dipersentasekan, dan diurutkan dari persen pemakaian terbanyak sampai terkecil tiap tahunnya. 2. Kategori ABC dikelompokkan menjadi kelompok A merupakan kelompok obat yang menyerap biaya sebesar 80% dari total biaya persediaan, kelompok B merupakan kelompok obat yang menyerap biaya sebesar 15% dari total biaya persediaan, sedangkan kelompok C merupakan kelompok obat yang menyerap biaya sebesar 5% dari total biaya persediaan. 3. Analisis VEN adalah metode yang digunakan untuk mengelompokkan obat berdasarkan dampaknya terhadap kesehatan. Untuk mengetahui alasan kriteria VEN dilakukan wawancara terhadap Kepala Pengelola Obat Puskesmas Sleman, dokter umum Puskesmas Sleman dan Kepala UPT POAK dari kelompok A hasil analisis ABC. 4. Pengadaan obat di Puskesmas adalah jumlah obat yang digunakan atau pemakaian obat di Puskesmas yang tertulis di LPLPO. 5. Jumlah obat yang diminta dan diterima oleh Puskesmas diperoleh dari data obat dalam LPLPO yang didapatkan dari UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 6. Wawancara dilakukan dengan Kepala Pengelola Obat Puskesmas Sleman, dokter umum Puskesmas Sleman dan Kepala UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta untuk mengetahui alasan kategori VEN dari kelompok A hasil analisa ABC pada tahun 2013-2014 agar bisa diprioritaskan pengadaannya. D. Subyek Penelitian Data obat dalam LPLPO dari Puskesmas Sleman dan Tempel I yang diperoleh dari UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta merupakan subjek penelitian ini. Kriteria inklusi yang digunakan oleh peneliti adalah seluruh obat yang digunakan di Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I selama tahun 2013-2014 dan kriteria eksklusi yang digunakan oleh peneliti adalah sediaan obat yang tidak diketahui harga satuannya. E. Bahan Atau Materi Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pemakaian obat dalam LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) dari Puskesmas ke UPT POAK dan hasil wawancara yang dilakukan terhadap Kepala Pengelola Ruang Obat Puskesmas Sleman, dokter umum Puskesmas Sleman dan Tempel I, dan Kepala UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalahpenyimpan data berupa flash untuk memuat data daftar seluruh obat selama tahun 2013 dan 2014untuk menentukan Vital, Essensial, dan Non-Essensial. Tabel pencatatan data yang berisi tentangdata yang diambil dari perhitungan dengan metode ABC yang kemudian diambil data dari kategori A untuk menentukan VEN karena jumlah penggunaannya terbanyak yaitu sebesar 80% di Puskesmas Sleman maupun di Puskesmas Tempel I dengan cara pengisian tabel data yg diisi oleh Kepala UPT POAK Kabupaten Sleman, dokter umum Puskesmas Sleman dan Tempel I, dan pengelola ruang obat Puskesmas Sleman Yogyakarta yang ditunjang dengan wawancara secara terstruktur terkait hal mengenai metode ABC dan VEN, pengelolaan obat di Puskesmas, dan 10 penyakit terbanyak yang ada di Puskesmas Sleman dan Tempel I Kabupaten Sleman Yogyakarta. G. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta, Jl. Candi Jonggrang No.6 Beran Tridadi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Puskesmas Sleman, Jl. Kapten Haryadi No. 6 Desa Triharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan Puskesmas Tempel I, Jl. Magelang KM 17,5, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 H. Tata Cara Penelitian 1. Observasi awal Observasi awal dilakukan dengan menentukan Puskesmas di Kabupaten Sleman Yogyakarta sebagai tempat untuk diteliti. Berdasarkan observasi ditetapkan Puskesmas Sleman sebagai lokasi penelitian dikarenakan jumlah permintaan obatnya paling banyak dan dilakukan perbandingan terhadap data Puskesmas Tempel I dengan jumlah permintaan obat paling sedikit di Kabupaten Sleman Yogyakarta sebagai tolak ukur untuk melihat pengadaan obat yang dilakukan sudah sesuai dengan yang direncanakan. 2. Permohonan izin dan kerjasama Perizinan dilakukan dengan mengusulkan atau memasukkan surat permohonan izin penelitian ke Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I Kabupaten Yogyakarta. 3. Pembuatan pedoman wawancara Pembuatan pedoman wawancara dilakukan dengan cara menyusun pertanyaan dan melampirkan data terkait kriteria VEN untuk kategori A oleh Kepala UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta, dokter umum Puskesmas Sleman dan Tempel I, dan kepala pengelola ruang obat Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta. 4. Pengambilan data Pengambilan data diambil melalui proses perizinan dari rekomendasi Bapedda ke Dinas Kesehatan yang kemudian sampai ke UPT POAK dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 didapatkan data retrospektif yang meliputi data pemakaian sediaan obat serta harga obat pada tahun 2013 dan 2014 serta data LPLPO yang diambil dari Puskesmas Sleman dan Tempel I terkait jumlah permintaan dan jumlah yang diterima dari UPT POAK ke Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I Kabupaten Yogyakarta. 5. Pengolahan dan analisis data Tahapan berikutnya adalah pengolahan data dan analisis data yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penarikan kesimpulan dan pemberian saran yang dapat berguna dalam pengadaan sediaan obat. 1. Analisis ABC Proses pengumpulan data diambil berdasarkan analisis ABC. Pengambilan data dilakukan terhadap besarnya jumlah pemakaian obat per satu bulan kemudian dikumulatifkan menjadi satu tahun lalu diurutkan dari pemakaian tertinggi sampai terendah, selanjutnya dibuat persentasenya dan diurutkan dari persentase tertinggi hingga terendah, dan dikumulatifkan lalu dilakukan penetapan klasifikasi menjadi kelompok A, B, dan C berdasarkan persentase kumulatif 80%, 15%, dan 5%. Kelompok A merupakan kelompok obat yang menyerap biaya sebesar 80% dari total biaya persediaan, kelompok B merupakan kelompok obat yang menyerap biaya sebesar 15% dari total biaya persediaan, sedangkan kelompok C merupakan kelompok obat yang menyerap biaya sebesar 5% dari total biaya persediaan. Diawali dengan cara mengidentifikasi obat dengan mengurutkan pemakaian biaya dari yang terbesar ke yang terkecil. Cara perhitungannya : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 =nxh Keterangan : x : jumlah investasi dari obat n : jumlah pemakaian obat h : harga satuan obat y = x/∑x x 100% Keterangan : y : % investasi x : jumlah investasi dari obat ∑x : jumlah seluruh investasi dalam periode tertentu 2. Analisis VEN Kategori VEN didapatkan dari data pengelompokkan obat dengan metode ABC yang kemudian diambil dari kategori A karena persentase kumulatifnya paling besar. Analisis VEN dilakukan dengan melakukan wawancara kepada dokter umum Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I serta Kepala UPT POAK Sleman Yogyakarta yang bertujuan untuk menetapkan obat-obat yang masuk dalam kategori obat vital, esensial, dan non esensial. Ketiganya dipilih untuk menjadi narasumber dikarenakan sama-sama memiliki peranan penting dan saling berkontribusi satu sama lain dalam bidang kesehatan terutama dalam masalah obat-obatan dan menghadapi keluhan pasien. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 I. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan obat yang diketahui harganya, dengan demikian evaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman maupun Tempel I hanya terbatas pada data yang lengkap, sehingga tidak dapat mengevaluasi seluruh obat yang diadakan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis ABC Penelitian Evaluasi Pengadaan Obat Dengan Metode ABC di Puskesmas Sleman Kabupaten Yogyakarta tahun 2013-2014 menggunakan data pemakaian obat-obat selama periode tahun 2013-2014 yang diambil di UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta dan data yang diambil dari Puskesmas Sleman Kabupaten Yogyakarta kemudian dilakukan evaluasi ABC. Analisis ABC dilakukan dengan perhitungan menggunakan metode ABC dan kemudian dilakukan wawancara dengan dokter umum dan kepala pengelola ruang obat Puskesmas Sleman Yogyakarta terkait pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta dan penjelasan mengenai VEN (Vital, Esensial, dan Non Esensial). Analisis ABC bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan dana dengan pengelompokkan obat berdasarkan penggunaannya. Pemrosesan data dimulai dengan pengambilan data obat secara retrospektif berupa data pemakaian obat serta harga obat tahun 2013 dan 2014 di UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta yang kemudian dipilih Puskesmas Sleman untuk diambil datanya lalu dianalisis untuk bisa dievaluasi. Pengambilan obat di UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta dibuat untuk setiap bulannya. Pemesanan obat yang dilakukan ke UPT POAK Sleman Yogyakarta dari Puskesmas Sleman dibatasi pemesanannya karena untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 menghindari obat yang tersisa dari jumlah yang dipesan. Apabila jumlah obat yang dipesan masih tersisa, maka dari pihak UPT POAK Sleman Yogyakarta tidak bertanggung jawab untuk menampung pengembalian obat yang sudah dipesan, karena setiap Puskesmas sudah seharusnya memperkirakan berapa banyak obat-obatan yang ingin dipesan untuk setiap bulannya. Berikut hasil analisis ABC yang didapatkan dari data LPLPO tahun 2013 dan 2014 : Tabel I. Pengelompokkan Pemakaian Obat Berdasarkan Analisis ABC Pada Tahun 2013 dan 2014 di Puskesmas Sleman % A 24 16,7 B 39 27,1 C 81 56,2 Total 144 100 Kel. Jumlah pemakaian (Rp) Rp 317,998,075.00 Rp 61,153,115.00 Rp 20,281,180.00 Rp 399,432,370.00 2014 Persentase jumlah pemakaian (%) Jumlah item obat Jumlah item obat 2013 % 79,6 20 11,3 15,3 45 25,4 5,1 112 63,3 100 177 100 Jumlah pemakaian (Rp) Rp 425,892,725.00 Rp 84,622,515.00 Rp 26,940,150.00 Rp 537,455,390.00 Persentase jumlah pemakaian (%) 79,2 15,7 5,1 100 Tabel I menjelaskan analisis ABC di Puskesmas Sleman Yogyakarta pada tahun 2013. Data yang didapatkan pada tahun 2013, jumlah total item obat sebanyak 144. Analisis ABC dilakukan dengan mengurutkan nilai pemakaian obat dari terbesar hingga terkecil lalu dibuat persentase dan dibuat persen kumulatif sehingga didapatkan mana yang masuk dalam kategori A dengan persen kumulatif mencapai 80%, kelompok B 15%, maupun C dengan persen kumulatif sebesar 5%. Pada tahun 2013 obat yang masuk dalam kelompok A sebesar 24 item atau 16,7% dari total item dengan jumlah pemakaian Rp317,998,075,00 atau 79,6% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 dari total pemakaian. Kelompok B sebesar 39 item atau 27,1% dari total item dengan jumlah pemakaian Rp 61,153,115,00 atau 15,3% dari total pemakaian. Kelompok C sebesar 81 item atau 56,2% dari total item dengan jumlah pemakaian Rp 20,281,180.00 atau 5,1% dari total pemakaian. Data yang didapatkan pada tahun 2014, jumlah total item obat sebanyak 177. Pada tahun 2014 obat yang masuk dalam kelompok A sebesar 20 item atau 11,3% dari total item dengan jumlah pemakaian Rp 425,892,725,00 atau 79,2% dari total pemakaian. Kelompok B sebesar 45 item atau 25,4% dari total item dengan jumlah pemakaian Rp 84,622,515.00 atau 15,7% dari total pemakaian. Kelompok C sebesar 112 item atau 63,3% dari total item dengan jumlah pemakaian Rp 26,940,150.00 atau 5,1% dari total pemakaian. Dilihat dari kedua tabel pada tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat bahwa kelompok A memiliki jumlah item obat terendah dari pada kelompok B dan C tiap tahunnya, sedangkan kelompok C dari tahun 2013 hingga tahun 2014 memiliki jumlah item obat terbesar dibandingkan kelompok A dan B. Jika pada tabel 1 dan 2 dikaitkan maka dapat dilihat bahwa kelompok A memiliki jumlah item obat yang paling sedikit tetapi memiliki jumlah pemakaian yang besar, sedangkan kelompok C memiliki jumlah item obat yang paling banyak tetapi memiliki jumlah pemakaian rendah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 B. Analisis VEN Analisis VEN (Vital, Esesnsial, dan Non Esensial) diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan dokter umum Puskesmas dan kepala UPT POAK, dan data ini ditentukan dari pendapat dan pengamatan masing-masing terhadap semua item obat yang ada di Puskesmas selama tahun 2013-2014. Analisis VEN ini digunakan untuk menetapkan prioritas pembelian obat serta menentukan tingkat stok yang aman dan harga penjualan obat dengan mengklasifikasikannya ke dalam kelompok obat vital, esensial, dan non esensial. Analisis VEN didapatkan dari obat yang masuk dalam kategori A pada tahun 2013 maupun 2014 yang kemudian dilakukan wawancara kepada informan yang berbeda dapat menyebabkan obat yang sama masuk ke dalam kelompok yang berbeda. Pada penelitian ini dilakukan juga pengambilan data dari Puskesmas Tempel I yang merupakan Puskesmas yang paling sedikit mengambil obat ke UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta. Hal ini dilakukan karena untuk menjadi tolak ukur dan membuktikan bahwa semua Puskesmas yang ada di Kabupaten Sleman Yogyakarta pengelolaan obat terkait pengadaan obatnya sudah berjalan baik atau belum dengan menggunakan metode ABC. Pengambilan data yang diambil dilakukan dengan cara yang sama, yaitu dengan mengelompokkannya ke dalam kelompok ABC kemudian dikategorikan yang termasuk dalam VEN (lihat lampiran 3 dan 4). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 Pemilihan obat ke dalam kelompok vital, esensial dan non esensial dilihat berdasarkan pertimbangan akan kebutuhan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dengan penyediaan obat-obat yang dibutuhkan untuk pasien dengan menimbang resiko yang mungkin terjadi apabila sampai terjadi kekosongan stok obat. Selain itu pengelompokkan obat dengan mempertimbangkan suatu obat berdasarkan kebutuhan akan obat tersebut, tentunya sangat tergantung pengisi kuisioner yaitu dokter umum dan Kepala UPT POAK yang melakukan pengelompokkan obat sehingga apabila informannya berbeda kemungkinan untuk item obat yang sama penilaian kelompok obatnya menjadi berbeda. Menurut dokter umum di Puskesmas Sleman melihat 24 jenis obat pada tahun 2013 dan 20 jenis obat pada tahun 2014 yang termasuk dalam kategori obat vital yaitu Serum ATS inj. 1500 IU/amp dan Hyosine N Butilbromide tab 10 mg, selebihnya termasuk dalam kategori esensial (Vaksin Polio, Vaksin BCG, Parasetamol 500 mg, dan lain-lain) dan non esensial yaitu Tablet Kalium dan Vaksin-ADS 0,5 ml (lihat lampiran 5). Sedangkan menurut Kepala UPT POAK Sleman mempunyai pendapat yang berbeda pada tahun 2013 dengan 24 jenis obat yang sama, Vaksin HB Uniject dan Serum ATS inj. 1500 IU/amp termasuk dalam kategori obat vital dan selebihnya masuk dalam kategori esensial (Hemafort tablet salut, Ibuprofen 400 mg, Amoksisilin 500 mg, dan lain-lain) dan non esensial yaitu Hyosine N Butilbromide tab 10 mg. Pada tahun 2014 hanya Serum ATS inj. 1500 IU/amp saja yang termasuk dalam kategori obat vital (lihat lampiran 6 dan 7). Dari pengisian kategori VEN keduanya didapatkan VEN dari kategori A tahun 2013 dan 2014 yang termasuk obat vital sebanyak 1 item obat, esensial sebanyak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 19 dan 16 item obat pada tahun 2013 dan 2014, sedangkan non esensial sebanyak 1 item obat tahun 2013 maupun 2014 (lihat lampiran 5, 6, dan 7). Dari hasil wawancara menurut dokter umum Puskesmas Tempel I melihat 16 jenis obat pada tahun 2013 yang termasuk kategori vital adalah OAT FDC Kat. I dan selebihnya masuk dalam kategori esensial dan non esensial (lihat lampiran 9). Sedangkan pada tahun 2014 dengan 20 jenis obat yang ada terdapat 7 obat yang termasuk dalam kategori vital diantaranya Vaksin Polio, Vaksin DPT-HBHIB (Pentavalen), Vaksin-ADS 0,5 ml, Vaksin Campak, dan lainnyadan selebihnya masuk dalam kategori esensial dan non esensial (lihat lampiran 10). C. Analisis Kesediaan Obat Pengadaan obat di Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta diadakan menggunakan LPLPO dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK setiap satu bulan sekali. Dalam penelitian ini pengadaan obat dilakukan selama dua tahun yaitu tahun 2013 dan 2014. Selain dari wawancara, dilakukan kesesuaian obat dari kelompok A yang menjadi sasaran pengelompokkan VEN dengan melihat jumlah yang diminta dari Puskesmas Sleman dengan jumlah obat yang diberikan dari UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta yaitu dengan melihat lembar LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) dari Puskesmas Sleman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 Kesesuaian jumlah permintaan obat ke UPT POAK dan jumlah obat yang diterima oleh Puskesmas Sleman dari data LPLPO didapatkan persentase rata-rata tahun 2013 sebesar 93,2% dan tahun 2014 sebesar 91,8% (lihat lampiran 8). Sedangkan melihat kesesuaian jumlah permintaan obat ke UPT POAK dan jumlah obat yang diterima oleh Puskesmas Tempel I dari data LPLPO didapatkan persentase rata-rata tahun 2013 sebesar 89,1% dan tahun 2014 sebesar 91,8% (lihat lampiran 11). Dari kedua Puskesmas tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Puskesmas Sleman dengan pengambilan obat paling banyak dan Puskesmas Tempel I dengan pengambilan obat paling sedikit pada tahun 2013 dan 2014, keduanya belum 100% melakukan pengelolaan obat terkait pengadaan obat secara efisien dan efektif dengan melihat dari persentase pemesanan obat dan yang diterima. Sehingga obat yang termasuk kategori VEN seharusnya pengadaan obatnya lebih diprioritaskan khususnya obat vital yang merupakan obat yang mengancam jiwa dan beresiko bagi pasien jika terjadi kekosongan stok obat. Menurut data pemakaian obat Puskesmas Sleman yang telah dianalisis menggunakan metode ABC, adanya peningkatan ataupun penurunan dalam jumlah pemakaian obat ditiap tahunnya itu dipengaruhi oleh tingkat kejadian penyakit. Apabila terdapat kasus tertentu yang memiliki tingkat kejadian tinggi maka akan memerlukan obat yang banyak juga dan apabila tingkat kejadian kasus tersebut turun maka obat yang digunakan akan semakin berkurang. Dengan adanya perubahan-perubahan ditiap tahunnya maka diperlukan pengelolaan obat yang baik. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, yaitu : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 1. Ketersediaan Obat Sesuai Dengan Pola Penyakit Dalam perencanaan kebutuhan obat dapat menggunakan pencatatan penggunaan total semua jenis obat pada pasien di Puskesmas, sisa stok obat, dan pola penyakit. Perencanaan kebutuhan obat dengan melihat pola penyakit merupakan pendekatan secara epidemiologi. Pendekatan secara epidemiologi ini memiliki keunggulan yang lebih tepat dan sesuai dengan realitas, dimana obat yang keluar atau terdistribusi disebabkan oleh penggunaan yang riil. Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi di Puskesmas Sleman Yogyakarta dari tahun 2013 hingga 2014 dan selalu berada pada peringkat pertama dari 10 besar penyakit yang terjadi di Puskesmas. Pada tahun 2013 persentase penyakit ISPA dari 10 besar penyakit sebesar 20,4% dari 27.751 pasien dan pada tahun 2014 sebesar 21,4% dari 30.077 pasien (lihat lampiran 12). Berdasarkan data yang didapatkan dari analisis ABC dari kategori A obat-obatan yang merupakan obat-obatan yang digunakan untuk penyakit ISPA telah dibuktikan diantaranya adalah Amoksisilin, Parasetamol, dan Ibuprofen sebagai obat antibiotik maupun analgesik. Ini membuktikan bahwa ketersediaan obat di Puskesmas Sleman telah sesuai dengan pola penyakit yang masuk dalam 10 besar penyakit tersebut. Namun, pengadaan obatnya yang terpenuhi hanya sekitar 80-90%. Semua obat yang banyak dipakai dari 10 penyakit terbesar di Puskesmas Sleman Yogyakarta tersebut, pengadaannya perlu diperhatikan yaitu dalam pemesanan kembali dan berapa jumlah yang akan dipesan karena obat-obat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 tersebut diharapkan dapat selalu tersedia di Puskesmas Sleman Yogyakarta dan diharapkan tidak terjadi kekosongan atau kekurangan. Hal ini nantinya akan mempengaruhi pelayanan obat di Puskesmas. 2. Obat Yang Dikembalikan Untuk meningkatkan pengelolaan obat dalam mengurangi adanya obat yang dikembalikan sebaiknya dilakukan monitoring yang lebih baik dalam pengelolaan obat dari mulai perencanaan hingga pemakaian obat. Obat mengalami kerusakan dapat dikarenakan oleh faktor penyimpanan yang kurang baik. Dalam penyimpanan obat diharapkan ruang penyimpanan dan proses penyimpanan memiliki persyaratan yang sesuai dengan pedoman pengelolaan obat di Puskesmas. Penyimpanan obat juga harus sedemikian rupa sehingga memudahkan distribusi obat secara FIFO (first in first out) yaitu sisa stok tahun yang lalu digunakan terlebih dahulu daripada pengadaan baru, sehingga akan mencegah terjadinya obat rusak atau kadaluwarsa. D. Hasil Wawancara Analisis VEN didapatkan dari obat yang masuk dalam kategori A pada tahun 2013 maupun 2014 yang kemudian dilakukan wawancara kepada informan yang berbeda dapat menyebabkan obat yang sama masuk ke dalam kelompok yang berbeda. Dari hasil wawancara terdapat perbedaan dalam pengisian kategori VEN. Hasil wawancara yang didapat dari dokter umum Puskesmas Sleman menyatakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 bahwa pengertian obat vital adalah obat-obatan yang menyelamatkan nyawa, obat yang seharusnya ada dan tidak boleh terjadi kekosongan. Obat esensial merupakan obat yang wajib ada karena banyak paling banyak dipergunakan di Puskesmas. Dan obat non esensial merupakan obat yang diperlukan di Puskesmas tetapi jarang dipergunakan untuk tindak lanjut terapi atau pengobatan. Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Kepala UPT POAK Sleman Yogyakarta menyatakan bahwa obat vital merupakan obat untuk menyelamatkan nyawa, obat yang harus ada, penyerapannya tinggi karena tidak ada penggantinya. Yang dimaksud dengan obat esensial merupakan obat yang mirip dengan vital yaitu sebagai pencegahan maupun pengobatan. Dan obat non esensial diartikan sebagai obat penunjang saja, karena tidak terlalu banyak manfaatnya, contohnya vitamin. Vitamin masuk ke dalam kategori non esensial, tetapi dapat dilihat kembali dari efek penggunaannya, ada vitamin-vitamin tertentu yang masuk dalam kategori vital penggunaannya, contoh vitamin penambah darah. Menurut dokter umum di Puskesmas Tempel I yang dikatakan obat vital adalah obat yang wajib disediakan di pelayanan kesehatan karena untuk pasien yang mengancam jiwa, sedangkan obat esensial adalah obat yang wajib disediakan di pelayanan kesehatan, dan obat non esensial tidak disediakan di pelayanan kesehatan tidak menjadi masalah karena itu hanya menjadi pelengkap saja. Dengan narasumber berbeda maka akan didapatkan pendapat yang berbeda juga. Dari semua narasumber yang telah diwawancarai pengertian obat vital, esensial, dan non esensial kurang lebih sama, dapat dilihat lagi bagaimana PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 kebutuhan pasiennya dengan kondisi kesehatan yang dialami dengan segala pertimbangan. Adapun hasil wawancara mengenai obat-obatan yang dikembalikan oleh Puskesmas ke UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta yaitu obat yang tidak digunakan, obat yang rusak, dan obat yang telah kadaluwarsa. Puskesmas wajib melaporkan dan mengirim kembali jenis obat yang rusak atau kadaluwarsa kepada Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota. Obat yang tidak digunakan juga harus dikembalikan sebelum kadaluwarsa karena obat tersebut dapat diberikan atau direlokasi kepada Puskesmas lain yang lebih membutuhkan. Hal ini bertujuan dalam proses pemerataan pengadaan obat di semua wilayah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Pengadaan obat di Puskemas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta dilakukan berdasarkan hasil Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) dari Puskesmas ke UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta setiap satu bulan sekali. 2. Evaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta berdasarkan metode ABC didapatkan bahwa kelompok C memiliki item obat terbanyak yaitu sebanyak 81 item obat (56,2%) di tahun 2013 dan 112 item obat (63,3%) di tahun 2014. Sedangkan dari hasil analisa VEN yang didapatkan dalam kelompok A yang menyerap 80% pemakaian obat terbanyak tiap tahunnya terdapat 1item obat yang termasuk dalam kategori vital dengan narasumber berbeda yaitu Serum ATS Inj. 1500U/Amp. Pengadaan obat yang diadakan selama dua tahun (2013 dan 2014) dari kelompok A di kedua Puskesmas hanya terpenuhi 80%-90%. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 B. Saran 1. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan peneliti mampu mendapatkan data permintaan obat lengkap beserta harga obatnya umtuk meminimalkan kesalahan dalam perhitungan dalam pengelompokkan ABC. 2. Diadakan data relokasi obat antar Puskesmas sehingga penilaian pemenuhan permintaan obat bisa optimal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 DAFTAR PUSTAKA Athijah, Umi et al., 2010, Perencanaan dan Pengadaan Obat di Puskesmas Surabaya Timur dan Selatan, Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 5 No. 1, pp. 16. Ansel, C. Howard., 1985, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi keempat, Terjemahan : Farida Ibrahim, UI Press, Jakarta. Anshari, M., 2009, Aplikasi Manajemen Pengelolaan Obat dan Makanan, Nuha Medika, Yogyakarta, pp. 3. Arief, 2007, Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat, UGM Press University, Yogyakarta, pp. 131-140. Departemen Kesehatan RI, 2003, Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas, Direktorat Jenderal Palayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2006, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 189/MENKES/SK/III/2006 Tentang Kebijakan Obat Nasional, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2008, Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2000, Keputusan Menteri Kesehatan RI No:633/Menkes/SK/IV/2000 Tentang Pembentukan Gudang Perbekalan Kesehatan di Bidang Farmasi di Kabupaten/Kota Tertentu, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, 2007, Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Daerah Perbatasan, Depkes RI, Jakarta. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995, Pengelolaan Obat di Tingkat Puskesmas, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Kusnadi, E., 2009, Analisis Produktivitas Terhadap Penyeimbangan Lintasan Unpublished Undergraduate Thesis, Program Studi Teknik Industri, Universitas Mercu Buana, Jakarta. Lestari, Maria Murnian, 2010, Evaluasi Pengelolaan Obat di Puskesmas Depok II Sleman Periode Tahun 2007-2009 Dengan Metode ABC Indeks Kritis, Program Studi Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Mayawati, Dwi Md, Y., 2010, Evaluasi Pengelolaan Sediaan Farmasi di Puskesmas Kuta I Periode Tahun 2007-2009 (Dengan Metode ABC Indeks Kritis), Program Studi Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Modeong, Nabila, 2012, Evaluasi Perencanaan Obat Berdasarkan Metode ABC PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M. Dunda Kabupaten Gorontalo Tahun 2011, Program Studi D-III Farmasi, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo. Nurwulandari, Ancelmatini, Prima Rosa, Paulina H., 2013, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pengadaan Obat Menggunakan Model Pareto ABC dan Optimasi Kualitatif, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, Yogyakarta, ISSN : 1907-15022. Pratama Sari, Mikha, 2011, Evaluasi Pengelolaan Obat Dengan Metode ABC di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta Tahun 2008-2010, Program Studi Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Pratiknya, A. W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Edisi I, Cetakan II, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Pratiwi, F., I. Dwiprahasto., dan E. Budiarti, 2011, Evaluasi Perencanaan dan Pengadaan Obat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Semarang, Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, 01: 238-239. Rahim Ali, Arsad., 2008, Pengelolaan Obat, Alat dan Bahan Habis Pakai Puskesmas. https://arali2008.wordpress.com/2009/09/10/gambaranpengelolaan-obat-dan-bahan-habis-pakai-serta-alat-puskesmas-dipolewali-mandar/, diakses tanggal 6 Februari 2016. Reddy V. V., 2008, Hospital Material Management, In A. V. Srinivasan (Ed), Managing a Modern Hospital (2nd ed), New Delhi : Sage Publications, pp. 126-143. Sari, Mikha Pratama, 2011, Evaluasi Pengelolaan Obat Dengan Metode ABC di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta Tahun 2008-2010, Program Studi Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Susi, Suciati, Adisasmito, Wiku B., 2006, Analisis Perencanaan Obat Berdasarkan ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi, Jurnal Manajemen Kesehatan, Volume 9, pp. 20-21. Sutarman, 2003, Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model Backorder, Infomatek, 5(3), pp. 141–152. Syamsuni, 2005, Farmasetika Dasar dan Perhitungan Farmasi, EGC, Jakarta, pp. 47-49. Syifa, 2011, Analisis ABC dan Analisis VEN, https://syifa.blogspot.com/2011/analisis-abc-dan-analisis-ven/, diakses tanggal 12 Agustus 2016. Quick, J.D., Hume, M.L., Rankin J, R., O’Connor, R. W., 1997, Managing Drug Supply, Management Sciences for Health, 7th printing, Boston, Massachussets. Quick, J.D., Rankin, J.R., Dias, Vimal, 2012, Inventory Management in Managing Drug Supply, Third Edition, Managing access to medicines and health technologies, Management Sciences for Health, Arlington. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 LAMPIRAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 Lampiran 1. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2013 No Tanggal Nama Obat Satuan Jumlah Harga Nilai Persen (%) Persen Kumulatif (%) Kategori 0 Deksametason tab. 0,5 mg 1 14/01/2013 28.400 2002 56.856.800 2 14/01/2013 14,23 14,23 tablet 70.900 715 50.693.500 Hemafort tab salut 3 17/09/2013 Vaksin BCG 12,69 26,93 pcs 1600 21.125 33.800.000 8,46 35,39 4 17/09/2013 Vaksin Polio (IPV) 5 14/01/2013 pcs 1300 25.903 33.673.900 8,43 43,82 kaplet 75.800 303 22.967.400 5,75 49,57 6 17/09/2013 1100 14.065 15.471.500 7 14/01/2013 3,87 53,44 tablet 137.500 105 14.437.500 8 14/01/2013 3,61 57,06 Captopril 25 mg tablet 61.700 138 8.514.600 9 14/01/2013 2,13 59,19 OAT FDC Kat. I paket 23 360.000 8.280.000 2,07 61,26 10 14/01/2013 Tablet Kalium Parasetamol sirup 120 mg/5 ml Serum ATS inj. 1500 IU/amp Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Natrium diklofenak 50 mg tab tablet 3300 2.251 7.428.300 1,86 63,12 11 14/01/2013 3930 1.725 6.779.250 1,70 64,82 12 14/01/2013 70 84.150 5.890.500 13 12/02/2013 1,47 66,29 4400 1.287 5.662.800 1,42 67,71 14 14/01/2013 26.900 210 5.649.000 15 17/09/2013 1,41 69,12 pcs 300 17.360 5.208.000 16 14/01/2013 1,30 70,43 tablet 31.900 152 4.848.800 17 12/02/2013 1,21 71,64 4 1.200.00 0 4.800.000 18 14/01/2013 1,20 72,84 1915 2.365 4.528.975 1,13 73,98 19 14/01/2013 20 14/01/2013 21 17/09/2013 22 14/01/2013 23 14/01/2013 24 14/03/2013 25 14/01/2013 26 14/01/2013 27 14/01/2013 28 14/03/2013 29 14/01/2013 Ranitidin 150 mg 30 14/01/2013 31 14/01/2013 Kotrimoksazol suspensi Kloramfenikol tetes mata 0,5% 32 14/01/2013 33 14/01/2013 34 17/09/2013 35 14/01/2013 Amoksisilin 500 mg Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Parasetamol 500 mg Vaksin HB Uniject Metformin HCl 500 mg tablet pcs botol ampul tablet tablet OAT FDC Kat. II Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml paket Retinol 200.000 IU kapsul 9.550 471 4.498.050 1,13 75,10 tablet 30.600 144 4.406.400 1,10 76,21 pcs 2700 1395 3.766.500 0,94 77,15 tablet 7.700 455 3.503.500 0,88 78,03 sak 9.200 355 3.266.000 0,82 78,84 botol 340 9.020 3.066.800 0,77 79,61 1015 2.825 2.867.375 0,72 80,33 10600 260 2.756.000 0,69 81,02 48.000 52 2.496.000 0,62 81,65 440 5.500 2.420.000 0,61 82,25 tablet 15.400 156 2.402.400 0,60 82,85 botol 670 3.500 2.345.000 0,59 83,44 345 6.600 2.277.000 0,57 84,01 botol 1505 1.500 2.257.500 0,57 84,57 tablet 24.200 91 2.202.200 0,55 85,13 pcs 250 8.450 2.112.500 0,53 85,66 tablet 17.700 115 2.035.500 0,51 86,16 Ibuprofen 400 mg. Vaksin - ADS 0.5 ml Zinc tab. 20 mg Garam Oralit 200 ml Domperidon Syrup Antibakteri DOEN salep Basitrasin Siprofloksasin 500 mg Kalsium Laktat tab. 500 mg Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg Obat Batuk Hitam cairan Antasida DOEN Vaksin DPT-HB Combo Antalgin tab. 500 mg botol tube tablet tablet vial botol A B PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 36 14/01/2013 37 12/02/2013 38 14/01/2013 39 14/01/2013 40 14/01/2013 41 14/01/2013 42 14/01/2013 43 14/01/2013 44 14/01/2013 45 14/01/2013 46 14/01/2013 47 14/01/2013 48 14/01/2013 49 14/01/2013 50 14/01/2013 51 14/03/2013 52 17/09/2013 53 14/01/2013 54 14/01/2013 55 14/01/2013 Alopurinol 100 mg Dekstrometorfan HBr sirup Griseofulvin 125 mg. micro. 56 12/02/2013 57 14/01/2013 58 14/01/2013 59 12/02/2013 60 14/01/2013 61 14/01/2013 62 14/01/2013 63 13/06/2013 64 12/02/2013 65 14/03/2013 66 14/01/2013 67 16/10/2013 68 14/01/2013 69 14/01/2013 70 14/01/2013 71 12/02/2013 72 14/01/2013 73 14/01/2013 Kotrimoksazol dewasa Etil Klorida semprot tablet 12600 160 2.016.000 0,50 86,67 botol 26 76.010 1.976.260 0,49 87,16 botol 354 5.390 1.908.060 0,48 87,64 87.000 21 1.827.000 0,46 88,10 72.000 23 1.656.000 0,41 88,51 Kloramfenikol t.t. 3% Klorfeniramin Maleat tab. 4 mg Gliseril Guaiacolat 100 mg tablet Betametason krim 0,1% tube 920 1.760 1.619.200 0,41 88,92 tube 530 3.000 1.590.000 0,40 89,32 tablet 21.200 64 1.356.800 0,34 89,66 tablet 39.000 34 1.326.000 0,33 89,99 460 2.842 1.307.320 0,33 90,32 30.000 42 1.260.000 0,32 90,63 kaplet 1400 887 1.241.800 0,31 90,94 tablet 3500 350 1.225.000 0,31 91,25 4.600 266 1.223.600 0,31 91,56 tablet 5100 238 1.213.800 0,30 91,86 Serum Golongan darah set 4 291.500 1.166.000 0,29 92,15 Vaksin Campak pcs 500 2.169 1.084.500 0,27 92,42 tablet 8.500 125 1.062.500 0,27 92,69 380 2.701 1.026.380 0,26 92,95 5100 201 1.025.100 0,26 93,20 tablet 7300 131 956.300 0,24 93,44 tablet 14.900 63 938.700 0,24 93,68 2 468.270 936.540 0,23 93,91 66 12.980 856.680 0,21 94,13 35.000 24 840.000 0,21 94,34 botol 34 23.100 785.400 0,20 94,53 tablet 9300 84 781.200 0,20 94,73 3 258.500 775.500 0,19 94,92 1900 407 773.300 0,19 95,12 6.000 128 768.000 0,19 95,31 kotak 695 1.100 764.500 0,19 95,50 pcs 300 2500 750.000 0,19 95,69 7.300 99 722.700 0,18 95,87 14.800 44 651.200 0,16 96,03 260 2450 637.000 0,16 96,19 42 14.887 625.254 0,16 96,35 300 1.904 571.200 0,14 96,49 330 1.650 544.500 0,14 96,63 Mikonazol krim Glibenklamid 5 mg Thiamin HCl tab. 50 mg Hidrokortison krim 2,5 % Hidroklorotiazida 25 mg. Eritromisin 500 mg Asiklovir tab. 400 mg Kloramfenikol kapsul 250 mg Simvastatin tab.10 mg Nifedipine 10 mg Haloperidol 1,5 mg. Pasta pengisi saluran akar Framisetin Asam Askorbat/Vit. C 50 mg Etanol 70 % 1000 ml Salbutamol 2 mg. Devitalisasi pasta (non arsen) Fenoksimetil P. 500 mg. Klorpromazin HCl Sal. 100 mg. Salisil bedak 2% Vaksin - ADS 0.05 ml Dekstrometorfan HBr tab. 15 mg Triheksifenidil HCl tab. 2 mg Anti haemoroid doen komb. Bisacodyl suppo 5 mg Anti fungi doen/Whitefield Kloramfenikol salep tablet tube tablet kapsul botol tablet kotak lembar tablet botol tablet tablet tablet tablet sup sup pot botol C PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 mata 1% 74 12/02/2013 75 12/02/2013 76 14/01/2013 77 14/01/2013 78 14/01/2013 79 14/01/2013 80 17/09/2013 81 12/02/2013 82 14/01/2013 83 14/01/2013 84 14/01/2013 85 14/01/2013 86 14/01/2013 87 12/02/2013 88 15/11/2013 89 14/01/2013 90 14/01/2013 91 14/01/2013 92 12/02/2013 93 17/09/2013 94 13/12/2013 95 14/01/2013 96 14/01/2013 97 14/01/2013 98 14/01/2013 99 14/03/2013 100 12/02/2013 101 14/01/2013 102 12/02/2013 103 16/05/2013 104 14/01/2013 105 14/01/2013 106 12/02/2013 107 12/02/2013 108 13/12/2013 109 12/02/2013 110 16/05/2013 Oksitosin injeksi 10 IU/ml-1 ml. 73 7.326 534.798 0,13 96,76 tube 13 38.126 495.638 0,12 96,88 tablet 37.000 13 481.000 0,12 97,01 Furosemida tab. 40 mg tablet 4700 102 479.400 0,12 97,13 Vitamin B komplek Asiklovir krim 5% 5 gram tablet 21.000 22 462.000 0,12 97,24 175 2.552 446.600 0,11 97,35 kapsul 20 22.000 440.000 0,11 97,46 ampul 50 8.800 440.000 0,11 97,57 pot 235 1.800 423.000 0,11 97,68 tablet 3900 102 397.800 0,10 97,78 Larutan hipokloride botol 30 13.200 396.000 0,10 97,88 Metronidazol 250 mg tablet 3500 112 392.000 0,10 97,98 Kloramfenikol suspensi Fitomenadion inj. 2 mg/ml Sulfasetamid Na. Tm. 15 % botol 115 3.370 387.550 0,10 98,07 35 11.000 385.000 0,10 98,17 100 3.843 384.300 0,10 98,27 1.300 293 380.900 0,10 98,36 420 895 375.900 0,09 98,45 kotak 5 69.300 346.500 0,09 98,54 vial 1 346.500 346.500 0,09 98,63 pcs 300 1.140 342.000 0,09 98,71 tablet 30 11.000 330.000 0,08 98,80 Fenoksimetil P. 250 mg. Metoklorpropamide tab. 10 mg tablet 1200 272 326.400 0,08 98,88 3700 88 325.600 0,08 98,96 Fenol gliserol TT 10% botol 255 1.243 316.965 0,08 99,04 tablet 2700 113 305.100 0,08 99,12 tablet 5800 46 266.800 0,07 99,18 13 19.800 257.400 0,06 99,25 6.000 38 228.000 0,06 99,30 180 1.210 217.800 0,05 99,36 1500 142 213.000 0,05 99,41 1600 120 192.000 0,05 99,46 35 4900 171.500 0,04 99,50 30 5.170 155.100 0,04 99,54 botol 7 18.000 126.000 0,03 99,57 kapsul 50 2394 119.700 0,03 99,60 botol 45 2.600 117.000 0,03 99,63 200 579 115.800 0,03 99,66 Diazepam rectal 5 mg Piridoksin 10 mg Fluconazole cap 150 mg Salbutamol Nebules Salep 2 - 4 kombinasi Dimenhidrinat Retinol 100.000 IU Gentian Violet larutan 1 % Cocoa Butter Serum ABU I inj. 5 ml. Vaksin - TT Azithromycin 500 mg Aminofilin 200 mg Parasetamol 100 mg. Yodium Povidon 10% 300 ml Prednison 5 mg Lidokain kompositum injeksi Carbo adsorben 250 mg/Bekarbon Amitriptilin HCl Salut 25 mg. Natrium Klorida lar. infus 0,9% Ringer Laktat lar. infus 500 ml Dettol Cefixime kapsul 100 mg Levertran salep 15 gram Fitomenadion Sal. 10 mg. ampul tube ampul botol kapsul botol tablet botol tablet ampul tablet tablet botol botol tablet PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 111 12/02/2013 112 21/08/2013 113 16/05/2013 114 12/02/2013 115 14/01/2013 116 12/02/2013 117 14/01/2013 118 12/02/2013 119 14/01/2013 120 14/01/2013 121 12/02/2013 122 14/01/2013 123 13/12/2013 124 14/01/2013 125 Polikresulen (Albutil larutan) 4 24.300 97.200 1.000 97 97.000 200 484 96.800 600 154 92.400 312 282 87.984 botol 15 4.950 74.250 tablet 2500 26 65.000 tablet 600 105 63.000 tablet 400 157 62.800 Karbamazepin 200 mg. Oksitetrasiklin HCl salep mata 1% Nistatin Vaginal 100.000 IU Benzatin BP inj. 2.4 jt IU/vial Isosorbid dinitrat Sub. 5 mg. tablet 200 272 54.400 40 1.350 54.000 120 407 48.840 4 12.185 48.740 500 90 45.000 13/12/2013 Ethambutol tab 500 mg tablet 100 410 41.000 126 17/07/2013 tablet 200 186 37.200 127 14/03/2013 Haloperidol 5 mg Anti migrain doen/Ergotamin 300 102 30.600 128 14/01/2013 3 10.175 30.525 129 12/02/2013 15 2.002 30.030 130 17/07/2013 10 3.000 30.000 131 14/01/2013 botol 1 27.500 27.500 132 17/09/2013 kapsul 100 253 25.300 133 13/12/2013 botol 4 5.000 20.000 134 17/09/2013 tablet 200 95 19.000 135 16/05/2013 4 3.000 12.000 136 12/02/2013 100 108 10.800 137 12/02/2013 5 2.090 10.450 138 12/02/2013 10 960 9.600 139 12/02/2013 8 1.026 8.208 140 17/10/2013 5 1.450 7.250 141 17/09/2013 5 1.394 6.970 142 12/02/2013 2 2.366 4.732 143 15/04/2013 2 1.948 3.896 144 12/02/2013 2 0 0 TOTAL Isoniazida 300 mg. Rifampisin kapsul 300 mg. Metronidazol 500 mg Pirantel Pamoat tab. 125 mg Glukosa lar. infus 5% Diazepam tab. 2 mg Asetosal tablet 100 mg. Digoksin 0,25 mg. Klorhexidine 0,2 % Deksametason inj. 5 mg. ml. Aminofilin inj. 24 mg/ml-10 ml. Eugenol cairan Doksisiklin 100 mg Aqua pro inj. 25 ml Ambroxol 30 mg tab Etakridin lar. 0.1% 300 ml. Metilergometrin M. sal. 0,125 Ichtiol salep 15 gram Difenhidramin HCl inj. 10 mg/ml Epinefrin HCl/bitartrat inj. 0.1% Fitomenadion inj. 10 mg/ml. Metilergometrin M. inj. 0,200 mg. Diazepam inj. 5 mg/ml 2 ml Magnesium sulfat inj. 40% Dekstrose inj.40% 25 ml botol tablet kapsul tablet tablet tube tablet vial tablet tablet botol ampul ampul botol tablet pot ampul ampul ampul ampul ampul ampul kapsul 399.432.370 0,02 99,69 0,02 99,71 0,02 99,73 0,02 99,76 0,02 99,78 0,02 99,80 0,02 99,81 0,02 99,83 0,02 99,85 0,01 99,86 0,01 99,87 0,01 99,89 0,01 99,90 0,01 99,91 0,01 99,92 0,01 99,93 0,01 99,94 0,01 99,94 0,01 99,95 0,01 99,96 0,01 99,97 0,01 99,97 0,01 99,98 0,00 99,98 0,00 99,98 0,00 99,99 0,00 99,99 0,00 99,99 0,00 99,99 0,00 100,00 0,00 100,00 0,00 100,00 0,00 100,00 0,00 100,00 100,00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 Lampiran 2. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2014 No Tanggal Nama Obat Satuan Jumlah Harga Nilai Persen (%) Persen Kumulatif (%) Kategori 0 1 19/08/2014 Vaksin Polio (IPV) pcs 3800 25.903 98.431.400 2 14/05/2014 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) pcs 4815 14.065 67.722.975 3 14/05/2014 Vaksin BCG pcs 3200 21.125 4 16/05/2014 Hemafort tab salut tablet 62.200 660 5 14/07/2014 Amoksisilin 500 mg kaplet 72.600 6 15/10/2014 Vaksin - ADS 0.5 ml pcs 7 14/02/2014 Parasetamol 500 mg 8 17/11/2014 OAT FDC Kat. I 9 17/06/2014 Vaksin HB Uniject 10 14/03/2014 11 18,31 18,31 12,60 30,92 67.600.000 12,58 43,49 41.052.000 7,64 51,13 303 21.997.800 4,09 55,22 13202 1.395 18.416.790 3,43 58,65 tablet 124.500 105 13.072.500 2,43 61,08 paket 35 359.900 12.596.500 2,34 63,43 pcs 660 17.360 11.457.600 2,13 65,56 Tablet Kalium tablet 3500 2.750 9.625.000 1,79 67,35 15/10/2014 Kotrimoksazol dewasa tablet 19.700 445 8.766.500 1,63 68,98 12 16/07/2014 Vaksin Campak pcs 3840 2.169 8.328.960 1,55 70,53 13 17/11/2014 Ibuprofen 400 mg. tablet 50.300 150 7.545.000 1,40 71,93 tablet 5500 1.287 7.078.500 1,32 73,25 ampul 90 69.300 6.237.000 1,16 74,41 Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Serum ATS inj. 1500 IU/amp 14 14/03/2014 15 14/02/2014 16 14/03/2014 Retinol 200.000 IU kapsul 12.000 471 5.652.000 1,05 75,46 17 13/06/2014 Captopril 25 mg tablet 60.200 88 5.297.600 0,99 76,45 18 15/08/2014 Natrium diklofenak 50 mg tab tablet 24.600 210 5.166.000 0,96 77,41 19 16/05/2014 Metformin HCl 500 mg tablet 44.200 113 4.994.600 0,93 78,34 20 27/10/2014 Vaksin - Td pcs 3.000 1.618 4.854.000 0,90 79,24 21 15/08/2014 Parasetamol Suppo sup 60 78.650 4.719.000 0,88 80,12 22 14/02/2014 botol 3025 1.438 4.349.950 0,81 80,93 23 13/06/2014 botol 550 6.600 3.630.000 0,68 81,61 24 14/07/2014 botol 1415 2.300 3.254.500 0,61 82,21 25 17/09/2014 tablet 1075 2.825 3.036.875 0,57 82,78 26 16/04/2014 Garam Oralit 200 ml sak 9.800 292 2.861.600 0,53 83,31 27 14/03/2014 Siprofloksasin 500 mg tablet 11200 250 2.800.000 0,52 83,83 28 17/11/2014 Zinc tab. 20 mg tablet 5700 455 2.593.500 0,48 84,31 29 27/10/2014 Vaksin Jerap DT pcs 1.500 1.641 2.461.500 0,46 84,77 30 17/09/2014 Fluconazole cap 150 mg kapsul 110 22.000 2.420.000 0,45 85,22 31 16/04/2014 Eritromisin 500 mg kaplet 2800 864 2.419.200 0,45 85,67 32 15/12/2014 OAT FDC Kat. II paket 2 1.200.000 2.400.000 0,45 86,12 33 14/03/2014 Ranitidin 150 mg tablet 15.300 156 2.386.800 0,44 86,56 34 17/09/2014 Vitamin B komplek tablet 20.000 107 2.140.000 0,40 86,96 14/02/2014 Kalsium Laktat tab. 500 mg tablet 40.000 52 2.080.000 0,39 87,35 35 Parasetamol sirup 120 mg/5 ml Kloramfenikol tetes mata 0,5% Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml Antibakteri DOEN salep Basitrasin A B PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 36 15/08/2014 Etil Klorida semprot botol 24 76.010 1.824.240 37 15/10/2014 Vaksin - ADS 0.05 ml 0,34 87,69 pcs 700 2.500 1.750.000 38 15/12/2014 0,33 88,01 Obat Batuk Hitam cairan botol 1320 1.320 1.742.400 39 0,32 88,34 15/08/2014 Thiamin HCl tab. 50 mg tablet 28.000 62 1.736.000 0,32 88,66 40 15/10/2014 Hidrokortison krim 2,5 % tube 710 2.399 1.703.290 0,32 88,98 41 15/08/2014 Kotrimoksazol suspensi botol 695 2.340 1.626.300 0,30 89,28 42 13/06/2014 Alopurinol 100 mg tablet 13.000 125 1.625.000 0,30 89,58 43 13/06/2014 Betametason krim 0,1% tube 915 1.760 1.610.400 0,30 89,88 44 16/04/2014 Domperidon Syrup botol 430 3.624 1.558.320 0,29 90,17 45 14/02/2014 Gliseril Guaiacolat 100 mg tablet 47.000 32 1.504.000 0,28 90,45 46 13/01/2014 Antasida DOEN tablet 18.000 83 1.494.000 0,28 90,73 47 14/03/2014 tablet 71.000 21 1.491.000 0,28 91,00 48 17/11/2014 tablet 21.600 69 1.490.400 0,28 91,28 49 14/07/2014 Mikonazol krim tube 490 3.000 1.470.000 0,27 91,56 50 26/08/2014 Vaksin - ADS 5 ml pcs 684 2041 1.396.044 0,26 91,82 51 14/03/2014 Cefixime kapsul 100 mg kapsul 550 2394 1.316.700 0,24 92,06 52 17/09/2014 Amlodipin 10 mg tablet 3870 330 1.277.100 0,24 92,30 53 14/07/2014 Azithromycin 500 mg tablet 280 4.500 1.260.000 0,23 92,53 54 12/11/2014 Vaksin - TT pcs 1100 1.140 1.254.000 0,23 92,77 55 15/08/2014 Fenoksimetil P. 500 mg. tablet 2900 407 1.180.300 0,22 92,99 56 14/03/2014 Hidroklorotiazida 25 mg. tablet 28.000 42 1.176.000 0,22 93,20 57 17/11/2014 Glibenklamid 5 mg tablet 21.500 54 1.161.000 0,22 93,42 58 14/02/2014 Asam Askorbat/Vit. C 50 mg tablet 29.000 40 1.160.000 0,22 93,64 59 13/06/2014 Bisacodyl suppo 5 mg sup 72 15.583 1.121.976 0,21 93,84 60 13/01/2014 Ringer Laktat lar. infus 500 ml botol 210 5.200 1.092.000 0,20 94,05 61 16/05/2014 Framisetin lembar 68 16.000 1.088.000 0,20 94,25 62 13/06/2014 Ambroxol 30 mg tab tablet 11400 95 1.083.000 0,20 94,45 63 14/07/2014 Asiklovir tab. 400 mg tablet 2900 350 1.015.000 0,19 94,64 64 15/12/2014 Haloperidol 1,5 mg. tablet 13700 69 945.300 0,18 94,82 65 13/06/2014 vial 180 5.099 917.820 0,17 94,99 66 14/07/2014 tablet 4000 219 876.000 0,16 95,15 67 15/10/2014 Etanol 70 % 1000 ml botol 36 23.430 843.480 0,16 95,31 68 17/11/2014 Piridoksin 10 mg tablet 42.000 20 840.000 0,16 95,46 69 13/01/2014 sup 228 3.300 752.400 0,14 95,60 70 16/05/2014 tube 245 2.997 734.265 0,14 95,74 71 13/06/2014 tablet 5000 140 700.000 0,13 95,87 72 17/09/2014 Salbutamol 2 mg. tablet 9100 76 691.600 0,13 96,00 73 15/08/2014 Salbutamol Nebules ampul 100 6.600 660.000 0,12 96,12 Klorfeniramin Maleat tab. 4 mg Deksametason tab. 0,5 mg Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg Griseofulvin 125 mg. micro. Anti haemoroid doen komb. Asiklovir krim 5% 5 gram Metoklorpropamide tab. 10 mg C PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 74 15/10/2014 Nifedipine 10 mg Triheksifenidil HCl tab. 2 mg Kloramfenikol kapsul 250 mg tablet 5800 112 649.600 tablet 14500 44 638.000 kapsul 2380 266 633.080 75 17/11/2014 76 15/12/2014 77 17/09/2014 Metronidazol 500 mg tablet 3200 190 608.000 78 17/11/2014 Klorpromazin HCl Sal. 100 mg. tablet 4500 133 598.500 79 14/07/2014 Salisil bedak 2% kotak 470 1.250 587.500 botol 245 2270 556.150 ampul 200 2.750 550.000 Gentian Violet larutan 1 % Oksitosin injeksi 10 IU/ml-1 ml. 0,12 96,24 0,12 96,36 0,12 96,48 0,11 96,59 0,11 96,70 0,11 96,81 0,10 96,92 0,10 97,02 80 16/04/2014 81 17/09/2014 82 13/01/2014 Cresophene botol 1 539.000 539.000 0,10 97,12 83 14/03/2014 Retinol 100.000 IU kapsul 1750 293 512.750 0,10 97,21 kaplet 3.200 155 496.000 0,09 97,31 tablet 990 480 475.200 Asam mefenamat 500 mg Nistatin Vaginal 100.000 IU 84 15/08/2014 85 13/01/2014 0,09 97,40 86 13/06/2014 Larutan hipokloride botol 44 10.120 445.280 0,08 97,48 87 13/06/2014 Fenol gliserol TT 10% botol 215 2.042 439.030 0,08 97,56 88 16/05/2014 Kloramfenikol t.t. 3% botol 210 2.090 438.900 0,08 97,64 89 15/12/2014 Loratadine 10 mg tablet 2700 160 432.000 0,08 97,72 90 17/09/2014 Omeprazole 20 mg tablet 2040 211 430.440 0,08 97,80 91 17/09/2014 Ketokonazole 200 mg tablet 1400 300 420.000 0,08 97,88 92 14/07/2014 tablet 3500 112 392.000 0,07 97,95 93 17/09/2014 botol 19 19.800 376.200 0,07 98,02 94 15/10/2014 Braito TM botol 60 6.100 366.000 0,07 98,09 95 15/10/2014 Gemfibrozil 300 mg tab tablet 1320 272 359.040 0,07 98,16 96 15/12/2014 Fenoksimetil P. 250 mg. tablet 1300 272 353.600 0,07 98,22 97 14/02/2014 Antalgin tab. 500 mg tablet 3.000 115 345.000 0,06 98,29 98 14/03/2014 Medroksi progesteron asetat inj depo 50 mg vial 60 5.500 330.000 0,06 98,35 99 14/03/2014 Furosemida tab. 40 mg tablet 3200 102 326.400 0,06 98,41 100 17/11/2014 Amoksisilin Sirup forte 250mg/5ml botol 80 4.070 325.600 0,06 98,47 101 16/05/2014 Serum Golongan darah set 1 291.500 291.500 0,05 98,52 0,05 98,58 0,05 98,63 0,05 98,68 0,05 98,73 Amitriptilin HCl Salut 25 mg. Yodium Povidon 10% 300 ml Dekstrometorfan HBr tab. 15 mg Fitomenadion inj. 10 mg/ml. Lidokain kompositum injeksi tablet 2900 99 287.100 ampul 190 1450 275.500 ampul 210 1.295 271.950 102 13/01/2014 103 16/05/2014 104 17/11/2014 105 14/02/2014 Aminofilin 200 mg tablet 2400 113 271.200 106 17/09/2014 Natrium Klorida lar. infus 0,9% botol 55 4.900 269.500 0,05 98,78 107 13/06/2014 Parasetamol drop botol 50 5.227 261.350 0,05 98,83 108 15/08/2014 Asam Folat 1 mg tablet 5100 48 244.800 0,05 98,88 109 17/09/2014 Dimenhidrinat tablet 2300 104 239.200 0,04 98,92 110 14/02/2014 Metronidazol 250 mg tablet 2100 112 235.200 0,04 98,96 111 17/11/2014 Prednison 5 mg tablet 6.000 38 228.000 0,04 99,01 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 112 15/12/2014 Salep 2 - 4 kombinasi Anti fungi doen/Whitefield Fitomenadion Sal. 10 mg. pot 105 2.000 210.000 pot 110 1.904 209.440 tablet 300 693 207.900 0,04 99,04 0,04 99,08 113 15/08/2014 114 15/08/2014 0,04 99,12 115 13/06/2014 Perak Sulfadiazin 35 gr tube 5 40.150 200.750 0,04 99,16 116 16/04/2014 Parasetamol 100 mg. tablet 4300 46 197.800 0,04 99,20 botol 110 1.650 181.500 0,03 99,23 tube 90 1.920 172.800 0,03 99,26 botol 50 3.370 168.500 0,03 99,29 tube 30 5.550 166.500 0,03 99,32 botol 115 1.379 158.585 Kloramfenikol salep mata 1% Oksitetrasiklin HCl salep mata 1% 117 16/05/2014 118 17/11/2014 119 15/08/2014 120 15/12/2014 121 14/03/2014 0,03 99,35 122 13/06/2014 Diazepam rectal 5 mg tube 5 29.700 148.500 0,03 99,38 123 17/09/2014 Bisacodyl suppo 10 mg sup 24 6.045 145.080 0,03 99,41 124 13/06/2014 tablet 1500 92 138.000 0,03 99,43 125 15/08/2014 botol 5 24.300 121.500 0,02 99,46 126 14/02/2014 Asetosal tablet 100 mg. tablet 1000 116 116.000 0,02 99,48 127 14/02/2014 Dettol botol 6 18.000 108.000 0,02 99,50 128 15/12/2014 Amoksisilin inj 1000 mg/ml vial 10 10.000 100.000 0,02 99,52 129 16/05/2014 Aqua pro inj. 25 ml botol 20 5.000 100.000 0,02 99,54 130 16/04/2014 Glukosa lar. infus 5% botol 20 4.950 99.000 0,02 99,55 131 15/10/2014 Deksametason inj. 5 mg. ml. ampul 70 1.400 98.000 0,02 99,57 132 16/05/2014 Reserpin 0,25 mg. tablet 1.000 97 97.000 0,02 99,59 133 17/11/2014 Ketorolac inj. 10 mg/ml ampul 60 1.616 96.960 0,02 99,61 134 17/09/2014 Rifampisin kapsul 300 mg. kapsul 200 484 96.800 0,02 99,63 135 15/10/2014 Simvastatin tab.10 mg tablet 390 238 92.820 0,02 99,64 136 17/11/2014 Levertran salep 15 gram botol 35 2.600 91.000 0,02 99,66 137 15/12/2014 Kotrimoksazol Forte tablet 200 445 89.000 0,02 99,68 138 17/09/2014 Doksisiklin 100 mg botol 400 220 88.000 0,02 99,69 139 16/04/2014 Ichtiol salep 15 gram pot 15 5.500 82.500 0,02 99,71 140 15/08/2014 Eritromisin syrup botol 10 7.700 77.000 0,01 99,72 141 16/05/2014 Calcil Gluconas 100 mg inj. ampul 5 15.000 75.000 0,01 99,74 142 15/08/2014 Zinc Syr 20 mg/5 ml botol 10 7.400 74.000 0,01 99,75 143 15/12/2014 Amlodipin 5 mg tablet 390 187 72.930 0,01 99,77 144 15/12/2014 Yodium Povidon 10% 30 ml botol 36 2.000 72.000 0,01 99,78 145 15/12/2014 Vitamin B12 50mg tab tablet 1.000 70 70.000 0,01 99,79 146 15/08/2014 Epinefrin HCl/bitartrat inj. 0.1% ampul 45 1.500 67.500 0,01 99,80 147 15/10/2014 Ranitidin inj 25 mg/2ml ampul 35 1.928 67.480 0,01 99,82 148 14/07/2014 Domperidon tablet 10 mg tablet 400 167 66.800 0,01 99,83 149 15/08/2014 Glimepiride tab 1 mg tablet 250 265 66.250 0,01 99,84 Kloramfenikol suspensi Kloramfenikol salep kulit Dekstrometorfan HBr sirup Isosorbid dinitrat Sub. 5 mg. Polikresulen (Albutil larutan) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 150 15/12/2014 Salbutamol Rotahaler Aminofilin inj. 24 mg/ml-10 ml. Carbo adsorben 250 mg/Bekarbon pcs 10 5.867 58.670 ampul 15 3.818 57.270 tablet 400 141 56.400 151 14/07/2014 152 14/03/2014 153 15/08/2014 Karbamazepin 200 mg. tablet 200 272 54.400 154 15/12/2014 Diazepam Rectal 10 mg/2.5 ml tube 3 16.748 50.244 155 15/12/2014 Metronidazole suspensi botol 5 9.000 45.000 kapsul 100 431 43.100 botol 10 3.843 38.430 tablet 300 123 36.900 Salbutamol serb.inh 200 mcg/kaps Sulfasetamid Na. Tm. 15 % Anti migrain doen/Ergotamin 0,01 99,85 0,01 99,86 0,01 99,87 0,01 99,88 0,01 99,89 0,01 99,90 0,01 99,91 0,01 99,92 156 15/10/2014 157 13/01/2014 158 16/04/2014 0,01 99,92 159 16/05/2014 Diazepam tab. 2 mg tablet 1300 26 33.800 0,01 99,93 160 15/08/2014 Captopril 12,5 mg tablet 500 62 31.000 0,01 99,94 161 14/07/2014 0,01 99,94 162 15/10/2014 0,01 99,95 163 15/08/2014 0,01 99,95 164 0,01 99,96 0,01 99,96 0,01 99,97 0,00 99,97 0,00 99,98 0,00 99,98 0,00 99,99 0,00 99,99 0,00 99,99 0,00 100,00 0,00 100,00 0,00 100,00 0,00 100,00 0,00 100,00 Pirantel Pamoat tab. 125 mg Metilergometrin M. inj. 0,200 mg. Difenhidramin HCl inj. 10 mg/ml tablet 112 274 30.688 ampul 22 1.394 30.668 ampul 30 960 28.800 15/12/2014 Ambroxol Syr botol 10 2.800 28.000 165 16/05/2014 Metilergometrin M. sal. 0,125 tablet 200 140 28.000 166 15/10/2014 Digoksin 0,25 mg. tablet 300 91 27.300 167 15/08/2014 Natrium diklofenak 25 mg tab tablet 200 133 26.600 168 13/06/2014 Pirazinamida 500 mg tablet 100 235 23.500 ampul 10 2.344 23.440 ampul 5 4.500 22.500 botol 10 2.160 21.600 ampul 20 960 19.200 ampul 15 850 12.750 botol 4 2.970 11.880 ampul 5 1.948 9.740 169 14/02/2014 170 17/11/2014 171 15/08/2014 Diazepam inj. 5 mg/ml 2 ml Hyosine N Butilbromide Inj. Antasida suspensi Metoklopramide inj. 5 mg/ml Lidokain non Epinefrin injeksi Etakridin lar. 0.1% 300 ml. Magnesium sulfat inj. 40% 172 13/06/2014 173 17/09/2014 174 15/08/2014 175 16/05/2014 176 15/08/2014 Albendazol tab. 400 mg. tablet 30 102 3.060 15/12/2014 Kombipak Azithromycin - Cefixime paket 18 0 0 177 TOTAL 537.455.390 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 Lampiran 3. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2013 No Tanggal Nama Obat Jumlah Satuan Harga Nilai Persen (%) Persen Kumulatif (%) Kategori 0 1 2 3 14/06/2013 14/11/2013 15/04/2013 Hemafort tab salut 33.600 tablet 715 24.024.000 20,11 20,11 Vaksin Polio (IPV) 400 dosis 25.903 10.361.200 8,67 28,78 Amoksisilin 500 mg 33.500 kaplet 303 10.150.500 8,50 37,28 tablet 105 9.649.500 8,08 45,36 dosis 21.125 8.450.000 7,07 52,43 dosis 14.065 8.439.000 7,06 59,49 paket 360.000 5.040.000 4,22 63,71 4 15/01/2013 Parasetamol 500 mg 91.900 5 14/11/2013 Vaksin BCG Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) 400 OAT FDC Kat. I Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg 14 6 7 8 16/10/2013 16/09/2013 12/07/2013 600 480 vial 5.500 2.640.000 2,21 65,92 Zinc tab. 20 mg 5400 tablet 455 2.457.000 2,06 67,98 13/12/2013 Ibuprofen 400 mg. 17000 tablet 144 2.448.000 2,05 70,03 11 14/11/2013 Captopril 25 mg 17.400 tablet 138 2.401.200 2,01 72,04 12 12/07/2013 Retinol 200.000 IU Obat Batuk Hitam cairan Metformin HCl 500 mg 4.000 kapsul 471 1.884.000 1,58 73,62 botol 1.500 1.747.500 1,46 75,08 9 12/07/2013 10 13 14 15 16 13/12/2013 17/10/2013 18/03/2013 10800 tablet 152 1.641.600 1,37 76,45 16.200 tablet 91 1.474.200 1,23 77,69 4000 sak 355 1.420.000 1,19 78,87 botol 1.725 1.362.750 1,14 80,02 tablet 23 1.288.000 1,08 81,09 tablet 210 1.176.000 0,98 82,08 ampul 84.150 1.093.950 0,92 82,99 tablet 21 978.600 0,82 83,81 dosis 8.450 845.000 0,71 84,52 16/09/2013 Garam Oralit 200 ml Parasetamol sirup 120 mg/5 ml Gliseril Guaiacolat 100 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Serum ATS inj. 1500 IU/amp Klorfeniramin Maleat tab. 4 mg Vaksin DPT-HB Combo Kloramfenikol tetes mata 0,5% botol 6.600 792.000 0,66 85,18 24 14/11/2013 Etil Klorida semprot 10 botol 76.010 760.100 0,64 85,82 25 19/08/2013 Alopurinol 100 mg 5900 tablet 125 737.500 0,62 86,44 26 16/09/2013 Asiklovir tab. 400 mg 2000 tablet 350 700.000 0,59 87,02 Mikonazol krim 230 tube 3.000 690.000 0,58 87,60 Tablet Kalium Hidrokortison krim 2,5 % 300 tablet 2.251 675.300 0,57 88,17 tube 2.842 639.450 0,54 88,70 Ranitidin 150 mg Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml 3900 tablet 156 608.400 0,51 89,21 botol 2.365 579.425 0,49 89,70 Vaksin HB Uniject Kalsium Laktat tab. 500 mg 30 dosis 17.360 520.800 0,44 90,13 tablet 52 520.000 0,44 90,57 17 18 19 20 21 22 23 27 28 29 30 31 32 33 16/09/2013 Antasida DOEN 1165 19/08/2013 14/11/2013 18/03/2013 16/09/2013 15/01/2013 16/10/2013 15/01/2013 15/04/2013 15/01/2013 19/08/2013 12/07/2013 14/11/2013 15/04/2013 790 56.000 5600 13 46.600 100 120 225 245 10.000 A B PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 18/03/2013 18/03/2013 15/05/2013 16/09/2013 14/06/2013 14/06/2013 15/01/2013 15/05/2013 15/01/2013 18/03/2013 14/11/2013 13/12/2013 14/06/2013 Siprofloksasin 500 mg Antibakteri DOEN salep Basitrasin 2000 Nifedipine 10 mg 3500 85 Kloramfenikol t.t. 3% Hidroklorotiazida 25 mg. 175 10.000 0,38 91,80 botol 5.390 458.150 0,38 92,18 92,87 Haloperidol 1,5 mg. Kloramfenikol salep mata 1% Thiamin HCl tab. 50 mg Anti haemoroid doen komb. Betametason krim 0,1% tablet 63 384.300 0,32 93,19 tube 1.650 330.000 0,28 93,47 tablet 34 306.000 0,26 93,72 sup 2450 294.000 0,25 93,97 200 9.000 120 165 tube 1.760 290.400 0,24 94,21 Domperidon Syrup 30 botol 9.020 270.600 0,23 94,44 Bisacodyl suppo 5 mg 18 sup 14.887 267.966 0,22 94,66 kaplet 887 266.100 0,22 94,88 botol 1.243 261.030 0,22 95,10 tablet 44 259.600 0,22 95,32 tablet 128 256.000 0,21 95,53 53 15/05/2013 5900 2.000 6 tube 40.150 240.900 0,20 95,74 14.000 tablet 17 238.000 0,20 95,94 Salisil bedak 2% 215 kotak 1.100 236.500 0,20 96,13 Retinol 100.000 IU 800 kapsul 293 234.400 0,20 96,33 Salbutamol 2 mg. Dekstrometorfan HBr tab. 15 mg 2900 tablet 76 220.400 0,18 96,51 tablet 99 217.800 0,18 96,70 100 dosis 2.169 216.900 0,18 96,88 tube 2.552 191.400 0,16 97,04 botol 2.701 189.070 0,16 97,20 ampul 1.210 181.500 0,15 97,35 2200 15/04/2013 Vaksin Campak Asiklovir krim 5% 5 gram Dekstrometorfan HBr sirup Lidokain kompositum injeksi Ethambutol tab 500 mg tablet 574 172.200 0,14 97,49 62 14/11/2013 Glibenklamid 5 mg 2600 tablet 64 166.400 0,14 97,63 63 19/08/2013 Kotrimoksazol dewasa Asam Askorbat/Vit. C 50 mg 1000 tablet 160 160.000 0,13 97,77 58 59 60 61 64 65 66 67 68 69 70 17/09/2013 458.500 0,33 Vitamin B komplek 57 131 398.310 12/07/2013 15/01/2013 tablet 23.430 19/08/2013 56 91,42 botol 52 14/11/2013 0,41 6100 210 12/07/2013 494.375 Etanol 70 % 1000 ml Fenol gliserol TT 10% Triheksifenidil HCl tab. 2 mg Klorpromazin HCl Sal. 100 mg. Perak Sulfadiazin 35 gr 55 2.825 92,53 Eritromisin 500 mg 54 tube 0,35 13/02/2013 51 91,00 420.000 14/11/2013 16/09/2013 0,44 42 48 50 520.000 tablet 300 13/12/2013 260 17 47 49 tablet 14/06/2013 17/10/2013 15/05/2013 18/03/2013 12/07/2013 14/06/2013 13/12/2013 15/04/2013 13/12/2013 17/10/2013 75 70 150 300 6.000 tablet 26 156.000 0,13 97,90 Framisetin 12 lembar 12.980 155.760 0,13 98,03 Salep 2 - 4 kombinasi Deksametason tab. 0,5 mg 95 pot 1.613 153.235 0,13 98,16 tablet 85 153.000 0,13 98,28 tablet 238 149.940 0,13 98,41 pot 1.904 133.280 0,11 98,52 kapsul 266 130.340 0,11 98,63 Simvastatin tab.10 mg Anti fungi doen/Whitefield Kloramfenikol kapsul 250 mg 1800 630 70 490 C PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 13/02/2013 13/12/2013 14/11/2013 17/10/2013 18/03/2013 Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Oksitetrasiklin HCl salep mata 1% Vaksin - TT Metoklorpropamide tab. 10 mg Kotrimoksazol suspensi 100 60 100 1100 30 1.287 128.700 0,11 98,74 tube 1.920 115.200 0,10 98,83 dosis 1.140 114.000 0,10 98,93 tablet 99 108.900 0,09 99,02 botol 3.500 105.000 0,09 99,11 Isoniazida 300 mg. 1.000 tablet 97 97.000 0,08 99,19 Larutan hipokloride 7 botol 13.200 92.400 0,08 99,27 7.000 tablet 13 91.000 0,08 99,34 Aminofilin 200 mg 800 tablet 105 84.000 0,07 99,41 Antalgin tab. 500 mg Sulfasetamid Na. Tm. 15 % 700 tablet 115 80.500 0,07 99,48 botol 3.843 76.860 0,06 99,54 Dimenhidrinat Fitomenadion Sal. 10 mg. Pirantel Pamoat tab. 125 mg Nistatin Vaginal 100.000 IU Natrium Klorida lar. infus 0,9% 600 tablet 102 61.200 0,05 99,60 tablet 579 57.900 0,05 99,64 tablet 282 51.888 0,04 99,69 tablet 407 48.840 0,04 99,73 botol 4950 44.550 0,04 99,77 Furosemida tab. 40 mg 400 tablet 102 40.800 0,03 99,80 Prednison 5 mg Anti migrain doen/Ergotamin Gemfibrozil 300 mg tab Deksametason inj. 5 mg. ml. Griseofulvin 125 mg. micro. 1.000 tablet 38 38.000 0,03 99,83 tablet 123 36.900 0,03 99,86 tablet 272 32.640 0,03 99,89 ampul 2.002 26.026 0,02 99,91 tablet 201 20.100 0,02 99,93 tablet 95 19.000 0,02 99,94 15/05/2013 Ambroxol 30 mg tab Ringer Laktat lar. infus 500 ml 200 botol 5.200 15.600 0,01 99,96 13/12/2013 Efedrin tab. 25 mg 250 tablet 58 14.500 0,01 99,97 Metronidazol 250 mg Haloperidol tab. 0.5 mg. Oksitosin injeksi 10 IU/ml-1 ml. Diazepam inj. 5 mg/ml - 2 ml Gentian Violet larutan 1% Epinefrin HCl/bitartrat inj. 0.1% 100 tablet 112 11.200 0,01 99,98 tablet 60 6.000 0,01 99,98 ampul 1.820 5.460 0,00 99,99 ampul 2.344 4.688 0,00 99,99 botol 440 4.400 0,00 100,00 ampul 1.026 4.104 0,00 100,00 Vaksin - ADS 0.5 ml 700 pcs 0 0 0,00 100,00 pcs 0 0 0,00 100,00 dosis 0 0 0,00 100,00 dosis 0 0 0,00 100,00 15/04/2013 18/03/2013 14/11/2013 13/02/2013 15/05/2013 13/12/2013 15/05/2013 16/09/2013 17/10/2013 16/09/2013 13/02/2013 15/04/2013 15/04/2013 13/12/2013 13/12/2013 19/08/2013 15/01/2013 13/12/2013 15/01/2013 19/08/2013 14/06/2013 13/12/2013 13/02/2013 12/07/2013 11/12/2013 Piridoksin 10 mg 20 100 184 120 9 300 120 13 100 3 100 3 2 10 4 103 17/09/2013 Vaksin - ADS 5 ml 100 104 14/11/2013 Vaksin - Pelarut BCG Vaksin - Pelarut Campak 400 105 tablet 17/09/2013 Total 100 119.464.687 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 Lampiran 4. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2014 No. Tanggal Nama Obat Satuan Jumlah Harga Nilai Persen (%) Persen Kumulatif (%) Kategori 0 1 12/03/2014 Vaksin Polio (IPV) dosis 1000 25.903 25.903.000 17,64 17,64 2 04/07/2014 tablet 28.400 660 18.744.000 12,76 30,40 dosis 1055 14.065 14.838.575 10,10 40,50 15/10/2014 Hemafort tab salut Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) 4 11/09/2014 Amoksisilin 500 mg kaplet 36.200 303 10.968.600 7,47 47,97 5 04/07/2014 Parasetamol 500 mg tablet 87.200 100 8.720.000 5,94 53,91 6 15/09/2014 Vaksin - ADS 0.5 ml pcs 5440 1.395 7.588.800 5,17 59,08 7 20/08/2014 Vaksin Campak dosis 1580 2.169 3.427.020 2,33 61,41 8 11/09/2014 OAT FDC Kat. I paket 9 359.900 3.239.100 2,21 63,62 9 12/03/2014 Vaksin BCG dosis 1000 2.523 2.523.000 1,72 65,33 10 15/10/2014 Vaksin HB Uniject dosis 130 17.360 2.256.800 1,54 66,87 04/07/2014 Retinol 200.000 IU kapsul 4.700 471 2.213.700 1,51 68,38 12 14/02/2014 Ibuprofen 400 mg. tablet 14.400 145 2.088.000 1,42 69,80 13 14/03/2014 Zinc tab. 20 mg tablet 4500 455 2.047.500 1,39 71,19 14 16/05/2014 Vitamin B komplek tablet 17.400 107 1.861.800 1,27 72,46 15 27/10/2014 dosis 1.100 1.618 1.779.800 1,21 73,67 tablet 15.400 113 1.740.200 1,18 74,86 tablet 8150 210 1.711.500 1,17 76,02 04/07/2014 Vaksin - Td Metformin HCl 500 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg 320 5.099 1.631.680 1,11 77,13 19 14/02/2014 Captopril 25 mg tablet 18.300 88 1.610.400 1,10 78,23 20 13/11/2014 tablet 18.300 83 1.518.900 1,03 79,27 botol 1000 1.320 1.320.000 0,90 80,16 tablet 33.000 32 1.056.000 0,72 80,88 botol 728 1.438 1.046.864 0,71 81,60 ampul 15 69.300 1.039.500 0,71 82,30 3 11 16 17 18 A 14/03/2014 15/01/2014 vial 15/01/2014 Antasida DOEN Obat Batuk Hitam cairan Gliseril Guaiacolat 100 mg Parasetamol sirup 120 mg/5 ml Serum ATS inj. 1500 IU/amp 25 14/03/2014 Ranitidin 150 mg tablet 6600 156 1.029.600 0,70 83,00 26 11/04/2014 Ambroxol 30 mg tab tablet 10500 95 997.500 0,68 83,68 27 16/05/2014 Etil Klorida semprot botol 13 76.010 988.130 0,67 84,36 28 27/10/2014 dosis 600 1.641 984.600 0,67 85,03 botol 140 6.600 924.000 0,63 85,66 tablet 40.000 21 840.000 0,57 86,23 21 22 23 24 14/08/2014 16/05/2014 13/10/2014 16/05/2014 Vaksin Jerap DT Kloramfenikol tetes mata 0,5% Klorfeniramin Maleat tab. 4 mg 31 16/05/2014 Garam Oralit 200 ml sak 2800 292 817.600 0,56 86,78 32 04/07/2014 Mikonazol krim tube 260 3.000 780.000 0,53 87,32 33 17/06/2014 Vaksin - ADS 0.05 ml pcs 300 2.500 750.000 0,51 87,83 29 30 12/12/2014 B PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 34 13/11/2014 Alopurinol 100 mg Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml Perak Sulfadiazin 35 gr Thiamin HCl tab. 50 mg 38 12/12/2014 Amlodipin 10 mg tablet 1830 330 603.900 0,41 90,05 39 15/01/2014 Haloperidol 1,5 mg. tablet 8300 69 572.700 0,39 90,44 40 15/01/2014 Bisacodyl suppo 5 mg sup 36 15.583 560.988 0,38 90,82 41 12/11/2014 Vaksin - ADS 5 ml Hidroklorotiazida 25 mg. pcs 268 2.041 546.988 0,37 91,20 tablet 13.000 42 546.000 0,37 91,57 tablet 2100 250 525.000 0,36 91,93 tube 210 2.399 503.790 0,34 92,27 ampul 160 3.100 496.000 0,34 92,61 35 36 37 42 43 14/03/2014 15/01/2014 13/11/2014 13/11/2014 5700 125 712.500 0,49 88,31 botol 300 2.300 690.000 0,47 88,78 tube 16 40.150 642.400 0,44 89,22 tablet 10.000 62 620.000 0,42 89,64 11/04/2014 Siprofloksasin 500 mg Hidrokortison krim 2,5 % Lidokain kompositum injeksi Kalsium Laktat tab. 500 mg tablet 9.000 52 468.000 0,32 92,93 47 16/07/2014 Vaksin - TT dosis 400 1.140 456.000 0,31 93,24 48 15/01/2014 Nifedipine 10 mg Antibakteri DOEN salep Basitrasin tablet 4000 112 448.000 0,31 93,54 tube 160 2.491 398.560 0,27 93,81 Fenol gliserol TT 10% Klorpromazin HCl Sal. 100 mg. Betametason krim 0,1% botol 195 2.042 398.190 0,27 94,08 tablet 1600 245 392.000 0,27 94,35 tube 222 1.760 390.720 0,27 94,62 blister 110 3.383 372.130 0,25 94,87 13/10/2014 Pil KB kombinasi Triheksifenidil HCl tab. 2 mg tablet 8200 44 360.800 0,25 95,12 14/02/2014 Braito TM botol 50 6.100 305.000 0,21 95,32 15/01/2014 Framisetin lembar 19 16.000 304.000 0,21 95,53 11/06/2014 tablet 3900 76 296.400 0,20 95,73 tablet 7.000 40 280.000 0,19 95,92 44 45 46 49 50 51 52 53 54 55 56 57 14/08/2014 tablet 13/11/2014 12/12/2014 13/11/2014 11/04/2014 12/12/2014 13/10/2014 15/01/2014 16/05/2014 Salbutamol 2 mg. Asam Askorbat/Vit. C 50 mg 59 14/03/2014 Eritromisin 500 mg kaplet 300 864 259.200 0,18 96,10 60 11/06/2014 botol 11 23.430 257.730 0,18 96,27 58 16/05/2014 Etanol 70 % 1000 ml Metoklorpropamide tab. 10 mg tablet 1800 140 252.000 0,17 96,45 62 13/10/2014 Asiklovir tab. 400 mg tablet 700 350 245.000 0,17 96,61 63 11/06/2014 Salisil bedak 2% kotak 190 1.250 237.500 0,16 96,77 64 14/02/2014 botol 65 3.624 235.560 0,16 96,93 tablet 3300 69 227.700 0,16 97,09 tube 75 2.997 224.775 0,15 97,24 14/08/2014 Domperidon Syrup Deksametason tab. 0,5 mg Asiklovir krim 5% 5 gram Anti haemoroid doen komb. sup 68 3.300 224.400 0,15 97,40 68 13/11/2014 Tablet Kalium tablet 300 700 210.000 0,14 97,54 69 12/12/2014 Omeprazole 20 mg Kloramfenikol salep mata 1% tablet 900 211 189.900 0,13 97,67 tube 115 1.650 189.750 0,13 97,80 61 65 66 67 70 11/06/2014 04/07/2014 16/05/2014 C PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 71 11/09/2014 72 14/03/2014 73 15/01/2014 74 04/07/2014 75 76 Yodium Povidon 10% 300 ml Dekstrometorfan HBr tab. 15 mg Sulfasetamid Na. Tm. 15 % Botol 9 19.800 178.200 0,12 97,92 Tablet 1700 99 168.300 0,11 98,03 Botol 40 3.843 153.720 0,10 98,14 Retinol 100.000 IU Kapsul 500 293 146.500 0,10 98,24 14/08/2014 Anti fungi doen/Whitefield pot 53 2.750 145.750 0,10 98,34 70 2.000 140.000 0,10 98,43 14/03/2014 Salep 2 - 4 kombinasi pot 77 16/05/2014 900 140 126.000 0,09 98,52 14/08/2014 Kotrimoksazol dewasa Asam mefenamat 500 mg tablet 78 kaplet 800 155 124.000 0,08 98,60 79 16/05/2014 Glibenklamid 5 mg Oksitetrasiklin HCl salep mata 1% tablet 2200 54 118.800 0,08 98,68 tube 60 1.920 115.200 0,08 98,76 botol 55 2.090 114.950 0,08 98,84 tube 10 11.475 114.750 0,08 98,92 80 81 11/09/2014 11/09/2014 Kloramfenikol t.t. 3% Permetrin krim 5% (Scabimite) 83 14/02/2014 Piridoksin 10 mg tablet 5.000 20 100.000 0,07 98,99 84 15/01/2014 botol 1 99.000 99.000 0,07 99,05 85 14/02/2014 botol 4 24.300 97.200 0,07 99,12 86 13/11/2014 Eugenol cairan Polikresulen (Albutil larutan) Rifampisin kapsul 300 mg. kapsul 200 484 96.800 0,07 99,19 87 14/03/2014 Dimenhidrinat tablet 900 104 93.600 0,06 99,25 88 11/04/2014 ampul 10 8.800 88.000 0,06 99,31 kapsul 320 266 85.120 0,06 99,37 tablet 600 135 81.000 0,06 99,42 82 16/05/2014 15/01/2014 Salbutamol Nebules Kloramfenikol kapsul 250 mg Anti migrain doen/Ergotamin 91 12/12/2014 Glimepiride tab 1 mg tablet 300 265 79.500 0,05 99,48 92 14/08/2014 Zinc Syr 20 mg/5 ml botol 10 7.400 74.000 0,05 99,53 93 11/09/2014 Simvastatin tab.10 mg tablet 310 238 73.780 0,05 99,58 94 13/10/2014 Loratadine 10 mg tablet 400 160 64.000 0,04 99,62 95 11/06/2014 Diazepam rectal 5 mg Kotrimoksazol suspensi Salbutamol serb.inh 200 mcg/kaps tube 2 29.700 59.400 0,04 99,66 botol 23 2.090 48.070 0,03 99,69 kapsul 100 431 43.100 0,03 99,72 7 5.867 41.069 0,03 99,75 tablet 200 194 38.800 0,03 99,78 tablet 200 167 33.400 0,02 99,80 89 90 96 97 98 99 100 101 102 14/02/2014 11/09/2014 11/09/2014 11/09/2014 16/05/2014 13/11/2014 11/09/2014 pcs tablet 120 272 32.640 0,02 99,82 tablet 100 300 30.000 0,02 99,84 16/05/2014 Ketokonazole 200 mg Nistatin Vaginal 100.000 IU tablet 70 407 28.490 0,02 99,86 104 11/04/2014 Aminofilin 200 mg tablet 300 87 26.100 0,02 99,88 105 11/09/2014 tablet 100 235 23.500 0,02 99,90 12/12/2014 Pirazinamida 500 mg Gentian Violet larutan 1% botol 10 2.270 22.700 0,02 99,91 13/11/2014 Metronidazol 500 mg tablet 100 190 19.000 0,01 99,92 103 106 107 11/09/2014 Salbutamol Rotahaler Griseofulvin 125 mg. micro. Domperidon tablet 10 mg Gemfibrozil 300 mg tab PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 13/11/2014 12/12/2014 16/05/2014 13/10/2014 11/06/2014 11/06/2014 16/05/2014 14/08/2014 16/05/2014 11/06/2014 16/05/2014 16/05/2014 16/05/2014 121 15/09/2014 122 20/08/2014 Total Furosemida tab. 40 mg Diazepam Rectal 10 mg/2.5 ml Ringer Laktat lar. infus 500 ml Pirantel Pamoat tab. 125 mg Epinefrin HCl/bitartrat inj. 0.1% tablet 200 85 17.000 0,01 99,94 tube 1 16.748 16.748 0,01 99,95 botol 3 5.200 15.600 0,01 99,96 tablet 56 274 15.344 0,01 99,97 ampul 8 1.500 12.000 0,01 99,98 Aqua pro inj. 25 ml Dekstrometorfan HBr sirup Natrium Klorida lar. infus 0,9% Ranitidin inj 25 mg/2ml Etakridin lar. 0.1% 300 ml. Magnesium sulfat inj. 40% Metoklopramide inj. 5 mg/ml Magnesium sulfat inj. 20% botol 2 5.000 10.000 0,01 99,98 botol 5 1.379 6.895 0,00 99,99 botol 1 4.700 4.700 0,00 99,99 ampul 2 1.928 3.856 0,00 99,99 botol 1 2.970 2.970 0,00 100,00 ampul 1 1.948 1.948 0,00 100,00 ampul 2 960 1.920 0,00 100,00 ampul 1 1.540 1.540 0,00 100,00 Vaksin - Pelarut BCG Vaksin - Pelarut Campak dosis 1000 0 0 0,00 100,00 dosis 1580 0 0 0,00 100,00 146.864.710 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 Lampiran 5. Analisis VEN Tahun 2013 oleh dokter umum Puskesmas Sleman No Nama Obat V 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Deksametason tab. 0,5 mg Hemafort tab salut Vaksin BCG Vaksin Polio (IPV) Amoksisilin 500 mg Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Parasetamol 500 mg Captopril 25 mg OAT FDC Kat. I Tablet Kalium Parasetamol sirup 120 mg/5 ml Serum ATS inj. 1500 IU/amp Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Vaksin HB Uniject Metformin HCl 500 mg OAT FDC Kat. II Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml Retinol 200.000 IU Ibuprofen 400 mg. Vaksin - ADS 0.5 ml Zinc tab. 20 mg Garam Oralit 200 ml Domperidon Syrup Kategori E ● ● ● ● ● ● ● ● ● N ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● Analisis VEN Tahun 2014 oleh dokter umum Puskesmas Sleman No Nama Obat V 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Vaksin Polio (IPV) Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Vaksin BCG Hemafort tab salut Amoksisilin 500 mg Vaksin - ADS 0.5 ml Parasetamol 500 mg OAT FDC Kat. I Vaksin HB Uniject Tablet Kalium Kategori E ● ● ● ● ● N ● ● ● ● ● PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Kotrimoksazol dewasa Vaksin Campak Ibuprofen 400 mg. Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Serum ATS inj. 1500 IU/amp Retinol 200.000 IU Captopril 25 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Metformin HCl 500 mg Vaksin - Td ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● Lampiran 6. Analisis VEN Tahun 2013 oleh Kepala UPT POAK Sleman Yogyakarta No Nama Obat V 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Deksametason tab. 0,5 mg Hemafort tab salut Vaksin BCG Vaksin Polio (IPV) Amoksisilin 500 mg Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Parasetamol 500 mg Captopril 25 mg OAT FDC Kat. I Tablet Kalium Parasetamol sirup 120 mg/5 ml Serum ATS inj. 1500 IU/amp Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Vaksin HB Uniject Metformin HCl 500 mg OAT FDC Kat. II Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml Retinol 200.000 IU Ibuprofen 400 mg. Vaksin - ADS 0.5 ml Zinc tab. 20 mg Garam Oralit 200 ml Domperidon Syrup Kategori E ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● N ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 Lampiran 7. Analisis VEN Tahun 2014 oleh Kepala UPT POAK Sleman Yogyakarta No Nama Obat V 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Vaksin Polio (IPV) Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Vaksin BCG Hemafort tab salut Amoksisilin 500 mg Vaksin - ADS 0.5 ml Parasetamol 500 mg OAT FDC Kat. I Vaksin HB Uniject Tablet Kalium Kotrimoksazol dewasa Vaksin Campak Ibuprofen 400 mg. Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Serum ATS inj. 1500 IU/amp Retinol 200.000 IU Captopril 25 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Metformin HCl 500 mg Vaksin - Td Kategori E ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● N ● ● ● ● ● ● ● PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 Lampiran 8. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang diterima dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK Sleman tahun 2013 No Nama Obat Satuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Deksametason tab. 0,5 mg Hemafort tab salut Vaksin BCG Vaksin Polio (IPV) Amoksisilin 500 mg Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Parasetamol 500 mg Captopril 25 mg OAT FDC Kat. I Tablet Kalium Parasetamol sirup 120 mg/5 ml Serum ATS inj. 1500 IU/amp Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Vaksin HB Uniject Metformin HCl 500 mg OAT FDC Kat. II Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml Retinol 200.000 IU Ibuprofen 400 mg Vaksin - ADS 0.5 ml Zinc tab. 20 mg Garam Oralit 200 ml Domperidon Syrup Rata-rata % dosis tablet dosis kaplet tablet pcs dosis paket dosis dosis kapsul tablet tablet tablet dosis tablet tablet vial tablet tablet pcs tablet sak botol 2013 Permintaan 28200 72000 2960 6000 76100 1100 135000 64900 25 4200 17050 85 4300 27000 800 33000 4 1825 15500 33000 5900 8000 10400 430 Pemberian 26300 70400 3200 2520 73900 1300 134400 64900 22 3300 17000 75 4400 24600 700 31000 4 1795 15500 29700 5900 6400 10300 340 % 93,3 97,4 130,3 50,1 97,3 100 99,5 100 91,7 78,2 97,7 88,9 104,4 83,9 90,9 93,3 100 95,7 100 88,5 100 88,6 96,4 71,8 93,2 Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang diterima dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK Sleman tahun 2014 No 1 2 3 Nama Obat Vaksin Polio (IPV) Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Vaksin BCG Satuan Pcs Pcs Pcs 2014 Permintaan Pemberian 4200 3800 3700 3500 3000 3200 % 90,7 93,9 110 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Hemafort tab salut Amoksisilin 500 mg Vaksin - ADS 0.5 ml Parasetamol 500 mg OAT FDC Kat. I Vaksin HB Uniject Tablet Kalium Kotrimoksazol dewasa 480mg Vaksin Campak Ibuprofen 400 mg. Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Serum ATS inj. 1500 IU/amp Retinol 200.000 IU Captopril 25 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Metformin HCl 500 mg Vaksin - Td Rata-rata % Tablet Kaplet Pcs Tablet Paket Pcs Tablet Tablet Pcs Tablet Tablet Vial Kapsul Tablet Tablet Kaplet Pcs 63000 74700 5400 126500 37 700 4300 21300 1000 53300 6600 100 9500 65000 25500 50500 3000 62200 71600 5200 124500 33 630 3500 19200 1000 50300 5000 80 12000 60200 23600 41200 3000 98 95,3 96,9 97,6 91,1 87,3 80,4 84,4 100 91,9 68,3 83,3 100 90,6 89,2 88,1 100 91,8 Lampiran 9. Analisis VEN Tahun 2013 oleh Dokter Umum Puskesmas Tempel I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Nama Obat Hemafort tab salut Vaksin Polio (IPV) Amoksisilin 500 mg Parasetamol 500 mg Vaksin BCG Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) OAT FDC Kat. I Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg Zinc tab. 20 mg Ibuprofen 400 mg. Captopril 25 mg Retinol 200.000 IU Obat Batuk Hitam cairan Metformin HCl 500 mg Antasida DOEN Garam Oralit 200 ml V Kategori E N ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 Lampiran 10. Analisis VEN Tahun 2014 oleh Dokter Umum Puskesmas Tempel I No. Nama Obat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Vaksin Polio (IPV) Hemafort tab salut Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Amoksisilin 500 mg Parasetamol 500 mg Vaksin - ADS 0.5 ml Vaksin Campak OAT FDC Kat. I Vaksin BCG Vaksin HB Uniject Retinol 200.000 IU Ibuprofen 400 mg. Zinc tab. 20 mg Vitamin B komplek Vaksin - Td Metformin HCl 500 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg Captopril 25 mg Antasida DOEN V ● Kategori E N ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 Lampiran 11. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang diterima dari Puskesmas Tempel I ke UPT POAK Sleman tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Nama Obat Hemafort tab salut Vaksin Polio (IPV) Amoksisilin 500 mg Parasetamol 500 mg Vaksin BCG Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) OAT FDC Kat. I Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg Zinc tab. 20 mg Ibuprofen 400 mg. Captopril 25 mg Retinol 200.000 IU Obat Batuk Hitam cairan Metformin HCl 500 mg Antasida DOEN Garam Oralit 200 ml Rata-rata % 2013 Satuan tablet dosis kaplet tablet dosis dosis paket % Permintaan Pemberian 37600 33100 1670 1050 37000 33500 105000 91900 1300 1300 550 650 10 10 87,1 75,1 90,6 87,2 100 120 100 vial 300 300 100 tablet tablet tablet kapsul botol tablet tablet sak 6800 21200 20700 4000 1420 12400 21700 5000 5400 17000 16500 4000 1165 10800 16200 4000 74,6 80,4 77,8 100 80,9 97,2 76,1 77,9 89,1 Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang diterima dari Puskesmas Tempel I ke UPT POAK Sleman tahun 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nama Obat Vaksin Polio (IPV) Hemafort tab salut Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Amoksisilin 500 mg Parasetamol 500 mg Vaksin - ADS 0.5 ml Vaksin Campak OAT FDC Kat. I Vaksin BCG Satuan dosis tablet dosis kaplet tablet pcs dosis paket dosis 2014 Permintaan Pemberian 1400 1000 31600 28400 750 750 39700 36200 92000 87200 2500 2400 500 500 9 9 1200 1000 % 73,8 89,5 100 91,1 97,7 96,3 100 100 83,3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Vaksin HB Uniject Retinol 200.000 IU Ibuprofen 400 mg. Zinc tab. 20 mg Vitamin B komplek Vaksin - Td Metformin HCl 500 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg Captopril 25 mg Antasida DOEN Rata-rata % dosis kapsul tablet tablet tablet dosis tablet tablet 130 4700 18400 5200 23000 1100 17100 8400 130 4700 14400 4500 17400 1100 15200 8150 100 100 76,6 86,7 78,1 100 91,3 96,8 vial tablet tablet 300 21100 21300 300 18300 17800 100 86,9 88,5 91,8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 Lampiran 12. Daftar 10 Penyakit Terbesar Tahun 2013 di Puskesmas Sleman No. Kode Nama Penyakit 1 J00 Commond cold 2 I10 Hipertensi 3 M62 Gangguan lain pada jaringan otot 4 J06 Infeksi Saluran Pernafasan Akut 5 K04 Penyakit jaringan pulpa dan periapikal 6 K30 Dispepsia 7 R51 Sakit Kepala 8 E11 Diabetes Melitus 9 J02 Faringitis akut 10 R50 Demam tanpa sebab Jumlah pasien 6088 4698 4369 3131 2887 2110 1817 1765 1761 1451 30077 % 20,24 15,62 14,53 10,41 9,599 7,015 6,041 5,868 5,855 4,824 100 Daftar 10 Penyakit Terbesar Tahun 2014 di Puskesmas Sleman No. Kode Nama Penyakit 1 J00 Commond cold 2 I10 Hipertensi 3 M62 Myalgia 4 J06 Infeksi Saluran Pernafasan Akut 5 K04 Penyakit jaringan pulpa dan periapikal 6 J02 Faringitis akut 7 K30 Dispepsia 8 R51 Sakit Kepala 9 R50 Demam tanpa sebab 10 E11 Diabetes Melitus Jumlah pasien 5950 4054 3790 3245 2652 1842 1621 1607 1532 1458 27751 % 21,441 14,608 13,657 11,693 9,5564 6,6376 5,8412 5,7908 5,5205 5,2539 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 Lampiran 13. Contoh Form LPLPO Puskesmas Tempel I PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 Lampiran. 14 PANDUAN PERTANYAAN 1. Dari daftar tersebut, dapatkah Ibu/Bapak menggolongkan mana obat vital, esensial, dan non esensial? 2. Berikan alasan mengapa Ibu/Bapak mengelompokkan hal ini? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 BIOGRAFI PENULIS Megasari Delfia, dilahirkan di Kota Cirebon pada tanggal 13 Agustus 1993. Anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Ferdiyanto dan Ibu Lina Herlina. Penulis menempuh pendidikan di SDN Kartini I Cirebon (1999-2005), SMPN 5 Cirebon (2005-2008), SMAN 6 Cirebon (2008-2011) dan saat ini sedang melanjutkan jenjang perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan perguruan tinggi, penulis terlibat dalam beberapa Kepanitiaan dalam kegiatan Desa Mitra, Kepanitian ISMAFARSI dalam kegiatan Kampanye Informasi Obat “Healthy For Beauty” dan beberapa seminar yang diadakan di Universitas Sanata Dharma. Pengalaman kerja yang pernah dilakukan selama berjalannya perkuliahan diantaranya sebagai Shopkeeper di Slackers selama dua tahun (2012-2014), SPG Rown di The Parade 5 dan Kickfest Yogyakarta (2015), SPG Throox di Showcase JEC Yogyakarta (2015), SPG Rown di Showcase JEC Yogyakarta (2016), dan sampai sekarang Admin Basicleaner (2015-2016).