EVALUASI PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS SLEMAN
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Megasari Delfia
NIM : 118114178
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS SLEMAN
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Megasari Delfia
NIM : 118114178
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karuni-Nya. Tak lupa shalawat serta salam penulis panjatkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW sebagai tauladan, panutan bagi umat manusia, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Evaluasi Pengadaan Obat
Dengan Metode ABC di Puskesmas Sleman Yogyakarta”. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) pada Fakultas
Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis hingga
akhir penulisan laporan skripsi. Oleh karena itupenulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
memberikan
sarana
dan
prasarana
kepada
penulis
sehingga
dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, dukungan, pengarahan, dan semangat selama
penyusunan skripsi.
3. Para dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam
penyelesaian naskah skripsi ini.
4. Bappeda Kabupaten Sleman, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Kepala
UPT POAK Kabupaten Sleman, Apoteker Pengelola Ruang Obat dan Dokter
Puskesmas Sleman Yogyakarta dan Puskesmas Tempel I Yogyakarta yang
berkenan memberikan ijin penelitian dan membantu dalam
pengambilan data.
vii
proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Keluarga Tercinta, Mamah, Papah, Iyo, Teh Ulan, Teh Fanny, dan Giri Graha
Fikri terimakasih atas doa dan dukungannya yang selalu diberikan, yang
selalu memotivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
6. Sahabat terkasih, Titi, Panic, Ari, Vrizka Maulida, Fitri, Resa Aditama, Ikka,
Windy, Ayu, Agi, Edita, Hanny, Echa, Sahnaz yang tidak putus untuk
memberikan dukungan, motivasi, semangat untuk menyelesaikan skripsi ini,
terimakasih.
7. Bernadetha, Rany Willem, Maria Johana, Devi , dan I Gusti Ngurah Teguh
serta kerabat yang selama ini membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengakui terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini sehingga penulis terbuka dalam menerima kritik dan saran untuk
menyempurnakan karya ini. Penulis berharap karya ini dapat menjadi acuan bagi
peneliti-peneliti khususnya dalam bidang kefarmasian.
Yogyakarta, 24 November 2016
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………….
iii
HALAMAN PENGESAHAN.…………………………………………………
iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS…………………………...................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………….
vi
PRAKATA……………………………………………………………….........
vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..
ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………………..
xii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….
xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..
xiv
INTISARI……………………………………………………………………..
xv
ABSTRACT ……………………………………………………………………..
xvi
BAB I PENGANTAR…………………………………………………………
1
A. Latar Belakang…………………………………………………………
1
………………………………………………….
3
2. Keaslian penelitian…………………………………………………
3
3. Manfaat penelitian………………………………………………….
6
1. Permasalahan
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum………………………………………………………
ix
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Tujuan khusus………………………………………………………
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA………………………………………….
7
8
A. Obat.…………………….. …………………………………………..…
8
B. Pengelolaan Obat.……….………………………………………………
9
C. Pengadaan Obat…………………………………………………………
10
D. Puskesmas.……………………………………………..………………..
15
E. Analisis ABC.……………………………………………………...……
18
F. Analisis VEN.…………………………………………………...………
21
G. Keterangan empiris………………………………………………..…….
24
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………..…
25
A. Jenis dan rancangan penelitian………………………………………..…
25
B. Variabel penelitian………………………………………………………
25
C. Definisi operasional……..……………………………………………….
26
D. Subyek penelitian…………………………..............................................
27
E. Bahan atau Materi Penelitian…………………….………………………
27
F. Instrument penelitian…………………………………………………….
28
G. Tempat Penelitian………………..………………………………………
28
H. Tata cara penelitian………………………………………………………
29
I. Keterbatasan Penelitian………………………………………………….
32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………….
33
A. Analisis ABC………………..…………………………………………...
33
B. Analisis VEN………………………….…………………………………
36
C. Analisis Ketersediaan Obat………………………………………… …...
38
1. Ketersediaan Obat Sesuai Dengan Pola Penyakit…………….... …..
40
2. Obat Yang Dikembalikan……………………………………………. 41
D. Hasil Wawancara………………………………………………………… 41
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………….
44
A. Kesimpulan……………………………………………………………
44
B. Saran…………………………………………………………………..
45
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
46
LAMPIRAN…………………………………………………………………..
48
BIOGRAFI PENULIS……………………………………………………….
76
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I. Pengelompokkan Pemakaian Obat Berdasarkan Analisis ABC Pada Tahun
2013 dan 2014 di Puskesmas Sleman……………………………………….
xii
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tahapan Pengelolaan Obat di Puskesmas……………………………
xiii
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2013….
49
Lampiran 2. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2014….
53
Lampiran 3. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2013……
58
Lampiran 4. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2014……
61
Lampiran 5. Analisis VEN Tahun 2013 dan 2014 Oleh Dokter Umum Puskesmas
Sleman Yogyakarta…………………………………………….………………..
65
Lampiran 6. Analisis VEN Tahun 2013 Oleh Kepala UPT POAK Sleman……..
66
Lampiran 7. Analisis VEN Tahun 2014 Oleh Kepala UPT POAK Sleman…….
67
Lampiran 8. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang
diterima dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK Sleman tahun 2013 dan 2014... 68
Lampiran 9. Analisis VEN Tahun 2013 Oleh Dokter Umum Puskesmas Tempel I 69
Lampiran 10. Analisis VEN Tahun 2014 Oleh Dokter Umum Puskesmas Tempel
I…………………………………………………………………………………..
70
Lampiran 11. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang
diterima dari Puskesmas Tempel I ke UPT POAK Sleman tahun 2013 dan 2014... 71
Lampiran 12. Daftar 10 Penyakit Terbesar Tahun 2013 dan 2014 di Puskesmas
Sleman……………………………………………………………………………. 73
Lampiran 13. Contoh Form LPLPO Puskesmas Tempel 1..……………………... 74
Lampiran 14. Panduan Pertanyaan Wawancara………………………………….. 75
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk
menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat yang efektif dan efisien
untuk menghindari perhitungan kebutuhan obat yang tidak sesuai.Penelitian ini
dilakukan untuk evaluasi terkait pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta
menggunakan metode ABC kombinasi VEN dari data LPPO yang diperoleh dari UPT
POAKdi Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan analisis
deskriptif. Pengumpulan data menggunakan rancangan penelitian retrospektif dari
data pemakaian obat tahun 2013 dan 2014 didukung dengan wawancara terhadap
dokter di Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I serta kepala UPT POAK
Kabupaten Sleman. Analisis ABC dilakukan dengan pengambilan data pemakaian
serta harga obat yang dikumulatifkan, dipersentasekan, dan diurutkan dari persen
pemakaian terbesar sampai terkecil tiap tahunnya serta kategori Vital, Esensial, dan
Non Esensial (VEN) dilakukan dengan wawancara.
Evaluasi pengadaan 144 item obat berdasarkan metode ABC tahun 2013
diketahui sebanyak 24 item obat termasuk dalam kelompok A, 39 item obat
kelompok B, dan 81 item obat kelompok C. Sedangkan tahun 2014 sebanyak 177
item obat dengan pengelompokkan dalam kategori A sebanyak 20 item obat, 45 item
obat kategori B, dan 112 item obat kategori C. Dari hasil wawancara, dari kategori A
tahun 2013 dan 2014 dengan narasumber berbeda yang termasuk obat vital sebanyak
1 item obat yaitu Serum ATS Inj. 1500 IU/amp.
Kata kunci : Evaluasi pengadaan obat, ABC, VEN
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Drug inventory at Puskesmas aims to ensure the efficiency and the
effectiveness of drug management and inventory system to estimate the accurate
amount of drug needed and thus, to avoid wasting drugs that aren’t actually needed.
The main goal of the research is to evaluate the drug provisioning process at
Puskesmas Sleman Yogyakarta, combining the ABC and VEN method from the
LPPO data collected from UPT POAK Sleman District.
It’s a non-experimental with descriptive analysis research. The data collection
is done retrospectively by taking the data from 2013 and 2014 drug consumption at
Puskesmas Tempel 1 and Puskesmas Sleman, and by interviewing medical doctors of
the Puskesmas and chief of UPT POAK Sleman. The ABC analysis method is
conducted by taking the data of drug use and each of its prices, cumulating them,
converting those data into percentage form, and sorting them; while the VEN method
is done through the interviews.
The ABC-based evaluation conducted in 2013 from 144 items of drug
resulted in 24 items belong to the group A, 39 items belong to the group B and 81
items belong to the group C. In 2014, 177 drug items are divided into 3 groups, with
group A hosts for 20 items, group B hosts for 45 items, and group C hosts for 112
items.
From the interview, it is known that the group A hosts for 1 vital drug, 19 and
16 essential drug, while the interviewees perception on those non essential drugs are
diverging.
Keyword: Evaluation drug provision, ABC, VEN
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.128/Menkes/SK/II/2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
atau
Kota
yang
bertanggung
jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah
kecamatan. Puskesmas merupakan salah satu organisasi pelayanan kesehatan yang
juga merupakan organisasi jasa pelayanan umum. Pelayanan kesehatan berkaitan
dengan pelayanan obat dan pelayanan obat tergantung dari ketersediaan obat di
Puskesmas (Dirjen POM, 1995).
Permasalahan yang sering terjadi di Puskesmas adalah ketersediaan obat
yang kurang atau berlebih dan adanya obat yang telah kadaluwarsa atau rusak
yang masih ditemukan di tempat penyimpanan obat. Masalah ini dipengaruhi oleh
pengelolaan obat yang kurang baik. Pengelolaan yang kurang baik bisa
disebabkan karena pihak Puskesmas kurang mengetahui cara pengelolaan obat
yang baik dan benar (Anshari, 2009).
Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas bertujuan
untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat yang efektif dan
efisien untuk menghindari perhitungan kebutuhan obat yang tidak sesuai,
sehingga mudah diperoleh pada tempat dan waktu yang tepat. Oleh karena itu,
pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Kabupaten/Kota memegang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
peranan yang sangat penting dalam menjamin ketersediaan, pemerataan dan
keterjangkauan obat untuk pelayanan kesehatan untuk menghindari terjadinya
kekosongan obat yang dapat menghambat proses pelayanan obat. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014, proses
pengelolaan obat terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, permintaan,
penerimaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan
dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi.
Banyak cara dalam melakukan pengelolaan obat yang efektif dan efisien
yaitu salah satunya adalah dengan metode ABC. Metode ABC dapat membantu
dalam pengendalian persediaan sehingga dapat memberikan informasi dalam
rangka memprioritaskan pengadaan. Dengan analisis ABC maka dapat membantu
menentukan pengendalian yang tepat untuk masing-masing kelompok obat dan
menentukan obat mana yang harus diprioritaskan untuk meningkatkan efisiensi
dan mengurangi biaya. Selanjutnya kelompok A yang harus diprioritaskan akan
dihitung jumlah yang harus dipesan, waktu pemesanan, dan keefisienan
pemesanannya (Reddy, 2008).
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman
Yogyakarta karena Puskemas ini memiliki jumlah permintaan obat paling banyak
kepada UPT POAK dibanding dengan Puskemas lainnya di Kabupaten Sleman
Yogyakarta. Berdasarkan data yang diperoleh dari UPT POAK bahwa Puskesmas
Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta pada tahun 2013 memiliki permintaan
obat sebanyak 144 item obat dan pada tahun 2014 memiliki permintaan obat
sebanyak 177. Puskesmas ini juga memberikan pelayanan kesehatan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
cakupan yang cukup luas yaitu dengan beberapa fasilitas pendukung dalam
pelayanan kesehatan antara lain : pengobatan umum, pelayanan kesehatan ibu dan
anak/KB, pengobatan gigi, perbaikan gizi, psikologi, pelayanan poliklinik
kesehatan reproduksi remaja, poli kesehatan dan lingkungan, poliklinik infeksi
menular seksual (IMS) yang biasa berkembang menjadi HIV/AIDS, fisioterapi,
pelayanan ambulan dan pelayanan penunjang laboratorium. Dengan profil
Puskesmas yang memiliki banyak instalasi kesehatan maka diharapkan memiliki
pengelolaan obat yang baik. Oleh karena itu dilakukan evaluasi terkait pengadaan
obat dengan metode ABC yang diharapkan dapat membantu memperbaiki proses
pengendalian persediaan dan pengadaan obat di Puskesmas Sleman sehingga lebih
efisien dan efektif.
1. Permasalahan
Beberapa permasalahan yang muncul pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Seperti apakah pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta?
b. Seperti apakah hasil evaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman
Yogyakarta?
2. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penelitian mengenai
evaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta belum pernah
dilakukan. Akan tetapi penelitian serupa pernah dilakukan oleh :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
a. Mikha, (2011) yang berjudul Evaluasi Pengelolaan Obat Dengan Metode
ABC di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta Tahun 2008-2010.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengelolaan obat dengan
metode ABC di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun 2008-2010
agar pengelolaan obat dapat efektif dan efisien. Pengambilan datanya
dilakukan secara retrospektif yaitu data yang digunakan diambil dengan
melakukan penelusuran dari LPLPO 2008-2010. Dapat disimpulkan
pengelolaan obat di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta dilihat dari
profil nilai pakai berdasarkan analisis ABC, ketersediaan obat sesuai
dengan pola penyakit, ketersediaan obat sesuai dengan Daftar Obat
Esensial National (DOEN), serta persentase sediaan obat yang
dikembalikan ditiap tahunnya dapat dikatakan bahwa pengelolaan obatnya
cukup baik. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat dan periode
penelitian berbeda, subyek penelitian lebih dari satu, tidak melakukan
perhitungan persentase obat kadaluwarsa, tidak digunakan, serta rusak
yang dikembalikan oleh Puskesmas Induk Tegalrejo ke UPT POAK Kota,
dan tidak hanya menggunakan metode ABC melainkan VEN.
b. Nabila, (2012) yang berjudul Evaluasi Perencanaan Obat Berdasarkan
Metode ABC di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M.
Dunda, Limboto, Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui nilai
pemakaian dari obat yang ada dalam perencanaan berdasarkan metode
ABC di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M. Dunda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Kabupaten
Gorontalo
Tahun
2011.
Perencanaan
obat
dianalisis
menggunakan metode ABC dari tiga jalur yaitu Reguler, Jamkesmas, dan
Askes. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari ketiga jalur tersebut
menyerap biaya hingga 90% dari pemakaian keseluruhan, sehingga perlu
mendapat perhatian khusus pada pengendalian persediaan agar selalu
terkontrol. Ini artinya perencanaan di IFRS Dr. M. M. Dunda masih
kurang baik karena sering terjadi kekosongan dan kelebihan obat. Dengan
menggunakan
analisis
ABC
merencanakan
pemakaian
dapatmembantu
obat
dengan
rumah
sakit
mempertimbangkan
dalam
nilai
pemakaian dari beberapa item obat, pengadaan dan pengawasan obat
dengan prioritas sesuai hasil analisis ABC yang bertujuan efisiensi
penggunaan dana dan efektivitas efek terapi obat terhadap pasien.
Perbedaan dari penelitian ini adalah tempat penelitian, subjek penelitian,
dan metode yang digunakan bukan hanya metode ABC melainkan VEN.
c. Lestari, (2010) yang berjudul Evaluasi Pengelolaan Obat di Puskesmas
Depok II Sleman Periode Tahun 2007-2009 Dengan Metode ABC Indeks
Kritis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengelolaan obat
di Puskesmas berdasarkan analisis ABC Indeks Kritis sehingga pengadaan
obat menjadi efektif dan efisien. Pengumpulan data menggunakan daftar
seluruh obat selama tiga tahun (2007, 2008, 2009) untuk menentukan
Vital, Esensial dan Non esensial. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
pengelolaan obat di Puskesmas dikatakan cukup baik, hal ini dilihat dari
nilai indeks kritis yaitu kelompok A dan B jumlahnya lebih banyak dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
kelompok C. Selain itu obat-obatan yang masuk dalam kelompok C
direkomendasikan perencanaan obatnya agar dioptimalkan pengadaannya.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat dan periode penelitian,
tidak melakukan perhitungan nilai indeks kritis dan analisis z score.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang
evaluasi pengelolaan obat agar pengadaan obat dapat efisien dan
pemakaian yang efektif di Puskesmas Sleman Yogyakartamenggunakan
metode ABC.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak
Puskesmas Sleman Yogyakarta berkaitan dengan pengelolaan obat terkait
pengadaan obat agar lebih efisien dan efektif sehingga ketersediaan obat
untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas Sleman Yogyakarta lebih
terjamin.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi
pengelolaan sediaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta berdasarkan
metode ABC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
a. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini diantaranya adalah untuk :
1.
Mengetahui profil kelompok A selama tahun 2013-2014, termasuk
dengan nilai VEN dalam kelompok tersebut.
2.
Mengetahui pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta selama
tahun 2013-2014.
3.
Mengevaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta
selama tahun 2013-2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Obat
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58
Tahun 2014,obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.
Menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis,
mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia
atau hewan.
Secara umum, pengertian obat adalah semua bahan tunggal atau
campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar
tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit. Sedangkan,
menurut undang-undang, pengertian obat adalah suatu bahan atau campuran
bahan untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk memperelok
tubuh atau bagian tubuh manusia (Dirjen POM, 1995).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
189/MENKES/SK/III/2006, obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
upaya kesehatan, mulai dariupaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis,
pengobatan danpemulihan harus diusahakan agar selalu tersedia pada saat
dibutuhkan. Obat juga dapat merugikan kesehatan bila tidak memenuhi
persyaratan atau bila digunakan secara tidak tepat atau disalahgunakan.
B. Pengelolaan Obat
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas, pengelolaan
obat merupakan alah satu kegiatan pelayanan kefarmasian yang mencangkup
aspek
perencanaan,
permintaan,
penerimaan,
penyimpanan,
pengadaan,
pendistribusian, dan pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan
evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan
keterjangkauan perbekalan farmasi
meningkatkan
kompetensi
atau
yang efisien, efektif, dan rasional,
kemampuan
tenaga
kefarmasian,
dan
melaksanakan pengendalian mutu pelayanan. Kegiatan pengelolaan obat meliputi
perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai. Perencanaan
merupakan proses kegiatan seleksi obat untuk menentukan jenis dan jumlah obat
dalam rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas. Tujuan perencanaan obat untuk
mendapatkan :
a. Perkiraan jenis dan jumlah obat yang mendekati kebutuhan
b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Proses seleksi obat merupakan salah satu proses perencanaan yang
dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi obat periode
sebelumnya, data mutasi obat, dan rencana pengembangan. Proses seleksi ini
harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas seperti dokter, bidan,
dan perawat, serta pengelola Puskesmas yang berkaitan dengan pengobatan.
Proses perencanaan kebutuhan obat per tahun dilakukan secara
berjenjang (bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian obat
dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO). Selanjutnya Instansi Farmasi Kabupaten/Kota akan melakukan analisa
terhadap kebutuhan obat di Puskesmas menyesuaikan pada anggaran yang tersedia
dan memperhitungkan waktu kekosongan obat, buffer stock, serta menghindari
stok berlebih. Pencatatan dan pelaporan dilakukan dalam rangka penatalaksanaan
secara tertib, baik obat dan bahan medis habis pakai yang diterima, disimpan,
didistribusikan, dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.
C. Pengadaan Obat
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang
telah direncanakan dan disetujui melalui pembelian, baik secara langsung atau
tender dari distributor, produksi/pembuatan sediaan farmasi baik steril maupun
non steril, maupun yang berasal dari sumbangan (Pratiwi et al., 2011).
Pengadaan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
operasional yang telah ditetapkan di dalam fungsi perencanaan. Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pelaksanaan rencana pengadaan dari fungsi perencanaan dan penentuan
kebutuhan, serta rencana pembiayaan dari fungsi penganggaran (Seto et al.,
2012). Tujuan pengadaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di setiap
unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit di wilayah kerja Puskesmas
(Depkes, 2003).
Pengadaan obat di Puskesmas dilakukan untuk memperoleh jenis dan
jumlah obat, obat dengan mutu yang tinggi, menjamin tersedianya obat dengan
cepat dan tepat waktu. Oleh karena itu, pengadaan obat harus memperhatikan dan
mempertimbangkan bahwa obat yang diminta atau diadakan sesuai dengan jenis
dan jumlah obat yang telah direncanakan (Depkes RI, 2003).
Pengadaan obat memiliki tiga syarat penting yangharus dipenuhi, antara
lain: sesuai rencana, sesuai kemampuan, sistem atau cara pengadaan sesuai
ketentuan (Seto et al., 2012).
Proses pengadaan yang efektif adalah berusaha untuk memastikan
ketersediaan obat yang tepat dalam jumlah yang tepat, pada harga yang tepat, dan
kualitas sesuai dengan standar yang diakui. Obat-obatan dapat diperoleh melalui
pembelian, sumbangan, atau produksi sendiri (Quick et al., 2012).
Siklus pengadaan obat meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Meninjau atau memeriksa kembali tentang pemilihan obat (seleksi obat)
2.
Menyesuaikan atau mencocokan kebutuhan dan dana
3.
Memilih metode pengadaan
4.
Mengalokasikan dan memilih calon penyedia obat (supplier)
5.
Menentukan syarat-syarat atau isi kontrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
6.
Memantau status pesanan
7.
Menerima dan mengecek obat
8.
Melakukan pembayaran
9.
Mendistribusikan obat
10. Mengumpulkan informasi mengenai pemakaian
Sebuah proses pengadaan yang efektif harus :
1.
Mengelola hubungan antara pembeli dan penjual secara transparan dan etis
2.
Pengadaan obat yang tepat dalam jumlah yang tepat
3.
Mendapatkan harga pembelian terendah dari harga total
4.
Memastikan bahwa semua obat-obatan yang dibeli memenuhi standar yang
berkualitas
5.
Mengatur pengiriman tepat waktu untuk menghindari kekurangan dan
kehabisan stok obat
Mengatur jadwal pembelian, jumlah pesanan, dan tingkat safety stock
untuk mencapai total biaya terendah dalam pembelian (Quick et al., 2012).
Permintaan/pengadaan dimaksudkan agar obat tersedia dengan jenis dan
jumlah
yang
tepat.
Pengadaan
meliputi
kegiatan
pengusulan
kepada
Kota/Kabupaten melalui mekanisme Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan
Obat (LPLPO). Permintaan/pengadaan obat di Puskesmas merupakan bagian dari
tugas distribusi obat oleh Gudang Farmasi Kabupaten/Kota (GFK), sehingga
ketersediaan obat di Puskesmas sangat tergantung dari kemampuan GFK dalam
melakukan distribusi berdasarkan laporan pemakaian dan permintaan obat di
semua Puskesmas (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Kegiatan utama dalam permintaan dalam pengadaan obat baik di Rumah
sakit maupun Puskesmas antara lain berupa :
a.
Menyusun daftar permintaan obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan.
b.
Mengajukan
permintaan
kebutuhan
obat
kepada
Dinas
Kesehatan
Kota/Kabupaten dan GFK dengan menggunakan LPLPO.
c.
Penerimaan dan pengecekan jenis dan jumlah obat.
Langkah-langkah pengadaan obat meliputi:
a.
Memilih metode pengadaan melalui pelelangan umum, terbatas, penunjukkan
langsung, perundingan kompetisi dan pengadaan langsung.
b.
Memilih pemasok dan dokumen kontrak
c.
Pemantauan status pesanan, dengan maksud untuk pengiriman, pesanan
terlambat segera ditangani
d.
Penerimaan dan pemeriksaan obat melalui penyusunan rencana pemasukan
obat, pemeriksaan penerimaan obat, berita acara dan pemeriksaan obat, obatobat yang tidak memenuhi syarat dikembalikan serta pencatatan harian
penerimaan obat (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995).
Ada berbagai cara yang dapat ditempuh dalam fungsi pengadaan logistik
yaitu :
a.
Pembelian yaitu dengan cara membeli baik dengan cara pengadaan langsung,
pemilihan (banding) langsung atau dengan pelelangan
b.
Produksi sendiri, beberapa jenis bahan farmasi dan obat sederhana dapat
dibuat oleh unit produksi dari Instalasi Farmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
c.
Sumbangan atau hibah. Biasanya sumbangan ini berasal dari Badan Sosisal
dan atau lembaga dari luar negeri yang tidak mengikat
d.
Meminjam yaitu meminjam dari Puskesmas lain atau lembaga lain, biasanya
untuk mengatasi kedaruratan atau keadaan diluar perhitungan
e.
Menukar,
biasanya
dilakukan
terhadap
barang-barang
yang
jarang
terpakai sehingga menumpuk dalam persediaan
Masalah yang sering dihadapi dalam pengadaan obat yakni anggaran
yang terbatas sehingga kebutuhan tidak mencukupi, pemasok yang yang kurang
baik, kualitas obat rendah dan jadwal penerimaan barang yang tidak sesuai.
Metode pengadaan pada setiap tingkat sistem kesehatan umumnya jatuh
ke dalam kategori dasar, yaitu : tender terbuka, tender terbatas, negosiasi bersaing,
dan pengadaan langsung, yang mana kesemuanya akan berpengaruh terhadap
harga dan waktu pengiriman. Pengadaan obat dapat berjalan dengan model
berbeda misalnya model pembelian tahunan, pembelian tetap atau pembelian terus
menerus (Quick, et al., 2012)
Pengadaan obat merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan
yang telah direncanakan dan disetujui. Menurut Quick J., et al., ada empat metode
proses pengadaan :
1.
Tender terbuka, berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar dan sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan. Pada penentuan harga lebih
menguntungkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2.
Tender terbatas sering disebut dengan lelang tertutup. Hanya dilakukan pada
rekanan tertentu yang sudah terdaftar dan punya riwayat yang baik. Harga
masih bisa dikendalikan.
3.
Pembelian dengan tawar menawar dilakukan bila jenis barang tidak urgen dan
tidak banyak, biasanya dilakukan pendekatan langsung untuk jenis tertentu.
4.
Pengadaan langsung, pembelian jumlah kecil, perlu segera tersedia. Harga
tertentu relatif agak mahal.
D. Puskesmas
1.
Definisi
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat yang disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
2.
Pengelolaan obat di Puskesmas
Berdasarkan pedoman teknis pengelolaan obat untuk unit pelayanan
kesehatan Kabupaten/Kota menyatakan bahwa pengadaan obat dilakukan setelah
perhitungan biaya kebutuhan obat dalam rupiah yang disesuaikan dengan dana
yang tersedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Dalam pengadaan obat, kesesuaian jumlah dan jenis obat antara yang
direncanakan dengan yang diadakan merupakan salah satu hal yang penting untuk
mencegah terjadinya kelebihan atau kekurangan obat. Penyimpanan obat harus
sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam distribusi obat. Pendistribusian
obat dari UPT POAK dilakukan secara bijaksana agar obat yang tersedia di
Kabupaten/Kota dapat tersebar secara merata memenuhi kebutuhan Puskesmas.
Pencatatan atau pelaporan obat merupakan fungsi pengendalian dan evaluasi
administratif obat mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, sampai
pendistribusian obat (Ditjen POM, 2000).
Pengelolaan obat di Puskesmas juga melakukan manajemenlogistik yang
ditandai dengan adanya pemesanan, penyimpanan, pengeluaran, dan pengawasan
atau pemeliharaan dalam jangka waktu tertentu. Pemesanan yang dilakukan oleh
Puskesmas disesuaikan dengan kebutuhan pada Puskesmas tersebut dengan
memperhatikan pemakaian bulan yang lalu dan sisa stok yang ada. Setelah obat
diperoleh maka
Puskesmas selanjutnya
melakukan tahap
penyimpanan.
Permasalahan yang sering dihadapi pada tahap penyimpanan adalah pada buku
pencatatan terutama kartu stok kadang tidak tercatat, adanya resep yang tidak
tercatat, label pada kaleng obat sering lepas, hilang atau tercecer, dan kadang tidak
memadainya tempat untuk penyimpanan (Arsad, 2008).
Tahapan pengelolaan obat di Puskesmas dapat digambarkan seperti
gambar dibawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Pemesanan
Pengawasan
dan
Pemeliharaan
Tahapan Pengelolaan Obat
Penyimpanan
di Puskesmas
Distribusi
Gambar 1. Tahapan Pengelolaan Obat di Puskesmas (Arsad, 2008)
3.
Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta
Puskesmas Sleman merupakan salah satu Puskesmas yang ada di
Kabupaten Sleman Yogyakarta. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan,
Puskesmas Sleman memiliki visi yaitu “Terwujudnya Puskesmas yang berkualitas
dan professional menuju Sleman sehat”. Puskesmas ini juga memiliki misi yaitu :
1.
Memberikan pelayanan yang berkualitas
2.
Menyediakan Sumber Daya Manusia yang professional
3.
Meningkatkan peran serta masyarakat
4.
Mengelola lingkungan dengan baik
5.
Pengelolaan manajemen Puskesmas secara efisien dan efektif
6.
Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Adapun pelayanan kesehatan yang dilakukan di Puskesmas Sleman
Kabupaten Sleman Yogyakarta meliputi pengobatan umum, pelayanan kesehatan
ibu dan anak/KB, pengobatan gigi, perbaikan gizi, psikologi, pelayanan poliklinik
kesehatan reproduksi remaja, poli kesehatan dan lingkungan, poliklinik infeksi
menular seksual (IMS) yang biasa berkembang menjadi HIV/AIDS, fisioterapi,
pelayanan ambulan dan pelayanan penunjang laboratorium.
E. Analisis ABC
Analisis ABC merupakan metode yang sangat berguna dalam melakukan
pemilihan, penyediaan, manajemen distribusi, dan promosi penggunaan obat yang
rasional. Analisis ABC juga dapat membantu untuk mengidentifikaasi biaya yang
dihabiskan untuk setiap item obat yang tidak terdapat dalam daftar obat esensial
atau untuk obat yang jarang digunakan. Metode ini dalam proses pengadaan
sesuai dengan prioritas masyarakat dan menaksir frekuensi pemesanan yang
mempengaruhi keseluruhan persediaan (Quick et al., 2012). Terkait dengan
pendapat dari penyediaan obat, analisis ABC digunakan untuk :
1.
Menentukan frekuensi permintaan item obat
Memesan item obat pada kelompok A lebih sering dan dalam jumlah yang
lebih kecil akan mengurangi biaya inventoris
2.
Mencari sumber item kelompok A dengan harga yang lebih murah
Dilakukan dengan mencari item kelompok A dalam bentuk sediaan yang
paling murah atau supplier yang paling murah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3.
Memonitor status permintaan item
Hal ini untuk mencegah terjadinya kekurangan item yang mendadak dan
keharusan untuk melakukan pembayaran darurat yang biasanya mahal
4.
Memonitor prioritas penyediaan
Pola penyediaan disesuaikan dengan prioritas sistem kesehatanyang
menunjukkan jumlah obat jenis apa saja yang sering digunakan
5.
Membandingkan biaya aktual dan terencana
6.
Membandingkan biaya aktual dan terencana dengan sistem penyediaan obat
di sektor publik Negara yang bersangkutan (Quick et al., 1997).
Analisis ABC juga sering disebut dengan hukum Pareto. Pareto ABC
digunakan untuk mengetahui prioritas item yang digunakan di apotek yaitu
melihat persentase kumulatif dari jumlah pemakaian (nilai pakai), persentase
kumulatif dari jumlah investasi (nilai investasi), dan skor total nilai pakai dan nilai
investasi (nilai indeks kritis). Dalam metode ini, item obat dikelompokkan
menjadi kelompok berdasarkan persentase kumulatif dari nilai pakai dan nilai
investasi, yaitu 80% untuk kelompok A, 15% untuk kelompok B, dan 5% untuk
kelompok C. Item prioritas merupakan item kelompok A yang menghabiskan
biaya sebesar 80% dari total biaya persediaan (Ancelmatini, 2013).
Analisis ABC didasarkan pada sebuah konsep yang dikenal dengan nama
Hukum Pareto (Ley de Pareto), dari nama ekonom dan sosiolog Italia, Vilfredo
Pareto (1848-1923). Hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup selalu
memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar
(80%). Pada tahun 1940-an, Ford Dickie dari General Electric mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
konsep Pareto ini untuk menciptakan konsep ABC dalam klasifikasi barang
persediaan (Kusnadi, 2009). Dalam hal ini, pengelompokan kelas, yaitu: A, B, dan
C, di mana besaran masing-masing kelas ditentukan sebagai berikut :
1.
Kelas A, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 15-20% dari
total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 75-80% dari total nilai uang.
2.
Kelas B, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 20-25% dari
total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 10-15% dari total nilai uang.
3.
Kelas C, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 60-65% dari
total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 5-10% dari total nilai uang
(Sutarman, 2003).
Metode ABC ini dalam proses pengadaan digunakan untuk memastikan
bahwa pengadaan sesuai dengan prioritas kesehatan masyarakat dan menaksir
frekuensi pemesanan yang mempengaruhi keseluruhan persediaan (Quick et al.,
2012).
Kriteria nilai kritis obat adalah :
a. Kelompok A adalah kelompok obat yang tidak boleh diganti dan harus selalu
tersedia dalam rangka proses perawatan pasien, untuk mengatasi penyakit
penyebab kematian, kekosongan obat tidak dapat ditoleransi mengingat efek
terapinya terhadap pasien.
b. Kelompok B adalah obat-obatan yang dapat diganti dengan obat lain yang
tersedia, banyak digunakan dalam pengobatan pencegahan penyakit.
Kekosongan kurang dari 48 jam masih dapat ditoleransi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
c. Kelompok C adalah obat-obatan yang digunakan untuk penyakit yang dapat
sembuh sendiri. Kekosongan lebih dari 48 jam dapat ditoleransi (Modeong,
2014).
Analisis ABC dapat diterapkan pada suatu periode tahunan atau periode
lebih singkat. Langkah-langkah analisis ABC yaitu :
1.
Menghitung total pemakaian obat selama satu periode dan memasukkannya
dalam unit biaya
2.
Data pemakaian obat dikelompokkan berdasarkan jumlah pemakaian dari
pemakaian terbesar sampai terkecil
3.
Menghitung persentase nilai total setiap item
4.
Menyusun kembali daftar berurutan dari nilai total yang paling tinggi sampai
terkecil
5.
Menghitung persentase kumulatif nilai total untuk setiap item
6.
Kelompok obat A dengan pemakaian 80% dari keseluruhan pemakaian obat,
kelompok obat B dengan pemakaian 15% dari keseluruhan pemakaian obat
dan kelompok obat C dengan pemakaian 5% dari keseluruhan pemakaian
obat (Quick et al., 2012).
F. Analisis VEN
Analisis VEN merupakan analisa yang digunakan untuk menetapkan
prioritas seleksi pembelian obat serta menentukan tingkat stok yang aman dan
harga penjualan obat yang tepat, sering digunakan untuk memprioritaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pengadaan obat bila tidak cukup dana untuk membeli semua item yang diminta.
Analisis VEN juga membantu menentukan item mana yang harus dibeli bila
diperlukan (Quick et al., 2012).
Menurut
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor:
1121/MENKES/SK/XII/2008, analisa VEN merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat yang terbatas adalah dengan
mengelompokkan obat didasarkan kepada dampak tiap jenis obat pada kesehatan.
Semua jenis obat yang tercantum dalam daftar obat dikelompokkan ke dalam tiga
kelompok berikut :
a.
V (Vital)
Merupakan obat-obat
yang harus ada, yang diperlukan untuk
menyelamatkan kehidupan (life saving drugs), obat untuk mengatasi penyakitpenyakit penyebab kematian terbesar ataupun untuk pelayanan pokok kesehatan di
Puskesmas salah satunya adalah Vaksin, Vitamin A, Salbutamol sulfat tablet.
Pada obat kelompok ini tidak boleh terjadi kekosongan. Contoh obat yang
termasuk jenis obat vital adalah adrenalin, antitoksin, insulin, obat jantung.
b.
E (Essensial)
Merupakan obat-obat yang efektif untuk mengurangi rasa kesakitan,
namun sangat signifikan untuk bermacam-macam penyakit. Kriteria nilai kritis
obat ini adalah obat yang bekerja kausal yaitu obat yang bekerja pada sumber
penyebab penyakit dan banyak digunakan dalam pengobatan pencegahan penyakit
terbanyak. Kekosongan obat kelompok ini dapat ditolelir kurang dari 48 jam.
Contoh obat yang termasuk jenis obat Essensial adalah antibiotik, obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
gastrointestinal, NSAID dan lain lain. Contoh obat yang termasuk jenis obat
Esensial di Puskesmas adalah Aminofilin tablet, Klorpromazin HCl, Vitamin B
kompleks.
c. N (Non Essensial)
Merupakan obat-obat yang digunakan untuk penyakit yang dapat sembuh
sendiri dan obat yang diragukan manfaatnya dibanding obat lain yang sejenis.
Kriteria nilai krisis obat ini adalah obat penunjang agar tindakan atau pengobatan
menjadi lebih baik, untuk kenyamanan atau untuk mengatasi keluhan.
Kekosongan obat kelompok ini dapat ditolerir lebih dari 48 jam. Contoh obat
yang termasuk jenis obat Non-esensial adalah vitamin, suplemen dan lain-lain.
Contoh obat yang termasuk jenis obat Non Esensial di Puskesmas adalah Aspirin
tablet, Propranolol HCl, Nystatin tablet (Quick.,2012).
Analisis VEN merupakan analisa yang digunakan untuk menetapkan
prioritas pembelian obat serta menentukan tingkat stok yang aman dan harga
penjualan obat (Syifa, 2011).
Langkah-langkah menentukan VEN antara lain menyusun kriteria VEN,
menyediakan data pola penyakit, dan merujuk pada pedoman pengobatan.
Pemantauan status pesanan dilakukan berdasarkan sistem VEN dengan
memperhatikan nama obat, satuan kemasan, jumlah obat yang diadakan, obat
yang sudah dan belum diterima (Syifa, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
G. Keterangan Empiris
Pengelolaan obat di Puskesmas merupakan suatu aspek manajemen yang
penting karena mempengaruhi efisiensi pelayanan di Puskesmas. Penelitian ini
diharapkan dapat memperoleh data berupaprofil nilai VEN berdasarkan metode
ABC di Puskesmas Sleman Yogyakarta sebagai Puskesmas dengan jumlah
permintaan obat terbanyak dari UPT POAK di Kabupaten Sleman Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu berdasarkan
data sebenarnya (tanpa adanya manipulasi data). Pengambilan data dalam
penelitian ini dilakukan secara retrospektif yaitu pengambilan data diambil
berdasarkan data yang telah ada yaitu dari daftar seluruh obat yang ada di
Puskesmas Sleman tahun 2013-2014 (Pratiknya, 2001).
B. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah obat yang
diterima Puskesmas dari UPT POAK dannilai pareto serta VEN dari jumlah obat
yang diterima Puskesmas dari UPT POAK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
C. Definisi Operasional
1.
Analisis ABC merupakan metode yang digunakan untuk mengelompokkan
obat berdasarkan jumlah pemakaian yang dikategorikan menjadi kelompok A,
B, dan C dilakukan dengan pengambilan data pemakaian serta harga obat dari
LPLPO yang dikumulatifkan, dipersentasekan, dan diurutkan dari persen
pemakaian terbanyak sampai terkecil tiap tahunnya.
2.
Kategori ABC dikelompokkan menjadi kelompok A merupakan kelompok
obat yang menyerap biaya sebesar 80% dari total biaya persediaan, kelompok
B merupakan kelompok obat yang menyerap biaya sebesar 15% dari total
biaya persediaan, sedangkan kelompok C merupakan kelompok obat yang
menyerap biaya sebesar 5% dari total biaya persediaan.
3.
Analisis VEN adalah metode yang digunakan untuk mengelompokkan obat
berdasarkan dampaknya terhadap kesehatan. Untuk mengetahui alasan
kriteria VEN dilakukan wawancara terhadap Kepala Pengelola Obat
Puskesmas Sleman, dokter umum Puskesmas Sleman dan Kepala UPT POAK
dari kelompok A hasil analisis ABC.
4.
Pengadaan obat di Puskesmas adalah jumlah obat yang digunakan atau
pemakaian obat di Puskesmas yang tertulis di LPLPO.
5.
Jumlah obat yang diminta dan diterima oleh Puskesmas diperoleh dari data
obat dalam LPLPO yang didapatkan dari UPT POAK Kabupaten Sleman
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
6.
Wawancara dilakukan dengan Kepala Pengelola Obat Puskesmas Sleman,
dokter umum Puskesmas Sleman dan Kepala UPT POAK Kabupaten Sleman
Yogyakarta untuk mengetahui alasan kategori VEN dari kelompok A hasil
analisa ABC pada tahun 2013-2014 agar bisa diprioritaskan pengadaannya.
D. Subyek Penelitian
Data obat dalam LPLPO dari Puskesmas Sleman dan Tempel I yang
diperoleh dari UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta merupakan subjek
penelitian ini. Kriteria inklusi yang digunakan oleh peneliti adalah seluruh obat
yang digunakan di Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I selama tahun
2013-2014 dan kriteria eksklusi yang digunakan oleh peneliti adalah sediaan obat
yang tidak diketahui harga satuannya.
E. Bahan Atau Materi Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pemakaian
obat dalam LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) dari
Puskesmas ke UPT POAK dan hasil wawancara yang dilakukan terhadap Kepala
Pengelola Ruang Obat Puskesmas Sleman, dokter umum Puskesmas Sleman dan
Tempel I, dan Kepala UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalahpenyimpan data
berupa flash untuk memuat data daftar seluruh obat selama tahun 2013 dan
2014untuk menentukan Vital, Essensial, dan Non-Essensial. Tabel pencatatan data
yang berisi tentangdata yang diambil dari perhitungan dengan metode ABC yang
kemudian diambil data dari kategori A untuk menentukan VEN karena jumlah
penggunaannya terbanyak yaitu sebesar 80% di Puskesmas Sleman maupun di
Puskesmas Tempel I dengan cara pengisian tabel data yg diisi oleh Kepala UPT
POAK Kabupaten Sleman, dokter umum Puskesmas Sleman dan Tempel I, dan
pengelola ruang obat Puskesmas Sleman Yogyakarta yang ditunjang dengan
wawancara secara terstruktur terkait hal mengenai metode ABC dan VEN,
pengelolaan obat di Puskesmas, dan 10 penyakit terbanyak yang ada di Puskesmas
Sleman dan Tempel I Kabupaten Sleman Yogyakarta.
G. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta,
Jl. Candi Jonggrang No.6 Beran Tridadi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta,
Puskesmas Sleman, Jl. Kapten Haryadi No. 6 Desa Triharjo, Kabupaten Sleman,
Yogyakarta dan Puskesmas Tempel I, Jl. Magelang KM 17,5, Kecamatan Tempel,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
H. Tata Cara Penelitian
1.
Observasi awal
Observasi awal dilakukan dengan menentukan Puskesmas di Kabupaten
Sleman Yogyakarta sebagai tempat untuk diteliti. Berdasarkan observasi
ditetapkan Puskesmas Sleman sebagai lokasi penelitian dikarenakan jumlah
permintaan obatnya paling banyak dan dilakukan perbandingan terhadap data
Puskesmas Tempel I dengan jumlah permintaan obat paling sedikit di Kabupaten
Sleman Yogyakarta sebagai tolak ukur untuk melihat pengadaan obat yang
dilakukan sudah sesuai dengan yang direncanakan.
2.
Permohonan izin dan kerjasama
Perizinan dilakukan dengan mengusulkan atau memasukkan surat
permohonan izin penelitian ke Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I
Kabupaten Yogyakarta.
3.
Pembuatan pedoman wawancara
Pembuatan pedoman wawancara dilakukan dengan cara menyusun
pertanyaan dan melampirkan data terkait kriteria VEN untuk kategori A oleh
Kepala UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta, dokter umum Puskesmas
Sleman dan Tempel I, dan kepala pengelola ruang obat Puskesmas Sleman
Kabupaten Sleman Yogyakarta.
4.
Pengambilan data
Pengambilan data diambil melalui proses perizinan dari rekomendasi
Bapedda ke Dinas Kesehatan yang kemudian sampai ke UPT POAK dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
didapatkan data retrospektif yang meliputi data pemakaian sediaan obat serta
harga obat pada tahun 2013 dan 2014 serta data LPLPO yang diambil dari
Puskesmas Sleman dan Tempel I terkait jumlah permintaan dan jumlah yang
diterima dari UPT POAK ke Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I
Kabupaten Yogyakarta.
5.
Pengolahan dan analisis data
Tahapan berikutnya adalah pengolahan data dan analisis data yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam penarikan kesimpulan dan pemberian saran yang
dapat berguna dalam pengadaan sediaan obat.
1. Analisis ABC
Proses
pengumpulan
data
diambil
berdasarkan
analisis
ABC.
Pengambilan data dilakukan terhadap besarnya jumlah pemakaian obat per satu
bulan kemudian dikumulatifkan menjadi satu tahun lalu diurutkan dari pemakaian
tertinggi sampai terendah, selanjutnya dibuat persentasenya dan diurutkan dari
persentase tertinggi hingga terendah, dan dikumulatifkan lalu dilakukan penetapan
klasifikasi menjadi kelompok A, B, dan C berdasarkan persentase kumulatif 80%,
15%, dan 5%. Kelompok A merupakan kelompok obat yang menyerap biaya
sebesar 80% dari total biaya persediaan, kelompok B merupakan kelompok obat
yang menyerap biaya sebesar 15% dari total biaya persediaan, sedangkan
kelompok C merupakan kelompok obat yang menyerap biaya sebesar 5% dari
total biaya persediaan. Diawali dengan cara mengidentifikasi obat dengan
mengurutkan pemakaian biaya dari yang terbesar ke yang terkecil. Cara
perhitungannya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
=nxh
Keterangan :
x : jumlah investasi dari obat
n : jumlah pemakaian obat
h : harga satuan obat
y = x/∑x x 100%
Keterangan :
y : % investasi
x : jumlah investasi dari obat
∑x : jumlah seluruh investasi dalam periode tertentu
2. Analisis VEN
Kategori VEN didapatkan dari data pengelompokkan obat dengan
metode ABC yang kemudian diambil dari kategori A karena persentase
kumulatifnya paling besar. Analisis VEN dilakukan dengan melakukan
wawancara kepada dokter umum Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I
serta Kepala UPT POAK Sleman Yogyakarta yang bertujuan untuk menetapkan
obat-obat yang masuk dalam kategori obat vital, esensial, dan non esensial.
Ketiganya dipilih untuk menjadi narasumber dikarenakan sama-sama memiliki
peranan penting dan saling berkontribusi satu sama lain dalam bidang kesehatan
terutama dalam masalah obat-obatan dan menghadapi keluhan pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
I. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan obat yang diketahui harganya, dengan demikian evaluasi
pengadaan obat di Puskesmas Sleman maupun Tempel I hanya terbatas pada data
yang lengkap, sehingga tidak dapat mengevaluasi seluruh obat yang diadakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis ABC
Penelitian Evaluasi Pengadaan Obat Dengan Metode ABC di Puskesmas
Sleman Kabupaten Yogyakarta tahun 2013-2014 menggunakan data pemakaian
obat-obat selama periode tahun 2013-2014 yang diambil di UPT POAK
Kabupaten Sleman Yogyakarta dan data yang diambil dari Puskesmas Sleman
Kabupaten Yogyakarta kemudian dilakukan evaluasi ABC. Analisis ABC
dilakukan dengan perhitungan menggunakan metode ABC dan kemudian
dilakukan wawancara dengan dokter umum dan kepala pengelola ruang obat
Puskesmas Sleman Yogyakarta terkait pengadaan obat di Puskesmas Sleman
Yogyakarta dan penjelasan mengenai VEN (Vital, Esensial, dan Non Esensial).
Analisis ABC bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
penggunaan dana dengan pengelompokkan obat berdasarkan penggunaannya.
Pemrosesan data dimulai dengan pengambilan data obat secara retrospektif berupa
data pemakaian obat serta harga obat tahun 2013 dan 2014 di UPT POAK
Kabupaten Sleman Yogyakarta yang kemudian dipilih Puskesmas Sleman untuk
diambil datanya lalu dianalisis untuk bisa dievaluasi.
Pengambilan obat di UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta dibuat
untuk setiap bulannya. Pemesanan obat yang dilakukan ke UPT POAK Sleman
Yogyakarta dari Puskesmas Sleman dibatasi pemesanannya karena untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
menghindari obat yang tersisa dari jumlah yang dipesan. Apabila jumlah obat
yang dipesan masih tersisa, maka dari pihak UPT POAK Sleman Yogyakarta
tidak bertanggung jawab untuk menampung pengembalian obat yang sudah
dipesan, karena setiap Puskesmas sudah seharusnya memperkirakan berapa
banyak obat-obatan yang ingin dipesan untuk setiap bulannya. Berikut hasil
analisis ABC yang didapatkan dari data LPLPO tahun 2013 dan 2014 :
Tabel I. Pengelompokkan Pemakaian Obat Berdasarkan Analisis
ABC Pada Tahun 2013 dan 2014 di Puskesmas Sleman
%
A
24
16,7
B
39
27,1
C
81
56,2
Total
144
100
Kel.
Jumlah
pemakaian (Rp)
Rp
317,998,075.00
Rp
61,153,115.00
Rp
20,281,180.00
Rp
399,432,370.00
2014
Persentase
jumlah
pemakaian
(%)
Jumlah item
obat
Jumlah item
obat
2013
%
79,6
20
11,3
15,3
45
25,4
5,1
112
63,3
100
177
100
Jumlah
pemakaian (Rp)
Rp
425,892,725.00
Rp
84,622,515.00
Rp
26,940,150.00
Rp
537,455,390.00
Persentase
jumlah
pemakaian
(%)
79,2
15,7
5,1
100
Tabel I menjelaskan analisis ABC di Puskesmas Sleman Yogyakarta pada
tahun 2013. Data yang didapatkan pada tahun 2013, jumlah total item obat
sebanyak 144. Analisis ABC dilakukan dengan mengurutkan nilai pemakaian obat
dari terbesar hingga terkecil lalu dibuat persentase dan dibuat persen kumulatif
sehingga didapatkan mana yang masuk dalam kategori A dengan persen kumulatif
mencapai 80%, kelompok B 15%, maupun C dengan persen kumulatif sebesar
5%. Pada tahun 2013 obat yang masuk dalam kelompok A sebesar 24 item atau
16,7% dari total item dengan jumlah pemakaian Rp317,998,075,00 atau 79,6%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dari total pemakaian. Kelompok B sebesar 39 item atau 27,1% dari total item
dengan jumlah pemakaian Rp 61,153,115,00 atau 15,3% dari total pemakaian.
Kelompok C sebesar 81 item atau 56,2% dari total item dengan jumlah pemakaian
Rp 20,281,180.00 atau 5,1% dari total pemakaian.
Data yang didapatkan pada tahun 2014, jumlah total item obat sebanyak
177. Pada tahun 2014 obat yang masuk dalam kelompok A sebesar 20 item atau
11,3% dari total item dengan jumlah pemakaian Rp 425,892,725,00 atau 79,2%
dari total pemakaian. Kelompok B sebesar 45 item atau 25,4% dari total item
dengan jumlah pemakaian Rp 84,622,515.00 atau 15,7% dari total pemakaian.
Kelompok C sebesar 112 item atau 63,3% dari total item dengan jumlah
pemakaian Rp 26,940,150.00 atau 5,1% dari total pemakaian.
Dilihat dari kedua tabel pada tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat bahwa
kelompok A memiliki jumlah item obat terendah dari pada kelompok B dan C tiap
tahunnya, sedangkan kelompok C dari tahun 2013 hingga tahun 2014 memiliki
jumlah item obat terbesar dibandingkan kelompok A dan B. Jika pada tabel 1 dan
2 dikaitkan maka dapat dilihat bahwa kelompok A memiliki jumlah item obat
yang paling sedikit tetapi memiliki jumlah pemakaian yang besar, sedangkan
kelompok C memiliki jumlah item obat yang paling banyak tetapi memiliki
jumlah pemakaian rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
B. Analisis VEN
Analisis VEN (Vital, Esesnsial, dan Non Esensial) diperoleh berdasarkan
hasil wawancara dengan dokter umum Puskesmas dan kepala UPT POAK, dan
data ini ditentukan dari pendapat dan pengamatan masing-masing terhadap semua
item obat yang ada di Puskesmas selama tahun 2013-2014. Analisis VEN ini
digunakan untuk menetapkan prioritas pembelian obat serta menentukan tingkat
stok yang aman dan harga penjualan obat dengan mengklasifikasikannya ke dalam
kelompok obat vital, esensial, dan non esensial.
Analisis VEN didapatkan dari obat yang masuk dalam kategori A pada
tahun 2013 maupun 2014 yang kemudian dilakukan wawancara kepada informan
yang berbeda dapat menyebabkan obat yang sama masuk ke dalam kelompok
yang berbeda.
Pada penelitian ini dilakukan juga pengambilan data dari Puskesmas
Tempel I yang merupakan Puskesmas yang paling sedikit mengambil obat ke
UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta. Hal ini dilakukan karena untuk
menjadi tolak ukur dan membuktikan bahwa semua Puskesmas yang ada di
Kabupaten Sleman Yogyakarta pengelolaan obat terkait pengadaan obatnya sudah
berjalan baik atau belum dengan menggunakan metode ABC. Pengambilan data
yang
diambil
dilakukan
dengan
cara
yang
sama,
yaitu
dengan
mengelompokkannya ke dalam kelompok ABC kemudian dikategorikan yang
termasuk dalam VEN (lihat lampiran 3 dan 4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Pemilihan obat ke dalam kelompok vital, esensial dan non esensial
dilihat berdasarkan pertimbangan akan kebutuhan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat dengan penyediaan obat-obat yang dibutuhkan untuk pasien dengan
menimbang resiko yang mungkin terjadi apabila sampai terjadi kekosongan stok
obat. Selain itu pengelompokkan obat dengan mempertimbangkan suatu obat
berdasarkan kebutuhan akan obat tersebut, tentunya sangat tergantung pengisi
kuisioner yaitu dokter umum dan Kepala UPT POAK yang melakukan
pengelompokkan obat sehingga apabila informannya berbeda kemungkinan untuk
item obat yang sama penilaian kelompok obatnya menjadi berbeda.
Menurut dokter umum di Puskesmas Sleman melihat 24 jenis obat pada
tahun 2013 dan 20 jenis obat pada tahun 2014 yang termasuk dalam kategori obat
vital yaitu Serum ATS inj. 1500 IU/amp dan Hyosine N Butilbromide tab 10 mg,
selebihnya termasuk dalam kategori esensial (Vaksin Polio, Vaksin BCG,
Parasetamol 500 mg, dan lain-lain) dan non esensial yaitu Tablet Kalium dan
Vaksin-ADS 0,5 ml (lihat lampiran 5). Sedangkan menurut Kepala UPT POAK
Sleman mempunyai pendapat yang berbeda pada tahun 2013 dengan 24 jenis obat
yang sama, Vaksin HB Uniject dan Serum ATS inj. 1500 IU/amp termasuk dalam
kategori obat vital dan selebihnya masuk dalam kategori esensial (Hemafort tablet
salut, Ibuprofen 400 mg, Amoksisilin 500 mg, dan lain-lain) dan non esensial
yaitu Hyosine N Butilbromide tab 10 mg. Pada tahun 2014 hanya Serum ATS inj.
1500 IU/amp saja yang termasuk dalam kategori obat vital (lihat lampiran 6 dan
7). Dari pengisian kategori VEN keduanya didapatkan VEN dari kategori A tahun
2013 dan 2014 yang termasuk obat vital sebanyak 1 item obat, esensial sebanyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
19 dan 16 item obat pada tahun 2013 dan 2014, sedangkan non esensial sebanyak
1 item obat tahun 2013 maupun 2014 (lihat lampiran 5, 6, dan 7).
Dari hasil wawancara menurut dokter umum Puskesmas Tempel I melihat
16 jenis obat pada tahun 2013 yang termasuk kategori vital adalah OAT FDC Kat.
I dan selebihnya masuk dalam kategori esensial dan non esensial (lihat lampiran
9). Sedangkan pada tahun 2014 dengan 20 jenis obat yang ada terdapat 7 obat
yang termasuk dalam kategori vital diantaranya Vaksin Polio, Vaksin DPT-HBHIB (Pentavalen), Vaksin-ADS 0,5 ml, Vaksin Campak, dan lainnyadan
selebihnya masuk dalam kategori esensial dan non esensial (lihat lampiran 10).
C. Analisis Kesediaan Obat
Pengadaan obat di Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta
diadakan menggunakan LPLPO dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK setiap
satu bulan sekali. Dalam penelitian ini pengadaan obat dilakukan selama dua
tahun yaitu tahun 2013 dan 2014. Selain dari wawancara, dilakukan kesesuaian
obat dari kelompok A yang menjadi sasaran pengelompokkan VEN dengan
melihat jumlah yang diminta dari Puskesmas Sleman dengan jumlah obat yang
diberikan dari UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta yaitu dengan melihat
lembar LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) dari
Puskesmas Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Kesesuaian jumlah permintaan obat ke UPT POAK dan jumlah obat yang
diterima oleh Puskesmas Sleman dari data LPLPO didapatkan persentase rata-rata
tahun 2013 sebesar 93,2% dan tahun 2014 sebesar 91,8% (lihat lampiran 8).
Sedangkan melihat kesesuaian jumlah permintaan obat ke UPT POAK
dan jumlah obat yang diterima oleh Puskesmas Tempel I dari data LPLPO
didapatkan persentase rata-rata tahun 2013 sebesar 89,1% dan tahun 2014 sebesar
91,8% (lihat lampiran 11).
Dari kedua Puskesmas tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
Puskesmas Sleman dengan pengambilan obat paling banyak dan Puskesmas
Tempel I dengan pengambilan obat paling sedikit pada tahun 2013 dan 2014,
keduanya belum 100% melakukan pengelolaan obat terkait pengadaan obat secara
efisien dan efektif dengan melihat dari persentase pemesanan obat dan yang
diterima. Sehingga obat yang termasuk kategori VEN seharusnya pengadaan
obatnya lebih diprioritaskan khususnya obat vital yang merupakan obat yang
mengancam jiwa dan beresiko bagi pasien jika terjadi kekosongan stok obat.
Menurut data pemakaian obat Puskesmas Sleman yang telah dianalisis
menggunakan metode ABC, adanya peningkatan ataupun penurunan dalam
jumlah pemakaian obat ditiap tahunnya itu dipengaruhi oleh tingkat kejadian
penyakit. Apabila terdapat kasus tertentu yang memiliki tingkat kejadian tinggi
maka akan memerlukan obat yang banyak juga dan apabila tingkat kejadian kasus
tersebut turun maka obat yang digunakan akan semakin berkurang. Dengan
adanya perubahan-perubahan ditiap tahunnya maka diperlukan pengelolaan obat
yang baik. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
1. Ketersediaan Obat Sesuai Dengan Pola Penyakit
Dalam perencanaan kebutuhan obat dapat menggunakan pencatatan
penggunaan total semua jenis obat pada pasien di Puskesmas, sisa stok obat, dan
pola penyakit. Perencanaan kebutuhan obat dengan melihat pola penyakit
merupakan pendekatan secara epidemiologi. Pendekatan secara epidemiologi ini
memiliki keunggulan yang lebih tepat dan sesuai dengan realitas, dimana obat
yang keluar atau terdistribusi disebabkan oleh penggunaan yang riil.
Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan penyakit yang sering
terjadi di Puskesmas Sleman Yogyakarta dari tahun 2013 hingga 2014 dan selalu
berada pada peringkat pertama dari 10 besar penyakit yang terjadi di Puskesmas.
Pada tahun 2013 persentase penyakit ISPA dari 10 besar penyakit sebesar 20,4%
dari 27.751 pasien dan pada tahun 2014 sebesar 21,4% dari 30.077 pasien (lihat
lampiran 12).
Berdasarkan data yang didapatkan dari analisis ABC dari kategori A
obat-obatan yang merupakan obat-obatan yang digunakan untuk penyakit ISPA
telah dibuktikan diantaranya adalah Amoksisilin, Parasetamol, dan Ibuprofen
sebagai obat antibiotik maupun analgesik. Ini membuktikan bahwa ketersediaan
obat di Puskesmas Sleman telah sesuai dengan pola penyakit yang masuk dalam
10 besar penyakit tersebut. Namun, pengadaan obatnya yang terpenuhi hanya
sekitar 80-90%.
Semua obat yang banyak dipakai dari 10 penyakit terbesar di Puskesmas
Sleman Yogyakarta tersebut, pengadaannya perlu diperhatikan yaitu dalam
pemesanan kembali dan berapa jumlah yang akan dipesan karena obat-obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
tersebut diharapkan dapat selalu tersedia di Puskesmas Sleman Yogyakarta dan
diharapkan tidak terjadi kekosongan atau kekurangan. Hal ini nantinya akan
mempengaruhi pelayanan obat di Puskesmas.
2. Obat Yang Dikembalikan
Untuk meningkatkan pengelolaan obat dalam mengurangi adanya obat
yang dikembalikan sebaiknya dilakukan monitoring yang lebih baik dalam
pengelolaan obat dari mulai perencanaan hingga pemakaian obat. Obat mengalami
kerusakan dapat dikarenakan oleh faktor penyimpanan yang kurang baik. Dalam
penyimpanan obat diharapkan ruang penyimpanan dan proses penyimpanan
memiliki persyaratan yang sesuai dengan pedoman pengelolaan obat di
Puskesmas. Penyimpanan obat juga harus sedemikian rupa sehingga memudahkan
distribusi obat secara FIFO (first in first out) yaitu sisa stok tahun yang lalu
digunakan terlebih dahulu daripada pengadaan baru, sehingga akan mencegah
terjadinya obat rusak atau kadaluwarsa.
D. Hasil Wawancara
Analisis VEN didapatkan dari obat yang masuk dalam kategori A pada
tahun 2013 maupun 2014 yang kemudian dilakukan wawancara kepada informan
yang berbeda dapat menyebabkan obat yang sama masuk ke dalam kelompok
yang berbeda.
Dari hasil wawancara terdapat perbedaan dalam pengisian kategori VEN.
Hasil wawancara yang didapat dari dokter umum Puskesmas Sleman menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
bahwa pengertian obat vital adalah obat-obatan yang menyelamatkan nyawa, obat
yang seharusnya ada dan tidak boleh terjadi kekosongan. Obat esensial merupakan
obat yang wajib ada karena banyak paling banyak dipergunakan di Puskesmas.
Dan obat non esensial merupakan obat yang diperlukan di Puskesmas tetapi jarang
dipergunakan untuk tindak lanjut terapi atau pengobatan. Sedangkan hasil
wawancara yang dilakukan kepada Kepala UPT POAK Sleman Yogyakarta
menyatakan bahwa obat vital merupakan obat untuk menyelamatkan nyawa, obat
yang harus ada, penyerapannya tinggi karena tidak ada penggantinya. Yang
dimaksud dengan obat esensial merupakan obat yang mirip dengan vital yaitu
sebagai pencegahan maupun pengobatan. Dan obat non esensial diartikan sebagai
obat penunjang saja, karena tidak terlalu banyak manfaatnya, contohnya vitamin.
Vitamin masuk ke dalam kategori non esensial, tetapi dapat dilihat kembali dari
efek penggunaannya, ada vitamin-vitamin tertentu yang masuk dalam kategori
vital penggunaannya, contoh vitamin penambah darah.
Menurut dokter umum di Puskesmas Tempel I yang dikatakan obat vital
adalah obat yang wajib disediakan di pelayanan kesehatan karena untuk pasien
yang mengancam jiwa, sedangkan obat esensial adalah obat yang wajib
disediakan di pelayanan kesehatan, dan obat non esensial tidak disediakan di
pelayanan kesehatan tidak menjadi masalah karena itu hanya menjadi pelengkap
saja.
Dengan narasumber berbeda maka akan didapatkan pendapat yang
berbeda juga. Dari semua narasumber yang telah diwawancarai pengertian obat
vital, esensial, dan non esensial kurang lebih sama, dapat dilihat lagi bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kebutuhan pasiennya dengan kondisi kesehatan yang dialami dengan segala
pertimbangan.
Adapun hasil wawancara mengenai obat-obatan yang dikembalikan oleh
Puskesmas ke UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta yaitu obat yang tidak
digunakan, obat yang rusak, dan obat yang telah kadaluwarsa. Puskesmas wajib
melaporkan dan mengirim kembali jenis obat yang rusak atau kadaluwarsa kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota. Obat yang tidak digunakan juga harus
dikembalikan sebelum kadaluwarsa karena obat tersebut dapat diberikan atau
direlokasi kepada Puskesmas lain yang lebih membutuhkan. Hal ini bertujuan
dalam proses pemerataan pengadaan obat di semua wilayah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
Pengadaan obat di Puskemas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta
dilakukan berdasarkan hasil Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan
Obat (LPLPO) dari Puskesmas ke UPT POAK Kabupaten Sleman
Yogyakarta setiap satu bulan sekali.
2.
Evaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta berdasarkan
metode ABC didapatkan bahwa kelompok C memiliki item obat terbanyak
yaitu sebanyak 81 item obat (56,2%) di tahun 2013 dan 112 item obat
(63,3%) di tahun 2014. Sedangkan dari hasil analisa VEN yang didapatkan
dalam kelompok A yang menyerap 80% pemakaian obat terbanyak tiap
tahunnya terdapat 1item obat yang termasuk dalam kategori vital dengan
narasumber berbeda yaitu Serum ATS Inj. 1500U/Amp. Pengadaan obat yang
diadakan selama dua tahun (2013 dan 2014) dari kelompok A di kedua
Puskesmas hanya terpenuhi 80%-90%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
B. Saran
1.
Dalam penelitian selanjutnya diharapkan peneliti mampu mendapatkan data
permintaan obat lengkap beserta harga obatnya umtuk meminimalkan
kesalahan dalam perhitungan dalam pengelompokkan ABC.
2.
Diadakan data relokasi obat antar Puskesmas sehingga penilaian pemenuhan
permintaan obat bisa optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
DAFTAR PUSTAKA
Athijah, Umi et al., 2010, Perencanaan dan Pengadaan Obat di Puskesmas
Surabaya Timur dan Selatan, Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 5 No. 1, pp.
16.
Ansel, C. Howard., 1985, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi keempat,
Terjemahan : Farida Ibrahim, UI Press, Jakarta.
Anshari, M., 2009, Aplikasi Manajemen Pengelolaan Obat dan Makanan, Nuha
Medika, Yogyakarta, pp. 3.
Arief, 2007, Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat, UGM Press University,
Yogyakarta, pp. 131-140.
Departemen Kesehatan RI, 2003, Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan di Puskesmas, Direktorat Jenderal Palayanan
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2006, Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 189/MENKES/SK/III/2006 Tentang Kebijakan Obat
Nasional, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2008, Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi
di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2000, Keputusan Menteri Kesehatan RI
No:633/Menkes/SK/IV/2000 Tentang Pembentukan Gudang Perbekalan
Kesehatan di Bidang Farmasi di Kabupaten/Kota Tertentu, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, 2007, Pedoman
Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Daerah
Perbatasan, Depkes RI, Jakarta.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995, Pengelolaan Obat di
Tingkat Puskesmas, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Kusnadi, E., 2009, Analisis Produktivitas Terhadap Penyeimbangan Lintasan
Unpublished Undergraduate Thesis, Program Studi Teknik Industri,
Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Lestari, Maria Murnian, 2010, Evaluasi Pengelolaan Obat di Puskesmas Depok II
Sleman Periode Tahun 2007-2009 Dengan Metode ABC Indeks Kritis,
Program Studi Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Mayawati, Dwi Md, Y., 2010, Evaluasi Pengelolaan Sediaan Farmasi di
Puskesmas Kuta I
Periode Tahun 2007-2009 (Dengan Metode ABC
Indeks Kritis), Program Studi Farmasi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Modeong, Nabila, 2012, Evaluasi Perencanaan Obat Berdasarkan Metode ABC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M. Dunda
Kabupaten Gorontalo Tahun 2011, Program Studi D-III Farmasi,
Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.
Nurwulandari, Ancelmatini, Prima Rosa, Paulina H., 2013, Sistem Pendukung
Pengambilan Keputusan Pengadaan Obat Menggunakan Model Pareto
ABC dan Optimasi Kualitatif, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Informasi, Yogyakarta, ISSN : 1907-15022.
Pratama Sari, Mikha, 2011, Evaluasi Pengelolaan Obat Dengan Metode ABC di
Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta Tahun 2008-2010, Program Studi
Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Pratiknya, A. W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, Edisi I, Cetakan II, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Pratiwi, F., I. Dwiprahasto., dan E. Budiarti, 2011, Evaluasi Perencanaan dan
Pengadaan Obat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Semarang,
Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, 01: 238-239.
Rahim Ali, Arsad., 2008, Pengelolaan Obat, Alat dan Bahan Habis
Pakai Puskesmas. https://arali2008.wordpress.com/2009/09/10/gambaranpengelolaan-obat-dan-bahan-habis-pakai-serta-alat-puskesmas-dipolewali-mandar/, diakses tanggal 6 Februari 2016.
Reddy V. V., 2008, Hospital Material Management, In A. V. Srinivasan (Ed),
Managing a Modern Hospital (2nd ed), New Delhi : Sage Publications, pp.
126-143.
Sari, Mikha Pratama, 2011, Evaluasi Pengelolaan Obat Dengan Metode ABC di
Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta Tahun 2008-2010, Program Studi
Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Susi, Suciati, Adisasmito, Wiku B., 2006, Analisis Perencanaan Obat
Berdasarkan ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi, Jurnal Manajemen
Kesehatan, Volume 9, pp. 20-21.
Sutarman, 2003, Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model
Backorder, Infomatek, 5(3), pp. 141–152.
Syamsuni, 2005, Farmasetika Dasar dan Perhitungan Farmasi, EGC, Jakarta,
pp. 47-49.
Syifa,
2011,
Analisis
ABC
dan
Analisis
VEN,
https://syifa.blogspot.com/2011/analisis-abc-dan-analisis-ven/, diakses
tanggal 12 Agustus 2016.
Quick, J.D., Hume, M.L., Rankin J, R., O’Connor, R. W., 1997, Managing Drug
Supply, Management Sciences for Health, 7th printing, Boston,
Massachussets.
Quick, J.D., Rankin, J.R., Dias, Vimal, 2012, Inventory Management in Managing
Drug Supply, Third Edition, Managing access to medicines and health
technologies, Management Sciences for Health, Arlington.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Lampiran 1. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2013
No
Tanggal
Nama Obat
Satuan
Jumlah
Harga
Nilai
Persen
(%)
Persen
Kumulatif
(%)
Kategori
0
Deksametason tab. 0,5
mg
1
14/01/2013
28.400
2002
56.856.800
2
14/01/2013
14,23
14,23
tablet
70.900
715
50.693.500
Hemafort tab salut
3
17/09/2013
Vaksin BCG
12,69
26,93
pcs
1600
21.125
33.800.000
8,46
35,39
4
17/09/2013
Vaksin Polio (IPV)
5
14/01/2013
pcs
1300
25.903
33.673.900
8,43
43,82
kaplet
75.800
303
22.967.400
5,75
49,57
6
17/09/2013
1100
14.065
15.471.500
7
14/01/2013
3,87
53,44
tablet
137.500
105
14.437.500
8
14/01/2013
3,61
57,06
Captopril 25 mg
tablet
61.700
138
8.514.600
9
14/01/2013
2,13
59,19
OAT FDC Kat. I
paket
23
360.000
8.280.000
2,07
61,26
10
14/01/2013
Tablet Kalium
Parasetamol sirup 120
mg/5 ml
Serum ATS inj. 1500
IU/amp
Hyosine N Butilbromide
tab 10 mg
Natrium diklofenak 50
mg tab
tablet
3300
2.251
7.428.300
1,86
63,12
11
14/01/2013
3930
1.725
6.779.250
1,70
64,82
12
14/01/2013
70
84.150
5.890.500
13
12/02/2013
1,47
66,29
4400
1.287
5.662.800
1,42
67,71
14
14/01/2013
26.900
210
5.649.000
15
17/09/2013
1,41
69,12
pcs
300
17.360
5.208.000
16
14/01/2013
1,30
70,43
tablet
31.900
152
4.848.800
17
12/02/2013
1,21
71,64
4
1.200.00
0
4.800.000
18
14/01/2013
1,20
72,84
1915
2.365
4.528.975
1,13
73,98
19
14/01/2013
20
14/01/2013
21
17/09/2013
22
14/01/2013
23
14/01/2013
24
14/03/2013
25
14/01/2013
26
14/01/2013
27
14/01/2013
28
14/03/2013
29
14/01/2013
Ranitidin 150 mg
30
14/01/2013
31
14/01/2013
Kotrimoksazol suspensi
Kloramfenikol tetes
mata 0,5%
32
14/01/2013
33
14/01/2013
34
17/09/2013
35
14/01/2013
Amoksisilin 500 mg
Vaksin DPT-HB-HIB
(Pentavalen)
Parasetamol 500 mg
Vaksin HB Uniject
Metformin HCl 500 mg
tablet
pcs
botol
ampul
tablet
tablet
OAT FDC Kat. II
Amoksisilin sirup kering
125mg/5ml
paket
Retinol 200.000 IU
kapsul
9.550
471
4.498.050
1,13
75,10
tablet
30.600
144
4.406.400
1,10
76,21
pcs
2700
1395
3.766.500
0,94
77,15
tablet
7.700
455
3.503.500
0,88
78,03
sak
9.200
355
3.266.000
0,82
78,84
botol
340
9.020
3.066.800
0,77
79,61
1015
2.825
2.867.375
0,72
80,33
10600
260
2.756.000
0,69
81,02
48.000
52
2.496.000
0,62
81,65
440
5.500
2.420.000
0,61
82,25
tablet
15.400
156
2.402.400
0,60
82,85
botol
670
3.500
2.345.000
0,59
83,44
345
6.600
2.277.000
0,57
84,01
botol
1505
1.500
2.257.500
0,57
84,57
tablet
24.200
91
2.202.200
0,55
85,13
pcs
250
8.450
2.112.500
0,53
85,66
tablet
17.700
115
2.035.500
0,51
86,16
Ibuprofen 400 mg.
Vaksin - ADS 0.5 ml
Zinc tab. 20 mg
Garam Oralit 200 ml
Domperidon Syrup
Antibakteri DOEN salep
Basitrasin
Siprofloksasin 500 mg
Kalsium Laktat tab. 500
mg
Medroksi progesteron
asetat inj depo 150 mg
Obat Batuk Hitam cairan
Antasida DOEN
Vaksin DPT-HB Combo
Antalgin tab. 500 mg
botol
tube
tablet
tablet
vial
botol
A
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
36
14/01/2013
37
12/02/2013
38
14/01/2013
39
14/01/2013
40
14/01/2013
41
14/01/2013
42
14/01/2013
43
14/01/2013
44
14/01/2013
45
14/01/2013
46
14/01/2013
47
14/01/2013
48
14/01/2013
49
14/01/2013
50
14/01/2013
51
14/03/2013
52
17/09/2013
53
14/01/2013
54
14/01/2013
55
14/01/2013
Alopurinol 100 mg
Dekstrometorfan HBr
sirup
Griseofulvin 125 mg.
micro.
56
12/02/2013
57
14/01/2013
58
14/01/2013
59
12/02/2013
60
14/01/2013
61
14/01/2013
62
14/01/2013
63
13/06/2013
64
12/02/2013
65
14/03/2013
66
14/01/2013
67
16/10/2013
68
14/01/2013
69
14/01/2013
70
14/01/2013
71
12/02/2013
72
14/01/2013
73
14/01/2013
Kotrimoksazol dewasa
Etil Klorida semprot
tablet
12600
160
2.016.000
0,50
86,67
botol
26
76.010
1.976.260
0,49
87,16
botol
354
5.390
1.908.060
0,48
87,64
87.000
21
1.827.000
0,46
88,10
72.000
23
1.656.000
0,41
88,51
Kloramfenikol t.t. 3%
Klorfeniramin Maleat
tab. 4 mg
Gliseril Guaiacolat 100
mg
tablet
Betametason krim 0,1%
tube
920
1.760
1.619.200
0,41
88,92
tube
530
3.000
1.590.000
0,40
89,32
tablet
21.200
64
1.356.800
0,34
89,66
tablet
39.000
34
1.326.000
0,33
89,99
460
2.842
1.307.320
0,33
90,32
30.000
42
1.260.000
0,32
90,63
kaplet
1400
887
1.241.800
0,31
90,94
tablet
3500
350
1.225.000
0,31
91,25
4.600
266
1.223.600
0,31
91,56
tablet
5100
238
1.213.800
0,30
91,86
Serum Golongan darah
set
4
291.500
1.166.000
0,29
92,15
Vaksin Campak
pcs
500
2.169
1.084.500
0,27
92,42
tablet
8.500
125
1.062.500
0,27
92,69
380
2.701
1.026.380
0,26
92,95
5100
201
1.025.100
0,26
93,20
tablet
7300
131
956.300
0,24
93,44
tablet
14.900
63
938.700
0,24
93,68
2
468.270
936.540
0,23
93,91
66
12.980
856.680
0,21
94,13
35.000
24
840.000
0,21
94,34
botol
34
23.100
785.400
0,20
94,53
tablet
9300
84
781.200
0,20
94,73
3
258.500
775.500
0,19
94,92
1900
407
773.300
0,19
95,12
6.000
128
768.000
0,19
95,31
kotak
695
1.100
764.500
0,19
95,50
pcs
300
2500
750.000
0,19
95,69
7.300
99
722.700
0,18
95,87
14.800
44
651.200
0,16
96,03
260
2450
637.000
0,16
96,19
42
14.887
625.254
0,16
96,35
300
1.904
571.200
0,14
96,49
330
1.650
544.500
0,14
96,63
Mikonazol krim
Glibenklamid 5 mg
Thiamin HCl tab. 50 mg
Hidrokortison krim 2,5
%
Hidroklorotiazida 25
mg.
Eritromisin 500 mg
Asiklovir tab. 400 mg
Kloramfenikol kapsul
250 mg
Simvastatin tab.10 mg
Nifedipine 10 mg
Haloperidol 1,5 mg.
Pasta pengisi saluran
akar
Framisetin
Asam Askorbat/Vit. C
50 mg
Etanol 70 % 1000 ml
Salbutamol 2 mg.
Devitalisasi pasta (non
arsen)
Fenoksimetil P. 500 mg.
Klorpromazin HCl Sal.
100 mg.
Salisil bedak 2%
Vaksin - ADS 0.05 ml
Dekstrometorfan HBr
tab. 15 mg
Triheksifenidil HCl tab.
2 mg
Anti haemoroid doen
komb.
Bisacodyl suppo 5 mg
Anti fungi
doen/Whitefield
Kloramfenikol salep
tablet
tube
tablet
kapsul
botol
tablet
kotak
lembar
tablet
botol
tablet
tablet
tablet
tablet
sup
sup
pot
botol
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
mata 1%
74
12/02/2013
75
12/02/2013
76
14/01/2013
77
14/01/2013
78
14/01/2013
79
14/01/2013
80
17/09/2013
81
12/02/2013
82
14/01/2013
83
14/01/2013
84
14/01/2013
85
14/01/2013
86
14/01/2013
87
12/02/2013
88
15/11/2013
89
14/01/2013
90
14/01/2013
91
14/01/2013
92
12/02/2013
93
17/09/2013
94
13/12/2013
95
14/01/2013
96
14/01/2013
97
14/01/2013
98
14/01/2013
99
14/03/2013
100
12/02/2013
101
14/01/2013
102
12/02/2013
103
16/05/2013
104
14/01/2013
105
14/01/2013
106
12/02/2013
107
12/02/2013
108
13/12/2013
109
12/02/2013
110
16/05/2013
Oksitosin injeksi 10
IU/ml-1 ml.
73
7.326
534.798
0,13
96,76
tube
13
38.126
495.638
0,12
96,88
tablet
37.000
13
481.000
0,12
97,01
Furosemida tab. 40 mg
tablet
4700
102
479.400
0,12
97,13
Vitamin B komplek
Asiklovir krim 5% 5
gram
tablet
21.000
22
462.000
0,12
97,24
175
2.552
446.600
0,11
97,35
kapsul
20
22.000
440.000
0,11
97,46
ampul
50
8.800
440.000
0,11
97,57
pot
235
1.800
423.000
0,11
97,68
tablet
3900
102
397.800
0,10
97,78
Larutan hipokloride
botol
30
13.200
396.000
0,10
97,88
Metronidazol 250 mg
tablet
3500
112
392.000
0,10
97,98
Kloramfenikol suspensi
Fitomenadion inj. 2
mg/ml
Sulfasetamid Na. Tm. 15
%
botol
115
3.370
387.550
0,10
98,07
35
11.000
385.000
0,10
98,17
100
3.843
384.300
0,10
98,27
1.300
293
380.900
0,10
98,36
420
895
375.900
0,09
98,45
kotak
5
69.300
346.500
0,09
98,54
vial
1
346.500
346.500
0,09
98,63
pcs
300
1.140
342.000
0,09
98,71
tablet
30
11.000
330.000
0,08
98,80
Fenoksimetil P. 250 mg.
Metoklorpropamide tab.
10 mg
tablet
1200
272
326.400
0,08
98,88
3700
88
325.600
0,08
98,96
Fenol gliserol TT 10%
botol
255
1.243
316.965
0,08
99,04
tablet
2700
113
305.100
0,08
99,12
tablet
5800
46
266.800
0,07
99,18
13
19.800
257.400
0,06
99,25
6.000
38
228.000
0,06
99,30
180
1.210
217.800
0,05
99,36
1500
142
213.000
0,05
99,41
1600
120
192.000
0,05
99,46
35
4900
171.500
0,04
99,50
30
5.170
155.100
0,04
99,54
botol
7
18.000
126.000
0,03
99,57
kapsul
50
2394
119.700
0,03
99,60
botol
45
2.600
117.000
0,03
99,63
200
579
115.800
0,03
99,66
Diazepam rectal 5 mg
Piridoksin 10 mg
Fluconazole cap 150 mg
Salbutamol Nebules
Salep 2 - 4 kombinasi
Dimenhidrinat
Retinol 100.000 IU
Gentian Violet larutan 1
%
Cocoa Butter
Serum ABU I inj. 5 ml.
Vaksin - TT
Azithromycin 500 mg
Aminofilin 200 mg
Parasetamol 100 mg.
Yodium Povidon 10%
300 ml
Prednison 5 mg
Lidokain kompositum
injeksi
Carbo adsorben 250
mg/Bekarbon
Amitriptilin HCl Salut
25 mg.
Natrium Klorida lar.
infus 0,9%
Ringer Laktat lar. infus
500 ml
Dettol
Cefixime kapsul 100 mg
Levertran salep 15 gram
Fitomenadion Sal. 10
mg.
ampul
tube
ampul
botol
kapsul
botol
tablet
botol
tablet
ampul
tablet
tablet
botol
botol
tablet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
111
12/02/2013
112
21/08/2013
113
16/05/2013
114
12/02/2013
115
14/01/2013
116
12/02/2013
117
14/01/2013
118
12/02/2013
119
14/01/2013
120
14/01/2013
121
12/02/2013
122
14/01/2013
123
13/12/2013
124
14/01/2013
125
Polikresulen (Albutil
larutan)
4
24.300
97.200
1.000
97
97.000
200
484
96.800
600
154
92.400
312
282
87.984
botol
15
4.950
74.250
tablet
2500
26
65.000
tablet
600
105
63.000
tablet
400
157
62.800
Karbamazepin 200 mg.
Oksitetrasiklin HCl
salep mata 1%
Nistatin Vaginal
100.000 IU
Benzatin BP inj. 2.4 jt
IU/vial
Isosorbid dinitrat Sub. 5
mg.
tablet
200
272
54.400
40
1.350
54.000
120
407
48.840
4
12.185
48.740
500
90
45.000
13/12/2013
Ethambutol tab 500 mg
tablet
100
410
41.000
126
17/07/2013
tablet
200
186
37.200
127
14/03/2013
Haloperidol 5 mg
Anti migrain
doen/Ergotamin
300
102
30.600
128
14/01/2013
3
10.175
30.525
129
12/02/2013
15
2.002
30.030
130
17/07/2013
10
3.000
30.000
131
14/01/2013
botol
1
27.500
27.500
132
17/09/2013
kapsul
100
253
25.300
133
13/12/2013
botol
4
5.000
20.000
134
17/09/2013
tablet
200
95
19.000
135
16/05/2013
4
3.000
12.000
136
12/02/2013
100
108
10.800
137
12/02/2013
5
2.090
10.450
138
12/02/2013
10
960
9.600
139
12/02/2013
8
1.026
8.208
140
17/10/2013
5
1.450
7.250
141
17/09/2013
5
1.394
6.970
142
12/02/2013
2
2.366
4.732
143
15/04/2013
2
1.948
3.896
144
12/02/2013
2
0
0
TOTAL
Isoniazida 300 mg.
Rifampisin kapsul 300
mg.
Metronidazol 500 mg
Pirantel Pamoat tab. 125
mg
Glukosa lar. infus 5%
Diazepam tab. 2 mg
Asetosal tablet 100 mg.
Digoksin 0,25 mg.
Klorhexidine 0,2 %
Deksametason inj. 5 mg.
ml.
Aminofilin inj. 24
mg/ml-10 ml.
Eugenol cairan
Doksisiklin 100 mg
Aqua pro inj. 25 ml
Ambroxol 30 mg tab
Etakridin lar. 0.1% 300
ml.
Metilergometrin M. sal.
0,125
Ichtiol salep 15 gram
Difenhidramin HCl inj.
10 mg/ml
Epinefrin HCl/bitartrat
inj. 0.1%
Fitomenadion inj. 10
mg/ml.
Metilergometrin M. inj.
0,200 mg.
Diazepam inj. 5 mg/ml 2 ml
Magnesium sulfat inj.
40%
Dekstrose inj.40% 25 ml
botol
tablet
kapsul
tablet
tablet
tube
tablet
vial
tablet
tablet
botol
ampul
ampul
botol
tablet
pot
ampul
ampul
ampul
ampul
ampul
ampul
kapsul
399.432.370
0,02
99,69
0,02
99,71
0,02
99,73
0,02
99,76
0,02
99,78
0,02
99,80
0,02
99,81
0,02
99,83
0,02
99,85
0,01
99,86
0,01
99,87
0,01
99,89
0,01
99,90
0,01
99,91
0,01
99,92
0,01
99,93
0,01
99,94
0,01
99,94
0,01
99,95
0,01
99,96
0,01
99,97
0,01
99,97
0,01
99,98
0,00
99,98
0,00
99,98
0,00
99,99
0,00
99,99
0,00
99,99
0,00
99,99
0,00
100,00
0,00
100,00
0,00
100,00
0,00
100,00
0,00
100,00
100,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Lampiran 2. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2014
No
Tanggal
Nama Obat
Satuan
Jumlah
Harga
Nilai
Persen
(%)
Persen
Kumulatif
(%)
Kategori
0
1
19/08/2014
Vaksin Polio (IPV)
pcs
3800
25.903
98.431.400
2
14/05/2014
Vaksin DPT-HB-HIB
(Pentavalen)
pcs
4815
14.065
67.722.975
3
14/05/2014
Vaksin BCG
pcs
3200
21.125
4
16/05/2014
Hemafort tab salut
tablet
62.200
660
5
14/07/2014
Amoksisilin 500 mg
kaplet
72.600
6
15/10/2014
Vaksin - ADS 0.5 ml
pcs
7
14/02/2014
Parasetamol 500 mg
8
17/11/2014
OAT FDC Kat. I
9
17/06/2014
Vaksin HB Uniject
10
14/03/2014
11
18,31
18,31
12,60
30,92
67.600.000
12,58
43,49
41.052.000
7,64
51,13
303
21.997.800
4,09
55,22
13202
1.395
18.416.790
3,43
58,65
tablet
124.500
105
13.072.500
2,43
61,08
paket
35
359.900
12.596.500
2,34
63,43
pcs
660
17.360
11.457.600
2,13
65,56
Tablet Kalium
tablet
3500
2.750
9.625.000
1,79
67,35
15/10/2014
Kotrimoksazol dewasa
tablet
19.700
445
8.766.500
1,63
68,98
12
16/07/2014
Vaksin Campak
pcs
3840
2.169
8.328.960
1,55
70,53
13
17/11/2014
Ibuprofen 400 mg.
tablet
50.300
150
7.545.000
1,40
71,93
tablet
5500
1.287
7.078.500
1,32
73,25
ampul
90
69.300
6.237.000
1,16
74,41
Hyosine N Butilbromide
tab 10 mg
Serum ATS inj. 1500
IU/amp
14
14/03/2014
15
14/02/2014
16
14/03/2014
Retinol 200.000 IU
kapsul
12.000
471
5.652.000
1,05
75,46
17
13/06/2014
Captopril 25 mg
tablet
60.200
88
5.297.600
0,99
76,45
18
15/08/2014
Natrium diklofenak 50
mg tab
tablet
24.600
210
5.166.000
0,96
77,41
19
16/05/2014
Metformin HCl 500 mg
tablet
44.200
113
4.994.600
0,93
78,34
20
27/10/2014
Vaksin - Td
pcs
3.000
1.618
4.854.000
0,90
79,24
21
15/08/2014
Parasetamol Suppo
sup
60
78.650
4.719.000
0,88
80,12
22
14/02/2014
botol
3025
1.438
4.349.950
0,81
80,93
23
13/06/2014
botol
550
6.600
3.630.000
0,68
81,61
24
14/07/2014
botol
1415
2.300
3.254.500
0,61
82,21
25
17/09/2014
tablet
1075
2.825
3.036.875
0,57
82,78
26
16/04/2014
Garam Oralit 200 ml
sak
9.800
292
2.861.600
0,53
83,31
27
14/03/2014
Siprofloksasin 500 mg
tablet
11200
250
2.800.000
0,52
83,83
28
17/11/2014
Zinc tab. 20 mg
tablet
5700
455
2.593.500
0,48
84,31
29
27/10/2014
Vaksin Jerap DT
pcs
1.500
1.641
2.461.500
0,46
84,77
30
17/09/2014
Fluconazole cap 150 mg
kapsul
110
22.000
2.420.000
0,45
85,22
31
16/04/2014
Eritromisin 500 mg
kaplet
2800
864
2.419.200
0,45
85,67
32
15/12/2014
OAT FDC Kat. II
paket
2
1.200.000
2.400.000
0,45
86,12
33
14/03/2014
Ranitidin 150 mg
tablet
15.300
156
2.386.800
0,44
86,56
34
17/09/2014
Vitamin B komplek
tablet
20.000
107
2.140.000
0,40
86,96
14/02/2014
Kalsium Laktat tab. 500
mg
tablet
40.000
52
2.080.000
0,39
87,35
35
Parasetamol sirup 120
mg/5 ml
Kloramfenikol tetes
mata 0,5%
Amoksisilin sirup kering
125mg/5ml
Antibakteri DOEN salep
Basitrasin
A
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
36
15/08/2014
Etil Klorida semprot
botol
24
76.010
1.824.240
37
15/10/2014
Vaksin - ADS 0.05 ml
0,34
87,69
pcs
700
2.500
1.750.000
38
15/12/2014
0,33
88,01
Obat Batuk Hitam cairan
botol
1320
1.320
1.742.400
39
0,32
88,34
15/08/2014
Thiamin HCl tab. 50 mg
tablet
28.000
62
1.736.000
0,32
88,66
40
15/10/2014
Hidrokortison krim 2,5
%
tube
710
2.399
1.703.290
0,32
88,98
41
15/08/2014
Kotrimoksazol suspensi
botol
695
2.340
1.626.300
0,30
89,28
42
13/06/2014
Alopurinol 100 mg
tablet
13.000
125
1.625.000
0,30
89,58
43
13/06/2014
Betametason krim 0,1%
tube
915
1.760
1.610.400
0,30
89,88
44
16/04/2014
Domperidon Syrup
botol
430
3.624
1.558.320
0,29
90,17
45
14/02/2014
Gliseril Guaiacolat 100
mg
tablet
47.000
32
1.504.000
0,28
90,45
46
13/01/2014
Antasida DOEN
tablet
18.000
83
1.494.000
0,28
90,73
47
14/03/2014
tablet
71.000
21
1.491.000
0,28
91,00
48
17/11/2014
tablet
21.600
69
1.490.400
0,28
91,28
49
14/07/2014
Mikonazol krim
tube
490
3.000
1.470.000
0,27
91,56
50
26/08/2014
Vaksin - ADS 5 ml
pcs
684
2041
1.396.044
0,26
91,82
51
14/03/2014
Cefixime kapsul 100 mg
kapsul
550
2394
1.316.700
0,24
92,06
52
17/09/2014
Amlodipin 10 mg
tablet
3870
330
1.277.100
0,24
92,30
53
14/07/2014
Azithromycin 500 mg
tablet
280
4.500
1.260.000
0,23
92,53
54
12/11/2014
Vaksin - TT
pcs
1100
1.140
1.254.000
0,23
92,77
55
15/08/2014
Fenoksimetil P. 500 mg.
tablet
2900
407
1.180.300
0,22
92,99
56
14/03/2014
Hidroklorotiazida 25
mg.
tablet
28.000
42
1.176.000
0,22
93,20
57
17/11/2014
Glibenklamid 5 mg
tablet
21.500
54
1.161.000
0,22
93,42
58
14/02/2014
Asam Askorbat/Vit. C
50 mg
tablet
29.000
40
1.160.000
0,22
93,64
59
13/06/2014
Bisacodyl suppo 5 mg
sup
72
15.583
1.121.976
0,21
93,84
60
13/01/2014
Ringer Laktat lar. infus
500 ml
botol
210
5.200
1.092.000
0,20
94,05
61
16/05/2014
Framisetin
lembar
68
16.000
1.088.000
0,20
94,25
62
13/06/2014
Ambroxol 30 mg tab
tablet
11400
95
1.083.000
0,20
94,45
63
14/07/2014
Asiklovir tab. 400 mg
tablet
2900
350
1.015.000
0,19
94,64
64
15/12/2014
Haloperidol 1,5 mg.
tablet
13700
69
945.300
0,18
94,82
65
13/06/2014
vial
180
5.099
917.820
0,17
94,99
66
14/07/2014
tablet
4000
219
876.000
0,16
95,15
67
15/10/2014
Etanol 70 % 1000 ml
botol
36
23.430
843.480
0,16
95,31
68
17/11/2014
Piridoksin 10 mg
tablet
42.000
20
840.000
0,16
95,46
69
13/01/2014
sup
228
3.300
752.400
0,14
95,60
70
16/05/2014
tube
245
2.997
734.265
0,14
95,74
71
13/06/2014
tablet
5000
140
700.000
0,13
95,87
72
17/09/2014
Salbutamol 2 mg.
tablet
9100
76
691.600
0,13
96,00
73
15/08/2014
Salbutamol Nebules
ampul
100
6.600
660.000
0,12
96,12
Klorfeniramin Maleat
tab. 4 mg
Deksametason tab. 0,5
mg
Medroksi progesteron
asetat inj depo 150 mg
Griseofulvin 125 mg.
micro.
Anti haemoroid doen
komb.
Asiklovir krim 5% 5
gram
Metoklorpropamide tab.
10 mg
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
74
15/10/2014
Nifedipine 10 mg
Triheksifenidil HCl tab.
2 mg
Kloramfenikol kapsul
250 mg
tablet
5800
112
649.600
tablet
14500
44
638.000
kapsul
2380
266
633.080
75
17/11/2014
76
15/12/2014
77
17/09/2014
Metronidazol 500 mg
tablet
3200
190
608.000
78
17/11/2014
Klorpromazin HCl Sal.
100 mg.
tablet
4500
133
598.500
79
14/07/2014
Salisil bedak 2%
kotak
470
1.250
587.500
botol
245
2270
556.150
ampul
200
2.750
550.000
Gentian Violet larutan 1
%
Oksitosin injeksi 10
IU/ml-1 ml.
0,12
96,24
0,12
96,36
0,12
96,48
0,11
96,59
0,11
96,70
0,11
96,81
0,10
96,92
0,10
97,02
80
16/04/2014
81
17/09/2014
82
13/01/2014
Cresophene
botol
1
539.000
539.000
0,10
97,12
83
14/03/2014
Retinol 100.000 IU
kapsul
1750
293
512.750
0,10
97,21
kaplet
3.200
155
496.000
0,09
97,31
tablet
990
480
475.200
Asam mefenamat 500
mg
Nistatin Vaginal 100.000
IU
84
15/08/2014
85
13/01/2014
0,09
97,40
86
13/06/2014
Larutan hipokloride
botol
44
10.120
445.280
0,08
97,48
87
13/06/2014
Fenol gliserol TT 10%
botol
215
2.042
439.030
0,08
97,56
88
16/05/2014
Kloramfenikol t.t. 3%
botol
210
2.090
438.900
0,08
97,64
89
15/12/2014
Loratadine 10 mg
tablet
2700
160
432.000
0,08
97,72
90
17/09/2014
Omeprazole 20 mg
tablet
2040
211
430.440
0,08
97,80
91
17/09/2014
Ketokonazole 200 mg
tablet
1400
300
420.000
0,08
97,88
92
14/07/2014
tablet
3500
112
392.000
0,07
97,95
93
17/09/2014
botol
19
19.800
376.200
0,07
98,02
94
15/10/2014
Braito TM
botol
60
6.100
366.000
0,07
98,09
95
15/10/2014
Gemfibrozil 300 mg tab
tablet
1320
272
359.040
0,07
98,16
96
15/12/2014
Fenoksimetil P. 250 mg.
tablet
1300
272
353.600
0,07
98,22
97
14/02/2014
Antalgin tab. 500 mg
tablet
3.000
115
345.000
0,06
98,29
98
14/03/2014
Medroksi progesteron
asetat inj depo 50 mg
vial
60
5.500
330.000
0,06
98,35
99
14/03/2014
Furosemida tab. 40 mg
tablet
3200
102
326.400
0,06
98,41
100
17/11/2014
Amoksisilin Sirup forte
250mg/5ml
botol
80
4.070
325.600
0,06
98,47
101
16/05/2014
Serum Golongan darah
set
1
291.500
291.500
0,05
98,52
0,05
98,58
0,05
98,63
0,05
98,68
0,05
98,73
Amitriptilin HCl Salut
25 mg.
Yodium Povidon 10%
300 ml
Dekstrometorfan HBr
tab. 15 mg
Fitomenadion inj. 10
mg/ml.
Lidokain kompositum
injeksi
tablet
2900
99
287.100
ampul
190
1450
275.500
ampul
210
1.295
271.950
102
13/01/2014
103
16/05/2014
104
17/11/2014
105
14/02/2014
Aminofilin 200 mg
tablet
2400
113
271.200
106
17/09/2014
Natrium Klorida lar.
infus 0,9%
botol
55
4.900
269.500
0,05
98,78
107
13/06/2014
Parasetamol drop
botol
50
5.227
261.350
0,05
98,83
108
15/08/2014
Asam Folat 1 mg
tablet
5100
48
244.800
0,05
98,88
109
17/09/2014
Dimenhidrinat
tablet
2300
104
239.200
0,04
98,92
110
14/02/2014
Metronidazol 250 mg
tablet
2100
112
235.200
0,04
98,96
111
17/11/2014
Prednison 5 mg
tablet
6.000
38
228.000
0,04
99,01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
112
15/12/2014
Salep 2 - 4 kombinasi
Anti fungi
doen/Whitefield
Fitomenadion Sal. 10
mg.
pot
105
2.000
210.000
pot
110
1.904
209.440
tablet
300
693
207.900
0,04
99,04
0,04
99,08
113
15/08/2014
114
15/08/2014
0,04
99,12
115
13/06/2014
Perak Sulfadiazin 35 gr
tube
5
40.150
200.750
0,04
99,16
116
16/04/2014
Parasetamol 100 mg.
tablet
4300
46
197.800
0,04
99,20
botol
110
1.650
181.500
0,03
99,23
tube
90
1.920
172.800
0,03
99,26
botol
50
3.370
168.500
0,03
99,29
tube
30
5.550
166.500
0,03
99,32
botol
115
1.379
158.585
Kloramfenikol salep
mata 1%
Oksitetrasiklin HCl salep
mata 1%
117
16/05/2014
118
17/11/2014
119
15/08/2014
120
15/12/2014
121
14/03/2014
0,03
99,35
122
13/06/2014
Diazepam rectal 5 mg
tube
5
29.700
148.500
0,03
99,38
123
17/09/2014
Bisacodyl suppo 10 mg
sup
24
6.045
145.080
0,03
99,41
124
13/06/2014
tablet
1500
92
138.000
0,03
99,43
125
15/08/2014
botol
5
24.300
121.500
0,02
99,46
126
14/02/2014
Asetosal tablet 100 mg.
tablet
1000
116
116.000
0,02
99,48
127
14/02/2014
Dettol
botol
6
18.000
108.000
0,02
99,50
128
15/12/2014
Amoksisilin inj 1000
mg/ml
vial
10
10.000
100.000
0,02
99,52
129
16/05/2014
Aqua pro inj. 25 ml
botol
20
5.000
100.000
0,02
99,54
130
16/04/2014
Glukosa lar. infus 5%
botol
20
4.950
99.000
0,02
99,55
131
15/10/2014
Deksametason inj. 5 mg.
ml.
ampul
70
1.400
98.000
0,02
99,57
132
16/05/2014
Reserpin 0,25 mg.
tablet
1.000
97
97.000
0,02
99,59
133
17/11/2014
Ketorolac inj. 10 mg/ml
ampul
60
1.616
96.960
0,02
99,61
134
17/09/2014
Rifampisin kapsul 300
mg.
kapsul
200
484
96.800
0,02
99,63
135
15/10/2014
Simvastatin tab.10 mg
tablet
390
238
92.820
0,02
99,64
136
17/11/2014
Levertran salep 15 gram
botol
35
2.600
91.000
0,02
99,66
137
15/12/2014
Kotrimoksazol Forte
tablet
200
445
89.000
0,02
99,68
138
17/09/2014
Doksisiklin 100 mg
botol
400
220
88.000
0,02
99,69
139
16/04/2014
Ichtiol salep 15 gram
pot
15
5.500
82.500
0,02
99,71
140
15/08/2014
Eritromisin syrup
botol
10
7.700
77.000
0,01
99,72
141
16/05/2014
Calcil Gluconas 100 mg
inj.
ampul
5
15.000
75.000
0,01
99,74
142
15/08/2014
Zinc Syr 20 mg/5 ml
botol
10
7.400
74.000
0,01
99,75
143
15/12/2014
Amlodipin 5 mg
tablet
390
187
72.930
0,01
99,77
144
15/12/2014
Yodium Povidon 10%
30 ml
botol
36
2.000
72.000
0,01
99,78
145
15/12/2014
Vitamin B12 50mg tab
tablet
1.000
70
70.000
0,01
99,79
146
15/08/2014
Epinefrin HCl/bitartrat
inj. 0.1%
ampul
45
1.500
67.500
0,01
99,80
147
15/10/2014
Ranitidin inj 25 mg/2ml
ampul
35
1.928
67.480
0,01
99,82
148
14/07/2014
Domperidon tablet 10
mg
tablet
400
167
66.800
0,01
99,83
149
15/08/2014
Glimepiride tab 1 mg
tablet
250
265
66.250
0,01
99,84
Kloramfenikol suspensi
Kloramfenikol salep
kulit
Dekstrometorfan HBr
sirup
Isosorbid dinitrat Sub. 5
mg.
Polikresulen (Albutil
larutan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
150
15/12/2014
Salbutamol Rotahaler
Aminofilin inj. 24
mg/ml-10 ml.
Carbo adsorben 250
mg/Bekarbon
pcs
10
5.867
58.670
ampul
15
3.818
57.270
tablet
400
141
56.400
151
14/07/2014
152
14/03/2014
153
15/08/2014
Karbamazepin 200 mg.
tablet
200
272
54.400
154
15/12/2014
Diazepam Rectal 10
mg/2.5 ml
tube
3
16.748
50.244
155
15/12/2014
Metronidazole suspensi
botol
5
9.000
45.000
kapsul
100
431
43.100
botol
10
3.843
38.430
tablet
300
123
36.900
Salbutamol serb.inh 200
mcg/kaps
Sulfasetamid Na. Tm. 15
%
Anti migrain
doen/Ergotamin
0,01
99,85
0,01
99,86
0,01
99,87
0,01
99,88
0,01
99,89
0,01
99,90
0,01
99,91
0,01
99,92
156
15/10/2014
157
13/01/2014
158
16/04/2014
0,01
99,92
159
16/05/2014
Diazepam tab. 2 mg
tablet
1300
26
33.800
0,01
99,93
160
15/08/2014
Captopril 12,5 mg
tablet
500
62
31.000
0,01
99,94
161
14/07/2014
0,01
99,94
162
15/10/2014
0,01
99,95
163
15/08/2014
0,01
99,95
164
0,01
99,96
0,01
99,96
0,01
99,97
0,00
99,97
0,00
99,98
0,00
99,98
0,00
99,99
0,00
99,99
0,00
99,99
0,00
100,00
0,00
100,00
0,00
100,00
0,00
100,00
0,00
100,00
Pirantel Pamoat tab. 125
mg
Metilergometrin M. inj.
0,200 mg.
Difenhidramin HCl inj.
10 mg/ml
tablet
112
274
30.688
ampul
22
1.394
30.668
ampul
30
960
28.800
15/12/2014
Ambroxol Syr
botol
10
2.800
28.000
165
16/05/2014
Metilergometrin M. sal.
0,125
tablet
200
140
28.000
166
15/10/2014
Digoksin 0,25 mg.
tablet
300
91
27.300
167
15/08/2014
Natrium diklofenak 25
mg tab
tablet
200
133
26.600
168
13/06/2014
Pirazinamida 500 mg
tablet
100
235
23.500
ampul
10
2.344
23.440
ampul
5
4.500
22.500
botol
10
2.160
21.600
ampul
20
960
19.200
ampul
15
850
12.750
botol
4
2.970
11.880
ampul
5
1.948
9.740
169
14/02/2014
170
17/11/2014
171
15/08/2014
Diazepam inj. 5 mg/ml 2 ml
Hyosine N Butilbromide
Inj.
Antasida suspensi
Metoklopramide inj. 5
mg/ml
Lidokain non Epinefrin
injeksi
Etakridin lar. 0.1% 300
ml.
Magnesium sulfat inj.
40%
172
13/06/2014
173
17/09/2014
174
15/08/2014
175
16/05/2014
176
15/08/2014
Albendazol tab. 400 mg.
tablet
30
102
3.060
15/12/2014
Kombipak Azithromycin
- Cefixime
paket
18
0
0
177
TOTAL
537.455.390
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 3. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2013
No
Tanggal
Nama Obat
Jumlah
Satuan
Harga
Nilai
Persen
(%)
Persen
Kumulatif
(%)
Kategori
0
1
2
3
14/06/2013
14/11/2013
15/04/2013
Hemafort tab salut
33.600
tablet
715
24.024.000
20,11
20,11
Vaksin Polio (IPV)
400
dosis
25.903
10.361.200
8,67
28,78
Amoksisilin 500 mg
33.500
kaplet
303
10.150.500
8,50
37,28
tablet
105
9.649.500
8,08
45,36
dosis
21.125
8.450.000
7,07
52,43
dosis
14.065
8.439.000
7,06
59,49
paket
360.000
5.040.000
4,22
63,71
4
15/01/2013
Parasetamol 500 mg
91.900
5
14/11/2013
Vaksin BCG
Vaksin DPT-HB-HIB
(Pentavalen)
400
OAT FDC Kat. I
Medroksi progesteron
asetat inj depo 150 mg
14
6
7
8
16/10/2013
16/09/2013
12/07/2013
600
480
vial
5.500
2.640.000
2,21
65,92
Zinc tab. 20 mg
5400
tablet
455
2.457.000
2,06
67,98
13/12/2013
Ibuprofen 400 mg.
17000
tablet
144
2.448.000
2,05
70,03
11
14/11/2013
Captopril 25 mg
17.400
tablet
138
2.401.200
2,01
72,04
12
12/07/2013
Retinol 200.000 IU
Obat Batuk Hitam
cairan
Metformin HCl 500
mg
4.000
kapsul
471
1.884.000
1,58
73,62
botol
1.500
1.747.500
1,46
75,08
9
12/07/2013
10
13
14
15
16
13/12/2013
17/10/2013
18/03/2013
10800
tablet
152
1.641.600
1,37
76,45
16.200
tablet
91
1.474.200
1,23
77,69
4000
sak
355
1.420.000
1,19
78,87
botol
1.725
1.362.750
1,14
80,02
tablet
23
1.288.000
1,08
81,09
tablet
210
1.176.000
0,98
82,08
ampul
84.150
1.093.950
0,92
82,99
tablet
21
978.600
0,82
83,81
dosis
8.450
845.000
0,71
84,52
16/09/2013
Garam Oralit 200 ml
Parasetamol sirup 120
mg/5 ml
Gliseril Guaiacolat
100 mg
Natrium diklofenak 50
mg tab
Serum ATS inj. 1500
IU/amp
Klorfeniramin Maleat
tab. 4 mg
Vaksin DPT-HB
Combo
Kloramfenikol tetes
mata 0,5%
botol
6.600
792.000
0,66
85,18
24
14/11/2013
Etil Klorida semprot
10
botol
76.010
760.100
0,64
85,82
25
19/08/2013
Alopurinol 100 mg
5900
tablet
125
737.500
0,62
86,44
26
16/09/2013
Asiklovir tab. 400 mg
2000
tablet
350
700.000
0,59
87,02
Mikonazol krim
230
tube
3.000
690.000
0,58
87,60
Tablet Kalium
Hidrokortison krim 2,5
%
300
tablet
2.251
675.300
0,57
88,17
tube
2.842
639.450
0,54
88,70
Ranitidin 150 mg
Amoksisilin sirup
kering 125mg/5ml
3900
tablet
156
608.400
0,51
89,21
botol
2.365
579.425
0,49
89,70
Vaksin HB Uniject
Kalsium Laktat tab.
500 mg
30
dosis
17.360
520.800
0,44
90,13
tablet
52
520.000
0,44
90,57
17
18
19
20
21
22
23
27
28
29
30
31
32
33
16/09/2013
Antasida DOEN
1165
19/08/2013
14/11/2013
18/03/2013
16/09/2013
15/01/2013
16/10/2013
15/01/2013
15/04/2013
15/01/2013
19/08/2013
12/07/2013
14/11/2013
15/04/2013
790
56.000
5600
13
46.600
100
120
225
245
10.000
A
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
18/03/2013
18/03/2013
15/05/2013
16/09/2013
14/06/2013
14/06/2013
15/01/2013
15/05/2013
15/01/2013
18/03/2013
14/11/2013
13/12/2013
14/06/2013
Siprofloksasin 500 mg
Antibakteri DOEN
salep Basitrasin
2000
Nifedipine 10 mg
3500
85
Kloramfenikol t.t. 3%
Hidroklorotiazida 25
mg.
175
10.000
0,38
91,80
botol
5.390
458.150
0,38
92,18
92,87
Haloperidol 1,5 mg.
Kloramfenikol salep
mata 1%
Thiamin HCl tab. 50
mg
Anti haemoroid doen
komb.
Betametason krim
0,1%
tablet
63
384.300
0,32
93,19
tube
1.650
330.000
0,28
93,47
tablet
34
306.000
0,26
93,72
sup
2450
294.000
0,25
93,97
200
9.000
120
165
tube
1.760
290.400
0,24
94,21
Domperidon Syrup
30
botol
9.020
270.600
0,23
94,44
Bisacodyl suppo 5 mg
18
sup
14.887
267.966
0,22
94,66
kaplet
887
266.100
0,22
94,88
botol
1.243
261.030
0,22
95,10
tablet
44
259.600
0,22
95,32
tablet
128
256.000
0,21
95,53
53
15/05/2013
5900
2.000
6
tube
40.150
240.900
0,20
95,74
14.000
tablet
17
238.000
0,20
95,94
Salisil bedak 2%
215
kotak
1.100
236.500
0,20
96,13
Retinol 100.000 IU
800
kapsul
293
234.400
0,20
96,33
Salbutamol 2 mg.
Dekstrometorfan HBr
tab. 15 mg
2900
tablet
76
220.400
0,18
96,51
tablet
99
217.800
0,18
96,70
100
dosis
2.169
216.900
0,18
96,88
tube
2.552
191.400
0,16
97,04
botol
2.701
189.070
0,16
97,20
ampul
1.210
181.500
0,15
97,35
2200
15/04/2013
Vaksin Campak
Asiklovir krim 5% 5
gram
Dekstrometorfan HBr
sirup
Lidokain kompositum
injeksi
Ethambutol tab 500
mg
tablet
574
172.200
0,14
97,49
62
14/11/2013
Glibenklamid 5 mg
2600
tablet
64
166.400
0,14
97,63
63
19/08/2013
Kotrimoksazol dewasa
Asam Askorbat/Vit. C
50 mg
1000
tablet
160
160.000
0,13
97,77
58
59
60
61
64
65
66
67
68
69
70
17/09/2013
458.500
0,33
Vitamin B komplek
57
131
398.310
12/07/2013
15/01/2013
tablet
23.430
19/08/2013
56
91,42
botol
52
14/11/2013
0,41
6100
210
12/07/2013
494.375
Etanol 70 % 1000 ml
Fenol gliserol TT 10%
Triheksifenidil HCl
tab. 2 mg
Klorpromazin HCl
Sal. 100 mg.
Perak Sulfadiazin 35
gr
55
2.825
92,53
Eritromisin 500 mg
54
tube
0,35
13/02/2013
51
91,00
420.000
14/11/2013
16/09/2013
0,44
42
48
50
520.000
tablet
300
13/12/2013
260
17
47
49
tablet
14/06/2013
17/10/2013
15/05/2013
18/03/2013
12/07/2013
14/06/2013
13/12/2013
15/04/2013
13/12/2013
17/10/2013
75
70
150
300
6.000
tablet
26
156.000
0,13
97,90
Framisetin
12
lembar
12.980
155.760
0,13
98,03
Salep 2 - 4 kombinasi
Deksametason tab. 0,5
mg
95
pot
1.613
153.235
0,13
98,16
tablet
85
153.000
0,13
98,28
tablet
238
149.940
0,13
98,41
pot
1.904
133.280
0,11
98,52
kapsul
266
130.340
0,11
98,63
Simvastatin tab.10 mg
Anti fungi
doen/Whitefield
Kloramfenikol kapsul
250 mg
1800
630
70
490
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
13/02/2013
13/12/2013
14/11/2013
17/10/2013
18/03/2013
Hyosine N
Butilbromide tab 10
mg
Oksitetrasiklin HCl
salep mata 1%
Vaksin - TT
Metoklorpropamide
tab. 10 mg
Kotrimoksazol
suspensi
100
60
100
1100
30
1.287
128.700
0,11
98,74
tube
1.920
115.200
0,10
98,83
dosis
1.140
114.000
0,10
98,93
tablet
99
108.900
0,09
99,02
botol
3.500
105.000
0,09
99,11
Isoniazida 300 mg.
1.000
tablet
97
97.000
0,08
99,19
Larutan hipokloride
7
botol
13.200
92.400
0,08
99,27
7.000
tablet
13
91.000
0,08
99,34
Aminofilin 200 mg
800
tablet
105
84.000
0,07
99,41
Antalgin tab. 500 mg
Sulfasetamid Na. Tm.
15 %
700
tablet
115
80.500
0,07
99,48
botol
3.843
76.860
0,06
99,54
Dimenhidrinat
Fitomenadion Sal. 10
mg.
Pirantel Pamoat tab.
125 mg
Nistatin Vaginal
100.000 IU
Natrium Klorida lar.
infus 0,9%
600
tablet
102
61.200
0,05
99,60
tablet
579
57.900
0,05
99,64
tablet
282
51.888
0,04
99,69
tablet
407
48.840
0,04
99,73
botol
4950
44.550
0,04
99,77
Furosemida tab. 40 mg
400
tablet
102
40.800
0,03
99,80
Prednison 5 mg
Anti migrain
doen/Ergotamin
Gemfibrozil 300 mg
tab
Deksametason inj. 5
mg. ml.
Griseofulvin 125 mg.
micro.
1.000
tablet
38
38.000
0,03
99,83
tablet
123
36.900
0,03
99,86
tablet
272
32.640
0,03
99,89
ampul
2.002
26.026
0,02
99,91
tablet
201
20.100
0,02
99,93
tablet
95
19.000
0,02
99,94
15/05/2013
Ambroxol 30 mg tab
Ringer Laktat lar.
infus 500 ml
200
botol
5.200
15.600
0,01
99,96
13/12/2013
Efedrin tab. 25 mg
250
tablet
58
14.500
0,01
99,97
Metronidazol 250 mg
Haloperidol tab. 0.5
mg.
Oksitosin injeksi 10
IU/ml-1 ml.
Diazepam inj. 5 mg/ml
- 2 ml
Gentian Violet larutan
1%
Epinefrin HCl/bitartrat
inj. 0.1%
100
tablet
112
11.200
0,01
99,98
tablet
60
6.000
0,01
99,98
ampul
1.820
5.460
0,00
99,99
ampul
2.344
4.688
0,00
99,99
botol
440
4.400
0,00
100,00
ampul
1.026
4.104
0,00
100,00
Vaksin - ADS 0.5 ml
700
pcs
0
0
0,00
100,00
pcs
0
0
0,00
100,00
dosis
0
0
0,00
100,00
dosis
0
0
0,00
100,00
15/04/2013
18/03/2013
14/11/2013
13/02/2013
15/05/2013
13/12/2013
15/05/2013
16/09/2013
17/10/2013
16/09/2013
13/02/2013
15/04/2013
15/04/2013
13/12/2013
13/12/2013
19/08/2013
15/01/2013
13/12/2013
15/01/2013
19/08/2013
14/06/2013
13/12/2013
13/02/2013
12/07/2013
11/12/2013
Piridoksin 10 mg
20
100
184
120
9
300
120
13
100
3
100
3
2
10
4
103
17/09/2013
Vaksin - ADS 5 ml
100
104
14/11/2013
Vaksin - Pelarut BCG
Vaksin - Pelarut
Campak
400
105
tablet
17/09/2013
Total
100
119.464.687
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 4. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2014
No.
Tanggal
Nama Obat
Satuan
Jumlah
Harga
Nilai
Persen
(%)
Persen
Kumulatif
(%)
Kategori
0
1
12/03/2014
Vaksin Polio (IPV)
dosis
1000
25.903
25.903.000
17,64
17,64
2
04/07/2014
tablet
28.400
660
18.744.000
12,76
30,40
dosis
1055
14.065
14.838.575
10,10
40,50
15/10/2014
Hemafort tab salut
Vaksin DPT-HB-HIB
(Pentavalen)
4
11/09/2014
Amoksisilin 500 mg
kaplet
36.200
303
10.968.600
7,47
47,97
5
04/07/2014
Parasetamol 500 mg
tablet
87.200
100
8.720.000
5,94
53,91
6
15/09/2014
Vaksin - ADS 0.5 ml
pcs
5440
1.395
7.588.800
5,17
59,08
7
20/08/2014
Vaksin Campak
dosis
1580
2.169
3.427.020
2,33
61,41
8
11/09/2014
OAT FDC Kat. I
paket
9
359.900
3.239.100
2,21
63,62
9
12/03/2014
Vaksin BCG
dosis
1000
2.523
2.523.000
1,72
65,33
10
15/10/2014
Vaksin HB Uniject
dosis
130
17.360
2.256.800
1,54
66,87
04/07/2014
Retinol 200.000 IU
kapsul
4.700
471
2.213.700
1,51
68,38
12
14/02/2014
Ibuprofen 400 mg.
tablet
14.400
145
2.088.000
1,42
69,80
13
14/03/2014
Zinc tab. 20 mg
tablet
4500
455
2.047.500
1,39
71,19
14
16/05/2014
Vitamin B komplek
tablet
17.400
107
1.861.800
1,27
72,46
15
27/10/2014
dosis
1.100
1.618
1.779.800
1,21
73,67
tablet
15.400
113
1.740.200
1,18
74,86
tablet
8150
210
1.711.500
1,17
76,02
04/07/2014
Vaksin - Td
Metformin HCl 500
mg
Natrium diklofenak 50
mg tab
Medroksi progesteron
asetat inj depo 150 mg
320
5.099
1.631.680
1,11
77,13
19
14/02/2014
Captopril 25 mg
tablet
18.300
88
1.610.400
1,10
78,23
20
13/11/2014
tablet
18.300
83
1.518.900
1,03
79,27
botol
1000
1.320
1.320.000
0,90
80,16
tablet
33.000
32
1.056.000
0,72
80,88
botol
728
1.438
1.046.864
0,71
81,60
ampul
15
69.300
1.039.500
0,71
82,30
3
11
16
17
18
A
14/03/2014
15/01/2014
vial
15/01/2014
Antasida DOEN
Obat Batuk Hitam
cairan
Gliseril Guaiacolat
100 mg
Parasetamol sirup 120
mg/5 ml
Serum ATS inj. 1500
IU/amp
25
14/03/2014
Ranitidin 150 mg
tablet
6600
156
1.029.600
0,70
83,00
26
11/04/2014
Ambroxol 30 mg tab
tablet
10500
95
997.500
0,68
83,68
27
16/05/2014
Etil Klorida semprot
botol
13
76.010
988.130
0,67
84,36
28
27/10/2014
dosis
600
1.641
984.600
0,67
85,03
botol
140
6.600
924.000
0,63
85,66
tablet
40.000
21
840.000
0,57
86,23
21
22
23
24
14/08/2014
16/05/2014
13/10/2014
16/05/2014
Vaksin Jerap DT
Kloramfenikol tetes
mata 0,5%
Klorfeniramin Maleat
tab. 4 mg
31
16/05/2014
Garam Oralit 200 ml
sak
2800
292
817.600
0,56
86,78
32
04/07/2014
Mikonazol krim
tube
260
3.000
780.000
0,53
87,32
33
17/06/2014
Vaksin - ADS 0.05 ml
pcs
300
2.500
750.000
0,51
87,83
29
30
12/12/2014
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
34
13/11/2014
Alopurinol 100 mg
Amoksisilin sirup
kering 125mg/5ml
Perak Sulfadiazin 35
gr
Thiamin HCl tab. 50
mg
38
12/12/2014
Amlodipin 10 mg
tablet
1830
330
603.900
0,41
90,05
39
15/01/2014
Haloperidol 1,5 mg.
tablet
8300
69
572.700
0,39
90,44
40
15/01/2014
Bisacodyl suppo 5 mg
sup
36
15.583
560.988
0,38
90,82
41
12/11/2014
Vaksin - ADS 5 ml
Hidroklorotiazida 25
mg.
pcs
268
2.041
546.988
0,37
91,20
tablet
13.000
42
546.000
0,37
91,57
tablet
2100
250
525.000
0,36
91,93
tube
210
2.399
503.790
0,34
92,27
ampul
160
3.100
496.000
0,34
92,61
35
36
37
42
43
14/03/2014
15/01/2014
13/11/2014
13/11/2014
5700
125
712.500
0,49
88,31
botol
300
2.300
690.000
0,47
88,78
tube
16
40.150
642.400
0,44
89,22
tablet
10.000
62
620.000
0,42
89,64
11/04/2014
Siprofloksasin 500 mg
Hidrokortison krim 2,5
%
Lidokain kompositum
injeksi
Kalsium Laktat tab.
500 mg
tablet
9.000
52
468.000
0,32
92,93
47
16/07/2014
Vaksin - TT
dosis
400
1.140
456.000
0,31
93,24
48
15/01/2014
Nifedipine 10 mg
Antibakteri DOEN
salep Basitrasin
tablet
4000
112
448.000
0,31
93,54
tube
160
2.491
398.560
0,27
93,81
Fenol gliserol TT 10%
Klorpromazin HCl
Sal. 100 mg.
Betametason krim
0,1%
botol
195
2.042
398.190
0,27
94,08
tablet
1600
245
392.000
0,27
94,35
tube
222
1.760
390.720
0,27
94,62
blister
110
3.383
372.130
0,25
94,87
13/10/2014
Pil KB kombinasi
Triheksifenidil HCl
tab. 2 mg
tablet
8200
44
360.800
0,25
95,12
14/02/2014
Braito TM
botol
50
6.100
305.000
0,21
95,32
15/01/2014
Framisetin
lembar
19
16.000
304.000
0,21
95,53
11/06/2014
tablet
3900
76
296.400
0,20
95,73
tablet
7.000
40
280.000
0,19
95,92
44
45
46
49
50
51
52
53
54
55
56
57
14/08/2014
tablet
13/11/2014
12/12/2014
13/11/2014
11/04/2014
12/12/2014
13/10/2014
15/01/2014
16/05/2014
Salbutamol 2 mg.
Asam Askorbat/Vit. C
50 mg
59
14/03/2014
Eritromisin 500 mg
kaplet
300
864
259.200
0,18
96,10
60
11/06/2014
botol
11
23.430
257.730
0,18
96,27
58
16/05/2014
Etanol 70 % 1000 ml
Metoklorpropamide
tab. 10 mg
tablet
1800
140
252.000
0,17
96,45
62
13/10/2014
Asiklovir tab. 400 mg
tablet
700
350
245.000
0,17
96,61
63
11/06/2014
Salisil bedak 2%
kotak
190
1.250
237.500
0,16
96,77
64
14/02/2014
botol
65
3.624
235.560
0,16
96,93
tablet
3300
69
227.700
0,16
97,09
tube
75
2.997
224.775
0,15
97,24
14/08/2014
Domperidon Syrup
Deksametason tab. 0,5
mg
Asiklovir krim 5% 5
gram
Anti haemoroid doen
komb.
sup
68
3.300
224.400
0,15
97,40
68
13/11/2014
Tablet Kalium
tablet
300
700
210.000
0,14
97,54
69
12/12/2014
Omeprazole 20 mg
Kloramfenikol salep
mata 1%
tablet
900
211
189.900
0,13
97,67
tube
115
1.650
189.750
0,13
97,80
61
65
66
67
70
11/06/2014
04/07/2014
16/05/2014
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
71
11/09/2014
72
14/03/2014
73
15/01/2014
74
04/07/2014
75
76
Yodium Povidon 10%
300 ml
Dekstrometorfan HBr
tab. 15 mg
Sulfasetamid Na. Tm.
15 %
Botol
9
19.800
178.200
0,12
97,92
Tablet
1700
99
168.300
0,11
98,03
Botol
40
3.843
153.720
0,10
98,14
Retinol 100.000 IU
Kapsul
500
293
146.500
0,10
98,24
14/08/2014
Anti fungi
doen/Whitefield
pot
53
2.750
145.750
0,10
98,34
70
2.000
140.000
0,10
98,43
14/03/2014
Salep 2 - 4 kombinasi
pot
77
16/05/2014
900
140
126.000
0,09
98,52
14/08/2014
Kotrimoksazol dewasa
Asam mefenamat 500
mg
tablet
78
kaplet
800
155
124.000
0,08
98,60
79
16/05/2014
Glibenklamid 5 mg
Oksitetrasiklin HCl
salep mata 1%
tablet
2200
54
118.800
0,08
98,68
tube
60
1.920
115.200
0,08
98,76
botol
55
2.090
114.950
0,08
98,84
tube
10
11.475
114.750
0,08
98,92
80
81
11/09/2014
11/09/2014
Kloramfenikol t.t. 3%
Permetrin krim 5%
(Scabimite)
83
14/02/2014
Piridoksin 10 mg
tablet
5.000
20
100.000
0,07
98,99
84
15/01/2014
botol
1
99.000
99.000
0,07
99,05
85
14/02/2014
botol
4
24.300
97.200
0,07
99,12
86
13/11/2014
Eugenol cairan
Polikresulen (Albutil
larutan)
Rifampisin kapsul 300
mg.
kapsul
200
484
96.800
0,07
99,19
87
14/03/2014
Dimenhidrinat
tablet
900
104
93.600
0,06
99,25
88
11/04/2014
ampul
10
8.800
88.000
0,06
99,31
kapsul
320
266
85.120
0,06
99,37
tablet
600
135
81.000
0,06
99,42
82
16/05/2014
15/01/2014
Salbutamol Nebules
Kloramfenikol kapsul
250 mg
Anti migrain
doen/Ergotamin
91
12/12/2014
Glimepiride tab 1 mg
tablet
300
265
79.500
0,05
99,48
92
14/08/2014
Zinc Syr 20 mg/5 ml
botol
10
7.400
74.000
0,05
99,53
93
11/09/2014
Simvastatin tab.10 mg
tablet
310
238
73.780
0,05
99,58
94
13/10/2014
Loratadine 10 mg
tablet
400
160
64.000
0,04
99,62
95
11/06/2014
Diazepam rectal 5 mg
Kotrimoksazol
suspensi
Salbutamol serb.inh
200 mcg/kaps
tube
2
29.700
59.400
0,04
99,66
botol
23
2.090
48.070
0,03
99,69
kapsul
100
431
43.100
0,03
99,72
7
5.867
41.069
0,03
99,75
tablet
200
194
38.800
0,03
99,78
tablet
200
167
33.400
0,02
99,80
89
90
96
97
98
99
100
101
102
14/02/2014
11/09/2014
11/09/2014
11/09/2014
16/05/2014
13/11/2014
11/09/2014
pcs
tablet
120
272
32.640
0,02
99,82
tablet
100
300
30.000
0,02
99,84
16/05/2014
Ketokonazole 200 mg
Nistatin Vaginal
100.000 IU
tablet
70
407
28.490
0,02
99,86
104
11/04/2014
Aminofilin 200 mg
tablet
300
87
26.100
0,02
99,88
105
11/09/2014
tablet
100
235
23.500
0,02
99,90
12/12/2014
Pirazinamida 500 mg
Gentian Violet larutan
1%
botol
10
2.270
22.700
0,02
99,91
13/11/2014
Metronidazol 500 mg
tablet
100
190
19.000
0,01
99,92
103
106
107
11/09/2014
Salbutamol Rotahaler
Griseofulvin 125 mg.
micro.
Domperidon tablet 10
mg
Gemfibrozil 300 mg
tab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
13/11/2014
12/12/2014
16/05/2014
13/10/2014
11/06/2014
11/06/2014
16/05/2014
14/08/2014
16/05/2014
11/06/2014
16/05/2014
16/05/2014
16/05/2014
121
15/09/2014
122
20/08/2014
Total
Furosemida tab. 40 mg
Diazepam Rectal 10
mg/2.5 ml
Ringer Laktat lar.
infus 500 ml
Pirantel Pamoat tab.
125 mg
Epinefrin HCl/bitartrat
inj. 0.1%
tablet
200
85
17.000
0,01
99,94
tube
1
16.748
16.748
0,01
99,95
botol
3
5.200
15.600
0,01
99,96
tablet
56
274
15.344
0,01
99,97
ampul
8
1.500
12.000
0,01
99,98
Aqua pro inj. 25 ml
Dekstrometorfan HBr
sirup
Natrium Klorida lar.
infus 0,9%
Ranitidin inj 25
mg/2ml
Etakridin lar. 0.1%
300 ml.
Magnesium sulfat inj.
40%
Metoklopramide inj. 5
mg/ml
Magnesium sulfat inj.
20%
botol
2
5.000
10.000
0,01
99,98
botol
5
1.379
6.895
0,00
99,99
botol
1
4.700
4.700
0,00
99,99
ampul
2
1.928
3.856
0,00
99,99
botol
1
2.970
2.970
0,00
100,00
ampul
1
1.948
1.948
0,00
100,00
ampul
2
960
1.920
0,00
100,00
ampul
1
1.540
1.540
0,00
100,00
Vaksin - Pelarut BCG
Vaksin - Pelarut
Campak
dosis
1000
0
0
0,00
100,00
dosis
1580
0
0
0,00
100,00
146.864.710
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 5. Analisis VEN Tahun 2013 oleh dokter umum
Puskesmas Sleman
No
Nama Obat
V
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Deksametason tab. 0,5 mg
Hemafort tab salut
Vaksin BCG
Vaksin Polio (IPV)
Amoksisilin 500 mg
Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
Parasetamol 500 mg
Captopril 25 mg
OAT FDC Kat. I
Tablet Kalium
Parasetamol sirup 120 mg/5 ml
Serum ATS inj. 1500 IU/amp
Hyosine N Butilbromide tab 10 mg
Natrium diklofenak 50 mg tab
Vaksin HB Uniject
Metformin HCl 500 mg
OAT FDC Kat. II
Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml
Retinol 200.000 IU
Ibuprofen 400 mg.
Vaksin - ADS 0.5 ml
Zinc tab. 20 mg
Garam Oralit 200 ml
Domperidon Syrup
Kategori
E
●
●
●
●
●
●
●
●
●
N
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
Analisis VEN Tahun 2014 oleh dokter umum Puskesmas
Sleman
No
Nama Obat
V
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Vaksin Polio (IPV)
Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
Vaksin BCG
Hemafort tab salut
Amoksisilin 500 mg
Vaksin - ADS 0.5 ml
Parasetamol 500 mg
OAT FDC Kat. I
Vaksin HB Uniject
Tablet Kalium
Kategori
E
●
●
●
●
●
N
●
●
●
●
●
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Kotrimoksazol dewasa
Vaksin Campak
Ibuprofen 400 mg.
Hyosine N Butilbromide tab 10 mg
Serum ATS inj. 1500 IU/amp
Retinol 200.000 IU
Captopril 25 mg
Natrium diklofenak 50 mg tab
Metformin HCl 500 mg
Vaksin - Td
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
Lampiran 6. Analisis VEN Tahun 2013 oleh Kepala UPT
POAK Sleman Yogyakarta
No
Nama Obat
V
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Deksametason tab. 0,5 mg
Hemafort tab salut
Vaksin BCG
Vaksin Polio (IPV)
Amoksisilin 500 mg
Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
Parasetamol 500 mg
Captopril 25 mg
OAT FDC Kat. I
Tablet Kalium
Parasetamol sirup 120 mg/5 ml
Serum ATS inj. 1500 IU/amp
Hyosine N Butilbromide tab 10 mg
Natrium diklofenak 50 mg tab
Vaksin HB Uniject
Metformin HCl 500 mg
OAT FDC Kat. II
Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml
Retinol 200.000 IU
Ibuprofen 400 mg.
Vaksin - ADS 0.5 ml
Zinc tab. 20 mg
Garam Oralit 200 ml
Domperidon Syrup
Kategori
E
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
N
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 7. Analisis VEN Tahun 2014 oleh Kepala UPT
POAK Sleman Yogyakarta
No
Nama Obat
V
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Vaksin Polio (IPV)
Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
Vaksin BCG
Hemafort tab salut
Amoksisilin 500 mg
Vaksin - ADS 0.5 ml
Parasetamol 500 mg
OAT FDC Kat. I
Vaksin HB Uniject
Tablet Kalium
Kotrimoksazol dewasa
Vaksin Campak
Ibuprofen 400 mg.
Hyosine N Butilbromide tab 10 mg
Serum ATS inj. 1500 IU/amp
Retinol 200.000 IU
Captopril 25 mg
Natrium diklofenak 50 mg tab
Metformin HCl 500 mg
Vaksin - Td
Kategori
E
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
N
●
●
●
●
●
●
●
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 8. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah
yang diterima dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK Sleman tahun 2013
No
Nama Obat
Satuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Deksametason tab. 0,5 mg
Hemafort tab salut
Vaksin BCG
Vaksin Polio (IPV)
Amoksisilin 500 mg
Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
Parasetamol 500 mg
Captopril 25 mg
OAT FDC Kat. I
Tablet Kalium
Parasetamol sirup 120 mg/5 ml
Serum ATS inj. 1500 IU/amp
Hyosine N Butilbromide tab 10 mg
Natrium diklofenak 50 mg tab
Vaksin HB Uniject
Metformin HCl 500 mg
OAT FDC Kat. II
Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml
Retinol 200.000 IU
Ibuprofen 400 mg
Vaksin - ADS 0.5 ml
Zinc tab. 20 mg
Garam Oralit 200 ml
Domperidon Syrup
Rata-rata %
dosis
tablet
dosis
kaplet
tablet
pcs
dosis
paket
dosis
dosis
kapsul
tablet
tablet
tablet
dosis
tablet
tablet
vial
tablet
tablet
pcs
tablet
sak
botol
2013
Permintaan
28200
72000
2960
6000
76100
1100
135000
64900
25
4200
17050
85
4300
27000
800
33000
4
1825
15500
33000
5900
8000
10400
430
Pemberian
26300
70400
3200
2520
73900
1300
134400
64900
22
3300
17000
75
4400
24600
700
31000
4
1795
15500
29700
5900
6400
10300
340
%
93,3
97,4
130,3
50,1
97,3
100
99,5
100
91,7
78,2
97,7
88,9
104,4
83,9
90,9
93,3
100
95,7
100
88,5
100
88,6
96,4
71,8
93,2
Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang diterima
dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK Sleman tahun 2014
No
1
2
3
Nama Obat
Vaksin Polio (IPV)
Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
Vaksin BCG
Satuan
Pcs
Pcs
Pcs
2014
Permintaan Pemberian
4200
3800
3700
3500
3000
3200
%
90,7
93,9
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Hemafort tab salut
Amoksisilin 500 mg
Vaksin - ADS 0.5 ml
Parasetamol 500 mg
OAT FDC Kat. I
Vaksin HB Uniject
Tablet Kalium
Kotrimoksazol dewasa 480mg
Vaksin Campak
Ibuprofen 400 mg.
Hyosine N Butilbromide tab 10 mg
Serum ATS inj. 1500 IU/amp
Retinol 200.000 IU
Captopril 25 mg
Natrium diklofenak 50 mg tab
Metformin HCl 500 mg
Vaksin - Td
Rata-rata %
Tablet
Kaplet
Pcs
Tablet
Paket
Pcs
Tablet
Tablet
Pcs
Tablet
Tablet
Vial
Kapsul
Tablet
Tablet
Kaplet
Pcs
63000
74700
5400
126500
37
700
4300
21300
1000
53300
6600
100
9500
65000
25500
50500
3000
62200
71600
5200
124500
33
630
3500
19200
1000
50300
5000
80
12000
60200
23600
41200
3000
98
95,3
96,9
97,6
91,1
87,3
80,4
84,4
100
91,9
68,3
83,3
100
90,6
89,2
88,1
100
91,8
Lampiran 9. Analisis VEN Tahun 2013 oleh Dokter Umum
Puskesmas Tempel I
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Nama Obat
Hemafort tab salut
Vaksin Polio (IPV)
Amoksisilin 500 mg
Parasetamol 500 mg
Vaksin BCG
Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
OAT FDC Kat. I
Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg
Zinc tab. 20 mg
Ibuprofen 400 mg.
Captopril 25 mg
Retinol 200.000 IU
Obat Batuk Hitam cairan
Metformin HCl 500 mg
Antasida DOEN
Garam Oralit 200 ml
V
Kategori
E
N
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 10. Analisis VEN Tahun 2014 oleh Dokter Umum
Puskesmas Tempel I
No.
Nama Obat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Vaksin Polio (IPV)
Hemafort tab salut
Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
Amoksisilin 500 mg
Parasetamol 500 mg
Vaksin - ADS 0.5 ml
Vaksin Campak
OAT FDC Kat. I
Vaksin BCG
Vaksin HB Uniject
Retinol 200.000 IU
Ibuprofen 400 mg.
Zinc tab. 20 mg
Vitamin B komplek
Vaksin - Td
Metformin HCl 500 mg
Natrium diklofenak 50 mg tab
Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg
Captopril 25 mg
Antasida DOEN
V
●
Kategori
E
N
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 11. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah
yang diterima dari Puskesmas Tempel I ke UPT POAK Sleman tahun 2013
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Nama Obat
Hemafort tab salut
Vaksin Polio (IPV)
Amoksisilin 500 mg
Parasetamol 500 mg
Vaksin BCG
Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
OAT FDC Kat. I
Medroksi progesteron asetat inj
depo 150 mg
Zinc tab. 20 mg
Ibuprofen 400 mg.
Captopril 25 mg
Retinol 200.000 IU
Obat Batuk Hitam cairan
Metformin HCl 500 mg
Antasida DOEN
Garam Oralit 200 ml
Rata-rata %
2013
Satuan
tablet
dosis
kaplet
tablet
dosis
dosis
paket
%
Permintaan Pemberian
37600
33100
1670
1050
37000
33500
105000
91900
1300
1300
550
650
10
10
87,1
75,1
90,6
87,2
100
120
100
vial
300
300
100
tablet
tablet
tablet
kapsul
botol
tablet
tablet
sak
6800
21200
20700
4000
1420
12400
21700
5000
5400
17000
16500
4000
1165
10800
16200
4000
74,6
80,4
77,8
100
80,9
97,2
76,1
77,9
89,1
Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah
yang diterima dari Puskesmas Tempel I ke UPT POAK Sleman
tahun 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nama Obat
Vaksin Polio (IPV)
Hemafort tab salut
Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
Amoksisilin 500 mg
Parasetamol 500 mg
Vaksin - ADS 0.5 ml
Vaksin Campak
OAT FDC Kat. I
Vaksin BCG
Satuan
dosis
tablet
dosis
kaplet
tablet
pcs
dosis
paket
dosis
2014
Permintaan Pemberian
1400
1000
31600
28400
750
750
39700
36200
92000
87200
2500
2400
500
500
9
9
1200
1000
%
73,8
89,5
100
91,1
97,7
96,3
100
100
83,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Vaksin HB Uniject
Retinol 200.000 IU
Ibuprofen 400 mg.
Zinc tab. 20 mg
Vitamin B komplek
Vaksin - Td
Metformin HCl 500 mg
Natrium diklofenak 50 mg tab
Medroksi progesteron asetat inj
depo 150 mg
Captopril 25 mg
Antasida DOEN
Rata-rata %
dosis
kapsul
tablet
tablet
tablet
dosis
tablet
tablet
130
4700
18400
5200
23000
1100
17100
8400
130
4700
14400
4500
17400
1100
15200
8150
100
100
76,6
86,7
78,1
100
91,3
96,8
vial
tablet
tablet
300
21100
21300
300
18300
17800
100
86,9
88,5
91,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 12. Daftar 10 Penyakit Terbesar Tahun 2013 di Puskesmas
Sleman
No. Kode
Nama Penyakit
1
J00 Commond cold
2
I10 Hipertensi
3
M62 Gangguan lain pada jaringan otot
4
J06 Infeksi Saluran Pernafasan Akut
5
K04 Penyakit jaringan pulpa dan periapikal
6
K30 Dispepsia
7
R51 Sakit Kepala
8
E11 Diabetes Melitus
9
J02 Faringitis akut
10 R50 Demam tanpa sebab
Jumlah pasien
6088
4698
4369
3131
2887
2110
1817
1765
1761
1451
30077
%
20,24
15,62
14,53
10,41
9,599
7,015
6,041
5,868
5,855
4,824
100
Daftar 10 Penyakit Terbesar Tahun 2014 di Puskesmas Sleman
No. Kode
Nama Penyakit
1
J00 Commond cold
2
I10 Hipertensi
3
M62 Myalgia
4
J06 Infeksi Saluran Pernafasan Akut
5
K04 Penyakit jaringan pulpa dan periapikal
6
J02 Faringitis akut
7
K30 Dispepsia
8
R51 Sakit Kepala
9
R50 Demam tanpa sebab
10 E11 Diabetes Melitus
Jumlah pasien
5950
4054
3790
3245
2652
1842
1621
1607
1532
1458
27751
%
21,441
14,608
13,657
11,693
9,5564
6,6376
5,8412
5,7908
5,5205
5,2539
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 13. Contoh Form LPLPO Puskesmas Tempel I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran. 14
PANDUAN PERTANYAAN
1. Dari daftar tersebut, dapatkah Ibu/Bapak menggolongkan mana obat vital,
esensial, dan non esensial?
2. Berikan alasan mengapa Ibu/Bapak mengelompokkan hal ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BIOGRAFI PENULIS
Megasari Delfia, dilahirkan di Kota Cirebon pada
tanggal 13 Agustus 1993. Anak kedua dari tiga
bersaudara pasangan Bapak Ferdiyanto dan Ibu Lina
Herlina. Penulis menempuh pendidikan di SDN Kartini
I Cirebon (1999-2005), SMPN 5 Cirebon (2005-2008),
SMAN 6 Cirebon (2008-2011) dan saat ini sedang
melanjutkan jenjang perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan perguruan tinggi, penulis
terlibat dalam beberapa Kepanitiaan dalam kegiatan Desa Mitra, Kepanitian
ISMAFARSI dalam kegiatan Kampanye Informasi Obat “Healthy For Beauty”
dan beberapa seminar yang diadakan di Universitas Sanata Dharma. Pengalaman
kerja yang pernah dilakukan selama berjalannya perkuliahan diantaranya sebagai
Shopkeeper di Slackers selama dua tahun (2012-2014), SPG Rown di The Parade
5 dan Kickfest Yogyakarta (2015), SPG Throox di Showcase JEC Yogyakarta
(2015), SPG Rown di Showcase JEC Yogyakarta (2016), dan sampai sekarang
Admin Basicleaner (2015-2016).
Download