EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KETERAMPILAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNARUNGU) UNTUK MEMBENTUK SIKAP KEMANDIRIAN Muslimah Staf Pengajar Fakultas Bahasa dan Budaya Universitas 17 Agustus 1945 Semarang Jl. Pemuda No 70 Semarang 50132 Email :[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis keefektifan pendidikan ketrampilan bagi anak berkebutuhan khusus (tunarungu) dalam membentuk sikap kemandirian di Sekolah Luar Biasa.Dalam penelitian ini pendekatan deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data.Adapun subjek penelitiannya adalah Kepala Sekolah, guru-guru dan orang tua siswa SLB.Hasil penelitian menunjukkan penyelengaraan pendidikan keterampilan menjahit di SLB Ma’arif Muntilan sudah efektif karena sesuai dengan kebutuhan siswa, biayanya juga terjangkau, sarana prasarana cukup tersedia, dan dapat merubah kemampuan siswa dalam keterampilan menjahit.Perubahan ini terlihat dari kemampuan awal sebelum mengikuti keterampilan menjahit rata-rata baru 56% dari keseluruhan siswa. Sedangkan setelah mengikuti keterampilan menjahit para siswa yang sudah terampil mencapai 86%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang positif.Akan tetapi sasaran yang ingin dicapai melalui pendidikan keterampilan menjahit yaitu membentuk sikap kemandirian bagi para siswa ternyata belum bisa tercapai sepenuhnya.Oleh karena itu masih membutuhkan solusinya agar para siswa SLBB dapat mandiri di kemudian hari. Kata kunci :efektifitas pendidikan ketrampilan, kemandirian, anak berkebutuhan khusus tunarungu. PENDAHULUAN bergulir termasuk anak-anak berkebutuhan Pendidikan adalah hak asasi yang paling khusus anak tunarungu. mendasar bagi setiap manusia, tidak Anak-anak terkecuali bagi anak luar biasa atau anak tunarungu dengan anak-anak yang lain di berkebutuhan khusus. dunia ini pada hakekatnya sama. Mereka Dalam Undang- berkebutuhan khusus Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 mempunyai kebutuhan-kebutuhan diamanatkan bahwa setiap warga negara sama, hanya saja bagi anak berkebutuhan mempunyai kesempatan yang sama untuk khusus dalam pemenuhannya tentu saja memperoleh pendidikan Pengakuan atas berbeda. Bagi anak berkebutuhan khsusus hak pendidikan bagi setiap warga negara, termasuk anak tunarungu untuk memenuhi juga diperkuat dalam berbagai deklarasi kebutuhan-kebutuhan tersebut dibutuhkan internasional. Hal tersebut menunujukkan latihan dan pengarahan secara khusus dan bahwa kontinu dengan bimbingan dari orang- kecenderungan dunia dalam yang memberikan perhatian terhadap hak-hak orang di sekitarnya. anak khususnya di bidang pendidikan terus Oleh karena itu anak-anak tunarungu melalui pendidikan di SLB 1 memerlukanlayanan pendidikan yang Efektivitas Pendidikan Keterampilan mampu membentuk rasa percaya diri dan Dalam pendidikan keterampilan efektifitas mengantar mereka sebagai manusia yang merupakan faktor penting. Pendidikan sama dengan manusia pada umunya serta keterampilan dikatakan efektif apabila ada mampu kesesuaian memandirikan mereka kelak antara siswa yang dalam hidup di masyarakat. Kemandirian melaksanakan pendidikan keterampilan bagi anak tunarungu akan memberikan dengan sasaran atau tujuan pendidikan harapan bagi keluarga maupun masyarakat keterampilan yang akan dicapai. Dalam dan ini akan terwujud apabila diberikan Kamus layanan pendidikan yang tepat guna. Salah (2002:584) satu dengan layanan pendidikan yang dapat Besar Bahasa kata “ada Indonesia efektif didefinisikan efeknya (akibatnya, membentuk sikap kemandirian bagi anak pengaruhnya, tunarungu adalah pendidikan ketrampilan membawa hasil, berhasil guna (usaha, yang efektif. tindakan)” Dengan melihat pentingnya pendidikan “keadaan berpengaruh; hal berkesan” atau keterampilan untuk ” membentuk sikap kesannya)” dan atau efektivitas keberhasilan (usaha, “dapat diartikan tindakan)”. kemandirian tersebut maka di sekolah- Efektivitas merupakan suatu kemampuan sekolah SLB harus menyelenggarakan untuk memiliki tujuan yang tepat atau pendidikan keterampilan dengan berbagai mencapai tujuan yang telah ditetapkan. jenis keterampilan. Akan tetapi dalam Dalam memahami efektifitas Steers dalam penyelenggaraan pendidikan keterampilan Jurnal Administrasi Publik (vol 1, no.3) kadang-kadang mengemukakan adanya tiga pendekatan jenis keterampilannya kurang sesuai dengan yang dibutuhkan yaitu : anak didik, maupun dukungan masyarakat. 1. Pendekatan Tujuan. Suatu program Keadaan ini tentu saja akan menyebabkan dikatakan efektif jika tujuan akhir pendidikan yang program tercapai. Dengan perkataan diselenggarakan kurang efektif dan tidak lain, pencapaian tujuan merupakan dapat mengarahkan anak untuk memiliki indikator sikap mandiri. Untuk itu dalam penelitian efektivitas. ini akan menjawab masalah bagaimana 2. Pendekatan keterampilan utama dalam menilai Sistem.Pendekatan ini efektifitas pendidikan keterampilan dalam memandang efektivitas diukur dengan membentuk sikap kemandirian bagi anak meninjau sejauh mana berfungsinya berkebutuhan khusus tunarungu di SLB unsur-unsur Kabupaten Magelang. mencapai tujuan. dalam sistem untuk 2 3. Pendekatan Kepuasan Partisipasi.Dalam ini, keseluruhan. Data bisa dikumpulkan ditempatkan sebelum dan sesudah pelatihan atas sebagai acuan utama dalam menilai dasar kriteria produktivitas, pergantian, efektivitas. absen, individu pendekatan kelompok kerja atau organisasi secara partisipan Sehingga kepuasan kecelakaan-kecelakaan, individu menjadi hal yang penting keluhan-keluhan, perbaikan kualitas, dalam mengukur efektivitas organisasi. kepuasan klien dan sejenis lainnya. Menurut Faustini Cardoso Gomes 5. Cost effectivity, dimaksudkan untuk (2000:209), untuk mengukur efektivitas mengetahui besarnya suatu program pelatihan dapat dievaluasi dihabiskan bagi program pelatihan, dan berdasarkan informasi yang diperoleh pada apakah besarnya biaya untuk pelatihan lima tingkatan: tersebut terhitung kecil atau besar 1. Reactions, yaitu untuk mengetahui dibandingkan biaya yang timbul dari opini dari para peserta mengenai permasalahan program organisasi. pelatihan, dengan yang yang dialami Selanjutnya pelatihan mengenai seberapa (ruangan, (2002:.35), efektivitas diklat dapat terlihat waktu istirahat, makanan, suhu udara). antara lain dari: yaitu untuk dan oleh menggunakan kuesioner pada akhir 2. Learning, Tamim biaya Hermansjah mengetahui 1. Terlaksananya seluruh program diklat seberapa jauh para peserta menguasai sesuai dengan jadwal waktu yang telah konsep-konsep,pengetahuan ditetapkan. keterampilan - dan keterampilan yang 2. Rapinya penyelenggaraan seluruh diberikan selama pelatihan. Biasanya kegiatan diklat berkat disiplin kerja, dilakukan dengan mengadakan test dedikasi tertulis (essay atau multiple choice), penyelenggara. test performansi dan latihan-latihan simulasi dan kemampuan para 3. Efisiensi dalam penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia. 3. Behaviors, menilai dari para peserta sebelum dan sesudah pelatihan, dapat 4. Tercapainya sasaran yang telah ditetapkan bagi program diklat. dibandingkan guna mengetahui tingkat Berdasarkan pendekatan dan pengukuran pengaruh suatu efektifitas maka dapat disimpulkan pelatihan terhadap perubahan performansi mereka. 4. Organizational result, yaitu bahwa utuk efektifitas suatu pendidikan keterampilan dapat diketahui melalui: menguji dampak pelatihan terhadap 3 1. Pendapat para para siswa, orang tua dan guru mengenai pendidikan program dengan istilah life skill yaitu pendidikan yang kecakapan hidup. Pendidikan kecakapan keterampilan diselenggarakan oleh sekolah. 2. Penguasaan hidup menurut Sugianto (2011:7) adalah konsep-konsep, pengetahuan dan Pendidikan keterampilan sering dikenal keterampilan- proses membantu peserta mengembangkan didik kemampuan, keterampilan yang diberikan selama kesangggupan dan keterampilan penyelenggaraan diperlukan untuk menjalankan kehidupan. pendidikan keterampilan. Tujuan 3. Pengaruh dan dampak pendidikan pendidikan yang kecakapan hidup adalah menyiapkan peserta didik yang keterampilan terhadap perubahan para bersangkutan siswa terampil menjaga kelangsungan hidup, dan 4. Besarnya biaya yang dihabiskan bagi program pendidikan keterampilan. 5. Terlaksananya seluruh mampu, perkembangannya di sanggup masa dan datang. Adapun menurut Syarifatul Marwiyah program (2012 : 82) pendidikan kecakapan hidup pendidikan keterampilan sesuai dengan adalah pendidikan yang memberi bekal jadwal waktu yang telah ditetapkan dasar dan latihan yang dilakukan secara 6. Efisiensi dalam penggunaan sarana dan benar kepada peserta didik tentang nilai- prasarana yang tersedia 7. Tercapainya ditetapkan sasaran bagi nilai kehidupan sehari-hari agar yang yang telah penyelenggaraan pendidikan keterampilan. bersangkutan mampu, sanggup, dan terampil menjalankan kehidupannya yaitu dapat menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya. Pendidikan Ketrampilan Keterampilan mengandung Dari pengertian tersebut di atas dapatlah pengertian kecakapan untuk menyelesaikan tugas Selain sebagai kecakapan untuk menyelesaikan tugas, ketrampilan (skill) dapat diartikan sebagai kemampuan yang diperoleh melalui latihan. Sehingga dengan kata lain ketrampilan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan tugas yang diperoleh secara disimpulkan bahwa pendidikan keterampilan (kecakapan hidup) adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk memenuhi tuntutan dalam hidup agar dapat mencapai kehidupan yang bahagia dan sejahtera, kecakapan tersebut tentu saja berbagai macam tidak hanya tergantung pada satu aspek kecakapan saja. terus menerus. 4 Sikap Kemandirian kemandirian juga diungkapkan Steinberg Sikap kemadirian atau sering disebut dalam Sri Wahyuni (2012) bahwa aspek dengan berdiri kemandirian terdiri dari: di atas kaki sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk a. Kemandirian emosi tidak tergantung pada orang lain serta Autonomy) bertanggung yang menekankan pada kemampuan untuk dilakukannya. Menurut Ryan & Lynch melepaskan diri dari ketergantungan dalam Handayani (2004) kemandirian orang merupakan kebutuhan dasarnya. jawab suatu atas apa kemampuan untuk mengatur tingkah laku, menseleksi dan membimbing keputusandan tindakan . (Emotional tua b. Kemandirian Aspek dalam emosional pemenuhan bertindak (Behavioral Aspek kemandirian Autonomy). seseorang tanpa adanya kontrol dari orng bertindak tua atau tanpa tergantung pada orang merupakan kemampuan tua.Masih dalam Handayani Lammon dkk melakukan aktivitas, memberikan kemandirian manifestasi dari sebagai suatu sikap mengambil keputusan kebebasan, sendiri tanpa harus mendapat bimbingan peraturan dari orang tua atau orang dewasa lainnya. perilaku dan pengambilan keputusan.; Dari beberapa pengertian kemandirian dan pengertian dapat disimpulkan adalah suatu bahwa kemadirian kemampuan untuk (behavioral autonomy) sebagai berfungsinya menyangkut yang untuk peraturan- wajar mengenai c. Kemandirian nilai (value autonomy) yakni kebebasan untuk memaknai mengontrol tindakan sendiri, bebas dari seperangkat prinsip tentang benar kontrol orang lain, dapat mengatur diri dan salah, yang wajib dan yang hak, sendiri, mampu mengambil keputusan yang penting dan yang tidak penting. sendiri tanpa harus mendapat bimbingan Berdasarkan aspek-aspek di atas dapatlah dari orang tua atau orang dewasa lainnya dikatakan dan mampu mengarahkan perasaan tanpa mandiri apabila melakukan apa yang ia pengaruh dari orang lain. yakini Kemandirian memeliki Havinghurst dalam konteks beberapa aspek.Menurut Mu’tadin benar mengkritik seseorang meskipun disebut orang lain ataupun mengejek bahkan mengancam, mau mengambil risiko dan (2007) mau berupaya keras untuk meraih prestasi, aspek-aspek kemandirian meliputi aspek mau mengakui kesalahan secara terbuka emosi, aspek ekonomi, aspek intelektual dan berupaya belajar dari kesalahan itu, dan memandang aspek dalam individu bahwa sosial. Aspek-aspek tantangan sebagai 5 kesempatan, memiliki & Menurut Aqila Smart (2010:34) tunarungu inisiatif yang tinggi, mampu mengambil adalah istilah umum yang digunakan untuk keputusan ketika dihadapkan pada pilihan menyebut yang mengalami agak antusiasme pelik mempertimbangkannya setelah dan siap kondisi seseorang yang dalam indra gangguan pendengaran. Sedangkan Somantri mengambil resiko yang mungkin mucul. (2007:94) memberi batasan tentang anak Sebaliknya tunarungu yaitu mereka yang kehilangan seseorang dikatakan tidak mandiri apabila memiliki rasa ketakutan pendengaran atau kekhawatiran melakukan kesalahan, hearing) maupun seluruhnya (deaf) yang sikap dan tingkah lakunya didasarkan pada menyebabkan apa yang dikatakan orang lain, ada memiliki perasaan malu, senang berada di dalam kehidupan sehari-hari.Dengan demikian suasana yang menyenangkan, lebih suka dapat menghindari risiko dan selalu minta merupakan pendapat, berusaha menutupi kesalahan pendengaran maupun kelemahan, cepat putus asa ketika seseorang tidak dapat menangkap berbagai hasilnya tidak sesuai rangsangan dengan yang baik sebagian (hard pendengarannya nilai fungsional dikatakan suatu di of tidak dalam bahwa tunarungu keadaan kehilangan yang terutama mengakibatkan melalui indera direncanakan, suka mencari jalan pintas pendengaran. untuk mencapai tujuan, tidak memiliki Adapun ciri-ciri anak tunarungu menurut inisiatif. Aqila Smart (2010:34) adalah kemampuan bahasanya Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu menyebut anak yang mengalami wicara, cacat dengar, kurang dengar tunarungu. Istilah tunarungu diambil dari istilah tuna dan rungu.Tuna kurang dan rungu artinya pendengaran. Orang atau anak dikatakan tunarungu mendengar bisa mendengar, lebih sering menggunakan apabila atau mendengar sesuatu. ia tidak kurang yang diucapkan tidak begitu jelas, kurang/tidak menanggapi komunikasi yang kelainan pendengaran yaitu tuli, bisu, tuna artinya tidak isyarat dalam berkomunikasi, ucapan kata Banyak istilah yang digunakan untuk ataupun terlambat, mampu mampu dilakukan orang lain terhadapnya.sering memiringkan kepala bila disuruh mendengar, keluar nanah dari ke dua telinga dan terdapat kelainan organis telinga. Berbagai pendapat mengemukakan bahwa tunarungu dapat diklasifikasikan menjadi kelompok tunarungu ringan, sedang, berat dan tuli total. Hal ini sebagaimana 6 dikemukakan Somantri (2007:95) bahwa ketunarunguan dapat diklasifikasikan 2. Tahap pengumpulan data, meliputi kegiatan mengumpulkan data dengan sebagai berikut : Tingkat I, kehilangan menggunakan kemampuan mendengar antara 35 sampai wawancara maupun dokumentasi. 54 dB, penderita hanya memerlukan metode 3. Tahap analisis data, meliputi kegiatan latihan berbicara dan bantuan mendengar menganalisis dan secara khusus, Tingkat II, kehilangan berdasarkan data-data kemampuan mendengar antara 55 sampai terkumpul. 69 dB, penderita kadang-kadang menyimpulkan khusus, penafsiran data-data. kebiasaan sehari-hari menafsirkan yang telah 4. Tahap penyimpulan, meliputi kegiatan memerlukan penempatan sekolah secara dalam observasi, berdasarkan hasil memerlukan latihan berbicara dan bantuan Subyek penelitian adalah Kepala Sekolah, latihan berbahasa secara khusus, Tingkat tenaga pendidik terutama yang mengajar III, kehilangan kemampuan mendengar bidang ketrampilan, siswa SLB dan juga antara 70 sampai 89 dBdan Tingkat IV, orangtua/wali kehilangan kemampuan mendengar 90 dB dokumen sebagai pelengkap data.Pada ke penelitian atas. Klasifikasi ketunarunguan murid ini serta data-data berbagai dikumpulkan menurut Somantri tersebut merupakan dengan menggunakan teknik observasi, klasifikasi khususnya untuk kepentingan wawancara pendidikan. dokumentasi.Analisis mendalam dan data dalam penelitian ini menggunakan model analisis METODE PENELITIAN interaktif. Penelitian ini dilakukan di SLB Kabupaten Magelang dengan pendekatan diskriptif HASIL DAN PEMBAHASAN kualitatif, dan dilakukan melalui tahap- Pendidikan tahap sebagai berikut : diperlukan bagi Kabupaten Magelang 1. Tahap studi lapangan, meliputi keterampilan para memang siswa SLB termasuk anak kegiatan observasi untuk mendapatkan berkebutuhan khusus gambaran berbagai pendidikan keterampilan yang tentang perlunya dan pentingnya pendidikan keterampilan ditawarkan bagi khusus maupun para siswa antara lain tata rias Kabupaten (salon), tata boga (memasak), bengkel, anak tunarungu Magelang. berkebutuhan di SLB kepada tunarungu. Dari orang tua siswa pertanian dan tata busana (menjahit), maka para orang tua siswa dan siswa sebagian 7 besar memilih tata busana (menjahit). telah ditentukan tetapi ada pula yang dengan alasan lambat. Bahkan rata-rata akan bisa menghasilkan 86% dari atau membuka lapangan pekerjaan yang keseluruhan siswa sampai dengan saat ini sangat menguntungkan dan bisa menjadi sudah dapat terampil menjahit. Hal ini sumber penghasilan kelak dikemudian hari menunjukkan adanya perubahan positif sehingga dalam menjahit, yaitu adanya peningkatan dengan begitu sebagian kebutuhan sehari hari bisa terpenuhi. sebesar 30%. Sebelum Penyelenggaraan siswa mengikuti pendidikan kegiatan pendidikan keterampilan menjahit terlebih dahulu keterampilan menjahit di SLB seluruhnya siswa diberi beberapa pertanyaan langsung menggunakan sarana dan prasarana yang di tempat ruang praktek keterampilan yang sudah berhubungan memanfaatkan sarana dan prasarana yang dengan keterampilan tersedia menjahit.Apabila siswa sudah menguasai sudah kategori-kategori mengefisienkan tertentu maka dapat ada di di sekolah.Dengan sekolah fasilitas berarti yang sudah dikatakan bahwa siswa tersebut sudah dimiliki oleh sekolah.Meskipun kalau menguasai konsep tentang menjahit.Dari ditinjau dari ruang prakteknya apalagi keseluruhan siswa rata-rata yang sudah ruang pamer hasil keterampilan menjahit menguasai menjahit sebelum mengikuti para pendidikan keterampilan menjahit ada lagi.Selain itu dari segi mesin jahitnya 56%. yang hanya berjumlah 10 unit juga masih Pada semua proses siswa siswa masih perlu diperluas pendidikan keterampilan kurang jika dibandingkan dengan para diberikan keterampilan siswa yang mengikuti pendidikan menjahit mulai membuat pola, menjiplak keterampilan menjahit. Sehingga mereka pola ke kain, memotong baik secara harus bergantian satu dengan yang lain. manual maupun menggunakan mesin, Berikut adalah gambar ruang praktek dan kemudian menjahit, mengobras, membuat ruang pamer. overdack dan finishing. Selain itu mereka Rata-rata juga diberi keterampilan menjahit celana menyelesaikan pekerjaan menjahit antara olah raga mulai dari yang tanpa variasi, dua dengan variasi lurus, variasi pellet miring, pertemuan. Hal ini menunjukkan bahwa dan variasi melengkung.Sampai saat ini dari segi waktu belum seluruhnya dari para mereka sudah dapat menjahit pakaian Olah siswa dapat meyelasaikan sesuai dengan Raga dengan berbagai variasi meskipun target yang telah ditentukan. Memang ada ada yang cepat sesuai dengan waktu yang yang cepat ada pula yang lamban, hal ini kali para sampai siswa dengan mampu tiga kali 8 tergantung dari kemampuan mereka masing-masing. cukup tersedia, dan dapat merubah Sehubungan dengan biaya penyelenggaraan pendidikan keterampilan menjahit biayanya terjangkau, sarana prasarana menunjukkan bahwa biaya kemampuan siswa dalam keterampilan menjahit. 2. Sasaran yang ingin dicapai melalui berasal dari dana BOS. Sedangkan untuk pendidikan keterampilan menjahit menutup kekurangan biaya diambilkan yaitu membentuk sikap kemandirian dari laba setiap penjualan seragam pakaian bagi para siswa ternyata belum bisa Olah raga.Hal ini menunjukkan bahwa dari tercapai sepenuhnya. segi biaya cukup ditanggung oleh pihak sekolah tanpa pernah minta sumbangan dari orang tua, berarti dari segi biaya jelas diselenggrakannya pendidikan keterampilan ini pihak SLB mempunyai target sasaran yang ingin dicapai yaitu para siswanya dapat hidup mandiri kelak dikemudian hari. Adapun sikap kemandirian para siswa yang berkaitan dengan mencapai Aqila Smart, Rose. 2010. Anak Cacat Bukan Kiamat. Yogyakarta : Kata terjangkau. Dengan DAFTAR PUSTAKA keterampilan sekitar menunjukkan keterampilan menjahit 45 %. bahwa menjahit baru Hal ini pendidikan belum mampu membentuk sikap kemandirian pada siswa SLB-B karena masih sebagian besar Hati Gomes, Faustino 2000. Sumber Daya Managemen Manusia. Edisi I.Yogyakarta : Andi Offset. Handayani, R. 2004. Perbedaan Tingkat Kemandirian antara Remaja yang Single Parent dengan Remaja yang Mempunyai Orangtua Utuh.Skripsi.Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Hermansjah, Tamim. D. 2002. Diklat Sebagai mereka belum mandiri. Cardoso. Suatu Sistem.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Marwiyah, KESIMPULAN Berdasarkan uraian di atas dapat keterampilan pendidikan menjahit 2012. “Konsep pendidikan Berbasis Kecakapan Hidup” dalam Jurnal Falasifa. Vol. disimpulkan bahwa : 1. Penyelengaraan Syarifatul. di SLB 3, No. 1, 1 Maret 2012. Meitaningrum, Kabupaten Magelang sudah efektif “Efektifitas karena sesuai dengan kebutuhan siswa, Pelatihan Dhita Ayu, dkk. pendidikan dan dalam Meningkatkan 9 Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Kabupaten (Studi Malang)”. pada Penyelenggaraan Pendidikan Daerah keterampilan (Kecakapan) Hidup Dalam di Tingkat Pendidikan Dasar”. Jurnal Administrasi Publik (JAP), Dipresentasikan Vol 1, No.3, h. 192-199. Diskusi Pustakawan Perpustakaan Mu’tadin, Z. 2007. Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologis pada Remaja. www.e- psikologi.com Somantri, T. Sutjihati. 2007. Psikologi dalam Forum UM tgl. 9 Sept. 2011 Tanshzil, Sri Wahyuni. 2012. “Model Pembinaan Pendidikan Karakter pada Lingkungan Anak Luar Biasa. Bandung : Pesantren Refika Aditama. Kemandirian dan Disiplin Santri”. Sugiyanto, Dwi. 2011. “Implementasi Perpustakaan Sumber Sekolah sebagai Belajar dalam Dalam dalam Pondok Jurnal Membangun Penelitian Pendidikan Vol.13 No. 2 Oktober 2012 10