BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan suatu usaha menciptakan manusia yang mampu
berinovasi dengan mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain itu,
pendidikan juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya
saing tinggi. Pendidikan tidak hanya membentuk kecerdasan, tetapi juga
membekali dengan kompetensi dan pembentukan watak peserta didik. Hal ini
sesuai dengan yang dijabarkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 yang berbunyi:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Secara garis besar menurut pengertian diatas bahwa pendidikan
merupakan proses pengembangan potensi diri untuk kepentingan diri maupun
kepentingan masyarakat luas.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai sistem yang dinamis
dan kompleks. Kegiatan sekolah bukan hanya sebagai berkumpulnya murid
dengan guru, akan tetapi kegiatan tersebut ada dalam lingkup suatu sistem
yang saling berhubungan, pola manajemen yang teratur dan terkait satu sama
lainnya. Oleh karena itu, sekolah sebagai suatu organisasi memerlukan
pengelolaan yang harus didukung oleh semua unsur mulai dari kepala sekolah,
guru, komite, tenaga kependidikan, siswa, dan orang tua siswa.
Salah satu komponen sekolah yang amat menentukan dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan adalah guru. Guru sebagai pendidik adalah tokoh
yang paling banyak berinteraksi dengan para peserta didik dibandingkan
dengan personel lainnya di sekolah. Dengan peran sentralnya seorang guru,
tugasnya di sekolah bukan hanya mengajar melainkan banyak hal, salah
satunya yang terkait dengan kedinasan dan profesinya di sekolah. Seperti
Muhammad Khoerudin, 2016
PENGARUH SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA SE-KECAMATAN CIKANCUNG KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
2
mengajar dan membimbing para murid, memberikan penilaian belajar peserta
didik, mempersiapkan administrasi pembelajaran yang diperlukan, dan
kegiatan lain yang berkaitan dengan pembelajaran. Menurut UUD No. 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
Dengan demikian dapat dikatakan guru merupakan pekerja profesional
dalam bidang mengajar, yang memiliki kewajiban dan tanggung jawab kepada
internal maupun eksternal sekolah. Hal ini jelas menuntut kualitas
penyelenggaraan pendidikan yang baik serta profesional, agar kualitas
pendidikan dapat benar-benar berperan optimal dalam kehidupan masyarakat.
Untuk itu pendidik dituntut untuk selalu memperbaiki, mengembangkan diri
dalam membangun dunia pendidikan.
Berdasarkan data yang didapat di internet, menurut Sanusi
menjelaskan bahwa: Disekolah-sekolah di Indonesia masih banyak terlihat
adanya masalah kinerja guru, seperti guru masih ada yang belum membuat
persiapan pembelajaran sebelum mengajar (RPP), guru yang belum dapat
mengkondusifkan keadaan kelas menjadi tenang ketika ada siswa yang
melakukan keributan dikelas, guru dalam pelaksanaan pembelajaran juga
belum menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga yang
terjadi pembelajaran terasa membosankan bagi siswa, belum lagi kasus guru
yang tertidur di kelas saat proses belajar mengajar berlangsung.
Selain itu, berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 21
Oktober 2015 di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Hegarmanah Kecamatan
Cikancung bahwa ada masalah yang di temui berkaitan dengan pengembangan
keprofesian guru diantaranya guru jarang masuk kelas, belum adanya motivasi
untuk guru berkarya, masih ada guru yang belum menguasai ilmu teknologi
(IT), kehadiran guru masih kurang hal ini terlihat dari daftar hadir guru yang
rata-rata kehadiran guru sebesar 68%, metode belajar yang digunakan tidak
Muhammad Khoerudin, 2016
PENGARUH SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA SE-KECAMATAN CIKANCUNG KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
variatif atau masih menggunakan metode ceramah hal ini terlihat dari RPP
yang di buat guru. Dari uraian tersebut dapat di simpulkan bahwa kinerja guru
SMP masih rendah.
Munculnya permasalahan pembelajaran tentu saja di sebabkan
berbagai hal misalnya:
pembinaan yang kurang efektif dari supervisor,
rendahnya hubungan kolegial guru melakukan tukar pengalaman mengenai
pembelajaran, terlalu sedikitnya informasi baru mengenai pembelajaran yang
bisa diakses guru. Semua permasalahan tersebut sebetulnya tidak perlu terjadi,
jika ada kemauan bersama untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Segala sesuatu yang dilakukan guru dalam dunia pendidikan biasanya
dikenal dengan istilah kinerja guru yang dapat dinilai dari aspek kemampuan
dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Kinerja guru berkaitan dengan
tugas perencanaan, pengelolalan pembelajaran dan penilaian hasil belajar
siswa. Sebagai perencana, maka guru harus mampu mendesain pembelajaran
yang sesuai dengan kondisi di lapangan, sebagai pengelola maka guru harus
mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif sehingga siswa dapat
belajar dengan baik, dan sebagai evaluator maka guru harus mampu
melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar siswa (Sanjaya, 2005, hlm.
13-14). Jadi kinerja guru dapat dilihat dalam aspek kegiatan menjalankan
tugasnya yaitu pada proses pembelajaran.
Guru
memang
merupakan
faktor
yang
menentukan
dalam
penyelenggaraan pengembangan sumber daya manusia dan menempati posisi
kunci dalam sistem pendidikan nasional. Dampak kualitas kemampuan
professional dan kinerja guru bukan hanya akan berkontribusi terhadap
kualitas lulusan yang dihasilkan (output) melainkan juga akan berlanjut pada
kualitas kinerja dan jasa para lulusan tersebut (outcome), yang pada gilirannya
kemudian akan nampak pengaruhnya terhadap kualitas peradaban dan
martabat hidup masyarakat, bangsa serta umat manusia pada umumnya.
Kinerja guru yang efektif dan efisien akan menghasilkan sumber daya
manusia yang tangguh, yaitu lulusan yang berdaya guna dan berhasil guna
Muhammad Khoerudin, 2016
PENGARUH SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA SE-KECAMATAN CIKANCUNG KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
sesuai dengan yang diharapkan. Sebaliknya jika kinerja guru rendah maka
sumber daya yang dihasilkan kurang berkualitas sehingga potensi dalam
dirinya tidak berkembang dengan baik. Oleh karena itu, kinerja guru dalam
proses pembelajaran perlu ditingkatkan sebagai upaya mengembangkan
kegiatan yang ada menjadi lebih baik, yang berdasarkan kemampuan bukan
kepada asal-usul keturunan atau warisan, juga menjunjung tinggi kualitas,
inisiatif dan kreativitas dan produktivitas peserta didik.
Berkaitan dengan kinerja guru, peranan dan perhatian kepala sekolah
sangat penting untuk meningkatkan profesionalisme kinerja guru dan tenaga
kependidikan
lain
di
sekolah.
Menurut
Peraturan
Menteri
Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun
2009, Penilaian kinerja guru adalah penilaian yang dilakukan terhadap setiap
butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan,
dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari
kemampuan seorang guru dalam penguasaan dan penerapan kompetensinya.
Kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya
adalah kepemimpinan kepala sekolah sebagai seorang manajer yang harus
dapat memantau keberlangsungan proses belajar dan pembelajaran di sekolah.
Seperti dikatakan oleh Mulyasa (2013, hlm. 82) kepala sekolah diharapkan
dapat membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan program
pembelajaran serta melakukan pengawasan pelaksanaannya. Kepala sekolah
sebagai seorang supervisor di sekolah harus bertanggung jawab terhadap
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program pembelajaran di sekolah.
Oleh karena itu kepala sekolah dituntut memiliki menajemen dan
kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa
untuk meningkatkan mutu sekolah.
Oteng
Sutisna
(dalam
Dadang
Suhardan,
2010,
hlm.
74)
mengemukakan bahwa: “Jika guru belajar, tumbuh kembang, dan bertambah
mampu, karena kepala sekolah sebagai supervisor membimbing, pertumbuhan
guru, prestasi dan hasil belajar siswa juga akan tumbuh lebih pesat”.
Muhammad Khoerudin, 2016
PENGARUH SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA SE-KECAMATAN CIKANCUNG KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
Menurut Danim (2010, hlm. 51) bahwa: “Fungsi pembinaan guru
adalah menumbuhkan iklim bagi perbaikan proses dan hasil belajar melalui
serangkaian upaya tindakan terhadap guru dalam wujud layanan profesi”.
Dengan kata lain, diperlukan adanya pembinaan yang sistematis dan terencana
bagi guru. Orang-orang yang paling dekat dan dipandang mampu untuk
membantu mengatasi kesulitan guru saat mengajar adalah kepala sekolah.
Kepala sekolah adalah penanggung jawab lembaga tingkat dasar dan
menengah. Kepala sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap mutu
pendidikan, dengan cara memberikan arahan dan bimbingan atau pembinaan
kepada guru-guru agar dapat memberikan layanan belajar yang bermutu untuk
para siswanya.
Perhatian kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme dan
kinerja guru dapat dilakukan melalui supervisi. Supervisi sendiri menurut
Kimbal Willes (dalam Dadang Suhardan, 2010, hlm. 38) menyatakan bahwa
supervisi pendidikan merupakan usaha untuk membantu menciptakan situasi
belajar mengajar ke arah yang lebih baik. Tujuan supervisi secara umum
adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru (dan staf
sekolah yang lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas
kerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses
pembelajaran.
Supervisi merupakan salah satu media dalam mengembangkan
kemampuan guru dalam mengajar. Melalui supervisi, kemampuan guru
diperbaiki, ditingkatkan, dan dikembangkan semaksimal mungkin agar guru
menjadi sosok yang profesional sesuai dengan tanggungjawab yang
dibebankan
kepadanya.
Kontribusi
supervisi
terhadap
peningkatan
kemampuan guru tidak diragukan lagi. Bahkan sekarang ini, supervisi menjadi
jaminan kualitas pendidikan di sekolah (supervision as quality assurance).
Terkait dengan pelaksanaan supervisi di atas, dan berdasarkan temuan
di lapangan yang peneliti dapat melalui wawancara dengan sebagian guru
sekolah menengah pertama kecamatan Cikancung bahwa hasil supervisi yang
dilakukan oleh kepala sekolah sudah dilaksanakan secara optimal untuk
Muhammad Khoerudin, 2016
PENGARUH SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA SE-KECAMATAN CIKANCUNG KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
perbaikan kegiatan belajar mengajar apalagi hasil laporan supervisi dibuat
oleh kepala sekolah sehingga guru mampu melakukan perbaikan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran.
Dari uraian di atas, maka terlihat betapa pentingnya supervisi yang
dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru. Selain karena sudah menjadi
kewajiban kepala sekolah, supervisi kepada guru pun mencakup pemberian
bantuan, baik bantuan teknis yang berupa teknis penyusunan rencana
mengajar, silabus, dan berbagai perangkat pembelajaran guru, maupun
bantuan dorongan moral agar memiliki semangat kerja dalam menjalankan
tugasnya. Dengan begitu, proses pembelajaran yang bermutu pun dapat
tercapai apabila guru tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Pelaksanaan supervisi di sekolah memiliki beragam bentuk/model,
tergantung dari kebutuhan sekolah pada aspek mana yang mau diperbaiki atau
ditingkatkan. Pada masing-masing model memiliki penekanan dan cakupan
yang berbeda. Ada yang menekankan pada aspek administratif, kelembagaan,
manajerial, akademik, maupun pembelajaran. Model supervisi yang dapat
digunakan di antaranya: 1) model konvensional, 2) model ilmiah, 3) model
klinis, dan 4) model artistik. Model supervisi klinis sangat cocok sekali dalam
melakukan pengembangan kinerja guru, karena supervisi klinis merupakan
bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui
siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang
intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan
mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. Supervisi klinis termasuk
bagian dari supervisi pengajaran. Dikatakan supervisi klinis karena prosedur
pelaksanaannya lebih di tekankan kepada mencari sebab-sebab atau
kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam proses belajar-mengajar, dan
kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki
kelemahan atau kekurangan tersebut.
Hal ini sesuai dengan yang di kemukakan oleh Acheson dan Gali
(dalam Syaiful Sagala, 2010, hlm. 195) menyatakan bahwa:
Supervisi klinis adalah suatu proses yang interaktif, berkenaan dengan
suatu gaya mengajar guru, agar proses supervisi klinis menjadi efektif
Muhammad Khoerudin, 2016
PENGARUH SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA SE-KECAMATAN CIKANCUNG KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
maka antara kepala sekolah (supervisor) dengan guru bekerja sama
untuk mencapai tujuan dengan memiliki ide, emosi, dan tindakan
untuk pengembangan professional guru.
Melalui kegiatan supervisi klinis maka permasalahan kesulitan
mengajar bagi guru dan cara untuk menumbuh kembangkan kinerja mengajar
guru akan dapat teratasi. Kepala sekolah sebagai supervisor harus pandai
mengatur dan bertanggung jawab tentang kelancaran proses pembelajaran. Hal
itu sesuai dengan yang dikatakan Goodwin (2005, hlm. 13) bahwa : “Kepala
sekolah harus lebih paham akan cara mengajar dan belajar, tidak berarti kepala
sekolah
bertugas
sebagai
pendidik,
melainkan
untuk
memperlancar
pekerjaannya sebagai supervisor yang membimbing guru melaksanakan proses
pembelajaran”.
Supervisi
klinis
sebagai
suatu
sistem
instruksional
yang
menggambarkan perilaku supervisor yang berhubungan secara langsung
dengan guru atau kelompok guru untuk memberikan dukungan, membantu
dan melayani guru untuk meningkatkan hasil kerja guru dalam mendidik para
siswa.
Supervisi klinis merupakan suatu kerangka pengembangan dan praktik,
sehingga ditemukan bagaimana cara mengajar efektif, menjadikan peserta
didik belajar, penggunaan model-model belajar yang tepat, perubahan modelmodel belajar sesuai kebutuhan materi pelajaran. Berdasarkan teori tersebut
bahwa
proses-proses
supervisi
klinis
konsisten
dengan
pendekatan
kemanusiaan dalam meningkatkan kualitas mengajar guru. Melalui penerapan
supervisi klinis yang dilakukan oleh kepala sekolah seperti model, strategi,
metode, pendekatan dan teknik mengajar serta materi yang diajar secara
konstan juga berubah kearah yang lebih baik.
Supervisi klinis dapat diyakini sebagai salah satu kunci untuk
memenuhi kualitas mengajar yang baik dan cara menjadikan peserta didik
belajar menjadi lebih baik dan berkualitas. Menurut Cogan (dalam Sagala,
2010, hlm. 194) menegaskan bahwa :
Proses penyediaan bantuan oleh kepala sekolah sebagai supervisor
untuk guru, setelah kepala sekolah melakukan supervisi klinis berupa
Muhammad Khoerudin, 2016
PENGARUH SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA SE-KECAMATAN CIKANCUNG KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
analisa hasil pengamatan pengajaran, umpan balik dari implementasi
pengajaran yang dilakukan oleh guru. Dari hasil analisis tersebut akan
ada pengembangan gagasan peningkatan untuk memperbaiki
performansi guru di kelas, dengan tujuan untuk mengembangkan
professional guru dan perbaikan pengajaran.
Pendekatan klinis menggunakan unsur-unsur dari sebuah pertemuan
antara supervisor dengan guru yang sepakat dan berencana untuk melakukan
observasi saat mengajar. Teknik klinis ini dilakukan dengan memberi contohcontoh bagaimana pertemuan yang produktif sehingga memecahkan masalahmasalah dalam pembelajaran.
Supervisi klinis diasumsikan kegiatan yang dilakukan kepala sekolah
bersama guru untuk memecahkan berbagai masalah sehingga dapat
memperbaiki kinerja mengajar guru yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Surakhmad (2004, hlm. 5)
mengemukakan bahwa “guru merupakan penjamin kualitas pendidikan yang
sebenarnya”.
Mengingat pentingnya peran guru sebagai ujung tombak dalam
pencapaian tujuan pendididkan. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Supervisi Klinis Kepala Sekolah Terhadap
Kinerja Mengajar Guru SMP Se-Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Masalah dalam penelitian ini berkaitan dengan pengaruh supervisi
klinis kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru , dari permasalahan
tersebut di rumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kinerja mengajar guru di SMP Se-Kecamatan
Cikancung ?
2. Bagaimana gambaran supervisi klinis kepala sekolah di SMP SeKecamatan Cikancung ?
3. Bagaimana pengaruh supervisi klinis kepala sekolah terhadap kinerja
mengajar guru SMP Se-Kecamatan Cikancung ?
C. Tujuan Penelitian
Muhammad Khoerudin, 2016
PENGARUH SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA SE-KECAMATAN CIKANCUNG KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
Tujuan penelitian merupakan sasaran atau harapan yang akan dicapai
dengan penyelenggaraan penelitian ini. Dengan kata lain bahwa tujuan
penelitian merupakan arah yang akan dicapai oleh peneliti dalam melakukan
penelitian. Adapun tujuan penelitian yang diharapkan terdiri dari tujuan umum
dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
supervisi klinis kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di SMP SeKecamatan Cikancung Kabupaten Bandung.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
a. Terdeskripsinya kinerja mengajar guru di SMP Se-Kecamatan
Cikancung Kabupaten Bandung.
b. Terdeskripsinya pelaksanaan supervisi klinis kepala sekolah di SMP
Se-Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung.
c. Teranalisisnya pengaruh supervisi klinis kepala sekolah terhadap
kinerja mengajar guru di SMP Se-Kecamatan Cikancung Kabupaten
Bandung.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang
harus dibuktikan tingkat kebenarannya dengan bukti-bukti. Menurut Sugiono
(2009, hlm, 96) yang menyatakan bahwa
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan
pada fakta-fakta empirik yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap
rumusan masalah penelitian belum jawaban yang empirik dengan data.
Muhammad Khoerudin, 2016
PENGARUH SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA SE-KECAMATAN CIKANCUNG KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis penelitian di
rumuskan sebagai berikut: “Terdapat pengaruh yang signifikan dari supervisi
klinis kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru SMP Se-Kecamatan
Cikancung Kab.Bandung”.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini baik secara teori
maupun secara praktis, antara lain:
1. Manfaat secara teori
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran
bagi dunia pendidikan.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi para guru, diharapkan penelitian ini dapat menjadi suatu
dorongan untuk dapat bekerja lebih baik lagi dan menyadari akan
pentingnya kinerja mengajar guru yang nantinya dapat meningkatkan
mutu pendidikan.
b. Bagi kepala sekolah, penelitian ini sebagai masukan untuk lebih
meningkatkan perhatiaannya terhadap kualitas pendidikan dan kinerja
guru melalui kegiatan supervisi klinis sehingga memberikan dorongan
kepada guru untuk lebih giat lagi dalam meningkatkan kinerja guru.
c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan menjadi inspirasi
bagi para peneliti selanjutnya, khususnya yang meneliti tentang
masalah supervisi kepala sekolah dalam upaya meningkatan kinerja
mengajar guru sehingga masalah-masalah yang muncul dapat segera di
atasi secara benar, tepat dan cepat.
d. Hasil
penelitian
ini
di
harapkan
dapat
bermanfaat
untuk
mengembangkan disiplin ilmu Administrasi Pendidikan, khususnya
dalam menambah wawasan tentang supervisi klinis bagi seluruh civitas
akademik jurusan Administrasi Pendidikan.
Muhammad Khoerudin, 2016
PENGARUH SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA SE-KECAMATAN CIKANCUNG KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11
F. Struktur Organisasi Skripsi
Secara umum skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I, membahas
mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan
penelitian baik tujuan secara umum maupun secara khusus, manfaat penelitian
baik secara teoritis maupun praktis sampai pada struktur organisasi skripsi.
Bab II, membahas mengenai kajian pustaka yang berisi teori dari
berbagai ahli mengenai supervisi klinis kepala sekolah dan kinerja mengajar
guru, hubungan antara supervisi klinis kepala sekolah dengan kinerja
mengajar guru.
Bab III, membahas mengenai metode yang digunakan dalam
penelitian, mulai dari desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel,
instrument penelitian, prosedur penelitian yang di gunakan, sampai pada
analisis data yang diperoleh.
Bab V, terdiri dari dua hal utama, yaitu temuan penelitian berdasarkan
hasil pengolahan dan analisis data, dan pembahasan temuan penelitian untuk
menjawab pertanyaan penelitian yang telah di rumuskan sebelumnya.
Bab VI, membahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi yang
menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan
penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari
hasil penelitian.
Muhammad Khoerudin, 2016
PENGARUH SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA SE-KECAMATAN CIKANCUNG KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download