13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan Menghadapi Persalinan
1. Pengertian Kecemasan Menghadapi Persalinan
Beberapa ahli mengemukakan bahwa kecemasan memiliki emosi yang
negatif. Menurut Maher (Calhoun & Acocella, 1990), kecemasan dapat
menyebabkan orang merasa sangat khawatir, membuat ketakutan semakin luas,
serta mempengaruhi untuk berpikir jernih dan memecahkan masalah. Menurut
Atkinson, Atkinson, Smith dan Bem (2006), kecemasan merupakan emosi yang
tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilah-istilah kekhawatiran,
keprihatinan, rasa takut yang dialami dalam tingkat yang berbeda. Menurut
Nevid, Rathus dan Greene (2003), kecemasan adalah suatu keadaan aprehensi
atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan
terjadi.
Menurut Durand dan Barlow (2005), kecemasan adalah keadaan suasana
hati yang berorientasi pada masa yang akan datang. Hal ini ditandai dengan
kekhawatiran tidak dapat memprediksi atau mengontrol kejadian yang akan
datang. Berdasarkan definisi American Psychological Association atau APA
(Durand & Barlow, 2005), diketahui bahwa kecemasan adalah keadaan mood
negatif yang dicirikan dengan simptom-simptom tubuh dari tekanan fisik dan
ketakutan tentang masa depan. Menurut Catell (Alwisol, 2004), orang yang
mengalami berbagai tingkat kecemasan sebagai dampak yang mengancam
atau menekan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
13
14
kecemasan adalah perasaan takut dan khawatir yang berlebih tentang sesuatu
yang belum tentu terjadi.
Menurut Kartono (1992), kehamilan dan persalinan pada umumnya
memberikan arti emosional yang sangat besar karena merupakan perjuangan
yang berat bagi setiap perempuan. Pada masa ini terjadi penambahan intensitas
emosi dan tekanan batin pada kehidupan psikis ibu hamil, termasuk rasa
ketakutan dan kesakitan. Menurut Wulandari (2003), kecemasan akan
ketidaktahuan tentang persalinan pertama adalah sesuatu yang normal.
Kecemasan ini justru mungkin akan membantu ibu hamil anak pertama untuk
mempersiapkan diri secara mental. Namun, jika ibu hamil anak pertama
memiliki tingkat kecemasan yang tinggi, terlebih disertai dengan kepercayaan
diri yang rendah, maka ibu mulai meragukan kemampuannya dalam
menghadapi persalinan.
Kecemasan dalam menghadapi persalinan dapat muncul dalam berbagai
bentuk. Menurut Kelly (2002), ada ibu hamil anak pertama yang bahkan tidak
berani menonton film dengan tayangan proses melahirkan, ada yang merasa
ketakutan hingga menyebabkan jantung berdebar-debar, sakit kepala, nafas
pendek dan terengah-engah pada bulan ke-enam kehamilannya. Ada juga yang
dimanifestasikan dalam mimpi buruk, keluhan fisik dan kesulitan konsentrasi.
Kecemasan menjelang persalinan merupakan emosi negatif yang tidak
menyenangkan bagi ibu hamil anak pertama menjelang proses persalinannya.
Rasa cemas tersebut muncul ketika proses persalinannya semakin dekat.
15
Gejala-gejala yang muncul mampu membuat ibu hamil merasa cemas terhadap
proses persalinannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan
menjelang persalinan adalah kecemasan yang ditandai dengan kekhawatiran di
masa yang akan datang disertai keadaan mood negatif yang dicirikan dengan
simtom-simtom tubuh seperti tekanan fisik.
2. Aspek-Aspek Kecemasan Menghadapi Persalinan
Menurut Maher (Calhoun & Acocella, 1990), menyebutkan tiga komponen
dari reaksi kecemasan, yaitu
a. Emosional atau Psikologis
Individu memiliki kesadaran yang sangat kuat akan rasa cemas seperti
sangat takut, serasa akan terjadi bahaya atau penyakit, merasa akan terjadi
kesuraman, kelemahan dan kemurungan, hilang kepercayaan diri dan
ketenangan, serta mudah marah.
b. Kognitif
Kecemasan yang berlebihan akan menganggu kemampuan seseorang
dalam berpikir jernih, memecahkan masalah dalam menangani tuntutan
ligkungan dan tidak mampu memusatkan perhatian
c. Fisik
Respon tubuh terhadap cemas adalah untuk mengarahkan diri dalam
bertindak, baik atau tidak tindakan tersebut. Respon tubuh ini, yaitu ujungujung anggota badan terasa dingin (kaki dan tangan), keringat bermunculan,
detak jantung meningkat, tidur terganggu, hilang nafsu makan, dll.
16
Berdasarkan beberapa aspek di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek
kecemasan adalah perasaan seseorang yang ketika berpikir akan ada kejadian
yang tidak menyenangkan yang disertai dengan gejala fisiologis (fisik) dan
aspek psikologis (kognitif, emosi dan perilaku).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Menghadapi Persalinan
Menurut Kusumajati (2012), kecemasan dalam menghadapi persalinan
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Usia
Rentang usia yang paling baik untuk hamil baik dari segi fisik maupun
mental antara 20-25 tahun. Kehamilan yang terjadi pada ibu hamil muda
cenderung menimbulkan kecemasan yang lebih tinggi daripada yang cukup
usia. Dalam periode ini, seorang wanita akan menghadapi resiko komplikasi
media yang paling rendah (Sloane & Benedict, 1991). Kehamilan dibawah
usia tersebut mengandung resiko fisik 2-5 kali dibandingkan dengan usia
kehamilan ideal, dan resiko tersebut akan kembali meningkat setelah usia 35
tahun (Winkyosastro, Syaifudin & Rachimhadi, 1997).
Ditambahkan lagi oleh Sloane & Benedict (1991), kehamilan pada usia
belasan tahun dapat menambah tekanan jiwa. Permasalahan medis yang
mungkin terjadi adalah anemia, tekanan darah tinggi, persalinan prematur
dan bedah cesar saat melahirkan bayinya. Sebaliknya, kehamilan di atas
usia 35 tahun dapat menimbulkan resiko yang tinggi terhadap jiwa ibu
maupun anak yang akan dilahirkannya. Meningkatkan angka kematian ibu
(AKI), kesulitan persalinan dan cacat kromosom.
17
b. Status Pernikahan
Perasaan takut, khawatir dan cemas selama hamil sangat dipengaruhi
oleh penerimaan kehamilan itu sendiri. Penerimaan kehamilan tersebut
dipengaruhi oleh status pernikahan pada pasangan suami dan istri.
Kehamilan yang terjadi sebelum pernikahan akan menyebabkan seseorang
merasa bersalah, sehingga ia sulit menerima kehamilannya. Hal ini akan
menambah perasaan cemas dalam menghadapi persalinan bayinya.
Sebaliknya, kehamilan yang terjadi setelah pernikahan pada umumnya
merupakan kehamilan yang dikehendaki oleh pasangan suami dan istri,
sehingga ibu hamil mempunyai persepsi positif terhadap kehamilan dan
persalinannya.
c. Riwayat Keguguran
Ibu hamil yang pernah mengalami keguguran akan mengalami
kecemasan yang berbeda dengan ibu hamil yang belum pernah mengalami
keguguran. Ibu hamil yang mempunyai riwayat keguguran akan mengalami
kecemasan dalam mempertahankan kehamilan serta mendapatkan bayi yang
sehat. Kemungkinan untuk mengalami keguguran akan lebih tinggi (Sloane
& Benedict, 1991).
d. Pendidikan
Perkembangan kognitif akan mempengaruhi kemampuan individu dalam
menyesuaikan diri terhadap stresor yang timbul. Demikian halnya dengan
ibu hamil anak pertama, tingkat kecemasan akan berbeda antara mereka
yang berpendidikan rendah, menengah dan sedang.
18
e. Usia Kandungan
Masa kehamilan dibagi menjadi 3 trimester dan mempunyai pengaruh
psikologis yang berbeda pada ibu hamil. Pada awal kehamilan, umumnya
ibu hamil menunjukkan rasa cemas, panik dan takut karena adanya pendapat
bahwa hamil
merupakan ancaman maut yang menakutkan serta
membahayakan bagi dirinya.
Ketika perut dan payudara membesar, cemas yag dirasakan timbul lagi.
Menjelang persalinan pada trimester ketiga biasanya muncul pertanyaan
apakah bisa melahirkan dan bagaimana nanti, juga akan menimbulkan
kecemasan tersendiri. Pada usia kehamilan 7 bulan, tingkat kecemasan ibu
akan meningkat dan intensif seiring dengan mendekatnya saat-saat
persalinan bayi pertamanya. Hal ini merupakan masa riskan terjadinya
prematur dan tingkat kecemasn ibu akan meningkat (Kartono, 1992).
f. Kondisi Kesehatan
Kondisi fisik tubuh dapat mempengaruhi proses kehamilan dan
persalinan. Kondisi fisik yang sehat dapat mengurangi tingkat kecemasan
ibu selama hamil dan persalinan (Thompson, 2004).
g. Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi sangat mempengaruhi kondisi psikologis ibu hamil
(Sloane & Benedict, 1991). Ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi tinggi
mempunyak kecemasan yang lebih rendah daripada mereka yang berasal
dari tingkat sosial ekonomi yang rendah. Hal ini berkaitan dengan biaya
19
persalinan maupun biaya pemeliharaan bayi sampai dengan kehidupan
dewasanya
h. Dukungan orang-orang terdekat
Peran suami sangat dibutuhkan selama proses kehamilan. Seorang suami
sebaiknya mendampingi istri untuk memeriksakan kehamilannya, sehingga
suami dapat mengetahui dan mengikuti tahap demi tahap perkembangan
bayinya. Selain itu, suami bisa lebih memahami keadaan emosi istri.
Kondisi menjelang persalinan merupakn saat yang paling menegangkan dan
melelahkan bagi seorang ibu hamil. Pada situasi iniliah keberadaan suami
sangat membantu sang istri (Umami & Puspitasari, 2007).
i. Spiritualitas
Dalam kaitannya dengan ibu hamil, spiritualitas memberikan peran yang
penting dan proses mempercepat penyembuhan pasien dalam perawatan
yang bersifat kejiwaan bagi seorang pasien yang sedang mengalami
penyakit fisik. Dengan kata lain, spiritualitas pada ibu hamil sangatlah
penting dalam kehidupannya, dan dengan keyakinannya terhadap agama
maka ibu hamil akan lebih mendekatkan diri dengan Tuhan-Nya (Dharajat,
1990).
Berdasarkan uraian diatas, faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu
hamil anak pertama menjelang persalinan adalah usia, status pernikahan,
riwayat keguguran, pendidikan, usia kandungan, kondisi kesehatan, status
sosial ekonomi, dukungan dari orang-orang yang terdekat dan spiritualitas.
20
B. Terapi Tadabbur Al-quran
1. Pengertian Tadabbur Al-quran
Menurut Al-Lahim (2006), tadabbur adalah upaya memikirkan dan
merenungi ayat-ayat Al-quran agar dapat memahami dan mengungkapkan
makna, hikmah serta maksud yang dikehendak. Menurut Sin & Yusoff (2012)
pengertian tadabbur menurut bahasa dan istilah adalah :
a. Pengertian Tadabbur menurut Bahasa
Tadabbur berasal dari pecahan kalimat (1) dabbara yang berarti
mengatur, merencana, dan membuat perancangan, (2) tadabbar yang berarti
merenung, memikirkan, memperhatikan, (3) tadabbur yang berarti
renungan, pemerhatian. Menurut percakapan bahasa Arab, tadabbur adalah
memikirkan persoalan dibalik sesuatu. Proses ini berawal dari pemerhati,
berpikir terhadap sesuatu hingga memperhatikan persoalan dibaliknya.
b. Pengertian Tadabbur menurut Istilah
Tadabbur merupakan suatu usaha untuk meneliti maksud ayat secara
berulang-ulang. Tadabbur berlaku berdasarkan pemerhatian, penelitian dan
pengkajian terhadap makna ayat Al-quran.
Purwoko (2012) berdasarkan perspektif agama islam, tadabbur ayat-ayat
Al-quran dapat dijadikan upaya untuk mengatasi gangguan psikologis. Hal ini
termuat dalam QS. Yunus : 57 “Hai manusia, sesungguhnya telah datang
kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit
(yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
21
beriman”. QS. Sad : 29 “kitab (Al-quran) yang Kami turunkan kepadamu
penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang
yang berakal sehat mendapat pelajaran”.
Pada saat tadabbur Al-quran akan ada proses memaknai dan memahami
setiap arti kata dari Al-quran. Proses ini akan mempengaruhi sisi kognitif setiap
orang. Dari pemahaman kognitif tersebut timbul keyakinan yang membuat
seseorang akan merubah pola pikirnya, bahkan perilakunya. Rogers
mengatakan tingkah laku manusia hanya dapat dipahami dari bagaimana
seseorang memandang realita secara subjektif dan dapat diubah dengan
kemampuannya untuk menentukan nasibnya sendiri (Alwisol, 2009).
Quran Surah yang akan digunakan dalam penlitian ini adalah QS. Lukman
(31) : 12-18 dan QS. Ar-Rahman (55). Pemilihan dua ayat ini karena isinya
yang menceritakan tentang pendidikan anak dalam perspektif tafsir surah
Lukman serta mencoba untuk bersyukur dengan nikmat yang telah diberikan
oleh Allah SWT kepada setiap manusia. Kandungan nilai pendidikan yang
terdapat dalam QS. Lukman adalah (1) menanamkan keimanan dan ketauhidan
kepada anak, (2) memerintahkan anak untuk berbuat baik kepada kedua orang
tua, (3) menanamkan rasa diawasi Allah, (4) mendirikan shalat, (5) melakukan
amar
makruf
(melakukan
kebaikan)
dan
nahi
mungkar
(mencegah
kemungkaran), (6) sabar dalam menghadapi cobaan, (7) tidak bersikap
sombong, dan (8) sederhana dalam berjalan dan berbicara. Secara keseluruhan
isi dari QS. Ar-Rahman menjelaskan tentang kepemurahan Allah kepada
hamba-hamba-Nya, yaitu dengan cara memberikan nikmat yang tidak
22
terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti. Melalui surah ini Allah seakan
memberi sinyal kepada manusia akan sifat manusia yang pelupa, kufur nikmat
dan tidak mau berfikir.
2. Langkah-Langkah Tadabbur Al-quran
Menurut Qardhawi (1999) langkah-langkah tadabbur Al-quran adalah :
a. Saat berhadapan dengan Al-quran maka harus yakin dan percaya bahwa Alquran yang ada dihadapan kita adalah kalam Allah, petunjuk dari Tuhan
yang menciptakan alam semesta.
b. Baca Al-quran hanya dengan niat untuk menerima bimbingan dari Allah,
mendekatkan diri pada-Nya dan mencari kebahagiaan hidup melalui rahmat
dan lindungan-Nya.
c. Baca Al-quran dengan penuh rasa syukur karena telah mendapat nikmat dan
kesempatan untuk membaca petunjuk Tuhan, berdialog dengan Allah dan
mendapatkan bimbingan dari-Nya melalui kalam-Nya.
d. Tentukan tujuan dan kenapa harus membaca Al-quran.
Berdasarkan uraian diatasm langkah-langkah tadabbur Al-quran adalah harus
yakin dan percaya, memiliki niat yang kuat, dan membaca dengan penuh rasa
syukur.
C. Pengaruh Terapi Tadabbur Al-quran untuk Mengurangi Kecemasan
Menghadapi Persalinan Anak Pertama
Kecemasan menghadapi persalinan ini merupakan kondisi emosi yang tidak
menyenangkan dan membuat ibu hamil merasa tidak nyaman, karena dengan
23
kondisi seperti ini aktivitas yang akan dilakukan menjadi terganggu. Merasa
terbebani dengan keadaan yang belum pasti terjadi inipun menjadi hambatan bagi
ibu hamil ketika ingin berinteraksi dengan orang lain. Gejala fisik mulai terlihat,
mulai berkeringat, panas dingin, sering mondar-mandir, jantung berdetak lebih
kencang, otot menjadi tegang dan mulai terlihat gemetar. Selain itu, mulai timbul
perasaan emosi yang negatif dan rasa cemas tentang masa depan yang ditandai
dengan perilaku cemas, khawatir serta gugup. Rasa cemas ini datangnya beruntun
dalam satu episode dan seringkali tidak terduga. Ibu hamil yang mengalami
kecemasan ini biasanya muncul akibat tekanan yang terjadi dimasa lalu.
Kecemasan ini bisa diatasi ketika ibu hamil mulai membiasakan diri untuk
tadabur Al-quran sebagai salah satu terapi. Karena Al-quran sebagai petunjuk
manusia untuk hidup dalam kebahagiaan dan kebenaran, sehingga manusia tidak
merasa pada kebingungan dan keragu-raguan. Al-quran juga berfungsi sebagai
obat penawar bagi segala macam penyakit hati atau emosional. Di dalam Al-quran
banyak terdapat ayat-ayat dan kisah-kisah mengenai kemukjizatan Al-quran
sebagai penyembuh. Akhirnya Al-quran berfungsi sebagai rahmat bagi seluruh
umat manusia dan alam semesta (Qadri, 2003).
Al-quran mempunyai kekuatan spiritual yang luar biasa dan mempunyai
pengaruh mendalam atas diri manusia. Di dalam Al-quran banyak memuat ayatayat tuntunan menyembuhkan penyakit manusia, termasuk penurunan kecemasan.
Khususnya QS. Lukman dan QS. Ar-Rahman. Dimana kedua surah tersebut
mengandung nilai pendidikan anak serta kebersyukuran akan nikmat yang telah
diberikan-Nya. Tingkat efektifitas kemanjuran Al-quran tergantung pada seberapa
24
jauh tingkat keyakinan seseorang. Keyakinan tersebut dapat diraih dengan
membiasakan diri untuk tadabbur serta melaksanakan isi kandungan Al-quran.
Masing-masing tahapan perlakuan terhadap Al-quran akan membawa individu ke
alam yang dapat menenangkan dan menyejukkan jiwa. Berubahnya kondisi cemas
menjadi tenang dengan adanya Al-quran akan dapat menurunkan kecemasan
seseorang (Mulyadi, Hidayah & Mahfur, 2012).
Ketika seorang merasa cemas maka akan merasa sendirian, sehingga seseorang
tersebut mengharapkan pertolongan dari yang lain. Diantaranya dengan tadabbur
Al-quran dan doa-doa yang diucapkan. Seorang tersebut akan mempunyai harapan
bahwa Allah mengabulkan permohonannya, memenuhi kebutuhannya dan
melegakan hatinya. Terlepas dari apakah Allah mengabulkan permohonannya atau
tidak, dengan sekedar menghadap Allah dengan berharap Allah akan
menolongnya (Mulyadi, Hidayah & Mahfur, 2012).
Tadabbur Al-quran dilakukan dengan memiliki keyakinan dan kepercayaan
bahwa Al-quran adalah kalam Allah. Lukman as berkata “tiada amal baik dapat
dilaksanakan kecuali dengan keyakinan, tiada seorang hamba mampu beramal
kecuali sekedar keyakinannya, dan tiada akan berkurang amalnya sampai
berkurang pula keyakinannya” (Qardhawi, 1999). Pada proses meyakini dan
mempercayai Al-quran, sisi kognitif setiap orang akan merubah pola pikir bahkan
perilakunya. Rogers mengatakan bahwa tingkah laku manusia hanya dapat
dipahami dari bagaimana seseorang melihat realita secara subjektif dan dapat
diubah dengan kemampuannya untuk menentukan nasibnya sendiri (Alwisol,
25
2009). Keyakinan yang dimiliki akan bertahan lebih lama, sehingga memiliki efek
yang lebih lama juga.
Niat tadabbur Al-quran untuk menerima bimbingan dari Allah dan
mendekatkan diri kepada-Nya serta untuk mengubah dirinya. Hal ini diperjelas
dalam Al-quran “sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum,
sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’d : 11). Ibu
hamil mengubah dirinya untuk menurunkan tingkat kecemasan, karena dengan
adanya niat seseorang akan berusaha sungguh-sungguh untuk mendapatkan apa
yang ia inginkan. Rasa tenang akan diturunkan kepada seseorang yang ketika ia
melatunkan ayat-ayat Al-quran dengan rasa tulus, ikhlas dan menghadap total
kepada Allah ta’ala. Dan dalam keadaan seperti ini ia akan diliputi oleh para
malaikat dan rahmat dari Allah SWT (Najati, 2004).
Rasa tenang yang hadir ketika tadabbur Al-quran dapat mereduksi hormonhormon yang mengakibatkan vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) dan
spasme
(ketegangan
otot)
pada
pembuluh-pembuluh
darah
ibu
hamil,
memperbaiki sirkulasi utero-plasenter, meningkatkan oksigenisasi dan pemberian
nutrisi bagi janin di dalam kandungan ibunya. Ketenangan jiwa juga dapat
mereduksi kejadian keguguran, kejadian lahir prematur, lahir dengan berat badan
bayi rendah, bayi dengan kecacatan fisik dan mental emosioal (Rahmawati, 2010).
Ketenangan ini juga didapatkan bagi para pasien di Barat yang diterapi berbasis
orientasi islam. Dari contoh ini, jelas bahwa psikoterapi islam efektif untuk pasien
Muslim (Othman, Iqbal & Rahmat, 2012).
26
Perasaan dekat atau berjumpa dengan Allah juga akan mempengaruhi tadabbur
Al-quran yang dibaca oleh ibu hamil, karena ketika ibu hamil dekat dengan
Tuhan-nya rasa syukur akan muncul sebagai bentuk ekspresi bahwa ibu hamil
telah mendapat banyak nikmat. Rasa senang akan muncul ketika ibu hamil bisa
mensyukuri apa yang telah diberi Tuhan-nya. Secara kognitif orang yang
merasakan senang akan melepaskan hormon bahagia yakni endhorpine yang
membantu untuk mengurangi rasa stress dan gelisah (Pinel, 2009). Mampu
menciptakan rasa senang dan bahagia dengan memicu saraf dan fisik, sehingga
detak jantung menjadi lambat dan mengurangi rasa cemas yang berlebihan.
Sehingga reaksi positif yang ditimbulkan rasa senang akan menurunkan tingkat
kecemasan pada ibu hamil.
Pendekatan spiritual biasa diterapkan untuk menyembuhkan jiwa terkait
kebutuhan spesifik
dari satu
individu.
Max
Thurian (Kuchan,
2007)
mendefinisikan titik awal yang diberikan kepada orang dalam masa penyembuhan
melalui spiritual adalah ketika kondisi psikologis diarahkan kapada kitab suci
sebagai terapi spiritualnya.
Sebagai umat muslim, Al-quran merupakan pedoman yang mampu mengobati
segala macam penyakit, termasuk gangguan kecemasan. Ketika mentadabburi Alquran dengan tenang gejala fisik yang terjadi ketika seseorang mengalami
kecemasanpun
menjadi
turun,
karena
Al-quran
mampu
menghilangkan
kegelisahan dan kesedihan. Sehingga hati akan menjadi tenang, pikiran terkendali,
dan jiwa terasa lapang (Najati, 2004). Piskoterapi islam sangat komprehensif dan
27
universal. Hal ini mencakup semua aspek kehidupan di dunia dan hari setelahnya
(Othman, Iqbal & Rahmat, 2012).
Allah SWT berfirman, yang artinya:
“Dan kami turunkan Al-quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang yang beriman....” (QS. Al-Israa: 82)
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kapadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit (yang berada) dalamdada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman”. (QS. Yunus: 57)
“Katakanlah: “Al-quran itu adala petunjuk dan penawar”. (QS.
Fushilat: 44)
Hal ini diperkuat juga dengan salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu
Majjah dalam kitabnya, dari Ali RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik obat ialah Al-quran”.
Al-quran berisi nasehat, peringatan bahkan doa-doa yang baik. Tadabbur Alquran termasuk salah satu cara berdekatan dan berdoa dengan Allah SWT.
Menurut McCullough (Breslin & Lewis, 2008) yang mempengaruhi fisik dan
psikologis seseorang adalah efek dari berdoa. Hasil dari berdoa pun mampu
menjaga kesehatan. Hal ini terlihat ketika detak jantung mulai berdetak normal,
ketegangan otot menurun dan bernafas pun menjadi lega. Ini merupakan ciri-ciri
orang yang tidak mengalami kecemasan.
28
D. Kerangka Teori
Ibu hamil anak pertama
Takut proses persalinan
tidak lancar
Takut sakit saat melahirkan
Rasa Takut :
Takut terjadi sesuatu pada
bayi : lahir tidak
sempurna (cacat), bayi
premature
Takut caesar
Kecemasan
Fisiologis:
aktivitas saraf simpatis
semakin
meningkat,
jantung berdetak lebih
cepat,
nafas
pendek,
pembuluh yang mengarah
pada rahim berkontraksi
dan menegang sehingga
menimbulkan rasa nyeri.
Psikis:
Cemas berlebih, perasaan
tidak bahagia, ragu-ragu,
mengkhawatirkan proses
persalinan yang tidak
berjalan dengan lancar,
bahkan
memkirkan
sesuatu yang belum tentu
benar akan terjadi
Emosi:
Kondisi emosi
naik
turun,
sesuai dengan
mood
Terapi Tadabbur Al-quran
Fisiologis:
Jantung berdetak normal,
pembuluh rahim melemas dan
melentur, rasa sakit dan nyeri
berkurang, serviks menipis serta
dapat membuka sewaktu tubuh
berdenyut dan mendorong bayi
keluar dengan mudah
Psikis:
Adanya
endorphine
menjadi
lebih
tenang,
cemas
berkurang, optimis
Kecemasan menurun
Emosi:
Kondisi emosi
naik
turun,
sesuai dengan
mood
29
Keterangan :
: Menyebabkan
: Mencakup/cakupan
: Intervensi
: Hasil Intervensi
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang
mendapatkan Terapi Tadaburr Al-quran akan mengalami penurunan kecemasan
dalam menghadapi persalinan anak pertama. Sebaliknya yang tidak mendapatkan
Terapi Tadabbur Al-quran tidak mengalami penurunan kecemasan
Download