13 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data lapang penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2011. Tempat penelitian berada di dua lokasi yaitu untuk kapal fiberglass di galangan kapal CV. Sinar Fiberglass Cilacap, sedangkan untuk kapal kayu dilakukan di galangan kapal Karangsong, Indramayu. 3.2 Peralatan Penelitian Peralatan yang digunakan pada penelitian ini meliputi : 1) Peralatan yang dipergunakan dalam pengukuran kapal di lapangan, meliputi : (1) Alat ukur; (2) Data sheet; (3) Kamera; dan (4) Alat tulis; 2) Peralatan yang digunakan dalam mengolah data adalah PC (hardware) dan Microsoft Oficce (software). 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian komparatif. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawab secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu (Nazir 1988). Metode ini digunakan untuk membandingkan dua objek penelitian yaitu kapal kayu dan kapal fiberglass yang selanjutnya didapatkan informasi mengenai gambaran komponen biaya dalam pembuatan kapal kayu dan kapal fiberglass serta biaya produksi keduanya. 3.4 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan pada penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan sendiri oleh penulis. Sampel kapal yang diambil adalah kapal kayu dan kapal fiberglass yang masing-masing berjumlah tiga unit. Jumlah tersebut 14 diperoleh karena terbatasnya jumlah kapal yang sedang dibangun di tiap lokasi penelitian. Informasi mengenai komponen dan biaya produksi kapal diperoleh melalui pengamatan langsung di galangan dan wawancara dengan narasumber. Narasumber pada penelitian ini terdiri dari: 1) Pengrajin kapal (dua pengrajin kapal kayu dan satu pengrajin kapal fiberglass); 2) Pemilik galangan (dua pemilik galangan kapal kayu dan satu pemilik galangan kapal fiberglass); 3) Pemilik kapal (satu pemilik kapal kayu dan satu pemilik kapal fiberglass); 4) Supplier material bahan baku kapal (satu supplier untuk galangan kapal kayu dan satu supplier untuk galangan kapal fiberglass). Data yang diperoleh dari ketiga sampel kapal tersebut, selanjutnya akan dibandingkan. Dalam rangka mendapatkan kesetaraan perbandingan, kapal yang dibandingkan adalah kapal yang memiliki ukuran yang hampir sama. Ukuran tersebut akan dilihat berdasarkan nilai cubic number (CUNO) yang diperoleh dari perkalian (panjang kapal (LOA) x lebar kapal (B) x tinggi kapal (D)). Data primer yang dikumpulkan antara lain : 1) Dimensi utama kapal yang dibangun; 2) Biaya-biaya meterial dan harga tiap satuan yang dibutuhkan dalam membangun kapal; 3) Biaya mesin dan perlengkapannya serta harga tiap satuan unit yang dibutuhkan dalam membangun kapal; 4) Biaya tenaga kerja; dan 5) Faktor-faktor yang terkait dengan penentuan biaya produksi. 3.5 Analisis Data 3.5.1 Perhitungan biaya produksi Perhitungan biaya produksi kapal dilakukan untuk mengetahui biaya yang diperlukan dalam produksi kapal. Biaya produksi kapal merupakan penjumlahan dari biaya komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat suatu kapal. Elemen-elemen biaya yang merupakan bagian penyusun dari biaya produksi kapal adalah sebagai berikut : 15 1) Biaya kasko; 2) Biaya instalasi mesin; dan 3) Biaya tenaga kerja. Perhitungan biaya produksi kapal dilakukan menggunakan rumus seperti dibawah ini : TC = F1.X1 + F2.X2 + F3.X3 +.......+ Fn . Xn Keterangan : TC = biaya total produksi kapal Fn = komponen biaya pembuatan kapal Xn = Harga satuan 3.5.2 Perhitungan biaya penyusutan dan perawatan kapal Perhitungan ini digunakan untuk melihat berapa perbandingan jumlah biaya penyusutan dan perawatan kapal kayu dan kapal fiberglass yang dikeluarkan pertahunnya. Kapal yang dijadikan sampel yaitu dengan ukuran kapal yang hampir sama. Total penyusutan dan perawatan kapal diperoleh dari penjumlahan antara biaya penyusutan kapal dengan biaya perawatan kapal pertahun. 3.5.3 Analisis usaha pembuatan kapal Selanjutnya setelah mengetahui biaya produksi dan biaya perawatan kapal kayu dan kapal fiberglass, kemudian keduanya dilakukan perbandingan terhadap analisis usaha dari pembuatan kapal kayu dan kapal fiberglass dengan mengkaji analisis finansial pembuatan kapal kayu dan kapal fiberglass yang meliputi di bawah ini : 1) Analisis Keuntungan Analisis keuntungan merupakan jumlah nominal yang diperoleh dari selisih antara total pemasukan yang diterima dengan total pengeluaran yang dikeluarkan. Analisis ini bertujuan untuk mengukur apakah kegiatan usaha yang dilakukan pada saat ini berhasil atau tidak. Analisis ini dapat juga digunakan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha yang dilakukan (Umar, 2003). Rumus yang digunakan adalah : 16 π = TR – TC keterangan : π = Keuntungan TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya Kriteria : Jika total penerimaan > total biaya, usaha untung/layak untuk dilanjutkan; Jika total penerimaan = total biaya, usaha tidak untung dan tidak rugi (impas); Jika total penerimaan < total biaya, usaha rugi/tidak layak untuk dilanjutkan. 2) Revenue cost ratio (R/C ratio) Analisis ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu cukup menguntungkan (Umar, 2003). Rumus yang digunakan adalah : Kriteria : Jika R/C > 1, maka kegiatan usaha tersebut untung sehingga usaha tersebut layak untuk dilanjutkan; Jika R/C = 1, maka kegiatan usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi (impas); Jika R/C < 1, usaha rugi/tidak layak untuk dilanjutkan. 3) Payback Period (PP) Merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas. Payback period dapat juga diartikan sebagai rasio antara initial cash investment dengan cash inflow yang hasilnya merupakan satuan waktu, selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima. Rumus yang digunakan (Umar, 2003) adalah : PP = 17 Keterangan: i = Investasi π = Keuntungan per tahun 4) Net Present Value (NPV) Net Present value merupakan selisih antara present value dari benefit dan present value dari biaya, NPV ini dinyatakan dalam rumus (Kadariah et al., 1999). NPV = , dimana: Bt : penerimaan (benefit) yang diperoleh pada tahun ke-t Ct : biaya (cost) yang dikeluarkan pada tahun ke-t N : umur proyek I : discount Factor. Kriteria: NPV > 0, usaha layak dilanjutkan NPV = 0, usaha tidak untung dan tidak rugi NPV < 0, usaha tidak layak untuk dilanjutkan 5) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net B/C merupakan perbandingan sedemikian rupa, sehingga pembilangnya terdiri atas present value total dari benefit bersih dalam tahun-tahun dimana benefit bersih itu bersifat benefit, sedangkan penyebutnya terdiri atas presen value total dari biaya bersih dalam tahun-tahun dimana Bt – Ct bersifat negaif, yaitu biaya kotor lebih besar daripada benefit kotor, yang dinyatakan dengan rumus (Kadariah et al., 1999) : Net B/C R = , dimana: Bt : penerimaan (benefit) yang diperoleh pada tahun ke-t Ct : biaya (cost) yang dikeluarkan pada tahun ke-t n : umur proyek 18 I : discount rate. Nilai Net B/C ratio mengandung dua arti penting, yaitu : 1) Net B/C ratio ≥ 1 berarti proyek layak 2) Net B/C ratio ≤ 1 berarti proyek tidak layak. 6) Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return merupakan nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol. Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat keuntungan internal yang diperoleh dari investasi yang ditanamkan. Internal Rate of Return dinyatakan dalam rumus (Kadariah et al, 1999) : IRR = + ( - ), dimana : : discount rate yang menghasilkan NPV positif : discount rate yang menghasilkan NPV negatif : NPV yang bernilai positif : NPV yang bernilai negatif. Suatu usaha atau kegiatan investasi dikatakan layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat discount rate yang ditentukan. Sebaliknya jika IRR lebih kecil dari tingkat discount rate yang ditentukan maka usaha tidak layak untuk dijalankan.