Nama NIM Kelas : Damai Bumi Eka Saputra : 21090125140167 :C Link jurnal yang dibaca : Perencanaan Kapal Ikan untuk Nelayan Daaerah Tegal Berikut analisis kritis terhadap artikel “Fabrikasi Kapal Fiberglass Sebagai Bahan Alternatif Pengganti Kapal Kayu untuk Meningkatkan Produktifitas Nelayan di Perairan Bengkalis” (Pardi & Afriantoni, 2017), mencakup substansi isi (kekuatan & kelemahan) serta gaya bahasanya. Analisis Substansi Kekuatan: 1. Relevansi kontekstual tinggi. Topik pemanfaatan fiberglass sebagai pengganti kayu menyasar masalah nyata di daerah pesisir Bengkalis—menipisnya pasokan kayu dan kebutuhan nelayan akan kapal yang tahan lama. 2. Tujuan penelitian aplikatif. Artikel tidak hanya bersifat teoritis, tetapi berorientasi pada solusi konkret: memberikan panduan teknis fabrikasi kapal fiberglass. 3. Struktur sistematis. Pembagian bagian (Pendahuluan–Metode–Hasil–Kesimpulan) mengikuti format ilmiah yang rapi, sehingga mudah diikuti. 4. Deskripsi teknis rinci. Penjelasan tentang tahapan fabrikasi, material (resin, woven roving, katalis, dll.), dan metode laminasi menunjukkan pengetahuan praktis lapangan. 5. Keterhubungan dengan penelitian terdahulu. Penulis mengutip sejumlah literatur pendukung (Anwar, 2012; Munasir, 2011; Patria & Pribadi, 2017), menunjukkan upaya integrasi pengetahuan yang sudah ada. Kelemahan: 1. Minim analisis kuantitatif. Penelitian ini lebih bersifat deskriptif daripada eksperimental; tidak ada uji kekuatan material, perbandingan biaya aktual, atau data efisiensi performa kapal fiberglass vs. kayu. 2. Validasi hasil lemah. Tidak ada data empiris seperti hasil uji tarik, berat total, daya apung, atau evaluasi performa di laut — padahal itu esensial untuk klaim “meningkatkan produktivitas”. 3. Ruang lingkup terbatas. Hanya fokus pada tahapan fabrikasi; tidak dibahas aspek ekonomi (mis. analisis cost-benefit) atau sosial (penerimaan nelayan terhadap inovasi). 4. Minim diskusi kritis. Hasil hanya mendeskripsikan proses tanpa membandingkan alternatif metode atau menelaah potensi kegagalan/risiko teknis. 5. Keterbaruan (novelty) rendah. Sebagian besar informasi merupakan penerapan dari standar atau penelitian terdahulu, bukan inovasi teknologis baru. 6. Tidak ada visualisasi data kuantitatif. Gambar hanya bersifat ilustratif (lines plan, cetakan, proses laminasi) tanpa tabel hasil atau grafik performa. Analisis Gaya Bahasa Kekuatan: 1. Bahasa formal ilmiah. Struktur kalimat mengikuti kaidah akademik, dengan kosakata teknis yang sesuai bidang perkapalan. 2. Kalimat informatif dan langsung. Penulis menyampaikan langkah-langkah proses fabrikasi secara konkret dan kronologis. 3. Kohesi logis antarbagian cukup baik. Transisi dari observasi → metode → hasil berjalan runtut. Kelemahan: 1. Bahasa cenderung deskriptif-naratif, bukan analitik. Kalimat banyak menjelaskan “apa yang dilakukan” tanpa menelusuri “mengapa demikian” atau “implikasi ilmiahnya”. 2. Kurang argumentatif. Artikel tidak membangun tesis yang kuat atau menimbang kontra-argumen terhadap penggunaan fiberglass (mis. dampak lingkungan, biaya awal tinggi, atau pelatihan tenaga kerja). 3. Konsistensi gaya belum ketat. Beberapa bagian menggunakan gaya instruksional (“dilakukan dengan cara...”) yang terasa seperti panduan teknis, bukan paparan hasil penelitian akademik. 4. Kurang efektif dalam menonjolkan hasil dan signifikansi. Kesimpulan terlalu ringkas; tidak ada penegasan temuan utama atau rekomendasi untuk implementasi industri. 5. Kesalahan tipografis minor. Ada beberapa ketidakkonsistenan spasi dan tanda baca (misalnya: “dengam”, “bagaian”), yang menurunkan kesan profesionalisme ilmiah. Saran Perbaikan Untuk substansi: Tambahkan data kuantitatif (biaya, durabilitas, kekuatan tarik, bobot kapal, dan performa laut) agar argumen ilmiah dapat diverifikasi. Lakukan analisis perbandingan antara kapal kayu dan fiberglass, mencakup aspek ekonomi dan operasional. Sertakan diskusi kritis mengenai keterbatasan metode dan potensi risiko penggunaan fiberglass di lingkungan tropis laut asin. Perluasan konteks: tambahkan implikasi sosial-ekonomi bagi komunitas nelayan dan kebijakan perikanan daerah. Untuk gaya bahasa: Gunakan kalimat analitik dengan konektor logis (“karena itu”, “sebagai akibatnya”, “berdasarkan hasil pengujian…”). Perkuat argumen dengan justifikasi ilmiah dan kritik terhadap literatur terdahulu. Revisi redaksi untuk konsistensi terminologi teknis dan ketepatan tata bahasa. Apakah Anda ingin saya bantu ubah artikel ini menjadi versi review akademik (misalnya seperti format penilaian jurnal ilmiah atau ringkasan evaluatif 2 halaman)? Itu akan memudahkan jika Anda ingin menyerahkan analisis ini sebagai tugas atau laporan telaah kritis.