PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI FUNGSI DAN PERAN

advertisement
Dinamika
Vol. 5, No. 4, April 2015
ISSN 0854-2172
PENINGKATAN HASIL BELAJAR
MATERI FUNGSI DAN PERAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CIRC
Endah Wigati
SMP Negeri 3 Comal - Pemalang
Abstrak
Pencapaian target dari penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan minat belajar, partisipasi
aktif peserta didik dalam diskusi kelompok, dan hasil belajar materi peran penduduk dalam
pembangunan. Subjek penelitian berjumlah 35 peserta didik dengan metode pengumpulan
datanya menggunakan angket, pengamatan, dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran melalui model CIRC dapat meningkatkan minat belajar peserta didik, partisipasi
aktif peserta didik dalam diskusi kelompok, dan hasil belajar materi peran penduduk dalam
pembangunan.
© 2015 Dinamika
Kata Kunci: model CIRC, minat, partisipasi aktif, penduduk.
PENDAHULUAN
IPS merupakan penyederhanaan dari berbagai ilmu sosial dengan tujuan utama untuk
membentuk warga negara yang baik. IPS merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu
sosial, seperti geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi. Karena terdiri dari berbagai ilmu sosial,
maka dalam pengorganisasian materi digunakan pendekatan interdisipliner atau pendekatan terpadu
(integrated approach).
Di dalam program persekolahan IPS dikoordinasikan sebagai bahan sistematis dan dibangun
di atas beberapa disiplin ilmu antara lain Antropologi, Ilmu politik, Arkeologi, Ekonomi, Geografi,
Sejarah, Hukum, Filsafat Psikologi, Agama, Sosiologi, dan juga mencakup materi yang sesuai dari
humaniora, IPS, dan ilmu-ilmu alam.
Berdasarkan perspektif di atas dapat bahwa IPS merupakan kajian ilmu-ilmu sosial secara
terpadu yang disederhanakan untuk pembelajaran di sekolah dan mempunyai tujuan agar peserta
didik dapat mengamalkan nilai-nilai sehingga dapat menjadi warga negara yang baik berdasarkan
pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang
akan datang.
Tujuan utama dari pembelajaran IPS adalah membentuk warga negara yang baik. Hal
tersebut seperti yang dijelaskan oleh Sapriya dalam http://eprints.uny.ac.id sebagai berikut: (1)
mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2)
memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI FUNGSI DAN PERAN PENDUDUK DALAM
PEMBANGUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CIRC
Endah Wigati
41
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; dan (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Secara umum bahwa dengan pembelajaran IPS diharapkan peserta didik peka terhadap
masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat dan menjadi warga negara yang baik dengan
memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Kemudian, Memiliki kesa-daran dan
kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terha-dap nilai-nilai
sejarah dan kebudayaan masyarakat.
Belajar adalah suatu perbuatan yang dilakukan secara terus menerus sepanjang hidup
manusia dan sesuatu yang harus dilakukan oleh manusia. Beberapa ahli telah mencoba
merumuskan dan membuat tafsiran tentang belajar. Muhibin Syah (1995: 91) menyatakan belajar
adalah perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Ngalim Purwanto dalam Suci Budiarti
(2014) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku dimana perubahan itu
dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik. Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana (1989)
mengemukakan bahwa hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku dalam ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal ini sejalan dengan pendapat Moh. Uzer Usman dalam Etit
Susongkowati (2014) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat terlihat dari tingkah laku peserta
didik setelah melakukan kegiatan belajar mengajar.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil pengertian umum bahwa belajar adalah suatu
proses dimana proses tersebut menghasilkan suatu perubahan dan perubahan tersebut sebagai hasil
belajar. Hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang dicapai peserta didik setelah terjadi proses
belajar mengajar. Belajar akan mengubah diri seseorang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak bisa menjadi bisa, dan dari tidak biasa menjadi biasa.
Untuk dapat disebut hasil belajar, maka perolehan sesuatu yang baru pada tingkah laku itu
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (1) hasil belajar sebagai pencapaian tujuan belajar; (2)
asil belajar harus sebagai buah dari proses kegiatan yang disadari; (3) hasil belajar harus sebagai
produk dari proses latihan; (4) hasil belajar harus merupakan tindak tanduk yang berfungsi efektif
dalam kurun waktu tertentu; (5) hasil belajar harus berfungsi operasional dan potensial. (Tim
Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1989)
Pemilihan metode pembelajaran tergantung pada strategi pembelajaran yang dipilih. Metode
yang efektif merupakan syarat bagi terjadinya pengajaran efektif. Suatu proses pembelajaran
dikatakan efektif bila menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan yang diha-rapkan. Sedangkan
metode pembelajaran dikatakan efisien bila penerapannya menghasilkan sesuatu yang diharapkan
dengan menggunakan tenaga, usaha, biaya, dan waktu belajar yang relative kecil. Pemilihan metode
pembelajaran tergantung pada strategi pembelajaran yang dipilih. Metode yang efektif merupakan
syarat bagi terjadinya pengajaran efektif. Suatu proses pembelajaran dikatakan efektif bila
menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan metode pembelajaran
dikatakan efisien bila penerapannya menghasil-kan sesuatu yang diharapkan dengan menggunakan
tenaga, usaha, biaya, dan waktu belajar yang relatif kecil.
Tujuan kerja kelompok adalah agar peserta didik mampu bekerjasama dengan teman yang
lain dalam mencapai tujuan bersama. Keberhasilan kerja kelompok ini menuntut kegiatan yang
kooperatif dari beberapa individu tersebut. Metode kooperatif merupakan strategi pembelajaran
yang mendorong peserta didik aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui keterampilan
proses.
42
Dinamika
Vol. 5. No. 4. (2015)
Agar peserta didik dapat bekerjasama dengan baikdi dalam kelompoknya, maka perlu
diajarkan keterampilan-keterampilan kooperatif sebagai berikut: (1) berada dalam tugas, yaitu tetap
berada dalam kerja kelompok dan menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya; (2)
mengambil giliran dan mengambil tugas, yaitu bersedia menerima tugas dan membantu
menyelesaikan tugas; (3) mendorong partisipasi, yaitu memotivasi teman sekelompok untuk
memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok. Hal ini akan menumbuhkan rasa percayadiri; (4)
mendengarkan dengan aktif, yaitu mendengar dengan menyerap informasi yang disampaikan oleh
teman dan menghargai pendapat teman; dan (5) bertanya, yaitu terampil menanyakan informasi
atau penjelasan lebih lanjut dari teman sekelompok.
Hal yang perlu diperhatikan guru untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam bertanya
antara lain: (a) meninjau pelajaran yang lalu, agar peserta didik memusatkan lagi perhatian tentang
jumlah kemajuan yang dicapai; (b) menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerjasama peserta
didik; (c) menangkap perhatian peserta didik; (d) memimpin pengamatan dan pemikiran peserta
didik.
Dalam model CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) peserta didik ditempatkan
dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiridari 4 – 5 peserta didik. Dengan
pembelajaran kelompok, diharapkan para peserta didik dapat meningkatkan pikiran kritisnya,
kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Salah satu cirri pembelajaran kooperatif adalah
kemampuan peserta didik untuk bekerjasama dalam kelompok kecil yang heterogen. Masing-masing
anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara. Karena pada pembelajaran kooperatif
keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka peserta didik yang pandai ikut bertanggung jawab
untuk membantu temannya yang lemah.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh guru dalam pembelajaran kooperatif tipe CIRC
adalah sebagai berikut: (1) guru menerangkan kompetensi dasar mendeskripsikan fungsi dan peran
penduduk dalam pembangunan dengan menghadirkan model; (2) guru membentuk kelompokkelompok belajar yang heterogen (terdiridari 4 – 5 peserta didik); (3) guru mempersiapkan 1 – 2 soal
dan membagikannya kepada setiap peserta didik dalam kelompok yang sudah terbentuk; (4) guru
memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi kegiatan spesifik sebagai berikut: (a) salah satu
atau beberapa anggota kelompok saling membaca soal; (b) membuat prediksi atau penafsiran atas isi
soal; (c) saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal; (d) menuliskan penyelesaian soal
secara urut; (e) saling merevis; (f) menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru; (5) setiap
kelompok bekerja berdasarkan serangkaian kegiatan pola CIRC. Guru berkeliling mengawasi kerja
kelompok; (6) ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan yang dialami kelompoknya.
Jika diperlukan guru dapat memberikan bantuan kepada kelompok secara proporsional; (7) ketua
kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami dan dapat mengerjakan
soal; (8) guru meminta kepada perwakilan kelompok tertentu untuk menyajikan temuannya di
depan kelas; (9) guru bertindak sebagai narasumber atau fasilitator jika diperlukan; (10) guru
member tugas terstruktur secara individual; (11) guru bias membubarkan kelompok yang dibentuk
dan para peserta didik kembali ke tempat duduknya masing-masing; (12) menjelang akhir waktu
pembelajaran, guru dapat mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal; (13) guru
memberikantes formatif.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI FUNGSI DAN PERAN PENDUDUK DALAM
PEMBANGUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CIRC
Endah Wigati
43
METODE PENELITIAN
Prosedur penelitian yang digunakan terdiri dari 2 (dua) siklus dimana masing-masing siklus
terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Suharsimi
Arikunto, 2006). Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII H SMP Negeri 3 Comal semester
1 tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru
mitra/pengamat untuk mendukung kelancaran penelitian dan pengambilan data secara objektif.
Penelitian berjalan sesuai dengan kurikulum sekolah.
Aspek yang akan diteliti meliputi minat belajar, partisipasi aktif dalam diskusi kelompok,dan
kemampuan mendeskripsikan fungsi dan peran penduduk dalam pembangunandengan instrumen
pengambilan data sebagai berikut: (1) angket, untuk mengetahui minat belajar; (2) lembar
pengamatan, untuk mengetahuipartisipasi aktif peserta didik dalam diskusi kelompok; dan (3) tes
formatif, untuk mengetahui hasil belajar materi fungsi dan peran penduduk dalam pembangunan
Penelitian dikatakan berhasil apabila dalam pembelajaran IPS materi uang dan lemba-ga
keuangan melalui model pembelajaran CIRC:
1. Minimal 80% peserta didik menyatakan berminat terhadap pembelajaran.
2. Minimal skor partisipasi aktif dalam diskusi kelompok 75%
3. Minimal 75% hasil tes formatif peserta didik mencapai KKM.
Pada siklus 1, perencanaan disusun bersama dengan guru mitra secara cermat. Pada tahap
pelaksanaan, guru mitra mengamati secara detail segala sesuatu yang dilakukan guru dan peserta
didik. Pengamatan dimaksudkan untuk mengetahui hal-hal yang masih dirasa kurang dan
digunakan sebagai bahan perbaikan pada tahap refleksi. Akhir dari pembelajaran dilakukan tes
formatif untuk mengetahui hasil belajar peserta didik materi fungsi dan peran penduduk dalam
pembangunan yang disampaikan melalui model pembelajaran CIRC. Semua data yang diperoleh
pada siklus 1, dikonfrontasikan dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan. Apabila belum
mencapai indikator yang ditetapkan, penelitian dilanjutkan pada siklus 2 dengan beberapa perbaikan
yang direkomendasikan pada tahap refleksi.
Pada siklus 2, perencanaan disusun dengan memperhatikan beberapa perbaikan yang
direkomendasikan dan dilaksanakan secara cermat. Guru mitra melakukan pengawasan secara
detail terutama untuk mengetahui apakah perbaikan-perbaikan yang direkomendasikan
dilaksanakan. Akhir siklus 2 diberi tes formatif, dan semua data yang diperoleh dikonfronta-sikan
dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan. Apabila belum mencapai indikator yang ditetapkan,
penelitian dilanjutkan pada siklus 3. Namun apabila indikator keberhasilan yang ditetapkan telah
terlampaui, maka penelitian dianggap cukup.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Hasil rekap pengamatan peneliti dan guru mitra terhadap minat belajar peserta didik melalui
model pembelajaran CIRC dapat dilihat pada tabel 1
44
Dinamika
Vol. 5. No. 4. (2015)
Tabel 1: Rekap Minat Belajar Melalui Model Pembelajaran CIRC
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Skor
SIKLUS 1
SIKLUS 2
Frek. Prosent.
Frek. rosent.
-
-
8
16
11
22,86%
45,71%
31,43%
35
100,00%
35 100,00%
Kategori
0 - 10
11 – 20
21 – 30
31 – 40
41 – 50
Tidak Berminat
Kurang Berminat
Cukup Berminat
Berminat
Sangat Berminat
Jumlah
6 17,14%
16 45,71%
13 37,14%
Pada tabel 1 terlihat bahwa prosentase yang menyatakan berminat dan sangat berminat model
pembelajaran CIRC pada siklus 1 berjumlah 77,14% (belum mencapai indikator keberhasilan),
sedang pada siklus 2 berjumlah 82,85%(sudah melampaui indikator keberhasilan)
Hasil rekap pengamatan peneliti dan guru mitra terhadap partisipasi aktif peserta didik dalam
diskusi kelompok dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.
Tabel 2: Rekap Partisipasi Aktif Siswa dalam Diskusi Kelompok
No.
1
2
3
4
5
6
7
Aspek yang Diamati
Perhatian peserta didik terhadap penjelasan guru
Aktivitas peserta didik dalam diskusi kelompok
Kemampuan peserta didik mengemukakan pendapat
Kemampuan peserta didik mengaitkan materi
dengan kehidupan sehari-hari
Kemampuan peserta didik memanfaatkan waktu
Kemampuan peserta didik membangun ide
Kemampuan peserta didik menarik kesimpulan
Rata-rata Prosentase
Siklus 1
Siklus 2
90,00%
72,86%
72,86%
70,71%
93,57%
76,43%
76,43%
76,43%
71,43%
70.71%
70,71%
75,71%
75,71%
75,71%
74,89%
79,11%
Pada tabel 2 terlihat bahwa skor partisipasi aktif peserta didik dalam diskusi kelompok siklus
1 mencapai 74,89% dan belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu sekurangkurangnya skor partisipasi aktif peserta didik dalam diskusi kelompok adalah 75%. Pada siklus 2
mencapai 79,11%
Rekap hasil dua kali tes formatif untuk mengetahui hasil belajar peserta didikpada materi
fungsi dan peran penduduk dalam pembangunan dapat dilihat pada tabel 4.3 .
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI FUNGSI DAN PERAN PENDUDUK DALAM
PEMBANGUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CIRC
Endah Wigati
45
Siklus 2
Siklus 1
Tabel 3. Rekap Hasil Tes Formatif
Nilai (x)
10 20
Frekuensi (f) 0
0
fx
0
0
Pencapaian
71,43%
KKM
Nilai (x)
10 20
Frekuensi (f) 0
0
fx
0
0
Pencapaian
77,14%
KKM
30
0
0
40
1
40
50
1
50
60
6
360
70
2
140
80
22
1760
90
3
270
100
0
0
Jumlah
35
2.620
30
0
0
40
0
0
50
1
50
60
5
300
70
2
140
80
23
1840
90
3
270
100
1
100
Jumlah
35
2.700
Dari tabel 3 terlihat bahwa pencapaian KKM siklus 1 sebesar 71,43% dan siklus 2 sebesar
77,14% (mengalami kenaikan 5,71%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran CIRC dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi fungsi dan peran
penduduk dalam pembangunan.
2. Pembahasan
Minat belajar mengalami peningkatan 5,71% (dari 77,14% menjadi 82,86%). Adanya
kenaikan tersebut karena:
1. Peneliti memberi pengertian kepada peserta didik bahwa dalam proses pembela-jaran dapat
dipergunkan berbagai strategi, pendekatan, metode, dan model pem-belajaran. Pemilihan
model pembelajaran sudah diperhitungkan dengan matang dengan tujuan utama agar materi
lebih mudah dipahami peserta didik. Untuk itu peserta didik tidak perlu ragu-ragu apalagi
gagap dan gugup dengan model pembelajaran yang dipilih.
2. Peneliti mengingatkan kembali langkah-langkah model pembelajaran tipe CIRC.
Melalui model pembelajaran tope CIRC dalam pembelajaran IPS materi fungsi dan peran
penduduk dalam pembangunan terbukti bahwa peserta didik menyatakan berminat/menyukai dan
menikmati (merasa senang) mengikuti pembe-lajaran. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
yang berlang-sung dalam suasana yang menyenangkan (joyfull learning). Apabila peserta didik sudah
merasa senang maka peserta didik ingin selalu hadir, memiliki rasa ingin tahu, bersemangat, untuk
selalu bisa dan selalu ingin mendapatkan nilai yang bagus (hasil belajar tinggi).
Kenaikan minat belajar peserta didik terhadap model pembelajaran tipe CIRC dapat
digambarkan dengan grafik sebagai berikut:
Grafik 1: Perbandingan Minat Belajar Peserta didik
46
Dinamika
Vol. 5. No. 4. (2015)
Skor partisipasi aktif peserta didik dalam diskusi kelompok mengalami peningkatan sebesar
4,22% (dari 74,89% menjadi 79,11%). Perbandingan skor partisi-pasi aktif peserta didik dapat dilihat
pada grafik di bawah ini.
Grafik 2: Perbandingan Partisipasi Aktif Peserta didik dalam Diskusi
Partisipasi aktif dalam diskusi kelompok mengalami kenaikan karena diadakan perbaikan
pada:
1. Perbaikan desain pembelajaran sehingga peserta didik lebih berminat mengikuti pembelajaran.
Partisipasi aktif peserta didik meningkat karena minat belajar yang semakin baik.
2. Penjelasan kembali langkah-langkah model pembelajaran tipe CIRC, sehingga peserta didik
semakin antusias mengikuti pembelajaran dan berdampak terhadap tingginya partisipasi aktif
dalam pembelajaran.
Melalui model pembelajaran tipe CIRC terbukti berpartisipasi aktif peserta didik dalam
diskusi kelompok meningkat. Hal ini sejalan dengan pendapat Muchlas Susenodalam Dasim
Budimansyah, dkk. (2010: 41) bahwa agar metode diskusi dapat digunakan lebih banyak, sehingga
proses dan hasil belajar menjadi lebih cepat, lebih baik, dan lebih mudah.
Pencapaian hasil belajar yang ditunjukkan dengan pencapaian KKM pada tes formatif
mengalami kenaikan 5,71% (dari 71,43% menjadi 77,14%), karena adanya perbaikan pada:
1. Penjelasan kembali langkah-langkah model pembelajaran tipe CIRC sehingga peserta didik
tidak ragu dan bingung dalam mengikuti pembelajaran.
2. Upaya peningkatan minat belajar sehingga peserta didik semakin antusias dan bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran.
3. Desain pembelajaran sehingga peserta didik lebih mudah dalam mengikuti pembelajaran.
Instrumen tes formatif disusun berdasarkan SK dan KD tentang fungsi dan peran penduduk
dalam pembangunan, maka dari peningkatan hasil tes formatif juga dapat disimpulkan adanya
peningkatan hasil belajar IPS materi fungsi dan peran penduduk dalam pembangunan.
PENUTUP
Simpulan pembelajaran mata pelajaran IPS materi fungsi dan peran penduduk dalam
pembangunan melalui model pembelajaran CIRC adalah dapat meningkatkan minat belajar,
partisipasi aktif dalam diskusi kelompok, dan belajar materi fungsi dan peran penduduk dalam
pembangunan.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI FUNGSI DAN PERAN PENDUDUK DALAM
PEMBANGUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CIRC
Endah Wigati
47
DAFTAR PUSTAKA
Dasim Budimansyah, Suparlan, Danny Meirawan. 2010. PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan). Genesindo: Bandung.
Endah Wigati, 2014. Peningkatan Hasil Belajar Materi Fungsi dan Peran Penduduk dalam Pembangunan Melalui
Model Pembelajaran CIRC Kelas VIII H SMP Negeri 3 Comal Tahun Pelajaran 2014/2015. Laporan PTK
SMP Negeri 3 Comal: Pemalang. (Tidak Dipublikasikan)
Etit Susongkowati, 2014. Peningkatan Kemampuan dan Aktivitas Belajar Peserta didik Kelas IX A SMP
Negeri 2 Pemalang Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013 untuk Menemukan Tema, Latar, dan
Penokohan dalam Kumpulan Cerpen Melalui Model Pembelajaran STAD. Jurnal Kependidikan EduIndonesia. Vol III. Tahun 2. HPBI-ISPI: Semarang.
Muhibin Syah, 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendidikan Baru. Remaja Rosda Karya: Bandung.
Nana Sudjana, 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru: Bandung.
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang. 1989. Psikologi Belajar. IKIP Semarang Press: Semarang.
............., 2010. Karakteristik-Mata-Pelajaran-IPS. Bab II. Kajian Teori. Diunduh tanggal 5 September 2014
darihttp:// eprints.uny.ac.id.
48
Dinamika
Vol. 5. No. 4. (2015)
Download