PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015 KAJIAN BUDIDAYA IKAN RAINBOUW (Melanotaenia parva) DI BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN HIAS DEPOK, JAWA BARAT * Herman Yulianto* Fadli Dzil Ikrom** , Staf Pengajar Budidaya Perairan Unila ** Mahasiswa Budidaya Perairan Unila Abstract Rainbow fish (Melanotaenia parva) is original endemic fish originated from Papua. This fish is fancied due to its beauty and uniqueness. The purposes of this general practice of rainbow fish (Melanotaenia parva) seeding were the following: (1) to learn the qualified and interesting method of raising of parents, larva, and seedlings of rainbow fish (Melanotaenia parva) originated from Kurumoi Lake; (2) to identify and solve any problems occurring during the activities of general practice of rainbow fish (Melanotaenia parva) such as diseases, pests, and mortality. The method of activities by collecting primary and secondary data using literature approach, observation, interview, and direct practice. The activities were conducted on 1 July until 1 August 2013 in Ornamental Fish Development and Research of Depok, West Java. The process of rainbow fish seeding included the process of parent raising, parent selection, spawning, egg raising, and larva and fry raising. Some matters determining the seeding were contained preparation, water quality handling, feed management, and pest and disease control. Keyword : Rainbow, Ornamental fish Abstrak Ikan rainbow (Melanotaenia parva) atau ikan pelangi adalah ikan asli endemik yang berasal dari Papua. Ikan ini digemari karena keindahan dan keunikannya.Tujuan dilaksanakannya pembenihan ikan rainbow (Melanotaenia parva) ini adalah sebagai berikut: (1) Mempelajari cara dalam pemeliharaan induk, larva, dan benih ikan rainbow (Melanotaenia parva ) asal danau kurumoi yang berkualitas dan menarik (2) Mampu mengindentifikasi dan memecahkan masalah -masalah yang muncul ketika kegiatan pembenihan ikan rainbow (Melanotaenia parva) berlangsung seperti penyakit, hama, dan kematian. Metode kegiatan yaitu dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder melalui pendekatan Kepustakaan, Observasi, Wawancara dan Praktek langsung . Kegiatan dilakukan dari 1 juli hingga 1 Agustus 2013 di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok. Jawa Barat. Proses pembenihan Ikan Rainbow meliputi dari proses pemeliharaan induk, pemilihan induk, pemijahan, perawatan telur dan perawatan larva dan burayak. Beberapa hal yang menentukan keberhasilan pembenihan yaitu persiapan wadah, penanganan kualitas air, pengelolaan pakan dan pengend alian hama dan penyakit. Kata kunci : Rainbow, pembenihan PENDAHULUAN sangat terbuka, baik pasar domestik, Budidaya ikan hias air tawar merupakan salah satu usaha regional maupun internasional. Hal ini oleh dapat ditunjukkan budidaya perikanan dengan prospek peningkatan ekspor ikan hias dari yang cerah. Potensi pasarnya masih tahun 2007 hingga 2011 dengan 79 PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015 jumlah peningkatan sebesar 23,36% Pengembangan Budidaya Ikan Hias (KKP, 2012). (BPPBIH) Depok dilakukan. Tujuan Ikan rainbow (Melanotaenia dilaksanakannya pembenihan ikan parva) atau ikan pelangi adalah ikan pada ikan rainbow (Melanotaenia asli parva) ini adalah sebagai berikut: endemik Papua. yang Ikan berasal dari ini digemari karena (1) Mempelajari cara dalam keindahan dan keunikannya. Selain pemeliharaan induk, larva, dan itu, ikan benih ini juga mudah untuk dipelihara dibeberapa ikan rainbow media (Melanotaenia parva ) asal danau kolam kurumoi tanah,bak beton, dan akuarium. Hasil menarik pemeliharaan penjualan ekspor seperti ikan hias yang tahunnya untuk di komoditas meningkat (2) Mampu setiap sebesar 20% terutama ikan-ikan yang bersifat mulanya berkualitas dan mengindentifikasi dan memecahkan yang endemik (Said, 2003). Pada yang untuk muncul masalah-masalah ketika kegiatan pembenihan ikan rainbow (Melanotaenia parva) ber- langsung seperti penyakit, hama, memenuhi kebutuhan terhadap ikan dan kematian. Rainbow hanya berasal dari hasil Pembenihan tangkapan dari alam. Apabila hal ini dilaksanakan dari 1 Juli hingga 1 tetap Agustus 2013, bertempat di Balai berlangsung dikhawatirkan ikan akan membahayakan kelestarian ikan Penelitian Rainbow Budidaya Ikan Hias, Depok – Jawa yang pengetahuan dan membudidayakan (Melanotaenia dapat Adanya teknologi ikan ini. untuk ikan Rainbow parva) diharapkan melestarikan mempertahankan hidup di alam. Berdasarkan Pengembangan Barat. BAHAN DAN METODE dan kelangsungan dan rainbouw Metode kegiatan pembenihan di Balai Penelitian dan hal Pengembangan Budidaya Ikan Hias, tersebut, maka kegiatan pembenihan Depok yaitu dengan mengumpulkan ikan rainbow di Balai Penelitian dan data primer dan data sekunder yang 80 PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015 pelaksanaanya melalui 4 pendekatan, HASIL DAN PEMBAHASAN adalah sebagai berikut : Pembenihan (1) Kepustakaan : Untuk mendapat- 1. Pemeliharaan Induk kan referensi, hasil penelitian dan informasi ilmiah lainnya Persiapan Wadah Pemeliharaan yang Induk ikan rainbow dapat mencakup masalah-masalah yang dipelihara di berbagai media seperti : ditemukan pembenihan akuarium, bak beton, bak fiberglass, (Melanotaenia bak kanvas, bak dari terpal, bak ikan dalam Rainbow parva) . plastik maupun hapa dalam kolam (2) Observasi : Pengenalan terhadap lokasi praktek lapangan tanah. yang Pemeliharaan induk dipelihara dalam akuarium berjumlah 9 buah lokasi unit pembenihan rainbow yang masing-masing (Melanotaenia parva ) 50x30x30 cm dengan ketinggian air menyangkut keadaan umum (3) Wawancara : Dilakukan untuk memperoleh data mengenai pengoperasian dan informasi lain yang menyangkut rainbow dengan pembenihan mewawancarai pimpinan operasional, lapangan, staf pihak-pihak bidang lain teknisi pegawai dan yang ahli di pembenihan ikan Rainbow (Melanotaenia parva ) (4) Praktek langsung : Kegiatan yang sebaiknya 20 kebiasaan ikan keluar dari Sebaiknya wadah berukuran cm dikarenakan rainbow wadah meloncat pemeliharaan. sebelum digunakan, pemeliharaan dicuci dan dibersihkan tujuannya agar akuarium terbebas dari bibit penyakit. Kemudian diisikan air yang telah diendapkan selama 3-4 hari sebelum ikan/induk dimasukkan dan berikan aerasi pada pemeliharaan tiap induk. akuarium Ikan rainbow dilakukan langsung dengan menyukai sifat air sedikit berkapur mengikuti semua proses dan dan pH air sedikit basa sehingga kegiatan yang dilakukan selama dalam siklus bahan-bahan yang dapat meningkat- pembenihan (Melanotaenia parva). Rainbow pemeliharaan ditambahkan kan pH air seperti kulit kerang, pecahan batu karang (Nur, 2011 ). 81 PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015 Penebaran Induk Ikan hias yang berkualitas salah Pemberian Pakan Jenis Pakan yang diberikan bagimana dalam pemeliharaan induk rainbow kita melakukan seleksi indukan dan berupa pakan alami (Chironomus sp) cara dan satunya ditentukan perawatannya. oleh Induk dipilih pakan buatan telah bukaan mulut yang telah matang gonad. Biasanya disesuaikan induk sudah induk rainbow kurumoi. Frekuensi berumur sekitar 7-8 bulan dengan, pemberian pakan tiga kali sehari panjang total ikan 4 -5 cm sudah yaitu pada pagi hari pukul 08.00 dapat dijadikan induk namun untuk WIB, siang hari pukul 14.00 WIB hasil telur dan larva yang dihasilkan dan pada sore hari pada pukul 16.00 yang matang gonad belum optimal sebaiknya menggunakan induk yang telah berumur 1 tahun. Selain ukuran dan umur ikan, induk yang sudah matang gonad pun dapat dilihat dari perilakunya yang dengan yang WIB. Pemberian secara pakan adlibitum dilakukan yaitu pemberian pakan sampai ikan kenyang. Pakan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. cenderung tidak ingin disaingi. Pemilihan induk yang ikan rainbow benar-benar dipijahkan siap sebaiknya untuk dilakukan seleksi secara morfologi. Pada induk jantan memiliki ciri warna yang didominasi warna tubuh oranye (a) kontras dengan bentuk tubuh lebih besar. Sedangkan ciri induk betina yang siap dipijahkan memiliki warna oranye kemerahan yang pudar dengan bentuk tubuh relative kecil dan bagian perut lebih besar dan membulat. (b) Gambar 1. Pakan (a) Pelet buatan (b) Cacing darah (Chironomus sp) 82 PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015 Pakan buatan yang dapat berupa pelet tenggelam mempunyai maupun terapung nilai gizi yang diformulasikan sesuai adalah menjaga kebersihan akuarium, kolam pemeliharaan, dan dapat peralatan yang digunakan, misalnya kebutuhan serokan (seser), airator, tempat pakan ikan. Untuk ikan kecil, pakan buatan ikan, diformulasikan akuarium lainnya (Susanto, 2000). dengan kandungan protein lebih tinggi, semakin ikan tumbuh besar kebutuhan protein batu karang, Kolam dan rendah. dilakukan dengan peralatan pembersih, kualitas air harus dapat dibersihkan secara mekanik, kimia, atau Pengelolaan hiasan akuarium yang dibutuhkan kebutuhannya lebih Pengelolaan Kualitas Air serta biologis. sirkulasi Cara dan memanfaatkan filter. seperti alat Pembersihan terus dijaga pada masa pemeliharaan secara induk. Penyiponan dapat dilakukan menggunakan terus selama 3 hari sekali. Jika dirasa Blue dan kalium permanganate (PK). air Sementara itu, secara biologis, kolam yang digunakan terlalu buruk kimia mekanik dilakukan larutan atau dilakukan dengan memanfaatkan organism lain, Penggantian air perlahan-lahan. yang dilakukan secara perlahan-lahan dilakukan agar ikan rainbow menghadapi tidak pergantian seperti dapat Methylene dapat dilakukan pergantian air yang secara akuarium dengan bakteri dibersihkan pengurai) dan tanaman air ( Susanto, 2000 ). stress air yang ekstrem (Nasution, 2000). 3. Proses Pemijahan Persiapan Media Pemijahan Tempat pemijahan ikan rainbow kurumoi 2. Hama dan Penyakit Mencegah lebih baik dari pada (Melanotaenia menggunakan akuarium parva) berukuran mengobati. Prinsip inilah yang paling 50x30x30cm³ . Akuarium diisi air tepat dengan ketinggian 20 cm, diaerasi 24 diterapkan untuk mengatasi setiap gangguan pada penyakit ikan. Tindakan utama pencegahan pada budidaya yang ikan paling hias jam dan pemberian kulit kerang atau pecahan karang tujuannya untuk meningkatkan ph air. Tujuannya agar kandungan air dalam akuarium yang 83 PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015 masih baru dapat megendap sehingga morfologi dapat dilihat pada tabel 1 tidak membuat ikan stress dan agar berikut : bakteri dalam akuarium Tabel 1. Perbedaan Induk Jantan dan Betina Rainbow kurumoi (Melanotaenia parva) yang sudah matang gonad tidak dapat hidup (Hermawaty, 2008). Setelah 24 jam, akuarium digunakan untuk pemijahan. Seleksi Induk Dengan Jantan memilih induk betina Warna tubuh Warna lebih kontras dan tajam dan didominasi oleh warna oranye Berwarna oranye kemerahan yang lebih pudar Bentuk tubuh Lebar dan lebih besar. Bentuk perut proporsional Ramping dan relatif lebih kecil pada bagian perut lebih besar Tingkah Laku Lincah (lebih agresif) Kurang agresif Bentuk Alat genital Bentuk sirip Lonjong Membulat Sirip punggung berdekatan / sampai pada pangkal ekor Sirip punggung tidak sampai pada pangkal ekor dan jantan yang sehat diharapkan akan menghasilkan jumlah yang banyak telur dalam dan sperma yang berkualitas baik. Tappin (2010) mencatat bahwa panjang maksimal ikan rainbow kurumoi di Betina alam umumnya berkisar 9-10 cm. Ikan rainbow kurumoi hasil budidaya di BPPBIH Depok yang telah berumur 7-8 bulan dengan panjang total ikan 4-5 cm sudah dapat dijadikan induk namun untuk menghasilkan produksi telur maupun minimal telah Penelitian larva yang berumur Kusrini menunjukan 1 dkk. bahwa baik tahun. (2010) benih ikan rainbow hingga berumur 8 (delapan) pemeliharaan bulan air memperlihatkan dalam media dengan Ph 7-8 tingkat perkem- bangan gonad sudah matang dan induk telah terseleksi kemudian ditangkap dengan menggunakan serokan ikan yang jantan dan betina yang siap dipijahkan secara berjaring merusak tipis tubuh kurumoi. induk dapat dijadikan induk. Perbedaan Induk jantan dan betina yang pemeliharaan agar induk Kemudian ke memindahkan pemijahan, dalam rainbow memasukan baskom kedalam dengan tidak dan akuarium perbandingan induk jantan dan betina pada tiap 84 PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015 akuarium pemijahan Bentuk tubuh adalah induk 1:1. rainbow Panjang total dan panjang tubuh diukur dengan menggunakan kurumoi jantan dan betina dapat kertas millimeter blok, sedangkan dilihat pada (Gambar 2) sebagai untuk mengukur berat total ikan berikut : menggunakan timbangan digital. Proses sampling dapat dilihat pada Gambar 3. (a) (a) (b) Gambar 2. Induk Rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva) (a) Jantan (b) Betina Ikan yang sudah (b) diseleksi tersebut sebelum dipijahkan akan di sampling terlebih dahulu untuk mengetahui ukuran tubuhnya yaitu, (c) panjang total, panjang badan dan berat total dipijahkan. ikan Ikan yang akan diberok atau dipuasakan terlebih dahulu dengan tidak diberi pakan selama satu hari, proses ini dilakukan agar ikan tidak stress. (d) Gambar 3. Sampling induk. (a) Proses Sampling, (b) Timbangan Digital, (c) Larutan Phenoxy Ethanol, (d) Milimeter blok 85 PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015 Induk jantan dan betina betina. Induk jantan akan membawa terlebih dahulu dibius dengan larutan induk betina kesudut akuarium dan penoxyethanol dengan dosis 0,4 ml/2 menghalangi l air, dengan, ketika ikan telah dalam Induk keadaan pingsan pengeluaran telur dan menempelkan- dilakukanlah pengukukuran kemudian panjang nya jalan betina pada induk akan selter betina. melakukan (media/substrat dan bobot tubuh indukan dengan penempelan telur rainbow kurumoi) menggunakan kertas milimeter blok yang telah dipasang sebelumnya, lalu dan induk jantan mengeluarkan sperma timbangan digital, setelah mencatat panjang dan bobot induk untuk proses kemudian yang digunakan memasukan indukan ke pembuahan. dalam Selter proses dalam baskom yang berisi air baru, pemijahan rainbow kurumoi dibuat tujuannya agar indukan cepat sadar dari tali rafia dengan menggunakan dan tidak mengalami stress. pecahan karang sebagai pemberat pada pangkal selter (Gambar 4). Pemijahan Induk Pemijahan ikan rainbow kurumoi berlangsung secara alami, telurnya dikeluarkan sedikit demi sedikit (parsial). Hasil penelitian Nur dkk., (2011) diketahui bahwa selama satu bulan pemijahan ikan rainbow Gambar 4. Selter yang terbuat dari tali rafia secara berpasangan dalam akuarium dapat substrat dilakukan yang pengangkatan ditempeli telur Lingga, dkk (1989), dalam melakukan proses pemijahan, induk rainbow kurumoi betina akan sebanyak 5-7 kali. Pemijahan Menurut berlangsung pada sore menjelang malam hari dan pada waktu pagi hari menjelang matahari terbit. Proses pemijahan terjadi jika induk jantan telah mengejar induk betina dan selalu mendekati induk menempelkan telurnya ke substrat pemijahan. Sebelum dimasukan ke dalam akuarium pemijahan, substrat tersebut terlebih dahulu dibersihkan. Substrat sebelumnya dari bahan tali di cuci dan raffia rendam menggunakan metilene blue selama 86 PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015 30 ± menit. Sedangkan untuk jenis telur dapat dilakukan 2 (dua) kali substrat dari tanaman air terlebih sehari yaitu pagi sekitar jam 8 s/d dahulu dibersihkan dan membuang jam 9 dan pada sore hari sekitar jam bagia-bagian tanaman air yang telah 3. Jika terdapat telur yang menempel mati (Nur dan Meilisza,2011). pada Ikan rainbow kurumoi substrat, dipindahkan substrat ke kemudian dalam wadah (Melanotaenia parva) termasuk ikan penetasan telur. Pengangkatan telur yang sebaiknya memijah (bertahap). tidak secara Telur yang dihasilkan langsung seluruhnya, dikeluarkan tetapi Pengamatan parsial secara dilakukan berkala. setiap pagi, sebelum pakan. Untuk induk diberi mencegah induk memakan telurnya maka sebaiknya telur dipindahkan dari akuarium pemijahan. siang, sore dan malam hari, dengan Pengambilan telur dilakukan cara melihat media penempelan telur dengan rainbow/substrat dibuat ukuran panjang dan meyiapkan 1 menyerupai akar tanaman air. Telur buah gasket yang telah di isi air. Jika rainbow kurumoi berukuran sangat telur susah untuk dikeluarkan dari kecil dan sangat rentan terserang selter karena jamur melekat pada yang kegagalan yang bisa dalam menyebabkan penetasan telur. telur menggunakan pipet filamennya selter, rainbow tetes di yang pengambilan dalam Untuk itu, telur rainbow kurumoi pemijahan dibiarkan menetas di dalam wadah menggunting helaian tali rafia yang pemijahan menghasilkan terdapat telur rainbow. Apa bila telur larva. Telur rainbow kurumoi akan telah terambil kemudian memasukan menetas setelah 7 hari. kedalam Ikan sampai rainbow biasanya memijah sehari setelah pemasangan dilakukan wadah gasket yang dengan berisi air bersih. Pengukuran telur rainbow induk dan lebih aktif memijah pada kurumoi dilakukan di laboratorium pagi hari, namun pada sianh hari juga pakan alami dengan menggunakan dapat terjadi pemijahan (Chumaidi mikroskop Olympus EX 41 beserta dkk., perangkat komputernya. Pengukuran 2010). 2009; Nur dan Meilisza., Pengamatan ada tidaknya diameter telur rainbow kurumoi 87 PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015 menggunakan mikroskop dilengkapi yang mikrometer dengan pembesaran 25 X. Hasil pengukuran di mikroskop mendapatkan panjang diameter telur rainbow dipijahkan. kurumoi No menetas Pemijahan 1 Jumlah Telur 1 2 Total 452 378 830 1 2 ikan rainbow akan 6-7 hari setelah diinkubasikan sejak dikeluarkan oleh penetasan Tabel 2. Nilai Daya Tetas Telur HR (Hatching Rate) Penetasan Telur Telur nilai telur dapat dilihat pada Tabel 2. adalah 0,84 mm. Daya Telur yang menetas 405 308 713 4. Pemeliharaan Larva Persiapan Wadah Wadah induknya (Chumaidi dkk., 2009; Nur pemeliharaan larva dkk., 2009).Telur yang telah menetas pada pembenihan ini berupa wadah kemudian larva plastik berdiameter 35 cm sebanyak dihitung terlebih dahulu agar daya 9 buah dengan diisi air setinggi 5 cm. tetas telur Hatching Rate (HR) dari Sebelum larva dipindahkan ke wadah ikan pemeliharaan berubah menjadi Rainbow diketahui tersebut jumlahnya dapat berdasarkan 𝐻𝑎𝑡𝑐ℎ𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑒 Jumlah telur yang menetas = × 100% Jumlah total telur yang tertera pada Tabel 8 wadah inkubasi berjumlah sembilan sesuai pasangan induk dengan yang jumlah dipijahkan, berhasil menghasilkan telur sebanyak 830 buah kemudian dari yang diamati telur menetas sebanyak 713 ekor larva. didapatkan Pada pembenihan ini rata-rata derajat wadah menggunakan air bersih kemudian dikeringkan . Pada plastik Seperti wadah dibersihkan terlebih dahulu dengan mencuci rumus (Hery, 2009) : larva, ni pemeliharaan sebelumnya wadah dilakukan pemupukan terlebih dahulu. Pupuk yang digunakan yaitu kotoran ayam kering kemudian ditimbang sebanyak 40 gr untuk 1 wadah plastik emudian dibungkus dalam waring yang berpori-pori kecil, kemudian diikat seperti bentuk kantung. Pemupukan dilakukan tiga hari sebelum tebar larva. penetasan telur sebesar 85% dari sembilan pasang induk yang telah 88 PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015 Pemupukan tujuan untuk dilakukan dengan menumbuhkan pakan alami berupa Rotifera sebagai pakan dipanen mencapai 632ekor dengan persentase telur habis sebesar Penebaran larva dilakukan mulai pada sore atau pagi hari dikarenakan mencari pakan yang sesuai dengan saat itulah suhu lingkungan rendah bukaan adanya agar larva tidak stress dan dapat pemupukan pakan alami di wadah beradaptasi dengan lingkungan yang pemeliharaan baru. mulutnya larva didapat 88,63%. larva yang baru menetas. Setelah kuning yang dengan larva akan selalu Seperti yang terlihat pada tersedia. gambar wadah pemeliharaan larva dibawah Penebaran Larva Larva Rainbow berukuran sangat kecil dengan panjang 0,4-0,5 cm begitu yang juga nantinya pakan yang selama ukuran ini ditempatkan wadah plastik luar ruangan pada (outdoor). mulutnya berkaitan dengan tepat untuk diberikan masa pemeliharaan larva (Murniasih dkk, 2011). Larva ikan rainbow sudah mulai kehabisan kuning telur pada umur 3-4 hari setelah menetas. Setelah kuning Gambar 5. Wadah plastik Pemeliharaan Larva Larva yang dipelihara diluar telurnya habis pada fase inilah masa kritis larva sehingga dilakukan pengamatan ketahanan hidup. Data SR dapat dilihat pada tabel 9. Tingkat larva dapat kelangsungan dihitung hidup dengan menggunakan rumus 𝑆𝑅 = 𝐽𝑚𝑙. 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑛𝑒𝑛 𝐽𝑚𝑙. 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑦𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑡𝑎𝑠 Jumlah sebanyak 713 larva ekor ruangan (outdoor) wadah plastik ini ditempat yang bebas matahari langsung hujan karena yang ditebar dan setelah larva ditempatkan dari dan sinar terbebas yang baru menetas sensitive dengan perubahan lingkungan 𝑥 100% menggunakan dikhawatirkan larva mengalami stress. 89 PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015 Sebelum larva dimasukkan ke Pemberian Pakan Larva ikan Rainbow sudah dalam wadah pemeliharaan, wadah mulai kehabisan kuning telur pada terlebih umur dibersihkan 3-4 hari setelah menetas. dahulu dicuci kemudian dan diisi air. Setelah kuning telurnya habis maka Tinggi air dalam wadah kurang lebih larva alami 5 cm, air yang digunakan adalah air berukuran lebih kecil dari bukaan yang telah diendapkan minimal 2-3 mulutnya. Selain itu larva memiliki hari. Apabila air terlihat kurang baik alat dikarenakan sisa pakan, kotoran ikan harus diberi pencernaan berkembang pakan yang belum sempurna sehingga dan larva pakan alami menjadi pilihan utama penyiponan untuk memenuhi yang baru. nutrisinya. Selain kebutuhan mudah ukuran dan mati dilakukan penambahan air dicerna, pakan alami mengandung enzim dab mempunyai yang yang 5. Pencegahan Hama dan Penyakit Mencegah dapat lebih baik dari disesuaikan dengan ukuran bukaan pada mengobati. Prinsip inilah yang mulut. paling Larva umur 2 (dua) hari tepat mengatasi diterapkan setiap gangguan untuk pada alami penyakit ikan. Tindakan pencegahan atau rotifer yang paling utama pada budidaya hari diberi ikan hias adalah menjaga kebersihan pakanberupa kutu air (Moina sp.). akuarium, kolam pemeliharaan, dan Pakan diberikan 3 (tiga) kali sehari peralatan yang digunakan, misalnya yaitu pagi, serokan sudah dapat berupa diberi pakan infusoria sedangkan 11-30 siang dan sore hari, (seser), aerator, tempat pemberian pakan dilakukan sedikit pakan ikan, batu karang, serta hiasan demi sedikit hingga larva sudah tidak akuarium lainnya. mau makan lagi. Setelah Hama larva dalam pemeliharaan berumur 1 (satu) bulan dilakukan ikan Rainbow dikolam adalah larva penyortiran capung, ukuran selanjutnya dipelihara pada wadah pembesaran. keong mas, ikan gabus, katak dan ular. Hama dapat dicegah dengan cara pengeringan 90 PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015 wadah/kolam/akuarium sebaiknya disaring. kebersihan dan air steril Selain itu zooplankton lainnya. sekitar tempat artinya tidak Pemupukan mengandung dengan dosis pupuk kotoran ayam 1kg dengan pemeliharaan ikan perlu dijaga. campuran jerami untuk 1000 L air 6. Kultur Pakan Alami selanjutnya dilakukan fitoplankton. Setelah Persiapan Wadah Kultur Wadah untuk kultur Rotifer dilakukan dapat berupa fiberglass yang telah di (rotifer) . keringkan, inokulasi inokulasi 5 hari, zooplankton disikat dan dikeringkan agar wadah terbebas dari kotoran dan penyakit. Dalam kultur Rotifer ini bak yang dipilih adalah bak fiberglass dengan ukuran Bak fiberglass ini berukuran (a) dengan diameter 2 m dan ketinggian bak mencapai 80 cm dengan ketinggian air 60 cm. (b) Kultur Rotifer Penyediaan pakan alami berupa rotifer merupakan faktor yang penting dalam menunjang kegiatan pembenihan rainbow karena merupakan pakan alami awal yang dimanfaatkan oleh larva rainbow. Sebelum zooplankton sebaiknya (c) ikan kultur terlebih dahulu dilakukan kultur fitoplankton. Syarat yang dibutuhkan untuk kultur fitoplankton adalah air benar-benar (d) Gambar 6. Proses Pemupukan (a) Pupuk kandang, (b) Pupuk ditimbang, (c) pupuk ditebar, (d) pemberian inokulan rotifer 91 PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015 Seperti yang terlihat pada Gambar 6 media yang berupa pupuk alami berupa Infusoria, Rotifera, dan Moina. kandang setelah ditimbang d. Pencegahan dibungkus dengan menggunkan pembenihan penyakit ikan pada Rainbow waring kemudian diikat Pupuk dan dengan menjaga kebersihan alat terakhir pupuk ditebar ke dalam bak dan kultur fiberglass. Dalam tujuh pengelolaan rotifer rotifer hari sudah dapat dipanen. Agar melimpah maka wadah budidaya kualitas air dan yang baik harus menambahkan ketersediaan makanan DAFTAR PUSTAKA dengan cara pemupukan ulang dalam Chumaidi, B. Nur, Sudarto, L. Poyaud dan J. Slembrouck. 2009. Pemijahan dan Perkembangan Embrio Ikan Pelangi (Melanotaenia spp)Asal Papua, Jurnal Perikanan (J. Fish.Scl) XI(2): 131-137. kurun waktu 4 hari setelah pemupukan pertama dengan dosis setengah dari pemupukan pertama. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Pemilihan Induk untuk pembenihan ikan rainbouw harus Hermawaty, D 2008. Prosedur pemijahan Ikan atau Budidaya Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons ). Bandung. Institut Teknologi Bandung. memperhatikan umur (7 bulan -1 tahun), ukuran (4-10 cm) dan tingkat kematangan gonadnya. b. Telur ikan Rainbouw akan menetas setelah 7 hari dengan rata rata prosentase penetasan 85% c. Pemeliharaan larva ikan Rainbouw setelah 3 hari dengan kombinasi pemberian pakan Hery, A. 2009. Pembenihan Ikan Rainbow (Melanotaenia spp). Asal Sungai Misool di Balai Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar Depok, Jawa Barat. Universitas Lampung. Lampung Kusrini E., Priyadi, G.S. Wibawa & I Insan. 2010 Pengaruh Ph terhadap perkembangan gonad rainbow sawiat (Melanotaenia sp.) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. 403-407. 92 PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015 KKKP.2012.http://www.kkp.go.id/ik anhias/index.php/news/c/47/ Mendongkrak-DevisaNegara-Melalui-Ekspor-IkanHias Lingga, P. 1989. Pembenihan Ikan Rainbow. Jakarta. Penebar Swadaya, Murniasih, S., T. Kadarini & M. Zamroni. 2011. Laju penyerapan kuning telur dan bukaan mulut awal larva ikan rainbow merah (Glossolepsis incises). Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. 37-42. Nur, B., & G.S. Wibawa. 2011. Pola Reproduksi Ikan Pelangi Fasin (Melanotaenia fasinensis). Prosiding. Konferensi Akuakultur Indonesia 2011. MAI : 312319 Said, D. S. 2003. Petunjuk Teknis “Beternak Ikan Hias (Rainbow), Yok !”. Pusat Penelitian Limnologi-LIPI : Bogor. Nasution, S.N.. 2000. Ikan Hias Air Tawar : Rainbow. Jakarta. Penebar Swadaya. Said, D.S. 2003. Studi Kromosom Ikan Pelangi (Melanotaenia lucustris). 'Pusat Penelitian Limnologi – LIPI. Fakultas Perikanan dan Kelautan, Institute pertanian Bogor, Fakultas MIPA, Universitas lndonesia Nur Susanto B., & N. Meilisza. 2010. Pendederan Benih Ikan Pelangi (Melanotaenia boesmani) dengan pemberian pakan alami yang berbeda. Prosiding Seminar Nasional Perikanan 2010, Bidang Budidaya Perikanan. Sekolah Tinggi Perikanan. 55-60. 2000. Koi. Penebar Swadaya. Cipondoh. Tappin, A. R., 2010. Rainbowfishes: Their Care and Keeping in Captivity. [email protected] .au. Copyright. 493 hal. 93