DETEKSI Listeria monocytogenes DAN Vibrio cholerae PADA PRODUK PERIKANAN SUTERA PRAMITARATRI DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Deteksi Listeria monocytogenes dan Vibrio cholerae pada Produk Perikanan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, April 2017 Sutera Pramitaratri NIM F24110124 ABSTRAK SUTERA PRAMITARATRI. Deteksi Listeria monocytogenes dan Vibrio cholerae pada Produk Perikanan. Dibimbing oleh WINIATI P. RAHAYU dan SITI NURJANAH. Indonesia mempunyai potensi tinggi dalam menghasilkan produk perikanan baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia maupun untuk diekspor. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi Listeria monocytogenes serta Listeria jenis lainnya, dan Vibrio cholerae pada produk perikanan dengan metode analisis biokimia. Identifikasi L. monocytogenes dan Listeria spp. dilakukan pada 28 sampel dengan isolasi pada media spesifik ALOA, uji biokimia untuk Listeria spp., dan konfirmasi dengan kit immuno assay (Glisa Single L’Mono) untuk L. monocytogenes. Identifikasi V. cholerae dilakukan pada 25 sampel dengan isolasi pada media selektif TCBS, pewarnaan Gram, pengujian dengan media spesifik TSIA dan LIA. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada produk yang tercemar oleh mikroba L. monocytogenes dan V. cholerae, namun terdeteksi Listeria spp. jenis lain, yaitu L. grayi yang terdeteksi pada 1 sampel ikan patin dari 17 sampel bahan baku (5.88 %) dan pada 1 sampel fukien setengah matang dari 9 sampel produk olahan (9.09 %). Kata kunci: Listeria monocytogenes, Listeria spp., Vibrio cholerae, produk perikanan. ABSTRACT SUTERA PRAMITARATRI. Detection of Listeria monocytogenes and Vibrio cholerae in Fisheries Products. Supervised by WINIATI P. RAHAYU and SITI NURJANAH. Indonesia has a high potency to produce fisheries products for both Indonesian people and export needs. The objective of this study was to detect Listeria monocytogenes and Vibrio cholerae in fisheries products using biochemical analysis method. Identification of L. monocytogenes and Listeria spp. were conducted to 28 samples using ALOA specific media, biochemical test for Listeria spp., and confirmation test using immuno assay kit (Glisa Single L’Mono) for L. monocytogenes. Identification of V. cholerae was conducted to 25 samples using TCBS selective media, Gram staining, TSIA and LIA specific media. The analysis results showed that none of the samples was contaminated by L. monocytogenes and V. cholerae, but other species of Listeria spp. had been detected which were L. grayi yang in one sample of catfish from 17 samples raw product (5.88 %) and in one sample fukien half-cooked from 9 samples processed product (9.09 %). Key words: Listeria monocytogenes, Listeria spp., Vibrio cholerae, fisheries product. DETEKSI Listeria monocytogenes DAN Vibrio cholerae PADA PRODUK PERIKANAN SUTERA PRAMITARATRI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017 Judul Skripsi: Deteksi Listeria monocytogenes dan Vibrio cholerae pada Produk Perikanan Nama : Sutera Pramitaratti NIM : F24110124 Disetujui oleh Dr. Siti Nmjanah, S.TP, M.Si Pernbimbing II Tanggal Lulus: ·0' 7 APR i01'1 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Deteksi Listeria monocytogenes dan Vibrio cholerae pada Produk Perikanan. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian berjudul Kajian Risiko Listeria monocytogenes pada Pangan Jajanan Anak Sekolah Berbasis Ikan yang didanai Program Hibah Kompetensi tahun 2015 atas nama Prof. Dr. Winiati P. Rahayu. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Prof. Dr. Winiati P. Rahayu dan Dr. Siti Nurjanah, S.TP, M.Si selaku pembimbing tugas akhir yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dana penelitian, serta Dr. Ir. Sukarno, M.Sc sebagai dosen penguji. Terima kasih untuk saran dan masukan yang berharga didapat dari Ibu Nur Allimah, Ibu Retnani, dan Ibu Asnani. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh kontribusi dari staf laboratorium, Mbak Ari, dan Teh Yayam, serta teman-teman sebimbingan, Mas Arif, Mbak Wita, Kak Indri, dan Ristia. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, April 2017 Sutera Pramitaratri DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 METODOLOGI PENELITIAN 2 Alat dan Bahan 2 Waktu dan Tempat Penelitian 3 Tahapan Penelitian 3 Identifikasi Listeria monocytogenes dan Listeria spp. 3 Identifikasi Vibrio cholerae 7 HASIL DAN PEMBAHASAN 10 Keberadaan Listeria monocytogenes pada Produk Perikanan 10 Keberadaan Listeria spp. pada Produk Perikanan 11 Keberadaan Vibrio cholerae pada Produk Perikanan 12 SIMPULAN DAN SARAN 14 Simpulan 14 Saran 14 DAFTAR PUSTAKA 14 RIWAYAT HIDUP 22 DAFTAR TABEL 1 Identitas sampel produk perikanan yang digunakan untuk identifikasi Listeria spp. dan Listeria monocytogenes 2 Identitas sampel produk perikanan yang digunakan untuk identifikasi Vibrio cholerae 4 7 DAFTAR GAMBAR 1 Skema penelitian 2 Diagram alir konfirmasi dengan kit immuno assay (Glisa Single L’Mono) 4 6 DAFTAR LAMPIRAN 1 Cemaran L. monocytogenes pada produk perikanan 2 Cemaran Listeria spp. pada produk perikanan 3 Cemaran Vibrio spp. pada produk perikanan 18 20 21 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia sebagai negara maritim berpotensi tinggi dalam menghasilkan produk perikanan. Badan Pusat Statistik (2016) melaporkan produksi perikanan tangkap tahun 2010 sampai 2014 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2014, produksi perikanan tangkap mencapai 6.3 juta ton. Produk perikanan banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Produk perikanan mengandung protein yang tinggi, kadar air yang tinggi, dan berasam rendah. Hal ini menyebabkan produk perikanan menjadi media yang cocok untuk pertumbuhan mikroba. Bakteri yang dapat mengontaminasi produk perikanan diantaranya adalah Listeria monocytogenes dan Vibrio cholerae. L. monocytogenes dan V. cholerae merupakan patogen yang sering menjadi perhatian para peneliti karena sifatnya yang membahayakan dan peluang terjadinya infeksi yang besar. Listeria monocytogenes adalah bakteri psikotropik, fakultatif anaerob, katalase positif, oksidase negatif. Meskipun tidak membentuk spora, Listeria monocytogenes dapat berkembang di berbagai kondisi lingkungan seperti suhu lemari es, pH rendah serta konsentrasi garam tinggi (Campos et al. 2011). Batas suhu pertumbuhannya adalah antara -1.5 sampai 45 oC, dengan suhu pertumbuhan optimal 30–37 oC. L. monocytogenes dapat tumbuh pada rentang pH 4.0–9.6, namun akan lebih sensitif terhadap kondisi asam pada suhu yang tinggi (Yousef dan Lado 2007). Beberapa karakteristik ini menyebabkan adanya peluang keberadaan Listeria monocytogenes pada produk perikanan baik yang berasal dari perairan asin maupun tawar meskipun telah mendapat proses pendinginan dan memiliki konsentrasi NaCl yang tinggi. Pangan dapat terkontaminasi L. monocytogenes selama rantai pangan berlangsung. Biasanya terjadi pada saat produksi, pengolahan, distribusi, dan penyimpanan. Listeria monocytogenes merupakan bakteri patogen yang berperan penting sebagai salah satu penyebab foodborne disease, yaitu penyakit yang ditularkan melalui pangan. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini disebut listeriosis (Lomonaco et al. 2009). Penyakit ini berbahaya terutama pada wanita hamil, bayi yang baru lahir, dan orang dewasa yang mempunyai kekebalan tubuh lemah. Penyakit ini mempunyai tingkat mortalitas 25 % dan tingkat rawat inap 92 %. L. monocytogenes menunjukkan angka yang tinggi pada feses orang yang terinfeksi, yaitu lebih dari 104 koloni g-1 (Sanjaya et al. 2009). Di Amerika Serikat, data yang tersedia menunjukkan bahwa 5 ribu orang meninggal dari 76 juta orang yang terinfeksi disebabkan oleh konsumsi pangan yang terkontaminasi L. monocytogenes (Robert 2009), sedangkan di Indonesia belum tersedia data maupun laporan yang mencatat kejadian listeriosis. Hal ini cukup menyulitkan dalam menentukan prevalensi listeriosis di Indonesia. Vibrio cholerae merupakan flora asli perairan payau dan muara (Gubala 2006), dan bisa dikelompokkan menjadi lebih dari 200 serotipe. Serotipe O1 dan O139 merupakan penyebab utama wabah kolera. Galur Vibrio cholerae lainnya, seperti non-O1/non-139 V. cholerae, dapat menyebabkan wabah penyakit diare. Di China, meskipun kolera sudah dikontrol baik, tetapi wabah penyakit diare yang disebabkan oleh V. cholerae terjadi di beberapa daerah terutama lewat produk 2 perairan. Produk perikanan yang terkontaminasi V. cholerae di daerah pesisir dapat menyebar ke daerah pedalaman sehingga menjadi sumber penyakit (Chen et al. 2016). Kolera merupakan penyakit yang biasanya ditularkan melalui kontak fekaloral. Pada beberapa kasus, kolera menyebabkan diare akut dan muntah sehingga menimbulkan dehidrasi berat yang berpotensi fatal, terutama apabila tidak dilakukan perawatan medis yang tepat. Imunitas terhadap kolera akan muncul setelah infeksi dan biasanya berlangsung 6-36 bulan (Ali et al. 2011). Listeria monocytogenes dan Vibrio cholerae dapat terdeteksi pada produk hasil perikanan terutama karena buruknya penerapan higiene dan sanitasi. Keberadaan bakteri patogen tersebut pada pangan menjadi cemaran biologis yang dapat mengancam keamanan pangan. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengaji keberadaan Listeria monocytogenes serta Listeria jenis lainnya dan Vibrio cholerae pada produk perikanan dengan metode biokimia. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keberadaan Listeria monocytogenes serta Listeria jenis lainnya, dan Vibrio cholerae pada produk perikanan di daerah Bogor dengan menggunakan metode biokimia. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui tingkat cemaran L. monocytogenes serta Listeria jenis lainnya, dan Vibrio cholerae pada produk perikanan di daerah Bogor. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan kebijakan bagi institusi pengawas dan sebagai bahan pembuatan materi informasi untuk masyarakat agar dapat mengonsumsi produk perikanan yang dijual di daerah Bogor dengan aman. METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan untuk analisis adalah cooler box, plastik steril, cawan petri, tabung reaksi, tabung bertutup, timbangan analitik, inkubator, waterbath, autoklaf, jarum inokulasi dan jarum ose, bunsen, peralatan sterilisasi filter, oven, pipet, mikropipet dan tip steril, mikroskop, hot plate, alat pengocok, serta kit immuno assay (Glisa Single L’Mono). Bahan yang digunakan untuk identifikasi L. monocytogenes adalah 28 sampel produk perikanan di daerah Bogor, air steril, Listeria Enricment Broth (LEB), Listeria selective agar acc to Ottaviani and Agosti (ALOA), kultur murni Listeria monocytogenes ATCC 7644, brain heart broth, selective agent (acriflavin 10 mg/L; sodium nalidisate, 40 mg/L; antifungi), suplemen Listeria spp., Tryptone Soya 3 Broth yeast extract (TSBye), pereaksi pewarnaan Gram, larutan H2O2, SIM agar, glukosa, rhamnosa, xylosa, mannitol, blood agar, dan purple carbohydrate broth. Bahan yang digunakan untuk identifikasi V. cholerae adalah 25 sampel produk perikanan, Alkaline Peptone Water (APW), kultur murni Vibrio parahaemolyticus AATC 17802 untuk uji morfologi, Lysine Iron Agar (LIA), Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Thiosulfate-Citrate-Bile-Salts-Sucrose (TCBS) agar, Trypticase (tryptic) Soy Agar (TSA) dan NaCl, pereaksi pewarnaan Gram, dan API 20E test kit serta reagennya. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015 hingga Januari 2016. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mutu dan Keamanan Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB dan di SEAFAST Center Bogor. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian ini meliputi identifikasi Listeria monocytogenes dan Listeria spp. serta identifikasi Vibrio cholerae. Analisis dilakukan dengan sampel yang berbeda, namun sampel tergolong produk perikanan yang diperoleh dari Pasar Anyar kota Bogor dan pedagang pangan jajanan anak sekolah di Bogor. Skema penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Identifikasi Listeria monocytogenes dan Listeria spp. Pengujian dimulai dengan pengambilan sampel, pengayaan kultur, kemudian isolasi pada agar selektif ALOA. Apabila terdeteksi koloni berwarna biru kehijauan dengan dikelilingi lingkar putih pada ALOA, koloni tersebut diduga L. monocytogenes yang kemudian dikonfirmasi menggunakan kit immuno assay. Apabila terdeteksi koloni berwarna biru kehijauan, koloni diduga Listeria spp. yang kemudian dikonfirmasi dengan pewarnaan Gram, uji katalase, dan uji motilitas. Isolat Listeria spp. selanjutnya diidentifikasi untuk mengetahui spesiesnya dengan uji karbohidrat dan uji hemolitik. Tahapan persiapan sampel (Pazra et al. 2014, FDA BAM 2011) Sampel yang digunakan untuk identifikasi Listeria monocytogenes dan Listeria spp. terdiri dari 28 produk perikanan yang berupa 17 bahan baku dan 11 produk olahan. Sampel bahan baku diambil dari daerah Pasar Anyar kota Bogor serta sampel produk olahan yang berupa jajanan anak sekolah (PJAS) diambil dari berbagai daerah sekolah di Bogor. Jumlah sampel mentah 17 buah, setengah matang 5 buah, dan matang 6 buah. Identitas sampel yang digunakan untuk identifikasi Listeria monocytogenes dan Listeria spp. ditunjukkan pada Tabel 1. 4 Mulai Identifikasi Listeria monocytogenes dan Listeria spp. Identifikasi Vibrio cholerae Persiapan sampel Persiapan sampel n total = 28 Jenis sampel (jumlah sampel): Bahan baku (17): Ikan gabus (2) Ikan kacang-kacang (3) Ikan parang-parang (4) Ikan patin (3) Ikan tenggiri (3) Ikan tongkol (2) Produk olahan (11): Batagor (3) Bola udang (2) Fukien (2) Pempek (4) n total = 25 Jenis sampel (jumlah sampel): Bahan baku (19): Ikan gabus (2) Ikan kacang-kacang (3) Ikan parang-parang (4) Ikan patin (3) Ikan tenggiri (3) Ikan tongkol (2) Udang (2) Produk olahan (6): Batagor (2) Pempek (4) Isolasi pada media TCBS Isolasi pada media ALOA Pewarnaan Gram Uji Listeria spp. Pewarnaan Gram Uji katalase Uji motilitas Konfirmasi L. monocytogenes dengan kit immuno assay (Glisa Single L-Mono) Pengujian dengan TSIA dan LIA API 20E biochemical test kit Gambar 1 Skema penelitian Tabel 1 Identitas sampel produk perikanan yang digunakan untuk identifikasi Listeria spp. dan Listeria monocytogenes No. Jenis Sampel Kondisi Asal Sampel Bahan baku: A 1 Ikan gabus Pasar Anyar kota Bogor A 2 Ikan gabus Pasar Anyar kota Bogor A 3 Ikan kacang-kacang Pasar Anyar kota Bogor A 4 Ikan kacang-kacang Pasar Anyar kota Bogor A 5 Ikan kacang-kacang Pasar Anyar kota Bogor A 6 Ikan parang-parang Pasar Anyar kota Bogor A 7 Ikan parang-parang Pasar Anyar kota Bogor A 8 Ikan parang-parang Pasar Anyar kota Bogor A 9 Ikan parang-parang Pasar Anyar kota Bogor A 10 Ikan patin Pasar Anyar kota Bogor 5 Tabel 1 Identitas sampel produk perikanan yang digunakan untuk identifikasi Listeria spp. dan Listeria monocytogenes (Lanjutan) No. Jenis Sampel Kondisi Asal Sampel A 11 Ikan patin Pasar Anyar kota Bogor A 12 Ikan patin Pasar Anyar kota Bogor A 13 Ikan tenggiri Pasar Anyar kota Bogor A 14 Ikan tenggiri Pasar Anyar kota Bogor A 15 Ikan tenggiri Pasar Anyar kota Bogor A 16 Ikan tongkol Pasar Anyar kota Bogor A 17 Ikan tongkol Pasar Anyar kota Bogor Produk olahan: C 18 Batagor SDN Cibalagung 5 Bogor C 19 Batagor SMK Pembangunan Bogor C 20 Batagor SMPN 1 Bogor B 21 Bola udang SMPN 1 Bogor C 22 Bola udang SMPN 1 Bogor B 23 Fukien SMPN 1 Bogor C 24 Fukien SMPN 1 Bogor C 25 Pempek SDN Cibalagung 5 Bogor B 26 Pempek SDN Cibalagung 5 Bogor B 27 Pempek SMAKBO B 28 Pempek SMAKBO Keterangan : A = mentah, kondisi baik B = setengah matang C = matang Tahapan pengambilan sampel dilakukan dengan memasukkan sampel ke dalam kantong plastik steril yang telah diberi label kode sampel. Sampel berupa bahan baku disimpan dalam kondisi dingin untuk ditransportasikan. Sampel ditimbang sebanyak 25 g secara aseptis dan dicampur dengan 75 mL media LEB dan kemudian dihomogenisasi. Campuran tersebut diinkubasi selama 4 jam pada suhu 30 oC. Setelah empat jam inkubasi, ditambahkan agen selektif Listeria (acriflavin 10 mg/L; sodium nalidisate, 40 mg/L; antifungi). Inkubasi untuk pengayaan selektif dilanjutkan pada suhu 30 oC selama 24 sampai 48 jam. Isolasi pada media ALOA (FDA BAM 2011) Kultur murni Listeria monocytogenes ATCC 7644 ditambahkan dalam 10 mL media TSBye dan diinkubasi selama 18 jam pada suhu 37 oC. Kultur murni tersebut kemudian dijadikan sebagai kontrol positif. Kontrol positif dan s ampel yang telah diinkubasi pada media LEB selama 24-48 jam kemudian diisolasi pada media selektif ALOA dan diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37 oC. Koloni yang berwarna biru kehijauan dengan lingkar putih diduga sebagai Listeria monocytogenes kemudian dikonfirmasi dengan kit immuno assay (Glisa Single L’Mono). Koloni yang berwarna biru kehijauan tanpa lingkar putih diduga sebagai 6 Listeria spp. jenis lain yang kemudian disimpan dalam media TSBye untuk dilakukan identifikasi Listeria spp. Pewarnaan Gram (FDA BAM 2001) Pewarnaan Gram dikerjakan bersamaan dengan kontrol positif Listeria monocytogenes AATC 7644. Listeria spp. merupakan jenis bakteri Gram positif sehingga dalam pewarnaan Gram akan berwarna ungu, dan berbentuk batang pendek. Hasil Pewarnaan Gram juga akan menunjukkan kemurnian isolat berdasarkan keseragaman warna, bentuk, dan ukuran. Isolat yang belum murni akan diisolasi kembali menggunakan metode gores dalam TSAye sebelum pengujian selanjutnya. Uji katalase (Purwohadisantoso et al. 2009) Isolat diambil dengan ose dan diletakkan pada preparat. Uji katalase dilakukan dengan meneteskan H2O2 pada preparat. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya gelembung-gelembung gas. Uji motilitas (BSN 2009) Isolat diambil dengan jarum ose lurus, dan diinokulasikan dengan menusukkan pada medium semi solid (SIM Agar) kemudian diinkubasikan pada suhu 25-28 oC selama 18-24 jam. Reaksi positif ditandai dengan adanya pertumbuhan bakteri yang menyebar dan tidak terlihat bekas tusukan. Listeria spp. bersifat motil sehingga menghasilkan reaksi positif. Konfirmasi dengan kit immuno assay (Glisa Single L’Mono) (ISO 11290-2004) Koloni yang diduga L. monocytogenes dikonfirmasi dengan kit immuno assay (Glisa Single L’Mono) menggunakan kontrol positif L. monocytogenes AATC 7644 untuk memastikan keberadaan L. monocytogenes. Tahapan konfirmasi dapat dilihat pada Gambar 2. 1-3 koloni diambil dengan jarum ose Ditambahkan 250 µL brain heart broth diamkan selama 1 jam pada suhu 37 oC Diambil 150 µL dan diteteskan ke lingkaran Positif (dua buah garis merah pada C dan T menunjukkan sampel positif mengandung L. monocytogenes) Negatif (tidak munculnya garis merah pada T menunjukkan sampel tidak mengandung L. monocytogenes) Gambar 2 Diagram alir konfirmasi dengan kit immuno assay (Glisa Single L’Mono) 7 Uji fermentasi karbohidrat (FDA BAM 2011) Isolat yang diduga positif Listeria spp. dari TSBye diinokulasi ke dalam tabung reaksi yang berisi media purple carbohydrate broth. Kemudian ke dalam masing-masing tabung ditambahkan glukosa, rhamnosa, mannitol, dan xylosa sebanyak 0.5 % (w/v). Kultur diinkubasi selama 7 hari pada suhu 37 oC. Reaksi positif fermentasi karbohidrat ditandai dengan perubahan warna media menjadi kuning. Uji hemolitik (FDA BAM 2011) Koloni dari TSBye diteteskan pada 5 % media agar darah domba. Dasar cawan diberi kisi-kisi. Kontrol positif menggunakan spesies L. monocytogenes serta kontrol negatif menggunakan Listeria innocua. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24–48 jam dan diamati adanya reaksi hemolisis. Identifikasi Vibrio cholerae Pengujian dimulai dengan tahapan persiapan sampel, pengayaan kultur dan isolasi pada media TCBS yang mengacu pada BAM 2004. Koloni terduga Vibrio cholerae kemudian diisolasi pada TSA-2 % NaCl serta dilakukan screening dan konfirmasi. Tahap screening berupa pewarnaan Gram dan pengujian pada media TSIA dan LIA. Apabila terdeteksi isolat yang sesuai dengan karakter V. cholerae, isolat kemudian dikonfirmasi menggunakan API 20E test kit. Tahapan persiapan sampel dan pengayaan (FDA 2004) Sampel terdiri dari 25 produk perikanan yang berupa 19 bahan baku dan 6 produk olahan. Sampel bahan baku diambil dari daerah Pasar Anyar serta sampel produk olahan yang berupa jajanan sekolah diambil dari berbagai daerah sekolah. Jumlah sampel mentah 19 buah, setengah matang 2 buah, dan matang 4 buah (Tabel 2). Tabel 2 Identitas sampel produk perikanan yang digunakan untuk identifikasi Vibrio cholerae No. Sampel Jenis Sampel Bahan baku: 1 Ikan gabus 2 Ikan gabus 3 Ikan kacang-kacang 4 Ikan kacang-kacang 5 Ikan kacang-kacang 6 Ikan parang-parang 7 Ikan parang-parang 8 Ikan parang-parang 9 Ikan parang-parang 10 Ikan patin Kondisi A A A A A A A A A A Asal Pasar Anyar kota Bogor Pasar Anyar kota Bogor Pasar Anyar kota Bogor Pasar Anyar kota Bogor Pasar Anyar kota Bogor Pasar Anyar kota Bogor Pasar Anyar kota Bogor Pasar Anyar kota Bogor Pasar Anyar kota Bogor Pasar Anyar kota Bogor 8 Tabel 2 Identitas sampel produk perikanan yang digunakan untuk identifikasi Vibrio cholerae (Lanjutan) No. Sampel Jenis Sampel Kondisi 11 Ikan patin A 12 Ikan patin A 13 Ikan tenggiri A 14 Ikan tenggiri A 15 Ikan tenggiri A 16 Ikan tongkol A 17 Ikan tongkol A 18 Udang A 19 Udang A Produk olahan: 20 Batagor C 21 Batagor C 22 Pempek C 23 Pempek B 24 Pempek C 25 Pempek B Keterangan : A = mentah, kondisi baik B = setengah matang C = matang Asal Pasar Anyar kota Bogor Pasar Anyar kota Bogor Pasar Anyar kota Bogor Pasar Anyar kota Bogor Pasar Anyar kota Bogor Pasar Anyar kota Bogor Pasar Anyar kota Bogor Pasar Anyar kota Bogor Pasar Anyar kota Bogor SDN Cibalagung 5 Bogor SMK Pembangunan Bogor SDN Cibalagung 5 Bogor SDN Cibalagung 5 Bogor SMAKBO SMAKBO Pengambilan sampel dilakukan dengan memasukkan sampel ke dalam kantong plastik steril yang telah diberi label kode sampel. Sampel berupa bahan baku disimpan dalam kondisi dingin untuk ditransportasikan. Sebanyak 25 g sampel yang telah dipotong-potong kecil ditambah 225 mL alkaline peptone water (APW) dalam erlenmeyer. Larutan kemudian dihomogenisasi dan diinkubasi pada 35±2 °C selama 6-8 jam untuk produk yang mentah, sedangkan produk matang dan setengah matang diinkubasi selama semalam. Isolasi pada media TCBS (FDA 2004) TCBS agar dipersiapkan dalam cawan terlebih dahulu. Setelah TCBS agar kering, diambil 3 mm ose dari pelikel kultur APW dan digoreskan secara kuadran ke permukaan cawan TCBS. TCBS kemudian diinkubasi selama semalam (18-24 jam) pada suhu 35±2 °C. Koloni Vibrio cholerae pada TCBS agar akan membentuk lingkaran besar (2 sampai 3 mm), halus, agak pipih, dan kuning dengan pusat keruh dan lingkar bening. Pemurnian isolat (FDA 2004) Koloni terduga diambil dari setiap TCBS agar dan digoreskan ke dalam TSA-2 % NaCl, kemudian diinkubasi selama semalam (18-24 jam) pada suhu 35±2 °C. Isolat murni kemudian dapat disimpan pada agar miring TSA-2 % NaCl dan disubkultur menjadi 3 atau lebih isolat. 9 Pewarnaan Gram (FDA BAM 2001) Pewarnaan Gram dilakukan dari setiap koloni terduga V. cholerae. Kontrol positif menggunakan Vibrio parahaemolyitcus AATC 17802. Kultur diambil dari TSA-2 % NaCl yang telah diinkubasi selama 24 jam. Bakteri V. cholerae termasuk Gram negatif, berbentuk batang pendek atau koma. Pengujian dengan Triple Sugar Iron Agar (TSIA) dan Lysine Iron Agar (LIA) (BSN 2006 dan CDC 2014) Koloni dari TSA-2 % NaCl diinokulasikan pada media TSIA dan LIA dengan cara menggores agar miring dan menusuk agar tegak. Media diinkubasi pada suhu 36±1 °C selama 18 sampai 24 jam. V. cholerae pada TSIA akan menghasilkan asam (warna kuning) pada permukaannnya, asam (warna kuning) pada tusukan (butt) dan tidak menghasilkan gas serta H2S. Reaksi LIA oleh V. cholerae menghasilkan basa (warna ungu) pada permukaan agar, basa (warna ungu) pada tusukan (butt), dan juga tidak menghasilkan gas serta H2S. Pengujian dengan API 20E biochemical test kit (FDA 2004) Pengujian ini tidak dilakukan karena tidak diperoleh koloni yang menunjukkan karakter biokimia sesuai dengan uji biokimia pendahuluan (presumtif). Pengujian ini dilakukan apabila diperoleh koloni yang sesuai dengan karakter biokimia V. cholerae pada pengujian dengan TSIA dan LIA. Pengujian ini dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap produksi metabolisme isolat pada media uji yang ditandai dengan perubahan warna. Hasil pengamatan kemudian dibaca menggunakan tabel pembacaan (reading table) dan identifikasi bakteri berdasarkan Analytical Profile Index (API) atau menggunakan identification software. Konfirmasi V. cholerae dengan API 20E biochemical test kit diawali dengan tahap preparasi suspensi isolat yaitu dengan cara homogenisasi isolat dari media TSA + 2.5 % NaCl yang telah diinkubasi pada 37±2 °C; 24 jam ke dalam larutan NaCl 0.85 %. Suspensi isolat kemudian diinokulasikan ke dalam masingmasing sumur media uji yang berisi reagen-reagen dalam bentuk kering. Inokulasi suspensi isolat pada masing-masing media uji dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Suspensi isolat diinokulasikan penuh ke dalam microtube media uji ONPG, TDA, IND dan gula-gula pereduksi. 2. Suspensi isolat diinokulasikan di bawah garis tes microtube pada media uji LDC, ODC, ADH, H2S, dan URE dan ditambahkan mineral oil. 3. Suspensi isolat diinokulasikan penuh ke dalam microtube dan sumur pada media uji CIT, VP, dan GEL. Media uji selanjutnya diinkubasikan pada suhu 37±2 °C selama 18-24 jam. Hasil metabolisme ditandai dengan adanya perubahan warna pada masing-masing media uji, di mana untuk media uji indol, VP dan TDA masing-masing dilakukan penambahan reagen, yaitu: 1. Untuk pengujian indol ditambahkan 1 tetes reagen kovac’s dan pembacaan dilakukan beberapa menit setelah penambahan reagen. 2. Untuk pengujian VP ditambahkan masing-masing 1 tetes reagen barritt’s A dan B dan pembacaan dilakukan maksimal 10 menit setelah penambahan reagen. 3. Untuk pengujian TDA ditambahkan 1 tetes reagen FeCl3. Seluruh hasil reaksi metabolisme kemudian dilakukan pembacaan untuk penentuan reaksi positif dan negatif. Hasil reaksi dikelompokkan pada tiap 3 reaksi 10 dengan nilai pada tiap reaksi positif adalah 1, 2, dan 4 sehingga dihasilkan 7 digit angka dan selanjutnya dilakukan pembacaan pada Analytical Profile Index (API) atau menggunakan identification software. HASIL DAN PEMBAHASAN Keberadaan Listeria monocytogenes pada Produk Perikanan Hasil pengujian pada 28 sampel produk perikanan menunjukkan tidak terdapat koloni terduga Listeria monocytogenes pada media ALOA. Pada ALOA, Listeria monocytogenes akan membentuk koloni biru kehijauan dengan halo buram di sekelilingnya. Hal ini merupakan akibat dari adanya aktivitas L. monocytogenes yang menghasilkan faktor virulensi phosphatidylinositol-specific phospholipase C dan β-D-glucosidase (Park et al. 2014). Tahap konfirmasi dengan kit immuno assay tidak dilakukan karena tidak diperoleh koloni terduga Listeria monocytogenes. Keberadaan Listeria monocytogenes pada bahan baku Listeria monocytogenes tidak terdeteksi pada 17 sampel produk perikanan mentah berupa ikan tenggiri, ikan parang-parang, ikan kacang-kacang, ikan patin, ikan tongkol, dan ikan gabus yang diperoleh dari pasar Anyar kota Bogor. Hal ini diduga disebabkan lingkungan sumber sampel yang relatif aman dan tidak tercemar L. monocytogenes, kondisi penyimpanan yang baik, dan kondisi sampel yang masih segar. Lokasi pengambilan sampel terdapat di pinggir jalan dan di dalam gedung pasar Anyar kota Bogor. Meskipun demikian, sampel yang diperoleh dalam kondisi baik dan segar dimana ikan memiliki mata yang jernih, kornea bening, pupil hitam, mata cembung, dan insang merah segar (Siburian et al. 2012). Hasil penelitian lain terhadap produk perikanan di beberapa negara disebutkan pada Lampiran 1. Cemaran Listeria monocytogenes tidak terdapat pada sampel ikan segar blackback dari 28 sampel yang dianalisis di Iran (Basti et al. 2006), sedangkan cemaran tertinggi sebesar 14.8 % pada sampel ikan asap di Spanyol Utara sebanyak 142 sampel (Garido et al. 2009). Keberadaan Listeria monocytogenes pada produk olahan Listeria monocytogenes juga tidak terdeteksi pada sampel produk olahan berupa PJAS berbasis perikanan, yaitu 5 sampel setengah matang serta 6 sampel matang. Hasil negatif L. monocytogenes diduga disebabkan oleh bahan baku yang tidak tercemar dan atau adanya perlakuan panas yang cukup serta peralatan yang tidak tercemar L. monocytogenes sehingga tidak terjadi kontaminasi ulang. Perlakuan panas seperti pengukusan atau penggorengan dalam pengolahan pangan menyebabkan kerusakan mikroba. Nilai D L. monocytogenes adalah D66 18 detik (Shi et al. 2014). Proses pemanasan pada suhu 66ºC selama 18 detik dapat membunuh 90 % populasi L. monocytogenes. Hasil yang serupa juga ditunjukkan pada penelitian lain yang telah dilakukan di Indonesia. L. monocytogenes tidak terdeteksi pada 30 sampel susu impor (16 susu UHT dan 14 susu sterilisasi) yang masuk ke Indonesia (Ekandari 2009), 32 sampel susu pasteurisasi di pasar swalayan di Bogor (Sanjaya 2009), 30 sampel daging sapi di Surabaya (Tandisole 2011), 36 sampel karkas daging 11 ayam di Malang (Primajati 2011), 35 sampel pangan jajanan anak sekolah di daerah Bogor (Yunita et al. 2016), 65 sampel pangan jajanan berbasis ikan (Yuswita et al. 2016), serta 30 sampel kerang hijau dan kerang darah (Rahayu et al. 2016). Hasil berbeda ditunjukkan oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan di Indonesia dimana Listeria monocytogenes terdeteksi. Enam dari 30 sampel keju impor yang masuk ke Indonesia mengandung Listeria, empat diantaranya terkonfirmasi sebagai L. monocytogenes (Iswan 2009). Listeria tetapi tidak terkonfirmasi sebagai Listeria monocytogenes terdapat pada satu dari 14 sampel pangan beku yang diperoleh dari satu pabrik (Cessarani 2010). Penelitian lain menunjukkan bahwa dari 40 sampel pangan siap saji berbasis daging dan 40 sampel pangan siap saji berbasis ikan yang diuji terdapat dua sampel pangan siap saji berbasis ikan yang positif terkontaminasi L. monocytogenes (Kovacevic 2012). Keberadaan Listeria spp. pada Produk Perikanan Koloni yang diduga L. monocytogenes tidak terdeteksi pada media ALOA, namun terdapat koloni berwarna biru kehijauan yang diduga Listeria jenis lain. Komponen kromogenik yang terdapat pada media ALOA adalah 5-bromo-4chloro-3-indolyl-β-D-glucopyranoside (X-glc) akan bereaksi dengan aktivitas β-glucosidase yang dihasilkan oleh Listeria spp. dan menghasilkan koloni berwarna biru (Liu 2008). Hasil analisis terhadap 28 sampel produk perikanan yang terdiri dari 17 sampel bahan baku dan 11 sampel produk olahan, menunjukkan 2 sampel terkontaminasi Listeria grayi. Keberadaan Listeria spp. pada bahan baku Hasil pengujian Listeria spp. pada media ALOA terhadap 17 sampel bahan baku menunjukkan 16 sampel diduga terkontaminasi Listeria spp. Jumlah isolat yang diperoleh dari 16 sampel tersebut adalah 45 isolat. Hasil pewarnaan Gram dan pengujian katalase diperoleh 1 isolat yang menunjukkan Gram positif berbentuk batang pendek atau kokobasil serta katalase positif. Hasil pengujian motilitas menunjukkan hasil positif pada isolat tersebut. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa dari 17 sampel yang diidentifikasi, terdapat satu sampel (5.88 %) yang memiliki ciri-ciri Listeria spp. Isolat dengan ciri-ciri Listeria spp. kemudian diuji menggunakan uji fermentasi karbohidrat dan uji hemolitik untuk mengetahui spesiesnya. Hasil uji fermentasi karbohidrat menunjukkan bahwa isolat Listeria spp. yang telah terdeteksi merupakan Listeria grayi dimana L. grayi dapat menfermentasi manitol tetapi tidak dapat menfermentasi xylosa, rhamnosa, dan tidak memiliki kemampuan hemolitik (FDA 2011). Listeria grayi tergolong bakteri non-patogen (Ryser dan Marth 2007). Sampel tersebut merupakan sampel ikan patin yang diperoleh dari Pasar Anyar kota Bogor. Berdasarkan keterangan penjual, ikan patin tersebut diperoleh dari Pasar Muara Angke Jakarta, ditransportasikan menggunakan kotak pendingin, kemudian langsung dijual pada hari yang sama. Sampel ikan patin terkontaminasi diduga karena sumber sampel, peralatan dan tempat penyimpanan yang kurang higienis, atau lingkungan dengan sanitasi yang kurang baik. Hasil penelitian di beberapa negara lain juga menunjukkan keberadaan Listeri spp. (Lampiran 2). Persentase prevalensi Listeria spp. tertinggi terdapat pada 12 sampel ikan di Nsukka, Nigeria, diperoleh 6 sampel (40 %) dari 15 sampel positif Listeria spp., namun belum teridentifikasi jenis dari Listeria spp. tersebut (Jallewar et al. 2006). Keberadaan Listeria spp. pada produk olahan Hasil pengujian Listeria spp. terhadap 11 sampel bahan baku menunjukkan seluruh sampel diduga terkontaminasi Listeria spp. Jumlah isolat yang diperoleh dari 11 sampel tersebut adalah 32 isolat. Hasil pewarnaan Gram dan pengujian katalase diperoleh 1 isolat yang menunjukkan Gram positif berbentuk batang pendek atau kokobasil serta katalase positif. Hasil pengujian motilitas menunjukkan hasil positif pada isolat tersebut. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa dari 11 sampel yang diidentifikasi, terdapat satu sampel (9.09 %) yang memiliki ciri-ciri Listeria spp. Hasil uji fermentasi karbohidrat dan uji hemolitik menunjukkan sifat dari Listeria grayi. Sampel positif Listeria grayi tersebut merupakan fukien setengah matang yang diperoleh dari pedagang jajanan di sekitar sekolah menengah di Bogor. Fukien ini merupakan jajanan anak sekolah yang terbuat dari campuran beberapa jenis ikan dan tepung. Perlakuan panas yang terjadi pada pembuatan fukien adalah perebusan dan pemanggangan. Fukien setengah matang hanya mendapati proses perebusan, namun belum dipanggang. Listeria grayi mengontaminasi fukien setengah matang diduga karena bahan baku yang sudah tercemar L. grayi dan perlakuan panas yang tidak cukup atau karena adanya post contamination. Post contamination dapat terjadi karena peralatan atau lingkungan dengan sanitasi buruk. Keberadaan Vibrio cholerae pada Produk Perikanan Sampel yang dianalisis 25 sampel produk perikanan yang terdiri dari 19 sampel bahan baku dan 6 sampel produk olahan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada 25 sampel tersebut tidak terdeteksi Vibrio cholerae. Keberadaan Vibrio cholerae pada bahan baku Hasil screening 19 sampel bahan baku produk perikanan pada media TCBS agar menunjukkan adanya pertumbuhan koloni berwarna kuning yang diduga Vibrio cholerae pada seluruh sampel. Vibrio cholereae dapat menfermentasi sukrosa dan menghasilkan asam sehingga mengubah zat indikator bromothymol blue membentuk koloni berwarna kuning. Jenis Vibrio dan bakteri lain yang dapat menfermentasi sukrosa, antara lain: V. alginolyticus, V. fluvialis, V. furnissii, V. metschnikovi, dan Aeromonas hydrophila sehingga dilakukan screening lebih lanjut. Jumlah isolat yang diperoleh dari 19 sampel tersebut adalah 52 isolat. Hasil pewarnaan Gram terhadap 52 isolat tersebut menunjukkan hanya 9 isolat (17.3 %) pada 7 sampel (36.84 %) yang memiliki ciri-ciri Vibrio spp., yaitu Gram negatif, berbentuk batang pendek atau koma, dan berukuran kecil. Hasil pengujian dengan media TSIA dan LIA menunjukkan tidak terdapat isolat yang memiliki ciri-ciri Vibrio cholerae, yaitu dapat menfermentasi glukosa, sukrosa, dan laktosa serta menghasilkan Lysine-decarboxylase. Pengujian dengan API 20E tidak dilakukan karena hasil negatif V. cholerae pada media TSIA dan LIA. 13 Berdasarkan hasil pengujian, 19 sampel produk perikanan bahan baku tidak menunjukkan keberadaan Vibrio cholerae. Hal ini sesuai dengan persyaratan mikroba cemaran V. cholerae negatif/25 gram sampel berdasarkan SNI tentang ikan segar (SNI 01-2729.1-2006) dan peraturan BPOM nomor HK.00.06.1.52.4011 tentang penetapan batas maksimum cemaran mikroba dan kimia dalam pangan. Vibrio cholerae merupakan bakteri patogen terhadap manusia. Bakteri ini akan menyebabkan gangguan pencernaan apabila mengontaminasi pangan yang dikonsumsi. Vibrio cholerae tidak terdeteksi pada produk perikanan yang mentah diduga karena kondisi lingkungan yang relatif aman, penanganan dan penyimpanan produk yang baik. Adapun kemungkinan lain dimana terdapat bakteri yang bersifat antagonis terhadap Vibrio cholerae sehingga pertumbuhan V. cholerae terhambat. Hasil serupa juga didapat dari penelitian Asikin et al. (2014). Sampel yang diuji berupa udang windu (10 sampel), air tambak, air proses, dan es pengawet (17 sampel) di tiga kecamatan, yaitu: Kecamatan Muara Jawa, Anggana dan Muara Badak di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya bakteri E. coli yang terdeteksi pada udang, air proses dan air tambak asal Kec. Muara Jawa sedangkan bakteri Vibrio cholerae dan Salmonella tidak terdeteksi. Penelitian lain yang dilakukan di beberapa daerah menunjukkan adanya keberadaan Vibrio spp. termasuk Vibrio cholerae pada produk perikanan (Lampiran 3). Sampel yang banyak diteliti adalah udang segar, kerang, ikan segar, serta es pengawet dan air pengolahan hasil perikanan. Persentase prevalensi Vibrio cholerae tertinggi terdapat pada sampel es pengawet hasil perikanan di Kedongan, Kuta, Bali. Berdasarkan penelitian Wijaya et al. (2013), dari 10 sampel terdapat 5 sampel positif V. cholerae. Hal tersebut menunjukkan bahwa es pengawet dapat menjadi salah satu sumber kontaminasi terhadap produk perikanan. Berdasarkan Badan Riset Kelautan dan Perikanan (2012), lingkungan yang kurang bersih menyebabkan bakteri V. cholerae yang berasal dari laut dapat mencemari pasar tradisional. Hal ini dapat menjadi sumber penyakit kolera. Menurut Purwoko (2007), transmisi utama penyakit kolera ditentukan oleh faktor lingkungan seperti suhu, kebersihan dan konsentrasi nutrien misalnya zooplankton di dalam air. Kondisi pasar sebagai tempat berjualan juga dapat memengaruhi keberadaan bakteri V. cholerae. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pribadi (2008), faktor lokasi penjualan, peralatan yang kurang higienis memengaruhi adanya kontaminasi bakteri V. cholerae. Beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat berbagai sumber transmisi dari bakteri V. cholerae. Sumber pangan yang berasal dari hasil perikanan merupakan salah satu sumber transmisi yang paling sering terjadi. Hal ini erat kaitannya dengan teori bahwa air dengan kadar garam tinggi seperti air laut adalah tempat hidup alami dari Vibrio spp., sehingga memudahkan proses kontaminasi (Widyastana et al. 2015). Keberadaan Vibrio cholerae pada produk olahan Hasil analisis terhadap 6 sampel produk perikanan olahan pada media TCBS agar menunjukkan seluruh sampel diduga terkontaminasi Vibrio cholerae. Jumlah isolat yang diperoleh dari 6 sampel tersebut adalah 23 isolat. Hasil pewarnaan Gram terhadap 52 isolat tersebut menunjukkan hanya 3 isolat (5.77 %) pada 3 sampel (50 %) yang memiliki ciri-ciri Vibrio spp. Hasil pengujian dengan media TSIA dan 14 LIA menunjukkan tidak terdapat isolat yang memiliki ciri-ciri Vibrio cholerae sehingga tidak dilanjutkan ke pengujian menggunakan API 20E. Hal ini juga sesuai dengan peraturan BPOM nomor HK.00.06.1.52.4011 tentang penetapan batas maksimum cemaran mikroba dan kimia dalam pangan. Penelitian Yunita et al. (2016) menunjukkan hasil serupa, yaitu negatif Vibrio spp. pada 35 sampel PJAS di Bogor. Hasil berbeda didapat dari penelitian Deashinta et al. (2007) dimana sembilan dari 20 pangan jajanan di Jakarta positif mengandung Vibrio choerae. Vibrio cholerae tidak terdeteksi pada produk perikanan olahan diduga disebabkan oleh bahan baku yang tidak tercemar V. cholerae, adanya perlakuan panas (pengukusan/ pengorengan) yang mengakibatkan V. cholerae mati, dan tidak terjadi kontaminasi ulang dari peralatan maupun lingkungan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian menunjukkan bahwa L. monocytogenes tidak terdeteksi pada 28 sampel produk perikanan. Berdasarkan pengujian Listeria spp., terdeteksi Listeria grayi sebanyak 1 dari 17 sampel berupa bahan baku (5.88 %) dan 1 dari 11 sampel berupa produk olahan (9.09 %). Listeria grayi merupakan jenis bakteri non-patogen. Analisis terhadap 25 sampel produk perikanan menunjukkan bahwa Vibrio cholerae tidak terdeteksi. Saran Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengambil lebih banyak sampel di berbagai tempat. Penelitian mengenai faktor penyebab tidak terdeteksinya Listeria monocytogenes dan Vibrio cholerae dapat dilakukan, seperti pengujian formalin pada sampel yang diuji. Penelitian terhadap bakteri patogen lain perlu dilakukan untuk mendapatkan status keamanan cemaran mikroba berdasarkan persyaratan SNI, seperti: ALT, Escherichia coli, Salmonella, dan Vibrio parahaemolyticus. DAFTAR PUSTAKA Ali M, Emch M, Park JK, Yunus M, Clemens J. 2011. Natural cholera infectionderived immunity in an endemic setting. J Infect Dis. 204: 912–918. doi:10.1093/infALIdis/jir416. Asikin AN, Hutabarat S, Darmanto YS, Prayitno SB. 2014. Kandungan bakteri patogen pada udang windu (Penaeus monodon Fabricius) pascapanen asal tambak. J Dinam Pert. 29(2): 199-206. Badan POM. 2009. Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011 tentang Penetapan Batas 15 Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan. Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. 2012. Pengolahan Ikan dan Hasil Laut. Jakarta (ID): Departemen Kelautan dan Perikanan. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi Perikanan Tangkap Menurut Provinsi dan Jenis Penangkapan, 2000-2014 [internet]. [diacu 2016 Desember 10]. Tersedia dari: https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1705. [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2006. Spesifikasi Ikan Segar I. SNI 012729.1-2006. [BSN] Badan Standadisasi Nasional. 2006. Cara uji mikrobiologi-Bagian 4: Penentuan Vibrio cholerae pada produk perikanan. SNI 01-2332.4-2006. [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2009. Metode identifikasi bakteri Aeromonas hydrophila secara biokimia. SNI 7303:2009. Basti AA, Misaghi A, Salehi TZ, Kamkar A. 2006. Bacterial pathogens in fresh, smoked and salted Iranian fish. Food Control. 17: 183–188. doi:10.1016_j.foodcont.2004.10.001. Campos CA, Castro MP, Gliemmo MF, Schelegueda LI. 2011. Use of natural antimicrobials for the control of Listeria monocytogenes in foods. Formatex. 1111-1123. [CDC] Centers for Disease Control and Prevention. 2014. Laboratory Methods for the Diagnosis of Vibrio cholerae chapter 6 [internet]. [diacu 2015 Februari 14]. Tersedia dari: https://www.cdc.gov/cholera/laboratory.html Cessarani C. 2010. Isolation and Identification Listeria monocytogenes from frozen food [skripsi]. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung. Chen Z, Ming L, Chengjun S, Haimin Z, Xin W, Liyin Z, Siyuan T, Bingyue W, Yongxin L. 2016. Identification of Vibrio cholerae serotypes in high-risk marine products with non-gel sieving capillary electrophoresis. Analytical Biochemistry. 494: 68-75. doi:10.1016_j.ab.2015.10.011. Deashinta N, Waturangi DE, Yogiara. 2007. Antibiotic resistance and integron of Vibrio cholerae detection from school street foods in Jakarta. Hayati J Biosci. 14(2): 71-75. ISSN: 1978-3019 Ekandari SE. 2009. Kajian tingkat keamanan susu ultra high temperature (UHT) impor terhadap Listeria monocytogenes [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [FDA] Food and Drug Administration. 2001. BAM R32: Gram Stain. Bacterioligical Analytical Manual Online. [FDA] Food and Drug Administration. 2004. BAM Chapter 9 Vibrio. Bacterioligical Analytical Manual Online. [FDA] Food and Drug Administration. 2011. Listeria monocytogenes. Chapter 10 Detection and Enumeration of Listeria monocytogenes in Foods. In Bacterioligical Analytical Manual Online. Garido V, Viltas Al, Jalon IG. 2009. Survey of Listeria monocytogenes in ready-toeat products: Prevalence by brands and retail establishmenta for exposure assesment of listeriosis in Nothern Spain. Food Control. 20: 986-991. doi:10.1016/j.foodcont.2008.11.013. Gubala AJ. 2006. Multiplex real-time PCR detection of Vibrio cholerae. J Microbiol Methods. 65: 278-293. 16 [ISO] International Standardisation Organisation. 2004. Microbiology of food and animal feeding stuffs – Horizontal method for the detection and enumeration of Listeria monocytogenes. Part 1: Detection method – amandement 1. ISO 11290:2004. Iswan H. 2009. Kajian tingkat keamanan keju impor ditimjau dari pencemaran Listeria monocytogenes [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Jallewar PK, Kalorey DR, Kurkure NV, Pande VV, Barbuddhe SB. 2006. Genotypic characterization of Listeria sp. isolated from fresh water fish. Int J Food Microbiol. 144: 120-123. doi: 10.1016/j.ijfoodmicro.2006.09.034. Liu D. 2008. Handbook of Listeria monocytogenes. Boca Raton (US): CRC Press, Taylor and Francis Group. Lomonaco S, Decastelli L, Nucera D, Gallina S, Bianchi DM, Civera T. 2009. Listeria monocytogenes in Gorgonzola: subtypes, diversity and persistence over time. Int J of Food Microb. 128: 516-520. Park SH, Chang PS, Ryu S, Kang DH. 2014. Development of a novel selective and differential medium for the isolation of Listeria monocytogenes. Appl Environ Microbiol. 80(3): 1020. doi:10.1128/AEM.02840-13. Pazra DF, Trioso P, Denny WL. 2014. Keberadaan bakteri Listeria monocytogenes pada keju gouda produksi lokal impor. J Vet. 15(2): 192-198. Pribadi A. 2008. Identifikasi bakteri Vibrio cholerae pada udang bakar yang dijual di sekitar Jalan Pahlawan Semarang [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Muhammadiyah Semarang. Primajati SE. 2011. Deteksi bakteri patogen Salmonella sp. dan Listeria monocytogenes pada karkas ayam segar yang beredar di kota Malang [skripsi]. Malang (ID): Universitas Brawijaya. Purwohadisantoso K, Elok Z, Ella S. 2009. Isolasi bakteri asam laktat dari sayur kubis yang memiliki kemampuan penghambatan bakteri patogen (Staphylococcus aureus, Listeria monocytogenes, Escherichia coli, dan Salmonella typhimirum). JTHP. 10(1): 19-27. Purwoko T. 2007. Fisiologi Mikroba. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Rahayu WP, Rinati R, Nurjanah S, Nurwitri CC. 2016. Identifikasi Listeria monocytogenes pada kerang hijau dan kerang darah. JPHPI. 19(3): 329-338. doi:10.17844/jphpi.2016.19.3.329. Robert K. 2009. Detection of Listeria monocytogenes in pasteurized milk sold in Bogor and its relationship with human health [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Ryser ET, Marth EH. 2007. Listeria, Listeriosis, and Food Safety, 3rd ed. Boca Raton (US): CRC Press, Taylor and Francis Group. Sanjaya AW, Sudarwanto M, Robert K. 2009. Detection of Listeria monocytogenes in pasteurized milk sold in Bogor and its relationship with human health. Microbiol Indones. 3(1): 33-36. Siburian ETP, Pramesti D, Nana K. 2012. Pengaruh suhu dan waktu penyimpanan terhadap pertumbuhan bakteri dan fungi ikan bandeng. Unnes J Life Sci. 1(2): 101-105. ISSN 2252-6277. Tandisole IP. 2011. Deteksi bakteri Listeria monocytogenes pada daging sapi di beberapa pasar tradisional di Surabaya [skripsi]. Surabaya (ID): Universitas Airlangga. 17 Widyastana IWY, Kawuri R, Dalem AAGR. 2015. Keberadaan bakteri patogen vibrio cholerae pada beberapa hasil perikanan yang dijual di pasar tradisional kota Denpasar. J Metamorf II. (1): 16-22. Wijaya IGM, Yuniadi P, Ananta IP, Dhinarananta IGP, Hendrayana MA. 2013. Deteksi serotipe bakteri Vibrio cholerae O1 pada sampel es pengawet hasil laut di pasar ikan Kedonganan, Kuta, Bali. E-Jurn Med Udayana. 2(9): 1559-1571. Yousef AE dan Lado BH. 2007. Characteristics of Listeria. monocytogenes important to food processors. Di dalam: Ryser ET and Marth EH. Listeria, Listeriosis and Food Safety 3th ed. Boca Raton (US): CRC Press. Yunita NA, Rahayu WP, Suliantari, Nurjanah S, Nurwitri CC. 2016. Identification and probability of illness of S. aureus contaminated food for school children. Int Food Reasearch J. 23(4): 1767-1772. ISSN 19854668/e:2231546. Yuswita E, Nurjanah S, Rahayu WP. 2016. Identifikasi Listeria spp. pada pangan jajanan berbasis ikan di kota Bogor. JTIP. 27(1): 10-16. doi 10.6066/jtip.2016.27.10. 18 Lampiran 1 Cemaran L. monocytogenes pada produk perikanan Ready-to-eat Spain seafood Seafood segar, beku, Iran dan ready-to-eat Seafood Japan, China Ready-to-eat Japan seafood Seafood Goa, India Seafood segar dan Mysore, yang telah India dikeringkan Ikan Nagpur, India Ikan Greece 250 Jumlah positif L. monocytogenes 6 245 2 0.8 476 28 5.9 701 38 5.4 115 10 8.6 164 3 1.8 200 26 13 120 1 0.8 Ikan asap Ikan kering Ikan asin Ikan segar Ikan asap 76 16 18 9 142 3.9 12.5 11.1 11.1 14.8 403 8.9 Iran 326 194 38 28 10.4 14.4 10.5 0 Iran 39 10 Jenis sampel Ikan segar Ikan asap Ikan segar Tidak spesifik Ikan segar Blackback Ikan segar Silver carp Lokasi Yunani Utara Spanyol Utara Jepang Sweden n %positif L. monocytogenes 2.4 Sumber Gonzales et al. (2013) Zarei et al. (2012) Beleneva (2011) Miya et al. (2010) Parihar et al. (2008) Moharem et al. (2007) Jallewar et al. (2006) Soultos et al. (2006) Soultos et al. (2014) Garido et al. (2009) Miya et. al (2010) Lambertz et al. (2012) Basti et al. (2006) Basti et al. (2006) Basti AA, Misaghi A, Salehi TZ, Kamkar A. 2006. Bacterial pathogens in fresh, smoked and salted Iranian fish. Food Control. 17: 183–188. doi:10.1016_j.foodcont.2004.10.001. Beleneva IA. 2011. Incidence and characteristics of Staphylococcus aureus and Listeria monocytogenes from the Japan and South China seas. Marine Pollution Bulletin. 62: 382-387. Garido V, Viltas Al, Jalon IG. 2009. Survey of Listeria monocytogenes in ready-toeat products: Prevalence by brands and retail establishmenta for exposure 19 assesment of listeriosis in Nothern Spain. Food Control. 20: 986-991. doi:10.1016/j.foodcont.2008.11.013. Gonzalez D, Ana IV, Maria DL, Isabel GJ. 2013. Listeria monocytogenes in readyto-eat seafood in Spain: Study of prevalence and temperatures at retail. Food Microbiol. 36 (20013): 374-378. Jallewar PK, Kalorey DR, Kurkure NV, Pande VV, Barbuddhe SB. 2006. Genotypic characterization of Listeria sp. isolated from fresh water fish. Int J Food Microbiol. 144: 120-123. doi: 10.1016/j.ijfoodmicro.2006.09.034 Lambertz ST, Nilsson C, Bradenmark A, Sylven S, Johansson A, Jansson LM, Lindblad M. 2012. Prevalence and level of Listeria monocytogenes in ready-toeat foods in Sweden 2010. Int J Food Microbiol. 160: 24-31 Miya S, Hajime T, Tatsuya I, Tateo F, Bon K. 2010. Risk of Listeria monocytogenes contamination of raw ready-to-eat seafood products available at retail outlets in Japan. Appl Environ Microbiol J. 76(10): 3383-3386. Moharem AS, Charith RAP, Janardhana GR. 2007. Incidence of Listeria species in seafood products of Mysore, India. Food Safety. 27: 362-372. Parihar VS, Barbuddhe SB, Danielsson-Tham ML, Tham W. 2008. Isolation and characterization of Listeria species from tropical seafoods. Food Control. 19: 566-569. Soultos N, Abrahim A, Papageorgiou K, Steris V. 2006. Incidence of Listeria sp. in fish and environment of fish markets in Northen Greece. Food Control. 18: 554-557. Soultos N, Iossifidou E, Tzikas Z, Sergelidis D, Lazou Th, Drakopoulos G, Konstantelis I. 2014. Prevalence of Listeria monocytogenes in ready-to-eat seafood marketed in Thessaloniki (Northern Greece). Veterinary World. 7(11): 1004-1009. Zarei M, Siavash M, Masoud G. 2012. Prevalence of Listeria monocytogenes, Vibrio parahaemolyticus, Staphylococcus aureus, and Salmonella sp. in seafood products using multiplex polymerase chain reaction. J Foodborne Pathog Dis. 9(2): 108-112. 20 Lampiran 2 Cemaran Listeria spp. pada produk perikanan Jumlah positif Listeria spp. (%) Jenis Listeria spp. 115 18 (15.6) L. innocua Parihar et al. (2008) Thessaloniki, Yunani 120 4(3) L. innocua Soultos et al. (2006) Seafood Mysore India segar dan yang telah dikeringkan 164 50 (30.5) L. innocua Ikeh et al. (2010) Jenis Sampel Lokasi Seafood Goa, India Seafood Ikan Nsukka Nigeria N 15 Sumber 8 (4.9) L. grayi 1 (0.6) L. seeligeri 6 (40.0) Tidak Jallewar terkonfirmasi et al. (2006) Ikeh MAC, Obi SKC, Ezeasor DN, Ezeonu IM, Moneke AN. 2010. Incidence and pathogenicity profile of Listeria sp. isolated from food and environmental samples in Nsukka, Nigeria. Afric J Biotech. 9(30): 4776-4782. Jallewar PK, Kalorey DR, Kurkure NV, Pande VV, Barbuddhe SB. 2006. Genotypic characterization of Listeria sp. isolated from fresh water fish. Int J Food Microbiol. 144: 120-123. doi: 10.1016/j.ijfoodmicro.2006.09.034. Parihar VS, Barbuddhe SB, Danielsson-Tham ML, Tham W. 2008. Isolation and characterization of Listeria species from tropical seafoods. Food Control. 19: 566-569. Soultos N, Abrahim A, Papageorgiou K, Steris V. 2006. Incidence of Listeria sp. in fish and environment of fish markets in Northen Greece. Food Control. 18: 554-557. 21 Lampiran 3 Cemaran Vibrio spp. pada produk perikanan Jenis sampel Udang mentah beku Udang, tiram, dan kerang Petis Es pengawet hasil perikanan laut Hasil perikanan Udang windu Air tambak, air proses, dan es pengawet Lokasi N RM. pantai Pangandaran 20 Alexandria, US 150 Tembalang, Semarang Kedonganan, Kuta, Bali Denpasar, Bali Kab. Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur Kab. Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur Jumlah positif 0 %positif Jenis Vibrio Sumber 0 V. parahaemoliticus Widowati (2008) 41 11 9 7 4 3 2 1 27.3 7.3 6 4.7 2.7 2.1 1.3 0.7 Bakr et al. (2011) 25 3 12 V. alginolyticus V. parahaemolyticus V. mimicus V. furnissii V. fluvialis V. hollisae V. vulnificus V. cholerae V. cholerae 10 5 50 V. cholerae 27 2 7.4 V. cholerae 10 0 0 V. cholerae 17 0 0 V. cholerae Fitriyana (2014) Wijaya et al. (2013) Widyastana et al. (2015) Asikin et al. (2014) Asikin et al. (2014) Asikin AN, Hutabarat S, Darmanto YS, Prayitno SB. 2014. Kandungan bakteri patogen pada udang windu (Penaeus monodon Fabricius) pascapanen asal tambak. J Dinam Pert. 29(2): 199-206. Bakr WMK, Hazzah WA, Abaza AF. 2011. Detection of Salmonella and Vibrio species in some seafood in Alexandria. J Americ Sci. 7(9): 663-668. Fitriyana MN. 2014. Survei jumlah total kuman dan keberadaan Vibrio cholerae pada petis yang dijual pedagang tahu petis di Kecamatan Tembalang kota Semarang [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Dipenogoro. Widyastana IWY, Kawuri R, Dalem AAGR. 2015. Keberadaan bakteri patogen Vibrio cholerae pada beberapa hasil perikanan yang dijual di pasar tradisional kota Denpasar. J Metamorf II. (1): 16-22. Wijaya IGM, Yuniadi P, Ananta IP, Dhinarananta IGP, Hendrayana MA. 2013. Deteksi serotipe bakteri Vibrio cholerae O1 pada sampel es pengawet hasil laut di Pasar ikan Kedonganan, Kuta, Bali. E-Jurn Med Udayana. 2(9): 1559-1571. 22 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Bogor, 28 Oktober 1994. Penulis merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Agus Lelana dan Ibu Itasia Dina Sulvianti. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Polisi 4 Bogor pada tahun 2006, lalu melanjutkan pendidikan menengah di SMP Negeri 2 Bogor dan tamat pada tahun 2009. Setelah itu penulis menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMA Negeri 3 Bogor program Akselerasi pada tahun 2011 dan diterima sebagai mahasiswa di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan pada tahun yang sama. Selama menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (BEM FATETA) Kabinet Benang Merah sebagai anggota multimedia dan informasi tahun kepengurusan 2012-2013. Pada tahun kepengurusan 2013-2014 penulis masih aktif di BEM FATETA Kabinet Filantropi departemen Kreatif. Penulis juga aktif menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Fisika Tingkat Persiapan Bersama (TPB) pada tahun 2012-2014. Selain itu, penulis aktif sebagai anggota divisi Musik dari UKM Gentra Kaheman pada tahun 2011 dan anggota divisi Event Organizer dalam UKM Musik MAX!! pada tahun 2011. Penulis juga mendapatkan beasiswa Djarum Plus 2013-2014. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian, penulis menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Deteksi Listeria monocytogenes dan Vibrio cholerae pada Produk Perikanan”. Tugas akhir ini dilaksanakan di bawah bimbingan Prof. Dr. Winiati P. Rahayu dan Dr. Siti Nurjanah, S.TP, M.Si.