BAB V ANALISA FILM DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berupaya untuk menjawab rumusan masalah mengenai makna tindakan dan simbol-simbol simbol simbol diskriminasi rasial yang terdapat pada film The Help.. Untuknya peneliti akan membagi ke dalam dua kategori, yaitu tindakan non-verbal verbal dan verbal. Kategori tersebut berdasarkan pada pengertian komunikasi verbal adalah komunikasi dengan kata kata-kata kata verbal melalui alat komuniksai yang disebut bahasa. Sedangkan komunikasi k non-verbal adalah komunikasi (perilaku yang diperlihatkan individu ketika menyampaikan pesan )yang melibatkan ekspresi wajah, kontak mata, diam, suara, ruang, waktu, batasan, dan gerakan tubuh (Sheila, 2001:138). 2001:138) 5.1.Tindakan Non-Verbal Verbal 1. Scene 2 (opening) : Skeeter hendak menuju ke kantor The Jackson Journal. Ia melihat sebuah café menerapkan tempat khusus untuk orang kulit hitam. Tahapan Denotasi : - Keadaan dalam scene ini merupakan bentuk diskriminasi reductance to help (menolak untuk menolong). olong). Kelompok kulit putih membiarkan pemilik café menerapkan aturan pemisahan pintu masuk. Sementara Skeeter hanya menatap dari dalam mobilnya nya Cadillac Series 62 Convertible warna dark blue buatan tahun 19621, tampak tak bisa memberikan pertolongan/bantuan apa-apa, apa, begitupun kelompok kulit putih lainnya yang membiarkan pemilik café menerapkan aturan-aturan aturan aturan yang mendiskriminasikan 1 Mobil mewah pada tahun 1960an harga ± U$ 7.750. 41 kaum kulit hitam, yaitu memberikan tempat dan akses khusus untuk orang kulit hitam. Tampak sekelompok wanita dan anakanak kulit hitam masuk ke dalam sebuah café namun, masuk melalui pintu khusus dan di dindingnya tertulis “COLORED2” dan di bawahnya ada tanda panah menunjukan tanda masuk dan bertuliskan “ENTRANCE3”. Huruf yang tertulis di dinding bercetak tebal (bold) dan bentuk kapital (huruf besar), serta berwarna coklat gelap, dibalik warna tembok yang berwarna putih. Tahapan Konotasi : - Scene ini ingin menunjukan bahwa dari tahun 1800an hingga 1960an, meskipun sudah lebih modern kaum kulit hitam akan tetap dianggap sebagai masyarakat yang terkesampingkan dan terbelakang. Terlihat dari posisi pintu masuk café berada di samping, yang mana biasanya pintu masuk berada di depan, sedangkan untuk kaum kulit putih masuk melalui pintu utama.Hal ini terjadi karena sejarah bagaimana masuknya warga kulit hitam yang masuk ke benua Amerika secara paksa dari Afrika, yang kemudian mereka dipekerjakan sebagai budak, dan Amerika adalah benua terbanyak yang mendapat kiriman budak dari Afrika, yang berjumlah kurang lebih 400.000 jiwa. Itulah mengapa warga kulit putih dan hitam selalu membuat jarak yang jauh baik secara fisik dan psikologis. Kendaraan yang dipakai kaum borjuis kulit putih berharga ribuan dolar, merupakan harga yang sangat mahal pada masa itu. - Permasalahan masyarakat kulit putih yang menolak menolong kaum kulit hitam diakibatkan terdapat hukum yang mengikat masyarakat di Jackson, Mississipi, yaitu Hukum Jim Crow. Hukum yang mengatur tindakan, kedudukan, status masyarakat kulit hitam dan kulit putih. Dimana ada hukum yang menyebutkan bahwa 2 3 berwarna Pintu masuk 42 warga kulit putih dilarang berada satu ruangan dengan warga kulit hitam kecuali, jika warga kulit hitam bekerja di rumah warga kulit putih. Masyarakat juga mencurigai jika masyarakat kulit putih dan kulit hitam bersama atau berhubungan dalam satu ruangan yang sama di durasi waktu yang lama. - Scene ini termasuk dalam pesan non-verbal visual, dalam kajian prosemik publik fase jauh. Dalam scene ini menunjukan jarak hubungan antara kaum kulit hitam dan kulit putih seperti politisi dengan masyarakatnya yang hampir tidak memungkinkan untuk melakukan sebuah komunikasi interpersonal. 2. Scene 6 (opening) : Hilly mengukur tissue di toilet rumah. Tahapan Denotasi - : Hilly duduk di atas kloset sambil mengukur panjang tissue toilet di dalam rumahnya. Tampak di dalam scene ini ia menandai panjang tissue tersebut dengan pensil, ia merasa rugi walaupun tissue yang terpakai oleh Minny hanya sedikit. Ia khawatir pembantunya Minny menggunakan tissue yang sama-sama digunakan keluarganya. Dalam scene ini terlihat Hilly memakai dress warna cerah tanpa lengan, berwarna dasar putih dengan motif bunga pink, dan daun berwarna hijau tua. Walaupun, scene ini hanya sebentar, tetapi detail di dalamnya sangat banyak. Bryce Dallas Howard yang memerankan sangat fasih dalam memberikan detail gesture dan mimik muka sebagai tokoh yang pelit dan angkuh. Tahapan Konotasi - : Scene ini menunjukan bahwa Minny sebagai kaum kulit hitam dibatasi dan tidak berhak memakai barang, meskipun ia sudah 43 digaji oleh majikannya. Pada scene ini menunjukan bahwa kami majikan dan kau budak kita tidaklah sama. Warga kulit putih menganggap bahwa dirinya adalah manusia yang berkedudukan tinggi, dan warga kulit hitam berkedudukan rendah. Masyarakat kulit hitam adalah sekumpulan orang yang dilahirkan hanya sebagai budak, pembantu, dan pekerja orang kulit putih. Warga kulit hitam tidak akan mendapatkan lebih seperti orang kulit putih dan mereka selalu berkekurangan dan tidak bisa mendapatkan hak yang sama dan keadilan. - Hubungan yang terjadi antara kaum kulit hitam dan kulit putih merupakan salah satu pesan non-verbal visual, yaitu pesan prosemik sosial fase jauh. Hubungan yang terjadi hanya sebatas majikan dan pembantu yang berkomunikasi jika ada hal yang perlu dikerjakan. Para pembantu tidak bisa melakukan hal yang lebih jauh atau lebih akrab kepada majikan karena hukum yang berlaku dan rasa tidak suka kaum kulit putih terhadap kulit hitam. Hubungan yang terjalin di antara kulit hitam dan kulit putih terbentuk secara buruk sejak ratusan tahun, yaitu pada masa perbudakan di Amerika. - Kelas sosial yang tinggi terlihat secara arifaktual (penampilan) yang menunjukkan Hilly adalah seorang keluarga kaya. Terlihat dari penampilannya yang menggunakan rok terusan dengan motif bunga warna yang anggun berwarna pink. Selain itu tatanan rambut yang rapi dengan sasakan rambut yang cukup tinggi tatanan rambut khas orang kaya. 44 3. Scene 25-26 : Di kediaman keluarga Holbrook, ketika badai. Tahapan denotasi - : Dalam scene ini Hilly menolak menolong (Reductance to help) Minny yang sedang membutuhkan toilet utama yang ada di dalam rumah, dan malah menyuruh Minny menggunakan toilet khusus yang ada di luar rumah padahal pada saat itu sedang terjadi badai besar. Hal tersebut termasuk dalam bentuk diskriminasi menolak untuk menolong (reductance to help). - Kemudian Minny hendak membuatkan Ibu Hilly teh, tetapi ia ke toilet rumah terlebih dahulu. Hilly yang curiga Minny akan ke toilet rumah mengikutinya dan mendapati Minny berada di dalam toilet. Namun, Minny mengurungkan niatnya untuk buang air kecil, malahan ia hanya memutar knop putaran air kloset, sehingga Hilly mengira Minny buang air kecil di toiletnya langsung memecat dan mengusirnya saat itu juga. Dalam scene ini Hilly memakai dress berwarna kuning cerah, dengan tatanan rambut sanggul pada bagian tengah, dan sedikit rambut terurai pada bawahnya. Sedangkan, Minny mengenakan seragam pembantu berwarna biru pucat. - Karakter Hilly Holbrook sebagai tokoh antagonis dalam film ini terlihat dari gesture yang ditunjukan Bryce dengan jelas seperti kepalanya yang selalu berdiri tegak dengan dagu yang ditonjolkan. Karakter unik yang diperankan Olivia Spencer sebagai tokoh 45 Minny Jackson juga dimainkan secara detail, seperti ekspresi tak dapat lagi memendam kekesalannya terhadap majikannya Hilly yang selalu mengintimidasinya. Tahapan Konotasi - : Dalam scene ini ingin menunjukkan bahwa kaum kulit hitam merupakan kaum yang tidak berharga dan kotor. Mengingat bahwa kaum kulit hitam dibawa paksa oleh kaum kulit putih dari Afrika dipekerjakan sebagai budak dan pembantu, sehingga di dalam pikiran kaum kulit putih mereka berbeda dari kaumnya. Mereka dianggap berbeda oleh kaum kulit putih sehingga apa yang ada di dalam tubuh kaum kulit hitam pun dianggap berbeda, dan mereka menganggap kaum kulit hitam membawa penyakit yang berbahaya dan berbeda. - Film ini mempunyai latar belakang waktu pada tahun 1960an dimana pada saat itu kapitalisme modern terjadi. Konflik kelas yang terjadi pada era kapitalisme modern adalah antara kaum borjuis dan kelas proletarian (kelas pekerja) yang tunduk pada kekuasaan secara bertahap sehingga, kaum kulit hitam sebagai kaum yang tertindas menyadari atas ketertindasannya dan membangun sebuah organisasi politik untuk berjuang menggulingkan kelas yang mengekploitasi mereka. Walau meskipun yang terjadi dalam scene ini belum pada tahap pembentukan organisasi tetapi, sikap perlawanan sudah ditunjukkan Minny dalam scene ini. - Terlihat dari pesan fasial / air muka yang ditunjukkan Hilly yang sangat menggampangkan bahwa hujan yang terjadi tidaklah deras, kemudian ia juga menunjukkan pesan gesture yang merendahkan, sambil mengipas-ngipaskan surat kabar ke wajahnya, dan kesal kepanasan karena pada scene itu menunjukkan listrik sedang padam. Dalam scene ini menunjukkan bahwa ruang gerak 46 pembantu kaum kulit hitam (Minny) terbatas tidak bebas menggunakan fasilitasnya. 4. Scene 28 : Di depan pemberhentian bus dekat taman kota. kota Tahapan Denotasi : - Pada scene ini Skeeter dan Aibeleen berbicara di depan pemberhentian bus di dekat taman kota Jackson, Mississipi. Skeeter menemui Aibeleen untuk menanyakan keinginananya meminta bantuan Aibeleen dalam membuat buku tentang pekerja kulit hitam. Namun, Aibeleen tidak menyetujuinya ujuinya karena berbahaya dan melanggar hukum. hukum Seperti yang terlihat di gambar tampak ekspresi muka keduanya sangat serius, dan sedang membicarakan hal yang sangat penting di antara mereka. Kemudian di dalam scene ini terlihat Skeeter memberikan nomor teleponnya onnya kepada Aibeleen. Aktivitas tersebut mengundang kecurigaan seorang wanita kulit putih yang sedang melintas di seberang mereka. Tampak wanita itu melirik ke arah Aibeleen dan Skeeter dengan ekspresi muka yang menaruh curiga, sehingga membuat Aibeleen tidak idak nyaman dan takut keselamatannya terancam. Tahapan Konotasi : - Pesan gestural dan fasial (air muka) yang terdapat dalam scene ini, yaitu tatapan warga kulit putih yang sedang melintas di seberang jalan, menjelaskan bahwa sekecil apapun aktivitas di antara antara warga kulit putih dan kulit hitam akan menjadi sorotan bagi seluruh masyarakat, terutama bagi kaum kulit putih. Mereka menganggap aktivitas di antara mereka merupakan sebuah usaha pergerakan kesetaraan rasial yang dapat mengancam keistimewaan status kaum kaum kulit putih dan meracuni pikiran 47 kaum kulit putih. Kemudian tampak juga gerak gesture Aibeleen yang gelisah terlihat dari raut fasial yang tidak nyaman, sorot mata menatap sekeliling-sekelilingnya takut dengan percakapan yang sedang dilakukannya akan menimbulkan masalah baginya. 5. Scene 61 : Ibu Skeeter mendapati Skeeter dan pembantunya sedang menonton pidato Martin Luther King di televisi. Tahapan denotasi : - Dalam scene ini merupakan diskriminasi berbentuk reductance to help/ menolak untuk menolong. Keadaan dimana seseorang menolak menolong kaum minoritas, dalam hal ini adalah kaum kulit hitam. Terlihat ibu Skeeter mendapati Skeeter dan pembantunya menonton pidato Martin Luther King dari tangga, maka ia langsung mematikan televisi. Ia tidak membiarkan Skeeter dan pembantunya mengetahui berita tersebut. Dalam scene ini tampak wajahnya takut hal tersebut akan memicu pergerakan kaum kulit hitam. Ibu Skeeter memakai dress berwarna putih pucat bermotif hitam dan cardigan lengan pendek berwarna coklat, dan memakai wig warna dark brown ikal pada bagian bawahnya. Tahapan konotasi : - Pada scene ini terlihat dari air muka Ibu Skeeter yang kaget, terlihat dari gesturenya yang dari atas tangga langsung turun dan mematikan televisi, serta menunjukkan rasa ketidaksukaannya ketika anaknya Skeeter dan pembantu-pembantunnya menontoh berita pergerakan kesetaraan ras yang dikemukakan oleh Martin Luther King. Ia takut jika 48 keluarganya berurusan dengan pemerintah, yang mana jika berurusan dengan hal yang berkaitan pergerakan kulit hitam akan berhadapan hukum. - Scene ini menunjukan bahwa kaum kulit hitam adalah sebuah sekumpulan orang minoritas yang tidak diberikan, hak, keadilan, dan kesempatan yang sama seperti kaum lainnya. Mereka sengaja dijauhkan dari ari segala informasi yang menunjukkan pergerakan kaumnya dan membiarkan mereka terperangkap dalam status rendah kaum kulit hitam, agar kaum kulit putih selalu dianggap sebagai bangsa yang terhormat dan terpandang. Seperti yang dikemukakan oleh Marx bahwa, proses eksploitasi yang terjadi terus menerus dan bertahap, pada akhirnya akan menimbulkan kesadaran akan eksploitasi yang terjadi dan terjadi pembentukan organisasi pergerakan, seperti yang dilakukan Martin Luther King lakukan untuk kaumnya. 6. Scene 62: Di dalam bis kota perjalanan menuju rumah Aibeleen. Tahapan denotasi : - Pada scene ini merupakan bentuk diskriminasi reductance to help / menolak menolong. Pada malam hari, dan di dalam bus berisi masyarakat kulit putih berada di deretan paling paling depan, sedangkan masyarakat kulit hitam berada di deretan bangku paling belakang (Aibeleen dan Henry). Tiba-tiba Tiba tiba supir bus menghentikan busnya dan menyuruh orang kulit hitam turun dari bis dikarenakan terjadi peristiwa penembakan yang menewaskan orang orang kulit hitam, sedangkan penumpang kulit putih akan diantarkan sampai tujuan mereka. Pada scene ini tampak suasana yang mencekam, karena peristiwa yang terjadi adalah bersentuhan dengan hal yang sangat sensitif di wilayah mereka yaitu tentang rasisme. 49 Tahapan konotasi - Dalam scene ini menunjukkan bahwa kaum kulit hitam adalah sekumpulan orang golongan rendah yang tidak layak mendapatkan keadilan, yaitu dalam bentuk porsi keamanan yang sama seperti kaum kulit putih. Keselamatan mereka dikesampingkan dan pemerintah cenderung membiarkannya saja. Seperti yang terjadi di dalam scene ini ketika dengan mudahnya mengusir penumpang kulit hitam untuk turun dari bis dan membiarkan mereka kembali ke kediamannya dengan jalan kaki. Kaum kulit putih sengaja membuat jarak sosial yang jauh dengan kaum kulit hitam, dengan tujuan menunjukkan bahwa status dan golongan mereka lebih tinggi dan terhormat dari kaum kulit hitam. Dalam scene ini terlihat pesan non verbal, dalam pesan prosemik sosial fase jauh, yang komunikasi yang terjalin antara kulit putih dan kulit hitam hanya sebatas hubungan kerja / bisnis formal yang diatur, jika sedang dalam jam kerja mereka berinteraksi. 7. Scene 68 : Penangkapan Yule Mae Davis (pembantu baru Hilly) di pemberhentian bis. Tahapan denotasi : - Scene ini di saat Yule Mae Davis ditangkap polisi di depan pemberhentian bis, ia ditangkap dengan tuduhan mencuri cincin milik Hilly Holbrook. Yule Mae ditangkap dengan cara yang sangat kasar, padahal ia tidak melakukan perlawanan yang besar. Dalam scene ini terlihat ia dipukul dengan keadaan tangan terkunci di belakang, dan sementara itu dari kejauhan Hilly dan anaknya melihatnya di dalam mobil Ford Fairlane Station Wagon keluaran tahun 1963, mengenakan dress berwarna dasar putih bermotif bunga kuning dan 50 coklat, serta menggunakan kerudung berwarna senada dengan dress yang dipakai. Tahapan konotasi - Dalam scene ini terlihat gesture yang ditunjukkan Yule Mae pasrah karena ia memang melakukan yang dituduhkan, namun ketika ia ingin meminta haknya untuk berbicara disalahartikan sebagai sebuah perlawanan oleh petugas polisi, sehingga ia mendapatkan perlakuan yang tidak seharusnya didapatkan, yaitu kekerasan (pukulan, tindakan kasar). Kemudian dalam scene ini terlihat juga pesan fasial yang ditunjukkan Hilly dari dalam mobil dengan tatapan yang tajam, kesombongan, karena ia dapat menghancurkan kehidupan kaum yang tertindas. - Scene ini menunjukkan bahwa hidup kaum kulit hitam, terutama pekerja kulit hitam yang berkerja dengan majikan kulit putih tidak memiliki kesempatan mendapatkan perlakuan hukum yang layak dan adil, sehingga tindak kekerasan menjadi suatu jalan pintas untuk membuat kaum minoritas bungkam. Seperti yang dikemukakan Karl Max bahwa ideologi adalah sistem keyakinan yang melegitimasi segalanya berbasis kelas dan membuatnya seolah benar dan adil, atau, mengaburkan realitas yang ada atas konsekuensi-konsekuensi dari kesadaran orang. 8. Scene 72 : Para pekerja kulit hitam berkumpul di rumah Aibeleen untuk membantu Skeeter menulis bukunya. - Pembantu 1 : aku biasanya melewati jalan pintas setiap hari, saat pergi kerja di kediaman Dr. Dixon. Melewati tanah petani berumur di bawah 40 tahun untuk ke sana. Suatu hari petani ini menungguku dengan senapannya. Katanya dia akan menembaku jika aku berjalan di tanahnya lagi. Dr. Dixon menemuinya dan membeli tanahnya dengan harga dua kali lipat. Ia bilang kalau ia juga ingin bertani. Tapi, ia membeli tanah itu untukku, agar aku mudah pergi kerja. Ia melakukannya. 51 - Pembantu 2 : aku kerja untuk ibunya Nyonya Jolene hingga hari ia meninggal. Putrinya, Nancy, memintaku datang untuk bekerja untuknya. Nancy wanita yang baik. Tapi, ibunya Nyonya Jolene memasukanku dalam wasiatnya untuk bekerja pada Nyonya Jolene. Nyonya Jolene wanita yang jahat, suka menghina. Aku mencari pekerjaan lain. Tapi, di setiap pikiran orang, Keluarga French dan Nyonya Jolene berhak atasku. Berhak atasku? Tahapan denotasi : - Dalam scene ini para pembantu rumah tangga yang bekerja dengan majikan kulit putih berkumpul di rumah Aibeleen untuk membantu Skeeter dalam penulisan novelnya, dengan cara menceritakan kisahkisah mereka selama bekerja dengan orang kulit putih. Tampak wajah mereka ketika menyampaikan kisah-kisanya ada sesaat senang, tetapi pada akhirnya ekspresi kesedihan, kekecewaan, dan penderitaan yang mereka tampilkan. Tahapan konotasi : - Scene ini menunjukkan bahwa hidup pembantu kulit hitam bukanlah di tangan mereka sendiri, melainkan ditentukan oleh majikan mereka, yaitu kaum kulit putih. Tampak dari kisah-kisah pengalaman yang diceritakan oleh pembantu-pembantu kulit hitam yang telah bekerja bertahun-tahun dengan orang kulit putih. Majikan mereka melakukan hal-hal yang membuat pembantunya senang dan bahagia bekerja dengan mereka, sehingga tujuan mereka sebenarnya tidak diketahui oleh pembantunya. Hal ini juga dikemukakan Marx bahwa pada era kapitalisme modern pemaksaan kaum proletar tidak lagi menggunakan paksaan fisik tapi, berganti menjadi sesuatu yang lebih rapi dan tidak 52 terlihat. Kemudian yang terjadi kaum minoritas tidak menyadari kondisinya karena efektifnya ideologi yang disosialisasikan kepada mereka. - Para pembantu kulit hitam ini mengalami kebahagiaan semu selama bekerja dengan majikannya, sehingga mereka tidak tahu bahwa hidup mereka tidak lagi bebas, telah terikat dan tidak berhak atas hidup mereka sendiri. Hal tersebut merupakan bentuk diskriminasi reverse discrimination, adalah keadaan dimana praktek diskriminasi yang menguntungkan pihak yang biasanya menjadi target prasangka dan diskriminasi dengan maksud agar mendapatkan justifikasi dan terbebas dari tuduhan melakukan diskriminasi, dan hal ini adalah bentuk token yang ekstrim. Reverse discrimination memberikan keuntungan kepada kaum minoritas hanya jangka pendek saja namun, seiring dengan berjalannya waktu ada konsekuensi negatif yang bisa ditanggung oleh kelompok minoritas tersebut. - Pada masa ke masa kaum kulit putih mempunyai cara bagaimana apa yang dimilikinya tidak lepas atau hilang. Marx mengemukakan (Pip Jones, 2009:84) Mereka sudah mengatur sedemikan rupa kebutuhan ekonomi mereka untuk menguntungkan sistem produksinya. Pada keluarga mereka cenderung mendorong dan mereproduksi hubungan hirarki yang tidak egaliter, dan bertindak sebagai katub pengaman, meredam rasa kurang senang, sehingga keluarga kehilangan rasa revolusionernya. Selain itu, keluarga dalam masyarakat kapitalis telah menyiapkan tenaga kerja untuk masa depan, hal ini yang dimaksud ketika dikatakan bahwa keluarga memproduksi tenaga kerja atas dasar generasi selain keseharian. 53 9. Scene 79 : Ibu Hilly keluar dari taxi khusus kulit putih, di depan gedung penggalangan dana. Tahapan denotasi : - Tampak ibu Hilly Holbrook keluar dari taxi berwana merah sambil memberikan uang kepada pengemudi taxi dan memberitahukan waktu kapan ia akan pulang. Taxi tersebut terdapat tulisan White Only, Jackson CITY CAB4, MS 3-3405-0-2343, dengan font berwarna putih. Tahapan konotasi - Terlihat dari desain taxi berwarna merah yang membuat orang melihatnya langsung menarik dan merangsang pikiran, serta menandakan keberanian. Warna merah yang menjadi latar belakang pada taxi, diasosiasikan sebagai warna matahari, yang mana mempunyai sifat yang panas dan berani. Selain itu warna merah dapat mempengaruhi pikiran orang seperti, merangsang perasaan, membangkitkan nafsu makan, dan meningkatkan tekanan darah. Warna merah yang berarti juga panas, cinta, agresi, intensitas, nafsu, dan gairah. Warna putih font yang berarti kemurnian, kesucian, kesederhanaan, kebersihan, dan kehormatan (Isroi,2005:49). - Kemudian font yang berwarna putih menjelaskan bahwa seperti warna orang kulit putih yang berwarna putih menandakan kemurnian, kebersihan, dan kehormatan. Scene ini menunjukan bahwa kaum kulit putih selalu menganggap bahwa kaumnya adalah kaum yang berani, dan keturunan ras yang murni dan bersih, serta terpandan dan terhormat. 4 Cab / Taxi : taksi, transportasi umum 54 10. Scene 95 : Makan siang Ibu Skeeter dengan komite pelantikan perwakilan putri daerah Tahapan denotasi : - Biasanya Ibu Skeeter memperbolehkannya masuk melalui pintu utama, tetapi pada saat itu tamu yang hadir di rumahnya adalah ketua dan anggota komite perwakilan putri daerah yang tidak memberlakukan kesetaraan terhadap kaum pekerja kulit hitam. Sehingga, Ibu Skeeter tidak mempunyai pilihan lain dan menyuruhnya masuk melalui pintu dapur hal tersebut merupakan salah satu bentuk diskriminasi reductance to help atau menolak untuk menolong. Keadaan di dalam scene ini Ibu Skeeter menolak membela anak Constantine pembantunya. Namun, putri Constantine Rachel tetap keras kepala masuk melalui pintu utama sehingga, membuat resah tamu. Kemudian Ibu Skeeter mengusir Constantine dan putrinya keluar dari rumahnya, yang berarti juga memecat Constantine. Dalam scene ini terlihat ekspresi muka Ibu Skeeter bingung dan sedih karena terpaksa membuat keputusan yang bukan keinginannya. Kemudian fase dekat secara personal yang terjadi antara Charlotte Pheelan (Ibu Skeeter), Constantine, dan anaknya menjadi fase jauh sebuah hubungan sosial antara pembantu dan majikan. Sementara itu raut muka terkejut tampak di eskpresi Constantine dan anaknya. - Dalam scene ini Charlotte Pheelan memakai dress berwarna hijau dengan tatanan rambut pendek ikal, sedangkan wanita ketua perkumpulan memakai dress berwarna abu-abu muda dengan asesories 55 kepala berwarna putih, dan Rachel memakai dress berwarna hitam, memakai wig pendek dengan asesoris berwarna hitam. Tahapan konotasi - Dalam scene ini ingin menunjukkan bahwa sedekat apapun antara pembantu kulit hitam dan majikan kulit putih akan tetap kembali kepada tempatnya yaitu hubungan pekerja dan majikan yang berbeda ras, serta diatur dalam undang-undang pemerintahan yang melarang hubungan kaum kulit hitam dan kulit putih yang terlalu dekat. Dalam scene ini terjadi perubahan pesan prosemik yang tadinya fase sosial dekat, menjadi fase sosial jauh. Tadinya bisa mengobrol dengan nyaman seperti teman kerja, menjadi lebih jauh seperti hubungan kerja yang terjadi jika ada interaksi saja. - Ekspresi Rachel anak Constantine tampak terkejut dengan sikap ibu Skeeter, Charlotte Pheelan yang berubah karena dikunjungi dewan pemilihan putri daerah yang tampak tidak nyaman dengan hubungan dekat yang terjalin antara Charlotte Pheelan dengan pembantunya. Sedangkan Constantine yang tadinya membela Charlotte tampak terkejut ketika dengan terpaksa ia dan putrinya diusir keluar oleh majikan yang sudah ia anggap kerabat. 11. Scene 109: Klub main kartu berkumpul di rumah Elizabeth membicarakan tentang buku The Help. Tahapan denotasi : - Dalam scene ini menunjukkan Hilly, Elizabeth, dan Jolene sedang membicarakan buku The Help di rumah Elizabeth. Jolene berpendapat bahwa latar tempat dan karakter di dalam buku itu di Jackson, tetapi Hilly menyangkal bahwa latar tempat di dalam buku tersebut bukan di 56 Jackson melainkan di tempat lain serta menganggap buku tersebut adalah sampah yang dibuat oleh orang kulit hitam (di dalam film : nigra5) dengan nada yang melecehkan. Hilly menyangkalnya karena ia mengetahui bahwa rahasia besar dan memalukan terdapat di dalam buku tersebut. - Dalam scene ini Hilly memakai dress tanpa lengan bermotif bungabunga kecil berwarna biru dan kuning, dengan tatanan rambut khas-nya. Elizabeth memakai dress tanpa lengan berwarna kuning cerah, rambutnya ditata. Jolene memakai dress berlengan pendek berwana abu-abu, dan rambutnya disanggul. Sedangkan Aibeleen memakai seragam pembantunya. Tahapan konotasi : - Dalam percakapan ini Hilly mimik muka menatap Aibeleen yang sedang menuangkan teh dengan tatapan penuh benci dan marah, Elizabeth yang mengetahuinya hanya bisa menatapnya dengan ekspresi jengkel dengan tingkah laku Hilly. - Dalam scene ini ingin menunjukkan bahwa kaum kulit putih ingin selalu dipandang bersih dan terhormat di hadapan orang lain. Mereka akan tidak senang jika keburukannya tersebar kemana-mana. Terlihat ketika Hilly sebagai ketua dari perkumpulan klub bermain kartu mencoba meyakinkan bahwa cerita tersebut tidak terjadi di Jackson dan buku tersebut adalah sampah yang dibuat orang kulit hitam. Selain itu, ia juga memastikan anggota-anggotanya untuk tidak membaca lagi buku tersebut. 5 Sebutan kasar bagi kaum kulit hitam. 57 12. Scene 118 : Di rumah Elizabeth. Tahapan denotasi : - Dalam scene ini terlihat Hilly dengan wajah angkuh dan ekspresi sombongnya menuduh Aibeleen mencuri peralatan makan perak yang dipinjamkannya kepada Elizabeth sambil berkacak pinggang. Ia juga tidak memberikan kesempatan kepada Aibeleen untuk menjelaskan pendapatnya, dan terus menerus menekan Aibeleen dengan tuduhan-tuduhannya sehingga Aibeleen tidak mendapat kesempatan berbicara. Ia juga berlaku berkuasa sebagai pemimpin perkumpulan langsung memecat Aibeleen tanpa persetujuan dan bermusyawarah dengan majikan aslinya, yaitu Elizabeth. Hilly juga mengancam akan memenjarakannya atas perbuatan Aibeleen menulis cerita dalam bukunya dan atas tindakan pencurian sendok dan garpu. Sementara Elizabeth terlihat bingung dan tidak berdaya dengan peristiwa yang sedang terjadi. Kemudian pada akhirnya Aibeleen keluar dari pekerjaannya, karena ia tidak mau dianggap orang yang lemah. - Dalam scene ini Hilly memakai atasan dengan corak warna coklat dan emas, dan mengenakan bawahan (skirt) selutut berwarna coklat. Elizabeth memakai dress bercorak warna putih dan coklat, rambutnya disanggul. Aibeleen memakai seragam pembantunya. Tahapan konotasi : - Dalam scene ini ingin menunjukkan bahwa kaum kulit putih yang mempunyai kedudukan tinggi dan memiliki kekuasaan akan selalu berhak menentukan nasib pekerja kulit hitam meskipun bukan pembantunnya. Hilly yang memecat Aibeleen ingin memenjarakannya dengan tuduhan pencurian, tetapi juga ingin 58 memenjarakannya dengan tuduhan lain, yaitu membuat buku yang berisikan rahasia Hilly. Apapun ia lakukan untuk menyelamatkan martabat dan harga dirinya, sehingga ia ingin menunjukkan bahwa kaum kulit hitam tidak dapat melakukan apapun. 5.2.Tindakan Verbal Tindakan-tindakan dalam film merupakan pesan yang ingin disampaikan pelaku sineas kepada penonton. Pesan verbal atau komunikasi verbal adalah komunikasi dengan kata-kata verbal melalui alat komuniksai yang disebut bahasa. Sedangkan, bahasa dapat membantu kita untuk memiliki kemampuan memahami dan menggunakan simbol, khususnya simbol verbal dalam menyusun kerangka pemikiran yang kemudian dikomunikasikan (Alo Liliweri, 2005:154). 1. Scene 11 : Dialog Minny dan Aibeleen di rumah Elizabeth - Minny : : Maafkan aku, Tuhan. Tapi aku akan membunuh wanita itu, Aibeleen. Kini ia(Hilly) menandai tissue toilet dengan pensil. - Aibeleen : Hahaha.. Benarkah? - Minny : Yeah.. Tapi, aku bawa tissue dari rumah. Si bodoh itu tidak tahu. - Kemudian Minny dan Aibee tertawa bersama. Tahapan denotasi : - Pada scene percakapan di atas Minny mengungkapkan kekesalan yang dirasakannya kepada Aibeleen. Pasalnya majikannya Hilly sudah mulai bertindak tidak masuk akal, yaitu menandai tissue toilet rumah. Tahapan konotasi: - Pada scene ini terlihat Minny dari percakapan di atas terdengar sangat kesal dan gemas atas perlakuan diskriminatif yang dilakukan majikannya Hilly yang menandai tissue toilet di 59 rumahnya, karena takut pembantunya ikut menggunakannya. Terlihat dari kalimat yang diucapkan oleh Minny “ Tapi aku akan membunuh wanita itu, Aibeleen.” Kata “membunuh” dalam percakapan ini diucapkan Minny dengan penuh kekesalan dan kegemasan, ia tak dapat berbuat apa-apa karena dapat kehilangan pekerjaannya, sehingga Minny hanya dapat menahan amarahnya dan mencurahkan isi hatinya dengan bercerita dengan Aibeleen. 2. Scene 17 : Hilly menceritakan usahanya dalam mengajukan RUU Inisiatif Sanitasi Rumah Tangga terhadap pembantu kulit hitam kepada teman-temannya di klub main kartu, di rumah Elizabeth Holbrook. - Elizabeth : Hilly, gunakan saja kamar mandinya (sambil melihat Hilly yang sedang menahan kencing). - Hilly : Aku baik-baik saja. - Mrs. Holbrook: Oh, dia marah, karena pembantu menggunakan kamar mandi tamu seperti halnya kami. - Elizabeth : Aibeleen coba lihat Mae Mobley (anak Elizabeth). - Aibeleen : Baik nyonya. - Elizabeth : Gunakan saja kamar mandiku dan Raleigh. - Hilly : Jika Aibeleen memakai kamar mandi tamu, aku yakin ia menggunakan kamar mandimu. - Elizabeth : Tidak. - Hilly : Bukankah lebih baik mereka buang air di luar. - Skeeter : Kalian sudah melihat sampul majalah Life minggu ini? Jackie terlihat tampan sekali. (mencoba mengalihkan pembicaraan) 60 - Hilly : Katakan kepada Raleigh, uang yang ia habiskan untuk kamar mandi negro akan ia dapatkan kembali saat kalian menjual rumah ini. Itu berbahaya. Mereka membawa penyakit berbeda dari kita. - Elizabeth : Pas. - Hilly : Karena itulah aku ajukan RUU Inisatif Sanitasi Rumah Tangga. - Skeeter : Apa? (tampak terkejut dengan ide Hilly). - Hilly : Dana pencegahan penyakit yang mensyaratkan setiap rumah tangga kulit putih mempunyai toilet terpisah untuk pembantunya. Sudah disetujui Dewan Rakyat Warga Kulit Putih. - Skeeter : Mungkin kita harus bangunkan kau toilet di luar, Hilly. - Hilly : Harusnya kau tak jadikan lelucon masalah warna kulit putih ini. Akan kulakukan apa saja untuk melindungi anak-anak kita. Tahapan denotasi : - Scene ini merupakan bentuk diskriminasi tokenisme / keadaan dimana minimnya kaum mayoritas melakukan hal positif terhadap kaum minoritas terlihat perkataan Hilly berusaha membuat Elizabeth terpengaruh dengan perkataannya mengenai pemisahan toilet majikan dan pembantu, sehingga membuat Elizabeth terpengaruh dengan perkataan Hilly, padahal sebelumnya Elizabeth tidak mempermasalahkan pemakaian toilet bersama dengan pembantunya Aibeleen. Tahapan konotasi : - Dalam scene ini ingin menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai kelas tinggi bisa melakukan apa saja, terlihat Hilly yang notabene adalah ketua perkumpulan wanita kulit putih yang 68 ada di Jackson. Perkataannya dengan mudah mempengaruhi teman-temannya yang tadinya tidak mempermasalahkan pemisahan toilet menjadi terpengaruh dengan ajakan dan bujukan Hilly. Ia akan terus-menerus menyerukan hal-hal yang mendiskriminasi dan melecehkan kaum kulit hitam untuk menggagalkan penyetaraan antara kulit putih dan kulit hitam. - Kalimat yang digunakan Hilly dalam scene ini cukup kasar, seperti penggunaan kata ‘negro’ yang mana merujuk pada kaum kulit hitam, namun kata ini merupakan kata yang kasar. Percakapan dalam scene ini membahas mengenai pemisahan toilet, yang sekilas ide tersebut terlihat baik dan mempedulikan fasilitas tersendiri untuk pembantu, tetapi di balik hal itu memiliki maksud yang mendiskriminasi dan melecehkan pembantu kulit hitam. Mereka menganggap kaum kulit hitam adalah bangsa rendahan dan kotor, yang dapat membawa penyakit berbeda dan membahayakan kelangsungan hidup kaum kulit putih. Maka, kaum kulit putih berpikir dengan melakukan pemisahan toilet dapat menyelamatkan hidup mereka dari penyakit berbahaya yang dibawa orang kulit hitam. Hal ini merupakan pembenaran ketidaksetaraan, Marx berpendapat bahwa kapitalisme tergantung pada ketidasetaraan yang melekat, apabila diakui, akan diterima sebagai hal yang adil. 3. Scene 27 : Rumah kediaman majikan Aibeleen, Elizabeth Leefolt, di depan toilet khusus pembantu kulit hitam. - Elizabeth : Cepat, Aibeleen! Mae Mobley bangun, aku mau ke dokter. (setengah berteriak kepada Aibeleen yang masih di dalam toilet khusus) - Mae Mobley : Itu kamar mandi Aibee (nama panggilan sayang untuk Aibeleen) mama? Hei Aibee! - Elizabeth : Jangan sayang. Janji kamu takkan masuk kesana, ya? 69 - Mae Mobley : Ya mama.. - Aibeleen : Aku disini sayang.. - Elizabeth : Bukankah menyenangkan punya toilet sendiri, Aibeleen? - Aibeleen : Ya nyonya.. - Mae Mobley : Kaulah ibuku yang sebenarnya Aibee… Tahapan denotasi : - Kalimat “Bukankah menyenangkan punya toilet sendiri, Aibeleen?” ini Elizabeth mengatakannya dengan nada yang akrab, mencoba terdengar dan terlihat menyenangkan di hadapan Aibeleen dan Mae Mobley (anak Elizabeth). Tahapan konotasi : - Kalimat “Bukankah menyenangkan punya toilet sendiri, Aibeleen?” ini Elizabeth mengatakannya dengan nada yang akrab, mencoba terdengar dan terlihat menyenangkan di hadapan Aibeleen dan Mae Mobley (anak Elizabeth). Percakapan antara Elizabeth dan Aibeleen ini meskipun terlihat sopan dan akrab, tetapi terselip tindakan diskriminasi secara verbal yang melecehkan Aibeleen sebagai kaum kulit hitam yang dianggap pembawa penyakit yang tidak lazim dan berbahaya bagi kaum kulit putih. - Dialog pada scene ini ingin menunjukkan bahwa pada era 1960an di Amerika diskriminasi yang terjadi sangatlah berbeda pada tahun 1800an. Pada tahun 1800an diskriminasi identik dengan kekerasan fisik, sedangkan pada tahun 1960an diskriminasi yang terjadi adalah dengan perkataan / verbal, psikologis, dan kekuatan hukum yang mendukung perbedaan kelas yang jauh dengan kesetaraan dan ketidakadilan. Hal ini merupakan bentuk diskriminasi tokenisme, yaitu 70 berupa minimnya perilaku positif kepada pihak minoritas. Perilaku ini nantinya akan digunakan oleh kaum mayoritas sebagai pembelaan justifikasi bahwa ia sudah melakukan hal baik yang tidak melanggar diskriminasi. 4. Scene 29-30 : Perjalanan Aibeleen menuju kediaman Leefolt untuk bekerja. Dalam scene ini Aibeleen menjelaskan mengenai hukum mengenai kulit hitam dan kulit putih yang berlaku di Jackson. Kemudian terlihat Skeeter mengunjungi perpustakaan kota meminjam buku undangundang yang mengatur kulit hitam dan kulit putih. - Aibeleen (narator) : “Tak boleh ada wanita kulit putih mengasuh anak di ruangan dimana ada pria negro di dalamnya. Tak boleh saling bertukar buku antara sekolah kulit putih dan hitam, tapi boleh dipakai kulit hitam setelah kulit putih memakainya. Juru pangkas negro tak boleh melayani wanita kulit putih. Apabila ada selebaran yang mempublikasikan, atau mengedarkan tulisan yang meminta publik meminta atau menuntut persamaan hak antara kulit putih dan kulit hitam diancam hukuman penjara.” Tahapan denotasi : - “Tak boleh ada wanita kulit putih mengasuh anak di ruangan dimana ada pria negro di dalamnya. Tak boleh saling bertukar buku antara sekolah kulit putih dan hitam, tapi boleh dipakai kulit hitam setelah kulit putih memakainya. Juru pangkas negro tak boleh melayani wanita kulit putih. Apabila ada selebaran yang mempublikasikan, atau mengedarkan tulisan yang meminta publik meminta atau menuntut persamaan hak antara kulit putih dan kulit hitam diancam hukuman penjara.” Pada dialog di scene ini Aibeleen memaparkan hukum di Jackson dengan nada yang terdengar lemah dan pasrah dengan keadaan. 71 Tahapan konotasi - Dalam dialog scene ini ingin menujukkan dan menjelaskan bahwa diskriminasi yang terjadi di Jackson, Mississipi didukung dan dilindungi oleh hukum. Hal ini menyebabkan kaum minoritas tak berdaya, karena hukum telah membatasi hak mereka. Hak tersebut terlihat memberikan kesetaraan bagi kaum kulit hitam, tetapi bagi kaum mayoritas mereka tidak akan membiarkan orang kulit hitam untuk mendapatkan keadilan. Hal tersebut disebut pembenaran ketidaksetaraan yang melekat, apabila diakui, akan diterima sebagai hal yang adil. 5. Scene 51 : Di rumah Aibeleen Skeeter dan Minny merundingkan langkah selanjutnya dalam mencari cerita yang lebih banyak. “ Mereka (orang kulit putih) membunuh putraku. Ia (putra Aibeleen) jatuh membawa barang di pabrik. Truk menggilasnya dan menghancurkan paru-parunya. Mandor kulit putih melempar tubuhnya ke belakang truk. Membawanya ke rumah sakit kulit hitam, mencampakan dan meninggalkannya di sana. Tak ada yang bisa mereka lakukan, jadi ku bawa putraku pulang membaringkannya di sofa itu. Ia mati di depanku. Umurnya baru 24 tahun Miss Skeeter. Masa terbaik dalam kehidupannya. Ketika peringatan kematiannya setiap tahun, nafasku sesak. Tapi, bagi kalian, ini cuma kematian biasa. Hentikan saja ini, semua yang ku tulis, yang ia tulis, semuannya akan mati bersamanya. ” Tahapan denotasi : - Dalam scene ini mandor kulit putih melakukan diskriminasi dalam bentuk tokenisme terhadap anak Aibeleen.Tokenisme keadaan dimana kaum kulit putih berlaku minimnya perilaku positif terhadap kaum kulit hitam. Sehingga pada suatu saat ketika tuduhan diberikan kepada kaum kulit putih terhadap sikap diskriminatif terhadap kaum kulit hitam, mereka akan berdalih bahwa mereka telah melakukan hal yang benar, 72 yaitu kewajiban menolong kaum kulit hitam dan tidak melakukan diskriminasi. Tahapan konotasi : - Skeeter, Aibeleen, dan Minny merundingkan bagaimana mendapatkan cerita lebih, karena editornya mengiginkan paling tidak menambah 12 cerita pekerja. Minny menawarkan untuk menuliskan cerita-cerita yang pernah didengarnya dan meminta Skeeter mengarang nama pembantunya, tetapi Skeeter tidak menyetujuinya. Aibeleen merasa tersinggung karena Skeeter seolah-olah tidak memperhatikan keselamatan Aibeleen dan Minny, kemudian ia menceritakan peristiwa kematian anaknya. - Scene ini menunjukan bahwa kaum kulit putih tidak ingin terlibat dan bertanggung jawab lebih jauh terhadap hidup kulit hitam. Terlihat dari mandor yang menolong dan memperlakukan anak Aibeleen seperti binatang, meninggalkannya begitu saja tanpa bertanggung jawab lebih jauh lagi. 6. Scene 52 : Acara syukuran kehamilan kedua Elizabeth Leefolt di rumahnya. Saat itu Hilly menyinggung masalah toilet khusus secara langsung kepada Aibelee. - Hilly : Aibeleen, kau senang dengan toilet luar di rumah Elizabeth? Senang bukan punya toilet sendiri, bukan begitu Aibeleen? - Aibeleen : Ya nyonya. Terima kasih. - Hilly : Terpisah, tetapi sama. Itu yang Ross Barnett katakan, dan kau takkan bisa membantah gubernur. - Skeeter : Pastinya tidak di Mississipi, tempat lahirnya pemerintah modern. 73 Tahapan denotasi : - Pada dialog scene ini Hilly mengatakan mengenai menyenangkannya memberikan kesetaraan pembantu kulit hitam dengan nada yang menyenangkan dan bangga. Ia juga menyebutkan bahwa program kesetaraanya sama dengan yang dicanangkan Gubernur wilayah Jackson. Hal yang terjadi dalam scene ini merupakan bentuk diskriminasi tokenisme, yaitu keadaan dimana terjadi minimnya perilaku positif terhadap kaum minoritas, yang mana nantinya perilaku tersebut akan dijadikan tameng dalan hukum, bahwa kaum mayoritas sudah berlaku adil dan baik terhadap kaum minoritas. Tahapan konotasi - Kalimat yang digunakan Hilly terhadap Aibeleen dalam scene ini terdengar sopan dan akrab. Namun, di dalamnya tedapat nada diskriminasi, yaitu pada kalimat “Aibeleen, kau senang dengan toilet luar di rumah Elizabeth?Senang bukan punya toilet sendiri, bukan begitu Aibeleen?” - Dalam dialog scene ini menunjukkan bahwa kaum mayoritas, dalam hal ini adalah orang kulit putih ingin memperlihatkan bahwa mereka sudah memberikan kesetaraan bagi kaum kulit hitam. Kaum mayoritas membuat aturan mengenai peminjaman buku pelajaran, fasilitas khusus kulit hitam, tata cara makan di tempat kerja, dan lain-lain. Semua aturan itu dibuat tujuan supaya orang lain melihatnya adalah sebuah upaya kesetaraan, tetapi sebenarnya aturan-aturan itu dibuat dengan tujuan menjaga tingkatan status sosial antara kaum kulit hitam dan kulit putih. Kaum kulit putih selalu berusaha mendapatkan kekuasaan, dan mengatur batasan kaum kulit hitam untuk tidak bebas mendapatkan kesempatan. 74 7. Scene 86 : Pidato Hilly dalam acara panggalangan dana untuk anak-anak Afrika. - Hilly : semua menikmati malam ini? Ayo beri tepuk tangan untuk para pembantu kita. Untuk mereka yang membantu terlaksananya acara malam ini. Yang aku yakin ini bantuan tulus dari hati mereka. Tahapan denotasi : - Pada dialog dalam scene ini Hilly menyampaikan pidatonya di hadapan para tamu dan pembantu-pembantu kulit hitam. Tahapan konotasi - Dialog dalam pidato yang disampaikan Hilly dengan nada yang senang dan bangga, ia mewakili tamu-tamu seolah-olah meperlakukan pembantu-pembantunya dengan sangat adil (tokenisme). Pada dialog dalam scene ini terdapat kalimat yang menunjukkan diskriminasi dibalik pujian yang dilontarkan oleh Hilly Holbrook, yaitu pada kalimat “Ayo beri tepuk tangan untuk para pembantu kita. Untuk mereka yang membantu terlaksananya acara malam ini. Yang aku yakin ini bantuan tulus dari hati mereka”. Kalimat yang bercetak tebal menunjukkan bahwa kaum kulit hitam yang dipekerjakkan oleh kaum kulit putih diperlakukan dengan baik dan setara. Padahal sebaliknya mereka kaum kulit hitam diperlakukan secara tidak adil dan menerima hinaan dari majikannya. - Dialog dalam scene ini ingin menunjukkan kaum kulit putih yang mempekerjakan pembantu kulit hitam ingin menunjukkan di depan publik bahwa mereka menghargai dan mengapresiasikan hasil kerja pembantu-pembantunya. Padahal tindakan tersebut adalah upaya majikan-majikan kulit putih memberikan kesenangan semu kepada pembantunnya agar tetap selalu bekerja dengan baik. Kaum kulit hitam tidak menyadari hidup mereka menjadi terikat kepada majikan seperti properti pribadi. Kaum kulit putih melakukan hal ini karena mereka bergantung pada pembantu kulit hitam untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Mereka merasa 75 perlu melakukan reproduksi kebutuhannya dengan cara membuat pembantunya nyaman, sehingga pekerja kulit hitam sebagai kelas pekerja pasrah dan tunduk, serta menyadari akan kelasnya sebagai kelas pekerja. 8. Scene 88 : Ketika Celia menghampiri Hilly untuk menjelaskan kesalahpahaman di antara mereka, di saat pengumuman pemenang pelelangan barang-barang. - Celia : Selamat, Hilly! Aku tak tahu kau penggemar pie buatan Minny. Dari tadi aku ingin sekali bicara denganmu. Minny cerita alasan kau tak ingin menjadi temanku. Karena kau pikir aku dan Johnny selingkuh di belakangmu. Tunggu, aku ingin bicara. - Skeeter : Oh tidak. - Celia : Maafkan aku. - Hilly : Kemari, sayang. Akan ku bawa kau kembali ke meja. - Celia : Maafkan aku. - Hilly : Tak apa. Jangan risau. Kau mau apakan aku? Kau dan negro6 itu mau melakukan apa? - Celia : Aku tak tahu yang kau bicarakan. - Hilly : Pembohong! Pada siapa saja kau cerita? - Celia : Hilly, aku hamil setelah kau dan Johnny putus! - Ibu Hilly : Oh, sial! - Hilly : Diam bu! - Celia : Johnny tak selingkuh darimu. Setidaknya bukan denganku. 6 Sebutan kasar kaum kulit hitam 76 - Hilly : Johnny takkan selingkuh. - Celia : Maaf! Ku pikir kau senang memenangkan pie itu! - Hilly : Katakan pada negro itu, jika ia berani membocorkannya, akan kau buat ia menderita. Tahapan denotasi : - Dialog pada scene ini Hilly mengatakkannya dengan nada mengancam terhadap Minny yang ia kira telah mengatakkan rahasia memalukannya kepada orang-orang. Tahapan konotasi : - Dialog pada scene ini ingin menunjukkan bahwa hidup dari kaum minoritas (kulit hitam) dan kaum yang dikucilkan (Celia) sangat mudah terancam oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan besar. Terlihat dari kalimat yang diucapkan oleh Hilly, “ Tak apa. Jangan risau. Kau mau apakan aku? Kau dan negro7 itu mau melakukan apa?”. Hilly mengucapkannya dengan intonasi yang tenang, namun terselip nada khawatir dan takut karena, ia takut rahasia memalukannya terbongkar di depan umum, karena percakapan Hilly dan Celia berada di hadapan tamu penggalangan dana. Kemudian yang Hilly lakukan adalah mengancam Minny yang sekarang menjadi pembantu Celia “Katakan pada negro itu, jika ia berani membocorkannya, akan kau buat ia menderita.”. Ia mengucapkannya dengan intonasi yang tenang, namun dengan nada yang mengancam untuk membuat Celia dan Minny gentar dengan ancamannya. 5.3.Pembahasan Film The Help Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan data-data di atas, menghasilkan bahasan-bahasan di bawah ini 7 Sebutan kasar kaum kulit hitam 77 a. Pada tindakan non-verbal peneliti memaknai bahwa tindakan-tindakan diskriminasi non-verbal yang terdapat dalam film The Help berupa pembatasan hak dan fasilitas, menaruh kecurigaan secara berlebihan, perlakuan ketidakadilan, kekerasan fisik, dan pengelompokan fasilitas. Hal-hal tersebut merupakan upaya kaum kulit putih untuk mempertahankan kekuasaannya dan membatasi ruang gerak kaum kulit hitam yang mana dalam film ini adalah kaum perempuan kulit hitam yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Seperti yang dipaparkan Karl Marx (John Scott, 2012:128) dalam teori konflik kelas dijelaskan bahwa tingkatan sosial didasari penaklukan oleh kaum borjuis (orang kulit putih) yang memiliki populasi lebih besar kepada kaum protelar / kaum minoritas (orang kulit hitam). Aturan-aturan pemerintah dibuat bukan untuk membuat keseimbangan kelas, melainkan untuk kepentingan-kepentingan politik kaumnya, yaitu kaum kulit putih yang berkuasa. Seperti kisah yang dipaparkan oleh salah satu pembantu kulit hitam yang bersaksi pengalaman kerjanya yang namanya dicantumkan dalam wasiat agar ia bekerja secara turun-temurun dalam keluarga majikannya. Hal ini menunjukan keluarga adalah sebagai salah satu peranan suprastruktur organisasi sosial telah memikirkan cara keluarga mereproduksi tenaga kerja atas dasar generasi selain keseharian. Selain keluarga, pendidikan menjadi salah satu “bayang-bayang panjang pekerjaan”. Semakin rendah pendidikan, maka semakin rendah pula tingkatan pekerjaan yang mereka dapatkan ( Pip Jones, 2009:84). Seperti dalam film ini dimana anak Minny tidak dapat melanjutkan sekolahnya, dan terpaksa bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Ideologi Marx yang menyatakan kaum borjuis selalu mengeksploitasi kaum protelar / kaum yang tidak beruntung (orang kulit hitam) agar mengaburkan realitas ketidaksetaraan yang terjadi, sehingga terlihat adil dan setara. Sejarah menuliskan bahwa diskriminasi rasial yang terjadi di Amerika terjadi diakibatkan cara masuknya orang kulit hitam ke benua 78 Amerika. Orang kulit hitam yang berasal dari Afrika masuk ke benua Amerika dibawa secara paksa, dan dipekerjakan sebagai budak, dan tercatat dalam sejarah pada tahun 1825 ± 400.000 orang kulit hitam dikirim ke Amerika. Benua Amerika merupakan benua pengimpor budak kulit hitam terbanyak dibandingkan negara-negara bumi belahan barat lainnya. Para budak kulit hitam dibayar dengan upah dibawah minimum, dan hal tersebut berlanjut sampai tahun 1960an yang masih saja memberi upah tidak layak kepada pekerja-pekerjanya, dan hal tersebut dilindungi oleh hukum. Amerika adalah negara penganut liberalisme / kebebasan, karena Amerika merupakan negara yang memiliki penduduk imigan dengan beragam etnis dan budaya dari berbagai negara ( multikultural ) yang menginginkan kebebasan, yang di negara asalnya tidak mendapatkannya. Amerika menganut 3 sistem asimilasi (Indriana Kartini, 2005: 98.), yaitu (a)Anglo Conformity, yang menuntut imigran yang datang ke Amerika untuk membuang keseluruhan budaya leluhur mereka dan menerima perilaku dan nilai Anglo-Saxon sebagai kelompok utama masyakakat Amerika. (b)The Melting Pot, didasarkan penggabungan biologis antara orang-orang Anglo-Saxon8 dan kelompok imigran yang disertai peleburan masing-masing kultur dan menjadi sebuah kultur yang baru . (c)Pluralism cultural, pemeliharaan kehidupan komunal dan kultur yang signifikan dari kelompok imigran dalam konteks kewarganegaraan Amerika dan integrasi ekonomi dan politik ke dalam masyarakat Amerika. Pada masa itu (latar waktu film The Help) Amerika menganut 3 sistem tersebut, namun pada kenyataannya diskriminasi masih saja terjadi kepada kaum minoritas, terutama kaum kulit hitam. b. Pada tindakan verbal peneliti memaknai bahwa tindakan-tindakan verbal yang terdapat pada film The Help berupa sindiran-sindiran halus, kata-kata 8 Masyarakat kulit putih. 78 ancaman, ejekan-ejekan dengan sebutan kasar (negro, nigra), dan pujian yang bersifat kesenangan semu. Hal-hal tersebut merupakan bagian-bagian ideologi yang berupa gagasan, keyakinan, dan nilai-nilai. Masa ke masa kelas dominan seringkali menerapkan pemaksaan demi mempertahankan kekuasaan dan supremasinya, tidak berarti bahwa tanpa pemaksaan itu eksploitasi tidak ada. Sebaliknya, kurangnya pemaksaan terang-terangan tidak berarti oposisi meningkat, sehingga untuk membuat pihak subordinat patuh dan tunduk tidak harus menggunakan kekuatan paksaan. Kemudian yang terjadi adalah pihak yang didominasi / dieksploitsai tidak menyadari kondisi mereka karena efektifnya ideologi yang disosialisasikan kepada mereka. Kaum yang dieksploitasi diberi kenyamanan, pujian, dan kesenangan. Hal-hal tersebut merupakan sebuah kesenangan semu, yang membuat kaum protelar tidak menyadari bahwa mereka telah terikat untuk menjadi hak milik kaum borjuis. Pada dasarnya kaum borjuis membutuhkan pekerja / tenaga yang dapat diatur, maka dipilihlah kaum lemah, minoritas, yang tidak mempunyai kekuatan hukum di hadapan undang-undang yang menguatkan kekuatan penguasa. c. Peneliti memaknai ada maksud lain dalam film ini, yaitu hidup kaum kulit hitam sampai saat ini masih dikuasai oleh orang kulit putih. Hal serupa juga terjadi seperti di dalam film, mereka melakukan pergerakan untuk melawan majikan-majikannya melalui buku yang ditulis Skeeter yang merupakan orang kulit putih. Hal ini berarti mereka tidak bisa melakukan perjuangan kaum-kaumnya dengan jerih payahnya sendiri melainkan melalui pertolongan kaum yang menindas kaum mereka sendiri, yaitu orang kulit putih. Kemudian, yang kita semua tahu bahwa perjuangan kesetaraan hak kaum kulit hitam adalah Martin Luther King bukanlah orang kulit putih. Sutradara film ini Tate Taylor adalah orang kulit putih, 78 tapi membuat film mengenai perjuangan pembantu kulit hitam dan ia juga melibatkan pembantu yang mengasuhnya ketika kecil. Hal ini semakin menguatkan bahwa kaum kulit hitam hingga saat ini masih dikuasai oleh orang kulit putih, meskipun presiden Amerika kini adalah seorang orang kulit hitam namun, diskriminasi rasial masih terjadi di dalam masyarakat9. d. Film ini mendapatkan kritik baik dari media (dijelaskan pada bab 1), tetapi juga mendapat teguran dari Association of Black Women Historians (ABWH)10. Mereka berpendapat bahwa cerita tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada tahun itu. Sutradara film The Help Tate Taylor, dan ia adalah orang kulit putih yang juga tinggal di Jackson, Mississipi. Tate menyampaikan bahwa orang-orang terlalu mengkritisi filmnya, ia meyakini bahwa cerita yang di dalamnya sudah merepresentasikan sejarah yang terhadi pada tahun 1960an. Ia membuat film ini untuk menyampaikan pesan perjuangan pembantu kulit hitam di Jackson dan ia juga ingin penonton mendapatkan pesan bahwa kaum kulit hitam dan kulit putih dapat bekerja sama. Selama Tate hidup, pada masa kecilnya ia memiliki pembantu kulit hitam bernama Carol Lee yang mengasuhnya. Tate melibatkan Carol pada scene pembantu-pembantu berkumpul di rumah Aibeleen untuk membantu Skeeter dalam penulisan bukunya. Carol adalah wanita pertama yang menyampaikan kisahnya kepada Skeeter11. Ada masalah miss communication yang terjadi pada film ini. Pesan yang ingin disampaikan Tate Taylor sebagai sutradara film ini mendapatkan kritik bahkan penilaian yang buruk oleh kaum kulit hitam sendiri. Hal yang membuat orang-orang dan pelaku sejarah tidak menyetujui isi dalam film ini salah satunya adalah kerja sama yang terjadi antara Skeeter dan Aibeleen. 9 http://www.voaindonesia.com/content/ketegangan-rasial-di-as-2014/2572605.html (diunduh : 16-2-2015 : 22.24) 10 Asosiasi Perkumpulan Wanita Pelaku Sejarah Kulit Hitam 11 http://thegrio.com/2011/08/15/the-help-director-people-are-too-critical-of-this-film/(20-92014 : 23.17) 78 Dikarenakan dalam kenyataannya hal seperti itu tidak mungkin terjadi, orang kulit putih tidak memiliki sifat sebaik itu pada orang kulit hitam dalam membantu pergerakan. Seperti yang Baudrillard kemukakan bahwa media massa dipenuhi dengan produk-produk simulasi, yang mana majunya teknologi memberikan jalan komunikasi baru, dunia yang dikonstruksikan dari model atau simulacra (realitas buatan) (Argyo Demanto, 2009:15). Dampaknya kita sebagai masyarakat konsumen, sebagai penerima pesan dari media massa (film) terjebak dalam pertanyaan, karena tidak mengerti kebenaran yang sesungguhnya, yang kemudian dapat mengubah cara pandang kita terhadap orang kulit hitam. 78