Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam

advertisement
BAB V
ANALISA FILM DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini berupaya untuk menjawab rumusan masalah mengenai
makna tindakan dan simbol-simbol
simbol simbol diskriminasi rasial yang terdapat pada film
The Help.. Untuknya peneliti akan membagi ke dalam dua kategori, yaitu tindakan
non-verbal
verbal dan verbal. Kategori tersebut berdasarkan pada pengertian komunikasi
verbal adalah komunikasi dengan kata
kata-kata
kata verbal melalui alat komuniksai yang
disebut bahasa. Sedangkan komunikasi
k
non-verbal adalah komunikasi (perilaku
yang diperlihatkan individu ketika menyampaikan pesan )yang melibatkan
ekspresi wajah, kontak mata, diam, suara, ruang, waktu, batasan, dan gerakan
tubuh (Sheila, 2001:138).
2001:138)
5.1.Tindakan Non-Verbal
Verbal
1. Scene 2 (opening) : Skeeter hendak menuju ke kantor The Jackson Journal. Ia
melihat sebuah café menerapkan tempat khusus untuk orang kulit hitam.

Tahapan Denotasi :
-
Keadaan dalam scene ini merupakan bentuk diskriminasi
reductance to help (menolak untuk menolong).
olong). Kelompok kulit
putih membiarkan pemilik café menerapkan aturan pemisahan
pintu masuk. Sementara Skeeter hanya menatap dari dalam
mobilnya
nya Cadillac Series 62 Convertible warna dark blue buatan
tahun 19621, tampak tak bisa memberikan pertolongan/bantuan
apa-apa,
apa, begitupun kelompok kulit putih lainnya yang membiarkan
pemilik café menerapkan aturan-aturan
aturan aturan yang mendiskriminasikan
1
Mobil mewah pada tahun 1960an harga ± U$ 7.750.
41
kaum kulit hitam, yaitu memberikan tempat dan akses khusus
untuk orang kulit hitam. Tampak sekelompok wanita dan anakanak kulit hitam masuk ke dalam sebuah café namun, masuk
melalui pintu khusus dan di dindingnya tertulis “COLORED2” dan
di bawahnya ada tanda panah menunjukan tanda masuk dan
bertuliskan “ENTRANCE3”. Huruf yang tertulis di dinding
bercetak tebal (bold) dan bentuk kapital (huruf besar), serta
berwarna coklat gelap, dibalik warna tembok yang berwarna putih.

Tahapan Konotasi :
-
Scene ini ingin menunjukan bahwa dari tahun 1800an hingga
1960an, meskipun sudah lebih modern kaum kulit hitam akan tetap
dianggap
sebagai
masyarakat
yang
terkesampingkan
dan
terbelakang. Terlihat dari posisi pintu masuk café berada di
samping, yang mana biasanya pintu masuk berada di depan,
sedangkan untuk kaum kulit putih masuk melalui pintu utama.Hal
ini terjadi karena sejarah bagaimana masuknya warga kulit hitam
yang masuk ke benua Amerika secara paksa dari Afrika, yang
kemudian mereka dipekerjakan sebagai budak, dan Amerika adalah
benua terbanyak yang mendapat kiriman budak dari Afrika, yang
berjumlah kurang lebih 400.000 jiwa. Itulah mengapa warga kulit
putih dan hitam selalu membuat jarak yang jauh baik secara fisik
dan psikologis. Kendaraan yang dipakai kaum borjuis kulit putih
berharga ribuan dolar, merupakan harga yang sangat mahal pada
masa itu.
-
Permasalahan masyarakat kulit putih yang menolak menolong
kaum kulit hitam diakibatkan terdapat hukum yang mengikat
masyarakat di Jackson, Mississipi, yaitu Hukum Jim Crow. Hukum
yang mengatur tindakan, kedudukan, status masyarakat kulit hitam
dan kulit putih. Dimana ada hukum yang menyebutkan bahwa
2
3
berwarna
Pintu masuk
42
warga kulit putih dilarang berada satu ruangan dengan warga kulit
hitam kecuali, jika warga kulit hitam bekerja di rumah warga kulit
putih. Masyarakat juga mencurigai jika masyarakat kulit putih dan
kulit hitam bersama atau berhubungan dalam satu ruangan yang
sama di durasi waktu yang lama.
-
Scene ini termasuk dalam pesan non-verbal visual, dalam kajian
prosemik publik fase jauh. Dalam scene ini menunjukan jarak
hubungan antara kaum kulit hitam dan kulit putih seperti politisi
dengan masyarakatnya yang hampir tidak memungkinkan untuk
melakukan sebuah komunikasi interpersonal.
2. Scene 6 (opening) : Hilly mengukur tissue di toilet rumah.

Tahapan Denotasi
-
:
Hilly duduk di atas kloset sambil mengukur panjang tissue toilet di
dalam rumahnya. Tampak di dalam scene ini ia menandai panjang
tissue tersebut dengan pensil, ia merasa rugi walaupun tissue yang
terpakai oleh Minny hanya sedikit. Ia khawatir pembantunya
Minny
menggunakan
tissue
yang
sama-sama
digunakan
keluarganya. Dalam scene ini terlihat Hilly memakai dress warna
cerah tanpa lengan, berwarna dasar putih dengan motif bunga pink,
dan daun berwarna hijau tua. Walaupun, scene ini hanya sebentar,
tetapi detail di dalamnya sangat banyak. Bryce Dallas Howard
yang memerankan sangat fasih dalam memberikan detail gesture
dan mimik muka sebagai tokoh yang pelit dan angkuh.

Tahapan Konotasi
-
:
Scene ini menunjukan bahwa Minny sebagai kaum kulit hitam
dibatasi dan tidak berhak memakai barang, meskipun ia sudah
43
digaji oleh majikannya. Pada scene ini menunjukan bahwa kami
majikan dan kau budak kita tidaklah sama. Warga kulit putih
menganggap bahwa dirinya adalah manusia yang berkedudukan
tinggi, dan warga kulit hitam berkedudukan rendah. Masyarakat
kulit hitam adalah sekumpulan orang yang dilahirkan hanya
sebagai budak, pembantu, dan pekerja orang kulit putih. Warga
kulit hitam tidak akan mendapatkan lebih seperti orang kulit putih
dan mereka selalu berkekurangan dan tidak bisa mendapatkan hak
yang sama dan keadilan.
-
Hubungan yang terjadi antara kaum kulit hitam dan kulit putih
merupakan salah satu pesan non-verbal visual, yaitu pesan
prosemik sosial fase jauh. Hubungan yang terjadi hanya sebatas
majikan dan pembantu yang berkomunikasi jika ada hal yang perlu
dikerjakan. Para pembantu tidak bisa melakukan hal yang lebih
jauh atau lebih akrab kepada majikan karena hukum yang berlaku
dan rasa tidak suka kaum kulit putih terhadap kulit hitam.
Hubungan yang terjalin di antara kulit hitam dan kulit putih
terbentuk secara buruk sejak ratusan tahun, yaitu pada masa
perbudakan di Amerika.
-
Kelas sosial yang tinggi terlihat secara arifaktual (penampilan)
yang menunjukkan Hilly adalah seorang keluarga kaya. Terlihat
dari penampilannya yang menggunakan rok terusan dengan motif
bunga warna yang anggun berwarna pink. Selain itu tatanan rambut
yang rapi dengan sasakan rambut yang cukup tinggi tatanan rambut
khas orang kaya.
44
3. Scene 25-26 : Di kediaman keluarga Holbrook, ketika badai.

Tahapan denotasi
-
:
Dalam scene ini Hilly menolak menolong (Reductance to help)
Minny yang sedang membutuhkan toilet utama yang ada di dalam
rumah, dan malah menyuruh Minny menggunakan toilet khusus
yang ada di luar rumah padahal pada saat itu sedang terjadi badai
besar. Hal tersebut termasuk dalam bentuk diskriminasi menolak
untuk menolong (reductance to help).
-
Kemudian Minny hendak membuatkan Ibu Hilly teh, tetapi ia ke
toilet rumah terlebih dahulu. Hilly yang curiga Minny akan ke
toilet rumah mengikutinya dan mendapati Minny berada di dalam
toilet. Namun, Minny mengurungkan niatnya untuk buang air
kecil, malahan ia hanya memutar knop putaran air kloset, sehingga
Hilly mengira Minny buang air kecil di toiletnya langsung
memecat dan mengusirnya saat itu juga. Dalam scene ini Hilly
memakai dress berwarna kuning cerah, dengan tatanan rambut
sanggul pada bagian tengah, dan sedikit rambut terurai pada
bawahnya. Sedangkan, Minny mengenakan seragam pembantu
berwarna biru pucat.
-
Karakter Hilly Holbrook sebagai tokoh antagonis dalam film ini
terlihat dari gesture yang ditunjukan Bryce dengan jelas seperti
kepalanya yang selalu berdiri tegak dengan dagu yang ditonjolkan.
Karakter unik yang diperankan Olivia Spencer sebagai tokoh
45
Minny Jackson juga dimainkan secara detail, seperti ekspresi tak
dapat lagi memendam kekesalannya terhadap majikannya Hilly
yang selalu mengintimidasinya.

Tahapan Konotasi
-
:
Dalam scene ini ingin menunjukkan bahwa kaum kulit hitam
merupakan kaum yang tidak berharga dan kotor. Mengingat bahwa
kaum kulit hitam dibawa paksa oleh kaum kulit putih dari Afrika
dipekerjakan sebagai budak dan pembantu, sehingga di dalam
pikiran kaum kulit putih mereka berbeda dari kaumnya. Mereka
dianggap berbeda oleh kaum kulit putih sehingga apa yang ada di
dalam tubuh kaum kulit hitam pun dianggap berbeda, dan mereka
menganggap kaum kulit hitam membawa penyakit yang berbahaya
dan berbeda.
-
Film ini mempunyai latar belakang waktu pada tahun 1960an
dimana pada saat itu kapitalisme modern terjadi. Konflik kelas
yang terjadi pada era kapitalisme modern adalah antara kaum
borjuis dan kelas proletarian (kelas pekerja) yang tunduk pada
kekuasaan secara bertahap sehingga, kaum kulit hitam sebagai
kaum yang tertindas menyadari atas ketertindasannya dan
membangun
sebuah
organisasi
politik
untuk
berjuang
menggulingkan kelas yang mengekploitasi mereka. Walau
meskipun yang terjadi dalam scene ini belum pada tahap
pembentukan
organisasi
tetapi,
sikap
perlawanan
sudah
ditunjukkan Minny dalam scene ini.
-
Terlihat dari pesan fasial / air muka yang ditunjukkan Hilly yang
sangat menggampangkan bahwa hujan yang terjadi tidaklah deras,
kemudian ia juga menunjukkan pesan gesture yang merendahkan,
sambil mengipas-ngipaskan surat kabar ke wajahnya, dan kesal
kepanasan karena pada scene itu menunjukkan listrik sedang
padam. Dalam scene ini menunjukkan bahwa ruang gerak
46
pembantu kaum kulit hitam (Minny) terbatas tidak bebas
menggunakan fasilitasnya.
4. Scene 28 : Di depan pemberhentian bus dekat taman kota.
kota

Tahapan Denotasi :
- Pada scene ini Skeeter dan Aibeleen berbicara di depan pemberhentian
bus di dekat taman kota Jackson, Mississipi. Skeeter menemui Aibeleen
untuk menanyakan keinginananya meminta bantuan Aibeleen dalam
membuat buku tentang pekerja kulit hitam. Namun, Aibeleen tidak
menyetujuinya
ujuinya karena berbahaya dan melanggar hukum.
hukum Seperti yang
terlihat di gambar tampak ekspresi muka keduanya sangat serius, dan
sedang membicarakan hal yang sangat penting di antara mereka.
Kemudian di dalam scene ini terlihat Skeeter memberikan nomor
teleponnya
onnya
kepada
Aibeleen.
Aktivitas
tersebut
mengundang
kecurigaan seorang wanita kulit putih yang sedang melintas di seberang
mereka. Tampak wanita itu melirik ke arah Aibeleen dan Skeeter
dengan ekspresi muka yang menaruh curiga, sehingga membuat
Aibeleen tidak
idak nyaman dan takut keselamatannya terancam.

Tahapan Konotasi :
- Pesan gestural dan fasial (air muka) yang terdapat dalam scene ini, yaitu
tatapan warga kulit putih yang sedang melintas di seberang jalan,
menjelaskan bahwa sekecil apapun aktivitas di antara
antara warga kulit putih
dan kulit hitam akan menjadi sorotan bagi seluruh masyarakat, terutama
bagi kaum kulit putih. Mereka menganggap aktivitas di antara mereka
merupakan sebuah usaha pergerakan kesetaraan rasial yang dapat
mengancam keistimewaan status kaum
kaum kulit putih dan meracuni pikiran
47
kaum kulit putih. Kemudian tampak juga gerak gesture Aibeleen yang
gelisah terlihat dari raut fasial yang tidak nyaman, sorot mata menatap
sekeliling-sekelilingnya
takut
dengan
percakapan
yang
sedang
dilakukannya akan menimbulkan masalah baginya.
5. Scene 61 : Ibu Skeeter mendapati Skeeter dan pembantunya sedang
menonton pidato Martin Luther King di televisi.

Tahapan denotasi :
- Dalam scene ini merupakan diskriminasi berbentuk reductance to help/
menolak untuk menolong. Keadaan dimana seseorang menolak
menolong kaum minoritas, dalam hal ini adalah kaum kulit hitam.
Terlihat ibu Skeeter mendapati Skeeter dan pembantunya menonton
pidato Martin Luther King dari tangga, maka ia langsung mematikan
televisi. Ia tidak membiarkan Skeeter dan pembantunya mengetahui
berita tersebut. Dalam scene ini tampak wajahnya takut hal tersebut
akan memicu pergerakan kaum kulit hitam. Ibu Skeeter memakai dress
berwarna putih pucat bermotif hitam dan cardigan lengan pendek
berwarna coklat, dan memakai wig warna dark brown ikal pada bagian
bawahnya.

Tahapan konotasi :
- Pada scene ini terlihat dari air muka Ibu Skeeter yang kaget, terlihat
dari gesturenya yang dari atas tangga langsung turun dan mematikan
televisi, serta menunjukkan rasa ketidaksukaannya ketika anaknya
Skeeter dan pembantu-pembantunnya menontoh berita pergerakan
kesetaraan ras yang dikemukakan oleh Martin Luther King. Ia takut jika
48
keluarganya berurusan dengan pemerintah, yang mana jika berurusan
dengan hal yang berkaitan pergerakan kulit hitam akan berhadapan
hukum.
- Scene ini menunjukan bahwa kaum kulit hitam adalah sebuah
sekumpulan orang minoritas yang tidak diberikan, hak, keadilan, dan
kesempatan yang sama seperti kaum lainnya. Mereka sengaja dijauhkan
dari
ari segala informasi yang menunjukkan pergerakan kaumnya dan
membiarkan mereka terperangkap dalam status rendah kaum kulit
hitam, agar kaum kulit putih selalu dianggap sebagai bangsa yang
terhormat dan terpandang. Seperti yang dikemukakan oleh Marx bahwa,
proses eksploitasi yang terjadi terus menerus dan bertahap, pada
akhirnya akan menimbulkan kesadaran akan eksploitasi yang terjadi
dan terjadi pembentukan organisasi pergerakan, seperti yang dilakukan
Martin Luther King lakukan untuk kaumnya.
6. Scene 62: Di dalam bis kota perjalanan menuju rumah Aibeleen.

Tahapan denotasi :
- Pada scene ini merupakan bentuk diskriminasi reductance to help /
menolak menolong. Pada malam hari, dan di dalam bus berisi
masyarakat kulit putih berada di deretan paling
paling depan, sedangkan
masyarakat kulit hitam berada di deretan bangku paling belakang
(Aibeleen dan Henry). Tiba-tiba
Tiba tiba supir bus menghentikan busnya dan
menyuruh orang kulit hitam turun dari bis dikarenakan terjadi peristiwa
penembakan yang menewaskan
orang
orang kulit hitam, sedangkan
penumpang kulit putih akan diantarkan sampai tujuan mereka. Pada
scene ini tampak suasana yang mencekam, karena peristiwa yang terjadi
adalah bersentuhan dengan hal yang sangat sensitif di wilayah mereka
yaitu tentang rasisme.
49

Tahapan konotasi
- Dalam scene ini menunjukkan bahwa kaum kulit hitam adalah
sekumpulan orang golongan rendah yang tidak layak mendapatkan
keadilan, yaitu dalam bentuk porsi keamanan yang sama seperti kaum
kulit putih. Keselamatan mereka dikesampingkan dan pemerintah
cenderung membiarkannya saja. Seperti yang terjadi di dalam scene ini
ketika dengan mudahnya mengusir penumpang kulit hitam untuk turun
dari bis dan membiarkan mereka kembali ke kediamannya dengan jalan
kaki. Kaum kulit putih sengaja membuat jarak sosial yang jauh dengan
kaum kulit hitam, dengan tujuan menunjukkan bahwa status dan
golongan mereka lebih tinggi dan terhormat dari kaum kulit hitam.
Dalam scene ini terlihat pesan non verbal, dalam pesan prosemik sosial
fase jauh, yang komunikasi yang terjalin antara kulit putih dan kulit
hitam hanya sebatas hubungan kerja / bisnis formal yang diatur, jika
sedang dalam jam kerja mereka berinteraksi.
7.
Scene 68 : Penangkapan Yule Mae Davis (pembantu baru Hilly) di
pemberhentian bis.

Tahapan denotasi :
- Scene ini di saat Yule Mae Davis ditangkap polisi di depan
pemberhentian bis, ia ditangkap dengan tuduhan mencuri cincin milik
Hilly Holbrook. Yule Mae ditangkap dengan cara yang sangat kasar,
padahal ia tidak melakukan perlawanan yang besar. Dalam scene ini
terlihat ia dipukul dengan keadaan tangan terkunci di belakang, dan
sementara itu dari kejauhan Hilly dan anaknya melihatnya di dalam
mobil Ford Fairlane Station Wagon keluaran tahun 1963,
mengenakan dress berwarna dasar putih bermotif bunga kuning dan
50
coklat, serta menggunakan kerudung berwarna senada dengan dress
yang dipakai.

Tahapan konotasi
- Dalam scene ini terlihat gesture yang ditunjukkan Yule Mae pasrah
karena ia memang melakukan yang dituduhkan, namun ketika ia ingin
meminta haknya untuk berbicara disalahartikan sebagai sebuah
perlawanan oleh petugas polisi, sehingga ia mendapatkan perlakuan
yang tidak seharusnya didapatkan, yaitu kekerasan (pukulan, tindakan
kasar). Kemudian dalam scene ini terlihat juga pesan fasial yang
ditunjukkan Hilly dari dalam mobil dengan tatapan yang tajam,
kesombongan, karena ia dapat menghancurkan kehidupan kaum yang
tertindas.
- Scene ini menunjukkan bahwa hidup kaum kulit hitam, terutama
pekerja kulit hitam yang berkerja dengan majikan kulit putih tidak
memiliki kesempatan mendapatkan perlakuan hukum yang layak dan
adil, sehingga tindak kekerasan menjadi suatu jalan pintas untuk
membuat kaum minoritas bungkam. Seperti yang dikemukakan Karl
Max bahwa ideologi adalah sistem keyakinan yang melegitimasi
segalanya berbasis kelas dan membuatnya seolah benar dan adil, atau,
mengaburkan realitas yang ada atas konsekuensi-konsekuensi dari
kesadaran orang.
8. Scene 72 : Para pekerja kulit hitam berkumpul di rumah Aibeleen untuk
membantu Skeeter menulis bukunya.
- Pembantu 1
: aku biasanya melewati jalan pintas setiap hari, saat pergi
kerja di kediaman Dr. Dixon. Melewati tanah petani berumur di bawah 40
tahun untuk ke sana. Suatu hari petani ini menungguku dengan
senapannya. Katanya dia akan menembaku jika aku berjalan di tanahnya
lagi. Dr. Dixon menemuinya dan membeli tanahnya dengan harga dua kali
lipat. Ia bilang kalau ia juga ingin bertani. Tapi, ia membeli tanah itu
untukku, agar aku mudah pergi kerja. Ia melakukannya.
51
- Pembantu 2
: aku kerja untuk ibunya Nyonya Jolene hingga hari ia
meninggal. Putrinya, Nancy, memintaku datang untuk bekerja untuknya.
Nancy wanita yang baik. Tapi, ibunya Nyonya Jolene memasukanku
dalam wasiatnya untuk bekerja pada Nyonya Jolene. Nyonya Jolene
wanita yang jahat, suka menghina. Aku mencari pekerjaan lain. Tapi, di
setiap pikiran orang, Keluarga French dan Nyonya Jolene berhak atasku.
Berhak atasku?

Tahapan denotasi :
- Dalam scene ini para pembantu rumah tangga yang bekerja dengan
majikan kulit putih berkumpul di rumah Aibeleen untuk membantu
Skeeter dalam penulisan novelnya, dengan cara menceritakan kisahkisah mereka selama bekerja dengan orang kulit putih. Tampak wajah
mereka ketika menyampaikan kisah-kisanya ada sesaat senang, tetapi
pada akhirnya ekspresi kesedihan, kekecewaan, dan penderitaan yang
mereka tampilkan.

Tahapan konotasi :
- Scene ini menunjukkan bahwa hidup pembantu kulit hitam bukanlah di
tangan mereka sendiri, melainkan ditentukan oleh majikan mereka,
yaitu kaum kulit putih. Tampak dari kisah-kisah pengalaman yang
diceritakan oleh pembantu-pembantu kulit hitam yang telah bekerja
bertahun-tahun dengan orang kulit putih. Majikan mereka melakukan
hal-hal yang membuat pembantunya senang dan bahagia bekerja
dengan mereka, sehingga tujuan mereka sebenarnya tidak diketahui
oleh pembantunya. Hal ini juga dikemukakan Marx bahwa pada era
kapitalisme modern pemaksaan kaum proletar tidak lagi menggunakan
paksaan fisik tapi, berganti menjadi sesuatu yang lebih rapi dan tidak
52
terlihat. Kemudian yang terjadi kaum minoritas tidak menyadari
kondisinya karena efektifnya ideologi yang disosialisasikan kepada
mereka.
- Para pembantu kulit hitam ini mengalami kebahagiaan semu selama
bekerja dengan majikannya, sehingga mereka tidak tahu bahwa hidup
mereka tidak lagi bebas, telah terikat dan tidak berhak atas hidup
mereka sendiri. Hal tersebut merupakan bentuk diskriminasi reverse
discrimination, adalah keadaan dimana praktek diskriminasi yang
menguntungkan pihak yang biasanya menjadi target prasangka dan
diskriminasi dengan maksud agar mendapatkan justifikasi dan terbebas
dari tuduhan melakukan diskriminasi, dan hal ini adalah bentuk token
yang ekstrim. Reverse discrimination memberikan keuntungan kepada
kaum minoritas hanya jangka pendek saja namun, seiring dengan
berjalannya waktu ada konsekuensi negatif yang bisa ditanggung oleh
kelompok minoritas tersebut.
- Pada masa ke masa kaum kulit putih mempunyai cara bagaimana apa
yang dimilikinya tidak lepas atau hilang. Marx mengemukakan (Pip
Jones, 2009:84) Mereka sudah mengatur sedemikan rupa kebutuhan
ekonomi mereka untuk menguntungkan sistem produksinya. Pada
keluarga mereka cenderung mendorong dan mereproduksi hubungan
hirarki yang tidak egaliter, dan bertindak sebagai katub pengaman,
meredam rasa kurang senang, sehingga keluarga kehilangan rasa
revolusionernya. Selain itu, keluarga dalam masyarakat kapitalis telah
menyiapkan tenaga kerja untuk masa depan, hal ini yang dimaksud
ketika dikatakan bahwa keluarga memproduksi tenaga kerja atas dasar
generasi selain keseharian.
53
9. Scene 79 : Ibu Hilly keluar dari taxi khusus kulit putih, di depan gedung
penggalangan dana.

Tahapan denotasi :
- Tampak ibu Hilly Holbrook keluar dari taxi berwana merah sambil
memberikan uang kepada pengemudi taxi dan memberitahukan waktu
kapan ia akan pulang. Taxi tersebut terdapat tulisan White Only,
Jackson CITY CAB4, MS 3-3405-0-2343, dengan font berwarna putih.

Tahapan konotasi
- Terlihat dari desain taxi berwarna merah yang membuat orang
melihatnya
langsung
menarik
dan
merangsang
pikiran,
serta
menandakan keberanian. Warna merah yang menjadi latar belakang
pada taxi, diasosiasikan sebagai warna matahari, yang mana
mempunyai sifat yang panas dan berani. Selain itu warna merah dapat
mempengaruhi
pikiran
orang
seperti,
merangsang
perasaan,
membangkitkan nafsu makan, dan meningkatkan tekanan darah. Warna
merah yang berarti juga panas, cinta, agresi, intensitas, nafsu, dan
gairah.
Warna
putih font
yang berarti
kemurnian,
kesucian,
kesederhanaan, kebersihan, dan kehormatan (Isroi,2005:49).
- Kemudian font yang berwarna putih menjelaskan bahwa seperti warna
orang kulit putih yang berwarna putih menandakan kemurnian,
kebersihan, dan kehormatan. Scene ini menunjukan bahwa kaum kulit
putih selalu menganggap bahwa kaumnya adalah kaum yang berani,
dan keturunan ras yang murni dan bersih, serta terpandan dan
terhormat.
4
Cab / Taxi : taksi, transportasi umum
54
10. Scene 95 : Makan siang Ibu Skeeter dengan komite pelantikan perwakilan
putri daerah

Tahapan denotasi :
- Biasanya Ibu Skeeter memperbolehkannya masuk melalui pintu utama,
tetapi pada saat itu tamu yang hadir di rumahnya adalah ketua dan
anggota komite perwakilan putri daerah yang tidak memberlakukan
kesetaraan terhadap kaum pekerja kulit hitam. Sehingga, Ibu Skeeter
tidak mempunyai pilihan lain dan menyuruhnya masuk melalui pintu
dapur hal tersebut merupakan salah satu bentuk diskriminasi reductance
to help atau menolak untuk menolong. Keadaan di dalam scene ini Ibu
Skeeter menolak membela anak Constantine pembantunya. Namun,
putri Constantine Rachel tetap keras kepala masuk melalui pintu utama
sehingga, membuat resah tamu. Kemudian Ibu Skeeter mengusir
Constantine dan putrinya keluar dari rumahnya, yang berarti juga
memecat Constantine. Dalam scene ini terlihat ekspresi muka Ibu
Skeeter bingung dan sedih karena terpaksa membuat keputusan yang
bukan keinginannya. Kemudian fase dekat secara personal yang terjadi
antara Charlotte Pheelan (Ibu Skeeter), Constantine, dan anaknya
menjadi fase jauh sebuah hubungan sosial antara pembantu dan
majikan. Sementara itu raut muka terkejut tampak di eskpresi
Constantine dan anaknya.
- Dalam scene ini Charlotte Pheelan memakai dress berwarna hijau
dengan tatanan rambut pendek ikal, sedangkan wanita ketua
perkumpulan memakai dress berwarna abu-abu muda dengan asesories
55
kepala berwarna putih, dan Rachel memakai dress berwarna hitam,
memakai wig pendek dengan asesoris berwarna hitam.

Tahapan konotasi
- Dalam scene ini ingin menunjukkan bahwa sedekat apapun antara
pembantu kulit hitam dan majikan kulit putih akan tetap kembali
kepada tempatnya yaitu hubungan pekerja dan majikan yang berbeda
ras, serta diatur dalam undang-undang pemerintahan yang melarang
hubungan kaum kulit hitam dan kulit putih yang terlalu dekat. Dalam
scene ini terjadi perubahan pesan prosemik yang tadinya fase sosial
dekat, menjadi fase sosial jauh. Tadinya bisa mengobrol dengan
nyaman seperti teman kerja, menjadi lebih jauh seperti hubungan kerja
yang terjadi jika ada interaksi saja.
- Ekspresi Rachel anak Constantine tampak terkejut dengan sikap ibu
Skeeter, Charlotte Pheelan yang berubah karena dikunjungi dewan
pemilihan putri daerah yang tampak tidak nyaman dengan hubungan
dekat yang terjalin antara Charlotte Pheelan dengan pembantunya.
Sedangkan Constantine yang tadinya membela Charlotte tampak
terkejut ketika dengan terpaksa ia dan putrinya diusir keluar oleh
majikan yang sudah ia anggap kerabat.
11. Scene
109: Klub
main
kartu berkumpul
di rumah Elizabeth
membicarakan tentang buku The Help.

Tahapan denotasi :
- Dalam scene ini menunjukkan Hilly, Elizabeth, dan Jolene sedang
membicarakan buku The Help di rumah Elizabeth. Jolene berpendapat
bahwa latar tempat dan karakter di dalam buku itu di Jackson, tetapi
Hilly menyangkal bahwa latar tempat di dalam buku tersebut bukan di
56
Jackson melainkan di tempat lain serta menganggap buku tersebut
adalah sampah yang dibuat oleh orang kulit hitam (di dalam film :
nigra5) dengan nada yang melecehkan. Hilly menyangkalnya karena ia
mengetahui bahwa rahasia besar dan memalukan terdapat di dalam
buku tersebut.
- Dalam scene ini Hilly memakai dress tanpa lengan bermotif bungabunga kecil berwarna biru dan kuning, dengan tatanan rambut khas-nya.
Elizabeth memakai dress tanpa lengan berwarna kuning cerah,
rambutnya ditata. Jolene memakai dress berlengan pendek berwana
abu-abu, dan rambutnya disanggul. Sedangkan Aibeleen memakai
seragam pembantunya.

Tahapan konotasi :
- Dalam percakapan ini Hilly mimik muka menatap Aibeleen yang
sedang menuangkan teh dengan tatapan penuh benci dan marah,
Elizabeth yang mengetahuinya hanya bisa menatapnya dengan ekspresi
jengkel dengan tingkah laku Hilly.
- Dalam scene ini ingin menunjukkan bahwa kaum kulit putih ingin
selalu dipandang bersih dan terhormat di hadapan orang lain. Mereka
akan tidak senang jika keburukannya tersebar kemana-mana. Terlihat
ketika Hilly sebagai ketua dari perkumpulan klub bermain kartu
mencoba meyakinkan bahwa cerita tersebut tidak terjadi di Jackson dan
buku tersebut adalah sampah yang dibuat orang kulit hitam. Selain itu,
ia juga memastikan anggota-anggotanya untuk tidak membaca lagi
buku tersebut.
5
Sebutan kasar bagi kaum kulit hitam.
57
12. Scene 118 : Di rumah Elizabeth.

Tahapan denotasi :
-
Dalam scene ini terlihat Hilly dengan wajah angkuh dan ekspresi
sombongnya menuduh Aibeleen mencuri peralatan makan perak
yang dipinjamkannya kepada Elizabeth sambil berkacak pinggang.
Ia juga tidak memberikan kesempatan kepada Aibeleen untuk
menjelaskan pendapatnya, dan terus menerus menekan Aibeleen
dengan tuduhan-tuduhannya sehingga Aibeleen tidak mendapat
kesempatan berbicara. Ia juga berlaku berkuasa sebagai pemimpin
perkumpulan langsung memecat Aibeleen tanpa persetujuan dan
bermusyawarah dengan majikan aslinya, yaitu Elizabeth. Hilly juga
mengancam akan memenjarakannya atas perbuatan Aibeleen
menulis cerita dalam bukunya dan atas tindakan pencurian sendok
dan garpu. Sementara Elizabeth terlihat bingung dan tidak berdaya
dengan peristiwa yang sedang terjadi. Kemudian pada akhirnya
Aibeleen keluar dari pekerjaannya, karena ia tidak mau dianggap
orang yang lemah.
-
Dalam scene ini Hilly memakai atasan dengan corak warna coklat
dan emas, dan mengenakan bawahan (skirt) selutut berwarna
coklat. Elizabeth memakai dress bercorak warna putih dan coklat,
rambutnya disanggul. Aibeleen memakai seragam pembantunya.

Tahapan konotasi :
- Dalam scene ini ingin menunjukkan bahwa kaum kulit putih yang
mempunyai kedudukan tinggi dan memiliki kekuasaan akan selalu
berhak menentukan nasib pekerja kulit hitam meskipun bukan
pembantunnya.
Hilly
yang
memecat
Aibeleen
ingin
memenjarakannya dengan tuduhan pencurian, tetapi juga ingin
58
memenjarakannya dengan tuduhan lain, yaitu membuat buku yang
berisikan rahasia Hilly. Apapun ia lakukan untuk menyelamatkan
martabat dan harga dirinya, sehingga ia ingin menunjukkan bahwa
kaum kulit hitam tidak dapat melakukan apapun.
5.2.Tindakan Verbal
Tindakan-tindakan
dalam
film
merupakan
pesan
yang
ingin
disampaikan pelaku sineas kepada penonton. Pesan verbal atau komunikasi
verbal adalah komunikasi dengan kata-kata verbal melalui alat komuniksai
yang disebut bahasa. Sedangkan, bahasa dapat membantu kita untuk memiliki
kemampuan memahami dan menggunakan simbol, khususnya simbol verbal
dalam menyusun kerangka pemikiran yang kemudian dikomunikasikan (Alo
Liliweri, 2005:154).
1. Scene 11 : Dialog Minny dan Aibeleen di rumah Elizabeth
-
Minny
:
: Maafkan aku, Tuhan. Tapi aku akan membunuh
wanita itu, Aibeleen. Kini ia(Hilly) menandai tissue toilet dengan
pensil.
-
Aibeleen
: Hahaha.. Benarkah?
-
Minny
: Yeah.. Tapi, aku bawa tissue dari rumah. Si bodoh
itu tidak tahu.
-
Kemudian Minny dan Aibee tertawa bersama.
 Tahapan denotasi :
-
Pada scene percakapan di atas Minny mengungkapkan kekesalan
yang dirasakannya kepada Aibeleen. Pasalnya majikannya Hilly
sudah mulai bertindak tidak masuk akal, yaitu menandai tissue
toilet rumah.
 Tahapan konotasi:
- Pada scene ini terlihat Minny dari percakapan di atas terdengar
sangat kesal dan gemas atas perlakuan diskriminatif yang
dilakukan majikannya Hilly yang menandai tissue toilet di
59
rumahnya, karena takut pembantunya ikut menggunakannya.
Terlihat dari kalimat yang diucapkan oleh Minny “ Tapi aku akan
membunuh wanita itu, Aibeleen.” Kata “membunuh” dalam
percakapan ini diucapkan Minny dengan penuh kekesalan dan
kegemasan, ia tak dapat berbuat apa-apa karena dapat kehilangan
pekerjaannya, sehingga Minny hanya dapat menahan amarahnya
dan mencurahkan isi hatinya dengan bercerita dengan Aibeleen.
2. Scene 17
: Hilly menceritakan usahanya dalam mengajukan RUU
Inisiatif Sanitasi Rumah Tangga terhadap pembantu kulit hitam kepada
teman-temannya di klub main kartu, di rumah Elizabeth Holbrook.
- Elizabeth
: Hilly, gunakan saja kamar mandinya (sambil melihat Hilly
yang sedang menahan kencing).
- Hilly
: Aku baik-baik saja.
- Mrs. Holbrook: Oh, dia marah, karena pembantu menggunakan kamar
mandi tamu seperti halnya kami.
- Elizabeth
: Aibeleen coba lihat Mae Mobley (anak Elizabeth).
- Aibeleen
: Baik nyonya.
- Elizabeth
: Gunakan saja kamar mandiku dan Raleigh.
- Hilly
: Jika Aibeleen memakai kamar mandi tamu, aku yakin ia
menggunakan kamar mandimu.
- Elizabeth
: Tidak.
- Hilly
: Bukankah lebih baik mereka buang air di luar.
- Skeeter
: Kalian sudah melihat sampul majalah Life minggu ini?
Jackie terlihat tampan sekali. (mencoba mengalihkan pembicaraan)
60
- Hilly
: Katakan kepada Raleigh, uang yang ia habiskan untuk
kamar mandi negro akan ia dapatkan kembali saat kalian menjual rumah
ini. Itu berbahaya. Mereka membawa penyakit berbeda dari kita.
- Elizabeth
: Pas.
- Hilly
: Karena itulah aku ajukan RUU Inisatif Sanitasi Rumah
Tangga.
- Skeeter
: Apa? (tampak terkejut dengan ide Hilly).
- Hilly
: Dana pencegahan penyakit yang mensyaratkan setiap
rumah tangga kulit putih mempunyai toilet terpisah untuk pembantunya.
Sudah disetujui Dewan Rakyat Warga Kulit Putih.
- Skeeter
: Mungkin kita harus bangunkan kau toilet di luar, Hilly.
- Hilly
: Harusnya kau tak jadikan lelucon masalah warna kulit
putih ini. Akan kulakukan apa saja untuk melindungi anak-anak kita.

Tahapan denotasi :
- Scene ini merupakan bentuk diskriminasi tokenisme / keadaan
dimana minimnya kaum mayoritas melakukan hal positif terhadap
kaum minoritas terlihat perkataan Hilly berusaha membuat
Elizabeth terpengaruh dengan perkataannya mengenai pemisahan
toilet majikan dan pembantu, sehingga membuat Elizabeth
terpengaruh dengan perkataan Hilly, padahal sebelumnya Elizabeth
tidak mempermasalahkan pemakaian toilet bersama dengan
pembantunya Aibeleen.

Tahapan konotasi :
-
Dalam scene ini ingin menunjukkan bahwa seseorang yang
mempunyai kelas tinggi bisa melakukan apa saja, terlihat Hilly
yang notabene adalah ketua perkumpulan wanita kulit putih yang
68
ada di Jackson. Perkataannya dengan mudah mempengaruhi
teman-temannya yang tadinya tidak mempermasalahkan pemisahan
toilet menjadi terpengaruh dengan ajakan dan bujukan Hilly. Ia
akan terus-menerus menyerukan hal-hal yang mendiskriminasi dan
melecehkan kaum kulit hitam untuk menggagalkan penyetaraan
antara kulit putih dan kulit hitam.
-
Kalimat yang digunakan Hilly dalam scene ini cukup kasar, seperti
penggunaan kata ‘negro’ yang mana merujuk pada kaum kulit
hitam, namun kata ini merupakan kata yang kasar. Percakapan
dalam scene ini membahas mengenai pemisahan toilet, yang
sekilas ide tersebut terlihat baik dan mempedulikan fasilitas
tersendiri untuk pembantu, tetapi di balik hal itu memiliki maksud
yang mendiskriminasi dan melecehkan pembantu kulit hitam.
Mereka menganggap kaum kulit hitam adalah bangsa rendahan dan
kotor, yang dapat membawa penyakit berbeda dan membahayakan
kelangsungan hidup kaum kulit putih. Maka, kaum kulit putih
berpikir dengan melakukan pemisahan toilet dapat menyelamatkan
hidup mereka dari penyakit berbahaya yang dibawa orang kulit
hitam. Hal ini merupakan pembenaran ketidaksetaraan, Marx
berpendapat bahwa kapitalisme tergantung pada ketidasetaraan
yang melekat, apabila diakui, akan diterima sebagai hal yang adil.
3. Scene 27 : Rumah kediaman majikan Aibeleen, Elizabeth Leefolt, di
depan toilet khusus pembantu kulit hitam.
- Elizabeth
: Cepat, Aibeleen! Mae Mobley bangun, aku mau ke dokter.
(setengah berteriak kepada Aibeleen yang masih di dalam toilet khusus)
- Mae Mobley : Itu kamar mandi Aibee (nama panggilan sayang untuk
Aibeleen) mama? Hei Aibee!
- Elizabeth
: Jangan sayang. Janji kamu takkan masuk kesana, ya?
69
- Mae Mobley : Ya mama..
- Aibeleen
: Aku disini sayang..
- Elizabeth
: Bukankah menyenangkan punya toilet sendiri, Aibeleen?
- Aibeleen
: Ya nyonya..
- Mae Mobley : Kaulah ibuku yang sebenarnya Aibee…

Tahapan denotasi
:
- Kalimat “Bukankah menyenangkan punya toilet sendiri, Aibeleen?” ini
Elizabeth mengatakannya dengan nada yang akrab, mencoba terdengar
dan terlihat menyenangkan di hadapan Aibeleen dan Mae Mobley (anak
Elizabeth).

Tahapan konotasi
:
- Kalimat “Bukankah menyenangkan punya toilet sendiri, Aibeleen?” ini
Elizabeth mengatakannya dengan nada yang akrab, mencoba terdengar
dan terlihat menyenangkan di hadapan Aibeleen dan Mae Mobley (anak
Elizabeth). Percakapan antara Elizabeth dan Aibeleen ini meskipun
terlihat sopan dan akrab, tetapi terselip tindakan diskriminasi secara
verbal yang melecehkan Aibeleen sebagai kaum kulit hitam yang
dianggap pembawa penyakit yang tidak lazim dan berbahaya bagi kaum
kulit putih.
- Dialog pada scene ini ingin menunjukkan bahwa pada era 1960an di
Amerika diskriminasi yang terjadi sangatlah berbeda pada tahun
1800an.
Pada tahun 1800an diskriminasi identik dengan kekerasan
fisik, sedangkan pada tahun 1960an diskriminasi yang terjadi adalah
dengan perkataan / verbal, psikologis, dan kekuatan hukum yang
mendukung perbedaan kelas yang jauh dengan kesetaraan dan
ketidakadilan. Hal ini merupakan bentuk diskriminasi tokenisme, yaitu
70
berupa minimnya perilaku positif kepada pihak minoritas. Perilaku ini
nantinya akan digunakan oleh kaum mayoritas sebagai pembelaan
justifikasi bahwa ia sudah melakukan hal baik yang tidak melanggar
diskriminasi.
4. Scene 29-30 : Perjalanan Aibeleen menuju kediaman Leefolt untuk
bekerja. Dalam scene ini Aibeleen menjelaskan mengenai hukum
mengenai kulit hitam dan kulit putih yang berlaku di Jackson. Kemudian
terlihat Skeeter mengunjungi perpustakaan kota meminjam buku undangundang yang mengatur kulit hitam dan kulit putih.
-
Aibeleen (narator)
: “Tak boleh ada wanita kulit putih mengasuh anak
di ruangan dimana ada pria negro di dalamnya. Tak boleh saling bertukar
buku antara sekolah kulit putih dan hitam, tapi boleh dipakai kulit hitam
setelah kulit putih memakainya. Juru pangkas negro tak boleh melayani
wanita kulit putih. Apabila ada selebaran yang mempublikasikan, atau
mengedarkan tulisan yang meminta publik meminta atau menuntut
persamaan hak antara kulit putih dan kulit hitam diancam hukuman
penjara.”

Tahapan denotasi :
- “Tak boleh ada wanita kulit putih mengasuh anak di ruangan dimana
ada pria negro di dalamnya. Tak boleh saling bertukar buku antara
sekolah kulit putih dan hitam, tapi boleh dipakai kulit hitam setelah
kulit putih memakainya. Juru pangkas negro tak boleh melayani wanita
kulit putih. Apabila ada selebaran yang mempublikasikan, atau
mengedarkan tulisan yang meminta publik meminta atau menuntut
persamaan hak antara kulit putih dan kulit hitam diancam hukuman
penjara.” Pada dialog di scene ini Aibeleen memaparkan hukum di
Jackson dengan nada yang terdengar lemah dan pasrah dengan keadaan.
71

Tahapan konotasi
- Dalam dialog scene ini ingin menujukkan dan menjelaskan bahwa
diskriminasi yang terjadi di Jackson, Mississipi didukung dan
dilindungi oleh hukum. Hal ini menyebabkan kaum minoritas tak
berdaya, karena hukum telah membatasi hak mereka. Hak tersebut
terlihat memberikan kesetaraan bagi kaum kulit hitam, tetapi bagi kaum
mayoritas mereka tidak akan membiarkan orang kulit hitam untuk
mendapatkan
keadilan.
Hal
tersebut
disebut
pembenaran
ketidaksetaraan yang melekat, apabila diakui, akan diterima sebagai hal
yang adil.
5. Scene 51 : Di rumah Aibeleen Skeeter dan Minny merundingkan
langkah selanjutnya dalam mencari cerita yang lebih banyak.
“ Mereka (orang kulit putih) membunuh putraku. Ia (putra Aibeleen)
jatuh
membawa
barang
di
pabrik.
Truk
menggilasnya
dan
menghancurkan paru-parunya. Mandor kulit putih melempar tubuhnya
ke belakang truk. Membawanya ke rumah sakit kulit hitam,
mencampakan dan meninggalkannya di sana. Tak ada yang bisa mereka
lakukan, jadi ku bawa putraku pulang membaringkannya di sofa itu. Ia
mati di depanku. Umurnya baru 24 tahun Miss Skeeter. Masa terbaik
dalam kehidupannya. Ketika peringatan kematiannya setiap tahun,
nafasku sesak. Tapi, bagi kalian, ini cuma kematian biasa. Hentikan saja
ini, semua yang ku tulis, yang ia tulis, semuannya akan mati bersamanya.
”

Tahapan denotasi :
- Dalam scene ini mandor kulit putih melakukan diskriminasi dalam
bentuk tokenisme terhadap anak Aibeleen.Tokenisme keadaan dimana
kaum kulit putih berlaku minimnya perilaku positif terhadap kaum kulit
hitam. Sehingga pada suatu saat ketika tuduhan diberikan kepada kaum
kulit putih terhadap sikap diskriminatif terhadap kaum kulit hitam,
mereka akan berdalih bahwa mereka telah melakukan hal yang benar,
72
yaitu kewajiban menolong kaum kulit hitam dan tidak melakukan
diskriminasi.

Tahapan konotasi :
- Skeeter, Aibeleen, dan Minny merundingkan bagaimana mendapatkan
cerita lebih, karena editornya mengiginkan paling tidak menambah 12
cerita pekerja. Minny menawarkan untuk menuliskan cerita-cerita yang
pernah
didengarnya
dan
meminta
Skeeter
mengarang
nama
pembantunya, tetapi Skeeter tidak menyetujuinya. Aibeleen merasa
tersinggung
karena
Skeeter
seolah-olah
tidak
memperhatikan
keselamatan Aibeleen dan Minny, kemudian ia menceritakan peristiwa
kematian anaknya.
- Scene ini menunjukan bahwa kaum kulit putih tidak ingin terlibat dan
bertanggung jawab lebih jauh terhadap hidup kulit hitam. Terlihat dari
mandor yang menolong dan memperlakukan anak Aibeleen seperti
binatang, meninggalkannya begitu saja tanpa bertanggung jawab lebih
jauh lagi.
6. Scene 52 : Acara syukuran kehamilan kedua Elizabeth Leefolt di
rumahnya. Saat itu Hilly menyinggung masalah toilet khusus secara
langsung kepada Aibelee.
-
Hilly
: Aibeleen, kau senang dengan toilet luar di rumah
Elizabeth? Senang bukan punya toilet sendiri, bukan begitu Aibeleen?
-
Aibeleen
: Ya nyonya. Terima kasih.
-
Hilly
: Terpisah, tetapi sama. Itu yang Ross Barnett katakan, dan
kau takkan bisa membantah gubernur.
-
Skeeter
: Pastinya tidak di Mississipi, tempat lahirnya pemerintah
modern.
73

Tahapan denotasi :
- Pada dialog scene ini Hilly mengatakan mengenai menyenangkannya
memberikan kesetaraan pembantu kulit hitam dengan nada yang
menyenangkan dan bangga. Ia juga menyebutkan bahwa program
kesetaraanya sama dengan yang dicanangkan Gubernur wilayah
Jackson. Hal yang terjadi dalam scene ini merupakan bentuk
diskriminasi tokenisme, yaitu keadaan dimana terjadi minimnya
perilaku positif terhadap kaum minoritas, yang mana nantinya perilaku
tersebut akan dijadikan tameng dalan hukum, bahwa kaum mayoritas
sudah berlaku adil dan baik terhadap kaum minoritas.

Tahapan konotasi
- Kalimat yang digunakan Hilly terhadap Aibeleen dalam scene ini
terdengar sopan dan akrab. Namun, di dalamnya tedapat nada
diskriminasi, yaitu pada kalimat “Aibeleen, kau senang dengan toilet
luar di rumah Elizabeth?Senang bukan punya toilet sendiri, bukan
begitu Aibeleen?”
- Dalam dialog scene ini menunjukkan bahwa kaum mayoritas, dalam hal
ini adalah orang kulit putih ingin memperlihatkan bahwa mereka sudah
memberikan kesetaraan bagi kaum kulit hitam. Kaum mayoritas
membuat aturan mengenai peminjaman buku pelajaran, fasilitas khusus
kulit hitam, tata cara makan di tempat kerja, dan lain-lain. Semua aturan
itu dibuat tujuan supaya orang lain melihatnya adalah sebuah upaya
kesetaraan, tetapi sebenarnya aturan-aturan itu dibuat dengan tujuan
menjaga tingkatan status sosial antara kaum kulit hitam dan kulit putih.
Kaum kulit putih selalu berusaha mendapatkan kekuasaan, dan
mengatur batasan kaum kulit hitam untuk tidak bebas mendapatkan
kesempatan.
74
7. Scene 86 : Pidato Hilly dalam acara panggalangan dana untuk anak-anak
Afrika.
-
Hilly : semua menikmati malam ini? Ayo beri tepuk tangan untuk para
pembantu kita. Untuk mereka yang membantu terlaksananya acara malam
ini. Yang aku yakin ini bantuan tulus dari hati mereka.

Tahapan denotasi :
- Pada dialog dalam scene ini Hilly menyampaikan pidatonya di hadapan
para tamu dan pembantu-pembantu kulit hitam.

Tahapan konotasi
- Dialog dalam pidato yang disampaikan Hilly dengan nada yang senang
dan bangga, ia mewakili tamu-tamu seolah-olah meperlakukan
pembantu-pembantunya dengan sangat adil (tokenisme). Pada dialog
dalam scene ini terdapat kalimat yang menunjukkan diskriminasi
dibalik pujian yang dilontarkan oleh Hilly Holbrook, yaitu pada kalimat
“Ayo beri tepuk tangan untuk para pembantu kita. Untuk mereka yang
membantu terlaksananya acara malam ini. Yang aku yakin ini
bantuan tulus dari hati mereka”. Kalimat yang bercetak tebal
menunjukkan bahwa kaum kulit hitam yang dipekerjakkan oleh kaum
kulit putih diperlakukan dengan baik dan setara. Padahal sebaliknya
mereka kaum kulit hitam diperlakukan secara tidak adil dan menerima
hinaan dari majikannya.
- Dialog dalam scene ini ingin menunjukkan kaum kulit putih yang
mempekerjakan pembantu kulit hitam ingin menunjukkan di depan
publik bahwa mereka menghargai dan mengapresiasikan hasil kerja
pembantu-pembantunya. Padahal tindakan tersebut adalah upaya
majikan-majikan kulit putih memberikan kesenangan semu kepada
pembantunnya agar tetap selalu bekerja dengan baik. Kaum kulit hitam
tidak menyadari hidup mereka menjadi terikat kepada majikan seperti
properti pribadi. Kaum kulit putih melakukan hal ini karena mereka
bergantung pada pembantu kulit hitam untuk mengerjakan pekerjaan
rumah
tangga.
Mereka
merasa
75
perlu
melakukan
reproduksi
kebutuhannya dengan cara membuat pembantunya nyaman, sehingga
pekerja kulit hitam sebagai kelas pekerja pasrah dan tunduk, serta
menyadari akan kelasnya sebagai kelas pekerja.
8. Scene 88 : Ketika Celia menghampiri Hilly untuk menjelaskan
kesalahpahaman di antara mereka, di saat pengumuman pemenang
pelelangan barang-barang.
-
Celia
: Selamat, Hilly! Aku tak tahu kau penggemar pie buatan
Minny. Dari tadi aku ingin sekali bicara denganmu. Minny cerita alasan
kau tak ingin menjadi temanku. Karena kau pikir aku dan Johnny
selingkuh di belakangmu. Tunggu, aku ingin bicara.
-
Skeeter
: Oh tidak.
-
Celia
: Maafkan aku.
-
Hilly
: Kemari, sayang. Akan ku bawa kau kembali ke meja.
-
Celia
: Maafkan aku.
-
Hilly
: Tak apa. Jangan risau. Kau mau apakan aku? Kau dan
negro6 itu mau melakukan apa?
-
Celia
: Aku tak tahu yang kau bicarakan.
-
Hilly
: Pembohong! Pada siapa saja kau cerita?
-
Celia
: Hilly, aku hamil setelah kau dan Johnny putus!
-
Ibu Hilly
: Oh, sial!
-
Hilly
: Diam bu!
-
Celia
: Johnny tak selingkuh darimu. Setidaknya bukan
denganku.
6
Sebutan kasar kaum kulit hitam
76
-
Hilly
: Johnny takkan selingkuh.
-
Celia
: Maaf! Ku pikir kau senang memenangkan pie itu!
-
Hilly
: Katakan pada negro itu, jika ia berani membocorkannya,
akan kau buat ia menderita.

Tahapan denotasi :
- Dialog pada scene ini Hilly mengatakkannya dengan nada mengancam
terhadap Minny yang ia kira telah mengatakkan rahasia memalukannya
kepada orang-orang.

Tahapan konotasi :
- Dialog pada scene ini ingin menunjukkan bahwa hidup dari kaum
minoritas (kulit hitam) dan kaum yang dikucilkan (Celia) sangat mudah
terancam oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan besar. Terlihat
dari kalimat yang diucapkan oleh Hilly, “ Tak apa. Jangan risau. Kau
mau apakan aku? Kau dan negro7 itu mau melakukan apa?”. Hilly
mengucapkannya dengan intonasi yang tenang, namun terselip nada
khawatir dan takut karena, ia takut rahasia memalukannya terbongkar di
depan umum, karena percakapan Hilly dan Celia berada di hadapan
tamu penggalangan dana. Kemudian yang Hilly lakukan adalah
mengancam Minny yang sekarang menjadi pembantu Celia “Katakan
pada negro itu, jika ia berani membocorkannya, akan kau buat ia
menderita.”. Ia mengucapkannya dengan intonasi yang tenang, namun
dengan nada yang mengancam untuk membuat Celia dan Minny gentar
dengan ancamannya.
5.3.Pembahasan Film The Help
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan data-data di atas, menghasilkan
bahasan-bahasan di bawah ini
7
Sebutan kasar kaum kulit hitam
77
a. Pada tindakan non-verbal peneliti memaknai bahwa tindakan-tindakan
diskriminasi non-verbal yang terdapat dalam film The Help berupa
pembatasan hak dan fasilitas, menaruh kecurigaan secara berlebihan,
perlakuan ketidakadilan, kekerasan fisik, dan pengelompokan fasilitas.
Hal-hal
tersebut
merupakan
upaya
kaum
kulit
putih
untuk
mempertahankan kekuasaannya dan membatasi ruang gerak kaum kulit
hitam yang mana dalam film ini adalah kaum perempuan kulit hitam
yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Seperti yang dipaparkan Karl Marx (John Scott, 2012:128) dalam
teori konflik kelas dijelaskan bahwa tingkatan sosial didasari penaklukan
oleh kaum borjuis (orang kulit putih) yang memiliki populasi lebih besar
kepada kaum protelar / kaum minoritas (orang kulit hitam). Aturan-aturan
pemerintah dibuat bukan untuk membuat keseimbangan kelas, melainkan
untuk kepentingan-kepentingan politik kaumnya, yaitu kaum kulit putih
yang berkuasa. Seperti kisah yang dipaparkan oleh salah satu pembantu
kulit hitam yang bersaksi pengalaman kerjanya yang namanya
dicantumkan dalam wasiat agar ia bekerja secara turun-temurun dalam
keluarga majikannya. Hal ini menunjukan keluarga adalah sebagai salah
satu peranan suprastruktur organisasi sosial telah memikirkan cara
keluarga mereproduksi tenaga kerja atas dasar generasi selain keseharian.
Selain keluarga, pendidikan menjadi salah satu “bayang-bayang panjang
pekerjaan”. Semakin rendah pendidikan, maka semakin rendah pula
tingkatan pekerjaan yang mereka dapatkan ( Pip Jones, 2009:84). Seperti
dalam film ini dimana anak Minny tidak dapat melanjutkan sekolahnya,
dan terpaksa bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Ideologi Marx yang
menyatakan kaum borjuis selalu mengeksploitasi kaum protelar / kaum
yang tidak beruntung (orang kulit hitam) agar mengaburkan realitas
ketidaksetaraan yang terjadi, sehingga terlihat adil dan setara.
Sejarah menuliskan bahwa diskriminasi rasial yang terjadi di
Amerika terjadi diakibatkan cara masuknya orang kulit hitam ke benua
78
Amerika. Orang kulit hitam yang berasal dari Afrika masuk ke benua
Amerika dibawa secara paksa, dan dipekerjakan sebagai budak, dan
tercatat dalam sejarah pada tahun 1825 ± 400.000 orang kulit hitam
dikirim ke Amerika. Benua Amerika merupakan benua pengimpor budak
kulit hitam terbanyak dibandingkan negara-negara bumi belahan barat
lainnya. Para budak kulit hitam dibayar dengan upah dibawah minimum,
dan hal tersebut berlanjut sampai tahun 1960an yang masih saja memberi
upah tidak layak kepada pekerja-pekerjanya, dan hal tersebut dilindungi
oleh hukum.
Amerika adalah negara penganut liberalisme / kebebasan, karena
Amerika merupakan negara yang memiliki penduduk imigan dengan
beragam etnis dan budaya dari berbagai negara ( multikultural ) yang
menginginkan kebebasan, yang di negara asalnya tidak mendapatkannya.
Amerika menganut 3 sistem asimilasi (Indriana Kartini, 2005: 98.), yaitu
(a)Anglo Conformity, yang menuntut imigran yang datang ke Amerika
untuk membuang keseluruhan budaya leluhur mereka dan menerima
perilaku dan nilai Anglo-Saxon sebagai kelompok utama masyakakat
Amerika. (b)The Melting Pot, didasarkan penggabungan biologis antara
orang-orang Anglo-Saxon8 dan kelompok imigran yang disertai peleburan
masing-masing kultur dan menjadi sebuah kultur yang baru . (c)Pluralism
cultural, pemeliharaan kehidupan komunal dan kultur yang signifikan dari
kelompok imigran dalam konteks kewarganegaraan Amerika dan integrasi
ekonomi dan politik ke dalam masyarakat Amerika. Pada masa itu (latar
waktu film The Help) Amerika menganut 3 sistem tersebut, namun pada
kenyataannya diskriminasi masih saja terjadi kepada kaum minoritas,
terutama kaum kulit hitam.
b. Pada tindakan verbal peneliti memaknai bahwa tindakan-tindakan verbal
yang terdapat pada film The Help berupa sindiran-sindiran halus, kata-kata
8
Masyarakat kulit putih.
78
ancaman, ejekan-ejekan dengan sebutan kasar (negro, nigra), dan pujian
yang bersifat kesenangan semu.
Hal-hal tersebut merupakan bagian-bagian ideologi yang berupa
gagasan, keyakinan, dan nilai-nilai. Masa ke masa kelas dominan
seringkali menerapkan pemaksaan demi mempertahankan kekuasaan dan
supremasinya, tidak berarti bahwa tanpa pemaksaan itu eksploitasi tidak
ada. Sebaliknya, kurangnya pemaksaan terang-terangan tidak berarti
oposisi meningkat, sehingga untuk membuat pihak subordinat patuh dan
tunduk tidak harus menggunakan kekuatan paksaan. Kemudian yang
terjadi adalah pihak yang didominasi / dieksploitsai tidak menyadari
kondisi mereka karena efektifnya ideologi yang disosialisasikan kepada
mereka.
Kaum yang dieksploitasi diberi kenyamanan, pujian, dan
kesenangan. Hal-hal tersebut merupakan sebuah kesenangan semu, yang
membuat kaum protelar tidak menyadari bahwa mereka telah terikat untuk
menjadi hak milik kaum borjuis. Pada dasarnya kaum borjuis
membutuhkan pekerja / tenaga yang dapat diatur, maka dipilihlah kaum
lemah, minoritas, yang tidak mempunyai kekuatan hukum di hadapan
undang-undang yang menguatkan kekuatan penguasa.
c. Peneliti memaknai ada maksud lain dalam film ini, yaitu hidup kaum kulit
hitam sampai saat ini masih dikuasai oleh orang kulit putih. Hal serupa
juga terjadi seperti di dalam film, mereka melakukan pergerakan untuk
melawan majikan-majikannya melalui buku yang ditulis Skeeter yang
merupakan orang kulit putih. Hal ini berarti mereka tidak bisa melakukan
perjuangan kaum-kaumnya dengan jerih payahnya sendiri melainkan
melalui pertolongan kaum yang menindas kaum mereka sendiri, yaitu
orang kulit putih. Kemudian, yang kita semua tahu bahwa perjuangan
kesetaraan hak kaum kulit hitam adalah Martin Luther King bukanlah
orang kulit putih. Sutradara film ini Tate Taylor adalah orang kulit putih,
78
tapi membuat film mengenai perjuangan pembantu kulit hitam dan ia juga
melibatkan pembantu yang mengasuhnya ketika kecil. Hal ini semakin
menguatkan bahwa kaum kulit hitam hingga saat ini masih dikuasai oleh
orang kulit putih, meskipun presiden Amerika kini adalah seorang orang
kulit hitam namun, diskriminasi rasial masih terjadi di dalam masyarakat9.
d. Film ini mendapatkan kritik baik dari media (dijelaskan pada bab 1), tetapi
juga mendapat teguran dari Association of Black Women Historians
(ABWH)10. Mereka berpendapat bahwa cerita tersebut tidak sesuai dengan
kenyataan yang terjadi pada tahun itu. Sutradara film The Help Tate
Taylor, dan ia adalah orang kulit putih yang juga tinggal di Jackson,
Mississipi. Tate menyampaikan bahwa orang-orang terlalu mengkritisi
filmnya,
ia
meyakini
bahwa
cerita
yang
di
dalamnya
sudah
merepresentasikan sejarah yang terhadi pada tahun 1960an.
Ia membuat film ini untuk menyampaikan pesan perjuangan
pembantu kulit hitam di Jackson dan ia juga ingin penonton mendapatkan
pesan bahwa kaum kulit hitam dan kulit putih dapat bekerja sama. Selama
Tate hidup, pada masa kecilnya ia memiliki pembantu kulit hitam bernama
Carol Lee yang mengasuhnya. Tate melibatkan Carol pada scene
pembantu-pembantu berkumpul di rumah Aibeleen untuk membantu
Skeeter dalam penulisan bukunya. Carol adalah wanita pertama yang
menyampaikan
kisahnya
kepada
Skeeter11.
Ada
masalah
miss
communication yang terjadi pada film ini. Pesan yang ingin disampaikan
Tate Taylor sebagai sutradara film ini mendapatkan kritik bahkan
penilaian yang buruk oleh kaum kulit hitam sendiri. Hal yang membuat
orang-orang dan pelaku sejarah tidak menyetujui isi dalam film ini salah
satunya adalah kerja sama yang terjadi antara Skeeter dan Aibeleen.
9
http://www.voaindonesia.com/content/ketegangan-rasial-di-as-2014/2572605.html (diunduh :
16-2-2015 : 22.24)
10
Asosiasi Perkumpulan Wanita Pelaku Sejarah Kulit Hitam
11
http://thegrio.com/2011/08/15/the-help-director-people-are-too-critical-of-this-film/(20-92014 : 23.17)
78
Dikarenakan dalam kenyataannya hal seperti itu tidak mungkin terjadi,
orang kulit putih tidak memiliki sifat sebaik itu pada orang kulit hitam
dalam membantu pergerakan.
Seperti yang Baudrillard kemukakan bahwa media massa dipenuhi
dengan
produk-produk
simulasi,
yang
mana
majunya
teknologi
memberikan jalan komunikasi baru, dunia yang dikonstruksikan dari
model atau simulacra (realitas buatan) (Argyo Demanto, 2009:15).
Dampaknya kita sebagai masyarakat konsumen, sebagai penerima pesan
dari media massa (film) terjebak dalam pertanyaan, karena tidak mengerti
kebenaran yang sesungguhnya, yang kemudian dapat mengubah cara
pandang kita terhadap orang kulit hitam.
78
Download