1717 pengaruh terapi aktivitas kelompok (tak) halusinasi terhadap

advertisement
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) HALUSINASI TERHADAP
KEMAJUAN PERAWATAN PADA PASIEN HALUSINASI DI RUANGAN MANGGIS
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PALU
Jein Fani Tokalese, Nasrul, Aminuddin
Abstrak: Terapi Aktivitas Kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien dengan masalah keperawatan yang sama. TAK Halusinasi di RSD Madani Palu sudah
diterapkan disetiap ruang perawatan pasien dengan gangguan jiwa, salah satunya adalah ruangan Perawatan
Manggis. Dimana, TAK Halusinasi yang diberikan belum menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap
kemajuan perawatan pada pasien Halusinasi. Berbagai terapi keperawatan yang dikembangkan salah satu terapi
keperawatan jiwa yang terbukti efektif untuk mengatasi gejala gangguan jiwa adalah Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK), difokuskan kepada pasien, secara individu, kelompok, keluarga maupun komunitas. Tujuan penelitian
diketahuinya pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Halusinasi terhadap kemajuan perawatan pada pasien
Halusinasi di Ruangan Manggis RSD Madani Palu. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan desain
one group pre-test dan post-test. Populasi adalah semua pasien Halusinasi dengan jumlah 24 orang. Jumlah
sampel 10 responden, pengambilan sampel menggunakan tekhnik purposive Sampling. Analisis data
menggunakan distribusi frekuensi dan Paired t tes. Hasil penelitian pada 10 responden diruangan Manggis
Rumah Sakit Daerah Madani Palu didapatkan mayoritas responden pada hasil pre test kemajuan perawatan pada
pasien halusinasi rata–rata sebesar 1,40. Setelah diberikan terapi aktivitas kelompok halusinasi diperoleh nilai
rata–rata hasil post test 3,10. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh terapi aktivitas kelompok
halusinasi terhadap kemajuan perawatan pada pasien halusinasi dengan hasil uji t dependent didapatkan p value
= 0,000 < α (0,05). Kesimpulan penelitian ada pengaruhTerapi Aktivitas Kelompok (TAK) Halusinasi pada Pretest (sebelum dilakukan TAK) dan Post-test (setelah dilakukan TAK) terhadap kemajuan perawatan pada pasien
halusinasi diruangan Manggis RumahSakit Daerah Madani Palu. Disarankan bagi RumahSakit Daerah Madani
Palu agar pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dapat dilaksanakan secara rutin di ruangan.
Kata Kunci: Halusinasi ,Terapi Aktivitas Kelompok (TAK).
THE EFFECT OF HALLUCINATION GROUP ACTIVITIES THERAPHY TO
THE TREATMENT PROGRESS FOR PATIENTS’ HALLUCINATIONS IN MANGGIS ROOM AT
THE MADANI REGIONAL HOSPITAL IN PALU
Abstract : the therapy of group activity is one of the modality theraphy which is conducted by the nurse to a
group of clients with similar nursing problems. This theraphy had been implemented at Madani Regional
Hospital in every patient’s care wards with mental disorders, one of those wards was Manggis care wards.
Where, this theraphy was given, not show a significant effect on the progress of treatment for patients with
hallucinations. One of the therapies that had proved effectively to overcome the symptoms of mental disorders
was the hallucination group activities theraphy which is focused to the patient as individual, group, family and
community. The aim of the research was to find out the influence of the hallucination group activities theraphy
to the treatment progress for patients’ hallucination in Manggis ward at Madani General Hospital in Palu. The
research design was Quasi Experiment with one group pre-test and post-test. The population was the whole
___________________________________________________________________________
Jein Fani Tokalese, Nasrul, Aminuddin : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palu
1717
Jein Fani Tokalese, Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
patients who suffered hallucination as many as 24 people. The sample on the research was 10 respondents, the
sample collection used purposive sampling technique. The data analysis applied frequency distribution and
Paired t tests. The result of the research was from 10 respondents who treated in Manggis Ward at Madani
Regional Hospital were found the majority of the respondents on pre-test result, the average of treatment
progress for patients’ hallucination was 1.40. After being given this theraphy, the average of post-test was 3.10.
The result of the study indicated there was an influence of the hallucination group activities to the treatment
progress for the patients’ hallucination and the result of t dependent test obtained p value = 0.000 < α (0.05). In
short, there is an influence of the hallucination group activities to pre-test and post-test and the trerament
progress for the patients’ hallucination in Manggis Ward at Madani Regional Hospital in Palu. The suggestion
for Madani Regional Hospital is to implement this theraphy as regularly as possible in the ward.
Keywords: Hallucinations .Group Activity Therapy ( TAK ).
penyakit jiwa setiap tahun semakin meningkat
PENDAHULUAN
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah
satu tindakan keperawatan untuk klien gangguan
jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya
merupakan tanggung jawab penuh dari seorang
jumlahnya, sehingga perlu penanganan yang lebih
baik melalui pendekatan medis maupun dengan
pemberian
asuhan
keperawatan
salah
satunya
melakukan implementasi keperawatan melalui terapi
modalitas seperti melaksanakan Terapi Aktifitas
perawat. Oleh karena itu seorang perawat khususnya
perawaat jiwa haruslah mampu melakukan terapi
aktivitas kelompok secara tepat dan benar (Fauzan,
2011). Terapi diberikan secara berkelompok dan
Kelompok (TAK) dimana selama ini Terapi Aktifitas
Kelompok (TAK) masih belum maksimal
METODE PENELITIAN
berkesinambungan, dalam hal ini khususnya Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi
halusinasi (Keliat, dkk, 2012 ). Data di Rumah Sakit
Daerah Madani Palu tahun 2015 menunjukkan
bahwa pasien rawat inap yang menderita gangguan
jiwa
yang
paling
banyak
ditemukan
Kelompok (TAK) Halusinasi meliputi 5 sesi yaitu
mengenal halusinasi, mengontrol halusinasi dengan
mengontrol
halusinasi
desain one group pre-test dan post-test yaitu satu
kelompok responden diberikan perlakuan Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK) Halusinasi, pengukuran
dilakukan sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
adalah
Halusinasi dan Perilaku Kekerasan. Terapi Aktivitas
menghardik,
Jenis penelitian Quasi Experiment dengan
persepsi
dengan
melakukan kegiatan, mencegah halusinasi dengan
Rancangan ini tidak ada kelompok pembanding
(kontrol), sudah dilakukan pengukuran pertama (pretest) kemudian diberi perlakuan Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK), dan setelah itu diberi pengukuran
kedua (post-test).
Skema
bercakap-cakap, dan mengontrol halusinasi dengan
patuh
minum
obat.
Dimana
Terapi
Aktivitas
Kelompok (TAK) Halusinasi dilakukan setiap dua
kali seminggu yang dilakukan oleh perawat terlatih.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan kasus
1718
penelitian
dapat
digambarkan
sebagai berikut :
01
X
Sumber : Notoatmodjo, 2012
02
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 10 NO. 2, AGUSTUS 2016
Keterangan :
independen dan analisis komparatif untuk menguji
X : Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara nilai
01 : Pre-Test
variabel dari dua sampel yang berpasangan. Sampel
02 : Post-Test
berpasangan dapat berupa satu sampel yang diukur
Lokasi penelitian dilaksanakan diruangan
dua
kali
(Sugiyono,
2004).
Penelitian
ini
Manggis Rumah SakitDaerah Madani Palu pada
menggunakan perhitungan statistik paired t test yaitu
tanggal 14 Juni s/d 25 Juli2016. Populasi
dalam
untuk menguji pengaruh terapi aktivitas kelompok
penelitian ini adalah semua pasien dengan gangguan
terhadap kemajuan perawatan pada pasien halusinasi.
jiwa Halusinasi yang dirawat dengan jumlah 24
Untuk
orang diruangan Manggis Rumah Sakit Daerah
dibandingkan dengan t tabel yaitu apabila t hitung >
Madani Palu. Sampel adalah objek yang diteliti dan
t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,
ada pengaruh signifikan antara rata-rata pre-test dan
2012). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 10
post-test.
menguji
signifikasi
hasil
t
hitung
orang pasien rawat inap dengan gangguan jiwa
HASIL PENELITIAN
Halusinasi di Ruangan Manggis Rumah Sakit Daerah
Madani Palu. Pengambilan sampel dilakukan dengan
1. Analisis Univariat
cara non probability sampling dengan tehnik
Analisis univariat menggunakan distribusi
purposive sampling. Data primer dalam penelitian ini
freskuensi untuk karakkteristk responden dan
adalah data yang diperoleh langsung dari reponden
melihat tingkatan kemajuan perawatan pasien
dengan menggunakan lembar observasi yang telah
Halusinasi sebelum (Pre-Test) dan sesudah (Post-
disediakan terlebih dahulu untuk memperoleh data
Test) dilakukan Terapi Aktivitas Kelompok
yang akurat, lembar observasi dalam penelitian ini
(TAK) Halusinasi.
berisi tentang pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
a. Karakteristik responden
(TAK) Halusinasi terhadap kemajuan perawatan
1) Karakteristik
Responden
Berdasarkan
pada pasien halusinasi yang tertuang dalam lembar
UmurPada Pasien Halusinasi Di Ruangan
evaluasi kemampuan mengontrol halusinasi pada
Manggis RSD Madani Palu.
klien halusinasi, cara penilaian dengan memberi
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Menurut
Karakteristik Responden Berdasarkan
Umur Pada Pasien Halusinasi di
Ruangan Manggis RSD Madani Palu.
centang (√) jawaban (YA) dan (TIDAK). Apabila
YA nilainya 1 dan jawaban TIDAK nilainya 0. Data
sekunder yaitu data yang diperoleh dari bagian
kepegawaian dan Ruangan Manggis. Analisis yang
Umur
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
20-40
41-65
Total
univariat yang dilakukan untuk melihat distribusi
frekuensi
dari
masing-masing
Hasil
Frekuensi (f)
6
4
10
Sumber: Data Primer 2016
variabel-variabel
1719
Persentase (%)
60
40
100
Jein Fani Tokalese, Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
Tabel 1 menunjukan umur 20-40 tahun
responden (30%), halusinasi penghidu 0
sebanyak 6 responden (60%) dan umur 41-
responden (0%), halusinasi pengecapan 0
65 tahun sebanyak 4 responden (40%).
responden (0%), halusinasi perabaan 0
2) Karakteristik
Responden
Berdasarkan
responden (0%).
Pendidikan Pada PasienHalusinasi Di
Ruangan Manggis RSD Madani Palu
b. Kemajuan perawatan pasien Halusinasi di
Ruangan Manggis RSD Madani Palu sebelum
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Menurut
Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Pada PasienHalusinasi di
Ruangan Manggis RSD Madani Palu
dilakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Halusinasi sesi (Pre-Test)
Tabel 4 Kemajuan Perawatan Pasien
Halusinasi di RuanganManggis Sebelum
Diberikan Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) Halusinasi (Pre-Test)
Hasil
Pendidikan
Frekuensi (f)
5
3
1
1
10
SD
SMP
SMA
S1
Total
Persentase (%)
50
30
10
10
100
Hasil(Pre-Test)
KemajuanPerawatan
Sumber: Data Primer 2016
Ada
Tidak Ada
Total
Tabel 2 menunjukan pendidikan
Frekuensi (f)
2
8
10
Persentase (%)
20
80
100
Sumber : Data Primer tahun 2016
SD sebanyak 5 responden (50%), SMP
SMA
Tabel 4 menunjukan pada(Pre-
sebanyak 1 responden (10%) dan S1
Test) ada kemajuan perawatan sebanyak 2
sebanyak 1 responden (10%).
responden (20%), tidak ada kemajuan
sebanyak
3
responden
3) Karakteristik
(30%),
Responden
perawatan sebanyak 8 responden (80%).
Berdasarkan
Jenis HalusinasiPada PasienHalusinasi Di
c. Kemajuan perawatan pasien Halusinasi di
Ruangan Manggis RSD Madani Palu
Ruangan Manggis RSD Madani Palu sebelum
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Menurut
Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Halusinasi Pada PasienHalusinasi
di Ruangan Manggis RSD Madani Palu
Halusinasi sesi (Post-Test)
Hasil
Jenis Halusinasi
Frekuensi (f)
7
3
0
0
0
10
Pendengaran
Penglihatan
Penghidu
Pengecapan
Perabaan
Total
dilakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Persentase (%)
70
30
0
0
0
100
Sumber: Data Primer 2016
Tabel
halusinasi
3
menunjukan
pendengaran
sebanyak
jenis
Tabel 5 Kemajuan Perawatan Pada Pasien
Halusinasi Di RuanganManggis Setelah
Diberikan Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) Halusinasi(Post-Test)
KemajuanPerawatan
Ada
Tidak Ada
Total
Hasil(Pre-Test)
Frekuensi (f)
7
3
10
Sumber : Data Primer tahun 2016
7
responden (70%), halusinasi penglihatan 3
1720
Persentase (%)
70
30
100
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 10 NO. 2, AGUSTUS 2016
Tabel 5 menunjukan (Post-Test) ada
pada pasien Halusinasi sebelum ( Pre-Test) dan
kemajuan perawatan sebanyak 7 responden
sesudah (Post-Test) diberikan Terapi Aktivitas
(70%)
Kelompok (TAK) Halusinasi.Hasil disajikan
tidak
ada
kemajuan
perawatan
sebanyak 3 responden (30%).
dalam tabel sebagai berikut :
2. Analisis Komparatif
a. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Analisis komparatif menggunakan Paired t
Halusinasi Terhadap Kemajuan Perawatan
Test dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05)
Pada Pasien Halusinasi Di Ruangan Manggis
untuk melihat perbedaan kemajuan perawatan
RSD Madani Palu
Tabel 6
Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Halusinasi Terhadap Kemajuan Perawatan
Pada Pasien Halusinasi DiRuangan Manggis Rumah Sakit DaerahMadani Palu
Hasil
Variabel
Kemajuan
Perawatan
Pree-test
Mean
SD
Mean
Post-test
SD
P
Value
1,40
1,075
3,10
0,738
0,000
Sumber: Data Primer tahun 2016
Tabel 6 menunjukan mean kemajuan
besar responden banyak yang tidak mengalami
perawatan pasien halusinasi pre-test 1,40 dengan
kemajuan perawatan. Sebagian besar responden
standar deviasi 1,075. Jika diperoleh nilai mean
tidak mampu mengenal halusinasi pada sesi I
menurun, maka frekuensi kemajuan perawatan
maupun mengontrol halusinasi pada sesi II. Sesi I
pasien
terdapat
TAK Halusinasi meliputi menyebut isi halusinasi,
peningkatan kemajuan perawatan pasien halusinasi
menyebut waktu terjadi halusinasi, menyebut
setelah dilakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
situasi terjadi halusinasi, dan menyebut perasaan
Halusinasi. Berdasarkan hasil uji t dependent
saat halusinasi. Sebagian besar responden hanya
didapatkan p value = 0,000 < α (0,05). Berarti Ho
mampu menyebutkan isi dan menyebutkan
ditolak yang menunjukkan bahwa ada pengaruh
perasaan saat terjadi halusinasi. Pada sesi II
Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi terhadap
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Halusinasi
kemajuan perawatan pada pasien halusinasi di
responden belum bisa mengontrol halusinasi
Ruangan Manggis Rumah Sakit Daerah Madani
dengan cara menghardik, sehingga sebagian besar
Palu.
responden tidak menjawab pertanyaan. Hal ini
halusinasi
meningkat.
Artinya
disebabkan karena responden belum pernah
PEMBAHASAN
mengikuti TAK Halusinasi sesi II, responden
1. Kemampuan mengenal dan mengontrol halusinasi
hanya mampu menyebutkan cara yang selama ini
digunakan mengatasi halusinasi seperti berteriak,
pada Pre-Test.
Pada hasil Pre-Test (sebelum diberikan
lari, bahkan sampai menangis. TAK Halusinasi
Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi) sebagian
sesi II meliputi menyebut cara yang selama ini
1721
Jein Fani Tokalese, Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
digunakan mengatasi halusinasi, menyebutkan
dengan halusinasi adalah bicara sendiri, senyum
efektivitas cara, menyebutkan cara mengatasi
sendiri, tertawa sendiri, menggerakkan bibir
halusnasi
tanpa suara, pergerakkan mata yang cepat, respon
dengan
menghardik,
dan
memperagakan menghardik halusinasi.
verbal yang lambat, menarik diri dari orang lain,
Menurut asumsi peneliti pada Pre-Test
berusaha menghindari orang lain, tidak dapat
responden sebagian besar tidak memahami kata-
membedakan yang nyata dan tidak nyata, terjadi
kata yang digunakan perawat saat bertanya
peningkatan denyut jantung, pernapasan dan
sehingga responden tidak memperhatikan saat
tekanan darah, perhatian dengan lingkungan yang
diajak
teralihkan
kurang atau hanya beberapa detik, berkonsentrasi
perhatiannya membuat responden menjadi tidak
dengan pengalaman sensori, sulit berhubungan
fokus dan merasa cepat bosan karena tidak
dengan orang lain, ekspresi muka tegang, mudah
adanya
untuk
tersinggung, jengkel dan marah, tidak mampu
kadang
mengikuti perintah dari perawat, tampak tremor
responden menunjukkan reaksi emosional dengan
dan berkeringat, perilaku panik, agitasi dan
meninggalkan perawat.
Pada Pre-Test ada 2
kataton,
curiga
dan
responden yang mendapat kemajuan perawatan.
merusak
diri,
orang
Hal ini disebabkan karena sebelumnya sudah
ketakutan, tidak dapat mengurus diri, biasa
pernah dilakukan SP (Strategi Pelaksanaan),
terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang.
sehingga responden mampu menjawab pertanyaan
2. Kemampuan mengenal dan mengontrol halusinasi
berkomunikasi,
stimulus
mengekspresikan
mudah
rangsangan
persepsi
sehingga
dari perawat.
lain
dan
bertindak
lingkungan,
pada Pre-Test
Menurut teori dari Damaiyanti & Iskandar
(2012),
bermusuhan,
pasien
dengan
halusinasi
Post-Test
biasanya
Aktivitas
(sesudah
Kelompok
diberikan
(TAK)
Terapi
Halusinasi)
menunjukkan respon psikososial meliputi proses
sebagian besar terjadi peningkatan terhadap
pikir
terganggu
menimbulkan
adalah
gangguan,
proses
pikir
yang
kemajuan perawatan pada pasien Halusinasi.Hal
ilusi
adalah
miss
ini disebabkan karena responden mendapatkan
interpretasi atau penilaian yang salah tentang
stimulus
penerapan yang benar-benar terjadi (objek nyata)
sehingga
karena
mengekspresikan
perasaan
dan
berlebihan atau berkurang, perilaku tidak biasa
menjawab
melakukan
seperti
adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi
diajarkan oleh Therapist atau perawat. Dalam
batas kewajaran, menarik diri adalah percobaan
TAK Halusinasi ini dilakukan oleh peneliti
untuk menghindari interaksi dengan orang lain.
yang dibantu oleh perawat terlatih yang ada
Menurut Hamid (2000) dalam Damaiyanti &
diruangan
Manggis
Iskandar, (2012) perilaku klien yang terkait
kooperatif
selama
rangsangan
panca
indera,
emosi
1722
dalam
bentuk
responden
serta
TAK
Halusinasi
sudah
mampu
sehingga
dilakukan
mampu
yang
responden
TAK
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 10 NO. 2, AGUSTUS 2016
Halusinasi.Walaupun
demikian,
masih
ada
dipengaruhi oleh pengetahuan perawat tentang
responden yang tidak mengalami kemajuan
TAKS, jika pengetahuan tinggi tentang TAKS
perawatan, hal ini mungkin disebabkan karena
maka motivasi pelaksanaan TAKS juga tinggi ini
responden masih tidak focus karena banyak orang
sesuai dengan teori Stoner, Freeman, dan Gilbert
yang ada di Ruangan TAK sehingga membuat
(2003) bahwa individu mempunyai motivasi yang
responden
tinggi
sulit mempersepsikan perasaannya,
bila
individu
tersebut
mempunyai
membuat reponden menjadi menarik diri bahkan
kemampuan ilmiah atau sumber daya manusia
mencoba untuk menunjukkan reaksi emosional
yang tinggi untuk membangkitkan motivasi.
berlebihan, sehingga responden dikeluarkan dari
3. Pengaruh Terapi Aktivitas kelompok (TAK)
ruangan TAK.
Halusinasi
Pasien dengan halusinasi pada awalnya
menunjukkan
sikap
penelitian
yang
dilakukan terhadap 10 responden, didapatkan ada
mengisolasi diri, dan tidak mau berkomunikasi.
pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan terapi
Kemudian setelah diberikan TAK Halusinasi
aktivitas kelompok halusinasi terhadap kemajuan
pasien sudah mau berkomunikasi dan mampu
perawatan pada pasien halusinasi. Terapi aktivitas
mengenal isi Halusinasi pada sesi I seperti
kelompok yang dilakukan pada penelitian ini
mampu
waktu
adalah
terjadi
Halusinasi sesi I-Sesi II, dimana sesi I yaitu
halusinasi, dan perasaan saat terjadi halusinasi
mengenal isi Halusinasi dan sesi II yaitu
serta pasien juga sudah mampu mengontrol
mengontrol Halusinasi dengan cara menghardik.
Halusinasi pada sesi II dengan cara menghardik
TAK dilaksanakan di ruangan yang nyaman dan
Halusinasi.
dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh perawat
terjadinya
Halusinasi,
Kondisi
isi
menarik
hasil
diri,
menyebutkan
apatis,
Berdasarkan
halusinasi,
Situasi
fisik
saat
pasien
dapat
berpengaruh dalam pelaksanaan TAK, dimana
Terapi
Aktivitas
Kelompok
(TAK)
terlatih di Ruangan manggis.
kondisi pasien yang tidak sehat tidak dapat
Menurut asumsi peneliti Terapi Aktivitas
mengikuti terapi aktivitas kelompok dengan
kelompok (TAK) Halusinasi merupakan wadah
optimal. Dalam melaksanakan TAK peneliti
tempat pasien dengan halusinasi bisa saling
menggunakan data pendukung yaitu data rekam
mengenal sesamanya dan lingkungannya. Dimana
medis untuk melihat perkembangan pasien.
tujuan dari terapi aktivitas kelompok ini adalah
Penelitian yang di lakukan oleh Dedi (2007)
untuk memberikan kesempatan pada pasien untuk
dengan judul
hubungan pengetahuan perawat
mengekspresikan perasaan mereka, dengan cara
tentang TAKS dengan motivasi pelaksanaan
bermain sehingga pasien mampu mengenali
TAKS di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa
halusinasi
Propinsi Lampung, menghasilkan kesimpulan
mengontrol
bahwa peningkatan motivasi pelaksanaan TAKS
program pengobatan secara optimal. Dengan
1723
yang
dialaminya,
halusinasinya,
pasien
pasien
dapat
mengikuti
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 7 NO. 2, AGUSTUS 2013
Terapi Aktivitas kelompok (TAK) Halusinasi,
signifikan setelah pelaksanaan TAK stimulasi
pasien
persepsi dalam mengontrol halusinasi pasien.
sebagai
anggota
kelompok
merasa
dimiliki, diakui dan dihargai eksistensinya oleh
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
anggota kelompok yang lain.
Masdelita (2013), dengan judul Pengaruh Terapi
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah
Aktivitas Kelompok (TAK) sosialisasi terhadap
terapi non farmakologi yang diberikan oleh
kemampuankerjasamapada pasiendengan masalah
perawat terlatih terhadap pasien dengan masalah
isolasisosial
keperawatan yang sama. Terapi diberikan secara
Provinsi Riau menunjukkan adanya pengaruh
berkelompok dan berkesinambungan, dalam hal
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) sosialisasi
ini khusunya Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
terhadap
stimulasi
dengan masalah isolasi sosial.
persepsi halusinasi. Terapi Aktivitas
Kelompok yang paling seringdilakukan adalah
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
diRumah
kemampuan
Sakit
Jiwa
Tampan
kerjasamapada
pasien
Teori yang oleh Keliat danAkemat (2012),
sosialisasi
bahwa Aktivitas digunakan sebagai stimulus
(TAK)
padasensori klien. Kemudian diobservasi reaksi
Halusinasi.Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
sensori klien terhadap stimulus yang disediakan,
sangat penting dilakukan untuk melatih pasien
berupa ekspresi perasaan
mengontrol halusinasinya.
(ekspresi wajah, gerakan tubuh). Biasanya klien
dan
Terapi
Aktivitas
Kelompok
secara non vebal
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
yang tidak mau mengungkapkan komunikasi
oleh Isnaeni, Wijayanti & Upoyo (2008), dengan
verbal akan tersetimulus emosidan perasaannya,
judul
serta menampilkan respon.
efektivitas
terapi
aktivitas
kelompok
stimulasi persepsi halusinasi terhadap penurunan
kecemasan
pasien
halusinasi
KESIMPULAN
pendengarandi
ruang Sakura RSUD Banyumas terhadap 30
Ada
pengaruhTerapi
AktivitasKelompok
pasien halusinasi, didapatkan perbedaan tingkat
(TAK) Halusinasi pada Pre-test (sebelum dilakukan
kecemasan sebelum dilakukan TAK dan sesudah
TAK Halusinasi) dan Post-test (setelah dilakukan
dilakukan TAK.
TAK Halusinasi) terhadap kemajuan perawatan pada
Penelitian
lain
yang
dilakukan
oleh
pasien halusinasi di Ruangan Manggis RumahSakit
Sihotang (2010), dengan judul Pengaruh Terapi
Daerah Madani Palu.
aktivitas kelompok stimulasi persepsi terhadap
SARAN
kemampuan mengontrol halusinasi di Rumah
Sakit Jiwa Medan Provinsi Sumatera Utara,
Bagi
menunjukkan
pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
bahwa
ada
pengaruh
yang
RumahSakit
Daerah
dapat dilakukan secara rutin.
1724
Madani
Palu
agar
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 10 NO. 2, AGUSTUS 2016
DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti
&
Iskandar.
Keperawatan Jiwa.
Aditama
(2012).
Bandung:
Asuhan
Refika
Keliat dan Akemat (2012). Keperawatan Jiwa:
Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta:
EGC
Dedy Asep, 2007, Hubungan Pengetahuan Perawat
Dengan Motivasi Pelaksanaan TAKS di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa
Propinsi Lampung
(2013).
Pengaruhtak
Sosialisasi
Terhadap Kemampuankerjasama Pada
Pasien Dengan Masalah Isolasisosial
di
Rumah Sakit Jiwa
Tampan
Pekanbaru. (Online) diunduh pada
tanggal, 04 Januari 2016)
Fauzan, 2011, Program Terapi Aktifitas Kelompok,
http//ilmu
keperawatan.co.id,
diakses
tanggal 7 April 2016.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian
Kesehatan : Edisi Revisi Cetakan Kedua.
Jakarta: Rineka Cipta.
Isnaeni,
Rekam Medik RSD Madani Palu, 2015.Profil Rumah
Sakit Daerah Madani Palu.
Palu
Wijayanti
dan
Upoyo.
(2008).
EfektifitasTerapiAktivitas Kelompok
stimulasi
PersepsiHalusinasi
TerhadapPenurunankecemasan
Klien
Halusinasi
PendengaranDi
Ruang
SakuraRsud
Banyumas.Jurnal
KeperawatanSoedirman(The
SoedirmanJournal of Nursing), (Online),
Volume
3No.1Maret
2008
(http://jurnalonline.unsoed.ac.id)
diakses
pada tanggal 04 Januari 2016)
1725
Masdelita.
Sihotang,
(2010). Pengaruh Terapi Aktivitas
Kelompok
Stimulasi
Persepsi
terhadap Kemampuan Mengontrol
Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Medan.
(online)
(http://repository.usu.ac.id)
diunduh
pada tanggal 04 Januari 2016)
Sugiyono, (2004). Statistik Nonparametris Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta
Download