BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak tahun 1990 aliran investasi asing langsung (Penanaman Modal Asing, PMA) dunia mengalami pertumbuhan yang tinggi, bahkan pertumbuhannya melebihi pertumbuhan perdagangan antara negara. Sebelum tahun 1995, PMA hanya sekitar 1% dari (gross domestic product) GDP dunia, dan setelah tahun 1995 mengalami peningkatan menjadi sekitar 2-4% GDP dunia (Artige dan Nicolini, 2007). Sebagian besar PMA dunia mengalir ke negaranegara berkembang. PMA selain dapat menguntungkan (transnational corporation, TNC) juga dapat memberikan keuntungan kepada negara tuan rumah seperti peningkatan lapangan kerja, transfer teknologi, dan peningkatan produktivitas (Artige dan Nicolini, 2007). PMA juga dapat menjadi sumber terbesar dari pertumbuhan ekonomi (Feng et al, 2009). Investasi asing langsung atau sering disebut penanaman modal asing (PMA) merupakan salah satu bentuk dari bisnis internasional, yaitu aktivitas bisnis yang melewati batas-batas wilayah suatau negara (Kuncoro, 2001). Menurut berbagai penelitian dan studi kasus mengenai perusahaan transnasional (transnational corporations, TNC) beberapa motivasi strategik TNC melakukan PMA, antara lain : Pencari sumberdaya, pencari pasar, dan pencari efisiensi produksi (Baniak et al, 2005). Ditinjau secara teoritis para ekonomi menjelaskan bahwa faktor yang memotivasi PMA adalah ingin dicapainya penurunan biaya produksi keseluruhan. Negara-negara tuan rumah PMA pada umumnya memiliki tenaga kerja yang kurang ahli sehingga bersedia dibayar relatif rendah. Selain itu, motivasi pendorong PMA lainnya adalah keinginan untuk menambah keuntungan dari pasar di negara lain (Buch et al, 2005). Bagi Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, keberadaan investasi asing sebagai pelengkap yang bahkan bersifat subtitusi bagi penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang ada di suatu wilayah perekonomian. Pengaruh penanaman modal asing (PMA) terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya diNegara-negara sedang berkembang, bahwa modal asing memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu pemerintah membuka kesempatan akan masuknya modal asing ke Indonesia. Sejak awal pendekatan pembangunan ekonomi di Indonesia lebih menekankan pada strategi pertumbuhan ekonomi, pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi menekankan pada pentingnya proses pembentukan modal sebagai kunci pertumbuhan ekonomi. Dengan banyaknya sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki, Indonesia membutuhkan dana yang cukup besar untuk melaksanakan pembangunan nasional. Perbaikan mekanisme investasi terus dilakukan oleh pemerintah melalui kebijakan deregulasi dan debirokratisasi. Pemerintah melakukan penyederhanaan mekanisme perijinan dan pelunakan syarat-syarat investasi. Dewasa ini berinvestasi di Indonesia semakin terbuka, terutama bagi investor asing. Pembangunan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan investasi, karena begitu pentingnya investasi, sehingga pemerintah terus berusaha untuk menarik minat para investor asing untuk menanamkan modalnya ke Indonesia, dan untuk ikut serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui kegiatan pembangunan. Pencapaian sasaran pembangunan dengan keunggulan yang dimiliki Indonesia di upayakan memiliki peningkatan partisipasi dunia usaha dan masyarakat dalam pembangunan yang berkelanjutan. Dunia usaha nasional yang meliputi usaha negara, koperasi, dan usaha swasta terus mampu mendorong kegiatan ekonomi, pemerataan pembangunan dan hasilhasilnya serta perluasan kesempatan tenaga kerja. Adanya penanaman modal asing (PMA) akan mendorong kesempatan kerja, peningkatan kapasitas produksi dan munculnya berbagai jenis industri baru, terutama yang berorientasi ekspor sekaligus bersifat kompetitif dalam kancah perdagangan internasional. 2 Investasi lokal pada tahun 2002 mengalami penurunan yang mencapai 30% dibandingkan pada tahun lalu. Peranan investasi di Indonesia cenderung meningkat sejalan dengan banyaknya dana yang dibutuhkan untuk melanjutkan pembangunan nasional. Investasi merupakan satu faktor yang krusial bagi kelangsungan proses pembangunan nasional, atau pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang melibatkan kegiatan-kegiatan produksi di semua sektor ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh Lyroudi Katerina, Papanastasiou Jhon dan Vamvakidis Athanasios (2004), menunjukkan bukti empiris bahwa PMA tidak ada hubungan yang signifikan dengan pertumbuhan ekonomi. Penelitian tersebut menggunakan variabel PMA dan pertumbuhan ekonomi dengan data panel, dan metode analisis datanya menggunakan Bayesian Regression Analysis. Laura Alfaro (2003) mengatakan bahwa PMA tidak berhubungan negative dengan pertumbuhan ekonomi. Penelitian tersebut menggunakan variabel pertumbuhan ekonomi, GDP, PMA, dan metode analisis data dengan menggunakan regresi berganda. Nikopour, Hesam, Shah Habibullah Muzafar, Schneider, Friedrich dan Low, Siong Hook (2009) mengatakan bahwa hubungan antara PMA dan shadow economy tidak signifikan. Selain itu, terdapat pula beberapa penelitian yang menunjukan mengenai penanaman modal asing di Indonesia. Kustituanto dan Istikomah (1999) melakukan penelitian mengenai pengaruh penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dimana variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah PDB, PMA, bantuan luar negeri, dan tabungan domestik. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa bantuan luar negeri dan tabungan domestik mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan penanaman modal asing (PMA) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Sarwedi (2002), adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah PMA, PDB, pertumbuhan ekonomi, upah kerja, variabel stabilitas politik, dan nilai ekspor total. 3 Penelitian tersebut menyatakan bahwa dalam jangka pendek variabel GDP, pertumbuhan ekonomi, upah kerja, dan ekspor menunjukkan pengaruh yang positif terhadap penanaman modal asing (PMA). Suryawati (2000) melakukan penelitian mengenai peran investasi asing (PMA) terhadap pertumbuhan ekonomi di Asia Timur. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dalam jangka pendek PMA mempunyai hubungan yang positif dan kuat terhadap PDB di Negara tujuan PMA, sedangkan hubungan jangka panjang antara PMA dan PDB hanya terjadi di Indonesia dan Philipina saja. Pertumbuhan ekonomi jangka panjang di Asia Timur tidak berpengaruh oleh derasnya arus PMA yang masuk. Untuk utang luar negeri berpengaruh negatif bagi pertumbuhan ekonomi Negara-negara Asia Timur, dengan pengecualian Philipina dalam jangka waktu panjang. Dalam jangka pendek, pada umumnya utang luar negeri tidak berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi kecuali di Malaysia. Sedangkan pengaruh ekspor disimpulkan bahwa, pengusaha asing hanya tertarik untuk melakukan penanaman modal ke sebuah Negara apabila Negara tersebut mempunyai peluang untuk berhasil didalam ekspornya. Setyastuti dan Nurcahyaningtyas (2004) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman modal swasta asing (PMA) di Indonesia, Malaysia, dan Philipina. Variabel independen yang digunakan adalah GDP, tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang terhadap dolar Amerika Serikat, dan keterbukaan perekonomian. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa keterbukaan perekonomian terbukti merupakan variabel yang dominan mempengaruhi PMA, selain variabel nilai tukar yang juga cukup penting. Sementara variabel GDP dan suku bunga tidak secara signifikan mempengaruhi masuknya PMA kecuali untuk kasus Thailand. Sebagaimana telah disebutkan bahwa, Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang pada umumnya mengalami kekurangan atau kelangkaan dana untuk 4 membiayai pembangunannya, investasi dalam negeri saja tidak mampu mencukupi untuk tujuan tersebut. Salah satu sumber dana yang diharapkan dapat menjadi sumber pembiayaan bagi pembangunan di Indonesia adalah dari investasi langsung atau penanaman modal asing. Bersama dengan modal dalam negeri. Diharapkan akan dapat membiayai kebutuhan dana untuk mendukung terlaksananya proses pembangunan di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa investasi asing langsung memiliki peran yang penting dan strategis bagi tercapainya pembangunan nasional di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian empiris mengenai faktorfaktor penentu investasi asing langsung atau penanaman modal asing di Indonesia layak dilakukan. Dalam penelitian ini, faktor-faktor penentu investasi asing langsung dibatasi hanya pada produk domestik regional bruto dan kurs rupiah terhadap dollar AS. Produk domestik bruto merupakan nilai barang dan jasa seluruh sektor yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode satu tahun yang dinilai dengan uang ( Gilarso, 2004). Pendapatan domestik bruto per kapita secara tidak langsung menunjukkan produktivitas negara yang bersangkutan (Buch et al, 2005). Pendapatan domestik bruto per kapita yang tinggi secara logis akan diikuti oleh pendapatan masyarakat yang tinggi. Jika pendapatan masyarakat tinggi maka daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa juga tinggi. Daya beli masyarakat yang tinggi ini menimbulkan pasar barang dan jasa yang potensial atau menjanjikan keuntungan bagi investor. Menurut hasil penelitian Buch et al, (2005) di negara-negara berkembang menunjukkan pendapatan domestik bruto per kapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap penanaman modal asing. Dalam konteks regional atau provinsi, maka produk domestik bruto dapat dianalogikan dengan produk domestik regional bruto (PDRB). Kurs (kurs valuta) secara umum diartikan sebagai harga suatu mata uang dinilai dalam mata uang negara lain (Gilarso, 2004). Peningkatan perekonomian suatu negara akan berdampak pada peningkatan nilai mata uang negara tersebut (Hanafi, 2004). Perekonomian 5 yang semakin baik cenderung memerlukan dana atau modal yang tinggi, dan akan semakin banyak investor yang berusaha membeli mata uang negara tersebut untuk memasuki negara tersebut. Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan teoritis bahwa, kurs berpengaruh negatif terhadap penanaman modal asing. Selain PDRB dan kurs, inflasi juga dapat mempengaruhi penanaman modal asing. 1.2 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah : 1. Apakah produk domestik regional bruto berpengaruh terhadap penanaman modal Asing di Indonesia? 2. Apakah kurs berpengaruh terhadap penanaman modal asing di Indonesia? 1.3 Batasan Masalah Batasan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Faktor penentu penanaman modal asing (PMA) di Indonesia yang diteliti hanya PDRB, kurs dan penanaman modal asing (PMA). 2. Periode pengamatan adalah tahun 2001 sampai dengan tahun 2010. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh produk domestik regional bruto terhadap penanaman modal asing di Indonesia. 2. Untuk mengetahui kurs berpengaruh terhadap penanaman modal asing di Indonesia. 1.4 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak seperti : 1. Pemerintah 6 Penelitian ini diharapkan menjadi sumber referensi dan petunjuk bagi pemerintah dalam membuat perencanaan serta keputusan tentang investasi asing di Indonesia. 2. Para Investor Asing Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber referensi bagi investor asing untuk melakukan investasi di Indonesia. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, Pertanyaan Penelitian, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II Landasan Teori Landasan Teori merupakan bagaimana cara peneliti menteorikan hubungan variabel yang terlibat dalam permasalahan yang diangkat pada penelitian tersebut. BAB III Metode Penelitian Jenis penelitian dan Metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis data dalam skripsi ini. BAB IV Analisis Data Dalam bab ini menguraikan tentang analisis data dan pembahasan hasil pengolahan data. BAB V Kesimpulan Bagian ini merupakan penutup dari penelitian yang berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian. 7