PT PENANAMAN MODAL ASING (PT PMA) - PMA atau Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun sebagian dengan penanam modal dalam negeri. - Penanaman modal asing dapat dilakukan oleh perseorangan WNA, badan usaha asing yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia. - Peraturan-peraturan yang terkait dalam Penanaman Modal Asing: a. Undang-undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal b. Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas c. Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2010 tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal d. Peraturan Kepala BKPM Nomor 12 tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal - Dalam Undang-undang Penanaman Modal tujuan penyelenggaraan penanaman modal antara lain: a. Meningkatkan pertumbuhanekonomi nasional b. Menciptakan lapangan kerja c. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan d. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional e. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional f. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan g. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri h. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat - Tahapan pertama yang harus dilakukan dalam pendirian PT PMA adalah harus diajukan terlebih dahalu ke BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) dengan mencantumkan dengan dilampirkannya: 1. Identitas Perusahaan yang akan didirikan meliputi: a. Nama Perusahaan b. Kota sebagai tempat domisili usaha c. Jumlah modal d. Nama Pemegang saham da persentase modal e. Susunan Direksi dan Komisaris 2. Pengajuan permohonan tersebut harus mengisi surat permohonan (INVESTMENT APPLICATION UNDER THE FOREIGN INVESTMENT) dengan melampirkan dokumen-dokumen: Bagi pendiri (pemegang saham) asing: a. Copy passport yang masih berlaku dari pemegang saham individual Bagi perusahaan PMA dan Badan Hukum Indonesia: a. Anggaran dasar perusahaan dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris beserta perubahan-perubahannya b. NPWP perusahaan Bagi pendiri/pemegang saham WNI: a. KTP b. NPWP pribadi - Setelah ijin BKPM keluar maka dapat mulai untuk proses pendirian PT PMA - Setelah semuanya selesai maka akta pendirian PT PMA tersebut diajukan ke Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia maka dalam jangka waktu 14 hari akan keluar pengesahan dari Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia - Jenis-jenis perizinan penanaman modal berdasarkan Pasal 13 ayat 2 Peraturan BKPM No. 12 tahun 2009: 1. Pendaftaran penanaman modal disebut juga pendaftaran merupakan bentuk persetujuan awal pemerintah sebagai dasar memulai rencana penanaman modal 2. Izin prinsip penanaman modal disebut izin prinsip merupakan izin untuk memulai kegiatan penanaman modal dibidang usaha yang dapat memperoleh fasilitas fiskal dan dalam pelaksanaan penanaman modalnya memerlukan fasilitas fiskal 3. Izin prinsip perluasan penanaman modal disebut juga izin prinsip perluasan, merupakan izin untuk memulai rencana perluasan penanaman modal dibidang usaha yang dapat memperoleh fasilitas fiskal dan dalam pelaksanaan penanaman modalnya memerlukan fasilitas fiskal 4. Izin prinsip perubahan penanaman modal disebut juga izin prinsip perubahan, merupakan izin untuk melakukan perubahan atas ketentuan yang telah ditetapkan dalam izin prinsip/izin prinsip perluasan sebelumnya 5. Izin usaha: izin yang wajib dimiliki perusahaan untuk melaksanakan kegiatan produksi/operasi komersial baik produksi barang ataupun jasa sebagai pelaksana atas pendaftaran izin prinsip/persetujuan penanaman modalnya, kecualiditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan 6. Izin usaha perluasan: izin yang wajib dimiliki oleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan produksi/operasi komersial atas penambahan kapasitas produksi melebihikapasitas produksi yang telah diizinkan, sebagai pelaksanaan atas izin prinsip perluasan/persetujuan perluasan yang dimiliki perusahaan, kecuali ditentuakan lain oleh peraturan perundang-undangan 7. Izin usaha penggabungan perusahaan penanaman modal (merger): izin yang wajib dimiliki oleh perusahaan yang meneruskan kegiatan usaha (surviving company) setelah terjadinya merger, utnuk melaksanakan kegiatan produksi/operasi komersial perusahaan merger 8. Izin usaha perubahan: izin yang wajib dimiliki oleh perusahaan untuk melakukan perubahan ketentuan yang telah ditetapkan dalam izin usaha/izin usaha perluasan sebelumnya sebagai akibat dari perubahan yang terjadi dalam pelaksaan kegitan penanaman modal 9. Izin lokasi: izin yang diberikan kepada perusahaan untuk memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang berlaku pula sebagai izin pemindahan hak dan untuk menggunakan tanh tersebut guna keperluan usaha penanaman modalnya 10. Persetujuan pemanfaatan ruang Perbedaan Anggaran Dasar PT. PMA dan PT. Premise Pasal 3 Pasal 4 PT. PMA -Para penghadap menerangkan bahwa dalam rangka Undangundang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan sesuai dengan Surat Pendaftaran Penanaman Modal tertanggal……. Nomor …………. yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal, telah sepakat dan setuju untuk bersama-sama mendirikan suatu perseroan terbatas dengan Anggaran Dasar sebagaimana yang termuat dalam akta pendirian ini (untuk selanjutnya cukup disingkat dengan “Anggaran Dasar”) sebagai berikut: Maksud dan tujuan perseroan disesuaikan dengan izin prinsip dari BKPM sebagaimana tertera dalam Surat Pendaftaran Penanaman Modal Modal yang disetorkan dalam kurs asing dikonversi ke rupiah menggunakan kurs yang ditetapkan BKPM sebagaimana tertera dalam Surat Pendaftaran Penanaman Modal. Contoh apabila kurs yang ditetapkan oleh BKPM: USD 1 = Rp 11.000: 1. Modal dasar perseroan berjumlah Rp. 11.000.000.000 (sebelas miliar rupiah) atau setara dengan USD 1.000.000 (satu juta Dolar Amerika Serikat), terbagi atas 1.000 (seribu saham), masing-masing saham bernilai nominal Rp. 11.000.000 (sebelas juta rupiah) atau setara dengan USD 1.000 (seribu Dolar Amerika Serikat). 2. Dari modal dasar tersebut PT. -Para penghadap menerangkan bahwa dengan tidak mengurangi izin dari pihak yang berwenang, telah sepakat dan setuju untuk bersama-sama mendirikan suatu perseroan terbatas dengan Anggaran Dasar sebagaimana yang termuat dalam akta pendirian ini (untuk selanjutnya cukup disingkat dengan “Anggaran Dasar”) sebagai berikut: Maksud dan tujuan perseroan disesuaikan dengan bidang usaha PT Tidak ada konversi mata uang karena modal yang disetor sudah dalam kurs rupiah. Contoh: 1. Modal dasar perseroan berjumlah Rp. 10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah), terbagi atas 1.000.000 (satu juta saham), masing-masing saham bernilai nominal Rp. 10.000 (sepuluh ribu rupiah). 2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor 25% (dua puluh lima persen) atau sejumlah 250.000 (dua ratus lima puluh ribu saham) dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp. 2.500.000.000 (dua miliar lima ratus juta rupiah). telah ditempatkan dan disetor 50% (lima puluh persen) atau sejumlah 500 (lima ratus saham) dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp. 5.500.000.000 (lima miliar lima ratus juta rupiah) atau setara dengan USD 500.000 (lima ratus ribu Dolar Amerika Serikat) Pasal 5 ayat 2 Yang boleh memiliki dan menggunakan hak atas saham adalah Warga Negara Indonesia, badan hukum Indonesia, warga negara asing, dan/atau badan hukum asing. Yang boleh diangkat menjadi Pasal terkait pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris dalam PT yang modal seluruhnya dimiliki Direksi dan asing maupun dimiliki sebagian oleh Dewan asing dan sebagian lagi dalam negeri Komisaris (Pasal 11 dan adalah warga Negara Indonesia Pasal 14) dan/atau Warga Negara Asing sesuai kesepakatan para pihak. (Pasal 3 Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang) Yang boleh memiliki dan menggunakan hak atas saham adalah Warga Negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia. Yang boleh diangkat menjadi Direksi dalam PT. PMDN adalah Warga Negara Indonesia dan/atau Warga Negara Asing, sedangkan yang boleh diangkat menjadi Dewan Komisaris dalam PT. PMDN hanyalah Warga Negara Indonesia (Pasal 3 ayat 2 jo. Pasal 4 Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang)