BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Berita Pers BKPM: Diduga Hengkang, Investor Jepang Justru Perluasan Batam, 4 November 2015 -- Ingin mengklarifikasi terkait rencana hengkang investor Jepang di Batam, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) justru mendapatkan laporan mengenai rencana perluasan. PT Sumitomo Wiring Systems Batam Indonesia (SWSBI), PMA asal Jepang berencana untuk melakukan ekspansi senilai USD5 juta dan menyerap kurang lebih 1.500 tenaga kerja baru. Kepada BKPM Franky Sibarani menyampaikan bahwa ekspansi yang dilakukan oleh Sumitomo tersebut menunjukkan bahwa perbaikan iklim investasi di Indonesia direspons positif oleh investor asing. “Jepang merupakan salah satu negara yang aktif dan berperan penting dalam upaya pemerintah untuk menarik minat investasi asing. Oleh karena itu, ketika mendapatkan informasi bahwa mereka akan hengkang, BKPM aktif melakukan klarifikasi,” ujarnya dalam kunjungannya ke pabrik PT Sumitomo Wiring System pada hari Rabu, (4/11). Franky menjelaskan bahwa dari hasil kunjungan yang dilakukannya, dirinya justru mendapatkan laporan mengenai rencana perluasan SWSBI. “Ini tentu positif dan harus kita apresiasi. BKPM sendiri mencatat beberapa concerns perusahaan Batam terkait dengan maraknya demo buruh dan kondisi infrastruktur yang perlu diperbaiki,” paparnya. Kepala BKPM juga menyampaikan optimisme bahwa realisasi investasi di Batam akan dapat tetap tumbuh pada masa yang akan datang. “SWSBI akan melakukan ekspansi proyeknya, dengan rencana investasi sebesar US$5 juta dan rencana penyerapan tenaga kerja 1.500 orang. Hal ini membuktikan bahwa Batam masih menjadi tujuan investasi memiliki daya tarik bagi investasi yang berorientasi ekspor,” sebutnya. SWSBI merupakan perusahaan PMA yang telah eksis selama 25 tahun dan bergerak di bidang usaha industri peralatan listrik dan produk yang dihasilkan adalah wire harness. Realisasi investasi perusahaan berdasarkan laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) Semester I Tahun 2015 tercatat sebesar US$16 juta (Rp201 milyar). Adapun tenaga kerja yang diserap hingga saat ini sebesar 1.500 orang. SWSBI berlokasi di Kawasan Industri Batamindo ini memiliki kapasitas produksi wire harness 260.000 set/tahun yang seluruhnya (100%) diperuntukkan bagi pasar ekspor ke negara Thailand, Vietnam, dan R.R. Tiongkok, dengan nilai ekspor pada Semester I Tahun 2015 sebesar sekitar US$383 juta. Selain SWSBI, PT Vetco Gray Indonesia (VGI) yang berasal dari Amerika Serikat juga berencana untuk melakukan perluasan. Perusahaan berencana akan mengadakan proyek perluasan yang berlokasi di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Proyek Perluasan berencana akan akan memproduksi Vertical Subsea Tree, yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengksplorasi, mengebor, pengembangan dan operasi sebuah lapangan minyak dan gas yang berada di bawah permukaan air (laut), dapat digunakan di daerah yang dangkal (shallow) atau laut dalam (deepwater). Dalam periode Januari – September 2015 jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2014 realisasi investasi di Batam mengalami peningkatan hampir dua kali lipat untuk total PMA dan PMDN sebesar Rp4,7 Triliun atau mengalami peningkatan sebesar 99,6 % dari Rp2,3 triliun. Total realisasi investasi untuk sektor industri PMA dan PMDN di Batam sebesar Rp2,63 triliun, yang merupakan 55,9% dari total realisasi investasi di Batam dengan penyerapan tenaga kerja Indonesia untuk sektor industri sebesar 6.610 orang. Realisasi PMA berdasarkan asal negara (5 besar) di Batam untuk periode Januari – September Tahun 2015 adalah Hongkong (US$0,10 miliar); Singapura (US$0,07 miliar); Jepang (US$0,05 miliar); Malaysia (US$0,01 miliar); dan Amerika Serikat (US$0,01 miliar). Berdasarkan data tersebut bahwa investasi yang berasal dari negara-negara Asia masih mendominasi investasi di Batam. --Selesai-- Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi: M.M. Azhar Lubis Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Jl. Jend. Gatot Subroto 44, Jakarta 12190, Indonesia Telepon: 021-5252008 ext.7001 HP: 08159525035 e-mail : [email protected]