iklan yang tidak beretika

advertisement
NAMA
NIM
KELAS
: WINDA ANGGRAINI
: 105020205111009
: BA
IKLAN YANG TIDAK BERETIKA
Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi antara produsen atau penjual dengan
konsumen atau pemakai dengan tujuan untuk membujuk konsumen untuk menggunakan
produk dari produsen. Iklan menjadi sesuatu yang penting mengingat makin tingginya
tingkat persaingan, dan hal itulah yang menyebabkan banyak produsen lupa atau pura-pura
lupa bahwa iklan itu harus beretika.
Iklan sebagai pemberi informasi tentang produk yang ditawarkan di pasar yang bertujuan
untuk mendekatkan barang yang hendak dijual kepada konsumen. Pengertian iklan sendiri
adalah suatu bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang
keunggulan suatu produk sehingga mengubah pikiran konsumen untuk melakukan
pembelian.
Dalam bisnis yang beretika dimensi iklan harus sangat diperhatikan dan harus sesuai
dengan prinsip-prinsip etis dalam periklanan. Perusahaan harus membuat iklan yang etis
sesuai dengan nilai moral sebab iklan dilihat oleh khalayak banyak masyarakat.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai iklan yang tidak etis perlu kita ketahui dahulu
jenis-jenis iklan, sejauh ini iklan dibagi atas tiga jenis, yaitu :
1.
Comercial Advertising (Iklan Komersial)
Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan untuk mendukung kampanye pemasaran suatu
produk atau jasa. Iklan komersial sendiri terbagi atas beberapa macam
(Lwin & Aitchison. 2005), yaitu :
•
Iklan Strategis
Digunakan untuk membangun merek. Hal itu dilakukan dengan mengkomunikasikan nilai
merek danmanfaat produk. Perhatian utama dalam jangka panjang adalah
memposisikan merek serta membangun pangsapikiran dan pangsa pasar. Iklan ini
mengundang konsumen untuk menikmati hubungan dengan merek serta meyakinkan
bahwa merek ini ada bagi para pengguna.
•
Iklan Taktis
Memiliki tujuan yang mendesak. Iklan ini dirancang untuk mendorong konsumen agar
segera melakukan kontak dengan merek tertentu. Pada umumnya iklan ini memberikan
penawaran khusus jangka pendekyang memacu konsumen memberikan respon pada
hari yang sama
2.
Corporate Advertising
Corporate Advertising :
Iklan yang bertujuan membangun citra suatu perusahaan yang pada akhirnya diharapkan
juga membangun citra positif produk-produkatau jasa yang diproduksi oleh perusahaan
tersebut. Iklan Corporate akan efektif bila didukung oleh fakta yangkuat dan relevan dengan
masyarakat, mempunyai nilaiberita dan biasanya selalu dikaitkan dengan kegiatanyang
berorientasi pada kepentingan masyarakat. Iklan Corporate merupakan bentuk lain dari iklan
strategis ketika sebuah perusahaan melakukan kampanye untuk mengkomunikasikan nilainilai korporatnya kepada Public.
3.
Public Service Advertising (Iklan Layanan Masyarakat)
Public Service Advertising (Iklan Layanan Masyarakat )merupakan bagian dari
kampanye social marketing yangbertujuan menjual gagasan atau ide untuk kepentingan
atau pelayanan masyarakat.
Biasanya pesan Iklan Layanan Masyarakat berupaajakan, pernyataan atau himbauan
kepada masyarakatuntuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakandemi kepentingan
umum atau merubah perilaku yang“tidak baik” supaya menjadi lebih baik, misalnya
masalahkebersihan lingkungan, mendorong penghargaanterhadap perbedaan pendapat,
keluarga berencana, dan sebagainya.
Setelah mengerti berbagai macam iklan, perlu kita ketahui dalam melakukan segala
sesuatu, apalagi terkait dengan masyarakat banyak perlu diperhatikan adanya etika dan
norma yang harus ditaati, apalagi di negara Indonesia, yang penuh dengan norma yang
mengikat dan segala aturannya. Berikut adalah beberapa aturan periklanan atau biasa
disebut Etika Pariwara (Iklan) Indonesia atau EPI dimana EPI adalah produk dari Dewan
Periklanan Indonesia (DPI) yangmerupakan penyempurnaan atas Tata Krama dan Tata
CaraPeriklanan Indonesia (TKTCPI) yang pertama kali diikrarkan pada tgl. 17 September
1981.
Etika Pariwara (Iklan)Indonesia
Landasan etika yang digunakan:
•
Swakrama sebagai sikap dasar industri periklanan yang dianutsecara universal.
Prinsip swakramawi (self-regulation) adalah prinsip yang dipakai secara universal dalam
industri periklanan. Secara sederhana,
swakramawi dalam industri periklanan
mendasarkan dirinya pada keyakinan bahwa: “suatu etika periklanan akan lebih efektif
justru kalau ia disusun, disepakati, dan ditegakkan oleh para pelakunya sendiri.”
Dalam kitab Etika Pariwara Indonesia, disebutkan 4 (empat) alasan utama penerapan asas
swakramawi tersebut:
(i)
Swakrama menyiratkan kepercayaan yang amat besar dari industri periklanan
kepada para pelakunya. Kepercayaan ini selanjutnya diyakini akan memberi
mereka dorongan naluriah yang luar biasa untuk senantiasa berperilaku yang sesuai
dengan lingkungan sosial-budaya mereka.
(ii)
Sebagai bagian dari masyarakat, penerapan swakrama pada komunitas periklanan
akan sangat membantu dalam menegakkan sendi-sendi peradaban dalam
kehidupan bermasyarakat.
(iii)
Swakrama dapat meniadakan – setidaknya meminimalkan – campur tangan dari
mereka yang kurang memahami periklanan, termasuk pamong (government) atau
para penegak hukum, yang justru dapat menghambat perkembangan industri
periklanan.
(iv)
Dari aspek hak asasi dan demokrasi, ia juga merupakan wujud dari kebebasan
berpendapat dari komunitas periklanankepada pihak-pihak lain.
•
Menempatkan etika dalam struktur nilai moral yang saling dukung dengan ketentuan
perundang-undangan sebagai struktur nilai hukum.
•
Membantu khalayak memperoleh informasi sebanyak dan sebaikmungkin, dengan
mendorong digencarkannya iklan-iklanpersaingan, meskipun dengan syarat-syarat
tertentu.
•
Mengukuhkan paham kesetaraan jender, bukan sekadar persamaan
perlindungan, ataupun pemberdayaan terhadap perempuan.
•
Perlindungan terhadap hak-hak dasar anak.
•
Menutup ruang gerak bagi eksploitasi dan pemanfaatan pornografidalam periklanan.
•
Membuka diri bagi kemungkinan terus berkembangnya isi, ragam,pemeran, dan
wahana periklanan.
•
Dukungan bagi segala upaya yang sah dan wajar untuk dapatmeningkatkan belanja
per kapita periklanan nasional, dengan membuka peluang bagi beberapa institusi
tertentu untuk beriklan.
hak,
Setelah mengetahui peraturan dari EPI, ada pula peraturan UU RI NO. 32/2002 mengenai
penyiaran, isinya adalah :
ASAS, TUJUAN, FUNGSI, DAN ARAH
Pasal 2
Penyiaran diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik IndonesiaTahun 1945 dengan asas manfaat, adil dan merata, kepastian hukum,
keamanan, keberagaman,kemitraan, etika, kemandirian, kebebasan, dan tanggung jawab.
Pasal 3
Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional,
terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan
bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang
mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.
Pasal 4
(1) Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media
informasi, pendidikan,hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial.(2) Dalam menjalankan
fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), penyiaran juga mempunyai fungsi ekonomi
dan kebudayaan.
Pasal 5
Penyiaran diarahkan untuk :
1. menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun1945
2. menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri bangsa
3. meningkatkan kualitas sumber daya manusia
4. menjaga dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa
5. meningkatkan kesadaran ketaatan hukum dan disiplin nasional
6. menyalurkan pendapat umum serta mendorong peran aktif masyarakat dalam
pembangunan nasional dan daerah serta melestarikan lingkungan hidup
7. mencegah monopoli kepemilikan dan mendukung persaingan yang sehat di bidang
penyiaran
8. mendorong peningkatan kemampuan perekonomian rakyat, mewujudkan
pemerataan, dan memperkuatdaya saing bangsa dalam era globalisasi
9. memberikan informasi yang benar, seimbang, dan bertanggung jawab
10. memajukan kebudayaan nasional
Berdasarkan beberapa aturan di atas maka perlu para pembuat iklan maupun produsen
menyadari segala peraturan yang terkesan mengikat, namun sangat penting diperhatikan
untuk kemajuan bangsa.
Media iklan di televisi dipilih karena merupakan salah satu media iklan yang paling efektif
dalam menyampaikan pesan kepada konsumen potensial. Namun sayangnya, saat ini tidak
semua iklan di televisi dapat dikatakan baik. Ada beberapa tayangan iklan ditelevisi yang
kurang baik, sebab iklan tersebut kurang memikirkan unsur etika dalam tayangan iklannya.
Contohnya adalah saat ini banyak sekali iklan yang secara terang- terang menghina atau
menyindir para pesaing. Perang tarif telepon seluler misalnya. Ada juga iklan yang
memaanfatkan agama untuk mengkomersilkan barang dagangannya. Atau ada pula iklan
nakal yang menggunakan kemolekan tubuh wanita untuk menarik perhatian para penonton
tv sehingga iklannya dapat disaksikan dan menarik perhatian.
Berikut ini saya akan membahas mengenai iklan yang dianggap kurang etis untuk
di publish di masyarakat.
Contoh kasus Iklan Kopi Susu Ya!
Masih ingatkah Anda dengan iklan ini? Wanita cantik dan seksi masih diyakini mampu
meningkatkan penjualan produk yang ditawarkan. Misalnya saja seperti iklan yang dianggap
fulgar Kopi Susu Ya! yang ditayangkan di televisi pada tahun 2008-2009.
ya!kopi susu-dewi sansan
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=Aa5qal9KdAs
Julia Perez - Iklan Kopi Susu Ya..!
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=QRiyQyo3FeE
Analisis:
Menurut saya Iklan ini sangat tidak beretika karena terlalu fulgar dan
menunjukan Eksploitasi tubuh wanita secara besar-besaran dapat dilihat dalam iklan ini.
Selain itu pula produk yang diunggulkan tidak seberapa fokus tetapi malah bintang iklannya
yang berpakaian seksi dan menggoda. Iklan ini dibuat agar dapat menarik pembeli dari
bintang iklan yang ditampilkan. Iklan tersebut harus segera ditarik dari perputarannya di
media televisi karena selain tidak mendidik dan menjurus ke arah porno aksi , juga tidak
mencerminkan sebagai iklan yang seharusnya memberikan informasi yang berguna dan
positif bagi masyarakat luas mengenai produk tersebut. Sebagaimana mestinya sebuah
iklan haruslah mempresentasikan sebuah produk sebagai suatu konsumsi masyarakat yang
informatif dan mendidik.
Download