BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah menengah kejuruan merupakan sekolah yang mempersiapkan para lulusannya untuk siap bekerja di industri maupun untuk berwirausaha sesuai dengan keahliannya. Untuk itu sekolah menengah kejuruan perlu membekali lulusannya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang cukup agar lulusannya mampu bekerja dan bersaing di dunia industri. Hal ini membawa konsekuensi bahwa perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di SMK dari segi sarana dan prasarana, tenaga pendidik, peserta didik, media pembelajaran dan lain-lain yang berhubungan dengan proses belajar mengajar di sekolah. Berdasarkan hasil wawancara tertulis yang dilakukan pada tanggal 20 Februari 2012 di sekolah tersebut yang dilakukan kepada guru yang mengajar mata pelajaran teori las TIG didapatkan permasalahan, yaitu; (1) guru hanya mengambil buku tentang materi las TIG dari perpustakaan, sehingga ketika menjelaskan materi pelajaran kurang runtut penyampaiannya, (2) metode pembelajaran yang digunakan oleh guru berupa metode ceramah, sehingga hanya sebagaian kecil siswa yang mendengarkan, (3) kurangnya materi bahan ajar yang dimiliki guru pada mata pelajaran lasTIG, karena sulitnya mencari bahan referensi. Selaian itu peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa kelas XII jurusan Teknik Pengelasan di SMK N 1 Purworejo. Adapun hasil wawancara 1 yang diperoleh, yaitu; (1) siswa kurang begitu paham tentang pelajaran yang disampaiakan oleh guru, (2) kebanyakan siswa tidak mempunyai catatan maupun ringkasan tentang materi pelajaran las TIG karena metode mengajar yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah, (3) menurut siswa, teori pengantar praktik las TIG hanya diisi 2-3 kali pertemuan saja dari yang seharusnya yaitu 5 kali pertemuan, sehingga setelah itu siswa hanya dudukduduk di dalam kelas, (4) banyak siswa yang tidak mendengarkan penyampaian materi yang diberikan oleh guru mereka, (5) guru tidak memberikan ringkasan materi kepada siswa, sehingga siswa kesulitan dalam belajar, dan (6) ketika akan menghadapai test banyak siswa yang tidak belajar karena tidak mempunyai catatan atau ringkasan tentang pelajaran las TIG. Melihat permasalahan di atas, maka proses belajar mengajar pada siswa kelas XI jurusan teknik pengelasan kurang begitu efektif sehingga perlu adanya penggunaan sebuah media pembelajaran dan sumber bahan ajar yang baik untuk membantu proses belajar mengajar pada mata pelajaran las TIG. Oleh karena itu siswa memerlukan suatu media berupa modul yang di dalamnya berisi materi-materi bahan ajar yang disusun secara sistematis dan runtut. Dengan adanya modul ini memungkinkan siswa mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMK N 1 Purworejo, diperoleh data bahwa siswa kurang aktif dan mandiri dalam mengikuti proses 2 pembelajaran pada mata pelajaran mengelas dengan proses las gas tungsten. Hal ini dibuktikan dengan banyak siswa yang tidak mempunyai catatan terhadap mata pelajaran tersebut, bayak siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru mereka, dan jika mata pelajaran tersebut kosong atau tidak diisi oleh guru mereka, siswa hanya duduk-duduk di kelas saja tanpa belajar atau membaca dan bahkan ada yang pergi ke kantin. Berdasarkan fakta di atas, maka perlu dikembangkan sebuah perangkat pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan yang telah dipaparkan di atas. Salah satu alternatif yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah perlu dikambangkannya sebuah modul pada mata pelajaran tersebut karena dengan modul tersebut memungkinkan siswa dapat belajar secara mandiri oleh siswa baik di sekolah maupun di rumah sehingga siswa menjadi aktif dalam belajar, mempermudah dan memperjelas bahan ajar, dapat meningkatkan motivasi dan gairah belajar, dan memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Masih banyak siswa yang tidak mendengarkan materi yang disampaiakan oleh guru. 2. Keterbatasan materi yang dimiliki guru karena sulitnya mencari bahan referensi pada pelajaran las TIG. 3 3. Masih banyak siswa yang tidak mempunyai catatan atau ringkasan materi pada mata pelajaran mengelas dengan las TIG. 4. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang diberikan. 5. Waktu yang digunakan untuk proses belajar mengajar di kelas masih kurang begitu efektif. 6. Belum ada media pembelajaran yang mendukung kemudahan siswa dalam belajar. 7. Siswa kurang aktif dan mandiri dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. C. Batasan Masalah Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang dikemukakan di atas yaitu masih banyaknya siswa yang tidak mempunyai catatan materi dan banyak siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru mereka yang disebabkan siswa kurang aktif dan mandiri dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, sehingga perlu dikembangkan sebuah media berbentuk modul pada mata pelajaran mengelas dengan proses las gas tungsten untuk mendukung proses pembelajaran tersebut. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain: 4 1. Bagaimana proses pembuatan modul mata pelajaran Mengelas dengan Proses Las Gas Tungsten di SMKN 1 Purworejo? 2. Bagaimana kelayakan modul mata pelajaran Mengelas dengan Proses Las Gas Tungsten di SMKN 1 Purworejo? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dalam penelitian ini menghasilkan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan modul pada mata pelajaran Mengelas dengan Proses Las Gas Tungsten (las TIG) di SMK N 1 Purworejo. 2. Untuk mengetahui kelayakan modul mata pelajaran Mengelas dengan Proses Las Gas Tungsten di SMK N 1 Purworejo. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. b. Menjadi media pembelajaran yang dapat membantu dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran pada mata pelajaran Mengelas dengan Proses Las Gas Tungsten. 5 a. Menumbuhkan suatu sikap kepada mahasiswa untuk berfikir ilmiah, dinamis, kreatif dan aktif dalam mengembangkan dan mengimplementasikan ilmu pengetahuan terutama pada bidang kependidikan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pengembangan dan penyusunan modul dan sekaligus merupakan kesempatan untuk mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan. b. Bagi guru, menambah bahan ajar untuk guru khusunya pada mata pelajaran Mengelas dengan Proses Las Gas Tungsten sehingga siswa akan lebih termotivasi dan prestasi belajarnya dapat meningkat. c. Bagi siswa, meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Mengelas dengan Proses Las Gas Tungsten, memudahkan siswa untuk belajar baik di sekolah maupun belajar secara mandiri di rumah. d. Bagi sekolah, sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan proses belajar mengjar pada mata pelajaran Mengelas dengan Proses Las Gas Tungsten, sehingga dapat diketahui tingkat kemajuan prestasi siswa khususnya pada mata pelajaran tersebut. 6