LATAR BELAKANG - WHO 2010 HBV infection Global Public Health Concern 240 JUTA Penduduk dunia mengidap infeksi HBV kronis. HBV kronis penyakit hati stadium akhir (cirrhosis) atau Ca Hepar Ada Hubungan antara usia penderita saat mendapat infeksi primer dengan HBV kronis – Infeksi saat Perinatal 90% menjadi HBV kronis – Infeksi saat < 3 tahun 50% menjadi HBV kronis – Infeksi saat Dewasa 5% menjadi HBV kronis (transfusi, seks, luka, mukokutan) PENCEGAHAN Transmisi Vertikal (MTCT) / PERINATAL merupakan HAL TERPENTING Dalam Pencegahan Kejadian HBV kronis. INDONESIA - RISKESDAS 2013: 2,9 Juta penduduk mengidap hepatitis (1,2%) - Konsensus Nasional HBV (2012): 4,5 – 20 % HBV terjadi pada populasi sehat (Termasuk Ibu Hamil) - 5 PROPINSI TERTINGGI: NTT, PAPUA, SULSEL, SULTENG, dan ACEH Prevalensi hepatitis B Dewasa (19-49 tahun) 45 % daerah endemis tinggi 70-90% pddk dapat terinfeksi <40 thn 8-20% menjadi karier LATAR BELAKANG TRANSMISI HBV • Mayoritas kasus baru di negara berpenghasilan rendah disebabkan oleh MTCT dari ibu hamil • Mayoritas kasus baru di negara berpenghasilan tinggi disebabkan oleh transmisi horizontal di usia dewasa MEKANISME MTCT 1. Transmisi Intrauterin (Saat Kehamilan) : Janin terinfeksi saat kehamilan toleransi imun, transmisi tidak dapat dicegah dengan imunoprofilaksis pascasalin. 2. Transmisi Intrapartum (Paling Sering), bayi terinfeksi dari darah/sekret serviks saat persalinan. Dapat dicegah dengan imunisasi aktif/pasif 12 jam pertama setelah persalinan. 3. Transmisi setelah persalinan ( nifas dan sesudahnya) melalui cairan tubuh ibu 1. Transmisi Intrauterin a) Kebocoran plasenta (ancaman abortus atau kontraksi uterus), tindakan invasif pada infeksi spesifik yang menyertai (Amniosentesis pada infeksi TORCH) b) Transmisi seluler HBV dari plasenta sisi ibu ke sisi fetus, transfer PBMC (periferal blood Mononuclear cell) yang terinfeksi dari sirkulasi ibu ke sirkulasi fetus c) Transmisi genetik dari sperma atau ovum yang terinfeksi HBV dan menginfeksi embrio TIDAK DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI AKTIF/ PASIF 12 JAM PERTAMA NEONATUS PENYEBAB KEGAGALAN IMUNOPROFILAKSIS INFEKSI INTRAUTERIN Belum ada konsensus Diagnosis IIU; - Anti HBcAg positif pada neonatus (Chau et al) - Titer HBsAg tetap tinggi, 24 jam setelah immuno-profilaksis (Beasley et al) - HBsAg, HBeAg atau HBV DNA positif pada darah perifer neonatus (Li et al) - HBsAg positif dalam 24 jam dan saat 1 bulan/6 bulan pasca imunoprofilaksis (Zhang et al) 2. Transmisi intrapartum Paling sering Hampir semua MTCT melalui Transmisi Intrapartum, Paparan darah ibu dan cairan serviks pada mukokutan neonatus Apakah pemilihan cara persalinan berpengaruh? Masih Kontroversial • Umumnya berkesimpulan: Tidak ada efek signifikan pada cara persalinan terhadap bayi lahir dari ibu HBsAg positif yang sudah diberi imunoproflaksis (Vaksin + HBIG) Efek Cara Persalinan terhadap MTCT • Zhang et al, 2002: Penelitian ibu HBsAg positif 114 partus spontan; 40 VE/FE; 117 seksio sesarea tidak ada perbedaan transmisi setelah pemberian imuno profilaksis (HBIG + Vaksin) • Navabakhsh et al, 2011: 789 Seksio Sesarea ELEKTIF, lebih efektif mencegah MTCT • Yi et al, 2016 : tidak ada pengaruh cara persalinan dengan MTCT. • Li H, 2017,Uptodate: tidak ada perbedaan bermakna pada cara persalinan terhadap transmisi HBV 3. Transmisi pascasalin Transmisi pada masa Nifas/ Bayi atau Masa kanak kanak HBV terdeteksi pada ASI, darah ibu atau cairan ibu lainnya, Namun MENYUSUI TIDAK meningkatkan MTCT (Bila bayi telah mendapat HBIG dan vaksinasi pertama.) • Hill JB dkk,(2002) Meneliti 147 bayi dari ibu HBsAg + yang diberi imunoprofilaksis lengkap bayi dapat menyusui selama mungkin bila telah mendapat imunisasi I. Faktor Risiko Meningkatnya MTCT 1. Kadar DNA HBV serum tinggi: (>6 log10 copies /ml = 5,3log10 IU/ml) Transmisi Intrauterin Zhou dkk-2012: Terdapat hubungan antara kegagalan imunisasi dengan kadar DNA HBV maternal pada1043 Ibu hamil. DNA HBV serum tinggi 9-32% masih menularkan setelah vaksinasi dan HBIG. • Kadar DNA HBV tinggi sangat potensial untuk transmisi intrauterine menyebabkan kegagalan imunoprofilaksis I. Faktor Risiko Meningkatnya MTCT 2. HBeAg positif (menunjukkan Status Replikasi HBV): Ibu HBeAg-positif mempunyai laju transmisi 85-90% dibanding 32% HBsAg-positif. (CDC – 2015) Transmisi melalui kebocoran plasenta atau rute seluler. 3. Perdarahan hamil muda, Ab Imminens, ancaman preterm Transmisi transplasental 4. Prosedur invasif(amniosentesis pada penyakit infeksi TORCH) 5. HBV mutan dapat mentransmisikan Fulminant Hepatitis 6. Vaksinasi tidak lengkap II. PENCEGAHAN MTCT 1. Penapisan rutin pada ibu hamil terhadap HBsAg 2. Vaksinasi HBV menjadi program nasional 3. Pemberian Vaksinasi dan HBIG dalam kurun 12 jam pada Neonatus dari ibu dengan HBsAg positif. 4. Lanjutkan vaksinasi HBV pada 1 dan 6 bulan kemudian (kecuali preterm, mendapat tambahan vaksinasi 2 bulan kemudian 4 kali). 5. Pemberian Antiviral 6. Mengobati IBU II. PENCEGAHAN MTCT 1. Penapisan rutin pada ibu hamil terhadap HBsAg. Dilakukan saat pertamakali PNC pada SEMUA ibu hamil. - Bila negatif, anjurkan vaksinasi HBV selama hamil - Bila Positif, Periksa kadar DNA HBV dan keberadaan HBeAg, Periksa fungsi hati/ ALT, Bila kadar DNA tinggi / HBeAg positif, pertimbangkan pemberian antiviral - Bila HBeAg negatif diberi vaksin dan HBIG 12 jam pertama pascasalin, TIDAK perlu diberi ARV II. PENCEGAHAN MTCT • Pemberian HBIG dapat mengurangi tingkat penularan HBV dari >90% ibu positif HBeAg menjadi sekitar 26%. Bila dikombinasikan dengan vaksin hepatitis B, tingkat transmisi turun menjadi 7% • Beasley RP, Hwang LY, Lee GC, Lan CC, Roan CH, Huang FY, Chen CL. Prevention of perinatally transmitted hepatitis B virus infections with hepatitis B immune globulin and hepatitis B vaccine. Lancet. 1983 Nov 12;2(8359):1099-102. • Pada ibu HBsAg positif dan HBeAg negatif, vaksinasi saja tanpa HBIG efektivitasnya 75-90%, tidak berbeda setelah diberi HBIG strategi imunoprofilaksis yang lebih murah tapi efektif (TANPA HBIG pada ibu HBsAg saja yang positif). PEMBERIAN ANTIVIRAL TUJUAN: menurunkan DNA HBV ibu sebelum melahirkan mengurangi risiko transmisi akibat infeksi intrauterin Masalah : • Belum ada antiviral yang telah disetujui digunakan pada kehamilan (katagori B dan C) Kesehatan ibu dan janin harus dipertimbangkan secara mandiri, Bayi: risiko terpajan pengobatan selama embriogenesis awal Ibu: menghentikan atau mengganti obatobatan dapat mempengaruhi penyakit hati (jangka pendek dan jangka panjang) Potensi Teratogen Obat Cacat bawaan trimester I (% lahir hidup) Cacat bawaan trimester II/III (% lahir hidup) Lamivudine 127/4088 (3.1%) 186/6635 (2.5%) Tenofovir 31/1370 18/782 (2.3%) Telbivudine 0/9 0/9 Entecavir 1/42 0/2 Adefovir 0/48 0/0 Pemberian Antiviral Profilaksis Berdasarkan pengalaman pencegahan MTCT pada HIV berhasil – Dipikirkan untuk memberikan antivirus profilaksis pada kehamilan dengan HBV untuk mengurangi viral load terutama terhadap kejadian infeksi intrauterin (Trimester 3: 28-32 minggu) • Telbivudin, Tenofovir (katagori B) aman untuk ibu hamil • Lamivudin (katagori C) Antiviral pada kehamilan • • • Pengobatan antiviral pada trimester ketiga dapat mengurangi risiko HBV MTCT Dalam penelitian acak terkontrol dengan plasebo, lamivudine diberikan pada ibu yang sangat viremik (DNA HBV> 1000 mEq / mL) mulai usia kehamilan 32 minggu sampai 4 minggu pascapersalinan. Tingkat MTCT adalah 18% pada kelompok lamivudine vs 39% pada kelompok kontrol pada 52 minggu. 18. Xu WM, Cui YT, Wang L, Yang H, Liang ZQ, Li XM, Zhang SL, Qiao FY, Campbell F, Chang CN, Gardner S, Atkins M. Lamivudine in late pregnancy to prevent perinatal transmission of hepatitis B virus infection: a multicentre, randomized, double-blind, placebo-controlled study. J Viral Hepat. 2009 Feb;16(2):94-103. doi: 10.1111/j.13652893.2008.01056.x. Epub 2008 Oct 8. Masalah Kontroversial MTCT HBV: • Kegagalan imunoprofilaksis • Efek pemberian HBIG secara periodik pada ibu Hamil. • Keamanan antiviral (nukleosid/nukleotid analog) • Pemilihan cara persalinan • Keamanan menyusui Kegagalan Imunoprofilaksis • Faktor utama: Tingkat DNA HBV serum ibu tinggi • Terlambat memberikan Vaksin/Imunoglobulin/ tidak lengkap • Penularan HBV secara intrauterin • Mutasi genetik pada antigen permukaan HBV • Kegagalan bayi merespons vaksin karena masalah imunologis HBsAg HBsAg Tidak Tidak diperlukan tindakan lanjutan Evaluasi apabila memiliki risiko tinngi terkena infeksi Hep B • Laporkan Ibu dengan HbsAg positif ke Program Pencegahan Hepatitis B Prenatal • Identifikasi seluruh keluarga dan kontak seksual sesuai skrining sesuai rekomendasi petugas kesehatan Iya Test tambahan: • HBeAg (hepatitis B e-antigen) • HBV DNA Concentration • ALT (alanine aminotransferase) •Dipertimbangkan untuk divaksinasi ketika hamil atau postpartum • Ulangi Test HbsAg menjelang persalinan HBeAg Tidak Rujuk untuk perawatan postpartum . * Risiko tinggi terkena infeksi Hep B termasuk : keluarga, kontak seksual dengan HbsAg positif, pengguna narkoba; pasangan seksual lebih dari 1 orang dalam 6 bulan terakhir, pasien Infeksi Menular Seksual dalam evaluasi dan pengobatan ; Infeksi HIV, penyakit liver kronis ;pelancong internasional ke daerah endemis HbsAg>=2% atau HBV DNA >20,000 IU/mL atau ALT ≥19 IU/L Iya Rujuk segera ke Spesialis Adapted with permission from the Hepatitis B Foundation. Original publication: Apuzzio J, Block J, Cullison S, et al. Chronic Hepatitis B in pregnancy: A workshop consensus statement on screening, evaluation, and management, part 2. The Female Patient. 2012; 37(5):30-34 March 2015 Prosedur Pencegahan Transmisi Virus Hepatitis Ketika Persalinan Apabila HbsAg Ibu Tidak diketahui atau ditest ulang ketika persalinan Status Maternal HBsAg Ibu Tidak diketahui ketika bayi lahir Berikan Vaksin Hep B dan HbIg dalam waktu 6 jam pertama atau secepatnya ya BBerat bayi < 2000 g tidak Berikan Vaksin Hep B dalam waktu 6 jam pertama atau secepatnya Hasil HbsAg sudah ada HbsAg + • • • • Berikan ulang Vaksin Hep B 1 bulan kemudian Catatan : dosis ketika lahir tidak dianggap sebagai jadwal imunisasi Waspada dan beri tahu untuk dokter anak Beri Tahu Koordinator Depatemen Perinatal hepatitis B HbsAg HbsAg Ibu - + Ikuti rekomendasi jadwal vaksin Hep B HbsAg Ibu - • Berikan HbIg secepat mungkin tidak lebih dari 7 hari • Catatat waktu dan tanggal neonates dalam rekam medic • Waspada dan beri tahu dokter anak bersangkutan • Beru Tahu Koordinator Departemen perinatal; hep B Catat dan salin hasil lab HbsAg pada : • Catatan Persalinan Ibu • Rekam medis bayi di rs • HbsAg HbsAg Intruksi Pada Pemulangan pasien : • Berikan ibu catatan imunisasi bayi Selalu membawa catatan imunisasi bayi setiap kunjungan ke dokter anak • Edukasi Ibu untuk melengkapi imunisasi sesuai jadwal Ikuti rekomendasi jadwal Vaksin Heb B Pemeriksaan HBsAg pada semua wanita hamil saat pemeriksaan antenatal awal HBsAg (-) HBsAg (+) Vaksin HBV pada semua bayi baru lahir Vaksinasi HBV selama kehamilan Pengukuran kada DNA HBV & ALT pada kehamilan 28 minggu Vaksinasi HBV hingga tuntas sesuai jadwal ALT tinggi Pemberian HBIG dan vaksinasi HBV pada semua bayi baru lahir ALT rendah Terapi awal dengan tenofovir / telbivudine (baik monoterapi atau kombinasi dengan lamivudine) DNA HBV > 108 IU/mL DNA HBV <107 - 108 IU/mL DNA HBV <107 IU/mL Tenofovir atau telbivudine (baik dengan monoterapi atau dengan kombinasi lamivudine) Tenofovir, telbivudine atau lamivudine Diskusi dengan pasien mengenai pilihan terapi dengan lamivudine Penuntasan vaksinasi HBV sesuai jadwal Pantau untuk kemungkinan flare pasca pemberhentian dengan mengukur DNA HBV dan ALT setiap 1-2 bulan untuk 6 bulan Pemberian HBIG vaksinasi HBV pada semua bayi baru lahir Hentikan terapi saat melahirkan jika pasien memilih untuk menyusui Konfirmasi keberhasilan immuno-profilaksis dengan pemeriksaan HBsAg dan anti-HBs antara umur 9-18 bulan. KESIMPULAN 1. Periksa semua ibu Hamil terhadap HBsAg 2. Berikan Vaksin HBV pada ibu hamil yang HBsAg negatif (terutama RISTI) 3. Semua wanita hamil yang terinfeksi dan viral load tinggi/ HBeAg positif harus menerima ARV (Tenofovir, Telbivudin,Lamivudin) 4. Sering memantau tes fungsi hati & DNA Hep B 5. Neonatus yang lahir dari Ibu terinfeksi HBV (12 jam pertama), harus mendapat HBIG dan Vaksinasi HBV serial. 6. Cara Persalinan sesuai indikasi obstetric 7. Perhatikan kelanjutan kesehatan ibu TERIMAKASIH