Herliwati : Variasi Padat Penebaran Terhadap.... VARIASI PADAT PENEBARAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPA VARIATIONS ON THE GROWTH STOCKING DENSITY OF CATFISH LARVAE (CLARIAS SP) ARE MAINTAINED IN HAPA 1) Herliwati Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan 1) ABSTRAK Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh variasi padat penebaran benih terhadap pertumbuhan ikan lele sangkuriang yang dipelihara dalam hapa. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap, 3 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ikan lele sangkuriang (Clarias sp) pada perlakuan A (padat tebar 20 ekor/m2 ) yang di pelihara dalam hapa memiliki Pertumbuhan berat dan panjang relatif, konversi pakan lebih baik dibandingkan perlakuan B (padat tebar 40 ekor/m2) dan C (padat tebar 60 ekor/m2). Namun untuk sintasan, perlakuan A dan B memiliki nilai lebih baik dibandingkan perlakuan C. Hasil pengukuran kualitas air yang meliputi suhu, DO, pH, NH 3 dan CO2) pada umumnya masih berada pada kisaran yang dapat ditoleransi oleh benih ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp). Keyword : Lele Sangkuriang, Pertumbuhan dan hapa ABSTRACT The aim of the research was to determine the effect of different larvae stocking density on the growth of fish catfish cultivated in cage net. A completely randomized design was used in this study with, 3 treatments and 3 replications. The results of this study indicate that catfish (Clarias sp) in the treatment of A (stocking density 20 larvae/m2 ) has a growth weight, the relative lengths and feed conversion is better than treatment B ( stocking density of 40 larva / m2 ) and C ( stocking density of 60 larva / m2 ). But the survival rate of the treatment A and B have better than treatment C. The results of water quality measurement (temperature , DO, pH , NH 3 and CO2 ) are still within the range that can be tolerated by Sangkuriang catfish ( Clarias sp ) . Keyword : Sangkuriang Catfish, Growth, cage net 1 Fish Scientiae, Volume 6 Nomor 11, Juni 2016, hal 1-2 Salah satu faktor penting yang PENDAHULUAN perlu diperhatikan untuk meningkatkan Budidaya ikan merupakan salah satu hasil produksi dalam usaha budidaya usaha adalah kepadatan ikan. yang usahakan. menjanjikan untuk di Hal ini dapat dibuktikan Susanto di dalam Menurut Sintae (2002). dengan masih banyaknya petani ataupun Kepadatan merupakan salah satu faktor pengusaha yang tetap melakukan usaha yang dapat mempengaruhi budidaya ikan. pertumbuhan. (Khairuman, 2002). Hal ini terhadap disebabkan Salah satu jenis ikan yang memiliki kepadatan ikan yang terlalu tinggi dapat komoditas unggulan, serta mempunyai menyebakan prospek pasar yang baik.dibudidayakan makanan dan pengambilan oksigen dan adalah sangkuriang. ruang gerak bagi ikanpun menjadi Berdasarkan hasil penelitian ikan lele terbatas. Hal yang perlu diperhatikan sangkuriang ini pertumbuhan yang lebih sebelum kita melakukan usaha budidaya cepat, tahan terhadap penyakit ikan lele adalah sifat dari ikan ika ikan lele dan terjadinya persaingan dapat memanfaatkan pakan secara lebih tersebut. efisien (Anonim, 2007). Selain itu ikan Ikan lele sangkuriang termasuk ini sangat digemari oleh masyarakat satu jenis ikan yang bersifat canibal, karena rasanya yang gurih dan harganya sehingga kepadatan merupakan salah terjangkau oleh semua kalangan. Hal satu faktor yang sangat menentukan tersebut ditunjukkan dengan adanya keberhasilan suatu usaha budidaya ikan. peningkatan jumlah produksi ikan lele (Riswandi, dkk 2016). Berdasarkan hal konsumsi mulai tahun 2008 sebesar tersebut diatas 162.000 ton, kemudian pada tahun 2009 kepadatan yang optimal, maka perlu naik menjadi 250.000 ton pertahun dan dilakukan penelitian kearah pengaruh pada tahun 2010 permintaan tersebut kepadatan terhadap telah meningkat menjadi 273.554 ton pertumbuhan ikan lele sangkuriang yang pertahun Dirjen P2HP (2011) dalam di pelihara di dalam hapa Wibawa (2012). Informasi Berdasarkan hasil penelitian yang salah untuk mendapatkan berbeda tersebut Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa diperlukan upaya mengetahui sejauh mana pengaruh padat untuk meningkatkan produksi ikan lele 2 Herliwati : Variasi Padat Penebaran Terhadap.... penebaran benih yang berbeda terhadap 3m x 3m x 1m disekat menjadi 9 unit pertumbuhan ikan lele sangkuriang yang percobaan ( 1m x 1m x 1m) yang dipelihara dalam hapa. Hasil penelitian diletakkan dalam kolam dengan tinggi ini memberikan air 0,8 m. padat penebaran 20 ekor/m2 pertimbangan bagi petani ikan untuk (perlakuan A), 40 ekor/m2 (perlakuan B) memilih padat penebaran yang tepat dan 60 ekor/m2 (perlakuan C). Pakan untuk memacu pertumbuhan ikan lele yang digunakan pakan komersial merek sangkuriang. PT. Matahari Sakti tipe PF-118 dan PF 2 diharapkan dapat dengan dosis 5 % dari berat populasi METODE PENELITIAN ikan uji. Sebelum dilakukan percobaan, ikan uji terlebih dahulu disucihamakan Alat dan Bahan dari - Penelitian ini dilaksanakan di Kolam menggunakan Mentaos Permanganat Timur Banjarbaru Kecamatan Utara. Secara keseluruhan waktu yang diperlukan untuk penelitian ini adalah 6 bulan. organisme patogen larutan ( dengan Kalium KMnO4) dengan konsentrasi 4 mg/l selama 15 menit dan diberi aerasi ( Ernawati, 1997). Selama masa penelitian dilakukan pengamatan, meliputi : pengukuran berat dan panjang relatif, Analisis Data Penelitian Rancangan Acak ini menggunakan Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. A konversi pakan, sintasan ikan dan pengujian kualitas air (suhu, pH, DO, dan NH3 ) sebagai data penunjang. (Padat penebaran 20 ekor/m2), B (Padat penebaran 40 ekor/m2) dan Perlakuan C (Padat penebaran 60 ekor/m2). HASIL DAN PEMBAHASAN Ikan diuji yang digunakan adalah benih ikan Lele Sangkuriang dengan ukuran 5-8 cm dengan kisaran berat Hasil Berdasarkan hasil penelitian individu 6-8 g/ekor. Fasilitas budidaya selama 10 yang digunakan hapa dengan ukuran pertumbuhan berat dan panjang relatif minggu diperoleh hasil 3 Fish Scientiae, Volume 6 Nomor 11, Juni 2016, hal 1-4 (%), konversi pakan serta survival rate. yang Data tersebut di atas kemudian dianalisis menyebar sehingga di peroleh data rerata laju dilanjutkan dengan Uji homogenitas raga pertumbuhan berat dan panjang relatif Bartlett. diperoleh data homogen. Hasil (%), konversi pakan, serta survival rate perhitungan terhadap rerata pertumbuhan ikan Sebelum berat relatif, rerata pertumbuhan panjang dianalisis sidik ragamnya data tersebut relatif, dan konversi pakan dapat dilihat terlebih pada Tabel 1. lele sangkuriang. dahulu diuji dengan hasilnya menunjukkan normal. data Kemudian menggunakan Uji Normalitas Lilliefors Tabel 1. Hasil perhitungan terhadap rerata laju pertumbuhan berat dan panjang relatif (%), konversi pakan dan Sintasa (%). Rerata Laju Pertumbuhan Berat Relatif (%) 6.798,45 5.136,68 Perlakuan A B C 3.599,72 Sumber : Data primer yang diolah Rerata Laju Pertumbuhan Panjang Relatif (%) 411,73 300,23 196,79 Konversi Pakan (%) Sintasan (%) Faktor Kondisi 0,14 0,23 100 100 1,52 1,41 0,18 97,7 1,23 Tabel 2. Hasil Parameter Kualitas Air Selama Penelitian No Parameter 1 Suhu Air (0 C) 2. Oksigen terlarut (mg/L) 3 Karbondioksida (CO2) 4 Derajat Keasaman (Ph) 5. Kadar amoniak (ppm) Sumber : Data primer yang diolah Hasil Pengukuran 27,60 C – 31,50 C 4,6 mg/l – 7,6 mg/l 1,65 mg/l – 3,3 mg/l 5,75 – 7,5 0,05 mg/l – 0,15 mg/l perlakuan A (6798,45%), kemudian Pembahasan Dari Tabel 1 dapat diketahui diikuti oleh perlakuan B (5136,68%) dan bahwa kecepatan pertumbuhan berat perlakuan C (3599,72%). relatif ikan Lele Sangkuriang (Clarias Uji normalitas Liliefors terhadap nilai sp) persentase kecepatan pertumbuhan berat yang tertinggi terdapat pada 4 Herliwati : Variasi Padat Penebaran Terhadap.... relatif individu ikan Lele Sangkuriang Barlett menunjukkan bahwa data menyebar dimana X2 hitung (5,50424) < X2 tabel normal, dimana Li max 0,153 < Li tabel 5 % (5,991). Berdasarkan hasil analisis (0,05) 0,27. Hasil perhitungan uji sidik ragam nilai F hitung (65,39) > homogenitas menurut ragam Bartlett nilai F tabel 5% (6,94) dan 1 % (18,00) untuk data nilai persentase kecepatan artinya H1 ditolak dan H0 diterima. Hal pertumbuhan berat relatif ikan Lele ini menunjukkan adanya perbedaan yang Sangkuriang ini dapat menunjukkan sangat nyata pada semua perlakuan. Hasil analisis sidik Hasil uji lanjutan BNT diperoleh nilai data homogen. ragam menunjukkan bahwa (22,75) > F tabel (18,00). Hal hitung kecepatan pertumbuhan panjang relatif 5% (6,94) dan 1 % pada perlakuan A berbeda sangat nyata ini pertumbuhan berat Sangkuriang perlakuan menunjukkan dengan perlakuan B dan C. Perlakuan B relatif ikan Lele berbeda sangat nyata dengan perlakuan pada B F menunjukkan data homogen perlakuan dan A, perlakuan C C. Hal ini disebabkan padat tebar pada perlakuan A sesuai dengan ruang/ berpengaruh sangat nyata. Selanjutnya lingkungan tempat hidupnya ikan di dilakukan Uji Lanjutan BNT. bandingkan dengan perlakan B dan C. Hasil uji lanjutan BNT diperoleh nilai kecepatan Padat tebar pada perlakuan B lebih baik pertumbuhan berat dibandingkan ikan lele sangkuriang pada Menurut A berbeda sangat nyata Kadarini et al., (2010), padat penebaran dengan perlakuan B dan C. Perlakuan B selain dapat menyebabakan kompetisi berbeda nyata dengan perlakuan C. ruang gerak dan perebutan oksigen relative perlakuan Berdasarkan hasil uji normalitas Lilliefors panjang kecepatan pertumbuhan relatif (%) benih ikan Lele Sangkuriang diperoleh Handajani pada ikan, perlakuan (2002) juga C. dalam dapat menyebabkan ikan mengalami stres, sehingga dapat menghambat proses Lmax metabolisme dan dapat menurunkan (0,156) < Ltabel 5 % (0,271) sehingga nafsu makan ikan. Ikan yang mengalami dapat stres disimpulkan nilai terlarut dengan data menyebar normal. Hasil uji homogenitas ragam diduga karena tidak dapat menerima kondisi lingkungan yang tidak 5 Fish Scientiae, Volume 6 Nomor 11, Juni 2016, hal 1-6 sesuai dengan kehidupannya. penebaran yang menyebabkan terlalu tinggi, tabel 5% (6,94) dan 1 % (18). Berdasarkan Uji lanjutan BNJ, kompetisi diperoleh nilai konversi pakan sebagai untuk mendapatkan ruang gerak, pakan berikut. Perlakuan A berbeda sangat dan kebutuhan oksigen antar individu nyata dengan perlakuan B dan C. yang menyebabkan ikan stres dalam Perlakuan B jangka waktu yang lama, keadaan ikan dengan perlakuan C. Berdasarkan hasil yang menerus analisis terhadap nilai konversi pakan menyebabkan fungsi normal ikan akan memperlihatkan bahwa perlakuan B terganggu sehingga pertumbuhan ikan memilki nilai konversi pakan lebih besar menjadi lambat. Berdasarkan hasil dibandingkan pada perlakuan A dan C. penelitian, ikan lele sangkuriang yang Perlakuan C memiliki nilai konversi dipelihara dalam padat penebaran rendah pakan maka pertumbuhannya lebih baik bila perlakuan A. Hal ini menunjukkan dibandingkan pada padat bahwa pada perlakuan A makanan yang stres terjadinya Padat secara terus penebaran berbeda sangat lebih tinggi lebih nyata dibandingkan tinggi (Suyanto, 2002; Shafrudin et al., diberikan efesien untuk 2006), pertumbuhan ikan lele sangkuriang, Tabel 1 terlihat bahwa nilai dibandingkan pada perlakuan B dan C. konversi pakan tertinggi berturut turut Perlakuan C makanan yang diberikan selama pemeliharaan lebih terdapat pada efisien dibandingkan pada perlakuan B (0.23) perlakuan C (0.18), perlakuan B. Menurut Fujaya (2004) kemudian (0.14). menyatakan bahwa semakin kecil rasio kenormalan konversi pakan, semakin cocok makanan perlakuan Berdasarkan Liliefors hasil terhadap uji A pakan tersebut untuk menunjang pertumbuhan menunjukkan bahwa nilai Li mak 0,121 ikan peliharaan. Sebaliknya, semakin < Li tabel (0,05) 0,271, sehingga dapat besar rasio konversi pakan menunjukkan dinyatakan pakan yang diberikan tidak efektif untuk bahwa konversi data menyebar normal. Hasil uji homogenitas Ragam barlett menunjukkan bahwa ragam data memacu pertumbuhan ikan. Dari Tabel 1 menunjukkan homogen. Hasil analisis sidik ragam bahwa nilai daya kelangsungan hidup menunjukkan bahwa F hitung (22,75) > F dari ikan uji tertinggi terdapat pada 6 Herliwati : Variasi Padat Penebaran Terhadap.... perlakuan A (100 %) dan perlakuan B berkisar antara 1,23 – 1,52. Menurut (100%). Disusul perlakuan C (97,7 %). Effendie (1997), apabila badan ikan agak Tingginya nilai rata-rata sintasan ikan pipih, harga faktor kondisi berkisar Lele Sangkuriang pada perlakuan A dan antara 2 – 4. Badan ikan kurang pipih, B didukung oleh kualitas air, pakan yang harga faktor kondisi berkisar antara 1 – baik, serta kemampuan ikan dalam 3. mencerna dan menerima makanan lebih Berdasarkan hasil perhitungan baik. Penanganan yang hati-hati pada nilai faktor kondisi tertinggi selama saat penelitian merupakan salah satu penelitian berturut turut terdapat pada faktor yang dapat meningkatkan nilai perlakuan A (1,52), perlakuan B (1,41) sintasan atau survival rate ikan lele. dan yang terendah pada perlakuan C Pendapat ini serupa dengan pernyataan (1,23). Haryati (2002) bahwa daya Hasil Uji Homogenitas Ragam kelangsungan hidup dan mortalitas ikan Barlett terhadap faktor kondisi ikan uji dipengaruhi oleh beberapa faktor antara diperoleh nilai X2 hitung (2,683) < X2 lain umur, kondisi perairan, parasit, tabel (5,991) sehingga dapat dinyatakan makanan, dan penanganan. Ditambahkan bahwa data homogen. Sedangkan hasil oleh Khairuman dan Dodi (2002), Uji Normalitas Liliefors diperoleh L keberhasilan hitung (0,132) < L tabel (0,271) yang peningkatan produksi dalam pemeliharaan benih ikan Lele berarti data menyebar normal tergantung dari berbagai faktor penting analisis sidik ragam (ANOVA) terhadap yang sifatnya harus seimbang, yaitu faktor kondisi ikan uji diperoleh nilai nutrisi dari makanan, kualitas air dan nilai F hitung (11,91) > F tabel 5 % jumlah benih yang dipelihara. (6,94) dan F tabel 1% (18,00) sehingga yang Hasil Faktor kondisi adalah keadaan terima H1 dan tolak H0. menyatakan dilanjutkan Uji BNT. Hasil uji lanjutan kemontokan ikan Kemudian dengan angka, dimana perhitungannya BNT diperoleh Perlakuan A tidak berdasarkan pada panjang dan berat berbeda nyata dengan perlakuan B dan ikan. Berdasarkan hasil perhitungan berbeda sangat nyata dengan perlakuan nilai faktor kondisi ketiga perlakuan C. Perlakuan B berbeda nyata dengan 7 Fish Scientiae, Volume 6 Nomor 11, Juni 2016, hal 1-8 perlakuan C. Tingginya nilai faktor (Clarias Sp), dapat diambil kesimpulan kondisi ikan Lele Sangkuriang pada sebagai berikut : perlakuan A kondisi ikan menunjukkan bahwa 1. Ikan lele sangkuriang (Clarias Sp ) cukup montok pada perlakuan A (padat tebar 20 dibandingkan denga perlakuan yang ekor/m2 ) yang di pelihara dalam lainnya. Berdasarkan hasil penelitian hapa nilai faktor kondisi ikan dipengaruhi dan panjang relatif, konversi pakan oleh makanan, umur, jenis kelamin dan lebih baik dibandingkan perlakuan B kematangan gonad (Effendie, 1997), (padat tebar 40 ekor/m2) dan C (padat tebar 60 ekor/m2). Namun Kualitas air yang diukur dalam memiliki Pertumbuhan berat penelitian ini meliputi suhu, pH, DO untuk (Oksigen memiliki terlarut), CO2 dan NH3 (Amoniak). sintasa perlakuan A dan B nilai sintasan lebih baik dibandingkan perlakuan C. Pengamatan kualitas air 2. Hasil pengukuran dan analisa dilakukan setiap 2 minggu sekali, rata- parameter kualitas air (suhu, Do, pH, rata hasil pengukuran selama penelitian NH3 dan CO2) pada umumnya masih suhu : 27,60 C – 31,50 C; DO, 4,6 mg/l – berada pada kisaran yang dapat 7,6 mg/l ; CO2 : 1,65 mg/l – 3,3 mg/l; ditoleransi oleh benih ikan Lele Ph : 5,75 – 7,5; dan NH3 : 0,05 mg/l – Sangkuriang (Clarias sp). 0,15 mg/l. Berdasarkan data tersebut semua kualitas air selama pemeliharaan Berdasarkan hasil penelitian yang masih dalam batas kisaran yang dapat dilakukan maka diambil kesimpulan ditolerer sebagai berikut: untuk pertumbuhan dan sintasan ikan lele sangkuriang yang 1. Berdasarkan uji ketengikan dan uji dipelihara dalam hapa. organoleptik menunjukkan bahwa KESIMPULAN DAN SARAN kadar ketengikan pada pengamatan pada hari ke-1 perlakuan tidak berbeda nyata sedangkan hari ke-15 Kesimpulan Dari hasil perlakuan sangat penelitian berbeda nyata. Mengenai Untuk pengujian organoleptik pada ”Pemeliharaan Ikan Lele Sangkuriang pengujian warna dan rasa semua 8 Herliwati : Variasi Padat Penebaran Terhadap.... perlakuan berbeda nyata, sedangkan Perlu adanya penelitian lanjutan aroma dan tekstur menunjukkan terhadap semua sangkuriang dengan menggunakan jenis perlakuan tidak berbeda nyata. pertumbuhan ikan lele pakan yang lain. 2. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan terbaik untuk hari ke-1 adalah pada perlakuan A. Sedangkan perlakuan yang terbaik pada penyimpanan hari ke-15 adalah pada perlakuan D. Saran DAFTAR PUSTAKA ______, 2007. Lele Sangkuriang (Clarias sp). Poster tentang silsilah dan karakteristik Lele Sangkuriang. Balai Besar Pengembangan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Sukabumi. 11 Halaman. Effendie,M. I., 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. 16 33 halaman. Ernawati, 1997. Pemberian Jenis Pakan Komersial yang Tenggelam dengan Asal Produksi yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Patin (Pangasius suchi Fowler) yang Dipelihara Dalam Hapa di Kolam. (Skripsi). Fakultas Perikanan Unlam.72 Halaman. Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan, Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. PT Rineka Cipta. Jakarta. 179 Halaman. Haryati, 2002. Respon Larva Ikan Bandeng (Chanos-chanos forskal) Terhadap Pakan Buatan Dalam Sistem Pembenihan (Desertasi). Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 248 halaman. Kadarini. T, Sholichah. L dan., Gladiyakti. M. 2010. Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Sintasan Dan Pertumbuhan Benih Ikan Silver Dolar. [Jurnal]. Universitas Diponegoro, Semarang. 9 Fish Scientiae, Volume 6 Nomor 11, Juni 2016, hal 1-10 Khairuman dan Dodi S. 2002. Budidaya Patin Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Tanggerang. 89 halaman. Suyanto, S.R. 2002. Budidaya Ikan lele.Penebar Swadaya.Jakarta. Shafrudin. D., Yuniarti, dan Setiawati. M. 2006. Pengaruh Kepadatan Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.) Terhadap Produksi Pada Sistem Budidaya Dengan Pengendalian Nitrogen Melalui Penambahan Tepung Terigu. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5 (2):137-147. Sintae. 2002. Budidaya Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. 23 halaman. Wibawa. 2012. Analisis Kepuasan Pelanggan Vaksin Hydrovac (Studi Kasus Pembudidaya Lele Di Kabupaten Bogor) [Tesis]. Program Studi Manajemen dan Bisnis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 10