Variasi Padat Penebaran Terhadap.... VARIASI

advertisement
Herliwati : Variasi Padat Penebaran Terhadap....
VARIASI PADAT PENEBARAN TERHADAP PERTUMBUHAN
BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp)
YANG DIPELIHARA DALAM HAPA
VARIATIONS ON THE GROWTH STOCKING DENSITY OF CATFISH
LARVAE (CLARIAS SP) ARE MAINTAINED IN HAPA
1)
Herliwati
Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan
1)
ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh variasi padat penebaran benih terhadap
pertumbuhan ikan lele sangkuriang yang dipelihara dalam hapa. Rancangan yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap, 3 perlakuan dan 3
ulangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ikan lele sangkuriang (Clarias sp)
pada perlakuan A (padat tebar 20 ekor/m2 ) yang di pelihara dalam hapa memiliki
Pertumbuhan berat dan panjang relatif, konversi pakan lebih baik dibandingkan
perlakuan B (padat tebar 40 ekor/m2) dan C (padat tebar 60 ekor/m2). Namun untuk
sintasan, perlakuan A dan B memiliki nilai lebih baik dibandingkan perlakuan C. Hasil
pengukuran kualitas air yang meliputi suhu, DO, pH, NH 3 dan CO2) pada umumnya
masih berada pada kisaran yang dapat ditoleransi oleh benih ikan Lele Sangkuriang
(Clarias sp).
Keyword : Lele Sangkuriang, Pertumbuhan dan hapa
ABSTRACT
The aim of the research was to determine the effect of different larvae stocking density on
the growth of fish catfish cultivated in cage net. A completely randomized design was
used in this study with, 3 treatments and 3 replications. The results of this study indicate
that catfish (Clarias sp) in the treatment of A (stocking density 20 larvae/m2 ) has a
growth weight, the relative lengths and feed conversion is better than treatment B (
stocking density of 40 larva / m2 ) and C ( stocking density of 60 larva / m2 ). But the
survival rate of the treatment A and B have better than treatment C. The results of water
quality measurement (temperature , DO, pH , NH 3 and CO2 ) are still within the range
that can be tolerated by Sangkuriang catfish ( Clarias sp ) .
Keyword : Sangkuriang Catfish, Growth, cage net
1
Fish Scientiae, Volume 6 Nomor 11, Juni 2016, hal 1-2
Salah satu faktor penting yang
PENDAHULUAN
perlu diperhatikan untuk meningkatkan
Budidaya ikan merupakan salah satu
hasil produksi dalam usaha budidaya
usaha
adalah kepadatan ikan.
yang
usahakan.
menjanjikan
untuk
di
Hal ini dapat dibuktikan
Susanto
di
dalam
Menurut
Sintae
(2002).
dengan masih banyaknya petani ataupun
Kepadatan merupakan salah satu faktor
pengusaha yang tetap melakukan usaha
yang dapat mempengaruhi
budidaya ikan.
pertumbuhan.
(Khairuman, 2002).
Hal
ini
terhadap
disebabkan
Salah satu jenis ikan yang memiliki
kepadatan ikan yang terlalu tinggi dapat
komoditas unggulan, serta mempunyai
menyebakan
prospek pasar yang baik.dibudidayakan
makanan dan pengambilan oksigen dan
adalah
sangkuriang.
ruang gerak bagi ikanpun menjadi
Berdasarkan hasil penelitian ikan lele
terbatas. Hal yang perlu diperhatikan
sangkuriang ini pertumbuhan yang lebih
sebelum kita melakukan usaha budidaya
cepat, tahan terhadap penyakit
ikan lele adalah sifat dari ikan ika
ikan
lele
dan
terjadinya
persaingan
dapat memanfaatkan pakan secara lebih
tersebut.
efisien (Anonim, 2007). Selain itu ikan
Ikan lele sangkuriang termasuk
ini sangat digemari oleh masyarakat
satu jenis ikan yang bersifat canibal,
karena rasanya yang gurih dan harganya
sehingga kepadatan merupakan salah
terjangkau oleh semua kalangan. Hal
satu faktor yang sangat menentukan
tersebut ditunjukkan dengan adanya
keberhasilan suatu usaha budidaya ikan.
peningkatan jumlah produksi ikan lele
(Riswandi, dkk 2016). Berdasarkan hal
konsumsi mulai tahun 2008 sebesar
tersebut diatas
162.000 ton, kemudian pada tahun 2009
kepadatan yang optimal, maka perlu
naik menjadi 250.000 ton pertahun dan
dilakukan penelitian kearah
pengaruh
pada tahun 2010 permintaan tersebut
kepadatan
terhadap
telah meningkat menjadi 273.554 ton
pertumbuhan ikan lele sangkuriang yang
pertahun Dirjen P2HP (2011) dalam
di pelihara di dalam hapa
Wibawa
(2012).
Informasi
Berdasarkan hasil penelitian
yang
salah
untuk mendapatkan
berbeda
tersebut
Penelitian ini bertujuan untuk
menunjukkan bahwa diperlukan upaya
mengetahui sejauh mana pengaruh padat
untuk meningkatkan produksi ikan lele
2
Herliwati : Variasi Padat Penebaran Terhadap....
penebaran benih yang berbeda terhadap
3m x 3m x 1m disekat menjadi 9 unit
pertumbuhan ikan lele sangkuriang yang
percobaan ( 1m x 1m x 1m) yang
dipelihara dalam hapa. Hasil penelitian
diletakkan dalam kolam dengan tinggi
ini
memberikan
air 0,8 m. padat penebaran 20 ekor/m2
pertimbangan bagi petani ikan untuk
(perlakuan A), 40 ekor/m2 (perlakuan B)
memilih padat penebaran yang
tepat
dan 60 ekor/m2 (perlakuan C). Pakan
untuk memacu pertumbuhan ikan lele
yang digunakan pakan komersial merek
sangkuriang.
PT. Matahari Sakti tipe PF-118 dan PF 2
diharapkan
dapat
dengan dosis 5 % dari berat populasi
METODE PENELITIAN
ikan uji. Sebelum dilakukan percobaan,
ikan uji terlebih dahulu disucihamakan
Alat dan Bahan
dari
-
Penelitian ini dilaksanakan di Kolam
menggunakan
Mentaos
Permanganat
Timur
Banjarbaru
Kecamatan
Utara.
Secara
keseluruhan waktu yang diperlukan
untuk penelitian ini adalah 6 bulan.
organisme
patogen
larutan
(
dengan
Kalium
KMnO4)
dengan
konsentrasi 4 mg/l selama 15 menit dan
diberi aerasi ( Ernawati, 1997).
Selama masa penelitian dilakukan
pengamatan, meliputi : pengukuran berat
dan panjang relatif,
Analisis Data
Penelitian
Rancangan
Acak
ini
menggunakan
Kelompok
(RAK)
dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. A
konversi pakan,
sintasan ikan dan pengujian kualitas air
(suhu, pH, DO, dan NH3 ) sebagai data
penunjang.
(Padat penebaran 20 ekor/m2), B (Padat
penebaran 40 ekor/m2) dan Perlakuan C
(Padat penebaran 60 ekor/m2).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ikan diuji yang digunakan adalah
benih ikan Lele Sangkuriang dengan
ukuran
5-8 cm dengan kisaran berat
Hasil
Berdasarkan
hasil
penelitian
individu 6-8 g/ekor. Fasilitas budidaya
selama 10
yang digunakan hapa dengan ukuran
pertumbuhan berat dan panjang relatif
minggu
diperoleh
hasil
3
Fish Scientiae, Volume 6 Nomor 11, Juni 2016, hal 1-4
(%), konversi pakan serta survival rate.
yang
Data tersebut di atas kemudian dianalisis
menyebar
sehingga di peroleh data
rerata laju
dilanjutkan dengan Uji homogenitas raga
pertumbuhan berat dan panjang relatif
Bartlett. diperoleh data homogen. Hasil
(%), konversi pakan, serta survival rate
perhitungan terhadap rerata pertumbuhan
ikan
Sebelum
berat relatif, rerata pertumbuhan panjang
dianalisis sidik ragamnya data tersebut
relatif, dan konversi pakan dapat dilihat
terlebih
pada Tabel 1.
lele
sangkuriang.
dahulu
diuji
dengan
hasilnya
menunjukkan
normal.
data
Kemudian
menggunakan Uji Normalitas Lilliefors
Tabel 1. Hasil perhitungan terhadap rerata laju pertumbuhan berat dan panjang relatif
(%), konversi pakan dan Sintasa (%).
Rerata Laju
Pertumbuhan
Berat Relatif
(%)
6.798,45
5.136,68
Perlakuan
A
B
C
3.599,72
Sumber : Data primer yang diolah
Rerata Laju
Pertumbuhan
Panjang Relatif
(%)
411,73
300,23
196,79
Konversi
Pakan (%)
Sintasan
(%)
Faktor
Kondisi
0,14
0,23
100
100
1,52
1,41
0,18
97,7
1,23
Tabel 2. Hasil Parameter Kualitas Air Selama Penelitian
No
Parameter
1
Suhu Air (0 C)
2.
Oksigen terlarut (mg/L)
3
Karbondioksida (CO2)
4
Derajat Keasaman (Ph)
5.
Kadar amoniak (ppm)
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil Pengukuran
27,60 C – 31,50 C
4,6 mg/l – 7,6 mg/l
1,65 mg/l – 3,3 mg/l
5,75 – 7,5
0,05 mg/l – 0,15 mg/l
perlakuan A (6798,45%), kemudian
Pembahasan
Dari Tabel 1
dapat diketahui
diikuti oleh perlakuan B (5136,68%) dan
bahwa kecepatan pertumbuhan berat
perlakuan C (3599,72%).
relatif ikan Lele Sangkuriang (Clarias
Uji normalitas Liliefors terhadap nilai
sp)
persentase kecepatan pertumbuhan berat
yang
tertinggi
terdapat
pada
4
Herliwati : Variasi Padat Penebaran Terhadap....
relatif individu ikan Lele Sangkuriang
Barlett
menunjukkan bahwa data menyebar
dimana X2 hitung (5,50424) < X2 tabel
normal, dimana Li max 0,153 < Li tabel
5 % (5,991). Berdasarkan hasil analisis
(0,05)
0,27. Hasil perhitungan uji
sidik ragam nilai F hitung (65,39) >
homogenitas menurut ragam Bartlett
nilai F tabel 5% (6,94) dan 1 % (18,00)
untuk data nilai persentase kecepatan
artinya H1 ditolak dan H0 diterima. Hal
pertumbuhan berat relatif ikan Lele
ini menunjukkan adanya perbedaan yang
Sangkuriang ini dapat
menunjukkan
sangat nyata pada semua perlakuan.
Hasil analisis sidik
Hasil uji lanjutan BNT diperoleh nilai
data homogen.
ragam menunjukkan bahwa
(22,75) > F
tabel
(18,00).
Hal
hitung
kecepatan pertumbuhan panjang relatif
5% (6,94) dan 1 %
pada perlakuan A berbeda sangat nyata
ini
pertumbuhan berat
Sangkuriang
perlakuan
menunjukkan
dengan perlakuan B dan C. Perlakuan B
relatif ikan Lele
berbeda sangat nyata dengan perlakuan
pada
B
F
menunjukkan data homogen
perlakuan
dan
A,
perlakuan
C
C. Hal ini disebabkan padat tebar pada
perlakuan A
sesuai dengan ruang/
berpengaruh sangat nyata. Selanjutnya
lingkungan tempat hidupnya ikan di
dilakukan Uji Lanjutan BNT.
bandingkan dengan perlakan B dan C.
Hasil uji lanjutan BNT diperoleh
nilai kecepatan
Padat tebar pada perlakuan B lebih baik
pertumbuhan
berat
dibandingkan
ikan lele sangkuriang
pada
Menurut
A berbeda sangat
nyata
Kadarini et al., (2010), padat penebaran
dengan perlakuan B dan C. Perlakuan B
selain dapat menyebabakan kompetisi
berbeda nyata dengan perlakuan C.
ruang gerak dan perebutan oksigen
relative
perlakuan
Berdasarkan hasil uji normalitas
Lilliefors
panjang
kecepatan
pertumbuhan
relatif (%) benih ikan Lele
Sangkuriang
diperoleh
Handajani
pada
ikan,
perlakuan
(2002)
juga
C.
dalam
dapat
menyebabkan ikan mengalami stres,
sehingga
dapat menghambat proses
Lmax
metabolisme dan dapat menurunkan
(0,156) < Ltabel 5 % (0,271) sehingga
nafsu makan ikan. Ikan yang mengalami
dapat
stres
disimpulkan
nilai
terlarut
dengan
data
menyebar
normal. Hasil uji homogenitas ragam
diduga
karena
tidak
dapat
menerima kondisi lingkungan yang tidak
5
Fish Scientiae, Volume 6 Nomor 11, Juni 2016, hal 1-6
sesuai dengan kehidupannya.
penebaran
yang
menyebabkan
terlalu
tinggi,
tabel
5% (6,94) dan 1 % (18).
Berdasarkan
Uji
lanjutan
BNJ,
kompetisi
diperoleh nilai konversi pakan sebagai
untuk mendapatkan ruang gerak, pakan
berikut. Perlakuan A berbeda sangat
dan kebutuhan oksigen antar individu
nyata dengan perlakuan B dan C.
yang menyebabkan ikan stres dalam
Perlakuan B
jangka waktu yang lama, keadaan ikan
dengan perlakuan C. Berdasarkan hasil
yang
menerus
analisis terhadap nilai konversi pakan
menyebabkan fungsi normal ikan akan
memperlihatkan bahwa perlakuan B
terganggu sehingga pertumbuhan ikan
memilki nilai konversi pakan lebih besar
menjadi lambat.
Berdasarkan hasil
dibandingkan pada perlakuan A dan C.
penelitian, ikan lele sangkuriang yang
Perlakuan C memiliki nilai konversi
dipelihara dalam padat penebaran rendah
pakan
maka pertumbuhannya lebih baik bila
perlakuan A. Hal ini menunjukkan
dibandingkan pada padat
bahwa pada perlakuan A makanan yang
stres
terjadinya
Padat
secara
terus
penebaran
berbeda sangat
lebih
tinggi
lebih
nyata
dibandingkan
tinggi (Suyanto, 2002; Shafrudin et al.,
diberikan
efesien
untuk
2006),
pertumbuhan ikan lele sangkuriang,
Tabel 1 terlihat bahwa nilai
dibandingkan pada perlakuan B dan C.
konversi pakan tertinggi berturut turut
Perlakuan C makanan yang diberikan
selama pemeliharaan
lebih
terdapat pada
efisien
dibandingkan
pada
perlakuan B (0.23) perlakuan C (0.18),
perlakuan B. Menurut Fujaya (2004)
kemudian
(0.14).
menyatakan bahwa semakin kecil rasio
kenormalan
konversi pakan, semakin cocok makanan
perlakuan
Berdasarkan
Liliefors
hasil
terhadap
uji
A
pakan
tersebut untuk menunjang pertumbuhan
menunjukkan bahwa nilai Li mak 0,121
ikan peliharaan. Sebaliknya, semakin
< Li tabel (0,05) 0,271, sehingga dapat
besar rasio konversi pakan menunjukkan
dinyatakan
pakan yang diberikan tidak efektif untuk
bahwa
konversi
data
menyebar
normal. Hasil uji homogenitas Ragam
barlett menunjukkan bahwa ragam data
memacu pertumbuhan ikan.
Dari
Tabel
1
menunjukkan
homogen. Hasil analisis sidik ragam
bahwa nilai daya kelangsungan hidup
menunjukkan bahwa F hitung (22,75) > F
dari ikan uji tertinggi terdapat pada
6
Herliwati : Variasi Padat Penebaran Terhadap....
perlakuan A (100 %) dan perlakuan B
berkisar antara 1,23 – 1,52.
Menurut
(100%). Disusul perlakuan C (97,7 %).
Effendie (1997), apabila badan ikan agak
Tingginya nilai rata-rata sintasan ikan
pipih, harga faktor kondisi berkisar
Lele Sangkuriang pada perlakuan A dan
antara 2 – 4. Badan ikan kurang pipih,
B didukung oleh kualitas air, pakan yang
harga faktor kondisi berkisar antara 1 –
baik, serta kemampuan ikan dalam
3.
mencerna dan menerima makanan lebih
Berdasarkan hasil perhitungan
baik. Penanganan yang hati-hati pada
nilai faktor kondisi tertinggi selama
saat penelitian merupakan
salah satu
penelitian berturut turut terdapat pada
faktor yang dapat meningkatkan nilai
perlakuan A (1,52), perlakuan B (1,41)
sintasan atau survival rate ikan lele.
dan yang terendah pada perlakuan C
Pendapat ini serupa dengan pernyataan
(1,23).
Haryati
(2002)
bahwa
daya
Hasil Uji Homogenitas Ragam
kelangsungan hidup dan mortalitas ikan
Barlett terhadap faktor kondisi ikan uji
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
diperoleh nilai X2 hitung (2,683) < X2
lain umur, kondisi perairan, parasit,
tabel (5,991) sehingga dapat dinyatakan
makanan, dan penanganan. Ditambahkan
bahwa data homogen. Sedangkan hasil
oleh Khairuman dan Dodi (2002),
Uji Normalitas Liliefors diperoleh L
keberhasilan
hitung (0,132) < L tabel (0,271) yang
peningkatan
produksi
dalam pemeliharaan benih ikan Lele
berarti data menyebar normal
tergantung dari berbagai faktor penting
analisis sidik ragam (ANOVA) terhadap
yang sifatnya harus seimbang, yaitu
faktor kondisi ikan uji diperoleh nilai
nutrisi dari makanan, kualitas air dan
nilai F hitung (11,91) > F tabel 5 %
jumlah benih yang dipelihara.
(6,94) dan F tabel 1% (18,00) sehingga
yang
Hasil
Faktor kondisi adalah keadaan
terima H1 dan tolak H0.
menyatakan
dilanjutkan Uji BNT. Hasil uji lanjutan
kemontokan
ikan
Kemudian
dengan angka, dimana perhitungannya
BNT
diperoleh Perlakuan A tidak
berdasarkan pada panjang dan berat
berbeda nyata dengan perlakuan B dan
ikan.
Berdasarkan hasil perhitungan
berbeda sangat nyata dengan perlakuan
nilai faktor kondisi ketiga perlakuan
C. Perlakuan B berbeda nyata dengan
7
Fish Scientiae, Volume 6 Nomor 11, Juni 2016, hal 1-8
perlakuan C.
Tingginya nilai faktor
(Clarias Sp), dapat diambil kesimpulan
kondisi ikan Lele Sangkuriang pada
sebagai berikut :
perlakuan
A
kondisi
ikan
menunjukkan
bahwa
1. Ikan lele sangkuriang (Clarias Sp )
cukup
montok
pada perlakuan A (padat tebar 20
dibandingkan denga perlakuan yang
ekor/m2 ) yang di pelihara dalam
lainnya. Berdasarkan hasil penelitian
hapa
nilai faktor kondisi ikan dipengaruhi
dan panjang relatif, konversi pakan
oleh makanan, umur, jenis kelamin dan
lebih baik dibandingkan perlakuan B
kematangan gonad (Effendie, 1997),
(padat tebar 40 ekor/m2)
dan C
(padat tebar 60 ekor/m2).
Namun
Kualitas air yang diukur dalam
memiliki Pertumbuhan berat
penelitian ini meliputi suhu, pH, DO
untuk
(Oksigen
memiliki
terlarut),
CO2
dan
NH3
(Amoniak).
sintasa perlakuan A dan B
nilai sintasan lebih baik
dibandingkan perlakuan C.
Pengamatan
kualitas
air
2. Hasil
pengukuran
dan
analisa
dilakukan setiap 2 minggu sekali, rata-
parameter kualitas air (suhu, Do, pH,
rata hasil pengukuran selama penelitian
NH3 dan CO2) pada umumnya masih
suhu : 27,60 C – 31,50 C; DO, 4,6 mg/l –
berada pada kisaran yang dapat
7,6 mg/l ; CO2 : 1,65 mg/l – 3,3 mg/l;
ditoleransi oleh benih ikan Lele
Ph : 5,75 – 7,5; dan NH3 : 0,05 mg/l –
Sangkuriang (Clarias sp).
0,15 mg/l.
Berdasarkan data tersebut
semua kualitas air selama pemeliharaan
Berdasarkan hasil penelitian yang
masih dalam batas kisaran yang dapat
dilakukan maka diambil kesimpulan
ditolerer
sebagai berikut:
untuk
pertumbuhan
dan
sintasan ikan lele sangkuriang yang
1. Berdasarkan uji ketengikan dan uji
dipelihara dalam hapa.
organoleptik menunjukkan bahwa
KESIMPULAN DAN SARAN
kadar ketengikan pada pengamatan
pada hari ke-1 perlakuan tidak
berbeda nyata sedangkan hari ke-15
Kesimpulan
Dari
hasil
perlakuan sangat
penelitian
berbeda nyata.
Mengenai
Untuk pengujian organoleptik pada
”Pemeliharaan Ikan Lele Sangkuriang
pengujian warna dan rasa semua
8
Herliwati : Variasi Padat Penebaran Terhadap....
perlakuan berbeda nyata, sedangkan
Perlu adanya penelitian lanjutan
aroma dan tekstur menunjukkan
terhadap
semua
sangkuriang dengan menggunakan jenis
perlakuan
tidak
berbeda
nyata.
pertumbuhan
ikan
lele
pakan yang lain.
2. Hasil yang didapatkan dari penelitian
ini menunjukkan bahwa perlakuan
terbaik untuk hari ke-1 adalah pada
perlakuan A. Sedangkan perlakuan
yang terbaik pada penyimpanan hari
ke-15 adalah pada perlakuan D.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
______, 2007. Lele Sangkuriang (Clarias sp). Poster tentang silsilah dan karakteristik
Lele Sangkuriang. Balai Besar Pengembangan Budidaya, Departemen Kelautan
dan Perikanan. Sukabumi. 11 Halaman.
Effendie,M. I., 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. 16 33 halaman.
Ernawati, 1997. Pemberian Jenis Pakan Komersial yang Tenggelam dengan Asal
Produksi yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Patin (Pangasius suchi
Fowler) yang Dipelihara Dalam Hapa di Kolam. (Skripsi). Fakultas Perikanan
Unlam.72 Halaman.
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan, Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. PT Rineka
Cipta. Jakarta. 179 Halaman.
Haryati, 2002. Respon Larva Ikan Bandeng (Chanos-chanos forskal) Terhadap Pakan
Buatan Dalam Sistem Pembenihan (Desertasi). Bogor : Program Pascasarjana,
Institut Pertanian Bogor. 248 halaman.
Kadarini. T, Sholichah. L dan., Gladiyakti. M. 2010. Pengaruh Padat Penebaran Terhadap
Sintasan Dan Pertumbuhan Benih Ikan Silver Dolar. [Jurnal]. Universitas
Diponegoro, Semarang.
9
Fish Scientiae, Volume 6 Nomor 11, Juni 2016, hal 1-10
Khairuman dan Dodi S. 2002. Budidaya Patin Secara Intensif. Agromedia Pustaka.
Tanggerang. 89 halaman.
Suyanto, S.R. 2002. Budidaya Ikan lele.Penebar Swadaya.Jakarta.
Shafrudin. D., Yuniarti, dan Setiawati. M. 2006. Pengaruh Kepadatan Benih Ikan Lele
Dumbo (Clarias sp.) Terhadap Produksi Pada Sistem Budidaya Dengan
Pengendalian Nitrogen Melalui Penambahan Tepung Terigu. Jurnal Akuakultur
Indonesia, 5 (2):137-147.
Sintae. 2002. Budidaya Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. 23 halaman.
Wibawa. 2012. Analisis Kepuasan Pelanggan Vaksin Hydrovac (Studi Kasus
Pembudidaya Lele Di Kabupaten Bogor) [Tesis]. Program Studi Manajemen
dan Bisnis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
10
Download