1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ikan hias

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ikan hias merupakan ikan yang diminati masyarakat luas karena keindahan
yang khas dan unik, mulai dari beragam corak, warna, dan bentuk. Karena keunikan
tersebut membuat ikan hias banyak diperdagangkan baik dalam lingkup nasional
maupun internasional sebagai komoditas hidup. Hal tersebut juga sangat penting
dalam meningkatkan pendapatan negara melalui impor dan ekspor. Menurut statistik
ekspor dunia pada tahun 2010, nilai ekspor ikan hias mencapai diatas 350 juta dolar
dengan negara seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand sebagai pengekspor utama
(Green Economy and Trade, 2013). Perdagangan global meliputi banyak negara
seperti Amerika, Asia, Afrika dan Eropa. Pada tahun 2007, perdagangan global ikan
hias untuk jenis air laut sebesar 48% dan ikan hias untuk jenis air tawar sebesar 52%
(FAO Fishery Statistics, 2009). Ikan hias kebanyakan dipelihara di akuarium dengan
ditambahkan berbagai tanaman air sebagai hiasan bagi orang yang gemar
memelihara ikan.
Ikan diskus (Symphysodon sp.) merupakan salah satu jenis ikan hias yang
hidup di air tawar. Ikan tersebut merupakan ikan yang cukup terkenal, dijuluki “King
of Aquarium Fishes” karena memiliki corak yang cerah dan berwarna warni. Pasar
untuk ikan diskus sangat tergantung pada perkembangan jenisnya yang baru. Salah
satu cara untuk meningkatkan penjualan dengan mengembangbiakkan jenis yang
terkenal dan menjualnya ke umum. Menurut data dari Fisheries and Aquatic
Sciences (2013), ikan tersebut termasuk ke dalam 10 besar terbaik dari jenis ikan hias
yang diperdagangkan. Beberapa jenis tertentu hanya dikembangbiakkan meliputi
Malaysia, Thailand, Singapore dan Indonesia.
Di Indonesia, ikan diskus juga menjadi salah satu ikan hias yang paling
banyak di kembangbiakan dan diekspor keluar negeri, salah satu negara tujuannya
adalah Singapura. Pada data statistik tahun 2007, Dinas Perikanan Tangerang telah
menjual ikan diskus sebesar 22,912,050,000 rupiah (Dinas Pertanian, Sub Dinas
Binus Perikanan, Kota Tangerang, 2008). Data statistik bisa dilihat pada tabel 1.1.
1
2
Tabel 1.1 Tabel Rekap Data Statistik Nilai Produksi Benih Perikanan Hias
Budidaya yang Dijual (dalam Rupiah) Kota Tangerang Kuartal I-IV Tahun
2007
Walaupun ikan diskus banyak diminati dan cukup ramai di pasar ikan global,
ikan diskus ini rentan akan penyakit dan perawatannya yang sulit sehingga
mengakibatkan angka kematian yang tinggi terhadap peternak ikan yang belum
berpengalaman. Salah satu contoh kerugian karena penyakit pada ikan diskus ini
adalah infeksi dari parasit Cappilaria sp. yang menyebabkan angka kematian yang
tinggi pada peternakan ikan diskus (Rahmati-holasoo et al., 2010).
Contoh jurnal yang relevan dengan topik ini seperti: Pengembangan Sistem
Diagnosa Penyakit Ikan Air Tawar (Airbaiy, Wen, dan Suradi, 2007). Sistem ini
dibuat karena pentingnya industri perikanan dalam perekonomian di Malaysia. Hasil
dari sistem ini diharapkan dapat mendidik dan memberitahu para petani dan peternak
amatir mengenai penanganan penyakit ikan serta cara menanggulanginya.
Elfani dan Pujiyanta (2013) membuat aplikasi karena adanya kendala yang
ditemukan oleh para peternak ikan, seperti penyakit ikan yang mengakibatkan
kematian pada ikan sehingga menimbulkan kerugian pada peternak dan kurangnya
jumlah pakar ikan sebagai tempat konsultasi. Aplikasi ini memiliki akurasi 34.3%.
3
Wahyudi dan Fadlil (2013) membuat aplikasi tersebut karena karena adanya
kendala dalam beternak udang yaitu penyakit udang galah yang mengakibatkan
kematian dan penurunan produksi. Aplikasi ini memiliki akurasi 65.7%.
Lopes, Goncalves, Fujimoto, dan Carvalho (2011) membuat sistem menggunakan
artificial neural networks untuk mendiagnosa penyakit pada ikan yang disebabkan
bakteri dan protozoa. Sistem ini memiliki akurasi 97%.
Berdasarkan hasil pencarian data dan fakta yang diperoleh, dibuatlah sistem
pakar yang diharapkan dapat membantu para peternak ikan untuk memperoleh
informasi yang menyangkut penyakit ikan diskus serta memberikan solusi secara
cepat, tepat, dan efisien untuk proses penanggulangannya beserta pencegahannya.
Cara diagnosa penyakit ikan didapat dari data yang di-input oleh pengguna, daftar
pertanyaan yang berisi gejala penyakit dari ikan diskus yang dapat diamati oleh
pengguna dan akan diberikan diagnosa yang benar maupun salah tergantung oleh
observasi pengguna. Input dari pengguna tersebut kemudian diproses dan dianalisis
oleh aplikasi sistem pakar berbasis desktop yang akan memberikan respon balik
berupa hasil diagnosis penyakit ikan diskus.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang akan dibahas pada skripsi ini adalah:
1. Bagaimana cara mendiagnosa penyakit pada ikan diskus.
2. Bagaimana cara menangani dan mencegah penyakit pada ikan diskus.
1.3 Hipotesis
Penyakit pada ikan diskus akan dapat diketahui beserta cara pengobatan,
penanggulangannya, dan pencegahannya.
1.4 Ruang Lingkup
Perikanan di Indonesia mempunyai keanekaragaman yang sangat tinggi. Atas
dasar itu akan dibatasi ruang lingkup permasalahan skripsi ini agar lebih akurat dan
spesifik.
Permasalahan kami batasi pada :
•
Sistem pakar hanya ditujukan untuk mendiagnosa ikan hias jenis diskus
(Symphysodon sp.) yang sudah dewasa (minimal ukuran 2.5 inci) dan hanya
4
mencakup penyakit yang tampak atau kasat mata, meliputi jenis penyakit
parasiter akibat bakteri, jamur, virus, dan parasit.
•
Terbatas hanya pada penyakit, pencegahan, dan penanggulangannya.
•
Sistem ini hanya dapat mendiagnosa penyakit pada ikan yang memiliki
minimal salah satu dari tiga gejala fisik yaitu tubuh menghitam, bercak pada
tubuh, dan luka.
•
Pembuatan sistem pakar ini menggunakan metode Forward Chaining untuk
penelusuran fakta dan menggunakan pendekatan Fuzzy Logic untuk
menentukan diagnosanya.
•
Sistem pakar berbasis C sharp yang dapat dipakai di desktop, baik itu
komputer maupun laptop yang digunakan oleh pengguna.
•
Data pengguna hanya disimpan pada local storage di aplikasi desktop sistem
pakar untuk diagnosa penyakit pada ikan diskus.
1.5 Tujuan dan Manfaat
Sistem pakar ini dibuat dengan tujuan untuk membangun sebuah sistem yang
dapat memecahkan masalah dan memberikan solusi dan informasi yang tepat untuk
pihak terkait dalam bidang peternakan ikan.
Adapun tujuan lain dari sistem pakar ini adalah :
•
Melestarikan pengetahuan pakar untuk mendiagnosa penyakit pada ikan
diskus sehingga dapat digunakan pada waktu yang akan datang.
•
Membangun suatu sistem pakar untuk mendiagnosa, memberi solusi dan
saran pencegahan penyakit pada ikan diskus.
•
Menambah wawasan bagi peternak ikan diskus yang masih pemula.
Sistem ini diharapkan memberikan manfaat bagi pengguna bidang peternakan
ikan diskus, antara lain :
•
Memberikan informasi kepada pengguna mengenai jenis - jenis penyakit
pada ikan diskus.
•
Memberikan solusi awal penanggulangan terhadap penyakit pada ikan
diskus dengan lebih cepat, tepat, dan efisien.
•
Membantu penelitian dalam beternak ikan diskus untuk para peneliti baru,
sehingga perkembangan peternakan ikan diskus di Indonesia lebih pesat.
5
1.6 Metode Penelitian
•
Studi Pustaka
Pada tahap ini pencarian data referensi melalui jurnal / paper dari internet,
perpustakaan maupun buku yang direkomendasikan dari pakar.
•
Wawancara dengan Pakar di Bidang Perikanan
Melakukan wawancara dengan pakar yang ahli di bidangnya khususnya untuk
peternakan ikan yaitu Bapak Budy Darmakusuma Lewiyanto yang sudah
beternak ikan selama tiga belas tahun.
•
Observasi
Melakukan pengamatan langsung terhadap ikan diskus, serta mengumpulkan
data data berupa jenis ikan diskus yang ada, data penyakit yang dapat
menyerang ikan diskus, dan contoh gambar penyakit pada ikan diskus beserta
gejala dan penyebab munculnya penyakit pada ikan diskus.
•
Perancangan dan Implementasi
Melakukan perancangan sistem pakar dengan pendekatan fuzzy logic
berdasarkan representasi pengetahuan yang berasal dari pakar dan dari buku,
kemudian diimplementasikan ke dalam aplikasi desktop.
•
Evaluasi
Melakukan perbandingan terhadap sistem yang telah dibuat dengan sistem
yang sudah dikembangkan sebelumnya serta melakukan evaluasi dengan
pakar. Kemudian melakukan uji terhadap sistem pakar melalui kuisioner yang
diberikan kepada pengguna setelah mencoba aplikasinya.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan membagi
penelitian menjadi beberapa bab dan sub bab. Dalam skripsi ini terdapat lima bab
utama yang terdiri dari:
•
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini memberikan gambaran skirpsi secara keseluruhan yang meliputi latar
belakang, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi, dan sistematika penulisan.
•
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan teori dasar dan teori pendukung yang akan digunakan
sebagai dasar penyusunan skripsi. Teori tersebut berupa definisi, konsep, dan rumus
rumus yang digunakan sebagai landasan untuk mengolah data dan memecahkan
6
masalah dan analisis skripsi. Selain itu juga berisi ulasan terhadap topik - topik
penelitian sebelumnya beserta perbandingannya terhadap penelitian ini.
•
BAB III : METODOLOGI
Bab ini berisi bagaimana sistem pakar tersebut dirancang untuk dapat
menyelesaikan masalah secara rinci, tahap demi tahap.
•
BAB IV : HASIL DAN EVALUASI
Pada bab ini dijelaskan bagaimana sistem tersebut di implementasikan
meliputi pengujian algoritma untuk sistem pakar dan evaluasi yang dihasilkan
baik untuk pengguna (user) maupun untuk sistem pakar itu sendiri.
•
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan yang diambil dari hasil
penelitian dan saran lebih lanjut untuk menyempurnakan penyusunan skripsi ini.
Download