TOPIK UTAMA Pentingnya Komunikasi Artifaktual dalam Keberhasilan Modifikasi Komunikasi Antarmanusia S. Bekti Istiyanto Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNSOED Abstrak Aktivitas komunikasi manusia seringkali hanya menganggap penting isi pesan dan bagaimana menyampaikannya kepada pihak lain. Terlupa bahwa unsur pendukung sebuah pesan ketika disampaikan juga mempunyai peranan yang cukup penting dalam mencapai keberhasilan proses komunikasi yang dilakukan. Penampilan fisik seseorang dapat mempengaruhi reaksi dari orangorang lainnya. Orang yang gemuk berharap langsing, dan juga orang yang kurus. Warna kulit, warna rambut, panjang rambut, penampilan secara umum, riasan wajah, dan perhiasan juga akan mempengaruhi orang lain. Pakaian, kadang-kadang membuat orang dapat berkomunikasi, mengenal status ekonomi, pekerjaan serta nilai sama baiknya dengan citra diri. Sehingga penampilan fisik dapat mewarnai persepsi orang terhadap pesan dari seseorang. Bahkan secara nyata komunikasi artifaktual dapat dilakukan dengan tujuan memanipulasi pesan secara nonverbal yang akan mempengaruhi komunikatie yang ditarget agar mampu menerima, memahami bahkan melaksanakan isi pesan yang komunikator sampaikan. Kata Kunci: Komunikasi Artifaktual, Modifikasi Komunikasi, Komunikasi Antarmanusia Pendahuluan Layaknya dua sisi mata uang, budaya dan komunikasi mempunyai hubungan timbal balik. Edward T. Hall (1959), mengatakan bahwa culture is communication dan communication is culture. Budaya merupakan bagian dari perilaku komunikasi dan pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan, memelihara, mengembangkan, atau mewariskan budaya. Selanjutnya, Levy-Strauss (dalam Mulyana dan Rakhmat, 2005) memandang kebudayaan sebagai suatu sistem simbol yang merupakan kreasi akal kumulatif dan disalurkan melalui mitos, seni, hubungan kekeluargaan, dan bahasa. Kait kelindan dengan konsep kebudayaan inilah, melalui komunikasi nonverbal (artifaktual) setiap peserta komunikasi melakukan proses komunikasinya, baik dalam bidang bisnis, pendidikan, politik, dan bidangbidang yang lainnya. Berbagai artifaktual dalam setiap budaya merupakan visualisasi atau wujud dari sistem nilai dan kepercayaan yang berlaku dalam kebudayaan tersebut. Seperti halnya komunikasi pada umumnya, seseorang dapat berkomunikasi melalui tanda-tanda penampilan serta melalui objek-objek lain (artifak) yang Pentingnya Komunikasi Artifaktual dalam Keberhasilan Modifikasi Komunikasi Antarmanusia mengelilinginya. Studi mengenai komunikasi dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu nonverbal (artifaktual) relatif masih baru. Studi immediacy, ini berakar dari studi komunikasi antarbudaya Pendekatan melalui karya Edward T. Hall (1959): The mengevaluasi Silent Menurut Language. Hall, budaya status, dan responsiveness. adalah immediacy objek nonverbal cara secara dikotomis terhadap karakteristik komunikator: menggambarkan bagaimana cara dan langkah baik/ manusia untuk memahami dan mengorganisir Pendekatan dunianya. oleh seseorang maupun objek yang disukainya pada sekelompok orang yang melintasi hubungan pilihan skala yang bergerak antara valensi antarmanusia dan bahkan generasi. Budayalah positif hingga ke negatif. Pendekatan status yang mempengaruhi sensori manusia ketika berusaha memahami makna nonverbal sebagai memproses kehidupannya. Proses itu bahkan ciri kekuasaan. Ciri ini dimiliki setiap orang menyusup sampai ke pusat sistem syaraf. yang dalam praktiknya selalu mengontrol apa Budaya selalu memiliki dua manifestasi, yakni saja yang ada di sekelilingnya. Sedangkan manifestasi material dan simbol-simbol yang pendekatan responsiveness menjelaskan makna mewarnai bahasa, adat kebiasaan, sejarah, perilaku nonverbal sebagai cara orang bereaksi organisasi sosial, termasuk pengetahuan; dan terhadap sesuatu, orang lain, peristiwa yang manifestasi kedua, budaya diharapkan sebagai berada di sekelilingnya. Responsiveness selalu identitas kelompok. berubah Dunia itu terbentuk Asante dan Gundykust (dalam Liliweri, buruk, positif/negatif, Mehrabian dengan indeks ini jauh/dekat. memandang tertentu karena manusia pun mempunyai aktivitas tertentu. 1994)) mengemukakan bahwa pemaknaan Dimensi-dimensi tersebut sangat rele- pesan nonverbal maupun fungsi nonverbal van dengan komunikasi antarbudaya sehingga memiliki perbedaan dalam cara dan isi budaya dianggap sebagai kunci untuk men- kajiannya. Pemaknaan (meanings) merujuk jelaskan perilaku baik verbal maupun nonver- pada cara interpretasi suatu pesan; sedangkan bal. Penelitian terhadap tema ini bersandar pa- fungsi (functions) merujuk pada tujuan dan da hasil mempengaruhi pernyataan dan pemaknaan pe- suatu terhadap interaksi. makna dan Setiap fungsi penjelasan komunikasi nonverbal harus menggunakan sistem. Hal ini pertanyaan: bagaimana budaya san nonverbal. Ketika seseorang berkomunikasi maka terhadap banyak orang mempelajari diri orang tersebut perilaku nonverbal melibatkan penjelasan dari melalui pernyataan dirinya. Pernyataan diri ini beberapa kerangka dapat dilakukan melalui tanda dan simbol yang disebabkan karena pandangan teoretis, seperti teori sistem, interaksi simbolik dan kognisi. memberikan pesan tertentu. Saat ini, banyak Menurut Mehrabian (dalam Liliweri, kalangan melakukan tindakan memanipulasi 1994) pemaknaan terhadap perilaku nonverbal penampilan dengan pelbagai perangkat untuk Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PERILAKU Perilaku COPING Pentingnya Coping MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI Stres STRES dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti MATA Mata Modifikasi KULIAH KuliahKomunikasi MPK MPKKuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia mempermudah komunikasi mereka. Tindakan perkawinannya “pemalsuan” itu dilakukan untuk merangsang kariernya. Subjek-subjek eksperimen terbukti efektivitas dapat menilai orang cantik lebih bahagia dalam komunikasi pernikahannya, dan lebih mungkin berhasil artifaktual. Sistem komunikasi artifaktual ini memperoleh pekerjaan yang baik, ketimbang meliputi: parfum, pakaian, lipstick, bulu mata rekan-rekannya yang berwajah jelek (Rakhmat, palsu, rambut palsu, payudara/pantat palsu. 2007: 88). komunikasi. dilakukan melalui Manipulasi sistem Hasil manipulasi ini adalah untuk mengecoh/ dan Penampilan keberhasilan fisik reaksi seseorang dari dalam dapat menambah keindahan/ kejelekan penampilan mempengaruhi orang-orang seseorang. lainnya. Orang yang gemuk berharap langsing, dan juga orang yang kurus. Warna kulit, warna rambut, panjang rambut, penampilan secara Sistem Komunikasi Artifaktual Petunjuk artifaktual meliputi segala umum, riasan wajah, dan perhiasan juga akan sejak mempengaruhi orang lain. Pakaian, kadang- potongan tubuh, kosmetik yang dipakai, baju, kadang membuat orang dapat berkomunikasi, tas, pangkat, badge, dan atribut-atribut lainnya. mengenal status ekonomi, pekerjaan serta nilai Randal P. Harrison menyebutkan Artifactual sama baiknya dengan citra diri. Sehingga pen- Codes ini seperti manipulation of dress, ampilan fisik dapat mewarnai persepsi orang kosmetik (make-up), perlengkapan, obyek terhadap pesan dari seseorang (Anderson, 1990 seni, simbol status, arsitektur, dan sebagainya. dalam Faturakhman, 2000:32). macam penampilan (appearance) Karen Dion, Ellen Berscheid, dan Anggapan seorang wanita yang cantik Elaine Walster di tahun 1972 meneliti apakah sekarang ini dinilai dari tingkat putih kulitnya, penampilan menarik rambutnya yang hitam bergerai tanpa ketombe, menimbulkan asumsi-asumsi tertentu? Apakah ketiak yang selalu kering dan tidak berbau ba- orang dianggap dan, wajahnya yang tidak berjerawat dan berperilaku baik atas dasar kemungkinan potongan tubuhnya yang semampai, tinggi sukses Mereka langsing dan proporsional. Sementara untuk memperlihatkan tiga buah foto kepada para kaum pria muncul istilah metroseksual yaitu mahasiswa undergraduate. Foto yang pertama yang selalu up to date dengan tren model menunjukkan orang yang cantik; kedua, rata- terkini dengan ciri badan tinggi proporsional, rata; dan ketiga, berwajah jelek. Mahasiswa penampilan yang chik, selalu berbau harum, diharuskan memberikan penilaian tentang tidak buncit perutnya, serta mapan pekerjaan kepribadian orang dalam foto itu dengan dan hidupnya. menarik yang cantik dalam atau tidak cenderung hidupnya? mengisi angket ukuran kepribadian. Kemudian D. Gordon Leather (1976: 95) bahkan mereka harus memperkirakan kemungkinan membuat tes tentang citra tubuh dengan Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 14 PENTINGNYA Pentingnya KOMUNIKASI Komunikasi ARTIFAKTUAL Artifaktual DALAM dalam KEBERHASILAN KeberhasilanMODIFIKASI Modifikasi Komunikasi KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA menyusun skala dan urutan untuk mengukur sebut, ada perbedaan yang dipegang oleh para citra tubuh berdasarkan tujuh skala pengkuran ahli untuk menentukan mana yang fashion dan secara ekstrim. Informan harus memilih dari yang mana anti-fashion. Pembedaan seperti itu urutan satu (baik) sampai urutan tujuh (jelek). bisa membantu memperjelas mengenai apa Tes bagaimana yang dimaksud dengan fashion, sebagai kebali- merepresentasikan kan dari busana atau gaya, dengan menemukan dirinya menurut pendapat dirinya sendiri. Tes apa yang dimaksudkan orang dengan yang ini pun dapat digunakan untuk mengukur citra bukan fashion. ini akan sebenarnya menjelaskan seseorang diri seseorang berdasarkan penilain orang lain. Versi Flugel atas distingsi antara tipetipe pakaian yang “tetap” dan “ modis atau Memodifikasi Penampilan Dengan fashionable” dan seperti juga Simmel dikaitkan Menggunakan Artifaktual dengan perbedaan-perbedaan tertentu dalam A. Pakaian Sebagai Media Komunikasi organisasi sosial (dalam Barnard, 1996). Secara etimologis, fashion berasal dari Menurut Flugel, perbedaan di antara kedua tipe bahasa Latin factio, yang artinya membuat atau pakaian ini lebih jelas bila dipahami dalam melakukan dan dari kata inilah diperoleh artian relasi oposisinya dengan ruang dan fraksi, yang memiliki arti politis, facere yang waktu. Ini jauh lebih rumit dan sulit ketimbang artinya membuat atau melakukan. Karena itu, kedengarannya. Pada dasarnya, kostum yang arti asli fashion mengacu pada kegiatan. “tetap” berubah lamban sekali dalam waktu… Fashion merupakan sesuatu yang dilakukan namun sangat banyak variasinya dalam ruang” seseorang, tak seperti dewasa ini yang dan kostum yang modis “berubah sangat cepat memaknai fashion sebagai sesuatu yang dalam waktu… namun secara komparatif dikenakan seseorang. Setiap hari manusia beragam dalam ruang”. memutuskan tentang peran dan status sosial Jadi bisa dikatakan, meski semua paka- orang yang mereka jumpai berdasarkan apa ian adalah dandanan namun tidak semua dan- yang manusia danan itu fashionable. Bisa juga dikatakan dikenakan bahwa meski semua pakaian adalah dandanan, sebagai, meminjam istilah Marx (1954:79), namun tidak semua fashion itu pakaian karena hieroglif social, yang menyembunyikan atau alasan tertentu. Dapat dikatakan pula, meski bahkan semua fashion itu dandanan, tak semua fashion mereka memperlakukan kenakan; pakaian yang mengomunikasikan posisi sosial pemakainya. itu pakaian. Beberapa fashion itu memberi tato Hingga saat ini fashion sering disala- atau menunjukkan pertentangan. Begitu halnya hartikan oleh banyak orang. Mereka seringkali meski semua butir busana itu akan tampil da- menyamakan fashion dengan dandanan, gaya, lam gaya busana tertentu, tak setiap gaya akan maupun busana. Untuk mengantisipasi hal ter- menjadi fashion, begitu gaya itu berlalu Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PERILAKU Perilaku COPING Pentingnya Coping MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI Stres STRES dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti MATA Mata Modifikasi KULIAH KuliahKomunikasi MPK MPKKuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia kemudian menjadi ketinggalan jaman alias tid- butir dari fashion atau pakaian menjadi ak fashion lagi. Akhirnya bisa dikatakan, mes- medium atau saluran yang dipergunakan ki semua fashion bergaya, namun tak semua seseorang untuk “menyatakan” sesuatu pada fashion itu merupakan butir dari busana. Sep- orang lain dengan maksud mendorong terjadi erti sudah dikemukakan, beberapa fashion perubahan pada orang lain itu. Dari sudut ini, terkait dengan perubahan warna dan bentuk pesan adalah maksud pengirim dan pesan itu tubuh. ditransmisikan melalui garmen dalam proses Busana, pakaian, kostum, dan dan- komunikasi. Pesan tentu saja, adalah apa yang danan adalah bentuk komunikasi artifaktual diterima oleh penerima. Hal yang amat penting (artifactual communication). Komunikasi arti- dalam pandangan komunikasi ini adalah faktual biasanya didefinisikan sebagai komu- maksud pengirim, efisiensi proses transmisi, nikasi yang berlangsung melalui pakaian dan dan efeknya pada penerima. penataan pelbagai artefak, misalnya pakaian, Mazhab yang kedua, sedikit memiliki dandanan, barang perhiasan, kancing baju, atau pandangan yang berbeda terhadap fashion furniture di rumah dan penataannya, ataupun sebagai komunikasi. Model kedua ini disebut dekorasi sutau ruangan. Karena fashion, paka- model “semiotika” atau “strukturalis” (dari ian atau busana menyampaikan pesan-pesan pendapat O’Sullivan, 1983:42), dan seperti nonverbal ia termasuk komunikasi nonverbal. yang dinyatakan Fiske, semiotika merumuskan Pesan-pesan artifaktual dalam komunikasi interaksi nonverbal mendasari individu sebagai anggota dari ini diungkapkan melalui sosial penampilan, tubuh pakaian, kosmetik dan juga masyarakat warna pakaian. Barnard, 1996). Untuk memahami fashion sebagai atau Menurut sebagai budaya Barthes tindakan tertentu (dalam yang (dalam Barnard, komunikasi, Fiske (dalam Barnrad, 1996) 1996), produk fashion dapat hadir dalam tiga mengemukakan ada dua mazhab utama dalam bentuk yaitu struktur teknis yang berupa studi produk yang sebenarnya, seperti baju atau komunikasi yang masing-masing sebagai pelembab kulit yang kita gunakan. Struktur “interaksi social melalui pesan” yang masing- ikonik yaitu fashion yang dimuat dalam bentuk masing mazhab itu memahami definisi tersebut fotografi, gambar, atau citra dari obyek fashion dengan sedikit berbeda. Mazhab pertama bisa (seperti foto sebuah topi, pemulas bibir, sepatu, disebut sebagai mazhab “proses” dimana dll) dan yang dimanifestasikan dalam bentuk seseorang menyatakan sesuatu pada orang lain struktur verbal (kata, frase, kalimat yang dengan menggunakan satu atau lebih medium menyertai struktur ikonik). mengikuti definisi komunikasi atau saluran dengan beberapa efeknya. Dari Pakaian merupakan salah satu bentuk sisi ini, garmen yang merupakan salah satu daya tarik fisik yang melekat pada tubuh Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 16 PENTINGNYA Pentingnya KOMUNIKASI Komunikasi ARTIFAKTUAL Artifaktual DALAM dalam KEBERHASILAN KeberhasilanMODIFIKASI Modifikasi Komunikasi KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA seseorang. Jenis pakaian yang dipakai (mode wa sejarah perkembangan celana (apakah pan- mutakhir atau tidak mutakhir, warna, jenis ba- jang atau pendek) merupakan pakaian resmi han, kecocokan pada pemakainya, dan lain- pria. Sedangkan blus dan rok/ bawahan meru- lain. K. Gibbins (dalam Myaers, 1982) pakan pakaian resmi wanita. Perbedaan jenis mengungkapkan bahwa ada hubungan antara kelamin ditunjukkan oleh model pakaian yang warna dengan pakaian. Daya tarik seseorang dipakai. Rok yang dipakai wanita bersumber dapat ditentukan oleh bentuk dan warna dari pakaian tradisional wanita barat yang pakaian. Kesan pertama terhadap seseorang mengutamakan kain lebar dan tebal. Fungsinya antara pakaiannya. ganda, yaitu dapat melindungi keamanan banyak fungsi bagi pemakainya dari gangguan alam maupun bi- mereka yang memandangnya. Orang bisa natang serangga. Fungsi ini merupakan simbol menerka ekspresi emosi dan perasaan melalui sayap ayam yang melindungi anak-anaknya. pakaian. Warna-warna terang melambangkan Para wanita akhirnya merampas pakaian yang bahwa anda seorang yang kuat. Sementara seharusnya menjadi tanda kelaki-lakian yaitu kelabu dan gelap melambangkan suasana hati celana panjang. Alasannya adalah menjaga yang murung dan duka,mungkin juga tenang kesopanan, dapat bergerak secara lebih luwes dan pribadi yang tertutup. Pakaian yang dan bebas. John Molly meneliti sejumlah sam- pendek (pada wanita), rok ketat dan berbelah pel dan melaporkan bahwa sebagian kecil belakang, slack yang sesak, menunjukkan pekerja wanita sukses berhasil karena cara kesan daya tarik seksual yang tinggi. Ternyata mereka berpakaian berbeda dengan pekerja pakaian wanita lainnya. Mereka kebetulan berpakaian lain ditentukan Pakaian mempunyai yang kita oleh gunakan mempunyai pria (celana panjang) sehingga lebih dinamis dampak besar terhadap pribadi anda. Contohnya, pakaian seragam bernilai dan bebas bergerak. Dalam masyarakat Indonesia pakaian- sangat kaya. Para pekerja bengkel memakai lambang pakaian tertentu hanya boleh dikenakan oleh pekerja keras. Pakaian pun berkaitan dengan masyarakat yang tergolong masyarakat atas, umur pemakainya. Orang muda tidak suka menengah maupun bawah. Perbedaan tersebut berpakaian sama dengan orang tua. Orang tidak hanya pada model tetapi juga pada muda lebih senang berpakaian norak, ramai, warna, bentuk, jenis bahan pakaian, sampai terang, dan riang. Orangtua memakai warna pada konteks/waktu pakaian tersebut dipakai. krem atau kelabu. Pakaian menunjukkan Dari pakaian pun seseorang bisa mengenal asal derajat sosial dan ekonomi pemakainya. etnik orang lain. Dalam organisasi formal Pakaian seorang direktur utama selalu mengenakan seragam biru kehitam-hitaman menunjukkan asal dan tingkat budayanya. Barbara dan Gene mengemukakan bah- dasi. Pakaian sebagai media komunikasi Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PERILAKU Perilaku COPING Pentingnya Coping MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI Stres STRES dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti MATA Mata Modifikasi KULIAH KuliahKomunikasi MPK MPKKuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia memiliki tiga fungsi, yakni penyampaian emosi, perilaku, dan perbedaan. Pertama, pakaian bibir. Dalam dunia artis, kosmetik memegang adalah sebuah simbol dan mengomunikasikan peranan informasi hari kosmetik bisa membantu membentuk karakter minggu, pakaian malam, dan sebagainya. si artis. Lipstick, penebal alis, bulu mata sangat Kedua, pakaian memiliki dampak pada per- diperlukan untuk membentuk karakter tertentu ilaku pemakainya. Ketika seorang wanita mu- pada seorang tokoh yang diperankan si artis. da memakai pakaian ketat dan pendek maka ini Di Indonesia muncul bidang pekerjaan baru akan mengubah perilakunya. Ketiga, fungsi yang dikenal dengan make-up artis. perasaan.misalnya pakaian penting. Dengan menggunakan pakaian adalah untuk membedakan setiap individu ketika mereka berada dalam kelompok yang berbeda. C. Modifikasi penampilan melalui Operasi Plastik Dr. Kurt Wagner menemukan bahwa B. Kosmetik Sebagai Media Komunikasi orang-orang yang telah melakukan operasi Kosmetik adalah media komunikasi plastik berbeda perilakunya dengan sebelum yang penting setelah pakaian. Di AS perus- mereka dioperasi. Orang-orang yang sudah ahaan kosmetik berkembang dengan pesat. melakukan operasi plastik lebih percaya diri, Bahkan di negara tersebut kosmetik menjadi dan cenderung selalu ingin berkomunikasi, kebutuhan dasar bagi para wanita. Mereka bahkan kalau perlu memperlihatkan bagian akan merelakan uangnya untuk membeli tubuhnya yang dioperasi itu pada banyak kosmetik dibandingkan untuk membeli ma- orang. Mengapa mereka melakukan operasi kanan. plastik? Motivasi mereka melakukan operasi Westmore plastik adalah karena mereka tidak merasa menemukan bahwa para wanita menggunakan percaya diri dengan keadaan bagian tubuh ter- kosmetik supaya lebih terlihat fres, segar, dan tentu. Sehingga mereka merasa perlu untuk lebih berhasil dalam karier. Mereka yang “merombaknya”. Ada perubahan citra diri menggunakan kosmetik cenderung lebih intens setelah mereka melakukan operasi plastik. melakukan komunikasi dengan orang lain. Sebelumnya mereka menghindari komunikasi Mereka lebih percaya diri (dalam Leathers, dengan orang lain dan terutama lawan jenis, 1976). Menurut Wetmore Cosmetik Studio di namun setelah dioperasi mereka lebih banyak Encino California, untuk mengungkapkan memilih untuk selalu berinteraksi dengan ban- kesehatan seseorang akan menggunakan dasar yak orang. Mike dan Marvin make up yang meratakan noda kulit; sikap Perilaku mereka pun berubah setalah ekspresif dan komunikatif dengan memoles dioperasi plastik, mereka menjadi lebih baha- mata; dan kehangatan dengan mengatur warna gia, selalu tersenyum, dan merasa lebih sem- Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 18 PENTINGNYA Pentingnya KOMUNIKASI Komunikasi ARTIFAKTUAL Artifaktual DALAM dalam KEBERHASILAN KeberhasilanMODIFIKASI Modifikasi Komunikasi KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA purna. Anggapan secara khusus dipunyai oleh gat mendukung dan sesuai dengan tujuan kaum wanita yang cenderung merasa cantik melakukan negoisasi. Banyak pihak yang setelah menjalani operasi plastic. Ternyata sebenarnya meragukan pendapat ini sebe- cantik merupakan bagian physical attractive- lumnya, ness dalam hubungannya dengan menarik penelitian yang menyangkut manipulasi tata orang sesuai yang diinginkan, personalitas, ruang dan tata desain yang mempengaruhi popularitas, sukses, sociability, persuasif, sek- keberhasilan komunikasi menjadikan tata tem- sualitas, dan kegembiraan (Knapp dalam pat dalam dunia bisnis juga dirasa sangat Rakhmat, 2007). menentukan. Bahkan meski terkesan sepele namun berdasar banyak hasil seperti dimana harus menaruh asbak atau temD. Komunikasi Artifaktual Berdasar Kepada pat menaruh minuman akan sangat berguna dalam membantu kesuksesan bisnis. Warna Environment Merupakan kajian lebih luas dari artifaktual ruang serta musik yang menjadi latar belakang code terutama mengenai perlengkapan mebel, penciptaan suasana juga berpengaruh dalam lampu, dunia bisnis. ruangan, asbak, dan sebagainya. Maslow dan Mintz (1956), ketertarikan pekerja Dalam melihat penampilan pelaku pada ruangan yang indah, bersih untuk bekerja, bisnis yang sering diistilahkan ‘eksmud’ dengan senang dan meningkatkan energi, dewasa ini, dapat dilihat dengan mudah mood serta produktivitas. tampilan fisik yang digunakan seperti berbaju Warna ruangan juga mempengaruhi formal, berdasi, sepatu casual untuk pria. pada penilai (ujian) IQ pada anak (Mehrabian Sedangkan blazer atau pakaian formal khas dalam Liliweri, 1994), menggambarkan bahwa perempuan tanpa dasi untuk wanita. Tambahan warna yang cantik contras seperti biru, orange, aksesoris lain yang mendukung seperti jas, pin, kuning, kuning kehijauan akan mempengaruhi atau perhiasan yang tidak terlalu mencolok, IQ yakni lebih tinggi hasilnya daripada serta tempat bertemu (meeting) dan tempat ruangan yang berwarna hitam, coklat, putih. makan, akan menunjukkan tingkat kedudukan mereka disbanding lainnya. E. Pesan Artifaktual Dalam Mendukung Kesuksesan Bisnis Dalam beberapa tips untuk mencegah kebosanan pekerja serta meningkatkan produk- Menurut Barnes (2004) seorang pelaku bisnis tivitas disarankan dalam beberapa waktu sekali yang sukses dalam negoisasi tidak saja menata kembali tata ruang atau tempat dimana didasarkan kepada kemampuan atau ketrampi- pekerja sering menggunakan. Tata tempat yang lan persuasive semata akan tetapi ditentukan efisien tanpa mengurangi nilai guna akan juga oleh penataan ruang, desain dan dekorasi membawa semangat baru karyawan dalam yang mendukung. Selain penampilan yang san- melaksanakan tugas-tugas mereka sehari-hari. Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PERILAKU Perilaku COPING Pentingnya Coping MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI Stres STRES dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti MATA Mata Modifikasi KULIAH KuliahKomunikasi MPK MPKKuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia F. Sistem Komunikasi Artifaktual Pemben- fisiknya. Menjadi wajar bahwa dalam memben- tuk Citra Tubuh Citra tubuh merupakan cara seseorang tuk citra tubuh perempuan secara khusus lebih mempersepsikan tubuhnya dengan konsep ide- cenderung memperhatikan penampilan fisik al yang dimilikinya pada pola kehidupan sebagai bentuk sistem komunikasi artifaktual setempat dan dalam hubungannya dengan cara yang dilakukannya. Ketika gambaran wanita orang lain menilai tubuhnya (Hurlock, 1992 yang cantik dinisbatkan kepada kaum model/ dalam Ayulistya, 2008). Citra tubuh merupa- peraga busana yang cantik, tinggi langsing, kan produk dari pengalaman yang nyata atau- tidak berlemak dan berpayudara kecil yang pun yang fantasi dari perkembangan fisik, dari menggunakan pakaian tipis yang sedikit ter- atribut yang digunakan dan kesadaran budaya buka, maka trend ini demikian sangat digemari yang melatar belakanginya. Citra tubuh tidak kaum wanita di dunia. Trend ini berubah keti- sekedar bicara tentang pergumulan dengan ma- ka awal tahun 1980-an ketika super model El- kanan, berat tubuh atau penampilan fisik na- len MacPherson dengan menggunakan baju mun juga membicarakan self esteem dimana renang di sampul majalah Sport Illustration perasaan nyaman dan bahagia dengan bentuk dan pada masa itu latihan kebugaran ala Jane tubuhnya. Fonda juga menjadi perbincangan dimana- Dalam dongeng seringkali dikisahkan mana. tentang Cinderella dimana seorang anak yang Masa 1990-an para perempuan kemudi- cantik meski tidak disukai oleh saudara- an melakukan “renovasi” fisik secara bebas saudaranya jodoh dengan menggunakan teknologi kosmetik dan seorang pangeran yang tampan. Atribut yang beberapa tindakan lain seperti pengelupasan menyertai deskripsi seorang Cinderella adalah kulit, sedot lemak, injeksi kolagen dan pena- seorang perempuan yang cantik, berkulit putih, naman payudara yang menjadikan kaum per- berambut panjang yang indah selain baik hati empuan segera berubah dari alami menjadi bu- sebagai tanda kesempurnaan pribadinya. Gam- atan. Tidak lain aktivitas ini dilakukan karena baran ini menunjukkan tanda-tanda fisik juga keinginan yang sangat kuat untuk dapat merupakan penilaian tentang citra positif diterima oleh masyarakat khususnya kaum laki seseorang. Dalam realitasnya tanda-tanda fisik -laki yang secara mendasar menyukai keinda- seorang perempuan lebih sering diapresiasi han fisik. Citra tubuh inilah yang akhirnya oleh bentuk fisik serta penampilannya daripada menjadi tujuan akhir dengan melakukan ma- tanda-tanda fisik seorang laki-laki. Kebang- nipulasi penampilan fisik atau komunikasi arti- gaan dan power laki-laki terletak pada faktual. Petunjuk artifaktual yang tadinya se- kesuksesan dan kemapanan finansialnya se- derhana menjadi rumit dengan kalkulasi biaya mentara perempuan dilihat pada penampilan baru akhirnya mendapatkan Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 20 PENTINGNYA Pentingnya KOMUNIKASI Komunikasi ARTIFAKTUAL Artifaktual DALAM dalam KEBERHASILAN KeberhasilanMODIFIKASI Modifikasi Komunikasi KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA Bahkan dengan posisi media massa kampanye atau politikus tersebut. yang demikian kuat mempengaruhi citra tubuh Demikian juga dengan para pen- pemirsanya, hasil penelitian sederhana penulis ceramah agama yang dalam penyampaian pe- (2001) menunjukkan bahwa pemutih wajah san-pesan kebenaran atas nama agama kepada ternyata menduduki produk audiennya akan selalu didukung pesan-pesan diinginkan oleh kaum yang paling perempuan di artifaktual seperti baju, kopiah, jubah agama, Purwokerto. Ketika lebih lanjut ditanyakan kalung Rosario atau aksesoris-aksesoris dari mana mereka mendapatkan informasi jenis lainnya. Tidaklah mungkin seorang pen- produk tersebut mereka mengatakan televisilah ceramah agama berpakaian seadanya dan tidak yang menjadi sumber pengetahuan mereka mendukung proses penyampaian pesan yang dalam meningkatkan citra tubuh mereka. dilakukan. Hal ini menunjukkan pentingnya sistem komunikasi artifaktual dalam dunia G. Sistem Komunikasi Artifaktual Dalam politik dan agama. Bahkan dalam tingkat kenegaraan pesan artifaktual ini sangat merep- Dunia Politik Dan Agama Sebagai komunikator dalam proses penyam- resentasikan budaya bangsa tersebut. Hal ini paian pesan komunikasi artifaktual jelas sesuai dengan pendapat Hall (1959) bahwa menduduki peranan yang sangat penting. Da- komunikasi adalah budaya dan budaya juga lam dunia politik dimana para juru kampanye merupakan komunikasi. Secara konseptual pe- maka komunikasi nonverbal dalam bentuk arti- san-pesan artifaktual dalam proses berkomu- faktual menjadi sangat penting karena menjadi nikasi sangatlah menggambarkan sekaligus awal penilaian dari para audiennya. Menjadi mewakili latar belakang budaya pelakunya. aneh bila sebagai komunikator politik dalam kampanye politik justru penampilan yang Penutup digunakan tidak mendukung acara tersebut. Dalam Komunikasi noverbal dalam fungsinya aktivitas komunikasi manusia seringkali yang dianggap penting hanyalah isi sebagai pemberi tekanan pada pesan verbal pesan jelas menunjukkan fungsi penting performan kepada pihak lain. Terlupa bahwa unsur (petunjuk artifaktual) yang digunakan oleh pendukung sebuah pesan ketika disampaikan komunikator politik. Sebagai contoh, dalam juga mempunyai peranan yang cukup penting proses kampanye massal maka akan dirancang dalam petunjuk artifaktual yang mendukung kampa- komunikasi yang dilakukan. Salah satunya nye tersebut. Simbol-simbol berupa pakaian adalah ketepatan dan keseuaian penggunaan atau ornamen-ornamen lain pendukung di atas komunikasi artifaktual yang dipilih. Dengan panggung dasar pemilihan komunikasi artifaktual yang tepat pendongkrak kewibawaan dan kredibilitas juru keberhasilan proses penyampaian pesan dalam akan selalu menjadi dan bagaimana mencapai menyampaikannya keberhasilan proses Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 PERILAKU Perilaku COPING Pentingnya Coping MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI Stres STRES dalamMENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti MATA Mata Modifikasi KULIAH KuliahKomunikasi MPK MPKKuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia komunikasi antarmanusia dapat dilaksanakan akan mempengaruhi komunikatie yang ditarget dengan mencapai agar mampu menerima, memahami bahkan sasarannya. Bahkan secara nyata komunikasi melaksanakan isi pesan yang komunikator artifaktual ini dapat dilakukan dengan tujuan sampaikan. lebih efektif untuk memanipulasi pesan secara nonverbal yang Daftar Pustaka Ayulistya, Raden RI. 2008. Rekonstruksi Wacana Cantik. Skripsi. Bandung Barnes, Ginny Pearson, 2004, Successful Negotiating, Elex Media Komputindo, Jakarta. Barnard, Malcom. 1996. Fashion Sebagai komunikasi: Cara Mengkomunikasikan Identitas Sosial, Seksual, Kelas, dan Gender. Yogyakarta: Jalasutra. Faturokhman, Mokh Ronny. 2000. Pola Komunikasi Verbal dan Nonverbal Anak Jalanan di Alun -alun Kota Bandung. Skripsi. Bandung. Hall, Edward T. 1959. The Silent Language. Harison, Randall P. Handbook of Communication dalam judul “Nonverbal Communication”. Istiyanto, Bekti S. 2001. Wanita Dalam Gambaran Iklan Televisi. Hasil Penelitian. Purwokerto Leather, Dale G. 1976. Nonverbal Communication Sistems. USA: Allyn and Bacon Inc. Liliweri, Alo. 1994. Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Mulyana, Deddy. dan Rakhmat, Jalaluddin. (editor) 2005. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: Remaja Rosdakarya. Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010 22