A. Artifaktual Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi, misalnya sedang berada di depan cermin, kita melihat sosok yang berbeda dengan apa yang kita pikirkan. Kita melihat orang lain di cermin, bukan diri kita. Pada saat begitu, orang akan menyalahkan cermin yang tak mampu memenuhiharapanya, dan mencari kaca lain yang mungkin dapat member gambaran diri secara utuh. Gambaran tentang diri seseorang (self image) memegang peranan penting dalam komunikasi, baik dengan orang lain (interpersonal) maupun dengan diri kita senidri (intrapersonal). Self image ini sedikit banyak dipengaruhi oleh gambaran fisik seseorang (physical image) serta penampilan fisiknya (physical appearance). Masyarakat Amerika, seperti halnya masyarakat di belahan bumi lain, mencurahkan segenap waktu dan tenaganya untuk melakukan modifikasi gambaran fisiknya dalam rangka meningkatkan dan memperkuat citra diri. Selama gambaran fisik berpengaruh besar dalam menentukan citra diri, maka orang akan berusaha meningkatkan penampilanya. Bayangkan saja, sehabis main tenis atau begitu bangun tidur tanpa mandi, tanpa gosok gigi, kita langsung berdiri di depan kelas member kuliah. Apa yang akan terjadi? Sebagian besar mahasiswa mungkin akan terbahak-bahak ada yang memandang aneh, ada pula mahasiswa yang tertidur saat kita berbicara. Ini mengindikasikan, penampilan mempengaruhi perilaku kita dan perilaku orang lain yang berhubungan dengan kita. Appearance communicates meaning, begitu kata Leathers (1976). Penampilan mengkomunikasikan makna. Komunikasi lewat penampilan atau biasa disebut komunikasi artifaktual (artifactual communication) berbeda dengan komunikasi kinesik atau proksemik, meski kadang saling berhubungan. Komunikasi artifaktual sebagai bagian dari system komunikasi nonverbal mencakup segala sesuatu yang dipakai orang atau melakukan sesuatu terhadap tubuh untuk memodifikasi penampilanya. Tidak mengherankan bila banyak berusaha menyempurnakan penampilannya dengan menggunakan pakaian mahal, kosmetika, model rambut tertentu, kacamata, sampai melakukan oprasi plastic. Oleh karenanya, pembahasan tentang komunikasi artifaktual lebih meniti beratkan pada hal-hal tersebut. Petunjuk artifaktual meliputi segala macam penampilan (appearance) sejak potongan tubuh, kosmetik yang dipakai, baju, tas, pangkat, badge, dan atribut-atribut lainnya. Randal P. Harrison menyebutkan Artifactual Codes ini seperti manipulation of dress, kosmetik (make-up), perlengkapan, obyek seni, simbol status, arsitektur, dan sebagainya. (http://ebookbrowsee.net/komunikasi-artifaktual-pdf-d307637323) Penampilan fisik seseorang dapat mempengaruhi reaksi dari orang-orang lainnya.Orang yang gemuk berharap langsing, dan juga orang yang kurus. Warna kulit, warna rambut, panjang rambut, penampilan secara umum, riasan wajah, dan perhiasan juga akan mempengaruhi orang lain. Pakaian, kadang-kadang membuat orang dapat berkomunikasi, mengenal status ekonomi, pekerjaan serta nilai sama baiknya dengan citra diri. Sehingga penampilan fisik dapat mewarnai persepsi orang terhadap pesan dari seseorang (Anderson, 1990 dalam Faturakhman, 2000:32). Bagaimana artifaktual itu berpengaruh pada komunikasi antarbudaya? Penampilan seseorang sangat mempengaruhi proses komunikasi. Penampilan fisik seseorang dapat mempengaruhi reaksi dari orang-orang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa artifaktual sangat berpengaruh pada komunikasi antarbudaya. Dengan melihat penampilan seseorang, orang akan tau seperti apa kepribadian orang tersebut, pekerjaan serta nilai sama baiknya dengan citra diri, kelas social seseorang, dari kalangan apa orang tersebut karena artifaktual ini menunjukan citra diri seseorang. Contohnya keluarga dari pesepakbola David Becham. Keluarga ini sangat berbeda dengan masyarakat umum lainya, ini terlihat dari cara berpakaian, cara merias diri, barang-barang yang digunakan seperti tas, sepatu, topi, dll. Ini membuktikan bahwa artifaktual adalah cerminan diri atau citraan diri seseorang. Gamabar2